Anda di halaman 1dari 57

PERBANDINGAN HASIL PEMERIKSAAN KADAR HEMOGLOBIN

METODE SAHLI DAN HITUNG JUMLAH LEUKOSIT METODE


TABUNG DENGAN ALAT HEMATOLOGI ANALYSER
SYSMEX KX-21 DI RSUD LABUANG BAJI
MAKASSAR

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam menyelesaikan


Pendidikan Diploma III Analis Kesehatan
Universitas Indonesia Timur

NURSUCI
07.901.020

PROGRAM DIPLOMA TIGA ANALIS KESEHATAN


UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
MAKASSAR
2010
ABSTRAK

NURSUCI : Perbandingan Hasil Pemeriksaan Hemoglobin Metode Sahli Dan Hitung


Jumlah Leukosit Metode Tabung Dengan Alat Hematologi Anlyser Sysmex KX-21 di
Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji Makassar (Dibimbing oleh : Imran Muji dan
Rahman).

Pemeriksaan kadar Hemoglobin dan Jumlah leukosit dalam darah memegang


peranan penting dalam diagnosa suatu penyakit. Pada pemeriksaan hematologi kita
dapat menjumpai beberapa alat hematologi yang berbeda yang bisa dibilang kegunaan
dan cara kerja alat sama, tetapi terkadang kita menjumpai perbedaan yang sangat
mencolok terhadap hasil yang dikeluarkan antara alat yang satu dengan alat yang
lain.
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui perbedaan hasil hemoglobin dan
lekosit menggunakan alat automatic dan manual. Penelitian ini bersifat eksperimen
semu. Sampel ini diperiksa dengan menggunakan Metode sahli dan Metode Tabung,
dengan membandingkan hasil dari pemeriksaan Hemoglobin dan Jumlah Leukosit
dengan alat automatic (Sysmex KX-21).
Berdasarkan hasil penelitian, selanjutnya dianalisa dengan uji statistic
menggunakan uji-t. Dari hasil analisa data pada pemeriksaan hemoglobin dan lekosit
dengan alat Analyser Sysmex KX-21 tidak ada perbedaan yang bermakna, dimana
pada pemeriksaan hemoglobin t hitung (-1.487 ) < t tabel (2,025) dan pemeriksaan
leukosit (-1.146) < t tabel (2,025).
Dan disarankan dalam pemeriksaan hemoglobin dan hitung jumlah leukosit
menggunakan alat manual masih dapat dilakukan, dengan memperhatikan faktor
kesalahan-kesalahan yang dapat mempengaruhi hasil.

Daftar Pustaka : 15 (1991 2009)

Kata Kunci : Kadar Hemoglobin, Jumlah Leukosit, Sysmex


KX-21
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah tuhan semesta alam penulis panjatkan atas berkat rahmat,

reski dan izinnya dan sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah (KTI)

dengan judul Perbandingan Hasil Pemeriksaan Kadar Hemoglobin Metode Sahli Dan

Hitung Jumlah Leukosit Metode Tabung Dengan Alat Hematologi Analyser Sysmex KX-

21, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaika studi pada Program Diploma Tiga

Analias Kesehatan Universitas Indonesia Timur Makassar dan tak lupa penulis kirimkan

salam dan taslim atas junjungan Nabiullah Muhammad SAW yang membawa manusia

dari lembah kehinaan menuju lembah kemuliaan.

Mengawali ucapan terima kasih ini, perkenankanlah penulis menyampaikan rasa

hormat dan penghargaan yang setingi-tingginya kepada ayahanda H.Muh.Yunus,

Ibunda Hj.Mustika, beserta saudara saya kakanda Muh.Husyarif, Muh.Nawal dan

adikku Rahmawati, dan Muh.Gazali , yang tak henti-hentinya memberi doa, motivasi

dan dukungan baik dukungan moril maupun dukungan material selama penulis

menuntut ilmu.

Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih dan

penghargaan kepada Bapak Imran Muji SKM.,M.Kes selaku pembimbing I, Bapak

Rahman,S. Si., M.Si selaku pembimbing II, dan Bapak Idris Mone, S.Si., M.Kes

selaku penguji atas keihlasannya meluangkan waktu memberikan petunjuk, saran,

tenaga dan pikiran sejak pengambilan judul penelitian sampai selesainya karya tulis

ilmiah ini.
Ucapan terima kasih dan penghargaan sedalam-dalamnya penulis sampaikan

pula pada :

1. Bapak Prof. Dr.H. Muin Salim, selaku Rektor Universitas Indonesia Timur

Makassar.
2. Bapak H,Herman Rachman, S.Pd M.,Kes, selaku Direktur Program Diploma

Tiga Analis Kesehatan Indonesia Timur Makassar.


3. Bapak Kalma Mannang,S.Pd,M.,Si Wakil Direktur, Program Diploma Tiga Analis

Kesehatan Indonesia Timur Makassar.


4. Ibu Hubaenah S.Ag, Sekertaris Direktur, Program Diploma Tiga Analis

Kesehatan Indonesia Timur Makassar.


5. Segenap dosen, staf dan kariyawan Program Diploma Tiga Analis Kesehatan

Indonesia Timur Makassar.


6. Dr.Darmawati.ER,Sppk, Kepala Instalasi, dan seluruh staf laboratorium RSUD

Labuang Baji Makassar.


7. Sahabat sahabat tercinta Awha, JM, Nyonk, Hesty, Whywie, Vika, Wirda,

KInhe, dan KSanti yang selalu bersama melewati suka maupun duka selama

ini.
8. Sahabat-sahabat selama PKL dan PKMD, Nhyena, Sheda, Noe, Ikha, Farah,

Sury Ry, dan Riany Ry yang memberikan motivasi dan segenap pikiran dalam

penulisan KTI ini.


9. Terima kasih buat teman teman seperjuangan Shry, Sheda, Lya, Noe, Dion,

Uyha, KGun, Koko, Iwan, Roy dan segenap keluarga A7 serta semua sahabat

penulis yang tak dapat disebutkan satu-persatu yang telah memberikan bantuan

kepada penulis.you is my best friend.

Penulis menyadari sebagai manusia biasa yang tak luput dari kekhilafan dan

kesalahan meminta kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
penulisan selanjutnya. Akhir kata penulis berharap semoga karya yang sederhana ini

dapat memberi sedikit tambahan ilmu kepada setiap pembaca. Amin

Makassar, Juli 2010

Nursuci

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ........................................................................ i


LEMBAR PENGESAHAN ........................................................... ii
ABSTRAK .................................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................. vii
DAFTAR TABEL .......................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................ 1
B. Rumusan Masalah ...................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ........................................................ 5
D. Manfaat Penelitian ...................................................... 5
E. Hipotesa ...................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR ............ 7
A. Tinjauan Pustaka......................................................... 7
A. Tinjauan Umum Tentang Darah ......................... 7
B. Tinjauan Umum Tentang Hemoglobin ................ 10
C. Tinjauan Umum Tentang Pemeriksaan Hemoglobin 15
D. Tinjauan Umum Tentang Pemeriksaan Hemoglobin
Metode Sahli....................................................... 18
E. Tinjauan Umum Tentang Leukosit ...................... 22
F. Tinjauan Umum Tentang Pemeriksaan Hitung Jumlah
Leukosit............................................................... 26
G. Tinjauan Umum Tentang Sysmex KX21.............. 32
B. Kerangka PIkir.............................................................. 35
BAB III METODE PENELITIAN ................................................... 36
A. Jenis Penelitian ........................................................... 36
B. Alur Penelitian ............................................................. 36
C. Populasi dan Sampel .................................................. 36
1. Populasi .............................................................. 36
2. Sampel .............................................................. 37
D. Variabel Penelitian ..................................................... 37
1. Variabel Bebas ................................................... 37
2. Variabel Terikat ................................................... 37
E. Defensi Operasional ................................................... 37
F. Waktu Penelitian.......................................................... 38
G. Pengumpulan Data ..................................................... 39
H. Analisisa Data ............................................................. 26
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHaSAN ................... 44
A. Hasil Penelitian ........................................................... 44
B. Pembahasan ............................................................... 46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................... 46
A. Kesimpulan ................................................................. 50
B. Saran ........................................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN TABEL

Tabel 2.1 Kerangka Pikir hal 35


Tabel 3.1 Skema Alur Penelitian hal 36
Tabel 4.1 Hasil Penelitian Hemoglobin hal 43
Tabel 4.2 Hasil Penelitian Lekosit hal 44
LAMPIRAN GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Hemoglobin hal 13


Gambar 2.2 Kamar Hitung hal 31
Gambar 2.3 Cara Hitung Lekosit hal 31
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dunia kesehatan mengalami perkembangan yang sangat pesat seiring

dengan kemajuan dalam bidang kesehatan. Berbagai macam peralatan manual dan

otomatis untuk membantu petugas kesahatan dalam melaksanakan tugasnya.

Berbagai metode dengan tingkat ketepatan dan ketelitian yang dikembangkan

untuk lebih mempermudah kerja para petugas kesehatan dengan satu tujuan yaitu

kesehatan adalah milik semua orang (Depkes,1991).


Darah termasuk cairan ekstraseluler, yang terletak didalam saluran-saluran

tersendiri yakni : pembuluh-pembuluh darah. Sistem pembuluh darah arteri

membawa darah dari jantung ke organ-organ tubuh atau jaringan-jaringan tubuh,


sedangkan pembuluh darah balik membawa darah dari organ-organ ke jantung.

Cairan intravasal atau darah penting peranannya dalam transportasi oksigen (O 2)

yang dilakukan oleh sel darah merah atau eritrosit.

Darah ialah sejenis cairan yang mengandung bermacam-macam sel darah

yang bergabung di dalam cairan kekuningan yang disebut plasma. Sel-sel darah

terdiri atas campuran dari sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (lekosit) dan

keping darah pembeku (trombosit).

Hemoglobin adalah zat warna merah yang terdapat pada sel darah merah

yang berfungsi untuk membawa oksigen ke jaringan tubuh, hemoglobin merupakan

suatu molekul yang terdapat di dalam eritrosit ( sel darah merah ). Hemoglobin

merupakan suatu protein yang kompleks yang tersusun dari protein globin dan

suatu senyawa bukan protein yang dinamai hem.


Pemeriksaan kadar hemoglobin dalam darah memegang peranan penting

dalam diagnosa suatu penyakit, karena hemoglobin merupakan salah satu protein

khusus yang ada dalam sel darah merah dengan fungsi khusus yaitu : mengangkut

Oksigen (O2) ke jaringan dan mengembalikan karbondioksida (CO 2) dari jaringan ke

paru-paru. Pemeriksaan hemoglobin merupakan salah satu pemeriksaan

penunjang untuk mengetahui ada tidaknya gangguan kesehatan terhadap pasien

misalnya kekurangan hemoglobin atau biasa disebut Anemia atau peningkatan

hemoglobin.

Anemia adalah kumpulan gejala yang ditandai dengan kulit dan membran

mukosa pucat dan pada tes laboratorium didapatkan kadar hemoglobin, hematokrit

dan eritrosit kurang dari normal. Gejala umum anemia adalah gejala yang timbul
pada semua jenis anemia pada kadar hemoglobin yang sudah menurun sedemikian

rupa.

Cara sahli bukanlah cara yang teliti. Namun cara sahli ini banyak dipakai

di Indonesia, walaupun cara ini tidak tepat 100 %, akan tetapi masih di anggap

cukup baik untuk mengetahui apakah seseorang kekurangan darah. Kesalahan

yang dilakukan pada

pemeriksaan ini kira-kira 10%.

Pemeriksaan hemoglobin dan hitung jumlah lekosit merupakan salah satu

pemeriksaan rutin yang banyak dilakukan di laboratorium klinik terutama

Puskesmas dan Rumah Sakit Kabupaten. Pemeriksaan ini sangat diperlukan oleh

dokter dalam upaya membuat diagnosa. Dalam hal ini begitu pentingnya berbagai

pemeriksaan salah satunya pemeriksaan hemoglobin dan hitung jumlah leukosit, ini

berguna untuk melihat peningkatan dan penurunan dari hemoglobin dan jumlah

leukosit (Anonim, 1998).

Hitung jumlah leukosit menggunakan suatu alat yang di sebut hemositometer

(kamar hitung improved neubauer). Dengan cara ini darah diencerkan dengan

suatu larutan pengencer tertentu dan jumlah sel darah dalam volume pengencer

tersebut dihitung dengan menggunakan kamar hitung.

Pemeriksaan hitung jumlah leukosit dapat dilakukan dengan menggunakan

alat automatik cell counter dan kamar hitung improved neubauer. Hasil

pemeriksaan leukosit dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya yaitu

jumlah darah yang di isap ke dalam pipet tidak tepat.


Dengan cara pengenceran dan perhitungan yang berbeda, tentunya akan

menimbulkan variasi hasil perhitungan sel leukosit. Untuk itu perlu diketahui

seberapa besar perbedaan hasil yang ditimbulkan oleh kedua cara tersebut yang

masing-masing mempunyai keterbatasan.

Dunia kesehatan mengalami perkembangan yang sangat pesat seiring

dengan kemajuan dalam bidang kesehatan. Sejalan dengan kemajuan teknologi

dalam bidang ilmu kedokteran, di laboratorium telah dikembangkan bermacam-

macam alat pemeriksaan yang lebih canggih. Alat tersebut dapat menegakkan

diagnosis, pemantaun perjalanan penyakit, serta pemantauan hasil tirai dengan

lebih baik dan teliti. Tidak sedikit pula laboratorium yang belum memiliki alat yang

modern melakukan pemeriksaan atau diagnosa laboratorium. Berbagai jenis

pemeriksaan darah yang diminta oleh dokter klinik pada dasarnya memperoleh

informasi yang dapat di pakainya untuk menunjang diagnosis klinik, mendapatkan

kepastian dalam penatalaksanaan penderita dan memantau pelaksanaan suatu

penyakit.

Pada pemeriksaan hematologi kita dapat menjumpai beberapa alat

hematologi yang berbeda yang bisa dibilang kegunaan dan cara kerja alat sama,

tetapi terkadang kita menjumpai perbedaan yang sangat mencolok terhadap hasil

yang dikeluarkan antara alat yang satu dengan alat yang lain.

Dari uraian permasalahan diatas maka hal inilah yang melatar belakangi

penulis untuk melakukan penelitian terhadap perbandingan hasil pemeriksaan

hemoglobin metode sahli dan jumlah leukosit metode tabung dengan alat

hematologi anlyser sysmex kx-21.


B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka


rumusan masalah adalah sebagai berikut :
Apakah ada perbedaan hasil pemeriksaan kadar hemoglobin metode sahli dan

jumlah lekosit metode tabung dengan alat hematologi Analyser Sysmex KX21 di

RSUD Labuang Baji?

C. Tujuan Penelitian
1. Tinjauan Umum
Untuk mengetahui perbedaan hasil pemeriksaan kadar hemoglobin metode sahli

dan jumlah lekosit metode tabung dengan alat hematologi Analyser Sysmex

KX21 di RSUD Labuang Baji.


2. Tinjauan Khusus
Untuk menentukan seberapa besar perbedaan hasil pemeriksaan kadar

hemoglobin metode sahli dan jumlah lekosit metode tabung dengan alat

hematologi Analyser Sysmex KX21 di RSUD Labuang Baji.


D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat bagi fakultas

Sebagai sumbangsih keilmuan bagi Almamater Program Diploma Tiga Analis

Kesehatan Universitas Indonesia Timur Makassar.

2. Manfaat bagi peneliti


Menambah pengetahuan dan pengalaman penulis dalam
mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah di peroleh selama perkuliahan.
E. Hipotesa
Bertitik tolak pada rumusan yang telah dikemukakan maka di ajukan Hipotesa

penelitian yaitu :
1. Hipotesa nol (Ho).
Tidak terdapat perbedaan hasil yang bermakna pemeriksaan kadar hemoglobin

metode sahli dan jumlah lekosit metode tabung dengan alat hematologi

Analyser Sysmex KX21 di RSUD Labuang Baji.


2. Hipotesa (Hi).
Terdapat perbedaan hasil yang bermakan pemeriksaan kadar hemoglobin

metode sahli dan jumlah leukosit metode tabung dengan alat hematologi

Analyser Sysmex KX21 di RSUD Labuang Baji.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan Umum Tentang Darah
Darah ialah sejenis cairan yang mengandung bermacam-macam sel darah

yang bergabung di dalam cairan kekuningan yang disebut plasma. Sel-sel darah

terdiri atas campuran dari sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (lekosit) dan

keping darah pembeku (trombosit). Plasma mengandung bermacam-macam


protein, zat kimia faktor-faktor pembekuan, dan kaya dengan zat metabolik. Darah

berperan sebagai wahana pengangkut berbagai komponen menuju berbagai organ-

organ tubuh.
Darah merupakan komponen esensial mahluk hidup, mulai dari binatang

primitive sampai manusia. Dalam keadaan fisiologi darah selalu berada dalam

pembuluh darah sehingga dapat menjalankan fungsinya sebagai pembawa oksigen

(oxygen carrier), mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi dan mekanisme

hemostatis (http://www.organisasi.defenisidarah, 2006)

Darah terdiri atas dua komponen yaitu :

a) Plasma darah, merupakan bagian cair darah yang sebagian besar terdiri atas

air, elektrolit dan protein darah.

Korpuskuli, Butir-butir darah (Blood corpuscles) yang terdiri atas sel darah merah

(eritrosit), sel darah putih (leukosit), butir pembeku (trombosit), (Bakta M. I, 2006).

Darah adalah jaringan tubuh yang berbeda dengan jaringan tubuh yang

lain, berada dalam konsentrasi cair, beredar dalam suatu system tertutup yang

dinamakan sebagai pembuluh darah dan menjalankan fungsi transport berbagai

bahan serta fungsi hemoestatis.


Ketiga elemen seluler tersebut mempunyai fungsi yang berbeda-beda satu

dari yang lainnya. Begitupun jangka waktu hidupnya tidak ketiga sama, misalnya

eritrosit kurang lebih dari 120 hari dan trombosit 3 hari sampai 5 hari. Sel-sel yang

telah mencapai umurnya atau telah mati digantikan dengan sel-sel yang baru.

Dalam keadaan fisiologis, destruksi sel senantiasa di imbangi dengan

produksi sel yang baru oleh alat-alat pembentuk sel-sel darah (Hemapoietic

organs).
Sel-sel darah terdiri atas campuran dari sel darah merah, sel darah putih

dan keping darah pembeku , seperti yang telah di definisikan dan yang dilihat

adalah suatu cairan tubuh yang kental dan berwarna merah. Kekentalan ini di

sebabkan oleh banyaknya senyawa dengan berbagai macam berat molekul, dari

yang kecil sampai yang besar seperti protein, yang terlarut dalam darah,

disebabkan oleh adanya senyawa dalam sel darah merah yang tersuspensi dalam

darah yaitu dengan adanya senyawa dengan berbagai macam ukuran molekul yang

terlarut dengan ditambahkan suspense sel, baik sel darah merah maupun sel darah

yang lain dan darahpun menjadi cair.

Massa jenis darah biasanya berkisar antara 1.054-1060

cairandarah yang telah terpisah dari sel-sel darah yaitu plasma atau serum yang

mempunyai massa jenis antara 1.024-1.028.

Massa jenis darah dapat meningkat, bila terjadi pemekatan darah

(Hemokonsentrasi) yang di jumpai dalam berbagai keadaan yang disertai dengan

hilangnya cairan dari dalam ruang pembuluh darah. Hal tersebut dapat terjadi

misalnya pada luka bakar yang luas, diare berat, demam berdarah, diabetes yang

tidak diobati dengan baik.

a) Fungsi Darah

Secara umum fungsi darah ialah sebagai berikut :

1) Alat transport makanan yang diserap dari saluran cerna dan diedarkan ke

seluruh tubuh.
2) Alat transport O2 yang di ambil dari paru-paru atau insang untuk dibawa ke

seluruh tubuh.
3) Alat transport bahan buangan dari jaringan ke alat eksresi seperti paru-

paru (gas), ginjal dan kulit (bahan terlarut dalam air) dan hati untuk

diteruskan ke empedu dan saluran cerna tinja (untuk bahan yang sukar

larut dalam air).


4) Alat transport antara jaringan dari bahan-bahan yang diperlukan oleh

suatu jaringan di buat oleh jaringan lain.


5) Mempertahankan keseimbangan dinamis (Hemostasis) dalam tubuh,

termasuk didalamnya ialah mempertahankan suhu tubuh, mengatur

keseimbangan distribusi air dan mempertahankan keseimbangan asam

basa sehingga pH darah dan cairan tubuh tetap dalam keadaanya.


6) Mempertahankan tubuh dari agresi benda atau senyawa asing yang

umumnya selalu di anggap potensi menimbulkan ancaman.


b) Komposisi Darah
Darah terdiri dari plasma dan sel-sel darah. Sebagian besar sel darah

terdiri atas eritrosit dan leukosit, sedangkan jumlah leukosit relatif sangat

sedikit, yaitu 2 permil dari jumlah eritrosit. Disamping eritrosit dan leukosit

masih ada partikel lain yang disebut trombosit. Trombosit ini mempunyai

fungsi penting pada penggumpalan darah. Darah beredar keseluruhan tubuh

melalui system sirkulasi (Poedjiadi A, 1994).


2. Tinjauan Umum Tentang Hemoglobin
a. Pengertian Hemoglobin (Hb)

Fungsi utama sel darah merah adalah mengangkut oksigen ke

jaringan dan mengembalikan karbon dioksida dari jaringan ke paru-paru.

Untuk mencapai pertukaran gas ini sel darah merah mengandung protein

khusus yaitu hemoglobin.

Hemoglobin adalah zat berwarna merah pada sel darah merah yang

membawa oksigen ke jaringan tubuh. Bila jumlah hemoglobin dibawah normal,


maka jumlah oksigen yang sampai ke jaringan juga mencukupi. Bila

hemoglobin telah menyerap oksigen dalam paru, maka akan berwarna merah

cerah dan disebut oxyhemoglobin. Setelah melepas beban oksigen dalam

jaringan akan berwarna ungu dan disebut hemoglobin yang menurun.

Hemoglobin terdiri atas zat besi yang merupakan pembawa O 2. Kadar

hemoglobin yang tinggi abnormal terjadi karena keadaan hemokonsentrasi

akibat dari dehidrasi. Kadar hemoglobin yang rendah berkaitan dengan

berbagai masalah klinis. Jumlah sel darah merah dan kadar hemoglobin tidak

selamanya meningkat atau menurun bersamaan. Sebagai contoh penurunan

sel darah merah disertai kadar Hemoglobin yang sedikit meningkat atau

normal terjadi pada kasus anemia.

b. Jenis Jenis Hemoglobin


Pada manusia telah dikenal tidak kurang 14 macam hemoglobin yang

dipelajari secara mendalam dengan bantuan elektroforesis. Hemoglobin

diberi nama dengan symbol alfabetik misalnya : Hb A, Hb C, Hb D, Hb E, Hb

F, Hb G, Hb H,Hb J, Hb M, dan Hbs dan sebagainya.


1. Hb A (adult / dewasa)
Terdapat pada eritrosit orang dewasa, mulai diproduksi pada usia 5-6

bulan kehidupan intrauterine janin. Pada usia 6 bulan post notal,

konsentrasi Hb A mencapai 99%, Hb A terdiri dari 2 rantai dan dua rantai

.
2. Hb F (foetus, janin)
Terdapat dalam eritrosit janin, mulai ditemukan dalam darah pada minggu

ke 20 usia kehamilan. Pada bayi yang baru lahir dapat dijumpai kira-kira

56 85 % Hb F dan sebelum usia 2 tahun jumlah tinggal sedikit, diganti


Hb A karena sifatnya yang resisten terhadap alkali.Hb F ini mudah

dipisahkan dari HbA.Hb F terdiri dari 2 rantai x dan 2 rantai t.


3. Hb S
Hemoglobin sel sabit yaitu Hb abnormal yang paling berat dari jenis Hb

lainnya (Rusli B. 2003).


Kadang-kadang hemoglobin diberi nama menurut kota tempat

ditemukannya jenis hemoglobin atau menurut orang yang

menemukaannya, misalnya : Hb New York, Hb Sydney, Hb Bart, Hb

Gower dan lain-lain.


4. Strukutur Hemoglobin
Hemoglobin merupakan suatu protein yang kompleks yang tersusun

dari protein globin dan suatu senyawa bukan protein yang dinamai hem.

Hem sendiri suatu senyawa yang rumit, yang tersusun dari suatu senyawa

lingkar yang bernama porfirin yang bagian pusatnya ditempati oleh logam

besi (fe). Hem adalah senyawa porfirin besi (fe-porfirin), sedangkan

hemoglobin adalah kompleks anatar globin hem. Satu molekul hem

mengandung 1 atom besi, demikian pula 1 protein globin hanya mengikat 1

molekul hem, sebaliknya 1 molekul hemoglobin terdiri atas 4 buah kompleks

molekul globin dengan hem. Jadi dalam tiap molekul hemoglobin terkandung

4 atom besi (Sadikin, 2002).


Gambar 2.1 Struktur hemoglobin
(Sumber Sadikin.M.H,2001)

5. Fungsi Hemoglobin

Adapun fungsi dari Hemaglobin (Hb) adalah :

1) Mengikat dan membawa oksigen dari paru-paru untuk di edarkan dan di

bagikan ke seluruh sel di berbagai jaringan.


2) Mengatur pertukaran oksigen dengan karbon dioksida di dalam tubuh dan

jaringan-jaringan tubuh.
3) Membawa karbon dioksida dari jaringan ke tubuh sebagai hasil

metabolisme ke paru-paru.
Hemoglobin merupakan sel darah merah yang sangat penting bagi

kelangsungan reaksi metabolisme dalam tubuh dimana hemoglobin

berfungsi mengangkut O2 dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh sebagai

bahan bakar dan mengeluarkan CO2 ke paru-paru.


6. Sintesis Hemoglobin (Hb)
Fungsi utama sel darah merah adalah mengikat dan membawa

oksigen ke paru-paru untuk diedarkan dan dibagikan keseluruh sel

diberbagai jaringan untuk memenuhi keperluan seluruh sel tubuh akan

oksigen tiap saat dengan jumlah besar. Senyawa ini tidak cukup dibawah

dalam keadaan terlarut secara fisik saja didalam air, yang dalam hal ini

adalah cairan serum.


Satu-satunya jalan ialah dengan mengikat oksigen secara kimia

dan untuk itu harus ada senyawa yang terkenal dengan nama hemoglobin

(Hb) ini. Kadar hemoglobin biasanya ditentukan sebagai jumlah hemoglobin

dalam gram (g). Bagi setiap dekaliter (100 dl). hemoglobin normal

tergantung kepada usia awal remaja.

1. Baru lahir : 17 33 g / dl

2. Usia seminggu : 15 20 g / dl

3. Usia sebulan : 11 15 g / dl

4. Anak-anak : 11 13 g / dl

5. Lelaki dewasa : 14 18 g / dl

6. Wanita dewasa : 12 16 g / dl

7. Lelaki separuh usia : 12,4 14,9 g / dl

8. Wanita separuh usia : 11,7 13,8 g / dl

Hemoglobin rendah merupakan suatu keadaan yang dikenali

sebagai anemic, terdapat beberapa sebab berlakunya anemia, sebab

utama biasanya kehilangan darah (pembedahan, pendarahan kanser

kolon ), kekurangan vitamin (Besi, Vitamin B12 Folate) masalah sumsum


tulang, kegagalan buah pinggang (ginjal) dan hemoglobin tidak normal

(anemia sel sabit).

3. Tinjauan Umum Tentang Pemeriksaan Hemoglobin.

Hemoglobin (Hb) adalah suatu molekul protein yang terdapat di

dalam eritrosit. Pemeriksaan kadar hemoglobin (Hb), terdiri dari

pemeriksaan kualitatif dan pemeriksaan kuantitatif.


Pemeriksaan kualitatif terdiri atas pemeriksaan terhadap Hb F dan

pemeriksaan terhadap Hb S. Pemeriksaan secara kuantitatif terdiri dari cara

fisika, kimia, gasometrik dan kalorimetrik, sedangkan cara kalorimetrik

terdiri atas visual dan fotoelektrik / spektrofotometrik. Cara visual adalah

dengan menggunakan cara sahli dan cara tallquist, sedangkan cara

fotoelektrik / spektrofotometrik yaitu dengan menggunakan oxyhemoglobin

dan cyanmethemoglobin (FK. UNHAS, 1998 dalam Agustina M. Ismono,

2005)

a. Cara Photo Elektrik Kolometri


Cyanmenthemoglobin adalah senyawa yang dibentuk dari

methemoglobin dengan menambahkan ion sianida untuk menghasilkan

reduksi mencapai keadaan serupa.


Prinsip : Hemoglobin diubah menjadi cyanmethemoglobin dalam

larutan drabkin yang berisi kalium sianida dan kalium ferisianida.

Absorbansi larutan diukur pada panjang gelombang 540 nm.


Larutan drabkin yang dipakai pada cara ini mengubah hemoglobin,

oxihemoglobin methemoglobin dan karboxihemoglobin menjadi

Cyanmenthemoglobin, sedangkan salfhemoglobin tidak berubah dan

karena itu tidak diukur. Cara ini cukup bagus untuk laboratorium rutin dan
sangat dianjurkan untuk penetapan kadar hemoglobin yang ditanggung

kadarnya stabil. Larutan drabkin terdiri dari natrium bikarbonat 1 gram,

kalium sianida 50 gram, kalium ferisianida 200 mg, aquades 1000 ml.
b. Cara Kupri Aulfat
Cara ini hanya dipakai untuk menentukan kadar hemoglobin dari

donor yang diperlukan untuk transfuse darah. Hasil dari metode ini adalah

persen hemoglobin. Perlu diketahui bahwa kadar hemoglobin dari seorang

donor cukup kira-kira 80% hemoglobin. Kadar minimum ini ditentukan

dengan setetes darah yang tenggelam dalam larutan cupri sulfat dengan

berat jenis 1.053.


c. Cara Tallquist
Prinsip : membandingkan darah asli dengan suatu skala warna

yang bertingkat-tingkat mulai dari warna merah muda sampai warna merah

tua.
Cara ini hanya mendapat kesan dari kadar hemoglobin saja,

sebagian dasar diambil adalah 100% = 15,8 gram hemoglobin per 100 ml

darah. Tallquist menggunakan skala warna dalam satu buku mulai dari

merah muda 10%. Darah dibandingkan secara langsung sehingga

kesalahan dalam melakukan pemeriksaan antara 25-50%. (Bakri

S.Ak,1989).
d. Cara Automatik Analyzer
Darah yang menggunakan anti koagulan EDTA masuk melalui

Aspiration Probe yang di isap dan di alirkan ke kamar pendeteksi yang

mempunyai celah kecil yang dihubungkan dengan alat bidik kamera, tiap

sisi lubang bidik kamera terdapat elektroda yang alirannya searah,

sehingga sel darah yang ditangkap oleh diluents masuk melalui lubang

bidik kamera yang menyebabkan perubahan arus dari elektroda sehingga


arus listrik berubah yang sebanding dengan ukuran sel darah, kemudian

bereaksi dengan diluents CELLPACK dan STROMATOLYSER-WH dan

mendeteksi secara otomatis setelah itu mengeluarkan hasil pemeriksaan

secara otomatis.
e. Cara Sahli
Hemoglobin diubah menjadi asam hematin, kemudian warna yang

terjadi dibandingkan sacara visual dengan standar warna yang ada di

dalam alat itu. Cara sahli ini banyak dipakai di Indonsia, walaupun cara ini

tidak tepat 100%, akan tetapi masih dianggap cukup baik untuk mengetahui

apakah seseorang kekurangan darah. Kesalahan dalam melakukan 10%.

Kelemahan cara sahli ini berdasarkan kenyataan bahwa asam hematin itu

bukanlah merupakan larutan sejati dan juga alat hemoglobinometer itu

sukar distandarkan. Selain itu tidak semua macam hemoglobin dapat

diubah menjadi asam hematin misalnya karboxy hemoglobin,

methemoglobin dan sufhemoglobin.


Parameter yang di ikat pada pemeriksaan hemoglobin metode sahli

adalah oksigen (O2).

4. Tinjauan umum tentang pemeriksaan hemoglobin Metode Sahli

Hemoglobin di ubah menjadi asam hematin kemudian warna yang terjadi

dibandingkan secara visual dengan standar warna yang ada di dalam alat itu. Cara

sahli ini banyak dipakai di Indonesia, walaupun cara ini tidak tepat 100 %, akan

tetapi masih di anggap cukup baik untuk mengetahui apakah seseorang

kekurangan darah. Kesalahan yang dilakukan pada pemeriksaan ini kira-kira 10%.

a) Bagian-bagian hemometer sahli terdiri dari :


1) Gelas berwarna sebagai warna standar
2) Tabung hemometer atau tabung pengencer
3) Batang pengaduk
4) Pipet Hb dengan volume 20 l.
5) Pipet tetes atau pipet posteur
6) HCl 0,1 N yang mengubah darah menjadi asam hematin
7) Aquades untuk mengencerkan asam hematin.
b) Hal-hal yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan Hemoglobin adalah:
1) Sampel
Kekeruhan dalam suatu sampel darah dapat menganggu pembacaan dan

menghasilkan absorbensi dan kadar Hb yang kurang atau lebih dari nilai

normal.
2) Tenaga laboratorium
Dalam hal ini diharapkan adalah petugas laboratorium telah mengusai

tehnik di dalam laboratorium. Petugas laboratorium yang telah mahir dalam

mengoprasikan instrument yang telah di standarisasi dan siap tugas.


3) Lingkungan
Berupa keadaan ruangan kerja, cahaya, suhu kamar, kebisingan, luas dan

tata ruangan. Berkerja dengan instrument yang sesuai dengan temperatur

yang diperlukan. Demikian pula aliran listrik dan air tidak menganggu

jalannya pemeriksaan
4) Bahan Pemeriksaan
Bahan pemeriksaan meliputi : cara pengambilan, pengiriman, penyimpanan

specimen dan persiapan sampel untuk specimen yang tidak langsung di

periksa, penggunaannya harus baikwe dan disimpan dalam lemari

pendingin atau dengan bahan pengawet.


5) Reagen
Reagen adalah bahan pereaksi yang harus selalu baik kualitasnya mulai

dari saat pemeriksaan,semua reagen yang di beli harus diperhatikan batas

kadaluarsanya, keutuhan wadah/botol dan cara transportasinya. Reagen

harus memenuhi standar yang dapat dilihat pada lebelnya. Reagen di

simpan pada lemari pendingin atau terhindar dari sinar matahari.


6) Metode
Laboratorium yang baik adalah laboratorium yang mengikuti

perkembangan metode pemeriksaan dengan memperhatikan kemampuan

laboratorium tersebut dan biaya pemeriksaan. Petugas laboratorium harus

senantiasa bekerja dengan mengacu pada metode yang digunakan.


Parameter yang di ikat pada pemeriksaan hemoglobin metode sahli adalah

oksigen (O2).
c) Kesalahan-kesalaahan pada penetapan kadar hemoglobin cara sahli :
1) Tidak tepat mengambil 20 ul darah.
2) Darah dalam pipet tidak sempurna dikeluarkan ke dalam HCl karena

tidak dibilas.
3) Tidak baik mengaduk campuran darah dan asam pada waktu

mengencerkan.
4) Tidak memperhatikan waktu yang seharusnya berlalu untuk

mengadakan perbandingan warna.


5) Kehilangan cairan dari tabung karena untuk mencampur isinya, tabung

itu dibolakbalikan dengan menutupnya memakai ujung jari.


6) Ada gelembung udara di permukaan pada waktu membaca.
7) Membandingkan warna pada cahaya yang kurang terang.
8) Menggunakan tabung pengencer yang tidak diperuntukkan alat yang

dipakai.

Alat :

i) Tabung pengencer
ii) Tabung standar warna
iii) Pipet Hb
iv) Batang pengaduk
v) Pipet tetes

Bahan :

i) HCl 0,1 N
ii) Aquades
iii) Darah
iv) Alkohol 70%

Cara Kerja :
a) Siapkan alat dan bahan
b) Masukkan HCl 0,1 N ke dalam tabung pengencer hemometer sampai tanda 2.
c) Isaplah darah EDTA dengan pipet Hb sampai tanda 20 ul.
d) Hapus kelebihan darah yang melekat pada ujung luar pipet dengan

menggunakan tissue.
e) Alirkan darah dari pipet ke dalam tabung pengencer yang berisi HCl 0,1 N. Hati-

hati jangan sampai terjadi gelembung udara.


f) Campurlah isi tabung itu supaya darah dan asam bersenyawa (warna

campuran menjadi coklat tua), diamkan selama 5 menit.


g) Tambahkan aquades tetes demi tetes lalu aduk dengan batang pengaduk

bersamaan warna campuran dan batang standar sampai warna yang terjadi

sama dengan warna standar.

5. Tinjauan Umum Tentang Lekosit


Leukosit adalah sel berinti dalam darah yang dapat
dibedakan menjadi 5 jenis yaitu neutrofil, eosinofil, basofil, limfosit, dan monosit.

Leukosit diproduksi oleh jaringan hemopoetik untuk jenis bergranula

(polimorfonuklear) dan jaringan limpatik untuk jenis tak bergranula (mononuklear)

yang berfungsi dalam system pertahanan tubuh terhadap infeksi.


a. Karakteristik Leukosit.
Leukosit merupakan sistem pertahanan tubuh, muncul dalam beberapa

bentuk, ukuran dan memiliki fungsi yang berbeda. Akan tetapi ada tiga

karakteristiknya yang sama yaitu :


1) Masing-masing mempunyai nukleus, yaitu bagian dalam sebuah sel yang

mengandung bahan-bahan untuk pertumbuhan, gizi dan reproduksi.


2) Masing-masing melayani satu fungsi kekebalan tertentu.
3) Semua leukosit berasal dari induk yang sama, yang disebut system

cell, yang ada di dalam sum-sum tulang. System cell melahirkan kira-kira

lima sel darah yang belum matang, yang kemudian kira-kira lima sel darah

yang belum matang, yang kemudian berkembang hingga mencapai

kedewasaan. Fase perkembangan ini terjadi di berbagai bagian tubuh,

tergantung pada tipe sel darah.

b. Pembentukan dan Kinetika Leukosit


1) Granulosit
Granulosit dan monosit darah dibentuk dalam sum-sum
tulang dari sel precursor umum. Pada seri granulopolitik mieloblast,

promielosit dan mielosit membentuk pool (kelompok) sel proliferative

atau mototik sementara metamielosit, granulosit batang-batang dan

bersegmen membuat kompartemen maturasi postmitotik. Jumlah besar

neutrofil batang dan segmen juga disimpan dalam sum-sum sebagai

pool cadangan atau kamar simpanan. Sumsum tulang normal

mengandung banyak sel myeloid dari pada sel eritroid dengan ratio 2 :

1 12 : 1. Proporsi terbesar merupakan netrofil dan metamielosit. Pada

keadaan stabil atau normal, ruang simpanan sum-sum tulang

mengandung 10 15 kali jumlah granulosit memakan waktu kira-kira 10

jam dalam sirkulasi sebelum pindah ke dalam jaringan dimana ia

melakukan fungsi fagositosis. Telah diperkirakan bahwa umumnya pada

jaringan rata-rata 4 5 hari selama aksi defenisif.


2) Monosit
Monosit hanya sebentar dalam sum-sum dan setelah beredar selama

20 - 40 jam meninggalkan darah untuk memasuki jaringan dimana ini


menjadi matang dan melaksanakan fungsi utamanya. Umur

ekstravaskuler setelah transformasi menjadi makrofag dapat selama

beberapa bulan bahkan tahun. Monosit dapat melaksanakan fungsi

spesifik pada jaringan berbeda,


misalnya kulit, usus, hati dan sebagai.
c. Fungsi Sel Leukosit

Leukosit terdiri dari beberapa seri dan masing-masing seri mempunyai

fungsi yang berbeda, yaitu :

1) Fungsi utama granulosit netrofil bersegmen melawan bakteri. Bakteri

difagositosis dan dilisis, terutama di dalam jaringan meradang di luar

system vaskuler. Darah hanya mengangkut granulosit ke dalam tempat

kerjanya.
2) Fungsi granulosit eosinofil melawan parasit (terhadap parasit,larva

maupun telurnya), ia menimbulkan efek sitotoksin, langsung. Disamping

itu menimbulkan fungsi vegulasi pengendalian dalam reaksi anafiaksis,

sehingga mengendalikan kerja basofil.


3) Fungsi utama granulosit basofil dan sel yang berhubungan erat, dalam

pelepasan senyawa pengatur sirkulasi (histamine, serotonin, heparin).

Konstituen jaringan ini meningkatkan permeabilitas vaskuler pada

tempat aktifitas antigen local bervariasi, sehingga mengatur aliran

masuk sel-sel radang lain.


4) Fungsi utama monosit melawan bakteri, jamur virus dan senyawa

eksogen. Fungsi ini kebayakan diadakan ekstra vaskuler dengan

fagositosis. Monosit juga memecahkan sel-sel endogen yang tua

seperti eritrosit dan di anggap mereka secara serupa terlibat dalam

pertahanan melawan tumor. Di luar pembuluh darah, monosit mampu


bertransformasi luar biasa yang membentuk misalnya histiosit,

makrofag di dalam endotel rongga tubuh, sel epiteloid, sel dari benda

asing dan banyak bentuk lain.


5) Limposit selain berfungsi sebagai pertahanan local melawan antigen

benda asing hidup dan mati, juga berkembang menjadi sel plasma dan

menghasilkan immunoglobin untuk pertahanan humoral melawan virus,

bakteri dan allergen.


6. Tinjauan Umum Tentang Pemeriksaan Hitung Jumlah Lekosit
Darah diencerkan dalam pipet leukosit, kemudian dimasukkan ke dalam

kamar hitung. Jumlah leukosit dihitung dalam volume tertentu dengan

menggunakan faktor konversi jumlah leukosit per ul darah dapat diperhitungkan.

a. Pra Analitik

1) Persiapan pasien : tidak memerlukan persipan khusus

2) Persiapan sampel : darah EDTA

3) Prinsip : darah diencerkan dengan larutan asam

lemak, sel-sel eritrosit akan mengalami hemolisis

serta darah menjadi lebih encer sehingga sel-sel

lekosit lebih mudah dihitung.

4) Alat dan Bahan

Alat:

a) Pipet lekosit atau klinipet 20 l

b) Tabung ukuran 75 x 10 mm

c) Kamar hitung improved neubauer dan kaca penutup

d) Mikroskop

Bahan :
Turk : asam asetat glasial 3 ml

gentian violet 1% 1 ml

aquades 100 ml

Penambahan gentian violet bertujuan memberi warna pada inti dan

granula lekosit. Larutan ini melisiskan eritrosit dan trombosit tetapi tidak

melisiskan lekosit maupun eritrosit berinti.

b. Analitik

1) Membuat pengenceran.

2) Cara tabung :

a) Dengan menggunakan klinipet 20 l, pipet volume 0,5 ml

b) Larutan pengencer sebanyak 0,38 ml dimasukkan dengan

menggunakan pipet 0,5 ml ke dalam tabung ukuran 75 x 10 mm.

c) Tambahkan 20 l darah EDTA, darah kapiler ke dalam tabung tersebut

(pengencer 1 : 20). Pada waktu mengambil darah EDTA jangan lupa

menghomogenkan darah dengan baik. Sebelum memasukkan 20 l

darah ke dalam larutan pengencer, hapuslah kelebihan darah yang

ada di dalam pipet. Hati-hati agar darah di dalam pipet tidak ikut

terserap.

d) Darah yang tersisa di dalam pipet dibilas dengan mengisap dan

mengeluarkan larutan pengencer sebanyak 3 kali.

e) Tabung tersebut ditutup dengan parafilim dan dicampur hingga

homogen. Pencampuran dilakukan selama 1 menit.

3) Mengisi Kamar Hitung.


a) Kaca penutup kamar hitung diletakkan pada tempatnya. Kamar hitung

harus dalam keadaan bersih dan kering.

b) Isilah kamar hitung dengan darah yang sudah diencerkan tadi dengan

menggunakan pipet pastour. Pengisian kamar hitung harus diulang

bila terjadi hal-hal di bawah ini :

i) Terlalu banyak cairan yang masuk sehingga mengisi parit kamar

hitung.

ii) Kamar hitung tidak sepenuhnya terisi.

iii) Terdapat gelombang udara dalam kamar hitung.

c) Bila menggunakan pipet lekosit sebelum pengisian kamar hitung

buanglah 4 tetes pertama dan letakkan ujung pipet pada kamar hitung

tepat batas kaca penutup Isikan ke dalam kamar hitung tersebut pada

tetesan yang ke lima.

d) Kamar hitung setelah diisi dibiarkan selama 3 menit. Bila

penghitungan jumlah sel di dalam kamar hitung ditunda, sebaiknya

kamar hitung dimasukan ke dalam cairan putih yang berisi kapas atau

kertas saring basah.

4) Menghitung Jumlah Lekosit.

a) Letakkan kamar hitung dengan hati-hati di bawah mikroskop dalam

keadaan rata air. Turunkan kondensor atau kecilkan diafragma.

Gunakanlah pembesaran kecil untuk mencari daerah yang akan di

hitung. Setelah itu penghitungan sel dilakukan dengan menggunakan

lensa objektif 10x dan lensa okuler 10x.


b) Pada hitung lekosit minimal sel yang dihitung 100 sel dengan

menghitung semua lekosit yang ada pada kempat bidang 1,2,3 dan 4

(gb.2.1) diharapkan syarat minimal sel yang harus dihitung dapat

dicapai. Volume yang dihitung sebesar 4 ( 1 x 1 x 0,1 ) = 0,4 ul (mmk).

Bila jumlah lekosit dalam 2 buah bidang 1 dan 3 telah melebihi jumlah

100 sel dengan catatan bahwa volume yang dihitung sebesar 2 ( 1 x 1

x 0,1 ) = 0,2 ul (mmk).

c) Cara menghitung lekosit dalam kamar hitung dapat dilihat pada

gambar.2.2. Mulailah menghitung dari sudut kiri atas, terus kekanan,

kemudian turun kebawah dan dair kanan kekiri; lalu turun lagi

kebawah dan dimulai lagi dari kiri kekanan. Cara seperti ini dilakukan

pada keempat bidang besar.

d) Kadang-kadang ada sel-sel yang letaknya menyinggung garis batas

suatu bidang. Sel-sel yang menyinggung garis batas sebelah kiri atau

garis atas harus dihitung. Sebaliknya sel-sel yang menyinggung garis

batas selah kanan atau bawah tidak turut dihitung.

5) Penghitungan.

Jumlah lekosit yang dihitung = Jumlah lekosit x Faktor pengencer


Volume yang dihitung (ul)
Bila jumlah lekosit dalam ke 4 bidang besar (1,2,3,4 ) adalah N maka:

N x 20 l
50 N / l darah atau 0,05 N x 10 g / l
0,4
Jumlah lekosit =

Nilai rujukan = 4.000 10.000/ l

Pasca Analitik
Nilai rujukan :
Laki-laki - Perempuan = 4.000 10.000 / ul

1 mm
Gambar.2.2. Cara menghitung leukosit di dalam kamar hitung : tidak terhitung
: dihitung

1 2

A B
5
1/5 E

D C

4 3

Tinggi kamar hitung = 0,1 mm

Gb.2.1.. kamar hitung Improved Neubaur


7. Tinjauan Umum SYSMEX KX 21
a. Pengenalan Sysmex
KX 21 adalah multi parameter otomatis sel darah yang konter untuk in

vitro, di dalam penggunaan dioagnostik laboratorium klinik KX-21 memproses

kira-kira 60 sampel dalam satu jam dan menampilkan di layar, menghasilkan

data dengan 18 parameter sebagai hasil analisa.


Sysmex KX-21 melakukan analisa yang akurat dan cepat di dalam 18

parameter darah dan mendeteksi sampel yang abnormal untuk memudahkan

pemeriksaan sampel abnormal di dalam laboratorium. Instrument ini

menampilkan analisa data abnormal dengan tampilan tanda abnormal pada

layar bagian atas. Begitu data analisa yang ditampilkan mengijinkan

mendeteksi sampel yang mana adalah di luar toleransi itu dan memerlukan

pertimbangan ulang dan analisa lebih lanjut.


Sysmex KX-21 menjalankan 3 blok detector dan dua macam bahan

reaksi untuk analisa darah. WBC (Whole Blood Cell), menghitung yang di ukur

oleh blok detector menggunakan metode pendeteksian atau impedans. HCT

(Hematokrit) blok deteKtor mengukur volume dan massa darahan perbandingan

dinyatakan dalam persen (%) dari volume dalam darah.


Dalam metode otomatik menggunakan metode inpedens yang mana

adalah aliran listrik/elektroda. Pada setiap kamar pendeteksi mempunyai sisi

lubang bidik kamera yang di aliri elektroda yang alirannya searah. Sehingga sel

darah yang ditangkap oleh diluents masuk melalui lubang bidik kamera yang
menyebabkan perubahan arus dari elektroda sehingga arus listrik berubah yang

sebanding dengan ukuran sel darah.


b. Prinsip kerja SYSMEX KX-21
Darah yang menggunakan anti koagulan EDTA masuk melalui

Aspiration Probe yang di isap dan di alirkan ke kamar pendeteksi yang

mempunyai celah kecil yang dihubungkan dengan alat bidik kamera,tiap sisi

lubang bidik kamera terdapat elektroda yang alirannya searah, sehingga sel

darah yang ditangkap oleh diluents masuk melalui lubang bidik kamera yang

menyebabkan perubahan arus dari elektroda sehingga arus listrik berubah yang

sebanding dengan ukuran sel darah kemudian bereaksi dengan diluents

CELLPACK dan STROMATOLYSER-WH dan mendeteksi secara otomatis

setelah itu mengeluarkan hasil pemeriksaan secara otomatis.


c. Reagen dan Gold Standar Quality control
Reagen yang digunakan : Diluent CELL PACK
WBC/HGB reagen : STROMATOLYSER WH
Detergen (Pembersih) : CELLCLEAN
Pemakaian reagent setiap sample : Approx. 30 ml
WBC/HGB reagen (STROMATOLYSER-WH).Approx 1.0 ml
Standar Quality Kontrol yaitu :

Reagen :
HCT : 37,9 % Mean : 35,3 %
HCT : 32,7 % Limit : 7,5 %
Reagen :
WBC : 7,5 % Mean : 7,0 %
WBC : 6,5 % Limit : 7,0 %
d. Cara Pengoprasian
1) Tekan tombol On untuk memulai pengoprasian alat
2) Setelah alat dalam keadaan ready, dipastikan system berada pada Whole

Blood Mode dengan cara menekan tombol Mode untuk merubah analisis

modedan tombol Left dan Right memilih Whole Blood, lalu enter.
3) Tombol sampel untuk masukkan nomor sampel 1 kemudian enter.
4) Campur dengan baik darah dengan EDTA secara perlahan agar darah tidak

lisis.
5) Darah di masukkan pada Aspiration Probe (Pipa) kemudian disentuhkan

sampai keujung agar tidak mengisap udara.


6) Di tekan Star Switch untuk memulai proses. Botol darah ditarik setelah

terjadi bunyi Beep dua kali.


7) Hasil akan tampil pada layar dan secara otomatis akan tercetak pada

printer.

B. Kerangka Pikir

Pemeriksaan kadar hemoglobin dan Leukosit sangat

membantu diagnosis dokter dalam menentukkan pasien kekurangan darah atau

tidak, karena itu di dalam pemeriksaan harus tepat dan teliti. Selain itu

pemeriksaan hemoglobin dan Leukosit selalu digunakan dalam pemeriksaan rutin

laboratorium klinik.

Sehingga dalam menentukkan suatu pemeriksaan laboratorium klinik

hematologi harus menggunakan alat-alat yang dapat mengeluarkan hasil yang

cepat dan tepat, karena alat-alat yang digunakan sangat berperan penting untuk

menentukkan diagnosa suatu penyakit.

Sampel Darah

Leukosit Hemoglobin

Pemeriksaan Pemeriksaan BABPemeriksaan


III Pemeriksaan
Leukosit Metode Leukosit Sysmex Hemoglobin Metode Hemoglobin Sysmex
Tabung KX-21
Gambar. 2.3 Kerangka
Sahli
Pikir KX-21

Hasil
BAB III

METODE PENELITIAN

a. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian ini adalah eksperimen semu dengan membandingkan

hasil pemeriksaan kadar Hemoglobin metode sahli dan hitung jumlah leukosit

dengan alat hematologi Analyser Sysmex KX-21.

b. Alur Penelitian

Pasien

Sampel darah

Pemeriksaan Leukosit Pemeriksaan Hemoglobin

Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan


Leukosit Metode Leukosit Sysmex Hasil Hemoglobin Metode Hemoglobin Sysmex
Tabung KX-21 Pembahasan Sahli KX-21

Gambar 3.1.Skema Alur Penelitian

c. Populasi dan Sampel


1. Populasi Kesimpulan
Populasi dalam penelitian ini adalah pasien rawat jalan atau inap RSUD

Labuang Baji yang mendapat rujukan pemeriksan darah rutin.


2. Sampel
Darah dengan EDTA dari Punctie Vena
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Accidental Sampling.

Sampel darah di ambil melalui Punctie Vena dengan anti koagulan EDTA.
d. Variabel Penelitian
Variabel bebas

Variabel Bebas dalam penelitian ini adalah perbandingan hasil pemeriksaan

kadar hemoglobin dan hitung jumlah leukosit.

Variabel terikat
Variabel Terikat dalam penelitian ini adalah hasil pemeriksaan kadar

hemoglobin metode sahli dan hitung jumlah leukosit dengan hematologi

analyser sysmex KX 21.


e. Definisi Operasional
1. Hemoglobin adalah zat berwarna merah pada sel darah merah yang

membawa oksigen ke jaringan tubuh.


2. Kadar Hemoglobin adalah jumlah hemoglobin yang terdapat dalam darah.
3. Metode Sahli adalah suatu metode pemeriksaan kadar hemoglobin di ubah

menjadi asam hematin asam, kemudian warna yang terjadi dibandingkan

secara visual dengan standar


dalam alat itu.
4. Leukosit adalah sel berinti dalam darah yang yang berfungsi sebagai

pertahanan tubuh terhadap benda asing, mikroorganisme dan jaringan asing.


5. Hitung Leukosit adalah jumlah sel darah putih /mm 3 darah yang diencerkan

dengan larutan Turk dan dihitung dalam 4 kotak besar kamar hitung Improved

Neubauer.
6. Cara tabung adalah pemeriksaan jumlah leukosit yang diencerkan pada

tabung menggunakan mikropipet dan dihitung pada kamar hitung Improved

Neubauer.
7. Kamar hitung Improved Neubauer adalah suatu alat yang digunakan untuk

menghitung jumlah leukosit, eritrosit dan trombosit dibawah mikroskop.


8. Sysmex KX-21 adalah multi parameter otomatis sel, darah dimasukkan

kedalam tabung yang berisi EDTA kemudian tempatkan tabung pada rotor

kemudian dengan sendirinya rotor akan berputar masuk dan diproses.


f. Waktu dan Lokasi Penelitian
1. Waktu
Penelitian ini di laksanakan di bulan Mei 2010.

2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini di dilaksanakan di Laboratorium RSUD Labuang Baji.
g. Pengumpulan Data
1. Pengambilan Specimen
a) Alat yang digunakan :
1)Spoit 3 ml yang steril
2)Tourniquet
3)Tabung reaksi ukuran 75 x 10 mm
4)Kapas steril
b) Bahan yang digunakan
Alcohol 70%.
c) Cara kerja :
1) Karet pembendung dipasang dan pasien diajukan agar mengepalkan

tanganya.
2) Cari vena yang akan ditusuk, permukaan kulit darah yang akan

ditusuk didensinfeksi dengan kapas alcohol.


3) Tegangkan kulit diatas vena dengan jari-jari tangan kiri agar vena tidak

mudah bergerak
4) Tusukkan jarum sampai masuk kedalam vena dengan sudut 45 0 lalu

tarik penghisap spoit sehingga darah masuk kedalam spoit sebanyak

yang diinginkan.
5) Lepaskan karet pembendung.
6) Jarum di cabut bersama spoit dan bekas tusukan tekan dengan

menggunakaan kapas alcohol.


7) Lepaskan jarum dari spoit
8) Darah dipindahkan kedalam botol yang berisi EDTA, posisi botol agak

dimiringkan lalu dimasukkan perlahan-lahan, kocok sampai homogen.


2. Pemeriksaan Hb
Prinsip : Hemoglobin di ubah menjadi asam hematin kemudian warna

yang terjadi dibandingkan secara visual dengan warna standar dalam alat

itu.
Cara Kerja :
a) Siapkan alat dan bahan
b) Masukkan HCl 0,1 N ke dalam tabung pengencer hermometer sampai

tanda 2.
c) Isaplah darah EDTA dengan pipet Hb sampai tanda 20 ul.
d) Hapus kelebihan darah yang melekat pada ujung luar pipet dengan

menggunakan tissue.
e) Alirkan darah dari pipet ke dalam tabung pengencer yang berisi HCl

0,1 N. Hati-hati jangan sampai terjadi gelembung udara .


f) Campurlah isi tabung itu supaya darah dan asam bersenyawa (warna

campuran menjadi coklat tua), diamkan selama 5 menit.


g) Tambahkan aquades tetes demi tetes lalu aduk dengan batang

pengaduk bersamaan warna campuran dan batang standar sampai

warna yang terjadi sama dengan warna standar.


3. Pemeriksaan jumlah leukosit.

Prinsip : darah diencerkan dengan larutan turk, kemudian dimasukkan

kedalam kamar hitung. Jumlah leukosit dihitung dibawah mikroskop. Asam

acetat yang terdapat pada larutan Turk menyebabkan eritrosit pecah,

sehingga leukosit dapat dengan mudah diamati dan dihitung pada bilik

hitung.

4. Pemeriksaan sampel menggunakan Sysmex KX 21 :


Prosedur penelitian
Metode : Automatic
Prinsip: Menggunakan metode Inpedans yang mana adalah aliran

listrik/elektroda. Pada setiap kamar pendeteksi mempunyai sisi lubang

bidik kamera yang di aliri elektroda yang alirannya searah. Sehingga sel
darah yang di tangkap oleh diluents masuk melalui lubang bidik kamera

yang menyebabkan perubahan arus dari elektroda sehingga arus listrik

berubah yang sebanding dengan ukuran sel darah.


1) Dipastikan alat dalam keadaan Ready
2) Ditekan tombol (nomor sampel) untuk memasukkan nomor sampel dan

identitas sampel darah kemudian ditekan tombol enter.


3) Sebelum darah diperiksa, darah harus tercampur dengan
baik dan tidak terdapat gelembung.
4) Dibuka penutup tabung lalu ditekan dibawah aspiration probe lalu

ditekan start switch dan pastikan ujung probe menyentuh dasar botol

agar tidak menghisap udara sampai terdengar bunyi beep 2 kali.


5) Setelah itu akan memproses lalu menampilkan pada layar dan secara

otomatis akan tercetak pada kertas printer.


h. Analisa Data

Data disajikan dalam bentuk deskriptif dengan menggunakan tabel. Untuk

melihat adanya perbedaan ini dilakukan pengujian statistik dengan uji t (dua pihak)

dengan Kriteria penerimaan penolakan itu adalah sebagai berikut :

x 1x 2
t =
(S1 )2 ( S2 )2
n
+
n

Keterangan :
x1 = Rata-rata sampelke-1

x2 = Rata-rata sampel ke-2

S1 = Jumlah standar deviasi sampel ke-1

S2 = Jumlah standar deviasi sampel ke-2


n1 = Jumlah sampel ke-1

n2 = Jumlah sampel ke-2

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Berdasarakan hasil pemeriksaan Laboratorium yang telah dilakukan sejak

tanggal, 24 Mei s/d 01 Juni 2010 diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.1 Hasil pemeriksaan hemoglobin metode Sahli dengan alat Hematologi
Analyser Sysmex KX-21 di Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji
Makassar.

Hasil Penelitian Hemoglobin


No Kode Metode Sahli Sysmex
Sampel (g%) (g/dl)
1 A 12 12.3
2 B 12.6 13.1
3 C 11.2 11.7
4 D 8.8 9.1
5 E 11.6 12
6 F 13 13.5
7 G 11.6 12.2
8 H 12.2 12.7
9 I 12 12.5
10 J 13.8 14.2
11 K 12.2 12.9
12 L 11.2 11.9
13 M 11 11.6
14 N 10.6 11
15 O 12.2 12.7
16 P 10.8 11.4
17 Q 11.4 12.1
18 R 12 12.6
19 S 10.2 10.8
20 T 10 10.4

Sumber : Data Primer Mei 2010.


Tabel 4.1 menunjukkan bahwa kadar hemoglobin Metode Sahli tertinggi 13.8 g%

dan terendah 8.8 g%, dan kadar hemoglobin menggunakan Analyser Sysmex KX-

21 tertinggi 14.2 g/dl dan terendah 9.1 g/dl.

Tabel 4.2 Hasil pemeriksaan Lekosit metode Tabung dengan alat Hematologi
Analyser Sysmex KX-21 di Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji
Makassar.

Hasil Penelitian Lekosit


No Kode Sampel Metode Tabung Sysmex
(/mm3) (/l)
1 A 14.500 16.000
2 B 3.600 4.500
3 C 3.800 5.200
4 D 6.200 7.800
5 E 4.800 6.100
6 F 3.800 5.100
7 G 17.100 18.400
8 H 4.000 6.400
9 I 6.200 7.100
10 J 4.200 5.400
11 K 5.200 8.800
12 L 6.900 8.300
13 M 10.900 12.500
14 N 5.500 6.900
15 O 4.500 5.900
16 P 6.200 7.600
17 Q 9.800 11.100
18 R 18.200 20.500
19 S 7.900 10.700
20 T 6.600 8.200

Sumber : Data Primer Mei 2010.

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa jumlah Lekosit Metode Tabung tertinggi

18.200/mm3, terendah 3.600/mm3, dan jumlah Lekosit menggunakan alat

automatic Analyser Sysmex KX-21 tertinggi 20.500/l terendah 4.500/l.


Tabel 4.3 Hasil Analisa uji berpasang pemeriksaan Hemoglobin Metode Sahli
dengan alat automatik analyser Sysmex KX-21

Pemeriksaan t- t-
N Mean SD
Kadar Hb hitung tabel
Metode Sahli 20 11.520 1.1227
1.487 2.025
Metode Sysmex 20 12.055 1.1518

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa t hitung (-1.487) < t tabel (2.025), artinya tidak ada

perbedaan bermakna kadar Hemoglobin metode Sahli dengan metode automatic

analyser Sysmex KX-21, Ho di terima.

Tabel 4.4 Hasil Analisa Uji T pemeriksaan jumlah Lekosit metode tabung dengan
metode automatic Analyser Sysmex KX-21

Pemeriksaan Thitun ttabe


N mean SD
Lekosit g l
Metode Tabung 20 7.4950 44.14 1.146 2.025
Metode Sysmex 20 9.1150 1
45.28
5

Tabel 4.4 Menunjukkan bahwa t hitung (-1.146) < t tabel (2.025) Ho di terima

berarti tidak ada perbedaan yang bermakna pemeriksaan jumlah lekosit metode

tabung dengan metode Sysmex KX-21.

4.2 Pembahasan

Pemeriksaan kadar hemoglobin dalam darah memegang peranan penting dalam

diagnosa suatu penyakit, karena hemoglobin merupakan salah satu protein khusus

yang ada dalam sel darah merah dengan fungsi khusus yaitu : mengangkut Oksigen

(O2) ke jaringan dan mengembalikan karbondioksida (CO 2) dari jaringan ke paru-paru.


Pemeriksaan hemoglobin merupakan salah satu pemeriksaan penunjang untuk

mengetahui ada tidaknya gangguan kesehatan terhadap pasien misalnya kekurangan

hemoglobin atau biasa disebut Anemia.

Darah diencerkan dalam pipet lekosit, kemudian dimasukkan ke dalam kamar

hitung. Jumlah lekosit dihitung dalam volume tertentu dengan menggunakaan faktor

pengenceran. Lekosit merupakan system pertahanan tubuh, muncul dalam beberapa

bentuk, ukuran dan memiliki fungsi yang berbeda.

Pemeriksaan hitung jumlah lekosit dapat dilakukan dengan menggunakan alat

automatic cell counter dan kamar hitung improved neubauer. Hasil pemeriksaan lekosit

dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya yaitu jumlah yang diisap ke dalam

pipet tidak tepat.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 20 sampel yang telah

diteliti, diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa pemeriksaan hemoglobin metode

Sahli dan hitung jumlah Leukosit metode tabung menunjukkan ada perbedaan hasil

dengan Analyser Sysmex KX-21. Namun perbedaan hasil yang diperoleh tidak

bermakna.

Perbedaan hasil yang diperoleh pada kedua metode pemeriksaan hemoglobin

yang menggunakan metode sahli dengan analyser sysmex KX-21, lebih dipengaruhi

oleh tingkat ketelitian metode yang digunakan. Sebagaimana diketahui bahwa metode

Sahli bukanlah cara yang teliti, karena masih mempunyai tingkat kesalahan 10% dalam

pemeriksaan. Hal ini lebih dipengaruhi oleh ; tidak tepat mengambil 20 ul darah, darah

dalam pipet tidak sempurna dikeluarkan ke dalam HCl karena tidak dibilas, tidak baik
mengaduk campuran darah dan asam pada waktu mengencerkan, tidak

memperhatikan waktu yang seharusnya berlalu untuk mengadakan perbandingan

warna, kehilangan cairan dari tabung karena untuk mencampur isinya, tabung itu

dibolak-balikan dengan menutupnya memakai ujung jari, ada gelembung udara di

permukaan pada waktu membaca, membandingkan warna pada cahaya yang kurang

terang, menggunakan tabung pengencer yang tidak diperuntukkan alat yang dipakai.

Perbedaan hasil pada pemeriksaan lekosit yang menggunakan metode tabung

dengan Analyser Sysmex KX-21 lebih baik dibandingkan dengan metode Sahli.

Beberapa faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan hitung jumlah lekosit

yang menggunakan metode tabung dengan Analyser Sysmex KX-21 yaitu : konsentrasi

larutan Turk yang tidak sesuai, tidak tepat mengambil 20 ul darah, tidak homogen saat

mencampur darah dengan larutan pengencer, terlalu banyak cairan yang masuk

sehingga mengisi parit Kamar Hitung, kamar Hitung tidak sepenuhnya terisi, terdapat

gelombang udara dalam Kamar Hitung.

Dari hasil penelitian dianalisis uji t statistik, menunjukkan hasil t hitung (-1.487) <

t tabel (2.025), artinya tidak ada perbedaan bermakna kadar Hemoglobin metode Sahli

dengan metode automatic analyser Sysmex KX-2, sedangkan untuk lekosit

menunjukkan bahwa t hitung (-1.146) < t tabel (2.025), berarti juga tidak ada perbedaan

yang bermakna pemeriksaan jumlah lekosit metode tabung dengan metode automatic

analyser Sysmex KX-21.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tidak ada

perbedaan yang bermakna pemeriksaan hemoglobin metode sahli dengan alat

automatik ( sysmex KX 21 ) dimana t hitung (-1.487 ) < t tabel (2,025) dan

pemeriksaan jumlah leukosit cara tabung dengan alat automatik ( sysmex KX 21

) dimana t-hitung (-1.146) < t tabel (2,025).


b. Saran
1. Dalam pemeriksaan hemoglobin dan hitung jumlah leukosit menggunakan

alat manual masih dapat dilakukan dengan memperhatikan faktor kesalahan

yang dapat mempengaruhi hasil.


2. Pada peneliti selanjutnya agar melakukan penelitian perbandingan kadar

hemoglobin dan jumlah leukosit cara manual dengan hematologi analyser

lain.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2009, http://www.juraganmedis.com/hemoglobin-mengenal-


lebiihdekat.htm, diakses tanggal 10 Februari 2010.

Anonim, 2009, http://www.indonesia.com/f/13477-anemia, diakses tanggal 10


Februari 2010.

Anonim, 2006, http://www.organisasi.defenisidarah, diakses tanggal 12 Februari


2010.

Anonim, 2006, Panduan Hematology Analyzer sismex KX-21, Jakarta

Bakta. M.I, 2006, Hematologi klinik Ringkas, Buku kedokteran, Jakarta

Danis D. Kamus Istilah Kedokteran, Gita Media Press

DEPKES, 1991, Pemeriksaan Hemoglobin Metode Sahli, Petunjuk


Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas, Jakarta

Gandasoebrata. R., 2004, Penuntun Laboratorium klinik, Dian Rakyat.


Jakarta.

Guyton, 2007, Fisiologi Kedokteran, EGC Penerbit Buku Kedokteran,


Jakarta.

Gayatri A, 1995, Kamus Kesehatan, Arcan, Jakarta

Harjoeno, 2006, Interpretasi Hasil Tes Laboratorium Diagnostik, Universitas


Hasanuddin, Makassar.

Hoffbrand A.V, Pettit J.E, Moss P.A.H, Kapita Selekta Hematologi Edisi 4, EGC,
Jakarta

Rijal Syamsul, 2009, Perbandingan hasil pemeriksaan hitung jumlah leukosit


menggunakan cara pipet dan cara tabung, KTI, Programa D-3 Analis
kesehatan UIT, Makassar.

Rusli. B, 2003, Diktat Hematologi 1. Laboratorium patologi klinik. Fakultas


kedokteran UNHAS, Makassar

Sacher RA, Mapherson RA, 2004, Tinjauan klinis hasil Pemeriksaan Laboratorium
Edisi 11, Jakarta, EGC

Sadikin. M, 2002, Biokimia Darah, Widya Medika, Jakarta


L
A
M
P
I
R
A
N
Tabel Mean Dan Standar Deviasi Pemeriksaan Hitung
Jumlah Lekosit Alat Sysmex Dan Metode Tabung
NO Xi Xii Xi-Xi Xii . X2 (Xi . Xi)2 (Xii . X2)2
1. 14.500 1600 6885 7.1 49070025 47403225
2. 3.600 4.500 -4615 -3.8 15171025 21298225
3. 3.800 5.200 -3915 -3.6 13653025 15327225
4. 6.200 7.800 -1515 -1.2 1677025 2295225
5. 4.800 6.100 -3010 -2.6 7263025 9090225
6. 3.800 5.100 -4015 -3.6 13653025 16120225
7. 17.100 18.400 9285 9.7 92256025 86211225
8. 4000 6.400 -2715 -3.4 12215025 7371225
9. 6.200 7.100 -2015 -1.2 1677025 4060225
10. 4.200 5.400 -3715 -3.2 10857025 13801225
11. 5.200 8.800 -315 -2.2 5267025 99225
12. 6.900 8.300 -815 -0.5 354025 664225
13. 10.900 12.500 3385 3.5 11594025 11458225
14. 5.500 6.900 -2215 -1.9 3980025 4906225
15. 4.500 5.900 -3215 -2.9 8970025 10336225
16. 6.200 7.600 -1515 -1.2 1677025 2295225
17. 9.800 11.100 1985 2.4 5313025 3940225
18. 18.200 20.500 11385 10.8 114597025 129618225
19. 7.900 10.700 1585 0.5 164025 2512225
20. 6.600 8.200 -915 -0.8 801025 837225
7.495 9.115 370.209.50 389.645.50
0 0

SD1= ( X X )
N 1

= 370.209500
19

= 19484711

= 44.141
SD2= ( X X )
N 1

= 38964550
201

= 389645500
19

= 20507657

= 45.2853
X X
Thitung =
S1 S2
+
n1 n2

74959115
=
( 4414.14) ( 4528.53)
20
+
20

1.71620
= 974231.59+1025379.19

1620
= 1999610.78

1620
= 1414.0759 =1.146

t table
Derajat Kepercayaan 95% = 0,05
dk = n-1
= 20-2
= 18
t table = 2,101
berarti t table > t hitung
Hi di tolak dan Ho di terima

Tabel Mean dan Standar Deviasi Pemeriksaan

Hemoglobin Sysmex Dan Metode Sahli

NO Xi Xii Xi-Xi Xii . X2 (Xi . Xi)2 (Xii . X2)2


1. 12 12.7 0.48 0.645 0.2304 0.416025
2. 12.6 13.1 1.08 1.045 1.1664 1.092025
3. 11.2 11.7 -0.32 -0.355 0.1024 0.126025
4. 8.8 9.1 -2.72 -2.955 7.3984 8.732025
5. 11.6 12 0.08 -0.055 0.0064 0.003025
6. 13 13.5 1.48 1.445 2.1904 2.088025
7. 11.6 12.2 0.08 0.145 0.0064 0.021025
8. 12.2 12.7 0.68 0.645 0.4624 0.416025
9. 12 12.5 0.48 0.445 0.2304 0.198025
10. 13.8 14.2 2.28 2.145 5.1984 4.601025
11. 12.2 12.9 0.68 0.845 0.4624 0.714025
12. 11.2 11.9 -0.32 -0.155 0.1024 0.024025
13. 11 11.6 -0.52 -0.455 0.2704 0.207025
14. 10.6 11 -0.92 -1.055 0.8464 1.113025
15. 12.2 12.7 0.68 0.645 0.4624 0.416025
16. 10.8 11.4 -0.72 -0.655 0.5184 0.429025
17. 11.4 12.1 -0.12 -0.045 0.0144 0.002025
18. 12 12.6 0.48 0.545 0.2304 0.297025
19. 10.2 10.8 -1.32 -1.255 1.7424 1.575025
20. 10 10.4 -1.52 -1.655 2.3104 2.739025

11.52 12.055 23.952 25.2095

SD1= ( X X )
n1
= 23.952
201

= 23.095
19

= 1.2606316

= 1.12278

SD2= ( X X )
n1

= 25.2095
201

= 25.2095
19

= 1.32658158

= 1.15187

X X
Thitung =
S1 S2
+
n1 n2

11,5212,055
=
(1.260316) (1.3268158)
20
+
20
0.535
= 0.0630158+0.00663408

0.535 0.535
=1.487509
= 0.1293566 = 0.3596617

t table

Derajat Kepercayaan 95% = 0,05

dk = n-2

= 40-2

= 38

t table = 2.025

t hitung (1.146) < t tabel (2.025)

Ho di terima

LAMPIRAN GAMBAR
SYSMEX KX-21

MIKROSKOP

(1)MIKRO PIPET; (2)TIPS; (3)KAMAR HITUNG; (4)TABUNG REAKSI

DAN (5) LARUTAN TURK


SAMPEL PENELITIAN

Anda mungkin juga menyukai