Anda di halaman 1dari 42

0

MODUL PRAKTIKUM
HEMATOLOGI FISIOLOGI

Penulis
Andika Aliviameita S.ST. M.Si.
Puspitasari, S.ST., MPH

Diterbitkan oleh
UMSIDA PRESS
Jl. Mojopahit 666 B Sidoarjo

Copyright©2019 .
Authors
All rights reserved

D-IV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
2019

1
Modul Praktikum
Hematologi Fisiologi

Penulis :
Andika Aliviameita, S.ST.,M.Si
Puspitasari, S.ST.,M.PH

ISBN :

Editor :
Septi Budi Sartika

M. Tanzil Multazam
Copy Editor :
Fika Megawati
Design Sampul dan Tata Letak :
Mochamad Nashrullah
Penerbit :
UMSIDA Press
Redaksi :
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Jl. Mojopahit No 666B
Sidoarjo, Jawa TImur
Cetakan pertama, September 2019

© Hak cipta dilindungi undang-undang


Dilarang memperbanyak karya tulis ini dengan suatu apapun
tanpa ijin tertulis dari penerbit.

2
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kita panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga tim penyusun dapat menyelesaikan Modul Praktikum Hematologi
Fisiologi untuk mahasiswa Program Studi D-IV Teknologi Laboratorium Medis Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.
Modul praktikum dibuat sebagai pedoman kegiatan praktikum untuk Mata Kuliah
Praktikum Hematologi Fisiologi. Diharapkan dengan adanya modul praktikum ini mahasiswa
terbantu dalam mempersiapkan dan melakukan praktikum dengan terencana, terarah. Pada
setiap materi praktikum telah ditetapkan tujuan, dasar teori, dan semua kegiatan yang harus
dilakukan sehingga dapat memperdalam pemahaman mahasiswa.
Tim penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan Modul Praktikum Hematologi
Fisiologi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran
yang membangun untuk perbaikan modul praktikum ini dimasa mendatang.
Akhir kata, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu. Semoga modul praktikum ini bermanfaat bagi semua pihak yang telah
membacanya.

Sidoarjo, September 2019

Tim Penyusun

3
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii


DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... vi
KURIKULUM
A. Deskripsi Mata Kuliah................................................................ 1
B. Capaian Pembelajaran ................................................................ 1
C. Rencana Pembelajaran Semester (RPS) ................................. ... 1
MATERI PRAKTIKUM
A. Praktikum 1 (Perhitungan Leukosit)........................................... 2
B. Praktikum 2 (Perhitungan Eritrosit) ........................................... 7
C. Praktikum 3 (Pemeriksaan Differential Leukosit) ............................12
A. Praktikum 4 (Pemeriksaan Kadar
Hemoglobin)...............................16 B. Praktikum 5 (Perhitungan
Eosinofil) ................................................20 C. Praktikum 6
(Perhitungan Trombosit) ..............................................25
LAMPIRAN...........................................................................................................29

4
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Lapang Pandang Leukosit ............................................................. 4


Gambar 2 Lapang Pandang Leukosit di Hemositometer ............................... 4
Gambar 3 Kamar Hitung Improve Neubauer ................................................ 9
Gambar 4 Lapang Pandang Eritrosit ............................................................. 9
Gambar 5 Area Hitung Pada Hapusan Darah ............................................... 14
Gambar 6 Menghomogenkan Darah Dengan Larutan Drabkins .................. 18
Gambar 7 Lapang Pandang Eosinofil ........................................................... 22
Gambar 8 Lapang Pandang Trombosit .......................................................... 27

5
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Rencana Pembelajaran Semester (RPS) .........................................29

6
KURIKULUM

A. Deskripsi Mata Kuliah


Mata kuliah ini berkaitan dengan keterampilan dalam pemeriksaan darah rutin
dengan metode yang berbeda dengan mata kuliah hematologi sebelumnya, serta
pemeriksaan darah rutin lanjutan seperti hitung sel eosinofil.

B. Capaian Pembelajaran
Mahasiswa mampu memahami dan melakukan pemeriksaan Hematologi Rutin
dasar dan lanjutan dengan berbagai metode.

C. Rencana Pembelajaran Semester (RPS)


Terlampir

7
MATERI PRAKTIKUM

A. Praktikum 1
PENGHITUNGAN LEUKOSIT

1. Tujuan :
Mengetahui jumlah leukosit dalam tubuh pasien per mm3 darah.

2. Dasar Teori :
Leukosit merupakan sel darah putih yang diproduksi oleh jaringan
hemopoetik untuk jenis bergranula (polimorfonuklear) dan jaringan limpatik untuk
jenis tak bergranula (mononuklear), berfungsi dalam sistem pertahanan tubuh
terhadap infeksi. ( Sutedjo, 2006). Sel darah putih (leukosit) merupakan unit yang
aktif dari sistem pertahanan tubuh, mengendung inti dan mempunyai peranan
dalam pertahanan seluler dan humoral organisme terhadap zat-zat asingan.
Leukosit berfungsi menyediakan pertahanan yang cepat dan kuat terhadap setiap
agen infeksi yang ada. Didalam darah manusia, normal didapati jumlah leukosit
rata-rata 6000-10000 sel/mm3, bila jumlahnya lebih dari 12000, keadaan ini
disebut leukositosis, bila kurang dari 5000 disebut leukopenia.

8
Fungsi primer sel darah putih adalah melindungi tubuh dari infeksi. Sel
ini bekerja dengan erat bersama protein respons imun, imunoglobulin dan
komplemen Neutrofil, eosinofil, basofil dan monosit yang merupakan fagosit;
semua sel ini mengingesti dan menghancurkan patogen dan debris sel. (Tarwoto
2007). Hitung leukosit menyatakan jumlah sel-sel leukosit per liter darah (SI Unit)
atau per mm3 darah. Untuk penerapan hitung leukosit ada 2 metode, yaitu manual
dan elektronik. Cara menghitung leukosit metode manual menggunakan pipet
leukosit, kamar hitung dan mikroskop sedangkan metode elektronik adalah cara
semi automatik. Cara ini lebih unggul karena tekniknya lebih mudah, waktu yang
diperlukan lebih singkat dan kesalahannya lebih kecil. Namun kelemahannya
adalah harga alat mahal dan sulit memperoleh reagen.
Dalam menghitung leukosit dengan cara manual, darah diencerkan
dalam pipet leukosit kemudian dimasukkan ke dalam kamar hitung. Jumlah
leukosit dihitung dalam volume tertentu dengan mengenakan faktor konversi
jumlah leukosit per µL darah dapat diperhitungkan. (Gandasoebrata, 1967)
3. Prinsip :
Untuk menghitung jumlah leukosit menggunakan pipet thoma leukosit
ditambah pengencer Turk. Larutan pengencer Turk berfungsi untuk melarutkan sel
– sel lain (sehingga hanya leukosit yang tampak pada kamar hitung) juga berfungsi
sebagai pewarna inti leukosit.

4. Alat dan bahan :


1) Haemocytometer
2) Botol penampung
3) Mikroskop
4) Tissue
5) Larutan Turk (acetic acid glasial 3 ml + larutan gentian violet 1 ml + aquadest
add 100)
6) PZ
7) Sampel darah + EDTA 10 %

5. Prosedur kerja :
1) Bacalah do’a sebelum memulai praktikum
2) Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.

9
3) Lakukan pengambilan darah makrosampling.
4) Masukkan larutan Turk kedalam botol penampung bersih dan kering.
5) Pasang aspirator pada pipet thoma leukosit.
6) Homogenkan sampel darah kemudian pipet dengan pipet thoma leukosit
sampai diatas skala 0,5.
7) Bersihkan bagian luar pipet dan ujung pipet dengan tissue sampai tepat pada
skala 0,5.
8) Tambahkan larutan Turk sampai tepat skala 11 (tidak boleh ada gelembung).
9) Lepas aspirator, pegang pipet secara mendatar diantara ibu jari dan telunjuk.
10) Homogenkan sampel dalam pipet thoma selama ± 15 – 30 detik.
11) Buang 3 tetes pertama, kemudian tetesan selanjutnya dimasukkan pada kamar
hitung (jangan sampai meluber).
12) Amati dengan mikroskop pada perbesaran lensa obyektif 10 x.

10
Gambar 1. Lapang Pandang Leukosit ditandai dengan huruf “W” (Bellwood, 2014)

Gambar 2. Lapang Pandang Leukosit di Hemositometer

6. Perhitungan :
Rumus Perhitungan Leukosit :
➢ Volume 1 kotak kamar hitung :
= sisi x sisi x tinggi
1
= 1×1 ×
10
1
= mm3
10
➢ Volume 4 kotak :
1
=4 ×
10

11
4
= mm3
10
➢ Konsentrasi darah :
0,5 0,5 1
= = =
(11-1) 10 20
➢ Menghitung jumlah leukosit :
1 1
= × × ∑ leukosit
volume kamar hitung konsentrasi pengenceran darah
1 1
= x x ∑ leukosit
4/10 1/20

= 50 × ∑ leukosit

Nilai Normal : 4000 – 10000 / mm3 darah

7. Hasil Pemeriksaan :
Nama pasien :

Umur :

Jenis kelamin :

➢ Pada kamar hitung :


Kotak I : .....

Kotak II : .....

Kotak III : .....

Kotak IV : .....

Total (Σ) : .....

➢ Jumlah Leukosit :
1 1
= × × ∑ leukosit
volume kamar hitung konsentrasi pengenceran darah

8. Daftar Pustaka:
Bellwood, B., Andrasik-Catton, M. 2014. Veterinary Technician’s Handbook of
Laboratory Procedures. 1st edition. New York: John Wiley & Sons.
Gandasoebrata, R. 1967. Penuntun Laboratorium Klinik. Dian Rakyat. Jakarta

12
Sutedjo, 2006. Buku Saku Mengenal Penyakit Melalui Pemeriksaan Laboratorium
Edisi Revisi. Amara Books. Yogyakarta
Tarwoto, 2007. Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem Hematologi. Tim
Keperawatan dan Kebidanan.

13
MATERI PRAKTIKUM

B. Praktikum 2
PENGHITUNGAN ERITROSIT

1. Tujuan :
Mengetahui jumlah eritrosit dalam tubuh pasien per mm 3.

2. Dasar Teori :
Hitung eritrosit adalah jumlah eritrosit per milimeter kubik atau mikroliter
darah. Untuk menghitung jumlah sel-sel eritrosit adda 2 metode yaitu metode manual
dan automatik, metode manual hampir sama dengan hitung leukosit yaitu
menggunakan bilik hitung. Sel darah merah atau eritrosit merupakan sel yang paling
sederhana yang ada di dalam tubuh. Eritrosit tidak memiliki nukleus dan merupakan
sel terbanyak dalam darah. Eritrosit mengandung hemoglobin, yaitu protein yang
mengandung besi, berperan dalam transpor oksigen dan karbondioksida di dalam
tubuh. Oleh karena itu eritrosit sangat diperlukan dalam proses oksigenasi organ
tubuh. Dengan mengetahui keadaan eritrosit, secara tidak langsung dapat diketahui
juga keadaan organ tubuh seseorang (Perkins, 2003).
Produksi eritrosit dirangsang oleh hormon eritropoietin. Setelah dewasa
eritrosit dibentuk di sumsum tulang membranosa. Sel pembentuk eritrosit adalah
hemositoblas yaitu sel batang myeloid yang terdapat di sumsum tulang. Semakin
bertambah usia seseorang, maka produktivitas sumsum tulang semakin turun.
Sumsum kuning berlemak yang tidak mampu melakukan eritropesis secara betahap
menggantikan sumsum merah, yang hanya tersisa disternum, vertebra, iga, dasar
tengkorak, dan ujung-ujung atas ekstermitas yang paling panjang. Sumsum merah
tidak hanya menghasilkan sel darah merah tetapi juga merupakan sumber leukosit dan
trombosit, eritrosit. Rata-rata umur sel darah merah kurang lebih 120 hari. Sel-sel
darah merah menjadi rusak dan dihancurkan dalam sistem retikulum endotelium
terutama dalam limfa dan hati (Sherwood,2001).
Eritrosit hidup dan beredar dalam darah tepi (lifespan) rata-rata selama 120
hari. Setelah 120 hari eritrosit mengalami proses penuaan(senescence) kemudian
dikeluarkan dari sirkulasi oleh sistem RES. Apabila destruksi eritrosit terjadi sebelum
waktunya (< 120 hari) maka proses ini disebut sebagai hemolisis. (Bakta, 2006).

14
Kelainan eritrosit dapat digolongkan menjadi : kelainan berdasarkan ukuran
eritrosit(makrosit, mikrosit, anisositosis), kelainan berdasarkan bentuk (Ovalosit,
sferosit, schystocyte, teardrop cells, blister cells, acantocyte, sickle cells, stomatocyte,
dan target cells), kelainan berdasarkan warna eritrosit (Hipokromia, hiperkromia,
anisokromasia, polikromasia). Peningkatan eritrosit dapat menyebabkan polisitemia,
dehidrasi, hipertensi, penyakit kardiovascular. Penurunan jumlah eritrosit dapat
mengakibatkan kehilangan darah, anemia, leukimia, infeksi kronis, mieloma multifel,
cairan per intra vena berlebihan.

3. Prinsip :

Untuk menghitung eritrosit darah, terlebih dahulu diencerkan dengan larutan


Hayem pada pipet thoma eritrosit. Larutan pengencer Hayem bersifat isotonis untuk
menjaga agar eritrosit tidak menjadi lisis.

4. Alat dan bahan :


1) Haemocytometer
2) Botol penampung
3) Mikroskop
4) Tissue
5) Larutan Hayem (Sodium sulfat 2,5 gram + sodium chlorida 0,5 gram +
6) mercury chlorida 0,25 gram + aquadest 100 ml)
7) PZ
8) Sampel darah + EDTA 10 %

5. Prosedur kerja :
1) Bacalah do’a sebelum memulai praktikum
2) Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
3) Lakukan pengambilan darah makrosampling.
4) Masukkan larutan Hayem kedalam botol penampung bersih dan kering.
5) Pasang aspirator pada pipet thoma eritrosit.
6) Homogenkan sampel darah kemudian pipet dengan pipet thoma eritrosit sampai
diatas skala 0,5.

15
7) Bersihkan bagian luar pipet dan ujung pipet dengan tissue sampai tepat pada skala
0,5.
8) Tambahkan larutan Hayem sampai tepat skala 101 (tidak boleh ada gelembung).
9) Lepas aspirator, pegang pipet secara mendatar diantara ibu jari dan telunjuk.
10) Homogenkan sampel dalam pipet thoma selama ± 15 – 30 detik.
11) Buang 3 tetes pertama, kemudian tetesan selanjutnya dimasukkan pada kamar
hitung (jangan sampai meluber).
12) Amati dengan mikroskop pada perbesaran lensa obyektif 10 x dan 40 x.

Gambar 3. Kamar Hitung Improve Neubauer (Bellwood, 2014)

Gambar 4. Lapang Pandang Eritrosit (Bellwood, 2014)

6. Perhitungan :
Rumus Perhitungan Eritrosit:
➢ Volume 1 kotak kamar hitung :
= sisi × sisi × tinggi
1 1 1
= × ×
5 5 10
1
= mm3
250
➢ Volume 5 kotak :

16
1
= ×5
250
1
= mm3
50
➢ Konsentrasi darah :
0,5 0,5 1
= = =
(101 − 1) 100 200
➢ Menghitung jumlah eritrosit :
1 1
= × × ∑ eritrosit
volume kamar hitung konsentrasi pengenceran darah

1 1
= × × ∑ eritrosit
1/50 1/200

= 10000 × ∑ eritrosit

Nilai Normal :
Dewasa wanita : 3,6 – 5,0 juta/mm3 darah
Dewasa pria : 4,2 – 5,4 juta/mm3 darah
Saat lahir : 5,0 – 6,5 juta/mm3 darah

7. Hasil Pemeriksaan :
Nama pasien :
Umur :
Jenis kelamin :
➢ Pada kamar hitung :
Kotak I : ..... Kotak IV : .....
Kotak II : ..... Kotak V : .....
Kotak III : ..... Total (Σ) : .....
➢ Jumlah erirosit :
1 1
= × ∑ eritrosit
volume kamar hitung konsentrasi pengenceran darah

17
8. Daftar Pustaka :
Bakta Imade, 2006. Hematologi Klinik Ringkas. Buku Kedokteran EGC. Jakarta
Perkins LEL, Swayne DE, 2003. Varied Pathogenicity of a Hong Kong origin H5N1
Avian Influenza Virus in Four Passerine Spesies and Budgerigars. Vet. Path.
40:
14-24
Sherwood, L. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Penerjemah : Brahm,
Editor : Santoso B.I., Judul Buku Asli Human Physiology:from cells to
systems. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

18
MATERI PRAKTIKUM

C. Praktikum 3
PEMERIKSAAN DIFFERENTIAL COUNTING

1. Tujuan :
Untuk mengetahui bentuk dan ciri – ciri sel eosinofil, basofil, stab, segmen,
limfosit, monosit (jenis – jenis sel leukosit).

2. Dasar Teori :
Sel darah putih (White Blood Cell) adalah sel efektor dari sistem kekebalan
tubuh dan beredar di seluruh aliran darah dan sistem limfatik. Infeksi atau hasil
cedera fisik pada respon inflamasi, yang menginduksi peningkatan produksi leukosit
untukmengatasi cedera atau infeksi. Karena hubungan antara leukosit dan respon
inflamasi, jumlah leukosit adalah jumlah yang berharga untuk diagnosis dan
prognosis dari beberapa penyakit. Beberapa peneliti telah menemukan bahwa
jumlah leukosit tinggi sangat terkait dengan risiko penyakit jantung koroner, yang
selanjutnya dijelaskan hubungan antara penyakit kardiovaskular dan
peradangan. (Chung et al., 2015)
Hitung jenis leukosit (differential count) adalah nilai komponen-komponen sel
yang menyusun sel darah putih. Jadi, sel darah putih sebetulnya terdiri dari beberapa
jenis sel yaitu basofil, eosinofil, neutrofil, limfosit dan monosit Peningkatan leukosit
biasanya disertai peningkatan salah satu atau lebih komponen sel tersebut mengetahui
jenis komponen sel darah putih yang meningkat dapat membantu menentukan
penyebab leukositosis. Hitung jenis leukosit merupakan penghitungan jenis leukosit
yang ada dalam darah berdasarkan proporsi (%) tiap jenis leukosit dari seluruh jumlah
leukosit.
Hasil pemeriksaan ini dapat menggambarkan secara spesifik kejadian dan
proses penyakit dalam tubuh, terutama penyakit infeksi. Tipe leukosit yang dihitung
ada 5 yaitu neutrofil, eosinofil, basofil, monosit, dan limfosit. Salah satu jenis leukosit
yang cukup besar, yaitu 2x besarnya eritrosit (se! darah merah), dan mampu bergerak
aktif dalam pembuluh darah maupun di luar pembuluh darah. Neutrofil paling cepat
bereaksi terhadap radang dan luka dibanding leukosit yang lain dan merupakan
pertahanan selama fase infeksi akut.

19
3. Prinsip :
Hapusan darah yang sudah diwarnai dengan pewarnaan Giemsa, diamati
dengan mikroskop pada perbesaran lensa obyektif 100 kali dengan bantuan oil imersi.
Lalu menentukan jenis leukosit dan menghitung jumlahnya yang dinyatakan dengan
satuan persen (%).

4. Alat dan Bahan :


1) Obyek glass
2) Pipet tetes
3) Jembatan pewarnaan
4) Spatula
5) Mikroskop
6) Tissue
7) Sampel darah + EDTA 10 %
8) Giemsa induk
9) Buffer phosphat pH 6,8
10) Methanol / alkohol 96 %
11) Oil imersi

5. Prosedur Kerja
1) Bacalah do’a sebelum memulai praktikum
2) Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
3) Buat hapusan darah yang baik dan benar.
4) Lakukan pewarnaan menggunakan pewarna Giemsa siap pakai.
5) Amati hapusan darah dengan mikroskop pada perbesaran lensa obyektif 100 x.
6) Cari area counting (pada daerah ± 1/3 hapusan darah).
7) Tentukan jenis sel leukosit dan menghitung jumlahnya per lapang pandang.
Jumlah keseluruhan sel harus 100 karena dinyatakan dalam persen (%).

20
Gambar 5. Area Hitung Pada Hapusan Darah

6. Hasil Pemeriksaan
Nama pasien :
Umur :
Jenis Kelamin :
Hasil Diffcounting :
Jenis Lapang Pandang Total
Leukosit 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 (Σ)
Eosinofil
Basofil
Stab
Segmen
Limfosit
Monosit
Total
(Σ)

Eos / Bas / Stab / Seg / Lim / Mon (%)

..... / ..... / ..... / ..... / ..... / .....


Nilai Normal :

Eos / Bas / Stab / Seg / lim / mon (%)

1-3 / 0-1 / 0-5 / 50-65 / 25-35 / 4-6 (%)

21
7. Daftar Pustaka :
Chung, Jaebum, dkk.2015.Counting White Blood Cells from a Blood Smear
Using Ptychographic Microscopy.
Patil, Pooja & Ganesh Sable.2013.An Overview: Optimization of WBC and RBC from
Blood Sample Based on Microscopic Images. International Journal of Advanced
Research in Computer and Communication Engineering

22
MATERI PRAKTIKUM

D. Praktikum 4
PEMERIKSAAN KADAR HEMOGLOBIN

1. Tujuan :
Mengetahui kadar hemoglobin (Hb) pada spesimen darah

2. Dasar Teori :
Hemoglobin merupakan penyusun eritrosit berupa protein yang mengandung
zat besi dan memiliki afinitas terhadap oksigen untuk membentuk oksihemaglobin.
Dari mekanisme afinitas tersebut maka akan dapat berlangsung proses distribusi
oksigen dari pulma menuju jaringan (Pearce, 1991). Pada hemoglobin manusia
dewasa normal (hemoglobin A), terdapat 2 jenis rantai polipeptida yang dinamakan
rantai α dan rantai β. Pada rantai α, masing-masing mengandung141 gugus asam
amino, sedangkan pada rantai β masing-masing mengandung 146 rantai asam amino.
Sehingga hemoglobin A dinamai α2β2. Akan tetapi tidak semua hemoglobin dalam
darah dewasa normal merupakan hemoglobin A, sekitar 2,5% hemoglobin merupakan
hemoglobin A2, tempat rantai β diganti oleh rantai δ (α2δ2) (Ganong, 2001).
Adanya hemoglobin dalam darah ini menyebabkan eritrosit berwarna merah,
karena hemoglobin merupakan penyususn 30% dari total isi eritrosit (Mutshler,
1991). Hemoglobin mempunyai berat molekul penyusun 64.450 dan merupakan suatu
molekul yang dibentuk oleh 4 rantai polipeptida, dimana pada tiap polipeptida
melekat pada gugus heme. Heme adalah suatu turunan porfirin yang mengandung
besi (Fe). Polipeptida ini dinamai secara bersama sebagai bagian dari globin dari
molekul hemoglobin. Adapun fungsi dari hemoglobin ini sebagai alat transportasi
O2 serta membawa hasil akhir proses respirasi CO2. Ada beberapa metode
pemeriksaan hemoglobin. Diantara metode pemeriksaan hemoglobin yang paling
sering digunakan di laboratorium dan yang paling sederhana adalah metode sahli, dan
yang lebih canggih adalah metode cyanmethemoglobin (Bachyar, 2002).

3. Metode : Cyanmethemoglobin

4. Prinsip :

23
Hemoglobin akan keluar jika dinding eritrosit dilisiskan dengan NaHCO 3 dan
aquadest. Hemoglobin akan dioksidir oleh K3Fe(CN)6 menjadi methemoglobin.
Methemoglobin kemudian bereaksi dengan KCN menjadi Cyanmethemoglobin yang
berwarna stabil. Intensitas warna di ukur menggunakan fotometer pada panjang
gelombang 540 nm, maka OD larutan seimbang dengan konsentrasi hemoglobin.

5. Alat dan Bahan:


1) Tabung reaksi
2) Rak tabung reaksi
3) Pipet Maat
4) Pipet Hb Sahli
5) Cuvet
6) Spektrofotometer
7) Wrapcling
8) Tissue
9) Sampel darah + EDTA 10%
10) Reagen Drapkins : NaHCO3 1,00 gram + K3Fe(CN)6 0,20 gram + KCN 0,05
gram + Aquadest 1000 ml
11) Standart Hb

6. Prosedur Kerja:
1) Bacalah do’a sebelum memulai praktikum
2) Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
3) Siapkan tiga tabung reaksi yang masing – masing diisi 5 ml larutan Drapkins.
Setiap tabung tandai dengan nomer 1,2,3.
4) Pipet darah EDTA dengan pipet Hb Sahli sebanyak 20 µl.
5) Bersihkan bagian ujung luar pipet denga tissue.
6) Masukkan darah yang sudah di pipet ke dalam tabung nomor 1.
7) Bilas pipet dengan larutan Drapkins yang ada di dalam tabung sebanyak 3 – 5 kali
agar semua darah masuk ke dalam larutan Drapkins.
8) Dengan cara yang sama, isi larutan standart Hb yang sudah diketahui kadarnya ke
dalam tabung reaksi nomor 2 sebanyak 20 µl.
9) Tutup kedua tabung reaksi dengan wrapcling, lalu homogenkan dengan cara di
kocok tanpa menimbulkan buih.

24
10) Diamkan pada suhu kamar ± 15 menit agar terbentuk Cyanmethemoglobin.
11) Pindahkan larutan Drapkins pada tabung nomor 3 ke dalam cuvet sebagai blanko.
Baca menggunakan spektrofotometer pada λ 540 nm.
12) Pindahkan tabung nomor 2 ke dalam cuvet, baca menggunakan spektrofotometer.
Catat hasilnya sebagai OD (Optical Density) Standart.
13) Pindahkan tabung nomor 3 ke dalam cuvet, baca menggunakan spektrofotometer.
Catat hasilnya sebagai OD (Optical Density) test (spesimen).

Gambar 6. Menghomogenkan darah dengan larutan Drabkins

7. Perhitungan :
Kadar Hb pasien OD Test
=
Kadar Hb Standart OD Standart

Jadi, kadar Hb pasien adalah :


OD Test
× Kadar Hb Standart
OD Standart

8. Hasil Pemeriksaan :
Nama pasien :
Umur :
Jenis kelamin :
Kadar Hb :

Nilai Normal :
Pria : 14 – 18 g/dl
Wanita : 12 – 16 g/dl
Bayi baru lahir : 16 – 25 g/dl
Anak-anak : 12 – 16 g/dl

25
9. Daftar Pustaka :
Bachyar,dkk. 2002. Penilaian Status Gizi. Buku Kedokteran EGC. Jakarta
Ganong, W.F. 2001. Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Mutshler, Ernst., 1991, Dinamika Obat Farmakologi dan Toksikolgi, Edisi
Kelima, Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Pearce, C.E. 1991. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama

26
MATERI PRAKTIKUM

E. Praktikum 5
PENGHITUNGAN EOSINOFIL

1. Tujuan :
Mengetahui jumlah eosinofil dalam tubuh pasien per mm3 darah sesuai dengan
volume kamar hitung eosinofil.

2. Dasar Teori :
Eosinofil merupakan sel darah putih dari kategori granulosityang berperan
dalam sistem kekebalan dengan melawan parasit multiselular dan pada beberapa
infeksi infeksi pada makhluk vertebrata. Eosinofil terbentuk pada proses
haematopoiesis yang terjadi pada sumsum tulang sebelum bermigrasi ke dalam
sirkulasi darah.Eosinofil dapat ditemukan pada medulla oblongata dan sambungan
antara korteks otak besar dan timus, dan di dalam saluran pencernaan, ovarium,
uterus, limpa dan lymph nodes. Tetapi tidak dijumpai di paru, kulit, esofagus dan
organ dalam lainnya, pada kondisi normal, keberadaan eosinofil pada area ini sering
merupakan pertanda adanya suatu penyakit (Joyce, 2007).
Eosinofil mengandung sejumlah zat kimiawi antara lainhistamin, eosinofil
peroksidase, ribonuklease, deoksiribonuklease, lipase, plasminogen dan beberapa
asam amino yang dirilis melalui proses degranulasi setelah eosinofil teraktivasi.
Eosinofil merupakan sel substrat peradangan dalam reaksi alergi. Eosinofil dapat
bertahan dalam sirkulasi darah selama 8-12 jam, dan bertahan lebih lama sekitar 8-12
hari di dalam jaringan apabila tidak terdapat stimulasi.
Sel ini serupa dengan neutrofil kecuali granula sitoplasmanya lebih kasar dan
berwarna lebih merah gelap (karena mengandung protein basa) dan jarang terdapat
lebih dari tiga lobus inti. Mielosit eosinofil dapat dikenali tetapi stadium sebelumnya
tidak dapat dibedakan dari prekursor neutrofil. Waktu perjalanan dalam darah untuk
eosinofil lebih lama daripada untuk neutropil. Eosinofil memasuki eksudat
peradangan dan nyata memainkan peranan istimewa pada respon alergi, pada
pertahanan melawan parasit dan dalam pengeluaran fibrin yang terbentuk selama
peradangan (Ronald et al., 2004).

27
Jumlah eosinofil meningkat selama alergi dan infeksi parasit. Bersamaan dengan
peningkatan steroid, baik yang diproduksi oleh kelenjar adrenal selama stress maupun
yang diberikan per oral atau injeksi, jumlah eosinofil mengalami penurunan.
Jumlah eosinofil pada kondisi normal berkisar antara 1-3 % atau 0.1-0.3 x10^3/mmk.
Peningkatan jumlah eosinofil (disebur eosinofilia) dapat dijumpai pada alergi,
pernyakit parasitic, kanker (tulang, ovarium, testis, otak), feblitis, tromboflebitis,
asma, emfisema, penyakit ginjal.

3. Prinsip :
Jumlah sel eosinofil dalam 1 mm3 darah dapat dihitung dengan cara
mengencerkannya dengan larutan Dungern. Jumlah sel dihitung berdasarkan volume
kamar hitung dan konsentrasi darah serta nilai yang didapat

4. Alat dan Bahan :


1) Haemocytometer : pipet thoma leukosit, kamar hitung, aspirator, cover glass
2) Botol penampung
3) Mikroskop
4) Petridish
5) Tissue
6) Sampel darah + EDTA 10%
7) Larutan Dungern : Eosin 1% - 2% 1 bagian + Aceton 1 bagian + Aquadest 8
bagian
8) Larutan PZ

5. Prosedur Kerja :
1) Bacalah do’a sebelum memulai praktikum
2) Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
3) Masukkan larutan Dungern ke dalam botol penampung bersih dan kering.
4) Pasang aspirator pada pipet thoma leukosit.
5) Homogenkan sampel darah EDTA yang ada di botol penampung.
6) Pipet sampel darah EDTA menggunakan pipet thoma leukosit sampai di atas
skala 1.
7) Bersihkan bagian luar pipet dengan tissue sampai tepat skala 1

28
8) Pipet larutan Dungern sampai tepat skala 11. Tidak boleh ada gelembung udara.
9) Lepas aspirator, pegang pipet secara mendatar diantara ibu jari dan telunjuk.
10) Homogenkan sampel dalam pipet thoma selama ± 15 – 30 detik.
11) Buang 3 tetes pertama, kemudian tetesan selanjutnya dimasukkan pada kamar
hitung (jangan sampai meluber).
12) Masukkan kamar hitung ke dalam kamar lembab (petridish yang berisi tissue
yang dibasahi air) dalam posisi mendatar. Diamkan selama 15 menit.
13) Amati dengan mikroskop pada perbesaran lensa obyektif 10 x dan 40 x.

Gambar 7. Lapang Pandang Eosinofil

6. Perhitungan :
➢ Volume 1 kotak kamar hitung :
= sisi × sisi × tinggi
1
=1 × 1×
10
1
= mm3
10
➢ Volume 9 kotak :
1
= ×9
10
9
= mm3
10
➢ Konsentrasi darah :

29
1 1
= =
(11 − 1) 10
➢ Menghitung jumlah eosinofil :
1 1
= × × ∑ eosinofil
vol kamar hitung konsentrasi pengenceran darah

1 1
= × × ∑ eosinofil
1/10 9/10

100
= × ∑ eosinofil
9

Nilai Normal : 150 – 300 sel / mm3

30
7. Hasil Pemeriksaan :
Nama pasien :

Umur :

Jenis kelamin :

➢ Pada kamar hitung:


Kotak I : .....

Kotak II : .....

Kotak III : .....

Kotak IV : .....

Kotak V : .....

Kotak VI : .....

Kotak VII : .....

Kotak VIII: .....

Kotak IX : .....

Total (Σ) : .....

➢ Jumlah eosinofil :

1 1
= × × ∑ eosinofil
vol kamar hitung konsentrasi pengenceran darah

8. Daftar Pustaka :

Joyce LeFever Kee, Pedoman Pemeriksaan Laboratorium & Diagnostik, EGC,


Jakarta, 2007.
R. Gandasoebrata, Penuntun Laboratorium Klinik, Dian Rakyat, Bandung, 1992.
Ronald A. Sacher & Richard A. McPherson, alih bahasa : Brahm U. Pendit dan Dewi
Wulandari, editor : Huriawati Hartanto, Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan
Laboratorium, Edisi 11, EGC, Jakarta, 2004.

31
MATERI PRAKTIKUM

F. Praktikum 6
PENGHITUNGAN TROMBOSIT

1. Tujuan :
Mengetahui jumlah sel trombosit dalam 1 mm3 darah sesuai dengan volume
kamar hitung trombosit.

2. Dasar Teori :
Trombosit adalah fragmen atau kepingan-kepingan tidak berinti dari sitoplasma
megakariosit yang berukuran 1-4 mikron dan beredar dalam sirkulasi darah selama 10
hari. Gambaran mikroskopik dengan pewarnaan Wright – Giemsa, trombosit tampak
sebagai sel kecil, tak berinti, bulat dengan sitoplasma berwarna biru-keabu-abuan
pucat yang berisi granula merah-ungu yang tersebar merata.Trombosit memiliki peran
dalam sistem hemostasis, suatu mekanisme faali tubuh untuk melindungi diri terhadap
kemungkinan perdarahan atau kehilangan darah (Dacie & Lewis, 1991).
Fungsi utama trombosit adalah melindungi pembuluh darah terhadap kerusakan
endotel akibat trauma-trauma kecil yang terjadi sehari-hari dan mengawali
penyembuhan luka pada dinding pembuluh darah. Mereka membentuk sumbatan
dengan jalan adhesi (perlekatan trombosit pada jaringan sub-endotel pada pembuluh
darah yang luka) dan agregasi (perlekatan antar sel trombosit). Orang-orang dengan
kelainan trombosit, baik kualitatif maupun kuantitatif, sering mengalami perdarahan-
perdarahan kecil di kulit dan permukaan mukosa yang disebut ptechiae, dan tidak
dapat mengehentikan perdarahan akibat luka yang disengaja maupun yang tidak
disengaja (Koepke, 1991).
Hitung trombosit dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Metode
secara langsung dengan menggunakan kamar hitung yaitu dengan mikroskop fase
kontras dan mikroskop cahaya (Rees-Ecker) maupun secara otomatis. Metode yang
dianjurkan adalah penghitungan dengan mikroskop fase kontras dan otomatis. Metode
otomatis akhir-akhir ini banyak dilakukan karena bisa mengurangi subyektifitas
pemeriksaan dan penampilan diagnostik alat ini cukup baik.

32
3. Metode : Langsung

4. Prinsip :
Jumlah sel trombosit dalam 1 mm3 darah dapat dihitung dengan cara
mengencerkannya dengan larutan Rees ecker. Jumlah sel di hitung berdasarkan
volume kamar hitung, konsentrasi darah dan nilai sel yang di dapat.

5. Alat dan Bahan:


1) Haemocytometer : pipet thoma eritrosit, kamar hitung, aspirator, cover glass
2) Botol penampung
3) Mikroskop
4) Petridish
5) Tissue
6) Sampel darah + EDTA 10%
7) Larutan Rees ecker : Sodium Sitrat 3,8 gram + Brilliant Cresil Blue 0,1 gram +
Formalin 40% 0,2 ml + Aquadest 100 ml
8) Larutan PZ

6. Prosedur Kerja:
1) Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2) Masukkan larutan Rees ecker ke dalam botol penampung bersih dan kering.
3) Pasang aspirator pada pipet thoma eritrosit.
4) Homogenkan sampel darah EDTA yang ada di botol penampung.
5) Pipet sampel darah EDTA menggunakan pipet thoma eritrosit sampai di atas
skala 0,5.
6) Bersihkan bagian luar pipet dengan tissue sampai tepat skala 0,5.
7) Pipet larutan Dungern sampai tepat tanda 101. Tidak boleh ada gelembung udara.
8) Lepas aspirator, pegang pipet secara mendatar diantara ibu jari dan telunjuk.
9) Homogenkan sampel dalam pipet thoma selama ± 15 – 30 detik.
10) Buang 3 tetes pertama, kemudian tetesan selanjutnya dimasukkan pada kamar
hitung (jangan sampai meluber).
11) Masukkan kamar hitung ke dalam kamar lembab (petridish yang berisi tissue
yang dibasahi air) dalam posisi mendatar. Diamkan selama 15 menit.
12) Amati dengan mikroskop pada perbesaran lensa obyektif 10 x dan 40 x.

33
Gambar 8. Lapang Pandang Trombosit
7. Perhitungan :
➢ Volume 1 kotak kamar hitung :
= sisi × sisi × tinggi
1
= 1 × 1×
10
1
= mm3
10
➢ Volume 4 kotak :
1
= ×4
10
4
= mm3
10
➢ Konsentrasi darah :
1
0,5 1
= = 2 =
(101 − 1) 100 200
➢ Menghitung jumlah trombosit :
1 1
= × × ∑ trombosit
vol kamar hitung konsentrasi pengenceran darah

1 1
= × × ∑ trombosit
4/10 1/200
10
= × 200 × ∑ trombosit
4

34
= 500 × ∑ trombosit

Nilai Normal : 150.000 – 350.000 sel / mm3

8. Hasil Pemeriksaan :
Nama pasien :

Umur :

Jenis kelamin :

➢ Pada kamar hitung :


Kotak 1 : .....

Kotak 2 : .....

Kotak 3 : .....

Kotak 4 : .....

Total (Σ) : .....

➢ Jumlah trombosit :
1 1
= × × ∑ trombosit
vol kamar hitung konsentrasi pengenceran darah

9. Daftar Pustaka :
Dacie, S.J.V. dan Lewis S.M., 1991, Practical Hematology, 7th ed., Longman
Singapore Publishers Ptc. Ltd., Singapore.
Koepke, J.A., 1991, Practical Laboratory Hematology, 1st ed., Churchill
Livingstone, New York.

35
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


PRODI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER
Mata Kuliah : Kode : Rumpun MK : Bobot (SKS): Semester : Tgl. Penyusunan :
Praktikum DA00416 Mata Kuliah 2 3 03-Sep-19
Hematologi Keahlian Berkarya
Fisiologi (mkb)
OTORISASI Dosen Pengembang RPS: Koordinator RMK: Ka. Prodi:
Andika Aliviameita, S.ST.,M.Si Andika Aliviameita, S.ST.,M.Si 03-Sep-19

Capaian CPL-Prodi (S dan KU sesuai dengan rumusan di lampiran Permenristekdikti No 44 Tahun 2015, P dan
Pembelajaran KK sesuai dengan hasil rumusan KPT Prodi)
(CP) SIKAP :

1. Menginternalisasi Nilai, Norma Dan Etika Akademik;


2. Menunjukkan Sikap Bertanggung Jawab Atas Pekerjaan Dibidang Keahliannya Secara Mandiri; Dan

PENGETAHUAN :

1. Menguasai Teknik Sampling Dan Plebotomi;


2. Menguasi Teori Tentang Kimia Klinik, Imunoserologi, Mikrobiologi, Parasitologi Dan Kimia Sesuai
Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi (IPTEK) Untuk Dapat Menginterpretasikan Hasil Secara Tepat;

36
KEMAMPUAN UMUM :

1. Mampu Mendokumentasikan, Menyimpan, Mengamankan, Dan Menemukan Kembali Data Untuk Menjamin
Kesahihan Dan Mencegah Plagiasi.
2. Mampu Menunjukkan Kinerja Mandiri, Bermutu Dan Terukur;
3. Mampu Mendokumentasikan, Menyimpan, Mengamankan, Dan Menemukan Kembali Data Untuk Menjamin
Kesahihan Dan Mencegah Plagiasi.

CP-MK (sesuai dengan rumusan kesepakatan di KPT Prodi)


1. Memiliki Keterampilan Dalam Melakukan Pemeriksaan Hematologi Rutin Dengan Berbagai Metode
Deskripsi Mata kuliah ini melatih mahasiswa dalam melakukan pemeriksaan darah rutin dengan metode yang berbeda
Singkat MK dengan mata kuliah hematologi 1, serta pemeriksaan darah rutin lanjutan seperti hitung sel trombosit dan hitung
sel eosinofil
Materi 1. perhitungan leukosit 2. perhitunagn eritrosit 3.pemeriksaan differential counting 4. pemeriksaan kadar
Pembelajaran/ hemoglobin 5. perhitungan eosinofil, 6. perhitungan trombosit
Pokok Bahasan
Referensi Bellwood, B., Andrasik-Catton, M. 2014. Veterinary Technician’s Handbook of Laboratory Procedures. 1st
edition. New York: John Wiley & Sons. Bakta Imade, 2006. Hematologi Klinik Ringkas. Buku Kedokteran EGC.
Jakarta
Perkins LEL, Swayne DE, 2003. Varied Pathogenicity of a Hong Kong origin H5N1 Avian Influenza Virus in
Four Passerine Spesies and Budgerigars. Vet. Path. 40:
14-24
Sherwood, L. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Penerjemah : Brahm, Editor : Santoso B.I., Judul Buku
Asli Human Physiology:from cells to
systems. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Gandasoebrata, R. 1967. Penuntun Laboratorium Klinik. Dian Rakyat. Jakarta
Sutedjo, 2006. Buku Saku Mengenal Penyakit Melalui Pemeriksaan Laboratorium Edisi Revisi. Amara Books.
Yogyakarta
Tarwoto, 2007. Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem Hematologi. Tim Keperawatan dan Kebidanan.
Chung, Jaebum, dkk.2015. Counting White Blood Cells from a Blood Smear Using Ptychographic Microscopy.

37
Patil, Pooja & Ganesh Sable.2013.An Overview: Optimization of WBC and RBC from Blood Sample Based on
Microscopic Images. International Journal of Advanced Research in Computer and Communication Engineering
Media Kurikuklum, Power Point Laboratorium, LCD, Papan tulis, Modul Praktikum
Pembelajaran
Team Teaching Tidak ada
Mata Kuliah DA00409
Prasyarat

Mg Ke Sub-CP-MK Indikator Kriteria dan Metode Materi Bobot


Bentuk Pembelajaran Pembelajaran Penilaian
(Kemampuan Akhir Penilaian (Estimasi Waktu) (Pustaka) (%)
yang diharapkan)
1 Terampil dalam 1. Mampu Non test : 1. 1. Ceramah (20 hitung sel leukosit 2%
melakukan menjelaskan Keaktifan di kelas menit) 2. Praktikum manual
pemeriksaan hitung sel tentang 2. Kehadiran 3. (170 menit) 2.
leukosit pemeriksaan hitung Laporan Praktikum Tanya jawab (10
sel leukosit 2. menit)
Mampu menghitung
sel leukosit dengan
cara manual
2 Terampil dalam Mampu menghitung Non test : 1. 1. Ceramah (20 hitung sel leukosit 3%
melakukan sel leukosit dengan Performance: menit) 2. Praktikum dengan cara manual
pemeriksaan hitung sel cara manual ketepatan (170 menit) 2. lanjutan
leukosit menjelaskan Tanya jawab (10
tentang differential menit)
counting, hitung
eritrosit dan hitung
leukosit 2.
Kehadiran 3.
Laporan Praktikum

38
3 Terampil dalam 1. Mampu Non test : 1. 1. Ceramah (20 hitung sel eritrosit 2%
melakukan menjelaskan Keaktifan di kelas menit) 2. Praktikum
pemeriksaan hitung sel tentang 2. Kehadiran 3. (170 menit) 2.
eritrosit pemeriksaan hitung Laporan Praktikum Tanya jawab (10
sel eritrosit 2. menit)
Mampu menghitung
sel eritrosit dengan
cara manual
4 Terampil dalam Mampu menghitung Non test : 1. 1. Ceramah (20 hitung sel eritrosit 2%
melakukan sel eritrosit dengan Keaktifan di kelas menit) 2. Praktikum dengan cara manual
pemeriksaan hitung sel cara manual 2. Kehadiran 3. (170 menit) 2.
eritrosit Laporan Praktikum Tanya jawab (10
menit)
5 Tewrampil dalam mampu mebuat Non test : 1. 1. Ceramah (20 pembuatan hapusan 2%
membuat hapusan hapusan adarah Keaktifan di kelas menit) 2. Praktikum adarah
darah yang baik 2. Kehadiran 3. (170 menit) 2.
Laporan Praktikum Tanya jawab (10
menit)
6 Terampil dalam 1. Mampu Non test : 1. 1. Ceramah (20 differential 2%
melakukan differential menjelaskan Keaktifan di kelas menit) 2. Praktikum counting
counting tentang jenis-jenis 2. Kehadiran 3. (170 menit) 2.
sel leukosit 2. Laporan Praktikum Tanya jawab (10
Mampu menghitung menit)
jenis-jenis sel
leukosit
7 Terampil dalam Mampu menghitung Non test : 1. 1. Ceramah (20 differential 2%
melakukan differential jenis-jenis sel Keaktifan di kelas menit) 2. Praktikum counting
counting leukosit 2. Kehadiran 3. (170 menit) 2.
Laporan Praktikum Tanya jawab (10
menit)
8 UTS

39
10 Terampil dalam 1. Mampu Non test : 1. 1. Ceramah (20 pemeriksaan 2%
melakukan menjelaskan Keaktifan di kelas menit) 2. Praktikum hemoglobin metode
pemeriksaan tentang 2. Kehadiran 3. (170 menit) 2. cyanmethemoglobin
hemoglobin metode pemeriksaan Laporan Praktikum Tanya jawab (10
cyanmethemoglobin hemoglobin metode menit)
cyanmethemoglobin
2. Mampu
melakukan
pemeriksaan
hemoglobin metode
cyanmethemoglobin
dengan fotometer
11 Terampil dalam Mampu melakukan Non test : 1. 1. Ceramah (20 pemeriksaan 2%
melakukan pemeriksaan Keaktifan di kelas menit) 2. Praktikum hemoglobin metode
pemeriksaan hemoglobin metode 2. Kehadiran 3. (170 menit) 2. cyanmethemoglobin
hemoglobin metode cyanmethemoglobin Laporan Praktikum Tanya jawab (10 dengan
cyanmethemoglobin dengan menit) spektrofotometer
spektrofotometer
12 Terampil dalam 1. Mampu Non test : 1. 1. Ceramah (20 hitung sel eosinofil 2%
melakukan hitung sel menjelaskan Keaktifan di kelas menit) 2. Praktikum
eosinofil tentang 2. Kehadiran 3. (170 menit) 2.
pemeriksaan hitung Laporan Praktikum Tanya jawab (10
sel eosinofil 2. menit)
Mampu menghitung
sel eosinofil dengan
cara manual
13 Terampil dalam Mampu menghitung Non test : 1. 1. Ceramah (20 hitung sel eosinofil 2%
melakukan hitung sel sel eosinofil dengan Keaktifan di kelas menit) 2. Praktikum dengan cara manual
eosinofil cara manual 2. Kehadiran 3. (170 menit) 2. lanjutan
Laporan Praktikum Tanya jawab (10
menit)

40
14 Terampil dalam 1. Mampu Non test : 1. 1. Ceramah (20 hitung sel trombosit 2%
melakukan hitung sel menjelaskan Keaktifan di kelas menit) 2. Praktikum cara langsung
trombosit tentang 2. Kehadiran 3. (170 menit) 2.
pemeriksaan hitung Laporan Praktikum Tanya jawab (10
sel trombosit cara menit)
langsung 2. Mampu
menghitung sel
trombosit cara
langsung
15 Terampil dalam 1. Mampu Non test : 1. 1. Ceramah (20 hitung sel trombosit 3%
melakukan hitung sel menjelaskan Keaktifan di kelas menit) 2. Praktikum cara tidak langsung
trombosit tentang 2. Kehadiran 3. (170 menit) 2.
pemeriksaan hitung Laporan Praktikum Tanya jawab (10
sel trombosit cara menit)
tidak langsung 2.
Mampu menghitung
sel trombosit cara
tidak langsung
16 UAP

41

Anda mungkin juga menyukai