Oleh :
AHMAD SOBARI
NIM: 103017027221
Ahmad sobari. Effect of Tool Use On the Results Viewer Dakon Learning
Mathematics. Thesis. Departement of Mathematics Education and Teacher
Training Faculty Tarbiyah Jakarta Islamic State University, 2011.
This study aims to determine the average difference in learning outcomes among
students who are taught mathematics using props Dakon with that taught
without using props dakon. The method used is the method of quasi experimental
research design with Two Group Randdomized post subject test Only. The
experiment was conducted in MI. Nurul falah Tangerang City. The sampling
technique in this study using cluster random sampling technique. The instrument
was tested in the form of multiple choice tests. Technical analysis of the data in
this study using the test t. However, before using the test t, a prerequisite test
is to test Liliefors analysis to test the normality, the fisher test to test
homogeneity. Based on research result it is concluded that a significant
difference between the avarage test result of student who learn mathematics
using props Dakon with an average of test result without the mathematics
learning.
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Yang Maha Kuasa atas segala daya
dan upaya manusia, rahmat dan hidayah-Nya yang selalu tercurah pada hamba-
hamba-Nya tak terkecuali pada penulis yang teraplikasikan dalam pikiran, energi
dan kemampuan diri penulis sehingga penulis akhirnya dapat menyelesaikan
pekerjaan yang sulit dan penuh dinamika yaitu penulisan skripsi yang merupakan
tugas yang harus diselesaikan untuk meraih Strata Satu (SI) pada Jurusan
Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Maifalinda Fatra, M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Matematika
sekaligus Dosen Pembimbing Akademik serta Dosen Pembimbing II yang
penuh kesabaran dan keikhlasan membimbing selama masa perkuliahan.
3. Bpk. Drs. H. M. Ali Hamzah, M.Pd, sebagai Dosen Pembimbing I yang
penuh kesabaran dan keikhlasan dalam membimbing penulis selama
penyusunan skripsi ini.
4. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan segudang ilmu yang tak ternilai harganya.
5. Bpk. Abu Salam, S.Pd.I., selaku kepala sekolah MI Nurul Falah Kota
Tangerang yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan
penelitian di sekolah tersebut.
i
6. Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
beserta Staf yang telah memberikan fasilatas berupa kemudahan dalam
meminjam buku.
7. Teristimewa untuk kedua orang tuaku ayahanda Mustahil dan ibunda
Manawiyah (Alm) yang telah bekerja keras memberikan dukungan secara
moril dan materil demi melihat anaknya menjadi sarjana. Ketulusan dengan
penuh kasih sayang dan motivasi mereka, penulis dapat menuntut ilmu dan
menyelesaikan skripsi seperti sekarang ini. Semoga Allah membalas
kebaikan dan cinta yang mereka berikan kepada penulis. Kakak-kakakku:
Jamilah, Hj. Marhumah, Ahmad Hudori, Marjuki, Mahfudin, Mukharomah,
Hasan Basri, Hambali, yang telah memberi support kepada penulis dan
dengan canda tawa. Semoga Allah memberikan balasan terindah.
8. Someone teman special mencari dan menunggu inaspirasi, Terimakasih atas
pengertian dan motivasinya.
9. Sahabat-sahabat tersayang; Dofir, Rafli, Malkan, E-bot, Hanafie, Hadie,
Emon, Teh Min, Sukron, dan Ruri (terimakasih atas kebersamaannya selama
ini), serta semua teman-teman Jurusan Pendidikan Matematika Angkatan
2003, kelas A dan B terima kasih atas kebersamaannya, dukungan, bantuan
dan motivasinya. Tiada hal terindah kecuali mengenang masa kita berjuang
bersama di kampus.
Akhirnya, segala kebenaran hanya milik-Nya, semoga skripsi ini membawa
manfaat bagi khalayak ramai dan akademisi dan senantiasa Allah membalas jasa
kebaikan mereka di atas dengan balasan yang setimpal. Amin ya rabb al-Alamin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................ 6
C. Pembatasan Masalah ............................................................... 6
D. Perumusan Masalah ................................................................ 7
E. Tujuan Penelitian .................................................................... 7
F. Kegunaan Hasil Penelitian ...................................................... 7
BAB II : LANDASAN TEORITIK, KERANGKA BERFIKIR DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Landasan Teoritik .................................................................... 9
1. Belajar dan Pembelajaran Metematika .............................. 9
a. Pengertian Belajar ........................................................ 9
b. Teori Belajar ................................................................ 12
c. Pengertian dan Karekateristik Matematika .................. 16
d. Metode Ekspositori ..................................................... 19
e. Hasil Belajar Matematika ........................................... 21
f. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ....... 24
2. Media dan Alat Peraga ...................................................... 25
a. Alat Dakon Secara Umum .......................................... 29
b. Aplikasi Dakon dalam Pembelajaran Matematika ...... 31
iii
B. Kerangka Berfikir .................................................................... 35
C. Hipotesis Penelitian ................................................................. 37
iv
DAFTAR TABEL
v
Tabel 24 Hasil perhitungan indeks kesukaran instrumen tes .................... 116
Tabel 25 Pehitungan uji normalitas kelompok eksperimen ...................... 124
Tabel 26 Pehitungan uji normalitas kelompok kontrol .............................. 125
Tabel-tabel lainnya
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
....
Artinya: Apakah sama antara orang-orang yang mengetahui
dengan orang-orang yang tidak mengetahui, sebenarnya hanya orang-orang
yang berakal sehat yang dapat menerima pelajaran. (QS: Az Zumar: 9)
Ayat di atas mengandung makna motivasi bagi kita semua untuk
menuntut ilmu. Dengan ilmu pengetahuan kita akan berbeda dengan yang
tidak berpengetahuan dan hanya orang-orang yang mempunyai akal pikiran
yang sehat akan menerima pengetahuan. Hal ini berarti betapa pentingnya
menuntut ilmu.
Pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-
metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan
cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan. Peningkatan kualitas
pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan
bangsa secara keseluruhan.1
Dalam undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional dengan tegas dinyatakan bahwa "Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses belajar
agar siswa secara aktif mengembangkan dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara."2
1
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Rosda Karya, 2003), edisi revisi,
h. 10
2
Anwar Arifin, Memahami Paradikma Baru Pendidikan Nasional dalam Undang-
undang Sisdiknas, (Jakarta: Depag RI, 2003), cet. Ke-3, h. 34
3
3
Anwar Arifin, Memahami Paradikma Baru..., h. 37
4
4
Gusni Satriawan, Algoritma Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika, (Jakarta:
Camed, 2006), vol 1. h. 102
5
B. Identifikasi Masalah
Dari uraian di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah yang
timbul antara lain:
1. Apakah penggunaan alat peraga dakon dapat meningkatkan hasil beajar
matematika pada pokok bahasan KPK dan FPB?
2. Bagaimana hasil belajar matematika siswa yang diajarkan dengan alat
peraga dakon?
3. Apakah terdapat perbedaan rata-rata antara hasil belajar matematika
siswa yang diajarkan dengan menggunakan alat peraga dakon dengan
yang tidak diajarkan menggunakan alat peraga dakon?
7
C. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini masalah dibatasi hanya pada beberapa hal, yaitu:
1. Alat peraga yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu alat peraga dakon
yang terbuat dari kayu dan plastik, sedangkan bijinya terbuat dari
cangkang kerang, biji-bijian, batu-batuan, kelereng atau plastik. Pada
papan dakon terdapat 16 buah lobang yang terdiri atas 14 lobang kecil
yang saling berhadapan dan 2 lobang besar di kedua sisinya, lalu
dimodifikasi oleh peneliti menjadi terbuat dari tripleks sepanjang sekitar
100 sentimeter dan lebar 25 sentimeter. Di badan tripleks itu terdapat 75
lubang kecil yang terbagi menjadi tiga baris menjadi 25 lubang pada
setiap baris. Alat peraga dakon ini untuk mempermudah siswa dalam
menguasai materi KPK dan FPB.
2. Hasil belajar matematika yang dimaksud adalah hasil belajar kognitif
yaitu setelah siswa diberikan pembelajaran dengan alat peraga dakon
lalu siswa diberikan tes untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
matematika siswa pada pokok bahasan KPK dan FPB.
3. Pokok bahasan pada penelitian ini adalah materi FBP dan KPK yang
diajarkan pada siswa sekolah dasar kelas IV.
D. Perumusan Masalah
Dari pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah: Apakah hasil belajar matematika yang diajar dengan alat
peraga dakon lebih tinggi daripada hasil belajar matematika siswa yang diajar
tanpa alat peraga dakon pada pokok bahasan KPK dan FPB.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang diuraikan sebelumnya maka
yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah mengetahui kualitas
peningkatan hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan menggunakan
alat peraga dakon dan siswa yang diajar tanpa menggunakan alat peraga
dakon.
8
2. Bagi guru;
Dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan mengenai alat
peraga dalam pengajaran matematika sehingga dapat meningkatkan hasil
belajar matematika siswa, serta menjadikan pembelajaran matematika
lebih efektif dan menyenangkan.
3. Bagi sekolah;
Penelitian ini diharapkan akan memberikan sumbangan yang baik
pada sekolah itu sendiri dan sekolah lain pada umumnya dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan.
4. Bagi pembaca khususnya mahasiswa;
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan suatu kajian yang menarik
yang perlu diteliti lebih lanjut dan lebih mendalam.
BAB II
HIPOTESIS PENELITIAN
A. Landasan Teoritik
1. Belajar dan Pembelajaran Matematika
a. Pengertian Belajar
Proses tentang belajar sebagai proses psikologis, terjadi di
dalam diri seseorang dan karena itu sukar diketahui dengan pasti
bagaimana terjadinya. Karena proses itu kompleks, maka timbullah
berbagai pendapat. Menurut Hirlgrad ia mengatakan bahwa:
Belajar adalah proses melahirkan atau mengubah suatu
kegiatan melalui jalan latihan (apakah dalam laboratorium atau
dalam lingkungan alamiah) yang dibedakan dari perubahan-
perubahan oleh daktor-faktor yang tidak termasuk latihan,
misalnya perubahan karena mabuk, minum, atau ganja bukan
termasuk hasil belajar.5
Seseorang dikatakan belajar jika ia telah melakukan
serangkaian kegiatan. Kegiatan dan usaha untuk mencapai perubahan
tingkah laku itu merupakan proses belajar. Perubahan ini dapat
mengarah kepada perubahan ke arah yang baik dan ke arah yang
kurang baik. Walaupun demikian diharapkan seseorang memiliki
tingkah laku yang lebih baik dalam arti yang positif. Berkaitan dengan
tingkah laku Slameto mengungkapkan salah satu ciri perubahan
tingkah laku dalam belajar adalah perubahan yang bersifat positif dan
aktif.6
Para ahli banyak mengungkapkan tentang defenisi belajar.
Menurut Ngalim Purwanto dalam buku Psikologi Pendidikannya
terdapat beberapa pendapat tentang pengertian belajar, diantaranya :
5
Nasution, Didaktif Asas-Asas Mengajar, (Bandung: Jemmar, 2000), h. 35
6
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Rineke
Cipta, 2003), cet. Ke-4 h. 3
9
10
7
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007), h.
84
11
8
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), cet. Ke-2, h.
62
9
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan., h. 45
12
b. Teori Belajar
Teori belajar merupakan hal yang penting dalam pembelajaran,
yaitu sebagai dasar untuk menindaklanjuti pembelajaran yang lebih
baik lagi. Ada beberapa teori belajar yang digunakan sebagai dasar
dalam penelitian ini, diantaranya adalah:
1) Teori Belajar Kognitif menurut Piaget
Ada beberapa aspek perkembangan kognitif menurut Piaget
yaitu tahap (1) sensory motor; (2) pre operational; (3) concrete
operational dan (4) formal operational.11 Menurut Piaget, bahwa
belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap
perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya
10
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan,, h. 102
11
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.,( Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2002), Edisi Revisi, h. 60
13
12
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan...., h. 69
15
13
Arie Asnaldi, Teori-Teori Belajar Proses Perubahan Tingkah Laku dan Belajar,
diambil dalam http://asnaldi.multiply.com/journal/item5Diakses pada 04 Januari 2011
14
Ahmad Fauzi, , Psikologi Umum, (Jakarta: Pustaka Setia, 1999), h. 26
16
7. Belajar akan berhasil jika ada tujuan yang mengandung arti bagi
individu
8. Dalam proses belajar anak itu harus senantiasa merupakan
organisme yang aktif, bukan ibarat suatu bejana yang harus diisi.15
Dari definisi di atas disimpulkan bahwa perilaku individu
memiliki keterkaitan dengan lingkungan dimana ia berada. Oleh
karena itu, dalam belajar materi yang diajarkan hendaknya memiliki
keterkaitan dengan situasi dan kondisi lingkungan kehidupan peserta
didik.
c. Pengertian dan Karakteristik Matematika
Istilah Matematika berasal dari kata latin "mathematica" yang
berasal dari bahasa Yunani "mathematike", yang berarti relating to
learning. Perkataan itu mempunyai akar kata "mathema" yang artinya
pengetahuan atau ilmu. Perkataan "mathematike" berkaitan pula
dengan kata "mathanein" yang mengandung arti belajar (berpikir).16
E. Lea Tirssih (1972:5) seperti yang dikutip oleh Erman
Suherman, secara etimologis matematika berarti ilmu pengetahuan
yang diperoleh dengan bernalar.17 Dalam kamus besar bahasa
indonesia, mathematika diartikan sebagai ilmu tentang bilangan-
bilangan, hubungan antar bilangan, dan prosedur operasional yang
digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan.18
Berpijak pada uraian tersebut, menurut Sumardyono (2004:28)
secara umum definisi matematika dapat dideskripsikan sebagai berikut,
di antaranya:
1. Matematika sebagai struktur yang terorganisir.
Agak berbeda dengan ilmu pengetahuan yang lain, matematika
merupakan suatu bangunan struktur yang terorganisir. Sebagai
15
M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan,, , h. 74
16
Erman Suherman, dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kotemporer, (Jakarta: UPI,
2001), h. 17
17
Erman Suherman, dkk, Strategi Pembelajaran, h.16
18
Pusat Bahasa , diambil dalam: http://pusatbahasa.diknas.go.id/kkbi/indeks.php, diakses
pada: 3 Februari 2011
17
19
http://masthoni.wordpress.com/2009/07/12/melihat-kembali-definisi-dan-deskripsi-
matematika/
20
http://muttaqinhasyim.wordpress.com/2009/06/14/tujuan-pembelajaran-matematika/
18
21
http://muttaqinhasyim.wordpress.com/2009/06/14/tujuan-pembelajaran-matematika/
22
http://syarifartikel.blogspot.com/2008/11/pembelajaran-matematika-di-sd.html
19
d. Metode Ekspositori
Metode adalah cara, yang fungsinya merupakan untuk mencapai
tujuan. Dalam mengjara, seorang pengajar dituntut untuk dapat
memilih metode yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Selain itu
pengajar juga harus mengatahui kelebihan dan kelemahan dari masing-
masing metode. Ada beberapa metode mengajar matematika. Salah
satunya adalah metode ekspositori.
Metode ekspositori adalah metode pembelajaran yang digunakan
dengan memberikan keterangan terlebih dahulu definisi, prinsip dan
konsep materi pelajaran serta memberikan contoh-contoh latihan
pemecahan masalah dalam bentuk ceramah, demonstrasi, tanya jawab
dan penugasan.24
Metode ekspositori sama seperti metode ceramah dalam hal
terpusatnya kegiatan terhadap guru sebagai pemberi informasi (bahan
pelajaran). Tetapi pada metode ekspositori dominasi guru banyak
berkurang karena tidak terus menerus berbicara. Guru berbicara pada
awal pelajaran, menerangkan materi dan contoh soal dan pada waktu-
waktu yang diperlukan saja.
Pada metode ekspositori siswa belajar lebih aktif dari pada dari
pada metode ceramah. Siswa mengerjakan latihan soal sendiri,
23
Erman Suherman,dkk, Strategi Pembelajaran , h.56
24
http://sunartombs.wordpress.com/2009/03/09/pengertian-metode-ekspositori/
20
25
Erman Suherman, Strategi Pembelajaran, h. 171
21
26
Syaeful Bahri Djamarah dan Aswan Zein, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rieneka
Cipta, 1996) h. 111
22
27
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zein, Strategi Belajar Mengajar , h. 119.
28
Nashar, Peranan Motivasi & Kemampuan Awal dalam Kegiatan Pembelajaran,
(Jakarta: Delia Press, 2004), h. 77
29
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zein, Strategi Belajar , h. 121.
30
Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Tehnik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: Remaja
Rosda Karya, 2004), h. 24
23
31
Nashar, Peranan Motivasi & Kemampuan, h. 79
24
b. Faktor Ekstern, yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa, yang
termasuk dalam faktor eksternal adalah:
a) Faktor keluarga, meliputi cara orang tua mendidik, keadaan
ekonomi, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan.
b) Faktor sekolah meliputi metode belajar, kurikulum, keadaan
sarana dan prasarana.
c) Faktor masyarakat, meliputi keadaan siswa dalam masyarakat
dan teman-teman bergaul.
Dari pembahasan yang dikemukakan di atas, salah satu faktor
yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah sarana berupa alat
peraga dalam belajar. Alat peraga merupakan suatu cara yang dapat
digunakan untuk membantu aktifitas siswa dalam pencapaian tujuan
belajar. Oleh karena itu banyak alat peraga pembelajaran yang dapat
dipilih oleh guru, hal itu tentunya harus disesuaikan dengan kondisi
siswa dan situasi yang melingkupunya serta materi yang dipelajarinya.
guru dapat menggunakan media misalnya berupa gambar, buku, LKS, alat
peraga, papan tulis, papan panel, chart, foto, rekaman audio, rekaman
audio visual, televisi dan sebagainya.
Sebagaimana yang tertera diatas bahwa media yang digunakan salah
satunya berupa alat peraga. Alat peraga adalah sebuah alat atau perangkat
yang digunakan tenaga pendidik (guru) untuk dapat menyampaikan
informasi yang diberikannya kepada peserta didik agar tepat dan sesuai
dengan tujuan yang diharapkan.
Media pendidikan matematika yang lebih cenderung disebut alat
peraga yang penggunaannya dapat didefinisikan sebagai suatu alat peraga
yang penggunaanya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran yang
telah dituangkan dalam garis besar program pengajaran (GBPP) bidang
studi matematika dan bertujuan untuk mempertinggi mutu kegiatan belajar
mengajar. Post and Reys memberikan ada beberapa syarat yang harus
dimiliki alat peraga adalah:
1. Pertimbangan secara peadagogik:
a. Member perwujudan kebenaran alat untuk konsep matematika
b. Secara jelas menunjukkan konsep matematika
c. Member motivasi bagi siswa.
d. Dapat berfaedah banyak
e. Mejadi dasar tumbuhnya konsep berfikir abstrak
2. Pertimbangan karakteristik alat peraga:
a. Tahan lama
b. Bentuk dan warna menarik
c. Sederhana dan mudah dikelola
d. Ukuran alat yang sesuai (seimbang)
e. Tidak terlalu mahal.34
Suherman menyatakan bahwa fungsi alat peraga adalah:35
1. Proses belajar mengajar termotivasi
34
PPPPT Matematika,, Pembuatan Alat Peraga Sederhana Untuk Pembelajaran
matemtaika SD, (Yogyakarta: Diknas, 2009), h. 5
35
Erman Suherman,dkk, Strategi Pembelajaran , h.203
27
Gambar 1
Papan Dakon secara umum
38
http://id.wikipedia.org/wiki/Congklak
31
39
Mulyana, Rahasia Matematika, (Surabaya: Edutama Mulya, 2000), h. 87
40
Heri Retnowati, Matematika Untuk SD kelas IV, (Jakarta: Arya Duta, 2008), h. 37
34
B. Kerangka Berpikir
Belajar merupakan usaha ynag dilakukan individu untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Sehingga dengan interaksi itu terjadi perubahan-perubahan yang tertanam
dalam sikap perilakunya. Belajar dan pembelajaran adalah aktivitas di mana
guru dan siswa saling berinteraksi. Dalam proses yang terjadi di kelas
melibatkan siswa yang beragam dengan latar belakang dan sifat pembawaan
individu yang berbeda-beda. Keanekaragaman tersebut yang mengakibatkan
adanya perbedaan kecepatan dari setiap siswa dalam menerima dan
memahami suatu materi pelajaran.
Oleh karena itu, perkembangan kognitif siswa SD pada umumnya
berada pada tahap berpikir konkrit, di mana siswa pada usia 7-12 tahun yang
menghadapi kesulitan untuk menerapkan proses intelek formal menjadi
simbol-simbol verbal dan ide-ide abstrak. Siswa sudah mulai belajar
menggunakan intelek mereka untuk memanipulasi objek-objek konkrit. Cara
berpikir seperti ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan diantaranya struktur
dan organisasi pada periode ini diorientasikan ke objek-objek atau peristiwa
yang dialami langsung oleh siswa.
Alat peraga digunakan dalam rangka membantu siswa untuk
memahami konsep matematika yang abstrak, dengan menggunakan alat
peraga dalan pengajaran matematika dapat memberikan hasil yang lebih
baik, karena siswa terlibat dalam keadaan fisik dan mental yang diharapkan
dapat meningkatkan pemahaman dan hasil belajar. Alat peraga dakon
diharapkan dapat menciptakan matematika lebih konkret dan memotivasi
siswa dalam belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dakon
atau congklak merupakan mainan yang biasa dimainkan oleh anak-anak usia
sekolah dasar. Dalam penelitian dakon dimodifikasi sedemikian rupa agar
tampak lebih menarik, memiliki warna yang cerah, dan lubang congklak lebih
banyak agar siswa lebih tertarik dalam belajar. Dakon dimodifikasi
sedemikian rupa agar dapat disesuaikan dengan tujuan pembelajaran
36
matematika yaitu pada pokok bahasan KPK dan FPB pasa Siswa Sekolah
Dasar.
Guru memegang peranan penting yang mempengaruhi keberhasilan
siswa. Oleh karena itu, guru harus mampu menciptakan situasi dan kondisi
yang akan membantu meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses belajar
mengajar. Guru juga harus bisa memilih dan menggunakan alat peraga yang
cocok untuk materi pelajaran yang akan diajarkan.
Gambar 3
Bagan Kerangka Berfikir
Pembelajaran Matematika
Kesulitan Belajar
Matematika
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan deskripsi kerangka berpikir di atas, maka hipotesis
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
Hasil belajar matematika yang diajar dengan menggunakan alat peraga
dakon lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang diajar dengan tanpa
menggunakan alat peraga dakon
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
B. Metode Penelitian
Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian quasi
eksperimen. Dalam pelaksanaan penelitian ini, sampel dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Yang dipilih
sebagai kelompok eksperimen adalah kelas IV A yang berjumlah 25 siswa dan
kelas IV B yang berjumlah 25 siswa sebagai kelompok kontrol. Kelas
eksperimen yaitu kelas yang diajar dengan menggunakan media alat peraga,
sedangkan kelas kontrol yaitu kelas yang diajarkan dengan tidak
menggunakan alat peraga dakon.
Penelitian ini menggunakan Two Group Randomized Subjek Post Tes
Only. Rancangan penelitian tersebut digambarkan sebagai berikut:
Tabel 2
Desain Penelitian
Kelompok Perlakuan Test
(R)E X1 Y
(R)K X2 Y
Keterangan:
E : Kelompok Eksperimen
K : Kelompok Kontrol
X1 : Perlakuan dengan menggunakan alat peraga Dakon
38
39
D. Variabel penelitian
Variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian.44
44
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rieneka
Cipta, 2002), Edisi Revisi, h. 96.
40
Tabel 3
Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Sub
Pokok Nomor
No. Pokok Indikator Jumlah
Bahasan Soal
Bahasan
Menentukan kelipatan 15, 27 2
persekutuan terkecil (KPK)
dari dua bilangan satu angka
Menentukan kelipatan 17, 18, 3
persekutuan terkecil (KPK) 29
dari bilangan satu angka dan
dua angka
Menentuk Menentukan kelipatan 12, 23 2
an persekutuan terkecil (KPK)
2 kelipatan dari dua bilangan dua angka
persekutua Menentukan faktor 10, 21, 4
n terkecil persekutuan terbesar (FPB) 24, 28
(KPK) dan kelipatan persekutuan
dan faktor terkecil (KPK) dari dua
persekutua bilangan
n terbesar Memecahkan masalah yang 19, 20, 4
(FPB) berkaitan dengan KPK dan 22, 30
FPB
Jumlah 30
1. Pengujian Validitas
Pengujian validitas digunakan untuk mengetahui apakah soal itu
valid atau tidak. Sebuah tes dikatakan valid apabila tersebut dapat
mengukur apa yang hendak diukur.45 Sebelum validitas secara empiris
terlebih dahulu tes ini dinilai dari segi isi dengan menggunakan validitas
isi yang berarti tes tersebut disusun sesuai materi pelajaran yang
dievaluasi.
Teknik yang digunakan untuk mengetahui tes adalah teknik
korelasi Point Biserial. Teknik korelasi ini merupakan teknik korelasi
45
Suharsimi arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005)
Edisi revisi, h. 65.
42
Mp Mt p
rpbi
SDt q
Keterangan:
rpbi = koefisien korelasi point biserial yang dianggap koefisien validitas
item
Mp = skor rata-rata hitung yang jawab benar oleh peserta tes
Mt = Skor rata-rata total yang dicapai oleh seluruh peserta tes
SDt = Standar deviasi
p = Proporsi siswa yang menjawab benar terhadap butir item
q = Proporsi siswa yang menjawab salah terhadap butir item
(q = 1 p)
Adapun langkah-langkah dalm melakukan analisis korelasi sebagai
berikut:
a) Merumuskan hipotesis nihil (H0) dan hipotesis alternative (Ha)
b) Memilih dan menentukan sampel penelitian
c) Memasukkan data yang telah diperoleh dari sampel penelitian kedalam
table bantu untuk mencari rata-rata skor peserta tes yang menjawab
betul, mean atau rata-rata skor total.
d) Membuat table bantu persiapan mencari standar deviasi
e) Memasukkan data yang telah diperoleh dari sampel penelitian kedalam
table bantu untuk koefisien korelasi point biserial.
f) Melakukan uji signifiikansi korelasi dengan uji t
46
Anas sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2004), cet. Ke-6, h. 258
43
2. Pengujian Reliabilitas
Reliabilitas tes dilakukan untuk mengetahui apakah soal itu
reliable/ajeg. Reliabilitas tes berhubungan dengan konsistensi hasil tes.
Pengukuran reliabilitas menggunakan rumus Kuder dan Richardson
(K-R.20):47
r11 =
Keterangan:
r11 = Reliabilitas tes secara keseluruhan
n = Jumlah butir soal valid
St = Standar deviasi dari tes
p = Proporsi subyek yang menjawab benar pada butir soal i
q = Proporsi subyek yang menjawab salah pada butir soal i
47
Anas sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2009), cet. Ke-6, h. 208
44
Tabel 4
Interpretasi Tingkat Reabilitas Instrumen
Nilaii koefisien Korelasi Interpretasi
0,800 0,999 Sangat tinggi
0,600 0,799 Tinggi
0,400 0,599 Sedang
0,200 0,399 Rendah
< 0,200 Sangat rendah
48
Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rieneka Cipta, 1999) h. 182
49
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi..., h. 210
45
Tabel 5
Interpretasi Nilai P
P Interpretasi
0,00 0,30 Sukar
0,30 0,70 Sedang
0,70 1,00 Mudah
B A BB
D= PA PB
JA JB
Keterangan :
J = Jumlah peserta tes
JA = Banyaknya peserta tes kelompok atas
JB = Banyaknya peserta kelompok bawah
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan
benar
BB = Banyakna peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan
benar
PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab dengan benar
PB = Proporsi peserta bawah yang menjawab soal dengan benar
Klasifikasi daya pembeda soal adalah sebagai berikut:51
50
Daryanto, Evaluasi Pendidikan ..., h. 186
51
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi..., h.. 218
46
Tabel 6
Interpretasi Nilai D
Indeks Diskriminasi Interpretasi
0,00 0,19 Kurang baik
0,20 0,39 Cukup
0,40 0,69 Baik
0,70 1,00 Baik sekali
Xi X
2) Tentukan nilai Z i
S
Dengan:
Zi = skor baku
Xi = skor data
X = nilai rata-rata
S = simpangan baku
3) Tentukan besar peluang untuk masing-masing nilai Zi
Berdasarkan tabel Zi dan disebut dengan F(Zi) dengan aturan:
Jika Zi > 0, maka F(Zi) = 0,5 + nilai tabel
Jika Zi < 0, maka F(Zi) = 1 (0,5 + nilai tabel)
4) Selanjutnya hitung proporsi Z1, Z2,, Zn yang lebih kecil atau
sama dengan Zi jika proporsi ini dinyatakan oleh S(Z), maka:
47
b. Uji Homogenitas
Di samping pengujian terhadap normal tidaknya distribusi data
pada sampel, perlu kiranya melakukan pengujian terhadap kesamaan
beberapa bagian sampel, yakni seragam tidaknya variansi sampel-sampel
yang diambil dari populasi yang sama. Uji homogenitas dilakukan dua
varian, di maksud untuk melihat perbedaan nilai kelompok eksperimen
dan kelompok control. Uji homogenitas yang digunakan yaitu Uji Fisher,
dengan rumus dan langkah-langkahnya sebagai berikut:
nxi xi
2 2 2
S1 2
F hitung = , dimana S =
S2
2
nn 1
Keterangan:
F = Homogenitas
2
S1 = Varians terbesar
2
S2 = Varians terkecil
Dengan hipotesis :
H0 = sampel berasal dari populasi yang homogen
Ha = sampel tidak berasal dari populasi yang homogen
48
Kriteria pengujian:
Tolak H0 Jika Ftabel < Fhitung dan terima H0 untuk kondisi lainnya.
c. Pengujian Hipotesis
Setelah dilakukan pengujian populasi data yang menggunakan uji
normalitas dan uji homogenitas, apabila data populasi berdistribusi normal
dan data populasi homogen maka dilakukan uji hipotesis dengan uji t. uji
hipotesis ini dilakukan untuk menerima atau menolak hipotesis yang
diajukan oleh peneliti sebelumnya. Untuk menguji hipotesis, rumus yang
digunakan adalah uji t atau t tes.
X1 X 2 n1 1S12 n 2 1S 22
t , dimana S gab
1 1 n1 n 2 2
S gab
n1 n2
Keterangan:
t = Harga uji statistik
X1 = Rata-rata hasil belajar matematika kelas eksperimen
X 2 = Rata-rata hasil belajar matematika kelas kontrol
n1 = Jumlah sampel kelas eksperimen.
n2 = Jumlah sampel kelas kontrol.
G. Hipotesis Statistik
Adapun kriteria pengujian untuk uji-t ini adalah sebagai berikut:
Ho : 1 < 2
Ha : 1 > 2
Keterangan:
Ho = Hasil belajar matematika kelas eksperimen sama dengan kelas kontrol
Ha = Hasil belajar matematika kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas
kontrol
1 = Nilai rata-rata hasil belajar kelas eksperimen
2 = Nilai rata-rata hasil belajar kelas kontrol
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Tabel 7
Hasil Uji Validitas, Indeks Kesukaran dan Daya Pembeda Soal
No.
Validitas Indeks Kesukaran Daya Pembeda Soal Keterangan
Soal
50
51
No.
Validitas Indeks Kesukaran Daya Pembeda Soal Keterangan
Soal
No.
Validitas Indeks Kesukaran Daya Pembeda Soal Keterangan
Soal
22 Invalid 0.60 Sedang -0.02 Kurang Baik Tidak Digunakan
Tabel 8
Statistik Deskriftif Kelas Eksperimen
Statistik Tes Akhir
Nilai terendah 31
Nilai tertinggi 100
Rentangan 69
Nilai rata-rata 69,62
Median 70,78
Modus 72,5
Varians 303,36
Simpangan baku 17,41
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa hasil tes akhir kelas
eksperimen berada pada rentang nilai antara 31 sampai 100 dengan rata-
rata 69,62. Sedangkan nilai tengah dari hasil tes tersebut adalah 70,78,
nilai yang sering muncul adalah 72,5, dan simpangan baku 17,41
Penyajian data dalam bentuk distribusi frekuensi dapat dilihat pada
table dan histogram berikut :
Tabel 9
Distribusi Frekuensi
Nilai Tes Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Eksperimen
Batas Batas Frekuensi
Interval
Bawah Atas Absolut Relatif (%)
31 - 42 30.5 42.5 2 8
43 - 54 42.5 54.5 3 12
55 - 66 54.5 66.5 5 20
67 - 78 66.5 78.5 7 28
79 - 90 78.5 90.5 5 20
91 - 102 90.5 102.5 3 12
25 100
54
Gambar 4
Histogram Frekuensi
Nilai Tes Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Eksperimen
Dari tabel dan histogram di atas dapat diinterpretasikan bahwa dari
25 orang siswa, yang memperoleh nilai di atas rata-rata sebanyak 60%
yaitu 15 orang siswa, dan yang memperoleh nilai di bawah rata-rata
sebanyak 40% yaitu 10 orang siswa.
Tabel 10
Statistik Deskriftif Kelas Kontrol
Statistik Tes Akhir
Nilai terendah 21
Nilai tertinggi 100
Rentangan 79
Nilai rata-rata 52,14
Median 51,125
Modus 52,5
Varians 363,91
Simpangan baku 19,07
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa hasil tes akhir kelas
control berada pada rentang nilai antara 21 sampai 100 dengan rata-rata
52,14. Sedangkan nilai tengah dari hasil tes tersebut adalah 51,125, nilai
yang sering muncul adalah 52,5, dan simpangan baku 19,07.
Penyajian data dalam bentuk distribusi frekuensi dapat dilihat pada
table dan histogram berikut:
Tabel 11
Distribusi Frekuensi
Gambar 5
Histogram Frekuensi
Nilai Tes Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Kontrol
Tabel 12
Paparan Hasil Belajar Matematika Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas
Statistik
Eksperimen Kontrol
Nilai Terendah 31 21
B. Pengujian Hipotesis
1. Prayarat Analisis
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan
pengujian prasyarat analisis terhadap data hasil penelitian berupa tes hasil
belajar matematika siswa. Adapun uji prasyarat analisis yang dilakukan
adalah uji normalitas dan uji homogenitas.
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan dengan Uji Liliefors pada kelas
eksperimen dan kelas control. Untuk uji normalitas dilakukan melalui
rumusan hipotesis sebagai berikut:
Ho = Data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
Ha = Data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal
58
Kelas
Statistika
Eksperimen Kontrol
N 25 25
Taraf signifikan 0,05 0,05
Lhitung (L0) 0,0959 0,1613
Ltabel (Lt) 0,173 0,173
Kriteria L0<Lt L0<Lt
Kesimpulan Normal Normal
59
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan dengan uji fisher. Pengujian homogenitas
dilakukan melalui perumusan hipotesis berikut:
Ho = Variansi populasi homogen
Ha = Variansi populasi tidak homogen
Berdasarkan pengolahan data, diperoleh hasil uji homogenitas yang
disajikan pada table berikut:
Tabel 14
2. Pengajuan Hipotesis
Setelah dilakukan pengujian prasyarat analisis data, diketahui
bahwa data tersebut berdistribusi normal dan homogen. Langkah
selanjutnya adalah melakukan pengujian hipotesis statistik dengan uji t.
Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah rata-rata hasil belajar
60
Tabel 15
Hasil Uji Hipotesis Dengan Statistik Uji t
Kelas
Statistik
Eksperimen Kontrol
N 25 25
Mean 69,62 52,14
Sgab 18,26
Db 48
thit 3,38
ttab(0,05) 1,67
Kriteria thit > ttab
Kesimpulan H0 ditolak
dakon. Bahkan sebagian siswa ada yang tidak pulang terlebih dahulu karena
ingin memainkan alat peraga dakon lagi.
Alat peraga dakon ini dapat menjadi suatu pertimbangan dalam
mengajar matematika pada siswa Sekolah Dasar. Karena berdasarkan teori-
teori yang ada serta perhitungan statistika yang telah dilakukan, dapat
dibuktikan bahwa pembelajaran dengan alat peraga dakon mempunya
pengaruh yang signifiikan terhadap hasil belajar matematika yang dicapai
siswa.
D. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini belum sempurna. Berbagai
upaya telah dilakukan agar memperoleh hasil yang maksimal. Namun
demikian masih terdapat hal-hal yang tidak dapat terkontrol dan tidak dapat
dikendalikan. Sehingga hasil dari penelitian ini pun belum optimal. Hal-hal itu
antara lain:
A. Kesimpulan
Berdasarkan perhitungan, rata-rata hasil belajar matematika pada kelas
eksperimen (yang diajar dengan alat peraga dakon) lebih tinggi dibandingkan
dengan kelas kontrol (yang diajar tanpa alat peraga dakon) yaitu dengan nilai
69,62 pada kelas eksperimen dan 52,14 pada kelas kontrol.
Hasil analisis data yang diperoleh dari uji t dengan nilai thitung = 3,38
dan ttabel = 1, 68 dengan taraf signifikan = 0,05 maka dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar matematika antara siswa yang diajarkan dengan
menggunakan alat peraga dakon lebih tinggi dibandingkan dengan hasil
belajar matematika siswa yang diajarkan tanpa alat peraga dakon. Hal ini
berarti bahwa pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dakon dapat
mempengaruhi hasil belajar matematika siswa menjadi lebih tinggi
dibandingkan dengan yang tidak diajarkan tanpa menggunakan alat peraga
dakon.
A. Saran
Dengan demikian karena hasil belajar matematika siswa yang diajar
menggunakan alat peraga dakon lebih tinggi dibandingkan dengan hasil
belajar matematika siswa yang diajarkan tanpa menggunakan alat peraga
dakon, maka penulis dapat memberikan saran sebagai berikut:
63
64
DAFTAR PUSTAKA
Arie Asnaldi, Teori-Teori Belajar Proses Perubahan Tingkah Laku dan Belajar,
diambil dalam http://asnaldi.multiply.com/journal/item5Diakses pada 04
Januari 2011
Djamarah, Syaeful Bahri dan Aswan Zein, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:
Rieneka Cipta, 1996
http://masthoni.wordpress.com/2009/07/12/melihat-kembali-definisi-dan-
deskripsi-matematika/
http://muttaqinhasyim.wordpress.com/2009/06/14/tujuan-pembelajaran-
matematika/
http://syarifartikel.blogspot.com/2008/11/pembelajaran-matematika-di-sd.html
http://sunartombs.wordpress.com/2009/03/09/pengertian-metode-ekspositori/
http://id.wikipedia.org/wiki/Congklak
Retnowati, Heri, Matematika Untuk SD kelas IV, Jakarta: Arya Duta, 2008
Sabri, Alisub, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996, cet. Ke-
2,
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Rosda Karya, 2003, edisi
revisi
4. Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran selesai diharapkan siswa dapat :
1. Menjelaskan kelipatan suatu bilangan
2. Menentukan kelipatan satu angka dan dua angka
3. Menentukan kelipatan persekutuan dua bilangan
4. Menyebutkan kelipatan persekutuan dua bilangan
5. Menentukan bilangan yang habis dibagi 2, 3, 4, dan 5
6. Menyebutkan faktor suatu bilangan
7. Menentukan faktor persekutuan dua bilangan
8. Menyebutkan faktor persekutuan dua bilangan
9. Menjelaskan bilangan prima
5. Materi ajar
Kelipatan suatu bilangan (terlampir)
6. Metode Pembelajaran
Metode ekspositori dengan alat peraga dakon yang memuat tentang materi
kelipatan dan factor serta KPK dan FPB.
7. Langkah-langkah Kegiatan
A. Pendahuluan
Guru mengucapkan salam dilanjutkan dengan berdoa bersama
dipimpin oleh satu orang siswa.
Memeriksa daftar hadir siswa.
Apersepsi
- Mengingat kembali pelajaran yang yang telah dilakukan
68
B. Kegiatan Inti
Guru menjelaskan materi kelipatan suatu bilangan di papan tulis
Bersama guru, siswa mencari kelipatan satu angka dan dua angka
Guru membagi siswa menjadi enam kelompok, dengan tiap-tiap
kelompok beranggotakan 4 orang.
Guru menjelaskan cara menggunakan alat peraga dakon untuk
kelipatan suatu bilangan disertai contoh.
Secara berpasangan siswa memainkan dakon, tahap pertama pasangan
pertama memainkan dakon dan pasangan yang lainnya memeriksa, lalu
ditentukan siapa yang tercepat menjawab soal kelipatan dari tiap-tiap
kelompok. Demikian secara bergantian dengan pasangan kedua dalam
satu kelompok.
Beberapa siswa diminta menyebutkan kelipatan suatu bilangan yang
ditentukan oleh guru secara lisan.
Dengan berpasangan siswa memperagakannya dengan alat peraga
dakon, yang tercepat menjawab adalah pemenangnya.
Guru berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa dalam belajar
dan menggunakan alat dakon tersebut.
Siswa mengerjakan soal-soal dengan alat peraga dakon.
C. Penutup
Dengan bimbingan guru, siswa diminta menyimpulkan materi yang
telah dibahas.
Guru memberikan tugas pada siswa
Mengucapkan hamdalah bersama-sama dan mengucapkan salam
9. Penilaian
Teknik Penilaian : Tes lisan dan tulis
Bentuk Penilaian : Uraian
69
No Soal Bobot
1. Lengkapi daftar berikut dengan kelipatannya: 2
a. 4, 8, ., 16, ., .
b. 7, ., ..., ..., 32
2. Tentukan kelipatan dari bilangan-bilangan berikut yang 3
kurang dari 40:
a. 5
b. 8
c. 9
3. .Tulislah kelipatan 5 yang lebih besar dari 3 dan lebih kecil 1
.dari 37
4. .Tulislah kelipatan 6 yang lebih besar dari 30 dan lebih kecil 2
.dari 50
5. Tulislah kelipatan 3 yang lebih besar dari 10 dan lebih kecil 2
dari 25
JUMLAH 10
70
4. Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran selesai diharapkan siswa dapat :
1. Menjelaskan kelipatan suatu bilangan
2. Menentukan kelipatan satu angka dan dua angka
3. Menentukan kelipatan persekutuan dua bilangan
4. Menyebutkan kelipatan persekutuan dua bilangan
5. Menentukan bilangan yang habis dibagi 2, 3, 4, dan 5
6. Menyebutkan faktor suatu bilangan
7. Menentukan faktor persekutuan dua bilangan
8. Menyebutkan faktor persekutuan dua bilangan
9. Menjelaskan bilangan prima
5. Materi ajar
Kelipatan persekutuan dua bilangan (terlampir)
6. Metode Pembelajaran
Metode ekspositori dengan alat peraga dakon yang memuat tentang materi
kelipatan dan factor serta KPK dan FPB.
7. Langkah-langkah Kegiatan
A. Pendahuluan
Guru mengucapkan salam dilanjutkan dengan berdoa bersama
dipimpin oleh satu orang siswa.
Memeriksa daftar hadir siswa.
Apersepsi
- Mengingat kembali pelajaran yang yang telah dilakukan
71
B. Kegiatan Inti
Guru menjelaskan materi kelipatan persekutuan dua bilangan di papan
tulis
Bersama siswa, guru mencari kelipatan persekutuan dua bilangan
Guru membagi siswa menjadi enam kelompok, dengan tiap-tiap
kelompok beranggotakan 4 orang.
Guru menjelaskan cara menggunakan alat peraga dakon untuk
kelipatan persekutuan suatu bilangan disertai contoh.
Secara berpasangan siswa memainkan dakon, tahap pertama pasangan
pertama memainkan dakon dan pasangan yang lainnya memeriksa, lalu
ditentukan siapa yang tercepat menjawab soal dari tiap-tiap kelompok.
Demikian secara bergantian dengan pasangan kedua dalam satu
kelompok.
Pasangan yang menang dilombakan kembali untuk menentukan yang
paling tercepat. Guru menyebutkan soal kelipatan persekutuan terkecil
dan siswa menjawabnya secara cepat.
Guru berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa dalam belajar
dan menggunakan alat dakon tersebut.
Siswa mengerjakan soal-soal dengan alat peraga dakon.
C. Penutup
Dengan bimbingan guru, siswa diminta menyimpulkan materi yang
telah dibahas.
Guru memberikan tugas pada siswa
Mengucapkan hamdalah bersama-sama dan mengucapkan salam
9. Penilaian
Teknik Penilaian : Tes lisan dan tulis
Bentuk Penilaian : Uraian
72
PERTEMUAN KE-2
JUMLAH BOBOT 10
73
4. Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran selesai diharapkan siswa dapat :
1. Menjelaskan kelipatan suatu bilangan
2. Menentukan kelipatan satu angka dan dua angka
3. Menentukan kelipatan persekutuan dua bilangan
4. Menyebutkan kelipatan persekutuan dua bilangan
5. Menentukan bilangan yang habis dibagi 2, 3, 4, dan 5
6. Menyebutkan faktor suatu bilangan
7. Menentukan faktor persekutuan dua bilangan
8. Menyebutkan faktor persekutuan dua bilangan
9. Menjelaskan bilangan prima
5. Materi ajar
Faktor suatu bilangan (terlampir)
6. Metode Pembelajaran
Metode ekspositori dengan alat peraga dakon yang memuat tentang materi
kelipatan dan factor serta KPK dan FPB.
7. Langkah-langkah Kegiatan
A. Pendahuluan
Guru mengucapkan salam dilanjutkan dengan berdoa bersama
dipimpin oleh satu orang siswa.
Memeriksa daftar hadir siswa.
Apersepsi
- Mengingat kembali pelajaran yang yang telah dilakukan
74
B. Kegiatan Inti
Guru menjelaskan bilangan yang kurang dari 100 yang habis dibagi 2,
3, 4, dan 5 di papan tulis
Guru menjelaskan materi faktor suatu bilangan
Guru membagi siswa menjadi enam kelompok, dengan tiap-tiap
kelompok beranggotakan 4 orang. Kelompok masih sama seperti yang
lalu.
Guru menjelaskan cara menggunakan alat peraga dakon untuk faktor
suatu bilangan disertai contoh.
Secara berpasangan siswa memainkan dakon, tahap pertama pasangan
pertama memainkan dakon dan pasangan yang lainnya memeriksa, lalu
ditentukan siapa yang tercepat menjawab soal dari tiap-tiap kelompok.
Demikian secara bergantian dengan pasangan kedua dalam satu
kelompok.
Beberapa siswa diminta menyebutkan faktor suatu bilangan yang
ditentukan oleh guru secara lisan.
Dengan berpasangan siswa memperagakannya dengan alat peraga
dakon, yang tercepat menjawab adalah pemenangnya.
Guru berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa dalam belajar
dan menggunakan alat dakon tersebut.
Siswa mengerjakan soal-soal latihan yang diberikan oleh guru.
C. Penutup
Dengan bimbingan guru, siswa diminta menyimpulkan materi yang
telah dibahas.
Guru memberikan tugas pada siswa
Mengucapkan hamdalah bersama-sama dan mengucapkan salam
9. Penilaian
Teknik Penilaian : Tes lisan dan tulis
Bentuk Penilaian : Uraian
75
JUMLAH BOBOT 10
76
4. Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran selesai diharapkan siswa dapat :
1. Menjelaskan kelipatan suatu bilangan
2. Menentukan kelipatan satu angka dan dua angka
3. Menentukan kelipatan persekutuan dua bilangan
4. Menyebutkan kelipatan persekutuan dua bilangan
5. Menentukan bilangan yang habis dibagi 2, 3, 4, dan 5
6. Menyebutkan faktor suatu bilangan
7. Menentukan faktor persekutuan dua bilangan
8. Menyebutkan faktor persekutuan dua bilangan
9. Menjelaskan bilangan prima
5. Materi ajar
Faktor persekutuan dua bilangan (terlampir)
6. Metode Pembelajaran
Metode ekspositori dengan alat peraga dakon yang memuat tentang materi
kelipatan dan factor serta KPK dan FPB.
7. Langkah-langkah Kegiatan
A. Pendahuluan
Guru mengucapkan salam dilanjutkan dengan berdoa bersama
dipimpin oleh satu orang siswa.
Memeriksa daftar hadir siswa.
Apersepsi
- Mengingat kembali pelajaran yang yang telah dilakukan
77
B. Kegiatan Inti
Guru menjelaskan materi faktor persekutuan suatu bilangan
Guru menerangkan bilangan prima beserta contohnya
Guru membagi siswa menjadi enam kelompok, dengan tiap-tiap
kelompok beranggotakan 4 orang.
Guru menjelaskan cara menggunakan alat peraga dakon untuk
kelipatan persekutuan suatu bilangan disertai contoh.
Secara berpasangan siswa memainkan dakon, tahap pertama pasangan
pertama memainkan dakon dan pasangan yang lainnya memeriksa, lalu
ditentukan siapa yang tercepat menjawab soal faktor persekutuan dari
tiap-tiap kelompok. Demikian secara bergantian dengan pasangan
kedua dalam satu kelompok.
Pasangan yang menang dilombakan kembali untuk menentukan yang
paling tercepat. Guru menyebutkan soal faktor persekutuan terbesar
dan siswa menjawabnya secara cepat.
Guru berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa dalam belajar
dan menggunakan alat dakon tersebut.
Siswa mengerjakan soal-soal latihan yang diberikan oleh guru.
C. Penutup
Dengan bimbingan guru, siswa diminta menyimpulkan materi yang
telah dibahas.
Guru memberikan tugas pada siswa
Mengucapkan hamdalah bersama-sama dan mengucapkan salam
9. Penilaian
Teknik Penilaian : Tes lisan dan tulis
Bentuk Penilaian : Uraian
78
PERTEMUAN KE-4
1. 16 dan 20 bobot 2
2. 15 dan 25 bobot 2
3. 18 dan 21 bobot 2
4. 30 dan 45 bobot 2
5. 28 dan 49 bobot 2
JUMLAH BOBOT 10
79
5. Materi ajar
KPK dan FPB (terlampir)
6. Metode Pembelajaran
Metode ekspositori dengan alat peraga dakon yang memuat tentang materi
kelipatan dan faktor serta KPK dan FPB.
80
7. Langkah-langkah Kegiatan
A. Pendahuluan
Guru mengucapkan salam dilanjutkan dengan berdoa bersama
dipimpin oleh satu orang siswa.
Memeriksa daftar hadir siswa.
Apersepsi
- Mengingat kembali pelajaran yang yang telah dilakukan
- Penjelasan umum tentang pelajaran yang akan dilakukan
B. Kegiatan Inti
Guru menjelaskan materi kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari
dua bilangan satu angka
Guru membagi siswa menjadi enam kelompok, dengan tiap-tiap
kelompok beranggotakan 4 orang. Kelompok masih sama seperti yang
lalu, akan tetapi berganti pasangan.
Guru menjelaskan cara menggunakan alat peraga dakon untuk faktor
suatu bilangan disertai contoh.
Secara berpasangan siswa memainkan dakon, tahap pertama pasangan
pertama memainkan dakon dan pasangan yang lainnya memeriksa, lalu
ditentukan siapa yang tercepat menjawab soal kelipatan persekutuan
terkecil (KPK) dari tiap-tiap kelompok. Demikian secara bergantian
dengan pasangan kedua dalam satu kelompok.
Beberapa siswa diminta menyebutkan KPK suatu bilangan yang
ditentukan oleh guru secara lisan.
Dengan berpasangan siswa memperagakannya dengan alat peraga
dakon, yang tercepat menjawab adalah pemenangnya.
Guru berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa dalam belajar
dan menggunakan alat dakon tersebut.
Siswa mengerjakan soal-soal latihan yang diberikan oleh guru.
C. Penutup
Dengan bimbingan guru, siswa diminta menyimpulkan materi yang
telah dibahas.
Guru memberikan tugas pada siswa.
Mengucapkan hamdalah bersama-sama dan mengucapkan salam
9. Penilaian
Teknik Penilaian : Tes lisan dan tulis
Bentuk Penilaian : Uraian
82
JUMLAH BOBOT 10
83
5. Materi ajar
KPK dan FPB (terlampir)
6. Metode Pembelajaran
Metode ekspositori dengan alat peraga dakon yang memuat tentang materi
kelipatan dan faktor serta KPK dan FPB.
84
7. Langkah-langkah Kegiatan
A. Pendahuluan
Guru mengucapkan salam dilanjutkan dengan berdoa bersama
dipimpin oleh satu orang siswa.
Memeriksa daftar hadir siswa.
Apersepsi
- Mengingat kembali pelajaran yang yang telah dilakukan
- Penjelasan umum tentang pelajaran yang akan dilakukan
B. Kegiatan Inti
Guru menjelaskan materi kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari
bilangan satu angka dan dua angka
Guru membagi siswa menjadi enam kelompok, dengan tiap-tiap
kelompok beranggotakan 4 orang. Kelompok masih sama seperti yang
lalu akan tetapi berganti pasangannya.
Guru menjelaskan cara menggunakan alat peraga dakon untuk faktor
suatu bilangan disertai contoh.
Secara berpasangan siswa memainkan dakon, tahap pertama pasangan
pertama memainkan dakon dan pasangan yang lainnya memeriksa, lalu
ditentukan siapa yang tercepat menjawab soal dari tiap-tiap kelompok.
Demikian secara bergantian dengan pasangan kedua dalam satu
kelompok.
Beberapa siswa diminta menyebutkan kelipatan persekutuan suatu
bilangan yang ditentukan oleh guru secara lisan.
Dengan berpasangan siswa memperagakannya dengan alat peraga
dakon, yang tercepat menjawab adalah pemenangnya.
Guru berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa dalam belajar
dan menggunakan alat dakon tersebut.
Siswa mengerjakan soal-soal latihan yang diberikan oleh guru dengan
alat peraga dakon.
C. Penutup
Dengan bimbingan guru, siswa diminta menyimpulkan materi yang
telah dibahas.
Guru memberikan tugas pada siswa.
Mengucapkan hamdalah bersama-sama dan mengucapkan salam
9. Penilaian
Teknik Penilaian : Tes lisan dan tulis
Bentuk Penilaian : Uraian
86
PERTEMUAN KE-6
JUMLAH BOBOT 10
87
5. Materi ajar
KPK dan FPB (terlampir)
6. Metode Pembelajaran
Metode ekspositori dengan alat peraga dakon yang memuat tentang materi
kelipatan dan faktor serta KPK dan FPB.
88
7. Langkah-langkah Kegiatan
A. Pendahuluan
Guru mengucapkan salam dilanjutkan dengan berdoa bersama
dipimpin oleh satu orang siswa.
Memeriksa daftar hadir siswa.
Apersepsi
- Mengingat kembali pelajaran yang yang telah dilakukan
- Penjelasan umum tentang pelajaran yang akan dilakukan
B. Kegiatan Inti
Guru menjelaskan materi kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari
dua bilangan dua angka
Guru menjelaskan faktor persekutuan terbesar (FPB) dari dua buah
bilangan
Guru membagi siswa menjadi enam kelompok, dengan tiap-tiap
kelompok beranggotakan 4 orang.
Guru menjelaskan cara menggunakan alat peraga dakon untuk
kelipatan persekutuan suatu bilangan disertai contoh.
Secara berpasangan siswa memainkan dakon, tahap pertama pasangan
pertama memainkan dakon dan pasangan yang lainnya memeriksa, lalu
ditentukan siapa yang tercepat menjawab soal faktor persekutuan dari
tiap-tiap kelompok. Demikian secara bergantian dengan pasangan
kedua dalam satu kelompok.
Pasangan yang menang dilombakan kembali untuk menentukan yang
paling tercepat. Guru menyebutkan soal dan siswa menjawabnya
secara cepat.
Guru berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa dalam belajar
dan menggunakan alat dakon tersebut.
Siswa mengerjakan soal-soal latihan yang diberikan oleh guru dengan
alat peraga dakon.
C. Penutup
Dengan bimbingan guru, siswa diminta menyimpulkan materi yang
telah dibahas.
Guru memberikan tugas pada siswa.
Mengucapkan hamdalah bersama-sama dan mengucapkan salam
9. Penilaian
Teknik Penilaian : Tes lisan dan tulis
Bentuk Penilaian : Uraian
90
PERTEMUAN KE-7
JUMLAH BOBOT 10
91
5. Materi ajar
KPK dan FPB (terlampir)
6. Metode Pembelajaran
Metode ekspositori dengan alat peraga dakon yang memuat tentang materi
kelipatan dan faktor serta KPK dan FPB.
92
7. Langkah-langkah Kegiatan
A. Pendahuluan
Guru mengucapkan salam dilanjutkan dengan berdoa bersama
dipimpin oleh satu orang siswa.
Memeriksa daftar hadir siswa.
Apersepsi
- Mengingat kembali pelajaran yang yang telah dilakukan
- Penjelasan umum tentang pelajaran yang akan dilakukan
B. Kegiatan Inti
Guru menjelaskan materi kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dan
faktor persekutuan terbesar (FPB) dalam memecahkan masalah yang
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari
Guru membagi siswa menjadi enam kelompok, dengan tiap-tiap
kelompok beranggotakan 4 orang.
Guru menjelaskan cara menggunakan alat peraga dakon untuk
kelipatan persekutuan suatu bilangan disertai contoh.
Secara berpasangan siswa memainkan dakon, tahap pertama pasangan
pertama memainkan dakon dan pasangan yang lainnya memeriksa, lalu
ditentukan siapa yang tercepat menjawab soal faktor persekutuan dari
tiap-tiap kelompok. Demikian secara bergantian dengan pasangan
kedua dalam satu kelompok.
Pasangan yang menang dilombakan kembali untuk menentukan yang
paling tercepat. Guru menyebutkan soal dan siswa menjawabnya
secara cepat.
Guru berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa dalam belajar
dan menggunakan alat dakon tersebut.
Siswa mengerjakan soal-soal latihan yang diberikan oleh guru dengan
alat peraga dakon.
C. Penutup
Dengan bimbingan guru, siswa diminta menyimpulkan materi yang
telah dibahas.
Guru memberikan tugas pada siswa.
Mengucapkan hamdalah bersama-sama dan mengucapkan salam
9. Penilaian
Teknik Penilaian : Tes lisan dan tulis
Bentuk Penilaian : Uraian
94
1. Niken minum jamu setiap 6 hari sekali dan Danil minum jamu setiap 8 hari
sekali. Jika hari ini mereka minum jamu bersama-sama, berapa hari lagi akan
minum jamu bersama-sama kembali? (bobot 2)
2. Ibu mempunyai 10 permen dan 30 coklat yang akan dibagikan secara adil
pada anak-anak saat arisan keluarga. Berapa jumlah anak yang menerima
permen dan coklat? (bobot 2)
3. Dika dan Ferdi lari pagi bersama-sama. Dika berhenti untuk istirahat setiap 8
menit dan Ferdi berhenti untuk beristirahat setiap 12 menit. Pada menit berapa
mereka berhenti beristirahat bersama-sama? (bobot 2)
4. Sandra memiliki 20 pinsil dan 15 buku. Ia ingin membagikan semua pensil
dan buku kepad teman-temannya. Setiap anak akan merima bagian yang sama.
Berapa anak paling banyak yang akan menerima pensil dan buku? (bobot 2)
5. Ayah pergi ke Semarang tiap 6 hari, sedangkan paman setiap 8 hari. Bila ayah
dan paman ke Semarang bersama pada tanggal 4 Januari 2011, tanggal berapa
mereka ke Semarang bersama lagi? (bobot 2)
JUMLAH BOBOT 10
95
Lampiran 2
Materi ajar
Kelipatan dan Faktor
Metode Pembelajaran
Metode ekspositori (Ceramah dan Tanya jawab)
Langkah-langkah Kegiatan
Pendahuluan :
Guru mengucapkan salam dilanjutkan dengan memeriksa daftar hadir siswa.
Guru mengkondisikan kelas agar proses belajar mengajar berjalan tenang
Apersepsi
Menanyakan (mengingat) kembali proses belajar mengajar yang telah
dipelajari sebelumnya.
Kegiatan Inti
Pertemuan Pertama
Guru menerangkan tentang kelipatan suatu bilangan disertai pemberian
contoh.
Siswa diminta menyebutkan kelipatan satu angka dan dua angka.
Siswa mengerjakan latihan yang terdapat dalam buku paket matematika.
96
Pertemuan Kedua
Dengan berdialog, beberapa siswa diminta menyebutkan kelipatan dua
buah bilangan.
Guru menerangkan tentang kelipatan persekutuan.
Siswa mengerjakan latihan yang terdapat dalam buku paket matematika.
Pertemuan Ketiga
Beberapa siswa diminta menyebutkan bilangan yang habis dibagi 2, 3, 4
dan 5.
Guru menerangkan tentang tentang bilangan yang habis dibagi 2, 3, 4, dan
5 disertai pemberian contoh.
Guru menerangkan faktor dari suatu bilangan
Siswa mengerjakan latihan yang terdapat dalam buku paket matematika.
Pertemuan Keempat
Guru menerangkan tentang faktor persekutuan suatu bilangan.
Siswa diminta menyebutkan faktor-faktor persekutuan dua bilangan.
Siswa mengerjakan latihan yang terdapat dalam buku paket matematika.
Penutup
Dengan bimbingan guru, siswa diminta menyimpulkan materi yang telah
dibahas.
Guru memberikan tugas PR
Materi ajar
KPK dan FPB
Metode Pembelajaran
Metode ekspositori (Ceramah dan Tanya jawab)
98
Langkah-langkah Kegiatan
Pendahuluan
Guru mengucapkan salam dilanjutkan dengan memeriksa daftar hadir
siswa.
Guru mengkondisikan kelas agar proses belajar mengajar berjalan
tenang
Apersepsi
Menanyakan (mengingat) kembali proses belajar mengajar yang telah
dipelajari sebelumnya.
Kegiatan Inti
Pertemuan ke Lima
Guru menerangkan tentang KPK dua bilangan satu angka dan dua
angka disertai pemberian contoh.
Siswa diminta menyebutkan kelipatan satu angka dan dua angka.
Siswa mengerjakan latihan yang terdapat dalam buku paket
matematika.
Pertemuan Ke Enam
Dengan berdialog, beberapa siswa diminta menyebutkan KPK dua
bilangan dua angka.
Guru menerangkan tentang KPK dan FPB dua bilangan.
Siswa mengerjakan latihan yang terdapat dalam buku paket
matematika.
Pertemuan Ke Tujuh
Guru menerangkan KPK dan FPB dalam memecahkan masalah yang
terdapat dalam kehidupan sehari-hari.
Siswa mengerjakan latihan yang terdapat dalam buku paket
matematika.
Pertemuan Ke Delapan
Guru memerintahkan siswa mengerjakan soal latihan yang ada dibuku
paket tentang materi KPK dan FPB
Siswa mengerjakan soal yang terdapat dalam buku paket matematika
lalu dikumpulkan.
Penutup
Dengan bimbingan guru, siswa diminta menyimpulkan materi yang telah
dibahas.
Guru memberikan tugas PR
Penilaian
Teknik Penilaian : Tes tulis dan lisan
Bentuk Penilaian : Uraian
100
Lampiran 3
Nama : ..
Kelas : ..
Hari/Tanggal : ..
Waktu : ..
Berilah tanda silang (X) pada salah satu huruf a, b, c atau d pada jawaban yang
paling tepat!
Tabel Tabel
Nilai Tes Hasil Belajar Nilai Tes Hasil Belajar
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Tabel 18
Perhitungan standar Deviasi Uji Validitas
Tabel
Hasil Perhitungan Validitas Instrumen Tes
= 0,86
= 1- 0,88
= 0,14
= 25 + 24 + 21 + 22 + 16 + 20 + 15 + 16 + 27 +
14 + 22 + 13 + 24 + 17 + 18 + 22 + 25 + 13 +
20 + 17 + 20 + 23 + 13 + 27 + 16 + 24 + 16 +
24 + 21 + 18
=
30
616
= 30
= 20,53
= 19,91
2
=
530,74
= 35
109
= 4,108
Mp Mt p
=
SDt q
= 0,37
Kelompok Atas
Butir soal
Siswa Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27
3 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 25
4 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 25
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 25
6 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 24
7 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 24
8 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 24
9 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 23
10 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 23
11 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 23
12 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 22
13 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 22
14 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 22
15 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 22
16 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21
17 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 21
BA 14 15 17 12 12 16 16 8 16 8 15 16 15 10 11 16 15 15 16 5 10 10 11 16 9 17 15 16 11 17
113
Tabel 22
Perhitungan Daya Pembeda Soal
Kelompok Bawah
Butir soal
Siswa Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 20
2 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 20
3 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 20
4 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 18
5 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 18
6 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 18
7 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 17
8 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 17
9 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 16
10 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 16
11 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 16
12 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 16
13 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 16
14 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 15
15 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 14
16 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 13
17 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 13
18 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 13
BB 16 14 16 10 14 11 12 8 7 8 6 8 16 10 8 5 7 7 7 5 10 11 7 12 10 13 8 8 9 13
114
Tabel 23
Hasil Perhitungan Daya Pembeda Instrumen Tes*
BA BB
Menentukan DP =
JA JB
= - 0,07
Tabel
Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Instrumen Tes*
Contoh perhitungan tingkat kesukaran untuk soal nomor 1 adalah sebagai berikut :
Menentukan nilai B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan
benar
Jumlah siswa (JS) = 35
Menentukan IK = Indeks/Tingkat Kesukaran
B
IK =
JS
= 30/35
= 0,857
Berdasarkan klasisifikasi indeks kesukaran, nilai IK = 0,857 berada diantara
kisaran 0,70 1,00, maka soal nomor 1 memiliki tingkat kesukaran soal
mudah
Untuk soal nomor 2 dan seterusnya, perhitungan tingkat kesukarannya sama
dengan perhitungan tingkat kesukaran soal nomor 1
118
Lampiran 11
1. Distribusi Frekuensi
a) Nilai tes hasil belajar matematika dari 25 orang siswa kelas eksperimen
31 42 47 47 52 57 57 63
63 63 63 68 68 68 73 73
78 89 89 89 89 89 94 100
100
c) Jangkauan ( R )
R=HL
= 100 31
= 69
2. Mean (X)
.
(X) =
1740 ,5
=
25
=69,62
3. Median (Md)
1
Ket :
2
Md = bi +
bi = Batas kelas bawah median
12,510 12
= 66,5 + N = Banyak siswa
7
2,5 12 P = Panjang kelas
= 66,5 +
7
30 F = jumlah frekuensi sebelum
= 66,5 +
7 kelas median
= 66,5 + 4,28
= 70,78 f1 = frekuensi kelas median
5. Variansi (SD2)
. 2 ( . )2
SD2 =
(1)
25 128454 1740 ,52
SD2 =
25(251)
3211356 ,253029340
=
600
182016
=
600
= 303,36
6. Simpangan baku
SD = 2
= 303,36
= 17,41
7. Kemiringan (Skewness)
Kemiringan =
69,6272,5
=
17,41
= - 0,1654
Karena kemiringan negative dan dekat kepada nol maka modelnya miring ke
kiri.
8. Ketajaman (Kurtosis)
4
1
=
4
1
4849785
= 25
91874,5
193991
=
91874,5
= 2,11184
Karena nilai kortisisius kurang dari 3, maka kurvanya datar atau platikurtik.
121
1. Distribusi Frekuensi
a) Nilai tes hasil belajar matematika dari 25 orang siswa kelas eksperimen
21 21 31 31 31 36 36 36
47 47 47 52 52 57 57 57
57 57 57 68 68 73 89 89
100
c) Jangkauan ( R )
R=HL
= 100 21
= 79
2. Mean (X)
.
(X) =
1303 ,5
=
25
=52,14
3. Median (Md)
1
Ket :
2
Md = bi +
bi = Batas kelas bawah median
12,511 14
= 48,5 + N = Banyak siswa
8
1,5 14 P = Panjang kelas
= 48,5 +
8
(21) F = jumlah frekuensi sebelum
= 48,5 +
8 kelas median
= 48,5 + (2,625)
= 51,125 f1 = frekuensi kelas median
5. Variansi (SD2)
. 2 ( . )2
SD2 =
(1)
25 76698 ,3 1303 ,52
SD2 =
25(251)
1917457 ,51699112 ,25
=
600
218345 ,25
=
600
= 363,91
6. Simpangan baku
SD = 2
= 363,91
= 19,07
7. Kemiringan (Skewness)
Kemiringan =
52,1452,5
=
19,07
= - 0,0188
Karena kemiringan negative dan dekat kepada nol maka modelnya miring ke
kiri.
8. Ketajaman (Kurtosis)
4
1
=
4
1
7827457,305
= 25
132252,16
313098,29
=
132252,16
= 2,367
Karena nilai kortisisius kurang dari 3, maka kurvanya datar atau platikurtik.
124
Lampiran 12
Tabel
Perhitungan Uji Normalitas Kelompok Eksperimen
xi x
Z=
S
3169,62
=
17,41
= - 2,218
Zt = 0,4864 (lihat tabel Z)
F(Z) = Jika Zi < 0 maka: 0,5 Z tabel
Jika Zi > 0 maka: 0,5 Z tabel
fk 1
S(Z) = =
n 25
= 0,04
Lo = 0,0959
Lt = 0,173, (lihat tabel harga kritis Uji Lilifors untuk n = 25 dan = 0,05)
Tabel
Perhitungan Uji Normalitas Kelompok Kontrol
xi x
Z=
S
2152,14
=
19,07
= - 1,632
Zt = 0,4484 (lihat tabel Z)
F(Z) = Jika Zi < 0 maka: 0,5 Z tabel
Jika Zi > 0 maka: 0,5 Z tabel
fk 2
S(Z) = =
n 25
= 0,08
Lo = 0,1613
Lt = 0,173, (lihat tabel harga kritis Uji Lilifors untuk n = 25 dan = 0,05)
Perhitungan uji homogenitas data kedua kelompok dilakukan dengan Uji Fisher
1. Data Statistik
NE = 25 NK = 25
2
S1 = 303,36 s22 = 363,91
4. Kriteria pengujian
Terima Ho dan Tolak Ha untuk Fhit < Ftab
5. Kesimpulan
Diperoleh Fhit < Ftab maka Ho diterima
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variansi kedua populasi homogen
127
Lampiran 14
a. Perumusan hipotesis
Ho : 1 2
Ha : 1 > 2
Keterangan:
1 = Rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diajar
menggunakan alat peraga dakon
2 = Rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diajar tanpa alat
peraga.
n1 1S1 2 n2 1S 2 2
Stotal =
n1 n2 2
251 .303,36+ 251 .363,91
=
(25+252)
7280 ,64+8733,84
=
48
16014 ,48
=
48
= 333,635
= 18,26
128
x1 x 2
t =
1 1
S total
n1 n2
69,6252,14
=
1 1
18,26 25 +
25
17,48
=
18,26 0,08
17,48
=
5,16
= 3,38
Nilai thitung = 3,38
Untuk menentukan ttabel , dapat ditentukan dengan cara seagai berikut,
ttabel = t(1-)(db).
Dengan db = (n1 + n2 2) = (25 + 25 2) = 48 dan taraf signifikan =
0,05, didapat (1 (0,05)) = 0,95. Jadi ttabel = t(0,95)(48) adalah 1,68.
Maka ttabel = 1,68
d. Pengambilan kesimpulan
Karena thitung > ttabel (3,38 > 1,68), maka Ho ditolak atau Ha diterima.
Kesimpulan yang diambil adalah terdapat perbedaan yang signifikan nilai
tes akhir antara siswa yang diajar menggunakan alat peraga dakon dengan
siswa yang diajar tanpa menggunakan alat peraga.
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140