Anda di halaman 1dari 20

ALAT UJI ELOKTROLISIS

OLEH:
FITRI CAHAYA NINGSIH
NIM 12111124606

JURUSAN TADRIS ILMU PENGETAHUAN ALAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU

i
KATA PENGANTAR

AssalamulaikumWr.Wb

Puji beserta syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpah dan rahmat, taufik
dan hidayah-Nya serta nikmat kesehatan, sehingga penyusunan proposal penelitian ini dapat
selesai sesuai dengan yang diharapkan. Shalawat beriring salam selalu tercurahkan kepada
baginda Nabi Muhammad SAW dan semoga kita selalu berpegang teguh pada sunnahnya
Amiin….

Dalam penyusunan proposal penelitian ini tentunya hambatan selalu mengiringi


namun atas bantuan, dorongan dan bimbingan dari orang tua, dosen pembimbing, dan tentunya
teman-teman yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, akhirnya hambatan tersebut dapat
teratasi, dan proposal penelitian ini dapat terselesaikan.

Semoga proposal ini dapat memberikan manfaat dan sebagai sedikit referensi untuk
para pembaca, dan tidak lupa penulis mohon maaf pabila dalam penyusunan proposal penelitian
ini terdapat kesalahan baik dalam kosakata maupun isi dari keseluruhan ini. Penulis sadar bahwa
proposal ini masih jauh dari kata sempurn ada nuntuk itu kritikdan saran sangat penulis
harapkan demi kebaikan untuk kedepannya.

Pekanbaru. 8 Oktober 2023

Penulis

Fitri Cahaya Ningsih

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii


DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................................... v
BAB I ............................................................................................. Error! Bookmark not defined.
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 0
A. Latar Belakang ................................................................................................................... 0
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................... 1
C. Tujuan ................................................................................................................................ 1
D. Manfaat .............................................................................................................................. 2
BAB II ....................................................................................................................................... 3
LANDASAN TEORI................................................................................................................. 3
A. Deskripsi Teori ................................................................................................................... 3
B. Kerangka Berfikir ............................................................................................................... 8
BAB III ...................................................................................................................................... 9
PROSEDUR PENGEMBANGAN............................................................................................ 9
A. Langkah-Langkah Pengembangan ...................................................................................... 9
B. Metode Pengembangan Tahap I ........................................................................................ 11
1. Instrumen Pengumpulan Data ........................................................................................ 11
2. Analisis ......................................................................................................................... 11
3. Rencana Desain Produk ................................................................................................. 12
DAFTAR KEPUSTAKAAN ................................................................................................... 14

DAFTAR GAMBAR

iii
Gambar 3.1 ................................................................................................... 12

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Skala Likert ................................................................................................... 11

Tabel 3.2 Hasil Validitas alat peraga.............................................................................. 12

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah sesuatu yang terus berubah, selalu bergerak maju seiring
dengan perkembangan masyarakat sebagai hasil dari kemajuan ilmu pengetahuan, oleh
karena itu, perhatian yang cukup diperlukan dalam upaya mengembangkan dan
meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan tuntutan masyarakat. Dalam meningkatkan
kualitas pendidikan, diperlukan terobosan, termasuk dalam pengembangan kurikulum dan
inovasi pembelajaran. Faktor yang sangat mempengaruhi peningkatan kualitas pendidikan
adalah guru dan siswa. Guru harus berusaha untuk membuat pembelajaran lebih inovatif,
mendorong siswa untuk belajar secara optimal baik secara mandiri maupun di dalam
kelas(Wahyono et al., 2017).
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah cabang ilmu pengetahuan yang berkaitan
dengan pengamatan, pemahaman, dan eksplorasi fenomena alam. Ilmu ini mencakup
kajian mengenai benda-benda alam dan proses-proses alamiah yang terjadi di alam
semesta. IPA mencakup beberapa disiplin ilmu utama, termasuk fisika, kimia, biologi,
dan astronomi.(Drie et al., 2022)
Ilmu kimia adalah cabang dari ilmu pengetahuan alam (IPA) yang memfokuskan
pada struktur, komposisi, sifat, serta perubahan materi, sambil mempertimbangkan energi
yang terlibat dalam transformasi tersebut.
Proses pembelajaran adalah suatu rangkaian kegiatan atau aktivitas yang
dilakukan dengan tujuan memberikan pengetahuan, keterampilan, pemahaman, atau
perubahan perilaku kepada individu atau kelompok. Proses ini melibatkan interaksi antara
pengajar (guru, instruktur, fasilitator) dan peserta didik (siswa, mahasiswa, peserta
pelatihan) dalam suatu lingkungan pembelajaran(Zulvianda et al., 2016)
Salah satu alat peraga yang dapat digunakan dalam eksperimen terkait elektrolisis
adalah sel elektrolisis sederhana. Sel elektrolisis ini dapat mencakup dua elektroda
(katoda dan anoda) yang terendam dalam larutan elektrolit. Proses elektrolisis dapat
diawasi dengan mengamati perubahan pada elektroda, perubahan warna larutan, atau
pengukuran kuantitatif, seperti jumlah gas yang dihasilkan. Salah satu alat peraga yang
dapat digunakan dalam eksperimen terkait elektrolisis adalah sel elektrolisis sederhana.
Sel elektrolisis ini dapat mencakup dua elektroda (katoda dan anoda) yang terendam
dalam larutan elektrolit. Proses elektrolisis dapat diawasi dengan mengamati perubahan
pada elektroda, perubahan warna larutan, atau pengukuran kuantitatif, seperti jumlah gas
yang dihasilkan(Gunawan et al., 2019).
Perkembangan sains dan teknologi yang sangat pesat mendorong untuk
memanfaatkan hasil teknologi dalam meningkatkan hasil belajar. Hasil belajar yang baik
dapat diperoleh dalam proses pembelajaran dengan memanfaatkan media pembelajaran.
Media pembelajaran adalah alat yang mampu menunjang sistem belajar mengajar dan
berperan untuk memperjelas makna pesan yang di sampaikan, sehingga dapat mencapai
tujuan pembelajaran yang lebih baik dan sempurna.
Pembelajaran dengan menggunakan Metode eksperimen merupakan salah satu
metode efektif untuk pembelajaran mata pelajaran kimia. Metode eksperimen adalah
pendekatan pembelajaran di mana guru dan murid bekerja bersama untuk melakukan
praktik dari konsep yang telah diajarkan(Hamsir, 2017) .
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penulis ingin merancang alat
sebagai media percobaan listrik statis yang akan diuraikan dalam proposal yang berjudul
“Alat Uji Eloktrolisi”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pokok permasalahan yang telah dipaparkan sebelumnya pada
bagian latar belakang, maka penulis merumusakan masalah penelitian yaitu
“Apakah alat uji elektrolisis yang dikembangkan dapat menunjukkan gejala reaksi
kimia eloktrisis?”

C. Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka yang menjadi tujuan penelitian
adalah ingin mengetahui apakah alat uji elektrolisis yang telah dikembangkan dapat

1
menunjukkan gejala reaksi kimia elektrolisis dan mendeskripsikan cara membuat dan
menggunakan elektrolik sebagai penunjang pembelajaran elektrolisi.

D. Manfaat
Hasil penelitian dan pembuatan alat ini di harapkan dapat bermanfaat bagi seluruh siswa
kelas IX untuk membantu dalam proses pembelajaran alat uji eloktrolisis, sehingga siswa
lebih mudah memahami gejala reaksi kimia elektrolisis.

2
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Teori
1. Elektrolisis

Elektrolisis adalah peristiwa penguraian elektrolit dalam sel eloktrolisis


oleh arus listrik, Dalam sel volta/galvani, reaksi redoks berlangsung secara spontan,
menghasilkan energi listrik dari energi kimia. Sedangkan dalam elektrolisis, reaksi
redoksnya tidak spontan dan memerlukan energi listrik eksternal untuk memaksa
reaksi tersebut terjadi, mengubah energi listrik menjadi energi kimia. Ini adalah
konsep dasar yang mendasari perbedaan antara kedua proses tersebut(Fakhrudin et
al., 2017).
Elektrolisis adalah sebuah proses penguraian elektrolit dengan
menggunakan tenaga listrik, dimana arus listrik dialirkan melalui cairan elektrolit dan
akan menimbulkan reaksi kimia. Contoh umum elektrolisis adalah pemisahan air
menjadi hidrogen dan oksigen gas. Reaksi kimia yang terjadi pada elektroda adalah
sebagai berikut:
 Pada anoda: 2H2O (l) → O2 (9) + 4 H+(aq) +4e −
 Pada katoda: 4H2O(l)→4e-→2H22(g)+4OH−(aq)
Ciri-ciri Elektrolisis antara lain:
1. Ion-ion bebas yang terdapat dalam cairan elektrolit memiliki kemampuan untuk
menerima atau melepaskan elektron, sehingga memungkinkan aliran elektron
melalui larutan tersebut.
2. Memanfaatkan arus listrik searah (DC) yang diperoleh dari sumber eksternal,
seperti pada baterai.
3. Memiliki 2 elektroda
Elektroda yang digunakan dalam proses elektrolisis terdiri dari katoda dan
anoda. Katoda adalah elektroda yang menerima aliran arus listrik dari sumber

3
eksternal, sementara anoda adalah elektroda yang mengarahkan kembali aliran
elektron ke sumber arus listrik. Beberapa komponen yang penting dalam proses
elektrolisis meliputi katoda, anoda, larutan elektrolit, dan sumber energi eksternal.
a. katoda adalah elektroda yang bermuatan negatif dan mengalami reaksi reduksi.
Pada katoda, ion-ion yang telah mengalami reduksi dari anoda akan menempel
atau mendeposit di permukaannya.
b. Anoda adalah elektroda yang bermuatan positif dan mengalami reaksi oksidasi.
Anoda berfungsi sebagai penghantar listrik dengan peran yang berlawanan
dibandingkan dengan katoda dalam proses elektrolisis.
c. Larutan elektrolit adalah larutan kimia yang mengandung ion-ion, sehingga
dapat menghantarkan arus listrik. Dalam larutan elektrolit, molekul-
molekulnya terurai (terdisosiasi) menjadi partikel yang bermuatan positif dan
negatif yang disebut 13 dengan ion. Ion positif disebut kation, sementara ion
negatif disebut anion. Larutan elektrolit biasanya dapat dibagi menjadi tiga
macam:
 Larutan elektrolit kuat adalah larutan di mana semua molekulnya
terdisosiasi menjadi ion, sehingga memiliki daya hantaran listrik yang
tinggi. Secara umum, larutan elektrolit kuat seringkali merupakan
larutan garam.
 Ciri-ciri larutan elektrolit kuat adalah memiliki daya hantar listrik yang
tinggi dan terdisosiasi dengan sempurna. Contohnya termasuk larutan
garam (seperti NaCl, KCl, CuSO4, dan KNO3), asam kuat (seperti HCl,
HI, HBr, H2SO4, dan HNO3), serta basa kuat (seperti NaOH, Ca(OH)2,
Mg(OH)2, dan KOH).
 Larutan elektrolit lemah adalah larutan di mana tidak semua
molekulnya terionisasi dengan sempurna, sehingga hanya sebagian
ionnya yang dapat menghantarkan listrik. Ciri-ciri larutan elektrolit
lemah adalah memiliki daya hantar listrik yang rendah. Contohnya
termasuk asam lemah (seperti HCN, H3PO4, CH3COOH, dan C2O3),
basa lemah (seperti NH4OH dan Al(OH)3), serta Fe(OH)3).

4
 Larutan non-elektrolit adalah larutan yang tidak mampu menghantarkan
arus listrik. Larutan non-elektrolit terbentuk dari zat-zat yang larut
dalam air tetapi tidak terionisasi menjadi ion. Ciri-ciri larutan non-
elektrolit adalah tidak mengalami disosiasi ionik dan bersifat isolator
listrik. Contohnya meliputi urea, glukosa, sukrosa, dan etanol.
d. Sumber daya adalah sumber arus listrik searah (DC) yang diperlukan selama
proses elektrolisis berlangsung, di mana arus listrik ini akan mengalir
melalui larutan elektrolit
Sel elektrolisis adalah sebuah sel elektrokimia di mana energi listrik
digunakan untuk memicu reaksi redoks yang tidak bersifat spontan. Elektrolisis
adalah proses peruraian zat menggunakan arus listrik. Prinsip kerja sel elektrolisis
melibatkan menghubungkan kutub negatif dari sumber arus searah ke katoda dan
kutub positif ke anoda. Ini menciptakan overpotensial yang memungkinkan
terjadinya reaksi reduksi dan oksidasi yang tidak bersifat spontan. Elektron
mengalir dari katoda ke anoda, sedangkan ion-ion positif cenderung tertarik ke
katoda dan mengalami reduksi(WANGI, 2013).
Sel elektrolisis adalah sebuah sel elektrokimia yang menggunakan sumber
energi listrik untuk mengubah reaksi kimia yang terjadi. Elektrolisis adalah proses
peruraian zat menggunakan arus listrik. Prinsip kerja sel elektrolisis melibatkan
menghubungkan kutub negatif dari sumber arus searah ke katoda dan kutub positif
ke anoda. Ini menciptakan overpotensial yang memungkinkan terjadinya reaksi
reduksi dan oksidasi yang tidak bersifat spontan. Elektron mengalir dari katoda ke
anoda, sedangkan ion-ion positif cenderung tertarik ke katoda dan mengalami
reduksi sedangkan untuk ion-ion negatif akan cenderung tertarik ke anode dan
teroksidasi(Syawalian et al., 2019).
Faktor yang mempengaruhi eloktronisis antara lain penggunaannya yaitu:
1. Penggunaan katalisator
Katalisator NaOH, KOH, dan H2SO4 berperan dalam memfasilitasi proses
penguraian air menjadi hidrogen dan oksigen karena ion-ion katalisator dapat
memengaruhi stabilitas molekul air menjadi ion H+ dan OH-, yang lebih
memudahkan proses elektrolisis karena ada penurunan energi aktivasi. Zat-zat
5
ini tidak mengalami perubahan yang permanen (tidak terkonsumsi dalam
proses elektrolisis).
2. Area eloktroda
yang lebih luas akan memudahkan elektrolit dalam mentransfer elektronnya
karena kontak yang lebih baik dengan elektrolit. Sebaliknya, jika luas area
kontak elektroda kecil, maka proses elektrolisis akan menjadi lebih lambat
karena kurangnya kontak antara elektroda dan elektrolit.
3. Jenis Logam Eloktroda
Penerapan medan listrik pada logam dapat mengakibatkan semua elektron
bebas dalam logam bergerak sejajar dan berlawanan arah dengan medan
listrik. Ini mengukur kemampuan bahan untuk menghantarkan arus listrik. Jika
ada perbedaan potensial listrik di ujung-ujung konduktor, muatan akan
berpindah dan menciptakan arus listrik. Konduktivitas listrik didefinisikan
sebagai perbandingan rapat arus terhadap kuat medan listrik. Konduktivitas
listrik terlihat dalam deret volta seperti ini: Li > K > Ba > Sr > Ca > Na > Mg
> Al > Mn > Zn > Cr > Fe > Cd > Co > Ni > Sn > Pb > H > Sb > Bi > Cu >
Hg > Ag > Pt > Au. Saat bergerak ke kanan, massa jenis semakin besar.
4. Konsentrasi eloktrolit
Ketika konsentrasi larutan elektrolit pereaksi meningkat, laju reaksi juga
meningkat. Hal ini disebabkan oleh peningkatan persentase katalis, yang dapat
mengurangi hambatan dalam elektrolit. Akibatnya, transfer elektron dapat
berlangsung lebih cepat selama proses elektrolisis elektrolit. Terdapat
hubungan langsung antara persentase katalis dan transfer elektron

2. Alat Uji Eloktrolisis

Sel elektrolisis dengan menggunakan batang karbon sebagai elektroda.


Berikut adalah penjelasan langkah-langkahnya:
1. Lubangi Bagian Dasar Wadah:
Lubangi bagian dasar wadah sesuai dengan ukuran barang karbon. Ini mungkin
untuk meletakkan elektroda batang karbon.
6
2. Cek Ukuran Lubang:
Periksa ukuran lubang dan sesuaikan dengan ukuran batang karbon. Pastikan
bahwa batang karbon dapat masuk dengan pas ke dalam lubang.
3. Atur Jarak Batang Karbon:
Ulangi langkah 1-2 untuk batang karbon kedua dan atur jarak di antara
keduanya. Mungkin ada kebutuhan untuk menyesuaikan posisi batang karbon
agar sesuai dengan eksperimen atau tujuan tertentu.
4. Beri Lem pada Penyangga Batang Karbon:
Beri lem pada penyangga batang karbon dan tempelkan ke dasar wadah.
Pastikan bahwa lem menempel dengan kuat untuk memastikan stabilitas
elektroda.
5. Tekan Lem pada Batang Karbon:
Beri lem pada batang karbon pertama dan tempelkan di tempatnya. Ulangi
langkah ini untuk batang karbon kedua. Tekan-tekan agar lem menempel
dengan kuat.
6. Beri Lem pada Dasar Batang Karbon:
Beri lem pada dasar batang karbon di dalam wadah untuk mencegah
kebocoran. Ini mungkin untuk membuat sistem elektrolisis lebih tahan terhadap
cairan yang mungkin ada di dalamnya.
7. Pasang Dudukan dari Bekas Mainan:
Beri lem pada bekas mainan dan tempelkan masing-masing di sudut wadah
sebagai dudukan. Ini akan memberikan stabilitas tambahan pada sel
elektrolisis.
8. Atur Jarak Lubang untuk Batang Karbon:
Sesuaikan jarak lubang di tabung reaksi dengan posisi batang karbon. Ini
penting untuk memastikan bahwa elektroda berada pada posisi yang diinginkan
di dalam larutan elektrolit.
9. Ditambahkan Aki
Pasang aki pada kedua tabel yang positif dan negative. Ini penting untuk
memastikan gejala reaksi kimia eloktrisis.

7
Alat uji elektrolisis berfungsi untuk melakukan eksperimen atau demonstrasi
terkait proses elektrolisis. Beberapa komponen utama termasuk elektroda (batang
karbon), larutan elektrolit, wadah, tabung reaksi, baterai, kabel, penjepit buaya,
bekas mainan (dudukan), dan lem. Alat ini memungkinkan pengguna untuk
mengamati bagaimana arus listrik dapat memicu reaksi kimia non-spontan, seperti
pemisahan air menjadi gas hidrogen dan oksigen. Digunakan dalam pendidikan
untuk menjelaskan prinsip-prinsip elektrokimia(Harahap, 2016).

B. Kerangka Berfikir
Media eksperimen berupa alat uji elektroskop ini merupakan hal yang sangat
penting bagi kelancaran proses pembelajaran. Produk alat uji ini adalah alat yang dapat
dipergunakan untuk mendeteksi apakah gejala reaksi kimia eloktrolisis, dan mendeteksi
jenis eloktrolisis. Produk elektrolisis dapat digunakan siswa kelas IX dalam melakukan
percobaan uji eloktrolisis.

Permasalahan tidak Mengkaji alat untuk Rancangan


adanya fasilitas melakukan eloktrolisis sebagai
laboratorium di percobaan materi alat percobaan
sekolah eloktrolisis gejala reaksi kimia

Dilakukan Alat percobaan


penelitian dan berupa elektrolisis
pengembangan alat dinyatakan layak
peraga digunakan

8
BAB III

PROSEDUR PENGEMBANGAN

A. Langkah-Langkah Pengembangan
Metode yang diterapkan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian dan
Pengembangan (R&D) atau dapat disebut juga sebagai metode Riset dan Pengembangan.
Metode Riset dan Pengembangan (R&D) merupakan suatu pendekatan penelitian yang
digunakan untuk menciptakan produk khusus dan mengevaluasi kinerja serta efektivitas
produk tersebut.
Model pengembangan yang akan digunakan dalan penelitian dan pengembangan
ini adalah model pengembangan ADDIE. Model ini disusun secara terprogram dengan
urutan-urutan kegiatan yang sistematis dalam upaya pemecahan masalah belajar yang
berkaitan dengan sumber belajar yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik
pebelajar. Model ini terdiri atas lima langkah, yaitu: (1) analisis (analyze), (2)
perancangan (design), (3) pengembangan (development), (4) implementasi
(implementation), dan (5) evaluasi (evaluation).
Langkah-langkah pengembangan setiap tahap-tahap yang dilakukan dalam
pengembangan alat. Pengembangan alat ini dilakukan dengan tahap-tahap:
1. Tahap Analisis

Analisis dilakukan untuk mengetahui permasalahan yang terjadi sehingga menjadi


pokok utama dalam penelitian ini. Dalam hal ini peneliti melakukan studi
pendahuluan berupa studi literatur sehingga didapat permasalahan yang terjadi.

2. Tahap Perancangan

Tahap perancangan adalah merancang elektroskop yang akan di gunakan untuk siswa
kelas XI SMP/MTs dalam Materi Konsep listrik dan lingkungan. Sebelum dirancang
peneliti juga melakukan perumusan tujuan dari alat ini adalah ingin mengetahui dan
mendeskripsikan cara membuat dan menggunakan gejala reaksi kimia eloktrolisis

9
sebagai penunjang pembelajaran uji eloktrisis. Perancangan alat yang akan dibuat
meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Kesesuaian dengan materi
b. Kemudahan dalam penggunaan alat

c. Keamanan alat yang akan digunakan dalam percobaan

d. Kemudahan alat untuk dipindahkan

e. Kemudahan dalam perawatan alat

Adapun perencanaan dalam penyusunan alat ini menggundakan bahan sederhana


yaitu:

1. 1 wadah

2. 2 buah batang karbon

3. Aki

4. solder

5. Heat gun + lem bakar

6. Kabel positif dan negatif

3. Tahap Pengembangan

Taha pengembangan adalah proses menghasilkan alat. Apabila alat yang


dikembangkan belum valid, maka dilakukan revisi perbaikan alat. Dalam tahap
pengembangan bertujuan menghasilkan gejala reaksi kimia elektrolisis yang akan
digunakan dalam proses pembelajaran uji elektrolisis.

4. Tahap Implementasi

Pada tahap implementasi, alat yang telah diuji melalui tahap pengembangan akan
dicoba diterapkan pada saat pembelajaran berlangsung. kemudian alat tersebut diuji
kembali pada saat penggunaan dalam proses belajar mengajar berlangsung.

10
5. Tahap Evaluasi

Alat yang tekah di implementasikan, akan di evaluasi berkaitan dengan penggunaan


alat sesuai fungsinya. Dan dilakukan evaluasi kesesuaian dalam penggunaan alat
pada materi eloktrolisis kelas XI MTs/SMP.

B. Metode Pengembangan Tahap I


1. Instrumen Pengumpulan Data
Dalam rangkaian penelitian ini, data dikumpulkan melalui penggunaan kuisioner.
Kuisioner merupakan kumpulan pertanyaan tertulis yang dirancang untuk
mendapatkan informasi dari responden. Dalam penyusunan kuisioner, skala Likert
digunakan sebagai metode pengukuran variabel. Setelah itu, indikator-indikator
tersebut diambil sebagai titik awal untuk merancang elemen-elemen instrumen, yang
bisa berupa pertanyaan atau pernyataan. Dalam penelitian ini, jawaban untuk setiap
elemen instrumen dikategorikan ke dalam lima opsi pilihan.Dalam penelitian ini
jawaban butir instrument diklasifikasikan menjadi 5 pilihan(Pranatawijaya et al.,
2019).
Setiap indikator yang diukur diberikan skor skala berdasarkan table berikut:
SKOR KATEGORI
5 Sangat Baik
4 Baik
3 Kurang Baik
2 Tidak Baik
1 Sangat Tidak Baik
Tabel 3.1 Skala Likert

2. Analisis
Data yang didapat dari penelitian ini akan di analisis dengan metode kualitatif dan
kuantitif.
a. Data kualitatif berupa kritik dan saran yang dijadikan pedoman untuk melakukan
revisi terhadap alat yang telah dibuat.
11
b. Data kuantitatif merupakan skor yang didapat dari angket. Angket penilaian
produk alat ini menggunakan skala likert. Kemudian dihitung dengan rumus
persentase sebagai berikut:

Hasil =

Kategori Kelayakan Berdasarkan kriteria sebagai berikut:


Skor dalam Persentase Kategori Kelayakan
< 21 % Sangat Tidak Layak
21-40 % Tidak Layak
41-60 % Cukup Layak
61-80 % Layak
81-100 % Sangat Layak
Tabel 3.2 Hasil Validitas alat peraga

3. Rencana Desain Produk


Untuk perencanaan desain produk, dapat dicontohkan dalam gambar berikut ini:

Gambar 3.1 Rancangan Desain Produk

12
DAFTAR PUSTAKA

Drie, Y. V. Lou, Kuniawan, E., & Budiman, F. (2022). Otomatisasi Elektrolisis Dengan
Integrasi Aplikasi Web Untuk Pemantauan Dan Kontrol. Proceeding of Engineering, 9(4),
1780–1785.
Fakhrudin, Nurdiana, J., & Wijayanti, D. W. (2017). Analisis Penurunan Kadar Cr (Chromium),
Fe (Besi) dan Mn (Mangan) pada Limbah Cair Laboratorium Teknologi Lingkungan
Fakultas Teknik Universitas Mulawarman Samarinda dengan Menggunakan Metode
Elektrolisis. Prosiding Seminar Nasional Teknologi IV, November, 10–15.
Gunawan, I., Subandi, S., Yuberti, Y., Satiyarti, R. B., Kamelia, M., & Nabila, L. (2019).
PENGEMBANGAN ALAT PERAGA UJI DAYA HANTAR LISTRIK BERBASIS STEM
DAN PENGARUHNYA TERHADAP LITERASI KIMIA PESERTA DIDIK. Journal of
Physics: Conference Series, 1155(1). https://doi.org/10.1088/1742-6596/1155/1/012016
Hamsir. (2017). Penerapan Metode Ekperimen Terhadap Hasil Belajar Fisika Peserta Didik
SMAN 1 Turatea Kab. Jeneponto. Jurnal Penelitian Dan Penalaran, 4(2), 732–741.
Harahap, M. R. (2016). Sel Elektrokimia: Karakteristik dan Aplikasi. CIRCUIT: Jurnal Ilmiah
Pendidikan Teknik Elektro, 2(1), 177–180. https://doi.org/10.22373/crc.v2i1.764
Pranatawijaya, V. H., Widiatry, W., Priskila, R., & Putra, P. B. A. A. (2019). Penerapan Skala
Likert dan Skala Dikotomi Pada Kuesioner Online. Jurnal Sains Dan Informatika, 5(2),
128–137. https://doi.org/10.34128/jsi.v5i2.185
Syawalian, M. A. R., Yohana, Y., & Kahar, A. (2019). Pengaruh Kuat Arus dan Tegangan
Terhadap Perubahan Kandungan Logam pada Lindi TPA Sampah dengan Metode
Elektrolisis. Jurnal Chemurgy, 3(1), 6. https://doi.org/10.30872/cmg.v3i1.2596
Wahyono, Y., Sutanto, H., & Hidayanto, E. (2017). Produksi gas hydrogen menggunakan
metode elektrolisis dari elektrolit air dan air laut dengan penambahan katalis NaOH.
Youngster Physics Journal, 6(4), 353–359.
WANGI, L. L. H. (2013). Proses Penerapan Model Pembelajaran STAD dengan Media Alat
Peraga Sederhana dan Media Flash terhadap Pemahaman Konsep Larutan Elektrolit dan
Nonelektrolit Siswa Kelas X MAN Gerung. Hydrogen: Jurnal Kependidikan Kimia, 1(1),
63. https://doi.org/10.33394/hjkk.v1i1.581
Zulvianda, H., Hanum, L., & Nazar, M. (2016). Pengembangan E-Module Kimia SMA Pada
13
Materi Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kimia,
1(3), 9–16.

14

Anda mungkin juga menyukai