Anda di halaman 1dari 44

MODUL TEORI ANATOMI FISIOLOGI

TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK

Sistem Peredaran Darah, Sistem Pencernaan, Sistem


Pernafasan, Sistem Endokrin

Disusun Oleh :
1. M. Atik Martisiningsih, S.Si., M.Sc.
2. Muji Rahayu. S.Si.,Apt., M.Sc.
3. Drs. Subiyono, M.Sc.

PROGRAM STUDI D IV
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLTEKES KEMENKES YOGYAKARTA
JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK
2018

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kami panjatkan kepada Allah SWT karena berkat Rahmat dan
Hidayah-Nya, sehingga modul “Teori Anatomi Fisiologi” bagi mahasiswa ini dapat
diselesaikan. Modul disusun ini sebagai acuan mahasiswa dalam melaksanakan
diskusi/praktik untuk memperoleh pengalaman dan keterampilan dalam melaksanakan
Pemberdayaan Masyarakat dalam pemeriksaan trigliserida. Pembelajaran diskusi/praktik
di kelas dan di lapangan/masyarakat merupakan suatu upaya untuk meningkatkan
pemahaman, pengetahuan, sikap, dan ketrampilan yang didapat mahasiswa saat mengikuti
pendidikan di Program Studi Sarjana Terapan Jurusan Teknologi Laboratorium Medik
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. Selain itu, kegiatan diskusi/praktik ini dilakukan untuk
membentuk calon Ahli Teknologi Laboratorium Medik yang kompeten, professional dan
siap bekerja. Semoga modul ini bermanfaat sebagai acuan mahaisiswa dalam rangka
peningkatan kualitas calon tenaga Ahli Laboratorium Medik.

Yogyakarta, 18 Desember 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

Cover..................................................................................................................i
Kata Pengantar..................................................................................................ii
Daftar Isi..........................................................................................................iii
PENGANTAR UMUM.....................................................................................6
A. DESKRIPSI...............................................................................................6
B. TUJUAN....................................................................................................6
C. PRASYARAT............................................................................................7
D. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL...................................................7
E. KEGIATAN BELAJAR/POKOK MATERI.............................................8
1. KEGIATAN PRAKTIK 1: SISTEM PEREDARAN DARAH
a. Petunjuk.......................................................................................9
b. Pokok Bahasan.............................................................................9
c. Pengertian Sistem Peredaran Darah.............................................9
d. Fungsi Sistem Peredaran Darah...................................................9
e. Organ Sistem Peredaran Darah..................................................10
f. Mekanisme Peredaran Darah....................................................15
g. Refrensi......................................................................................16
2. KEGIATAN PRAKTIK 2: SISTEM PENCERNAAN

a. Petunjuk.....................................................................................17
b. Pokok Bahasan...........................................................................17
c. Pengertian Sistem Pencernaan...................................................17
d. Anatomi Fungsional Sistem Pencernaan...................................20
e. Proses Pencernaan Mekanis di Mukut, Faring,dan Esofagus....22
f. Lambung....................................................................................22
g. Usus Halus dan Struktur Terkait................................................26
h. Hati dan Kantong Empedu.........................................................27
i. Usus Besar.................................................................................28
j. Refrensi......................................................................................29

iii
3. KEGIATAN PRAKTIK 3: SISTEM PERNAFASAN
a. Petunjuk.....................................................................................30
b. Pokok Bahasan...........................................................................30
c. Fungsi Utama Sistem Pernafasan..............................................30
d. Anatomi Fungsional Sistem Pernafasan....................................31
e. Mekanisme Pernafasan..............................................................34
f. Refrensi......................................................................................35
4. KEGIATAN PRAKTIK 4: SISTEM ENDOKRIN
a. Petunjuk.....................................................................................36
b. Pokok Bahasan...........................................................................36
c. Pengertian Sistem Endokrin.......................................................36
d. Fungsi Kelenjar Endokrin..........................................................37
e. Macam-macam Kelenjar Endokrin............................................37
f. Refrensi......................................................................................44

iv
PENGANTAR UMUM

A. DESKRIPSI
Modul ini merupakan bahan ajar mandiri bagi mahasiswa Teknologi
Laboratorium Medik dalam rangka untuk memberi bekal pengetahuan, sikap dan
keterampilan mahasiswa dalam mempelajari materi semester satu dari teori Anatomi
Fisiologi. Dimana teori tersebut terdiri atas Sistem Peredaran Darah, Sistem
Pencernaan, Sistem Pernafasan, dan Sistem Endokrin.
Setelah membaca dan belajar dengan modul ini, mahasiswa akan memperoleh
pengertian tentang Sistem Peredaran Darah, Sistem Pencernaan, Sistem Pernafasan,
dan Sistem Endokrin. Selain itu, Anda akan memahami bagaimana sistem tersebut
bekerja pada tubuh kita dan mengetahui risiko nya apabila terjadi kelainan. Dalam
modul ini, Anda akan mempelajari pengertian dari berbagai sistem tersebut.

B. TUJUAN
Setelah membaca modul ini, Mahasiswa diharapkan memiliki
kemampuan sebagai berikut:

1. Mampu menjelaskan pengertian dan konsep Sistem Peredaran Darah, Sistem


Pencernaan, Sistem Pernafasan, dan Sistem Endokrin

6
C. PRASYARAT
Lulus mata kuliah Anatomi Fisiologi.

D. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL


Agar Anda berhasil dengan baik mempelajari modul ini ikutilah petunjuk belajar
sebagai berikut:
1. Bacalah dengan cermat bagian Pendahuluan modul ini sampai Anda memahami
betul apa, untuk apa, dan bagaimana mempelajari modul ini.
2. Baca sepintas bagian demi bagian, dan temukan kata-kata kunci dan kata- kata
yang Anda anggap baru. Carilah dan baca pengertian kata-kata kunci dalam daftar
kata-kata sulit modul ini atau dalam Kamus yang ada.
3. Tangkaplah pengertian demi pengertian dari isi modul ini melalui pemahaman
sendiri dan tukar pikiran dengan mahasiswa atau guru lain dan dengan dosen/tutor
Anda.
4. Terapkan prinsip, prosedur, dan metode dan media penyluhan secara imajiner
(dalam pikiran) dan dalam situasi terbatas melalui simulasi sejawat (peer group
simulasi) pada saat bimbingan.
5. Mantapkan pemahaman Anda melalui diskusi mengenai pengalaman simulasi
dalam kelompok kecil atau klasikal pada saat bimbingan atau tutorial.
6. Baca terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai
7. Pelajari uraian materi sampai tuntas
8. Baca rangkuman
9. Mengarahkan mahasiswa cara menggunakan modul secara bertahap dan
menjelaskan metode yang digunakan mahasiswa

E. KEGIATAN BELAJAR/POKOK MATERI


Untuk membantu Anda menguasai kemampuan dalam melaksanakan praktikum
Kimia Klinik, dalam modul ini akan disajikan pembahasan dan latihan dalam butir
uraian, dalam beberapa kegiatan belajar (KB) sebagai berikut:

KEGIATAN SISTEM PEREDARAN DARAH


1:
KEGIATAN SISTEM PENCERNAAN
2:
KEGIATAN SISTEM PERNAFASAN
3:
KEGIATAN SISTEM ENDOKRIN
4:
KEGIATAN TEORI I

SISTEM PEREDARAN DARAH

A. Petunjuk
1. Sebelum anda mempelajari isi bab ini, terlebih dahulu baca baik-baik deskripsi
materi yang ada pada awal bab ini.
2. Sesudah itu, mualailah pelajari isi bab ini dan rangkumannya dengan cermat
3. Diskusikan dengan teman-teman Anda permasalahan yang masih belum jelas dan
apabila ada kesulitan jangan segan-segan menanyakan kepada pengajar atau
pembimbing
4. Apabila semua tugas telah selesai didiskusikan, kerjakan semua soal latihan yang
diberikan pembimbing

B. Pokok Bahasan
1. Pengertian dan konsep Sistem Peredaran Darah
C. Pengertian Sistem Peredaran Darah

Sistem peredaran dalam bahasa medis sering disebut dengan sistem


kordiovaskular. Sistem peredaran manusia termasuk dalam sistem peredaran darah
ganda. Alasan disebut sebagai sistem peredaran darah ganda disebabkan peredaran
darah melalui jantung sebanyak dua kali. Sehingga, terdapat dua sistem peredaran
darah, yaitu peredaran darah kecil dan peredaran darah besar. Skema sistem peredaran
darah dapat dilihat pada gambar di bawah.

Gambar 9 : sistem peredaran darah


D. Fungsi Sistem Peredaran Darah Manusia

Dalam sistem peredaran darah manusia, darah menjadi alat pengangkut atau
transportasi utama yang sangat penting bagi tubuh kita. Berikut beberapa fungsi
peredaran darah yang menunjukkan betapa pentingnya darah bagi manusia.

1. Berguna untuk mengangkut sari-sari makanan yang berasal dari usus ke seluruh bagian
tubuh manusia.
2. Berfungsi untuk mengangkut oksigen yang berasal dari organ pernapasan paru-paru dan
mendistribusikannya ke seluruh tubuh. Serta juga mengangkut karbon dioksida dari
seluruh tubuh menuju ke paru-paru.
3. Berfungsi untuk mengangkut hormon dari tempat produksinya menuju ke bagian tubuh
yang membutuhkannya.
4. Berguna untuk mengangkut zat-zat sisa hasil proses metabolisme sel menuju ke organ
ekskresi yaitu ginjal.
5. Bermanfaat untuk menjaga kestabilan temperatur tubuh agar tetap berada diantara 36
derajat celcius  sampai 37 derajat celcius. Hal ini dikarenakan temperatur tubuh manusia
tidak dipengaruhi oleh lingkungannya. Namun dapat dijaga melalui sistem peredaran
darah. Caranya adalah dengan menyebarkan energi panas dalam tubuh secara merata ke
seluruh tubuh.
6. Darah juga berfungsi untuk membunuh kuman yang masuk ke dalam tubuh kita.

E. Organ Sistem Peredaran Darah Manusia

1. Jantung
a. Struktur Jantung

Jantung mamalia dan manusia memiliki empat ruangan, yakni ventrikel kiri dan
kanan dan atrium kiri dan kanan. Jika dibandingkan dengan dinding ventrikel, dinding
atrium bentuknya lebih tipis, dikarenakan ventrikel pada jantung harus bekerja lebih
kuat agar dapat memompa darah ke seluruh organ tubuh kita.

Selain itu, dinding ventrikel kiri juga lebih tidak tipis dibanding ventrikel kanan,
gara-gara ventrikel kiri bekerja lebih kuat memompa darah menuju semua tubuh.
Sedang ventrikel kanan hanya memompa darah ke paru-paru. Atrium kanan dan kiri
dipisahkan oleh sekat yang dinamai septum atriorum. Sedang, sekat yang mengantarai
ventrikel kanan dan kiri disebut septum interventrakularis.

b. Cara Kerja Jantung

Darah kotor berasal dari tubuh masuk ke atrium kanan, sesudah itu melalui katup
yang disebut katup trikuspid mengalir ke ventrikel kanan. trikuspid berhubungan
bersama terdapatnya tiga daun jaringan yang terdapat di lubang pada ventrikel kanan
dan atrium kanan. Kontraksi ventrikel akan menutup katup trikuspid, tetapi mengakses
katup pulmoner yang terdapat pada lubang masuk arteri pulmoner.

Darah yang masuk ke dalam arteri pulmoner akan diteruskan ke paru-paru kiri dan
kanan, dimana masing-masing dialirkan melalui cabang-cabang arteri sebelah kiri.
Arteri-arteri ini bercabang sampai membentuk arteriol

Arteriol-arteriol mengalirkan darah ke pembuluh kapiler di dalam paru-paru. Di


situlah darah melepaskan karbon dioksida dan mengikat oksigen. Kemudian, darah
diangkut oleh pembuluh darah venul yang mempunyai fungsi sebagai saluran anak yang
berasal dari vena pulmoner.

Empat vena pulmoner (dua berasal dari tiap tiap paru-paru) mempunyai darah kaya
oksigen ke atrium kiri jantung. Hal tersebut merupakan bagian sistem sirkulasi yang
dikenal sebagai sistem peredaran darah pendek/kecil (pulmoner).

Dari atrium kiri, darah mengalir ke ventrikel kiri melalui katup bikuspid.
Disebabkan kontraksi ventrikel katup aortik pada lubang masuk ke aorta akan terbuka
dan menyebabkan katup bikuspid menutup. Cabang-cabang yang pertama berasal dari
aorta terdapat tepat di dekat katup aortik. Dua lubang menuju ke arteri-arteri koroner
kiri dan kanan.

Arteri koroner adalah pembuluh darah yang berikan makan sel-sel jantung.
Caranya arteri koroner yang menuju arteriol akan menyalurkan darah ke pembuluh
kapiler sehingga bisa menembus dan menyebar ke semua bagian jantung. lalu, darah
diangkut oleh venul menuju ke vena koroner yang bermuara ke atrium kanan. Sistem
sirkulasi ini kerap disebut sistem koroner.

Disamping itu, aorta berasal dari ventrikel kiri juga bercabang menjadi arteri yang
mengedarkan darah kaya oksigen ke semua tubuh (kecuali paru”), sesudah itu darah
miskin (kurang) oksigen diangkut berasal dari jaringan tubuh oleh pembuluh vena ke
jantung (atrium kanan). Peredaran darah ini kerap dinamai peredaran darah
panjang/besar.
c. Tekanan Darah Jantung

Otot jantung memiliki kekuatan untuk berdenyut sendiri secara terus menerus.
Sebuah sistem terintegrasi yang berada di dalam jantung mengawali denyutan dan
merangsang ruang-ruang pada jantung secara sistematis.

Impuls menyebar ke semua bagian atrium dan ke simpul atrioventrikel. Kemudian,


dorongan akan dilanjutkan ke otot ventrikel melalui serabut purkinje. Hal ini berjalan
cepat supaya kontraksi ventrikel merasa pada apeks jantung dan menyebar bersama cepat
ke arah pangkal arteri besar yang meninggalkan jantung.

Kecepatan denyut jantung di dalam keadaan sehat berbeda-beda, terpengaruh oleh


aktivitas, makanan, pekerjaan, keadaan emosi dan juga umur. Kecepatan normal denyut
nadi pada pas bayi lebih kurang 140 kali permenit, denyut jantung ini tambah mengalami
penurunan bersama pertambahan umur, pada orang dewasa kuantitas denyut jantung
lebih kurang 70 sampai 80 per menit.

Biasanya pas seseorang beristirahat jantungnya berdetak lebih kurang 70 kali per
menit dan juga memompa darah 70 ml tiap tiap denyut (volume denyutan adalah 70 ml).
Jadi kuantitas darah yang dipompa tiap tiap menit ialah 70 × 70 ml atau 4,9 liter. Sewaktu
banyak bergerak, seperti olahraga, kecepatan jantung bisa berubah menjadi 140 per menit
dan volume denyut lebih berasal dari 140 ml.

2. Pembuluh Darah

Pembuluh darah merupakan jalur bagi darah yang mengalir berasal dari jantung
menuju ke jaringan tubuh, dan sebaliknya. Pembuluh darah sanggup dibagi jadi tiga
macam, yaitu pembuluh kapiler, pembuluh vena dan pembuluh nadi.

a. Pembuluh Kapiler

Pembuluh kapiler adalah pembuluh darah kecil yang miliki diameter kurang lebih
sebesar sel darah merah, yaitu 7,5 μm. Meskipun diameter sebuah kapiler benar-benar
kecil, kuantitas kapiler yang timbul berasal dari sebuah arteriol tergolong besar supaya
keseluruhan daerah sayatan melintang yang tersedia untuk aliran darah meningkat. Pada
orang dewasa kurang lebih terdapat 90.000 km kapiler.
Dinding kapiler terdiri atas satu lapis sel epitel yang permiabel daripada membran
plasma sel. Asam amino, Glukosa, Oksigen, serta berbagai ion dan zat lain yang
dibutuhkan secara gampang sanggup berdifusi lewat dinding kapiler ke dalam cairan
interstitium mengikuti gradien konsentrasinya. Sebaliknya, limbah nitrogen, karbon
dioksida, serta hasil sampingan metabolisme lain sanggup bersama gampang berdifusi ke
dalam darah.

b. Pembuluh Vena

Pembuluh vena (pembuluh balik) merupakan pembuluh darah yang mempunyai


darah ke arah jantung. Pembuluh balik terdiri atas tiga lapisan, seperti pembuluh arteri.
Dari susunan dalam ke arah luar adalah endotel, otot polos dan jaringan elastik, serta
jaringan ikat fibrosa.

Pada sepanjang pembuluh vena, terdapat katup-katup yang menahan darah ulang ke
jaringan tubuh. Pembuluh vena terdapat lebih ke permukaan terhadap jaringan tubuh
daripada pembuluh arteri.

Pada mamalia dan manusia, tak sekedar pembuluh darah vena berasal dari jaringan
tubuh yang ulang ke jantung, tersedia pula vena yang sebelum saat ulang ke jantung
datang dahulu ke suatu alat tubuh, jikalau darah berasal dari usus sebelum saat ke jantung
datang dulu di hati. Peredaran darah seperti ini disebut sistem vena porta.

c. Pembuluh Nadi

Pembuluh nadi (pembuluh arteri) merupakan pembuluh darah yang mempunyai


darah berasal dari jantung menuju kapiler. Arteri vertebrata dilapisi endotel dan miliki
dinding yang relatif tidak tipis yang memiliki kandungan otot polos dan jaringan ikat
elastis. Arteri condong terdapat agak lebih dalam di jaringan badan.

Dinding arteri besar (aorta) yang nampak berasal dari jantung banyak memiliki
kandungan jaringan ikat. Kekuatan tiap sistol ventrikel mendorong darah ke dalam arteri
dan melebarkannya supaya sanggup menampung darah tersebut. Pada pas diastol,
kelenturan dinding bagian pertama arteri selanjutnya menunjang mendorong darah ke
bagian arteri yang jadi lebar. Elastisitas arteri yang besar itu mengubah arus darah jadi
tenang.

Kontraksi dan Peregangan arteri yang terjadi bergantian bersama benar-benar


cepat menuju perifer (7,5 m per detik) yang sanggup dirasakan sebagai denyut nadi.
Setelah arteri capai jaringan, arteri dapat bercabang-cabang. Pada tiap cabang rongga
saluran jadi makin lama sempit, tetapi kuantitas luas penampang makin lama besar
supaya tekanannya menurun dan kecepatan arus darah berkurang.

F. Mekanisme Sistem Peredaran Darah

Kerja sistem peredaran darah manusia dikendalikan oleh organ jantung yang
berguna untuk memompa darah agar mampu mengalir ke semua tubuh. Saat otot
jantung berelaksasi, jantung dalam keadaan mengembang, volumenya besar, dan
tekanannya kecil.

Sehingga menyebabkan darah dari vena kava (darah kotor dari tubuh), masuk ke
dalam serambi kanan, katup AV terbuka dan darah terus masuk ke dalam bilik kanan.
Sementara itu di belahan jantung sebelah kiri, darah dari vena pulmonalis (darah
bersih dari paru-paru) masuk ke dalam bilik kiri.

Saat otot jantung berkontraksi jantung dalam keadaan mengerut. Darah yang telah
ada dalam bilik kanan dipompa masuk ke arteri pulmonalis. Waktu itu katup AV
menutup sedang katup ke arteri pulmonalis membuka.

Di bagian jantung sebelah kiri, darah di dalam bilik kiri dipompa masuk ke aorta.
Sementara itu, katup AV menutup, sedang katup ke aorta membuka.Pada sistem
peredaran darah manusia terkandung dua lintasan peredaran darah, yakni peredaran
darah besar dan peredaran darah kecil. Kedua peredaran darah ini disebut peredaran
darah ganda.

1. Peredaran Darah Besar/Panjang/Sistemik

Peredaran darah besar merupakan peredaran darah yang mengalirkan darah yang
kaya oksigen dari bilik kiri jantung lalu diedarkan ke semua jaringan tubuh. Oksigen
bertukar dengan karbon dioksida di jaringan tubuh. Lalu darah yang banyak
mengandung karbon dioksida melalui vena dibawa menuju serambi kanan jantung.

2. Peredaran Darah Kecil/Pendek/Pulmonal

Peredaran darah kecil merupakan peredaran darah yang mengalirkan darah dari
jantung ke paru-paru dan lagi lagi ke jantung. Darah yang kaya karbon dioksida dari
bilik kanan dialirkan ke paru-paru melalui arteri pulmonalis, di alveolus paru-paru
darah selanjutnya bertukar dengan darah yang kaya akan oksigen yang lantas akan
dialirkan ke serambi kiri jantung melalui vena pulmonalis.

Proses peredaran darah tergoda terhitung oleh kecepatan aliran darah, luas
penampang pembuluh darah, tekanan darah dan kinerja otot jantung, dan pembuluh
darah.

Pada kapiler terkandung spingter prakapiler menyesuaikan aliran darah ke kapiler:

1) Bila spingter prakapiler berkontraksi, kapiler akan tertutup dan aliran


darah yang melalui kapiler selanjutnya akan berkurang.
2) Bila spingter prakapiler berelaksasi maka kapiler-kapiler yang bercabang
dari pembuluh darah utama membuka dan darah mengalir ke kapiler.

Pada vena sekiranya otot berkontraksi maka vena akan terperas dan kelepak yang
terkandung terhadap jaringan akan bertindak sebagai katup satu arah yang menjaga
agar darah mengalir hanya menuju ke jantung.

G. Referensi
Maulida, Nurul S. Modul Persiapan Ujian Sistem Peredran Darah.
https://www.academia.edu/35351541/modul_Sistem_Peredaran_Darah.doc
x . Diakses pada 9 November 2018.
KEGIATAN PRAKTIK II

SISTEM PENCERNAAN

A. Petunjuk
1. Sebelum anda mempelajari isi bab ini, terlebih dahulu baca baik-baik deskripsi
materi yang ada pada awal bab ini.
2. Sesudah itu, mualailah pelajari isi bab ini dan rangkumannya dengan cermat
3. Diskusikan dengan teman-teman Anda permasalahan yang masih belum jelas dan
apabila ada kesulitan jangan segan-segan menanyakan kepada pengajar atau
pembimbing
4. Apabila semua tugas telah selesai didiskusikan, kerjakan semua soal latihan yang
diberikan pembimbing

B. Pokok Bahasan
1. Pengertian dan konsep Sistem Pencernaan

C. Pengertian Sistem Pencernaan


Organ sistem pencernaan terbagi menjadi dua kelompok utama:
1. Saluran pencernaan atau saluran gastrointestinal (gastrointestinal tract = GIT)
adalah saluran pencernaan berotot kontinous dalam tubuh yang mencerna dan
menyerap bahan makanan. Organ saluran pencernaan meliputi: mulut, faring,
kerongkongan, lambung, usus halus, dan usus besar.
2. Organ aksesori, yang membantu pencernaan secara fisik dan menghasilkan sekresi
yang memecah bahan makanan di saluran pencernaan, meliputi: gigi, lidah, kantong
empedu, kelenjar ludah, hati, dan pankreas.

Gambar 1. Kanal alimentary dan organ asesori sistem digesti


Proses Pencernaan
1. Menelan, yaitu tindakan sederhana memasukkan makanan ke dalam mulut.
2. Propulsi, yaitu memindahkan makanan melalui saluran pencernaan dan termasuk
menelan dan peristalsis.
3. Pencernaan mekanis adalah proses fisik penyiapan makanan untuk pencernaan kimia
dan melibatkan pengunyahan, pencampuran, pengadukan, dan segmentasi.
4. Pencernaan kimiawi adalah serangkaian langkah katabolik dimana molekul makanan
kompleks dipecah menjadi molekul kimiawi penyusunya oleh enzim.
5. Penyerapan adalah proses perpindahan produk akhir pencernaan dari lumen saluran GI
melalui sel mukosa ke dalam darah atau getah bening.
6. Defekasi, yaitu membuang atau menghilangkan zat yang tidak dapat dicerna dari tubuh
melalui anus sebagai kotoran.

Organ Sistem Pencernaan: Struktur organ dan Hubungan antar organ


Hubungan Organ Pencernaan dengan Peritoneum
Peritoneum viseral mencakup permukaan luar sebagian besar organ pencernaan, dan
garis peritoneum parietal melapisi dinding rongga abdominopelvic. Rongga peritoneal
terletak di antara peritoneum viseral dan parietal dan berisi cairan serosa. Mesenteries adalah
lapisan ganda peritoneum yang meluas ke organ pencernaan dari dinding tubuh dimana
pembuluh darah, pembuluh limfa, dan saraf organ pencernaan, bertaut serta menyimpan
lemak. Organ retroperitoneal berada di bagian posterior mesenterium, terletak di dinding
abdomen dorsal.
Sirkulasi splanchnic mensuplai darah untuk sistem pencernaan dan mencakup arteri
yang bercabang dari aorta lambung untuk mensuplai darah organ pencernaan dan sirkulasi
portal hepatik.

Histologi Teritori Alimentari


a. Mukosa atau membrane mucus adalah membran epithelial terdalam dan lembab yang
melapisi seluruh saluran pencernaan dari mulut hingga anus, berfungsi:
(1) mengeluarkan lendir, enzim pencernaan, dan hormon; 
(2) menyerap produk akhir pencernaan ke dalam darah; 
(3) melindungi terhadap penyakit menular.
Terdiri dari lapisan sel epitel, lamina propria, dan mukosa muskularis.
Epitel - kolumnar kolom sederhana dan sel goblet
Lamina propria – jaringan ikat areolar dengan kapiler dan folikel limfoid
(MALT=mucous associated lymphatic tissue)
Muscularis mucosae - lapisan tipis sel otot polos, menghasilkan gerakan lokal mukosa

b. Submukosa adalah lapisan jaringan ikat yang cukup padat yang berisi pembuluh darah
dan limfatik, folikel limfoid, dan serabut saraf. Bagian ini berisi pleksus saraf submukosa
dari Meissner, salah satu dari 2 pleksus saraf intrinsik utama, yang mengatur kelenjar dan
otot mukosa muskularis.
c. Muscularis externa terdiri dari otot polos dan bertanggung jawab untuk peristalsis dan
segmentasi. Berisi pleksus myenterik Auerbach, pleksus saraf intrinsik utama
lainnya. Terletak di antara dua lapisan otot polos, mengontrol motilitas saluran GI.
d. Serosa, lapisan terluar pelindung organ intraperitoneal, yaitu peritoneum viseral.

Gambar 2. Struktur dasar kanal alimentary


D. Anatomi Fungsional Sistem Pencernaan
1. Mulut adalah rongga berlapis epitel skuamosa berlapis skuamosa dengan batas bibir,
pipi, langit-langit mulut, dan lidah.
a. Bibir dan pipi memiliki inti otot rangka yang tertutup secara eksternal oleh kulit
yang membantu menjaga makanan di antara gigi saat kita mengunyah dan
mempunyai peran kecil dalam berbicara.
b. Langit langit membentuk atap mulut dan memiliki dua bagian: langit-langit keras
di bagian anterior dan langit-langit lunak di bagian belakang.

Gambar 3. Anatomi rongga mulut

c. Lidah terbuat dari jalinan ikatan otot rangka dan digunakan untuk mereposisi
makanan saat mengunyah, mencampur makanan dengan air liur, memulai menelan,
dan membantu membentuk konsonan untuk berbicara.
d. Kelenjar ludah menghasilkan air liur, yang membersihkan mulut, melarutkan bahan
kimia makanan, melembabkan makanan, dan mengandung enzim amylase yang
memulai pemecahan pati.
Sebagian besar air liur diproduksi oleh kelenjar saliva ekstrinsik yang berada
di luar rongga mulut dan mencurahkan semua sekresi saliva ke dalam rongga mulut.
Selain itu saliva juga ditambah oleh kelenjar saliva intrinsik kecil, yang juga disebut
kelenjar bukal, tersebar di seluruh mukosa rongga mulut.
Kelenjar saliva ekstrinsik terdiri dari kelenjar parotid, submandibular, dan
sublingual
a. Parotid - hanya sel serosa (tidak ada mucin)
b. Submandibular dan bukal - kira-kira sama jumlah sel serosa dan mukosa
c. Sublingual - hanya sel mukosa
Komposisi saliva terdiri dari air (97- 99,5%), karena itu bersifat hypoosmotic.
Saliva bersifat sedikit asam (pH 6,75 - 7,00), namun pHnya bisa bervariasi. Zat
terlarutnya meliputi elektrolit (Na, K, Cl, PO 4, dan HCO3); enzim pencernaan amilase
saliva dan lipase lingual (keduanya aktif secara optimal pada pH asam); protein
mucin, lysozyme, dan IgA; dan limbah metabolik (urea dan asam urat). Saat
dilarutkan dalam air, mucin glikoprotein membentuk lendir tebal yang melumasi
rongga mulut dan menghidrasi bahan makanan.
Perlindungan terhadap mikroorganisme diberikan oleh (1) antibodi IgA; (2)
lysozyme, enzim bakterisida yang menghambat pertumbuhan bakteri di mulut dan
dapat membantu mencegah kerusakan gigi; (3) senyawa sianida; dan (4) defensin.
Selain bertindak sebagai antibiotik lokal, defensins berfungsi sebagai sitokin untuk
memanggil sel defensif (limfosit, neutrofil) ke dalam mulut untuk perlawanan.
Selain keempat pelindung ini, bakteri yang hidup di belakang lidah mengubah
nitrat yang diturunkan makanan dalam air liur menjadi nitrit yang, pada gilirannya,
diubah menjadi oksida nitrat dalam lingkungan asam. Oksida nitrat yang sangat
beracun diyakini bertindak sebagai senyawa bakterisidal di lokasi ini.
Air liur juga berfungsi sebagai media klinis yang bisa digunakan untuk
mendeteksi dan memantau penyakit tertentu. Misalnya, tes air liur untuk antibodi
HIV, kanker mulut, dan diabetes. Secara sederhana, penilaian cepat kadar hormon
tubuh dapat dilakukan dengan menggunakan air liur.
Gambar 4. Kelenjar saliva. (a) Kelenjar parotid, submandibular dan sublingual,
(b) Fotomikrograf kelenjar sublingual: sel yang memproduksi mucus (biru muda)
bagian yang memproduksi cairan serosa (ungu).

e. Gigi, befungsi merobek dan menggiling makanan, memecahnya menjadi potongan-


potongan yang lebih kecil.

Gambar 5 : Gigi Manusia


2. Faring (oropharynx dan laryngopharynx) merupakan jalur umum untuk makanan,
cairan, dan udara.
3. Esofagus merupakan jalur makanan dan cairan dari laringofaring ke lambung
kemudian bergabung di bagian kardiak lambung.

E. Proses Pencernaan mekanis yang terjadi di Mulut, Faring, dan Esofagus


1. Mastikasi, atau mengunyah, memulai pemecahan secara mekanis makanan dan
mencampur makanan dengan air liur.
2. Deglutasi, atau menelan, adalah proses rumit yang melibatkan dua fase utama.
a. Fase bukal bersifat sukarela dan terjadi di mulut dimana bolus dipaksa masuk ke
orofaring.
b. Fase faring esofagus tidak disengaja dan terjadi saat makanan didorong melalui faring
dan masuk ke kerongkongan.
F. LAMBUNG

Lambung adalah tempat penyimpanan sementara dimana pemecahan kimia protein


dimulai dan makanan diubah menjadi chyme. Lambung dewasa bervariasi dari panjang
15-25 cm, namun diameter dan volumenya bervariasi tergantung dari jumlah makanan
yang dikandungnya. Volume lambung sekitar 50 ml saat kosong dan bisa melebar untuk
menampung satu galon atau lebih. 

Daerah utama lambung meliputi daerah cardiac, fundus, bodi, dan daerah pilorus.
Permukaan lambung konveks lateral adalah kelengkungannya yang lebih besar, dan
permukaan medialnya yang cembung kelengkungannya yang lebih kecil. Perluasan dari
lengkungan adalah omentum kecil dan omentum yang lebih besar, yang membantu
mengikat lambung ke organ pencernaan lain dan dinding tubuh.

G.

Gambar 6. Anatomi lambung (a) gross anatomy internal (irisan frontal); (b) foto
eksternal
1. Anatomi Mikroskopik

a. Epitel permukaan mukosa lambung adalah epitel kolumnar sederhana yang


tersusun dari sel piala, yang menghasilkan dua lapisan mukus alkali pelindung.
b. Kelenjar lambung menghasilkan cairan lambung, yang terdiri dari kombinasi
lendir, asam klorida, faktor intrinsik, pepsinogen, dan berbagai hormon.
c. Sel chief menghasilkan pepsinogen dan sejumlah kecil lipase lambung.
d. Sel parietal menghasilkan HCl dan faktor intrinsik (diperlukan untuk
penyerapan vitamin B12).
e. Sel enteroendokrin termasuk sel G, yang menghasilkan gastrin, sel mirip
enterochromaffin (ECLs), yang menghasilkan histamin, dan lainnya yang
menghasilkan somatostatin dan serotonin.
f.Sel-sel leher mukus menghasilkan lendir yang tipis, berair, asam.

Gambar 7 . Anatomi mikroskopik lambung (irisan longitudinal)


2. Proses Pencernaan mekanis yang Terjadi di Lambung

Selain sebagai tempat penampungan makanan yang tertelan, lambung


melanjutkan pembongkaran makanan yang dimulai di rongga mulut dengan
mendegradasi makanan secara fisik dan kimiawi. Proses ini menghasilkan chyme,
yang selanjutnya didorong masuk ke dalam usus kecil.
Pencernaan protein dimulai di lambung dan merupakan satu-satunya jenis
pencernaan enzimatik yang terjadi. Protein makanan didenaturasi dengan HCl
yang diproduksi oleh kelenjar lambung dalam persiapan pencernaan enzimatik.
(Rantai asam amino yang tidak melipat lebih mudah dijangkau oleh enzim.)
Enzim pencerna protein yang paling penting yang diproduksi oleh mukosa cairan
adalah pepsin. Pada bayi, kelenjar lambung juga mensekresikan rennin, enzim
yang bekerja pada protein susu (kasein), mengubahnya menjadi zat curdy yang
terlihat seperti susu asam. Selain itu, lipase lingual yang dilepaskan oleh kelenjar
liur intrinsik dapat mencerna beberapa trigliserida di lambung.
Dua zat larut lipid yang umum yaitu alkohol dan aspirin mudah lewat melalui
mukosa lambung ke dalam darah. Alkohol dan aspirin dapat menyebabkan
pendarahan lambung, jadi zat ini harus dihindari oleh penderita tukak gastrik.
Selain menyiapkan makanan untuk memasuki usus, fungsi lambung yang
penting bagi kehidupan adalah sekresi faktor intrinsik. Faktor intrinsik diperlukan
untuk penyerapan usus vitamin B12, yang diperlukan untuk menghasilkan eritrosit
dewasa. Jika factor intrinsic ini tidak ada, mengakibatkan anemia pernisiosa.
Gambar 8. Mekanisme pengaturan neural dan hormonal sekresi cairan lambung

H. Usus halus dan Struktur Terkait


Usus halus adalah tempat penyelesaian pencernaan dan penyerapan nutrisi. Usus ini
bemula dari sfingter pilorus ke katup ileocecal di mana ia bergabung dengan usus besar
dengan diameter 2,5 – 4 cm dan panjang 2 – 4 m. Usus kecil memiliki tiga bagian:
duodenum, jejunum, dan ileum. Hal ini sangat disesuaikan untuk penyerapan dengan tiga
modifikasi mikroskopis: plicae sirkuler, villi, dan microvilli.
1. Lingkaran plicae adalah lipatan melingkar mukosa dan submukosa yang memberi
gerakan spiral pada chyme, memungkinkan lebih banyak pencampuran dengan sekresi
usus dan penyerapan yang lebih besar.
2. Villi adalah proyeksi mukosa seperti jari berupa selaput kolagen absorptif. Sel-sel epitel
vili (disebut enterocytes) adalah sel kolumnar absolut. Inti setiap villus adalah anyaman
kapiler yang padat dan kapiler getah bening yang lebar yang disebut lacteal (lak te-al).
Bahan makanan yang dicerna diserap melalui sel epitel ke dalam darah kapiler dan lacteal
ini.
3. Microvilli (brush border) adalah proyeksi dari permukaan apikal setiap sel epitel yang
selanjutnya meningkatkan luas permukaan untuk penyerapan dan juga mengandung
enzim yang menyelesaikan pencernaan nutrisi.
Kripta usus (kelenjar), atau kriptus Lieberkühn, terletak di antara villi dan
mengeluarkan sekret usus yang berfungsi sebagai cairan pembawa untuk menyerap
nutrisi dari chyme. Sel panet dalam kriptogram mensekresi lysozyme, enzim yang
mendegradasi dinding sel bakteri. Jumlah kriptus berkurang sepanjang usus kecil.
Submukosa berisi patch Peyer, nodul limfa yang meningkat jumlahnya sepanjang
usus halus. Submukosa juga mengandung kelenjar duodenum (kelenjar Brunner), yang
mengeluarkan lendir alkali untuk meningkatkan pH dan melindungi dinding
duodenum. Distensi atau iritasi pada mukosa oleh hipotonik atau asam merangsang
pelepasan jus usus, sekitar 1 - 2 liter per hari.
I. Hati dan kantong empedu
Hati dan kantong empedu adalah organ aksesori yang berhubungan dengan usus
halus. Hati adalah kelenjar terbesar di tubuh dan memiliki empat lobus. Hati terdiri dari
lobulus hati, yang terbuat dari sel hati (hepatosit).
Fungsi hati dalam pencernaan adalah untuk menghasilkan empedu, yang
merupakan pengemulsi lemak.

Gambar 9 . Hati dan kantong empedu

Empedu adalah larutan alkali kuning hijau yang mengandung garam empedu,
pigmen empedu (terutama bilirubin), kolesterol, lemak netral, fosfolipid, dan berbagai
elektrolit. Kantong empedu menyimpan konsentrat empedu yang tidak dibutuhkan
segera untuk pencernaan. Empedu biasanya tidak memasuki usus halus sampai kandung
empedu berkontraksi saat dirangsang oleh cholecystokinin.
J. Usus Besar

Kolon terdiri dari kolon asendens (menaik), di sisi kanan rongga perut ke arah
ginjal kanan, kemudian berbelok membentuk sudut dan berjalan melintasi rongga
perut disebut kolon transversal. Tepat di anterior limpa, membelok tajam dan
menurun ke sisi kiri dinding perut posterior disebut kolon desendens (menurun). Di
bagian inferior, memasuki panggul, di berbentuk S disebut kolon sigmoid (gambar
10).
Kolon adalah retroperitoneal, kecuali bagian melintang dan sigmoidnya. Bagian
ini bersifat intraperitoneal dan bersandar ke dinding perut posterior dengan lembaran
mesenterium yang disebut mesocolons. Di panggul, setinggi tulang vertebra sakral
ketiga, kolon sigmoid bergabung dengan rektum, yang membungkus bagian
posteroinferior tepat di depan sakrum.
Usus besar menyerap air dari residu makanan yang tidak dapat dicerna dan
menghilangkannya sebagai kotoran. Usus besar menunjukkan tiga fitur unik: coli
teniae, haustra, dan epifloid appendage, dan memiliki subdivisi berikut: sekum, usus
buntu, usus besar, rectum (dubur), dan saluran dubur (canal anus).
Coli teniae adalah lapisan longitudinal otot polos dibagi menjadi 3 lapis. Hal ini
menyebabkan keriput dinding, yang membentuk haustra. Epiploid appendage adalah
kantong kecil peritoneum viseral yang penuh dengan lemak.

Gambar 10. Usus besar (kolon)


K. Refrensi

1. Lysa. Anatomi Sistem Pencernaan.

.https://www.academia.edu/19121193/Anatomi_Sistem_Pencernaan . Diakses
pada tanggal 25 November 2018.
KEGIATAN PRAKTIK III

SISTEM PERNAFASAN

A. Petunjuk
1. Sebelum anda mempelajari isi bab ini, terlebih dahulu baca baik-baik deskripsi
materi yang ada pada awal bab ini.
2. Sesudah itu, mualailah pelajari isi bab ini dan rangkumannya dengan cermat
3. Diskusikan dengan teman-teman Anda permasalahan yang masih belum jelas dan
apabila ada kesulitan jangan segan-segan menanyakan kepada pengajar atau
pembimbing
4. Apabila semua tugas telah selesai didiskusikan, kerjakan semua soal latihan yang
diberikan pembimbing

B. Pokok Bahasan
1. Pengertian dan konsep Sistem Pernafasan

C. Fungsi Utama Sistem Pernafasan

Fungsi utama sistem pernafasan adalah untuk menyediakan oksigen bagi


tubuh dan membersihkan tubuh dari karbondioksida. Respirasi meliputi:
1. Ventilasi paru (pernapasan)
Inspirasi dan ekspirasi adalah menghirup udara kaya oksigen,
menghembuskan udara kaya karbon dioksida
2. Respirasi eksternal
Pertukaran gas antara kapiler alveolar dan alveoli (pergerakan oksigen dari
alveoli ke dalam darah, pergerakan karbon dioksida dari darah ke alveoli)
3. Transportasi gas pernafasan
Oksigen dari paru-paru ke jaringan, karbon dioksida dari jaringan ke paru-paru
4. Respirasi internal
Gerakan oksigen dari darah ke jaringan, karbon dioksida dari jaringan ke
dalam darah.

D. Anatomi Fungsional Sistem Pernafasan

1. Hidung, Sinus dan Paranasal

Hidung merupakan saluran napas untuk respirasi; melembabkan,


menghangatkan, menyaring, dan membersihkan udara masuk; menyediakan
ruang resonansi untuk berbicara; dan tempat reseptor pembau.

Hidung terbagi menjadi hidung luar, yang dibentuk oleh tulang rawan hialin
dan tulang tengkorak, dan rongga hidung, yang seluruhnya berada di dalam
rongga tengkorak. Bagian depan hidung dilapisi kulit, mengandung kelenjar
keringat, kelenjar sebasea, dan rambut (vibrissae) yang berfungsi sebagai filter
kasar untuk menahan partikel besar memasuki rongga hidung.

2. Pharynx

Faring menghubungkan rongga hidung dan mulut di bagian superior serta


laring dan esofagus di bagian inferior.
a. Nasofaring berfungsi sebagai satu-satunya jalan udara, dan terdapat tonsil, yang
menangkap dan menghancurkan patogen di udara. Uvula adalah langit-langit
lunak (soft palatum) yang menggantung kearah posterior dan bergerak kearah
superior selama menelan untuk mencegah aliran makanan dan cairan ke
nasofaring.
b. Oropharynx adalah jalur udara dan makanan yang meluas dari inferior langit-
langit lunak ke epiglotis. Epithelium berubah menjadi skuamosa bertingkat untuk
melawan gesekan makanan. Tonsil (amandel) palatine tertanam di dinding lateral
fauce (tenggorokan) dan amandel lingual berada di dasar lidah.
c. Laringo faring adalah jalur udara dan makanan yang terletak tepat di posterior
epiglotis, meluas ke laring, dan berlanjut ke bagian inferior kerongkongan.

Gambar 1. Faring

3. Larynx
Laring menempel di bagian superior tulang hyoid, membuka laringofaring, dan
menempel di bagian inferior trakea. Laring berupa saluran udara terbuka, mengarahkan
makanan dan udara ke jalur yang benar, dan menghasilkan suara melalui pita suara.

Laring terdiri dari tulang rawan hialin: tiroid, krikoid, arittenoid berpasangan,
kornik, dan runcing; dan epiglotis, yaitu tulang rawan elastis.

Ligamen vokal membentuk inti lipatan mukosa, pita suara sebenarnya, yang
bergetar saat udara melewatinya untuk menghasilkan suara.Lipatan vokal dan ruang
medial di antara keduanya disebut glotis.
Gambar 2. Laring
4. Bronchi dan Subdivisi : cabang Bronki

Zona konduksi terdiri dari bronki primer kanan dan kiri yang memasuki
setiap paru-paru dan terbagi menjadi bronkus sekunder yang menuju setiap
lobus paru-paru. Cabang bronki sekunder menjadi beberapa bagian bronki
tersier, yang akhirnya bercabang menjadi bronkiolus
Ketika jalan napas menjadi semakin kecil, tulang rawan pendukung
berubah karakter sampai akhirnya tidak ada lagi di bronkiolus. Zona
pernafasan dimulai dari terminal bronkiolus masuk ke bronkiolus pernapasan
yang berakhir di saluran alveolar dalam kantung alveolar (saccus alveolus),
yang terdiri dari alveoli.
Alveoli dikelilingi oleh serat elastis dan jaringan kapiler yang
luas. Alveoli memiliki pori-pori alveolar terbuka untuk menyamakan tekanan
dan memiliki makrofag alveolar untuk melakukan fagositosis partikulat yang
masuk ke dalam alveoli.
Selaput pernapasan terdiri dari lapisan tunggal epitel skuamosa, sel tipe-I,
dikelilingi oleh lamina basal. Interspersed di antara sel tipe-I adalah sel tipe
cuboidal-II mensekresikan surfaktan.

Gambar 3. Bronkioli-Alveoli

34
5. Paru dan Pleura

Paru-paru menempati semua rongga toraks kecuali untuk


mediastinum. Setiap paru berada di dalam rongga pleura sendiri dan terhubung
ke mediastinum oleh sampiran vaskular dan bronkial yang disebut akar paru.
Setiap lobus paru berisi sejumlah segmen bronkopulmoner, masing-
masing dialiri darah oleh arteri, vena, dan bronkus tersier. Jaringan paru-paru
sebagian besar terdiri dari ruang udara, yang seimbang dengan jaringan paru-
paru, disebut stroma, yang terdiri dari jaringan ikat elastis.
Ada dua sirkulasi darah dalam paru-paru yaitu jaringan paru membawa darah
sistemik ke paru-paru untuk oksigenasi, dan arteri bronkial memberikan darah
sistemik ke jaringan paru-paru.
Paru-paru dipersarafi (diinervasi) oleh saraf motorik parasimpatis dan simpatis
yang dapat menyempitkan atau melebarkan saluran udara, serta serat sensorik
viseral.
Pleura terbentuk dari lapisan ganda serosa yang tipis.
 Pleura parietal menutupi dinding toraks, menghadap bagian superior
diafragma, dan berlanjut di sekitar jantung di antara paru-paru.
 Pleura viseral meliputi permukaan paru-paru luar, mengikuti kontur dan
celahnya.

E. Mekanisme Pernafasan

Udara bergerak/mengalir (tetapi tidak didorong) di sepanjang jalur


pernafasan dalam perjalanan ke paru-paru karena perbedaan tekanan di dalam
dada. Selama inspirasi otot interkostal, pectoralis minor, dan sternocleidomastoid
berkontraksi untuk memperluas tulang rusuk, dan kontraksi diafragma untuk
meratakan bentuk kubahnya. Efek gabungan dari kontraksi ini adalah
peningkatan ukuran (volume) rongga dada. Volume dada menurun, dan udara
mengalir dari tubuh. Ekspirasi saat bernafas normal adalah proses pasif (tidak
memerlukan energi) yang melibatkan relaksasi otot.

Interkostal internal dan otot dinding perut berkontraksi dalam ekspirasi


35
paksa; Namun, otot ini tidak digunakan untuk ekspirasi saat bernafas normal.
Ekspirasi paksa paksa sengaja memaksa udara keluar dari paru-paru, yang terjadi
saat meniup lilin atau menggembungkan balon. Dalam hal ini, energi untuk
kontraksi otot diperlukan.

Gambar 4. Otot pernafasan: (a) otot intercostal eksternal dan diafragma pada awal
inspirasi, (b) tindakan otot tambahan untuk melanjutkan inspirasi, (c) mundur dari organ
perut, menyebabkan diafragma ke kubah saat rileks, (d) tindakan otot selama ekspirasi
paksa

Gambar 5. Otot – otot yang terlibat pernafasan

F. Refrensi

1. Haskas, Yusron. Buku Ajar Sistem Respirasi.


https://www.academia.edu/36608725/Buku_Ajar_Sistem_Respirasi.
Diakses pada tanggal 28 November 2018.

36
KEGIATAN PRAKTIK IV

SISTEM ENDOKRIN

A. Petunjuk
1. Sebelum anda mempelajari isi bab ini, terlebih dahulu baca baik-baik
deskripsi materi yang ada pada awal bab ini.
2. Sesudah itu, mualailah pelajari isi bab ini dan rangkumannya dengan
cermat
3. Diskusikan dengan teman-teman Anda permasalahan yang masih belum
jelas dan apabila ada kesulitan jangan segan-segan menanyakan kepada
pengajar atau pembimbing
4. Apabila semua tugas telah selesai didiskusikan, kerjakan semua soal
latihan yang diberikan pembimbing

B. Pokok Bahasan
1. Pengertian dan konsep Sistem Endokrin

C. Pengertian Sistem Endokrin


Endokrin adalah kelenjar tanpa saluran atau kelenjar buntu digolongkan bersama
di bawah nama organ endokrin, sebab sekresi yang dibuat tidak meninggalkan

37
kelenjarnya melalui saluran, tetapi langsung masuk ke dalam darah yang beredar di
dalam jaringan kelenjar.

D. Fungsi Kelenjar Endokrin


1. Menghasilkan hormon-hormon yang dialirkan ke dalam darah yang diperlukan oleh
jaringan- jaringan dalam tubuh tertentu.
2. Mengontrol aktifitas kelenjar tubuh.
3. Merangsang aktifitas kelenjar tubuh.
4. Merangsang pertumbuhan jaringan.
5. Mengatur metabolisme, oksidasi, meningkatkan ab sorpsi glukosa pada usus halus.
6. Mempengaruhi metabolisme lemak, protein, hidrat arang, vitamin, mineral dan air.

E. Macam-macam Kelenjar Endokrin

1. Kelenjar hipofisis
Kelenjar hipofisis (pituitary) disebut juga master of gland atau kelenjar
pengendali karena menghasilkan bermacam – macam hormon yang mengatur
kegiatan kelenjar lainnya.

Gambar 1. Kelenjar Hipofisis


Hipofisis dibagi menjadi 3 bagian:
1. Hipofisis lobus anterior (bagian depan hipofisis)

Hormon – hormon yang dihasilkan oleh lobus anterior yaitu :

38
a. Hormon somatotropin : merangsang sintesi protein & metabolisme lemak
serta merangsang pertumbuhan tulang.
b. Hormon tirotropin : mengontrol pertumbuhan & perkembangan
kelenjar gondok.
c. Adrenocorticotropic hormone (ACTH) : Mengontrol pertumbuhan dan
perkembangan aktivitas kulit ginjal dan merangsang kelenjar adrenal.
d. Follicle Stimulating Hormone (FSH) : pada perempuan merangsang
pematangan folikel dalam ovarium dan menghasilkan estrogen sedangkan pada
pria merangsang terjadinya spermatogenesis (proses pematangan sperma)
e. Luteinizing Hormone (LH) : Mempengaruhi pematangan folikel dalam
ovarium dan menghasilkan progestron

2. Hipofisis lobus intermedia (bagian tengah hipofisis)

Hormon yang dihasilkan yaitu :

a. MSH (Melanosit Stimulating Hormon) : Mempengaruhi warna kulit


individu. dengan cara menyebarkan butir melanin, apabila hormon ini banyak
dihasilkan maka menyebabkan kulit menjadi hitam.

Gambar 2. Kelenjar Hipofisis2


3. Hipofisis lobus posterior (bagian belakang hipofisis)

39
Hormon yang dihasilkan yaitu
a. Oksitosin : Menstimulasi kontraksi otot polos pada rahim wanita selama
proses melahirkan
b. Hormon ADH : Menurunkan volume urine dan meningkatkan tekanan darah
dengan cara menyempitkan pembuluh darah

2. Kelenjar Tiroid
Tiroid merupakan kelenjar kecil, dengan diameter sekitar 5 cm dan terletak di
leher, tepat dibawah jakun. Kedua bagian tiroid dihubungkan oleh ismus, sehingga
bentuknya menyerupai huruf H atau dasi kupu-kupu.
Dalam keadaan normal, kelenjar tiroid tidak terlihat dan hampir tidak teraba,
tetapi bila membesar, dokter dapat merabanya dengan mudah dan suatu benjolan bisa
tampak dibawah atau di samping jakun

.
Gambar 3. Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid mempunyai fungsi sebagai berikut:
(1) Metabolisme
Metabolisme berkaitan penggunaan makanan yang diserap oleh tubuh. Bahan
makanan akan dibakar menjadi panas dan energi untuk aktivitas.Terlalu aktif atau
kurang aktif kelenjar ini akan menyebabkan perubahan fisis dalam berat badan. Tiroid
memproduksi tiroksin yaitu hormon yang meningkatkan laju dari aktivitas hampir di
seluruh reaksi kimia dalam sel-sel tubuh.
(2) Pertumbuhan dan perkembangan
Tiroid memproduksi hormon yang berpengaruh pada pertumbuhan tulang. Di
samping itu, juga mengontrol tingkat kalsium dengan kalsitonin—hormon yang

40
mengatur pergerakan kalsium ke dalam tulang. Kerja tiroid berlawanan dengan kerja
dari hormon paratiroid yang bersifat meningkatkan pembongkaran kalsium dari tulang.
Efek dari hormon pertumbuhan dari kelenjar pituitari tidak berarti tanpa adanya
tiroksin.
(3) Pengeringan kulit
Tiroid juga mengontrol kesehatan kulit. Kurang aktifnya tiroid akan
menyebabkan kulit menjadi kering. Lapisan paling luar dari kulit akan menjadi kering,
sel-sel mati, dan akan selalu dari lapisan pertumbuhan. Jika laju sel-sel yang diganti
abnormal, akan terjadi kekeringan. Defisiensi dan dari fungsi tiroid langsung
mengontrol lajini.
(4) Kolesterol
Tiroid mempunyai pengaruh pada tingkat kolesterol dalam tubuh. Kolesterol
adalah bahan seperti lemak yang ditemukan dalam banyak jaringan dan merupakan
komponen yang menyebabkan penyumbatan arteri. Jika tingkat kolesterol terlalu
tinggi, hal ini dapat menyebabkan arteriosklerosis atau pengerasan arteri.
Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid, yang mengendalikan kecepatan
metabolisme tubuh. Hormon tiroid mempengaruhi kecepatan metabolisme tubuh
melalui 2 cara:
1. Merangsang hampir setiap jaringan tubuh untuk menghasilkan protein
2. Meningkatkan jumlah oksigen yang digunakan oleh sel.
Jika sel-sel bekerja lebih keras, maka organ tubuh akan bekerja lebih cepat.
Untuk menghasilkan hormon tiroid, kelenjar tiroid memerlukan yodium, yaitu
suatu eleman yang terdapat di dalam makanan dan air. Kelenjar tiroid menangkap
yodium dan mengolahnya menjadi hormon tiroid. Setelah hormon tiroid digunakan,
beberapa yodium di dalam hormon kembali ke kelenjar tiroid dan didaur-ulang untuk
kembali menghasilkan hormon tiroid.
Tubuh memiliki mekanisme yang runit untuk menyesuaikan kadar hormon
tiroid. Hipotalamus (terletak tepat di atas kelenjar hipofisa di otak) menghasilkan
thyrotropin-releasing hormone, yang menyebabkan kelenjar hipofisa mengeluarkan
thyroid-stimulating hormone (TSH). Sesuai dengan namanya, TSH ini merangsang
kelenjar tiroid untuk menghasilkan hormon tiroid. Jika jumlah hormon tiroid dalam
darah mencapai kadar tertentu, maka kelenjar hipofisa menghasilkan TSH dalam
jumlah yang lebih sedikit; jika kadar hormon tiroid dalam darah berkurang, maka
kelenjar hipofisa mengeluarkan lebih banyak TSH. Hal ini disebut mekanisme umpan
41
balik.
Hormon tiroid terdapat dalam 3 bentuk:
1. Tiroksin (T4), merupakan bentuk yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid, hanya
memiliki efek yang ringan terhadap kecepatan metabolisme tubuh.

2. Tiroksin dirubah di dalam hati dan organ lainnya ke dalam bentuk aktif, yaitu
tri-iodo-tironin (T3). Perubahan ini menghasilkan sekitar 80% bentuk hormon aktif,
sedangkan 20% sisanya dihasilkan oleh kelenjar tiroid sendiri.

3. Kalsitonin

Perubahan dari T4 menjadi T3 di dalam hati dan organ lainnya, dipengaruhi oleh
berbagai faktor, diantaranya kebutuhan tubuh dari waktu ke waktu. Sebagian besar T4
dan T3 terikat erat pada protein tertentu di dalam darah dan hanya aktif jika tidak
terikat pada protein ini. Dengan cara ini, tubuh mempertahankan jumlah hormon tiroid
yang sesuai dengan kebutuhan agar kecepatan metabolisme tetap stabil.
Agar kelenjar tiroid berfungsi secara normal, maka berbagai faktor harus bekerjasama
secara benar:
- hipotalamus
- kelenjar hipofisa
- hormon tiroid (ikatannya dengan protein dalam darah dan perubahan T4 menjadi T3
di dalam hati serta organ lainnya).

3. Kelenjar Paratiroid
Kelenjar paratiroid adalah sebuah kelenjar endokrin di leher yang memproduksi
hormon paratiroid. Manusia biasanya mempunyai empat kelenjar paratiroid, yang
biasanya terdapat di bagian belakang kelenjar tiroid atau kelenjar yang dekat dengan
kelenjar tiroid sehingga disebut dengan "paratiroid".
Sekresi paratiroid, yaitu hormon paratiroid, mengatur metabolisme zat kapur
didalam darah dan tulang. Hipoparatiroidisma, yaitu kekurangan kalsium dalam isi
darah atau hipokalsemia, mengakibatkan keadaan yang disebut tetani, dengan gejala
khas kejang dan konvulsi,khususnya pada tangan dan kaki yang disebut karpopedal
spasmus. Simtom-simtom ini dapat cepat diringankan dengan pemberian kalsium.
Hormon Paratiroid bisa menurun sangat rendah pada pasien post operasi
pengangkatan kelenjar tiroid karena ikut terangkatnya kelenjar paratiroid yang
akibatnya adalah penurunan kadar kalsium dalam darah hipokalsemia. Hormon
42
Paratiroid mengakibatkan : peningkatan resorpsi kalsium dari tulang, peningkatan
reabsorbsi kalsium di ginjal, peningkatan absorbsi kalsium di Saluran cerna oleh
Vitamin D. Namun, Peningkatan kadar hormon paratiroid juga mengakibatkan
penurunan kadar fosfat dalam darah, karena hormon ini meningkatkan sekresi fosfat
dalam darah.
Hiperparatiroidisma atau over-aktivitas kelenjar byasanya ada sangkut pautnya
dengan pembesaran (tumor) kelenjar. Keseimbangan distribusi kalsium terganggu,
kalsium dikeluarkan kembali dari tulang dan dimsukkan kembali ke dalam serum
darah, dengan akibat terjadinya penyakit tulang dengan tanda-tanda khas beberapa
bagian keropos, yang byasa dikenal dengan osteitis fibrosa sistika, karena terbentuk
kista pada tulang. Kalsiumnya diendapkan di dalam ginjal dan dapat menyebabkan
batu dinjal dan kegagalan ginjal.

4. Kelenjar Timus

Kelenjar timus terletak didalam toraks, kira-kira pada ketinggian bifurkasi


trakea. Warnanya kemerah – merahan dan terdiri atas dua lobus. Pada bayi yang baru
lahir sangat kecil dan beratnya dan beratnya kira – kira 10 gram atau lebih sedikit.
Ukrannya berambah pada masa remaja beratnya dari 30 sampai 40 gram, dan
kemudian mengerut lagi pada masa dewasa. Fungsinya belum diketahui. Fungsinya
belum diketahui tetapi diperkirakan ada hubungannya dngan produksi antibodi.
Hingga saat ini, fungsi kelenjar diketahui hanya sebagai tempat produksi sel T yang
dibutuhkan di dalam sistem kekebalan tubuh.

Gambar 4. Kelenjar Timus

Karakteristik Kelenjar Timus: 

43
  Terletak di sepanjang rongga trachea di rongga dada bagian atas. 
 Timus membesar sewaktu pubertas dan mengacil setelah dewasa. 
 Kelenjar ini merupakan kelenjar penimbunan hormon somatotrof atau hormon
pertumbuhan dan setelah dewasa tidak berfungsi lagi. 
 Kelenjar timus berperan dalam sistem pertahanan tubuh dengan menghasilkan
hormone Thymosin, Thymic humoral factor, Thymic factor dan Thymopoietin.

5. Kelenjar Adrenal

Kelenjar adrenal adalah dua struktur kecil yang terletak dia atas tiap ginjal.
Kelenjar ini kaya akan persediaan darah. Baik secara anatomi maupun fungsional,
kelenjar itu terdiri dari dua bagian yang berbeda. Bagian luar disebut koerteks adrenal
dan bagian dalam disebut medula adrenal. Bagian medula menghasilkan hormon
adrenalin(epinefrin). Adrenalin berpengaruh terhadap penyempitan pembuluh darah
sehingga mengakibatkan tekanan darah dan denyut jantung meningkat, mengubah
glikogen(gula otot) menjadi glukosa(gula darah). Bersama hormon insulin(sekret dari
kelenjar prakreas), mengatur kadar gula dalam darah sampai 0,1%.

Bagian korteks(bagian luar) mensekresikan hormon kortin(kortison dan


deoksikortison). Kekurangan hormon ini menyebebkan penyakit Addison, yang
gejalanya antara lain tekanan darah rendah dan nafsu makan hilang. Penyakit ini dapa
menyebebkan kematian pada penderita.

Gambar 5. Kelenjar Adrenal

44
F. Refrensi

1. Pearce, Evelyn. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta:


Gramedia.

45

Anda mungkin juga menyukai