Anda di halaman 1dari 225

MODUL ANATOMI FISIOLOGI

Untuk Mahasiswa Keperawatan

Cetakan Kedua, Maret 2018

Tim Penyusun :
Ns. Hairuddin Safaat, S.Kep.M.Kep
Hardin, S.Kep.Ns.M.Kep

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


AKPER SAWERIGADING PEMDA LUWU
KATA PENGANTAR

Alhamudillahi Robbil Alamin, Puji dan puja kehadirat Allah SWT. Tuhan Yang
Maha Esa atas petunjuk dan rahmatNya, sehingga tim pengajar dapat menyusun Modul
pembelajaran anatomi fisiologi yang secara khusus di peruntukkan bagi Mahasiswa
magasiswa Prodi Diploma III Keperawatan.
Modul ini mengajak saudara untuk mempelajari konsep anatomi dan fisiologi manusia.
Didalam modul ini ada 13 kegiatan belajar. Sistimatika kegiatan belajar sebagai berikut :
konsep umum anatomi fisiologi tubuh manusia, system musculoskeletal, anatomi fisiologi
sistem integument, system persarafan dan fungsi integrative, sistem penginderaan, sistem
imun dan hematologi, sistem endokrin, sistem pencernaan, sistem kardiovaskuler dan
peredaran darah, sistem perkemihan, sistem pernafasan, system reproduksi dan
membahas tentang sistem cairan, elektrolit dan asam basa
Jika andan tuntas membahas modul ini dengan baik akan membantu saudara
sebagai calon perawat dalam memberikan asuhan keperawatan perawat. Kemampuan
menerapkan proses keperawatan salah satunya perlu ditunjang oleh pemahaman tentang
anatomi dan fisiologi manusia. Untuk melakukan pengkajian dengan benar saudara harus
memahami struktur dan fungsi setiap organ demikian halnya dengan tindakan
keperawatan. Oleh karena itu saudara perlu memahami anatomi dan fisiologi manusia,
sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan dengan baik
Peranan anatomi yang penting dalam kegiatan medis inilah yang
melatarbelakangi pembuatan modul anatomi. Modul ini diharapkan dapat mempermudah
kegiatan pembelajaran anatomi fisiologi sehingga mahasiswa dapat mengefisiensikan
waktu memahami anatomi fisiologi manusia.

Penyusun

Mudul Anatomi Fisiologi


2
DAFTAR ISI

SAMPUL .................................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR .................................................................................................. 2
DAFTAR ISI .............................................................................................................. 3
INTRODUKSI MODUL .............................................................................................. 4
Deskripsi modul ....................................................................................................... 5
KEGIATAN BELAJAR 1 : Konsep Umum Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia ...... 7
KEGIATAN BELAJAR 2 : struktur anatomi dan fungsi system musculoskeletal ........ 24
KEGIATAN BELAJAR 3 : anatomi fisiologi sistem integument ................................. 51
KEGIATAN BELAJAR 4 : anatomi fisiologi membahas tentang system persarafan
dan fungsi integrative .................................................... 61
KEGIATAN BELAJAR 5 : anatomi fisiologi sistem penginderaan .............................. 84
KEGIATAN BELAJAR 6 : anatomi fisiologi sistem imunitas dan hematologi ............. 107
KEGIATAN BELAJAR 7 : anatomi fisiologi sistem endokrin ...................................... 117
KEGIATAN BELAJAR 8 : anatomi fisiologi sistem pencernaan................................. 136
KEGIATAN BELAJAR 9 : anatomi fisiologi sistem kardiovaskuler ............................ 156
KEGIATAN BELAJAR10: anatomi fisiologi sistem perkemihan ................................ 189
KEGIATAN BELAJAR11: anatomi fisiologi sistem respirasi ...................................... 197
KEGIATAN BELAJAR12: anatomi fisiologi sistem reproduksi ................................... 204
KEGIATAN BELAJAR13: anatomi fisiologi cairan tubuh ........................................... 215
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 225

Mudul Anatomi Fisiologi


3
INTRODUKSI MODUL ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA
(MK: Ilmu Biomedik Dasar)

IDENTITAS MATA KULIAH

• Program Studi : Diploma III Keperawatan


• Kode Mata Kuliah : Wat 1201
• Nama Mata Kuliah : Ilmu Biomedik Dasar (Anatomi Fisiologi)
• Jumlah SKS : 2 ( T : 1 L : 1)
• Semester : Gasal (I)
• Mata Kuliah Pra Syarat :-

A. Manfaat Mata Kuliah :

Mata kuliah ilmu biomedik dasar akan membantu mahasiswa dalam


melaksanakan asuhan keperawatan pada berbagai gangguan sistem tubuh
sesuai kompetensinya serta memahami kebesaran Allah SWT dalam
penciptaan dan pengaturan tubuh manusia.

B. Deskripsi Mata Kuliah :


Anatomi Fisiologi tubuh Manusia merupakan mata kuliah wajib dan bertujuan
untuk memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk memahami bagaiana
tubuh manusia diorgaisasi dan bagaimana tubuh berfungsi serta menyimpulkan
bahwa tubuh manusia merupakan satu kesatuan.

KOMPETENSI PERKULIAHAN :
Mahasiswa mampu memahami bagaimana tubuh manusia diorganisasi dan bagaimana
tubuh berfungsi serta menyimpulkan bahwa tubuh manusia merupakan satu kesatuan
yang utuh.

Anatomi Fisiologi – Kacamata Muslim :


• ”Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya
dengan bermain-main (sia-sia). Kami tidak menciptakan keduanya melainkan dengan
haq, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui ” (QS Ad Dukhaan [44] : 38-39).
• Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala
wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al-Qur’an
itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas
segala sesuatu? (QS. Fushilat : 53)
• “Orang-orang yang ingat kepada Allah baik dalam keadaan berdiri, duduk dan
berbaring dan orang-orang yang memikirkan penciptaan langit dan bumi, seraya
berkata : “wahai Rabb kami tidaklah engkau ciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci
Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka“ (QS Ali Imran : 191)

Mudul Anatomi Fisiologi


4
DESKRIPSI MODUL
Assalamu alaikum Wr.Wbr. Salam Sejahtera! Salam hangat dan bahagia selalu,
semoga Tuhan YME senantiasa memberikan kekuatan, perlindungan dan keselamatan
kepada kita, Amiin.
Saat ini Anda sedang mempelajari Modul Anatomi Fisiologi pada mata kuliah Ilmu
Biomedik Dasar. Mata Kuliah ini mempunyai bobot kredit 2 sks yang tediri dari Didalam
modul ini ada 13 kegiatan belajar. Sistimatika kegiatan belajar sebagai berikut :
1. Kegiatan belajar 1 membahas tentang konsep umum anatomi fisiologi tubuh manusia.
2. Kegiatan belajar 2 membahas tentang system musculoskeletal
3. Kegiatan belajar 3 membahas tentang anatomi fisiologi sistem integumen.
4. Kegiatan belajar 4 membahas tentang system persarafan dan fungsi integrative
5. Kegiatan belajar 5 membahas tentang sistem penginderaan
6. Kegiatan belajar 6 membahas tentang sistem imun dan hematologi
7. Kegiatan belajar 7 membahas tentang sistem endokrin
8. Kegiatan belajar 8 membahas tentang sistem pencernaan
9. Kegiatan belajar 9 membahas tentang sistem kardiovaskuler dan peredaran darah
10. Kegiatan belajar 10 membahas tentang sistem perkemihan
11. Kegiatan belajar 11 membahas tentang sistem pernafasan
12. Kegiatan belajar 12 membahas tentang system reproduksi
13. Kegiatan belajar 13 membahas tentang sistem cairan, elektrolit dan asam basa

B. Relevansi
Saudara tentunya sudah paham bahwa selama menempuh pendidikan Diploma
III Keperawatan dan setelah lulus nanti, akan selalu berhubungan dengan klien baik
sehat maupun sakit. Dalam memberikan asuhan keperawatan perawat
menggunakan instrument ilmiah yaitu proses keperawatan. Kemampuan
menerapkan proses keperawatan salah satunya perlu ditunjang oleh pemahaman
tentang anatomi dan fisiologi manusia. Untuk melakukan pengkajian dengan benar
saudara harus memahami struktur dan fungsi setiap organ demikian halnya dengan
tindakan keperawatan. Oleh karena itu saudara perlu memahami anatomi dan
fisiologi manusia, sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan dengan baik.

C. Petunjuk Belajar

Untuk memudahkan Anda mengikuti proses pembelajaran dalam modul ini, maka
Akan lebih mudah bagi Anda untuk mengikuti langkah-langkah belajar sebagai berikut:
1. Pahami lebih dulu kepentingan dan kegunaan anatomi fisiologi manusia Anda
sebagai manusia dan calon perawat ahli madya.
2. Pelajari secara berurutan kegiatan belajar
3. Bacalah dengan seksama setiap kata/kalimat. Jika ada kata/kalimat yang menurut
saudara tidak jelas atau membingungkan, catatlah kemudian tanyakan pada dosen
atau diskusikan dengan teman anda atau penelusuran pustaka.
4. Pelajari satu kegiatan belajar secara tuntas, sebelum mempelajari kegiatan belajar
lainnya. Hal ini dimaksudkan agar saudara mendapatkan pemahaman secara utuh.
5. Kerjakan semua test atau tugas pada setiap kegiatan belajar. Test dan tugas yang
saudara kerjakan merupakan bentuk self evaluasi (evaluasi diri) saudara.
6. Untuk menambah wawasan, saudara dapat melengkapi modul ini dengan
membaca referensi lain dengan topik yang sejenis
7. Pada bagian akhir Anda diminta untuk melakukan kegiatan belajar pratikum.
8. Buat ringkasan dari materi yang dibahas untuk memudahkan anda mengingat.

Mudul Anatomi Fisiologi


5
9. Kerjakan evaluasi proses pembelajaran untuk setiap materi yang dibahas dan
cocokkan jawaban anda dengan kunci yang disediakan pada halaman terakhir
modul.
10. Jika anda mengalami kesulitan diskusikan dengan teman Anda dan konsultasikan
kepada fasilitator
11. Keberhasilan proses pembelajaran Anda dalam mempelajari materi dalam modul
ini tergantung dari kesungguhan Anda dalam mengerjakan latihan. Untuk itu
belajarlah dan berlatih secara mandiri atau berkelompok dengan teman sejawat
Anda.

D. Petunjuk Bagi Dosen Pengajar / Fasilitator


1. Pahami Capaian Pembelajaran dalam Modul ini.
2. Motivasi peserta didik untuk membaca dengan seksama materi yang disampaikan
dan berikan penjelasan untuk hal-hal yang dianggap sulit
3. Motivasi peserta didik untuk mengerjakan latihan-latihan / tugas-tugas terkait
dengan materi yang dibahas.
4. Identifikasi kesulitan peserta didik dalam mempelajari modul terutama materi-materi
yang dianggap penting
5. Jika peserta didik mengalami kesulitan, mintalah mahasiswa mendiskusikan dalam
kelompok atau kelas dan berikan kesimpulan.
6. Motivasi peserta didik untuk mengerjakan evaluasi proses pembelajaran untuk
setiap materi yang dibahas dan mendiskusikannya dengan teman sejawat.
7. Bersama peserta didik lakukan penilaian terhadap kemampuan yang dicapai
peserta didik.
.
Untuk mempermudah mempelajari modul ini, beberapa langkah yang perlu saudara
ikuti adalah:

1. Bacalah dengan seksama setiap kata/kalimat. Jika ada kata/kalimat yang menurut
saudara tidak jelas atau membingungkan, catatlah kemudian tanyakan pada dosen
atau diskusikan dengan teman anda atau penelusuran pustaka.
2. Pelajari satu kegiatan belajar secara tuntas, sebelum mempelajari kegiatan belajar
lainnya. Hal ini dimaksudkan agar saudara mendapatkan pemahaman secara utuh.
3. Kerjakan semua test atau tugas pada setiap kegiatan belajar. Test dan tugas yang
saudara kerjakan merupakan bentuk self evaluasi (evaluasi diri) saudara.
4. Untuk menambah wawasan, saudara dapat melengkapi modul ini dengan membaca
referensi lain dengan topik yang sejenis.

Pada akhirnya semoga modul ini dapat memberikan manfaat bagi saudara. Selamat
belajar dan sukses selalu.

Mudul Anatomi Fisiologi


6
KEGIATAN BELAJAR 1
DESKRIPSI MATERI KEGIATAN BELAJAR :
Materi kegiatan belajar ini berfokus pada konsep umum anatomi fisiologi tubuh manusia
dan bagaimana tubuh manusia diorganisasi sebagai satu kesatuan.

CAPAIAN PEMBELAJARAN KEGIATAN BELAJAR 1


Kemampuan akhir yang diharapkan setelah menempuh kegiatan belajar ini adalah
mahasiswa mampu menjelaskan bagaimana tubuh manusia diorganisasi dan bagaimana
tubuh berfungsi serta menyimpulkan bahwa tubuh manusia merupakan satu kesatuan.

KRITERIA PENILAIAN KEGIATAN BELAJAR 1


Kriteria penilaian pada kegiatan belajar tahap ini adalah ketepatan penjelasan tentang :
1. Pengertian Anatomi dan Fisiologi
2. Istilah Anatomi untuk menjelaskan bidang, letak dan arah pada tubuh
3. Tingkatan organisasi dalam organisme dari yang sederhana sampai yang kompleks
4. Konsep homeostasis dan hubungannya dengan organisme
5. Kebutuhan vital organisme untuk bertahan hidup

MATERI KEGIATAN BELAJAR 1

PENDAHULUAN

Tubuh manusia merupakan hal yang menarik untuk dipelajari. Mesin super canggih
yang melakukan aktifitas kehidupan dengan proses yang rumit dan mengagumkan, hasil
rancangan yang tidak bisa ditiru oleh siapapun. Tentu banyak pertanyaan yang muncul
dalam pikiran kita mengenai bagaimana tubuh kita bekerja, dan melakukan hal-hal yang
biasa kita lakukan saat ini. Untungnya kita memiliki suatu sarana untuk mempelajari dan
mengerti hal-hal mengenai tubuh manusia secara lebih jelas yang kita sebut Anatomi dan
Fisiologi Manusia (disingkat Anfisman), salah satu cabang dari ilmu alam (sains). jika kita
mengerti dengan jelas apa dan bagaimana sebuah mesin bekerja misalnya mesin printer,
maka kita pasti bias memperbaikinya jika suatu saat mesin tersebut rusak, mungkin hal
yang sama juga bisa diaplikasikan dalam hal manfaat belajar Anfisman. Dengan mengerti
tubuh kita sendiri kita bisa lebih tau cara merawatnya dan bahkan kita bisa mengobati
orang lain yang sedang sakit. Makanya balajar Anfisman adalah kewajiban bagi setiap
perawat. Selain itu masih banyak manfaat dan hal menarik lainnya ketika kita
mempelajarinya. Anatomi dan Fisiologi Manusia mempelajari tentang susunan tubuh dan
bagaimana tubuh bekerja sehingga dapat menolong kita untuk mengerti mengenai tubuh
manusia. Keduanya merupakan dua cabang sains yang bisa dipelajari secara individual
namun saling melengkapi dan tidak bisa dipisahkan karena aktifitas suatu struktur tubuh
juga ditentukan oleh bentuk spesifiknya.
Contohnya mata kita dapat melihat karena bukan hanya dari bentuk fisiknya tapi juga
bahan penyusun dan reaksi kimia yang terjadi didalamnya contoh yang lain, adalah agar
bisa mengerti mengenai penyakit gangguan sistem peredaran darah seperti
arteriosclerosis (pengerasan pembuluh darah), kita perlu mengerti bentuk fisik dari sistem
organ tersebut yang rusak (bagian dari anatomi) dan reaksi kimia dalam tubuh yang
menyebapkan terjadinya penumukankolesterol di dalam darah (fisiologi).
Materi anatomi fisiologi manusia tentulah bukan hal baru bagi saudara. Suadara
telah mempelajarinya saat sekolah di SMU bahkan SD. Jadi saudara telah memiliki struktur
kognitif tentang anatomi fisiologi manusia, sehingga akan memudahkan saudara
memahami modul ini. Kebanyakan mahasiswa menganggap bahwa mata kuliah anatomi
fisiologi manusia sulit dipelajari, tentu saja pendapat ini tidak Benar. Anda hanya perlu
belajar dengan tekun dan memahami terminology yang menjelaskan bidang, letak dan
arah pada tubuh.

Mudul Anatomi Fisiologi


7
Pengertian
Anatomi berasal dari bahasa Latin, yaitu: ANA yang berarti bagian, memisahkan
dan TOMI yang artinya iris atau potong. Jadi, ANATOMI adalah ilmu yang
mempelajari bentuk dan susunan tubuh, baik secara keseluruhan maupun bagian-bagian
serta hubungan alat tubuh yang satu dengan yang lainnya.
Sedangkan Fisiologi berasal dari bahasa Latin, yaitu: FISI yang artinya alam atau
cara kerja dan LOGOS yang artinya ilmu pengetahuan. Jadi, FISIOLOGI adalah ilmu
yang mempelajari faal atau pekerjaan dari tiap-tiap jaringan tubuh atau bagian bagian dari
alat-alat tubuh dan sebagainya. Contoh: seseorang yang ingin mempelajari fisiologi
tentang bagaimana jantung bisa memompa darah.
Jika digabungkan, Anatomi – Fisiologi memiliki arti ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang susunan atau potongan tubuh dan bagaimana alat tubuh tersebut
bekerja.

Klasifikasi Anatomi
Anatomi terbagi atas: (1) anatomi mikroskopik dan (2) anatomi makroskopik.
Anatomi mikroskopik adalah mempelajari suatu struktur yang tidak bisa dilihat dengan
mata telanjang. Bentuk pemeriksaan mikroskopis adalah pemeriksaan sitology dan
histologi. Sitology mempelajari suatu sel secara undividual sedangkan histologi
memperlajari suatu jaringan.
Anatomi makroskopik mempelajari suatu struktur yang besar yang bisa dilihat
dengan mata telanjang, antara lain: anatomi permukaan (ciri -ciri dari permukaannya),
anatomi regional (fokus pada area tertentu), anatomi sistemik (mempelajari organ
secara sistem: pencernaan dll.) Anatomi perkembangan (mempelajari perubahan dari
suatu struktur).

Klasifikasi Fisiologi
Fisiologi manusia adalah ilmu yang mempelajari tentang faal (fungsi) dari tubuh manusia.
Adapun spesifikasi fisiologi dari anatomi antara lain: fisiologi sel (mempelajari fungsi sel
dan bagian-bagiannya), Fisiologi spesifik (mempelajari suatu organ), fisiologi sitemik
(mempelajari fungsi organ secara sistemik), fisiologi patologikal (mempelajari efek
penyakit terhadap suatu organ)

Terminologi :
Dalam ilmu kedokteran dan keperawatan digunakan istilah – istilah untuk
menyatakan penyakit dan nama – nama bagian tubuh serta posisi bagian tubuh tersebut
dalam bahasa latin. Oleh karena itu pentingnya bagi mahasiswa keperawatan untuk
mengetahui istilah – isitilah anatomi tubuh berserta artinya. Sebelum mempelajari lebih
lanjut tentang anatomi fisiologi manusia saudara harus memahami beberapa kata Latin
dan sering dipakai.

1. Posisi Anatomis
Semua deskripsi anatomis disesuaikan dengan standar posisi anatomi. hal ini
dibuat agar tidak terjadi kesalahpahaman arti dari masing-masing pendapat. Syarat
posisi anatomi:
a. Berdiri dengan tegak, dengan kepala, kedua mata, dan jari kaki menghadap ke
depan.
b. Kedua tangan di sisi tubuh dengan telapak tangan terbuka ke depan.
c. Kedua kaki merapat dan mengarah ke depan.

Mudul Anatomi Fisiologi


8
Gbr. 1.1 Posisi anatomis

2. Kata Sifat yang Menyatakan Bidang


a. Frontal/koronal : bidang yang tegak lurus pada bidang sagital dan
sejajar dengan permukaan perut
b. Medianus : bidang tengah, bidang yang membagi tubuh
menjadi dua bagian
c. Sagitalis : bidang yang sejajar dengan median
d. Transversal : bidang melintang tegak lurus pada arah panjang
badan

3. Kata Sifat untuk Menyatakan Arah


a. Dorsalis/posterior : lebih ke belakang/bagian belakang
b. Kaudalis : lebih dekat/berhubungan dengan ekor
c. Kranialis : lebih dekat/berhubungan dengan kepala
d. Lateralis : lebih jauh dari garis tengah
e. Medialis : lebih dekat dengan garis tengah
f. Ventralis/anterior : lebih ke depan/bagian depan
g. Anterior : ke arah depan
h. Distal : lebih dekat dengan ujung anggota
i. Dorsal : ke arah belakang
j. Inferior : ke arah bawah tubuh yang berdiri
k. Longitudinal : membujur/ke arah ukuran panjang
l. Perifer : menuju permukaan tubuh
m. Plantar : ke arah telapak kaki
n. Posterior : ke arah belakang
o. Radialis : sebelah arah tulang pengumpil
p. Superior : ke arah atas tubuh yang berdiri
q. Transversal : melintang
r. Ulnarus : sebelah arah tulang hasta
s. Ventral : ke arah depan/abdomen
t. Volaris : ke arah telapak tangan

Mudul Anatomi Fisiologi


9
4. Kata Benda untuk Menyatakan Bangunan yang Menonjol
a. Epinkondilus : benjolan buku tulang yang bukan persendian.
b. Kondilus : buku tulang (tonjolan bulat di ujung tulang)
merupakan bagian sendi.
c. Krista : penonjolan yang berbentuk garis yang lebar
terdapat diantara dua buah tulang.
d. Linea : penonjolan yang berbentuk garis yang rata.
e. Pekton : pinggir atau balung.
f. Prosesus : taju (penonjolan tulang) yang agak tajam.
g. Tuberkulum : penonjolan tulang yang berbentuk bulat kecil.
h. Tuberositas : penonjolan tulang berbentuk bulat besar.

5. Kata Benda yang Menyatakan Lubang, Saluran atau Ruangan


a. Apertura : pintu atau bolongan.
b. Duktus : lubang atau buluh.
c. Fissura : celah atau retak.
d. Foramen : lubang bulat tempat pembuluh darah dan saraf
e. Kanalis : lubang berbentuk saluran
f. Kavum : rongga atau ruangan
g. Meatus : liang atau pintu saluran
h. Selluka : ruang kecil

Rongga-rongga dalam Tubuh Manusia


a. Rongga yang terdapat dalam kepala:
• Rongga tengkorak ( cavum Cranialis), isinya: otak besar (cerebrum), otak
kecil (cerebellum), dan batang otak (brain stem)
• Rongga mata (cavum orbital), isinya: bola mata (orbita)
• Rongga hidung (cavum nasi), isinya: tempat lewatnya udara pernafasan.
• Rongga mulut (cavum oris), isinya lidah dan gigi.
• Rongga telinga tengah (cavum tympani), isinya: tulang-tulang pendengaran
(maleus, incus, stapes)
b. Rongga yang terdapat pada badan:
• Rongga dada (cavum thoracis), isinya: paru-paru (pulmo), jantung (cardio),
pembuluh darah aorta, pembuluh darah vena cava, arteri dan vena
pulmonalis, trachea, bronchus, dan eosophagus.
• Rongga perut (cavum abdomen), isinya: lambung (gaster), usus halus
(intestinum, duodenum, jejunum), usus besar (colon), kelenjar pangk reas,
limpa (lien), hati (hepar), dan ginjal (renal)
• Rongga pangul (cavum pelvis), isinya: kandung kkemih (vesika urinaria),
rectum, pada laki-laki kelenjar prostat, perempuan terdapat Rahim (ute rus)
dan indung telur (ovarium)

6. Kata benda yang menyatakan bangun lengkung


a. Fossa : lekuk tulang yang luas pada permukaan tulang
b. Fossula : lekuk tulang yang kecil pada permukaan tulang
c. Fovea : lekuk tulang yang agak rata
d. Foveola : lekuk kecil yang agak rata pada tulang
e. Insisura : takik berbentuk huruf V
f. Sulkus : alur / celah yang memanjang terdapat pada tulang
7. Menurut Daerah dalam Tubuh
a. Epigastrik :daerah ulu hati, bagian tengah atas perut
b. Hipogastri :bagian bawah perut

Mudul Anatomi Fisiologi


10
c. Hipokondrial dekstra :daerah samping atas perut sebelah kanan
d. Hipokondrial sinistra :daerah samping atas perut sebelah kiri
e. Ileum dekstra :daerah tulang usus kanan
f. Ileum sinistra :daerah tulang usus kiri
g. Lumbal dekstra :pinggang kanan
h. Lumbal sinistra :pinggang kiri
i. Umbilicus :pusar

8. Arah arah pergerakan


a. Fleksi : membengkokan
b. Ekstensi : meluruskan
c. Abduksi : menjauhi badan
d. Adduksi : menuju kebadan
e. Rotasi : pergerakan bagian tubuh mengelilingi sumbu
panjangnya.
f. Rotasi medial : pergerakan dimana permukaan anterior suatu
bagian menghadap ke medial.
g. Rotasi lateral : pergerakan dimanapermukaan anterior suatu
bagian menghadap ke lateral.
h. Pronasi : lengan bawah adalah rotasi medial lengan bawah
sedemikian rupa sehingga telapak tangan
menghadap ke posterior.
i. Supinasi : lengan bawah merupakan rotasio
lateral lengan bawah dari posisi pronasi
sehingga telapak tangan menghadap ke anterior.
j. Inversi : pergerakan kaki sehingga kaki menghadap ke arah
medial
k. Eversi : pergerakan kaki yang berlawanan sehingga telapak
kaki kaki menghadap ke lateral.

9. Istilah-istilah penting lain


a. Abdomen : rongga perut
b. Ante brakhi : lengan bawah
c. Brakhium : lengan atas
d. Breve : pendek
e. Dekstra : bagian kanan
f. Ekstermitas : anggota gerak
g. Eksternus : bagian luar
h. Falangus : jari-jari/ruas jari
i. Femoris : tungkai atas
j. Internus : bagian dalam
k. Kaput : kepala
l. Kauda : ekor
m. Kolum : leher
n. Korpus : badan
o. Kruris : tungkai bawah
p. Longus : panjang
q. Magna : besar
r. Mantis : tangan
s. Minima : kecil
t. Oblikus : miring
u. Pedis : kaki
v. Pelvis : rongga panggul

Mudul Anatomi Fisiologi


11
w. Planta pedis : telapak kaki
x. Profunda : sebelah dalam
y. Rekta : lurus
z. Sinistra : bagian kiri

Setelah saudara memahami terminologi anatomi tersebut, sekarang sudara dapat


melanjutkan kegiatan belajar tentang tingkatan organisasi dalam organisme.

Tingkatan organisasi dalam organisme


Tubuh manusia diorganisasikan pada tingkat yang berbeda, dimulai dengan sel. Sel
tersebut akan disusun dalam jaringan, dan jaringan membentuk organ. Organ tersebut
akan disusun dalam sistem organ seperti sistem tulang dan otot. Bagaimana tubuh
manusia mirip dengan mesin yang disetel? Banyak orang telah membandingkan tubuh
manusia dengan mesin. Pikirkan tentang beberapa mesin yang umum, seperti bor dan
mesin cuci. Setiap mesin terdiri dari banyak bagian, dan setiap bagian melakukan
pekerjaan tertentu, namun semua bagian bekerja sama untuk melakukan fungsi secara
keseluruhan. Tubuh manusia adalah seperti sebuah mesin dalam segala hal ini. Bahkan,
mungkin mesin yang paling fantastis di Bumi.
Tingkatan organisasi pada tubuh manusia berdasarkan kajian mikroskopik ke
makroskopik anatomi adalah:
1. Tingkat kimia atau molekul, dibentuk oleh atom yang merupakan unit sangat
terkecil membentuk molekumolekul dengan ukuran sangat kompleks. Contoh:
molekul kompleks protein.
2. Tingkat seluler, interaksi dari molekul-mlekul yang membentuk organelle tertentu yang
akan membentuk sebuah sel.
3. Tingkat jaringan, kumpulan dari sel-sel tersebut akan membentuk suatu jaringan.
Contoh: jaringan otot.
4. Tingkat organ, merupakan kumpulan dari beberapa jaringan yang menyusun suatu
organ. Contoh: jantung.
5. Tingkat sistem organ, merupakan interaksi dari satu organ dengan organ yang
lainnya sehingga menyusun sistem organ. Contoh: sistem pencernaan.
6. Tingkat organisme, merupakan kesatuan seluruh sistem organ pada manusia yang
akan mempertahankan kehidupan dan kesehatan.

Gbr 1.2 Tingkatan organisasi manusia

Mudul Anatomi Fisiologi


12
SEL

Bagian paling dasar dari mesin manusia adalah sel yang menakjubkan, sekitar 100
trilyun dari mereka pada saat rata-rata orang mencapai usia dewasa. Sel adalah satu unit
dasar dari tubuh manusia dimana setiap organ merupakan gregasi/penyatuan dari
berbagai macam sel yang dipersatukan satu sama lain oleh sokongan strukturstruktur
interselluler. Setiap jenis sel dikhususkan untuk melakukan suatu fungsi tertentu.
Misalnya sel darah merah yang jumlahnya 25 triliun berfungsi untuk mengangkut oksigen
dari paru-paru ke jaringan. Disamping sel darah merah masih terdapat sekitar 75
triliun sel lain yang menyusun tubuh manusia, sehingga jumlah sel pada manusia sekitar
100 triliun sel.
Walaupun banyak sel yang berbeda satu sama lainnya, tetapi umumnya
seluruh sel mempunyai sifar-sifat dasar yang mirip satu sama lain, misalnya :
1. Oksigen akan terikat pada karbohidrat, lemak atau protein pada setiap sel untuk
melepaskan energi mekanisme umum
2. Merubah makanan menjadi energi
3. Setiap sel melepaskan hasil akhir reaksinya ke cairan disekitarnya
4. Hampir semua sel mempunyai kemampuan mengadakan reproduksi dan jika sel
tertentu mengalami kerusakan maka sel sejenis yang lain akan beregenerasi
Secara umum sel-sel yang menyusun tubuh manusia mempunyai struktur
dasar yang terdiri dari membran sel, protoplasma dan inti sel (nukleus). Ketiganya
mempunyai komposisi kimia yang terdiri dari air, elektrolit, protein, lemak dan karbohidrat.

Gbr. 1.3 Anatomi sel

Bagian-bagian sel, yaitu:


1. Protoplasma, sel terdiri atas sebuah badan yang terletak di tengah, yaitu inti atau
nukleus, dan sitoplasma atau sisa protoplasma, yang memiliki nukleus.
2. Sitoplasma, terdiri atas beberapa unsur penting seperti berikut:
a. Mithokondria, yang berupa tongkat-tongkat kecil yang erat berhubungan dengan
proses katabolik atau pernapasan badan sel.
b. Aparatus Golgi, seperti saluran yang terletak dekat nukleus, dan terlibat
dalam kegiatan pengeluaran sekret dari sel.
c. Sitoplasma dasar, bahan koloid yang sangat kompleks dimana semua struktur
lainnya terendam, terutama bertugas dalam kegiatan anabolik atau sintetik dari sel.

Mudul Anatomi Fisiologi


13
d. Sentrosom, sebagian kecil sitoplasma yang padat, terletak dekat dengan
nukleus. Mempunyai peran penting dalam pemecahan sel.
e. Membran sel, kulit sel bukanlah selaput yang mati. Banyak fungsi penting
yang berhubungan dengannya, tetapi khususnya ia bekerja sebagai saringan
selektif yang mengizinkan beberapa behan tertentu masuk sel atau
menghindarkan bahan lain masuk. Dengan demikian, ia merupakan bagian
penting untuk mempertahankan komposisi (susunan) kimia yang tepat dari
protoplasma.
f. Nukleus, terdiri atas massa protoplasma yang lebih kompak (padat), terpisah
dari sitoplasma oleh membran nukleus, yang juga bersifat penyaring selektif,
yang engizinkan bahan keluar dari nukleus masuk sitoplasma, atau yang
masuk ke dalamnya. Nukleus mengendalikan sel serta semua kegiatannya.
Tanpa nukleus sel akan mati.

JARINGAN
Setelah sel, jaringan adalah tingkat berikutnya dari organisasi dalam tubuh manusia.
Jaringan adalah sekelompok sel yang terhubung yang memiliki fungsi yang sama. Ada
empat jenis dasar jaringan manusia: jaringan epitel, jaringan muskulus (otot), jaringan
saraf (nervus), dan jaringan ikat (kenektif).

Gbr 1.4 Jaringan Tubuh Manusia

1. Jaringan Epitel
Epitel merupakan sel yang menutupi permukaan tubuh, antara lain pembuluh
darah dan sel saluran napas. Jaringan epitel dibagi atas dua golongan utama, masing-
masing terdiri atas berbagai varietas. Semua epitel terletak di atas bahan
homogen yang disebut membran alas (dasar).
Jenis-jenis jaringan epitel, yaitu:
a. Epitel sederhana, golongan ini hanya terdiri satu lapis sel dan dapat dibagi
lagi dalam tiga golongan varietas.
b. Epitel gepeng, terdiri atas lembaran tipis halus tersusun berdempetan, seperti pada
lukisan mosaik atau seperti pada lantai. Sel ini dijumpai di tempat-tempat
yang permukaannya sangat halus, seperti pada selaput jantung (selaput serosa,
lapisan pembuluh darah, dan limfe).
c. Epitel silinder, dibentuk oleh satu lapisan sel dan melapisi saluran dari
sebagian besar kelenjar, hampir seluruh saluran pencernaan yang diselingi

Mudul Anatomi Fisiologi


14
sel bentuk cangkir di antaranya dan juga melapisi beberapa bagian dari saluran
urogenital.
d. Epitel berambut, sel ini dapat dijumpai pada saluran pernapasan serta
cabangcabangnya, seperti pada sinus frontalis dan sinus maxilaris. Sel ini
juga melapisi saluran telur dan sebagian dari uterus dan ventrikel otak.
e. Epitel majemuk, terdiri lebih dari satu lapis sel. Epitel berlapis membentuk lapisan
epidermal (kulit ari) pada kulit.
Fungsi jaringan epitel yaitu untuk melindungi organ yang dilapisinya, sebagai
organ sekresi, dan penyerapan. Jaringan epitel menghindarkan kerusakan jaringan
di bawahnya, hilangnya cairan dari lapisan ini, dan juga masuknya cairan ke dalam
struktur yang ditutpi kulit. Mikroorganisme tidak dapat menembus kulit sehat,
tetapi mereka dapat lewat kulit yang terluka.

2. Jaringan Otot
Otot ialah jaringan yang mempunyai kemampuan khusus yaitu berkontraksi
yang menimbulkan suatu gerakan. Otot terdiri atas serabut silindris yang
mempunyai sifat yang sama dengan sel dari jaringan lain. Semuanya diikiat
menjadi berkas-berkas serabut kecil oleh sejenis jaringan ikat yang mengandung
unsur kontraktil.
Ada tiga jenis otot, yaitu:
a. Otot bergaris (otot lurik, otot kerangka, atau otot sadar). Setiap serabut otot
terdapat garis melintang yang digambarkan dengan selang-seling antara warna
muda dan tua. Setiap serabut terbentuk oleh sejumlah mio-fibril dan diselubungi
membran halus, yaitu sarkolemna (selaput otot).
b. Otot polos (otot tidak bergaris, otot licin, otot tak sadar). Jenis ini dapat
berkontraksi tanpa rangsangan saraf, meskipun di sebagian besar tempat di tubuh
kegiatannya berada di bawah pengendalian saraf otonomik (tak sadar).
c. Otot jantung, ditemukan hanya pada jantung. Otot jantung memiliki kemampuan
khusus untuk mengadakan kontraksi otomatis dan ritmis tanpa tergantung
pada ada atau tidaknya rangsangan saraf. Cara kerja semacam ini disebut
miogenik, yang membedakannya dengan neurogenik.

3. Jaringan Ikat
Sesuai namanya, jaringan pengikat berfungsi untuk mengikat jaringan dan
alat tubuh. Contoh jaringan ini adalah jaringan darah.

4. Jaringan Saraf
Jaringan saraf adalah jaringan yang berfungsi untuk mengatur aktivitas otot dan
organ serta menerima dan meneruskan rangsangan. Jaringan ini terdiri atas tiga unsur,
yaitu:
a. Unsur berwarna abu-abu, yang membentuk sel saraf
b. Unsur Putih, yaitu serabut saraf
c. Neuroglia, sejenis sel pendukung yang dijumpai hanya dalam sistem saraf dan
yang menghimpun serta menopang sel saraf dan serabut saraf.

ORGAN DAN SISTEM ORGAN


Setelah jaringan, organ adalah tingkat berikutnya dari organisasi tubuh manusia.
Organ adalah struktur yang terdiri dari dua atau lebih jenis jaringan yang bekerja sama
untuk melakukan pekerjaan yang sama. Contoh organ tubuh manusia termasuk otak,
jantung, paru-paru, kulit, dan ginjal. Organ tubuh manusia tersebut akan disusun dalam
sistem organ. Sebuah sistem organ adalah sekelompok organ yang bekerja sama untuk
melaksanakan fungsi keseluruhan kompleks. Setiap organ dari sistem melakukan bagian
dari pekerjaan yang lebih besar.
Sebuah jaringan tunggal saja tidak dapat melakukan semua pekerjaan yang
diperlukan untuk membuat Anda hidup dan sehat. Dua atau lebih jaringan yang bekerja

Mudul Anatomi Fisiologi


15
bersama-sama dapat melakukan lebih banyak Organ-organ yang terintegrasi dan saling
bekerjasama membentuk suatu unit fungsi sistem. Dalam tubuh terdapat beberapa
sistem yang saling berhubungan sehingga membuat tubuh menjadi sehat.
Sistem organ tubuh Anda ditampilkan di bawah ini (Tabel di bawah). Sistem organ
Anda tidak bekerja sendirian dalam tubuh Anda. Mereka semua harus dapat bekerja
sama.Sebagai contoh, salah satu fungsi yang paling penting dari sistem organ adalah
untuk menyediakan sel dengan oksigen dan nutrisi dan untuk menghilangkan produk-
produk limbah beracun seperti karbon dioksida. Sejumlah sistem organ, termasuk sistem
kardiovaskular dan pernapasan, semua bekerja sama untuk melakukan hal ini.
Adapun beberapa sistem organ yang dimiliki oleh manusia antara lain : Sistem
integument, Sistem skeletal, Sistem muscular, Sistem persarafan, Sistem endokrin, Sistem
kardiovaskular, Sistem limfatik, Sistem pernapasan, Sistem pencernaan, Sistem
perkemihan dan Sistem reproduksi.

Mudul Anatomi Fisiologi


16
Sistem saraf
•Otak, sumsum tulang belakang, dan saraf
•Pengaturan fungsi tubuh dan persepsi sensoris

Sistem Endokrin
•Sel dan kelenjar yang memproduksi hormon
•Mengatur homeostasis, pertumbuhan, dan perkembangan

Limfatik dan Sistem Imun


•Saluran limfatik dan cairan limfe
•Terlibat dalam pertahanan tubuh melawan infeksi

Sistem Perkemihan
•Ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra
•Bertanggung jawab dalam pengaturan keseimbangan elektrolit dan
pembuangan zat sisa

Sistem Reproduksi
•Organ reproduksi laki-laki dan perempuan
•Mengatur proses biologi dalam menghasilkan individu baru/keturunan

Integumen
•Kulit dan struktur turunannya
•Melindungi organ dalam dan menjaga temperatur tubuh

Muskuloskeletal
•Sistem skeletal: termasuk tulang dan sendi, menyokong dan melindungi
organ dalam
•Sistem muskular: otot sebagai alat gerak aktif pergerakan

KardioVaskular
•Darah, jantung, dan pembuluh darah
•Transportasi oksigen dan nutrisi ke jaringan tubuh

Digestif
•Saluran cerna dan organ gastrointestinal
•Memasukkan nutrisi ke dalam tubuh

Respirasi
•Paru-paru dan jalan nafas
•Terlibat dalam absorpsi oksigen dan pelepasan karbon dioksida

Bagaimana sistem tubuh bekerja sama ?


Sistem integument melindungi tubuh secara keseluruhan dari lingkungan luar. Sistem
pencernaan dan pernafasan bersentuhan dengan lingkungan luar, mengambil nutrisi dan
oksigen secara berurutan dan kemudian didistribusikan ke seluruh tubuh oleh sel darah
merah. Sampah metabolis dibuang oleh sistem ekskresi dan pernafasan.

Mudul Anatomi Fisiologi


17
Gbr.1.5 Examples of interrelationships among body organ systems (Elaine & Katja.
Human Anatomy & Physiology

Berbagai sistem yang ada pada manusia memungkinkan kita melakukan berbagai fungsi
yang penting guna menunjang aktifitas hidupnya seperti :

1. Mempertahankan batas, agar apa yang ada di dalam tubuh terjaga dari lingkungan luar
yang mengelilinginya. Setiap sel dari tubuh kita dikelilingi oleh membran permeabel
yang selektif untuk melakukan tugas ini. Selain itu tubuh kita dilindungi oleh sistem
integument atau kulit yang melindungi kita dari berbaagai bahaya seperti kuman, sinar
matahari dan berbagai jenis racun.
2. Iritabilitas yaitu kemampuan menerima dan menanggapi suatu stimulus. Contohnya
adalah gerak reflex yang terjadi bila kita bersentuhan dengan benda panas. Hal ini
terjadi karena ada sel saraf yang sangat peka dan dapat berkomunikasi satu sama lain
dengan sangat cepat melalui impuls elektris.
3. Konduktifitas adalah kemampuan untuk mentransmisikan iritabilitas (rangsang) dari
satu sisi ke sisi lain. Sifat ini sangat berkembang dalam sel saraf dan sel otot
4. Pergerakan, menyangkut aktifitas dari jaringan otot yaitu seperti mendorong tubuh kita
berpindah dari titik A ke titik B, memanipulasi lingkungan luar dengan jari, pergerakan
dalam tubuh oleh sistem kardiovaskuler, pencernaan dan sistem ekskresi. Ini
disebapkan oleh kemampuan sel otot yang dapat memanjang dan memendek yang
disebut kemampuan kontraksi. Sistem rangka menyediakan rangkatempat melekatnya
otot ketika sedang bekerja.
5. Reproduksi yang adalah kemampuan makhluk hidup melipatgandakan jumlah mereka.
Ini terjadi pada tingkat seluler contohnya pembelahan sel yang berguna untuk
pertumbuhan tubuh atau perbaikan jaringan dan pada tingkatan organisme dengan
melahirkan manusia yang baru. Sistem reproduksi bertanggung jawab menghasilkan
keturunan pada manusia yang fungsinya diaturoleh hormonyang disekresikanoleh
sistem endokrin
6. Pertumbuhan merupakan pertambahan ukuran bagian tubuh, ataupun satu organisme.
Pada tingkat seluler, yaitu bertambahnya ukuran sel atau juga bertambahnya jumlah
sel. Ini biasanya terjadi dengan meningkatkan jumlah sel. Pertumbuhan yang benar
dapat terjadi jika aktifitas membangunlebih cepat terjadi dibandingkanaktifitas yang
menghancurkan.

Mudul Anatomi Fisiologi


18
7. Metabolisme adalah jumlah total dari seluruh reaksi kimia yang terjadi pada makhluk
hidup, yaitu pertukaran zat pada organisme yang meliputi proses fisika dan kimia atau
pembentukan dan penguraian zat di dalam tubuh yang memungkinkan
berlangsungnya kehidupan. Ini mencakup reaksi kimia yang terjadi di dalam sel tubuh.
Hal itu mencakup menguraikan substansi hingga pada bentuk yang paling sederhana
(katabolisme), mensintesis struktur seluler yang lebih kompleks dari bahan yang lebih
sederhana (anabolisme), dan menggunakan nutrisi juga oksigen (melalui respirasi
seluler) untuk menghasilkan ATP (energi). Kebanyakan proses metabolismediaturoleh
hormonyang disekresikanoleh kelenjar endokrin. Metabolisme dalam tubuh
bergantungpada proses berikut ini:
a. Pencernaan, adalah proses pemecahan makanan kompleks (karbohidrat, protein
dan lemak) menjadi molekul-molekul sederhana (gula/glukosa, asam amino, asam
lemak, dan gliserol) untuk bisa diserap oleh sel darah merah. Darah yang telah
kaya dengan nutrisi selanjutnyadidistribusikanke seluruhsel tubuh oleh sistem
peredaran darah.
b. Pernapasan mengacu pada proses pertukaran oksigen dan karbondioksida antara
selsel tubuhdengan lingkunganluar
c. Pernapasan seluler adalah proses pemakaian nutrisi oksigen oleh sel-sel tubuh
untuk memproduksienergi dan karbondioksida
d. Sirkulasi, cairan tubuh membawa oksigen dan nutrisi menuju sel dan
mengeluarkan hasil metabolisme dari sel
e. Ekskresi adalah proses untuk mengeluarkan bahan yang sudah tidak terpakai dari
dalam tubuh yang dihasilkan selama proses pencernaan dan proses metabolisme
agar tubuh tetap dapat bekerja dengan baik.

KONSEP HOMEOSTASIS DAN HUBUNGANNYA DENGAN ORGANISME

Homeostase Dan Homeostasis


Homeostase dalam bidang biologi diartikan sebagai suatu keadaan internal tubuh suatu
organisme yang dalam keadaan setimbang atau stabil.Homeostasis dalam bidang biologi
diartikan sebagai suatu mekanisme di dalam tubuh suatu organisme yang senantiasa
mengupayakan keadaan setimbang atau stabil. Istilah ini dikemukakan pertama kali oleh
Walter Bradford Cannon pada tahun 1932 dari istilah Yunani homoios yang berarti sama,
serupa atau menyerupai dan stasis yang berarti kedudukan atau keadaan.

Sebagai contoh:
Dalam keadaan homeostase yang terjaga, suhu normal tubuh manusia adalah 36,5º.
Dalam cuaca yang panas, agar supaya suhu tubuh tetap terjaga pada kondisi homeostase,
terjadi reaksi homeostasis berupa pembuangan panas tubuh melalui berkeringat dan
pelebaran pembuluh darah (vasodilatasi) pada kulit sehingga wajah dan kulit memerah,
rasa haus agar banyak minum sehingga terjadi pendinginan badan di samping mengganti
kembali cairan yang banyak keluar, nafsu makan berkurang agar tidak terjadi peningkatan
metabolisme yang menghasilkan panas, rasa lesu dan kantuk agar badan beristirahat
sehingga mengurangi metabolisme, dsb.

Sebagai manusia, keadaan tubuh kita akan selalu berubah-ubah sesuai dengan kondisi
lingkungan. Lingkungan ini dibedakan menjadi dua, yaitu lingkungan di luar dan lingkungan
di dalam tubuh kita. Keadaan di luar tubuh misalnya cuaca yang panas, sedangkan
keadaan di dalam tubuh misalnya penurunan kadar glukosa dalam darah jika kita
melewatkan sarapan. Lingkungan di dalam dan di luar tubuh tersebut dapat mempengaruhi
perilaku kita demi mendapatkan kondisi tubuh yang nyaman. Ini adalah proses adaptasi
yang dimiliki oleh manusia untuk mempertahankan hidupnya. Tubuh manusia memiliki
sistem yang mengatur kondisi keseimbangan di dalam tubuhnya dan pencapaian kondisi
seimbang tubuhnya ini disebut dengan homeostasis.
Proses homeostasis ini dipengaruhi oleh kondisi fisik dan kondisi psikologis serta sosial.
Kebanyakan gangguan homeostasis bersifat ringan dan hanya sementara karena sel-sel

Mudul Anatomi Fisiologi


19
dalam tubuh akan segera membaca perubahan yang terjadi dan segera menyesuaikan diri
dengan kondisi tersebut. Namun bisa juga homeostasis terganggu dalam waktu yang
cukup lama, misalnya ketika tubuh terkena infeksi yang menyebabkan tubuh menjadi
lemah dan sakit.
Bagaimana cara tubuh kita menjaga kondisi homeostasis?
Tubuh kita memiliki sistem pengaturan yang selalu membawa kondisi di dalam tubuh ini
menuju ke arah seimbang. Sistem pengaturan ini terutama dikerjakan oleh sistem saraf
dan sistem hormon. Sistem saraf menyampaikan pesan yang terjadi dalam tubuh serta
meresponnya dengan cara menghantarkan sinyal-sinyal listrik antarserabut saraf,
sedangkan sistem hormon dengan cara mengeluarkan molekul pembawa pesan dari
kelenjar-kelenjar hormon yang ikut aliran darah ke seluruh tubuh. Sistem saraf bekerja
lebih cepat, sedangkan sistem hormon bekerja lebih lambat. Keduanya dapat bekerja
sendiri-sendiri atau bersamaan dan ini telah diatur oleh sistem di dalam tubuh manusia
untuk mencapai tujuan akhir yang sama, yaitu kondisi homeostasis.

Tubuh kita melakukan sistem pengaturan dengan sistem umpan balik. Sistem umpan balik
adalah suatu siklus yang memantau tubuh kita, mengevaluasi, mengubah, memantau
kembali, mengevaluasi kembali, dan demikian seterusnya sampai tercapai kondisi
homeostasis. Sistem umpan balik terdiri dari 3 komponen, yaitu reseptor, pusat kontrol,
dan efektor.
Reseptor adalah struktur tubuh yang memonitor terjadinya perubahan dalam tubuh
kemudian mengirimkan inputnya ke pusat kontrol. Biasanya ini dilakukan melalui sinyal
listrik atau kimia dalam tubuh. Contoh: cuaca yang dingin terpapar pada kulit kita. Saraf
pada kulit kita akan mengirimkan sinyal ke otak sebagai pusat kontrol.
Pusat kontrol menerima masukan dari reseptor, mengevaluasinya, dan memberikan
komando berupa keluaran tertentu jika diperlukan. Biasanya sistem kontrol ini dilakukan
oleh otak. Contoh: sinyal dari sistem saraf dibaca oleh otak bahwa terjadi penurunan suhu
di luar tubuh yang jika didiamkan saja akan mengakibatkan suhu normal tubuh turun dan
menimbulkan kondisi yang berbahaya bagi tubuh sehingga otak memberikan komando
dengan mengirimkan perintah keluaran ke efektor.
Efektor penerima keluaran dari pusat kontrol yang kemudian mewujudkannya dalam
bentuk suatu respons tubuh. Dalam hal ini hampir semua organ tubuh dapat berperan
sebagai efektor. Contoh: komando dari otak diterima oleh efektor, misalnya sistem gerak.
Otak memberikan komando kepada sistem gerak untuk bergerak menghangatkan tubuh,
yaitu dengan cara menggigil sehingga menghasilkan panas tubuh
Ada dua macam respons umpan balik yang dapat muncul, yaitu respons umpan balik
negatif dan respons umpan balik positif. Kedua respons ini juga memiliki tujuan yang sama,
yaitu mencapai keadaan homeostasis.
Respons umpan balik negatif merupakan respons yang memberikan suatu kondisi yang
berkebalikan dengan kondisi yang sedang terjadi. Misalnya adalah darah yang mengalir
dalam pembuluh darah kita memberikan tekanan pada dinding pembuluh darah. Jika
denyut jantung lebih cepat, tekanan pada dinding pembuluh darah meningkat. Peningkatan
tekanan dinding pembuluh darah ini akan terbaca oleh reseptor pada dinding pembuluh
darah tertentu yang disebut dengan baroreseptor. Baroreseptor mengirimkan pesannya ke
otak, kemudian otak melakukan evaluasi dan mengirimkan komando ke jantung untuk
menurunkan denyutnya. Hasilnya, tekanan darah pun akan turun. Pada proses ini, respons

Mudul Anatomi Fisiologi


20
yang diberikan adalah yang berlawanan dengan kejadian semula, yaitu adanya
peningkatan denyut jantung yang direspons dengan penurunan denyut jantung.
Respons umpan balik positif merupakan respons yang memberikan suatu kondisi yang
menguatkan kondisi sebelumnya. Misalnya pada proses persalinan, ketika bayi akan lahir,
mulut rahim terdesak oleh bayi dan melebar. Pada mulut rahim ini banyak terdapat reseptor
yang mengirimkan pesan ke kontrol pusat yaitu otak. Otak akan mengevaluasi, kemudian
memberikan komando kepada kelenjar hormon untuk mengeluarkan hormonnya ke dalam
darah agar sampai ke rahim. Hormon yang dikeluarkan ini memberi efek pada rahim untuk
semakin kuat mendorong bayi keluar. Proses ini baru berhenti jika bayi sudah dilahirkan,
karena tidak ada lagi yang memicu melebarnya mulut rahim. Pada proses ini respons yang
diberikan adalah yang menguatkan kondisi sebelumnya, yaitu rahim yang mendorong bayi
keluar dan melebarkan mulut rahim akan direspons untuk mendorong bayi semakin kuat.
Apabila mekanisme ini mengalami gangguan atau perubahan yang terjadi terlalu berat
untuk diatasi, akan timbul ketidakseimbangan homeostasis yang menyebabkan tubuh kita
mengalami suatu penyakit. Jika hal ini terjadi, tubuh kita memerlukan bantuan dari luar
untuk mengembalikan ke kondisi homeostasis, misalnya dengan obat. Inilah salah satu
proses pertahanan tubuh yang dimiliki oleh tubuh kita untuk menjaga kondisi tubuh tetap
dalam kondisi homeostasis.
Peran sistem tubuh dalam mempertahankan homeostasis
Untuk menjaga homeostasis diperlukan aktivitas berbagai sitem tubuh. Terdapat 9 sistem
tubuh utama yang menyumbang homeostasis:
1. Sistem saraf, adalah salah satu dari dua sistem kontrol tubuh yang utama. Secara
umum sistem saraf mengontrol dan mengkoordinir aktivitas tubuh yang memerlikan
respon yang cepat. Sistem ini secara khusus pentig dalam maendeteksi dam
memberikan reaksi kepada perubahan-perubahan dalam lingkungan ekstetrnal.
Selanjutnya, sistem ini bertanggung jawab pada fungsi-fungsi yang lebih tinggiyang
tidak seluruhnya langsing di bawah pemeliharaan homeostasis, seperti kesadaran,
memori (ingatan), dam kreativitas.
2. Sistem respirasi, mengambil O2 dari ligkungan eksternal dan mengeluarkan CO2 ke
lingkungan eksternal. Dengan mengatur kecepatan pemindahan CO2 sebagai
pembentuk asam (H2CO3), maka sistem respirasi juga penting dalam pemeliharaan pH
yang tepat dalam lingkungan internal.
3. Sistem urinaria (kemih), mengeluarkan zar sampah selain CO2 dam memegang
peranan penting dalam meregulasi volume, komposisi elektrolit, dan keasaman cairan
ekstraseluler.
4. Sistem pencernan, mencerna makann yang kita makan menjadi molrkul zat makann
yang siap diabsorbsi ke dalam plasma untuk didistribusikan ke sel-sl tubuh. Sistem ini
juga mentransfer air dan elektrolit dari lingkungan eksternal ke dalam lingkungan
internal.
5. Sistem reproduksi, pada dasarnya tidak esensial untuk homeostasis dan dengan
demikian tidak esensial untuk kelangsungan hidup individu. Sistem reproduksi esensial
untuk pelestarian spesies.
6. Sistem endokrin, adalah sistem kontrol utama yang lain. Secara umum, hormon yang
disekresikan meregulasi aktivitas tubuh yang lambat, sistem ni khususnya penting
dalam mengontril konsentrasi nutrien dan pengaturan fungsi ginjal, mengontrol volume
dan komposisi elektrolit lingkungan internal.
7. Sistem kekebalan (imun), sebagai pertahanan melawan “ penyusup” asing dan sel-
sel tubuh yang telah menjadi kangker. Sistem ini juga membuka jalan untuk
memperbaiki atau mengganti sel-sel yang luka atau usang.
8. Sistem integumen, berfungsi sebagai pelindung luar untuk melindingi kehilngan cairan
internal dari tabuh dan masuknya microorganisme asing ke dalam tubuh. Sistem ini
juga pnting dalam meregulasi suhu tubuh. Jimlah panas yang hilang dari permukaan
tubuh ke lingkungan luar dapat diatur dengan mengontrol produksi keringat dan dengan
meregulasi aliran darah dan dengan meregulasi aliran darah yang membawa panas ke
kulit.

Mudul Anatomi Fisiologi


21
9. Musculosketal (Sitem otot), menggerakan tulang-tulang tempat melekatnya. Dari
pandangan homeostasis secara murni, sistem ini memungkinkan suatu individu
bergerak ke arah makanan atau menjauhi bahaya. Selanjutnya panas yang ditimbulkan
oleh otot rangka sangat penting bagi regulasi suhu. Sebagai tambahan, karena otot
rangka dibawah kotrol kesadaran, memungkinkan seseorang menggunakanya untuk
melakukan gerakan lsin yang tidak langsung kearah pemeliharaan homeostasis.

KEBUTUHAN VITAL BERTAHAN HIDUP


Sistem yang hebat dalam tubuh manusia, tidak bisa bekerja dengan baik jika hal-hal yang
mendasar tidak tersedia. Hal-hal itu disebut kebutuhan kelangsungan hidup, yaitu:
1. Nutrisi
Nutrisi merupakan bahan kimia yang diambil dari makanan. Nutrisi dibedakan dari
bentuk molekul yang menyusunnya yaitu: makromolekul, yang diperlukan dalam
jumlah yang banyak yaitu karbohidrat, protein dan lemak. (Karbohidrat adalah sumber
energi utama yang digunakan oleh sel, tapi protein dan lemak dapat juga digunakan
sebagai sumber energi sel pada kondisi tertentu, sedangkan protein dan lemak
digunakan dalam membangun struktur sel) dan mikromolekul yang diperlukan dalam
jumlah sedikit yaitu mineral (sepert: zat besi, kalsium, kalium, natrium dll ), dugunakan
juga sebagai bahan penyusun sel dan vitamin (A, D, E, K – larut dalam lemak B, C –
larut dalam air) yang berguna dalam berbagai proses kimia tubuh. Makanan dari
berbagai jenis tumbuhan (nabati) mengandung karbohidrat, vitamin, mineral, protein
dan lemak yang lualitasnya sangat baik untuk dikonsumsi manusia. makanan hewani
mengandung mengandung protein dan lemak yang banyak namun kualitasnya
dibawah dari makanan nabati.
2. Air
60%-80% dari berat tubuh manusia terdiri dari air. Faktanya, jika paru-paru kita tidak
basah, kita tidak akan bisa menggunakan oksigen. Tana air kita tidak bisa
mengedipkan mata, menelan, berbicara, dan bahkan sementara anda memikirkan hal-
hal ini, sel-sel otak anda sedang menggunkan air. [8] Tubuh kita memperoleh air dari
makanan dan minuman setelah itu air keluar dari tubuh lewat penguapan di paru-paru,
kulit dan ekskresi tubuh. Beberapa dari banyak manfaat air adalah: 1) Menyediakan
lingkungan cair yang penting untuk reaksi kimia, untuk sekresi dan ekskresi tubuh; 2)
Turut berperan dalam mengangkut hasil pencernaan makanan dalam bentuk gula
tunggal dextrose /glukosa), asam amino, zat mineral dan vitamin ke jaringan-
jaringan(sel-sel) untuk kemudian disimpan di dalamnya; 3) Sebagai pengangkut sisa
hasil pencernaan dalam sel-sel ke terminal penampungan sisa-sisa seperti ginjal, paru-
paru dan hati; dan setelah itu keluar sebagai air seni.; 4) Selain itu sebagai sarana
pelarut/pengangkut hormon-hormon yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar dan ezim-
enzim; 5) Sarana pengangkut kelebihan panas dari bagian badan yang bekerja keras,
ke permukaan kulit dan keluar sebagai keringat, dengan demikian suhu badan dapat
dipertahankan. Manusia dapat bertahan hidup selama enam minggu tanpa makan,
namun hanya beberapa hari tanpa air.

3. Oksigen
Manusia hanya bisa hidup beberapa menit saja tanpa oksigen. Manusia dapat
membawa hampir dua liter oksigen di dalam darah, paru-paru dan jaringan tubuh, itu
hanya dapat bertahan selama kira-kira 4 menit. Udara yang kita hirup mengandung
sekitar 21% oksigen yang lainnya adalah 78% Nitrogen, 1% gas-gas lain (argon, helium
dll) dan ion-ion negatif yaitu partikel ringan yang mengandung listrik yang dibuat secara
alami oleh pepohonan di alam, ion negatif sangat bermanfaat bagi manusia. “Semakin
bersih udara itu, maka makin banyak mengandung ion… ada kira-kira dua atau tiga
juta ion udara yang masuk setiap kali kita bernafas di udara yang baik seperti di
pegunungan, 5–10x lebih banyak dari pada mendaur ulang udara bekas pakai di kota-
kota.” [8] Reaksi kimia yang melepaskan energi dari makanan adalah reaksi oksidasi

Mudul Anatomi Fisiologi


22
yang membutuhkan oksigen. Sistem organ yang mendukung agar oksigen bisa diserap
oleh sel darah merah adalah sistem pernafasan dan sistem peredaran darah.

4. Suhu normal tubuh


Suhu berpengaruh terhadap reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh sehingga tubuh
harus selalu menjaga suhu tetap dalam batasan normal. Jika suhu tubuh turun dibawah
37oC (98,6 oF), reaksi metabolisme menjadi semakin lambat dan akhirnya akan
berhenti. Jika suhu tubuh terlalu tinggi, reaksi kimia akan menjadi cepat dan tidak
terkendali sehingga membuat protein tubuh kehilangan bentuk karakteristiknya dah
berhenti bekerja. Pata tingkat yang tinggi, hal ini menyebapkan kematian. Tubuh dapat
menghasilkan panas secara alami dari sistem otot.

5. Tekanan atmosfir
Berguna untuk mendorong udara pada permukaan tubuh. Bernafas dan pertukaran gas
di dalam paru-paru bergantung pada tekanan atmosfir yang tepat. Di dataran yang
sangat tinggi dimana tekanan atmosfie rebih rendah dan udara yang tipis, pertukaran
gas bisa menjadi tidak cukup untuk mendukun metabolisme seluler. Jika syarat-syarat
tadi berada pada nilai yang tidak tepat dalam artian terlalu berlebih ataupun terlalu
sedikit maka akan berbahaya bagi tubuh manusia.

KEGIATAN BELAJAR 2

Mudul Anatomi Fisiologi


23
DESKRIPSI MATERI KEGIATAN BELAJAR :
Materi kegiatan belajar ini berfokus pada anatomi fisiologi sistem muskuloskeletal.

CAPAIAN PEMBELAJARAN KEGIATAN BELAJAR 2


Kemampuan akhir yang diharapkan setelah menempuh kegiatan belajar ini adalah
mahasiswa mampu menjelaskan struktur anatomi dan fungsi system muskuloskeletal.

KRITERIA PENILAIAN KEGIATAN BELAJAR 2


Kriteria penilaian pada kegiatan belajar tahap ini adalah ketepatan penjelasan tentang :
1. Menjelaskan fungsi sistem rangka
2. Menjelaskan karakteristik dan fungsi jaringan otot rangka
3. Menjelaskan organisasi otot pada tingkat jaringan
4. Menjelaskan karakteristik unik serat otot rangka
5. Mengidentifikasi komponen sarkomer
6. Mengidentifikasi komponen neuromuscular junction & kontrol neural otot rangka
7. Menjelaskan mekankisme kontraksi dan relaksasi serat otot rangka
8. Menjelaskan efek pen uaan pada otot
9. Memberikan contoh interaksi antara sistem otot dengan sistem organ yang lain
10. Mengidentifikasi perbedaan struktur dan fungsi antara sel otot rangka, jantung dan otot
polos
11. Dapat menjelaskan penamaan otot berdasarkan organisasi fascle, lokasi, posisi,
struktur, ukuran dan bentuk, origo dan insersio serta fungsi.
12. Membandingkan struktur dan fungsi Compact Bone dan Spongy Bone
13. Menjelaskan jenis-jenis tulang
14. Menjelaskan bahan pembentuk tulang
15. Memberikan contoh interaksi antara skeletal dengan sistem yang lain
16. Mengidentifikasi tulang-tulang yang termasuk axial skeleton
17. Mengidentifikasi tulang-tulang appendicular skeleton
18. Menjelaskan klasifikasi dari persendiaan
19. Menjelaskan struktur dasar sendi sinovial
20. Menyebutkan type-type sendi sinovial

Materi :

PENDAHULUAN
Muskuloskeletal terdiri dari kata :
- Muskuler/Otot : Otot, tendon,dan ligamen
- Skeletal/Rangka : Tulang dan sendi

Otot (muscle) : Jaringan tubuh yang berfungsi mengubah energi kimia menjadi kerja
mekanik sebagai respons tubuh terhadap perubahan lingkungan.

Rangka(skeletal) : bagian tubuh yang terdiri dari tulang, sendi, dan tulang rawan
(kartilago) sbg tempat menempelnya otot dan memungkinkan tubuh untuk
mempertahankan sikap dan posisi.

Jadi, sistem muskuloskeletal merupakan sistem tubuh yang terdiri dari otot (muskulo) dan
tulang-tulang yang membentuk rangka (skelet). Otot adalah jaringan tubuh yang
mempunyai kemampuan mengubah energi kimia menjadi energi mekanik (gerak).
Sedangkan rangka adalah bagian tubuh yang terdiri dari tulang-tulang yang
memungkinkan tubuh mempertahankan bentuk, sikap dan posisi.

Muskuler/Otot

Mudul Anatomi Fisiologi


24
Semua sel-sel otot mempunyai kekhususan yaitu untuk berkontraksi. Terdapat lebih
dari 600 buah otot pada tubuh manusia. Sebagian besar otot-otot tersebut dilekatkan
pada tulang-tulang kerangka tubuh oleh tendon, dan sebagian kecil ada yang melekat di
bawah permukaan kulit.

Fungsi sistem muskuler/otot:


1. Pergerakan. Otot menghasilkan gerakan pada tulang tempat otot tersebut melekat
dan bergerak dalam bagian organ internal tubuh.
2. Penopang tubuh dan mempertahankan postur. Otot menopang rangka dan
mempertahankan tubuh saat berada dalam posisi berdiri atau saat duduk terhadap
gaya gravitasi.
3. Produksi panas. Kontraksi otot-otot secara metabolis menghasilkan panas untuk
mepertahankan suhu tubuh normal.

Ciri-ciri sistem muskuler/otot:


1. Kontrakstilitas. Serabut otot berkontraksi dan menegang, yang dapat atau tidak
melibatkan pemendekan otot.
2. Eksitabilitas. Serabut otot akan merespons dengan kuat jika distimulasi oleh
impuls saraf.
3. Ekstensibilitas. Serabut otot memiliki kemampuan untuk menegang melebihi
panjang otot saat rileks.
4. Elastisitas. Serabut otot dapat kembali ke ukuran semula setelah berkontraksi atau
meregang.

Jenis-jenis otot
1. Otot rangka,
Merupakan otot lurik, volunter, dan melekat pada rangka. Memiliki banyak inti,
dipersarafi oleh saraf motorik somatik (volunter), melekat pada tulang, sumber Ca2+
dari retikulum sarkoplasma (RS), sumber energi dari metabolisme aerobik & anaerobik,
awal kontraksi cepat, mengalami tetani, & cepat lelah
• Serabut otot sangat panjang, sampai 30 cm, berbentuk silindris dengan lebar
berkisar antara 10 mikron sampai 100 mikron.
• Setiap serabut memiliki banyak inti yang tersusun di bagian perifer.
• Kontraksinya sangat cepat dan kuat.
Struktur Mikroskopis Otot Skelet/Rangka
• Otot skelet disusun oleh bundel-bundel paralel yang terdiri dari serabutserabut
berbentuk silinder yang panjang, disebut myofiber /serabut otot.
• Setiap serabut otot sesungguhnya adalah sebuah sel yang mempunyai banyak
nukleus ditepinya.
• Cytoplasma dari sel otot disebut sarcoplasma yang penuh dengan bermacam-
macam organella, kebanyakan berbentuk silinder yang panjang disebut dengan
myofibril.
• Myofibril disusun oleh myofilament-myofilament yang berbeda-beda ukurannya
:
- yang kasar terdiri dari protein myosin
- yang halus terdiri dari protein aktin/actin.

Mudul Anatomi Fisiologi


25
Otot rangka dibagi menjadi 5 bagian:
1. Otot pundak kepala, dibagi menjadi 2 bagian:
a. Muskulus frontalis, fungsinya mengerutkan dahi dan menarik dahi mata.
b. Oksipitalis terletak dibagian belakang, fungsinya menarik kulit ke belakang.
2. Otot wajah terbagi atas:
a. Muskulus rektus okuli/otot mata.
b. Muskulus oblikus okuli/otot bola mata, fungsinya memutar mata.
c. Muskulus orbikularis okuli/otot lingkar mata terdapat di sekeliling mata, fungsinya
sebagai menutup mata atau otot sfingter mata.
d. Muskulus levator palpebra superior terdapat pada kelopak mata. Fungsinya
menarik, mengangkat kelopak mata atas pada waktu membuka mata.
3. Otot mulut/bibir dan pipi, terbagi atas :
a. Muskulus triangularis dan muskulus orbikularis oris/otot sudut mulut, fungsinya
menarik sudut mulut kebawah.
b. Muskulus quadratus labii superior, otot bibir atas mempunyai origo pinggir lekuk
mata menuju bibir atas dan hidung.
c. Muskulus kuadratus labii inferior, terdapat pada dagu merupakan kelanjutan pada
otot leher. Fungsinya menarik bibir ke bawah atau membentuk mimik muka
kebawah.
d. Muskulus buksinator, membentuk dinding samping rongga mulut. Origo pada taju
mandibula dan insersi muskulus orbikularis oris. Fungsinya untuk menahan
makanan waktu mengunyah.
e. Muskulus zigomatikus/otot pipi, fungsinya untuk mengangkat dagu mulut ke atas
waktu senyum.
4. Otot mengunyah/otot yang bekerja waktu mengunyah terbagi atas :
a. Muskulus maseter, fungsinya mengangkut rahang bawah pada waktu mulut
terbuka.
b. Muskulus temporalis, fungsinya menarik rahang bawah ke atas dan ke belakang.
c. Muskulus peterigoid internus dan eksternus, fungsinya menarik rahang bawah ke
depan.
5. Otot lidah, sangat berguna dalam membantu panca indra dalam mengunyah. terbagi
atas:
a. Muskulus genioglosus, fungsinya mendorong lidah ke depan.
b. Muskulus stiloglolus, fungsinya menarik lidah ke atas dan ke belakang.

Otot leher
Bagian otot ini dibagi menjadi 3 bagian:
1. Muskulus platisma, terdapat di samping leher menutupi sampai bagian dada.
Fungsinya menekan mandibula, menarik bibir ke bawah dan mengerutkan kulit bibir.
2. Muskulus sternokleidomastoid di samping kiri kanan leher ada suatu tendo sangat kuat.
Fungsinya menarik kepala ke samping, ke kiri, dan ke kanan, memutar kepala dan
kalau keduanya bekerja sama merupakan fleksi kepala ke depan di samping itu
sebagai alat bantu pernafasan.
3. Muskulus longisimus kapitis, terdiri dari splenius dan semispinalis kapitis. Ketiga otot
ini terdapat di belakang leher, terbentang dari belakang kepala ke prosesus spinalis
korakoid. Fungsinya untuk menarik kepala belakang dan menggelengkan kepala.

Mudul Anatomi Fisiologi


26
Otot bahu
Otot bahu hanya meliputi sebuah sendi saja dan membungkus tulang pangkal lengan dan
tulang belikat akromion yang teraba dari luar.
1. M. Deltoid (otot segitiga), otot ini membentuk lengkung bahu dan berpangkal dibagian
sisi tulang selangka ujung bahu, balung tulang belikat dan diafise tulang pangkal
lengan. Di antara otot ini dan taju besar tulang pangkal lengan terdapat kandung lendir.
Fungsinya mengangkat lengan sampai mendatar.

2. M. Subskapularis (otot depan tulang belikat) otot ini mulai dari bagian depan tulang
belikat, menuju taju kecil tulang pangkal lengan, di bawah uratnya terdapat kandung
lendir. Fungsinya menengahkan dan memutar tulang humerus ke dalam.
3. M. Supraspinatus (otot atas balung tulang belikat). Otot ini berpangkal di lekuk sebelah
atas menuju ke taju besar tulang pangkal lengan. Fungsinya mengangkat lengan.
4. M. Infraspinatus (otot bawah balung tulang belikat). Otot ini berpangkal di lekuk
sebelah bawah balung tulang belikat dan menuju ke taju besar tulang pangkal lengan.
Fungsinya memutar lengan ke luar.
5. M. Teres mayor (otot lengan bulat besar). Otot ini berpangkal di siku bawah tulang
belikat dan menuju ke taju kecil tulang pangkal lengan. Diantara otot lengan bulat kecil
dan otot lengan bulat besar terdapat kepala yang panjang dari muskulus trisepbraki.
Fungsinya bias memutar lengan ke dalam.
6. M. Teres minor (otot lengan belikat kecil). Otot ini berpangkal di siku sebelag luar
tulang belikat dan menuju ke taju besar tulang pangkal lengan. Fungsinya memutar
lengan keluar.

Otot dada
Terdiri atas:
1. Otot dada besar (muskulus pektoralis mayor). Pangkal terdapat di ujung tengah tulang
selangka, tulang dada dan rawan iga. Fungsinya dapat memutar lengan ke dalam dan
menengahkan lengan, menarik lengan melalui dada, merapatkan lengan ke dalam.

Mudul Anatomi Fisiologi


27
2. Otot dada kecil (muskulus pektoralis minor). Terdapat di bawah otot dada besar,
berpangkal di iga III,IV,dan V menuju ke prosesus korakoid. Fungsinya menaikkan
tulang belikat dan menekan bahu.
3. Otot bawah selangka (muskulus subklavikula). terdapat diantara tulang selangka dan
ujung iga I, bagian dada atas sebelah bawah os.klavikula. fungsinya menetapkan
tulang selangka di sendi sebelah tulang dada dan menekan sendi bahu ke bawah dank
e depan.
4. Otot gergaji depan (muskulus seratus anterior).berpangkal di iga I sampai IX dan
mennuju ke sisi tengah tulang belikat, tetapi yang terbanyak menuju ke bawah.
5. Otot dada sejati yaitu otot-otot sela iga luar dan otot-otot sela dalam.
Fungsinya mengangkat dan menurunkan iga waktu bernafas.

Otot perut
Terdiri atas:
1. Muskulus abdominis internal (dinding perut), garis di tengah dinding perut di namakan
linea alba, otot sebelah luar (muskulus abdominis eksternal). Otot yang tebal di
namakan oponeurosis, membentuk kandung otot yang terdapat di sebelah kiri dan
kanan linea itu.
2. Lapisan sebelah luar sekali di bentuk otot miring luar (muskulus obliqus eksternus
abdominis). Berpangkal pada iga V sampai iga yang bawah sekali. Serabut ototnya
yang sebelah belakang menuju ke tepi tulang panggul (Krista iliaka). Serabut yang
depan menuju linea alba. Serabut yang tengah membentuk ikat yang terbentuk dari
spina iliaka anterior superior ke simpisis.
3. Lapisan ke dua di bawah otot di bentuk oleh otot perut dalam (M. Obliqus internus
abdominis). Serabut miring menuju ke atas dan ketengah. Aponeurosis terbagi dua
dan ikut membentuk kandung otot perut lurus sebelah depan dan belakang muskulus
rektus abdominis, otot perut lurus mulai dari pedang rawan iga III di bawah dan menuju
ke simfisis. Otot ini mempunyai empat buah urat melintang.
4. Muskulus transverses abdominis, merupakan xipoid menuju artikule ke kosta III terus
ke simfisis. otot ini membentuk empat buah urat yang bentuknya melintang di bungkus
oleh muskulus rektus abdominis dan otot vagina.
5. Otot yang masuk ke dalam formasi bagian bawah dinding perut atau dinding
abdominal posterior :
a. Muskulus psoas, terletak dibelakang diafragma bagian bawah mediastinum,
berhubungan dengan kuadratus lumborum didalamnnya terdapat arteri, vena dan
kelenjar Limfe.
b. Muskulus iliakus, terdapat pada sisi tulang ileum sebelah belakang berfungsi
menopang sekum, dan sebelah depan menyentuh kolon desendens.

Mudul Anatomi Fisiologi


28
Otot punggung
Otot punggung (bagian belakang tubuh), otot ini dibagi menjadi 3 bagian :
1. Otot yang ikut menggerakkan lengan
a. Trapezius (otot kerudung). Terdapat disemua ruas-ruas tulang punggung.
Berpangkal ditulang kepala belakang. Fungsinya : mengangkat dan menarik sendi
bahu. Bagian atas menarik scapula ke baguian medial dan yang bawah menarik
kebagian lateral.
b. Muskulus latisimus dorsi (otot punggung lebar), berpangkal pada rual tulang
punggung yang kelima dari bawah fasia limboid, tepi tulang punggung dan iga III
di bwah, gunanya menutupi ketiak bagian belakan g, menengahkan dan memutar
tulang pangkal lengan kedalam.

Mudul Anatomi Fisiologi


29
c. Muskulus rumboi d (otot belah ketupat), berpangkal dari taju duri, dari tulang leher
V, ruas tulang punggung V, disini menuju kepinggir tengah tulang belikat.
Gunanya menggerakkan tulang belikat ke atas dan ketengah.

2. Otot antara ruas tulang belakang dan iga. Otot yang bekerja menggerakkan tulang iga
atau otot bantu pernapasan, terdidir dari 2 otot, yaitu :
a. Muskulus seratus posterior inferior (otot gergaji belakang bawah). Terletak
dibawah otot punggung lebar, berpangkal di fasia lumbodorsalis dan menuju ke
iga V dari bawah. Gunanya menarik tulang iga ke bawah pada waktu bernafas.
b. Muskulus seratus posterior superior, terletak dibawah otot belah ketupat dan
berpangkal diruas tulang leher keenam dan ketuju dari ruas tulang punggung
yang kedua. Gunanya menarik tulang iga ke atas waktu inspirasi.

3. Otot punggung sejati


a. Muskulus interspinalis transversi dan muskulus semispinalis, terdapat di antara
kiri-kanan prosesus transversus dan prosesus spina. Fungsinya untuk sikap dan
pergerakan tulang belakang.
b. Muskulus sakrospinalis (muskulus erector spina), terletak di samping ruas tulang
belakang kiri dan kanan. Fungsinya memelihara dan menjaga kedudukan
kolumna vertebra dan pergerakan dari ruas tulang belakang.
c. Muskulus quadrates lumborum, terletak di antara krista iliaka dan os kosta, terdiri
dari 2 lapisan; fleksi dari vertebra lumbalis dan di samping itu juga murupakan
dinding bagian belakang rongga perut.

Mudul Anatomi Fisiologi


30
Otot pangkal lengan atas
1. Otot-otot ketul (fleksor):
a. Muskulus biseps braki (otot lengan berkepala 2). Otot ini meliputi 2 buah sendi
dan mempunyai 2 buah kepala (kaput). Kepala yang panjang melekat di dalam
sendi bahu, kepala yang pendek melekatnya di sebelah luar dan yang kedua di
sebelah dalam. Otot itu ke bawah menuju ke tulang pengumpil. Di bawah uratnya
terdapat kandung lendir. Fungsinya membengkokkan lengan bawah siku,
meratakan hasta dan mengangkat lengan.
b. Muskulus brakialis(otot lengan dalam). Otot ini berpangkal di bawah otot segitiga
di tulang pangkal lengan dan menuju taju di pangkal di pangkal tulang hasta.
Fungsinya membengkokan lengan bawah siku.
c. Muskulus korakobrakialis. Otot ini berpangkal di prosesus korakoid dan menuju
ke tulang pangkal lengan. Fungsinya mengangkat lengan.

2. Otot – otot kedang (ekstensor)


Muskulus triseps braki (otot lengan berkepala tiga)
1. Kepala luar berpangkal di sebelah belakang tulang pangkal lengan dan menuju
kebawah kemudian bersatu dengan yang lain
2. Kepala dalam dimulai di sebelah dalam tulang pangkal lengan.
3. Kepala panjang di mulai pada tulang di bawah sendi dan ketiganya mempunyai
sebuah urat yang melekat di olekrani.

Mudul Anatomi Fisiologi


31
Otot lengan bawah
1. Otot –otot kedang yang memainkan peranannya dalam pengetulan di atas sendi siku,
sendi – sendi tangan, sendi jari dan sebagian dalam gerak silang hasta:
a. Muskulus ekstensor karpi radialis longus
b. Muskulus ekstensor karpi radialis brevis
c. Muskulus ekstensor karpi radialis ulnaris, ketiga otot ini fungsinya sebagai
ekstensi lengan (menggerakan lengan)
d. Digitonum karpi radialis, fungsinya ekstensi jari tangan kecuali ibu jari
e. Muskulus ekstensor policis longus, fungsinya ekstensi ibu jari.
2. Otot-otot ketul yang mengedamkan siku dan tangan serta ibu jari dan meratakan hasta
tangan. Otot-otot ini berkumpul sebagai berikut :
a. Otot-otot disebelah tapak tangan. Otot –otot ini ada 4 lapis. Lapis yang kedua
disebelah luar berpangkal ditulang pangkal lengan. Didalam lapis yang pertama
terdapat otot-otot yang meliputi sendi siku, sendi antara hasta dan tulang
pengumpil sendi dipergelangan. Fungsi nya dapat membengkokkan jari tangan.
Lapis yang keempat ialah otot-otot untuk sendi-sendi antara tulang hasta dan
tulang pengumpil. Diantara otot-otot ini disebut :

Mudul Anatomi Fisiologi


32
- Otot silang hasta bulat (muskulus pronator teres). Fungsinya dapat
mengejarkan silang hasta dan membengkokkan lengan bawah siku.
- Otot-otot ketul untuk tangan dan jari tangan : muskulus palmaris ulnaris,
berfungsi mengetulkan lengan; muskulus palmaris longus: muskulus fleksor
karpi radialis, muskulus feksor dgitor sublimis, fungsinya fleksi jari kedua dan
kelingking muskulus fleksor digitorum profundus, fungsinya fleksi jari 1,2,3,4,
muskulus fleksor policis longus, fungsinya fleksi ibu jari.
- Otot yang bekerja memutar radialis (pronator dan supinator) terdiri dari :
Muskulus prenator teres ekuadratus, fungsinya pronasi tangan, muskulus
spinator brevis, fungsinya supinasi tangan.

Mudul Anatomi Fisiologi


33
b. Otot-otot disebelah tulang pengumpil, berfungsi membengkokkan lengan di siku,
membengkokkan tangan kearah tulang pengumpil atau tulang hasta.
c. Otot-otot disebelah punggung atas, disebut otot kedang jari bersama yang
meluruskan jari tangan. Otot yang lain meluruskan ibu jari (telunjuk). Otot-otot
lengan bawah mempunyai urat yang panjang dibagian bawah didekat
pergelangan dan di tangan. Urat-urat tersebut mempunyai kandung urat.

Otot-otot tungkai atas


Otot-otot tungkai atas ( otot pada paha), mempunyai selaput pembungkus yang sangat
kuat dan disebut fasia lata yang dibagi atas 3 golongan yaitu :
1. Otot abduktor terdiri dari :
a. Muskulus abduktor maldanus sebelah dalam
b. Muskulus abduktor brevis sebelah tengah
c. Muskulus abduktor longus sebelah luar
Ketiga otot ini menjadi satu yang disebut muskulus abduktor femoralis. Fungsinya
menyelenggarakan gerakan abduksi dari femur.
2. Muskulus ekstensor (quadriseps femoris) otot berkepala empat. Otot ini merupakan
otot terbesar yang terdiri dari:
a. Muskulus rektus femoris
b. Muskulus vastus lateralis eksternal
c. Muskulus vastus medialis internal
d. Muskulus vastus intermedial
e. Otot fleksor femoris, yang terdapat dibagian belakang paha terdiri dari:
- Biseps femoris, otot berkepala dua. Fungsinya membengkokkan paha dan
meluruskan tungkai bawah.
- Muskulus semi membranosus, otot seperti selaput. Fungsinya
membengkokkan tungkai bawah.
- Muskulus semi tendinosus, otot seperti urat. Fungsinya membengkokkan urat
bawah serta memutarkan kedalam.
- muskulus Sartorius, otot penjahit. Bentuknya panjang seperti pita, terdapat
dibagian paha. Fungsi : eksorotasi femur memutar ke luar pada waktu lutut
merengetul, serta membantu gerakan fleksi femur dan membengkokkan
keluar.

Mudul Anatomi Fisiologi


34
Otot tungkai bawah
Terdiri dari:
1. Otot tulang kering depan muskulus tibialis anterior. Fungsi : mengangkat pinggir kaki
sebelah tengah dan membengkokkan kaki.
2. Muskulus ekstensor talangus longus. Fungsi: meluruskan jari telunjuk ketengah jari,
jari manis dan kelingking kaki
3. Otot kedang jempol, fungsi : dapat meluruskan ibu jari kaki.
4. Urat akiles (tendo acchiles) fungsi : meluruskan kaki di sendi tumit dan
membengkokkan tungkai bawah lutut(muskulus popliteus)
5. Otot ketul empu kaki panjang (muskulus falangus longus). Berpangkal pada betis,
uratnya melewati tulang jari dan melekat pada ruas empu jari. Fungsi :
membengkokkan empu kaki.
6. Otot tulang betis belakang ( muskulus tibialis posterior). Berpangkal pada selaput
antara tulang dan melekat pada pangkal tulang kaki. Fungsi : dapat membengkokkan
kaki di sendi tumit dan telapak kaki di sebelah ke dalam
7. Otot kedang jari bersama. letaknya dipunggung kaki, fungsi : dapat meluruskan jari
kaki (muskulus ekstensor falangus 1-5).

Mudul Anatomi Fisiologi


35
Mudul Anatomi Fisiologi
36
2. Otot Polos
Merupakan otot tidak berlurik dan involunter. Memiliki 1 inti yang berada di tengah,
dipersarafi oleh saraf otonom (involunter), serat otot polos (tidak berserat), terdapat di
organ dalam tubuh (viseral), sumber Ca2+ dari CES, sumber energi terutama dari
metabolisme aerobik, awal kontraksi lambat, kadng mengalami tetani, tahan terhadap
kelelahan.Jenis otot ini dapat ditemukan pada dinding berongga seperti kandung
kemih dan uterus, serta pada dinding tuba, seperti pada sistem respiratorik,
pencernaan, reproduksi, urinarius, dan sistem sirkulasi darah.
• Serabut otot berbentuk spindel dengan nukleus sentral.
• Serabut ini berukuran kecil, berkisar antara 20 mikron (melapisi pembuluh darah)
sampai 0,5 mm pada uterus wanita hamil.
• Kontraksinya kuat dan lamban.

Struktur Mikroskopis Otot Polos


• Sarcoplasmanya terdiri dari myofibril yang disusun oleh myofilamen
myofilamen.

Jenis otot polos


Ada dua kategori otot polos berdasarkan cara serabut otot distimulasi untuk
berkontraksi.
• Otot polos unit ganda ditemukan pada dinding pembuluh darah besar, pada
jalan udara besar traktus respiratorik, pada otot mata yang memfokuskan lensa
dan menyesuaikan ukuran pupil dan pada otot erektor pili rambut.
• Otot polos unit tunggal (viseral) ditemukan tersusun dalam lapisan dinding
organ berongga atau visera. Semua serabut dalam lapisan mampu berkontraksi
sebagai satu unit tunggal. Otot ini dapat bereksitasi sendiri atau miogenik dan
tidak memerlukan stimulasi saraf eksternal untuk hasil dari aktivitas listrik spontan.

3. Otot Jantung
• Merupakan otot lurik
• Disebut juga otot serat lintang involunter
• Otot ini hanya terdapat pada jantung
• Bekerja terus-menerus setiap saat tanpa henti, tapi otot jantung juga
mempunyai masa istirahat, yaitu setiap kali berdenyut.

Struktur Mikroskopis Otot Jantung


• Mirip dengan otot skelet
Memiliki 1 inti yg berada di tengah, dipersarafi oleh saraf otonom (involunter), serat otot
berserat, hanya ada di jantung, sumber Ca2+ dari CES & RS, sumber energi dari

Mudul Anatomi Fisiologi


37
metabolisme aerobik, awal kontraksi lambat, tidak mengalami tetani, & tahan terhadap
kelelahan.

Jantung manusia tersusun atas ventrikel dan atrium. Konsep struktur menentukan
fungsi memudahkan pemahaman mengapa otot pada dinding ventrikel lebih tebal
dibandingkan atrium. Otot pada ventrikel lebih tebal karena digunakan untuk memompa
darah keluar dari jantung, sehingga memerlukan kekuatan kontraksi yang lebih
dibandingkan atrium. Otot dinding ventrikel kiri merupakan otot dengan bagian paling
tebal karena fungsinya memompa darah menuju seluruh bagian tubuh. Hal itu tentunya
memerlukan tenaga kontraksi yang lebih besar.

Rangka (skeletal)
Susunan tulang atau skelet (kerangka) merupakan salah satu unsur system penegak dan
pengerak. Tulang manusia dihubungkan dengan yang lain melalui sambungan tulang atau
persendian sehingga terbentuk kerangka yang merupakan system lokomotor pasif, yang
akan diatur oleh alat-alat lokomotif aktif dari otot. Sistem skeletal dibagi kedalam kedua
bagian besar yaitu axial skeleton yang terdiri atas tulang kepala, vertebra, sternum, dan
tulang iga. Pembagian yang berikutnya adalah appendicular skeleton yang terdiri dari
ekstremitas atas dan ekstermitas bawah
Bentuk Dan Ukuran Tulang
Menurut bentuk dan ukurannya tulang dibedakan sebagai berikut:
1. Tulang pendek
Tulang pendek bentuknya seperti silider kecil, berfungsi agar tulang dapat bergerak
bebas. Tulang pendek terdapat pada pergelangan tangan dan kaki, telapak tangan dan
kaki.
2. Tulang panjang
Tulang panjang bentuknya seperti pipa, berfungsi untuk artikulasi, terdapat pada tulang
hasta, tulang paha dan tulang betis.
3. Tulang pipih
Tulang pipih berbentuk pipih dan lebar, berfungsi untuk melindungi struktur dibawahnya,
seperti pada pelvis, tulang belikat dan tempurung kepala.
4. Tulang tidak beraturan
Tulang tidak beraturan ini bentuknya kompleks dan berhubungan dengan fungsi khusus.
Contoh tulang tidak beraturan adalah tulang punggung dan tulang rahang.

Mudul Anatomi Fisiologi


38
Jenis tulang terdiri dari :
a. Tulang rawan (kartilago) adalah tersusun dari sel-sel tulang rawan, ruang antar sel
tulang rawan banyak mengandung zat perekat dan sedikit zat kapur, bersifat
lentur. Sel-sel ini mengeluarkan matriks yang disebut kondrin. Tulang rawan
merupakan bentuk khusus jaringan ikat dengan konsistensi matriks ekstrasel yang
“keras” sehingga memnugkinkan jaringan ini menahan stres mekanik tanpa
terbentuknya distorsi yang permanen.
Terdiri dari : Tulang rawan hialin, Tulang rawan elastis, Tulang rawan fibrosa

Mudul Anatomi Fisiologi


39
b. Tulang Keras adalah kumpulan sel-sel yang mengeluarkan matriks yang
mengandung senyawa kapur dan fosfat.
Terdiri dari : tulang panjang, tulang pipih, tulang pendek

Bahan Pembentuk Tulang


Menurut bahan pembentuknya, tulang dapat dikelompokkan atas tulang rawan
(kartilago) dan tulang (osteon).
a. Tulang rawan (kartilago)
Keadaan tulang rawan lentur (elastis). Telinga, ujung hidung, dan laring
(Adam`s apple) dibentuk dan ditopang oleh tulang rawan. Pada umumnya, matriks pada
tulang rawan mengandung serabut kolagen dan tidak mengandung kalsium.
Tulang rawan dibentuk oleh sel-sel tulang rawan (kondrosit) yang dihasilkan
oleh kondroblas (pembentuk tulang rawan). Antara sel-sel rawan terbentuk matriks dari
kolagen dalam bentuk “gel” dari karbohidrat dan protein. Macam-macam tipe tulang
rawan adalah sebagai berikut:
1. Tulang rawan hialin, sifatnya halus dan terdapat di ujung tulang.
2. Tulang rawan elastis, sifatnya elastis pada telinga dan epiglotis.
3. Tulang rawan yang liat (kuat) terbentuk dari serabut kolagen yang banyak dalam
matriks, terdapat pada tendon dan ligamen.
b. Tulang Sejati (osteon)
Tulang terdapat pada seluruh anggota gerak. Bagian lapisan luar tulang keras
(tulang kompak) dan mengelilingi rongga yang disebut rongga sumsum. Berdasarkan
teksturnya, tulang dibedakan atas 2 macam, yaitu:
1. Tulang kompak, membentuk lapisan luar yang padat.
2. Tulang spons (berongga), bagian dalam pipih, seperti pada tulang tengkorak dan pada
ujung-ujung tulang panjang dekat sambungan tulang. Bentuk rongga ini melindungi
tulang itu sendiri jika ada tekanan, benturan atauhentakan.

Kerangka tubuh manusia terdiri dari susunan berbagai macam tulang yang satu sama
lainnya saling berhubungan, terdiri dari:
1. Tulang kepala: 8 buah
2. Tulang kerangka dada: 25 buah
3. Tulang wajah: 14 buah
4. Tulang belakang dan pinggul: 26 buah
5. Tulang telinga dalam: 6 buah
6. Tulang anggota gerak atas: 64 buah
7. Tulang anggota gerak bawah: 62 buah

Mudul Anatomi Fisiologi


40
Mudul Anatomi Fisiologi
41
Bagian-bagian yang sering terdapat pada tulang:
1. Foramen; suatu lubang tempat pembuluh darah, saraf dan ligamentum.
2. Fosa; suatu lekukan di dallm atau permukaan tulang.
3. Prosesus; suatu tonjolan atau taju.
4. Kondilus taju yang bentuknya bundar merupakan benjolan.
5. Tuberkulum; tonjolan kecil.
6. Tuberositas; tonjolan besar
7. Trokanter; tonjolan besar, pada umumnya ini pada tulang paha (femur)
8. Krista pinggir atau tepi tulang
9. Spina tonjolan tulang yang bentuknya agak runcing.
10. Kaput: kepala tulang
11. Kollum; leher tulang
12. Korpus; badan tulang

1. Tulang kepala/Tengkorang (cranium)


Tulang tengkorak terdiri atas dua bagian, yaitu tengkorak otak (neuro cranial) dan
tengkorak wajah (fasial cranial).

Mudul Anatomi Fisiologi


42
a. Tengkorak Otak (Neuro Cranial)
Tengkorak otak terdiri dari tulang-tulang yang dihubungkan satu sama lain oleh
tulang bergerigi yang disebut sutura, banyaknya 8 buah dan terdiri dari bagian yaitu:
1) Kubah tengkorak, terdiri dari:
a) Os frontal: tuang dahi
b) Os parietal: tulang ubun-ubun
c) Os oksipital: tulang belakang kepala
2) Dasar tengkorak, terdiri dari:
a) Os sfenoidal: tulang baji (terdapat di tengah dasar tengkorak)
b) Os etmoidal: tulang tapis (terletak di sebelah depan dari os sfenoidal di antara
lekuk mata.
3) Samping tengkorak (os temporal): tulang pelipis.
Pada neuro cranial terdapat celah yang memisahkan antara tulang yang disebut sutura.
Ada 3 buah sutura yaitu:
a) Sutura coronalis: antara os frontal dan os parietalis
b) Sutura sagitalis: antara kedua os parietal
c) Sutura lambdoidalis: antara os parietal dan kedua os parietalis.
Di neuro cranial juga terdapat fontanel yaitu rongga pada ubun-ubun. Fontanel ini akan
tertutup sempurna pada usia 18 bulan. Terdapat 2 fontanel, yaitu fontanel anterior (fontanel
depan) dan fontanel posterior (fontanel belakang).
b. Tengkorak Wajah (Fasial Cranial)
Pada manusia bentuknya lebih kecil dari neuro cranial, di dalalmnya terdapat rongga-
rongga yang membentuk rongga mulut (kavum oris), rongga hidung (kavum nasi) dan
rongga rongga mata (kavum orbita).
Fasial cranial dibagi atas 2 bagian, yaitu:
1) Bagian hidung (nasalis)
a) Os lakrimal: tulang mata,
b) Os nasal: tulang hidung
c) Os konka nasal: tulang karang hidung, terletak di dalam rongga hidung
d) Septum nasi: sekat rongga hidung
2) Bagian rahang

Mudul Anatomi Fisiologi


43
a) Os maksilaris: tulang rahang atas
b) Os zigomatikum: tulang pipi
c) Os palatum: tulang langit-langit, terdiri dari 2 buah tulang kiri/kanan.
d) Os mandibularis: tulang rahang bawah.
e) Os hyoid: tulang lidah, terdapat di pangkal leher di antara otot-otot leher.
f) Procesus alveolaris: taju di daerah os maksilaris yang merupakan tempat
melekatnya urat gigi.

2. Kerangka Dada (Torax)

Kerangka dada dibentuk oleh susunan tulang yang melindungi rongga dada yang
terdiri dari :
a. Tulang dada (sternum): 1 buah
Tulang dada menjadi tonggak dinding depan dari toraks (rongga dada) bentuknya
gepeng dan sedikit melear, yang terdiri atas 3 bagian yaitu:
1) Manubrium sterni: bagian atas sternum yang menjadi tempat melekatnya tulang
selangka (klavicula) dan tulang iga.
2) Korpus sterni: batang sternum
3) Procesus xifoideus sterni: bagian ujung dari tulang dada.
b. Tulang iga (kosta): 12 pasang
Os kosta banyaknya 24 buah, kiri dan kanan, bagian depan berhubungan dengan
tulang sternum dan bagian belakang berhubungan dengan ruas-ruas tulang
belakang (veterbra torakalis). Tulang iga dibagi 3 macam:
1) Iga sejati (os kosta vera): 7 pasang, berhubungan langsung dengan sternum.
2) Iga tidak sejati (os kosta spuria): 3 pasang, berhubungan dengan kosta ke 7.
3) Tulang iga melayang (os kosta fluitantes): 2 pasang, tidak mempunyai hubungan
dengan tulang sternum.
c. Vertebra torakalis: 12 ruas.
Jumlanya sesuai dengan jumlah kosta, dan menjadi tempat melekatnya kosta.

Mudul Anatomi Fisiologi


44
3. Tulang Belakang (Os Vertebrae)

Bagian dari ruas tulang-tulang belakang terdiri dari:


1) Vertebra servikalis (tulang leher): 7 ruas, mempunyai badan ruas kecil dan lubang
ruas yang besar.
2) Vertebra torakais (tulang punggung): 12 ruas, badan ruasnya besar, dan kuat, taju
durinya panjang dan melengkung.
3) Vertebra lumbalis (tulang pinggang): 5 ruas, badan ruasnya besar tebal dan kuat, taju
durinya agak picak.
4) Vertebra sakralis (tulang selangkang): 5 ruas. Samping kiri/kanannya terdapat lubang
kecil 5 buah yang disebut foramen sakralis.
5) Vertebra koksigialis (tulang ekor): 4 ruas. Dapat bergerak sedikit karena membentuk
persendian dengan sacrum.
Diantara ruas-ruas tulang belakang tedapat sebuah bantalan yang berasal dari
tulang rawan fibrosa yang disebut discus intevetebralis.

4. Gelang Pangggul (Os Pelvis)


Tulang pelvis adalah penghubung antara badan dan anggota bawah yaitu tualng
sacrum dan koksigis yang bersendi satu dengan yang lainnya pada simfisis pubis.

Mudul Anatomi Fisiologi


45
Tulang pelvis dibentuk dari :
a) Os coxae, dibagian depan dan samping.
b) Os sacrum dan coccygeus dibagian belakang
Pada gelang panggul terdapat pintu panggul yang dibagi atas 2 bagian, yaitu:
a) Pintu atas panggul (aditus pevis), yang dibentuk dari promotorium dari tulang sacrum,
serta garis ilio-pectinal dan Krista os pubis.
b) Pintu bawah panggul (exitus pelvis), yang dilingkari oleh os coccygeus dan
tuberusitas ischii.

5. Kerangka Anggota Gerak Atas (Extremitas Superior)


Extremitas superior dikaitkan dengan kerangka bada dengan perantaraan gelang
bahu yang terdiri dari scapula dan klavikula. Tulang-tulang yang membentuk kerangka
lengan antara lain:

a. Gelang bahu
Yaitu persendian yang menghubungkan lengan dengan badan. Bagian ini dibentuk
oleh dua buah tulang yaitu os scapula (tulang belikat) dan os klavikula (tulang
selangka).
b. Humerus
Merupakan tulang pangkal lengan yang mempunyai tulang panjang seperti tongkat.
Bagian yang mempunya hubungan dengan bahu bentuknya bundar berbentuk kepala
sendi yang disebut kaput humeri. Pada kaput humeri ini terdapat tonjolan yang disebut
tuberkel mayor dan minor. Pada bagian bawah terdapat lekukan yang disebut kolumna
humeri.
c. Ulna (tulang hasta)
Yaitu tulang bawah yang lekukannya sejajar dengan tulang jari kelingking arah ke siku
mempunyai taju yang disebut prosesus olekrani, gunanya ialah tempat melekatnya
otot dan menjaga agar siku tidak membengkok ke belakang.
d. Radius (tulang pengumpil)
Letaknya bagia lateral, sejajar dengan ibu jari. Di bagian yang berhubungan dengan
humerus dataran sendinya berbentuk bundar yang memungkinkan lengan bawah
dapat berputar atau terlungkup.

Mudul Anatomi Fisiologi


46
e. Karpalia (tulang pergelangan tangan)
Terdiri dari 8 tulang tersusun dalam dua bari:
1) Bagian proksimal meliputi: os navikular (tulang bentuk kepala), os lunatum (tulang
bentuk bulan sabit), os triquetum (tulang bentuk segitiga), os fisiformis (tulang bentuk
kacang).
2) Bagian distal: os multangulum mavus (tulang besar bersegi banyak) os multangulum
minus (tulang kecil bersegi banyak), os kapitatum (tulang berkepala), os hamatum
(tulang berkait).
f. Metakarpalia (tulang telapak tangan)
Terdiri dari tulang pipa pendek, banyaknya 5 buah setiap batang. Mempunyai dua
ujung yang bersendi dengan tulang karpalia dan bersendi dengan falangus atau tulang
jari.
g. Falangus (tulang jari tangan)
Terdiri dari tulang pipa pendek yang banyaknya 14 buah, dibentuk dalam 5 bagian
tulang yang berhubungan dengan metakarpalia perantaraan persendian.

6. Kerangka Anggota Gerak Bawah (Ektremitas Inferior)


Tulang ini dikaitkan pada batang tubuh dengan perantaraan gelang panggul,
terdiri dari 31 pasang tulang koksa (tulang pangkal paha), femur (tulang paha), tibia (tulang
kering), fibula (tulang betis), patela (tempurung lutut), tarsalia (tulang pangkal kaki),
metatarsalia (tulang telapak kaki), dan falang (ruas jari kaki).

a. Os koksa (tulang pangkal paha)


Tulang koksa membentuk gelang panggul. Letaknya di setiap sis dan di depan bersatu
dengan simpisis pubis dan membentuk sebagian besar tulang pelvis. Os koksa terdiri dari
os ilium (tulang usus), os pubis (tulang kemaluan) dan os iski (tulang duduk).
b. Os femur (tulang paha)
Merupakan tulang pipa terpanjang dan terbesar. Kepala sendinya disebut kaput femoris,
pada kolumna femoris terdapat taju yang disebut trokanter mayor dan minor. Dibagian
ujung membentuk persendian lutut, terdapat dua buah tonjolan yang disebut kondilus
medialis dan kondilus lateralis.
Os tibia dan fibularis merupakan tulang yang bentuk persendian lutut dengan os femur.
Pada ujungnya tedapat tonjolan yang disebut os maleolus atau mata kaki luar. Os tibia
bentuknya lebih kecil, pada bagian pangkal meletak os fibula, pada bagian ujung
mementuk persendian dengan tulang pangkal kaki dan terdapat taju yang disebut os
maleolus medialis.
c. Os tarsalia (tulang pangkal kaki)
Os tarsalia dihubungkan dengan tulang bawah oleh sendi pergelangan kaki. Terdiri dari
tulang-tulang kecil yang banyaknya 5 buah yaitu :

Mudul Anatomi Fisiologi


47
1) Talus (tulang loncat)
2) Kalkaneus (tulang tumit)
3) Navikular (tulang bentuk kapal)
4) Os kuboideum (tulang bentuk dadu)
5) Kunaiformi (3 buah): kunaiformi lateralis, kunaiformi intermedialis dan kunaiformi
medialis,

7. Metatarsalia (tulang telapak kaki)


Terdiri dari tulang-tulang pendek yang banyaknya 5 buah, yang masing-masing
berhubungan dengan tarsus dan falangus dengan perantaraan persendian.

8. Falangus (ruas jari tangan)


Ruas jari kaki merupakan tulang-tulang pendek yang masing-masing terdiri atas
3 ruas kecuali ibu jari kaki banyaknya 2 ruas. Lengkung kaki tedapat 4 lengkung medial
terbentuk dari belakang ke depan kalkaneus. Langkung lateralis oleh kalkaneus kuboidea
dan 2 tulang metatarsal. Lengkung melingkang dibentuk oleh tulang tarsal, dan lengkung
tranversal anterior dibentuk oleh kepala tulang metatarsal pertama dan kelima.

Mudul Anatomi Fisiologi


48
Sendi (Articulasio)

Sendi adalah pertemuan antara dua buah tulang atau beberapa tulan kerangka. Sendi
utama dibagi atas :
1. Sendi fibrus (sinartrosis)
Yaitu sendi yang tidak dapat bergerak, misalnya sutura yang terdapat pada kepala.
2. Sendi tulang rawan (amfiatrosis)
Yaitu sendi yang dapat bergerak sedikit, misalnya sendi pada tulang pubis, sendi antara
manubrium sterni dan korpus sterni dengan kosta, dan lain-lain.
3. Sendi sinovial (diartrosis)
Yaitu persendian yang bebas bergerak bebas dan tedapat banyak ragamnya dan semua
mempunyai ciri yang sama. Sendi sinovial dapat terdiri dari :
a. Sendi putar, bongkol sendi tepat masuk dalam mangkok sendiyang dapat memberikan
seluruh arah, misalnya sendi panggul dan sendi peluru pada bahu.

Mudul Anatomi Fisiologi


49
b. Sendi engsel, satu permukaan bunda diterima oeh yang lain sedemikian rupa sehingga
gerakan hanya dalam satu bidang dan dua arah, misalnya sendi siku dan sendi lutut.
c. Sendi kondiloid, seperti sendi engsel tetapi dapt bergerak dalam 2 bidang dan empat arah,
lateral, ke depan dan ke belakang. Fleksi, ekstensi, aduksi dan abduksi, misalnya
pergelangan tangan.
d. Sendi berporos (sendi putar), pergerakan sendi memutar seperti pergerakan kepala sendi.
e. Sendi pelana (sendi timbal balik), misalnya sendi rahang dan tulang metakarpalia pertama
(pergelangan tangan)

KEGIATAN BELAJAR Mudul


3 Anatomi Fisiologi 50
DESKRIPSI MATERI KEGIATAN BELAJAR 3:
Materi kegiatan belajar ini berfokus pada konsep anatomi fisiologi sistem integumen.

CAPAIAN PEMBELAJARAN KEGIATAN BELAJAR 3


Kemampuan akhir yang diharapkan setelah menempuh kegiatan belajar ini adalah
mahasiswa mampu menjelaskan struktur anatomi dan fungsi sistem integumen.

KRITERIA PENILAIAN KEGIATAN BELAJAR 3


Kriteria penilaian pada kegiatan belajar tahap ini adalah ketepatan penjelasan tentang :
1. Struktur kulit : Epidermis, Dermis, Hypodermis
2. Struktur asesoris kulit
3. Faktor yang mempengaruhi warna kulit
4. Fungsi kulit : proteksi, absorbsi, sekresi, persepsi, termoregulasi, pembentukan vitamin
D
5. Menjelaskan interaksi antara sistem integumen dengan sistem organ yang lain

PENDAHULUAN
Seluruh tubuh manusia bagian terluar terbungkus oleh suatu sistem yang disebut
sebagai sistem integumen. Integument berasal dari bahasa yunani yaitu integumentum
yang artinya penutup yang terdiri sebagian besar adalah kulit ,rambut ,kuku, dan kelenjar.
Sistem integumen adalah sistem organ yang paling luas. Sistem ini terdiri atas kulit dan
aksesorisnya, termasuk kuku, rambut, kelenjar (keringat dan sebaseous), dan reseptor
saraf khusus (untuk stimuli perubahan internal atau lingkungan eksternal).
Kulit merupakan organ tubuh yang paling luas yang berkontribusi terhadap total berat
tubuh sebanyak 7 %. Keberadaan kulit memegang peranan penting dalam mencegah
terjadinya kehilangan cairan yang berlebihan, dan mencegah masuknya agen-agen yang
ada di lingkungan seperti bakteri, kimia dan radiasi ultraviolet. Kulit juga akan menahan
bila terjadi kekuatan-kekuatan mekanik seperti gesekan (friction), getaran (vibration) dan
mendeteksi perubahan-perubahan fisik di lingkungan luar, sehingga memungkinkan
seseorang untuk menghindari stimuli-stimuli yang tidak nyaman. Kulit membangun sebuah
barier yang memisahkan organ-organ internal dengan lingkungan luar, dan turut
berpartisipasi dalam berbagai fungsi tubuh vital.

A. Anatomi Sistem integument


Kulit terdiri dari tiga lapisan, yaitu : epidermis (kulit ari), dermis (kulit jangat atau
korium) dan lapisan subkutan/hipodermis
1. Epidermis
Epidermis sering kita sebut sebagai kuit luar. Epidermis merupakan
lapisan teratas pada kulit manusia dan memiliki tebal yang berbeda-beda : 400-
600 μm untuk kulit tebal (kulit pada telapak tangan dan kaki) dan 75-150 μm untuk
kulit tipis (kulit selain telapak tangan dan kaki, memiliki rambut). Selain sel-sel
epitel, epidermis juga tersusun atas lapisan:
a. Melanosit, yaitu sel yang menghasilkan melanin melalui proses
melanogenesis.
Melanosit (sel pigmen) terdapat di bagian dasar epidermis. Melanosit
menyintesis dan mengeluarkan melanin sebagai respons terhadap rangsangan
hormon hipofisis anterior, hormon perangsang melanosit (melanocyte
stimulating hormone, MSH). Melanosit merupakan sel-sel khusus epidermis

Mudul Anatomi Fisiologi


51
yang terutama terlibat dalam produksi pigmen melanin yang mewarnai kulit dan
rambut. Semakin banyak melanin, semakin gelap warnanya.. Melanin diyakini
dapat menyerap cahaya ultraviolet dengan demikian akan melindungi
seseorang terhadap efek pancaran cahaya ultraviolet dalam sinar matahari
yang berbahaya.
b. Sel Langerhans, yaitu sel yang merupakan makrofag turunan sumsum tulang,
yang merangsang sel Limfosit T, mengikat, mengolah, dan merepresentasikan
antigen kepada sel Limfosit T. Dengan demikian, sel Langerhans berperan
penting dalam imunologi kulit.Sel-sel imun yang disebut sel Langerhans
terdapat di seluruh epidermis. Sel Langerhans mengenali partikel asing atau
mikroorganisme yang masuk ke kulit dan membangkitkan suatu serangan
imun. Sel Langerhans mungkin bertanggungjawab mengenal dan
menyingkirkan sel-sel kulit displastik dan neoplastik. Sel Langerhans secara
fisik berhubungan dengan saraf-sarah simpatis , yang mengisyaratkan adanya
hubungan antara sistem saraf dan kemampuan kulit melawan infeksi atau
mencegah kanker kulit. Stres dapat memengaruhi fungsi sel Langerhans
dengan meningkatkan rangsang simpatis. Radiasi ultraviolet dapat merusak
sel Langerhans, mengurangi kemampuannya mencegah kanker.
c. Sel Merkel, yaitu sel yang berfungsi sebagai mekanoreseptor sensoris dan
berhubungan fungsi dengan sistem neuroendokrin difus.
d. Keratinosit, yang secara bersusun dari lapisan paling luar hingga paling dalam
sebagai berikut:
1) Stratum Korneum /lapisan tanduk, terdiri atas 15-20 lapis sel gepeng,
tanpa inti dengan sitoplasma yang dipenuhi keratin. Lapisan ini merupakan
lapisan terluar dimana eleidin berubah menjadi keratin yang tersusun tidak
teratur sedangkan serabut elastis dan retikulernya lebih sedikit sel-sel
saling melekat erat.
2) Stratum Lucidum tidak jelas terlihat dan bila terlihat berupa lapisan tipis
yang homogen, terang jernih, inti dan batas sel tak terlihat. Stratum
lucidum terdiri dari protein eleidin. Selnya pipih, bedanya dengan stratum
granulosum adalah sel-sel sudah banyak yang kehilangan inti dan butir-
butir sel telah menjadi jernih sekali dan tembus sinar. Lapisan ini hanya
terdapat pada telapak tangan dan telapak kaki
3) Stratum Granulosum/ lapisan keratohialin, terdiri atas 2-4 lapis sel
poligonal gepeng yang sitoplasmanya berisikan granul keratohialin. Pada
membran sel terdapat granula lamela yang mengeluarkan materi perekat
antar sel, yang bekerja sebagai penyaring selektif terhadap masuknya
materi asing, serta menyediakan efek pelindung pada kulit.
4) Stratum Spinosum/ stratum malphigi / pickle cell layer, tersusun dari
beberapa lapis sel di atas stratum basale. Sel pada lapisan ini berbentuk
polihedris dengan inti bulat/lonjong. Pada sajian mikroskop tampak
mempunyai tonjolan sehingga tampak seperti duri yang disebut spina dan
terlihat saling berhubungan dan di dalamnya terdapat fibril sebagai
intercellular bridge.Sel-sel spinosum saling terikat dengan filamen; filamen
ini memiliki fungsi untuk mempertahankan kohesivitas (kerekatan) antar
sel dan melawan efek abrasi. Dengan demikian, sel-sel spinosum ini
banyak terdapat di daerah yang berpotensi mengalami gesekan seperti
telapak kaki.
5) Stratum Basal/Germinativum, merupakan lapisan paling bawah pada
epidermis (berbatasan dengan dermis), tersusun dari selapis sel-sel
pigmen basal , berbentuk silindris dan dalam sitoplasmanya terdapat
melanin. Pada lapisan basal ini terdapat sel-sel mitosis.

Ket :
A: Melanosit
Mudul Anatomi Fisiologi
B: Sel Langerhans 52
C: Sel Merkel
D:Nervanda
Gambar 2.1 : struktur epidermis

2. Dermis
Lapisan yang mempunyai ketebalan 4kali lipat dari lapisan epidermis (kira-
kira 0.25-2.55mm ketebalannya) tersusun dari jaringan penghubung dan
penyokong lapisan epidermis dan mengikatkannya pada lapisan dalam hipodermis.
Lapisan ini terbagi atas :
a. Lapisan papilari,
Merupakan lapisan tipis dan terdiri dari jaringan penghubung yang
longgar menghubungkan lapisan epidermis kelapisan subcutis, banyak terdapat
sel mast dan sel makrofag yang diperlukan untuk menghancurkan
mikroorganisme yang menembus lapisan dermis. Di lapisan ini juga terdapat
sejumlah kecil elastin dan kolagen. Lapisan ini berbentuk gelombang yang
terjulur kelapisan epidermis untuk memudahkan kiriman nutrisi kelapisan
epidermis yang tidak mempunyai pembuluh darah.
b. Lapisan Retikular,
Merupakan lapisan tebal dan terdiri dari jaringan penghubung padat
dengan susunan yang tidak merata, disebut lapisan retikular karena banyak
terdapat serat elastin dan kolagen yang sangat tebal dan saling berangkai satu
sama lain menyerupai jaring-jaring. Dengan adanya serat elastin dan kolagen
akan membuat kulit menjadi kuat, utuh kenyal dan meregang dengan baik.
Komponen dari lapisan ini berisi banyak struktur khusus yang melaksanakan
fungsi kulit. Terdiri dari :
1) Kelenjar sebaceous/sebasea (kelenjar lemak)
Menghasilkan sebum, zat semacam lilin, asam lemak atau trigliserida
bertujuan untuk melumasi permukaan kulit dikeluarkan melalui folikel
rambut yang mengandung banyak lipid. pada orang yang jenis kulit
berminyak maka sel kelenjar sebaseanya lebih aktif memproduksi minyak,
dan bila lapisan kulitnya tertutup oleh kotoran,debu atau kosmetik
menyebabkan sumbatan kelenjar sehingga terjadi pembengkakan. pada
gambar dibawah terlihat kelenjar sebasea yang berwarna kuning dan
disebelah kanannya terdapat kelenjar keringat)

Gbr 2.2 :kelenjar sebasea


2) Eccrine sweat glands atau kelenjar keringat

Mudul Anatomi Fisiologi


53
Walaupun stratum korneum kedap air, namun sekitar 400 mL air dapat
keluar dengan cara menguap melalui kelenjar keringat tiap hari. Seorang
yang bekerja dalam ruangan mengekskresikan 200 mL keringat tambahan,
dan bagi orang yang aktif jumlahnya lebih banyak lagi. Selain mengeluarkan
air dan panas, keringat juga merupakan sarana untuk mengekskresikan
garam, karbondioksida, dan dua molekul organik hasil pemecahan protein
yaitu amoniak dan urea. Terdapat dua jenis kelenjar keringat, yaitu kelenjar
keringat apokrin dan kelenjar keringat merokrin.
1) Kelenjar keringat apokrin terdapat di daerah aksila, payudara dan pubis,
serta aktif pada usia pubertas dan menghasilkan sekret yang kental dan
bau yang khas. Kelenjar keringat apokrin bekerja ketika ada sinyal dari
sistem saraf dan hormon sehingga sel-sel mioepitel yang ada di
sekeliling kelenjar berkontraksi dan menekan kelenjar keringat apokrin.
Akibatnya kelenjar keringat apokrin melepaskan sekretnya ke folikel
rambut lalu ke permukaan luar.
2) Kelenjar keringat merokrin (ekrin) terdapat di daerah telapak tangan
dan kaki. Sekretnya mengandung air, elektrolit, nutrien organik, dan
sampah metabolisme. Kadar pH-nya berkisar 4.0 – 6.8. Fungsi dari
kelenjar keringat merokrin adalah mengatur temperatur permukaan,
mengekskresikan air dan elektrolit serta melindungi dari agen asing
dengan cara mempersulit perlekatan agen asing dan menghasilkan
dermicidin, sebuah peptida kecil dengan sifat antibiotik.

Gbr 2.4: kelenjar keringat


3) Pembuluh darah
Dilapisan dermis sangat kaya dengan pembuluh darah yang
memberi nutrisi penting untuk kulit, baik vitamin, oksigen maupun zat-zat
penting lainnya untuk metabolisme sel kulit, selain itu pembuluh darah juga
bertugas mengatur suhu tubuh melalui mekanisme proses pelebaran atau
dilatasi pembuluh darah.
Aliran darah untuk kulit berasal dari subkutan tepat di bawah dermis.
Arteri membentuk anyaman yang disebut retecutaneum yaitu anyaman
pembuluh darah di jaringan subkutan, tepat di bawah dermis. Cabang-
cabang berjalan ke superficial dan ke dalam. Fungsi vaskularisasi yang ke
dalam ini adalah untuk memelihara jaringan lemak dan folikel
rambut.Cabang yang menembus stratum reticulare, memberi cabang ke
folikel rambut, kelenjar keringat dan kelenjar sebasea.
Pada perbatasan Str. Reticullare Str. Papilare membentuk anyaman

Mudul Anatomi Fisiologi


54
ke 2 yang disebut Rete Sub Papillare berupa pembuluh darah yang lebih
kecil. Arteriole-arteriole dari rete sub papillare berjalan ke arah epidermis
dan berubah menjadi anyaman kapiler (capilary beds). Pembuluh kapiler ini
terdapat pada tepat di bawah epidermis, sekitar matrik folikel rambut, papila
folikel rambut, sekitar kelenjar keringat dan sebasea. Selain itu di bagian
superfisial di stratum retikulare terdapat anyaman pembuluh darah yang
disebut pleksus papilaris. Pada keadaan temperatur udara lebih rendah dari
tubuh maka kapiler venulae di stratum papilare dan subpapilare menyempit
sehingga temperatur tubuh tidak banyak yang hilang. Bila udara panas
kelenjar keringat aktif memproduksi keringat kapiler dan venulae dilatasi
penguapan keringat.
4) Serat elastin dan kolagen
Semua bagian pada kulit harus diikat menjadi satu, dan pekerjaan
ini dilakukan oleh sejenis protein yang ulet yang dinamakan kolagen.
Kolagen merupakan komponen jaringan ikat yang utama dan dapat
ditemukan pada berbagai jenis jaringan serta bagian tubuh yang harus diikat
menjadi satu. Protein ini dihasilkan oleh sel-sel dalam jaringan ikat yang
dinamakan fibroblast. Kolagen diproduksi dalam bentuk serabut yang
menyusun dirinya dengan berbagai cara untuk memenuhi berbagai fungsi
yang spesifik. Pada kulit serabut kolagen tersusun dengan pola rata yang
saling menyilang.
Kolagen bekerja bersama serabut protein lainnya yang dinamakan
elastin yang memberikan elastisitas pada kulit. Kedua tipe serabut ini secara
bersama-sama menentukan derajat kelenturan dan tonus pada kulit.
Perbedaan serat Elastin dan kolagen, adalah serat elastin yang membuat
kulit menjadi elastin dan lentur sementara kolagen yang memperkuat jaring-
jaring serat tersebut. Serat elastin dan kolagen itu sendiri akan berkurang
produksinya karena penuaan sehingga kulit mengalami kehilangan
kekencangan dan elastisitas kulit.
5) Syaraf nyeri dan reseptor sentuh
Kulit juga seperti organ lain terdapat cabang-cabang saraf spinal dan
permukaan yang terdiri dari saraf-saraf motorik dan saraf sensorik. Ujung
saraf motorik berguna untuk menggerakkan sel-sel otot yang terdapat pada
kulit, sedangkan saraf sensorik berguna untuk menerima rangsangan yang
terdapat dari luar atau kulit. Pada kulit ujung-ujung, saraf sensorik ini
membentuk bermacam-macam kegiatan untuk menerima rangsangan.
3. Subkutan
Jaringan Subkutan atau hipodermis merupakan lapisan kulit yang paling
dalam. Lapisan ini terutama berupa jaringan adiposa yang memberikan bantalan
antara lapisan kulit dan struktur internal seperti otot dan tulang. Banyak
mengandung pembuluh darah, pembuluh limfe dan syaraf juga terdapat gulungan
kelenjar keringat dan dasar dari folikel rambut. Jaringan ini memungkinkan
mobilitas kulit, perubahan kontur tubuh dan penyekatan panas tubuh. Lemak atau
gajih akan bertumpuk dan tersebar menurut jenis kelamin seseorang, dan secara
parsial menyebabkan perbedaan bentuk tubuh laki-laki dengan perempuan.
Makan yang berlebihan akan meningkatkan penimbunan lemak di bawah kulit.
Jaringan subkutan dan jumlah lemak yang tertimbun merupakan faktor penting
dalam pengaturan suhu tubuh. Tidak seperti epidermis dan dermis, batas dermis
dengan lapisan ini tidak jelas.
Pada bagian yang banyak bergerak jaringan hipodermis kurang, pada
bagian yan melapisi otot atau tulang mengandung anyaman serabut yang kuat.
Pada area tertentu yng berfungsi sebagai bantalan (payudara dan tumit) terdapat
lapisan sel-sel lemak yang tipis. Distribusi lemak pada lapisan ini banyak berperan
dalam pembentukan bentuk tubuh terutama pada wanita.

Mudul Anatomi Fisiologi


55
Gbr 2.5 struktur kulit

B. Skin Appendages/adnexa /Struktur asesoris kulit


Skin Appendages/adnexa kulit merupakan struktur tambahan kulit. Derivat
kulit berasal dari epidermis, terdiri dari kelenjar sudorifera, kelompok sebasea, rambut
dan folikel rambut serta kuku. Nama lainnya appendages kulit / adneksa kulit / struktur
tambahan kulit.
1. Rambut dan folikel rambut
Rambut terdiri dari batang yang trletak diatas permukaan kulit dan akar
rambut yang terletak di dalam kulit. Folikel rambut merupakan jaringan yang
meliputi akar rambut. Rambut terdiri dari medula yang terdiri dari keratin lunak dan
kortex serta kutikula yang terdiri dari keratin keras.
a. Medula merupakan bagian tengah rambut, terdiri dari sel-sel yang mengalami
keratinisasi. Sel-selnya terpisah satu sama lain, dan antara sel-sel kadang-
kadang terdapat udara / cairan. Bagian ini tak terdapat pada rambut tipis /
halus.
b. Kortex merupakan bagian terbesar dari rambut, terdiri dari sel-sel berbentuk
runcing, yang mengalami keratinisasi dan banyak mengandung pigmen.
c. Kutikula merupakan membran tipis, terdiri dari sel-sel pipih/gepeng yang
mengalami keratinisasi, transparan. Secara mikroskopis tersusun seperti
genting, terdiri dari 1-3 lapis sel-sel yang sebagian mengalami keratinisasi.
Folikel rambut terdiri dari kompnen dermis dan epidermis. Pada dasarnya
folikel rambut bagian dermis terlihat menonjol, disebut papila yang terdiri dari :
jaringan ikat, pembuluh darah dan sel-sel saraf. Bagian luar papila diliputi sel-sel
epitel yang disebut germinal matri, dan ujung folikel rambut tampak membesar. Sel-
sel germinal matrik (puncak papila) berproliferasi membentuk rambut yang dapat
tumbuh terus. Bagian sentral Germinal Matrik (puncak papila) membentuk bagian
medula rambut dan kortex. Bagian perifer membentuk selubung akar rambut yaitu
selubung akar dalam dan selubung akar luar.
Selubung akar dalam hanya pada bagian bawah folikel, terdiri dari 3
lapisan yaitu lapisan kutikula, merupakan lapisan dalam, dekat kutikula dari kortek
rambut terdiri dari sel-sel pipih. Lapisan Husley, merupakan lapisan tengah dan

Mudul Anatomi Fisiologi


56
Lapisan Henle, yaitu lapisan luar, terdiri dari 1 lapis sel yang seluruhnya mengalami
keratinisasi. Sel-sel selubung akar dalam mempunyai keratohialin yang bersifat
asidofil dan disebut granula trichohyalin, yang dengan H.E. tampak kemerahan.
Selubung akar luar terletak pada dasar folikel, lanjutan dari Germinal
Matrix, hanya terdiri dari 1 lapis sel-sel sesuai stratum basale epidermis. Lebih ke
atas, sel-sel terdiri dari beberapa lapis, sesuai lapisan epidermis. Selubung
Jaringan Ikat merupakan dermis yang langsung berhubungan / menyelubungi
folikel rambut. Dipisahkan dari selubung akar luar oleh membran basales. Musculus
Erector Pili merupakan otot polos yang melekat pada pertengahan selubung
jaringan ikat, ujung lainnya berakhir pada stratum papillare dermis, dengan arah
miring ke atas. Kontraksi otot ini menyebabkan : rambut berdiri tegak, kulit melekuk,
dan sekret kelenjar sebasea keluar. Inervasinya berasal dari serabut saraf simpatis.
Warna rambut tergantung kualitas dan kuantitas pigmen korteks. Bila
sedikit / kurang tampak putih. Campuran rambut putih dan berpigmen, tampak abu-
abu (uban). Rambut coklat atau hitam disebabkan oleh adanya melanin. Melanosit
terdapat pada matrix folikel rambut, yang dapat mengalami mitosis. Melanosit
kemudian akan terdorong ke atas.

Gbr. 2.6 : struktur rambut

2. Kuku
Kuku berpoliferasi membentuk matriks kuku, epidermis yang tepat di
bawahnya menjadi dasar kuku yang berbentuk U bila dilihat dari atas dan diapit
oleh lipatan kulit yang merupakan dinding kuku. Lempeng kuku terdiri dari sisik
epidermis yang menyatu erat dan tidak mengelupas. Badan kuku berwarna
bening sehingga kelihatan kemerahan karena ada pembuluh kapiler darah di
dalam dasr kuku.
Sel-sel stratum korneum meluas dari dinding kuku ke permukaan lempeng
kuku sebgai epikondrium atau kutikula. Kuku tumbuh dari akarnya yang terletak
di bawah lapisan tipis kulit yang dinamakan kutikula. Pertumbuhan kuku
berlangsung sepanjang hidup dengan pertumbuhan rata-rata 0,1 mm/hari.
Pembaruan total kuku jaringan tangan memerlukan waktu sekitar 170 hari,
sedangkan kaki sekitar 12 – 18 bulan. Bagian dari kuku, terdiri dari, ujung kuku
atas ujung batas, badan kuku yang merupakan bagian yang besar. dan akar kuku
(radik).
.

Mudul Anatomi Fisiologi


57
Gbr 2.7 struktur kuku

C. Warna kulit
Warna kulit sangat beragam, dari yang berwarna putih mulus, kuning, coklat,
kemerahan atau hitam. Setiap warna kulit mempunyai keunikan tersendiri yang jika
dirawat dengan baik dapat menampilkan karakter yang menarik. Warna kulit terutama
ditentukan oleh :
1. Oxyhemoglobin yang berwarna merah
2. Hemoglobin tereduksi yang berwarna merah kebiruan
3. Melanin yang berwarna coklat
4. Keratohyalin yang memberikan penampakan opaque pada kulit, serta
5. Lapisan stratum corneum yang memiliki warna putih kekuningan atau keabu-
abuan.
Dari semua bahan-bahan pembangun warna kulit, yang paling menentukan
warna kulit adalah pigmen melanin. Banyaknya pigmen melanin di dalam kulit
ditentukan oleh faktor-faktor ras, individu, dan lingkungan. Melanin dibuat dari tirosin
sejenis asam amino dan dengan oksidasi, tirosin diubah menjadi butir-butir melanin
yang berwarna coklat, serta untuk proses ini perlu adanya enzim tirosinase dan
oksigen. Oksidasi tirosin menjadi melanin berlangsung lebih lancar pada suhu yang
lebih tinggi atau di bawah sinar ultra violet. Jumlah, tipe, ukuran dan distribusi pigmen
melanin ini akan menentukan variasi warna kulit berbagai golongan ras atau bangsa
di dunia. Proses pembentukan pigmen melanin kulit terjadi pada butir-butir melanosom
yang dihasilkan oleh sel-sel melanosit yang terdapat di antara sel-sel basal keratinosit
di dalam lapisan benih.
D. Fisiologi Sistem integument
Kulit memiliki banyak fungsi, yang berguna dalam menjaga homeostasis tubuh.
Fungsi-fungsi tersebut dapat dibedakan menjadi fungsi proteksi, absorpsi, ekskresi,
persepsi, pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), dan pembentukan vitamin D.
1. Fungsi proteksi
Kulit menyediakan proteksi terhadap tubuh dalam berbagai cara sebagai yaitu
berikut:
a. Keratin melindungi kulit dari mikroba, abrasi (gesekan), panas, dan zat kimia.
Keratin merupakan struktur yang keras, kaku, dan tersusun rapi dan erat seperti
batu bata di permukaan kulit.
b. Lipid yang dilepaskan mencegah evaporasi air dari permukaan kulit dan
dehidrasi; selain itu juga mencegah masuknya air dari lingkungan luar tubuh
melalui kulit.
c. Sebum yang berminyak dari kelenjar sebasea mencegah kulit dan rambut dari
kekeringan serta mengandung zat bakterisid yang berfungsi membunuh bakteri
di permukaan kulit. Adanya sebum ini, bersamaan dengan ekskresi keringat,
akan menghasilkan mantel asam dengan kadar pH 5-6.5 yang mampu
menghambat pertumbuhan mikroba.

Mudul Anatomi Fisiologi


58
d. Pigmen melanin melindungi dari efek dari sinar UV yang berbahaya. Pada
stratum basal, sel-sel melanosit melepaskan pigmen melanin ke sel-sel di
sekitarnya. Pigmen ini bertugas melindungi materi genetik dari sinar matahari,
sehingga materi genetik dapat tersimpan dengan baik. Apabila terjadi
gangguan pada proteksi oleh melanin, maka dapat timbul keganasan.
e. Selain itu ada sel-sel yang berperan sebagai sel imun yang protektif. Yang
pertama adalah sel Langerhans, yang merepresentasikan antigen terhadap
mikroba. Kemudian ada sel fagosit yang bertugas memfagositosis mikroba
yang masuk melewati keratin dan sel Langerhans.
2. Fungsi absorpsi
Kulit tidak bisa menyerap air, tapi bisa menyerap material larut-lipid seperti
vitamin A, D, E, dan K, obat-obatan tertentu, oksigen dan karbon dioksida.
Permeabilitas kulit terhadap oksigen, karbondioksida dan uap air memungkinkan
kulit ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi. Selain itu beberapa material
toksik dapat diserap seperti aseton, CCl4, dan merkuri. Beberapa obat juga
dirancang untuk larut lemak, seperti kortison, sehingga mampu berpenetrasi ke kulit
dan melepaskan antihistamin di tempat peradangan. Kemampuan absorpsi kulit
dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban, metabolisme dan jenis
vehikulum. Penyerapan dapat berlangsung melalui celah antarsel atau melalui
muara saluran kelenjar; tetapi lebih banyak yang melalui sel-sel epidermis daripada
yang melalui muara kelenjar.
3. Fungsi ekskresi
Kulit juga berfungsi dalam ekskresi dengan perantaraan dua kelenjar eksokrinnya,
yaitu kelenjar sebasea dan kelenjar keringat
4. Fungsi persepsi
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis. Terhadap
rangsangan panas diperankan oleh badan-badan Ruffini di dermis dan subkutis.
Terhadap dingin diperankan oleh badan-badan Krause yang terletak di dermis,
badan taktil Meissner terletak di papila dermis berperan terhadap rabaan,
demikian pula badan Merkel Ranvier yang terletak di epidermis. Sedangkan
terhadap tekanan diperankan oleh badan Paccini di epidermis. Saraf-saraf
sensorik tersebut lebih banyak jumlahnya di daerah yang erotik.

5. Fungsi pengaturan suhu tubuh (termoregulasi)


Kulit berkontribusi terhadap pengaturan suhu tubuh (termoregulasi) melalui dua
cara: pengeluaran keringat dan menyesuaikan aliran darah di pembuluh kapiler.
Pada saat suhu tinggi, tubuh akan mengeluarkan keringat dalam jumlah banyak
serta memperlebar pembuluh darah (vasodilatasi) sehingga panas akan terbawa

Mudul Anatomi Fisiologi


59
keluar dari tubuh. Sebaliknya, pada saat suhu rendah, tubuh akan mengeluarkan
lebih sedikit keringat dan mempersempit pembuluh darah (vasokonstriksi)
sehingga mengurangi pengeluaran panas oleh tubuh.
6. Fungsi pembentukan vitamin D
Sintesis vitamin D dilakukan dengan mengaktivasi prekursor 7 dihidroksi
kolesterol dengan bantuan sinar ultraviolet. Enzim di hati dan ginjal lalu
memodifikasi prekursor dan menghasilkan calcitriol, bentuk vitamin D yang aktif.
Calcitriol adalah hormon yang berperan dalam mengabsorpsi kalsium makanan
dari traktus gastrointestinal ke dalam pembuluh darah. Walaupun tubuh mampu
memproduksi vitamin D sendiri, namun belum memenuhi kebutuhan tubuh secara
keseluruhan sehingga pemberian vitamin D sistemik masih tetap diperlukan. Pada
manusia kulit dapat pula mengekspresikan emosi karena adanya pembuluh
darah, kelenjar keringat, dan otot-otot di bawah kulit.

KEGIATAN BELAJAR 4
Mudul Anatomi Fisiologi
60
DESKRIPSI MATERI KEGIATAN BELAJAR 4:
Materi kegiatan belajar ini berfokus pada konsep anatomi fisiologi membahas tentang
system persarafan dan fungsi integrative.

CAPAIAN PEMBELAJARAN KEGIATAN BELAJAR 4 :


Kemampuan akhir yang diharapkan setelah menempuh kegiatan belajar ini adalah
mahasiswa mampu menjelaskan struktur anatomi dan fungsi sistem persyarafan.

KRITERIA PENILAIAN KEGIATAN BELAJAR 4 :


Kriteria penilaian pada kegiatan belajar tahap ini adalah ketepatan penjelasan
tentang :
1. Devisi Anatomi utama sistem saraf.
2. Struktur dan fungsi jaringan nauron
3. Klasifikasi neuron berdasarkan struktur dan fungsinya
4. Lokasi dan fungsi neuroglia
5. Mekanisme yang memungkinkan informasi diproses oleh jaringan saraf
6. Interaksi sistem saraf dengan sistem yang lain
7. Struktur dan fungsi spinal cord
8. Lapisan meningeal yang mengelilingi sistem saraf pusat
9. Komponen utama saraf spinal
10. Hubungan pola distribusi saraf spinal terhadap daerah yang diinervasi
11. Proses terjadinya refleks
12. Klasifikasi setiap refleks dan fungsinya
13. Lokasi dan fungsi area motorik, sensorik dan hubungan area tersebut di korteks
serebri
14. Struktur fungsi terpenting pada daerah otak
15. Saraf caranial dan hubungan setaip saraf dalam melaksanakan fungsinya
16. Organisasi sistem saraf otonom
17. Struktur dan fungsi saraf simpatif dan parasimpatis
18. Pentingnya tonus otonom
19. Hubungan antara dua (2) devisi susunan saraf otonom

PENDAHULUAN
Tidak ada satupun sistem tubuh yang dapat berfungsi sendirian. Semuanya saling
bergantung dan bekerja sama sebagai satu kesatuan sehingga kondisi normal
(homeostatis) di dalam tubuh dapat dipelihara. Sistem saraf berperan sebagai badan
koordinasi utama. Kondisi di dalam dan di luar tubuh secara ajeg selalu berubah, maka
sistem saraf ini bertugas untuk menanggapi perubahan-perubahan baik yang internal
maupun ekstemal (dikenal sebagai stimulus) sehingga tubuh dapat beradaptasi dengan
kondisi yang baru. Melalui pengarahan dan instruksi yang dikirim ke berbagai organ oleh
sistem saraf, keharmonisan dan keseimbangan antara seseorang dengan Iingkungannya
dapat dipertahankan. Sistem saraf dapat diibaratkan dengan jaringan telpon; di mana otak
dan sumsum tulang belakang bertindak sebagai pusat pertukaran (switching), sedangkan
serabut-serabut saraf berlaku sebagai kabel yang menyampaikan pesan yang dikirim dari
dan ke pusat tadi.
Sistem saraf adalah serangkaian organ yang kompleks dan bersambungan serta
terdiri terutama dari jaringan saraf. Dalam mekanisme sistem saraf, lingkungan internal
dan stimulus eksternal dipantau dan diatur. Kemampuan khusus seperti iritabilitas, atau
sensitivitas terhadap stimulus, dan konduktivitas, atau kemampuan untuk mentransmisi
suatu respons terhadap stimulasi, diatur oleh sistem saraf dalam tiga cara utama : Input
sensorik. Sistem saraf menerima sensasi atau stimulus melalui reseptor, yang terletak di
tubuh baik eksternal (reseptor somatic) maupun internal (reseptor viseral). Antivitas-

Mudul Anatomi Fisiologi


61
integratif. Reseptor mengubah stimulus menjadi impuls listrik yang menjalar di sepanjang
saraf sampai ke otak dan medulla spinalis, yang kemudian akan menginterpretasi dan
mengintegrasi stimulus, sehingga respon terhadap informasi bisa terjadi.Output motorik.
Input dari otak dan medulla spinalis memperoleh respon yang sesuai dari otot dan kelenjar
tubuh , yang disebut sebagai efektor.
Pembagian sistem saraf secara anatomis atau secara strukturai adalah sebagai berikut
1. Sistem saraf sentral /pusat (SSS), meliputi otak (encephalon) dan sumsum tulang
belakang (medulla spinalis).
2. Sistem saraf perifer / tepi (SSP) terdiri dari seluruh saraf di luar SSS, yang meliputi
saraf kranial (nervus cranialis) dan saraf spinal (nervus spinalis). Saraf kranial
adalah saraf yang membawa impuls dari dan ke otak; sedangkan saraf spinal
adalah saraf yang membawa pesan-pesan dari dan ke sumsum tulang belakang.

Sistim Saraf
Sistem saraf adalah suatu struktur yang terdiri dari komponen-komponen sel saraf
(neuron). Fungsi sistem saraf adalah mengkoordinasi seluruh kegiatan organ di seluruh
tubuh seperti denyut jantung, pernafasan, pergerakan, sekresi kelenjar dan lain-lain.
Sel saraf mempunyai kemampuan dalam konduksi impuls atau melakukan impuls.
Fungsi impuls adalah sebagai pembawa informasi yakni tentang perubahan-perubahan
yang terjadi dilingkungan, misalnya perubahan temperatur dari panas ke dingin, perubahan
cahaya dari gelap ke terang (Irianto, 2004:240-241).
Salah satu organ yang berfungsi untuk menyelenggarakan kerja sama yang rapih
dalam organisasi dan koordinasi kegiatan tubuh. Dengan pertolongan saraf dapat kita
menerima suatu rangsangan dari luar pengendalian pekerjaan otot.
Pusat sel saraf (neuron) terdiri dari sebuah badan sel yang disebut perikarion, berisi
nukleus. Di dalam sitoplasma perikarion terdapat bahan-bahan yang disebut substansia
nissel. Dari perikarion keluar prosesus yang menghantarkan rangsangan perikarion yang
disebut dendrit, jumlahnya lebih banyak (lebih dari satu). Prosesus yang menghantarkan
rangsangan keluar dari perikarion disebut akson. Jumlah akson biasanya hanya satu
(Syaifuddin, 2006:274).
Sebuah Serabut saraf mempunyai kemampuan konduktivitas (penghantar) dan
exsitabilitas (dapat dirangsang). Serabut saraf berkemampuan memberikan reaksi atas
rangsangan dari sumber luar, seperti, rangsangan mekanik, elektrik, kimiawi atau fisik;
yang menimbulkan impuls yang dihantarkan melalui serabut saraf. Sebuah impuls saraf
selalu dihantarkan melalui dendrit ke sel, lantas dari sel ke axon. Proses demikian disebut
dalil penghantaran maju. Dengan cara yang sama, sebuah impuls dapat juga melintasi
sejumlah neuron (Pearce, 2004:276).
Sebagian besar neuron mengirim sinyal melalui akson mereka, meskipun beberapa
jenis mampu dendrit-ke-dendrit komunikasi. (Pada kenyataannya, jenis neuron yang
disebut sel-sel amacrine tidak mempunyai akson, dan berkomunikasi hanya melalui dendrit
mereka.) Neural menyebarkan sinyal di sepanjang akson dalam bentuk gelombang
elektrokimia tindakan yang disebut potensi, yang menghasilkan sel-sel untuk sinyal pada
titik-titik di mana akson terminal sinaptik membuat kontak dengan sel lain.
Sinaps dapat listrik atau kimia. Sinaps listrik membuat sambungan listrik langsung
antara neuron, tapi sinaps kimia jauh lebih umum, dan jauh lebih beragam fungsi. Pada
sinaps kimia, sel yang mengirim sinyal disebut presynaptic, dan sel yang menerima sinyal
disebut pasca-sinaptik. Baik presynaptic dan daerah pasca-sinaptik penuh mesin
molekuler yang melaksanakan proses sinyal. Presynaptic daerah yang berisi sejumlah
besar kapal kecil berbentuk bola yang disebut vesikula sinapsis, neurotransmiter dikemas
dengan bahan kimia. Ketika terminal presynaptic elektrik dirangsang, molekul array
tertanam dalam membran diaktifkan, dan menyebabkan isi vesikula akan dilepaskan ke
ruang sempit antara presynaptic dan pasca-sinaptik membran, yang disebut celah sinaptik.
Neurotransmitter kemudian mengikat reseptor pasca-sinaptik tertanam dalam membran,
menyebabkan mereka untuk memasukkan negara diaktifkan. Tergantung pada jenis
reseptor, efek yang dihasilkan pada sel pasca-sinaptik mungkin rangsang, penghambatan,
atau modulatory dalam cara yang lebih kompleks. Misalnya, pelepasan neurotransmitter

Mudul Anatomi Fisiologi


62
asetilkolin di kontak sinaptik antara motor neuron dan sel otot yang cepat menginduksi
kontraksi sel otot. Seluruh proses transmisi sinaptik hanya membutuhkan waktu
sepersekian milidetik, meskipun efek pada pasca-sinaptik sel akan bertahan lebih lama
lagi (bahkan tanpa batas waktu, dalam kasus di mana sinyal sinaptik mengarah pada
pembentukan sebuah jejak memori) (Delta Force, 31 Maret 2011;
Sistem retikulan juga menerima masukan impuls dan substansia gnisea
periakuaduktus (periaqueductal grey matter) melalui jaras peka endorfin (endorphin
sensitive projection system).Sistem retikulan juga menerima masukan impuls dan
substansia gnisea periakuaduktus (periaqueductal grey matter) melalui jaras peka endorfin
(endorphin sensitive projection system). Selanjutnya sistem retikular memberi umpan-balik
ke korteks serebri melalui jaras retikulo-kontikal (reticulo-cortical projection system),
sedangkan impuls penghamba turun dan sistem jetikular melalui jaras kaudal-retikuler
(caudal-reticular projection system) ke nukleus spinal apikal (Rudi Kastono, 1999;)
Sistem saraf (Nervous System) merupakan salah satu sistem organ yang ada di
tubuh kita. layaknya sebuah sistem jaringan komunikasi, sel-sel saraf di setiap bagian
dari tubuh memainkan peran dalam proses menanggapi rangsangan dan pengendalian
otot-otot kita. Sistem saraf dibina lebih dari 80 jaringan saraf utama. Setiap jaringan saraf
tersusun atas 1 juta neuron, yaitu unit fungsional sistem saraf (sel-sel saraf). Neuron atau
sel saraf memiliki bagian-bagian sel yang berbeda dengan tipe sel lainnya. Berikut bagian-
bagian sel saraf beserta fungsinya dalam menghantarkan impuls (rangsangan) sebagai
unit fungsional sistem saraf.

A. Anatomi Jaringan Saraf


Sistem saraf adalah suatu struktur yang terdiri dari komponen-komponen sel saraf
(neuron). Sel saraf terdiri dari badan dan juluran-juluran protoplasma yang disebut

Mudul Anatomi Fisiologi


63
akson atau neurit, yang berfungsi untuk mengantarkan impuls-impuls melalui dendrit
kemudian ke badan sel saraf tersebut dan keluar melalui akson. Badan sel saraf
disebut perikarion yang berisi nukleus. Di dalam sitoplasma perikarion terdapat bahan-
bahan yang disebut substansi nissel.

Simpai mielin yang berlekuk-lekuk disebut nodus ranvier di dalam saraf perifer.
Akson dan dendrit tergabung dalam berkas-berkas jaringan ikat disebut endoneurium.
Berkas ini tergabung menjadi berkas yang lebih besar disebut epineurium. Apabila
sebuah akson terputus maka bagian yang terputus hubungannya dengan korion akan
mengalami degenerasi, akson dan simpai mielinnya akan berdegenerasi. Di luar
susunan saraf terdapat selubung kedua, diluar selubung mielin yang terdiri dari sel-sel
Schwan. Sel-sel Schwan ini akan berploriferasi membentuk kolom-kolom, dari ujung
sentral akson akan tumbuh masuk dalam kolom-kolom ini.
Sel-sel saraf akan berkumpul membentuk jaringan saraf dan selanjutnya jaringan-
jaringan saraf akan berkumpul dan berkoordinasi membentuk sistem saraf. Hubungan
antara sel saraf yang satu dengan sel saraf yang lain disebut sinapsis, sedangkan
hubungan antara sel saraf dengan serabut otot disebut neuromuscular junction.
Antara sel saraf (neuron) dengan sel saraf lainnya terjalin menurut ikatan sinapsis.
Hubungan ujung saraf berfungsi apabila diperlukan untuk mengantarkan rangsangan
impuls. Dikatakan sinapsis bila sedang berfungsi mengirim impuls, hubungan menjadi
satu kesatuan, dan bila tidak berfungsi akan berpisah.

Mudul Anatomi Fisiologi


64
Dasar fungsi saraf mengirimkan sinyal ke sel lain mencakup kemampuan untuk
bertukar sinyal neuron satu sama lain. Jaringan dibentuk oleh kelompok-kelompok
yang saling berhubungan neuron mampu berbagai fungsi, termasuk fitur deteksi, pola
generasi, dan waktu. Pada kenyataannya, sulit untuk menetapkan batas-batas untuk
jenis-jenis informasi pengolahan yang dapat dilakukan oleh jaringan saraf: Warren
McCulloch dan Walter Pitts pada tahun 1943 menunjukkan bahwa bahkan terbentuk
dari jaringan yang sangat disederhanakan abstraksi matematis dari neuron mampu
komputasi universal.
Neuron pada manusia dapat kita kelompokkan berdasarkan struktur dan fungsinya.
Neuron berdasarkan strukturnya dibagi menjadi tiga tipe, yaitu neuron multipolar,
neuron bipolar, neuron unipolar. Neuron multipolar adalah tipe neuron yang memiliki
banyak dendrite dan satu akson. Neuron bipolar memiliki hanya satu dendrite dan satu
akson, sedangkan neuron unipolar tidak memiliki dendrite dan proses penghantaran
impuls dilakukan oleh satu akson.

Berdasarkan fungsinya sel saraf dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu sel saraf
motorik, sel saraf sensorik dan sel saraf penghubung. Sel saraf motorik berfungsi
menghantarkan atau membawa impuls saraf dari otak dan sumsum tulang belakang
ke otak atau saraf tepi atau saraf perifer. Sel saraf sensorik berfungsi menghantarkan
impuls-impuls saraf dari alat indera ke otak atau sumsum tulang belakang. Dan sel

Mudul Anatomi Fisiologi


65
saraf penghubung mengandung sel saraf sensorik dan sel saraf motorik sehingga
dapat menghantarkan impuls dalam dua jurusan.
Susunan saraf pada manusia dibagi atas dua bagian penting yaitu susunan saraf
pusat dan susunan saraf perifer. Susunan saraf pusat terdiri atas otak dan medula
spinalis atau sumsum tulang belakang. Sedangkan susunan saraf tepi dibedakan atas
susunan saraf somatik dan susunan saraf otonom. Susunan saraf somatik adalah
susunan saraf yang mempunyai peranan spesifik untuk mengatur aktivitas otot sadar
dan serat lintang. Susunan saraf otonom adalah susunan saraf yang mempunyai
peranan penting memengaruhi pekerjaan otot involunter (otot polos) seperti jantung,
hati, pankreas, saluran pencernaan, kelenjar dan lain-lain. Susunan saraf otonom
dapat dibedakan lagi menjadi susunan saraf simpatik dan susunan saraf parasimpatik
yang bekerja secara berlawanan.

B. Mekanisme Impuls Saraf


Impuls dapat dihantarkan melalui beberapa cara, di antaranya melalui sel saraf dan
sinapsis. Berikut ini akan dibahas secara rinci kedua cara tersebut.
1. Penghantaran Impuls Melalui Sel Saraf
Penghantaran impuls baik yang berupa rangsangan ataupun tanggapan
melalui serabut saraf (akson) dapat terjadi karena adanya perbedaan potensial
listrik antara bagian luar dan bagian dalam sel. Pada waktu sel saraf beristirahat,
kutub positif terdapat di bagian luar dan kutub negatif terdapat di bagian dalam sel
saraf. Diperkirakan bahwa rangsangan (stimulus) pada indra menyebabkan
terjadinya pembalikan perbedaan potensial listrik sesaat. Perubahan potensial ini
(depolarisasi) terjadi berurutan sepanjang serabut saraf. Kecepatan perjalanan
gelombang perbedaan potensial bervariasi antara 1 sampai dengart 120 m per
detik, tergantung pada diameter akson dan ada atau tidaknya selubung mielin.
Bila impuls telah lewat maka untuk sementara serabut saraf tidak dapat
dilalui oleh impuls, karena terjadi perubahan potensial kembali seperti semula
(potensial istirahat). Untuk dapat berfungsi kembali diperlukan waktu 1/500 sampai
1/1000 detik. Energi yang digunakan berasal dari hasil pemapasan sel yang
dilakukan oleh mitokondria dalam sel saraf.
Stimulasi yang kurang kuat atau di bawah ambang (threshold) tidak akan
menghasilkan impuls yang dapat merubah potensial listrik. Tetapi bila kekuatannya
di atas ambang maka impuls akan dihantarkan sampai ke ujung akson. Stimulasi
yang kuat dapat menimbulkan jumlah impuls yang lebih besar pada periode waktu
tertentu daripada impuls yang lemah.
2. Penghantaran Impuls Melalui Sinapsis
Titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain
dinamakan sinapsis. Setiap terminal akson membengkak membentuk tonjolan
sinapsis. Di dalam sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat struktur kumpulan
membran kecil berisi neurotransmitter; yang disebut vesikula sinapsis. Neuron yang
berakhir pada tonjolan sinapsis disebut neuron pra-sinapsis. Membran ujung
dendrit dari sel berikutnya yang membentuk sinapsis disebut post-sinapsis. Bila
impuls sampai pada ujung neuron, maka vesikula bergerak dan melebur dengan
membran pra-sinapsis. Kemudian vesikula akan melepaskan neurotransmitter
berupa asetilkolin. Neurontransmitter adalah suatu zat kimia yang dapat
menyeberangkan impuls dari neuron pra-sinapsis ke post-sinapsis.
Neurontransmitter ada bermacam-macam misalnya asetilkolin yang terdapat di
seluruh tubuh, noradrenalin terdapat di sistem saraf simpatik, dan dopamin serta
serotonin yang terdapat di otak. Asetilkolin kemudian berdifusi melewati celah
sinapsis dan menempel pada reseptor yang terdapat pada membran post-sinapsis.
Penempelan asetilkolin pada reseptor menimbulkan impuls pada sel saraf
berikutnya. Bila asetilkolin sudah melaksanakan tugasnya maka akan diuraikan
oleh enzim asetilkolinesterase yang dihasilkan oleh membran post-sinapsis.

Mudul Anatomi Fisiologi


66
Susunan Saraf Manusia
Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (Medula
spinalis). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang sangat
penting maka perlu perlindungan.
Sistem saraf pusat (SSP) meliputi otak (bahasa Latin: 'ensephalon') dan sumsum
tulang belakang (bahasa Latin: 'medulla spinalis'). Keduanya merupakan organ yang
sangat lunak, dengan fungsi yang sangat penting maka perlu perlindungan.
Selain tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang, otak juga dilindungi 3 lapisan
selaput meninges. Bila membran ini terkena infeksi maka akan terjadi radang yang disebut
meningitis.
Ketiga lapisan membran meninges dari luar ke dalam adalah sebagai berikut:
1. Durameter; terdiri dari dua lapisan, yang terluar bersatu dengan tengkorak sebagai
endostium, dan lapisan lain sebagai duramater yang mudah dilepaskan dari tulang
kepala. Di antara tulang kepala dengan duramater terdapat rongga epidural.
2. Arachnoidea mater; disebut demikian karena bentuknya seperti sarang labah-labah.
Di dalamnya terdapat cairan yang disebut liquor cerebrospinalis; semacam cairan
limfa yang mengisi sela sela membran araknoid. Fungsi selaput arachnoidea adalah
sebagai bantalan untuk melindungi otak dari bahaya kerusakan mekanik.
3. Piameter. Lapisan terdalam yang mempunyai bentuk disesuaikan dengan lipatan-
lipatan permukaan otak.

Mudul Anatomi Fisiologi


67
Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai 3 materi esensial yaitu:
1. Badan sel yang membentuk bagian materi kelabu (substansi grissea).
2. Serabut saraf yang membentuk bagian materi putih (substansi alba).
3. Sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di
dalam sistem saraf pusat.
Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi
susunannya berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya
(korteks) dan bagian putih terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang bagian tengah
berupa materi kelabu berbentuk kupu-kupu, sedangkan bagian korteks berupa materi
putih.
1. Otak
Otak terdiri dari dua belahan, belahan kiri mengendalikan tubuh bagian
kanan, belahan kanan mengendalikan belahan kiri. Mempunyai permukaan yang
berlipat-lipat untuk memperluas permukaan sehingga dapat ditempati oleh banyak
saraf. Otak juga sebagai pusat penglihatan, pendengaran, kecerdasan, ingatan,
kesadaran, dan kemauan. Bagian dalamnya berwarna putih berisi serabut saraf,
bagian luarnya berwarna kelabu berisi banyak badan sel saraf.
Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktivitas mental,
yaitu yang berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori),
kesadaran, dan pertimbangan.
Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau
sesuai dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada
bagian korteks otak besar yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima
rangsang (area sensor) yang terletak di sebelah belakang area motor yang
berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon rangsangan. Selain itu terdapat
area asosiasi yang menghubungkan area motor dan sensorik. Area ini berperan
dalam proses belajar, menyimpan ingatan, membuat kesimpulan, dan belajar
berbagai bahasa. Di sekitar kedua area tersebut dalah bagian yang mengatur

Mudul Anatomi Fisiologi


68
kegiatan psikologi yang lebih tinggi. Misalnya bagian depan merupakan pusat
proses berfikir (yaitu mengingat, analisis, berbicara, kreativitas) dan emosi. Pusat
penglihatan terdapat di bagian belakang.

Gambar 1. Otak
1.1. Otak Depan (Prosoncephalon)
Otak depan berkembang menjadi telencephalon dan diencephalon.
Telencephalon berkembang menjadi otak besar (Cerebrum). Diencephalon be-
rkembang menjadi thalamus, hipotamus.

Otak Depan
(Prosoncephalon)

Gambar 1.1. Otak Depan (Prosoncephalon)

1.1.1. Otak Besar (Cerebrum)


Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktivitas
mental, yaitu yang berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan
(memori), kesadaran, dan pertimbangan. Otak besar merupakan sumber
dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan kehendak,
walaupun ada juga beberapa gerakan 69reflex otak. Pada bagian korteks
otak besar yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang
(area sensor) yang terletak di sebelah belakang area motor yang
berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon rangsangan. Selain

Mudul Anatomi Fisiologi


69
itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor dan
sensorik. Area ini berperan dalam proses belajar, menyimpan ingatan,
membuat kesimpulan, dan belajar berbagai bahasa. Di sekitar kedua
area tersebut dalah bagian yang mengatur kegiatan psikologi yang lebih
tinggi. Misalnya bagian depan merupakan pusat proses berfikir (yaitu
mengingat, analisis, berbicara, kreativitas) dan emosi. Pusat penglihatan
terdapat di bagian belakang.
Merupakan bagian terluas dan terbesar dari otak ,bentuk telur dan
mengisi penuh bagian atas rongga tengkorak. Adapun fungsi serebrum
yaitu : untuk pusat pengaturan semua aktivitas mental yaitu berkenaan
dengan kepandaian (Intelegensi), ingatan(memori), kesadaran, pusat
menangis, keinginan buang air besar maupun kecil. Terdiri atas:
a. Lobus frontalis (depan), sebagai area motorik yg membangkitkan
impuls untuk pergerakan volunteer. Area motorik kiri mengatur
pergeakan sisi kanan tubuh dan sebalikya.
b. Lobus oksipital (belakang), untuk pusat penglihatan
c. Lobus temporal (samping), untuk pusat pendengaran
d. Lobus parietal (tengah), untuk pusat pengatur kulit dan otot terhadap
panas, dingin, sentuhan,tekanan.
Antara bagian tengah dan belakang merupakan pusat
perkembangan kecerdasan,ingatan,kemauan dan sikap.

Gambar 1.1.1.a Otak Besar (Cerebrum)

Gambar 1.1.1.b. Otak Besar (Cerebrum), terdiri atas :


Lobus frontalis (depan), Lobus oksipital (belakang),
Lobus temporal (samping), dan Lobus parietal (tengah).
1.1.2. Thalamus
Thalamus terdiri dari sejumlah pusat syaraf dan berfungsi sebagai

Mudul Anatomi Fisiologi


70
“tempat penerimaan untuk sementara” sensor data dan sinyal-sinyal
motorik, contohnya untuk pengiriman data dari mata dan telinga menuju
bagian yang tepat dalam korteks.

Gambar 1.1.2. Thalamus


1.1.3. Hipotalamus
Hypothalamus berfungsi untuk mengatur nafsu makan dan
syahwat dan mengatur kepentingan biologis lainnya. Adapun fungsi lain
dari hypothalamus adalah :
a. Berperan penting dalam pengendalian aktivitas SSO yg melakukan
fungsi vegetative penting untuk kehidupan seperti pengaturan
frekuensi jantung, TD, Suhu tubuh, keseimbangan air, selera
makan, saluran pencernaan dan aktivitas seksual
b. Sebagai pusat otak untuk emosi seperti kesenangan, nyeri,
kegembiraan dan kemarahan.
c. Memproduksi hormone yang mengatur pelepasan atau inhibisi
hormion kelenjar hipofisis, sehingga mempengaruhi keseluruhan
system endokrin.

Gambar 1.1.3. Hipothalamus

1.2. Otak Tengah (Mesencephalon)


Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan
otak tengah terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja
kelenjar-kelenjar endokrin. Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus
optikus yang mengatur refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga
merupakan pusat pendengaran. Otak tengah tidak berkembang dan tetap

Mudul Anatomi Fisiologi


71
menjadi otak tengah.

Gambar 1.2. Otak Tengah (Mesencephalon)


1.3. Otak Belakang (Rhombencephalon)
Otak belakang berkembang menjadi metencephalon dan
mielencephalon. Metencephalon berkembang menjadi cerebellum dan pons
varolli. Sedangkan mielencephalon berkembang menjadi medulla oblongata.

Gambar 1.3. Otak Belakang (Rhombencephalon)


1.3.1. Otak Kecil (Serebelum)
Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan
otot yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada
rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang
normal tidak mungkin dilaksanakan.
Terletak di bagian bawah dan belakang tengkorak dipisahkan
dengan cerebrum, diatas medula oblangata, Adapun fungsinya yaitu :
a. Pusat keseimbangan
b. Mengkoordinasi dan mengendalikan ketepatan gerakan otot
dengan baik
Menghantarkan impuls dari otot-otot bagian kiri dan kanan tubuh.

Mudul Anatomi Fisiologi


72
Gambar 1.3.1. Otak Kecil (Serebelum)
1.3.2. Sumsum Sambung (Medulla Oblongata)
Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari
medula spinalis menuju ke otak. Sumsum sambung juga memengaruhi
jembatan, refleks fisiologi seperti detak jantung, tekanan darah, volume
dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar
pencernaan. Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks
yang lain seperti bersin, batuk, dan berkedip.

Gambar 1.3.2. Sumsum Sambung (Medulla Oblongata)

1.3.3. Jembatan Varol (Pons Varoli)


Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak
kecil bagian kiri dan kanan, juga menghubungkan otak besar dan
sumsum tulang belakang.

Gambar 1.3.3. Jembatan Varol (Pons Varoli)

Mudul Anatomi Fisiologi


73
2. Sumsum Tulang Belakang (Medula Spinalis)
Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar
berwarna putih, sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna
kelabu. Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti
sayap yang terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut
tanduk ventral. Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang
belakang melalui tanduk dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum tulang
belakang melalui tanduk ventral menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat badan
sel saraf penghubung (asosiasi konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf
sensori dan akan menghantarkannya ke saraf motorik.
Sumsum tulang belakang adalah bagian SSP yang terletak di dalam canalis
cervikalis bersam ganglion radix pos yang terdapat pada setiap toramen
intervertebralis terletak berpasangan kiri dan kanan
Fungsi sumsum tulang belakang adalah :
a. Penghubung impuls dari dan ke otak
b. Memungkinkan jalan terpendek pada gerak refleks
c. Organ ini mengurus persyarafan tubuh,anggota badan dan bagian kepala.

Gambar 2. Sumsum Tulang Belakang (Medula Spinalis)

Sistem Limbik
Diantara pusat otak dan korteks terletak sistem limbik. Limbik berasal dari bahasa
latin yang berarti batas. Sistem limbik memungkinkan kita mengontrol insting atau naluri
kita. Konsultasi antara pusat otak bagian atas dengan sistem limbik sangat penting dalam
formulasi emosi. Sistem limbik dihubungkan dengan daerah korteks serebral yang terlibat
dalam pembelajaran kompleks, bernalar, dan personalitas.
Limbik perempuan lebih besar dari pada laki-laki, maka dari itu perempuan lebih
sensitif dalam hal berperasaan dibanding laki-laki karena semakin besar limbik seseorang,
maka semakin besar pula tingkat hubungan emosionalnya.

Mudul Anatomi Fisiologi


74
Gambar Sistem Limbik

Sistem limbik terdiri atas bagian diensafalon yaitu, Talamus, Hipothalamus,


Amigdala, dan Hippocampus.
1. Talamus
Talamus terdiri dari sejumlah pusat syaraf dan berfungsi sebagai pusat
penerimaan untuk sensor data dan sinyal-sinyal motorik.
Saluran neuron dari talamus ke neokorteks adalah saluran yang besar dan
panjang (jauh), kajian neurologi mendapati hadirnya gumpalan saluran neuron yang
lebih halus (kecil dan pendek) yang menghubungkan talamus ke wilayah amigdala.
Stimulus (mata, telinga dan pancaindra lainnya) → Otak → Talamus → Sinaps
Tunggal → Amigdala
Isyarat ini oleh amigdala memberi reaksi atau respon emosi. Isyarat ke dua dari
talamus di salurkan ke neokorteks untuk proses berfikir. Percabangan ini akan
menyebabkan Amigdala (emosi) akan bertindak lebih cepat sebelum Neokorteks
(sempat berfikir). Maka ini menjelaskan mengapa ada saatnya emosi bertindak lebih
cepat sebelum otak rasional sempat berfikir.
Ada sebuah hipotesis yang menyatakan bahwa talamus dapat membuat
gelombang untuk memblokade semua suara saat tubuh kita tertidur. Sekelompok tim
yang di pimpin oleh Dr. Jeffrey ellenbogen dari sekolah kesehatan Harvard, boston
meneliti tentang gelombang tidur yang di duga memblokir efek dari suara-suara dan
informasi sensor yang masuk ke otak saat tertidur di sebabkan oleh tubulus. Dr.
Jeffrey mengamati para sukarelawan setiap malamnya menggunakan sebuah alat
yang merekam aktivitas kelistrikan pada otak. Sukarelawan yang memiliki tingkat
gelombang tidur yang tinggi tidak terbangun karena suara suara bising saat malam
ke 2 dan ke 3, beberapa bahkan tidak menyadari bahwa ada suara2 yang
mengganggu saat mereka tertidur. Dr. Jeffrey berpendapat bahwa semua itu karena
talamus dapat membuat gelombang untuk memblokade semua suara saat
seseorang tertidur.

Mudul Anatomi Fisiologi


75
Gambar 1. Talamus
2. Hipothalamus
Hipotalamus adalah bagian dari otak yang terdiri dari sejumlah nukleus , tempat
neurosekresi yang mempengaruhi pengeluaran hormon pada hipofisis. Terletak di
dasar otak depan.
Hipotalamus juga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem limfatik
dan merupakan konektor sinyal dari berbagai bagian otak menuju ke korteks otak
besar yang mengatur bermacam-macam fungsi seperti suhu tubuh, pola tidur,
keseimbangan air, rasa lapar dan kenyang , rasa haus, emosi , dan tingkah laku
reproduktif.
Adapun fungsi hipotalamus yang lebih mendetail adalah sebagi berikut :
1. Dalam pengaturan suhu tubuh
2. Pengatur nutrisi
3. Pengaturan agar tetap sadar
4. Penumbuhan sifat agresif
5. Tempat sekresi hormone yang memengaruhi pengeluaran hormonepafa
kelenjar hipofisis
6. Pengaturan dalam gerak refleks
7. Fisiologi denyut jantung
8. Berperan dalam pernapas
9. Perlebaran dan penyempitan pembuluh darah
Hipotalamus terbagi atas :
1. Hipotalamus anterior merupakan pusat yang mengatur rasa haus , aktifitas
seksual yg di aktifasi oleh hormon seks , dan keringat yang disebabkan
panas
2. Hipotalamus posterior merupakan pusat yang mengatur ketika kita merasa
dingin dan mencium bau .
3. Hipotalamus lateral merupakan pusat yang mengatur rasa lapar , respon
ketika kita merasa takut atau berani. Di bagian hipotalamus inilah terdapat
banyak neuron yang berhubungan langsung dengan bagian inti sel
hipotalamus tengah.
4. Hipotalamus ventral berfungsi mensintesis beberapa hormon untuk dikirim ke
bagian tonjolan akson yang akan dilepaskan ke dalam darah dan
disampaikan di hipofisis anterior.
5. Hipotalamus Ventromedial merupakan pusat yang mengatur ketika kita
merasa kenyang.

Mudul Anatomi Fisiologi


76
Gambar 2. Hipotalamus
3. Amigdala
Amigdala berasal dari bahasa Latin Amigdalae yaitu sekelompok saraf yang
berbentuk seperti kacang almond. Berfungsi dalam pengolahan data sensorik dan
ingatan atas emosi. Tubuh akan bereaksi menggunakan amigdala sebagai pusat
emosi lebih cepat daripada tubuh menyadari apa yang dilakukannya. Emosi yang
ditangkap oleh amigdala akan dirasionalisasikan oleh salah satu komponen dari
system limbic yang lain yang dinamakan korteks prefrontal. Ketika amigdala
mengontrol emosi, korteks prefrontal mengendalikannya dalam proporsi seimbang.
Amigdala maupun Hipotalamus ( yang juga menerima sinyal dari amigdala )
memiliki fungsi ganda yang saling berlawanan, artinya perubahan yang akan
dihasilkan dari perangsangan ini dapat memicu kompoen pembentuk stres maupun
juga komponen pembentuk ketentraman jiwa. Komponen perilaku ini berada pada
nucleus-nukleus berbeda sehingga pemunculannya pun tergantung pada bagian
mana yang mengalami perangsangan. Jika emosi timbul, hal ini akan terjadi umpan
balik dimana rangsangan ini akan terjadi ppeningkatan keresahan sehingga situasi
panic yang akhirnya akan timbul. Karena rangsangan ini terjadi pengembalian
melalui hipotalamus ke system limbik kemudian ke korteks prefrontal. Di korteks
prefrontal akan terjadi peningkatan kadar katekolamin ( sekelompok hormone yang
memiliki gugus kotekol yang dikeluarkan oleh kelenjar adrenal dalam menanggapi
stress ( University of California, San Diego,Health Library ) ) sehingga membuat
orang yang sedang emosi tidak terkendali secara keseluruhan termasuk tidak
terkontrol dalam perbuatan.
Mekanisme kerjanya, amigdala memproses emosi secara langsung atau
melalui system limbil yang lain yang sinyalnya diberikan oleh amigdala. Untuk
komponen emosi yang kerjanya dijalarkan ke hipotalamus, maka yang menentukan
komponen emosi apa yang akan timbul ( senang atau kecewa, marah atau bahagia
serta komponen lain ) ditentukan oleh amigdala. Hipotalamus hanya sebagai tempat
pembentukan, tapi konsep atau pola emosi yang akan dibentuk sudah ditentukan
oleh amigdala meskipun hipotalamus sendiri dapat menghasilkan komponen prilaku
dengan menggunakan rangsangan listrik.
Dengan demikian, Amigdala berperan besar dalam memebentuk kepribadian
seseorang. Jika amigdala bekerja dengan baik, maka baik pula sistem yang lain.
Karena pengaruhnya sehingga menghasilkan kepribadian yang baik pula terhadap
seseorang.

Mudul Anatomi Fisiologi


77
Gambar 3. Amigdala
4. Hippocampus
Hippocampus berasal dari bahasa Yunani; hippo: kuda, kampos:monster laut.
Disebut kudalaut, dilihat dari bentuknya yang menyerupai kudalaut.
Hippocampus berfungsi sebagai kegiatan mengingat dan navigurasi ruangan.
hippocampus juga bertanggung jawab untuk menyimpan kenangan, biasanya bagian
ini akan mengalami atrophy rata-rata pada usia 55-60 tahun.
Psikolog dan ahli saraf umumnya sepakat bahwa hippocampus memiliki peran
penting dalam pembentukan kenangan baru tentang peristiwa yang dialami (memori
episodik atau otobiografi).
Kerusakan pada hippocampus tidak mempengaruhi beberapa tipe memori,
seperti kemampuan untuk belajar motor baru atau keterampilan kognitif (memainkan
alat musik, atau memecahkan teka-teki jenis tertentu, misalnya). Fakta ini
menunjukkan bahwa kemampuan tersebut tergantung pada jenis memori (memori
prosedural) dan wilayah otak yang berbeda. Lebih lanjut, pasien amnesic sering
menunjukkan "implisit" memori untuk pengalaman bahkan tanpa adanya
pengetahuan sadar. Dalam hippocampus, arus informasi sebagian besar searah,
dengan sinyal merambat melalui serangkaian lapisan sel padat, pertama ke dentate
gyrus, kemudian ke lapisan CA3, kemudian ke lapisan CA1, kemudian ke subiculum,
kemudian keluar dari hippocampus ke EC. Masing-masing lapisan juga mengandung
sirkuit intrinsik kompleks dan koneksi longitudinal yang luas.

Gambar 4. Hippocampus

Mudul Anatomi Fisiologi


78
Traktus Spinal
Substansi putih korda yang terdiri dari akson termielinisasi, dibagi menjadi funikulus
anterior,posterior dan lateral. Dalam funikulus terdapat fasiukulu atau traktus. Traktus
diberi nama sesuai dengan lokasi, asal dan tujuannya. C. Sistem Saraf Perifer
Sistem ini terdiri dari jaringan saraf yang berada di bagian luar otak dan medulla spinalis.
Sistem ini juga mencakup saraf cranial yang berasal dari otak ; saraf spinal, yang berasal
dari medulla spinalis dan ganglia serta reseptor sensorik yang berhubungan.

a. Saraf Kranial
12 pasang saraf cranial muncul dari berbagai bagian batang otak. Beberapa saraf
cranial hanya tersusun dari serabut sensorik, tetapi sebagaian besar tersusun dari
serabut sensorik dan serabut motorik.
1. SARAF OLFAKTORIUS ( CN I )
Merupakan saraf sensorik. Saraf ini berasal dari epithelium olfaktori mukosa nasal.
Berkas serabut sensorik mengarah ke bulbus olfaktori dan menjalar melalui traktus
olfaktori sampai ke ujung lobus temporal (girus olfaktori), tempat persepsi indera
penciuman berada.
2. SARAF OPTIK ( CN II )
Merupakan saraf sensorik. Impuls dari batang dan kerucut retina di bawa ke badan sel
akson yang membentuk saraf optic. Setiap saraf optic keluar dari bola mata pada bintik
buta dan masuk ke rongga cranial melaui foramen optic. Seluruh serabut memanjang
saat traktus optic, bersinapsis pada sisi lateral nuclei genikulasi thalamus dan menonjol
ke atas sampai ke area visual lobus oksipital untuk persepsi indera penglihatan.
3. SARAF OKULOMOTORIUS ( CN III )
Merupakan saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari saraf motorik. Neuron
motorik berasal dari otak tengah dan membawa impuls ke seluruh otot bola mata
(kecuali otot oblik superior dan rektus lateral), ke otot yang membuka kelopak mata dan
ke otot polos tertentu pada mata. Serabut sensorik membawa informasi indera otot
(kesadaran perioperatif) dari otot mata yang terinervasi ke otak.
4. SARAF TRAKLEAR ( CN IV )
Adalah saraf gabungan , tetapi sebagian besar terdiri dari saraf motorik dan merupakan
saraf terkecil dalam saraf cranial.
Neuron motorik berasal dari langit-langit otak tengah dan membawa impuls ke otot oblik
superior bola mata. Serabut sensorik dari spindle otot menyampaikan informasi indera
otot dari otot oblik superior ke otak.
5. SARAF TRIGEMINAL ( CN V )
Saraf cranial terbesar, merupakan saraf gabungan tetapi sebagian besar terdiri dari
saraf sensorik. Bagian ini membentuk saraf sensorik utama pada wajah dan rongga
nasal serta rongga oral. Neuron motorik berasal dari pons dan menginervasi otot
mastikasi kecuali otot buksinator.
Badan sel neuron sensorik terletak dalam ganglia trigeminal. Serabut ini bercabang ke
arah distal menjadi 3 divisi :
a) Cabang optalmik membawa informasi dari kelopak mata, bola mata, kelenjar air
mata, sisi hidung, rongga nasal dan kulit dahi serta kepala.
b) Cabang maksilar membawa informasi dari kulit wajah, rongga oral (gigi atas, gusi
dan bibir) dan palatum.
c) Cabang mandibular membawa informasi dari gigi bawah, gusi, bibir, kulit rahang
dan area temporal kulit kepala.
6. SARAF ABDUSEN ( CN VI )
Merupakan saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari saraf motorik. Neuron
motorik berasal dari sebuah nucleus pada pons yang menginervasi otot rektus lateral
mata. Serabut sensorik membawa pesan proprioseptif dari otot rektus lateral ke pons.
7. SARAF FASIAL ( CN VII )
Merupakan saraf gabungan. Meuron motorik terletak dalam nuclei pons. Neuron ini
menginervasi otot ekspresi wajah, termasuk kelenjar air mata dan kelenjar saliva.

Mudul Anatomi Fisiologi


79
Neuron sensorik membawa informasi dari reseptor pengecap pada dua pertiga bagian
anterior lidah.
8. SARAF VESTIBULOKOKLEARIS ( CN VIII )
Hanya terdiri dari saraf sensorik dan memiliki dua divisi.
Cabang koklear atau auditori menyampaikan informasi dari reseptor untuk indera
pendengaran dalam organ korti telinga dalam ke nuclei koklear pada medulla, ke
kolikuli inferior, ke bagian medial nuclei genikulasi pada thalamus dan kemudian ke
area auditori pada lobus temporal.
Cabang vestibular membawa informasi yang berkaitan dengan ekuilibrium dan
orientasi kepala terhadap ruang yang diterima dari reseptor sensorik pada telinga
dalam.
9. SARAF GLOSOFARINGEAL ( CN IX )
Merupakan saraf gabungan. Neuron motorik berawal dari medulla dan menginervasi
otot untuk wicara dan menelan serta kelenjar saliva parotid. Neuron sensorik
membawa informasi yang berkaitan dengan rasa dari sepertiga bagian posterior lidah
dan sensasi umum dari faring dan laring ; neuron ini juga membawa informasi
mengenai tekanan darah dari reseptor sensorik dalam pembuluh darah tertentu.
10. SARAF VAGUS ( CN X )
Merupakan saraf gabungan. Neuron motorik berasal dari dalam medulla dan
menginervasi hampir semua organ toraks dan abdomen. Neuron sensorik membawa
informasi dari faring, laring, trakea, esophagus, jantung dan visera abdomen ke
medulla dan pons.
11. SARAF AKSESORI SPINAL ( CN XI )
Merupakan saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari serabut motorik. Neuron
motorik berasal dari dua area : bagian cranial berawal dari medulla dan menginervasi
otot volunteer faring dan laring, bagian spinal muncul dari medulla spinalis serviks dan
menginervasi otot trapezius dan sternokleidomastoideus. Neuron sensorik membawa
informasi dari otot yang sama yang terinervasi oleh saraf motorik ; misalnya otot laring,
faring, trapezius dan otot sternokleidomastoid.
12. SARAF HIPOGLOSAL ( CN XII )
Termasuk saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari saraf motorik. Neuron
motorik berawal dari medulla dan mensuplai otot lidah. Neuron sensorik membawa
informasi dari spindel otot di lidah.

Mudul Anatomi Fisiologi


80
b. Saraf Spinal
31 pasang saraf spinal berawal dari korda melalui radiks dorsal (posterior) dan ventral
(anterior). Pada bagian distal radiks dorsal ganglion, dua radiks bergabung membentuk
satu saraf spinal. Semua saraf tersebut adalah saraf gabungan (motorik dan sensorik),
membawa informasi ke korda melalui neuron aferen dan meninggalkan korda melalui

Mudul Anatomi Fisiologi


81
neuron eferen.
Saraf spinal diberi nama dan angka sesuai dengan regia kolumna bertebra tempat
munculnya saraf tersebut.
♣ Saraf serviks ; 8 pasang, C1 – C8.
♣ Saraf toraks ; 12 pasang, T1 – T12.
♣ Saraf lumbal ; 5 pasang, L1 – L5.
♣ Saraf sacral ; 5 pasang, S1 – S5.
♣ Saraf koksigis, 1 pasang.
Setelah saraf spinal meninggalkan korda melalui foramen intervertebral, saraf kemudian
bercabang menjadi empat divisi yaitu : cabang meningeal, ramus dorsal, cabang ventral
dan cabang viseral.
Pleksus adalah jarring-jaring serabut saraf yang terbentuk dari ramus ventral seluruh saraf
spinal, kecuali TI dan TII yang merupakan awal saraf interkostal.

c. Sistem Saraf Otonom

SSO merupakan sistem motorik eferen visceral. Sistem ini menginervasi jantung; seluruh
otot polos, seperti pada pembuluh darah dan visera serta kelenjar-kelenjar. SSO tidak
memiliki input volunteer ; walaupun demikian, sistem ini dikendalikan oleh pusat dalam
hipotalamus, medulla dan korteks serebral serta pusat tambahan pada formasi reticular
batang otak.
Serabut aferen sensorik (visera) menyampaikan sensasi nyeri atau rasa kenyang dan
pesan-pesan yang berkaitan dengan frekwensi jantung, tekanan darah dan pernapasan,
yang di bawa ke SSP di sepanjang jalur yang sama dengan jalur serabut saraf motorik

Mudul Anatomi Fisiologi


82
viseral pada SSO.
Divisi SSO memiliki 2 divisi yaitu divisi simpatis dan divisi parasimpatis. Sebagian besar
organ yang diinervasi oleh SSO menerima inervasi ganda dari saraf yang berasal dari
kedua divisi. Divisi simpatis dan parasimpatis pada SSO secara anatomis berbeda dan
perannya antagonis.

DIVISI SIMPATIS / TORAKOLUMBAL


Memiliki satu neuron preganglionik pendek dan stu neuron postganglionic panjang. Badan
sel neuron preganglionik terletak pada tanduk lateral substansi abu-abu dalam segemen
toraks dan lumbal bagian atas medulla spinalis.

DIVISI PARA SIMPATIS / KRANIOSAKRAL


Memiliki neuron preganglionik panjang yang menjulur mendekati organ yang terinervasi
dan memiliki serabut postganglionic pendek. Badan sel neuron terletak dalam nuclei
batang otak dan keluar melalui CN III, VII, IX, X, dan saraf XI, juga dalam substansi abu-
abu lateral pada segmen sacral kedua, ketiga dan keempat medulla spinalis dan keluar
melalui radiks ventral.

NEUROTRANSMITER SSO
Asetilkolin dilepas oleh serabut preganglionik simpatis dan serabut preganglionik
parasimpatis yang disebut serabut kolinergik.
Norepinefrin dilepas oleh serabut post ganglionik simpatis, yang disebut serabut
adrenergic. Norepinefrin dan substansi yang berkaitan, epinefrin juga dilepas oleh medulla
adrenal.

Mudul Anatomi Fisiologi


83
KEGIATAN BELAJAR 5

DESKRIPSI MATERI KEGIATAN BELAJAR 5:


Materi kegiatan belajar ini berfokus pada konsep anatomi fisiologi membahas tentang
sistem penginderaan.

CAPAIAN PEMBELAJARAN KEGIATAN BELAJAR 5


emampuan akhir yang diharapkan setelah menempuh kegiatan belajar ini adalah
mahasiswa mampu menjelaskan struktur anatomi dan fungsi sistem integumen.

KRITERIA PENILAIAN KEGIATAN BELAJAR 5


Kriteria penilaian pada kegiatan belajar tahap ini adalah ketepatan penjelasan tentang :
1. Pengertian sistem panca indera
2. Menjelaskan mengapa reseptor berespon terhadap stimulus spesifik & bagaimana
reseptor mempengaruhi sensitifitasnya
3. Mengidentifikasi struktur pada mata & menjelaskan fungsinya
4. Menjelaskan bagaimana kita dapat membedakan warna & ketajaman penglihatan
5. Menjelaskan bagaimana stimulus cahaya menghasilkan impuls saraf dan jalur
persarafan visual sampai ke otak
6. Menjelaskan struktur eksternal & telinga tengah serta fungsinya
7. Menjelaskan bagain telinga dalam & peranannya dalam keseimbangan & pendengaran
8. Menjelaskan organ penghidu & jalur persarafan olfaktori sampai ke otak
9. Menjelaskan organ pengecap & jalur persarafan gustatori sampai di otak

PENDAHULUAN

Manusia membutuhkan informasi berupa rangsangan dari lingkungan luar sekitar


untuk dapat menjalani hidupnya dengan baik. Agar rangsangan yang berasal dari luar
tubuh dapat ditangkap dibutuhkan alat-alat tubuh tertentu yang bernama indera. Kelima
alat indera itu adalah mata, hidung, telinga atau kuping, kulit dan lidah.
Setiap orang normalnya memiliki lima atau panca indera yang berfungsi dengan baik
untuk menangkap rangsangan sehingga dapat memberikan respon sesuai dengan
keinginan atau sesuai dengan insting kita. Orang yang cacat indera masih bisa hidup
namun tidak akan bisa menikmati hidup layaknya manusia normal.

PENGERTIAN SISTEM PANCA INDERA


Panca Indera adalah organ-organ akhir yang dikhususkan untuk menerima jenis
rangsangan tertentu. Serabut saraf yang menanganinya merupakan alat perantara yang
membawa kesan rasa (sensori impression) dari organ indera menuju ke otak perasaan ini
ditafsirkan.
Beberapa kesan timbul dari luar seperti sentuhan , pengecapan, penglihatan,
penciuman dan suara. Ada kesan yang timbul dari dalam antara lain, lapar, haus, dan rasa
sakit. Dalam segala hal, serabut saraf sensorik dilengkapi dengan ujung akhir khusus
mengumpulkan rangsangan yang khas dimana setiap organ berhubungan. Sistem indera
memerlukan sistem saraf yang menghubungkan badan indera dengan sistem saraf pusat.
Organ indera adalah sel-sel tertentu yang dapat menerima stimulus dari lingkungan
maupun dari dalam badan sendiri untuk diteruskan sebagai implus saraf melalui serabut
saraf ke pusat susunan saraf. Setiap organ indera menerima stimulus, menghasilkan dan

Mudul Anatomi Fisiologi


84
mengirim impuls saraf, interpretasi dari pada semua organ indera dapat diklasifikasikan
menjadi dua yaitu, organ indera umum seperti reseptor raba tersebar di seluruh tubuh dan
organ indera khusus seperti putting pengecap penyebarannya terbatas pada lidah.

INDERA PENGLIHATAN (MATA)


Indera penglihatan yang terletak pada mata (organ visus) terdiri dari organ okuli
assesoria (alat bantu mata) dan oculus (bola mata). Saraf indera penglihatan, saraf optikus
urat saraf cranial kedua), timbul dari sel-sel ganglion dalam retina, bergabung untuk
membentuk saraf optikus.

1. Alis

Mudul Anatomi Fisiologi


85
Dua potong kulit tebal yang melengkung ditumbuhhi oleh bulu yang berfungsi
sebagai pelindung mata dari sinar matahari yang sangat tarik dan sebagai alat
kecantikan.
2. Kelopak Mata
Terdiri dari 2 bagian kelopak mata atas dan kelopak mata bawa, fungsinya adalah
sebagai pelindung mata sewaktu-waktu kalau ada gangguan pada mata (menutup
dan membuka mata).
c. Organ Okuli Assesoria (Alat pembantu mata),
terdapat disekitar bola mata yang sangat erat hubungannya dengan mata, terdiri
dari:
1. Kavum Orbita. Merupakan rongga mata yang bentunya seperti kerucut
dengan puncaknya mengarah ke depan dan ke dalam.
Dinding rongga mata dibentuk oleh tulang :
a) Os Frontalis.
b) Os Zigomatikum.
c) Os Stenoidal.
d) Os Etmoidal.
e) Os Palatum.
f) Os Lakrimal.
Rongga mata mempunyai beberapa celah yang menghubungkan rongga
mata dengan rongga otak, rongga hidung, rongga etmoidalis dan
sebagainya. Rongga bola mata ini berisi jaringan lemak, otot, fasia, saraf,
pembuluh darah dan apparatus lakrimalis.
2. Supersilium (alis mata).
Merupakan batas orbita dan potong kulit tebal yang melengkung, ditumbuhi
oleh bulu pendek yang berfungsi sebagai kosmetik atau alat kecantikan.
3. Palpebra (kelopak mata).
Merupakan 2 buah lipatan atas dan bawah kulti yang terletak didepan
bulbus okuli, kelopak mata atas lebih besar dari kelopak mata bawah.
Kelopak mata atas lebih mudah digerakkan yang terdiri dari muskulus
levator palpebra superior.Pada ujung kelopak mata terdapat silia (bulu
mata). Tarsus merupakan bagian dari kelopak yang berlipat-lipat.pada
kedua tarsus terdapat beberapa kelenjar, yaitu:
a) Kelenjar tarsalia.
b) Kelenjar sebasea.
c) Kelenjar keringat.
4. Apartus Lakrimalis (Air mata). Air mata dihasilkan oleh kelenjar lakrimalis
superior dan inferior, melalui duktus eksretorius lakrimalis masuk ke
dalamsakus konjungtiva, melalui bagian depan bola mata ke dalam kanalis
lakrimalis mengalir ke duktus nasokrimalis terus ke meatus nasalis inferior.
5. Muskulus okuli (Otot mata). Merupakan otot ekstrinsik mata yang terdiri dari
7 buah otot; 6 buah otot diantaranya melekat dengan os kavum orbitalis,
dan 1 buah mengangkat kelopak mata ke atas.
a) Muskulus levator palpebra superior inferior., fungsinya mengangkat
kelopak mata.
b) Muskulus orbikularis okuli otot lingkar mata, fungsinya untuk menuup
mata.
c) Muskulus rektus okuli inferior (otot di sekitar mata), fungsinya untuk
menutup mata.
d) Muskulus rektus okuli medial (otot di sekitar mata), fungsinya
menggerakkan mata dalam (bola mata).
e) Muskulus obliques okuli inferior, fungsinya menggerakkan bola mata ke
atas, ke bawah dan ke luar.
f) Muskulus obliques okuli superior, fungsinya memutar mata ke atas, ke
bawah dan ke luar.

Mudul Anatomi Fisiologi


86
Muskulus rektus okuli berorigo pada annulus tendineus komunis, yang
merupakan fibrosus yang menyelubungi nervus optikus.
Strabismus (juling) disebabkan tidak seimbangnya atau paralise
kelumpuhan fungsi dari salah satu otot mata.

d. Okulus (Mata)
Meliputi bola mata (bulbus okuli). Nervus optikus saraf otak II, merupakan saraf
otak yang menghubungkan bulbus okuli dengan otak dan merupakan bagian
penting dari organ visus.

1. Tunika okuli, terdiri dari:


a) Kornea.
Merupakan selaput yang tembus cahaya, melalui kornea kita dapat
melihat membran pupil dan iris. Penampang kornea lebih tebal dari sclera,

Mudul Anatomi Fisiologi


87
terdiri dari 5 lapisan epitel kornea, 2 lamina elastika anterior (bowmen), 3
substansi propia, 4 lamina elastika posterior dan 5 endotelium. Kornea
tidak mengandung pembuluh darah. Peralihan antara kornea ke sclera
disebut sclera corneal junction.
b) Sklera.
Merupakan lapisan fibrous yang elastik yang merupakan bagian dinding
luar bola mata dan, bagian depan sclera tertutup oleh kantong konjungtiva.
2. Tunika vaskulosa okuli. Merupakan lapisan tengah dan sangat peka akan
pembuluh dara. Lapisan ini menurut letaknya terbagi atas 3 bagian yaitu:
a) Koroid.
Merupakan selaput yng tipis dan lembab merupakan bagian belakang
tunika vaskulosa. Fungsinya memberikan nutrisi pada tunika.
b) Korpus siliaris.
Merupakan lapisan yang tebal terbentang mulai dari ora serata sampai
ke iris. Bentuk keseluruhan seperti cincin, korpus siliaris terdiri dari orbikulus
siliaris, korona siliaris dan muskulus siliaris terdapat pada bagian luar
korpus siliaris antara sclera dan korona siliaris.
Fungsinya untuk adanya akomodasi, pada proses melihat muskulus
siliaris harus berkontraksi.
c) Iris.
Merupakan bagian terdepan tunika vaskulosa okuli, berwarna karena
mengandung pigmen, berbentuk bulat seperti piring dengan penampang 12
mm, tebal ½ mm, di tengah terletak di bagian berlubang yang di sebut pupil.
Pupil berguna untuk mengatur cahaya yang masuk ke mata. Bagian belakang
dari ujung iris menempel pada lensa mata, sedangkan ujung pinggirnya
melanjut sampai ke korpus siliaris.
Pada iris terdapat 2 buah otot : Muskulus spinter pupila pada pinggir iris dan
muskulus dilatator pupila terdapat agak ke pangkal iris dan banyak
mengandung pembuluh darah dan sangat mudah terkena radang bisa menjalar
ke korpus siliaris.
3. Tunika nefrosa
Merupakan lapisan terdalam bola mata disebut retina, retina terbagi atas 3
bagian:
a) Pars Optika Retina, dimulai dari kutub belakang bola mata sampai di depan
khatulistiwa bola mata.
b) Pars Siliaris, merupakan lapisan yang dilapisi bagian dalam korpus siliar.
c) Pars Iridika melapisi bagian permukaan belakang iris.
Retina terdapat di bagian belakang berlanjut sampai ke nervus optikus,
secara histologist retina terdiri dari 10 lapisan, pembagian lapisannya:
a) Lapisan 1 lapisan berpigment
b) Lapisan 2, 4 dan sebagian 5 lapisan fotoreseptika.
c) Lapian 5 (sisa), 6,7,8,9, merupakan lapisan neuron.
d) Lapisan 3 dan 10 sebagai lapisan penunjang.

Pada daerah makula lutea, retina megalami penyederhanaan sesuai dengan


fungsinya untuk melihat jelas. Semua akson dari neuron ganglion berkumpul
pada bagian belakang dari optik disk (papilla). Optik disk disebut juga titik buta,
oleh karena cahaya yang jatuh didaerah ini memberikan kesan dapat melihat.
Bulbus okuli berisi tiga jenis cairan refracting media dan masing-masing cairan
mempunyai kekentlan yang berbeda.

1. Aques Humor. Cairan seperti limfe yang mengisi bagian depan mata, cairan ini
diperkirakan dihasilkan oleh prossesus siliaris kemudian masuk ke dalam
kamera okuli posterior, melalui celah fotana (sudut iris) masuk ke dalam
kamera okuli anterior.

Mudul Anatomi Fisiologi


88
2. Lensa Kristalina. Merupakan masa yang tembus cahaya berbentuk bikonkaf
terletak antara iris dan dan korpus vitrious yang sangat elastic. Kedua ujung
lensa ini diikat oleh ligamentum suspensorium, lensa ini terdiri dari 5 lapisan.
3. Korpus Vitrous. Merupakan cairan bening kental seperti agar, terletak antara
lensa dan retina, isinya merupakan 4/5 bagian dari pada bulbus okuli, sehingga
bola mata ini tidak kemps.

Kelenjar Air Mata

Lensa Dan Bagian Dalam Mata


Bola mata juga mengandung lensa yang terletak dibelakang pupil dan iris,
lensa berada ditempat tersebut karena dikelilingi oleh ligamentum
suspensorium.

Fungsi Mata
Sebagai indera penglihatan yang menerima rangsangan berkas-berkas cahaya pada
retina dengan perantaraan serabut-serabut nervus optikus, menghantarkan rangsangan ini
ke pusat penglihatan pada otk untuk ditafsirkan.
1. Fungsi refraksi mata
Bila cahaya yang jatuh di atas mata menimbulkn bayangan yang letaknya
difokuskan pada retina. Bayangan itu akan menembus dan diubh oleh lensa badan
aques dn vitrous, lens membiaskan cahaya dan memfokuskan bayangan pada retina
bersatu menangkap sebuah titik bayangan yang difokuskan.
2. Kelenjar air mata
Terdiri dari kelenjar majemuk yang terlihat pada sudut sebelah atas rongga orbita,
kelenjar itu mengeluarkan air mata dialirkan ke dalam kantong konjungtiva dari saluran
kelenjar lakrimalis, bila bola mata dikedipkan maka air mata akan menggenangi seluruh
permukaan bola mata, sebagian besar caira ini menguap sebagian lagi masuk ke
hidung melalui saluran lakrimalis.
FISIOLOGI PENGLIHATAN
Cahaya yang masuk kedalam bola mata melalui lubang pupil akan enempuh 4 media
refraksi yaitu cornea, humor aquous, lensa, dan vitreus sehingga setelah mengalami
4x pembiasan, bayangan dapat jatuh di retina.
MATA MYOP
Suatu mata dengan lensa terlalu cembung atau bola mata terlalu panjang. Mata jenis

Mudul Anatomi Fisiologi


89
ini dikoreksi dengan lensa cekung.
MATA HYPERMETROP
Mata dengan lensa terlalu pipih atau bola mata terlalu pendek. Mata jenis ini dikoreksi
dengan lensa cembung.
MATA ASTIGMAT
Mata dengan lengkungan permukaan kornea atau lensa yang tidak mulus. Bila
lengkung permukaan cornea tidak teratur disebut astigmat irregular dan sebaiknya
dikoreksi dengan contact lensa
MATA PRESBIOP
Suatu keadaan diman lensa kehilangan elestisitetnya karenabertambahnya usia,
dengan demikian lensa tidak dapat berkurang dapat berakomodasi lagi.

Hipermetropi

STIMULUS RESEPTOR CAHAYA DAN PENGLIHATAN WARNA


Bayangan benda yang jatuh pada retina akan merangsang rod atau cone kemudian
melalui serangkaian reaksi timbul impuls pada sel ganglion.
ADAPTASI TERANG GELAP
Bila seseorang berada ditempat yang terang untuk suatu waktu, sebagian besar
rhodopsin akan terurai walaupun sebagian iodopsin akan segera diresintesis kembali.
Dan tidak akan meras silau, hal ini merupakan adaptas terang. Sekarang masuk ke
dareh gelap, maka mula-mula kita tidak melihat apa-apa. Hal ini dinamakan adaptasi
gelap.
PENGLIHATA N DENGAN DUA MATA
Kita selalu melihat dengan dua mata . bayangan benda jatuh bitu di retina mata kanan
dan kiri pada titik-titik yang selars dan titik-titik dari impuls diserasikan menjadi suatu
bayangan.

INDERA PENDENGAR (AUDITORY APHARTUS)


Merupakan salah satu alat panca indera untuk mendengar.

Mudul Anatomi Fisiologi


90
Anatomi telinga terdiri dari:
1) Telinga Bagian Luar (Auris Eksterna)
a) Aurikula (daun telinga), menampung gelombang suara datang dari luar masuk
kedalam tellinga.
b) Meatus Akustikus eksterna (liang telinga).
Saluran penghubung aurikula dengan membran timpani panjangnya ±2,5 cm
terdiri dari tulang rawan dan tulang keras, saluran ini mengandung rambut,
kelenjar sebasea dan kelenjar keringat, khususnya menghasilkan sekret-sekret
berbentuk serum.
c) Membran Timpani.
Antara telinga luar dan telinga tengah terdapat selaput gendang telinga yang
disebut membran timpani.

Mudul Anatomi Fisiologi


91
2) Telinga Bagian Tengah (Auris Media)
1. Kavum Timpani.
Rongga di dalam tulang temporalis terdapat 3 buah tulang pendengaran yang
terdiri dari maleus, inkus dan stapes yang melekat pada bagian dalam
membran timpani dan bagian dasar tulang stapes membuka pada fenestra
ovalis.
2. Antrum Timpani
Merupakan rongga tidak teratur yang agak luas terletak dibagian bawah
samping dari kavum timpani. Antrum timpani dilapisi oleh mukosa merupakan
lanjutan dari lapisan mukosa kavum timpani, rongga ini berhubungan dengan
beberapa rongga kecil yang disebut sellula mastoid yang terdapat dibelakang
bawah antrum didalam tulang temporalis. Dan adanya hubungan ini dapat
mengakibatkan menjalarnya proses radang.
3. Tuba Auditiva Eustaki
Saluran tulang rawan yang panjangnya ±3,7 cm berjalan miring kebawah agak
kedepan, dilapisi oleh lapisan mukosa

3) Telinga Bagian Dalam (Auris Interna)


Terletak pada bagian tulang keras pilrus temporalis, terdapat reseptor
pendengaran dan alat pendengar ini disebut labirin.

Mudul Anatomi Fisiologi


92
1. Labirintus Osseous
Serangkaian saluran bawah dikelilingi oleh cairan dinamakan perilimfe.
(1) Vestibulum
Bagian tengah labirintus osseous pada vestibulum ini membuka fenestra
ovale dan fenestra rotundum dan pada bagian belakang atas menerima
muara kanalis semisirkularis.
(2) Koklea
Koklea berbentuk seperti rimah siput, pada koklea ini ada 3 pintu yang
menghubungkan koklea dengan vestibulum, kavum timpani dan dengan
kanalis koklearis.
(3) Kanalis semi sirkularis
Merupakan saluran setegah lingkaran yang terdiri dari 3 saluran, yang
satu dengan yang lainnya membentuk sudut 90°. Kanalis semi sirkularis
superior, kanalis sirkularis posterior, dan kanalis semi sirkularis lateralis.

2. Labirintus Membranosus
(1) Utrikulus
Bentuknya seperti kantong lonjong dan agak gepeng terpaut pada
tempatnya oleh jaringan ikat, disini terdapat saraf (nervus akustikus) pada
bagian depan dan sampingnya ada daerah yang lonjong disebut makula
akustika utrikulo.
Pada dinding belakang utrikulus ada muara dari duktus semi sirkularis
dan pada dinding depannya ada tabung halus disebut utrikulosa sirkularis,
saluran yang menghubungkan utrikulus dengan sakulus.
(2) Sakulus
Bentuknya agak lonjong lebih kecil dari utrikulus, terletak pada bagian
depan dan bawah vestibulum dan terpaut erat oleh jaringan ikat, dimana
terdapat nervus akustikus. Pada bagian depan sakulus ditemukan
serabut-serabut halus cabang nervus akustikus berakhir pada makula
akustika sakuli. Pada permukaan bawah sakulus ada duktus reunien yang
menghubungkan sakulus dengan duktus koklearis, dibagian sudut
sakulus ada saluran halus disebut duktus endo limfatikus berjalan melalui
aquaduktus vestibularis menuju permukaan permukaan bagian bawah
tulang temporalis berakhir sebagai kantong buntu disebut sakus endo

Mudul Anatomi Fisiologi


93
limfatikus, yang terletak tepat di lapisan otak duramater.
(3) Duktus semi sirkularis
Ada tiga tabung selaput semi sirkularis yang berjalan dalam kanalis semi
sirkularis (superior, posterior dan lateralis). Penampangnya kira-kira
sepertiga penampang kanalis semi sirkularis. Bagian duktus yang
melebar disebut ampula selaput, setiap ampula mengandung satu celah
sulkus ampularis merupakan tempat-tempat masuknya cabang ampula
nervus akustikus, sebelah dalam ada krista ampularis yang terlihat
menonjol kedalam yang menerima ujung-ujung saraf.
(4) Duktus Koklearis
Merupakan saluran yang bentuknya agak segitiga seolah-olah membuat
batas pada koklea timpani, atap duktus koklearis terdapat membran
vestibularis pada alasnya terdapat membran basilaris. Duktus koklearis
mulai dari kantong buntu (seikum vestibular) dan berakhir tepat
diseberang kanalis lamina spiralis pada kantong buntu (seikum
ampulare). Pada membran basilaris di temukan organ korti sepanjang
duktus koklearis yang merupakan hering sense organ.

Proses pendengaran
Ditimbulkan oleh getaran atmosfer yang dikenal sebagai gelombang suara dimana
kecepatan dan volumenya berbeda-beda. Gelombang suara bergerak melalui rongga
telinga luar (auris eksterna) yang menyebabkan membran timpani bergetar , getar-getaran
tersebut diteruskan menuju inkus dan stapes melalui maleus yang terkait pada membran
itu.Karena getaran yang timbul pada setiap tulang itu sendiri maka tulang akan
memperbesar getaran yang kemudian disalurkan ke fenestra vestibuler menuju perilimfe.
Getaran perilimfe dialihkan melalui membran menuju edolimfe dalam saluran koklea dan
rangsangan mencapai ujung-ujung akhir saraf dalam organ korti selanjutnya dihantarkan
menuju otak. Perasaan pendengaran ditafsirkan otak sebagai suara yang enak atau tidak
enak, gelombang suara menimbulkan bunyi.
1. Tingkatan suara biasa 80-90 desible
2. Tingkatan maksimum kegaduhan 130 desible
Bagi orang secara terus-menerus menghadapi kegaduhan seperti di pabrik diberikan
perlengkapan pelindung telinga.

Mudul Anatomi Fisiologi


94
Keseimbangan
Nervus yang terbesar dalam kanalis semi sirkularis menghantarkan impuls-impuls
menuju otak. Impuls-impuls ini dibangkitkan dalam kanal-kanal tadi, karena adanya
perubahan kedudukan cairan dalam kanal atau saluran-saluran itu. Hal ini mempunyai
hubungan erat dengan kesadaran kedudukan kepala terhadap badan. Apabila seseorang
didorong kesalah satu sisi maka badannya cenderung miring ke arah lain (berlawanan
dengan arah badan yang didorong) guna mempertahankan keseimbangan, berat badan
diatur, posisi badan dipetahankan sehingga jatuhnya badan dapat dipertahankan.
Perubahan kedudukan cairan dalam saluran semi sirkuler inilah yang merangsang impuls,
respon badan berupa gerak reflek, guna memindahkan berat badan serta
mempertahankan keseimbangan.

Saraf Pendengar
Nervus auditori mengumpulkan sensibiltitas dan bagi vestibuler rongga telinga dalam
yang mempunyai hubungan dengan keseimbangan. Serabut saraf ini bergerak menuju
nukleus vestibularis yang berada pada titik pertemuan antara pons dan medula oblongata
terus bergerak menuju serebelum.
Bagian koklearis pada nervus auditori saraf pendengar yang sebenarnya, serabut
saraf dipancarkan kesebuah nukleus khusus yangn berada dibelakang tamalus,
dipancarkan menuju korteks otak yang terletak pada bagian temporalis.

INDERA PENCIUM (HIDUNG)


Alat pencium terdapat dalam rongga dari ujung saraf otak nervus olfaktorius,
serabut saraf ini timbul pada bagian atas selaput lendir hidung dikenal dengan olfaktori.
Nervus olfaktorius dilapisi oleh sel-sel yang sangat khusus yang mengeluarkan fibril-fibril
yang sangat halus terjalin dengan serabut-serabut dari bulbus olfaktorius yang merupakan
otak terkecil, saraf olfaktorius terletak di atas lempeng tulang etmoidalis.

Hidung merupakan organ penting yang seharusnya mendapat perhatian lebih dari
biasanya dan hidung merupakan salah satu organ pelindung tubuh terhadap lingkungan
yang tidak menguntungkan. Hidung terdiri atas hidung luar dan hidung dalam. Hidung luar
menonjol pada garis tengah diantara pipi dengan bibir atas, struktur hidung luar dapat
dibedakan atas tiga bagian yaitu: paling atas kubah tulang yang tak dapat digerakkan,

Mudul Anatomi Fisiologi


95
dibawahnya terdapat kubah kartilago yang sedikit dapat digerakkan dan yang paling bawah
adalah lobolus hidung yang mudah digerakkan.
Bagian puncak hidung biasanya disebut apeks. Agak keatas dan belakang dari
apeks disebut batang hidung (dorsum nasi), yang berlanjut sampai kepangkal hidung dan
menyatu dengan dahi. Yang disebut kolumela membranosa mulai dari apeks, yaitu
diposterior bagian tengah pinggir dan terletak sebelah distal dari kartilago septum. Titik
pertemuan kolumela dengan bibir atas dikenal sebagai dasar hidung. Disini bagian bibir
atas membentuk cekungan dangkal memanjang dari atas kebawah yang disebut filtrum.
Sebelah menyebelah kolumela adalah nares anterior atau nostril(Lubang hidung)kanan
dan kiri, sebelah latero-superior dibatasi oleh ala nasi dan sebelah inferior oleh dasar
hidung.
Hidung luar dibentuk oleh kerangka tulang dan tulang rawan yang dilapisi oleh kulit,
jaringan ikat dan beberapa otot kecil yang berfungsi untuk melebarkan atau menyempitkan
lubang hidung. Bahagian hidung dalam terdiri atas struktur yang membentang dari os
internum disebelah anterior hingga koana di posterior, yang memisahkan rongga hidung
dari nasofaring. Rongga hidung atau kavum nasi berbentuk terowongan dari depan
kebelakang, dipisahkan oleh septum nasi dibagian tengahnya menjadi kavum nasi kanan
dan kiri. Pintu atau lubang masuk kavum nasi bagian depan disebut nares anterior dan
lubang belakang disebut nares posterior (koana)yang menghubungkan kavum nasi dengan
nasofaring.
Bagian dari kavum nasi yang letaknya sesuai ala nasi, tepat dibelakang nares
anterior, disebut dengan vestibulum.Vestibulum ini dilapisi oleh kulit yang banyak kelenjar
sebasea dan rambut-rambut panjang yang disebut dengan vibrise.
Tiap kavum nasi mempunyai 4 buah dinding yaitu dinding medial, lateral, inferior
dan superior. Dinding medial hidung ialah septum nasi. Septum nasi ini dibentuk oleh
tulang dan tulang rawan, dinding lateral terdapat konkha superior, konkha media dan
konkha inferior. Yang terbesar dan letaknya paling bawah ialah konkha inferior, kemudian
yang lebih kecil adalah konka media, yang lebih kecil lagi konka superior, sedangkan yang
terkecil ialah konka suprema dan konka suprema biasanya rudimenter. Konka inferior
merupakan tulang tersendiri yang melekat pada os maksila dan labirin etmoid, sedangkan
konka media, superior dan suprema merupakan bagian dari labirin etmoid. Celah antara
konka inferior dengan dasar hidung dinamakan meatus inferior, berikutnya celah antara
konkha media dan inferior disebut meatus media dan sebelah atas konkha media disebut
meatus superior.
Meatus medius merupakan salah satu celah yang penting dan merupakan celah
yang lebih luas dibandingkan dengan meatus superior. Disini terdapat muara dari sinus
maksilla, sinus frontal dan bahagian anterior sinus etmoid. Dibalik bagian anterior konka
media yang letaknya menggantung, pada dinding lateral terdapat celah yang berbentuk
bulat sabit yang dikenal sebagai infundibulum. Ada suatu muara atau fisura yang berbentuk
bulan sabit menghubungkan meatus medius dengan infundibulum yang dinamakan hiatus
semilunaris. Dinding inferior dan medial infundibulum membentuk tonjolan yang berbentuk
seperti laci dan dikenal sebagai prosesus unsinatus.
Di bagian atap dan lateral dari rongga hidung terdapat sinus yang terdiri atas sinus
maksilla, etmoid, frontalis dan sphenoid. Dan sinus maksilla merupakan sinus paranasal
terbesar diantara lainnya, yang berbentuk pyramid iregular dengan dasarnya menghadap
ke fossa nasalis dan puncaknya kearah apek prosesus zigomatikus os maksilla.
Dasar cavum nasi dibentuk oleh os frontale da os palatinus sedangkan atap cavum
nasi adalah celah sempit yang dibentuk oleh os frontale dan os sphenoidale. Membrana
mukosa olfaktorius, pada bagian atap dan bagian cavum nasi yang berdekatan,
mengandung sel saraf khusus yang mendeteksi bau. Dari sel-sel ini serat saraf melewati
lamina cribriformis os frontale dan kedalam bulbus olfaktorius nervus cranialis I olfaktorius.

Perdarahan hidung
Secara garis besar perdarahan hidung berasal dari 3 sumber utama yaitu:
1. Arteri Etmoidalis anterior
2. Arteri Etmoidalis posterior cabang dari arteri oftalmika

Mudul Anatomi Fisiologi


96
3. Arteri Sfenopalatina, cabang terminal arteri maksilaris interna yang berasal dari arteri
karotis eksterna.

Gambar 2.8 : Sistem Vaskularisasi Hidung


Bagian bawah rongga hidung mendapat pendarahan dari cabang arteri maksilaris
interna, diantaranya ialah ujung arteri palatina mayor dan arteri sfenopalatina yang keluar
dari foramen sfenopalatina bersama nervus sfenopalatina dan memasuki rongga hidung
dibelakang ujung posterior konka media. Bagian depan hidung mendapat pendarahan dari
cabang-cabang arteri fasialis.
Pada bagian depan septum terdapat anastomosis dari cabang-cabang arteri
sfenopalatina, arteri etmoid anterior, arteri labialis superior dan arteri palatina mayor, yang
disebut pleksus kieesselbach (little’s area). Pleksus Kiesselbach letaknya superfisialis dan
mudah cedera oleh truma, sehingga sering menjadi sumber epistaksis.
Vena-vena hidung mempunyai nama yang sama dan berjalan berdampingan
dengan arterinya. Vena divestibulum dan struktur luar hidung bermuara ke vena oftalmika
yang berhubungan dengan sinus kavernesus.

Persyarafan hidung

Gambar 2.9 :Persarafan Hidung


Bagian depan dan atas rongga hidung mendapat persarafan sensoris dari nervus
etmoidalis anterior, yang merupakan cabang dari nervus nasosiliaris, yang berasal dari
nervus oftalmikus. Saraf sensoris untuk hidung terutama berasal dari cabang oftalmikus
dan cabang maksilaris nervus trigeminus. Cabang pertama nervus trigeminus yaitu nervus
oftalmikus memberikan cabang nervus nasosiliaris yang kemudian bercabang lagi menjadi

Mudul Anatomi Fisiologi


97
nervus etmoidalis anterior dan etmoidalis posterior dan nervus infratroklearis. Nervus
etmoidalis anterior berjalan melewati lamina kribrosa bagian anterior dan memasuki hidung
bersama arteri etmoidalis anterior melalui foramen etmoidalis anterior, dan disini terbagi
lagi menjadi cabang nasalis internus medial dan lateral. Rongga hidung lainnya, sebagian
besar mendapat persarafan sensoris dari nervus maksila melalui ganglion sfenopalatinum.
Ganglion sfenopalatina, selain memberi persarafan sensoris, juga memberikan persarafan
vasomotor atau otonom untuk mukosa hidung. Ganglion ini menerima serabut serabut
sensorid dari nervus maksila.Serabut parasimpatis dari nervus petrosus profundus.
Ganglion sfenopalatinum terletak dibelakang dan sedikit diatas ujung posterior konkha
media.
Nervus Olfaktorius turun melalui lamina kribosa dari permukaan bawah bulbus
olfaktorius dan kemudian berakhir pada sel-sel reseptor penghidupada mukosa olfaktorius
di daerah sepertiga atas hidung.

Fisiologi hidung
Hidung berfungsi sebagai indra penghidu , menyiapkan udara inhalasi agar dapat
digunakan paru serta fungsi filtrasi. Sebagai fungsi penghidu, hidung memiliki epitel
olfaktorius berlapis semu yang berwarna kecoklatan yang mempunyai tiga macam sel-sel
syaraf yaitu sel penunjang, sel basal dan sel olfaktorius. Fungsi filtrasi, memanaskan dan
melembabkan udara inspirasi akan melindungi saluran napas dibawahnya dari kerusakan.
Partikel yang besarnya 5-6 mikrometer atau lebih, 85 % -90% disaring didalam hidung
dengan bantuan TMS. Fungsi hidung terbagi atas beberapa fungsi utama yaitu (1)Sebagai
jalan nafas, (2) Alat pengatur kondisi udara, (3) Penyaring udara, (4) Sebagai indra
penghidu, (5) Untuk resonansi suara, (6) Turut membantuproses bicara,(7) Reflek nasal.

Sistem Mukosiliar
Histologi mukosa
Luas permukaan kavum nasi kurang lebih 150 cm2 dan total volumenya sekitar 15
ml. Sebagian besar dilapisi oleh mukosa respiratorius.Secara histologis, mukosa hidung
terdiri dari palut lendir (mucous blanket), epitel kolumnar berlapis semu bersilia, membrana
basalis, lamina propria yang terdiri dari lapisan subepitelial, lapisan media dan lapisan
kelenjar profunda.

Gambar2.10 :gambaranhistologimukosahidung
Epitel
Epitel mukosa hidung terdiri dari beberapa jenis, yaitu epitel skuamous kompleks
pada vestibulum, epitel transisional terletak tepat di belakang vestibulum dan epitel
kolumnar berlapis semu bersilia pada sebagian mukosa respiratorius. Epitel kolumnar
sebagian besar memiliki silia. Sel-sel bersilia ini memiliki banyak mitokondria yang
sebagian besar berkelompok pada bagian apeks sel. Mitokondria ini merupakan sumber
energi utama sel yang diperlukan untuk kerja silia. Sel goblet merupakan kelenjar uniseluler
yang menghasilkan mukus, sedangkan sel basal merupakan sel primitif yang merupakan

Mudul Anatomi Fisiologi


98
sel bakal dari epitel dan sel goblet. Sel goblet atau kelenjar mukus merupakan sel tunggal,
menghasilkan protein polisakarida yang membentuk lendir dalam air. Distribusi dan
kepadatan sel goblet tertinggi di daerah konka inferior sebanyak 11.000 sel/mm2 dan
terendah di septum nasi sebanyak 5700 sel/mm2. Sel basal tidak pernah mencapai
permukaan. Sel kolumnar pada lapisan epitel ini tidak semuanya memiliki silia.
Kavum nasi bagian anterior pada tepi bawah konka inferior 1 cm dari tepi depan
memperlihatkan sedikit silia (10%) dari total permukaan. Lebih kebelakang epitel bersilia
menutupi 2/3 posterior kavum nasi.
Silia merupakan struktur yang menonjol dari permukaan sel. Bentuknya panjang,
dibungkus oleh membran sel dan bersifat mobile. Jumlah silia dapat mencapai 200 buah
pada tiap sel. Panjangnya antara 2-6 μm dengan diameter 0,3 μm. Struktur silia terbentuk
dari dua mikrotubulus sentral tunggal yang dikelilingi sembilan pasang mikrotubulus luar.
Masing-masing mikrotubulus dihubungkan satu sama lain oleh bahan elastis yang disebut
neksin dan jari-jari radial. Tiap silia tertanam pada badan basal yang letaknya tepat
dibawah permukaan sel.
Pola gerakan silia yaitu gerakan cepat dan tiba-tiba ke salah satu arah (active
stroke) dengan ujungnya menyentuh lapisan mukoid sehingga menggerakan lapisan ini..
Kemudian silia bergerak kembali lebih lambat dengan ujung tidak mencapai lapisan tadi
(recovery stroke). Perbandingan durasi geraknya kira-kira 1 : 3. Dengan demikian gerakan
silia seolah-olah menyerupai ayunan tangan seorang perenang. Silia ini tidak bergerak
secara serentak, tetapi berurutan seperti efek domino (metachronical waves) pada satu
area arahnya sama.
Gerak silia terjadi karena mikrotubulus saling meluncur satu sama lainnya. Sumber
energinya ATP yang berasal dari mitokondria. ATP berasal dari pemecahan ADP oleh
ATPase. ATP berada di lengan dinein yang menghubungkan mikrotubulus dalam
pasangannya. Sedangkan antarapasangan yang satu dengan yang lain dihubungkan
dengan bahan elastis yang diduga neksin.
Mikrovilia merupakan penonjolan dengan panjang maksimal 2 μm dan diameternya
0,1 μm atau 1/3 diameter silia. Mikrovilia tidak bergerak seperti silia. Semua epitel kolumnar
bersilia atau tidak bersilia memiliki mikrovilia pada permukaannya. Jumlahnya mencapai
300-400 buah tiap sel. Tiap sel panjangnya sama. Mikrovilia bukan merupakan bakal silia.
Mikrovilia merupakan perluasan membran sel, yang menambah luas permukaan sel.
Mikrovilia ini membantu pertukaran cairan dan elektrolit dari dan ke dalam sel epitel.
Dengan demikian mencegah kekeringan permukaaan sel, sehingga menjaga kelembaban
yang lebih baik dibanding dengan sel epitel gepeng.
2.2.3.3. Palut lendir
Palut lendir merupakan lembaran yang tipis, lengket dan liat, merupakan bahan
yang disekresikan oleh sel goblet, kelenjar seromukus dan kelenjar lakrimal. Terdiri dari
dua lapisan yaitu lapisan yang menyelimuti batang silia dan mikrovili (sol layer) yang
disebut lapisan perisiliar. Lapisan ini lebih tipis dan kurang lengket. Kedua adalah lapisan
superfisial yang lebih kental (gel layer) yang ditembus oleh batang silia bila sedang tegak
sepenuhnya. Lapisan superfisial ini merupakan gumpalan lendir yang tidak
berkesinambungan yang menumpang pada cairan perisiliar dibawahnya.
Cairan perisiliar mengandung glikoprotein mukus, protein serum, protein sekresi
dengan berat molekul rendah. Lapisan ini sangat berperanan penting pada gerakan silia,
karena sebagian besar batang silia berada dalam lapisan ini, sedangkan denyutan silia
terjadi di dalam cairan ini. Lapisan superfisial yang lebih tebal utamanya mengandung
mukus. Diduga mukoglikoprotein ini yang menangkap partikel terinhalasi dan dikeluarkan
oleh gerakan mukosiliar, menelan dan bersin. Lapisan ini juga berfungsi sebagai pelindung
pada temperatur dingin, kelembaban rendah, gas atau aerosol yang terinhalasi serta
menginaktifkan virus yang terperangkap.
Kedalaman cairan perisiliar sangat penting untuk mengatur interaksi antara silia
dan palut lendir, serta sangat menentukan pengaturan transportasi mukosiliar. Pada
lapisan perisiliar yang dangkal, maka lapisan superfisial yang pekat akan masuk ke dalam
ruang perisiliar. Sebaliknya pada keadaan peningkatan perisiliar, maka ujung silia tidak
akan mencapai lapisan superfiasial yang dapat mengakibatkan kekuatan aktivitas silia

Mudul Anatomi Fisiologi


99
terbatas atau terhenti sama sekali.

Membrana basalis
Membrana basalis terdiri atas lapisan tipis membran rangkap dibawah epitel. Di
bawah lapisan rangkap ini terdapat lapisan yang lebih tebal yang terdiri dari atas kolagen
dan fibril retikulin.
Lamina propria
Lamina propria merupakan lapisan dibawah membrana basalis. Lapisan ini dibagi
atas empat bagian yaitu lapisan subepitelial yang kaya akan sel, lapisan kelenjar
superfisial, lapisan media yang banyak sinusoid kavernosus dan lapisan kelenjar
profundus. Lamina propria ini terdiri dari sel jaringan ikat, serabut jaringan ikat, substansi
dasar, kelenjar, pembuluh darah dan saraf.
Mukosa pada sinus paranasal merupakan lanjutan dari mukosa hidung. Mukosanya
lebih tipis dan kelenjarnya lebih sedikit. Epitel toraknya berlapis semu bersilia, bertumpu
pada membran basal yang tipis dan lamina propria yang melekat erat dengan periosteum
dibawahnya. Silia lebih banyak dekat ostium, gerakannya akan mengalirkan lendir ke arah
hidung melalui ostium masing-masing. Diantara semua sinus paranasal, maka sinus
maksila mempunyai kepadatan sel goblet yang paling tinggi.

Transportasi mukosiliar
Transportasi mukosiliar hidung adalah suatu mekanisme mukosa hidung untuk
membersihkan dirinya dengan mengangkut partikel-partikel asing yang terperangkap pada
palut lendir ke arah nasofaring. Merupakan fungsi pertahanan lokal pada mukosa hidung.
Transportasi mukosiliar disebut juga clearance mukosiliar.
Transportasi mukosiliar terdiri dari dua sistem yang merupakan gabungan dari
lapisan mukosa dan epitel yang bekerja secara simultan. Sistem ini tergantung dari
gerakan aktif silia yang mendorong gumpalan mukus. Lapisan mukosa mengandung enzim
lisozim (muramidase), dimana enzim ini dapat merusak beberapa bakteri. Enzim tersebut
sangat mirip dengan imunoglobulin A (Ig A), dengan ditambah beberapa zat imunologik
yang berasal dari sekresi sel. Imunoglobulin G (Ig G) dan interferon dapat juga ditemukan
pada sekret hidung sewaktu serangan akut infeksi virus. Ujung silia tersebut dalam
keadaan tegak dan masuk menembus gumpalan mukus kemudian menggerakkannya ke
arah posterior bersama materi asing yang terperangkap didalamnya ke arah faring. Cairan
perisilia dibawahnya akan dialirkan ke arah posterior oleh aktivitas silia, tetapi
mekanismenya belum diketahui secara pasti. Transportasi mukosilia yang bergerak secara
aktif ini sangat penting untuk kesehatan tubuh. Bila sistem ini tidak bekerja secara
sempurna maka materi yang terperangkap oleh palut lendir akan menembus mukosa dan
menimbulkan penyakit.
Karena pergerakan silia lebih aktif pada meatus media dan inferior maka gerakan
mukus dalam hidung umumnya ke belakang, silia cenderung akan menarik lapisan mukus
dari meatus komunis ke dalam celah-celah ini. Sedangkan arah gerakan silia pada sinus
seperti spiral, dimulai dari tempat yang jauh dari ostium. Kecepatan gerakan silia
bertambah secara progresifsaat mencapai ostium, dan pada daerah ostium silia tersebut
berputar dengan kecepatan 15 hingga 20 mm/menit.
Kecepatan gerakan mukus oleh kerja silia berbeda di berbagai bagian hidung. Pada
segmen hidung anterior kecepatan gerakan silianya mungkin hanya 1/6 segmen posterior,
sekitar 1 hingga 20 mm/menit.
Pada dinding lateral rongga hidung sekret dari sinus maksila akan bergabung
dengan sekret yang berasal dari sinus frontal dan etmoid anterior di dekat infundibulum
etmoid, kemudian melalui anteroinferior orifisium tuba eustachius akan dialirkan ke arah
nasofaring. Sekret yang berasal dari sinus etmoid posterior dan sfenoid akan bergabung
di resesus sfenoetmoid, kemudian melalui posteroinferior orifisium tuba eustachius menuju
nasofaring. Dari rongga nasofaring mukus turun kebawah oleh gerakan menelan.

Pemeriksaan fungsi mukosiliar


Fungsi pembersih mukosiliar atau transportasi mukosiliar dapat diperiksa dengan

Mudul Anatomi Fisiologi


100
menggunakan partikel, baik yang larut maupun tidak larut dalam air. Zat yang bisa larut
seperti sakarin, obat topikal, atau gas inhalasi, sedangkan yang tidak larut adalah lamp
black, colloid sulfur, 600-um alluminium disc atau substansi radioaktif seperti human serum
albumin, teflon, bismuth trioxide.
Sebagai pengganti partikel dapat digunakan sakarin yang disebut uji sakarin. Uji ini
telah dilakukan oleh Anderson dan kawan pada tahun 1974dan sampai sekarang banyak
dipakai untuk pemeriksaan rutin. Uji sakarin cukup ideal untuk penggunaan di klinik.
Penderita di periksa dalam kondisi standar dan diminta untuk tidak menghirup, makan atau
minum, batuk dan bersin. Penderita duduk dengan posisi kepala fleksi 10 derajat.
Setengah mm sakarin diletakkan 1 cm di belakang batas anterior konka inferior, kemudian
penderita diminta untuk menelan secara periodik tertentu kira-kira 1/2-1 menit sampai
penderita merasakan manis. Waktu dari mulai sakarin diletakkan di bawah konka inferior
sampai merasakan manis dicatat dan disebut sebagai waktu transportasi mukosiliar atau
waktu sakarin. Dengan menggunakan bahan celupan, warna dapat dilihat di orofaring.
Transportasi mukosiliar normal sangat bervariasi. Mahakit (1994) mendapatkan
waktu transportasi mukosiliar normal adalah 12 menit. Sedangkan pada penderita sinusitis,
waktu transportasi mukosiliar adalah 16,6 ± 7 menit. Waguespack (1995) mendapatkan
nilai rata-rata adalah 12-15 menit. Elynawaty (2002) dalam penelitian mendapatkan nilai
normal pada kontrol adalah 7,61 menit untuk wanita dan 9,08 menit untuk pria

Proses Penciuman
Bau yang masuk kedalam rongga hidung akan merangsang saraf (nervus
olfaktorius) dari bulbus olfaktorius, perasaan bergerak melalui traktus olfaktorius dengan
perantaraan stasiun penghubung hingga mencapai daerah penerima akhir dalam pusat
olfaktorius pada lobus temporalis otak dimana perasaan itu ditafsirkan. Rasa pencium
dirangsang oleh gas yang dihisap dan kepekaan akan rasa tersebut mudah hilang bila
dihadapkan pada suatu bau yang sama untuk waktu yang cukup lama. Contoh : orang
yang berada dalam suatu ruangan yang sesak dan pengab tidak merasakan bau yang tidak
enak sementara dilain pihak bau segera menyerang hidung orang yang baru datang dari
lingkungan udara segar.

Proses Penciuman

Mudul Anatomi Fisiologi


101
Kelainan Pada Penciuman
1) Rasa penciuman akan lemah apabila selaput lendir hidung sangat kering, basah atau
membengkak seperti keadaan influenza.
2) Rasa penciuman akan hilang sama sekali akibat komplikasi dari suatu cedera pada
kepala.

Konka Kanalis
Terdiri dari lipatan selaput lendir, pada bagian puncaknya terdapat saraf-saraf
pembau, kalau kita bernafas lewat hidung dan kita mencium bau sesuatu udara, udara

Mudul Anatomi Fisiologi


102
yang kita hisap melalui bagian atas dari rongga hidung.
Pada konka kanalis terdapat 3 pasang karang hidung :
1. Konka nasalis superior
2. Konka nasalis media
3. Konka nasalis anterior
Disekitar rongga hidung terdapat rongga-rongga yang disebut sinus para nasalis
yang terdiri dari :
1. Sinus maksilaris = rongga tulang hidung
2. Sinus sfenoidalis = rongga tulang baji
3. Sinus frontalis = rongga nasalis inferior
Sinus ini diliputi oleh selaput lendir. Jika terjadi peradangan pada rongga hidung,
lendir-lendir dari sinus para nasalis akan keluar, jika tidak dapat mengalir keluar akan
menjadi sinusitis.

Perbedaan Antara Alat Penciuman dengan Pengecap


1. Alat penciuman menentukan zat yang jauh letaknya, sedangkan alat pengecap
menentukan zat yang letaknya dalam rongga mulut.
2. Alat penciuman dapat menentukan banyak sekali macam rasa, sedangkan untuk
pengecap dapat menentukan 4 macam rasa.
3. Alat penciuman diperlukan zat kimia, sedangkan untuk alat pengecap tidak
diperlukan zat kimia.

INDERA PENGECAP (LIDAH)


Lidah mempunyai hubungan yang sangat erat dengan indera khusus pengecap, lidah
terdiri dari 2 kelompok :
1. Otot intrinsik melakukan gerak halus
2. Otot ekstrinsik melaksanakan gerakan-gerakan kasar pada waktu mengunyah dan
menelan.
Lidah terletak pada dasar mulut, ujung serta pinggiran lidah bersentuhan dengan gigi,
terdiri dari otot serat lintang dan dilapisi oleh selaput lendir yang dapat digerakkan
kesemua jurusan.

Bagian-bagian Dari Lidah :


1. Radiks lingua : pangkal lidah
2. Dorsum lingua : punggung lidah
3. Apeks lingua : ujung lidah
Bila lidah digulung kebelakang tampak permukaan bawah yang disebut frenulum

Mudul Anatomi Fisiologi


103
lingua, sebuah struktur ligamen yang halus yang mengaitkan bagian posterior lidah pada
dasar mulut.
Selaput lendir (membran mukosa) lidah selalu lembab, permukaan atas seperti beludru
dan ditutupi papil-papil terdiri atas 3 jenis yaitu :
1. Papila sirkumvalate
Ada 8 hingga 12 buah yang terletak pada pangkal lidah atau dasar lidah, jenis papila
yang terbesar tersusun seperti huruf V.
2. Papila fungiformis
Menyebar pada permukaan ujung sisi lidah dan berbentuk jamur.
3. Papila filiformis
Merupakan 104 papila terbanyak dan menyebar di seluruh permukaan lidah, organ
ujung untuk pengecap adalah puting pengecap yang sangat banyak terdapat didalam
dinding papila sirkumvalate dan filiformis.
Papila filiformis lebih berfungsi untuk menerima rasa sentuhan dari rasa pengecapan
yang sebenarnya. Selaput 104 papila langit-langit dan faring juga bermuatan puting-
puting pengecap.
Macam pengecapan terbagi atas 4 bagian :
1. Rasa pahit terdapat pada pangkal lidah.
2. Rasa manis terdapat pada ujung lidah.
3. Rasa asin terdapat pada ujung, samping kiri dan kanan lidah.
4. Rasa asam terletak pada samping kiri dan kanan lidah.
Makan dapat dirasakan kalau makanan dalam bentuk cair dan harus sungguh-sungguh
bersentuhan dengan ujung saraf yang mampu menerima rangsangan yang berbeda-beda
dan menimbulkan kesan rasa yang berbeda pula.
Lidah memiliki persarafan yang majemuk dari urat saraf hipoglosus (saraf otak ke 12)
dan dipersarafi juga oleh saraf 104 papila ke VII (nervus fasialis) dan saraf ke IX
glosofaringeus yang membawa saraf impuls saraf persarafan umum. Kelenjar lidah
mengeluarkan ±1/2 liter dalam 24 jam dalam mengolah enzim 104 papila, sebagai
katalisator dalam perubahan karbohidrat menjadi monosakarida dan disakarida.

Fungsi Alat Pengecap


1. Untuk merasakan arti makanan yang enak atau tidak enak
2. Sebagai alat reflek, dengan adanya rasa asam, asin, pahit, manis dan sebagainya,
maka getah cerna akan keluar.

Susunan Saliva (kelenjar ludah)


1. Air 70-99%.
2. Gliko protein yang dihasilkan sublingualis.
3. Enzim pencernaan yang disebut 104 papila yang hanya dapat bekerja dalam
suasana asam.
4. Garam alkali (sifatnya basa).
5. Lain-lainnya, sel-sel epitel yang terlepas, sel kelenjar leukosit, gas(𝐶𝑂2 ) dan bakteri.

Fungsi Saliva
1. Fungsi mekanis
Mencampur ludah dengan makanan sehingga menjadi lunak setengah cair dan mudah
ditelan.
2. Fungsi khemis
Enzim 104 papila mengubah hidrat arang menjadi maltose, enzim maltose menjadi 104
papila.
3. Membasahi lidah, pipi dan langit-langit (palatum) yang penting dalam proses berbicara.
4. Melarutkan makanan yang kering hingga dapat dirasakan. Misalnya ; gula dan garam.

Mudul Anatomi Fisiologi


104
5. Mencegah gigi menjadi karies, mengubah suasana asam yang ditimbulkan oleh bakteri
pembusuk.
Bila makanan ada dalam mulut atau kita mencium bau makanan maka akan keluar
saliva atau yang disebut sekresi psikis yang akan merangsang nervus olfaktorius dan
nervus glossofaringeus.

PENAMPANG LIDAH

Mudul Anatomi Fisiologi


105
Mudul Anatomi Fisiologi
106
KEGIATAN BELAJAR 6

DESKRIPSI MATERI KEGIATAN BELAJAR 6:


Materi kegiatan belajar ini berfokus pada konsep anatomi fisiologi membahas tentang
sistem imunitas dan hematologi.

CAPAIAN PEMBELAJARAN KEGIATAN BELAJAR 6


Kemampuan akhir yang diharapkan setelah menempuh kegiatan belajar ini adalah
mahasiswa mampu menjelaskan menjelaskan struktur sistem imunitas dan hematologi.

KRITERIA PENILAIAN KEGIATAN BELAJAR 6


Kriteria penilaian pada kegiatan belajar tahap ini adalah ketepatan penjelasan :
Sistem Imunitas :
1. Mengidentifikasi komponen utama sistem limpatik dan menjelaskan fungsinya
2. Mendiskusikan pentingnya limposit dan menjelaskan distribusinya dalam tubuh
3. Menjelaskan struktur jaringan & organ limposid serta fungsinya
4. Menyebutkan pertahanan tubuh non spesifik dan menjelaskan komponen serta
mekanismenya.
5. Menjelaskan pertahanan tubuh spesifik, identifikasi bentuk dan propertinya
6. Membedakan imunitas seluler dan humoral
7. Mendiskusikan sel T dan perannya terhadap respon imun
8. Menjelaskan efek antibodi dan bagaimana efek ini dihasilkan
9. Mendiskusikan respon primer dan sekunder akibat terpapar antigen
10. Menjelaskan hormon pada respon imun
11. Menjelaskan terjadinya gangguan autoimun, imunodefisiensi, alergi dan menyebutkan
contoh masing-masing gangguan
12. Memberikan contoh interaksi sistem limpatik dengan organ lain

Sistem Hematologi :
1. Mengidentifikasi komposisi darah dan struktur sel darah manusia
2. Menjelaskan pembentukan dan perkembangan sel-sel darah manusia
3. Mengenal berbagai faktor yang mempengaruhi pembentukan dan perkembangan sel
darah manusia
4. Menjelaskan fungsi sel darah dan plasma darah pada tubuh manusia
5. Menguraikan mekanisme reaksi antigen antibodi dan proses homeostasis pada tubuh
manusia
6. Mengidentifikasi berbagai faktor yang mempengaruhi proses pembekuan darah
7. Menganalisa dan mempersepsikan nilai-nilai dan ukuran normal dari komponen darah
manusia
8. Mengetahui spesimen darah untuk pemeriksaan komponen-komponen darah
9. Menganalisa proses transportasi pada tubuh manusia

Mudul Anatomi Fisiologi


107
SISTEM IMUNOLOGI

1.1. Pengertian
Imunologi adalah suatu ilmu yang mempelajari antigen, antibodi, dan fungsi
pertahanan tubuh penjamu yang diperantarai oleh sel, terutama berhubungan
imunitas terhadap penyakit, reaksi biologis hipersensitif, alergi dan penolakan
jaringan.
Sistem imun adalah sistem pertahanan manusia sebagai perlindungan
terhadap infeksi dari makromolekul asing atau serangan organisme, termasuk virus,
bakteri, protozoa dan parasit. Sistem kekebalan juga berperan dalam perlawanan
terhadap protein tubuh dan molekul lain seperti yg terjadi pada autoimunitas dan
melawan sel yang teraberasi menjadi tumor.

1.2 Letak Sistem Imun

1.3 Fungsi Sistem Imun


a. Sumsum Tulang
Semua sel sistem kekebalan tubuh berasal dari sel-sel induk dalam sumsum
tulang. Sumsum tulang adalah tempat asal sel darah merah, sel darah putih,
(termasuk limfosit dan makrofag) dan platelet. Sel-sel dari sistem kekebalan tubuh
juga terdapat di tempat lain.
b. Thymus
Glandula thymus memproduksi dan mematurasi/mematangkan T limfosit yang
kemudian bergerak ke jaringan limfatik yang lain,dimana T limfosit dapat berespon
terhadap benda asing. Thymus mensekresi 2 hormon thymopoetin dan thymosin
yang menstimulasi perkembangan dan aktivitas T limfosit.
1) Limfosit T sitotoksik
limfosit yang berperan dan imunitas yang diperantarai sel. Sel T sitotoksik
memonitor sel di dalam tubuh dan menjadi aktif bila menjumpai sel
dengan antigen permukaan yang abnormal. Bila telah aktif sel T
sitotoksik menghancurkan sel abnormal.
2) Limfosit T helper
Limfosit yang dapat meningkatkan respon sistem imun normal. Ketika
distimulasi oleh antigen presenting sel sepeti makrofag, T helper melepas
faktor yang yang menstimulasi proliferasi sel B limfosit.
3) Limfosit B
Tipe sel darah putih ,atau leukosit penting untuk imunitas yang diperantarai
antibodi/humoral. Ketika di stimulasi oleh antigen spesifik limfosit B
akan berubah menjadi sel memori dan sel plasma yang memproduksi
antibodi.
4) Sel plasma

Mudul Anatomi Fisiologi


108
Klon limfosit dari sel B yang terstimulasi. Plasma sel berbeda dari limfosit
lain ,memiliki retikulum endoplamik kasar dalam jumlah yang banyak ,aktif
memproduksi antibody.

c. Getah Bening
Kelenjar getah bening berbentuk kacang kecil terbaring di sepanjang perjalanan
limfatik. Terkumpul dalam situs tertentu seperti leher, axillae, selangkangan, dan
para- aorta daerah.
d. Nodus limfatikus
Nodus limfatikus (limfonodi) terletak sepanjang sistem limfatik. Nodus
limfatikus mengandung limfosit dalam jumlah banyak dan makrofag yang berperan
melawan mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh. Limfe bergerak melalui
sinus,sel fagosit menghilangkan benda asing. Pusat germinal merupakan
produksi limfosit.
e. Tonsil
Tonsil adalah sekumpulan besar limfonodi terletak pada rongga mulut dan
nasofaring. Tiga kelompok tonsil adalah tonsil palatine, tonsil lingual dan tonsil
pharyngeal.
f. Limpa
Limpa mendeteksi dan merespon terhadap benda asing dalam darah ,merusak
eritrosit tua dan sebagai penyimpan darah. Parenkim limpa terdiri dari 2 tipe
jaringan: pulpa merah dan pulpa putih
1) Pulpa merah terdiri dari sinus dan di dalamnya terisi eritrosit
2) Pulpa putih terdiri limfosit dan makrofag
Benda asing di dalam darah yang melalui pulpa putih dapat menstimulasi
limfosit .

1.4 Mekanisme Pertahanan


b. Mekanisme Pertahanan Non Spesifik
Dilihat dari caranya diperoleh, mekanisme pertahanan non spesifik disebut juga
respons imun alamiah. Terdiri dari kulit dan kelenjarnya, lapisan mukosa dan
enzimnya, serta kelenjar lain beserta enzimnya, contoh kelenjar air mata. Kulit dan
silia merupakan system pertahan tubuh terluar.
Demikian pula sel fagosit (sel makrofag, monosit, polimorfonuklear) dan
komplemen merupakan komponen mekanisme pertahahan.
c. Mekanisme Pertahanan Spesifik
Bila pertahanan non spesifik belum dapat mengatasi invasi mikroorganisme,
maka imunitas spesifik akan terangsang. Mekanisme pertahanan spesifik adalah
mekanisme pertahanan yg diperankan oleh limfosit, dengan atau tanpa bantuan
komponen sistem imun lainnya seperti sel makrofag dan komplemen. Dilihat dari
cara diperolehnya, mekanisme pertahanan spesifik disebut juga sebagai respons
imun didapat.
1) Imunitas humoral adalah imunitas yg diperankan oleh limfosit B dengan atau
tanpa bantuan dari imunokompeten lainnya. Tugas sel B akan dilaksanakan oleh
imunoglobulin yg disekresi oleh plasma. Terdapat 5 kelas imunoglobulin yg kita
kenal, yaitu IgG, IgM, IgA, IgD, dan IgE.

Pembagian Antibody (Imunoglobulin)


Antibodi (antibody, gamma globulin) adalah glikoprotein dengan struktur
tertentu yang disekresi dari pencerap limfosit-B yang telah teraktivasi menjadi
sel plasma, sebagai respon dari antigen tertentu dan reaktif terhadap antigen
tersebut. Pembagian Immunglobulin.
a) Antibodi A (Immunoglobulin A, IgA) adalah antibodi yang memainkan peran
penting dalam imunitas mukosis.

Mudul Anatomi Fisiologi


109
b) Antibodi D (Immunoglobulin D, IgD) adalah sebuah monomer dengan
fragmen yang dapat mengikat 2 epitop.
c) Antibodi E (antibody E, immunoglobulin E, IgE) adalah jenis antibodi yang
hanya dapat ditemukan pada mamalia.
d) Antibodi G (Immunoglobulin G, IgG) adalah antibodi monomeris yang
terbentuk dari dua rantai berat dan rantai ringan, yang saling mengikat
dengan ikatan disulfida, dan mempunyai dua fragmen antigen-binding.
e) Antibodi M (Immunoglobulin M, IgM, macroglobulin) adalah antibodi dasar
yang berada pada plasma B.
2) Imunitas seluler didefinisikan sbg suatu respon imun terhadap suatu antigen yg
diperankan oleh limfosit T dg atau tanpa bantuan komponen sistem imun
lainnya.

Autoimunitas
Esensi mekanisme imun adalah kemampuan mengenal substansi yang diri dan asing
(bukan diri). Ketidakmampuan mengenal diri berakibat pembuatan autoantibodi dan
destruksi jaringan somatik. Berbagai mekanisme dikemukakan untuk menjelaskan
destruksi diri ini. Autoantibodi mungkin dihasilkan untuk menghadapi komponen tubuh
yang secara normal tidak “terlihat” oleh limfosit setelah terjadi luka yang mengakibatkan
dikenalnya komponen tadi oleh sel penjaga (limfosit) ini. Ag baru mungkin dibentuk dalam
tubuh sebagai akibat pengaruh dan/atau bergabungnya benda asing dengan komponen
tubuh yang normal. Autoimunitas menyangkut hipersensitivitas I sampai IV. Lupus
eritomatosis sistemik, tiroiditis autoimun, miastenia gravis, dan artritis rematoid merupakan
contoh autoimun atau penyakit diantarai imun

SISTEM HEMATOLOGI
1.2.1. Pengertian
Hematologi adalah cabang ilmu kesehatan yang mempelajari darah, organ
pembentuk darah dan penyakitnya. Hematologi berasal dari bahasa Yunani
“haima” yang artinya darah. Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi
utamanya adalah mengangkut oksigen yg diperlukan oleh se-sel di seluruh tubuh.
Darah juga menyuplai tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme,
dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yg bertujuan
mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem
endokrin juga diedarkan melalui darah.
Hematopoisis adalah proses pembentukan darah dan system imun,
menghasilkan semua sel darah tubuh, termasuk sel darah untuk pertahanan
imunologis. Terjadi di sumsum tulang, dimana sel batang multipotensial
memunculkan 5 jenis sel yang berbeda yang dikenal sebagai sel batang
unipotensial.

1.2.2 Tinjauan Fisiologi


Sistem hermatologi tersusun atas darah dan tempat darah diproduksi,
termasuk sumsum tulang dan nodus limfa. Darah adalah organ khusus yang
berbeda dengan organ lain karena berbentuk cairan.
Cairan darah tersusun atas komponen sel yang tersuspensi dalam plasma
darah. Sel darah terbagi menjadi eritrosit (sel darah merah, normalnya 5 ribu per
mm³ darah) dan lekosit (sel darah putih, normalnya 5.000 sampai 10.000 per mm³
darah). Terdapat sekitar 500 sampai 1000 eritrosit tiap satu lekosit. Lekossit dapat
berada dalam beberapa bentuk: eosinofil, basofil, monosit, netrofil, dan limfosit.
Selain itu dalam suspensi plasma, ada juga fragmen – fragmen sel tak berinti yang
disebut trombosit (normalnya 150.000 sampai 450.000 trombosit per mm³ darah).
Komponen seluler darah ini normalnya menyusun 40% sampai 45% volume darah.
Fraksi darah yang ditempati oleh eritrosit disebut hemaktorit. Darah terlihat sebagai

Mudul Anatomi Fisiologi


110
cairan merah, opak dan kental. Warnanya ditentukan oleh hemoglobin yang
terkandung dalam sel darah merah.Volume darah manusia sekitar 7% sampai 10%
berat badan normal dan berjumlah sekitar 5 liter. Darah bersikulasi di dalam sistem
veskuler dan berperan sebagai penghubung antara organ tubuh, membawa
oksigen yang diabsorbsi oleh paru dan nutrisi yang diabsorbsi oleh traktus
gastroinestinal ke sel tubuh untuk metabolisme sel.
Darah juga mengangkut produk sampah yang dihasilkan oleh metabolisme sel
ke paru, kulit, dan ginjal yang akan ditransformasi dan dibuang keluar dari tubuh.
Darah juga membawa hormon dan antibodi ke tempat sasaran atau tujuan. Untuk
menjalankan fungsinya, darah harus tetap berada dalam keadaan cair normal.
Karena berupa cairan, selalu terdapat bahaya kehilangan darah dari sistem
vaskuler akibat trauma. Untuk mencegah bahaya ini, darah memiliki mekanisme
pembentukan yang sangat peka yang dapat diaktiflkan setiap saat diperlukan untuk
menyumbat kebocoran pada pembuluh darah. Pembekuan yang berlebihan juga
sama bahayanya kerena potensial menyumbat aliran darah ke jaringan vital. Untuk
menghindari komplikasi ini, tubuh memiliki mekanisme febrinolitik yang kemudian
akan melarutkan bekuan yang terbentuk dalam pembuluh darah.

1) Sumsum Tulang
Sumsum tulang menempati bagian dalam tulang spons dan bagian tengah
rongga tulang panjang. Sumsum merupakan 4% sampai 5% berat badan total,
sehingga merupakan yang paling besar dalam tubuh. Sumsum bisa berwarna
merah dan kuning. Sumsum merah merupakan tempat produksi sel darah
merah aktif dan merupakan organ hematopoetik (penghasil darah) utama.
Sedang sumsum kuning, tersusun terutama oleh lemak dan tidak aktif dalam
produksi elemen darah. Selama masa kanak – kanan, sebagian besar sumsum
berwarna merah. Sesuai dengan pertambahan usia, sebagian besar sumsum
tulang panjang mengalami perubahan menjadi sumsum kuning, namun masih
mempertahankan potensi untuk kembali berubah menjadi jaringan
hematopoetik apabila diperlukan. Sumsum merah pada orang dewasa terbatas
terutama pada rusuk, kolumna vertebralis, dan tulang pipih lainnya.
Sumsum sangat banyak mengandung pembuluh darah dan tersusun atas
jaringan ikat yang mengandung sel bebas. Sel paling primitif dalam populasi
sel bebas ini adalah sel stem yang merupakan prekursor dari dua garis
keturunan sel yang berbeda. Garis keturunan mieloid meliputi eritrosit,
berbagai jenis lekosit, dan trombosit. Garis keturunan limfoid berdiferensiasi
menjadi limfosit.

2) Eritrosit

Mudul Anatomi Fisiologi


111
Sel darah merah normal terbentuk cakram bikonkaf, konvigurasi mirip
dengan bola lunak yang di pijat antara dua jari. Diameternya sekitar 8 µm,
namun sangat fleksibel sehingga mampu melewati kapiler yang diameternya 4
µm. Volume sel darah merah sekiar 90 m³. Membran sel darah merah sangat
tipis sehingga gas seperti karbon diogsida dapat dengan mudah ber difusi
melaluinya. Sel darah merah dewasa tersusun terutama oleh hemoglobin, yang
menyusun sampai 95% masa sel. Sel ini tidak mempunyai inti dan hanya
sedikit memiliki ensimmetabolisme di banding sel lainnya. Adanya sejumlah
besar hemoglobin memungkinkan sel ini menjalankan fungsi umumnya,
transport oksigen antara paeu dan jaringan.

Pigmen pembawa oksigen hemoglobin merupakan protein yang berat


molekulnya 64.000. molekul ini tersusun empat sub unit, masing-masing
mengandung bagian heme yang terikat pada rantai globin. Besi berada pad
bagian heme molikul ini. Kemampuan khusus bagian heme adalah
kemampuannya mengikat oksigen secara longgar dan reversibel. Ketika
hemoglobin berikatan dengan oksigen, dinamakan oksihemoglobin.
Oksihemoglobin berwarna merah lebih terang dibanding hemoglobin yang
tidak mengandung oksigen (hemoglobin teroduksi), maka darah arteri
berwarna lebih terang daripada darah fena. Darah keseluruhan mengandung
15 g hemogglobin per 100 ml darah, atau 30 µmhemoglobin per seribu eritrosit.
Produksi eritrosit (eritropoesis). Eritrosit muncul dari sel stem premitif
dalam susum tulang. Eritrobas adalah selberinti yang dalam peroses
pematangan di sumsum tulang menimbun hemoglobin dan secara bertahap
kehilangan intinya. Pada tahap ini, sel dikenal sebagai ritikulosit. Pematangan
lebih lanjut menjadi eritrosit, disertai dengan menghilangnya material berwarna
gelap dan sedik penyusutan ukuran. Eritrosit matang kemudian dilepaskan
dalam sirkulasi. Dalam keadaan eritropoesis cepat, retikulasi dan sel imatur
dapat dilepaskan dalam sirkulasi sebelum waktunya.
Defisisensi sel stem multipotensial primitif sumsum tulang menjadi
eritroblas distimulus oleh eritropin, suatu substansi yang diproduksi oleh
ginjal. Dalam keadaan hipoksia lama, seperti pada kasus orang yang tinggal di
ketinggian atau setelah perdarahan berat terjadi peningkatan kadar
erittropoetin dan stimulasi produksi sel darah merah.
Untuk produksi eritrosit normal, sumsum tulang memerlukan besi, vit B¹²
, asam folat, pridoksin vit B6 dan faktor lainnya.defisiensi faktor-faktor tersebut
selama eritropoesis mengakibatkan penurunan produksi sel darah merah dan
anemia.
Penyimpanan dan metabolisme besi, kandungan besi tubuh total pada
kebanyakan orang dewasa sekitar 3 g, sebagian besar terkandung dalam
hemoglobin atau salah satu pemecahannya. Normalnya sekitar 0,5 sampai 1
mg besi diabsorsi tiap hari dari traktus intestinalis untuk mengganti kehilangan
besi melalui fases. Penambahan jumlah besi, sampai 2 mg per hari harus di
absorsi oleh wanita dewasa untuk mengganti kehilangan darah selama
menstruasi. Defisiensi besi pada orang dewasa (penurunan kandungan besi
total) biasanya menunjukan adanya kehilangan darah dari tubuh misalnya
akibat perdarahan atau menstruasi yang berlebihan.
Konsentrasi besi dalam darah normal sekitar 80 sampai 180 µg/dl (SI:
14-32 µ mol/L) untuk peria dan 60 sampai 160 µg/dl (SI: 11-29 µ mol/L) untuk
wanita. Pada defisiensi besi dalam sususm tulang dengan cepat dikosongkan,
sintesa hemoglobin tertekan, dan sel darah merah yang di hasilkan oleh
sumsum lebih kecil dan lebih rendah kadar hemoglobinnya.
Metbolisme vit B12 dan asma folat. Vitamin B12 dan asam folat
diperlukan untuk sintesa DNA pada kebanyakan jaringan, namun defisiensi
kedua vitamin ini mempunyai efek terbesar pada eritrepoesis. Defisiensi vit B12
dan asam folat di tandai dengan produksi sel darah merah besar abnormal

Mudul Anatomi Fisiologi


112
yang di namakan megalobas. karena sel ini abnormal, kebanyakan
dihancurkan dalam susmsum tulang dan angka pelepasannya berkurang,
keadaan ini mengakibatkan anemia megalobastik.
Vitamin B12 maupun asam folat diperoleh dari diet. Vit B12 bergabung
dengan faktor intristik yang dihasilkan oleh lambung. Kompleks vitamin B12
faktor intirinsik diasorbsi di ileum distal. Asam folat di absorbsi di usus halus
proksimal.
Destruksi sel darah merah. Rata-rata rentang hidup sel darah yang
bersirkuasi adalah 120 hari. Sel darah merah tua dibuang dari darah oleh
sistem retikulandotelial khususnya dalam hati dan limfa. sel retikulandotelial
menghasilkan figmen yang disebut bilurubin, berasal dari hemoglobin yang di
lepaskan dari sel darah merah rusak. Bilurubin merupakan hasil sampah yang
diekskresikan dalam empedu. Besi yang dibebaskan dari hemoglobin selama
pembentukan bilurubin, diangkut dan

3) Lekosit
Lekosit dalam dua kategori, granulosit dan sel mononuklear (angranulosit).
Dalam darah normal, jumlah total leukosit adalah 5.000-10.000 sel per mm3.
Sekitar 60% diantaranya adalah granulosit dan 40% sel mononuklear. Lekosit
dengan mudah dapat dibedakan dari eretrosit dengan adanya inti, ukurannya
yang besar dan perbedaan kemampuan mengikat warna.
Granulosit. Granulosit ditentukan oleh adanya granula dalam
sitoplasmanya. Diameter granulosit biasanya dua sampai tiga kali eritrosit.
Granulosit dibagi dalam tiga sub grup, yang ditandai dengan perbedaan
kemampuannya mengikat warna seperti yang terlihat dalam pemeriksaan
mikroskopis. Eusinopil memiliki granula berwarna merah terang dalam
sitoplasmanya, sementara granula pada basopil berwarna biru. Yang ketiga,
dan yang paing banyak, adalah netropil dengan granula yang berwarna ungu
pucat. Inti granulosit matang biasanya mempunyai banyak lobus (biasanya dua
sampai empat) dihubungakan dengan filamen tipismaterial inti. Karena sifat
khas intinya, maka sel ini dinamakan lekosit polimorfonuklear (PMN).
Granulosit yang belum matang memiliki inti oval satu lobus dan disebut sel
band. Normalnya sel band hanya merupakan persentase kecil granulosit yang
bersirkulasi, meskipun persentasenya dapat meningkat pesat pada saat
produksi lekosit PMN meningkat.
Lekosit mononuklear (agranulosit). Lekosit mononuklear (limfosit dan
monosit) adalah sel darah putih dengan inti satu lobus dan sitoplasmanya
bebas granula. Dalam darah orang dewasa normal, lomfosit berjumlah sekitar
30% dan monosit sekitar 5% dalam total lekosit. Limfosit matang adalah sel

Mudul Anatomi Fisiologi


113
kecil dengan sitoplama sedikit. Diproduksi terutama oleh nodus limfe dan
jaringan limpoid usus, limpa, dan kelenjar timus dari sel prekursor yang berasal
sebagai sel stem sumsum. Monosit adalah lekosit yang terbesar. Diproduksi
oleh sumsum tulang dan dapat berubah menjadi histiosit jaringan, termasuk sel
kupfer di hati, makrofag peritoneal, makropag alveolar, dan komponen lain
sistem retikuloendotelial.
Fungsi lekosit adalah melindungi tubuh terhadap invasi bakteri atau benda
asing lainnya. Fungsi utama netrofilik PMN adalah memakan benda asing
(fagositosis) netrofil tiba di tempat dalam waktu satu jam setelah awitan reaksi
peradangan dan memulai fagositosis, namun relatif berumur pendek.
Fungsi limfosit terutama menghasilakan subsstansi yang membantu
penyerangan benda asing. Sekelompok limfosit (limfosit T) membunuh sel
secara langsung atau menghasilkan berbagai limfokin, suatu substansi yang
memperkuat aktivitas sel fagositik. Kelompok limfosit lainnya (limfosit B)
menghasilkan antibodi, suatu melekul protein yang akan menghancurkan
benda asing dengan berbagai mekanisme.
Eusinopil dan basopil berfungsi sebagai tempat penyimpanan berbagai
material biologis kuat seperti histamin, serotonim dan heparin. Pelepasan
senyawa tersebut mempengaruhi suplai darah ke jaringan, seperti yang terjadi
selama peradangan, dan membantu memobilisasi mekanisme pertahanan
tubuh. Peningkatan jumlah eosinopil pada keadaan alergi menunjukan bahwa
sel ini terlibat dalam reaksi hipersensitivitas.

4) Trombosit
Trombosit merupakan partikel kecil, berdiameter 2 sampai 4 µm, yang terdapat
dalam sirkulasi plasma darah. Karena dapat mengalami disintegrasi cepat dan
mudah, jumlahnya selalu berubah antara 150.000. dan 450.000 per mm3
darah, tergantung jumlah yang dihasilkan, bagaimana digunakan, dan
kecepatan kerusakan. Dibentuk oleh pragmentasi sel raksasa sumsum tulang,
yang disebut megakariosit. Produksi trombosit diatur oleh trombo protein.
Trombosit berperan penting dalam mengontrol perdarahan. Apa bila terjadi
cedera vaskular, trombosit mengumpul pada tempat cedera tersebut.
Substansi yang dilepaskan dari granula trombosit dan sel darah lainnya
menyebabkan trombosit menempel satu sama lain dan membentuk tambahan
atau sumbatan, yang sementara menghentikan perdarahan. Substansi lain
dilepaskan dari trombosit untuk mengaktifasi faktor pembekuan dalam plasma
darah

Mudul Anatomi Fisiologi


114
5) Pembekuan Darah
Pembekuan darah adalah proses dimana komponen cairan darah
ditransformasi menjadi material semisolid yang dinamakan bekuan darah.
Bekuan darah tersusun terutama oleh sel-sel darah yang terperangkap dalam
jaring-jaring fibrin. Fibrin dibentuk oleh protein dalam plasma melalui urutan
reaksi yang kompleks. Berbagai faktor terlibat dalam tahap-tahap reaksi
pembentukan fibrin. Faktor pembekuan darah, dan jalur ekstrinksik dan intrinksik
pembentukan fibrin diperlihatkan secara diagramatis.
Apabila jaringan mengalami cedera, jalur ekstrinksik akan diaktivasi dengan
pelepasan substansi yang dinamakan tromboplastin. Sesuai urutan reaksi,
protrombin mengalami konversi menjadi thrombin, yang pada gilirannya
mengkatalisir fibrinogen menjadi fibrin. Kalsium (faktor IV) merupakan kofaktor
yang diperlukan dalam berbagai reaksi ini. Pembekuan darah melalui jalur
intrinsic diaktivasi saat lapisan kolagen pembuluh darah terpajan. Faktor
pembekuan kemudian secara berurutan akan diaktifkan, seperti halnya jalur
ekstrinsik, sampai pada akhirnya terbentuk fibrin. Meskipun lebih lama, urutan
kejadian ini yang lebih sering terjadi pada pembekuan darah in vivo.
Jalur intrinsic juga bertanggung jawab dalam permulaan pembekuan darah
yang terjadi akibat bersentuhan dengan gelas atau bahan asing lainnya, seperti
apabila darah diambil dan dimasukkan kedalam tabung. Oleh sebab itu
antikoagulan sering harus ditambahkan dalam tabung reaksi ketika mengambil
specimen darah untuk uji diagnostik. Antikoagulan yang biasa dipakai bisa
berupa sitrat, yang akan mengikat kalsium plasma, atau heparin, yang
mencegah konversi protrombin menjadi thrombin. Sitrat tidak dapat digunakan
sebagai antikoagulan in vivo karena ikatan kalsium plasma dapat menyebabkan
hipokalsemia dan kematian. Heparin dapat digunakan secara klinis sebagai
antikoagulan. Coumarin juga digunakan secara klinis sebagai antikoagulan
dengan menghambat produksi berbagai faktor pembekuan-plasma.
Bekuan yang terbentuk dalam tubuh dapat larut oleh kerja system
fibrinolitik, yang terdiri atas plasmin dan berbagai ensim proteolik. Melalui kerja
system ini, bekuan akan dilarutkan ketika jaringan menyembuh, dan system
vaskuler kembali ke keadaan dasar normal.

6) Plasma Darah

Mudul Anatomi Fisiologi


115
Apabila elemen seluler diambil darah, bagian cairan yang tersisa dianamakan
plasma darah. Plasma darah mengandung ion, protein dan zat lain. Apabila
plasma dibiarkan membeku , sisa cairan yang tertinggal dinamakan serum.
Serum mempunyai kandungan yang sama dengan plasma, kecuali kandungan
fibrinogen dan beberapa faktor pembekuan.
a. Protein plasma terususun terutama oleh albumin dan globulin. Globulin
tersusun atas fraksi alfa, beta dan gama yang dapat dilihat dengan uji
laboratorium yang dinamakan elektroforesis protein. Masing-masing
kelompok disusun oleh protein tertentu.
b. Gama globin yang tersusun terutama oleh natibodi. Protein ini dihasilkan
oleh limfosit dan sel plasma. Protein plasma penting dalam fraksi alfa dan
beta adalah globulin traspor dan faktor pembekuan yang dibentuk dihati.
Globulin tranport membawa berbagai zat dalam bentuk terikat sepanjang
sirkulasi. Misalnya tiroid terikat globulin transport membawa tiroksin dan
transferin membawa besi. Faktor pembekuan, termasuk fibrinogen, tatap
dalam keadaan tidak aktif dalam plasma darah sampai diaktifasi pada
reaksi tahap-tahap pembekuan
c. Albumin terutama penting pemeliharaan volume cairan dalam sistem
vaskuler. Dinding kapiler tidak permeabel terhadap albumin, sehingga
keberadaanya dalam plasma menciptakan gaya onkotik yang menjaga
cairan dalam rongga vaskuler. Albumin, yang dihasilkan oleh hati, memiliki
kapasitas mengikat berbagai zat yang ada dalam plasma. Dalam hal ini,
albumin berfungsi sebagai protein trasnport untuk logam, asam lemak,
bilirubin, dan obat-obatan diantara zat lainya.

Kesimpulan

Sistem imun adalah sistem pertahanan manusia sebagai perlindungan terhadap infeksi
dari makromolekul asing atau serangan organisme, termasuk virus, bakteri, protozoa dan
parasit. Makanisme pertahan sistem imun mekanisme Pertahanan Non Spesifik dan
mekanisme pertahanan spesifik. Hematologi adalah cabang ilmu kesehatan yg
mempelajari darah, organ pembentuk darah dan penyakitnya, darah juga menyuplai tubuh
dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan
penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit.

KEGIATAN BELAJAR 7
Mudul Anatomi Fisiologi
116
DESKRIPSI MATERI KEGIATAN BELAJAR 7:
Materi kegiatan belajar ini berfokus pada konsep anatomi fisiologi membahas tentang
sistem endokrin.
CAPAIAN PEMBELAJARAN KEGIATAN BELAJAR 7
Kemampuan akhir yang diharapkan setelah menempuh kegiatan belajar ini adalah
mahasiswa mampu menjelaskan struktur anatomi dan fungsi sistem endokrin.

KRITERIA PENILAIAN KEGIATAN BELAJAR 7


Kriteria penilaian pada kegiatan belajar tahap ini adalah ketepatan penjelasan tentang :
1. Membandingkan sistem Endokrin dan sistem saraf
2. Membandingkan struktur kimiawi dari klasifikasi hormon
3. Menjelaskan mekanisme kerja hormon
4. Menjelaskan mekanisme pengaturan pada organ endokrin
5. Menjelaskan lokasi, hormon & kelenjar pituitarri, toroid, paratiroid, adrenal, pineal,
intestin, ginjal, jantung, timus, pankreas, testis & ovarium.
6. Mendikusikan akibat kadar hormon yang abnormal
7. Menjelaskan bagaimana hormon berinteraksi untuk menghasilkan respon fisiologi yang
terkoordinasi
8. Mengidentifikasi hormon yang penting untuk pertumbuhan
9. Menjelaskan mekanisme homeostasis terhadap respon stress
10. Menjelaskan efek hormon terhadap tingkah laku.
11. Memberikan contoh interaksi antara sistem endokrin dengan sistem organ lain

PENDAHULUAN
Sistem endokrin merupakan system kelenjar yang memproduksi substans untuk
digunanakn di dalam tubuh. Kelenjar endokrin mengeluarkan substansi yang tetap beredar
dan bekerja didalam tubuh.
Hormon merupakan senyawa kimia khsus diproduksi oleh kelenjar endokrin tertentu.
terdapat hormon setempat dan hormon umum. contoh dari hormon setempat adalah:
Asetilkolin yang dilepaskan oleh bagian ujung-ujung syaraf parasimpatis dan syaraf
rangka. Sekretin yang dilepaskan oleh dinding duedenum dan diangkut dalam darah
menuju penkreas untuk menimbulkan sekresi pankreas dan kolesistokinin yang dilepaskan
diusus halus, diangkut kekandung empedu sehingga timbul kontraksi kandung empedu
dan pankreas sehingga timbul sekresi enzim

Anatomi dan Fisiologi Sistem Endokrin


Kelenjar endokrin merupakan sekelompok susunan sel yang mempunyai susunan
mikroskopis sangat sederhana. Kelompok ini terdiri dari deretan sel-sel, lempengan atau
gumpalan sel disokong oleh jaringan ikat halus yang banyak mengandung pembuluh
kapiler.
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan
fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan
homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan, namun dapat
dibedakan dengan karakteristik tertentu. Misalnya, medulla adrenal dan kelenjar hipofise
posterior yang mempunyai asal dari saraf (neural). Jika keduanya dihancurkan atau
diangkat, maka fungsi dari kedua kelenjar ini sebagian diambil alih oleh sistem saraf.
Kelenjar endokrin tidak memiliki saluran, hasil sekresi dihantarkan tidak melaui
saluran, tapi dari selsel endokrin langsung masuk ke pmbuluh darah. Selanjutnya hormon
tersebut dibawa ke sel-sel target (responsive cells) tempat terjadinya efek hormon.
Sedangkan ekresi kelenjar eksokrin keluar dari tubuh kita melalui saluran khusus, seperti
uretra dan saluran kelenjar ludah.

Mudul Anatomi Fisiologi


117
Tubuh kita memiliki beberapa kelenjar endokrin. Diantara kelenjar-kelenjar tersebut,
ada yang berfungsi sebagai organ endokrin murni artinya hormon tersebut hanya
menghasilkan hormon misalnya kelenjar pineal, kelenjar hipofisis / pituitary, kelenjar tiroid,
kelenjar paratiroid, kelenjar adrenal suprarenalis, dan kelenjar timus. Selain itu ada
beberapa organ endokrin yang menghasilkan zat lain selain hormon yakni:

1. Kelenjar Endokrin dan Hormon yang Dihasilkan

Gbr. Kelenjar-kelenjar endokrin dalam tubuh manusia


Dalam tubuh manusia ada tujuh kelenjar endokrin yang penting, yaitu hipofisis,
tiroid, paratiroid, kelenjar adrenalin (anak ginjal), pankreas, ovarium, dan testis.
A. Hipofisis
Kelenjar Hipofisis (pituitary) disebut juga master of gland atau kelenjar pengendali
karena menghasilkan bermacam-macam hormon yang mengatur kegiatan kelenjar
lainnya. Kelenjar ini berbentuk bulat dan berukuran kecil, dengan diameter 1,3 cm.
Hipofisis dibagi menjadi hipofisis bagian anterior, bagian tengah (pars intermedia), dan
bagian posterior.

Gambar : hipofisis bagian anterior dan posterior


Hipofisis lobus anterior
Hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis lobus anterior dapat dilihat pada gambar

Mudul Anatomi Fisiologi


118
.

Gambar.Hormon yang dihasilkan hipofisis lobus anterior beserta organ targetnya


Macam-macam fungsi hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis lobus anterior dan
gangguannya
Hormon yang Fungsi dan gangguannya
dihasilkan
Hormon Somatotropin merangsang sintesis protein dan metabolisme
(STH), lemak, serta merangsang pertumbuhan tulang
Hormon pertumbuhan (terutama tulang pipa) dan otot. kekurangan
(Growth hormon ini pada anak-anak-anak menyebabkan
Hormone / GH) pertumbuhannya
terhambat /kerdil (kretinisme), jika kelebihan akan
menyebabkan pertumbuhan raksasa (gigantisme).
Jika kelebihan terjadi pada saat dewasa, akan
menyebabkan pertumbuhan tidak seimbang pada
tulang jari tangan, kaki, rahang, ataupun tulang
hidung yang disebut akromegali.
Hormon tirotropin atau Mengontrol pertumbuhan dan perkembangan
Thyroid kelenjar gondok atau tiroid serta merangsang
Stimulating Hormone (TSH) sekresi tiroksin
Adrenocorticotropic hormone Mengontrol pertumbuhan dan perkembangan
(ACTH) aktivitas kulit ginjal dan merangsang kelenjar
adrenal untuk mensekresikan glukokortikoid
(hormon yang dihasilkan untuk metabolisme
karbohidrat)
Prolaktin (PRL) atau Membantu kelahiran dan memelihara sekresi susu
Lactogenic hormone (LTH) oleh kelenjar susu
Hormon gonadotropin pada
wanita : - Merangsang pematangan folikel dalam ovarium dan
1. Follicle Stimulating menghasilkan estrogen
Hormone (FSH)
2. Luteinizing Hormone (LH) - Mempengaruhi pematangan folikel dalam ovarium dan
menghasilkan progestron

Mudul Anatomi Fisiologi


119
Hormone gonadotropin pada - Merangsang terjadinya spermatogenesis (proses
pria : pematangan sperma)
2. FSH - Merangsang sel-sel interstitial testis untuk
3. Interstitial Cell Stimulating memproduksi testosteron dan androgen
Hormone (ICSH)

Hipofisis pars media


Jenis hormon serta fungsi hipofisis pars media
No Hormon Fungsi
1. MSH (Melanosit Mempengaruhi warna kulit individu. dengan cara
Stimulating menyebarkan butir melanin, apabila hormon ini
Hormon) banyak dihasilkan maka menyebabkan kulit menjadi
hitam.

Hipofisis lobus posterior


Hormon yang dihasilkan hipofisis lobus posterior beserta organ targetnya dapat
dilihat pada gambar dan tabel dibawah ini.

Hormon yang dihasilkan hipofisis lobus anterior beserta organ targetnya Jenis

Mudul Anatomi Fisiologi


120
hormon serta fungsi dari hipofisis posterior
No Hormon Fungsi
1. Oksitosin Menstimulasi kontraksi otot polos pada
rahim wanita selama proses melahirkan

2. Hormon ADH Menurunkan volume urine dan


meningkatkan tekanan darah dengan
cara menyempitkan pembuluh darah

Regulasi hormon ADH


Banyak sedikitnya cairan yang masuk dalam sel akan di deteksi oleh hipotalamus.
Jika cairan (plasma) dalam darah sedikit, maka hipofisis akan mensekresikan ADH
untuk melakukan reabsorpsi (penyerapan kembali) sehingga darah mendapatkan
asupan cairan dari hasil reabsorpsi tersebut. Dengan demikian kadar cairan

Mudul Anatomi Fisiologi


121
(plasma) dalam darah dapat kembali seimbang. Selain itu, karena cairan pada
ginjal sudah diserap, maka urinenya kini bersifat pekat. Jika seseorang buang air
kecil terus menerus, diperkirakan hipofisis posteriornya mengalami gangguan
sebab ADH tidak berfungsi dengan baik. Nama penyakit ini disebut diabetes
insipidus.
B.Tiroid

Tiroid merupakan kelenjar yang terdiri dari folikel-


folikel dan terdapat di depan trakea.
• Kelenjar yang terdapat di leher bagian depan di sebelah bawah jakun dan
terdiri dari dua buah lobus.
• Kelenjar tiroid menghasilkan dua macam hormon yaitu tiroksin (T4) dan
Triiodontironin (T3).
• Hormon ini dibuat di folikel jaringan tiroid dari asam amino (tiroksin) yang
mengandung yodium. Yodium secara aktif di akumulasi oleh kelenjar tiroid
dari darah. Oleh sebab itu kekurangan yodium dalam makanan dalam jangka
waktu yang lama mengakibatkan pembesaran kelenjar gondok hingga 15
kali. Hormon yang dihasilkan dari kelenjar Tiroid beserta fungsinya
No Hormon Fungsi
1 Tiroksin Mengatur metabolisme, pertumbuhan, perkembangan, dan
kegiatan system saraf
2 Triiodontironin Mengatur metabolisme, pertumbuhan, perkembangan dan
kegiatan sistem saraf
3 Kalsitonin Menurunkan kadar kalsium dalam darah dengan cara
mempercepat absorpsi kalsium oleh tulang

Mudul Anatomi Fisiologi


122
R

Mudul Anatomi Fisiologi


123
Regulasi hormon Tiroid

Jenis penyakit tiroid yang utama:


• Hipertiroidisme / Tirotoksikosis
• Hipotiroidisme
Hyperthyroidism / thyrotoxicosis, hormon tiroid T3 dan T4 didapati lebih tinggi
daripada orang biasa
Kelainan
Kekurangan tiroksin menurunkan kecepatan metabolisme sehingga pertumbuhan
lambat dan kecerdasan menurun. Bila ini terjadi pada anak-anak mengakibatkan
kretinisme, yaitu kelainan fisik dan mental yang menyebabkan anak tumbuh kerdil
dan idiot. Kekurangan iodium yang masih ringan dapat diperbaiki dengan
menambahkan garam iodium di dalam makanan.

Gambar . orang yang mengalami kretinisme


Jika kelebihan tiroid, (hipertiroidisme) akan menyebabkan pertumbuhan raksasa
(gigantisme). Jika kelebihan terjadi pada saat dewasa, akan menyebabkan
pertumbuhan tidak seimbang pada tulang jari tangan, kaki, rahang, ataupun tulang
hidung yang disebut akromegali.

Gambar pertumbuhan tidak seimbang pada tulang jari tangan, kaki, rahang,
ataupun tulang hidung yang disebut akromegali

C. Paratiroid

Mudul Anatomi Fisiologi


124
• Berjumlah empat buah terletak di belakang kelenjar tiroid
• Kelenjar ini menghasilkan parathormon (PTH) yang berfungsi untuk
mengatur konsentrasi ion kalsium dalam cairan ekstraseluler dengan cara
mengatur : absorpsi kalsium dari usus, ekskresi kalsium oleh ginjal, dan
pelepasan kalsium dari tulang.
• Hormon paratiroid meningkatkan kalsium darah dengan cara merangsang
reabsorpsi kalsium di ginjal dan dengan cara penginduksian sel–sel tulang
osteoklas untuk merombak matriks bermineral pada osteoklas untuk
merombak matriks bermineral pada tulang sejati dan melepaskan kalsium ke
dalam darah
• Jika kelebihan hormon ini akan berakibat berakibat kadar kalsium dalam
darah meningkat, hal ini akan mengakibatkan terjadinya endapan kapur pada
ginjal.
• Jika kekurangan hormon menyebabkan kekejangan disebut tetanus.
• Kalsitonin mempunyai fungsi yang berlawanan dengan PTH, sehingga
fungsinya menurunkan kalsium darah.
Fungsi umum kelenjar paratiroid adalah:
1. Mengatur metabilisme fosfor
2. Mengatur kadar kalsium darah.

D. Kelenjar adrenalin (anak ginjal)

Mudul Anatomi Fisiologi


125
Kelenjar ini berbentuk bola, atau topi yang menempel pada bagian atas ginjal. Pada
setiap ginjal terdapat satu kelenjar suprarenalis dan dibagi atas dua bagian, yaitu
bagian luar (korteks) dan bagian tengah (medula).

Hormon dari kelenjar anak ginjal dan prinsip kerjanya :


No. Hormon Prinsip kerja
1 Bagian korteks adrenal
a. Mineralokortikoid Mengontol metabolisme ion anorganik
b. Glukokortikoid Mengontrol metabolisme glukosa

Mudul Anatomi Fisiologi


126
2 Bagian Medula Adrenal Kedua hormon tersebut bekerja sama dalam
Adrenalin (epinefrin) dan hal berikut :
noradrenalin a. dilatasi bronkiolus
b. vasokonstriksi pada arteri
c. vasodilatasi pembuluh darah otak dan
otot
d. mengubah glikogen menjadi glukosa
dalam
hati
e. gerak peristaltik
f. bersama insulin mengatur kadar gula dara

Gambar : Regulasi hormon adrenal Gambar : Regulasi hormon medula


adrenal

Stimulus yang mencekam menyebabkan hipotalamus mengaktifkan medula


adrenal melalui impuls saraf dan korteks adrenal melalui sinyal hormonal. Medulla
adrenal memperantarai respons jangka pendek terhadap stress dengan cara
mensekresikan hormon katekolamin yaitu efinefrin dan norefinefrin. Korteks
adrenal mengontrol respon yang berlangsung lebih lama dengan cara
mensekresikan hormone steroid. (Campbell, 1952 : 146).

E. Pankreas

Mudul Anatomi Fisiologi


127
dikenal dengan pulau – pulau langerhans.

mempermudah gerakan glukosa dari darah menuju ke sel – sel tubuh menembus
membrane sel.

pembentukan lemak (lipogenesis).

insulin. Sebagai contoh, insulin akan meningkat setelah kita makan. Setelah
makan, maka kadar glukosa dalam darah akan naik karena tubuh mendapatkan
glukosa dari pemecahan makanan tersebut. Tubuh mengambil kelebihan glukosa
dengan cara mensekresikan insulin untuk menyeimbangkannya pada kadar
normal. Sebaliknya glukagon bekerja secara berlawanan terhadap insulin.
Glukagon berfungsi mengubah glikogen menjadi glukosa sehingga kadar glukosa
naik. Contohnya pada saat kita berpuasa. Karena tubuh tidak mendapatkan
asupan glukosa ketika berpuasa, maka tubuh mensekresikan glukagon untuk
menyeimbangkan kekurangan glukosa tersebut.
n menyebabkan penyakit diabetes mellitus
kencing manis).

darah. Jika seseorang tidak dapat memproduksi insulin, maka glukosa dalam
darah terus bertambah karena glukosanya tidak bisa dirubah menjadi glikogen.
Akibatnya urine yang dikeluarkannyapun mengandung glukosa.

Mudul Anatomi Fisiologi


128
Gambar : Pengaturan kadar gula darah

Peningkatan glukosa darah diatas titik pasang (sekitar 90mg/100ml pada manusia)
merangsang pankreas untuk mensekresi insulin, yang memicu sel – sel targetnya
untuk mengambil kelebihan glukosa dari darah. Ketika kelebihan itu telah
dikeluarkan atau ketika konsentrasi glukosa turun dibawah titik pasang, maka
pancreas akan merespons dengan cara mensekresikan glukagon, yang
mempengaruhi hati untuk menaikkan kadar glukosa darah.

Gambar : anatomi pancreas

Mudul Anatomi Fisiologi


129
F. Ovarium, dan testis.

OVARIUM
• Merupakan kelenjar kelamin wanita yang berfungsi menghasilkan sel telur,
hormone estrogen dan hormone progesterone.
• Sekresi estrogen dihasilkan oleh folikel de Graaf dan dirangsang oleh FSH
• Estrogen berfungsi menimbulkan dan mempertahankan tanda – tanda
kelamin sekunder pada wanita, misalnya perkembangan pinggul, payudara,
serta kulit menjadi halus.
• Progesteron dihasilkan oleh korpus luteum dan dirangsang oleh LH
• Progesteron berfungsi mempersiapkan dinding uterus agar dapat menerima
sel telur yang sudah dibuahi.

Gambar : Regulasi hormon di ovarium

Sistem hormonal yang mempengaruhi siklus menstruasi adalah:

Mudul Anatomi Fisiologi


130
1. FSH-RH (follicle stimulating hormone releasing hormone) yang dikeluarkan
hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan FSH.
2. LH-RH (luteinizing hormone releasing hormone) yang dikeluarkan
hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan LH.
3. PIH (prolactine inhibiting hormone) yang menghambat hipofisis untuk
mengeluarkan prolaktin.
Pada setiap siklus menstruasi, FSH yang dikeluarkan oleh hipofisis merangsang
perkembangan folikel-folikel di dalam ovarium (indung telur).Pada umumnya hanya
1 folikel yang terangsang namun dapat perkembangan dapat menjadi lebih dari 1,
dan folikel tersebut berkembang menjadi folikel de graaf yang membuat
estrogen.Estrogen ini menekan produksi FSH, sehingga hipofisis mengeluarkan
hormon yang kedua yaitu LH. Produksi hormon LH maupun FSH berada di bawah
pengaruh releasing hormones yang disalurkan hipotalamus ke hipofisis. Penyaluran
RH dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik estrogen terhadap
hipotalamus.Produksi hormon gonadotropin (FSH dan LH) yang baik akan
menyebabkan pematangan dari folikel de graaf yang mengandung estrogen.
Estrogen mempengaruhi pertumbuhan dari endometrium.Di bawah pengaruh LH,
folikel de graaf menjadi matang sampai terjadi ovulasi. Setelah ovulasi terjadi,
dibentuklah korpus rubrum yang akan menjadi korpus luteum, di bawah pengaruh
hormon LH dan LTH (luteotrophic hormones, suatu hormon gonadotropik).Korpus
luteum menghasilkan progesteron yang dapat mempengaruhi pertumbuhan kelenjar
endometrium. Bila tidak ada pembuahan maka korpus luteum berdegenerasi dan
mengakibatkan penurunan kadar estrogen dan progesteron. Penurunan kadar
hormon ini menyebabkan degenerasi, perdarahan, dan pelepasan dari
endometrium. Proses ini disebut haid atau menstruasi. Apabila terdapat pembuahan
dalam masa ovulasi, maka korpus luteum tersebut dipertahankan.
Pada tiap siklus dikenal 3 masa utama yaitu:
1. Masa menstruasi yang berlangsung selama 2-8 hari. Pada saat itu endometrium
(selaput rahim) dilepaskan sehingga timbul perdarahan dan hormon-hormon
ovarium berada dalam kadar paling rendah
2. Masa proliferasi dari berhenti darah menstruasi sampai hari ke-14. Setelah
menstruasi berakhir, dimulailah fase proliferasi dimana terjadi pertumbuhan dari
desidua fungsionalis untuk mempersiapkan rahim untuk perlekatan janin.
Pada fase ini endometrium tumbuh kembali. Antara hari ke-12 sampai 14 dapat
terjadi pelepasan sel telur dari indung telur (disebut ovulasi)
3. Masa sekresi. Masa sekresi adalah masa sesudah terjadinya ovulasi. Hormon
progesteron dikeluarkan dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium untuk
membuat kondisi rahim siap untuk implantasi (perlekatan janin ke rahim).

Mudul Anatomi Fisiologi


131
Gambar Regulasi Hormon Wanita
TESTIS
• Testis pada mammalia terdiri dari tubulus yang dilapisi oleh sel – sel benih
(sel germinal), tubulus ini dikenal dengan tubulus seminiferus.
• Testis mensekresikan hormon testosterone yang berfungsi merangsang
pematangan sperma (spermatogenesisi) dan pembentukan tanda – tanda
kelamin pria, misalnya pertumbuhan kumis, janggut, bulu dada, jakun, dan
membesarnya suara.
• Sekresi hormon tersebut dirangsang oleh ICTH yang dihasilkan oleh hipofisis
bagian anterior.
• Sewaktu pubertas, hipofisis anterior memproduksi gonadotrofin, yaitu
hormone FSH dan LH. Sekresi kedua hormone ini dipengaruhi oleh GnRF
(Gonadotropin Releasing
Factor) yang berasal dari hipotalamus

Gambar : regulasi hormon jantan

Mudul Anatomi Fisiologi


132
Fungsi Sistem Endokrin :
Sistem endokrin mempunyai lima fungsi umum :
1. Membedakan sistem saraf dan sistem reproduktif pada janin yang sedang
berkembang
2. Menstimulasi urutan perkembangan
3. Mengkoordinasi sistem reproduktif
4. Memelihara lingkungan internal optimal
5. Melakukan respons korektif dan adaptif ketika terjadi situasi darurat.
Klasifikasi Dalam hal struktur Kimianya
1. Hormon diklasifikasikan sebagai hormon yang larut dalam air atau yang larut dalam
lemak. Hormon yang larut dalam air termasuk polipeptida (mis., insulin, glukagon,
hormon adrenokortikotropik (ACTH), gastrin) dan katekolamin
(mis.,dopamin,norepinefrin, epinefrin)
2. Hormon yang larut dalam lemak termasuk steroid (mis., estrogen, progesteron,
testosteron, glukokortikoid, aldosteron) dan tironin (mis., tiroksin). Hormon yang larut
dalam air bekerja melalui sistem mesenger-kedua, sementara hormon steroid dapat
menembus membran sel dengan bebas.

Karakteristik Sistem Endokrin :


Meskipun setiap hormon adalah unik dan mempunyai fungsi dan struktur tersendiri,
namun semua hormon mempunyai karakteristik berikut. Hormon disekresi dalam salah
satu dari tiga pola berikut:
1. sekresi diurnal adalah pola yang naik dan turun dalam periode 24 jam. Kortisol
adalah contoh hormon diurnal. Kadar kortisol meningkat pada pagi hari dan menurun
pada malam hari.
2. Pola sekresi hormonal pulsatif dan siklik naik turun sepanjang waktu tertentu, seperti
bulanan. Estrogen adalah non siklik dengan puncak dan lembahnya menyebabkan
siklus menstruasi.
3. Tipe sekresi hormonal yang ketiga adalah variabel dan tergantung pada kadar
subtrat lainnya. Hormon paratiroid disekresi dalam berespons terhadap kadar
kalsium serum.
Hormon bekerja dalam sistem umpan balik, yang memungkinkan tubuh
untuk dipertahankan dalam situasi lingkungan optimal. Hormon mengontrol laju
aktivitas selular. Hormon tidak mengawali perubahan biokimia, hormon hanya
mempengaruhi sel-sel yang mengandung reseptor yang sesuai, yang melakukan
fungsi spesifik.
Hormon mempunyai fungsi dependen dan interdependen. Pelepasan
hormon dari satu kelenjar sering merangsang pelepasan hormon dari kelenjar
lainnya. Hormon secara konstan di reactivated oleh hepar atau mekanisme lain dan
diekskresi oleh ginjal.

Pengendalian Endokrin
Jika kelenjar endokrin mengalami kelainan fungsi, maka kadar hormon di dalam
darah bisa menjadi tinggi atau rendah, sehingga mengganggu fungsi tubuh. Untuk
mengendalikan fungsi endokrin, maka pelepasan setiap hormon harus diatur dalam
batasbatas yang tepat.
Tubuh perlu merasakan dari waktu ke waktu apakah diperlukan lebih banyak atau
lebih sedikit hormon. Hipotalamus dan kelenjar hipofisa melepaskan hormonnya jika
mereka merasakan bahwa kadar hormon lainnya yang mereka kontrol terlalu tinggi atau
terlalu rendah. Hormon hipofisa lalu masuk ke dalam aliran darah untuk merangsang
aktivitas di kelenjar target. Jika kadar hormon kelenjar target dalam darah mencukupi,
maka hipotalamus dan kelenjar
Hipofisa mengetahui bahwa tidak diperlukan perangsangan lagi dan mereka berhenti
melepaskan hormon. Sistem umpan balik ini mengatur semua kelenjar yang berada
dibawah kendali hipofisa. Hormon tertentu yang berada dibawah kendali hipofisa memiliki

Mudul Anatomi Fisiologi


133
fungsi yang memiliki jadwal tertentu.
Misalnya, suatu siklus menstruasi wanita melibatkan peningkatan sekresi LH dan
FSH oleh kelenjar hipofisa setiap bulannya. Hormon estrogen dan progesteron pada
indung telur juga kadarnya mengalami turun-naik setiap bulannya.
Mekanisme pasti dari pengendalian oleh hipotalamus dan hipofisa terhadap bioritmik
ini masih belum dapat dimengerti. Tetapi jelas terlihat bahwa organ memberikan respon
terhadap semacam jam biologis.

Klasifikasi hormon :
1. Hormon perkembangan : hormon yangmemegang peranan di dalam
perkembangandan pertumbuhan. Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar gonad.
2. Hormon metabolisme : proses homeostasis glukosa dalam tubuh diatur oleh
bermacammacam hormon, contoh glukokortikoid, glukagon, dan katekolamin.
3. Hormon tropik : dihasilkan oleh struktur khusus dalam pengaturan fungsi endokrin
yakni kelenjar hipofise sebagai hormon perangsang pertumbuhan folikel (FSH) pada
ovarium dan proses spermatogenesis (LH).
4. Hormon pengatur metabolisme air dan mineral : kalsitonin dihasilkan oleh kelenjar
tiroid untuk mengatur metabolisme kalsium dan fosfor.

Hormon Utama
Hormon Yang menghasilkan Fungsi

Aldosteron Kelenjar adrenal Membantu keseimbangan


garam & air dengan cara
menahan garam & air serta
membuang kalium
Antidiuretik Kelenjar Hipofisa . - Menyebabkan ginjal menahan air
(vasopresin)
. - Bersama dengan aldosteron,
membantu mengendalikan
tekanan darah
Kartikosteroid Kelenjar adrenal - Anti peradangan
memiliki efek yang - Mempertahankan kadar gula
luas diseluruh tubuh darah,tekanan darah & kekuatan
otot

- Membantu mengendalikan
tekanan darah
Kartikotropin Kelenjar Hipofisa Mengendalikan pembentukan &
pelepasan hormon oleh korteks
adrenal
Eritropoietin Ginjal Merangsang pembentukan sel
darah merah

Estrogen Indung telur Mengendalikan perkembangan ciri


seksual & sistem reproduksi
wanita
Glukagon Pankreas Meningkatkan kadar gula darah
Hormon Kelenjar Hipofisa . - Mengendalian pertumbuhan &
pertumbuhan perkembangan

Mudul Anatomi Fisiologi


134
. - Meningkatkan pembentukan
protein

Insulin Pankreas - Menurunkan kadar gula darah


- Mempengaruhi metabolisme
glukosa,protein & lemak di seluruh
tubuh
LH (Luteinizing Kelenjar Hipofisa . - Mengendalikan fungsi reproduksi
Hormone) (pembentukan sperma &
smentum,pematangan sel
FSH (Follicle telur,siklus menstruasi)
Stimulating
Hormone)
. - Mengendalikan ciri seksual pria &
wanita (penyebaran rambut,
pembentukan otot, tekstur &
ketebalan kulit, suara & bahkan
mungkin sifat kepribadian
Oksitosin Kelenjar Hipofisa Menyebabkan kontraksi otot rahim
& saluran susu di payudara

Hormon Paratiroid Kelenjar Paratiroid . Mengendalikan pembentukan


. tulang

- Mengendalikan pelepasan kalsium


& fosfat progesteron indung telur

. - Mempersiapkan lapisan rahim


untuk penanaman sel telur yang
telah dibuahi

. - Mempersiapkan kelenjar susu


untuk menghasilkan susu
Polaktin Kelenjar Hipofisa Memulai & mempertahankan
pembentukan susu di kelenjar
susu
Renin & angiotensin Ginjal Mengenalikan tekanan darah
Hormon Tiroid Kelenjar Tiroid Mengatur pertumbuhan,
pematangan
& kecepatan metabolisme
TSH (Tyroid- Kelenjar Hipofisa Merangsang pembentukan &
Stimulating pelepasan kelenjar tiroid
Hormone)

Aktivasi Sel-Sel Target :


Manakala hormon mencapai sel target, hormon akan mempengaruhi cara sel
berfungsi dengan satu atau dua metoda : Pertama melalui penggunaan mediator
intraselular dan, kedua yaitu mengaktifkan gen-gen di dalam sel. Salah satu mediator
intraselular adalah cyclic adenosine monophosphate (cAMP), yang berikatan
dengan permukaan dalam dari membran sel. Ketika hormon melekat pada sel, kerja

Mudul Anatomi Fisiologi


135
sel akanmengalami sedikit perubahan. Misalnya, ketika hormon pankreatik glukagon
berikatan dengan sel-sel hepar, kenaikan kadar AMP meningkatkan pemecahan
glikogen menjadi glukosa. Jika hormon mengaktifkan sel dengan berinteraksi
dengan gen, gen akan mensitesa mesenger RNA (mRNA) dan pada akhirnya protein
(misalnya enzim, steroid). Substansi inimempengaruhi reaksi dan proses selular.

Patofisiologi hormon secara umum :


Hormon berperan mengatur dan mengontrol fungsi organ. Pelepasannya
bergantung pada perangsangan atau penghambatan melalui faktor yang spesifik.
Hormon dapat bekerja di dalam sel yang menghasilkan hormone itu sendiri
(autokrin), mempengaruhi sel sekirtar (parakrin), atau mencapai sel target di organ
lain melalui darah (endokrin).
Di sel target, hormon berikatan dengan reseptor dan memperlihatkan
pengaruhnya melalui berbagai mekanisme transduksi sinyal selular. Hal ini
biasanya melalui penurunan faktor perangsangan dan pengaruhnya menyebabkan
berkurangnya pelepasan hormon tertentu, berarti terdapat siklus pengaturan dengan
umpan balik negatif. Pada beberapa kasus, terdapat umpan balik positif (jangka yang
terbatas), berarti hormon menyebabkan peningkatan aktifitas perangsangan
sehingga meningkatkan pelepasannya. Istilah pengontrolan digunakan bila
pelepasan hormon dipengaruhi secara bebas dari efek hormonalnya. Beberapa
rangsangan pengontrolan dan pengaturan yang bebas dapat bekerja pada kelenjar
penghasil hormon.
Berkurangnya pengaruh hormon dapat disebabkan oleh gangguan
sintesis dan penyimpanan hormon. Penyebab lain adalah gangguan transport di
dalam sel yang mensintesis atau gangguan pelepasan. Defisiensi hormon dapat juga
terjadi jika kelenjar hormon tidak cukup dirangsang untuk memenuhi kebutuhan
tubuh, atau jika sel penghasil hormon tidak cukup sensitive dalam bereaksi terhadap
rangsangan, atau jika sel panghasil hormon jumlahnya tidak cukup (hipoplasia,
aplasia).
Berbagai penyebab yang mungkin adalah penginaktifan hormon yang terlalu
cepat atau kecepatan pemecahannya meningkat. Pada hormon yang berikatan
dengan protein plasma, lama kerja hormon bergantung pada perbandingan hormon
yang berikatan. Dalam bentuk terikat, hormon tidak dapat menunjukkan efeknya,
pada sisi lain, hormon akan keluar dengan dipecah atau dieksresi melalui ginjal.
Beberapa hormon mula-mula harus diubah menjadi bentuk efektif di tempat
kerjanya. Namun, jika pengubahan ini tidak mungkin dilakukan, misalnya defek
enzim, hormon tidak akan berpengaruh. Kerja hormon dapat juga tidak terjadi karena
target organ tidak berespons (misal, akibat kerusakan pada reseptor hormone atau
kegagalan transmisi intra sel) atau ketidakmampuan fungsional dari sel atau organ
target .
Penyebab meningkatnya pengaruh hormon meliputi, yang pertama
peningkatan pelepasan hormon. Hal ini dapat disebabkan oleh pengaruh
rangsangan tunggal yang berlebihan. Peningkatan sensitivitas, atau terlau banyak
jumlah sel penghasil hormon (hyperplasia, adenoma). Kelebihan hormon dapat juga
disebabkan oleh pembentukan hormon pada sel tumor yang tidak berdiferensiasi
diluar kelenjar hormonnya (pembentukan hormon ektopoik).
Peningkatan kerja hormon juga diduga terjadi jika hormone dipecah atau
diinaktifkan terlalu lambat, missal pada gangguan inaktivasi organ (ginjal atau hati).
Pemecahan dapat diperlambat dengan meningkatnya hormon ke protein plasma,
tetapi bagian yang terikat dengan protein.

Mudul Anatomi Fisiologi


136
KEGIATAN BELAJAR 8
DESKRIPSI MATERI KEGIATAN BELAJAR 8:
Materi kegiatan belajar ini berfokus pada konsep anatomi fisiologi membahas tentang
sistem pencernaan.

CAPAIAN PEMBELAJARAN KEGIATAN BELAJAR 8


Kemampuan akhir yang diharapkan setelah menempuh kegiatan belajar ini adalah
mahasiswa mampu menjelaskan struktur anatomi dan fungsi sistem pencernaan.

KRITERIA PENILAIAN KEGIATAN BELAJAR 8


Kriteria penilaian pada kegiatan belajar tahap ini adalah ketepatan penjelasan tentang :
1. Mengidentifikasi organ sistem pencernaan
2. Menjelaskan fungsi sistem pencernaan
3. Menggambarkan proses pergerakan melalui saluran pencernaan
4. Menggambarkan mekanisme regulasi mencerna
5. Menggambarkan anatomi dan fungsi dari rongga oral, faring dan esofagus
6. Menggambarkan anatomi lambung, gambaran histologi dan perannya dalam
pencernaan dan absorbsi
7. Menjelaskan fungsi sekresi intestinal dan mendiskusikan pengaturan dari aktivitas
sekretori
8. Menggambarkan struktur, fungsi dan pengaturan dari organ asesoris pencernaan
9. Menggambarkan struktur dari usus besar, pergerakan dan proses absorbsi
10. Menggambarkan mencerna dan absorbsi nutrient organik dan inorganik
11. Mendiskusikan interaksi sistem pencernaan dengan organ lainnya

ANATOMI FISIOLOGI SALURAN CERNA


Saluran cerna berfungsi untuk menyerap zat makanan, zat-zat penting, garam dan
air serta mengeksresi bagian-bagian makanan yang tak diserap dan sebagian hasil akhir
metabolisme. Pencernaan makanan adalah suatu proses biokimia yang bertujuan
mengolah makanan yang dimakan menjadi zat-zat yang mudah diserap oleh selaput lendir
usus, bila mana zat tersebut dapat berlangsung secara optimal dan efisien bila dipengaruhi
oleh enzim-enzim yang dikeluarkan oleh fraktus digestivus sendiri. Supaya enzim-enzim
tersebut dapat mempengaruhi proses pencernaan secara optimal dan efisien maka enzim
tersebut harus mempunyai kontak dengan makanan. Dimulut makanan mengalami proses
pengunyahan, yaitu makanan diet dicampur dengan saliva sambil dihancurkan oleh gigi
dan diaduk-aduk oleh lidah sampai menjadi halus yang disebut bolus terus ditelan.
Makanan yang sudah halus dan tercampur dengan saliva ini (saliva campuran enzim-
enzim : ptialin, lisizim, kartikein dan mukoprotein), di lambung makanan diaduk lagi oleh
adanya gerakan peristaltik yang ditimbulkan dinding lambung. Pengadukan ini disertai
dengan sekresi getah lambung yang banyak mengandung HC1 dan pepsin, yang terjadi
secara reflektoris oleh karena pengaruh nervus vargus. Sekresi yang dikeluarkan bersifat
asam dan banyak mengandung pepsin ini ± 600 cc. Disini pengaruh hormonal memegang
peran penting, hormon yang dikeluarkan dari atrium disebabkan gastrin.
Sekresi asam adalah suatu aktifitas faal yang sangat penting pada reaksi
sekretoris. Nervus vagus tidak hanya merangsang sel-sel dari parietal secara langsung,
tetapi memungkinkannya efek dari antral gastrin dan rangsang lain-lain pada sel-sel
parietal. Dengan melihat, mencium bau maka akan terbentuk getah lain lambung yang
banyak mengandung HCl dan pepsin. Kernudian bolus yang siap diabsorpsi meninggalkan
lambung masuk ke duodenum dan jejenum, tetapi getah lambung tetap berjalan setelah 1-

Mudul Anatomi Fisiologi 137


3 jam. Hal ini terjadi karena pengaruh hormon atau absorpsi zat-zat makanan yang
langsung merangsang kelenjar pada keadaan normal sekresi getah lambung ± 2500 cc.
Gangguan pada saluran cerna diantaranya adalah gastritis; Ulkus dapat terjadi
pada bagian esofagus, lambung dan duodenum bagian atas, juga di ileum bagi yang
pernah mengalami gastroileotomi yang biasanya terdapat didekat anastetomose dan
disebut ulkus marginalis atau stornal ulcer; tifus dan lain-lain.

Gambar 1. Organ saluran cerna

Tempat sekresi Sel sekresi eksokrin Komponen sekret


Seluruh sistem Semua sel Air dan garam-garam
pencernaan anorganik
Kelenjar ludah Serosa Amilase
Mukosa Mucin
Esofagus Mukosa Mucin
Lambung Parietal HCl dan sel intrinsic
Chief Pepsin
Mukosa Mucin
Pankreas Acinar Amilase, protease, lipase
Epitel Bikarbonat
Hati Hepatosit Garam empedu, pigmen
Epitel empedu dan kolesterol
Usus halus Mukosa Mucin
Usus besar Mukosa Mucin

Mudul Anatomi Fisiologi 138


Saluran pencernaan berurusan dengan penerimaan makanan dan
mempersiapkannya untuk diasimilasi oleh tubuh. Saluran pencernaan terdiri dari atas
bagian-bagian sebagai berikut :
➢ Mulut (Oris)
➢ Faring (tekak)
➢ Oesofagus (kerongkongan)
➢ Ventrikulus (lambung)
➢ Intestinum Minor (Usus Halus) :
- Duodenum
- Yeyenum
- Ileum
➢ Intestinum Mayor :
- Seikum
- Kolon Asendens
- Kolon Transversum
- Kolon Descenden
- Kolon Sigmoid

Gambar 1: Sistem Pencernaan

A. Mulut
Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air pada hewan.
Mulut biasanya terletak di kepala dan umumnya merupakan bagian awal dari sistem
pencernaan lengkap yang berakhir di anus.
Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian dalam dari mulut
dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di
permukaan lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan pahit.

Mudul Anatomi Fisiologi 139


Gbr 2 : Anatomi Mulut

Saliva (air liur), sekresi yang berkaitan dengan mulut yang diproduksi oleh tiga kelenjar
saliva utama yaitu parotis, submandibula, sublingual yang terletak di rongga mulut yang
dikeluarkan melalui duktus didalam mulut.
Saliva terdiri atas 99,5% air serta 0,5% protein dan elektrolit. Protein saliva yang
terpenting adalah amilase, mukus, dan lisozim.
Fungsi dari saliva dapat disimpulkan sebagai berikut:
• Air liur memulai proses pencernaan karbohidrat di mulut melalui kerja amilase liur,
suatu enzim yang memecah polisakarida menjadi disakarida.
• Air liur mempermudah proses menelan dengan membasahi partikel-partikel makanan,
sehingga mereka saling menyatu serta menghasilkan pelumasan karena adanya
mukus yang kental dan licin
• Air liur memiliki efek antibakteri melalui efek ganda, pertama oleh lisozim suatu enzim
yang melisiskan atau menghancurkan bakteri tertentu kedua dengan membilas bahan
makanan yang mungkin digunakan oleh bakteri.
• Air liur berfungsi sebagai pelarut untuk molekul-molekul yang merangsang papil
pengecap, sehingga kita dapat merasakan rasa makanan.
• Air liur membantu kita dalam berbicara dengan membasahi lidah dan bibir.
• Air liur berperan penting dalam higiene mulut dengan membantu kebersihan mulut dan
gigi. Karena air liur terus menerus membilas sisa makanan yang tersisa di mulut.
• Air liur memiliki senyawa penyangga bikarbonat yang menetralkan asam di makanan
dan asam yang dihasilkan oleh flora normal yang ada di mulut, untuk mencegah karies
gigi.
Walaupun memiliki banyak fungsi namun enzim amilase saliva tidaklah esensial
karena walau tidak adanya enzim tersebut enzim amilase pankreas dapat menyelesaikan
pencernaannya, serta waktu kontak antara substrat dengan enzim amilase saliva tidaklah
optimum dikarenakan cepatnya waktu mengunyah dan menelan makanan.
Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh gigi belakang
(molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah dari
kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut dengan enzim-
enzim pencernaan dan mulai mencernanya. Ludah juga mengandung antibodi dan enzim
(misalnya lisozim), yang memecah protein dan menyerang bakteri secara langsung.
Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara otomatis.

Palatum terdiri atas 2 bagian yaitu :


a. Palatum durum ( palatum keras ) yang tersusun atas tajuk – tajuk palatum dan sebelah
depan tulang maksilaris dan lebih kebelakang terdiri dari dua tulang palatum.
b. Palatum mole ( palatum lunak ) terletak dibelakang yang merupakan lipatan
menggantung yang dapat bergerak, terdiri atas jaringan fibrosa dan selaput lendir.

Mudul Anatomi Fisiologi 140


Kerongkongan (esofagus) merupakan saluran berotot yang berdinding tipis dan
dilapisi oleh selaput lendir. Kerongkongan menghubungkan tenggorokan dengan lambung.
Makanan didorong melalui kerongkongan bukan oleh gaya tarik bumi, tetapi oleh
gelombang kontraksi dan relaksasi otot ritmik yang disebut dengan peristaltik.

a. Gigi
Gigi manusia terdiri dari gigi seri, taring, dan geraham. Gigi seri terletak di depan
berbentuk seperti kapak yang mempunyai fungsi memotong makanan. Di samping gigi seri
terdapat gigi taring. Gigi taring berbentuk runcing yang berguna untuk merobek makanan.
Di belakang gigi taring terdapat gigi geraham yang mempunyai fungsi menghaluskan
makanan. Setiap gigi tersusun atas bagian-bagian sbb ;
❖ Puncak gigi atau mahkota gigi, yaitu bagian yang tampak dari luar.
❖ Leher gigi, yaitu bagian gigi yang terlindung di dalam gusi dan merupakan batas antara
mahkota dan akar gigi.
❖ Akar gigi, yaitu bagian gigi yang tertanam di dalam rahang.
Lapisan-lapisan gigi terdiri dari email, tulang gigi, semen gigi, dan rongga gigi.
❖ Email
Email merupakan lapisan yang keras pada puncak gigi. Email berfungsi melindungi
tulang gigi. Jika email rusak, maka gigi akan rusak pula.
❖ Tulang gigi
Di lapisan berikutnya terdapat tulang gigi yang terbuat dari dentin. Dentin berupa
jaringan berwarna kekuningan.
❖ Semen gigi
Di lapisan luar akar gigi terdapat semen gigi atau sementum.
❖ Rongga gigi
Di bagian dalam gigi terdapat rongga gigiatau pulpa. Rongga gigi berisi saraf dan
pembuluh darah. Lubang yang dalam pada gigi dapat mencapai rongga gigi dan
mengenai saraf sehingga menimbulkan nyeri.
Susunan gigi
Gigi manusia mulai tumbuh pada bayi berumur kira-kira 6-7 bulan sampai 26 bulan. Gigi
pada anak-anak di sebut gigi susu atau sulung. Setelah anak berumur 6 sampai 14 tahun
gigi susu tanggal satu persatu dan digantikan dengan gigi tetap. Gigi tersusun berderet
pada rahang atas dan bawah. Gigi susu berjumlah 20 buah terdiri atas gigi seri 8 buah,
gigi taring 4 buah, dan gigi geraham 8 buah. Gigi tetap pada orang dewasa berjumlah 32
buah yang terdiri dari gigi seri 8 buah, gigi taring 4 buah, dan gigi geraham depan 8 buah,
dan gigi geraham belakang 12 buah. Dengan demikian kalian dapat menemukan
perbedaan jumlah antara gigi susu dan gigi tetap.

b. Lidah
Lidah berguna untuk membantu mengatur letak makanan di dalam mulut mendorong
makanan masuk ke kerongkongan. Selain itu lidah lidah juga berfungsi untuk mengecap
atau merasakan makanan. Pada lidah terdapat daerah-daerah yang lebih peka terhadap
rasa-rasa tertentu, seperti asin, masam, manis, dan pahit.
Lidah terdiri dari otot serat lintang dan dilapisi oleh selaput lendir, kerja otot lidah ini
dapat digerakkan ke seluruh arah.
Lidah dibagi atas 3 bagian :
a. Radiks lingua = pangkal lidah
b. Dorsum lingua = punggung lidah
c. Apeks lingua = ujung lidah
Pada pangkal lidah yang belakang terdapat epiglotis yang berfungsi untuk menutup
jalan napas pada waktu kita menelan makanan, supaya makanan tidak masuk ke jalan
napas.
Punggung lidah ( dorsum lingua ) terdapat puting-puting pengecap atau ujung saraf
pengecap.
Frenulum lingua. Merupakan selaput lendir yang terdapat pada bagian bawah kira-kira
ditengah-tengah jika lidah digerakkan ke atas nampak selaput lendir.

Mudul Anatomi Fisiologi 141


Flika sublingua. Terdapat disebelah kiri dan kanan frenulum linguadi sini terdapat pula
lipatan selaput lendir.
Pada pertengahan flika sublingua ini terdapat saluran dari glandula parotis, sub
maksilaris dan glandula sub lingualis.
Fungsi lidah yaitu mengaduk makanan, membentuk suara, sebagai alat pengecap dan
menelan, serta merasakan makanan.

c. Kelenjar ludah
Ludah dihasilkan oleh 3 pasang kelenjar ludah. Kelenjar ludah tersebut adalah
kelenjar ludah parotis, kelenjar ludah rahang bawah, kelenjar ludah bawah lidah. Ludah
yang dihasilkan dialirkan melalui saluran ludah yang bermuara ke dalam rongga mulut.
Ludah mengandung air, lendir, garam, dan enzim ptialin.enzim ptialin berfungsi mengubah
amilum menjadi gula, yaitu maltosa dan glukosa.

Kelenjar Ludah
Merupakan kelenjar yang mempunyai duktus yaitu Duktus wartoni dan duktus
stensoni.
Kelenjar ludah ada 2, yakni :
1. Kelenjar ludah bawah rahang ( kelenjar submaksilaris ), yang terdapat dibawah tulang
rahang atas pada bagian tengah.
2. Kelenjar ludah bawah lidah ( kelenjar sublingualis ) yang terdapat disebelah depan
bawah lidah.
Di bawah kelenjar ludah bawah rahang dan kelenjar ludah bawah lidah di antara bawah
lidah bagian bawah dari lidah disebut korunkula sublingualis serta hasil sekresinya berupa
kelenjar ludah ( saliva ). Kelenjar ludah ( saliva ) dihasilkan dalam rongga mulut. Di sekitar
rongga mulut terdapat 3 buah kelenjar luda :
1. Kelenjar Parotis
Letaknya di bawah depan dari telinga diantara prosesus mastoid kiri dan kanan os
mandibular, duktusnya duktus stensoni. Duktus ini keluar dari glandula parotis menuju
rongga mulut melalui pipi ( muskulus buksinator )
2. Kelenjar Submaksilaris
Terletak di bawah rongga mulut bagian belakang, duktusnya bernama duktus wartoni,
bermuara di rongga mulut dekat dengan frenulum lingua.
3. Kelenjar Sublingualis
Letaknya di bawah selaput lendir dasar rongga mulut bermuara di dasar rongga mulut.
Kelenjar ludah di sarafi oleh saraf-saraf tak sadar.

Otot Lidah
Otot-otot ekstrinsik lidah berasal dari rahang bawah ( M. Mandibularis, os Hioid dan
Prosesus stiloid ) menyebar ke dalam lidah membentuk anyaman bergabung dengan otot
intrinsik yang terdapat pada lidah.
M. Genioglossus merupakan otot lidah yang terkuat berasal dari permukaan tengah
bagian dalam yang menyebar sampai radiks lingua.
B. Tenggorokan ( Faring)
Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan. Berasal dari
bahasa yunani yaitu Pharynk.

Mudul Anatomi Fisiologi 142


Gambar 3 :Skema melintang mulut, hidung, faring, dan laring

Didalam lengkung faring terdapat tonsil ( amandel ) yaitu kelenjar limfe yang
banyak mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi,
disini terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya
dibelakang rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang belakang
Keatas bagian depan berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantaraan
lubang bernama koana, keadaan tekak berhubungan dengan rongga mulut dengan
perantaraan lubang yang disebut ismus fausium
Tekak terdiri dari; Bagian superior =bagian yang sangat tinggi dengan hidung,
bagian media adalah bagian yang sama tinggi dengan mulut dan bagian inferior adalah
bagian yang sama tinggi dengan laring.
Bagian superior disebut nasofaring, pada nasofaring bermuara tuba yang
menghubungkan tekak dengan ruang gendang telinga,Bagian media disebut
orofaring,bagian ini berbatas kedepan sampai diakar lidah bagian inferior disebut laring
gofaring yang menghubungkan orofaring dengan laring.

Mudul Anatomi Fisiologi 143


C. Kerongkongan (Esofagus)
Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu
makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan melalui
kerongkongan dengan menggunakan proses peristaltik. Di sebelah depan kerongkongan
terdapat saluran pernapasan yang disebut trakea. Trakea menghubungkan rongga hidung
dengan paru-paru. Pada saat kita menelan makanan, ada tulang rawan yang menutup
lubang ke tenggorokan. Bagian tersebut dinamakan epiglotis. Epiglotis mencegah
makanan masuk ke paru-paru.
Kerongkongan sering juga disebut esofagus(dari bahasa Yunani: οiσω, oeso -
"membawa", dan έφαγον, phagus - "memakan").
Esofagus bertemu dengan faring pada ruas ke-6 tulang belakang. Menurut histologi.
Esofagus dibagi menjadi tiga bagian:
• bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka)
• bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus)
• serta bagian inferior (terutama terdiri dari otot halus).

Gambar 4 : Bagan posisi esofagus pada manusia, dilihat dari belakang


SEKRESI ESOFAGUS
Sekresi esofagus seluruhnya berkarakter mukus dan terutama memberi fungsi
pelumasan untuk menelan. Bagian utama dari esofagus dikelilingi oleh beberapa kelenjar
mukus sederhana. Pada bagian ujung lambung, dan dalam jumlah kecil pada bagian awal
esofagus, terdapat juga beberapa kelenjar mukus campuran. Mukus yang disekresi oleh
kelenjar campuran pada esofagus bagian atas akan mencegah ekskoriasi mukosa akibat
makanan yang baru saja masuk, sedangkan kelenjar campuran yang berada didekat
sambungan esofagogastric akan melindungi dinding esofagus dari pencernaan oleh asam
getah lambung yang sering mengalami refluks dari lambung kembali lagi kebagian bawah
esofagus.

Mudul Anatomi Fisiologi 144


D. Lambung
Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang
keledai.
Terdiri dari 3 bagian yaitu
▪ Kardia
▪ Fundus
▪ Antrum
Lambung adalah ruang berbentuk kantung yang berbentuk huruf j yang terletak
antara esofagus dan korpus (badan). Motilitas lambung bersifat kompleks dan
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
Pengisian lambung jika kosong lambung memiliki volume 50 ml tetapi organ ini
dapat mengembang sampai dengan 1000 ml ketika makan. Ada dua faktor yang
menjaga motilitas lambung yaitu plastisitas yang mengacu pada kemampuan otot polos
dalam mempertahankan ketegangannya yang konstan dalam rentang waktu yang
lebar. Selanjutnya adalah relaksasi reseptif yakni proses relaksasi otot polos untuk
meningkatkan kemampuan lambung dalam mengakomodasi volume makanan.
Lambung mempunyai dua otot lingkar, yaitu otot lingkar pardia dan otot lingkar
pilorus. Otot lingkar kardia terletak di bagian atas dan berbatasan dengan bagian
bawah kerongkongan. Fungsinya adalah untuk mencegah makanan dari lambung agar
tidak kembali ke kerongkongan dan mulut. Otot lingkar pilorus hanya terbuka apabila
makanan telah tercerna di lambung.
Di dalam lambung, makanan dicerna secara kimiawi. Dinding lambung
berkontraksi, menyebabkan gerak peristaltik. Gerak peristaltik dinding lambung
mengakibatkanmakanan di dalam lambung teraduk-aduk. Di bagian dinding lambung
sebelah dalam terdepat kelenjar yang menghasilkan getah lambung.. getah lambung
mengandung asam lambung, serta enzim-enzim lain. Asam lambung berfungsi sebagai
pembunuh mikroorganisme dan mengantifkan enzim pepsinogen menjadi
pepsin.pepsin merupakan enzim yang dapat mengubah protein menjadi molekul yang
lebih kecil.
Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk
cincin (sfinter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfinter
menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan.

Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik


untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung
menghasilkan 3 zat penting :
• Lendir
Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung. Setiap
kelainan pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah
kepada terbentuknya tukak lambung.
• Asam klorida (HCl)
Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh
pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan
sebagai penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.
• Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein)

Mudul Anatomi Fisiologi 145


Gambar 5 : Anatomi Lambung
Selain sel-sel penyekresi mucus yang mengelilingi seluruh permukaan lambung,
mukosa lambung mempunyai dua tipe kelenjar tubula yang penting : kelenjar oksintik
(Kelenjar gastrik) dan kelenjar pilorik. Kelenjar oksintik menyekresi asam hidroklorida,
pepsinogen, dan mucus. Kelenjar pilorik terutama menyekresi mucus untuk melindungi
mukosa pylorus dari asam lambung. Kelenjar tersebut juga menyekresi hormon gastrin.

E. Usus halus (usus kecil)


Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak
di antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang
mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan
lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan
makanan yang dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang
mencerna protein, gula dan lemak. Di usus halus terdapat susunan yang sangat rapat
dari kelenjar mucus campuran, yang disebit kelenjar brunner.Kelenjar ini menyekresi
mucus yang alkalis dalam jumlah besar.Fungsi dari mucus yang disekresikan oleh
kelenjar brunner adalah untuk melindungi dinding duodenum dari pencernaan oleh
getah lambung yang sangat asam, yang keluar dari lambung.

ENZIM-ENZIM PENCERNAAN PADA SEKRESI USUS HALUS


Bila sekresi usus halus dikumpulkan tanpa serpihan sel, sekresi ini hampir
tidak mengandung enzim.Enterosit mukosa, terutama yang menutupi vili, mengandung
enzim pencernaan yang mencerna zat-zat makanan khusus ketika makanan diabsorbsi
melalui epitel.Enzim-enzim ini adalah sebagai berikut:
• Beberapa peptidase untuk memecah peptide kecil menjadi asam amino
• Empat enzim sukrase, maltase, isomaltase, dam lactase untuk memecah
disakarida menjadi monosakarida.
• Sejumlah kecil lipase intestinum untuk memecah lemak netral menjadi gliserol dan
asam lemak.
Lapisan usus halus ; lapisan mukosa ( sebelah dalam ), lapisan otot melingkar
( M sirkuler ), lapisan otot memanjang ( M Longitidinal ) dan lapisan serosa ( Sebelah
Luar )

Mudul Anatomi Fisiologi 146


Gambar 6 : Antomi Usus
Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus
kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum).

1. Usus dua belas jari (Duodenum)


Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang
terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum).
Bagian usus dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai
dari bulbo duodenale dan berakhir di ligamentum Treitz.
Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak terbungkus
seluruhnya oleh selaput peritoneum. pH usus dua belas jari yang normal berkisar
pada derajat sembilan. Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu
dari pankreas dan kantung empedu. Nama duodenum berasal dari bahasa Latin
duodenum digitorum, yang berarti dua belas jari.
Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum),
yang merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam
duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus.
Jika penuh, duodenum akan megirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti
mengalirkan makanan.

Gambar 7 : Usus dua belas jari (duodenum)

2. Usus Kosong (jejenum)


Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah
bagian kedua dari usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus

Mudul Anatomi Fisiologi 147


penyerapan (ileum). Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-
8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus kosong dan usus penyerapan
digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium.
Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot
usus (vili), yang memperluas permukaan dari usus. Secara histologis dapat
dibedakan dengan usus dua belas jari, yakni berkurangnya kelenjar Brunner.
Secara hitologis pula dapat dibedakan dengan usus penyerapan, yakni sedikitnya
sel goblet dan plak Peyeri. Sedikit sulit untuk membedakan usus kosong dan usus
penyerapan secara makroskopis.
Jejunum diturunkan dari kata sifat jejune yang berarti "lapar" dalam bahasa
Inggris modern. Arti aslinya berasal dari bahasa Laton, jejunus, yang berarti
"kosong".

Gambar 8 : Diagram usus halus dan usus besar

3. Usus Penyerapan (illeum)


Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada
sistem pencernaan manusia, ) ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak
setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki
pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12
dan garam-garam empedu.

F. Usus Besar (Kolon)


Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu
dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses.
Usus besar terdiri dari :
• Kolon asendens (kanan)
• Kolon transversum
• Kolon desendens (kiri)
• Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum)
Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa
bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi.

Mudul Anatomi Fisiologi 148


Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K.
Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotik
bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri didalam usus besar. Akibatnya
terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah
diare.

Gambar 9 : Anatomi Usus Besar


G. Usus Buntu (sekum)
Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: caecus, "buta") dalam istilah anatomi
adalah suatu kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon
menanjak dari usus besar. Organ ini ditemukan pada mamalia, burung, dan beberapa
jenis reptil. Sebagian besar herbivora memiliki sekum yang besar, sedangkan karnivora
eksklusif memiliki sekum yang kecil, yang sebagian atau seluruhnya digantikan oleh
umbai cacing.
H. Umbai Cacing (Appendix)
Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus buntu. Infeksi
pada organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing. Apendisitis yang parah
dapat menyebabkan apendiks pecah dan membentuk nanah di dalam rongga abdomen
atau peritonitis (infeksi rongga abdomen).
Dalam anatomi manusia, umbai cacing atau dalam bahasa Inggris, vermiform
appendix (atau hanya appendix) adalah hujung buntu tabung yang menyambung
dengan caecum.
Umbai cacing terbentuk dari caecum pada tahap embrio. Dalam orang dewasa,
Umbai cacing berukuran sekitar 10 cm tetapi bisa bervariasi dari 2 sampai 20 cm.
Walaupun lokasi apendiks selalu tetap, lokasi ujung umbai cacing bisa berbeda - bisa
di retrocaecal atau di pinggang (pelvis) yang jelas tetap terletak di peritoneum.
Banyak orang percaya umbai cacing tidak berguna dan organ vestigial (sisihan),
sebagian yang lain percaya bahwa apendiks mempunyai fungsi dalam sistem limfatik.
Operasi membuang umbai cacing dikenal sebagai appendektomi.

I. Rektum dan anus


Rektum (Bahasa Latin: regere, "meluruskan, mengatur") adalah sebuah ruangan
yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus.
Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses. Biasanya rektum
ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon
desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka
timbul keinginan untuk buang air besar (BAB). Mengembangnya dinding rektum karena
penumpukan material di dalam rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan

Mudul Anatomi Fisiologi 149


keinginan untuk melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material
akan dikembalikan ke usus besar, di mana penyerapan air akan kembali dilakukan.
Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan feses
akan terjadi.
Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi
dan anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam pengendalian otot yang
penting untuk menunda BAB.
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah
keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian
lannya dari usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses
dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang air besar - BAB), yang merupakan
fungsi utama anus.

Gambar 10 : Anatomi Rektum & Anus

J. Pankreas
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama
yaitu menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin.
Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan
duodenum (usus dua belas jari).
Pankraes terdiri dari 2 jaringan dasar yaitu :
• Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan
• Pulau pankreas, menghasilkan hormon
Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan
hormon ke dalam darah. Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan mencerna protein,
karbohidrat dan lemak. Enzim proteolitik memecah protein ke dalam bentuk yang dapat
digunakan oleh tubuh dan dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan aktif
jika telah mencapai saluran pencernaan. Pankreas juga melepaskan sejumlah besar
sodium bikarbonat, yang berfungsi melindungi duodenum dengan cara menetralkan
asam lambung.

ENZIM – ENZIM PENCERNAAN PANKREAS


Sekresi pankreas mengandung banyak enzim untuk mencerna tiga jenis makanan
utama : protein, karbohidrat, dan lemak. Enzim-enzim pancreas yang paling penting
untuk mencerna protein adalah tripsin, kimotripsin, dan karboksipolipeptidase.
Tripsin dan kimotripsin memisahkan seluruh dan sebagian protein yang dicerna
menjadi peptide berbagai ukuran tetapi tidak menyebabkan pelepasan asam-asam

Mudul Anatomi Fisiologi 150


amino bentuk tunggal. Namun karboksipolipeptidase ternyata memecah beberapa
peptide menjadi asam-asam amino bentuk tunggal, sehingga menyelesaikan
pencernaan beberapa protein menjadi bentuk asam amino.
Enzim pancreas untuk mencerna karbohidrat adalah amilase pankreas, yang akan
menghidrolisis pati, glikogen, dan sebagian besar karbohidrat lain (kecuali selulosa)
untuk membentuk sebagian besar disakarida dan beberapa trisakarida.
Enzim pancreas untuk mencerna lemak adalah
1. lipase pancreas, yang mampu menghidrolisis lemak netral menjadi asam lemak
dan monogliserida.
2. Kolesterol esterase, yang menyebabkan hidrolisis ester kolesterol.
3. Fosfolipase, yang memecah asam lemak dari fosfolipid.

Gambar 11. pankreas dan duodenum

K. Hati
Hati merupakan sebuah organ yang terbesar di dalam badan manusia dan
memiliki berbagai fungsi, beberapa diantaranya berhubungan dengan pencernaan.
Organ ini memainkan peran penting dalam metabolisme dan memiliki beberapa
fungsi dalam tubuh termasuk penyimpanan glikogen, sintesis protein plasma, dan
penetralan obat. Dia juga memproduksi bile, yang penting dalam pencernaan. Istilah
medis yang bersangkutan dengan hati biasanya dimulai dalam hepat- atau hepatik dari
kata Yunani untuk hati, hepar.
Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan
pembuluh darah yang kecil-kecil (kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena
yang bergabung dengan vena yang lebih besar dan pada akhirnya masuk ke dalam
hati sebagai vena porta. Vena porta terbagi menjadi pembuluh-pembuluh kecil di dalam
hati, dimana darah yang masuk diolah.
Hati melakukan proses tersebut dengan kecepatan tinggi, setelah darah
diperkaya dengan zat-zat gizi, darah dialirkan ke dalam sirkulasi umum.

Mudul Anatomi Fisiologi 151


Gambar 12. Hati

L. Kandung empedu
Kandung empedu (Bahasa Inggris: gallbladder) adalah organ berbentuk buah
pir yang dapat menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses
pencernaan. Pada manusia, panjang kandung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan
berwarna hijau gelap - bukan karena warna jaringannya, melainkan karena warna
cairan empedu yang dikandungnya. Organ ini terhubungkan dengan hati dan usus dua
belas jari melalui saluran empedu.
Empedu memiliki 2 fungsi penting yaitu:
1. Membantu pencernaan dan penyerapan lemak , bukan karena enzim dalam
empedu yang menyebabkan pencernaan lemak, tetapi karena asam empedu
dalam empedu melakukan dua hal :
a. Asam empedu membantu mengemulsikan partikel-partikel lemak yang besar
dalam makanan menjadi banyak partikel kecil, permukaan partikel tersebut
dapat diserang oleh enzim lipase yang disekresikan dalam getah pancreas.
b. Asam empedu membantu absorbs produk akhir lemak yang telah dicerna
melalui membran mukosa intestinal.
2. Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama haemoglobin
(Hb) yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol.

PROSES BIOKIMIAWI PADA MASING-MASING ORGAN DI SISTEM PENCERNAAN


Pencernaan karbohidrat
• Pencernaan karbohidrat di dalam mulut dan lambung
Ketika makanan dikunyah, makanan bercampur dengan saliva, yang terdiri atas
enzim pencernaan ptialin yang terutama disekresikan oleh kelenjar parotis.Enzim ini
menghidrolisis tepung menjadi disakarida maltosa dan polimer glukosa kecil lainnya
yang mengandung 3-9 molekul glukosa.Namun, makanan berada dalam mulut hanya
untuk waktu yang singkat, jadi mungkin tidak lebih dari 5% dari semua tepung telah
dihidrolisis pada saat makanan ditelan.

Mudul Anatomi Fisiologi 152


Tetapi, pencernaan tepung kadang berlanjut didalam korpus dan fundus lambung
selama satu jam sebelum makanan bercampur dengan sekresi lambung. Kemudian
aktivitas amilase saliva dihambat oleh asam yang berasal dari sekresi lambung, karena
amylase pada dasarnya tidak aktif sebagai suatu enzim bila pH medium turun dibawah
sekitar 4,0. Meskipun demikian, rata-rata, sebelum makanan dan saliva yang ada
bersamanya menjadi seluruhnya tercampur dengan sekresi lambung, sebanyak 30-
40% tepung telah dihidrolisis terutama membentuk maltosa.
• Pencermaan karbohidrat didalam usus halus
Pencernaan oleh amilase pankreas
Sekresi pankreas, seperti saliva, mengandung sejumlah besar ptialin yang fungsinya
hampir mirip dengan ptialin saliva tetapi beberapa kali lebih kuat.Oleh karena itu, dalam
waktu 15-30 menit setelah kimus dikosongkan dari lambung kedalam duodenum dan
bercampur dengan getah pankreas, sebenarnya,semua karbohidrat telah dicernakan.
Pada umumnya, hampir semua karbohidrat diubah menjadi maltose dan polimer-
polimer glukosa yang sangat kecil lainnya sebelum keduanya melewati duodenum atau
jejenum bagian atas.

Pencernaan protein
• Pencernaan protein dalam lambung
Pepsin, enzim peptic lambung yang penting, paling aktif pada pH 2-3 dan tidak
aktif pada pH kira-kira diatas 5. Akibatnya, agar enzim ini dapat melakukan kerja
pencernaan terhadap protein, getah lambung harus bersifat asam. Asam hidroklorida
ini disekresikan oleh sel-sel parietal (oksintik) didalam kelenjar pada pH 0,8 tetapi pada
saat asam hidroklorida bercampur dengan isi lambung dan bersama dengan sekresi
dari sel-sel kelenjar non-oksintik lambung, pH lalu berkisar antara 2-3 suatu batas
asiditas yang cukup tinggi untuk aktifitas pepsin. Salah satu gambaran penting
pencernaan pepsin adalah kemampuannya untuk mencerna protein kolagen, suatu
jenis protein albuminoid yang sangat sedikit dipengaruhi oleh enzim-enzim pencernaan
lainnya.
Kolagen merupakan unsur dasar utama dari jaringan ikat antar sel daging. Oleh
karena itu, agar enzim saluran pencernaan dapat menembus daging dan mencerna
protein daging lain, hal yang terpenting adalah mencernakan serabut-serabut kolagen
tersebut lebih dulu. Akibatnya, orang yang kekurangan pepsin didalam getah lambung,
daging yang dicerna kurang dapat ditembus oleh enzim-enzim pencernaan lain. Oleh
karena itu proses pencernaannya buruk.
• Pencernaan protein oleh sekresi pancreas
Kebanyakan pencernaan protein terjadi didalam usus halus bagian atas,
didalam duodenum dan jejunum, dibawah pengaruh enzim-enzim proteolitik dari
sekresi pancreas.Segera setelah masuk dari lambung ke usus halus, produk yang
sebagian sudah dipecahkan dari makanan berprotein diserang oleh enzim-enzim
proteolitik utama pankreas:tripsin,kimotripsin, karboksifolipeptidase, dan proelastase.
Keduanya, baik tripsin dan kimotripsin memecah molekul-molekul protein
menjadi polipeptida-polipeptida kecil. Karboksifolipeptidase kemudian memecahkan
asam amino- asam amino tunggal dari ujung karboksil polipeptida.Proelastase,
kemudian diubah menjadi elastase, yang kemudian mencernakan serabut-serabut
elastin yang sebagian menahan daging.
• Pencernaan peptida oleh peptidase didalam enterosit yang melapisi vili usus halus
Tahap terakhir pencernaan protein didalam lumen usus dicapai oleh eritrosit
yang melapisi vili usus halus, terutama didalm duodenum dam jejunum. Dua jenis
enzim peptidase yang sangat penting adalah aminopolipeptidase dan beberapa
dipeptidase. Enzim-enzim tersebut bertugas memecah sisa polipeptida-polipeptida
yang besar menjadi betuk tripeptida dan dipeptida serta beberapa menjadi asam-asam
amino. Baik asam amino ditambah dipeptida dan tripeptida dengan ludah ditranspor
memalui membran mikrovili kebagian dalam enterosit. Dalam beberapa menit, semua
dipeptida dan tripeptida yang masih tertinggal akan dicerna sampai tahap akhir untuk
membentuk asam amino tunggal dan kemudian dihantarkan kesisi lain dari eritrosit dan

Mudul Anatomi Fisiologi 153


dari tempat itu ke dalam darah.

Pencernaan lemak
• Pencernaan lemak didalam usus
Sejumlah kecil trigliserida dicerna didalam lambung oleh lipase lingual yang
disekresikan oleh kelenjar lingual didalam mulut dan ditelan bersama dengan saliva.
• Emulsivikasi lemak oleh asam empedu dan lesitin.
Tahap pertama dalam pencernaan lemak adalah secara fisik memecahkan gumpalan
lemak menjadi ukuran yang sangat lecil, sehingga enzim pencernaan yang larut-air
dapat bekerja pada pemukaan gumpalan lemak. Proses ini disebut emulsifikasi lemak,
dan dimulai melalui pergolakan didalam lambung untuk mencampur lemak dengan
produk pencernaan lambung. Lalu, kebanyakan proses emulsifikasi tersebutterjadi
didalam duodenum dibawah pengaruh empedu, sekresi dari hati yang tidak
mengandung enzim pencernaan apapun. Akan tetapi, empedu mengandung sejumlah
besar garam empedu juga fosfolipid lesitin. Keduanya, tetapi terutama lesitin, sangat
penting untuk mengemulsi lemak.
• Pencernaan trigliserida oleh lipase pancreas
Sejauh ini enzim yang paling penting untuk pencernaan trigleserida adalah lipase
pankreas, terdapat dalam jumlah sangat banyak didalam getah pankreas cukup untuk
mencernakan dalan satu menit semua trigliserida yang dicapainya.
• Produk akhir pencernaan lemak
Sebagian besar trigliserida dalam makanan dipecah oleh getah pankreas menjadi
asam lemak bebas dan 2-monogliserida.

Mudul Anatomi Fisiologi 154


KEGIATAN BELAJAR 9
DESKRIPSI MATERI KEGIATAN BELAJAR 9:
Materi kegiatan belajar ini berfokus pada konsep anatomi fisiologi membahas tentang
sistem kardiovaskuler dan peredaran darah.
CAPAIAN PEMBELAJARAN KEGIATAN BELAJAR 9
Kemampuan akhir yang diharapkan setelah menempuh kegiatan belajar ini adalah
mahasiswa mampu menjelaskan struktur anatomi dan fungsi sistem kardiovaskuler dan
peredaran darah.

KRITERIA PENILAIAN KEGIATAN BELAJAR 9


Kriteria penilaian pada kegiatan belajar tahap ini adalah ketepatan penjelasan tentang :
1. Mengidentifikasi lokasi jantung
2. Menjelaskan struktur jantung
3. Menjelaskan vaskularisasi jantung
4. Menjelaskan sistem konduksi jantung
5. Mengidentifikasi peristiwa listrik dikaitkan dengan EKG normal
6. Menjelaskan siklus jantung termasuk sistole & distole atrial & ventrikel serta
hubungannya dengan bunyi jantung pada setiap siklus
7. Menjelaskan stroke volume & cardiac output serta faktor-faktor yang mempengaruhi
8. Menjelaskan efek inervasi otonom pada jantung
9. Menjelaskan efek hormon pada jantung
10. Membedakan tipe pembuluh darah berdasarkan struktur & fungsi
11. Menjelaskan mekanisme yang mengatur aliran darah melalui arteri, kapiler dan vena
12. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah & mekanisme
pengaturan tekanan darah
13. Mendikusikan mekanisme dan berbagai tekanan yang mengatur pergerakan cairan
antara kapiler & ruang interstisiel
14. Menjelaskan aktivitas jantung, vasomotor & pusat rsspirasi dalam mengontrol aliran
darah ke jaringan
15. Menjelaskan bagaimana respon Kardiovaskuler terhadap kebutuhan tubuh akibat
exercise, perdarahan & shok
16. Menjelaskan sirkulasi darah sistemik & pulmonal
17. Mendiskusikan efek penuaan pada sistem kardiovaskuler
18. Memberikan contoh interaksi antara Kardiovaskuler dengan sistem organ lain

PENDAHULUAN
Hanya dalam beberapa hari setelah konsepsi sampai kematian, jantung terus menerus
berdetak. Pada kenyataanya, sepanjang rentang usia manusia rata-rata, jantung
berkontraksi sekitar tiga miliar kali, tidak pernah beristirahat, kecuali sepersekian detik
diantara denyutan. Dalam sekitar tiga minggu setelah pembuahan, bahkan sebelum ibu
dapat memastikan bahwa ia hamil, jantung mudigah yang sedang berkembang sudah
mulai berfungsi. Diyakini bahwa jantung merupakan organ pertama yang berfungsi. Pada
saat ini mudigah manusia memiliki panjang beberapa millimeter, seukuran dengan huruf
besar pada halaman ini.
Mengapa jantung berkembang sedemikian dini, dan mengapa sangat penting seumur
hidup ? Hal itu karena system sirkulasi adalah system transportasi tubuh. Mudigah manusia
dengan memiliki yolk yang sangat sedikit untuk persediaan makanan, bergantung pada

Mudul Anatomi Fisiologi 155


pembentukan system sirkulasi yang dapat berinteraksi dengan sirkulasi ibu untuk
menyerap dan membagikan nutrient yang sangat penting untuk kelangsungan hidup dan
pertumbuhan ke jaringan-jaringan yang sedang berkembang. Demikianlah awal kisah
mengenai system sirkulasi, yang seumur hidup terus berfungsi sebagai saluran vital untuk
mengangkut bahan-bahan yang mutlak dibutuhkan oleh sel-sel tubuh.
System sirkulasi terdiri dari tiga komponen dasar yaitu :
1. Jantung berfungsi sebagai pompa yang melakukan tekanan terhadap darah untuk
menimbulkan gradient tekanan yang diperlukan agar darah dapat mengalir ke jaringan.
Darah, seperti cairan lain, mengalir dari daerah bertekanan lebih tinggi ke daerah
bertekanan lebih rendah sesuai penurunan tekanan gradient tekanan.
2. Pembuluh darah berfungsi sebagai saluran untuk mengarahkan dan mendistribusikan
darah dari jantung ke semua bagian tubuh dan kemudian mengembalikanya ke
jantung.
3. Darah berfungsi sebagai medium transportasi tempat bahan-bahan yang akan
disalurkan dilarutkan atau diendapkan.
Darah berjalan secara kontinu melalui system sirkulasi ke dan dari jantung melalui dua
lengkung vaskuler (pembuluh darah) tepisah, keduanya berawal dan berakhir di jantung
(lihat gambar). Sirkulasi paru terdiri dari lengkung tertutup pembuluh-pembuluh yang
mengangkut darah antara jantung dan paru, sedangkan sirkulasi sistemik terdiri dari
pembuluh-pembuluh yang mengangkut darah antara jantung dan system organ.

Anatomi Jantung
Jantung adalah sebuah organ yang terdiri dari otot. Ukurannya lebih kurang sebesar
genggaman tangan kanan dan beratnya kira-kira 250-300 gram. Jantung terletak di rongga
toraks (dada) sekitar garis tengah sternum atau tulang dada disebelah anterior dan
vertebra (tulang punggung) disebelah posterior. Bentuk jantung menyerupai jantung
pisang, bagian atasnya tumpul (pangkal jantung) disebut juga basis kordis. Disebelah
bawah agak runcing yang disebut apeks kordis

Mudul Anatomi Fisiologi 156


Gambar 1 : jantung
Jantung merupakan organ utama dalam system kardiovaskuler. Jantung dibentuk oleh
organ-organ muscular, apex dan basis cordis, atrium kanan dan kiri serta ventrikel kanan
dan kiri. Ukuran jantung kira-kira panjang 12 cm, lebar 8-9 cm serta tebal kira-kira 6
cm.Berat jantung sekitar 7-15 ons atau 200 sampai 425 gram dan sedikit lebih besar dari
kepalan tangan. Setiap harinya jantung berdetak 100.000 kali dan dalam masa periode itu
jantung memompa 2000 galon darah atau setara dengan 7.571 liter darah.

Mudul Anatomi Fisiologi 157


Letak dan Posisi Jantung

Gambar 2 : letak dan posisi jantung pada thorack


Posisi jantung terletak diantar kedua paru dan berada ditengah tengah dada, bertumpu
pada diaphragm thoracis dan berada kira-kira 5 cm diatas processus xiphoideus. Pada tepi
kanan cranial berada pada tepi cranialis pars cartilaginis costa III dextra, 1 cm dari tepi
lateral sternum. Pada tepi kanan caudal berada pada tepi cranialis pars cartilaginis costa
VI dextra, 1 cm dari tepi lateral sternum. Tepi kiri cranial jantung berada pada tepi caudal
pars cartilaginis costa II sinistra di tepi lateral sternum, tepi kiri caudal berada pada ruang
intercostalis 5, kira-kira 9 cm di kiri linea medioclavicularis.
Ruang Jantung
Gambar 3. Ruang Jantung
Ruang dalam jantung dibagi menjadi 4, yaitu :
1. Atrium Kanan (Serambi Kanan)
Atrium kanan yang berdinding tipis ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan
darah dan sebagai penyalur darah dari vena-vena sirkulasi sistemik yang mengalir
ke ventrikel kanan. Darah yang berasal dari pembuluh vena ini masuk ke dalam
atrium kanan melalui vena kava superior, vena kava inverior dan sinus koronarius.
Dalam muara vena kava tidak terdapat katup - katup sejati. Yang memisahkan vena
kava dari atrium jantung ini hanyalah lipatan katup atau pita otot yang rudimenter.
Oleh karena itu, peningkatan tekanan atrium kanan akibat bendungan darah disisi
kanan jantung akan dibalikan kembali ke dalam vena sikulasi sistemik. Sekitar 75%
aliran balik vena kedalam atrium kanan akan mengalir secara pasif kedalam
ventrikel kanan melalui katup trikuspidalis. 25% sisanya akan mengisi ventrikel
selama kontraksi atrium. Pengisian ventrikel secara aktif ini disebut atrialkick.
Hilangnya atrialkick pada disritmia jantung dapat menurunkan pengisian ventrikel
sehingga menurunkan curah ventrikel.
2. Ventrikel Kanan ( Bilik Kanan)
Pada kontraksi ventrikel, setiap ventrikel harus menghasilkan kekuatan yang
cukup besar untuk dapat memompa darah yang diterimanya dari atrium ke sirkulasi
pulmonar maupun sirkulasi sistemik. Ventrikel kanan berbentuk bulan sabit yang

Mudul Anatomi Fisiologi 158


unik, guna menghasilkan kontraksi bertekanan rendah yang cukup untuk
mengalirkan darah kedalam arteria pulmonalis. Sirkulasi paruh merupakan sistem
aliran darah bertekanan rendah, dengan resistensi yang jauh lebih kecil terhadap
aliran darah ventrikel kanan, dibandingkan tekanan tinggi sirkulasi sistemik
terhadap aliran darah dari ventrikel kiri. Oleh karena itu, beban kerja ventrikel kanan
jauh lebih ringan dari pada ventrikel kiri. Akibatnaya, tebal dinding ventrikel kanan
hanya 1/3 dari dinding ventrikel kiri. Untuk menghadapi tekanan paru yang
meningkat secara perlahan, seperti pada kasus hipertensi pulmonar progresif maka
sel otot ventrikel kanan mengalami hipertrofi untuk memperbesar daya pompa agar
dapat mengatasi peningkatn resistensi pulmonar, dan dapat mengosongkan
ventrikel. Tetapi pada kasus resistensi paru yang meningkat secara akut (seperti
pada emboli paru masif) maka kemampuan pemompaan venrikel kanan tidak
cukup kuat sehingga dapat tejadi kematian.

3. Atrium Kiri (Serambi Kiri)


Atrium kiri menerima darah teroksigenasi dari paru-paru melalui keempat vena
pulmonalis. Antara vena pumonalis dan atrium kiri tidak terdapat katup sejati. Oleh
karena itu, perubahan tekanan atrium kiri mudah membalik secara retrograd ke
dalam pembuluh paru-paru. Peningkatan akut tekanan atrium kiri akan
menyebabkan bendungan paru. Atrium kiri memiliki dinding yang tipis dan
bertekanan rendah. Darah mengalir dari atrium kiri ke dalam ventrikel kiri melalui
katup mitralis.
4. Ventrikel Kiri (Bilik Kiri)
Ventrikel kiri menghasilkan tekanan yang cukup tinggi untuk mengatasi tahanan
sirkulsi sistemik, dan mempertahankan aliran darah kejaringan perifer. Ventrikel kiri
mempunyai otot-otot yang tebal dengan bentuk yang menyerupai lingkaran
sehingga mempermudah pembentukan tekanan tinggi selama ventrikel
berkontraksi. Bahkan sekat pembatas kedua ventrikel (septum interventrikularis)
juga membantu memperkuat tekanan ynang ditimbulkan oleh seluruh ruang
ventrikel selama kontraksi. Pada saat kontraksi, tekanan ventrikel kiri meningkat
sekitar lima kali lebih tinggi dari pada ventrikel kanan ; bila ada hubungan abnormal
antara kedua ventrikel (seperti pada kasus robeknya septum interventrikularis
pasca – infark miokardium), maka darah akan mengalir dari kiri ke kanan melalui
robekan tersebut. Akibatnaya terjadi penurunan jumlah aliran darah dari ventrikel
kiri melalui katup aorta ke dalam aorta.
Katub Jantung

Gambar 4. Katub pada Jantung

Mudul Anatomi Fisiologi 159


Darah mengalir melalui jantung dalam satu arah tetap dari vena ke atria ke ventrikel ke
arteri. Adanya empat katup jantung satu arah memastikan darah mengalir satu arah.
Katup-katup terletak sedemikian rupa sehingga mereka membuka dan menutup secara
pasif karena perbedaan tekanan, serupa dengan tekanan pintu satu arah. Gradient
tekanan ke arah depan mendorong katup terbuka, seperti anda membuka pintu dengan
mendorong salah satu sisinya, sementara gradient tekanan ke arah belakang mendorong
katup menutup, seperti anda mendorong ke pintu sisi lain yang berlawanan untuk
menutupnya. Perhatikan bahwa gradient ke arah belakang dapat mendorong katup
menutup, tetapi tidak dapat membukanya : yaitu, katup jantung bukan seperti pintu ayun
ditempat minuman.
Keempat katup jantung berfungsi untuk mempertahankan aliran darah searah melalui
bilik - bilik jantung. Ada 2 jenis katup : katup antrioventrikularis (AV), yang memisahkan
atrium dengan ventrikel dan katup semilunaris, yang memisahkan arteria pulmonalis dan
aorta dari ventrikel yang bersangkutan. Katup - katup ini membuka dan menutup secara
pasif, menanggapi tekanan dan volume dalam bilik dan pembuluh darah jantung.

Gambar 5. Katup Jantung

1. Katup Atrioventrikularis (AV)

Katup atrioventrikularis terdiri dari katup trikuspidalis dan katub mitralis. Daun-
daun katup atrioventrikularis halus tetapi tahan lama. Katup trikuspidalis yang
terletak antara atrium dan ventrikel kanan mempunyai 3 buah daun katup. Katup
mitralis yang memisahkan atrium dan ventrikel kiri, merupakan katup bikuspidalis
dengan dua buah daun katup. Daun katup dari kedua katup ini tertambat melalui
berkas-berkas tipis jaringan fibrosa yang disebut kordatendinae. Kordatendinae
akan meluas menjadi otot kapilaris, yaitu tonjolan otot pada dinding ventrikel.
Kordatendinae menyokong katup pada waktu kontraksi ventrikel untuk mencegah
membaliknya daun katup ke dalam atrium. Apabila kordatendinae atau otot
papilaris mengalami gangguan (rupture, iskemia), darah akan mengalir kembali ke
dalam atrium jantung sewaktu ventrikel berkontraksi

Mudul Anatomi Fisiologi 160


Gambar 6. Katup Jantung

Mudul Anatomi Fisiologi 161


Gambar 7: Pencegahan pembalikan katup AV, pembalikan katup AV dicegah oleh
ketegangan pada daun katup yang timbulkan oleh korda tendine sewatktu
otot papilaris berkontraksi

2. Katup Semilunaris
Kedua katup semilunaris sama bentuknya ; katup ini terdiri dari 3 daun katup
simetris yang menyerupai corong yang tertambat kuat pada annulus fibrosus.
Katup aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta, sedangkan katup pulmonalis
terletak antara ventrikel kanan dan arteria pulmonalis. Katup semilunaris mencegah
aliran kembali darah dari aorta atau arteria pulmonalis ke dalam ventrikel, sewaktu
ventrikel dalam keadaan istirahat. Tepat di atas daun aorta, terdapat kantung
menonjol dari dinding aorta dan arteria pulmonalis, yang disebut sinus valsalva.
Muara arteria koronaria terletak di dalam kantung-kantung tersebut. Sinus-sinus ini
melindungi muara koronaria tersebut dari penyumbatan oleh daun katup, pada
waktu katup aorta terbuka.

Mudul Anatomi Fisiologi 162


Lapisan Jantung

Gambar 8. Lapisan Jantung


1. Epikardium
Epicardium adalah lapisan paling luar dari jantung,tersusun dari lapisan sel-sel
mesotelial yang berada di atas jaringan ikat. Pada epicardium terdapat pericardium.

Mudul Anatomi Fisiologi 163


Pericardium merupakan lapisan jantung sebelah luar yang merupakan selaput
yang membungkus jantung dimana teridiri antara lapisan fibrosa dan serosa, dalam
cavum pericardii berisi 50 cc yang berfungsi sebagai pelumas agar tidak ada gesekan
antara pericardium dan epicardium. Epikardium adalah lapisan paling luar dari jantung
yang dibentuk oleh lamina viseralis dari perikardium. Epikardium berupa membrana
serosa yang padat dengan ketebalan yang bervariasi, banyak mengandung serabut
elastis yang berbentuk lembaran, terutama dibagian provundal. Epikardium melekat
erat pada miokardium, membungkus vasa, nervi dan corpus adiposum, jaringan lemak
banyak ditemukan pada jantung. Kumpulan ganglion padat terdapat pada
subepikardium terutama pada tempat masuknya vena kava kranialis. Lamina parietalis
perikardium juga berupa membran serosa yaitu suatu membran yang terdiri dari
jaringan ikat yang mengandung jala serabut elastis, kolagen, fibroblast,
makrofafiksans dan ditutup oleh mesothelium. Epikardium tersusun atas lapisan sel-
sel mesotelial yang berada diatas jaringan ikat. Jantung bekerja selama kita masih
hidup, karena itu membutuhkan makanan yang dibawa oleh darah, pembuluh darah
yang terpenting dan memberikan darah untuk jantung dari aorta asendens dinamakan
arteri coronaria.

Mudul Anatomi Fisiologi 164


2. Miokardium
Lapisan otot jantung menerima darah dari arteri koronaria, arteri koronaria kiri
bercabang menjadi arteri desenden anterior dan tiga arteri sirkumfleks. Arteri
koronaria kanan memberikan darah untuk sinoatrial node, ventrikal kanan dan
permukaan diafragma ventrikel kanan. Vena koronaria mengembalikan darah ke sinus
kemudian bersikulasi langsung ke dalam paru-paru. Miokardium merupakan lapisan
inti dari jantung yang terdiri dari otot-otot jantung yang berkontraksi untuk memompa
darah, otot-otot jantung ini membentuk bundalan-bundalan otot yaitu :
1. Bundalan otot atria,susunanya sangat tipis,kurang teratur serabut-serabutnya, dan
disusun dalam dua lapisan. Lapisan luar mencakup kedua atria serabut luar dan
paling nyata. Di bagian depan atria, beberapa serabut masuk kedalam septum
atrioventrikular. Lapisan dalam terdiri dari serabut-serabut berbentuk lingkaran. Ini
terdapat dibagian kiri atau kanan dan basis cordis yang membentuk serambi atau
aurikula cordis
2. Bundalan otot ventrikuler, yang membentuk bilik jantung yang dimulai dari cincin
atrio ventrikuler sampai di apek jantung.
3. Bundalan otot atrio ventrikuler, yang merupakan dinding pemisah antara serambi
dan bilik jantung(atrium dan ventrikal).
Ketebalan miokardium bervariasi dari satu ruang jantung ke ruang lainnya. Serabut
otot yang tersusun dalam berkas – berkas spiral melapisi ruang jantung. Kontraksi
miokardium “menekan” darah keluar ruang menuju arteri besar. Jaringan otot ini hanya
terdapat pada lapisan tengah dinding jantung. Strukturnya menyerupai otot lurik,
meskipun begitu kontraksi otot jantung secara refleks serta reaksi terhadap rangsang
lambat. Fungsi otot jantung adalah untuk memompa darah ke luar jantung. Miokardium
yaitu jaringan utama otot jantung yang bertanggung jawab atas kemampuan kontraksi
jantung. Ketebalannya beragam paling tipis pada kedua atrium dan yang paling tebal
di ventrikel kiri. Miocardium atrium lebih tipis dari ventriculus. Berkas-berkas serabut
otot jantung yang merupakan sisa-sisa semasa embrio diketemukan sebagai tonjolan-
tonjolan di permukaan dalam sebagai trabeculae carneae. Serabut elastis di antara
serabut otot jantung terdapat di dinding ventriculus, sedang di dinding atrium terdapat
lebih banyak serabut elastisnya. Jaringan pengikat di antara berkas-berkas otot
jantung banyak mengandung serabut retikuler. Miokardium terdiri atas otot jantung
yang melanjutkan diri ke epikardium dan endokardium. Elemen elastis hanya sedikit
ditemukan pada ventrikel kecuali pada tunika adventitia vasa yang besar. Pada arteri
terdapat jala serabut elastis yang berjalan kesegala arah diantara otot dan
melanjutkan diri ke lapisan serabut elastis pada epikardium dan endokardium dan
pada dinding vena yang besar. Diantara otot jantung ditemukan fibril retikuler. Didalam
miokardium terdapat juga vasa, nervi dan ujung serabut purkinje.

Mudul Anatomi Fisiologi 165


Tiap-tiap sel otot jantung saling berhubungan untuk membentuk serat yang
bercabang-cabang, dengan sel-sel yang berdekatan dihubungkan ujung ke ujungpada
struktur khusus yang dikenal sebagai diskus interkalatus (intercalated disk). Didalam
sebuah diskus interkalatus terdapat dua jenis pertautan membrane: desmoson dan
gap junction (lihat gambar 11). Desmosom, sejinis kaut lekat yang secara mekanis
menyatukan sel-sel, banyak dijumpai dijaringan, misalnya jantung yang saling
mendapat tekanan mekanis. Pada interval tertentu disepanjang diskus interkaltus,
kedua membrane berhadapan saling mendekat untuk membentuk gap junction, yaitu
daerah-daerah dengan resistensi listrik yang rendah dan memungkinkan potensial
aksi menyebar dari satu sel jantung ke sel dekatnya.

Gambar 11 : organisasi serat otot jantung

3. Endokardium
Merupakan lapisan terakhir atau lapisan paling dalam pada jantung. Endocardium
terdiri dari jaringan endotel atau selaput lendir yang melapisi permukaan rongga
jantung. Lapisan endokardium atrium jantung lebih tebal dibanding ventrikel jantung.
Sebaliknya untuk lapisan miokardium, ventrikel jantung memiliki lapisan miokardium
lebih tebal dibanding atrium jantung. Dan lapisan miokardium ventrikel kiri jantung
lebih tebal dibanding ventrikel kanan. Pada lapisan endokardium ventrikel terdapat
serabut Purkinje yang menjadi salah satu penggerak sistem impuls konduksi jantung,
yang membuat jantung bisa berdetak. Dinding dalam atrium (endokardium)diliputi oleh
membrane yang mengilat dan terdiri dari jaringan endotel atau selaput lender yang
licin (endokardium)kecuali aurikula dan bagian depan sinus vena kava.di bagian ini
terdapatbundelan otot parallel yang berjalan ke depan Krista. Ke arah aurikula dari
ujung bawah Krista terminalis terdapat sebuah lipatan endokardium yang menonjol
dan dikenal sebagai valvula vena kava inverior yang berjalan di depan muara vena
inverior menuju ke sebelah tepid an disebut vossa ovalis. Diantara atrium kanan dan
ventrikel kanan terdapat hubungan melalui orifisium artikular.
Pembuluh Darah pada Jantung
Ada dua kelompok pembuluh darah utama yang mengalirkan darah dari dan ke
jantung:
1. Pembuluh Pulmonaris
2. Pembuluh Sistemik
Pembuluh pulmonaris:
• arteri pulmonaris –> mengangkut darah “kotor” dari ventrikel kanan ke paru-paru

Mudul Anatomi Fisiologi 166


• vena pulmonaris –> mengangkut darah “bersih” dari paru-paru ke atrium kiri
–> Paru-paru tempat pertukaran gas CO2 dan O2
Pembuluh sistemik:

Arteri sistemik : membawa darah “bersih” dari ventrikel kiri ke sirkulasi sistemik
melalui aorta, cabang-cabang aorta:
• a. koronaria : ke jantung
• a. karotis : ke leher, kepala dan otak
• a. subklavia : ke lengan dan daerah dada
• a. abdominalis: ke organ-organ abdomen
• a. iliofemoralis: ke panggung dan tungkai
Vena sistemik : membawa darah “kotor” kembali ke atrium kanan melalui vena kava
superior dan vena kava inferior
–> vena yang bermuara ke v. kava superior:
• v. jugular : dari kepala
• v.subklavia dan inominatum: dari lengan dan dada
–> vena yang bermuara ke v. kava inferior : v. iliofemoralis: dari tungkai dan
panggul

Persarafan Jantung
Jantug dipersarafi oleh serabut simpatis, parasimpatis dan system saraf antonom
melalui pleksus kardiakus. Saraf simpatis berasal dari trunkus simpatikus bagian servikal
dan torakal bagian atas dan saraf simpatis berasal dari n. vagus. Serabut eferen post-
ganglion berjalan ke nodus sinus artialis dan nodus atrionventrikularis yang tersebar
kebagian jantung yang lain. Serabut eferen berjalan bersama nervus vagus dan berperan
sebagai reflex kardiovaskular yang berjaln bersama saraf simpatis.
System kardiovaskular banyak dipersyarafi oleh serabut-serabut system syaraf
otonom. System syaraf otonom dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu ; system
parasimpatis dan simpatis dengan efek yang saling berlawanan dan bekerja bertolak
belakang untuk mempengaruhi perubahan pada denyut jantung. Contohnya, stimulasi
system simpatis bisanya disertai oleh hambatan system parasimpatis. Sebaliknya stimulasi

Mudul Anatomi Fisiologi 167


parasimpatis dan hambatan simpatis merupakan dua kejadian yang terjadi serentak. Kerja
yang bertolak belakang ini mempertinggi ketelitian pengaturan saraf oleh system saraf otot.
Baroreseptor / presoreseptor, terletak dilengkung aorta dan sinus karotikus. Reseptor
ini peka sekali terhadap perubahan dinding pembuluh darah akibat perubahn tekanan
arteri. Kemoreseptor yag terletak dalam badan karotis dan aorta, terangsang melalui
penurunan kadar oksigen dalam arteria, peningkatan tekanan karbondioksida dan
peningkatan kadar ion hydrogen (penurunan pH darah). Apabila reseptor terangsang akan
timbul dua jenis respons refleks: peningkatan kecepatan denyut jantung (reflex Bainbridge)
dan dieresis, yang menyebabkan penurunan volume. Jalur aferen dalam nervus vagus dan
glosofaringeus membawa impuls dari reseptor ke otak. Pusat vasomotor atau pusat
pengaturan kardioaskular terletak pda bagian atas medulla oblongata dan pons bagian
bawah. Pusat kardioregulator ini menerima impuls dari baroresesptor dan kemoreseptor,
dan meneruskanya kejantung dan pembuluh darah melalui serabut syaraf parasimpatis
dan simpatis. Pusa-pusat otak yang lebih tinggi seperti korteks serebri dan hipotalamus jua
dpat mempengaruhi aktivitas saraf otonom melalui medulla oblongata. Reseptor terletak
pada system penghantar jantung, miokardium dan otot polos pembuluh darah. Stimulasi
reseptor akan mengubah denyut jantung, kecepatan konduksi AV, kekuatan kontraksi
mokardium dan diameter pembuluh darah. Serabut-serabut parasimpatis mempersarafi
nodus SA, otot-otat atrium, dan nodus AV melalui nervus vagus. Serabut parasimpatis juga
meluas sampai ke otot ventrikal, tetapi jalur ini tampaknya kurang memiliki makna.
Serabut simpatis menyebar keseluruh system konduksi dan miokardium, juga pada otot
polos pembuluh darah. Stimulasi simpatis atau adrenergikjuga menyebabkan melepasnya
epinefrin dan beberapa norepinefrin dari medulla adrenal. Respons jatung terhadap
stimulasi simpatis diperantai oleh pengikatan norepinefrin dan epinefrin ke
reseptoradrenergik tertentu: reseptor alfa terletak pada sel-sel otot polos embuluh
darah,menyebabkan terjadinya vasokonstriksi dan reseptor beta yang terletak pada nodus
AV, nodus SA, dan miokardium, menyeabkan peningktan denyut jantung, peningkatan
kecepatan hantaran melewati nodus AV, dan peningkatan kontraksi miokardium, stimulasi
reseptor ini menyebabkan vasodilatasi. Hubungan system saraf simpatis dan parasimpatis
bekerja untuk menstabilkan tekanan darah arteri dan curah jantung untuk mengatur aliran
darah sesuai kebutuhan tubuh. Curah jantung dan tekanan arteria dapat ditinggikan
melalui rangsangan pada saraf simpatis dan hambatan pada saraf parasimpatis. Hal ini
dapat menigkatkan kecepatan denyut jantung, meningkatkan kekuatn kontraksi, dan
vasokonstriksi.
Saraf Pengontrol Jantung
Walaupun jantung dapat berdenyut sendiri dan mengatur kecepatan dan kekuatan dari
denyutanya terhadap sejumlah darah yang memasuki jantung mempunyai dua saraf yang
mengontrol fungsi nodus SA dan menyiapkan jantung bila terjadi perubahan keadaan.
Serat simpatis menjalar dari ganglia pada bagian servikal dari trunkus simpatis dan
mengirimkan impuls yang menstimulus nodus SA kedalam aktvitas yang lebih cepat dan
meningkatkan kekuatan kontraksi. Serat parasimpatis mencapai jantung melalui
percabang nervus vagus (saraf cranial ke-X) dan mengirimkan impuls yang melambatkan
nodus SA dan mengurangi kekuatan kontraksi. Pusat saraf tertinggi yang terlibat adalah :
kortek serebral, hipotalamus. Pusat jantung pada medulla oblongata terdiri dari : a.Pusat
aselerator jantung
Pusat inhibitor jantung
Pengaruh frekuensi jantung pada fungsi jantung sebagai pompa
pada umumnya, semakin banyak jantung berdenyut per menit, semakin banyak darah
yang dapat dipompa, tetapi banyak pembatasan penting. Misalnya waktu frekuensi jantung
meningkat diatas tingkat kritis, kekuatan jantung itu sendiri menurun mungkin karena
penggunaan zat-zat metabolik yang berlebihan pada otot jantung. Selain itu, periode
diastole antara kontraksi-kontraksi sedikit berkurang sehingga darah tidak mempunyai
waktu untuk mengalir secara adekuat dari atrium kedalam ventrikel. Berdasarkan alasan
ini bila frekuensi jantung secara arti visial ditingkatkan dengan perangsangan listrik,
jantung mempunyai puncak kemampuaan untuk memompa darah dalam jumlah besar
pada frekuensi jantung antara 100 dan 150 denyutan per menit. Pengaturan syaraf pada

Mudul Anatomi Fisiologi 168


kekuatan kontraksi jantung. Kedua atrium secar khusus dipsyarafi baik dari syaraf simpatis
dan parasimpatis dalam jumlah besar, tetapi vemtrikel terutama dipersyarafi oleh syaraf
simpatis dan serabut-serabut parasimpatis yang jauh lebih sedikit. Pada umumnya,
perangsangan simpatis meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung, sedangkan
perangsangan parasimpatis menurunkan kekuatan kontraksi. Dalam keadaan normal,
serabut syaraf simpatis yang menuju ke jantung secar terus menuerus merangsang
dengan frekuensi rendah yang mempertahankan kekuatan kontraksi ventrikel sekitar 20 %
diatas kekuatan kontaraksinya tanpa perangsangan simpatis sama ksekali. Oleh karena
itu, salah satu cara dimana sistem syaraf dapat menurunkan kekuatan kontraksi ventrikel
adalah memperlambat atau menghentikan penyebaran impuls simpatis kejantung.
Sebaiknya, perangsangan simpatis maksimal dapat meningkatkan kekuatan kontraksi
ventrikel sekitar 100% lebih besar dari normal. Perangsangan parasimpatis maksimum
pada jantung menurunkan kekuatan kontraksi ventrikel sekitar 30%. Jadi, efek
parasimpatisrelatif kecil dibandingkan dengan efek simpatis.

Sistem Sirkulasi
Sirkulasi paru

Darah yang kembali dari sirkulasi sistemik (dari seluruh tubuh) masuk ke atrium kanan
melalui vena besar yang dikenal sebagai vena kava. Darah tersebut telah diambil O2-nya
dan ditambahi dengan CO2. Darah yang miskin akan oksigen tersebut mengalir dari atrium
kanan melalui katup trikuspidalis ke ventrikel kanan, yang memompanya keluar melalui
arteri pulmonalis ke paru. Dengan demikian, sisi kanan jantung memompa darah yang
miskin oksigen ke sirkulasi paru. Di dalam paru, darah akan kehilangan CO2-nya dan
menyerap O2 segar sebelum dikembalikan ke atrium kiri melalui vena pulmonalis. Darah
kaya oksigen yang kembali ke atrium kiri ini melalui katub bikuspid atau mitral kemudian
mengalir ke dalam ventrikel kiri , bilik pompa yang memompa atau mendorong darah ke
semua sistim tubuh kecuali paru.

Mudul Anatomi Fisiologi 169


Sirkulasi sistemik

Darah kaya oksigen kemudian mengalir ke dalam ventrikel kiri, bilik pompa yang

memompa atau mendorong darah ke semua sistim tubuh kecuali paru melalui arteri besar
yang membawa darah menjauhi ventrikel kiri yag disebut aorta. Aorta bercabang menjadi
arteri besar dan mendarahi berbagai jaringan tubuh.
Darah arteri yang sama tidak mengalir dari jaringan ke jaringan. Jaringan akan
mengambil O2 dari darah dan menggunakannya untuk menghasilkan energi. Dalam
prosesnya, sel-sel jaringan akan membentuk CO2 sebagai produk buangan atau produk
sisa yang ditambahkan ke dalam darah. Kemudian darah yang menjadi kekurangan O2 dan
mengandung CO2 berlebih akan kembali ke sisi kanan jantung dan memasuki siklus paru.
Selesailah satu siklus dan terus menerus berulang siklus yang sama setiap saat.
Kedua sisi jantung akan memompa darah dalam jumlah yang sama. Volume darah
yang beroksigen rendah yang dipompa ke paru oleh sisi jantung kanan memiliki volume
yang sama dengan darah beroksigen tinggi yang dipompa ke jaringan oleh sisi kiri jantung.
Sirkulasi paru adalah sistim yang memiliki tekanan dan resistensi rendah, sedangkan
sirkulasi sistemik adalah sistim yang memiliki tekanan dan resistensi yang tinggi. Oleh
karena itu, walaupun sisi kiri dan kanan jantung memompa darah dalam jumlah yang sama,
sisi kiri melakukan kerja yang lebih besar karena ia memompa volume darah yang sama
ke dalam sistim dengan resistensi tinggi. Dengan demikian otot jantung di sisi kiri jauh lebih
tebal daripada otot di sisi kanan sehingga sisi kiri adalah pompa yang lebih kuat.
Darah mengalir melalui jantung dalam satu arah tetap yaitu dari vena ke atrium ke
ventrikel ke arteri. Adanya empat katup jantung satu arah memastikan darah mengalir
satu arah. Katup jantung terletak sedemikian rupa sehingga mereke membuka dan
menutup secara pasif karena perbedaan gradien tekanan. Gradien tekanan ke arah depan
mendorong katup terbuka sedangkan gradien tekanan ke arah belakang mendorong katup
menutup.
Sirkulasi Koroner
Efisiensi jantung sebagai pompa bergantung pada nutrisi dan oksigenesi otot jantung
melalui sirkulasi koroner. Sirkulasi koroner meliputi seluruh permukaan epikardium jantung,
membawa oksigen dan nutrisi ke miokardium melalui cabang-cabang intermiokardial yang
kecil-kecil. Untuk dapat mengetahui akibat penyakit jantung koroner, maka kita harus
mengenal terlebih dahulu distribusi arteria koronaria ke otot jantung dan system konduksi

Mudul Anatomi Fisiologi 170


Jantung menerima O2 melalui arteri koronaria
Dua cabang utama a. koronaria:
1. A koronaria kiri
• A desending aterior
• A sirkumfleksa
2. A koronaria kanan
• interventrikuler posterior
• desending posterior
arteri untuk nodus sinoatrial dan nodus atrioventrikuler
1. Gangguan pada aliran darah ---> O2 untuk miokardium kurang
2. Pembentukan obstruksi lemak (plak ateromatous) sepanjang dinding pembuluh
darah (aterosklerosis) --> aliran darah berkurang untuk periode waktu lama
3. Konstriksi/spasme atau trombus ---> aliran darah dapat berkurang dengan cepat
dan intermiten
4. Gangguan aliran pembuluh darah yang berat ---> nyeri dada (angina pektoris)
5. Vena koronaria membawa darah “kotor” dari otot jantung, bermuara ke
atrium kanan

Sirkulasi darah
Sirkulasi darah janin

Mudul Anatomi Fisiologi 171


Peredaran darah terjadi pada janin dalam kandungan agak berlainan dengan perdaran
darah orang yang telah dilahirkan atau orang dewasa. Keistimewaan perdaran darah janin
dalam kandungan yaitu oksigen dan zat makanan yang diperlukan diambil dari darah ibu.
Hal ini dimungkinkan karena adanya hal-hal berikut ini :
a. Foramen ovale : lubang diantara atrium deksra dan atrium sinistra. Lubang ini akan
tertutup sesudah bayi lahir.
b. Dustus ateriosus botalli : pebulu darah yang menghubungkan arteri pulmonalis
dengan aorta.
c. Duktus vonosus : pe,bulu darah yang menghubungkan umbilikalis dengan vena
kava inferior.
d. Plasenta : jaringan dinding rahim yang banyak mempunyai jonjot mengandung
pembulu darah yang berfungsi sebagai tempat pertukaran zat, dimana zat yang di
perlukan akan diambil dari darah ibu dan yang tidak berguna akan dikeluarkan.
Plasenta terbentuk kira-kira minggu kedelapan yang menempel pada
endometriumdan terikat kuat sampai bayi lahir.
Fungsi plasenta :
▪ Menydiakan makanan untuk janin dalam kandungan yang di ambil dari
darah ibu,
▪ Bekerja sebagai paru-paru fetus dengan menyediakan oksigen pada janin
dalam kandungan,
▪ Menyingkirkan sisa pembakaran dari janin,
▪ Penghalang mikroorganisme penyakit masuk ke dalam janin.
e. vena umbilikasis : yaitu pembulu darah yang membawa darah dari plasenta ke
peredaran darah janin. Darah yang dibawa oleh vena umbilikasis banyak
mengandung zat makanan dan oksigen .
f. arteri umbilikasis : pembulu darah yang membawa darah janin ke plasenta
jumlahnya sua buah. Kedua pebulu darah ini membawa zat sisa makanan dan
karbon sioksida dari tubuh bayi ke dalam plsenta. Arteri dan vena umbilikasis
tebungkus menjadi satu dalam satu saluran yang disebut duktus umbilikasis atau
tali pusat.

Jalannya peredaran darah


Dari plasenta melalui vena umbilikalis, darah yang banyak mengandung zat makanan
dan oksigen dialirkan kedalam tubuh janin melalui vena kava inferior dan vena porta
menuju atrium dekstra.
Dari atrium sinistra melalui foramen ovale. Darah yang berasal dari ventrikel sinistra
diedarkan ke seluruh tubuh dan dari ventrikel dekstra melalui arteri pulmonalis menuju
paru-paru, karena paru-paru belum bekerja maka darah dari arteri pulmonalis tersebut
malalui duktus arteriosus botali masuk ke aorta dan diedarkan ke seluruh tubuh.
Darah yang telah digunakan oleh janin banyak mengandung zat-zat sisa pembakaran
dan sisa makanan. Darah ini berjalan melalui arteri aliaka interna masuk ke arteri
umbilikalis melalui duktus umbilikalis masuk ke plasenta.

Perubahan pada waktu bayi lahir


Pada saat lahir, bayi akan segera menagis dengan kuat sambil bernafas sehingga
udara akan diisap ke paru-paru. Pada saat itu paru-paru mengmbang dan terjadilah
perubahan yang besar dalam tubuh bayi.
Saat paru-paru mengembang akan menarik darah dari arteri pulmonalis sehingga
duktus arterius botali tertutup. Pada saat darah mengalir ke paru-paru, oksigen yang
terkandung dalam darah akan diidap masuk ke ruang alveoli sedangkan korbon dioksiada
akan dikeluarkan aleh paru-paru melalui jalan pernafasan.
Darah yang sudah dibersikan oleh paru-paru akan dialikan ke vena pulmonalis
menyebabkan septum antara atrium dekstra dan atrium sinistra mendapat tekanan yang
kuat sehingga klep yang terdapat pada foramen ovale tertutup. Pada saat tali pusat diikat
dan di potong, hubungan perdaran darah antara bayi dan ibu terputus.

Mudul Anatomi Fisiologi 172


Gambar : sirkulasi janin

Aktivitas Listrik Jantung (Sistem Konduksi)


Nodus sinoatrium adalah pemacu jantung normal.
Jantung berkontraksi atau berdenyut secara berirama akibat potensial aksi yang
ditimbulkan sendiri, suatu sifat yang sering dikenal sebagai otoritmisitas
Terdapat 2 jenis khusus sel otot jantung :
1. Sembilan puluh Sembilan persen sel otot jantung adalah sel kontraktif, yang
melakukan kerja mekanis, yaitu memompa. Sel-sel pekerja ini dalam keadaan
normal tidak menghasilakan sendiri potensial aksi.
2. Sebaliknya, sebagian kecil sel sisianya, sel otoritmik, tidak berkontraksi tapi
mengkhususkan diri mencetuskan dan menghantarkan potensial aksi yang
bertanggung jawab untuk kontraksi sel-sel pekerja.
Berbeda dengan sel saraf dan sel otot rangka, yang membranya tetap berada pada
potensial istirahat yang konstan yang kecuali apabila dirangsang. Sel-sel otoritmik jantung
tidak memiliki potensial istirahat. Sel-sel tersebut memperlihatkan aktivitas pemacu
(pacemaker activity), yaitu membrane meraka secara perlahan mengalami depolarisasi,
atau bergeser, atara potensial-potensial aksi sampai ambang tercapai, pada saat
membrane mengalami potensial aksi (lihat gambar 13). Melalui siklus pergeseran dan
pembentukan potensial aksi yang berulang-ulang tersebut, sel-sel otoritmis ini secara siklis
mencetuskan potensial aksi, yang kemudia menyebar keseluruh jantung untuk
mencetuskan denyut secara berirama tanpa perangsangan saraf apapun.

Sel-sel jantung yang mampu mengalami otoritmisitas ditemukan dilokasi-lokasi berikut


ini (lihat gambar 14) :
1. Nodus sinoatrium (SA), daerah kecil khusus di dinding atrium kanan dekat lubang
(muara) vena kava superior.
2. Nodus atrioventrikel (AV), sebuah berkas kecil sel-sel otot jantung khusus didasar
atrium kanan dekat septum, tepat diatas peraturan atrium dan ventrikel.
3. Berkas his (berkas atrioventrikel), suatu jaras sel-sel khusus yang berasal dari
nodus AV dan masuk ke septum antarventrikel, tempat berkas tersebut bercabang
membentuk berkas kanan dan kiri yang berjalan kebawah melalui spetum,
melingkari ujung bilik septum, melingkari ujung bilik ventrikel, dan kembali ke atrium
di sepanjang diding luar.

Mudul Anatomi Fisiologi 173


4. Serat purkinje, serat-serat terminal halus yang berjalan dari berkas his dan
menyebar keseluruh miokardium ventrikel seperti ranting-ranting pohon.

Gambar 14 : sistem penghantar khusus pada jantung

Pada perbandingan dua sel otoritmik (lihat gambar 15), sel A memiliki kecepatan
dipolarisasi yang lebih besar dan dengan demikian, sel A mencapai ambang lebih cepat
dan menghasilkan potensial aksi lebih cepat dari pada sel B. sel-sel jantung yang memiliki
kecepatan pembentukan potensial aksi tertinggi terletak di nodus SA. Sekali potensial aksi
timbul disalah satu otot jantung, potensial aksi tersebut akan menyebar ke seluruh
miokardium melalui gap junction dan system penghantar khusus. Oleh karena itu, nodus
SA, yang dalam keadaan normal memprlihatkan kecepatan otoritmisitas tertinggi, yaitu 70-
80 potensial aksi/menit, menjalankan bagian jantung sisanya dengan kecepatan ini dikenal
sebagai pemacu (pacemaker, penentu irama) jantung. Jaringan otoritmik lain tidak mampu
menjalankan kecepatan mereka yang rendah, karena mereka sudah diaktifkan oleh
potensial aksi yang berasal dari nodus SA sebelum mereka mencapai kambang dengan
irama mereka yang lebih lambat.
Analogi berikut memperlihatkan bagaimana nodus SA mendorong bagian jantung lain
dengan kecepatan pemacunya. Misalnya sebuah kereta terdiri dari seratus gerbong, tiga
diantaranya adalah lokomotif yang mampu berjalan sendiri, Sembilan puluh tujuh gerbong
lainya harus ditarik agar dapat bergerak. Salah satu lokomotif (nodus SA) dapat berjalan
sendiri 70 mil/jam, lokomotif lain (nodus AV) 50 mil/jam dan lokomotif terakhir (serabut
purkinje) 30 mil/jam. Apabila seluruh gerbong tersebut disatukan lokomotif yang mampu
berjalan dengan kecepatan 70 mil/jam akan menarik gerbong lainya dengan kecepatan
tersebut. Lokomotif yang bergerak lebih lambat akan tertarik dengan kecepatan lebih tinggi
oleh lokomotif tercepat dan demikian, tindak mampu berjalan dengan kecepatan mereka
sendiri yang lebih lambat selama mereka ditarik oleh lokomotif tercepat. Kesembilan puluh
tujuh gerbong lainya (sel-sel pekerja kontraktil, nonotoritmik), yang tidak mampu berjalan
sendiri, akan berjalan dengan kecepatan apapun yang ditentukan oleh lokomotif tercepat
yang menarik mereka.
Apabila karena suatu hal lokomotif tercepat rusak (kerusakan pada nodus SA),
lokomotif tercepat kedua (nodus AV) akan mengambil alih dan kereta akan berjalan dengan
kecepatan 50 mil/jam yaitu, apabila nodus SA nonfungsional. Nodus AV akan menjalankan
aktivitas pemacu (lihat gambar 19). Jaringan otoritmik bukan nodus SA adalah pemacu
laten yang dapat mengambil alih, walaupun dengan keceptan yang lebih rendah, apabila
pemacu normal tidak bekerja. Apabila hantaran impuls antara atrium dan ventrikel
terhambat, atrium akan terus berdenyut dengan kecepatan 70 kali/menit, dan jaringan

Mudul Anatomi Fisiologi 174


ventrikel, yang tidak dijalankan oleh kecepatan nodus SA yang lebih tinggi, berdenyut
dengan kecepatan 30 kali/menit yang dimulai oleh sel otoritmik ventrikel (serabut purkinje).
Situasi ini dapat diperbandingkan dengan rusaknya lokomotif ke dua (nodus AV), sehingga
lokomotif utama (nodus SA) terputus dari lokomotif ketiga (serabut purkinje) dan gerbong
lainya. Lokomotif utama terus melaju dengan kecepatan 70 mil/jam sementara bagian
kereta lainya berjalan dengan kecepatan 30 mil/jam. Fenomena seperti itu, yang dikenal
sebagai blok jantung total (complete heart block), timbul apabila jaringan penghantar
antara atrium dan ventrikel rusak dan tidak berfungsi. Kecepatan denyut ventrikel 30
kali/menit hanya akan dapat menunjang gaya hidup yang sangat santai pada kenyataanya
pasien biasanya menjadi koma. Pada keadaan-keadaan dengan kecepatan denyut jantung
sangat rendah, misalnya kegagalan nodus SA atau blok jantung, dapat digunakan alat
pacu buatan (aktifisial pacemaker). Alat yang ditanam tersebut secara ritmis menghasilkan
inpuls yang menyebar keseluruh jantung untuk menjalakan baik atrium maupun ventrikel
dengan kecepatan lazim.

Penyebaran eksitasi jantung dikoordianasi untuk memastikan agar pemompa


efisien
Agar jantung berfungsi secara efisien, penyebaran eksitasi harus mempunyai tiga
criteria:
1. Eksitasi dan kontraksi atrium harus selesai sebelum kontraksi ventrikel dimulai.
2. Eksitasi serat-serat otot jantung harus dikoordinasi untuk memastikan bahwa setiap
bilik jantung berkontraksi sebagai satu-kesatuan untuk menghasilkan daya pompa
yang efisien.
3. Pasangan atrium dan pasangan ventrikel harus secara fungsional harus
terkoordinasi, sehingga kedua anggota p[asangan tersebut berkontraksi secara
simultan.

Eksitasi atrium
Suatu potensial aksi yang berasal dari nodus SA pertama kali menyebar ke kedua
atrium, terutama dari sel ke sel melalui gap junction. Selain itu, beberapa jalur penghantar
khusus yang batasnya tidak jelas mempercepat penghantar inpuls melalui atrium :
• Jalur antaratrium berjalan dari nodus SA di dalam atrium kanan ke atrium kiri. Karena
adanya jalur ini, gelombang eksitasi dapat menyebar melintasi gap junction diseluruh
atrium kiri pada saat yang sama dengan penyebara eksitasi di atrium kanan. Hal ini
memastikan bahwa kedua atrium mengalami depolarisasi untuk berkontraksi sedikit
banyak secara simultan.
• Jalur antarnodus berjalan dari nodus SA ke nodus AV. Nodus AV adalah satu-satunya
titik kontak listrik antara atrium dan ventrikel dengan kata lain karena atrium dan
ventrikel secara structural dihubungkan oleh jaringan ikat yang tidak menghantarkan
listrik, satu-satunya cara agar potensial aksi dapat menyebar ke ventrikel adalah
dengan melawati nodus AV. Jalur penghantar antarnodus mengarahkan penyebaran
potensial aksi yang berasal dari nodus SA ke nodus Av untuk memastikan kontraksi
sekuensial ventrikel setelah kontraksi atrium.

Transmisi antara atrium dan ventrikel


Potensial aksi relative lebih lamabat melalui nodus AV. Kelambanan ini
menguntungkan karena menyediakan waktu agar terjadi pengisisn ventrikel sempurna
impuls tertunda sekitar 0,1 detik (perlambat an nodus AV, AV noday delay) yang
memungkinkan atrium mengalami depolarisasi sempurana dan berkontraksi ,
mengosongkan isi mereka ke dalam ventrikel, sebelum depolarisasi dan kontraksi ventrikel
terjadi.
Eksitasi ventrikel
Setelah perlambatan tersebut, impuls dengan cepat berjalalan melalui berkash his dan
keseluruh miokardium ventrikel melalui serabut-serabut purkinje.

Mudul Anatomi Fisiologi 175


System penghantar ventrikel lebih terorganisasi dan lebih penting dari pada jalur
penghantar antaratrium dan antar nodus. Karena masa ventrikel jauh lebih besar dari pada
masa atrium harus terdapat system penghantar yang cepat untuk segera menyebarkan
eksitesi di ventrikel. Jika proses depolarisasi ventrikel keseluruhan bergantung pada
penyebaran impuls sel ke sel melalui gap junction, jaringan ventrikel yang berdekatan
dengan nodus AV akan tereksitasi dan berkontraksi sebelum impuls sampai ke apeks
jantung. Hal ini tentu saja menyebabkan pemompaan tidak efektif. Perambatan potensial
aksi secara cepat melalui berkas his dan pendistribusianya secara difus dan cepat
keseluruh jaringan purkinje menyebabkan pengaktifan sel-sel miokardium ventrikel di
kedua bilik hamper terjadi secara bersamaan. Hal ini memastikan bahwa kontraksi yang
terjadi adalah tunggal, terkoordinasi, dan mulus yang dapat secara efisien menyemprotkan
darah ke dalam sirkulasi paru dan sistemik pada saat yang sama.
Proses Mekanisme Siklus Jantung
Jantung secara berselang–seling berkoontraksi untuk mengosongkan isi dan berelaksasi
untuk mengisi.

Siklus jantung terdiri dari periode sistol (kontraksi dan pengosongan isi) dan dilastol
(relaksasi dan pengisian jantung) bergantian. Atrium dan vantrikel dan mengalami siklus
sistole dan diastole yang terpisah. Kontraksi terjadi akibat penyebaran eksitasi otot jantung,
sedangkan relaksasi timbul setelah repolarisasi otot jantung. Pembahasan berikut
berkaitan dengan berbagai proses yang terjadi secara bersamaan selama siklus jantung,
termasuk gambaran EKG, prubahan tekanan, perubahan volume, aktivitas katub, dan
bunyi jantung. Referensi ke ( lihat gambar) akan mempermudah pembahasan ini. Yang
akan dijelaskan hanylah kejadian-kejadian disisi kiri jantung, tetapi perlu diingat bahwa
disisi kanan jantung juga berlangsung kejadian yang sama, kecuali bahwa tekanannya
lebih rendah. Pembahasan kita akan di awali dan diakhiri oleh diastol ventrikel untuk
menyelesaikan satu siklus penuh jantung.

Selama diastol ventrikel dini, atrium juga masih berada dalam keadaan diastol. Tahap
ini sesuai dengan interval TP pada EKG-interval setelah repolarisasi ventrikel dan sebelum
depolarisasi atrium berikutnya. Karena aliran masuk darah yang kontinu dari system vena
ke dalam atrium, tekanan atrium sedikit melebihi tekanan ventrikel walaupun kedua bilik
tersebut melemas ( lihat gambar 9-20 ). Akibatnya, volume ventrikel perlahan-lahan
meningkatkan bahkan sebelum atrium berkontraksi (titik 2). Pada akhir diastol ventrikel,
nodus SA mencapai ambang dan membentuk potensial aksi. Impuls sebagai gelombang
P (titik 3). Depolarisasi atrium menimbulkan kontraksi atrium, yang memeras lebih banyak
darah ke dalam ventrikel, sehingga terjadi peningkatan kurva tekanan atrium (titik 4).proses
pengabungan eksitasi-kontraksi terjadi selama jeda singkat antara gelombang P dan
peningkatan tekanan atrium. Peningkatan tekanan ventrikel yang menyertai (titik 5) yang
berlangsung bersamaan dengan peningkatan tekanan atrium disebabkan oleh
penambahan volume darah ke ventrikel oleh kontraksi atrium (titik 6 dan jantun B). selama

Mudul Anatomi Fisiologi 176


kontraksi atrium, tekanan atrium tetap sedikit lebih tinggi daripada tekanan ventrikel,
sehingga katub AV tetap tebuka.
Diastol ventrikel berakhir pada awal kontraksi ventrikel. Pada saat ini, kontraksi atrium
dan pengisian ventrikel telah selesai. Volume darah di ventrikel pada akhir diastol (titik 7)
dikenal sebagai volume diastolic akhir (end diastolic volume, EDV), yang besarnya
sekitar 135 ml. selama siklus ini tidak ada lagi darah yang ditambahkan ke ventrikel.
Dengan demikian, volume diastolic akhir adalah jumlah darah maksimum yang akan
dikandung ventrikel selama siklus ini.
Setelah eksitasi atrium, impuls berjalan melaui nodus AV dan system penghantar
khusus untuk merangsang ventrikel. Secara simulat, terjadi kontraksi atrium telah selesai.
Kompleks QRS yang mengawali eksitasi ventrikel ini (titik 8), menginduksi kontraksi
ventrikel. Kurva tekanan ventrikel menigkat secara cepat segera setelah kompleks QRS
muncul. Mengisyaratkan pemulaan sistol ventrikel (titik 9). Jeda singkat antara kompleks
QRS dan awitan sebenarnya sistol ventrikel adalah waktu yang diperlukan untuk
berlangsung proses pengabungan eksitasi-kontraksi. Ketika kontraksi ventrikel dimulai,
tekanan ventrikel segera melebihi tekanan atrium. Perbedaan tekanan yang terbalik ini
mendorong ketup AV menutup (titik 9).
Setelah tekanan ventrikel melebihi tekanan atrium dan katub AV telah tertutup, tekanan
harus teus meningkat sebelum tekanan tersebut dapat melebihi tekanan aorta untuk
membuka katub aorta. Dengan demikian, terdapat periode waktu singkat antara penutupan
katub AV dan pembukaan katub aorta pada saat ventrikel menjadi suatu bilik tertutup (titik
10). Karena katub tertutup, tidak ada darah yang masuk atau keluar ventrikel vebtrikel
selama waktu ini. Interval ini disebut sebagai periode kontraksi ventrikel isovolumetrik
(isovolumetric berarti “volume dan panjang konstan”) (jantung C). karena ada darah yang
masuk atau keluar ventrikel, volume bilik ventrikel tetap dan penjang serat-serat otot juga
tetap. Keadaan isovolumetrik ini serupa dengan kontraksi isometric pada otot rangka.
Selama periode kontraksi ventrikel isovolumatrik, tekanan ventrikel terus meningkat karena
volume tetap (titik 11).
Pada saat tekanan ventrikel melebihi tekanan aorta (titik 12), katub aorta dipaksa
membuka dan darah mulai menyemprot (jantung D), kurva tekanan aorta meningkat ketika
darah dipaksa berpindah dari ventrikel ke dalam aorta lebih cepat daripada darah yang
mengalir ke pembulu-pembulu yang lebih kecil di ujung yang lain (titik 13). Volume ventrikel
berkurang secara drastis sewaktu darah dengan cepat dipompa ke luar (titik 14). Sistol
ventrikel dan fase ejeksi (penyedotan) ventrikel.
Ventrikel tidak mengosongkan diri secara sempurna selama penyemprotan. Dalam
keadaan normal, hanya sekitar separuh dari jumlah darah yang terkandung di dalam
ventrikel pada akhir diastol dipompa ke luar selama sistol. Jumlah darah yang tersisa di
ventrikel pada akhir sistol ketika fase ejeksi usai disebut sebagai volume sitolik akhir
(and-systolic volume, EVS),yang besarnya sekitar 65 ml (titik 15). Ini adalah jumlah darah
paling sedikit yang terdapat di dalam ventrikel selama siklus ini.
Jumlah drah yang dipopa ke luar dari setiap ventrikel pada setiap kontraksi dikenal
sebagai volume/ ini sekuncup (stroke volume,SV);SC setara dengan volume diastolic
akhir dikurangi volume systolic akhir; dengan kata lain, perbedaan antara volume setelah
darah di ventrikel sebelum kontraksi dan volume setelah kontraksi adalah jumlah darah
yang disemprotkan selama kontraksi. Pada contoh kita, volume diastolic akhir adalah 135
ml, volume systolic akhir 65 ml, dan volume secukup adalah 70ml.
Gelombang T menandakan repolarisasi yang terjadi di akhir sistol ventrikel (titik 16).
Ketika ventrikel mulai berelaksasi karena repolarisasi, tekanan ventrikel turun dibawah
tekanan aorta dan katub aorta menutup (titik 17). Penutupan katub aorta menimbulkan
gangguan atau takik pada kurva tekanan aorta (titik 18) yang dikenal sebagai takik dikrotik
(ditrotik notch). Tidak ada lagi darah yang keluar dari ventrikel selama siklus ini karena
katub aorta telah tertutup. Namun katub AV belum terbuka karena tekanan ventrikel masih
lebih tinggi daripada tekana atrium. Dengan demikian, semua katub sekali lagi tertutup
dalam waktu singkat yang dikenal sebagai relaksasi ventrikel isovolumentrik (titik 19 dan
jantung E). panjang serat otot dan volume bilik (titik 20) tidak berubah. Tidak ada darah
yang masuk atau keluar seiring dengan relaksasi ventrikel dan tekanan terus turun.

Mudul Anatomi Fisiologi 177


Sewaktu tekanan ventrikel turun sibawah tekanan atrium, katub AV membuka (titik 21) dan
pengisian ventrikel terjadi kembali. Diastol ventrikel mencakup periode relaksasi ventrikel
isovolumetrik dan fase pengisian ventrikel.
Repolarisasi atrium dan depolarisasi ventrikel terjadi secara bersamaan, sehingga
atrium berada dalam diastol ventrikel sepanjang sistol ventrikel. Darah terus mengalir dari
vena pulmonalis ke dalam atrium kiri. Karena darah yang masuk ini terkumpul di atrium,
tekanan atrium terus meningkat (titik 22). Sewaktu AV terbuka pada akhir sistol ventrikel,
darah darah yang terkumpul di atrium selama sistol ventrikel dengan cepat mengalir ke
ventrikel. Dengan demikian, mula-mula pengisian ventrikel berlangsung cepat (titik 23)
karena peningkatan tekanan atrium akibat pinimbunandarah di atrium. Kemudian
pengisian ventrikel melambat (titik 24) karena darah yang tertimbun tersebut telah
disalurkan ke ventrikel, dan tekanan atrium mulai turun. Selama periode penurunan
pengisian ini, darah terus mengalir dari vena-vena pilmonalis ke dalam atrium kiri dan
melalui katub AV yang terbuka ke dalam ventrikel kiri. Selam diastol ventrikel tahap akhir,
sewaktu pengisian ventrikel berlangsung lambat, nodus SA kembali mengeluarkan
potensial aksi (titik 25) dan siklus jantung dimulai kembali.
Sebagian besar pengisian ventrikel harus terjadi pada awal diastol saat fase pengisian
cepat. Ketika kecepatan denyut jantung meningkat, durasi diastol berkurang jauh lebih
besar daripada penurunan lama sistol. Sebagai contoh, apabila kecepatan denyut jantung
meningkat dari 75 menjadi 180 kali per menit, durasi diastol berkurang sekitar 75% dari
500 mdet menjadi 125 mdet. Hal ini sangat mengurangi waktu yang tersedia untuk
relaksasi dan pengisian ventrikel. Namun, karena sebagai besar pengisian ventrikel terjadi
pada awal diastol, pengisian tidak terlalu terganggu ketika kecepatan denyut jantung
meningkat, misalnya ketika berolahraga ( lihat gambar).
Namun, terdapat batas sampai serapa cepat dapat berdenyut tanpa mengalami
penurunan periode diastol sampai ke titik tertentu pengisian ventrikel sangat
terganggu.pada kecepatan denyut jantung yang melebihi 200 kali per menit, waktu
diastolick terlalu singkat untuk pengisian ventrikel yang adekuat. Apabila pengisian tidak
adekuat, curah jantung berkurang. Dalam keadaan normal, kecepatan ventrikel tidak
melebihi 200 kali per menit karena periode refrakter nodus AV yang relatif lama tidak akan
memungkinkan pengahantaran impuls ke ventrikel lebih cepat dari pad tingkat tersebut.

Siklus jantung merupakan kejadian yang terjadi dalam jantung selama peredaran darah.
Gerakan jantung terdiri dari 2 jenis yaitu kontriksi (sistole) dan pengendoran (diastole)
konstriksi dari ke-2 atrium terjadi secara serentak yang disebut sistole atrial dan
pengendorannya disebut diastole atrial. Lama konstriksi ventrikel ± 0,3 detik dan tahap
pengendoran selama 0,5 detik. Konstriksi kedua atrium pendek. Sedangkan konstriksi
ventrikel lebih lama dan lebih kuat.
Perubahan dalam siklus jantung berupa :
1. Pada waktu sistol :
- Kontraksi isovolumetrik, kontraksi ventrikel menyebabkan katup mitral tertutup,
tekanan dalam ventrikel meningkat mencapai tekanan dalam aorta.
- Fase ejeksi : tekanan dalam ventrikel melebihi tekanan dalam aorta, katup
semilunaris aorta terbuka, darah didorong keluar dari ventrikel ke aorta
2. Pada waktu diastol :
- Fase relaksasi isovolumentrik, tekanan di dalam ventrikel kiri lebih rendah dari pada
di dalam aorta sehingga katup semilunaris aorta tertutup dan menahan darah agar
tidak kembali ke ventrikel.
- Fase pengisian cepat, darah masuk ventrikel dari atrium karena tekanan dalam
ventrikel lebih rendah dari pada atrium, katup atrioventrikular membuka.
- Fase pengisian lambat, darah dari atrium masih mengalir sedikit ke ventrikel.
- Fase sistole atrium, memompakan sedikit lagi darah yang ada di atrium.

Mudul Anatomi Fisiologi 178


Gambar 9.20. Mekanisme Siklus Jantung

Mudul Anatomi Fisiologi 179


Bunyi Jantung
Bunyi normal jantung, S1 dan S2 terutama dihasilkan oleh penutupan katup jantung.
Waktu antara S1 dan S2 berhubungan dengan sistolik dan normalnya lebih pendek dari
waktu dan antara S2 dan S1(diastolic).Bila frekuensi bunyi jantung meningkat diastole
akan memendek.
Bunyi pertama jantung (S1)
Bunyi LUB yang rendah disebabkan oleh penutupan katup mitral dan trikuspidialis,
lamanya kira-kira 0,15detik dan frekuensinya 25-45 Hz. Terpisahnya bunyi jantung
pertama dan kedua adalah karena penutupan kedua katup yang tidak bersamaan sebagai
akibat dari kontraksi ventrikel yang satu terjadi setelah kontraksi ventrikel yang lain.
sistolik diastolic sistolik diastolic sistolik
S1 S2 S1 S2 S1 S2

Bunyi kedua (S2)


Bunyi DUP yang lebih pendek dan nyaring yang disebabkan oleh menutupnya katup
aorta dan pulmonal segera setelah sistolik ventrikel berakhir.Frekuensinya 50Hz dan
berakhir 0,15 detik. Bunyi ini keras dan tajam ketika tekanan diastolic dalam aorta atau
arteri pulmonalis meningkat. Masing-masing katup menutup dengan kuat pada akhir
sistolik. Pemisahan bunyi jantung kedua kedalam bunyi inspeksi adalah normal dan
terdengar sangat keras pada orang yang masih muda. Hal ini dikarenakan sedikit agak
bertundanya penutupan katup pulmonaris karena aliran darah keventrikel kanan.

Bunyi ketiga (Gallop S3)


Bunyi ini lemah, didengar kira-kira sepertiga jalan diastolic. Pada individu muda ini
bertepatan dengan masa pengisian cepat ventrikel. Hal ini mungkin disebabkan oleh
getaran yang timbul karena desakan darah yang lamanya 0,1 detik.Maka bunyi jantung
menjadi triplet dan menimbulkan efek akustik seperti gallop kuda,bunyi ini terjadi pada awal
diastolic, selama fase pengisian cepat siklus jantung atau pada akhir kontraksi atrium
disebut suara ketiga (S3).Suara ini terdengar pada pasien yang mengalami penyakit
miokard atau yang menderita gagal jantung kongestif dan yang ventrikelnya gagal
menyemburkan semua darah selama sistolik. Gallop S3 terdengar pada pasien yang
berbaring pada sisi kiri.
S1 S2 S3 S1 S2 S3 S1 S2 S3
Bunyi ke empat
Bunyi ini terkadang dapat didengar sebelum bunyi pertama bila tekanan atrium tinggi
atau ventrikel kaku seperti pada hipertrofi ventikel.
S4 S1 S2 S4 S1 S2 S4 S1 S2

Pengaturan Denyut Jantung


Denyut jantung dimulai dan dipertahankan oleh jantung itu sendiri
Otot jantung mempunyai 4 kemampuan:
1. Automaticity
2. Conductivity
3. Excitability
4. Contractility
Automaticity
Kemampuan intrinsik otot jantung (nodus SA) untuk secara spontan menghasilkan
impuls listrik
Impuls spontan —> perubahan potensial listrik dari sel otot jantung (depolarisasi)
Depolarisasi spontan terjadi secara ritmik dan memulai terjadinya kontraksi jantung.

Conductivity
Kemampuan untuk menghantarkan keadaan fisik seperti suara, panas atau impuls sel
miokardium dapat menghantarkan impuls sepanjang sel. Sel-sel konduksi membangun
sistem konduksi jantung.
Excitability

Mudul Anatomi Fisiologi 180


Kemampuan sel otot jantung untuk memberikan respon terhadap rangsangan dari luar
sel yang dirangsang memberikan respon berupa depolarisasi, perubahan potensial yang
terjadi akan menginduksi sel di dekatnya untuk depolarisasi terjadi karena perpindahan
ion-ion sodium, potasium dan kalsium di dalam dan di luar sel.
Contractility
Sifat semua sel otot, kemampuan sel untuk memendekkan panjangnya dalam
memberikan respon terhadap rangsangan kontraktilitas miokardium membuat aksi
pemompaan jantung yang menyemburkan darah ke seluruh sistem sirkulasi

EKG (Elektrokardiogram)
Rekaman (catatan) yang dihasilkan adalah eletrokardiogram atau EKG. Sebenarnya
istilah yang digunakan adalah EKG, karena teknik ini dikembangkan oleh seorang ilmuan
berbahasa jerman, Willian Einthoven, dan “kardia” adalah kata untuk jantung dalam
bahasa jerman. Terdapat tiga pokok penting yang perlu diingat ketika mempertimbangkan
apa yang sebenarnya diwakili oleh EKG.
1. EKG adalah suatu rekaman mengenai sebagian aktivitas listrik di cairan-cairan
tubuh yang diinduksi oleh impuls jantung yang mencapai permukan tubuh, bukan
rekaman langsung aktivitas listrik jantung yang sebenarnya.
2. EKG adalah rekaman kompleks yang menggambarkan penyebaran keseluruhan
aktivitas di jantung selama reporalisasi dan depolarisasi. EKG bukan bukan
merupakan catatan mengenai sebuah potensial aksi di sebuah sel pada saat. Pada
setiap saat rekaman mewakili jumlah aktivitas listrik di semua sel otot jantung, yang
sebagian mungkin sedang mengalami potensial aksi, sementara yang lain mungkin
belum diaktifkan.
3. Rekaman mencerminkan perbandingan voltase yang terdektesi oleh elektroda di
dua titik yang berbeda di tubuh.
Untuk menghasilkan perbandingan standar, rekaman EKG rutin terdiri dari dua belas
system elektroda konvensional, atau lead. Sewaktu sebuah mesin elektroda kardiogram
dihubungkan dengan elektroda pencatatan di dua titik pada tubuh, susunan spesifik dari
tiap-tiap pasangan koneksi itu disebut lead. Kedua belas lead tersebut masing-masing
merekam aktivitas listrik dijantung dari lokasi yang berbeda-enam susunan listrik dari
ekstermitas dan enam lead dada di berbahgai tempat disekitar jantung. Kedua belas lead
tersebut digunakan secara rutin di semua rekaman EKG sebagai dasar untuk
perbandingan dan untuk mengenali adanya deviasi dari normal (lihat gambar).

Mudul Anatomi Fisiologi 181


Komponen pada rekaman EKG
Interpretasi mengenai konfigurasi gelombang yang direkam dari setiap lead
bergantung pada pengetahuan menyeluruh mengenai rangkaian penyebaran eksitasi di
jantung serta posisi jantung relative terhadap penempatan elektroda. EKG normal
memperlihatkan tiga bentuk gelombang tersendiri : gelombang P, kompleks QRS, dan
gelombang T (lihat gambar). (huruf-huruf tersebut tidak menyatakan hal khusus kecuali
urutan gelombang. Eithoven sekedar menggunakan alphabet tengah ketika member nama
gelombang-gelombang tersebus).
• Gelombang P mewakili depolarisasi atrium.
• Kompleks QRS mewakili depolarisasi ventrikel
• Gelombang T mewakili repolarisasi ventrikel.
Hal-hal penting berikut mengenai perekaman EKG juga perlu diketahui :
1. Pembentukan potensial aksi di nodus SA tidak menimbulkan aktivitas listrik yang
mampu mencapai permukan tubuh, sehingga depolarisasi nodus SA tidak
menimbulkan gelombang. Dengan demikian, gelombang yang pertama tercatat,
gelombang P, terjadi ketika impuls menyebar keseluruh atrium.
2. Pada EKG normal, tidak terdapat gelombang terpisah untuk repolarisasi atrium secara
nolmal berlangsung bersamaan dengan depolrisasi ventrikel dan tertutupi oleh
kompleks QRS.
3. Gelombang P jauh lebih kecil dari pada kompleks QRS karena atrium memiliki masa
otot yang jauh lebih kecil dari pada ventrikel, sehingga menghasilkan lebih sedikit
aktivitas listrik.
4. Terdapat tiga keadaan pada saat aliran arus di otot jantung tidak terjadi dan EKG tetap
berda di garis dasar.
a. Selama pelambatan nodus AV. Pelambatan ini tercermin dalam interval waktu
antara akhir gelombang P dan permulaan gelombang QRS. Interval ini dikenal
sebagai segmen PR (disebut segmen PR dan bukan segmen PQ karena defleksi
Q kecil dan kadang-kadang tidak tampak, sedangkan defleksi R adalah gelombang
yang dominan pada kompleks QRS). Arus mengalir melalui nodus AV, tetapi
kekuatanya terlalu kecil untuk dapat terdeteksi oleh elektroda EKG.

Mudul Anatomi Fisiologi 182


b. Ketika ventrikel mengalami depolarisasi sempurna dan sel-sel kontraktil jantung
sedang berada dalam fase datar dari potensial aksi sebelum kembali mengalami
repolarisasi, tergambar segmen ST. segmen ini adalah interval antara QRS dan T,
segmen ini bersesuaian dengan waktu selama pengaktifan ventrikel selesai dan
ventrikel berkontraksi serta mengosongkan isinya.
c. Ketika otot jantung beristirahat total dan sedang berlangsung proses pengisian
ventrikel, setelah gelombang T dan sebelum gelombang P berikutnya. Segmen
waktu ini disebut interval TP.

Kelainan kecepatan denyut jantung

Takikarida

Ekstrasistol

Mudul Anatomi Fisiologi 183


Fibrilasi ventrikel

Blok jantung total

PEMBULUH DARAH

Sistem arteri
Terdiri dari lapisan :
• TUNICA INTIMA
a) Endotel = epitel squamosa sederhana yang melapisi arteri, jantung, klep, dan
valvula. Fungsinya permeabilitas, transpor, sintesis, dan sekresi ACE
b) Jaringan ikat subendotel
c) Lamina elastica nterna = berfungsi komunikasi antar sel
• TUNICA MEDIA = terdiri dari sel otot polos, sel elastin, dan serabut jaringan ikat
• TUNICA ADVENTITIA = terdiri dari sel, serabut jaringan ikat, tempat melekatnya
pembuluh darah ke struktur sekitarnya, syaraf, pembuluh darah kecil, serta limfe

Mudul Anatomi Fisiologi 184


Pada saat keluar dari jantung, darah mempunyai tekanan yang tinggi
arteri mempunyai dinding yang tebal, berotot dan agak elastic makin jauh dari jantung,
arteri besar menjadi lebih berotot, dan jumlah jaringan elastis berkurang arteri akan
bercabang-cabang menjadi lebih kecil dan lebih banyak, arteri yang terkecil disebut arteriol
kapiler merupakan perpanjangan dari tunika intima arteriol, menghubungkan arteriol dan
venul —> menjembatani penyediaan darah ke jaringan dan pengembalian darah ke
jantung

Sistem vena:
Dibandingkan dengan arteri: diameter lebih besar, dinding lebih tipis, lebih lunak dan relatif
tidak berotot tekanan aliran darah balik ke jantung lebih rendah
vena yang terkecil disebut venul vena dan venul mempunyai katup-katup untuk mencegah
aliran balik dari darah Vena: pembuluh darah yang membawa darah ke jantung Arteri:
pembuluh darah yang membawa darah dari jantung Mikrosirkulasi: sirkulasi darah melalui
pembuluh darah yang paling kecil —> diperlukan untuk kehidupan jaringan

Mikrosirkulasi :
berfungsi untuk menyediakan O2 dan nutrisi untuk jaringan dan mengeluarkan CO2 dan
zat-zat sisa terdiri dari arteriol, kapiler dan venul aliran darah melalui kapiler menyediakan
pertukaran gas dan nutrisi antara darah dan jaringan —> aliran nutrisi darah yang tidak
melalui kapiler —> aliran nonnutrisi atau shunt
Otot polos arteriol dapat berkontraksi —> dapat menyempit —> menimbulkan tahanan
terhadap aliran darah —> mengatur jumlah darah yang melalui mikrosirkulasi ke jaringan
O2 berdifusi ke jaringan dan CO2 masuk ke kapiler karena perbedaan tekanan Aliran
nutrisi dan zat-zat sisa dalam melintasi dinding pembuluh darah —> karena perbedaan
tekanan
Aliran darah diatur oleh: pusat vasomotor di otak berhubungan dengan sel otot polos
arteriol zat-zat metabolit lokal, katekolamin, norepinefrin, perubahan pH, perubahan
tekanan oksigen, beberapa obat-obatan.

Sirkulasi Darah Aorta


1. Aorta asendens : muncul pada basis ventrikel sinistra berjalan ke atasa dan depan,
panjangnya kira-kira 5cm, mempunyai dua cabang yaitu arteri koronia dekstra dan
arteri koronia sinstra.
a. Arteri koronia dekstra : berasal dari sinus anterior memberikan darah untuk jantung
kanan, memperdarahi sel otot miokardium.

Mudul Anatomi Fisiologi 185


b. Arteri koronia sinistra : memberikan darah untuk jantung kiri berasal dari sinus
posterior aorta untuk memperdarahi otot lapisan jantung miokardium.
2. Arkus aorta : merupakan lanjutan aorta asendens melengkung kea rah kiri, terletak di
belakang manubrium sterni berjalan ke atas, ke belakang dank ke kiri trakea sedikit
turun ke bawah sampai vertebra torokalis keempat. Arkus aorta mempnyai cabang-
cabang sebagai berikut :
a. Arteri brakhiosepalika (arteri anonima) : merupakan arteri terbesar setelah aorta,
mempunyai cabang.
1. Arteri korotis komunis dekstra, memberikan darah untuk kepala,
2. Arteri subklavia dekstra memberikan darah untuk anggota gerak atas bagian
kanan.
b. Arteri subklavia sinistra: memberikan darah untuk kepala.
c. Arteri karotis komunis sinistra: memberikan darah untuk anggota gerak atas bagian
kiri.
3. 3. Aorta desendens: merupakan lanjutan dari arkus aorta menurun mulai dari
vertebrata torakalis IV. Setelah itu berjalan di sebelah kiri korpus vertebra setinggi
angulus sterni, kemudian berlanjut pada mediastinum posterior sampai vertebrae XII
melewati hiatus aortikus diafragma berlanjut sampai vertebra lumbalis IV kemudian
bercabang dua menjadi aorta torakalis dan aorta abdominalis.
a. Aorta torakalis: merupakan lanjutan dari arkus aorta, menurun mulai dari vertebra
torakalis ke-4 sampai vertebra lumbalis IV. Aorta berjalan di sebelah kiri korpus
vertebra setinggi angulus sterni kemudian berjalan ke bawah manubriun sterni
posterior sampai vertebra XII melewati hiatus aortikus diafragma di garis tengah
berlanjut ke bawah sampai ke lumbalis IV. Aorta torakalis mempunyai cabang-
cabang yaitu rongga torak dan dinding torak.
b. Aorta abdominalis: mulai pada vertebra torakalis XII sampai ke lumbikalis IV. Aorta
abdominalis bercabang dua, yaitu arteri iliaka kommunis dekstra dan arteri iliaka
kommunis sinistra.

Vena Yang Masuk Ke Jantung


1. vena kava superior: vena besar yang menerima darah dari bagian atas leher dan
kepala yang dibentuk oleh persatuan dua vena brakiosepalika yang masuk ke
atrium dekstra.vena azigos bersatu pada permukaan posterior vena kava superior
sebelum masuk ke perikardium.
2. vena kava inferior: merupakan vena besar yang menerima darah darah dari alat
tubuh bagian bawah,menembus sentrum tendinium setinggi vertebra torakalis dan
masuk ke bagian bawah atrium dekstra.
3. vena pulmonalis: dua vena pulmonalis yang meninggalkan paru-paru membawa
darah beroksigen(banyak mengandung oksigen) dan masuk ke atrium sinistra.
Vena Yang Bermuara Ke Vena Kava Superior
vena yang berawaltepat di belakang angulus ,mandibulare dan menyatu dengan vena
aurikularisa posterior lalu melintas muskulus sternocledomastoideus tepat di atas klavikula
dan menembus fasia servikalis frofunda dan mencurahkan isinya ke vena subklavia.vena
ini memiliki cabang-cabang berikut.
1. vena aurikularis posterior:turun melintasi muskulus sternokledomastoideus tepat di
atas klavikula menembus fasia servikalis profunda.
2. vena retro mandibularis:menerima darah dari mandibularis.
3. vena subklavia:cabang dari vena aurikularis posterior.
4. vena jugularis eksrterna posterior: bergabung dengan vena jugularis eksterna untuk
mengurus bagian kulit kepala dan leher.
5. vena suprakapularis :menerima darah dari otot bahu bagian atas.
6. vena jugularis anterior:berawal tepat di bawah dagu, menyatu turu ke leher atas
jugularis lalu berjalan ke bawah ke muskulus sternokledomastoideus dan mencurahkan
isinya ke vena jugularis eksterna.

Mudul Anatomi Fisiologi 186


Vena yang bermuara ke vana kava inferior
1. Vena torasika interna: bersatu membentuk pembuluh darah tunggal dan
mengalirkan darah ke vena brakiosepalika.
2. Vena dinding anterior dan lateral abdomen: darah yang yang berasal dari
pembuluh ini di kumpulkan ke jalinan vena-vena,dari umbilikus di alirkan ke vena
aksilaris melalui vena torakalis dan ke bawah vena femoralis melalui vena
epigastrika superfisialis.
a. Vena savena magna :menghubungkan vena melalui umbilikalis sepanjang
ligamentum terres ke vena porta dan membentuk anastomisis vena porta dan
vena sisztemik yang penting.
b. Vena epigastrika superior,vena efigastrika inferior dan vena sirkumfleksa ileum
fropundus mengalirkandarah ke venma iliaka eksterna.
c. Vena intrerkostalis posterior mengalirkan darah ke vena azigo,vena lumbaris
dan vena kava inferior.

Sirkulasi Kapiler
Kapiler adalah pembuluh darah yang sangat kecil di sebut juga pembuluh rambut. Pada
umumnya kapiler meliputi sel-sel jaringan karena secara langsung berhubungan dengan
sel. Pembuluh kapiler terdiri atas kapiler arteri dan kapiler vena.
1. Kapiler arteri. Kapiler arteri merupakan tempat berakhirnya arteri. Semakin kecil arteri
maka akan semakin hilang lapisan dinding arteri sehingga kapiler hanya mempunyai
satu lapisan yaitu lapisan endotelium. Lapisan ini sangat tipis sehingga memungkinkan
cairan darah/limfe merembes keluar jaringan membawa air, mineral, dan zat makanan.
Proses pertukaran gas pertukaran antara pembuluh kapiler dengan jaringan sel kapiler
arteri bertujuan menyediakan oksigen dan menyingkirkan karbon dioksida.
2. Kapiler vena. Lapisan kapiler vena hampir sama dengan kapiler arteri. Fungsi kapiler
vena adalah membawa zat sissa yang tidak terpakai oleh jaringan berupa zat ekskresi
dan karbon dioksida. Zatsissa tersebut di bawa keluar dari tubuh melalui venolus, vena,
dan akhirnya keluar tubuh melalui tiga proses yaitu pernapasan, keringat dan feses.
Pintu masuk ke kapiler dilingkari oleh sfingter yang terbentuk dari otot polos. Bila
sfingter maka darah akan memasuki kapiler tetapi bila tertutup maka darah langsung
masuk dari arteriole ke venolus dan tidak melalui kapiler.
Tekanan darah pada kapiler arteri turun sampai 30 mmHg, hingga di ujung kapiler
vena menjadi 10 mmHg. Tekanan kapiler akan meningkat bila arteriole berdilatasi karena
pada saat arteriole berdilatasi, sfinter kapiler juga akan relaksasi sehingga banyak darah
masuk ke dalam kapiler.
Kapiler membuka dan menutup dengan kecepatan 6-12 kali/menit. Relaksasi kapiler
terjadi sebagai respons terh ar oksigen yang terjadi dalam darah. Relaksasi tersebut
menimbulkan banyak darah yang mencapai jaringan sehingga terjadi peningkatan aktivitas
metabolik. Sfingter kapiler yang menuju ke kulit akan berelaksasi sebagai respons
terhadap peningkatan suhu tubuh, sedangkan peningkatan sirkulasi melalui kapiler
disebabkan oleh turunnya suhu tubuh.

DARAH
Volume Darah
Volume darah secara keseluruhan kira-kira satu per dua belas berat badan atau lima
liter.
Darah terdiri dari:
1. plasma:
• 55% dari volume total
• cairan kekuningan
2. elemen padat:
• 45% dari volume total
• sel-sel darah
Plasma darah terdiri dari:
• 90% air

Mudul Anatomi Fisiologi 187


• 7-8% protein dan metabolit yang larut
• protein plasma dapat dibagi menjadi 3 kelompok:
albumin: 60%, mempertahankan tekanan osmotik darah
globulin: alat transpor lipid dan vitamin
fibrinogen: berperan penting dalam mekanisme pembekuan darah
• 1-2%: urea, glukosa, asam amino, lemak, hormon dan vitamin
Plasma juga mengandung:
ion-ion kimia: sodium, potasium, kalsium dan magnesium
kation: klorida dan bikarbonat —> elektrolit, penting untuk mempertahankan tekanan
osmotik plasma dan kadar p

Sel-sel darah:
• platelet = trombosit:
o berperan dalam pembekuan darah
o turut serta mengontrol ukuran pembuluh darah melalui pelepasan prostaglandin
dan prostasiklin
• eritrosit:
o berbentuk cakram kecil bikonkaf, cekung pada kedua sisinya
o terdapat 5.000.000 sel darah dalam milimeter kubik darah
o di bentuk di dalam sumsum tulang
o bertugas membawa O2 dan CO2 yang terikat pada hemoglobin
• leukosit:
o granulosit, limfosit, monosit, eosinofil, basofil
o melawan infeksi dan berpartisipasi dalam respon imunologik
Golongan darah
• A, B, AB, O
• Rh(+), Rh (-)

Tekanan darah
satuan: mmHg
tekanan sistolik yaitu :
tekanan yang terjadi pada saat kontraksi puncak ventrikel = tekanan puncak yang terjadi
pada arteri oleh darah yang dipompa jantung selama kontraksi ventrikel
normal: + 120 mmHg
tekanan diastolik yaitu :
tekanan yang terjadi selama fase istirahat jantung antara 2 kontraksi ventrikel = tahanan
pada arteri elastis dan arteriol = tahanan pembuluh
normal: < 90 mmHg
Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah (blood pressure = BP) :
• perubahan curah jantung (cardiac output = CO)
• perubahan tahanan perifer total ( total peripheral resistance = TPR)
• dinyatakan dengan rumus; BP = CO X TPR
Curah jantung adalah volume darah yang dipompa oleh jantung dalam satu menit normal:
5-6 liter/menit
rumus: CO = HR X SV
Isi sekuncup
dipengaruhi oleh:
• tekanan pengisian ventrikel
• kontraktilitas miokardium
• tahanan aliran darah
• melibatkan 2 faktor:
end-diastolic volume (EDV): volume darah pada akhir diastolik jumlah darah dalam
ventrikel setelah pengisian sebelum kontraksi end-systolic volume (ESV): volume darah
pada akhir sistolik volume darah yang tertinggal dalam ventrikel setelah kontraksi
rumus: SV = EDV – ESV
Left ventricular ejection fraction = SV/EDV SV (normal): + 80 ml

Mudul Anatomi Fisiologi 188


Hukum Starling: makin besar regangan diastolik pada otot jantung, makin kuat
kontraksinya Peningkatan EDV —> peningkatan SV
Tahanan perifer total: jumlah tahanan yang dihasilkan oleh seluruh arteri dan arteriol
terhadap aliran darah diatur oleh tonus arterial dan arteriol
Pengukuran tekanan darah menggunakan:
• stetoskop
• sfignomanometer
cuff dipompa sampai mencapai tekanan yang cukup tinggi untuk menghentikan aliran
darah, tidak ada bunyi udara dikeluarkan perlahan-lahan:
suara yang pertama kali terdengar —> tekanan sistolik
suara mulai menghilang —> tekanan diastolik

KEGIATAN BELAJAR 10
Mudul Anatomi Fisiologi 189
DESKRIPSI MATERI KEGIATAN BELAJAR :
Materi kegiatan belajar ini berfokus pada konsep anatomi fisiologi membahas tentang
sistem perkemihan.

CAPAIAN PEMBELAJARAN KEGIATAN BELAJAR 10


Kemampuan akhir yang diharapkan setelah menempuh kegiatan belajar ini adalah
mahasiswa mampu menjelaskan struktur anatomi dan fungsi sistem perkemihan.

KRITERIA PENILAIAN KEGIATAN BELAJAR 10


Kriteria penilaian pada kegiatan belajar tahap ini adalah ketepatan penjelasan tentang :
1. Mengidentifikasi struktur dan fungsi sistem Urinaria (Ginjal, Ureter, kandung kemih dan
juretra)
2. Menjelaskan pengaturan sistem urinaria
3. Menjelaskan tanda-tanda normal sistem urinaria
4. Menjelaskan integrasi sistem urinaria dengan sistem lain

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PERKEMIHAN


Pengertian
Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjdinya proses penyaringan darah
sehingga darah bebas dari zat-zat yang yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap
zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan lagi oleh
tubuh larut dlam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).
Susunan Sistem Perkemihan
Sistem perkemihan terdiri dari: a) dua ginjal (ren) yang menghasilkan urin, b) dua ureter
yang membawa urin dari ginjal ke vesika urinaria (kandung kemih), c) satu vesika urinaria
(VU), tempat urin dikumpulkan, dan d) satu urethra, urin dikeluarkan dari vesika urinaria.

Ginjal (Ren)

Mudul Anatomi Fisiologi 190


Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen di belakang peritoneum pada kedua sisi
vertebra thorakalis ke 12 sampai vertebra lumbalis ke-3. Bentuk ginjal seperti biji kacang.
Ginjal kanan sedikit lebih rendah dari ginjal kiri, karena adanya lobus hepatis dexter yang
besar.

Fungsi ginjal
Fungsi ginjal adalah
a) memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun,
b) mempertahankan suasana keseimbangan cairan,
c) mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh, dan
d) mengeluarkan sisa-sisa metabolisme akhir dari protein ureum, kreatinin dan amoniak.
Fascia Renalis terdiri dari:
Fascia renalis terdiri dari
a) fascia (fascia renalis),
b) Jaringan lemak peri renal, dan
c) kapsula yang sebenarnya (kapsula fibrosa), meliputi dan melekat dengan erat pada
permukaan luar ginjal
Struktur Ginjal
Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula fibrosa, terdapat cortex
renalis di bagian luar, yang berwarna cokelat gelap, dan medulla renalis di bagian dalam
yang berwarna cokelat lebih terang dibandingkan cortex. Bagian medulla berbentuk
kerucut yang disebut pyramides renalis, puncak kerucut tadi menghadap kaliks yang terdiri
dari lubang-lubang kecil disebut papilla renalis.
Hilum adalah pinggir medial ginjal berbentuk konkaf sebagai pintu masuknya pembuluh
darah, pembuluh limfe, ureter dan nervus.. Pelvis renalis berbentuk corong yang menerima
urin yang diproduksi ginjal. Terbagi menjadi dua atau tiga calices renalis majores yang
masing-masing akan bercabang menjadi dua atau tiga calices renalis minores.

Mudul Anatomi Fisiologi 191


Potongan membujur ginjal

Jaringan ginjal. Warna biru menunjukkan satu tubulus


Struktur halus ginjal terdiri dari banyak nefron yang merupakan unit fungsional ginjal.
Diperkirakan ada 1 juta nefron dalam setiap ginjal. Nefron terdiri dari : Glomerulus, tubulus
proximal, ansa henle, tubulus distal dan tubulus urinarius.

PROSES PEMBENTUKAN URIN


Tahap pembentukan urin
1. Proses Filtrasi ,di glomerulus
Terjadi penyerapan darah, yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein.
Cairan yang tersaring ditampung oleh simpai bowmen yang terdiri dari glukosa, air,
sodium, klorida, sulfat, bikarbonat dll, diteruskan ke tubulus ginjal. cairan yang di saring
disebut filtrate gromerulus.
2. Proses Reabsorbsi
Pada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glikosa, sodium,
klorida, fospat dan beberapa ion bikarbonat. Prosesnya terjadi secara pasif (obligator
reabsorbsi) di tubulus proximal. sedangkan pada tubulus distal terjadi kembali
penyerapan sodium dan ion bikarbonat bila diperlukan tubuh. Penyerapan terjadi secara
aktif (reabsorbsi fakultatif) dan sisanya dialirkan pada papilla renalis.

Mudul Anatomi Fisiologi 192


3. Proses sekresi.
Sisa dari penyerapan kembali yang terjadi di tubulus distal dialirkan ke papilla renalis
selanjutnya diteruskan ke luar.
Pendarahan
Ginjal mendapatkan darah dari aorta abdominalis yang mempunyai percabangan arteria
renalis, arteri ini berpasangan kiri dan kanan. Arteri renalis bercabang menjadi arteria
interlobularis kemudian menjadi arteri akuarta. Arteri interlobularis yang berada di tepi
ginjal bercabang menjadi arteriolae aferen glomerulus yang masuk ke gromerulus. Kapiler
darah yang meninggalkan gromerulus disebut arteriolae eferen gromerulus yang kemudian
menjadi vena renalis masuk ke vena cava inferior.
Persarafan Ginjal
Ginjal mendapatkan persarafan dari fleksus renalis(vasomotor). Saraf ini berfungsi untuk
mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf ini berjalan bersamaan dengan
pembuluh darah yang masuk ke ginjal.
Ureter
Terdiri dari 2 saluran pipa masing-masing bersambung dari ginjal ke vesika urinaria.
Panjangnya ± 25-30 cm, dengan penampang 0,5 cm. Ureter sebagian terletak pada rongga
abdomen dan sebagian lagi terletak pada rongga pelvis.

Lapisan dinding ureter terdiri dari:


1. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
2. Lapisan tengah lapisan otot polos
3. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa
Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltic yang mendorong urin
masuk ke dalam kandung kemih.

Vesika Urinaria (Kandung Kemih)


Vesika urinaria bekerja sebagai penampung urin. Organ ini berbentuk seperti buah pir
(kendi). letaknya d belakang simfisis pubis di dalam rongga panggul. Vesika urinaria
dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet.

Mudul Anatomi Fisiologi 193


Dinding kandung kemih terdiri dari:
1. Lapisan sebelah luar (peritoneum).
2. Tunika muskularis (lapisan berotot).
3. Tunika submukosa.
4. Lapisan mukosa (lapisan bagian dalam).
Uretra
Merupakan saluran sempit yang berpangkal pada vesika urinaria yang berfungsi
menyalurkan air kemih ke luar.

Pada laki-laki panjangnya kira-kira 13,7-16,2 cm, terdiri dari:


1. Urethra pars Prostatica
2. Urethra pars membranosa ( terdapat spinchter urethra externa)
3. Urethra pars spongiosa.
Urethra pada wanita panjangnya kira-kira 3,7-6,2 cm (Taylor), 3-5 cm (Lewis). Sphincter
urethra terletak di sebelah atas vagina (antara clitoris dan vagina) dan urethra disini
hanya sebagai saluran ekskresi.

Mudul Anatomi Fisiologi 194


Dinding urethra terdiri dari 3 lapisan:
1. Lapisan otot polos, merupakan kelanjutan otot polos dari Vesika urinaria. Mengandung
jaringan elastis dan otot polos. Sphincter urethra menjaga agar urethra tetap tertutup.
2. Lapisan submukosa, lapisan longgar mengandung pembuluh darah dan saraf.
3. Lapisan mukosa.

Urin (Air Kemih)


Sifat fisis air kemih, terdiri dari:
1. Jumlah ekskresi dalam 24 jam ± 1.500 cc tergantung dari pemasukan (intake) cairan
dan faktor lainnya.
2. Warna, bening kuning muda dan bila dibiarkan akan menjadi keruh.
3. Warna, kuning tergantung dari kepekatan, diet obat-obatan dan sebagainya.
4. Bau, bau khas air kemih bila dibiarkan lama akan berbau amoniak.
5. Berat jenis 1,015-1,020.
6. Reaksi asam, bila lama-lama menjadi alkalis, juga tergantung dari pada diet (sayur
menyebabkan reaksi alkalis dan protein memberi reaksi asam).
Komposisi air kemih, terdiri dari:
1. Air kemih terdiri dari kira-kira 95% air.
2. Zat-zat sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein, asam urea, amoniak dan kreatinin.
3. Elektrolit, natrium, kalsium, NH3, bikarbonat, fospat dan sulfat.
4. Pagmen (bilirubin dan urobilin).
5. Toksin.
6. Hormon.
Mikturisi
Mikturisi ialah proses pengosongan kandung kemih setelah terisi dengan urin. Mikturisi
melibatkan 2 tahap utama, yaitu:
1. Kandung kemih terisi secara progresif hingga tegangan pada dindingnya meningkat
melampaui nilai ambang batas (Hal ini terjadi bila telah tertimbun 170-230 ml urin),
keadaan ini akan mencetuskan tahap ke 2.
2. Adanya refleks saraf (disebut refleks mikturisi) yang akan mengosongkan kandung
kemih.
Pusat saraf miksi berada pada otak dan spinal cord (tulang belakang) Sebagian besar
pengosongan di luar kendali tetapi pengontrolan dapat di pelajari “latih”. Sistem saraf
simpatis : impuls menghambat Vesika Urinaria dan gerak spinchter interna, sehingga otot
detrusor relax dan spinchter interna konstriksi. Sistem saraf parasimpatis: impuls
menyebabkan otot detrusor berkontriksi, sebaliknya spinchter relaksasi terjadi
MIKTURISI (normal: tidak nyeri).

Ciri-Ciri Urin Normal

Mudul Anatomi Fisiologi 195


1. Rata-rata dalam satu hari 1-2 liter, tapi berbeda-beda sesuai dengan jumlah cairan
yang masuk.
2. Warnanya bening oranye tanpa ada endapan.
3. Baunya tajam.
4. Reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata-rata 6.

KEGIATAN BELAJAR 11
Mudul Anatomi Fisiologi 196
DESKRIPSI MATERI KEGIATAN BELAJAR 11:
Materi kegiatan belajar ini berfokus pada konsep anatomi fisiologi membahas tentang
sistem respirasi.

CAPAIAN PEMBELAJARAN KEGIATAN BELAJAR 11


Kemampuan akhir yang diharapkan setelah menempuh kegiatan belajar ini adalah
mahasiswa mampu menjelaskan struktur anatomi dan fungsi sistem respirasi..

KRITERIA PENILAIAN KEGIATAN BELAJAR 11


Kriteria penilaian pada kegiatan belajar tahap ini adalah ketepatan penjelasan tentang :
1. Menjelaskan fungsi sistem pernafasan
2. Mendemonstrasikan organisasi dari sistem pernafasan
3. Menjelaskan fisiologi sistem pernafasan
4. Menjelaskan pengaturan sistem pernafasan
5. Mengintegrasikan sistem pernafasan dengan sistem yang lain
6. Mengidentifikasi tanda-tanda normal fungsi pernafasan

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM RESPIRASI

A. Pengertian Respirasi
Respirasi adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung Oksigen serta
menghembuskan udara yang banyak mengandung Karbondioksida keluar dari tubuh.
(Syaifuddin; 2002 ).
Respirasi adalah pertukaran gas antara individu dan lingkungan atau keseluruhan
proses pertukaran gas antara udara atmosfir dan darah dan antara darah dengan sel-sel
tubuh ( Kozier; 1991 ). Respirasi adalah pertukaran gas, yaitu oksigen (O²) yang
dibutuhkan tubuh untuk metabolisme sel dan karbondioksida (CO²) yang dihasilkan dari
metabolisme tersebut dikeluarkan dari tubuh melalui paru.
Sistem respirasi adalah system organ yang berfungsi untuk mengambil O 2 dari
atmosfer ke dalam sel-sel tubuh untuk mentranspor CO2 yang dihasilkan sel-sel tubuh
kembali ke atmosfer. Organ-organ respiratorik juga berfungsi untuk produksi bicara dan
berperan dalam keseimbangan asam basa, pertahanan tubuh melawan benda asing, dan
pengatran hormonal tekanan darah.

Mudul Anatomi Fisiologi 197


B.
C. Anatomi Saluran Respirasi
Sistem respirasi dibedakan
menjadi dua saluran yaitu, saluran nafas
bagian atas dan saluran nafas bagian
bawah. Saluran nafas bagian atas terdiri
dari: rongga hidung, faring dan laring.
Saluran nafas bagias bawah terdiri dari
trakea, bronkus, bronkiolus, dan paru-
paru.

1. Saluran Nafas Bagian Atas

Mudul Anatomi Fisiologi 198


a. Hidung
• Hidung atau naso adalah saluran pernafasan yang pertama. Ketika proses
pernafasan berlangsung, udara yang diinspirasi melalui rongga hidung akan
menjalani tiga proses yaitu penyaringan (filtrasi), penghangatan, dan pelembaban.
Hidung terdiri atas bagian- bagian sebagai berikut:
- Bagian luar dinding terdiri dari kulit.
- Lapisan tengah terdiri dari otot-otot dan tulang rawan.
- Lapisan dalam terdiri dari selaput lender yang berlipat-lipat yang dinamakan
karang hidung ( konka nasalis ), yang berjumlah 3 buah yaitu: konka nasalis
inferior, konka nasalis media, dan konka nasalis superior.
• Diantara konka nasalis terdapat 3 buah lekukan meatus, yaitu: meatus superior,
meatus inferior dan meatus media. Meatus-meatus ini yang dilewati oleh udara
pernafasan , sebelah dalam terdapat lubang yang berhubungan dengan tekak yang
disebut koana.
• Dasar rongga hidung dibentuk oleh rahang atas ke atas rongga hidung
berhubungan dengan rongga yang disebut sinus paranasalis yaitu sinus maksilaris
pada rahang atas, sinus frontalis pada tulang dahi, sinus sfenoidalis pada rongga
tulang baji, dan sinus etmoidalis pada rongga tulang tapis.
• Pada sinus etmoidalis keluar ujung-ujung saraf penciuman yang menuju ke konka
nasalis . Pada konka nasalis terdapat sel-sel penciuman , sel tersebut terutama
terdapat pada di bagian atas. Pada hidung di bagian mukosa terdapat serabut saraf
atau reseptor dari saraf penciuman ( nervus olfaktorius ).
• Di sebelah konka bagian kiri kanan dan sebelah atas dari langit-langit terdapat satu
lubang pembuluh yang menghubungkan rongga tekak dengan rongga
pendengaran tengah . Saluran ini disebut tuba auditiva eustachi yang
menghubungkan telinga tengah dengan faring dan laring. Hidung juga
berhubungan dengan saluran air mata atau tuba lakrimalis.
• Rongga hidung dilapisi dengan membran mukosa yang sangat banyak
mengandung vaskular yang disebut mukosa hidung. Lendir di sekresi secara terus-
menerus oleh sel-sel goblet yang melapisi permukaan mukosa hidung dan
bergerak ke belakang ke nasofaring oleh gerakan silia.

b. Faring
• Merupakan pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai
persambungannya dengan oesopagus pada ketinggian tulang rawan krikoid.
Nasofaring (terdapat pharyngeal tonsil dan Tuba Eustachius).
- Nasofaring terletak tepat di belakang cavum nasi , di bawah basis crania dan di
depan vertebrae cervicalis I dan II. Nasofaring membuka bagian depan ke
dalam cavum nasi dan ke bawah ke dalam orofaring. Tuba eusthacius
membuka ke dalam didnding lateralnya pada setiap sisi. Pharyngeal tonsil
(tonsil nasofaring) adalah bantalan jaringan limfe pada dinding posteriosuperior
nasofaring.
- Orofaring
Merupakan pertemuan rongga mulut dengan faring,terdapat pangkal lidah).
Orofaring adalah gabungan sistem respirasi dan pencernaan , makanan masuk
dari mulut dan udara masuk dari nasofaring dan paru.
- Laringofaring(terjadi persilangan antara aliran udara dan aliran makanan)
Laringofaring merupakan bagian dari faring yang terletak tepat di belakang
laring, dan dengan ujung atas esofagus.
c. Laring (tenggorok)
• Saluran udara dan bertindak sebagai pembentuk suara. Pada bagian pangkal
ditutup oleh sebuanh empang tenggorok yang disebut epiglottis, yang terdiri dari
tulang-tulanng rawan yang berfungsi ketika menelan makanan dengan menutup
laring.

Mudul Anatomi Fisiologi 199


• Terletak pada garis tengah bagian depan leher, sebelah dalam kulit, glandula
tyroidea, dan beberapa otot kecila, dan didepan laringofaring dan bagian atas
esopagus.
• Cartilago / tulang rawan pada laring ada 5 buah, terdiri dari sebagai berikut:
- Cartilago thyroidea 1 buah di depan jakun ( Adam’s apple) dan sangat jelas
terlihat pada pria. Berbentuk V, dengan V menonjol kedepan leher sebagai
jakun. Ujung batas posterior diatas adalah cornu superior, penonjolan tempat
melekatnya ligamen thyrohyoideum, dan dibawah adalah cornu yang lebih kecil
tempat beratikulasi dengan bagian luar cartilago cricoidea.
- Cartilago epiglottis 1 buah. Cartilago yang berbentuk daun dan menonjol keatas
dibelakang dasar lidah. Epiglottis ini melekat pada bagian belakang V cartilago
thyroideum. Plica aryepiglottica, berjalan kebelakang dari bagian samping
epiglottis menuju cartilago arytenoidea, membentuk batas jalan masuk laring.
- Cartilago cricoidea 1 buah yang berbentuk cincin. Cartilago berbentuk cincin
signet dengan bagian yang besar dibelakang. Terletak dibawah cartilago
tyroidea, dihubungkan dengan cartilago tersebut oleh membrane cricotyroidea.
Cornu inferior cartilago thyroidea berartikulasi dengan cartilago tyroidea pada
setiap sisi. Membrana cricottracheale menghubungkan batas bawahnya dengan
cincin trachea I.
- Cartilago arytenoidea 2 buah yang berbentuk beker. Dua cartilago kecil
berbentuk piramid yang terletak pada basis cartilago cricoidea. Plica vokalis
pada tiap sisi melekat dibagian posterio sudut piramid yang menonjol kedepan
• Laring dilapisi oleh selaput lender , kecuali pita suara dan bagian epiglottis yang
dilapisi olehsel epithelium berlapis.

2. Saluran Nafas Bagian Bawah

a. Trachea atau Batang tenggorok


• Merupakan tabung fleksibel dengan panjang kira-kira 10 cm dengan lebar 2,5 cm.
trachea berjalan dari cartilago cricoidea kebawah pada bagian depan leher dan
dibelakang manubrium sterni, berakhir setinggi angulus sternalis (taut manubrium
dengan corpus sterni) atau sampai kira-kira ketinggian vertebrata torakalis kelima
dan di tempat ini bercabang mcnjadi dua bronckus (bronchi).
• Trachea tersusun atas 16 - 20 lingkaran tak- lengkap yang berupan cincin tulang
rawan yang diikat bersama oleh jaringan fibrosa dan yang melengkapi lingkaran
disebelah belakang trachea, selain itu juga membuat beberapa jaringan otot.

b. Bronchus
• Bronchus yang terbentuk dari belahan dua trachea pada ketinggian kira-kira
vertebrata torakalis kelima, mempunyai struktur serupa dengan trachea dan
dilapisi oleh.jenis sel yang sama.

Mudul Anatomi Fisiologi 200


• Bronkus-bronkus itu berjalan ke bawah dan kesamping ke arah tampuk paru.
Bronckus kanan lebih pendek dan lebih lebar, dan lebih vertikal daripada yang kiri,
sedikit lebih tinggi darl arteri pulmonalis dan mengeluarkan sebuah cabang utama
lewat di bawah arteri, disebut bronckus lobus bawah.
• Bronkus kiri lebih panjang dan lebih langsing dari yang kanan, dan berjalan di
bawah arteri pulmonalis sebelurn di belah menjadi beberapa cabang yang
berjalan kelobus atas dan bawah.
• Cabang utama bronchus kanan dan kiri bercabang lagi menjadi bronchus lobaris
dan kernudian menjadi lobus segmentalis. Percabangan ini berjalan terus menjadi
bronchus yang ukurannya semakin kecil, sampai akhirnya menjadi bronkhiolus
terminalis, yaitu saluran udara terkecil yang tidak mengandung alveoli (kantong
udara).
• Bronkhiolus terminalis memiliki garis tengah kurang lebih I mm. Bronkhiolus tidak
diperkuat oleh cincin tulang rawan. Tetapi dikelilingi oleh otot polos sehingga
ukurannya dapat berubah.
• Seluruh saluran udara ke bawah sampai tingkat bronkbiolus terminalis disebut
saluran penghantar udara karena fungsi utamanya adalah sebagai penghantar
udara ke tempat pertukaran gas paru-paru,yaitu alveolus.

c. Paru-Paru

• Merupakan sebuah alat tubuh yang


sebagian besar terdiri atas gelembung-
gelembung kecil ( alveoli ). Alveolus
yaitu tempat pertukaran gas assinus
terdiri dari bronkhiolus dan respiratorius
yang terkadang memiliki kantong udara
kecil atau alveoli pada dindingnya.
Ductus alveolaris seluruhnya dibatasi
oleh alveoilis dan sakus alveolaris
terminalis merupakan akhir paru-paru,
asinus atau.kadang disebut lobolus
primer memiliki tangan kira-kira 0,5 s/d
1,0 cm. Terdapat sekitar 20 kali
percabangan mulai dari trachea sampai
Sakus Alveolaris. Alveolus dipisahkan
oleh dinding yang dinamakan pori-pori
kohn.
• Paru-paru dibagi menjadi dua bagian, yaitu paru-paru kanan yang terdiri dari 3
lobus ( lobus pulmo dekstra superior, lobus pulmo dekstra media, lobus pulmo
dekstra inferior) dan paru-paru kiri yang terdiri dari 2 lobus ( lobus sinistra superior
dan lobus sinistra inferior).
• Tiap-tiap lobus terdiri dari belahan yang lebih kecil yang bernama segmen. Paru-
paru kiri memiliki 10 segmen yaitu 5 buah segmen pada lobus superior dan lima
lobus inferior. Paru-paru kiri juga memiliki 10 segmen, yaitu 5 buah segmen pada
lobus superior, 2 buah segmen pada lobus medialis, dan 3 segmen pada lobus
inferior. Tiap-tiap segmen masih terbagi lagi menjadi belahan-belahan yang
bernama lobulus.
• Letak paru-paru di rongga dada datarnya menghadap ke tengah rongga dada /
kavum mediastinum.. Pada bagian tengah terdapat tampuk paru-paru atau hilus.
Pada mediastinum depan terletak jantung.
• Paru-paru dibungkus oleh selapus tipis yang pernama pleura . Pleura dibagi
menjadi dua yaitu pleura visceral ( selaput dada pembungkus) yaitu selaput paru
yang langsung membungkus paru-paru dan pleura parietal yaitu selaput yang

Mudul Anatomi Fisiologi 201


melapisi rongga dada sebelah luar. Antara kedua lapisan ini terdapat rongga
kavum yang disebut kavum pleura. Pada keadaan normal, kavum pleura ini
vakum/ hampa udara.
• Suplai Darah
Setiap arteria pulmonalis, membawa darah deoksigenasi dari ventrikel kanan
jantung, memecah bersama dengan setiap bronkus menjadi cabang-cabang
untuk lobus, segmen dan lobules. Cabang-cabang terminal berakhir dalam
sebuah jaringan kapiler pada permukaan setiap alveolus. Jaringan kapiler ini
mengalir ke dalam vena yang secara progresif makin besar, yang akhirnya
membentuk vena pulmonalis, dua pada setiap sisi, yang dilalui oleh darah yang
teroksigenasi ke dalam atrium kiri jantung. Artheria bronchiale yang lebih kecil
dari aorta menyuplai jaringan paru dengan darah yang teoksigenasi.

D. Fisiologi Sistem Pernafasan

Respirasi dibagi menjadi 2 bagian , yaitu respirasi eksternal dimana proses


pertukaran O2 & CO2 ke dan dari paru ke dalam O2 masuk ke dalam darah dan CO2
+ H2O masuk ke paru paru darah. kemudian dikeluarkan dari tubuh dan respirasi
internal/respirasi sel dimana proses pertukaran O2 & peristiwa  CO2 di tingkat sel
biokimiawi untuk proses kehidupan.

• Proses pernafasan terdiri dari 2 bagian, yaitu sebagai berikut :


- Ventilasi pulmonal yaitu masuk dan keluarnya aliran udara antara atmosfir dan
alveoli paru yang terjadi melalui proses bernafas (inspirasi dan ekspirasi)
sehingga terjadi disfusi gas (oksigen dan karbondioksida) antara alveoli dan
kapiler pulmonal serta ransport O2 & CO2 melalui darah ke dan dari sel jaringan.

Mudul Anatomi Fisiologi 202


- Mekanik pernafasan
Masuk dan keluarnya udara dari atmosfir ke dalam paru-paru dimungkinkan olen
peristiwa mekanik pernafasan yaitu inspirasi dan ekspirasi. Inspirasi (inhalasi)
adalah masuknya O2 dari atmosfir & CO2 ke dlm jalan nafas.
Dalam inspirasi pernafasan perut, otot difragma akan berkontraksi dan kubah
difragma turun ( posisi diafragma datar ), selanjutnya ruang otot intercostalis
externa menarik dinding dada agak keluar, sehingga volume paru-paru
membesar, tekanan dalam paru-paru akan menurun dan lebih rendah dari
lingkungan luar sehingga udara dari luar akan masuk ke dalam paru-paru.
Ekspirasi (exhalasi) adalah keluarnya CO2 dari paru ke atmosfir melalui jalan
nafas. Apabila terjadi pernafasan perut, otot difragma naik kembali ke posisi
semula ( melengkung ) dan muskulus intercotalis interna relaksasi. Akibatnya
tekanan dan ruang didalam dada mengecil sehingga dinding dada masuk ke
dalam udara keluar dari paru-paru karena tekanan paru-paru meningkat.

• Transportasi gas pernafasan


a. Ventilasi
Selama inspirasi udara mengalir dari atmosfir ke alveoli. Selama ekspirasi
sebaliknya yaitu udara keluar dari paru-paru. Udara yg masuk ke dalam alveoli
mempunyai suhu dan kelembaban atmosfir. Udara yg dihembuskan jenuh
dengan uap air dan mempunyai suhu sama dengan tubuh.

b. Difusi
Yaitu proses dimana terjadi pertukaran O2 dan CO2 pada pertemuan udara
dengan darah. Tempat difusi yg ideal yaitu di membran alveolar-kapilar karena
permukaannya luas dan tipis. Pertukaran gas antara alveoli dan darah terjadi
secara difusi. Tekanan parsial O2 (PaO2) dalam alveolus lebih tinggi dari pada
dalam darah O2 dari alveolus ke dalam darah.
Sebaliknya (PaCO2) darah > (PaCO2) alveolus sehingga perpindahan gas
tergantung pada luas permukaan dan ketebalan dinding alveolus. Transportasi
gas dalam darah O2 perlu ditrasport dari paru-paru ke jaringan dan CO2 harus
ditransport kembali dari jaringan ke paru-paru. Beberapa faktor yang
mempengaruhi dari paru ke jaringan , yaitu:
o Cardiac out put.
o Jumlah eritrosit.
o Exercise
o Hematokrot darah, akan meningkatkan vikositas darah
mengurangi transport O2 menurunkan CO.
c. Perfusi pulmonal
Merupakan aliran darah aktual melalui sirkulasi pulmonal dimana O2 diangkut
dalam darah membentuk ikatan (oksi Hb) / Oksihaemoglobin (98,5%)
sedangkan dalam eritrosit bergabung dgn Hb dalam plasma sbg O2 yg larut dlm
plasma (1,5%). CO2 dalam darah ditrasportasikan sebagai bikarbonat, alam
eritosit sebagai natrium bikarbonat, dalam plasma sebagai kalium bikarbonat ,
dalam larutan bergabung dengan Hb dan protein plasma. C02 larut dalam
plasma sebesar 5 – 7 % , HbNHCO3 Carbamoni Hb (carbamate) sebesar 15 –
20 % , Hb + CO2 HbC0 bikarbonat sebesar 60 – 80% .

• Pengukuran volume paru


Fungsi paru, yg mencerminkan mekanisme ventilasi disebut volume paru dan
kapasitas paru. Volume paru dibagi menjadi :
o Volume tidal (TV) yaitu volume udara yang dihirup dan dihembuskan setiap
kali bernafas.
o Volume cadangan inspirasi (IRV) , yaitu volume udara maksimal yg dapat
dihirup setelah inhalasi normal.

Mudul Anatomi Fisiologi 203


o Volume Cadangan Ekspirasi (ERV), volume udara maksimal yang dapat
dihembuskan dengan kuat setelah exhalasi normal.
o Volume residual (RV) volume udara yg tersisa dalam paru-paru setelah
ekhalasi maksimal.

• Kapasitas Paru
o Kapasitas vital (VC), volume udara maksimal dari poin inspirasi maksimal.
o Kapasitas inspirasi (IC) Volume udara maksimal yg dihirup setelah ekspirasi
normal.
o Kapasitas residual fungsiunal (FRC), volume udara yang tersisa dalam paru-
paru setelah ekspirasi normal.
o Kapasitas total paru (TLC) volume udara dalam paru setelah inspirasi
maksimal.

• Pengaturan pernafasan
Sistem kendali memiliki 2 mekanismne saraf yang terpisah yang mengatur
pernafasan. Satu system berperan mengatur pernafasan volunter dan system yang
lain berperan mengatur pernafasan otomatis.
1. Pengendalian Oleh saraf Pusat ritminitas di medula oblongata langsung
mengatur otot otot pernafasan. Aktivitas medulla dipengaruhi pusat apneuistik
dan pnemotaksis. Kesadaran bernafas dikontrol oleh korteks serebri. Pusat
Respirasi terdapat pada Medullary Rhythmicity Area yaitu area inspirasi &
ekspirasi, mengatur ritme dasar respirasi , Pneumotaxic Area terletak di bagian
atas pons dan berfungsi untuk membantu koordinasi transisi antara inspirasi &
ekspirasi, mengirim impuls inhibisi ke area inspirasi paru-paru terlalu
mengembang, dan Apneustic Area yang berfungsi membantu koordinasi
transisi antara inspirasi &
ekspirasi dan mengirim impuls ekshibisi ke area inspirasi.
2. Pengendalian secara kimia pernafasan dipengaruhi oleh : PaO2, pH, dan
PaCO2. Pusat khemoreseptor : medula, bersepon terhadap perubahan kimia
pd CSF akibat perub kimia dalam darah. Kemoreseptor perifer : pada arkus
aortik dan arteri karotis

KEGIATAN BELAJAR 12

Mudul Anatomi Fisiologi 204


DESKRIPSI MATERI KEGIATAN BELAJAR :
Materi kegiatan belajar ini berfokus pada konsep anatomi fisiologi membahas tentang
sistem reproduksi.

CAPAIAN PEMBELAJARAN KEGIATAN BELAJAR 3


Kemampuan akhir yang diharapkan setelah menempuh kegiatan belajar ini adalah
mahasiswa mampu menjelaskan struktur anatomi dan fungsi sistem reproduksi.

KRITERIA PENILAIAN KEGIATAN BELAJAR 1


Kriteria penilaian pada kegiatan belajar tahap ini adalah ketepatan penjelasan
tentang :
1. Menjelaskan komponen sistem reproduksi pria
2. Menjelaskan proses meiosis dan spermatogenesis
3. Menjelaskan peran saluran reproduksi pria dan kelenjar asesoris dalam proses
maturasi, nourishment, penyimpanan dan transport spermatozoa
4. Menjelaskan komposisi semen normal
5. Menjelaskan genitalia eksterna pria
6. Menjelaskan mekanisme hormonal yang mengatur fungsi reproduksi pria
7. Menjelaskan komponen sistem reproduksi wanita
8. Menjelaskan proses mieosis dan oogenesis di ovarium
9. Mengidentifikasi fase-fase selama siklus ovarium dan uterus
10. Menjelaskan struktur, histologi dan fungsi vagina
11. Mengidentifikasi bagian genitalia eksterna wanita dan kelenjar mamae
12. Menjelaskan aspek anatomi, fisiologi dan hormonal pada siklus reproduksi wanita
13. Menjelaskan fisiologi sexual intercourse dan pengaruhnya terhadap seistem reproduksi
wanita
14. Menyebutkan fungi sistem reproduksi
15. Memberikan contoh interaksi antara sistem reproduksi dengan sistem organ lain

SISTEM REPRODUKSI MANUSIA


• Sel reproduksi berkembang pd bag. Depan ginjal yg tumbuh sbg koloni sel yg
kemudian membentuk kel. Reproduksi
• Perkembangan sifat/tanda kelamin sekunder pada usia 10 - 14 Th
Tractus genitalis terletak pd rongga pelvis/panggul
1. SISTEM REPRODUKSI PRIA
a. Organ-organ Reproduksi
1) Organ reproduksi luar, terdiri dari :
a) Penis
Fungsi : sebagai alat kopulasi/persetubuhan
Tersusun dari : jaringan otot, jaringan spons yang lembut, pembuluh darah
dan jaringan saraf
Dibagian ujungnya terdapat lubang sebagai tempat keluar urin dan cairan
semen
b) Buah Zakar
Disebut juga dengan istilah kantong zakar/kantong pelir
Terdiri atas kulit tanpa lemak dan sedikit jaringan otot
Kulit luarnya disebut “skrotum”
Di dalam buah zakar terdapat organ reproduksi bagian dalam pria

Mudul Anatomi Fisiologi 205


Gb 101. Organ reproduksi pria (a) tampak samping (b) tampak depan

2) Organ reproduksi dalam, terdiri dari :


a) Testis
Jumlah sepasang
Fungsi : tempat pembentukan spermatozoa (lebih tepatnya di dalam
tubulus seminiferus) dan hormon kelamin
Letak : di dalam skrotum → skrotum menjaga kestabilan suhu pada testis
→ proses pembentukan sperma membutuhkan suhu di bawah panas suhu
tubuh, jika suhu panas, skrotum mengembang, dan jika suhu dingin
skrotum mengkerut Tubulus seminiferus → tempat pembentukan sperma
dilengkapi dengan sel-sel :
✓ Sel induk sperma (Spermatogonium)
✓ Sel Sertoli → pemberi makan pada sperma
✓ Sel Leydig/sel intersitsial → menghasilkan hormon testosteron
b) Epididimis
Letak : dibelakang testis, terkait pada testis
Fungsi : tempat penyimpanan sementara (pematangan) sel sperma
sebelum masuk ke vas deferens →sperma diberi zat-zat sumber makanan
c) Vas deferens → saluran untuk mengangkut sperma ke vesikula seminalis
Vas deferens bergabung dengan uretra (saluran kencing) membentuk
duktus ejakulatorius yang berakhir pada lubang pengeluaran di ujung
penis Pada vas deferens bermuara sekret dari kelenjar prostat.
d) Kelenjar prostat → letak : di bawah kandung kemih → sekret yang
dihasilkan mengandung kolesterol, fosfolipid dan garam → berwarna putih,
bersifat alkalis untuk menyeimbangkan keasaaman pada daerah vagina
e) Vesikula seminalis (kantong sperma)

Mudul Anatomi Fisiologi 206


Menghasilkan 60% dari volume total semen.
Cairan yang dihasilkan kental, mengandung lendir, asam amino, dan
fruktosa → pemberi nutrisi bagi sperma
Disamping itu vesikula seminalis juga menghasilkan “prostaglandin” yang
membuat otot uterin berkontraksi untuk mendorong semen mencapai
uterus
f) Kelenjar Bulbouretral/ Cowpery
Jumlah sepasang, letak di sepanjang uretra
Menghasilkan cairan yang kental dan disekresi sebelum penis
mengeluarkan semen (cairan mani)
g) Duktus ejakulitorius (saluran ejakulasi)
Fungsi : menyemprotkan sperma hingga masuk ke dalam uretra dan
keluar dari tubuh, terjadi ketika penis dalam kondisi ereksi/menegang

b. Spermatogenesis (Proses Pembentukan Sperma)


Proses spermatogenesis dapat dijelaskan dalam bagan berikut ;

Gb. 10.2 Bagan Spermatogenesis


Bagan tersebut dapat dijelaskan secara lebih rinci sebagai berikut :
1) 1 sel spermatogonium (2n/diploid) → membelah secara mitosis menghasilkan
2 sel spermatosit primer (2n/diploid)
2) 1 sel spermatosit primer membelah secara meiosis I menghasilkan 2 sel
spermatosit sekunder (n/haploid)
3) 1 sel spermatosit sekunder (n/haploid) membelah secara neiosis II
menghasilkan 2 sel spermatid
Peristiwa 1 – 3 terjadi di tubulus seminiferus
4) Spermatid mengalami pemasakan (spermiogenesis) menjadi sperma →
terjadi di epididimis (membutuhkan waktu ± 2 hari)
Jadi dari 1 sel spermatogonium melalui proses spermatogenesis akan
dihasilkan 4 sel sperma yang fungsional. Sel sperma kemudian akan
bergabung dengan secret dari kelenjar prostat, vesica seminalis, dan kelenjar
Cowpery membentuk semen (air mani). Adapun fungsi sekret yang ditambahkan
adalah :
✓ Memberi nutrisi bagi sperma

Mudul Anatomi Fisiologi 207


✓ Memudahkan pergerakan sperma
✓ Menetralkan vagina yang bersifat asam saat kopulasi
✓ Memberikan daya tahan hidup dan metabolisme sperma
✓ Merangsang pergerakan dinding rahim (prostaglandin)
Tiap hari dihasilkan ± 35 – 200 juta sel sperma.
Produksi sperma dipengaruhi oleh :
✓ Usia → semakin menurun di atas usia 55 tahun
✓ Suhu udara → sebaiknya tidak mengenakan pakaian yang ketat
✓ Frekuensi melakukan hubungan → semakin sering, kualitas sperma dan
jumlah produksi sperma akan turun

c. Struktur Spermatozoa
Spermatozoa terdiri atas 3 bagian yaitu ;
1) Kepala → mengandung inti sel (materi genetic) dan akrosom yang
menghasilkan enzim :
a) Akrosin → berfungsi menembus zona pellusida
b) Hialuronidase → berfungsi menembus cumulus ooforus
c) CPE (corona penetrating enzyme) → berfungsi menembus corona radiate
2) Bagian tengah (midpiece) → berisi mitokondria untuk oksidasi sel →
pembentukan energy untuk pergerakan sperma
3) Ekor → alat gerak sperma mencapai ovum

Gb. 10.3 struktur sel sperma manusia

d. Hormon yang Berperan dalam Spermatogenesis


1) Gonadotropin
Dihasilkan oleh : hipotalamus
Fungsi : merangsang hipofisis anterior mensekresi hormone FSH dan LH
2) FSH (Folicle Stimulating Hormone)
Dihasilkan oleh : hipofisis anterior
Fungsi : mempengaruhi dan merangsang perkembangan tubulus seminiferus
dan sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang
memacu pembentukan sperma
3) LH (Luteinizing Hormone) Dihasilkan oleh : hipofisis anterior
Fungsi : merangsang sel-sel interstisial/Leydig agar mensekresikan hormone
testosteron
4) Testosteron
Dihasilkan oleh : testis
Fungsi ;
✓ Merangsang perkembangan organ seks primer (pada embrio)
✓ Mempengaruhi perkembangan alat reproduksi dan ciri kelamin sekunder
✓ Memelihara ciri-ciri kelamin sekunder
✓ Mendorong spermatogenesis

Mudul Anatomi Fisiologi 208


2. SISTEM REPRODUKSI PADA WANITA
1.5 Organ-Organ Reproduksi
1) Organ kelamin luar, terdiri dari :
a) Vulva → celah paling luar dari alat kelamin wanita, merupakan ujung
vagina yang menghadap keluar. Vulva terdiri dari :
✓ Labia mayor/bibir besar (bibir vagina yang tebal berisi lemak,
terletak di sebelah luar) → melindungi vagina
✓ Labia minor/bibir kecil (tipis dan tidak dilapisi lemak, terletak di
sebelah dalam) → melindungi vagina
✓ Mons veneris/Mons Pubis → pertemuan antara kedua bibir vagina
(labia mayora dan labia minora) → terlihat sebagai struktur yang
membukit
✓ Klitoris/kelentit → tonjolan kecil di sebelah depan → analog dengan
penis pada laki-laki
b) Orificium urethra → muara saluran kencing, terletak di bawah klitoris
c) Hymen (selaput dara) → terletak di bawah saluran kencing mengelilingi
lubang vagina

Gb. 10.4 Struktur organ reproduksi wanita (a) tampak depan (b) tampak samping

Mudul Anatomi Fisiologi 209


2) Organ kelamin dalam, terdiri dari ;
a) Ovarium (Indung Telur)
Jumlah sepasang, terletak di sebelah kiri dan kanan rahim
Tersusun dari folikel-folikel (kantong sel telur)
Fungsi : sebagai tempat pembentukan sel telur
b) Tuba Falopii (Oviduk) → saluran penghubung antara ovarium dan rahim
Ujung yang berdekatan dengan ovarium berjumbai-jumbai yang
disebut dengan “fimbriae/infundibulum” → berfungsi menangkap
sel telur
Dinding oviduk dilengkapi dengan silia yang berfungsi mendorong sel
telur menuju Rahim. Proses pembuahan (bersatunya sel telur dan sel
sperma) terjadi di oviduk
c) Rahim (Uterus) → merupakan ruang pertumbuhan dan perkembangan
janin
Rahim manusia → terdiri dari satu ruang (rahim simplex)
Dinding tebal dan berotot terdiri dari 3 lapisan dari luar ke dalam yaitu
perimetrium, miometrium, dan endometrium
d) Serviks (Leher rahim) → bagian ujung bawah uterus yang menyempit
e) Vagina → merupakan lubang kopulasi pada wanita, juga sebagai jalan
keluar bayi Pada gadis remaja mulut vagina tertutup dengan hymen
(selaput dara) → selaput ini mudah robek karena olah raga ataupun
hubungan seksual Vagina terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut :
Kelenjar mukosa/ selaput lender (Kelenjar Bartolini) → mensekresikan
lender saat terjadi rangsangan seksual
Jaringan otot → terdiri dari otot polos → berperan saat proses
persalinan
Jaringan ikat → berperan melebarkan uterus menjelang kelahiran dan
mengembalikan uterus ke bentuk semula setelah kelahiran

1.6 Oogenesis (Proses Pembentukan Ovum)


Terjadi di ovarium
Terjadi sebulan sekali bergantian antara ovarium kiri dan ovarium kanan
Tahapan oogenesis dapat dijelaskan secara singkat dalam diagram berikut :

Gb. 10. 5 Proses oogenesis

Mudul Anatomi Fisiologi 210


1) Selama fetus oogonium (2n/diploid) mengalami pembelahan mitosis
menjadi oosit primer (2n/diploid)
2) Pada masa pubertas, oosit primer membelah meiosis (I) menjadi oosit
sekunder (n/haploid) dan badan kutup/badan polar 1
3) Oosit sekunder mengalami meiois (II) membentuk ootid (n/haploid) dan
badan polar/badan kutub 2
4) Ootid mengalami pemasakan menjadi ovum (sel telur)
5) Ovum yang masak di lapisi corona radiate dan zona pellusida
Jadi, pada oogenesis 1 oogonium hanya menghasilkan 1 ovum yang
fungsional

1.7 Ovulasi (Pelepasan Ovum)


1) Di dalam ovarium terdapat folikel de Graaf → berisi oogonium
2) Hipofisis anterior menghasilkan FSH (Folicle Stimulating Hormone) →
merangsang folikel de Graaf melakukan oogenesis (pembentukan ovum)
3) Folikel de Graaf tumbuh → membentuk sel telur dan mengeluarkan
hormone estrogen
4) Estrogen → merangsang hipofisis anterior mensekresi LH (Luteinizing
Hormone)
5) LH → merangsang ovulasi (pelepasan sel telur dari folikel)
6) Sel telur bergerak menuju tuba falopii (oviduk)
7) LH → merangsang folikel yang sudah kosong membentuk korpus luteum
8) Korpus luteum → menghasilkan hormone progesterone yang
menghambat sekresi FSH dan LH
9) Korpus luteum mengecil (hilang)/tidak membentuk progesterone → FSH
terbentuk kembali → proses oogenesis berulang
Secara ringkas dijelaskan dalam bagan berikut :

Gb. 10. 6 Bagan proses ovulasi


1.8 Hormon Reproduksi Wanita
No Nama Nama Organ Target Fungsi
Kelenjar Hormon

Mudul Anatomi Fisiologi 211


1 Hipotalamus Gonadotropin Hipofisis Merangsang sekresi FSH dan
anterior LH
Oksitosin Uterus Merangsang kontraksi uterus
saat akan melahirkan
2 Hipofisis FSH Ovarium Merangsang perkembangan
anterior folikel, sekresi estrogen dan
ovulasi
LH Ovarium Merangsang ovulasi dan
merangsang perkembangan
korpus luteum
Prolaktin Payudara Merangsang produksi air
susu
3 Ovarium Estrogen Seluruh tubuh Pertumbuhan organ kelamin
dan perkembangan ciri
kelamin sekunder
Alat reproduksi Pendewasaan, persiapan
endometrium untuk
kehamilan
Progesterone Uterus Menyiapkan endometrium
untuk kehamilan
Payudara Merangsang produksi air
susu

1.9 Siklus Menstruasi


Menstruasi (haidh) : pendarahan secara periodic dan siklik dari rahim (uterus) karena
luruhnya endometrium (dinding rahim) yang terdiri dari darah, mucus, dan sel-sel
epithelium
Berlangsung selama ± 3 – 7 hari
Silus menstruasi meliputi fase-fase sebagai berikut
1) Fase Folikel/Fase Proliferasi/Fase Estrogenik
• Hipofisis anterior → mensekresi FSH
• FSH → merangsang pertumbuhan folikel de Graaf (hari ke 1 – 14)
• Terjadi oogenesis
• Folikel menghasilkan estrogen yang merangsang sekresi LH
2) Fase Luteal/Fase Sekresi/Fase Progesteron → hari ke 14 - 28
• Estrogen ;
➢ Merangsang perbaikan lapisan dinding rahim (endometrium)
➢ Menghambat pembentukan FSH
➢ Merangsang sekresi LH

• LH :
➢ Merangsang ovulasi (pada hari ke 14)
➢ Merangsang folikel menjadi badan kuning (korpus luteum)
➢ Badan kuning → menghasilkan progesteron → menebalkan dinding
endometrium
3) Fase Menstruasi
Progesteron :
➢ Menghambat sekresi FSH dan LH
➢ Membuat badan kuning mengecil dan hilang → produksi progesterone
terhenti
Endometrium mongering, mengelupas , dan terjadi pendarahan/menstruasi

Mudul Anatomi Fisiologi 212


Produksi progesterone terhenti → terjadi produksi FSH → siklus berulang

Gb. 10.7 bagan siklus menstruasi

3. KEHAMILAN DAN KELAHIRAN


Masa kehamilan (gestasi) dimulai dengan proses pembuahan sampai dengan
kelahiran memerlukan waktu ± 226 hari/38 minggu/9 bulan 10 hari
a. Didahului dengan proses pembuahan/fertilisasi → pertemuan antara sel telur
dan sel sperma → terbentuk zigot → terjadi di oviduk
b. Zigot → mengalami pembelahan (cleavage) secara mitosis → terbentuk morulla
→ membelah → terbentuk blastula
Blastula terdiri dari :
1) Lapisan luar (trofoblas) → berkembang menjadi plasenta/ari-ari/tembuni →
untuk menempel pada endometrium
2) Lapisan dalam (blastosit) → embrio
3) Rongga berisi cairan (blastosol)
c. Hari ke 6 → embrio dalam bentuk blastula sampai di rahim dan menempel pada
rahim
d. Pada minggu ketiga blastula berkembang menjadi gastrula (terjadi gastrulasi) →
terbentuk tiga lapisan yaitu ;
Ektoderma → berkembang menjadi susunan saraf, kulit, mata, hidung, dan
epidermis Endoderma → berkembang menjadi jaringan tulang, otot, jantung,
ginjal, limfa,
pembuluh darah dan pembuluh getah bening, serta kelenjar kelamin
Mesoderma → berkembang menjadi organ-organ pencernaan dan pernapasan
e. Pada minggu ke 4 sampai 8 terjadi peristiwa organogenesis (pembentukan
organ-organ tubuh)

Mudul Anatomi Fisiologi 213


f. Perkembangan selanjutnya adalah perkembangan janin menuju kesempurnaan
sebelum dilahirkan

Struktur Membran Embrio

Gb. 10. 8 Struktur Embrio


Membran pelindung embrio/janin (no. 7 pada gambar) terdiri dari :
1. Korion (no. 1) → derivate dari mesoderma dan ektoderma trofoblas →
masuk ke dinding uterus membentuk plasenta Plasenta berfungsi :
a. Pertukaran gas (CO2 dan O2) dari ibu ke janin dan sebaliknya
b. Menyuplai bahan makanan dari ibu ke janin
c. Mengangkut sisa-sisa metabolism
d. Mencegah mikroorganisme masuk ke tubuh janin
e. Menghasilkan hormone untuk memelihara kehamilan
2. Amnion → (no. 2) → membran pelindung yang tebal
Fungsi ;
a) Menyelubungi embrio dan membentuk ruangan yang berisi cairan amnion
(no.
3)
b) Melindungi embrio dari gesekan dan benturan
c) Membantu regulasi suhu tubuh embrio
3. Kantong kuning telur (no. 6) → kurang berkembang pada manusia
Fungsi awalnya :
a) Tempat pembentukan sel darah merah pada embrio
Mengandung sel-sel yang akan berkembang menjadi spermatogonium
dan oogonium
Menyediakan nutrisi utama bagi embrio (pada beberapa spesies selain
manusia)
4. Alantois (no. 4) → berkembang menjadi tali pusar
Fungsi : respirasi, ekskresi, dan saluran makanan

Mudul Anatomi Fisiologi 214


KEGIATAN BELAJAR 13

DESKRIPSI MATERI KEGIATAN BELAJAR 13:


Materi kegiatan belajar ini berfokus pada konsep anatomi fisiologi membahas tentang
cairan tubuh.

CAPAIAN PEMBELAJARAN KEGIATAN BELAJAR 13


Kemampuan akhir yang diharapkan setelah menempuh kegiatan belajar ini adalah
mahasiswa mampu menjelaskan fisiologi cairan tubuh.

DESKRIPSI MATERI KB 2
Pemahaman tentang fisiologi cairan tubuh sangat diperlukan oleh perawat sebagai
dasar untuk melakukan praktik klinik keperawatan yang berhubungan dengan
keseimbangan cairan misalnya pemeliharaan keseimbangan cairan tubuh, rehidrasi
enteral dan parenteral, dan sebagainya. Dalam kancah praktik nanti akan kita temui kasus-
kasus yang berhubungan dengan keseimbangan cairan tubuh antara lain edema, diare
pada bayi dan balita, hiperemesis gravidarum dan masih banyak lagi.
Melalui kegiatan belajar ini kita akan mempelajari fisiologi cairan tubuh secara
menyeluruh, mulai dari komponen cairan tubuh, distribusi di seluruh bagian tubuh, proses

Mudul Anatomi Fisiologi 215


perpindahan cairan, keseimbangan cairan dan gangguan yang mungkin terjadi. Pada
kegiatan belajar ini juga akan kita praktikkan salah satu cara mengestimasikan jumlah
cairan tubuh berdasarkan golongan umur dan berat badan.
Agar dapat memperoleh pemahaman secara baik mengenai fisiologi cairan tubuh,
mahasiswa seharusnya sudah lulus dalam beberapa bidang studi yaitu biologi dasar, kimia
dasar, matematika dasar, dan fisika dasar yang pada umumnya telah dipelajari di SMA,
MA, atau SMK. Jika belum, maka diperlukan perkuliah matrikulasi yang relevan

KOMPETENSI YANG DITUNJANG


Dari standar-standar kompetensi yang harus dimiliki oleh bidan, kompetensi apa
sajakah yang tidak dapat dikuasai dengan baik tanpa menguasai terlebih dahulu materi
fisiologi cairan tubuh? Jelaskan pada bagian ini!
(Catatan: Kita harus merujuk pada Standar Kompetensi Bidan terbaru).
TUJUAN KB 13
Tujuan instruksional umum
Setelah mempelajari modul ini mahasiswa mampu menerapkan prinsip fisiologi
cairan tubuh dalam asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan pemenuhan
kebutuhan cairan dan elektrolit.
Tujuan instruksional khusus
Setelah mempelajari modul ini mahasiswa mampu:
1. Menyimpulkan pengertian cairan tubuh berdasarkan 2 komponen pokok cairan tubuh,
secara tepat dengan menggunakan bahasa sendiri
2. Mampu membedakan 3 distribusi dari cairan tubuh menurut Puruhito tanpa kesalahan
3. Mengestimasikan sesuai standar jumlah total dan jumlah distributif cairan tubuh,
berdasarkan umur & berat badan, setelah disediakan timbangan badan
4. Mengidentifikasi 4 cara perpindahan cairan, setelah disediakan 4
contoh perpindahan cairan dalam tubuh
5. Menghitung keseimbangan cairan normal tubuh dengan tepat setelah disediakan
contoh input dan output cairan.
6. Menghubungkan 5 mekanisme terjadinya edema dengan 5 contoh edema dalam
klinik.
7. Mengklasifikasikan 3 mekanisme dehidrasi, setelah disediakan 5 contoh dehidrasi

Kriteria penilaian hasil belajar


Setelah mempelajari modul ini mahasiswa mampu:
1. Merangkaikan solven dan berbagai solut dalam tubuh menjadi kesimpulan pengertian
cairan
2. Membedakan cairan intrasel, interstitial dan intravaskuler menurut Puruhito
3. Mengitung estimasi jumlah cairan tubuh berdasarkan BB dan 3 macam golongan umur
sesuai standar
4. Mengidentifikasi mekanisme difusi, osmosis, transport aktif dan filtrasi, dari 4 contoh
yang tersedia
5. Menghitung keseimbangan antara input dan output cairan dengan tepat dari contoh
input dan output yang diketahui
6. Menghubungkan TO, TH, obstruksi limfe dengan 5 contoh edema dalam klinik.
7. Mengklasifikasikan 5 contoh dehidrasi, menjadi dehidrasi primer, sekunder dan
gabungan

MATERI KB 13
Pengertian cairan tubuh
Tentu Saudara masih ingat tentang konsep sel. Sel merupakan unit terkecil dari
kehidupan. Coba Saudara ingat kembali konsep tentang sel yang telah Saudara pelajari
dalam materi Biologi di SMP, SMA, bahkan di bagian pertama modul ini kita juga sudah
membahas sel sebagai unit terkecil dari organisme.
Sel-sel yang membentuk tubuh semuanya berada dalam lautan interna yang

Mudul Anatomi Fisiologi 216


dibungkus oleh kulit. Dari cairan inilah sel mengambil oksigen dan nutrien serta membuang
produk metabolisme. Lautan interna dimaksud adalah cairan intersel/cairan interstitial
(CISt.). Cairan interstitial dan cairan darah/cairan intra vaskuler (CIV) bersama-sama
membentuk cairan ekstra sel (CES). Di dalam sel sendiri juga terdapat cairan yang
dinamakan cairan intra sel (CIS). Agar lebih jelas coba perhatikan Gambar 2.1 di bawah!
Nah, sampai di sini sudahkah jelaskah keberadaan dari cairan tubuh ?

Gambar 1. Distribusi Cairan Tubuh


Catatan:
Penjelasan lebih lanjut tentang distribusi (penyebaran cairan tubuh akan dibahas dalam
pertengahan bahasan ini.
Mungkin dalam benak Saudara timbul pertanyaan, seperti apakah cairan tubuh itu?
Apakah suatu cairan murni? Ataukah banyak zat terlarut di dalamnya? Mari kita lanjutkan!
Cairan tubuh bukanlah suatu cairan murni, melainkan terdapat berbagai zat di dalamnya.
Oleh karena itu cairan tubuh boleh disebut sebagai suatu larutan. Nah, mari kita ingat lagi
konsep tentang larutan! Agar lebih jelas, coba cermati Gambar 2.2 !

Gambar 2.2 Komponen Larutan


Dalam suatu larutan selalu ada komponen zat pelarut (solven) dan zat terlarut
(solute). Demikian pula cairan tubuh kita, terdapat solven di dalamnya berupa air dan solut
meliputi zat-zat tak bermuatan listrik (non elektrolit) dan ion-ion bermuatan listrik (elektrolit).
Solut non elektrolit misalnya glukosa, ureum dll., sedangkan solut elektrolit misalnya ion
Natrium (Sodium), Kalium (Potasium), Calsium, Magnesium, Chloride, Bikarbonat, dan
sebagainya.
Secara lebih detail, elektrolit tubuh didefinisikan sebagai senyawa-senyawa yang
terlarut dalam cairan tubuh yang dapat terurai menjadi ion-ion (atom yang bermuatan
listrik). Reaksi pelepasan ion disebut reaksi ionisasi, contoh:
NaCl Na+ + Cl-

Mudul Anatomi Fisiologi 217


Ada 2 macam ion, yaitu:
1. Kation (ion yang bermuatan positif), antara lain: Na+, K+, Ca++, Mg++, dsb.
2. Anion (ion yang bermuatan negatif), antara lain: Cl-, HCO3-, PO4---, SO4--, protein, asam-
asam organik, dsb.
Nah kita telah membahas secara sekilas tentang cairan tubuh, meliputi jenis cairan,
serta komponen yang ada di dalamnya. Coba sekarang Saudara simpulkan, apakah
pengertian dari cairan tubuh? Jelas kan? Jadi yang dimaksud dengan cairan tubuh adalah
air dalam tubuh beserta komponen yang terkandung di dalamnya, baik berupa
komponen non elektrolit maupun elektrolit (kation dan anion).

Distribusi cairan tubuh


Jumlah cairan tubuh orang dewasa kira-kira 45 – 75% dari berat badan. Untuk pria
kira-kira 60%, sedangkan wanita kira-kira 55%. Sedangkan pada anak-anak jumlah cairan
kira-kira 70 – 80% dari berat badan, rata-rata 75% dari berat badan.
Di atas telah kita singgung tentang cairan intrasel, cairan interstitial dan cairan
intravaskuler. Menurut Puruhito, kira-kira 2/3 dari cairan tubuh orang dewasa berada di
spasium intraseluler (cairan intrasel/CIS), dan 1/3 berada dalam spasium ekstraseluler
(cairan ekstrasel/CES). Kira-kira 2/3 dari cairan ekstraseluler berada di spasium interstitial
(cairan interstitial/CISt), dan 1/3 berada dalam spasium intravaskuler (cairan
intravaskuler/CIV/plasma). Agar lebih jelas amati bagan berikut!
CT
60% BB

CIS CES
2/3 CT 1/3 CT
40% BB 20% BB

CISt CIV
2/3 CES 1/3 CES
? % BB ? % BB
Gambar 2.3 Distribusi Cairan Tubuh dan Proporsinya
(Catatan: Coba hitunglah persentase dari simbol tanda tanya pada gambar)
Rasio distribusi cairan tubuh agak berbeda jika diklasifikasikan menurut umur:
❖ Dewasa (CIS:CES = 2/3:1/3 = 2:1)
❖ Anak-anak (CIS:CES = 3/5:2/5 = 3:2)
❖ Bayi (CIS:CES = 1/2:1/2 = 1:1)

Jumlah cairan tubuh


Pada orang sehat telah diketahui cara mengestimasikan jumlah cairan tubuh (dalam
liter) berdasarkan umur dan berat badan. Jumlah cairan tubuh orang dewasa kira-kira 45–
75% dari berat badan. Untuk pria kira-kira 60% dari berat badan, sedangkan wanita kira-
kira 55% dari berat badan. Sedangkan pada anak-anak jumlah cairan kira-kira 70–80%
dari berat badan, rata-rata 75% dari berat badan.
Untuk mengukur jumlah cairan di masing-masing distribusi cairan, dapat digunakan
bagan distribusi cairan tubuh di atas. Dapatkah Saudara mengisi persentase jumlah cairan
untuk CISt dan CIV yang belum terisi pada Gambar 2.3 ? Nah, sekarang kita akan berlatih
menghitung jumlah estimatif cairan tubuh tersebut.
Bacalah petunjuk berikut, lalu berlatihlah di rumah!
1. Carilah 1 teman sebagai probandus dan seorang bayi yang dekat dengan tempat tinggal
Saudara !

Mudul Anatomi Fisiologi 218


2. Siapkan peralatan yaitu timbangan orang dewasa, timbangan bayi, gambar distribusi
cairan tubuh dan proporsinya, rumus jumlah cairan tubuh dan alat tulis !
3. Lakukan prosedur kerja sebagai berikut:
a. Tentukan jenis kelamin probandus dan bayi !
b. Ukurlah berat badan probandus dan bayi dengan timbangan yang sesuai !
c. Tentukan jumlah cairan tubuh (dalam liter) menurut rumus jumlah cairan tubuh !
d. Tentukan jumlah CIS, CES, CISt dan CIV berdasarkan gambar distribusi cairan tubuh
dan proporsinya !
4. Catatlah hasil yang Saudara dapatkan, lalu diskusikan dengan teman Anda !

Perpindahan cairan dan pertukaran zat


Ada beberapa cara perpindahan cairan dan pertukaran zat di dalam tubuh, yaitu:
1. Difusi
Difusi adalah kecenderungan zat terlarut (solute) untuk bergerak bebas di seluruh
penjuru pelarut (solven), atau bisa juga diartikan sebagai pergerakan zat terlarut dari
daerah pekat ke daerah encer hingga terjadi keseimbangan (Gambar 2.4).

Gambar 2.4. Proses Difusi Cairan


2. Osmosis
Osmosis adalah perembesan pelarut melalui selaput semi permeabel, atau bisa juga
diartikan sebagai perembesan zat pelarut dari daerah encer ke daerah pekat hingga
terjadi keseimbangan. Hasilnya adalah volume daerah encer menjadi berkurang dan
volume daerah pekat menjadi bertambah (Gambar 2.5).

Gambar 2.5. Proses Osmosis Cairan


Perbedaan volume cairan akan menimbulkan tekanan yang disebut dengan tekanan
osmotik. Semakin tinggi tekanan osmotik, semakin tinggi kemampuannya untuk
menarik air. Semakin besar perbedaan kepekatan, tekanan osmotik semakin tinggi.
Zat tertentu dengan bobot molekul besar seperti protein plasma melakukan tekanan
osmotik koloid atau tekanan onkotik, yaitu tekanan yang dilakukan protein plasma
terhadap selaput permeabel. Dengan cara ini maka cairan plasma dapat dipertahankan
dalam pembuluh darah.
3. Filtrasi
Filtrasi adalah perembesan cairan melalui selaput permeabel yang tidak dapat dilalui

Mudul Anatomi Fisiologi 219


oleh zat terlarut tertentu (Gambar 2.6). Dalam hal ini zat merembes dari daerah
bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Contohnya filtrasi cairan dalam
glomerulus ginjal.

Gambar 2.6. Proses Filtrasi Cairan


4. Transport aktif
Transport aktif adalah pergerakan zat dari daerah encer ke daerah pekat. Transport
aktif terjadi pada elektrolit terhadap suatu gradien kepekatan. Proses ini terjadi secara
aktif, oleh karena itu memerlukan energi. Contoh dari transport aktif adalah penyerapan
kembali zat-zat tertentu dalam tubulus ginjal.
5. Tekanan hidrostatik
Tekanan hidrostatik adalah tekanan plasma dan sel-sel darah dalam pembuluh kapiler.
6. Tekanan penyaringan (filtration pressure)
Tekanan penyaringan adalah perbedaan antara tekanan osmotik koloid dan tekanan
hidrostatik. Hal ini penting dalam perpindahan cairan dari arteriol ke rongga interstitial
dan berlanjut ke venule.
TP = TH – TO
TP = Tekanan penyaringan
TH = Tekanan hidrostatik darah
TO = Tekanan osmotik koloid

Keseimbangan cairan
Untuk mempertahan homeostasis tubuh maka diperlukan keseimbangan antara asupan
cairan dan haluaran cairan.
Jumlah dan sumber input dan output cairan kurang lebih sbb:
Input:
Air yang dicerna : 1200-1500 cc
Makanan yang dicerna : 700-1000 cc
Oksidasi metabolik : 200-400 cc
Jumlah : 2100-2900 cc

Output:
Urine : 1200-1700 cc
Faeces : 100-200 cc
Keringat : 100-200 cc
Insensible water loss
Kulit : 350-400 cc
Paru : 350-400 cc

Mudul Anatomi Fisiologi 220


Jumlah : 2100-2900 cc

Pengaturan homeostasis air


1. Pengaturan sistem pernafasan
Cairan dikeluarkan melalui paru dalam bentuk uap air.
2. Pengaturan sistem perkemihan
Ginjal secara selektif menahan elektrolit dan air untuk memelihara keseimbangan, dan
mengeluarkan zat buangan dan zat yang berlebihan.
Bekerjasama dengan sistem endokrin, pada saat terjadi dehidrasi hipofise posterior
mengeluarkan ADH (anti diuretik hormon). ADH ini mempengaruhi tubulus ginjal
menjadi lebih permeabel sehingga resorbsi air bertambah. Akibatnya urine berkurang.
3. Pengaturan sistem sirkulasi
Sistem sirkulasi sangat vital bagi pengangkutan cairan ke seluruh tubuh. Mekanisme
tekanan osmotik dan tekanan hidrostatik sangat diperlukan dalam sistem ini. Ginjal
dapat berfungsi dengan baik hanya jika mendapatkan sirkulasi yang baik. Gangguan
pada sistem sirkulasi dapat menimbulkan gangguan keseimbangan cairan, contoh:
edema paru, anuria akibat gagal ginjal, gangguan perfusi akibat syok dll.
4. Pengaturan sistem endokrin
Selain ADH, sistem endokrin mengatur homeostasis air dengan hormon aldosteron
yang disekresi oleh korteks adrenal. Jika terjadi dehidrasi, terjadi peningkatan sekresi
aldosteron, dengan efek terjadi peningkatan resorbsi ion natrium di tubulus ginjal,
diikuti dengan resorbsi air.
5. Pengaturan sistem gastrointestinal
Air dan elektrolit diserap dalam saluran pencernaan, sehingga jumlah air dan elektrolit
dapat dipertahankan. Sangat penting untuk menjaga efektifitas fungsi pencernaan
untuk mencegah gangguan homeostasis cairan.
6. Pengaturan sistem saraf
Pada saat terjadi dehidrasi, terjadi rangsangan osmoreseptor di hipotalamus dengan
efek terjadi rasa haus sehingga timbul keinginan untuk minum.
Gangguan keseimbangan cairan
1. Edema
Edema adalah meningkatnya volume cairan ekstraseluler dan ekstravaskuler disertai
dengan dengan penimbunan cairan ini dalam sela-sela jaringan dan rongga tubuh.
Penyebab:
a. Obstruksi saluran limfe
b. Permeabilitas kapiler meningkat, akibat keracunan, infeksi, anafilaksis dll.
c. Tekanan hidrostatik dalam kapiler meningkat
d. Tekanan osmotik dalam spasi interstitial meningkat
e. Tekanan osmotik dalam kapiler menurun
2. Dehidrasi
Dehidrasi adalah gangguan keseimbangan air yang disertai output yang melebihi
intake sehingga jumlah air dalam tubuh berkurang.
Penyebab:
a. Kekurangan air (water depletion)
Terjadi akibat intake air yang kurang, sehingga disebut juga dehidrasi primer.
Akibatnya terjadi pengeluaran cairan dari dalam sel (dehidrasi intraseluler) yang

Mudul Anatomi Fisiologi 221


merangsang rasa haus.
b. Kekurangan natrium (sodium depletion)
Terjadi akibat output cairan dan elektrolit secara berlebihan, oleh karena itu disebut
juga dehidrasi sekunder. Akibatnya terjadi pengeluaran cairan dari dalam sel
(dehidrasi intraseluler) yang merangsang rasa haus
c. Kekurangan air dan natrium
Merupakan gabungan dari 2 proses di atas

LATIHAN DAN TUGAS KB 13


Soal latihan
Setelah Saudara pelajari KB 13 di atas, pelajari juga referensi tambahan dari buku atau
internet, lalu jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut !
1. Coba uraikan kembali dengan bahasa Saudara sendiri, apakah yang dimaksud dengan
cairan tubuh?
2. Carilah referensi di perpustakaan dan temukan nilai normal kation dan anion utama
tubuh, kemudian carilah fungsi dari masing-masing elektrolit tubuh !
3. Tentukan distribusi cairan tubuh bayi baru lahir normal berdasarkan pedoman Puruhito!
4. Hitunglah volume estimatif plasma darah Saudara, ayah Saudara serta ibu Saudara!
5. Berikan masing-masing satu contoh peristiwa difusi, osmosis, transport aktif dan filtrasi!
6. Hitunglah keseimbangan cairan Saudara hari ini! Kerjakan secara rinci!
7. Tentukan penyebab (mekanisme) edema pada kasus kwashiorkor (defisiensi protein)
dan edema tungkai pada kehamilan!
8. Tentukan penyebab (mekanisme) dehidrasi pada kasus diare akut!
Kunci jawaban latihan
1. Inti jawaban adalah pada bagian akhir sub materi pengertian cairan tubuh.
2. Jawaban ada di textbook fisiologi, misalnya karangan Ganong, Guyton dll.
3. Lihat bagian akhir sub materi distribusi cairan tubuh pada KB 13 ini.
4. Plasma darah sama dengan cairan intravaskuler. Gunakan pedoman pada sub materi
distribusi cairan tubuh pada KB 2 ini untuk menghitung volumenya. Jangan lupa rasio
menurut kelompok umur bayi, anak, ataukah dewasa.
5. Contoh dapat diperoleh pada referensi-referensi fisiologi, bahkan untuk contoh difusi
dan osmosis kita juga dapat menemukannya di dalam buku-buku biologi SMA dan
SMA.
6. Catat dengan seksama input dan output cairan Saudara, lalu rujuklah pada sub materi
keseimbangan cairan pada KB 2 ini.
7. Untuk kwashiorkor, carilah buku tentang ilmu gizi atau ilmu kesehatan anak atau artikel
yang relevan, lalu pelajari tanda, gejala, dan patofisiologi atau proses terjadinya
gangguan. Setelah itu, rujuklah pada sub materi gangguan keseimbangan cairan pada
KB 2 ini. Jelas, bahwa penderita kwashiorkor mengalami edema, dan Saudara dapat
memilih penyebab yang relevan, yaitu tekanan osmotik kapiler menurun.
Untuk edema tungkai pada kehamilan, Saudara perlu mempelajari referensi obstetri
fisiologi dan obstetri patologi, yang di dalamnya ada bahasan tentang kehamilan
normal dan tidak normal. Lalu rujuklah pada sub materi yang sama.
8. Anda perlu mempelajari patofisiologi diare akut terlebih dahulu, setelah itu rujuklah
pada sub materi distribusi cairan tubuh pada KB 2 ini. Jawabannya lebih mengarah
kepada natrium depletion.
RANGKUMAN KB 13

Mudul Anatomi Fisiologi 222


1. Cairan tubuh adalah air dan komponen yang larut di dalamnya, terdiri dari komponen
non elektrolit dan elektrolit (kation dan anion).
2. Jumlah cairan tubuh kira-kira 60% dari berat badan, 2/3 berada di spasium intrasel
dan 1/3 di spasium ekstrasel, selanjutnya 2/3 dari cairan ekstrasel ada di spasium
intersel dan 1/3 merupakan plasma darah.
3. Cairan tubuh dapat berpindah ke antar bagian (kompartemen) dengan cara difusi,
osmosis, transport aktif dan filtrasi.
4. Untuk mempertahankan kesehatan diperlukan keseimbangan antara input dan output
cairan, yang dapat diatur oleh system pernafasan, perkemihan, sirkulasi, endokrin,
gastrointestinal dan saraf.
5. Pada kasus-kasus klinik sering ditemukan gangguan kelebihan cairan yang
dinamakan edema dan kekurangan cairan (dehidrasi).
TES FORMATIF KB 13
Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar!
1. Manakah pernyataan yang benar tentang pengertian cairan tubuh ?
a. Solven cairan tubuh tidak selalu berupa air
b. Protein merupakan zat terlarut jenis non elektrolit
c. Natrium adalah solute anion
d. Air adalah solut di dalam cairan tubuh
e. Cairan tubuh adalah larutan
2. Manakah pernyataan yang benar tentang distribusi cairan tubuh ?
a. Cairan darah lebih banyak daripada cairan interstitial
b. Cairan intrasel memiliki volume paling besar
c. Volume cairan interstitial seimbang dengan volume intravaskuler
d. Cairan interstitial memiliki volume paling kecil
e. Cairan intravaskuler memiliki volume paling besar
3. Berapakah estimasi volume plasma darah seorang wanita dewasa sehat dengan berat
badan 50 kg ?
a. 3,06 liter
b. 3,33 liter
c. 6,11 liter
d. 9,17 liter
e. 10 liter
4. Ada 4 kasus yaitu: 1) air dari luar pembuluh kapiler menembus dinding kapiler yang
bersifat semipermeabel karena cairan di dalam pembuluh lebih pekat, 2) sampah
metabolik melintasi glomerulus ginjal untuk dibuang bersama urin, 3) pada tubulus ginjal
Natrium diserap kembali meskipun harus menggunakan energi untuk menyerapnya, 4)
cairan desinfektan yang dimasukkan ke dalam air akan merata ke seluruh bagian air.
Dari 4 kasus di atas, peristiwa difusi dan osmosis ditunjukkan oleh:
a. Kasus 1 dan 2
b. Kasus 2 dan 3
c. Kasus 3 dan 4
d. Kasus 4 dan 5
e. Kasus 5 dan 1
5. Bayi yang tiba-tiba demam sedangkan input ASI belum mengalami perubahan, memiliki
kondisi keseimbangan cairan sebagai berikut:
a. Keseimbangan stabil sebab tak ada perubahan input ASI
b. Terjadi defisit cairan karena peningkatan insensible waterloss
c. Terjadi defisit cairan karena kehilangan elektrolit
d. Terjadi dehidrasi primer
e. Terjadi water depletion
6. Terdapat lima kasus edema yaitu: 1) anak menderita kwashiorkor, 2) ibu hamil dengan
preeklampsia yang mengalami penurunan protein darah, 3) penderita penyakit

Mudul Anatomi Fisiologi 223


elephantiasis (kaki gajah), 4) ibu hamil dengan gagal jantung mengalami edema paru,
5) edema karena gigitan serangga.
Dari 5 kasus di atas, kasus manakah yang disebabkan oleh penurunan tekanan
osmotik di dalam pembuluh darah?
a. Kasus 1 dan 2
b. Kasus 2 dan 3
c. Kasus 3 dan 4
d. Kasus 4 dan 5
e. Kasus 5 dan 1
7. Terdapat lima kasus yaitu: 1) bayi menderita diare akut, 2) balita penderita demam
berdarah mengalami demam, 3) pejalan kaki di gurun mengalami kehausan berat, 4)
ibu mengalami perdarahan setelah persalinan, 5) ibu hamil mengalami hiperemesis
gravidarum.
Pernyataan yang benar berdasarkan kasus di atas adalah:
a. Contoh dehidrasi primer adalah kasus 1, dan 2
b. Contoh dehidrasi sekunder adalah kasus 3, 4, dan 5
c. Contoh gabungan dehidrasi primer dan sekunder adalah kasus 2
d. Contoh dehidrasi primer adalah kasus 3
e. Contoh dehidrasi sekunder adalah kasus 3

UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT KB 2


Cocokkan jawaban Saudara dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat pada
bagian akhir KB 2, kemudian hitunglah jumlah jawaban yang benar! Jika jawaban yang
benar adalah:
90% - 100% : baik sekali
80% - 89% : baik
70% -79% : cukup
< 70% : kurang
Kalau Saudara memiliki tingkat pencapaian 80% ke atas, maka hasil SaudaraBagus!
Saudara dapat melanjutkan ke kegiatan belajar 4. Tetapi jika pencapaian Saudara kurang
dari 80%, maka ulangilah kegiatan belajar 3, terutama bagianbagian yang belum Saudara
kuasai!
Untuk tes praktik pencapaian Saudara harus 100% untuk dapat melanjutkan ke kegiatan
belajar 13.

KUNCI JAWABAN TES FORMATIF KB 13


1. e
2.b
3.a
4.e
5.b
6.a
7.d

Mudul Anatomi Fisiologi 224


REFERENSI

.P. Sylvia, RN, PhD, M.W. Lorraine. 2002. Pathophysiologi : Clinical Concepts Of Disiase
Processes. Jakarta : Kedokteran ECG.
Anakciremai.Com : PENGERTIAN ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA
(http://www.anakciremai.com/2011/05/pengertiananatomi-dan-fisiologi.html)
Basmajian J.V., Slonecker C.E., Grant’s Method of Anatomy, Jilid 1, Edisi XI, Williams and
Wilkins, 1993.
Bates, B.A. 2005. Guide to Physical examination and History Taking “The Cardiovascular
system”9th ed. Philadelphian: Lippincott Co.
Berne, R. M. Cardiovascular Physiology. 6th ed. St. Louis: C. V. Mosby, 1992
Brown, M. S. and J. Goldstein. “How LDL Receptors influence Cholesterol and
Atherosclerosis.” Scientific American (November 1984).
Chandra, Euis & Putri. 2011. Makalah Biomedis Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia
(http://biomediskelompok.files.wordpress.com/20 11/12/makalah-anatomi-
fisiologi.pdf)
Elaine & Katja. Human Anatomy & Physiology seventh edition
Ethel R. Nelson. 2008. Delapan Obat Alami. Bandung: IPH
Ganong, W.F., Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi IV, Penerjemah, EGC, Jakarta, 1995.
Guyton & Hall., Fisiologi Kedokteran,, Edisi I, Penerjemah, EGC, Jakarta, 2000.
Honig, C.R. Modem Cardiovascular Physiology. 2d ed. Boston: little, Brown, 1988.
http://ayoncrayon.blogspot.com/2010/10/anatomi-fisiologi-kardiovaskuler.html
http://fraxawant.wordpress.com/2008/07/16/anatomi-fisiolgi-sistem-cardivasculer/
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/1958045-sirkulasi-sistemik/
http://medicalnursing.blogspot.com/2008/05/anatomi-dan-fisiologi-jantung.html
http://www.google.co.id/images?hl=id&biw=1366&bih=540&gbv=2&tbs=isch%3A1&sa=1
&q=EKG+NORMAL&aq=f&aqi=g6&aql=&oq=&gs_rfai=
http://www.google.co.id/images?hl=id&gbv=2&tbs=isch:1&&sa=X&ei=CX_0TMj0Go2OvQ
O9xdj4Bg&ved=0CCAQBSgA&q=letak+dan+posisi+jantung+pada+thorax&spel
l=1&biw=1366&bih=540
Kahle W., Leonhardt H., Platzer W., Atlas Berwarna dan Teks Anatomi Manusia, Jilid 1
Sistem Lokomotor Muskuloskeletal dan Topografi, Edisi IV, Penerjemah Syamsir
H.M., Hipokrates, Jakarta, 1995.
Laurale, Sherwood.2001. Edisi 2 fisiologi Manusia Dari Sel ke system. Buku Kedokteran
EGC: Jakarta.
Little, R. C. Physiology of the Heart and Circulation. 4th ed. Chicago: Year Book Medical
Publishers, 1989.
Pearce E., Anatomy and Physiology for Nurses, Evelyn Pearce, 1973.
Puruhito, Penatalaksanaan Terapi Cairan Pada Kasus-Kasus Bedah, Edisi 1, Unair,
Surabaya, 1996.
Raven Jhonson. Biology. Sixth edition 3. Reece Campbell. 2011. Biology, ninth edirtion.
Rony Yuliwar. DASAR-DASAR ANATOMI FISIOLOGI TUBUH MANUSIA
(https://www.facebook.com/notes/linafebriliani/dasar-dasar-anatomi-fisiologi-
tubuhmanusia/416232241815558)
Sayfudin. 2009. Anatomi Tubuh Manusia Untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Setiadi (2007). Anatomi & FIsiologi Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu
Syaifuddin.2006.Anatomi fisiologi untuk mahasiswa keperawatan. Jakarta ; EGC
Tortora G.J., Principles of Human Anatomy, Edisi IV, Harper and Row Publisher, New York,
1986.
Udjianti, Wajan Yuni. 2010. Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta : Salemba Medika.
Watson, W. 2006. Cardiovascular Exam, Examining the Heart and Circulatory Sistem

Mudul Anatomi Fisiologi 225

Anda mungkin juga menyukai