Anda di halaman 1dari 283

Modul Teori Fisiologi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
segenap rahmat dan nikmat-Nya sehingga penyusunan bahan ajar Fisiologi dapat
diselesaikan dengan baik. Penyusunan modul ini merupakan wujud supaya untuk
menunjang penyelenggaraan pendidikan dan proses pembelajaran di prodi D-III
Kebidanan Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Riau.

Modul fisiologi disusun sebagai salah satu acuan materi dalam proses
pembelajaran yang diselenggarakan. Setiap modul disesuaikan kontennya dengan
materi ajar yang disampaikan untuk setiap program pendidikan di prodi D-III
Kebidanan Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Riau. Masing – masing modul
memiliki muatann yang berbeda beda sesuai dengan kebutuhan pembelajaran dan
mengacu pada kurikulum yang dimiliki oleh Prodi D-III Kebidanan Jurusan
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Riau.

Modul ini disusun untuk membantu peserta didik untuk dapat memahami
lebih dalam dan secara mamndiri materi mengenai fisiologi. Modul ini berisikan
materi materi tentang konsep fisiologi, ilmu fisiologi dasar, system muskulosekeletal,
kardiovaskuler, pencernaan, perkemihan, reproduksi, panca Indra dan system
endokrin dan hubungan antar system dalam tubuh. Modul ini juga diharapkan dapat
mendukung pencapaian tujuan penyelengaraan pendidikan di prodi D III Kebidanan
Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Riau, sehingga pencapaian tersebut dapat
lebih terukur dan terarah. Semoga keberadaan modul ini dapat menjadi bahan ajar
yang bermanfaat dan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan bagi banyak
pihak.

TIM PENYUSUN

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 1


Modul Teori Fisiologi

TINJAUAN MATA KULIAH

Selamat datang dalam pembelajaran interaktik modul Modul fisilogi. Modul ini
disusun untuk membantu peserta didik untuk dapat memahami lebih dalam dan
secara mandiri mengenai fisilogi. Modul ini berisi materi – materi tentang konsep
fisiologi, ilmu fisiologi dasar, system muskulosekeletal, kardiovaskuler, pencernaan,
perkemihan, reproduksi, panca indra dan system endokrin dan hubungan antar
system dalam tubuh. Modul ini terbagi menjadi 14(empat belas) kegiatan
belajaar/pertemuan, dengan harapan akan memudahkan anda untuk dapat lebih
mendalami dan memahami materi yang disajikan.

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 2


Modul Teori Fisiologi

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

1. Sebelum anda mengikuti rangkaian pembelajaran dalam modul ini, silahkan


anda baca terlebih dahulu petunjuk penggunaannya sebagai berikut :
2. Mulailah mempelajari modul ini dengan membaca do’a.
3. Bacalah terlebih dahulu bagian pendahuluan modul.
4. Pahami peta konsep yang telah disediakan sebagai dasar untuk mempermudah
alur fikir anda dalam memahami pokok-pokok materi.
5. Pelajari uraian materi dari setiap Kegiatan Belajar (KB)/Pertemuan.
6. Bacalah rangkuman yang ada di setiap Kegiatan Belajar/Pertemuan.
7. Kerjakan latihan mandiri yang ada disetiap Kegiatan Belajar / Pertemuan
dengan menggunakan jawaban berdasarkan pada uraian materi mau punsum
bereferensi lain.
8. Selesaikanlah seluruh rangkaian pembelajaran dalam modul ini yang terdiri dari
14 (empat belas) Kegiatan Belajar / pertemuan.
9. Selesaikanlah terlebih dahulu satu rangkaian Kegiatan Belajar / Pertemuan,
setelah itu anda baru bisa melanjutkan ke Kegiatan Belajar / Pertemuan
selanjutnya.
10. Silahkan baca bagian penutup modul.
11. Kerjakan bagian terakhir modul.
12. Cocokan jawaban terakhir modul anda dengan kunci jawaban modul dan
hitunglah perolehan nilai anda.
13. Jika anda telah berhasil menyelesaikan satu rangkaian modul ini, anda dapat
melanjutkan ke modul selanjutnya.
14. Untuk menambah pengetahuan tentang materi dalam modul ini, anda
dipersilahkan mencari informasi dan materi dari sumber referensi lainnya.
15. Akhiri pembelajaran modul ini dengan membaca do;a.

Selamat Belajar

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 3


Modul Teori Fisiologi

DAFTAR ISI

KEGIATAN BELAJAR I

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 4


Modul Teori Fisiologi

PETA KONSEP

Modul
KONSEP DASAR FISIOLOGI TUBUH MANUSIA

Standar Kompetensi:
Mahasiswa memahami konsep dasar fisiologi dalam
struktur tubuh manusia

Kompetensi Dasar:
1. Menjelaskan tentang Konsep dasar fisiologi tubuh manusia
2. Menjelaskan system pengaturan tubuh
3. Menjelaskan struktur dan fungsi sel dan jaringan dasar tubuh
4. Menjelaskan mekanisme haemostatis dan genetik
5. Istilah dalam fisiologi

Kegiatan Belajar 1:
Konsep Dasar Fisiologi Tubuh Manusia
Kegiatan Belajar 1:
o Tujuan Pembelajaran
o Uraian Materi:
o Menjelaskan tentang Konsep dasar fisiologi tubuh manusia
o Menjelaskan system pengaturan tubuh
o Menjelaskan struktur dan fungsi sel dan jaringan dasar tubuh
Prodi D III Kebidanan Poltekkesmekanisme
o Menjelaskan Kemenkes RiauPage 5 dan genetik
haemostatis
o Istilah dalam fisiologi
Modul Teori Fisiologi

Rangkuman

Latihan

Daftar pustaka

KEGIATAN BELAJAR I

KONSEP DASAR FISIOLOGI TUBUH MANUSIA

TUJUAN PEMBELAJARAN

Selamat mempelajari modul 1. Sekarang materi yang akan anda pelajari


adalah mengenai konsep dasar fisiologi tubuh manusia. Setelah mempelajari materi
yang diuraikan dalam pembelajaran modul, mahasiswa diharapkan dapat:
1. Menjelaskan tentang Konsep dasar fisiologi tubuh manusia
2. Menjelaskan system pengaturan tubuh
3. Menjelaskan struktur dan fungsi sel dan jaringan dasar tubuh
4. Menjelaskan mekanisme haemostatis dan genetik
5. Menjelaskan Istilah dalam fisiologi

Buatlah catatan tentang materi pelajaran yang sulit mahasiswa pahami,


untuk didiskusikan baik dengan mahasiswa lainnya pada saat perkuliahan, saat
belajar mandiri, maupun dengan dosen.

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 6


Modul Teori Fisiologi

Setelah anda yakin memahami tentang kegiatan belajar modul, cobalah


mengerjakan soal-soal latihan yang telah tersedia dan tidak melihat kunci jawaban
sebelum semua soal selesai.Setelah selesai mengerjakan soal-soal latihan cobalah
untuk memeriksa hasil latihan tersebut sesuai dengan kunci jawaban yang
tersedia.Seandainya jawaban anda belum mencapai 80%, cobalah untuk
mempelajari kembali kegiatan belajar, terutama materi yang belum dipahami.Setelah
itu kerjakan kembali soal-soal latihan, semoga hasilnya minimal 80% atau lebih

URAIAN MATERI

1.1. KONSEP DASAR FISIOLOGI TUBUH MANUSIA

Apa itu fisiologi?

Kata physiologi juga berasal dari bahasa yunani (Greek) yaitu ilmu yang
mempelajari bagaimana suatu organisme melakukan fungsi utamanya,sebagai
contoh yaitu seseorang yang ingin mempelajari fisilogi tentang bagaimana uterus
bisa membesar saat kehamilan atau mengapa dinding uterus berkontraksi pada sat
persalinan. Fisilogi secara makna kata dari bahasa latin, berasal dari kata fisis
(physis) adalah alam atau cara kerja.logos (logi) adalah ilmu pengetahuan. Maka
fisiologi adalah ilmu yang mempelajari faal atau pekerjaan atau fungsi dari tiap tiap
jaringan tubuh atau bagian dari alat – alat tubuh dan fungsinya.

Klasifikasi fisiologi

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 7


Modul Teori Fisiologi

Fisilogi manusia adalah ilmu yang mempelajari tentang faal(fungsi) dari tubuh
manusia. Adapun spesifikasi fisiologi dari anatomi antara lain yaitu:

1. Fisiologi sel (mempelajari fungsi sel dan bagian-bagiannya)


2. Fisiologi spesifik (mempelajari suatu organ)
3. Fisiologi sistemik (mempelajari sistem organ secara sistemik)
4. Fisiologi patologikal (mempelajari efek penyakit tubuh diintegrasikan dalam
ruang lingkup kebidanan)

1.2. System pengaturan tubuh

Sistem Manusia – Lingkungan

Dalam kehidupannya manusia berinteraksi dengan dua lingkungan, yaitu:


lingkunagn eksternal (fisik) dan lingkungan internal. Hubungan antara kedua
lingkungan ini bersifat terbuka. Dari lingkungan eksternal manusia mendapatkan
energi makanan (lemak dan karbohidrat), dan material-material lain (oksigen, air,
protein, mineral, dan vitamin) yang dibutuhkan oleh sel, jaringan dan organ.bahan
bahan dari lingkungan eketernal ini masuk kedalam lingkungann internal.

Lingkungan internal mempuyai kemampuanmengorganisir material yang


heterogen mejadi struktur ang homogen yang kita sadari sebagai keadaan yang
dibutuhkan tubuh manusia. Keadaan yang homogen ini dicapai dan dikelola melalui
proses-proses pengaturan degan cara mengeluarkan simpanan energi ( yang
levelnya lebih besar) ke lingkungan. Kapasitas untuk mencapai keadaan yang
homogen dari keadaan yang heterogen merupakan sifat dasar dari seluruh
organisme hidup.

Tubuh manusia terdiri dari sel-sel,jaringan dan organ-organ yang terendam


dalam lingkungan berair(lingkungan inilah yang disebut lingkungan internal).
Lingkungan internal ini terdiri dari lebih kurang 15 liter cairan ekstra seluler ( yang

terdiri dari plasma darah,cairan getah bening dan cairan yang tersebar diantara
jaringan) dan lebih kurangg 30 liter air intra seluler. Jadi hampir 70%dari berat tubuh
manusia adalah air.

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 8


Modul Teori Fisiologi

1.3.Struktur Dan Fungsi Sel Dan Jaringan Dasar Tubuh

STRUKTUR ORGANISASI TUBUH MANUSIA Tubuh

manusia terdiri dari beberapa organisasi, mulai dari yang paling sederhana
sampai yang paling kompleks.

1. Level kimia
Ini merupakan level dasar yang terdiri dari atom dan molekul. Atom utama
yang membangun tubuh manusia terdiri dari atom karbon (C), hydrogen (H),
oksigen (O), nitrogen (N), fosfor (P), kalsium (Ca) dan sulfur (S). Sedangkan
molekul utamanya adalah deoksiribonukleat acid (DNA).
2. Sel
Beberapa molekul yang ada akan bergabung membentuk sel. Sel
merupakan bagian fungsional yang terkecil yang membangun tubuh makhluk
hidup. Ada banyak sel yang membangun tubuh manusia seperti, sel otot, sel
saraf, dan sel epitel. Jaringan Jaringan dibangun oleh beberapa sel yang
berbeda yang memiliki fungsi tertentu. Ada 4 jaringan dasar pada tubuh
manusia yaitu jaringan epitel, jaringan pengikat, jaringan otot dan jaringan
saraf.
3. Organ
Organ dibangun oleh gabungan beberapa jaringan yang berbeda yang
memiliki fungsi tertentu. Biasanya struktur organ dibangun oleh dua atau
lebih jaringan
4. System organ
System organ dibangun oleh gabungan beberapa organ yang kemudian
akan melakukan fungsi tertentu dalam mempertahankan kondisi homeostatis.
5. Organisme
Individu manusia yang terdiri dari berbagai system organ yang secara
dinamis dan berkesinambungan menjaga agar dapat menjalankan fungsi
hidupnya.

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 9


Modul Teori Fisiologi

CIRI KHAS MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK HIDUP

Sebagai makhluk hidup, manusia memiliki beberapa proses dasar kehidupan.

1) Metabolisme
Metabolism adalah serangkaian reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh.
Terdiri dari anabolisme dan katabolisme. Anabolisme adalah reaksi
penggabungan molekul sederhana menjadi molekul yang kompleks. Contoh
reaksi anabolisme adalah pembentukan glikogen yang berasal dari glukosa.
Pada reaksi ini membutuhkan sejumlah energy. Katabolisme adalah reaksi
penguraian molekul yang kompleks menjadi molekul yang sederhana. Reaksi
ini melepaskan sejumlah energy. Contoh reaksi ini adalah proses
pencernaan makanan.
2) Responsive
Responsive adalah kemampuan tubuh manusia untuk mendeteksi dan
merespon segala perubahan yang terjadi pada tubuh manusia. Contohnya
adalah penurunan suhu tubuh ataupun kenaikan suhu tubuh. Pada
penurunan suhu tubuh maka akan terjadi proses menggigil sehingga terjadi
kenaikan suhu akibat kontraksi otot rangka. Jika suhu tubuh naik maka akan
terjadi pengeluaran keringat dalam rangka agar suhu tubuh bisa turun lagi.
3) Bergerak
Setiap makhluk hidup pasti bergerak. Pergerakan terjadi pada tingkat organel
sel, organ dan perpindahan individu manusia. Contohnya adalah koordinasi

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 10


Modul Teori Fisiologi

gerak yang terjadi antara otot kaki dan tangan pada saat perpindahan
tempat.
Pada saat terjadi inflamasi maka monosit akan keluar dari vascular ke
jaringan inflamasi. Hal ini juga merupakan contoh dari pergerakan
kemotaksis.
4) Tumbuh
Tumbuh adalah meningkatnya ukuran tubuh manusia. Hal ini terjadi karena
meningkatnya jumlah dan ukuran sel tubuh.
5) Berkembang
Berkembang adalah bertambahnya fungsi tubuh. Contohnya adalah
perkembangan cikal bakal sel darah (stem sel) menjadi eritrosit, leukosit dan
trombosit.
6) Reproduksi
Reproduksi sebagai ciri manusia mengacu kepada pembentukan sel baru
untuk mengganti jaringan yang rusak atau untuk menghasilkan individu yang
baru. Pada manusia proses ini terjadi secara terus menerus sepanjang
kehidupan. Ketika proses ini tidak terjadi maka yang terjadi adalah kematian
sel atau jaringan
STRUKTUR ORGANISASI MANUSIA

1. SEL

Lebih dari 200 tipe sel yang berbeda memiliki fungsi yang berkontribusi untuk
mempertahankan homeostasis. Dalam bagian ini kita akan mempelajari struktur dan
fungsi sel dalam mempertahankan homeostasis.

Bagian-bagian sel adalah :

1. Membran plasma

Membrane plasma adalah bagian paling luar dari sel, yang membatasi antara
lingkungan internal dengan lingkungan eksternal. Membrane sel bersifat
semipermeabel yaitu akan mengatur zat yang bisa masuk ke dalam sel. Membrane
plasma juga berperan penting pada komunikasi diantara sel-sel dan antara sel

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 11


Modul Teori Fisiologi

dengan lingkungan eksternal. Membrane plasma hampir seluruhnya tersusun atas


protein dan lipid.

Fungsi membran plasma adalah :

a. Sebagai gerbang ion dan lalu lintas zat yang akan masuk ke sel
b. Sebagai reseptor beberapa hormon seperti hormone-hormon peptida.
c. Sebagai protein pengangkut untuk beberapa zat tertentu, jika tidak diangkut
maka zat tersebut sulit menembus lapisa lipid membran sel

Transport zat melintasi membran plasma adalah :

Transport pasif adalah perpindahan zat tanpa membutuhkan energi

1) Difusi
Difusi adalah perpindahan zat dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah.
Gerakan terjadi karena energi yang berasal dari gerak kinetik.
2) Osmosis Osmosis adalah difusi air
a. Transport aktif adalah perpindahan zat yang melawan gradient konsentrasi
sehingga membutuhkan energy
b. Transport dengan vesikel terdiri dari endositosis dan eksositosis. Endositosis
adalah proses membrane sel dalam memasukkan zat ke dalam sel.
Eksositosis adalah proses membrane sel dalam mengeluarkan zat ke luar
sel.
c. Sitoplasma Sitoplasma terdiri dari semua isi sel diantara membrane plasma
dan inti sel (nucleus), yang terdiri dari dua komponen yaitu sitosol dan
organel sel.
d. Sitosol adalah cairan intrasel. Komposisinya 50% dari total volume sel. Pada
sitosol juga terdapat berbagai zat terlarut seperti ion, asam amino, asam
lemak, ATP dan sisa metabolism sel. Pada sitosol juga terjadi beberapa
reaksi kimia. Ada beberapa enzim pada sitosol yang mengkatalis proses
glikolisis.
e. Organel sel adalah struktur dengan berbagai variasi bentuk dan berbagai
fungsi khusus. Jenis-jenis organel sel adalah :

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 12


Modul Teori Fisiologi

i. Sitoskleton Sitoskleton adalah jaringan filament protein yang


terbentang sepanjang sitosol. Ada tiga tipe filament yang
membangun sitoskleton yaitu : mikrofilamen, filament intermediet,
dan mikrotubulus. Fungsinya adalah member rangka atau bentuk
sel
ii. Sentrosom Sentrosom berlokasi dekat nucleus yang terdiri dari dua
komponen yaitu sepasang sentriol dan material perisentriolar.
Sentrosom berperan pada saat pembelahan sel.
iii. Ribosom Ribosom merupakan struktur kecil yang berperan dalam
pembentukan protein. Beberapa ribosom ada yang bebas pada
sitosol dan ada yang terikat pada reticulum endoplasma. Selain itu
juga ada pada mitokondria.
iv. Reticulum endoplasma Reticulum endoplasma terdiri dari reticulum
endoplasma halus dan reticulum endoplasma kasar. Reticulum
endoplasma kasar adalah reticulum endoplasma yang ditempeli
ribosom yang berfungsi untuk mensintesis glikoprotein dan
fosfolipid yang nanti akan ditransfer k dalam organel sel lainnya
atau dikeluarkan dari sel selama eksositosis. Sedangkan reticulum
endoplasma halus mensistesis asam lemak dan steroid seperti
estrogen dan testosterone. Selain itu reticulum endoplasma halus
juga menonaktifkan atau detoksifikasi obat dan substansi yang
merugikan.
v. Golgi kompleks Golgi kompleks berfungsi untuk memodifikasi,
memilih, mengemas dan mentransport protein yang diterima dari
reticulum endoplasma kasar. Selain itu golgi kompleks juga
membentuk vesikel yang akan dikeluarkan dari sel ke cairan
ekstraseluler.
vi. Lisosom Lisosom merupakan bagian vesikel dari golgi kompleks
yang mengandung enzim hidrolitik yang dapat memecah berbagai
molekul. Selain itu lisosom juga membantu untuk membersihkan
struktur sel yang tidak berguna, mencerna produk hasil endositosis
dan mentranspor produk nya ke dalam sitosol.

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 13


Modul Teori Fisiologi

vii. Peroksisom Struktur sel lain yang lebih kecil tetapi mirip dengan
lisosom. Peroksisom terdiri dari beberapa enzim oksidase, yaitu
enzim yang bisa mengoksidasi berbagai substansi organic. Selain
itu peroksisom juga bisa mengoksidasi substansi racun seperti
alcohol sehingga peroksisom banyak ditemukan pada sel hati.
viii. Mitokondria Mitokondria merupakan organel sel yang berfungsi
menghasilkan energy dalam bentuk ATP.

f..Nukleus

Nukleus atau inti sel adalah pusat pengatur aktifitas sel. Di dalamnya
terdapat nucleoli yang berfungsi untuk menghasilkan ribosom. Nucleus juga
mengandung kromosom tempat beradanya gen manusia. Masing-masing kromosom
mengandung molekul DNA. Total informasi genetic pada sel disebut dengan genom.

2. Jaringan Dasar Tubuh

1. Pengertian Jaringan
Jaringan adalah sekumpulan sel yang membentuk satu kesatuan dan
fungsi tertentu. Fungsi jaringan antara lain:
 Jaringan epitel merupakan penutup permukaan (luar dan dalam)
kelenjer
 Jaringan ikat berfungsi untuk mengikat dan menyokong
 Jaringan oto berfungsi untuk gerak
 Darah: eritrosit berfungsi untuk mengikat O2, leukosit berfungsi untuk
fagositosis, trombosit berfungsi dalam proses pembekuan darah,
plasma berfungsi sebagai transport makanan dan imunitas
 Jaringan saraf berfungsi untuk meneruskan rangsang
2. Macam-macam Jaringan
 jaringan penutup
Jaringan penutup adalah jaringan yang menutupi tubuh bagian luar
dan tubuh bagian dalam yang terdiri dari jaringan epitel dan jaringan
endotel.
a. Jaringan epitel ,adalah jaringan penutup yang mentupi tubuh
atau permukaan tubuh bagian luar dan bagian dalam yang

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 14


Modul Teori Fisiologi

berhubungan dengan udara. Didalam jaringan ini terdapat


pembuluh darah diantara sel-selnya sehingga jaringan epitel
banyak terdapat di permukaan kulit selaput lendir, jalan
pernapasan dan pencernaan. Pada beberpa tempat jaringan
epitel memmpunyai bulu getar misalnya pada trakea. Pada
kulit lapisan epitel yang paling luar sifatnya kering dan mati
pada waktunya harus dibuang, lapisan ini disebut lapisan
tanduk.
Bentuk jaringan epitel teridiri dari:
1) Berbentuk gepeng(epitel skuamosa)
2) Berbentuk kubus(epitel kuboidea)
3) Berbentuk selinder(epitel kolumnar)
Fungsi jaringan epitel yaitu:
a. Proteksi, melindungi jaringan yang ada dibawahnya
b. Absorpsi, menyerap zat-zat ada diluarnya
c. Sekresi, mengeluarkan/menghasilkan zat-zat yang berguna
bagi tubuh, berupa kelenjer eksokrin dan kelenjer endokrin
d. Menerima rangsangan dari luar
e. Ekskresi, mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi
f. Filtrasi, dapat menyaring zat-zat.
Sifat-sifat jaringan epitel:
a. Membentuk selaput atau membran
b. Melekat pada jaringan yang ada dibawahnya
c. Sel-selnya satu sama lain diikat oleh benang pengikat atau
miofibril
 Jaringan endotel,
yaitu jaringan penutup yang menutupi tubuh bagian dalam yang
tidak berhungan dengan udara. Bentuk dan susunannya hampir
sama dengan jaringan epitel yang kebanyakan sebagai epitel
sederhana yang bentuknya gepeng (skuamosa), terdapat pada
permukaan dalam dinding pembuluh darah, pembulh limfe dan
dinding jantung bagian dalam.
1. Jaringan penunjang

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 15


Modul Teori Fisiologi

Jaringan penunjang adalah sekumpulan sel khusus yang


serupa bentuknya, besarnya dan pekerjaanya yang
berfungsi menunjang dan menyokong berbagai susunan
tubuh yang ada disekitarnya.
a. Jaringan ikat. Jaringan yang diantara sel-selnya terdapat
banyak zat interselular yang terdiri dari serabut-serabut
kenyal dan serabut kolagen, pada jaringan ini bahan-
bahan interselular ini dibuat sendiri oleh sel-selnya.
Bentuk dari bahan-bahan interselular ini dibedakan
menjadi dua macam yaitu bentuk amorfus dan bentuk
fibrosa.
Fungsi jaringan ikat adalah:
a. Membuat bahan-bahan interselular
b. Membuat sel-sel darah
c. Fagositosis, memakan bakteri-bakteri atau benda asing
yang masuk kedalam tubuh
d. Membuat antibodi
e. Membuat heparin yang berfungsi mencegah pembekuan
darah selama didalam saluran-salurannya Sel jaringan
ikat dibedakan menjadi 6 macam yaitu: 1) Sel makrofag
2) Sel mast 3) Sel fibrolas 4) Sel lemak 5) Sel plasma 6)
Sel pigmen
Macam-macam jaringan ikat terdiri dari:
1. Jaringan ikat embrional
2. Jaringan ikat arcoral
3. Jaringan ikat gembur
4. Jaringan ikat fibrosa
5. Jaringan ikat kenyal
b. Jaringan rawan(kartilago).
Jaringan yang banyak mempunyai lubang-lubang kecil
didalamnya banyak terdapat sel- sel rawan, sifatnya
lebih padat dan lebih kuat dari pada jaringan biasa,
elastis dan mudah dibengkokkan, diantara sel-selnya

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 16


Modul Teori Fisiologi

terdapat banyak pembuluh darah. Tulang rawan adalah


jaringan ikat yang lebih dekat dari jaringan ikat biasa,
sel-selnya disebut kondrosit dan sel yang masih muda
disebut kondroblas. Macam-macam jaringan tulang
rawan:
a. Kartilago hialin, terdapat pada ujung sendi, rawan hidung,
antara tulang rusuk dan tulang dada, badan embrio,
laring, trakea, dan bronkus
b. Kartilago elastis, terdapat di daun telinga epiglottis, tabung
eustaki
c. Kartilago fibrosa,

terdapat antara ruang tulang belakang dan simfisis Fungsi jaringan rawan:

a. Penutup ujung-ujung tulang, misalnya tulang iga


b. Pada embrio sebagai penyangga sementara yang kemudian akan
berubah menjadi tulang keras
c. Sebagai penyangga, misalnya tulang hidung, telinga
d. Penyambung antara tulang, misalnya sendi-sendi

c. Jaringan tulang.
Tulang adalah jaringan ikat keras yang zat-zat interselularnya
keras. Terutama mengandung banyak mineral yang
mengandung zat perekat dan zat kapur. Fungsi jaringan
tulang yaitu:
1) Menjaga berdirinya tubuh
2) Membentuk rongga untuk menyimpan(melindungi)
organ-organ yang halus
3) Membentuk persendian
4) Sebagai alat tempat melekatnya ligamen-ligamen dan
otot Macam-macam tulang:
Berdasarkaan bentuknya

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 17


Modul Teori Fisiologi

 Tulang panjang bentuknya seperti pipa. Contoh : tulang


humerus, tulang tibia, tulang femur
 Tulang pendek, bentuknya pendek dan tidak teratur.
Contoh : tulang vertebra
 Tulang pipih, bentuknya lebar tetapi tipis. Contoh : tulang
wajah 2) Berdasarkan strukturnya
 Jaringan tulang muda
 Jaringan tulang keras
Jaringan keras ini mempunyai bagian-bagian:
1) Jaringan tulang kompakta, jaringan ini terdapat di bagian
tengah dari tulang panjang (diafis)
2) Jaringan tulang spingiosa, jaringan ini terdapat pada
bagian tulang panjang, banyak mempunyai lubang-
lubang yang jelas, dapat dilihat dengan mata biasa dan
bentuknya menyerupai spon (busa). Didalam lubang-
lubang ini terdapat sum-sum tulang. 3) Jaringan ikat
periosteum yang menyelubungi tiap tulang daan
mempunyai serabut- serabut kolagen
3) Bagian tengah dari tulang panjang, terdapat ruangan
yang disebut medulla osseum flava
4) Sum-sum tulang merah terdiri dari jaringan retikular
dimana terdapat : eritroblast yang kemudian menjadi
eritrosit, myoblast yang kemudian menjadi leukosit, dan
osteoblast (sel tulang) serta retikulosit
5) Antara jaringan dan sumsum tulang terdapat selaput
tulang yang keras, yang disebut endosteum.
d. Jaringan otot Terdiri dari sel-sel otot yang bentuknya
panjang dan ramping, tiap-tiap sel otot mempunyai
serabut otot dan beberapa serabut otot ini dikumpulkan
menjadi sebuah alat tubuh yang disebut otot. Bentuk dan
fungsi otot:

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 18


Modul Teori Fisiologi

1) Otot serat lintang/otot lurik. Terdiri dari sel-sel otot yang


didalamnya menyerupai garis- garis melintang warnanya
merah tua dan dapat berkontraksi menurut kemauan
kita, terdapat hampir di seluruh badan.
2) Otot polos. Terdiri dari sel otot yang bentuknya licin tidak
mempunyai garis lintang, ia dapat berkontraksi tidak
menurut kemauan kita, misalnya terdapat pada dinding
saluran pencernaan, dinding pembuluh darah, dan
saluran alat kandungan.
3) Otot jantung. Ciri-cirinya adalah bentuknya serat lintang
tapi berkontraksi tidak dibawah pengaruh kemauan kita.
Jika otot bekerja keras lama kelamaan sel otot menjadi
besar (hipertrofi) dan jika otot tidak dipergunakan maka
ia akan menjadi kecil. Fungsi umum otot sebagai alat
penggerak tubuh, termasuk anggota badan, usus, paru-
paru dan lain-lain.
e. Jaringan saraf Terdiri dari sel saraf yang panjang dan
halus mempunyai inti sel dalam protoplasmanya yang
agak tebal. Bentuk sel saraf seperti bintang, mempunyai
ekor panjang. Dendrit memiliki taju sel yang pendek
biasanya banyak, lebih dari satu fungsinya untuk
menghantarkan rangsangan dari luar ke dalam sel. Neurit
memiliki taju sel saraf yang panjang dan halus,
protoplasmanya menghantarkan rangsangan dari badan
sel ke luar sel. Neurit diselubungi oleh suatu selaput yang
disebut selaput schwan (neurolema), selaput bagian
dalamnya disebut mielin. Neurit ini banyak terdapat diluar
pusat susunan saraf, kadang- kadang sampai ke kulit.
badan selnya hanya terdapat di beberapa tempat terutama
diotak dan sum-sum tulang belakang.kadang-kadang
cabang neurit dari suatu neuron berhimpitan atau
melingkar pada badan sel yang lain, keadaan ini disebut
sinap. Sel saraf yang menyerupai bintang mempunyai

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 19


Modul Teori Fisiologi

ekor yang terdiri atas dua bagian yaitu badan sel dan ekor
sel.
Macam-macam saraf terdiri dari:
1) Saraf motorik (saraf penggerak), membawa rangsangan
ke otak dan sum-sum tulang belakang menuju ke otot dan
kelenjer, akibatnya otot menegang dan kalenjer
mengeluarkan getah
2) Saraf sensorik (saraf perasa), saraf yang membawa
rangsangan dari luar menuju pusat Jaringan saraf ada 3
unsur yaitu:
1) Unsur yang berwarna abu-abu
2) Unsur yang berwarna putih atau serabut saraf
3) Neuroglia sejenis sel pendukung dijumpai dalam system
saraf yang menghimpun serta menopang sel saraf.

f. Jaringan cairan Darah sebagai jaringan yang bentuknya


cair dan terdiri dari cairan darah dan sel darah yang
terapung dalam cairan darah dan sel darah yang terapung
dalam cairan tersebut. Jika darah ditampung dalam suatu
tempat lalu dikeluarkan, maka darah akan membeku dan
akan terlihat :
1. Bagian yang cair warnanya kuning terdapat
disebelah atas disebut plasma darah yang
didalamnya mengandung zat makanan dan antibodi.
2. Bagian yang membeku warnanya merah tua disebut
bekuan darah, didalamnya terdiri dari eritrosit,
trombosit, leukosit, dan fibrin.

1.4 Mekanisme Haemostatis Dan Genetik

Homeostasis adalah kondisi keseimbangan dari lingkungan internal karena


interaksi berbagai proses dalam tubuh manusia.. Homeostasis merupakan kondisi
yang dinamis. Berbagai usaha akan dilakukan tubuh agar kembali dalam kondisi
seimbang. Contohnya adalah kadar glukosa darah yang berada antara 70 sampai

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 20


Modul Teori Fisiologi

110 mg/dl. Masing-masing struktur dari tingkat sel sampai system organ akan
menjaga agar kadarnya dalam darah tidak melewati batas atau normal.

Aspek penting dari homeostasis adalah mempertahankan agar volume dan


komposisi cairan tubuh, zat terlarut, air sebagai pelarut dan berbagai kandungan
kimia di dalamnya berada dalam kondisi stabil. Cairan yang berada di dalam sel
dinamakan cairan intrasel, sedangkan cairan diluar sel dinamakan cairan ekstrasel.
Cairan ekstrasel yang berada di sela-sela sel dinamakan cairan interstitial.

Cairan ekstrasel akan ditemukan di tempat yang berbeda-beda. Jika


ditemukan di dalam pembuluh darah maka namanya adalah plasma darah. Jika
ditemukan di dalam pembuluh limfe maka namanya adalah cairan limfe. Jika
ditemukan dalam dan sekeliling otak dan sum-sum tulang maka namanya adalah
cairan serebrospinal. Jika ditemukan dalam mata maka namanya adalah aqueous
humor dan vitreous. Jika ditemukan dalam sendi namanya adalah cairan synovial.

Homeostasis pada tubuh manusia akan mengalami gangguan secara terus


menerus. Beberapa gangguan berasal dari lingkungan eksternal seperti suhu panas
lingkungan. Beberapanya berasal dari lingkungan internal seperti kadar glukosa
darah yang terlalu rendah. Beberapa gangguan pada homeostasis bisa terjadi
secara singkat ataupun lbih lama. Untungnya tubuh kita memiliki cara untuk
mengembalikannya pada kondisi seimbang. Kita memiliki system saraf dan
hormonal yang mengatur bagaimana tubuh agar kembali kepada kondisi yang
seimbang.

Tubuh kita dapat mengatur agar kembali pada kondisi yang seimbang dengan
berbagai mekanisme umpan balik. System umpan balik terdiri dari tiga komponen
yaitu :

i. Reseptor Bagian tubuh yang memonitor perubahan dalam


mengontrol kondisi, menyampaikan input ke pusat control. Input
berupa impuls saraf atau sinyal kimia. Contohnya adalah reseptor
panas di kulit dapat mendeteksi naiknya suhu lingkungan lalu
menyampaikannya ke pengatur suhu di hipotalamus

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 21


Modul Teori Fisiologi

ii. Pusat control Pusat control berada di otak. Pusat control


mengevaluasi input dari reseptor. Apakah input melewati ambang
normal atau berada di bawah ambang normal. Pusat control akan
memberikan perintah yang dibutuhkan agar sesuatu sesuai dengan
nilai normalnya. Output dari pusat control berupa impuls saraf,
hormone atau sinyal kimia.
iii. Efektor Bagian tubuh yang menerima perintah dari pusat control
dinamakan efektor. Efektor akan berespon. Pada saat suhu dingin
maka otak akan memerintahkan otot rangka yang bertindak sebagai
efektor untuk menggigil. Menggigil akan membuat kontraksi otot
terjadi sehingga dihasilkan panas.
iv. Setiap organ atau jaringan akan dapat bertindak sebagai efektor.
Reseptor dan efektor berkomunikasi dengan pusat control dalam
bentuk mkanisme umpan balik. Umpan balik yang terjadi bisa umpan
balik negative atau umpan balik positif.
v. Umpan balik negatif akan berusaha membuat kondisi kembali normal.
Pada saat tekanan darah naik maka baroreseptor (reseptor tekanan
darah) akan menyampaikan kepada otak. Otak akan memerintahkan
otot polos tekanan darah untuk dilatasi sehingga tekanan darah dapat
turun kembali.
vi. Umpan balik positif akan menguatkan respon yang ada agar semakin
kuat. Kontraksi uterus yang mendorong janin agar keluar. Dorongan
tersebut akan membuka serviks. Semakin kuat kontraksi uterus
semakin terbuka serviks. Hal ini terjadi sampai janin lahir. Contoh
lainnya adalah pada saat kita kehilangan banyak darah maka pompa
jantung akan semakin lemah. Semakin bertambah darah yang hilang
maka tekanan darah semakin turun. Hal ini juga dikatakan umpan
balik positif karena respon yang satu menguatkan respon yang lain.
vii. Ketidakseimbangan homeostasis akan membuat terjadinya berbagai
gangguan pada tubuh. Mulai gangguan ringan sampai penyakit berat
bahkan kematian. Untuk membantu agar kondisi lebih baik maka
dibutuhkan berbagai macam obat-obatan dan terapi medis

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 22


Modul Teori Fisiologi

1.5 Istilah Dalam Fisiologi


1. Superior (atas)
2. Kranial (Cranialis): lebih dekat pada kepala (Bagian kepala). Contoh: Mulut
terletak superior terhadap dagu.
3. Inferior (bawah)
4. Kaudal (Caudalis): lebih dekat pada kaki/ ekor (Bagian ekor). Contoh: Pusar
terletak inferior terhadap payudara.
5. Anterior (depan): lebih dekat ke depan. Contoh: Lambung terletak anterior
terhadap limpa.
6. Posterior (belakang): lebih dekat ke belakang. Contoh: Jatung terletak
posterior terhadap tulang rusuk.
7. Superfisial (dangkal/ mendekati): lebih dekat ‘ke’ atau ‘di’ Contoh: Otot kaki
terletak superfisial dari tulangnya.
8. Profunda (Dalam): lebih jauh dari permukaan. Contoh: Tulang hasta dan
pengumpil terletak lebih profunda dari otot lengan bawah.
9. Medial (Medialis—tengah): lebih dekat ke bidang median/ garis tengah.
Contoh: Jari manis terletak medial terhadap jari jempol.
10. Lateral (Lateralis —luar): menjauhi/ lebih jauh dari bidang median/garis
tengah. Contoh: Telinga terletak lateral terhadap mata.
11. Proksimal (Proximalis—atas): lebih dekat dengan batang tubuh atau pangkal
anggota (Mendekati badan). Contoh: Siku terletak proksimal terhadap
telapak tangan.
12. Distal (Distalis—bawah): lebih jauh dari batang tubuh atau ujung anggota.
Contoh: Pergelangan tangan terletak distal terhadap siku.
13. Internal: bagian dalam atau Eksternal: bagian luar
14. Dekstra: bagian kanan atau Sinistra: bagian bagian kiri.
15. Lateral: bagian samping atau Sentral: bagian pusat.
16. Asendens: bagian yang naik atau Desendens: bagian yang turun.
17. Ventral: bagian depan ruas tulang belakang (Ventralis anterior: lebih ke
depan (venter= perut, anticus= depan)).
18. Dorsal: bagian belakang ruas tulang belakang (Dorsalis posterior: lebih ke
belakang (dorsum= punggung, posticus= belakang)).
19. Viseral: selaput bagian dalam atau Parietal: selaput bagian luar.

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 23


Modul Teori Fisiologi

20. Transversal: melintang.


21. Longitudinal (Longitudinalis): membujur/ ke arah ukuran panjang.
22. Perifer: bagian yang pinggir/ tepi.
23. Sagittalis: tegak lurus pada bidang frontalis.
24. Preaksial: menunjukan sisi radial atau tibial pada anggota badan.
25. Postaksial: menunjukkan sisi ulna atau fibular pada anggota badan.
26. Volaris: ke arah telapak tangan.
27. Plantral (Plantaris): ke arah telapak kaki/ plantar pedis (anggota gerak
bawah). 28. Palmar: ke arah Palmaris manusia (anggota gerak atas).
28. Ulnar (Ulnaris): ke arah ulna (tulang hasta).
29. Radial (Radialis): ke arah radius (tulang pengumpil).
30. Tibial: ke arah tibia (tulang kering).
31. Fibular: ke arah fibula (tulang betis).
32. Fleksor: permukaan anterior anggota badan atas dan permukaan posterior
anggota badan bawah.
33. Ekstensor: permukaan posterior anggota badan atas dan permukaan anterior
anggota badan bawah.

RANGKUMAN

 Fisiologi berasal dari bahasa yunani (Greek) yaitu ilmu yang mempelajari
bagaimana suatu organisme melakukan fungsi utamanya,sebagai contoh
yaitu seseorang yang ingin mempelajari fisilogi tentang bagaimana uterus
bisa membesar saat kehamilan atau mengapa dinding uterus berkontraksi
pada sat persalinan.
 Fisilogi secara makna kata dari bahasa latin, berasal dari kata fisis
(physis) adalah alam atau cara kerja.logos (logi) adalah ilmu

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 24


Modul Teori Fisiologi

pengetahuan. Maka fisiologi adalah ilmu yang mempelajari faal atau


pekerjaan atau fungsi dari tiap tiap jaringan tubuh atau bagian dari alat –
alat tubuh dan fungsinya.

LATIHAN

1. Apa yang dimaksud dengan fisiologi?


2. Sebutkan klasifikasi dari fisiologi?
3. Sebutkan contoh jaringan otot polos?
4. Bagaimana mekanisme Haemostatis?

REFERENSI

 Pack, Philip E. 2007. Anatomi dan Fisiologi. Bandung: Pakar Raya.


 Sherwood, Lauralee. 2014. Fisiologi Manusia: Dari Sel Ke Sistem, Ed. 8.
Jakarta: EKG

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 25


Modul Teori Fisiologi

KEGIATAN BELAJAR II

PETA KONSEP

Modul

FISIOLOGI OTOT DAN MEKANISME KONTRAKSI OTOT

Standar Kompetensi :

1. Mampu memahami perbedaan fungsi otot:otot


rangka,otot polos,otot jantung
2. Mampu menjelaskan mekanisme umum kontraksi otot
3. Mampu membedakan karakteristik kontraksi otot
4. Mampu menjelaskan kontraksi otot polos
5. Mampu menjelaskan mekanisme reflek dan aktifitas
Prodi D III Kebidanangerak.
Poltekkes Kemenkes RiauPage 26
Modul Teori Fisiologi

Kegiatan Belajar 2 :

fisiologi otot dan mekanisme kontraksi otot

Kegiatan Belajar 2:

o Tujuan Pembelajaran
o Uraian Materi:
o Menjelaskan memahami perbedaan fungsi otot:otot rangka,otot
polos,otot jantung
o menjelaskan mekanisme umum kontraksi otot
o Menjelaskan membedakan karakteristik kontraksi otot
o Mampu menjelaskan mekanisme reflek dan aktifitas gerak.

Rangkuman

Latihan

Daftar pustaka

DAFTAR ISI

Macam macam otot

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 27


Modul Teori Fisiologi

KEGIATAN BELAJAR 2

FISIOLOGIS OTOT DAN MEKANISME KONTRAKSI OTOT

Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti pelajaran ini mahasiswa mampu menjelaskan:


1. Membedakan fungsi otot rangka,otot jantung dan otot polos
2. Mekanisme umum kotraksi otot
3. Karakteristikkontraksi otot
4. Kontraksi otot polos
5. Mekanisme reflek dan aktifitas gerak

Uraian Materi

Jenis dan Perbedaan Otot

1. Otot Polos Manusia

Sel Otot Polos memiliki bentuk yg memanjang dgn kedua ujungnya yang
runcing serta nukleus yang terletak pada bagian tengah sel otot. Serat miofibril pd
otot polos memiliki sifat homogen serta lebih kecil dari serabut otot lurik. Otot
polos terdapat pada bagian dinding pembuluh darah, dinding saluran
pencernaan, ovarium, dan paru – paru. Otot polos memiliki sifat lambat reaksinya
dalam hal menerima rangsangan, akan tetapi tahan

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 28


Modul Teori Fisiologi

terdapat kelelahan dan dapat bekerja dibawah pengaruh saraf tidak sadar. Ciri –
Ciri Otot Polos Manusia antara lain :

– Memiliki bentuk yang runcing pada bagian ujungnya

– Mempunyai bentuk gelondong.

– Hanya memiliki satu jumlah inti sel.

– Letak inti sel berada pada bagian tengah sel.

– Sistem kerja dilakukan secara tidak sadar.

– Reaksi terhadap gerakan adalah lambat.

– Gerakannya tidak cepat lelah.

– Posisinya terdapat pada bagian sistem organ.

2. Otot Rangka Manusia

Otot rangka adalah jaringan otot lurik


yang melekat pada tulang. Otot rangka
terdiri dari serat yang terlihat seperti
campuran pita gelap dan terang dibundel
bersama yang berjalan di sepanjang
tulang.Otot-otot ini bertanggung jawab
untuk kontraksi dan relaksasi ketika
seseorang bergerak. Otot rangka adalah
otot yang dapat kita lihat dan rasakan
melalui kulit kita.Sebuah otot rangka individual dianggap sebagai organ dalam
sistem otot tubuh. Otot rangka bekerja dengan jaringan saraf, jaringan ikat dan
pembuluh darah atau jaringan darah. Otot rangka bervariasi dalam berbagai
ukuran dan bentuk serta susunan serat otot. Ukuran otot rangka yang berbeda
mulai dari sekecil otot dalam telinga sampai otot yang cukup besar pada paha.

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 29


Modul Teori Fisiologi

Otot rangka mungkin luas atau sempit, tetapi tidak peduli apa ukuran,
masing-masing otot rangka terdiri dari banyak serat otot yang dibungkus dan
dibundel bersama-sama dan ditutupi oleh jaringan ikat.Penutup jaringan ikat
disebut dengan epimysium.

Epimisium tumbuh ke dalam untuk membagi otot dalam kompartemen yang


berbeda yang berisi bundel serat otot. Setiap bundel otot, yang disebut fasikulus,
dikelilingi oleh perimisium. Setiap sel otot dalam fasikulus yang dilindungi oleh
jaringan ikat yang disebut lebih Endomisium.Setiap otot rangka menempel pada
tulang pada salah satu ujungnya, membentang pada sendi dan melekat ke ujung
tulang lain. Mereka memegangi tulang dengan tendon yang bekerja dan bergerak
bersama dengan otot rangka dan tulang saat kita menggerakan daerah-daerah
tertentu dari tubuh kita. Sementara serat otot rangka dilindungi berat dalam setiap
lapisan, otot rangka sangat rapuh. Berbagai jaringan ikat bekerja untuk
melindungi otot rangka ketika berkontraksi dan memberikan jalan bagi darah
mengalir dan saraf berfungsi dengan benar. Saraf dan pembuluh darah yang
berlimpah yang disediakan dalam setiap otot rangka memungkinkan pergerakan
yang tepat.

Sistem saraf merangsang dan mengontrol otot rangka. Sebuah otot rangka
tidak akan bergerak kecuali sistem saraf mengatakan untuk melakukan itu. Jika
saraf yang rusak, ini dapat membatasi gerakan di seluruh atau berbagai bagian
tubuh kita. Misalnya, jika sumsum tulang belakang seseorang rusak, kakinya
mungkin lumpuh permanen.

Otot Rangka Mengangkat beban dan bekerja memperkuat otot-otot rangka


dan membuat mereka lebih kuat. Tergantung pada variasi olahraga, seseorang
dapat membuat otot-otot mereka lebih ramping atau lebih besar. Otot rangka
bekerja sama dengan tulang untuk memberikan kekuasaan dan kekuatan.

3. Otot Jantung Manusia

Otot jantung merupakan otot yang terdapat pada bagian dinding jantung,
struktur otot jantung sendiri menyerupai otot lurik. Akan tetapi nukleusnya terletak

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 30


Modul Teori Fisiologi

pada posisi tengah sel serta memiliki percabangan. Setiap percabangan yang
terdapat pada otot jantung terdapat jaringan pengikat yg disebut dengan discus
interkalaris. Otot jantung sendiri bekerja dibawah pengaruh saraf tidak sadar, dan
reaksi saraf ini cepat terhadap rangsangan dan tahan terdapat kelelahan. Ciri –
Ciri Otot Jantung Manusia antara lain :
– Memiliki bentuk silinder, memanjang, dan bercabang.
– Jumlah inti sel lebih dari satu.
– Sistem kerjanya terjadi secara tidak sadar.
– Reaksi terhadap gerakannya lambat.
– Gerakannya tidak cepat lelah.
– Posisinya atau letaknya terdapat pada jantung

2.2 Otot Polos

Otot polos terletak pada dinding rongga di struktur dalam tubuh, seperti
pembuluh darah, saluran udara, dan sebagian besar organ pada rongga
abdominopelvis. Ditemukan juga pada kulit, terikat pada folikel rambut. Di bawah
mikroskop, tidak terlihat goresan seperti pada otot rangka dan jantung.
Karenanya, terlihat polos atau tidak tergores, karenanya disebut otot polos atau
halus. Memiliki satu inti. Terdapat aktin, myosin dan tropomyosin tapi tidak
terdapat troponin. Otot polos mengandung sedikit mitokondria. Aktifitas otot ini
biasanya involuntary atau tidak sadar, dan beberap otot polos memiliki
autoritmisitas. Otot polos dan jantung diatur oleh neuron yang menjadi bagian
dari divisi involuntary sistem saraf dan oleh hormon yang dihasilkan oleh kelenjar
endokrin.

Otot Polos Viseral

Otot polos viseral dicirikan dengan ketidakstabilan potensial membrannya


dan karena jenis ini menunjukkan kontraksi berkelanjutan yang bebas dari suplai
saraf. Terdiri dari ratusan sampai jutaan serabut yang berkontraksi secara
keseluruhan sebagai suatu kesatuan. Serabut ototnya berkumpul dan membran
selnya melekat satu sama lain pada beberapa tempat sehingga eksitasi pada
satu serabut dapat dengan mudah disebarkan ke yang lainnya. Otot polos ini

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 31


Modul Teori Fisiologi

terutama pada dinding organ dalam seperti usus, lambung, saluran ureter, uterus
dan pembuluh darah.

Otot Polos Multi-unit

Tidak seperti otot polos viseral, otot polos multi-unit tidak bekerja seccara
berbarengan dan kontraksinya tidak tersebar secara luas. Karenanya, kontraksi
otot polos jenis ini lebih berlainan dan terjadi pada tempat-temoat tertentu saja
daripada jenis viseral. Sangat sensitif pada sirkulasi zat kimia dan normalnya
teraktivasi oleh mediator kimia. Terdiri atas serabut otot polos yang berbeda-beda
dan setiap serabut bekerja sendiri tanpa bergantung dengan serabut lainnya.
Jarang menimbulkan kontraksi yang spontan. Contoh otot ini adalah otot polos
siliaris mata, dan otot piloerektor.

2.3 Otot Rangka

Otot rangka menghasilkan gerak pada kerangka. Otot ini seringkali disebut
otot voluntar karena otot ini dapat diatur sesuai dengan kehendak, tetapi ada
beberapa kegiatan otot tersebut yang bersifat otomatis. Contohnya, diaphragma
biasa otomatis, tetapi dapat di pengaruhi oleh kemauan (misalnya sewaktu
menarik napas panjang). Otot rangka menyebabkan gerak dengan memendek,
artinya otot ini selalu menarik dan tidak pernah mendorong. Susunan dan bentuk
otot berbeda-beda. Beberapa otot melekat melalui tendo yang berupa lembaran,
yakni aponeurosis (perluasan berupa selaput). Otot lain berbentuk serong
(oblique), menyerupai kumparan (fusiform), ulir (spiral), segi empat (quadrate),
atau mirip ambin (straplike).

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 32


Modul Teori Fisiologi

2.4 Otot Jantung

Pada gambar, menunjukkan


serabut-serabut otot jantung dalam
kisi-kisi, serabut-serabut dipisahkan,
kemudian dihubungkan kembali, dan
kemudian menyebar lagi. Dari gambar
ini dengan cepat seseorang
mengetahui bahwa otot jantung
adalah bergaris lintang, sama seperti
otot rangka.

Otot jantung sebagai sinsisium. Daerah-daerah gelap bersudut yang


menyeberangi serabut otot jantung dalam gambar, dinamakan diskus interkalaris;
akan tetapi, mereka sebenarnya adalah membran sel yang memisahkan sel-sel
otot jantung satu sama lainnya. Kenyataanya, serabut-serabut otot jantung
adalah sekelompok sel-sel otot jantung yang dihubungkan satu sama lainnya.
Resistensi listrik melalui diskus interkalaris hanya 1/400 resistensi melalui
membrane luar serabut otot jantung, karena membrane sel bergabung satu
dengan yang lain membentuk “tight junction” yang memungkinkan difusi ion yang
hampir benar-benar bebas. Oleh karena itu, dipandang dari segi fungsional, ion-
ion mengalir relatif mudah sepanjang aksis serabut otot jantung sehingga
potensial aksi berjalan dari satu sel jantung ke sel lainnya, melalui discus
interkalaris tanpa halangan yang berarti. Oleh karena itu, otot jantung adalah
sinsisium, tempat sel-sel otot jantung sangat kuat berikatan sehingga bila salah
satu sel-selnya terangsang, potensial aksi menyebar ke seluruh kisi-kisiyang
saling berhubungan.

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 33


Modul Teori Fisiologi

Jantung terdiri dari dua sinsisium yang terpisah, sinsisium atrium dan
sinsisium ventrikel. Sinsisium ini satu sama lain dipisahkan oleh jaringan fibrosa
di sekitar cincin-cincin katup, tetapi potensial aksi dapat dihantarkan dari
sinsisium atrium ke sinsisium ventrikel melalui system penghantar khusus, berkas
A-V.

Otot jantung merupakan otot “istimewa”. Otot ini bnetuknya seperti otot lurik
perbedaannya ialah bahwa serabutnya bercabang dan bersambung satu sama
lain. Berciri merah khas dan tidak dapat dikendalikan kmauan. Kontraksi tidak di
pengaruhi saraf, fungsi saraf hanya untuk percepat atau memperlambat kontraksi
karena itu disebut otot tak sadar. Otot jantung ditemukan hanya pada jantung
(kor),mempunyai kemampuan khusus untuk mengadakan kontraksi otomatis dan
gerakan tanpa tergantung pada ada tidsknya rangsangan saraf. Cara kerja otot
jantung ini disebut moigenik yang membedakannya dengan neurogonik.

2.5 Mekanisme Kerja Otot Polos dan Otot Rangka

1 Mekanisme Kontraksi pada Otot Polos

A.. Dasar Kimiawi untuk Kontraksi Otot Polos

Otot polos mengandung filamen aktin dan myosin yang mempunyai sifat
kimiawi mirip dengan sifat kimiawi filamen aktin dan myosin pada otot rangka.
Otot polos tidak mengandung kompleks troponin normal yang dibutuhkan pada
pengaturan kontraksi otot rangka, sehingga mekanisme pengaturan kontraksinya
berbeda.

Penelitian kimiawi menunjukkan bahwa filamen aktin dan myosin yang berasal
dari otot polos akan saling berinteraksi satu sama lain dengan cara yang sama
dengan interaksi kedua filament tersebut lakukan di otot rangka. Selanjutnya
proses kontraksi diaktifkan oleh ion kalsium dan adenosine trifosfat (ATP) yang
dipecah menjadi adenosine difosfat (ADP) untuk memberikan energi bagi
kontraksi.

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 34


Modul Teori Fisiologi

B. Dasar Fisika Kontraksi Otot Polos

Otot polos tidak mempunyai susunan bergaris filamen aktin dan myosin yang
sama seperti yang dijumpai di otot rangka. Namun teknik mikrografi electron
memberikan kesan adanya susunan fisik, menunjukkan sejumlah besar filamen
aktin yang terlekat pada sesuatu yang disebut badan padat (dense bodies).
Beberapa dari badan ini melekat pada membrane sel, sedangkan yang
lainnya tersebar di dalam sel. Beberapa membrane badan padat dari sel-sel yang
berdekatan terikat bersama-sama oleh jembatan protein antarsel, melalui ikatan
inilah kekuatan kontraksi dijalarkan dari satu sel ke sel berikutnya.

Di antara filament-filamen aktin dalam serabut otot terdapat filament myosin


yang terletak bertebaran. Filamen myosin ini mempunyai diameter dua kali lebih
besar dari filamen aktin. Kebanyakan filament myosin mempunyai sesuatu yang
disebut jembatan silang ‘side-polar’ yang tersusun sehingga jembatan pada satu
sisi berayun ke satu arah dan yang lainnya berayun ke arah sebaliknya.

Hal ini menyebabkan myosin menarik filamen aktin ke satu arah pada satu
sisi ketika secara bersamaan menarik filamen aktin yang lain kea rah sebaliknya
pada sisi lain. Keuntungan dari susunan ini menyebabkan otot polos dapat
berkontraksi hingga 80% dari panjangnya dibandingkan otot rangka yang
kontraksinya terbatas, yaitu kurang dari 30% panjangnya.

C. Perbandingan antara Kontraksi Otot Polos dan Kontraksi Otot Rangka

Walaupun sebagian besar otot rangka dapat berkontraksi dan berelaksasi


secara tepat, tetapi sebagian besar kontraksi otot polos merupakan kontraksi
tonik yang dapat berlangsung lama, dan kadang berlangsung hingga berjam-jam
atau bahkan berhari-hari. Ada dugaan bahwa baik sifat fisik maupun kimiawi dari
kontraksi otot polos dan kontraksi otot rangka berbeda.

Beberapa perbedaan tersebut adalah sebagai berikut.

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 35


Modul Teori Fisiologi

D. Siklus Lambat dari Jembatan Silang Myosin

Kecepatan siklus dari jembatan silang myosin pada otot polos yaitu, pelekatan
pada aktin kemudian melepas dari aktin, dan pelekatan kembali untuk siklus
berikutnya berlangsung lebih lambat pada otot polos dibandingkan pada otot
rangka. Bahkan frekuensinya sampai sekecil 1/10 sampai 1/300 frekuensi siklus
diototrangka.

Fraksi waktu saat jembatan silang tetap melekat pada filamen aktin, yang
merupakan faktor utama yang menentukan kekuatan kontraksi, diduga sangat
bertambah pada otot polos. Kemungkinan siklus yang lambat ini adalah karena
kepala jembatan-silang memiliki aktivitas ATP-ase yang jauh lebih lemah
daripada aktivitas ATP-ase pada otot rangka, sehingga pemecahan ATP yang
member energy bagi pergerakan kepala jembatan-silang menjadi jauh berkurang
sesuaidenganlambatnyasiklus.

E. Kebutuhan Energi untuk Mempertahankan Kontraksi Otot Polos

Hanya dibutuhkan energy sebesar 1/10 hingga 1/300 untuk


mempertahankan agar tegangan kontraksi pada otot polos menjadi sama dengan
tegangan pada otot rangka. Hal ini diduga berasal dari siklus pelekatan dan
pelepasan jembatan-silang yang berlangsung lambat dan karena hanya satu
molekul ATP saja yang dibutuhkan untuk setiap siklus tanpa memperhatikan lama
kerjanya.

Penggunaan sedikit energy oleh otot polos ini secara luas bersifat penting
bagi keseluruhan ekonomi energi tubuh, karena organ-organ seperti usus,
kandung kemih, kandung empedu, dan organ visera lainnya sering harus
mempertahankan tonik kontraksi otot hamper dalam waktu yang tak terbatas.

F. Kelambatan Onset Kontraksi dan Relaksasi Seluruh Jaringan Otot Polos

Jaringan otot polos yang tipikal akan mulai berkontraksi 50 sampai 100 milidetik
setelah otot polos dirangsang, lalu mencapai kontraksi penuh sekitar 0,5 detik

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 36


Modul Teori Fisiologi

kemudian, dan selanjutnya kekuatan kontraksi otot ini berkurang dalam waktu 1
hingga 2 detik berikutnya, sehingga menghasilkan waktu kontraksi total 1 hingga
3 detik. Karena ada begitu banyak jenis otot polos, kontraksi pada beberapa tipe
dapat berlangsung sesingkat 0,2 detik atau selama 30 detik.

G. Daya Kontraksi Otot

Walaupun secara relative terdapat sedikit filament myosin dalam otot polos,
dan meskipun terdapat waktu siklus yang lambat pada jembatan-silang, daya
kontraksi maksimum pada otot polos seringkali lebih besar daripada daya
kontraksi maksimum pada otot rangka---sebesar 4 sampai 6 kg/cm2 daerah irisan
melintang untuk otot polos dibandingkan dengan 3 sampai 4 kg untuk otot
rangka. Kekuatan kontraksi yang besar berasal dari masa pelekatan jembatan
silang ke filamen aktin yang berlangsung lama.

H. Mekanisme ‘Latch’ untuk Mempertahankan Kontraksi yang Lama pada


Otot Polos

Begitu otot polos telah mengalami kontraksi sempurna, jumlah eksitasi yang
berlanjut biasanya dapat dikurangi hingga tingkat yang jauh lebih rendah
daripada tingkat permulaan, dan ternyata otot mempertahankan kekuatan
kontraksipenuhnya.
Selanjutnya energy yang digunakan untuk mempertahankan kontraksi
seringkali sedikit, kadang hanya 1/3000 dari energy yang dibutuhkan oleh otot
rangka untuk mempertahankan kontraksi yang sama, peristiwa ini disebut dengan
mekanisme‘latch’.
Makna penting dari mekasnisme latch adalah bahwa mekanisme ini dapat
mempertahankan kontraksi tonik yang lama pada otot polos selama berjam-jam
dengan menggunakan sedikit energy. Selain itu, dibutuhkan sedikit sinyal
eksitatorik berlanjut yang berasal dari serabut saraf atau sumber hormonal.

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 37


Modul Teori Fisiologi

I. Stress-Relaksasi Otot Polos

Gambaran penting lain dari otot polos, khususnya jenis otot polos unit-
tunggal visceral dari banyak organ berongga, adalah kemampuan untuk kembali
mendekati kekuatan kontraksi asalnya dalam waktu beberapa detik atau
beberapa menit setelah otot tersebut memanjang atau memendek.
Sebagai contoh: Peningkatan volume cairan dalam kandung kemih yang
berlangsung tiba-tiba, sehingga meregangkan otot polos dalam dinding kandung
kemih, akan menghasilkan peningkatan tekanan yang besar dan cepat dalam
kandung kemih.

Namun, selama kira-kira 15detik hingga satu menit berikutnya, meskipun


terus terjadi regangan pada dinding kandung kemih, tekanan akan kembali
hampir tepat ke nilai asalnya. Kemudian, bila volume meningkat lagi akibat
penyebab lain, efek yang sama kembali terjadi. Sebaliknya, bila volume menurun
secara tiba-tiba, mula-mula tekanan akan menurun menjadi sangat rendah tetapi
kemudian dalam beberapa detik atau beberapa menit berikutnya akan meningkat
dan mendekati atau kembali ke nilai asalnya. Fenomena ini disebut stress-
relaksasi dan stress-relaksasi balik.

J. Regulasi Otot Polos Pada Lambung

Otot merupakan tranduser (mesin) biokimiawi utama yang mengubah energy


potensial (kimia) menjadi energy kinetik (mekanis). Pada percobaan ini
pengamatan dilakukan terhadap otot polos yang terdapat pada lambung katak
(otot polos visceral).

Kontraksi otot polos bergantung pada kalsium ekstrasel dan otot polos bekerja
secara involuntir (diluar kesadaran). Potensial aksi dapat ditimbulkan oleh:
1.Peregangan 
Mengakibatkan penurunan potensial membrane, peningkatan frekuensi
potensial aksi, dan peningkatan tonus.
2.Efek Hormon
Menyebabkan kontraksi atau relaksasi otot melalui mekanisme reseptor.

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 38


Modul Teori Fisiologi

3. Rangsangan neurotransmitter dari sistem saraf.


Akan tetapi, timbulnya potensial aksi terjadi pada otot polos itu sendiri tanpa
adanya ekstrinsik stimulasi. Hal ini dikarenakan adanya basic slow wave rhytm
yang timbul karena ketidakmantapan potensial membrane. Slow wave ini disebut
juga sebagai gelombang pace maker.

Walaupun suat potensial aksi, tetapi slow wave dapat mengakibatkan


timbulnya potensial aksi yang menyebar ke seluruh bagian otot polos apabila
slow wave meningkat mencapai nilai ambang hingga kemudian terjadi kontraksi.

Adapun bentuk potensial aksi pada otot polos berupa :


a. Spike potensial
Lamanya tiap potensial ini 10-15 m detik. Ditimbulkan melalui rangsangan
listrik, kerja hormone terhadap otot polos, kerja substansi transmitter dari serat
syaraf, dan peregangan.
b. Plateau (pada otot jantung)
Beberapa mili detik sebelum dimulainya repolarisasi, potensial tetap dalam
keadaan mendatar mendekati puncak paku. Menunjukkan perpanjangan waktu
kontraksi.
Contoh: terjadi pada ureter dan uterus.

Kelompok otot berdasarkan gerak dasar tertentu

 Otot fleksor : otot yang menyebabkan gerakan fleksi (membengkokan tulang)


misalnya M bisep brachii membengkokan lengan bawah.

 Otot extensor : otot yang menyebabkan gerakan extensi (meluruskan tulang)


misalnya M trisep brachii meluruskan lengan bawah.

 Otot abductor : otot yang menyebabkan gerakan abduksi (menjauhi tubuh),


misalnya M deltoideus menyebabkan abduksi lengan atas pada sendi bahu.

 Otot adductor : otot yang menyebabkan gerakan adduksi (mendekati tubuh),


misalnya M pectoralis mayor (otot dada besar) menyebabkan gerakan
adduksi lengan atas pada sendi bahu, jadi berlawanan dengan M deltoideus.

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 39


Modul Teori Fisiologi

 Otot pronator : otot yang menyebabkan gerakan pronasi (memutar kebawah)


misalnya M prenator kwadratus memutar telapak tangan sehingga
tertelungkup yang selalu bekerja sama secara sinergis dengan M prenator.

 Otot supinator : otot yang menyebabkan gerakan memutar/ke luar (supinasi).


Misalnya : M brachii yang memutar lengan bawah sehingga telapak tangan
menengadah.

 Otot rotator : otot yang menyebabkan gerakan rotasi (memutar). Misalnya M


gluteus maximus yang menyebabkan gerakan rotasi ke dalam tungkai atas
pada sendi pangkal paha.

Mekanisme Kontraksi

o kontraksi otot akan terjadi bila mendapatkan rangsang dengan kekuatan


tertentu yang dikenal dengan nilai ambang.
o Agar terjadi respon, maka besarnya pacu minimal sama dengan nilai
ambang.

Kekuatan setiap kontraksi otot bervariasi dari waktu ke waktu tergantung


beberapa faktor yaitu Intensitas stimulus, Lemah kuatnya stimulus, Besarnya
beban yang diterima otot, Panjang serabut pada awal kontraksi, Panjang serabut
pada awal relaksasi, Kondisi metabolic yang menyertainya.

Langkah-langkah kontraksi

Pelepasan muatan dari neuron motorik

1. Pelepasan transmitter/asetilkholin pada lempeng ujung motorik/motor


end plate.
2. Pembangkitan potensial lempeng ujung
3. Pembangkitan potensial aksi pada serabut otot
4. Penyebaran depolarisasi ke dalam sepanjang saluran
5. Pembebasan ion Ca+ dari reticulum sarkoplasma dan difusi Ca++ ke
filament kasar dan halus.

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 40


Modul Teori Fisiologi

6. Pengikatan Ca++ pada troponin C membebaskan daerah pengikatan


myosin pada aktin.
7. Pembentukan ikatan melintang antara aktin dan myosin dan
pergeserkan pada filament kasar, yang menyebabkan pemendekkan

Langkah-langkah relaksasi

1. Ca++ dipompa kembali masuk ke dalam reticulum sarcoplasma.

2. Pembebasan Ca++ dari tropin

3. Penghentian interaksi antara aktin dan myosin

Macam-macam kontraksi pada otot rangka ini adalah Kontraksi isotonis yaitu
kontraksi yang melawan beban tetap dengan mendekatkan kedua ujung otot.
Sehingga ke dua otot sama-sama menghasilkan tonus (otot menggadakan
pemendekkan) dan Kontraksi isometric, yaitu kontraksi tanpa pemendekkan yang
nyata tetapi terjadi penambahan tonus.

Energi untuk kontraksi otot

 Energy untuk pengaktifan otot diperoleh dari ATP yang tersedia didalam
serabut otot. ATP dipecah oleh enzim ATP-ase menjadi ADP+P dan akibat
pemecahan tersebut akan menghasilkan energy. Serabut otot menyusun
ATP dari reaksi:

 ADP + P + E——à ATP

Mekanisme kontraksi otot

Mekanisme kontraksi otot sehingga kita dapat bergerak dimulai dari :

 pelepasan asetil kolin dari ujung serabut saraf

 Asetil kolin ini yang kemudian akan merangsang ion kalsium yang berada di
antara sel otot

 Kmdian akan keluar dan menuju ke dalam otot

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 41


Modul Teori Fisiologi

 sambil mengangkut troponin dan tropomiosin ke aktin sehingga posisi aktin


berubah dan mempengaruhi filamen penghubungnya

 Akhirnya aktin dan miosin bertempelan membentuk aktomiosin


sehingga benang sel menjadi pendek dan berkontraksi.

 Setelah terjadi kontraksi maka ion kalsium akan masuk kembali kedalam


plasma sel sehingga ikatan aktin dan miosin akan terputus.

 Pada saatinilah otot dikatakan berelaksasi, Pada saat otot berkontraksi maka
ototnya akan menegang.

2.6 Mekanisme Kontraksi Umum

Kontraksi otot secara umum mengikuti urutan proses berikut:

1. Aksi potensial dihantarkan sepanjang saraf dan berakhir pada membran


otot.
2. Pada ujung saraf dilepaskan neurotransmitter asetilkolin.
3. Asetilkolin akan bekerja pada membran serabut otot dan membuka gatr
Natrium.
4. Masuknya ion Natrium dalam jumlah banyak memulai aksi potensial pada
membran otot.
5. Aksi potensial dihantarkan sepanjang membran otot sebagaimana yang
terjadi pada membran saraf.
6. Aksi potensial yang terjadi di membran otot akhirnya sampai ke bahian
tengah otot yang menstimulasi retikulum sarkoplasma melepaskan ion
Kalsium.
7. Ion Kalsium akan berikatan dengan troponin-C, dan ini mengawali ikatan
antara aktin dengan myosin.
8. Ikatan antara aktin dan myosin menyebabkan kedua filamen saling menarik
kearah tengah (sliding filament mechanism) dan inilah yang disebut kontraksi
otot.
9. Setelah beberapa waktu, ion Kalsium dipompa kembali ke retikulum
sarkoplasma, lalu terjadi pelepasan ikatan antara aktin dan myosin
(relaksasi).

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 42


Modul Teori Fisiologi

10. Kontraksi yang terjadi melalui sliding filament mechanism, akibat


terbentuknya cross-bridge yang disusun oleh filamen myosin dan aktin, yang
akan menarik aktin kearah myosin (tengah). Kekuatan untuk menarik
diperoleh dari ATP yang tersedia dikepala myosin dan akan aktif saat aksi
potensial mencapai bagian otot.

RANGKUMAN

Otot adalahsel serabut yang menghasilkan kontraksi yang menggerakan


bagian tubuh, termasuk orgam dalam. Otot Manusia terdiri dari otot rangka,
otot jantung, dan otot polos.

Otot rangka bertanggung jawab untuk kontraksi dan relaksasi ketika


seseorang bergerak. Otot rangka adalah otot yang dapat kita lihat dan
rasakan melalui kulit kita. Otot jantung berada di jantung, otot jantung bekerja
dibawah pengaruh saraf tidak sadar, dan reaksi saraf ini cepat terhadap
rangsangan dan tahan terdapat kelelahan. Otot polos terdapat pada bagian
dinding pembuluh darah, dinding saluran pencernaan, ovarium, dan paru –
paru. Otot polos memiliki sifat lambat reaksinya dalam hal menerima
rangsangan, akan tetapi tahan terdapat kelelahan dan dapat bekerja
dibawah pengaruh saraf tidak sadar.Walaupun sebagian besar otot rangka
dapat berkontraksi dan berelaksasi secara tepat, tetapi sebagian besar
kontraksi otot polos merupakan kontraksi tonik yang dapat berlangsung lama,

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 43


Modul Teori Fisiologi

dan kadang berlangsung hingga berjam-jam atau bahkan berhari-hari. Ada


dugaan bahwa baik sifat fisik maupun kimiawi dari kontraksi otot polos dan
kontraksi otot rangka berbeda.

LATIHAN

1. Apa yang di maksud dengan Otot Polos ?


2. Apa yang di maksud dengan Otot Rangka ?
3. Apa yang di maksud dengan Otot Jantung ?
4. Bagaimana mekanisme dari kontraksi Otot Polos dan Otot Rangka ?
5. Apa karakteristik dari kontraksi Otot ?

REFERENSI

1. Ganong, W. Francis. 1963. Ganong’s Review of Medical Physiology. New


Jersey: Prentice-Hall
2. Anatomi klinis dasar / Keith L.Moore, Anne M.R. Agur ; alih bahasa,
Hendra Laksman ; editor edisi bahasa Indonesia, Vivi Sadikin, Virgi
Saputra. Jakarta : Hipokrates, 2002..
3. Guyton, Arthur C. 1990. Fisiologi manusia dan mekanisme penyakit edisi
3. Jakarta: EGC.
4. Guyton and Hall : Textbook of Medical Physiology, 12 th edition, Saunder
Elsevier, 2011
Fox : Human Physiology, 8th edition, The McGraw Hill Companies, 2003

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 44


Modul Teori Fisiologi

KEGIATAN BELAJAR III

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 45


Modul Teori Fisiologi

PETA KONSEP

Modul
Sistem muskuloskeletal

Standar Kompetensi:
Peserta Menjelaskan Fisiologi Persendian pada Sistem
Muskuloskeletal

Standar Kompetensi:
Peserta Menjelaskan Fisiologi Persendian pada Sistem
Muskuloskeletal

Kompetensi Dasar :
a. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian persendian
b. Mahasiswa dapat manfaat persendian
c. Mahasiswa dapat menjelaskan jenis jenis persendian dan
fungsinya
d. Mahasiswa dapat menjelaskan jenis jenis gerak
padapersendian dan fungsinya

Kegiatan Belajar 3:
Fisiologi persendian pada Sistem Muskuloskeletal
Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 46
Modul Teori Fisiologi

Kegiatan Belajar 3:
o Tujuan Pembelajaran
o Uraian Materi:
o Pengertian perendian
o Manfaat persendian
o Jenis jenis persendian dan fungsinya
o Jenis jenis gerak padapersendia dan fungsinya

Rangkuman

Latihan

Daftar Pustaka

DAFTAR ISI

Pengertian persendian

KEGIATAN BELAJAR 3

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 47


Modul Teori Fisiologi

FISIOLOGI PERSENDIAN PADA SISTEM MUSKULOSKELETAL

Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti pelajaran ini mahasiswa mampu menjelaskan :


1. Pengertian persendian,
2. Manfaat persendian
3. Jenis jenis persendian dan fungsinya
4. Jenis jenis pergerakan sendi dan fungsinya

Uraian Materi

Pengertian persendian

Sendi merupakan perhubungan antartulang sehingga tulang dapat


digerakkan. Hubungan dua tulang disebut persendian (artikulasi). Persendian
atau artikulasi adalah hubungan antar tulang-tulang yang membentuk sistem
gerak pada manusia. Persendian berperan penting dalam proses gerak yang
dilakukan oleh manusia. Gerakan antara tulang yang satu dengan tulang
yang lainnya pada persendian di ikat oleh jaringan yang disebut ligamen.
Gerakan pada persendian dilapisi oleh minyak sendi, jika minyak sendi pada
tulang habis maka gerakan pada persendian akan menyebabkan rasa sakit
yang luar biasa.
Sistem muskuloskeletal pada manusia terdiri dari tulang, otot dan
persendian (dibantu oleh tendon, ligamen dan tulang rawan). Sistem ini
memungkinkan untuk duduk, berdiri, berjalan atau melakukan kegiatan
lainnya dalam kehidupan sehari-hari. Selain sebagai penunjang dan
pembentuk tubuh, tulang juga berfungsi sebagai pelindung organ dalam.
Tempat pertemuan 2 tulang adalah persendian, yang berperan dalam
mempertahankan kelenturan kerangka tubuh. Tanpa persendian, kita tidak
mungkin bisa melakukan berbagai gerakan. Sedangkan yang berfungsi

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 48


Modul Teori Fisiologi

menarik tulang pada saat kita bergerak adalah otot, yang merupakan
jaringan elastik yang kuat.

A. Struktur sendi
Kapsul sendi terdiri dari suatu selaput penutup fibrosa padat, suatu
lapisan dalam yang terbentuk dari jaringan penghubung berpembuluh
darah banyak dan sinovium yang membentuk kantung yang melapisi
keseluruhan sendi dan membungkus tendon-tendon yang melintasi sendi.
Sinovium tidak meluas hingga melampaui permukaan sendi, tetapi terlipat
sehingga memungkinkan gerakan sendi secara penuh. Lapisan bursa
diseluruh persendian membentuk sinovium. Periosreum tidak melewati
kapsul.

Sinovium menghasilkan cairan yang sangat kental yang membasahi


permukaan sendi. Cairan ini normalnya bening, tidak membeku dan tidak
berwarna. Jmlah yang ditemukan pada tiap-tiap sendi relative kecil. Sel
darah putih pada cairan ini normalnya kurang dari 200 sel/ml dan terutama
adalah sel-sel mononuclear. Asam hialuronidase adalah senyawa yang
bertanggung jawab atas viskositas cairan synovial dan disintesis oleh sel-
sel pembungkus synovial. Bagian cair dari cairan synovial diperkirakan
berasal dari transudat plasma. Cairan ini juga berfungsi sebagai sumber
nutrisi tulang rawan sendi.

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 49


Modul Teori Fisiologi

Tulang rawan memegang peran penting dalam membagi beban tubuh


yang tersusun dari sedikt sel dan sebagian besar substansi dasar.
Substansi dasar terdiri dari kalogen tipe II dan proteoglikan yang berasal
dari sel-sel tulang rawan. Proteoglikan yang ditemukan dalam sendi sangat
hidrofilik sehingga memungkinkan tulang rawan menerima beban yang
berat.
Tulang rawan sendi dan tulang-tulang pembentuk sendi biasanya
terpisah selama gerakan selaput cairan ini juga tidak akan aus meskipun
terlalu banyak dipakai.
Saraf-saraf otonom dan sensorik tersebar luas pada ligamen, kapsul
sendi, dan sinovium. Saraf ini berfungsi untuk memberikan sensitivitas pada
struktur ini terhadap posisi dan pergerakan. Ujung-ujung saraf pada kapsul,
ligamen, dan adventisia pembuluh darah sangat sensitive terhadap
peregangan dan perputaran.

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 50


Modul Teori Fisiologi

BAGIAN DAN STRUKTUR SENDI

Gambar 1 dan 2 telah ditunjukkan secara jelas bagian bagiannya dan


struktur letak dari sendi. Sendi ada disetiap bagian-bagian rangka yang
berkesinambungan. Bisa dikatakan sendi juga termasuk bagain yang paling
penting dalam proses sistem gerak manusia.
Perbedaannya ada pada pengeroposan / pengapuran tulang rawan
pada sendi atau biasa disebut osteoarthritis. Hal inilah yang menyebabkan
rasa sakit pada sendi. Pengapuran sendi banyak terjadi pada orang gemuk
dari pada yang bertubuh kurus maupun ideal. Juga orang yang terlalu
banyak berolah raga, serta orang yang terlalu sering jongkok, berdiri
maupun duduk. Gangguan sendi ini tidak dapat dihindari karena bagain dari
proses penuaan tubuh dan sering terjadi pada tulang belakang, lutut,
tangan dan kaki.

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 51


Modul Teori Fisiologi

B. Komponen penyusun sendi

Untuk membentuk suatu sendi yang utuh dibutuhkan beberapa


komponen esensial pembentuk sandi, yaitu:

a. Ligamen
Komponen pembentuk persendian pada manusia yang pertama ialah
ligamen, yaitu jaringan berbentuk pita yang tersusun dari serabut serabut,
jaringan pita tersebut bersifat elastis dan mengikat luar ujung tulang yang
saling membentuk sendi. Ligamen mempunyai peran penting dalam
mengontrol rentang gerak dan menstabilkan sehingga tulang dapat
bergerak dengan baik. Ligamen dapat memanjang dan mengubah bentuk
mereka ketika berada dalam ketegangan kemudian kembali ke bentuk
aslinya ketika ketegangan mereda.

b. Kapsul Sendi
Kapsul sendi ialah bagian komponen pembentuk sendi yang tipis
tetapi sangat kuat dan berperan menahan ligamen. Kapsul sendi memiliki
dua lapis yang mempunyai fungsi sendi secara umum yang erat. Yang
pertama ialah kapsul sinovial yaitu merupakan jaringan yang tidak memiliki
reseptor pembuluh darah yang bertugas membantu penyerapan makanan

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 52


Modul Teori Fisiologi

pada tulang rawan sendi. Bagian kapsul sendi yang kedua yaitu kapsul
fibrosa yang memiliki reseptor dan pembuluh daran sehingga dmampu
meregenerasi serta memelihara posisi sendi.

c. Tulang Rawan Hialin


Komponen pembentuk sendi selanjutnya ialah bagian yang mempunyai
fungsi sebagai bantal agar sendi tidak terasa nyeri ketika digerakkan. Tulang
rawan hialin menyusun sendi yang menghubungkan antar tulang yang
menyusun pergerakan dan mampu berperan sebagai peredam gerakan
gesekan mekanis antara kedua susunan tulang manusia sehingga dapat
menyokong pergerakan tubuh. Bagian ini berwarna putih dan didominasi oleh
serat kolagen.

d. Cairan Sinovial
Komponen pembentuk sendi yang keempat ialah cairan sinovial. Cairan
sinovial yaitu cairan dengan struktur lengket dan bening yang membantu
gesekan berjalan lancar, mengandung nutris serta campuran gas oksigen,
nitrogen, dan karbondioksida. Cairan ini mempunyai fungsi sebagai pelumas
sendi dan bertindak sebagai media untuk menjaga nutrisi dan berasal dari
cairan yang disaring dari cairan darah. Cairan sinovial memiliki konsistensi
yang sama seperti air, berisi protein dan menempel serta membentuk seperti
permukaan mantel. Cairan ini yang mnyebabkan sendi pada tubuh makhluk
hidup dapat bergerak ke berbagai arah.

e. Bursa
Komponen pembentuk sendi yang kelima ialah bursa. Bursa yaitu
merupakan kantong datar tertutup yang dilapisi membran sinovial dan
terletak di rongga sendi, terletak pada sisi yang mengalami gesekan dan
mengandung sangat sedikit cairan. Bursa memudahkan pergerakan normal
dari sendi dan mengurangi gesekan. Fungsi utamanya ialah sebagai bantal
pergerakan sendi yang berbentuk seperti kantung gelembung udara,
membuat sendi menjadi fleksibel dan udah untuk bergerak.

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 53


Modul Teori Fisiologi

KOMPONEN SENDI
.

3.1. Manfaat persendian


Proses tekanan pada sendi weight bearing berkisar antara 2.5 – 10
kali dari berat badan individu tersebut. Seringkali besar tekanan yang terjadi
mencapai 150-300 psi. Melihat besarnya tekanan tersebut, sangat
mengagumkan bahwa sendi-sendi itu mampu mempertahankan fungsinya
sepanjang kehidupan seseorang. Dalam mempertahankan fungsinya, sendi
dikontrol oleh berbagai faktor yaitu: neuromuskular, ligamentum, kapsul
sendi, meniskus, rawan sendi dan tulang sumkhondral.

A. Peranneuromuskular.
Sistim neuromuskular berperan dalam proses pergerakan sendi dan
stabilisasi suatu sendi. Otot juga membantu mengontrol pergerakan sendi
dan atas pengaruh pergerakan involunter akan dicegah pergerakan sendi
yang berlebihan. Dengan kata lain akan dicegah pula kerusakan
ligamentum.
B. Peran ligamentum,kapsul sendi dan otot.

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 54


Modul Teori Fisiologi

Ketiganya berperan dalam stabilisasi sendi. Ligamentum dapat


mencegah proses luksasio atau dislokasi serta menjadi pembatas gerak
atau penuntun pergerakan sendi.Otot memiliki peran besar dalam stabilisasi
sendi proksimal seperti bahu dan koksa. Sedangkan pada sendi kecil,
selain otot, maka peran perlekatan antara ligamentum dan tulang sangat
penting.

C. Peran rawan sendi dan tulang subkhondral.

Rawan sendi merupakan permukaan sendi yang akan mengalami


tekanan, gesekan berulang sepanjang waktu dan tersusun atas serabut
kolagen yang berjalan paralel terhadap permukaan sendi. Susunan
semacam ini membentuk semacam membran (cartilage skin) yang akan
menahan komponen matriks di bawahnya. Pada bagian basal, serabut
kolagen ini berjalan secara vertikal dan berhubungan dengan calcified bone
di bawahnya serta berfungsi menahan tekanan putar (shear). Ketebalan
rawan sendi yang masih memungkinkan kehidupan khondrosit dengan baik
maksimal setebal 6 mm.

Rawan sendi dapat dikompresi sampai dengan 20% dari tinggi


awalnya. Pada kondisi fisiologik tanpa tekanan maka sendi tersebut sedikit
renggang pada bagian tertentu dan menjadi lekat antara permukaan sendi
dan bonggolnya apabila terdapat tekanan. Tekanan ini akan diteruskan ke
tulang subkhondral yang akan mendistribusikan beban tekanan tersebut.
Perubahan pada tulang subkhondral akan mengakibatkan mikrofraktur dan
proses remodeling. Hal ini akan tampak sebagai pola struktur yang memiliki
kemampuan maksimal dalam mengatasi beban tekanan. Pola ini tampak
pada pencitraan radiologi polos, sehingga pada stres abnormal dapat
terlihat tulang tersebut menebal dan padat.

D. Peran meniskus

Diketahui bahwa sendi yang memiliki meniskus biasanya jenis sendi

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 55


Modul Teori Fisiologi

yang tidak hanya megalami tekanan sumbu namun juga rotasi. Oleh
karenanya ujung tulang akan dibentuk membulat. Meniskus diperlukan
untuk menutupi celah yang dibentuk antar dua tulang dimana umumnya
ujung tulang yang membulat yang mengalami kontak satu sama lain pada
sendi tersebut terjadi pada area yang kecil di tengah-tengah. Dengan kata
lain meniskus memperluas area kontak antar dua ujung tulang yang
membentuk sendi. Selain menahan beban tekanan , meniskus juga bertin-
dak sebagai peredam kejut.

E. Lubrikasi sendi

Peran lubrikasi pada sendi memungkinkan gesekan yang sangat


minim dengan tahanan gesek sebesar 0.002. Terdapat dua sistim lubrikasi
yaitu sistim hidrostatik yang berperan pada tekanan besar dan boundary
system yang berperan pada tekanan rendah. Pada teori sistim hidrostatik,
hialuronat (berat molekul lebih dari 1 juta d) memeiliki peran utama.
Substansi ini memiliki karaketristik thixotropic yaitu akan semakin
mengental apabila alirannya semakin lambat.
Pada boundary system, maka lubricating glycoprotein lain yang
berperan. Pada tekanan tertentu air akan dirembeskan keluar masuk ke
dalam ruang sendi dan akan kembali setelah tekanan tersebut hilang.
Proses ini mirip dengan efek spons dalam menyerap air.

Jenis jenis persendian dan fungsinya


Macam atau jenis sendi tersebut dikelompokan didalam 4 macam ialah
sebagai berikut ini :

1. Berdasarkan arah gerakannya


2. Berdasarkan sifat
3. Berdasarkan struktur
4. Berdasarkan anatomi lokasinya

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 56


Modul Teori Fisiologi

Sendi pada tulang terbentuk pada kartilago yang membesar. Kartilago ini di
bagian ujungnya akan diliputi jaringan ikat dan selaput sendi (membrane
synovial). Jaringan ikat berfungsi untuk menguatkan hubungan antartulang
sedangkan selaput sendi menghasilkan cairan synovial yang berfungsi
sebagai minyak pelumas sendi.

A. Berdasarkan arah geraknya

 Sendi Mati (Sinartrosis)


Sendi mati (sinartrosis) adalah jenis persendian yang tidak dapat digerakkan.
Pada sendi mati, jaringan ikat yang menjadi penghubung antartulang akan
mengeras dan berubah menjadi tulang. Selain itu, pada hubungan
antartulang ini celah sendi pun tidak ditemukan. Sendi mati dibedakan
menjadi 2 tipe, yaitu sulure dan sinkondrosis.

i. Tipe suture adalah tipe sendi yang dihubungkan oleh jaringan ikat
serabut padat. Misalnya pada tulang tengkorak.
ii. Tipe sinkondris adalah tipe sendi yang dihubungkan oleh kartilago
hialin. Misalnya hubungan diafisis dan epifisis pada tulang dewasa.

 Sendi Kaku (Amfiartosis)


Sendi kaku (amfiatrosis) adalah jenis persendian yang memungkinkan
untuk dapat sedikit digerakkan. Macam sendi yang satu ini
dihubungkan oleh kartilago. Sendi kaku dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu
simfisis dan sindesmosis.
i. Tipe simfisis adalah tipe sendi yang dihubungkan oleh kartilago
serabut yang pipih. Misalnya pada pada tulang kemaluan dan sendi
antartulang belakang.
ii. Pada tipe sindesmosis adalah tipe sendi yang dihubungkan oleh
jaringan ikat serabut dan ligamen. Misalnya pada sendi antartulang
kering dan tulang betis.
 Sendi Gerak (Diartrosis)

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 57


Modul Teori Fisiologi

Sendi gerak (diartrosis) adalah jenis persendian yang memungkinkan


untuk leluasa digerakkan karena antara dua tulang tidak hubungkan
oleh jaringan ikat.
Ciri macam sendi yang satu ini adalah:
I. Permukaan sendi dilapisi selaput jaringan ikat fibrous yang tipis dan
menyerabut.
II. Bagian dalam kapsul dibatasi oleh selaput sendi, yaitu selaput
penghahasil cairan synovial yang berfungsi sebagai minyak pelumas
sendi.
III. Kapsul fibrousnya diperkuat dengan adanya ligament, namun ada
juga yang tidak.
IV. Biasanya terdapat bantalan kartilago serabut di dalam kapsulnya.
B. Berdasarkan sifatnya
Macam-macam sendi dengan berdasarkan sifat dan biasa juga
dikatakan atau disebut dengan pergerakan atau fungsinya, antara lain ialah
sebagai berikut ini :

 Sinartosis (Synarthrosis) atau juga disebut dengan Sendi mati ialah


hubungan pada antartulang yang tidak memungkinkan untuk dapat
terjadinya suatu gerakan, sebagai contohnya ialah pada persendian
tulang tengkorak.
 Amfiartrosis (Amphiarthrosis) atau juga disebut dengan Sendi kaku
ialah hubungan antartulang yang hanya sedikit dan memungkinkan
untuk dapat terjadinya gerakan. sebagai contohnya sendi kaku ialah
pada persendian pada tulang-tulang pergelangan suatu tangan,
persendian tulang pada pergelangan suatu kaki, dan lain lain.
 Diartrosis atau juga disebut dengan Sendi gerak ialah hubungan pada
antartulang yang memungkinkan untuk terjadinya suatu gerak, baik
itu gerak satu arah, dua arah, ataupun gerak ke segala arah.

Sendi yang bersifat diartrosis dapat dengan mudah ditemukan pada bagian-
bagian tubuh manusia. Adapun berdasarkan arah gerakannya, sendi

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 58


Modul Teori Fisiologi

diartrosis dibedakan menjadi 6 macam. Macam-macam sendi diartrosis


tersebut antara lain:

I. Sendi Engsel
Sendi engsel adalah sendi diartrosis yang ujung-ujung
tulangnya berporos satu dan membentuk engsel. Arah gerakannya
hanya satu, yaitu seperti gerakan engsel pintu. Contoh sendi engsel
misalnya terdapat pada mata kaki, sendi siku, lutut, dan ruas jari.
II. Sendi Putar
Sendi putar adalah sendi diartrosis yang salah satu ujung
tulangnya dapat mengitari ujung tulang lainnya. Arah gerakannya
memungkinkan untuk berotasi pada satu poros. Contoh sendi putar
misalnya terdapat pada sendi antara tulang atlas dan tulang
tengkorak, serta sendi antara tulang hasta dan tulang pengumpil.

III. Sendi Pelana atau Sendi Sela


Sendi pelana adalah sendi diartrosis yang ujung-ujung
tulangnya bertaut dan berbentuk pelana. Macam sendi ini memiliki 2
poros berporos dua sehingga dapat bergerak bebas, persis seperti
gerakan orang yang sedang berkuda. Contoh sendi pelana misalnya
terdapat pada sendi antara tulang pergelangan tangan tulang
dengan tulang telapak tangan atau sendi antara tulang telapak
tangan dengan ruas jari.
IV. Sendi Kondiloid atau Elipsoid
Sendi kondiloid adalah sendi diartrosis yang ujung-ujung
tulangnya memungkinkan gerakan ke kanan dan ke kiri, ke depan
dan ke belakang. Salah satu ujung tulang pada jenis persendian ini
berbentuk oval dan masuk ke dalam ujung tulang lain. Contoh sendi
kondiloid misalnya terdapat pada sendi antara tulang pergelangan
tangan dan tulang pengumpil.

V. Sendi Peluru

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 59


Modul Teori Fisiologi

Sendi peluru adalah sendi diartrosis yang ujung-ujung


tulangnya berbentuk bongkol dan lekuk. Dengan bentuknya ini
gerakan bebas ke semua arah bisa dilakukan karena poros yang
terbentuk berjumlah tiga. Contoh sendi peluru misalnya terdapat
pada sendi antara tulang lengan atas dan tulang gelang bahu serta
pada tulang paha dan tulang gelang panggul.
VI. Sendi Luncur
Sendi luncur adalah sendi diartrosis yang ujung-ujung
tulangnya agak rata. Sendi luncur tidak mempunyai poros sehingga
hanya dapat melakukan gerakan menggeser. Contoh sendi luncur
misalnya terdapat pada sendi antara antar tulang pergelangan
tangan, tulang selangka, tulang pergelangan kaki, dan tulang belikat.

Jenis jenis sendi

C. Berdasarkan strukturnya

Pada ujung tulang yang membentuk persendian akan terlihat tulang


yang lebih padat dan ini disebut sebagai articular (bony) endplate. Di
dalam bagian ini akan dijumpai kanal Havers yang paralel dengan
permukaan sendi. Sebelah bawahnya terletak tulang yang lebih longgar
dan dapat mengandung sumsum tulang merah. Bony endplate akan

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 60


Modul Teori Fisiologi

diselubungi oleh rawan sendi hialin yang diikat oleh jaringan serabut
kolagen. Rawan sendi berguna untuk meredam tekanan dan gerakan
menggelincir (sliding). Diantara dua bony endplate terdapat rongga sendi
yang berisikan beberapa mililiter cairan sinovium.

Stabilitas sendi penting untuk pergerakan antar rawan sendi


disamping rendahnya pergesekan antar rawan sendi. Stabilitas sendi
diperankan oleh struktur yang dibentuk oleh konfigurasi sendi,
ligamentum, kapsul sendi, dan otot yang mengontrol pergerakan.
Perbedaan konfigurasi sendi disesuaikan dengan dampak tekanan dan
lingkup gerak sendi (range of motion / ROM) yang dimaksud. Kapsul dan
ligamentum terdiri dari jaringan ikat padat yang membungkus sendi serta
melekat pada tulang terdekat dengan persendian. Di dalam kapsul terletak
ligamentum yang sebagian besar adalah serabut kolagen.

Satu lapisan jaringan ikat yang mengandung sel sinoviosit akan


menutupi seluruh rongga sendi dan kapsul sendi membentuk kantong
yang tidak lengkap yaitu pada bagian rawan sendi tidak dilapisi. Sel ini
akan dilindungi oleh struktur yang terdiri dari vascular adipose, jaringan
fibrosa atau areolar untuk memungkinkan lebih longgarnya kantong
tersebut, mudah digerakkan dan tidak terjepit diantara sendi saat
pergerakkan. Jaringan sinovium kaya akan pembuluh darah untuk
menunjang hidup sinoviosit dan pembentukan cairan sendi, dan ujung
saraf. Saraf, selain pada jaringan sinovium, juga berada dalam kapsul,
ligamentum, tendon dan muscle spindles.

 Struktur rawan sendi

Antara 20 – 40 Ketidakteraturan permukaan sendi ini dibuktikan


melalui pencitraan mikroskop elektron.Rawan sendi dan cairan sendi
beranggung jawab atas pergerakan yang memiliki tingkat gesekan
rendah (low friction). Pada manusia tebal rawan sendi kurang dari 5 mm
tergantung jenis sendi dan lokasi di dalam sendi. Wrana putih padat
rawan sendi ini akan berubah kekuning-kuningan sesuai dengan

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 61


Modul Teori Fisiologi

pertambahan usia. Struktur rawan sendi pada umumnya semirigid dan


permukaannya yang tampak halus sebenarnya ireguler. Terdapat bagian
yang lebih rendah atau tertekan (depressed) dengan variasi kedalaman
m serta jumlahnya cukup banyak yaitu sekitar 430/mm2.

Rawan sendi bersifat avaskular, aneural dan alimfatik. Makanan


diperoleh melalui sistim difusi ganda. Difusi ganda disini dimaksudkan
adalah: pertama nutrien harus menembus membran sinovial untuk
masuk ke dalam ruang sinovia. Hal ini disebabkan letak dari pembuluh
darah yang relatif lebih banyak di daerah permukaan kapsul. Kedua,
setelah berada di dalam cairan sendi, maka nutrien akan berdifusi ke
dalam matriks rawan sendi untuk mencapai khondrosit. Mekanisme yang
tampaknya sederhana ini ternyata tidk semudah itu karena banyak faktor
seperti ukuran partikel, perbedaan muatan listrik (charge) dan konfigurasi
molekul berperan dalam proses itu. Secara histopatologik rawan sendi
terdiri dari struktur matriks yang selular dengan distribusi tertentu dan
terbagi atas 4 zona, yaitu :

I. tangential atau gliding zone, dimana terdapat elongated


fibroblast-like cells yang tersusun sejajar dengan
permukaan rawan sendi;
II. transitional zone, tersusun atas sel yang lebih bulat
dengan konfigurasi acak;
III. radial zone, sel tersusun dalam bentuk kolom yang
iregular; dan
IV. calcified zone, dimana matriks dan selnya dikelilingi oleh
hidroksiapatit. Calcified zone ini terhadap radial zone
dipisahkan oleh satu band yang dikenal dengan tidemark
dan melekat terhadap tulang di bawahnya.

Sel khondrosit satu sama lain tidak banyak berinteraksi sebagaimana


layaknya sel lain. Dengan kata lain sel ini lebih banyak memberikan
respon gangguan sintesis atau aktifitas degradatif akibat tekanan
hidrostatik atau deforming forces lainnya.

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 62


Modul Teori Fisiologi

Komposisi biokimiawi dari rawan sendi adalah sebagai berikut: 80% air, 50%
dari sisa komposisi matriks rawan sendi adalah kolagen. Jenis terbanyak adalah
kolagen tipe II. Kolagen lainnya dalam jumlah kecil dan berada di dalam matriks
rawan sendi adalah kolagen tipe IV, V, IX, dan X. Kolagen tipe IX berfungsi sebagai
jangkar terhadap molekul proteoglikan (aggrecan). Selanjutnya terdapat fibronektin,
ankhorin, khondronektin yang membantu mempertahankan integritas dan struktur
rawan sendi. Selanjutnya sisa konstituen organik terbanyak adalah proteoglikan.
Makromolekul ini memiliki panjang sekitar 180-210 nm dan kepadanya melekat tiga
jenis glikosaminoglikan, yaitu khondroitin-6-sulfat, khondroitin-4-sulfat (5%) dan
keratan sulfat (5%). Inti aggrcan adalah asam hialuronat (1% dari total
glikosaminoglikan). Melalui ikatan protein dengan berat molekul rendah terjadi
proses agregasi dengan rantai kolagen tipe II. Konstituen inorganik (5-6%)
terbanyak adalah kalsium. Lemak dijumpai kurang dari 1% berat kering.

Berbagai enzim, sitokin dan faktor pertumbuhan berperan dalam


metabolisme rawan sendi. Khondrosit akan mensisntesis proteoglikan dan kolagen.
Turn over kolagen lebih stabil dibandingkan proteoglikan.
terutama interleukin-1 (IL-1) dan tumor necrosis factor yang dikeluarkan oleh
sinoviosit, makrofag, atau khondrosit dan fibroblast. Aktivasi enzim perusak, yang
dibentuk dalam keadaan tidak aktif, akan berinteraksi dengan sistim aktivator
plasminogen-plasmin dalam suatu kaskade degradatif. Kontrol mekanisme ini
diperankan oleh berbagai inhibitor seperti tissue inhibitor of metalloproteases (TIMP)
dan plasminogen activator inhibitor (PAI). (TNF-Degradasi rawan sendi
diakibatkan oleh berbagai enzim metaloprotease matriks dan diperantarai pula oleh
kerja sitokin ) baik

Sintesis dan degradasi matriks rawan sendi dipengaruhi banyak faktor, yaitu: faktor
humoral seperti insulin-like growth factor-1 (IGF-1), kortisol, obat anti inflamasi non-
steroidal, faktor mekanik terhadap rawan sendi, efek magnetik atau elektrikal.

 Tulang subkhondral

Struktur tulang subkhondral lebih spesifik dibandingkan tempat lainnya, yaitu


lempeng subkhondralnya mengandung kanal Havers yang sejajar dengan

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 63


Modul Teori Fisiologi

permukaan rawan sendi dan tidak terhadap sumbu tulang. Demikian pula letak
lempeng tersebut berada dalam sudut tertentu terhadap stres yang dominan.

 Calcified cartilage

Zona ini menghubungkan rawan sendi dengan tulang subkhondral dengan struktur
yang bergelombang sehingga memperkokoh rawan sendi agar tidak mudah
terkelupas. Khondrosit pada zona ini umumnya tidak memiliki metabolisme yang
terlalu aktif.

 Membran dan cairan sinovium

Membran sinovium adalah jaringan ikat vaskular dan melapisi sisi dalam dari
kapsul sendi namun tidak menutupi rawan sendi. Banyaknya pembuluh darah
dilapisan subsinovium berperan dalam proses transfer dan transpor konstituen
darah ke ruang sinovium dan pembentukan cairan sinovium. Sel sinovium akan
mensintesis asam hialuronat sebagai zat tambahan plasma dalam membentuk
cairan sendi.
Cairan sinovium berwarna kuning pucat, jernih dan kental. Biasanya jumlah cairan
ini sedikit berkisar antara 1-4 ml dan lebih sedikit lagi pada sendi-sendi kecil.

 Ligamentum dan kapsul sendi

Pada dasarnya komposisi ligamentum dan kapsul sendi adalah identik baik
secara histologik, komposisiadalah tipe I (2 menyatu dengan kapsul sendi dan pada
sendi lainnya terpisah secara total. Pembuluh darah dan saraf dapat ditemukan
disela-sela serabut kolagen.1,1kimiawi dan susunan jaringannya. Secara umum
strukturnya merupakan gelendong kolagen (bersama-sama elastin merupakan
protein terbanyak yaitu 90%) dan diantaranya dapat dijumpai fibrosit. Sebagian
besar serabut kolagen2) Pada beberapa sendi, ligamentum ini akan Air adalah
komponen utama (70%) dari kapsul sendi dan ligamentum. Disusul oleh kolagen
dan elastin serta proteoglikan.  Perlekatan kapsul sendi dan ligamentum ke tulang
terutama pada stroma fibrokartilaginosa diperankan oleh kolagen yang akan
mengalami kalsifikasi begitu mendekati tulang dan selanjutnya menembus jaringan
tulang kortikal.

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 64


Modul Teori Fisiologi

 Meniskus

Meniskus, lempeng firbokartilago, dijumpai pada sendi tertentu seperti sendi


lutut, sternoklavikular, radioulnar distal, dan akromioklavikular. Meniskus tidak
mengandung saraf atau pembuluh limfatik dan sebagian besar avaskular, namun
pada bagian dekat tulang tampak susunan pembuluh darah yang membentuk
arkade.(2 dijumpai elastin (1,1Kandungannya sebagian besar (70-78%) adalah
air, bahan inorganik sekitar 3% dan bahan organik terbanyak berupa kolagen tipe I
2) yaitu antara 60-90%. Selanjutnya dalam jumlah kecil dapat<1%), proteoglikan
(<10%). Berbeda dengan rawan sendi, maka meniskus dapat melakukan perbaikan
apabila mengalami kerusakan.

D. Berdasarkan anatomi

Sendi berdasarkan dengan anatomi lokasi ialah , Sendi :

 sternoklavikularis
 artikulatoris vertebra
 Sakroiliaka panggul
 temporomandibular rahang
 rtikulasi Kaki
 pinggul
 lutut
 artikulasi Tangan
 pergelangan
 siku
 Bahu aksila (Glenohumeral dan juga sendi akromioklavikularis)

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 65


Modul Teori Fisiologi

Jenis jenis gerak pada sendi dan fungsinya


 Gerak inverse dan gerak eversi
Gerak inverse ialah gerak membuka telapak kaki ke arah dalam tubuh,
sedangkan gerak eversi merupakan gerak kaki membuka ke arah luar, atau
gerak memiringkan kaki.
 Gerak pronasi dan gerak supinasi
Gerak pronasi ialah gerak menelungkupkan tangan. sedangkan
gerakSupinasi ialah gerak an menegadahkan tangan .
 Gerak elevasi dan gerak depresi
gerak elevasi ialah gerak menengadahkan kepala, sedangkan gerak depresi
ialah gerakan menurunkan atau menundukkan kepala.
 Gerak adduksi dan gerak abduksi
gerak adduksi ialah gerak mendekati tubuh, sedangkan gerak abduksi ialah
gerak menjauhi tubuh. Contoh gerak adduksi dan gerak abduksi ialah :
gerakan membuka tungkai kaki, gerak merenggangkan tangan dan gerak
mengacungkan tangan.
 Gerak fleksi dan gerak ekstensi
Gerak fleksi ialah gerakan membengkokkan atau menekuk, sedangkan gerak
ekstensi ialah gerak meluruskan. Contoh gerak fleksi dan gerak ekstensi

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 66


Modul Teori Fisiologi

ialah : gerak pada siku, gerak pada lutut, gerak pada ruas-ruas jari dan gerak
pada bahu.

C. RANGKUMAN

Sendi merupakan perhubungan antartulang sehingga tulang dapat digerakkan.


Hubungan dua tulang disebut persendian (artikulasi). Sendi ada di manusia dan
hewan.

Beberapa komponen penunjang sendi:

 Kapsula sendi adalah lapisan berserabut yang melapisi sendi. Di bagian


dalamnya terdapat rongga.
 Ligamen (ligamentum) adalah jaringan berbentuk pita yang tersusun dari
serabut-serabut liat yang mengikat tulang satu dengan tulang lain pada sendi
 Tulang rawan hialin (kartilago hialin) adalah jaringan tulang rawan yang
menutupi kedua ujung tulang. Berguna untuk menjaga dari benturan.
 Cairan sinovial adalah cairan pelumas pada kapsula sendi.

Macam-macam persendian

Sendi berdasarkan sifat geraknya dibedakan menjadi tiga :

 Sinartrtosis adalah persendian yang tidak memperbolehkan pergerakan.


Dapat dibedakan menjadi dua:

Sinartrosis sinfibrosis: sinartrosis yang tulangnya dihubungkan jaringan ikat fibrosa.


Contoh: persendian tulang tengkorak.

Sinartrosis sinkondrosis: sinartrosis yang dihubungkan oleh tulang rawan. Contoh:


hubungan antarsegmen pada tulang belakang.

 Diartrosis adalah persendian yang memungkinkan terjadinya gerakan. Dapat


dikelempokkan menjadi:

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 67


Modul Teori Fisiologi

Sendi Peluru : Sendi yang memungkinkan pergerakan ke segala arah. Contoh:


hubungan tulang lengan atas dengan tulang belikat, & ( tulang paha dengan gelang
panggul )

Sendi Pelana : Sendi yang memungkinkan beberapa gerakan rotasi, namun tidak ke
segala arah. Contoh: hubungan tulang telapak tangan dan jari tangan.

Sendi Putar : Sendi yang memungkinkan gerakan berputar (rotasi). Contoh:


hubungan tulang tengkorak dengan tulang belakang I (atlas).

Sendi Luncur : Sendi yang memungkinkan gerak rotasi pada satu bidang datar.
Contoh: hubungan tulang pergelangan kaki.

Sendi Engsel : Sendi yang memungkinkan gerakan satu arah. Contoh: sendi siku
antara tulang lengan atas dan tulang hasta.

 Amfiartosispersendian yang dihubungkan oleh jaringan tulang rawan


sehingga memungkinkan terjadinya sedikit gerakan
 Sindesmosis: Tulang dihubungkan oleh jaringan ikat serabut dan ligamen.
Contoh:persendian antara fibula dan tibia.
 Simfisis: Tulang dihubungkan oleh jaringan tulang rawan yang berbentuk
seperti cakram. Contoh: hubungan antara ruas-ruas tulang belakang.

Sistem muskuloskeletal pada manusia terdiri dari tulang, otot dan persendian
(dibantu oleh tendon, ligamen dan tulang rawan). Sistem ini memungkinkan Anda
untuk duduk, berdiri, berjalan atau melakukan kegiatan lainnya dalam kehidupan
sehari-hari. Selain sebagai penunjang dan pembentuk tubuh, tulang juga berfungsi
sebagai pelindung organ dalam. Tempat pertemuan 2 tulang adalah persendian,
yang berperan dalam mempertahankan kelenturan kerangka tubuh. Tanpa
persendian, Anda tidak mungkin bisa melakukan berbagai gerakan. Sedangkan
yang berfungsi menarik tulang pada saat Anda bergerak adalah otot, yang
merupakan jaringan elastik yang kuat.

Ada 3 jenis persendian yang dibedakan berdasarkan jangkauan gerakan yang


dimiliki:

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 68


Modul Teori Fisiologi

 Persendian Fibrosa, yaitu persendian yang tidak dapat digerakkan, di mana


letak tulang-tulangnya sangat berdekatan dan hanya dipisahkan oleh selapis
jaringan ikat fibrosa, contohnya sutura di antara tulang-tulang tengkorak.
 Persendian Kartilagenosa, yaitu persendian yang gerakannya terbatas, di
mana tulang-tulangnya dihubungkan oleh tulang rawan hialin, contohnya
tulang iga.
 Persendian Sinovial, yaitu persendian yang gerakannya bebas, merupakan
bagian terbesar dari persendian pada tubuh orang dewasa, contohnya sendi
bahu dan panggul, sikut dan lutut, sendi pada tulang-tulang jari tangan dan
kaki, pergelangan tangan dan kaki.

LATIHAN SOAL

1. Jelaskan pengertian sendi yang Anda ketahui!


2. Jelaskan manfaat sendi yang Anda ketahui!
3. Jelaskan jenis jenis sendi berdasarkan gerak yang Anda ketahui!
4. Jelaskan jenis jenis sendi berdasarkan struktur yang Anda ketahui!
5. Jelaskan jenis jenis sendi berdasarkan sifat yang Anda ketahui!
6. Jelaskan jenis jenis gerak sendi yang Anda ketahui!
7. Jelaskan jenis jenis sendi berdasarkan anatomi yang Anda ketahui!

D. DAFTAR PUSTAKA

1. Abdul Majid, Filsafat Islam Majelis Tarqih, PPN.


2. Sweet B.R. (2000), Mayes Midwifery, 12 tahun edition, Baillier Tindall,
London.
3. Rachimhadi T. (1999), Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta.

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 69


Modul Teori Fisiologi

4. Syaifudin A.B. (2002), Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan


Maternal & Neonatal, Yayasan Bina Pustaka,Jakarta
5. Sellers P. Mc (1993), Midwifery, Vol. 1-2, 1st edition, Juta & Co. LTD, South
Africa.
6. Helen Varney (1997), Midwifery.
7. Prawiroharjo, (1998), Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo.

KEGIATAN BELAJAR IV

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 70


Modul Teori Fisiologi

PETA KONSEP

Modul
Sistem kardiovaskuler

Standar Kompetensi:
Peserta Menjelaskan Anatomi dan Fisiologi Jantung, Nadi dan
Sistem Limfatik

Kompetensi Dasar:
e. Mahasiswa dapat menjelaskan Siklus,Pengaturan pompa
dan Rrangsangan ritmik jantung
f. Mahasiswa dapat menjelaskan Gambaran EKG normal,
sifat fisik sirkulsi dan mikrosirkulasi sistem limfatik
g. Mahasiswa dapat menjelaskan bunyi jantung normal,
Curah jantung dan Karakteristik nadi

Kegiatan Belajar 4:
o Tujuan Pembelajaran
Anatomi dan Fisiologi Jantung, Nadi dan Sistem
o Uraian Materi:
Limfatik pada Kardiovaskular
1. Sikus dan pengaturan pompa jantung
2. Perangsangan ritmik pada jantung
3. Gambaran EKG normal
4. Sifat fisik sirkulasi
5. Mikrosirkulasi sistem limfatik
Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 71
6. Bunyi jantung dan curah jantung normal
7. Karakteristik nadi
Modul Teori Fisiologi

Rangkuman

Latihan

Daftar Pustaka

DAFTAR ISI

Siklus jantung

Sistem limfatik..........................................................................................91

Bunyi jantung normal..............................................................................95

Curah jantung alir balik vena dan pengaturannya................................97

Karakteristik nadi....................................................................................100

KEGIATAN BELAJAR 4

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 72


Modul Teori Fisiologi

Cara Kerja, Karakteristik dan Peran Jantung dalam Sistem Kardiovaskular

Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti pelajaran ini mahasiswa mampu menjelaskan :


1. Sikus dan pengaturan pompa jantung
2. Perangsangan ritmik pada jantung
3. Gambaran EKG normal
4. Sifat fisik sirkulasi
5. Mikrosirkulasi sistem limfatik
6. Bunyi jantung dan curah jantung normal
.

Uraian Materi

Anatomi dan Fisiologi Jantung

Jantung (bahasa Latin: cor) adalah sebuah rongga, rongga organ berotot


yang memompa darah lewat pembuluh darah oleh kontraksi berirama yang
berulang. Darah menyuplai okisgen dan nutrisi pada tubuh, juga membantu
menghilangkan sisa-sisa metabolisme. Istilah kardiak berarti berhubungan dengan
jantung, dari kata Yunani cardia untuk jantung. Jantung adalah salah satu organ
manusia yang berperan dalam sistem peredaran darah, terletak di rongga dada
agak sebelah kiri.

Pada manusia, mamalia, dan burung, jantung dibagi menjadi empat ruas:


atrium atas kanan dan kiri; dan ventrikel bawah kanan dan kiri. Pada umumnya
atrium dan ventrikel kanan disebut jantung kanan, dan sisanya disebut jantung
kiri. Ikan hanya memiliki dua ruas, sebuah atrium dan sebuah ventrikel,
sementara reptil memiliki tiga ruas. Pada jantung yang sehat darah mengalir satu
arah melalui pembuluh darah. Terdapat sebuah kantung pembungkus yang

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 73


Modul Teori Fisiologi

melindungi jantung, perikardium, yang juga mengandung sedikit cairan. Dinding


jantung tersusun atas tiga lapisan: epikardium, miokardium, dan endokardium.

Jantung memompa darah melewati dua sistem sirkulasi. Darah yang berasal
dari sistem peredaran darah besar mengandung sedikit oksigen dan memasuki
atrium kanan melalui vena kava superior dan inferior menuju ventrikel kanan. Dari
sini darah dipompa menuju paru-paru, tempat darah memperoleh oksigen dan
meninggalkan karbon dioksida. Darah yang sudah mengandung oksigen kembali
menuju atrium kiri, melewati ventrikel kiri dan dipompa menuju seluruh tubuh
melalui aorta—di mana oksigen dipakai dan melalui metabolisme menjadi karbon
dioksida. Ditambah lagi, darah juga membawa nutrisi dari hati menuju berbagai
organ tubuh, sementara membawa zat sisa menuju hati dan ginjal. Normalnya,
jumlah darah yang terpompa menuju paru-paru sama dengan jumlah darah yang
terpompa ke seluruh tubuh. Pembuluh vena memompa darah menuju jantung dan
membawa darah yang kaya karbon dioksida - kecuali vena pulmonaris dan vena
pada sistem pencernaan. Arteri membawa darah keluar jantung, membawa oksigen
selain pada arteri pulmonaris. Jarak yang jauh dari jantung membuat pembuluh vena
memiliki tekanan yang lebih kecil dari pembuluh arteri. Ketika beristirahat, jantung
berdetak kurang lebih 72 kali per menit. Latihan fisik biasanya mengangkat
jumlahnya, tetapi jumlah melambat selama beberapa waktu, yang baik untuk
jantung.

Permukaan jantung

Bagian Bagian JantungJantung adalah


satu otot tunggal yang terdiri dari lapisan
endothelium. Jantung terletak di dalam rongga
torakik, di balik tulang dada. Struktur jantung
berbelok ke bawah dan sedikit ke arah kiri.
Massanya kurang lebih 300 gram, besarnya
sebesar kepalan tangan.Jantung hampir
sepenuhnya diselubungi oleh paru-paru, tetapi tertutup oleh selaput ganda yang
bernama perikardium, yang tertempel pada diafragma. Lapisan pertama menempel
sangat erat kepada jantung, sedangkan lapisan luarnya lebih longgar dan berair,

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 74


Modul Teori Fisiologi

untuk menghindari gesekan antar organ dalam tubuh yang terjadi karena gerakan
memompa konstan jantung.

Jantung dijaga di tempatnya oleh pembuluh-pembuluh darah yang meliputi


daerah jantung yang merata/datar, seperti di dasar dan di samping. Dua garis
pembelah (terbentuk dari otot) pada lapisan luar jantung menunjukkan di mana
dinding pemisah di antara serambi dan bilik jantung.

Struktur internal jantung

Secara internal, jantung dipisahkan oleh sebuah lapisan otot menjadi dua
belah bagian, dari atas ke bawah, menjadi dua pompa. Kedua pompa ini sejak lahir
tidak pernah tersambung. Belahan ini terdiri dari dua rongga yang dipisahkan oleh
dinding jantung. Maka dapat disimpulkan bahwa jantung terdiri dari empat rongga,
serambi kanan & kiri dan bilik kanan & kiri.

Dinding serambi jauh lebih tipis dibandingkan dinding bilik karena bilik harus
melawan gaya gravitasi bumi untuk memompa dari bawah ke atas dan memerlukan
gaya yang lebih besar untuk mensuplai peredaran darah besar, khususnya
pembuluh aorta, untuk memompa ke seluruh bagian tubuh yang memiliki pembuluh
darah.

Tiap serambi dan bilik pada masing-masing belahan jantung dipisahkan oleh
sebuah katup. Katup di antara atrium kanan dan bilik kanan disebut katup
trikuspidalis atau katup berdaun tiga. Sedangkan katup yang ada di antara serambi
kiri dan bilik kiri disebut katup mitralis atau katup bikuspidalis (katup berdaun dua).

Cara kerja jantung

Pada saat berdenyut setiap ruang jantung mengendur dan darah masuk ke
jantung (disebut 'diastol'). Selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah
keluar dari ruang jantung (disebut 'sistol'). Kedua serambi berkontraksi dan
berelaksasi secara bersamaan, dan kedua bilik juga mengendur dan berkontraksi
secara bersamaan. Darah yang sudah mengandung sedikit oksigen dan
mengandung banyak karbondioksida (darah kotor) dari seluruh tubuh mengalir
melalui dua vena berbesar (vena kava) menuju ke dalam atrium kanan. Setelah
atrium kanan terisi darah, ia akan mendorong darah ke dalam ventrikel kanan

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 75


Modul Teori Fisiologi

melalui katup trikuspidalis. Darah dari ventrikel kanan akan dipompa melalui [katup
pulmoner] ke dalam [arteri pulmonalis] menuju ke [paru-paru]. Darah akan mengalir
melalui pembuluh yang sangat kecil (pembuluh kapiler) yang mengelilingi kantong
udara di paru-paru, menyerap oksigen, melepaskan karbondioksida dan selanjutnya
dialirkan kembali ke jantung. Darah yang kaya akan oksigen mengalir di dalam vena
pulmonalis menuju ke atrium sinistra. Peredaran darah di antara bagian kanan
jantung, paru-paru dan atrium kiri disebut sirkulasi pulmoner karena darah dialirkan
ke paru-paru. Darah dalam atrium sinistra akan didorong menuju ventrikel sinistra
melalui katup bikuspidalis/mitral, yang selanjutnya akan memompa darah bersih ini
melewati [katup aorta] masuk ke dalam [aorta] (arteri terbesar dalam tubuh). Darah
kaya oksigen ini disirkulasikan ke seluruh tubuh, kecuali paru-paru. dan sebagainya.

Penyakit jantung

Penyakit jantung adalah sebuah kondisi yang menyebabkan Jantung tidak dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik. Hal-hal tersebut antara lain:

 Otot jantung yang lemah. Ini adalah kelainan bawaan sejak lahir. Otot
jantung yang lemah membuat penderita tak dapat melakukan aktivitas yang
berlebihan, karena pemaksaan kinerja jantung yang berlebihan akan
menimbulkan rasa sakit di bagian dada, dan kadangkala dapat menyebabkan
tubuh menjadi tampak kebiru-biruan. Penderita lemah otot jantung ini
mudah pingsan.
 Adanya celah antara serambi kanan dan serambi kiri, oleh karena tidak
sempurnanya pembentukan lapisan yang memisahkan antara kedua serambi
saat penderita masih di dalam kandungan. Hal ini menyebabkan darah bersih
dan darah kotor tercampur. Penyakit ini juga membuat penderita tidak dapat
melakukan aktivitas yang berat, karena aktivitas yang berat hampir dapat
dipastikan akan membuat tubuh penderita menjadi biru dan sesak napas,
walaupun tidak menyebabkan rasa sakit di dada. Ada pula variasi dari penyakit
ini, yakni penderitanya benar-benar hanya memiliki satu buah serambi.

Serangan jantung

Serangan jantung adalah sebuah kondisi yang menyebabkan jantung sama


sekali tidak berfungsi. Kondisi ini biasanya terjadi mendadak, dan sering disebut

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 76


Modul Teori Fisiologi

gagal jantung. Penyebab gagal jantung bervariasi, tetapi penyebab utamanya


biasanya adalah terhambatnya suplai darah ke otot-otot jantung, oleh karena
pembuluh-pembuluh darah yang biasanya mengalirkan darah ke otot-otot jantung
tersebut tersumbat atau mengeras, entah oleh karena lemak dan kolesterol, ataupun
oleh karena zat-zat kimia seperti penggunaan obat yang berlebihan yang
mengandung Phenol Propano Alanin (ppa) yang banyak ditemui dalam obat-obat
seperti decolgen, dan nikotin.Belakangan ini juga sering ditemukan gagal jantung
mendadak ketika seseorang sedang beraktivitas, seperti yang menyerang beberapa
atlet-atlet sepak bola ternama di dunia di tengah lapangan sepak bola. [1]. Biasanya
hal itu disebabkan oleh pemaksaan aktivitas jantung yang melebihi ambang batas
dari suplai darah ke jantung, karena telah terjadi penyempitan arteri akibat plak dan
hal ini disebut penyakit iskemia koroner.

Makanan juga menjadi penyebab utama terjadinya serangan jantung,


terutama makanan cepat saji (junk food). Para penelti dari McMaster University,
Kanada, menemukan hasil bahwa orang yang banyak mengonsumsi makanan yang
digoreng, camilan bergaram, dan daging memiliki risiko serangan jantung lebih dari
35 persen lebih besar dibandingkan dengan orang yang mengonsumsi sedikit atau
tidak mengonsumsinya].

Penanggulangan

Tidak ada penanggulangan yang lebih baik untuk mencegah penyakit dan
serangan jantung, di samping gaya hidup sehat (seperti sering bangun lebih pagi,
tidak sering tidur terlalu larut malam, dan menghindari rokok dan minuman
beralkohol), pola makanan yang sehat (memperbanyak makan makanan berserat
dan bersayur, serta tidak terlalu banyak makan makanan berlemak dan berkolesterol
tinggi), dan olahraga yang teratur dan tidak berlebihan. Namun, ada beberapa zat
yang dipercaya mampu memperkecil atau memperbesar risiko penyakit dan
serangan jantung, di antara lain:

 Beberapa peneliti menyebutkan bahwa zat allicin di dalam bawang


putih ternyata dapat membantu menjaga kesehatan jantung. Penelitian tersebut
menunjukkan bahwa oleh khasiat zat allicin, ketegangan pembuluh
.
darah berkurang 72% Namun beberapa peneliti lain ada juga yang menyatakan

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 77


Modul Teori Fisiologi

bahwa tidak ada hubungan antara bawang putih dengan kesehatan jantung.
Dalam studi yang dilakukan pada 90 perokok berbadan gemuk, para peneliti
Eropa mendapati bahwa tambahan bubuk bawang putih selama 3 bulan tak
memperlihatkan perubahan dalam kadar kolesterol mereka atau beberapa tanda
lain risiko penyakit jantung].
 Studi membuktikan bahwa mengurangi merokok tidak mengurangi risiko
penyakit jantung. Untuk benar-benar mengurangi risiko penyakit jantung,
seseorang harus benar-benar berhenti merokok.
 Penemuan yang diterbitkan dalam Journal of the American College
of Cardiology mengungkapkan konsumsi suplemen Vitamin C dapat mengurangi
risiko penyakit jantung].
 Penelitian menunjukkan, mengurangi konsumsi garam dapat mengurangi
risiko penyakit jantung. Konsumsi garam dapat meningkatkan tekanan darah.
Pada percobaan diet rendah garam menunjukkan risiko penyakit jantung hingga
25% dan risiko serangan jantung hingga 20%
 Konsumsi makanan-makanan yang dapat menjaga kesehatan jantung seperti
salmon, tomat, minyak zaitun, gandum, almond, dan apel; habatussauda dan
obat herbal lainnya.

4.2. SIKLUS JANTUNG

Siklus jantung adalah kinerja jantung manusia dari akhir satu detak jantung ke


awal berikutnya. Ini terdiri dari dua periode: satu di mana otot jantung rileks dan diisi
ulang dengan darah, yang disebut diastole , diikuti oleh periode kontraksi yang kuat
dan pemompaan darah, dijuluki systole . Setelah pengosongan, jantung segera
rileks dan mengembang untuk menerima aliran darah kembali dari paru-paru dan
sistem tubuh lainnya, sebelum berkontraksi lagi untuk memompa darah ke paru-paru
dan sistem itu.

 Jantung yang berkinerja normal harus diperluas sepenuhnya sebelum dapat


memompa lagi secara efisien. Dengan asumsi jantung yang sehat dan rata-rata 70
hingga 75 kali per menit, setiap siklus jantung, atau detak jantung, membutuhkan
waktu sekitar 0,8 detik untuk menyelesaikan siklus .

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 78


Modul Teori Fisiologi

 Ada dua bilik jantung dan dua bilik jantung; mereka dipasangkan


sebagai jantung kiri dan jantung kanan — yaitu, atrium kiri dengan ventrikel kiri,
atrium kanan dengan ventrikel kanan — dan mereka bekerja bersama untuk
mengulangi siklus jantung secara terus-menerus.

 Pada awal siklus, selama diastole ventrikel - awal , jantung rileks dan


mengembang saat menerima darah ke kedua ventrikel melalui kedua
atria; kemudian, di dekat ujung diastole ventrikel –late , kedua atrium mulai
berkontraksi ( sistol atrium ), dan setiap atrium memompa darah ke ventrikel 'di
bawah' itu.  Selama sistol ventrikel, ventrikel berkontraksi dan berdenyut dengan
kuat (atau mengeluarkan) dua pasokan darah yang terpisah dari jantung — satu ke
paru-paru dan satu ke semua organ dan sistem tubuh lainnya — sementara dua
atriumnya rileks ( atrium diastole ). Koordinasi yang tepat ini memastikan bahwa
darah dikumpulkan dan diedarkan secara efisien ke seluruh tubuh. 

Katup mitral dan trikuspid , juga dikenal sebagai atrioventrikular, atau katup


AV , terbuka selama diastole ventrikel untuk memungkinkan pengisian. Di akhir
periode pengisian, atria mulai berkontraksi (sistol atrium) yang memaksa darah
terakhir masuk ke ventrikel di bawah tekanan. Kemudian, didorong oleh sinyal listrik
dari simpul sinoatrial , ventrikel mulai berkontraksi (sistole ventrikel), dan ketika
tekanan balik terhadapnya meningkat, katup AV dipaksa untuk menutup, yang
menghentikan volume darah di ventrikel mengalir masuk atau keluar; ini dikenal
sebagai tahap kontraksi isovolumic .

kontraksi sistol, tekanan pada ventrikel naik dengan cepat, melebihi tekanan
pada batang aorta dan arteri pulmonalis dan menyebabkan katup yang diperlukan
(katup aorta dan paru ) terbuka — yang menghasilkan volume darah yang
terpisah. dikeluarkan dari kedua ventrikel. Ini adalah tahap ejeksi dari siklus
jantung; itu digambarkan (lihat diagram lingkaran) sebagai fase sistol-ventrikel-fase
pertama diikuti oleh fase - sistol ventrikel-fase kedua . Setelah tekanan ventrikel
turun di bawah puncaknya dan di bawah yang ada di batang aorta dan arteri
pulmonalis, katup aorta dan paru menutup lagi — lihat, di margin kanan, diagram
Wiggers , penelusuran garis biru.

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 79


Modul Teori Fisiologi

Sekarang ikuti relaksasi isovolumik , di mana tekanan di dalam ventrikel


mulai turun secara signifikan, dan setelah itu atria mulai mengisi kembali ketika
darah kembali mengalir ke atrium kanan (dari vena cavae ) dan ke atrium
kiri (dari vena paru ). Ketika ventrikel mulai rileks, katup mitral dan trikuspid terbuka
lagi, dan siklus yang lengkap kembali ke diastole ventrikel dan "Mulai" baru dari
siklus jantung. 

Sepanjang siklus jantung, tekanan darah meningkat dan


menurun. Gerakan otot jantung dikoordinasikan oleh serangkaian impuls listrik yang
diproduksi oleh sel pacu jantung khusus yang ditemukan dalam simpul
sinoatrial dan simpul atrioventrikular . Otot jantung terdiri dari miosit yang mengawali
kontraksi internal mereka tanpa diterapkan pada saraf eksternal — dengan
pengecualian perubahan pada denyut jantung karena permintaan metabolisme.

Dalam elektrokardiogram , sistol listrik memulai sistol atrium pada defleksi


gelombang P dari sinyal stabil; dan itu mulai kontraksi (sistol).

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 80


Modul Teori Fisiologi

A. SIKLUS JANTUNG DAN DIAGRAM WIGGERS


 Siklus jantung melibatkan empat tahap utama aktivitas:
1) "Relaksasi isovolumic",
2) Inflow,
3) "kontraksi isovolumik",
4) "Ejeksi". (Lihat diagram Wiggers, yang menyajikan tahapan, label-
bijaksana, dalam urutan 3,4,1,2, kiri-ke-kanan.) Bergerak dari kiri sepanjang
diagram Wiggers menunjukkan aktivitas dalam empat tahap selama satu
siklus jantung tunggal . (Lihat panel berturut-turut berlabel, di kanan bawah,
"Diastole" lalu "Systole").
 Tahapan 1 dan 2 secara bersamaan— "Relaksasi isovolumik" plus Inflow
(sama dengan "Rapid inflow", "Diastasis", dan "Atrial systole") - terdiri dari
periode "Diastole" ventrikel, termasuk sistol atrium, di mana darah kembali ke
jantung mengalir melalui atrium ke ventrikel yang santai. Tahapan 3 dan 4

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 81


Modul Teori Fisiologi

bersama— "kontraksi isovolumik" ditambah "Ejeksi" - adalah periode


"Systole" ventrikel, yang merupakan pemompaan simultan pasokan darah
yang terpisah dari dua ventrikel, satu ke arteri paru-paru dan satu ke
aorta. Khususnya, di dekat ujung "Diastole", atrium mulai berkontraksi,
kemudian memompa darah ke ventrikel; persalinan bertekanan ini selama
relaksasi ventrikel (diastole ventrikel) disebut sistol atrium , alias tendangan
atrium .
 Peningkatan waktu dan penurunan volume darah jantung (lihat Wiggers
diagram), juga instruktif untuk diikuti. Pelacakan garis merah "Volume
ventrikel" memberikan jejak yang sangat baik dari dua periode dan empat
tahap dari satu siklus jantung. Dimulai dengan periode Diastole: dataran
rendah volume "Isovolumic relaxation" stage, diikuti oleh kenaikan cepat dan
dua kenaikan lebih lambat, semua komponen dari "Inflow stage" —meningkat
ke dataran tinggi volume tinggi dari "kontraksi Isovolumic" tahap; (temukan
label di sebelah kiri diagram). Kemudian, Systole, termasuk tahap
"Isovolumic contraction" yang tinggi hingga penurunan cepat dalam volume
darah (yaitu, penurunan vertikal garis merah) yang menandakan
pengosongan ventrikel selama tahap "Ejeksi" siklus selesai. —Semua sama
dengan satu detak jantung.

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 82


Modul Teori Fisiologi

B. Diastole dan sistol dalam siklus jantung

Cardiac diastole: Kedua katup AV ( trikuspid di jantung kanan (biru


muda), mitral di jantung kiri (merah muda)) terbuka untuk memungkinkan darah
mengalir langsung ke ventrikel kiri dan kanan, tempat dikumpulkan untuk kontraksi
berikutnya .

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 83


Modul Teori Fisiologi

Sistol jantung (ventrikel): Kedua katup AV ( trikuspid di jantung kanan (biru


muda), mitral di jantung kiri (merah muda)) ditutup dengan tekanan balik saat
ventrikel berkontraksi dan volume darahnya dikeluarkan melalui yang baru.
Katup paru yang terbuka (panah biru tua) dan katup aorta (panah merah tua)
masing-masing ke dalam batang paru dan aorta.

 Cardiac diastole adalah periode siklus jantung ketika, setelah kontraksi,


jantung rileks dan mengembang sementara mengisi kembali dengan darah
yang kembali dari sistem peredaran darah . Kedua katup atrioventrikular (AV)
terbuka untuk memfasilitasi aliran 'darah yang tidak bertekanan' langsung
melalui atrium ke kedua ventrikel, di mana ia dikumpulkan untuk kontraksi
berikutnya. Periode ini paling baik dilihat di tengah diagram Wiggers — lihat
panel berlabel "Diastole". Di sini ia menunjukkan tingkat tekanan di kedua
atrium dan ventrikel mendekati nol selama sebagian besar diastole. (Lihat
penelusuran abu-abu dan biru muda berlabel "Tekanan atrium" dan
"Tekanan ventrikel" —Wiggers diagram.) Di sini juga dapat dilihat
penelusuran garis merah "volume Ventrikel", yang menunjukkan peningkatan
volume darah dari dataran rendah tahap "Isovolumic relaxation" hingga
volume maksimum yang terjadi di sub-tahap "Atrial systole".

 Sistol atrium adalah kontraksi sel-sel otot jantung dari kedua atria setelah


stimulasi listrik dan konduksi arus listrik melintasi bilik-bilik atrium (lihat di
atas, Fisiologi ). Walaupun secara nominal merupakan komponen dari urutan
kontraksi dan ejeksi sistolik jantung, sistol atrium sebenarnya melakukan

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 84


Modul Teori Fisiologi

peran vital dalam menyelesaikan diastol, yaitu untuk menyelesaikan


pengisian kedua ventrikel dengan darah sementara mereka relaks dan
diperluas untuk tujuan itu. Sistol atrium tumpang tindih dengan ujung diastol,
yang terjadi pada sub-periode yang dikenal sebagai ventrikel diastole-
terlambat (lihat diagram siklus). Pada titik ini, sistol atrium menerapkan
tekanan kontraksi untuk 'topping-off' volume darah yang dikirim ke kedua
ventrikel; tendangan atrium ini menutup diastole segera sebelum jantung
mulai berkontraksi dan mengeluarkan darah dari ventrikel (sistole ventrikel)
ke aorta dan arteri.

Tendangan atrium tidak ada atau terganggu jika ada kehilangan konduksi
listrik normal di jantung, seperti yang disebabkan oleh fibrilasi atrium , atrial
flutter , atau penyumbatan jantung . Tendangan atrium juga dapat
terdegradasi oleh kerusakan pada kondisi jantung, seperti "jantung kaku"
yang ditemukan pada pasien dengan disfungsi diastolik .

 Sistol ventrikel adalah kontraksi, mengikuti stimulasi listrik, dari sinkytium


ventrikel sel otot jantung di ventrikel kiri dan kanan. Kontraksi di ventrikel
kanan memberikan sirkulasi paru-paru dengan mengalirkan darah yang
kekurangan oksigen melalui katup pulmonal kemudian melalui arteri
pulmonalis ke paru-paru. Bersamaan dengan itu, kontraksi dari sistol
ventrikel kiri memberikan sirkulasi sistemik darah teroksigenasi ke semua
sistem tubuh dengan memompa darah melalui katup aorta, aorta, dan semua
arteri. (Tekanan darah secara rutin diukur dalam arteri yang lebih besar dari
ventrikel kiri selama sistol ventrikel kiri).

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 85


Modul Teori Fisiologi

3.2. PENGATURAN POMPA JANTUNG

1. Pengaturan Intrinsik Pompa Jantung (Frank-Starling Mechanism)


Secara mendasar, mekanisme Frank-Starling adalah semakin besar
otot jantung diregangkan selama pengisisan maka semakin besar pulakekuatan
kontraksi dan semakin besar pula jumlah darah yang dipompakan ke aorta. Bila
sejumlah darah mengalir kedalamventrikel, maka otot jantung akan meregang.
Keadaan ini selanjutnya akan menyebabkan peningkatan kontraksi ototjantung
sehingga volume darah yang dapat terpompa semakin besar.

2. Pengaturan Pompa Jantung Oleh Sistem Simpatis dan Parasimpatis (Vagus)


Rangsangan simpatis yang kuat dapat meningkatkan denyut jantung,
meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung, meningkatkan volume
darah yang dipompa dan meninkatkan ejeksi. Jadi, perangsanga
simpatis dapat meningkatkan curah jantung. Sebaliknya
penghambatan sistem saraf simpatis dapatmenurunkan pompa
jantung ke tingkat moderate, dengan cara sebagai berikut : pada
keadaan normal, serat saraf simpatik ke jantung secara terus
menerus mengirimkan sinyaldengan kecepatan rendh
untukmempertahan kan laju pompa jantung. Jika aktifitas saraf
simpatis ditekan sampai dibawah batas normal, keadaan ini akan
menyebabkan penurunan frekuensidenyut jantung dan kekuatan

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 86


Modul Teori Fisiologi

kontraksi ventrikel, sehingga akan menurunkan tingkat pemompaan


jantung.

RANGSANGAN RITMIK PADA JANTUNG

Gerakan teratur mengembang dan menguncup pada jantung


disebabkan oleh susunan saraf otonom. Rangsangan ini diterima oleh
jantung pada simpul saraf yang terdapat pada Atrium Dextra yang berada di
dekat Vena Kava. Dari sini rangsangan akan diteruskanke dinding Atrium
dan juga ke bagian Septum Kordis oleh Nodus. Rangsangan yang sistemik
dan teratur inilah yang mendorong jantung untuk berkontraksi. Jika
rangsangan ini terganggu maka kontraksi otot,volume darah dan laju
pemompaanjuga akan terganggu.

4.2. GAMBARAN EKG PADA JANTUNG NORMAL

Elektrokardiogram (EKG) adalah grafik yang dibuat oleh


sebuah elektrokardiograf, yang merekam aktivitas kelistrikan jantung dalam waktu
tertentu. Namanya terdiri atas sejumlah bagian yang berbeda: elektro, karena
berkaitan dengan elektronika, kardio, kata Yunani untuk jantung, gram, sebuah akar
Yunani yang berarti "menulis". Analisis sejumlah gelombang dan vektor
normal depolarisasi dan repolarisasi menghasilkan informasi diagnostik yang
penting.

 Merupakan standar emas untuk diagnosis aritmia jantung.


 EKG memandu tingkatan terapi dan risiko untuk pasien yang dicurigai
ada infark otot jantung akut 
 EKG membantu menemukan gangguan elektrolit
(mis. hiperkalemia dan hipokalemia
 EKG memungkinkan penemuan abnormalitas konduksi (mis. blok cabang
berkas kanan dan kiri)
 EKG digunakan sebagai alat tapis penyakit jantung iskemik selama uji stres
jantung

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 87


Modul Teori Fisiologi

 EKG kadang-kadang berguna untuk mendeteksi penyakit bukan jantung


(mis. emboli paru atau hipotermia

Elektrokardiogram tidak menilai kontraktilitas jantung secara langsung. Namun, EKG


dapat memberikan indikasi menyeluruh atas naik-turunnya suatu kontraktilitas

Aktivitas jantung listrik yang normal artinya jantung berfungsi secara fisiologis,
menjalankan fungsinya sebagai pemompa "darah bersih" ke seluruh tubuh, dan
memompa "darah kotor" ke paru-paru untuk dibersihkan. Artinya juga, aktivitas
jantung listrik yang normal adalah pola yang sama yang didapatkan hampir lebih dari
90% hasil EKG pasien yang sehat, tanpa keluhan penyakit jantung.

Prinsipnya ada 5 komponen dasar yang harus dimiliki sebuah gambaran EKG yang
normal

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 88


Modul Teori Fisiologi

1. Gelombang P. Gelombang ini pada umumnya berukuran kecil dan


merupakan hasil depolarisasi atrium kanan dan kiri. Kelainan pada atrium
akan menyebabkan kelainan pada gelombang ini.
2. Segmen PR. Segmen ini merupakan garis isoelektrik yang menghubungkan
gelombang P dan gelombang QRS. Menggambarkan aktivitas listrik dari
atrium ke ventrikel. Gangguan konduksi dari atrium ke ventrikel akan
menyebabkan perubahan pada segmen PR.
3. Gelombang Kompleks QRS. Gelombang kompleks QRS ialah suatu
kelompok gelombang yang merupakan hasil depolarisasi ventrikel kanan dan
kiri. Gelombang kompleks QRS pada umumnya terdiri dari gelombang Q
yang merupakan gelombang ke bawah yang pertama, gelombang R yang
merupakan gelombang ke atas yang pertama, dan gelombang S yang
merupakan gelombang ke bawah pertama setelah gelombang R.
4. Gelombang ST. Segmen ini merupakan garis isoelektrik yang
menghubungkan kompleks QRS dan gelombang T.
5. Gelombang T. Gelombang T merupakan potensial repolarisasi ventrikel
kanan dan kiri.
Sebenarnya masih ada satu komponen lagi, yaitu Gelombang U. Namun,
gelombang ini berukuran kecil dan sering tidak ada. Asal gelombang ini masih belum
jelas.
Kalau kamu bisa mengenali 5 komponen dasar tersebut ada dalam sebuah
gambaran EKG, artinya kemungkinan besar aktivitas listrik jantung pasien
tersebut NORMAL.
Satu hal yang penting adalah aktivitas listrik jantung yang normal selalu
diawali dengan depolarisasi otot jantung di SA node (sistem sinus). SA node secara
anatomis terletak di atrium. SA node disebut sebagai "dirigen" tertinggi dalam sistem
konduksi listrik jantung. Istilah ilmiahnya SA node mempunyai sifat automatisitas
yang tertinggi dalam sistem konduksi jantung.

Depolarisasi atrium ini digambarkan dalam EKG sebagai gelombang P.


Sederhananya, jika dalam gambaran EKG kamu tidak dapat menemukan
gelombang P, pasti gambaran EKG itu abnormal. Lebih khususnya, tanpa

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 89


Modul Teori Fisiologi

gelombang P kamu harus pertimbangkan pasien mengalami aritmia (mis Ventrikel


Fibrilasi dan Ventrikel Takikardia).

4.3. MIKROSIRKULASI DAN SISTEM LIMFATIK


 Mikrosirkulasi
Mikrosirkulasi terdiri dari sel darah,darah dan beragam unsur nutrisi. Dalam
mikrosirkulasi, pembuluh darah terkecil hanya berukuran 2 mikron
sedangkan yang terbesar berukuran 100 mikron. Secara rata rata pembuluh
darah mikrosirkulasi adalah sekitar 1/20 ( se per dua puluh) dari sehelai
rambut manusia. Pembuluh kapiler adalah pembuluh mikrosirkulasi terkecil
yang juga merupakan komponen terpenting dimna jaringan sel melakukan
pertukran zatnya. Pembuluh darah kapiler terdapat iantara pembuluh nadi
atau arteri mikro dan pembuluh darah mikro, sekitar 5-9 mikron. Bahkan
sebuah sel darah merah pun harus berubah bentuk terlebih dahulu sebelum
bisa memasuki pembuluh darah kapiler yang berukuran lebih kecil.

4.4. SISTEM LIMFATIK


Sistem limfatik adalah jaringan dan organ yang membantu membersihkan
tubuh dari racun, limbah dan bahan-bahan lainnya yang tidak diinginkan. Sistem
limfatik terdiri dari pembuluh limfatik, yang mirip dengan pembuluh darah dan
pembuluh peredaran darah. Pembuluh darah terhubung ke kelenjar getah
bening, dimana getah bening disaring. Amandel, kelenjar gondok, limpa dan
timus adalah bagian dari sistem limfatik.
Sistem limfatik merupakan subsistem peredaran darah di tubuh vertebrata
yang terdiri dari jaringan pembuluh dan organ yang kompleks. Sistem limfatik
membantu menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh dengan mengumpulkan
kelebihan cairan dan partikulat dari jaringan dan menyodorkannya ke dalam
aliran darah. Ini juga membantu mempertahankan tubuh terhadap infeksi
dengan menyediakan sel-sel yang melawan penyakit disebut dengan limfosit.

Sistem peredaran darah manusia rata-rata menghasilkan 20 liter darah per


hari melalui penyaringan kapiler, yang menghilangkan plasma saat
meninggalkan sel darah. Kira-kira 17 liter plasma yang disaring direabsorpsi

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 90


Modul Teori Fisiologi

langsung ke pembuluh darah, sementara sisanya tiga liter tetap berada di cairan
interstisial.

Sistem limfatik atau getah bening adalah cairan yang terbentuk saat cairan
interstisial memasuki pembuluh limfatik awal sistem limfatik. Getah bening
kemudian dipindahkan di sepanjang jaringan pembuluh limfatik oleh kontraksi
intrinsik dari bagian limfatik atau dengan kompresi ekstrinsik pembuluh limfatik
melalui kekuatan jaringan eksternal (misalnya, kontraksi otot kerangka), atau
oleh hati getah bening pada beberapa hewan.

Sirkulasi Limfatik

Sistem limfatik dapat dianggap sebagai sistem drainase


yang dibutuhkan karena, saat darah beredar melalui
tubuh, kebocoran plasma darah ke jaringan melalui
dinding kapiler semakin menipis. Bagian plasma darah

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 91


Modul Teori Fisiologi

yang lolos disebut cairan interstisial atau ekstraselular dan mengandung oksigen,
glukosa, asam amino dan nutrisi lain yang dibutuhkan oleh sel jaringan.

Meskipun sebagian besar cairan ini merembes kembali ke aliran darah.


Sebagian dari itu, partikulat akan tertinggal. Sistem limfatik menghilangkan cairan ini
dan bahan-bahan dari jaringan mengembalikannya melalui pembuluh limfatik ke
aliran darah dan dengan demikian, ini dapat mencegah ketidakseimbangan cairan
yang akan mengakibatkan kematian organisme.

Cairan dan protein di dalam jaringan mereka kembali ke aliran darah dengan
masuk ke kapiler limfatik kecil yang disuntikkan ke seluruh jaringan tubuh. Hanya
beberapa daerah, termasuk epidermis pada kulit, selaput lendir, sumsum tulang
belakang dan sistem saraf pusat, bebas dari kapiler limfatik, sedangkan daerah
seperti paru-paru, usus, genitourinari dan dermis kulit adalah tempat paling kerap
terkena limpatik.

Dalam sistem limfatik, cairan ekstraselular, yang sekarang disebut getah bening,


mengalir ke pembuluh yang lebih besar yang dinamakan dengan limfatik. Pembuluh
ini berkumpul untuk membentuk satu dari dua organ disebut dengan batang limfatik,
yang terhubung dengan pembuluh darah di pangkal leher. Salah satu batang ini,
saluran limfatik kanan, mengalir ke bagian kanan atas tubuh, mengembalikan getah
bening ke aliran darah melalui vena subklavia kanan.

Batang lainnya, seperti saluran toraks mengalirkan sisa tubuh ke vena


subklavia kiri. Kelenjar getah bening diangkut di sepanjang sistem pembuluh darah
oleh kontraksi otot dan katup mencegah getah bening mengalir ke
belakang. Pembuluh limfatik diselingi interval kecil oleh jaringan getah bening,
yang disebut kelenjar getah bening, yang menghilangkan bahan asing seperti
mikroorganisme infeksius dari getah bening yang menyaringnya.

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 92


Modul Teori Fisiologi

Fungsi Sistem limfatik

Salah satu fungsi utama sistem getah bening adalah menyediakan jalur


pengembalian aksesori ke darah untuk surplus tiga liter. Fungsi utama sistem
limfatik adalah mengangkut getah bening, cairan yang mengandung sel darah putih
melawan infeksi, ke seluruh tubuh. Fungsi lainnya adalah pertahanan dalam sistem
kekebalan tubuh. Kelenjar getah bening sangat mirip dengan plasma darah:
mengandung limfosit.

Ini juga mengandung produk limbah dan puing-puing seluler bersama dengan
bakteri dan protein. Organ terkait yang tersusun dari jaringan limfoid adalah lokasi
produksi limfosit. Limfosit terkonsentrasi di kelenjar getah bening. Limpa dan timus
juga merupakan organ limfoid dari sistem kekebalan tubuh.

Sistem limfatik memiliki beberapa fungsi yang saling terkait, yaitu:

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 93


Modul Teori Fisiologi

 Mengembalikan cairan & protein dari jaringan ke sirkulasi darah


 Mengangkut limfosit
 Membawa lemak emulsi dari usus
 Menyaring dan menghancurkan mikroorganisme untuk menghindarkan
penyebaran
 Menghasilkan zat antibodi

4.5. BUNYI JANTUNG


Bunyi jantung adalah bunya yang disebabkan gerakan membuka dan
menutupnya katup jantung akibat adaya getaran pada jantungdan pembuluh
darah besar.bunyi jantung juga dikenal dengan suara jantung.
 Bunyi jantung I
BJ I dapat digambarkan dengan suara LUBB keras, lebih keras dan sedikit
lebih pajang dari BJ II.LUBB adalah suara yang dihasilkan oleh turbulensi
darah dengan penutupan katup Antrioventrikel segera setelah Ventricular
sistol dimulai. Tempat untuk mendengarkan BJ I adalahdi Apex dan di
Sternum di iga kelima sebelah kanan.
 Bunyi Jantung II

BJ II dimna lebih pendek dan tidak sekeras BJ I dapat digambarkan dengan


bunyi DUPP. BJ II disebabkan oleh turbulensi darah yang berhubungn
dengan menutupnya katup Semilunar pada permulaan Ventricular Diastole.
Tempat untuk mendengar BJ II adalahpada sendi antara sternum iga kedua
kanan dan sela iga kiri dekat tepi.

 Bunyi Jantung III


BJ III disebabkan oleh turbulensi darah selama Rapid Ventricular Filling.

 Bunyi Jantung IV
Disebabkan oleh kontraksi Atrium

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 94


Modul Teori Fisiologi

CURAH JANTUNG, ARUS BALIK VENA DAN PENGATURANYA

 Curah Jantung

Output jantung , juga dilambangkan dengan simbol    , atau    ,


adalah istilah yang digunakan dalam fisiologi jantung yang menggambarkan
volume darah yang dipompa oleh jantung, oleh ventrikel kiri dan kanan, per
satuan waktu . Cardiac output (CO) adalah produk dari denyut jantung (HR),
yaitu jumlah detak jantung per menit (bpm), dan volume stroke (SV), yang
merupakan volume darah yang dipompa dari ventrikel per denyut; dengan
demikian, CO = HR × SV. Nilai untuk curah jantung biasanya dilambangkan
sebagai L / mnt. Untuk orang sehat dengan berat 70 kg, curah jantung saat
istirahat rata-rata sekitar 5 L / mnt; dengan asumsi detak jantung 70 kali / menit,
volume stroke sekitar 70 m

Karena curah jantung berhubungan dengan jumlah darah yang dikirim ke


berbagai bagian tubuh, itu merupakan komponen penting dari seberapa efisien
jantung dapat memenuhi permintaan tubuh untuk pemeliharaan perfusi jaringan
yang memadai. Jaringan tubuh membutuhkan pengiriman oksigen terus
menerus yang membutuhkan transportasi oksigen berkelanjutan ke jaringan
dengan sirkulasi sistemik darah teroksigenasi pada tekanan yang memadai dari
ventrikel kiri jantung melalui aorta dan arteri.
 Pengiriman oksigen (DO 2 ml / menit) adalah hasil dari aliran darah
(cardiac output CO) dikali kandungan oksigen darah (CaO 2 ). Secara matematis
ini dihitung sebagai berikut: Pengiriman oksigen = curah jantung × kadar oksigen
arteri DO 2 = CO × CaO 2 [3] . Dengan output jantung istirahat 5 liter
min- 1 pengiriman oksigen 'normal' adalah sekitar 997,5 ml min. Jumlah /
persentase oksigen yang diedarkan yang dikonsumsi (VO 2 ) per menit melalui
metabolisme bervariasi tergantung pada tingkat aktivitas tetapi sisanya sekitar
25% dari DO 2 . 
Latihan fisik membutuhkan konsumsi oksigen yang lebih tinggi daripada
istirahat untuk mendukung peningkatan aktivitas otot. Dalam kasus gagal
jantung , CO aktual mungkin tidak cukup untuk mendukung kegiatan hidup

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 95


Modul Teori Fisiologi

sehari-hari yang sederhana; juga tidak dapat meningkat secara cukup untuk


memenuhi tuntutan metabolisme yang lebih tinggi yang berasal dari olahraga
yang moderat sekalipun.

METODE
Walaupun banyak metode yang digunakan dalam mengukur curah jantung
dua metode berikut ini adalah yang paling sering dipakai,

 Ultrasonografi Doppler

Metode ini menggunakan ultrasound dan efek Doppler untuk mengukur curah


jantung. Kecepatan darah melalui jantung menyebabkan pergeseran Doppler dalam
frekuensi gelombang ultrasound yang kembali. Pergeseran ini kemudian dapat
digunakan untuk menghitung kecepatan dan volume aliran, dan secara efektif curah
jantung, menggunakan persamaan berikut:

 
CSA adalah area penampang lubang orifice katup,

r adalah jari-jari katup, dan,

VTI adalah integral waktu kecepatan jejak profil aliran Doppler.

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 96


Modul Teori Fisiologi

Menjadi non-invasif, akurat dan murah, USG Doppler adalah bagian rutin dari USG
klinis; ia memiliki tingkat keandalan dan reproduksibilitas yang tinggi, dan telah
digunakan secara klinis sejak 1960-an.

 Ekokardiografi

Ekokardiografi adalah metode non-invasif untuk mengukur curah jantung


menggunakan ultrasonografi. Pengukuran ultrasonografi dan Doppler dua dimensi
(2D) digunakan bersama untuk menghitung curah jantung. Pengukuran 2D diameter
(d) annulus aorta memungkinkan perhitungan luas penampang aliran (CSA), yang
kemudian dikalikan dengan VTI dari profil aliran Doppler melintasi katup aorta untuk
menentukan volume aliran per denyut ( stroke) volume , SV). Hasilnya kemudian
dikalikan dengan detak jantung (HR) untuk mendapatkan curah jantung. Meskipun
digunakan dalam pengobatan klinis, ia memiliki variabilitas tes-tes ulang yang
luas. Dikatakan membutuhkan pelatihan dan keterampilan yang luas, tetapi langkah-
langkah tepat yang diperlukan untuk mencapai ketepatan klinis yang memadai
belum pernah diungkapkan.

 Pengukuran 2D dari diameter katup aorta adalah salah satu sumber


kebisingan; yang lainnya adalah variasi beat-to-beat dalam volume stroke dan
perbedaan halus dalam posisi probe. Alternatif yang tidak selalu dapat direproduksi
adalah pengukuran katup paru untuk menghitung CO sisi kanan. Meskipun
digunakan secara luas, teknik ini memakan waktu dan dibatasi oleh kemampuan
reproduksi unsur-unsur komponennya. Dalam cara yang digunakan dalam praktik
klinis, ketepatan SV dan CO adalah urutan ± 20%. 

Transkutan

Ultrasonic Cardiac Output Monitor (USCOM) menggunakan Doppler gelombang


kontinu untuk mengukur profil aliran Doppler VTI. Ini
menggunakan antropometri untuk menghitung diameter katup aorta dan paru dan
CSA, memungkinkan pengukuran Q sisi kanan dan sisi kiri. Dibandingkan dengan
metode ekokardiografi, USCOM secara signifikan meningkatkan reproduksibilitas
dan meningkatkan sensitivitas deteksi perubahan aliran. Real-time, penelusuran
otomatis profil aliran Doppler memungkinkan pengukuran Q sisi ke kanan dan sisi

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 97


Modul Teori Fisiologi

kiri beat-to-beat, menyederhanakan operasi dan mengurangi waktu akuisisi


dibandingkan dengan ekokardiografi konvensional. USCOM telah divalidasi dari 0,12
l / mnt menjadi 18,7 l / mnt pada bayi yang baru lahir,  anak-anak  dan orang
dewasa.  Metode ini dapat diterapkan dengan akurasi yang sama untuk pasien dari
segala usia untuk pengembangan protokol hemodinamik rasional fisiologis. USCOM
adalah satu-satunya metode pengukuran curah jantung yang telah mencapai akurasi
setara dengan probe aliran implant. Akurasi ini telah memastikan tingkat
penggunaan klinis yang tinggi dalam kondisi termasuk sepsis, gagal jantung, dan
hipertensi.

 Alur Balik Vena dan Pengaturannya

Faktor faktor yang mempengaruhi alur balik vena;

Vasokontriksi vena yang diinduksi saraf simpatis, hal ini akanmeningkatkan


gradien tekanan untuk mendorong lebih banyak darah dari Vena ke Atrium
kanan
Aktivitas oto rangka,banyak Vena besar yang terlatk antara otot otot rangka,
sehingga ketikaotot berkontraksi Vena tertekan danmeningkatkan aliran daah
menuju jantung
Efek katup Vena, katup ini berperan dalam menjaga aliran darah agar tidak
kembali kejaringan dan juga berperan dalam melawan gaya gravitasi
Aktivitas prnapasan, akibat aktivitas pernapasan, tekanan di dada menjadi
berkurang 5 mmHg dari tekanan atmosfer. Halini menyebabkan aliran balik
ke jantung jadi meningkat
Efek penghisapan oleh jantung,terjadi karena adanya pengisian Ventrikel
yang menyebabkan Atrium 0 mmHg,sehingga darah masuk kejantung.

4.6. KARAKTERISTIK PEMBULUH DARAH

Tiga jenis pembuluh darah y Vena membawa kembali darah terdeoksigenasi


ke jantung. Kapiler adalah pembuluh darah terkecil dan mereka memungkinkan
berbagai zat seperti oksigen, karbon dioksida dan nutrisi, untuk lulus dari aliran
darah ke dalam jaringan tubuh.

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 98


Modul Teori Fisiologi

Arteri
Arteri, yang terkuat dari pembuluh darah, membawa darah yang berada di
bawah tekanan yang sangat tinggi dan harus sangat berotot dan elastis. Setiap
arteri terdiri dari tiga lapisan. Tunika adventi-tia atau eksterna adalah lapisan terluar
terbuat dari jaringan ikat dan serat otot polos untuk memungkinkan arteri untuk
menangani kekuatan aliran darah.
Media tunika adalah lapisan tengah sel otot diatur dalam pola melingkar untuk
mengontrol gerakan konstriksi dan dilatasi arteri. Tunika intima adalah lapisan
terdalam terdiri dari tiga lapisan yang lebih kecil yang bertanggung jawab untuk
lapisan halus arteri yang memungkinkan aliran darah secara bebas. Ciri-ciri
Pembuluh nadi ( Pembuluh Arteri )

 Terletak di dalam permukaan tubuh


 Denyut nya terasa
 Dindingnya kuat, tebal, dan elastis
 Katub nya terletak di pangkal jantung
 Jika terluka akan memancar
 Membawa oksigen (O2)
 Aliran darah : keluar / meninggalkan jantung
Vena
Vena ditemukan dalam berbagai ukuran seluruh tubuh, tetapi semua
mengandung lapisan otot. Vena juga memiliki tiga lapisan: tunika eksterna, tunika
media dan tunika intima. Karena mereka tidak perlu menahan sebanyak tekanan
karena arteri, mereka jauh lebih berotot dan elastis dan dinding vena lebih tipis
dibandingkan dinding arteri. Vena juga memiliki katup yang memungkinkan darah
mengalir hanya satu arah: kembali ke jantung.

Ciri-ciri Pembuluh balik ( Pembuluh Vena )

 Terletak di permukaan tubuh


 Dindingnya tidak elastis dan tipis
 Denyutnya tidak terasa
 Aliran darah : Menuju / kembali ke jantung
 Katubnya terletak di sepanjang pembuluh

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 99


Modul Teori Fisiologi

 Jika terluka, darah akan menetes


 Membawa karbondioksida (CO2)

Kapiler
Kapiler yang terkecil dari pembuluh darah. Pembuluh mikroskopis memiliki
dinding yang sangat tipis yang memungkinkan untuk permeabilitas selektif, yang
memungkinkan zat tertentu ke dalam jaringan dan karbon dioksida dan limbah
lainnya untuk meninggalkan jaringan. Ada bukaan kecil di dinding kapiler yang
memungkinkan sel-sel darah putih untuk memasuki jaringan juga, sehingga mereka
dapat menghancurkan bakteri. Kapiler bekerja pada sebuah sistem untuk mengatur
aliran darah dengan hanya beberapa dari mereka yang terbuka pada waktu tertentu,
tergantung di mana mereka berada dan apa yang area tubuh lakukan.

Ciri-ciri Pembuluh Kapiler

 Tersebar di seluruh permukaan tubuh


 Dindingnya terdiri dari 1 sel
 Tidak memiliki katub
 Denyutnya tidak terasa
 Aliran darah : menuju dan meninggalkan jantung
 Jika terluka, darah akan menetes
 Membawa O2 dan CO2

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 100


Modul Teori Fisiologi

RANGKUMAN

Sistem peredaran darah atau sistem kardiovaskular adalah suatu


sistem organ yang berfungsi memindahkan zat ke dan dari sel. Sistem ini juga
menolong stabilisasi suhu dan pH tubuh (bagian dari homeostasis).

Ada dua jenis sistem peredaran darah: sistem peredaran darah terbuka, dan
sistem peredaran darah tertutup. sistem peredaran darah, yang merupakan juga
bagian dari kinerja jantung dan jaringan pembuluh darah (sistem kardiovaskuler)
dibentuk. Sistem ini menjamin kelangsungan hidup organisme, didukung oleh
metabolisme setiap sel dalam tubuh dan mempertahankan
sifat kimia dan fisiologis cairan tubuh.

1. Pertama, darah mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel dan karbon


dioksida dalam arah yang berlawanan (lihat respirasi).
2. Kedua, yang diangkut dari nutrisi yang berasal pencernaan seperti lemak,
gula dan protein dari saluran pencernaan dalam jaringan masing-masing
untuk mengonsumsi, sesuai dengan kebutuhan mereka, diproses atau
disimpan.

Metabolit yang dihasilkan atau produk limbah (seperti urea atau asam urat) yang


kemudian diangkut ke jaringan lain atau organ-organ ekskresi (ginjal dan usus
besar). Juga mendistribusikan darah seperti hormon, sel-sel kekebalan tubuh dan
bagian-bagian dari sistem pembekuan dalam tubuh.

LATIHAN SOAL

1. Jelaskan anatomi dan fisiologi jantung yang Anda ketahui!


2. Jelaskan cara menghitung curah jantung yang Anda ketahui!
3. Jelaskan karakteristik pembuluh darah yang Anda ketahui!

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 101


Modul Teori Fisiologi

DAFTAR PUSTAKA

1. ^ Daftar Kematian Mendadak di Lapangan Sepak Bola, pikiran-


rakyat.com, diambil 2007-08-11
2. ^ Jantung Sehat, Hindari Junk Food
3. ^ Kunci Rahasia Khasiat Bawang Putih, bbc.com diambil 2007-11-08.
4. ^ Bawang Putih tak Berdampak Pada Penyakit Jantung diambil 2007-
11-08.
5. ^ Bagaimana Mengurangi Risiko Penyakit Jantung, diambil 2007-11-
08.
6. ^ Vitamin C Kurangi Risiko Penyakit Jantung pada Wanita, Yayasan
Jantung Indonesia, diambil 2007-11-08.
Pranala luar

 (Indonesia) Ciri penyakit jantung

 (Indonesia) 3 Hal Baik Untuk Kesehatan Jantung


 (Indonesia) Metode PCI (Pelebaran pembuluh darah yang menyempit)
 (Inggris) Cardiovascular Topics.
 (Inggris) Studies on Hemodynamics and Coronary Circulation.
 (Inggris) The Circulatory System, a comprehensive overview.
 (Inggris) The InVision Guide to a Healthy Heart - An interactive website.
 (Inggris) Iskandar, Albert Z., "Comprehensive Book on the Art of Medicine by
Ibn al-Nafis".

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 102


Modul Teori Fisiologi

KEGIATAN BELAJAR V

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 103


Modul Teori Fisiologi

PETA KONSEP

Modul
SISTEM KARDIOVASKULER

Standar Kompetensi:
Peserta Menjelaskan Sistem Kardiovaskuler

Kompetensi Dasar:
1. Menjelaskan tentang sistem kardiovaskuler pada sirkulasi darah
janin
2. Menjelaskan tentang sistem kardiovaskuler pada sirkulasi darah
dewasa

Kegiatan Belajar 5:
Sistem kardiovaskuler

Kegiatan Belajar 5:
o Tujuan Pembelajaran
o Uraian Materi:
o Menjelaskan tentang sistem kardiovaskuler
o Menjelaskan tentang sistem sirkulasi darah janin
o Menjelaskan tentang sistem sirkulasi darah pada oran deawasa

Rangkuman

Latihan

Daftar pustaka

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 104


Modul Teori Fisiologi

DAFTAR ISI

Sirkulasi darah janin

Kegiatan Belajar 5 :
SISTEM KARDIOVASKULER

Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti pelajaran ini mahasiswa mampu menjelaskan :


1. Sistem kardiovaskuler
2. Sistem peredaran darah dewasa
3. Sistem peredaran darah janin

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 105


Modul Teori Fisiologi

4. Sirkulasi darah janin


5. Sirkulasi darah manusia
.
Uraian Materi

Sirkulasi darah orang dewasa


A. Peredaran Darah Orang Dewasa
Di dalam tubuh darah beredar dengan bantuan alat peredaran darah yaitu jantung dan
pembuluh darah. Peredaran darah manusia merupakan peredaran darah tertutup dan ganda
atau rangkap. Peredaran darah tertutup artinya dalam peredarannya darah selalu mengalir
dalam pembuluh darah. Peredaran darah ganda artinya dalam satu kali beredar, darah
melalui jantung sebanyak dua kali sehingga terdapat peredaran darah besar dan peredaran
darah kecil.
Ada dua macam peredaran darah manusia, yaitu:
 Peredaran darah kecil yaitu peredaran darah yang dimulai dari bilik kanan jantung menuju
ke paru-paru dengan melewati arteri pulmonalis, kemudian kembali keserambi kiri jantung
melewati vena pulmonalis. Pada saat darah beradadi paru-paru, terjadi pertukaran gas
oksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2) secara difusi. Oksigen dari udara berdifusi ke
darah, sedangkan karbon dioksida dari darah berdifusi ke udara.
 Peredaran darah besar yaitu peredaran darah dari bilik kiri jantung ke seluruhtubuh,
kemudian kembali ke serambi kanan jantung. Pada saat darah berada dikapiler, terjadi
pertukaran gas oksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2). Oksigen daridarah berdifusi ke
sel-sel tubuh sedangkan karbon dioksida dari sel-sel tubuh berdifusike dalam darah.
Kemudian darah yang miskin oksigen dan kaya karbon dioksidamenuju vena. Darah dari
tubuh bagian atas menuju atrium kanan melalui pembuluhbalik besar atas (vena cava
superior) sedangkan darah dari tubuh bagian bawahmasuk ke atrium kanan melalui
pembuluh balik besar bawah (vena cava inferior).

 Fungsi Peredaran Darah pada Manusia


o Mengangkut zat makanan dan zat sisa metabolisme
o Mengatur suhu tubuh melalui aliran darah.

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 106


Modul Teori Fisiologi

o Mencegah hilangnya darah melalui mekanisme pembekuan darah.


o Melindungi tubuh dari bakteri dan virus dengan mensirkulasi antibodi dan
sel darah putih.

 Komponen Peredaran Darah


1. Darah, berfungsi sebagai medium pengangkut zat makanan, udara, dan
zat buangan.
2. Jantung, berfungsi memompa darah sehingga dapat beredar ke seluruh
tubuh
3. Pembuluh darah, sebagai saluran tempat darah beredar ke seluruh
tubuh.

Peredaran Darah Orang Dewasa

B. Peredaran Darah Janin


Peredaran darah janin tidak dapat dipisahkan dari peredaran darah ibu.
Sistem peredaran darah janin berbeda dengan sistem peredaran darah orang
dewasa,karena paru-paru janin belum berkembang sehingga oksigen diambil
melalui plasenta.Plasenta berasal dari lapisan trofoblas pada ovum yang
dibuahi, lalu terhubung dengan sirkulasi ibu untuk melakukan fungsi-fungsi yang
belum dapat dilakukan oleh janin itu sendiri selama kehidupan intra uterin.

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 107


Modul Teori Fisiologi

Plasenta terbentuk pada kira-kira minggu ke-8 kehamilan berasal dari


bagian konseptus yang menempel pada endometrium uteri dan tetap terikat
kuat pada endometrium sampai janin lahir. Fungsi plasenta sendiri sangat
banyak, yaitu sebagai tempat pertukaran zat dan pengambilan bahan nutrisi
untuk tumbuh kembangnya janin, sebagai alat respirasi, sebagai alat sekresi
hasil metabolisme, sebagai barrier, sebagai sumber hormonal kehamilan.
Plasenta juga bekerja sebagai penghalang guna menghindarkan
mikroorganisme penyakit mencapai fetus.

Sistem peredaran darah janin ditentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut :


1. Foramen Ovale
Merupakan lubang sementara di antara serambi kiri dan serambi kanan
yang memungkinkan sebagian darah masuk dari vena cava inferior
menyeberang ke serambi kiri. Alasan pengalihan ini adalah darah tidak perlu
lagi melewati paru-paru karena telah teroksigenisasi.

2. Duktus Arteriosus Bothalli

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 108


Modul Teori Fisiologi

Merupakan saluran yang terdapat antara arteri pulmonalis dan aorta.

3. Duktus Venosus Arantii


Menghubungkan antara vena umbilikal dengan vena cava inferior. Pada
titik ini darah bercampur dengan darah yang telah diambil oksigennya yang
kembali dari tubuh bagian bawah.
4. Pembuluh Umbilikus
Pada umbilikus terdapat satu vena umbilikalis dan dua arteri umbilikalis.
Vena umbilikalis memanjang dari tali pusar menuju ke bagian bawah hati dan
membawa darah yang mengandung oksigen dan sari makanan. Ia memiliki
cabang yang bertemu dengan vena porta dan masuk ke hati.
 Komponen atau Organ yang Terlibat dalam Peredaran Darah Janin.
Dalam sistem peredaran darah janin tidak hanya melibatkan pembuluh darah
saja tetapi juga melibatkan organ tubuh janin di antaranya sebagai berikut :
1. Plasenta
Tempat terjadinya pertukaran darah bersih dengan yang kotor.
2. Umbilikalis
Mengalirkan darah dari plasenta ke janin dan dari janin ke plasenta.
3. Hati
Terdapatnya percabangan antara vena porta dengan duktus venosus arantii.
4. Jantung
Terdapatnya foramen ovale yang langsung menyalurkan darah dari atrium
dekstra ke atrium sinistra.
5. Paru-paru

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 109


Modul Teori Fisiologi

Terdapatnya duktus arteriosus bothalli.


 Mekanisme Peredaran Darah Janin
Darah janin didapat dari Ibu dan dialirkan dari Ibu ke janin melalui plasenta
untuk kemudian diteruskan ke seluruh tubuh janin melalui vena yang terdapat di
umbilikus. Peredaran darah janin digambarkan langsung sebagai berikut :

Keterangan gambar :
Mula-mula darah yang kaya akan oksigen dan nutrisi yang berasal dari
plasenta masuk ke janin melalui vena umbilikus yang bercabang dua setelah
memasuki dinding perut yaitu :
a. Cabang yang kecil bersatu dengan vena porta, darahnya beredar dalam hati dan
kemudian diangkut melalui vena hepatika ke vena cava inferior.
b. Cabang satunya lagi duktus venosus arantii yang langsung masuk ke dalam vena
cava inferior.
c. Darah dari vena cava inferior masuk ke atrium kanan dan sebagian besar darah
dari atrium kanan akan dialirkan ke atrium kiri melalui foramen ovale. Sebagian
kecil darah dari atrium kanan masuk ke ventrikel kanan bersama-sama dengan
darah yang berasal dari vena cava superior.
d. Darah dari ventrikel kanan ini dipompakan ke paru-paru melalui arteri pulmonalis,
karena paru-paru fetus belum berkembang maka darah yang terdapat pada arteri
pulmonalis sebagian akan dialirkan ke aorta melalui duktus arteriosus bothalli dan
sebagian kecil akan menuju paru-paru dan selanjutnya ke atrium sinistra melaui
vena pulmonalis.

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 110


Modul Teori Fisiologi

e. Sementara itu darah yang terdapat pada atrium kiri kemudian dialirkan ke
ventrikel kiri dan diteruskan ke seluruh tubuh melaui aorta guna memberikan
oksigen dan nutrisi bagi tubuh bawah. Cabang aorta bagian bawah ini menjadi 2
(dua) arteri hipograstika internal yang mempunyai cabang arteri umbilikalis.
Darah yang miskin nutrisi dan banyak karbondioksida serta sisa metabolisme
akan dikembalikan ke plasenta melalui arteri umbilikalis untuk diteruskan ke ibu.

Sistem Limfatik

 Sistem Limfatik
Seperti sistem peredaran darah, sistim limfatik adalah suatu sirkulasi, tetapi
cairan yang beredar di dalamnya adalah getah bening (limfa), bukan darah.
Sistim limfatik membantu transportasi zat seperti sel, protein, nutrien, produk
sisa atau buangan di seluruh tubuh. Sistem limfatik adalah suatu bagian penting
dari sistim kekebalan tubuh, membentengi tubuh terhadap infeksi dan berbagai
penyakit, termasuk kanker.
Suatu cairan yang disebut getah bening bersirkulasi melalui pembuluh
limfatik, dan membawa limfosit (sel darah putih) mengelilingi tubuh.Pembuluh
limfatik melewati kelenjar getah bening. Kelenjar getah bening berisi sejumlah
besar limfosit dan bertindak seperti penyaring, menangkap organisme yang
menyebabkan infeksi seperti bakteri dan virus. Kelenjar getah bening cenderung
bergerombol dalam suatu kelompok sebagai contoh, terdapat sekelompok besar
di ketiak, di leher dan lipat paha.
Ketika suatu bagian tubuh terinfeksi atau bengkak, kelenjar getah bening
terdekat sering membesar dan nyeri. Hal berikut ini terjadi, sebagai contoh, jika
seseorang dengan sakit leher mengalami pembengkakan kelenjar di leher,
Cairan limfatik dari tenggorokan mengalir ke dalam kelenjar getah bening di
leher, dimana organisme penyebab infeksi dapat dihancurkan dan dicegah
penyebarannya ke bagian tubuh lainnya.

 Fungsi Sistem Limfatik


1) Mengembalikan cairan & protein dari jaringan ke sirkulasi darah
2) Mengangkut limfosit (sel darah putih)

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 111


Modul Teori Fisiologi

3) Membawa lemak emulsi dari usus


4) Menyaring & menghancurkan mikroorganisme untuk menghindarkan
penyebaran
5) Menghasilkan zat antibodi

Sistem limfatik terdiri dari dua bagian penting yaitu pembuluh limfa dan organ
limfoid di seluruh tubuh. Pembuluh limfa berfungsi untuk mengangkut cairan
kembali ke peredaran darah. Organ limfoid berfungsi sebagai tempat hidup sel
fagositik dan sel darah putih (limfosid) yang berperan penting untuk melawan
penyakit.

 Pembuluh Limfatik
Limfa dari jaringan tubuh akan masuk ke kapiler limfa. Kapiler limfa akan
bergabung dengan kapiler limfa yang lain membentuk pembuluh limfa.
Pembuluh limfa akan terkumpul di pembuluh limfadada (duktus toraksikus).
Limfa akhirnya akan kembali ke sistem peredaran darah.

 Organ-organ Limfoid
Organ-organ limfoid mencakup sumsum merah, nodus limfa (kelenjar
limfa), limpa, timus, dan tonsil.
a. Sumsum merah
Sumsum merah mencakup jaringan yang menghasilkan limfosit. Saat
dilepaskan dari sumsum merah, sel-sel limfosit masih identik.
Pekembangan selanjutnya apakah akan terjadi sel B atau sel T tergantung
pada tempat pematangannya. Sel B mengalami pematangan di sumsum
merah, sedangkan sel T mengalami pematangan di Timus.
b. Nodus Limfa
Fungsi nodus limfa adalah menyaring mikroorganisme lain yang
terbawa. Nodus limfa dapat bersifat tunggal maupun berkelompok.
c. Limpa
Limpa mempunyai dua fungsi utama, yaitu membuang antigen yang
terdapat dalam darah serta menghancurkan sel darah merah yang sudah
tua.

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 112


Modul Teori Fisiologi

d. Timus
Timus adalah tempat di mana limfosit berkembang, menjadi sel T.
Timus berbeda dengan dengan organ limfosid lainnya karena hanya
berfungsi untuk tempat pematangan limfosit.
e. Tonsil
Tonsil berfungsi untuk melawan infeksi pada saluran pernapasan
bagian atas dan faring.

RANGKUMAN

 Peredaran darah manusia merupakan peredaran darah tertutup dan ganda atau rangkap.
Peredaran darah tertutup artinya dalam peredarannya darah selalu mengalir dalam pembuluh
darah. Peredaran darah ganda artinya dalam satu kali beredar, darah melalui jantung sebanyak
dua kali sehingga terdapat peredaran darah besar dan peredaran darah kecil.
 Ada dua macam peredaran darah manusia yaitu peredaran darah kecil dan peredaran darah
besar. Peredaran darah kecil yaitu peredaran darah yang dimulai dari jantung menuju ke paru-
paru, kemudian kembali ke jantung. Peredaran darah besar yaitu peredaran darah dari bilik kiri
jantung ke seluruh tubuh, kemudian kembali ke serambi kanan jantung.
 Peredaran darah janin tidak dapat dipisahkan dari peredaran darah ibu. Sewaktu
mudigah tumbuh, pada permulaan yang mempunyai peranan penting dalam

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 113


Modul Teori Fisiologi

memberikan nutrisi ke embrio (pembentukan dan peredaran darah janin) adalah


yolk sac, yang hanya berfungsi sampai usia kehamilan 10 minggu.
 Sistem peredaran darah janin berbeda dengan sistem peredaran darah orang
dewasa, karena paru-paru janin belum berkembang sehingga oksigen diambil
melalui plasenta.
 Darah janin didapat dari Ibu dan dialirkan dari Ibu ke janin melalui plasenta untuk
kemudian diteruskan ke seluruh tubuh janin melalui vena yang terdapat di
umbilikus.
 Komponen atau organ yang terlibat dalam pembuluh darah janin antara lain
plasenta, umbilikalis, hati, jantung, dan paru-paru.
 Sistim limfatik adalah suatu bagian penting dari sistim kekebalan tubuh,
membentengi tubuh terhadap infeksi dan berbagai penyakit.
 Sistem limfatik terdiri dari dua bagian penting yaitu pembuluh limfa dan organ
limfoid di seluruh tubuh. Pembuluh limfa berfungsi untuk mengangkut cairan
kembali ke peredaran darah. Organ limfoid berfungsi sebagai tempat hidup sel
fagositik dan sel darah putih (limfosid) yang berperan penting untuk melawan
penyakit.
 Fungsi sitem limfatik antara lain: mengembalikan cairan & protein dari jaringan ke
sirkulasi darah, mengangkut limfosit (sel darah putih), membawa lemak emulsi
dari usus, menyaring & menghancurkan mikroorganisme untuk menghindarkan
penyebaran, menghasilkan zat antibodi

LATIHAN

1. Apa yang dimaksud dengan sirkulasi darah janin ?


2. Faktor faktor apa saja yang mempengaruhi sirkulasi darah pada janin ?
3. Apa yang dimaksud dengan sirkulasi darah pada orang dewasa?
4. Apa saja sirkulasi darah pada orang dewasa?
5. Jelaskan mekanisme peredaran darah pada janin?

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 114


Modul Teori Fisiologi

Musrifatul Uliyah, Moh.Wildan, Surachmindari, A.Aziz Alimul


REFERENSI
Hidayat),

Pratiwi, D.A. & dkk. 2006. BIOLOGI. Jakarta: Erlangga.


Arianti, Khori & W.H Omegawati. 2009. BIOLOGI. Klaten: Intan Pariwara.
Manuaba, Ida Bagus Gde.1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan &
Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.

KEGIATAN BELAJAR VI

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 115


Modul Teori Fisiologi

PETA KONSEP

Modul
FUNGSI SISTEM PERNAPASAN

Standar Kompetensi:
Peserta Menjelaskan Sistem dan fungsi pernapasan

Kompetensi Dasar:
1. Menjelaskan pernapasan eksterna dan internal
2. Menjelaskan mekanisme pernapasan
3. Menjelaskan peran otot pernapasan
4. Menjelaskan ventilasi,difusi, transpotasi,perfusi
5. Pengukuran voume paru
6. Pengangkutan oksigen dalam darah dan cairan tubuh

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 116


Modul Teori Fisiologi

Kegiatan Belajar 6:
Fungsi sistem pernapasan

Kegiatan Belajar 6:
o Tujuan Pembelajaran
o Uraian Materi:
o Menjelaskan pernapasan eksterna dan internal
o Menjelaskan mekanisme pernapasan
o Menjelaskan peran otot pernapasan
o Menjelaskan ventilasi,difusi, transpotasi,perfusi
o Pengukuran voume paru
o Pengangkutan oksigen dalam darah dan cairan tubuh

Rangkuman

Latihan

Daftar pustaka

DAFTAR ISI

pengukuran volume paru.....................................................................150.

pengangkutan oksigen dalam darah...................................................150

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 117


Modul Teori Fisiologi

KEGIATAN BELAJAR 6 :

FUNGSI SISTEM PERNAPASAN

Tujuan Pembelajaran

1. Mahasiswa Mampu Memahami Sistem Pernapasan Dan Fungsi Pernapasan


2. Mahasiswa mampu menjelaskan pernapasan eksterna dan internal
3. Mahasiswa mampu peran otot pernapasan
4. Mahasiswa mampu Menjelaskan ventilasi,difusi, transpotasi,perfusi
5. Mahasiswa mampu Pengangkutan oksigen dalam darah dan cairan tubuh

URAIAN MATERI

Pengertian Pernafasan

Pernafasan juga merupakan peristiwa menghirupudara dari luar yang


mengandung O2 dan mengeluarkan Co2 sebagai sisa dari oksidasi dari
tubuh. Penghisapan udara ke dalam tubuh disebut proses inspirasi dan
menghembuskan udara keluar tubuh disebut proses ekspirasi. Manusia
membutuhkan suplay oksigen secara terus-menerus untuk proses respirasi
sel, dan membuang kelebihan karbondioksida sebagai limbah beracun
produk dari proses tersebut. Pertukaran gas antara oksigen dengan
karbondioksida dilakukan agar proses respirasi sel terus berlangsung.
Oksigen yang dibutuhkan untuk proses respirasi sel ini berasal dari atmosfer,
yang menyediakan kandungan gas oksigen sebanyak 21% dari seluruh gas
yang ada. Oksigen masuk kedalam tubuh melalui perantaraan alat
pernapasan dan pada manusia disebut alveolus yang terdapat di paru-paru
berfungsi sebagai permukaan untuk tempat pertukaran gas.

Ada dua bagian yang mungkin dapat digambarkan dalam pernafasan yaitu :

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 118


Modul Teori Fisiologi

 O2 – hidung – trachea – alveoli – pembuluh kapiler alveolus – ikatan O2


dengan Hb – jantung –

seluruh tubuh sampai ke setiap sel.

 Co2 – membran alveoli – kapiler – alveoli – bronchroli – bronchus –


trakea – hidung.
Jadi, dalam paru-paru terjadi pertukaran zat antara oksigen yang
ditarik dari udara masuk ke dalam darah dan CO2 akan dikeluarkan dari
darah secara osmosis. Selanjutnya O2 masuk ke dalam tubuh melalui
kapiler-kapiler vena pulmonalis kemudian masuk ke serambi kiri jantung → ke
aorta →seluruh tubuh, disini terjadi oksidasi (pembakaran). Sebagai sisa dari
pembakaran adalah CO2 dan zat ini dikeluarkan melalui peredaran darah
vena masuk ke jantung (serambi kanan) → ke bilik kanan dan dari sini keluar
melalui arteri pulmonalis ke jaringan paru-paru. Akhirnya dikeluarkan
menembus lapisan epitel dari alveoli. Proses pengeluaran CO2 ini adalah
sebagian dari sisa metabolisme, sedangkan sisa dari metabolisme lainnya
akan dikeluarkan melalui traktus urogenitalis dan kulit.

A. Saluran Pernafasan

Saluran pernafasan dari atas kebawah dapat dirinci sebagai berikut :


Rongga hidung, faring, laring, trakea, percabangan bronkus, paru-paru
(bronkiolus, alveolus). Saluran nafas bagian atas adalah rongga hidung,
faring dan laring dan saluran nafas bagian bawah adalah trachea, bronchi,
bronchioli dan percabangannya sampai alveoli. Area konduksi adalah
sepanjang saluran nafas berakhir sampai bronchioli terminalis, tempat
lewatnya udara pernapasan, membersihkan, melembabkan & menyamakan
udara dengan suhu tubuh hidung, faring, trakhea, bronkus, bronkiolus
terminalis. Area fungsional atau respirasi adalah mulai bronchioli respiratory
sampai alveoli, proses pertukaran udara dengan darah.

1. Hidung

Hidung adalah organ indra penciuman. Ujung saraf yang mendeteksi


penciuman berada di atap (langit-langit) hidung di area lempeng kribriformis

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 119


Modul Teori Fisiologi

tulang etmoid dan konka superior. Ujung saraf ini distimulasi oleh bau di
udara. Impuls saraf dihantarkan oleh saraf olfaktorius ke otak di mana
sensasi bau dipersepsikan. Ketika masuk dihidung, udara disaring,
dihangatkan, dan dilembabkan. Hal ini dilakukan oleh sel epitel yang memiliki
lapisan mukus sekresi sel goblet dan kelenjar mukosa. Lalu gerakan silia
mendorong lapisan mukus ke posterior didalam rongga hidung dan ke
superior saluran pernapasan bagian bawah menuju faring. Nares anterior
adalah saluran- saluran didalam lubang hidung. Saluran-saluran ini bermuara
kedalam bagian yang dikenal sebagai vestibulum hidung. Rongga hidung
dilapisi selaput lendir yang sangat kaya akan pembuluh darah, dan
bersambung dengan lapisan farink dan selaput.

Pada proses pernafasan secara khusus rongga hidung berfungsi antara lain :

- Bekerja sebagai saluran udara pernafasan.

- Sebagai penyaring udara pernafasan yang dilakukan oleh bulu-bulu Dapat


menghangatkan udara pernafasan oleh mukosa
Membunuh kuman-kuman yang masuk, bersama-sama udara pernafasan
oleh leukosit yang terdapat dalam selaput lendir atau hidung.

Pada bagian belakang rongga hidung terdapat ruangan yang disebut


nasopharing dengan rongga hidung berhubungan dengan :

a. Sinus paranasalis, yaitu rongga-rongga pada tulang kranial, yang

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 120


Modul Teori Fisiologi

berhubungan dengan rongga hidung melalui ostium (lubang). Dan terdapat


beberapa sinus paranasalis, sinus maksilaris dan sinus ethmoidalis yang
dekat dengan permukaan dan sinus sphenoidalis dan sinus ethmoidalis
yang terletak lebih dalam.
b. Duktus nasolacrimalis, yang meyalurkan air mata kedalam hidung.

c. Tuba eustachius, yang berhubungan dengan ruang telinga bagian tengah.

Jika terjadi influenza atau hidung buntu, maka kemungkinan adalah


tertutupnya lubang-lubang tersebut (sinus paranasalis, duktus nasolacrimalis,
tuba eustachius), sehingga dapat menimbulkan penumpukan cairan dan
terjadi radang didalam sinus paranasalis dan ruang telinga tengah akibatnya
bisa terjadi sinusitis, otitis media, keluar air mata, karena duktus
nasolacrimalis buntu. Karena itu pada hidung buntu perlu diberi obat-obatan
tetes hidung untuk mengurangi kemungkinan tertutupnya lubang-lubang
tersebut diatas.

2. Faring

Faring adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai
persambungannya dengan oesofagus pada ketinggian tulang rawan krikoid.
Bila terjadi radang disebut pharyngitis. saluran faring rnemiliki panjang 12-14
cm dan memanjang dari dasar tengkorak hingga vertebra servikalis ke-6.
Faring berada di belakang hidung, mulut, dan laring serta lebih lebar di
bagian atasnya. Dari sini partikel halus akan ditelan atau di batukkan keluar.
Udara yang telah sampai ke faring telah diatur kelembapannya sehingga
hampir bebas debu, bersuhu mendekati suhu tubuh. Lalu mengalir ke kotak
suara (Laring).

Beberapa fungsi faring:

a. Saluran nafas dan makanan, faring adalah organ yang terlibat dalam
sistem pencernaan dan pernapasan: udara masuk melalui bagian nasal
dan oral, sedangkan makanan melalui bagian oral dan laring.
b. Penghangat dan pelembab, dengan cara yang sama seperti hidung, udara

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 121


Modul Teori Fisiologi

dihangatkan dan dilembapkan saat masuk ke faring.


c. Fungsi bahasa, fungsi faring dalam bahasa adalah dengan bekerja
sebagai bilik resonansi untuk suara yang naik dari laring, faring (bersama
sinus) membantu memberikan suara yang khas pada tiap individu
d. Fungsi Pengecap, terdapat ujung saraf olfaktorius dari indra pengecap di
epitelium oral dan bagian faringeal.
e. Fungsi Pendengaran, saluran auditori (pendengaran), memanjang dari
nasofaring pada tiap telinga tengah, memungkinkan udara masuk ke
telinga tengah. Pendengaran yang jelas bergantung pada adanya udara di
tekanan atmosfer pada tiap sisi membran timpani.
f. Fungsi Perlindungan, Jaringan limfatik faring dan tonsil laring
menghasilkan antibodi dalam berespon terhadap antigen, misal mikroba.
Tonsil berukuran lebih besar pada anak dan cenderung mengalami atrofi
pada orang dewasa.

Faring terbagi menjadi 3 bagian yaitu nasofaring, orofaring dan


laringofaring.

a. Nasofaring
Bagian nasal faring terletak di belakang hidung dan di atas palatum molle.
Pada dinding lateral, terdapat dua saluran auditori, tiap saluran mengarah
ke masing-masing bagian tengah telinga. Pada dinding posterior, terdapat
tonsil faringeal (adenoid), yang terdiri atas jaringan limfoid. Tonsil paling
menonjol pada masa kanak-kanak hingga usia 7 tahun. Selanjutnya,
tonsil mengalami atrofi.

b. Orofaring

Bagian oral faring terletak di belakang mulut, memanjang dari bagian


bawah palatum molle hingga bagian vertebra servikalis ke-3. Dinding
lateral bersatu dengan palatum molle untuk membentuk lipatan di tiap sisi.
Antara tiap pasang lipatan, terdapat kumpulan jaringan limfoid yang
disebut tonsil palatin. Saat menelan, bagian nasal dan oral dipisahkan
oleh palaturn molle dan uvula. Uvula (anggur kecil) adalah prosesus
kerucut (conical) kecil yang menjulur kebawah dari bagian tengah tepi

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 122


Modul Teori Fisiologi

bawah palatum lunak. Amandel palatinum terletak pada kedua sisi


orofaring posterior.

c. Laringofaring

Bagian laringeal faring memanjang dari atas orofaring dan berlanjut ke


bawah esofagus, yakni dari vertebra servikalis ke-3 hingga 6. Mengelilingi
mulut esophagus dan laring, yang merupakan gerbang untuk system
respiratorik selanjutnya.

Suplay darah pada faring

kebutuhan darah pada faring disuplai oleh beberapa cabang dari


arteri wajah. Aliran balik vena menuju vena fasialis dan jugularis interna.
Faring dipersarafi oleh pleksus faringeal yang dibentuk oleh saraf vagus dan
glosofaringeal (parasimpatik) serta ganglia servikalis superior (simpatik).
Faring dilapisi oleh tiga jaringan yaitu membran mukosa, jaringan fibrosa, dan
otot polos.

3. Laring

Terdiri dari rangkaian cincin tulang rawan yang dihubungkan oleh otot-
otot yang mengandung pita suara, selain fonasi laring juga berfungsi sebagai
pelindung. Laring berperan untuk pembentukan suara dan untuk melindungi
jalan nafas terhadap masuknya makanan dan cairan. Laring dapat tersumbat,
antara lain oleh benda asing (gumpalan makanan), infeksi (misalnya difteri)
dan tumor. pada waktu menelan, gerakan laring keatas, penutupan glotis
(pemisah saluran pernapasan bagian atas dan bagian bawah) seperti pintu
epiglotis yang berbentuk pintu masuk. Jika benda asing masuk melampaui
glotis batuk yang dimiliki laring akan menghalau benda dan sekret keluar dari
pernapasan bagian bawah.

Fungsi Laring

a. Produksi suara, Suara memiliki nada, volume, dan resonansi. Nada suara
bergantung pada panjang dan kerapatan pita suara. Pada saat pubertas,
pita suara pria mulai bertambah panjang, sehingga nada suara pria
semakin rendah. volume suara bergantung pada besarnya tekanan pada

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 123


Modul Teori Fisiologi

pita suara yang digetarkan. Semakin besar tekanan udara ekspirasi,


semakin besar getaran pita suara dan semakin keras suara yang
dihasilkan. Resonansi bergantung pada bentuk mulut, posisi lidah dan
bibir, otot wajah, dan udara di paranasal.
b. Berbicara, berbicara terjadi saat ekspirasi ketika suara yang dihasilkan
oleh pita suara dimanipulasi oleh lidah, pipi, dan bibir.
c. Pelindung saluran napas bawah, saat menelan, laring bergerak ke atas,
menyumbat saluran faring sehingga engsel epiglotis menutup faring. Hal
ini menyebabkan makanan tidak melalui esofagus dan saluran napas
bawah.
d. Jalan masuk udara, bahwa Laring berfungsi sebagai penghubung jalan
napas antara faring dan trakea.
e. Pelembap, penyaring, dan penghangat, dimana proses ini berlanjut saat
udara yang diinspirasi berjalan melalui laring

Di bagian larynk terdapat beberapa organ yaitu :

a. Epiglotis, merupakan katup tulang rawan untuk menutup larynx sewaktu


orang menelan. Bila waktu makan kita berbicara (epiglottis terbuka),
makanan bisa masuk ke larynx (keslek) dan terbatu-batuk. Pada saat
bernafas epiglotis terbuka tapi pada saat menelan epiglotis menutup
laring. Jika masuk ke laring maka akan batuk dan dibantu bulu-bulu getar
silia untuk menyaring debu, kotoran-kotoran.
b. Jika bernafas melalui mulut udara yang masuk ke paru-paru tak dapat
disaring, dilembabkan atau dihangatkan yang menimbulkan gangguan
tubuh dan sel-sel bersilia akan rusak adanya gas beracun dan dehidrasi.
c. Pita suara, terdapat dua pita suara yang dapat ditegangkan dan
dikendurkan, sehingga lebar sela- sela antara pita - pita tersebut berubah-
ubah sewaktu bernafas dan berbicara. Selama pernafasan pita suara
sedikit terpisah sehingga udara dapat keluar masuk.

Epiglotis

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 124


Modul Teori Fisiologi

a. Cartilago yang berbentuk daun dan menonjol ke atas di belakang dasar


lidah. Epiglottis ini melekat pada bagian belakang Vertebra cartilago
thyroideum.
b. Plica aryepiglottica, berjalan kebelakang dari bagian samping epiglottis
menuju cartilago arytenoidea, membentuk batas jalan masuk laring.
Fonasi

Suara dihasilkan oleh vibrasi plica vocalis selama ekspirasi. Suara yang
dihasilkan dimodifikasi oleh gerakan palatum molle, pipi, lidah, dan bibir, dan
resonansi tertentu oleh sinus udara cranialis.

Kebutuhan darah pada laring

Laring diperdarahi oleh arteri laringeal dan dialiri oleh vena tiroid yang bekerja
sama dengan vena jugularis internal. Saraf parasimpatik yang mempersarafi
laring disusun oleh saraf laringeal superior dan laringeal rekurens, yang
merupakan cabang dari sarafvagus. Saraf simpatik yang mempersarafi laring
disusun oleh ganglia servikalis. Saraf ini mempersarafi otot laring dan serat
sensoris pada membran yang melapisinya.

4. Trakea

Trakea, merupakan lanjutan dari laring yang dibentuk oleh 16 sampai


20 cincin kartilago yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang terbentuk seperti
C. Trakea dilapisi oleh selaput lendir yang terdiri atas epitilium bersilia dan sel
cangkir. Trakea hanya merupakan suatu pipa penghubung ke bronkus.
Dimana bentuknya seperti sebuah pohon oleh karena itu disebut pohon
trakeobronkial. tempat trakea bercabang menjadi bronkus di sebut karina. di
karina menjadi bronkus primer kiri dan kanan, di mana tiap bronkus menuju
ke tiap paru (kiri dan kanan), Karina memiliki banyak saraf dan dapat
menyebabkan bronkospasme dan batuk berat jika dirangsang.

fungsi trakea

a. Penunjang dan menjaga kepatenan, Susunan jaringan kartilago dan


elastik menjaga kepatenan jalan napas dan mencegah obstruksi jalan

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 125


Modul Teori Fisiologi

napas saat kepala dan leher digerakkan. Tidak adanya kartilago di bagian
posterior trakea, memungkinkan trakea berdilatasi dan berkontraksi saat
esofagus mengalami distensi saat menelan. Kartilago mencegah
kolapsnya trakea saat tekanan internal kurang dari tekanan intratoraksik,
yaitu saat akhir ekspirasi dengan upaya.
b. Eskalator mukosiliaris, Eskalator mukosiliaris adalah keselarasan frekuensi
gerakan silia membran mukosa yang teratur yang membawa mukus
dengan partikel yang melekat padanya ke atas laring di mana partikel ini
akan ditelan atau dibatukkan
c. Refleks batuk, Ujung saraf di laring, trakea, dan bronkus peka terhadap
iritasi sehingga membangkitkan impuls saraf yang dihantarkan oleh saraf
vagus ke pusat pernapasan di batang otak. Respons refleks motorik terjadi
saat inspirasi dalam yang diikuti oleh penutupan glotis, yakni penutupan
pita suara. Otot napas abdomen kemudian berkontraksi dan dengan tiba-
tiba udara dilepaskan di bawah tekanan, serta mengeluarkan mukus
dan/atau benda asing dari mulut
d. Penghangat, pelembap, dan penyaring, Fungsi ini merupakan kelanjutan
dari hidung, walaupun normalnya, udara sudah jernih saat mencapai
trakea

Trakea terdiri atas tiga lapis jaringan yaitu:

a. Lapisan luar terdiri atas jaringan elastik dan fibrosa yang membungkus
kartilago.

b. Lapisan tengah terdiri atas kartilago dan pita otot polos yang membungkus
trakea dalam susunan helik. Ada sebagian jaringan ikat, mengandung
pembuluh darah dan limfe, serta saraf otonom.
c. Lapisan dalam terdiri atas epitelium kolumnar penyekresi mukus

Kebutuhan darah pada trakea

Arteri yang memperdarahi trakea terutama adalah arteri bronkial dan arteri
tiroid inferior. Aliran balik vena yang memperdarahitrakea adalahvena tiroid
inferior yang mengalir menuju vena bronkiosefalik. Saraf parasimpatik yang

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 126


Modul Teori Fisiologi

mempersarafi trakea adalah saraf laringeal rekurens dan percabangan saraf


vagus lainnya, sedangkan saraf simpatik yang mempersarafi trakea adalah
saraf dari ganglia simpatik. Stimulasi parasimpatik mengonstriksi trakea dan
stimulasi simpatik mendilatasi trakea. Pembuluh limfe bermula dari saluran
napas yang mengalir ke nodus limfe yang berada di sekitar trakea dan di
karina, suatu area yang membagi trakea menjadi dua bronkus.

5. Percabangan Bronkus
Bronkus, merupakan percabangan trachea. Setiap bronkus primer
bercabang 9 sampai 12 kali untuk membentuk bronki sekunder dan tersier
dengan diameter yang semakin kecil. Struktur mendasar dari paru-paru
adalah percabangan bronchial yang selanjutnya secara berurutan adalah
bronki, bronkiolus, bronkiolus terminalis, bronkiolus respiratorik, duktus
alveolar, dan alveoli. Dibagian bronkus masih disebut pernafasan
extrapulmonar dan sampai memasuki paru-paru disebut intrapulmonar.
Bronkus utama kanan lebih pendek dan lebar serta hampir vertikal dengan
trakea. Sedangkan bronkus utama kiri lebih panjang dan sempit. Jika satu
pipa ET yang menjamin jalan udara menuju ke bawah, ke bronkus utama
kanan, jika tidak tertahan baik pada mulut atau hidung, maka udara tidak
dapat memasuki paru kiri dan menyebabkan kolaps paru (atelekteasis).

Namun demikian arah bronkus utama kanan yang vertikal


menyebabkan mudahnya kateter menghisap benda asing. Cabang Bronkus
kanan dan kiri bercabang lagi menjadi bronkus lobaris dan segmentalis.
Percabngan ini terus menjadi kecil sampai akhirnya menjadi bronkiolus
terminalis(saluran udara terkecil yang tidak mengandung alveoli).
bronkiolus,tidak diperkuat oleh cincin tulang rawan. hanya otot polos
sehingga ukurannya dapat berubah. Setelah iu terdapat asinus yang
merupakan unit fungsional paru, yaitu tempat pertukaran gas. Asinus (lobulus
primer), terdiri dari bronkiolus respiratorius, duktus alveolaris, sakus alveolaris
terminalis (akhir paru) yang menyerupai anggur dipisahkan oleh septum dari
alveolus di dekatnya. Dalam setiap paru terdapat 300 juta alveolus dengan
luas permukaan seluas sebuah lapangan tenis.

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 127


Modul Teori Fisiologi

Terdapat dua tipe lapisan sel alveolar: Pneumosit tipe I, merupakan


lapisan yang menyebar dan menutupi daerah permukan, Pneumosit tipe II,
yang bertanggung jawab pada sekresi surfaktan. Pada hakekatnya alveolus
adalah suatu gelembung gas yang dikelilingi oleh jaringan kapiler sehingga
batas antara cairan dan gas membentuk tegangan permukan yang
cenderung mencegah

Pengembangan saat inspirasi dan kolaps saat ekspirasi, tetapi


dengan adanya lapisan yang terdiri dari zat lipoprotein (di sebut surfaktan)
yang dapat mengurangi tegangan permukaan dan resistensi terhadap
pengembangan pada waktu inspirasi, dan mencegah kolaps alveolus pada
waktu ekspirasi. defisiensi surfaktan merupakan faktor penting pada
patogenesis sejumlah penyakit paru. termasuk sindrom gawat nafas akut
(ARDS).

6. Paru-paru
Paru-paru berada dalam rongga torak, yang terkandung dalam susunan
tulang-tulang iga dan letaknya disisi kiri dan kanan mediastinum yaitu struktur
blok padat yang berada dibelakang tulang dada. Paru-paru menutupi jantung,
arteri dan vena besar, esofagus dan trakea. Paru-paru berbentuk seperti spons
dan berisi udara dengan pembagaian ruang sebagai berikut :

a. Paru kanan, memiliki tiga lobus yaitu superior, medius da inferior.

b. paru kiri berukuran lebih kecil dari paru kanan yang terdiri dari dua
lobus yaitu lobus superior dan inferior
Tiap lobus dibungkus oleh jaringan elastik yang mengandung pembuluh limfe,
arteriola, venula, bronchial venula, ductus alveolar, sakkus alveolar dan
alveoli. Diperkirakan bahwa setiap paru-paru mengandung 150 juta alveoli,
sehingga mempunyai permukaan yang cukup luas untuk tempat
permukaan/pertukaran gas.

7. Bronkus

Dua bronkus primer terbentuk oleh trakea yang membentuk percabangan

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 128


Modul Teori Fisiologi

a. Bronkus kanan, bronkus ini lebih lebar, lebih pendek, dan lebih vertikal
daripada bronkus kiri sehingga cenderung sering mengalami obstruksi
oleh benda asing. Panjangnya sekitar 2,5 cm. Setelah rnemasuki hilum,
bronkus kanan terbagi menjadi tiga cabang, satu untuk tiap lobus. Tiap
cabang kemudian terbagi menjadi banyak cabang kecil.
b. Bronkus kiri, panjangnya sekitar 5 cm dan lebih sempit daripada bronkus
kanan. Setelah sampai di hilum paru, bronkus terbagi menjadi dua
cabang, satu untuk tiap lobus. Tiap cabang kemudian terbagi menjadi
saluran-saluran kecil dalam substansi paru.
Bronkus bercabang sesuai urutan perkembangannya menjadi Bronkiolus,
bronkiolus terminal, bronkiolus respiratorik, duktus alveolus, dan akhirnya,
alveoli.

8. Bronkiolus dan Alveoli Pernapasan

Dalam tiap lobus, jaringan paru lebih lanjut terbagi menjadi


selubung halus jaringan ikat, yaitu lobulus. Tiap lobulus disuplai oleh udara
yang berasal dari bronkiolus terminalis, yang lebih lanjut bercabang menjadi
bronkiolus respirarorik, duktus alveolus, dan banyak alveoli

(kantong-kantong udara). Terdapat 150 juta alveoli di paru-paru orang


dewasa. Hal ini memungkinkan terjadinya pertukaran gas. Saat jalan napas
bercabang-cabang menjadi bagian yang lebih kecil, dinding jalan napas
menjadi semakin tipis hingga otot dan jaringan ikat lenyap, menyisakan
lapisan tunggal sel epitelium skuamosa sederhana di duktus alveolus dan
alveoli. Saluran napas distal ditunjang oleh jaringan ikat elastik yang longgar
di mana terdapar makrofag, fibroblas, saraf, pembuluh darah, dan pembuluh
limfe. Alveoli dikelilingi oleh jaringan kapiler padat. Pertukaran gas di paru
(respirasi eksternal) berlangsung di membran yang disusun oleh dinding
alveolar dan dinding kapiler yang bergabung bersama. Membran ini disebut
membran respiratorik. Di antara sel skuamosa terdapat sel septal yang
menyekresi surfaktan, suatu cairan fosfolipid yang mencegah alveoli dari
kekeringan. Selain itu, surfaktan berfungsi mengurangi tekanan dan
mencegah dinding aiveolus mengalarni kolaps saat ekspirasi. Sekresi

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 129


Modul Teori Fisiologi

surfaktan ke saluran napas bawah dan alveoli dimulai saat janin berusia 35
minggu

9. Pleura

Paru-paru dibungkus oleh pleura yang menempel langsung ke paru,


disebut sebagai pleura visceral. Sedangkan pleura parietal menempel pada
dinding rongga dada dalam. Diantara pleura visceral dan pleura parietal
terdapat cairan pleura yang berfungsi sebagai pelumas sehingga
memungkinkan pergerakan dan pengembangan paru secara bebas tanpa
ada gesekan dengan dinding dada

Pembulu darah yang memperdarahi paru

Trunkus pulmonal terbagi menjadi arteri pulmonalis kanan dan kiri, yang
membawa darah yang miskin oksigen ke tiap paru. Di dalam paru, arteri
pulmonalis terbagi menjadi banyak cabang, yang akhirnya bermuara di
jaringan kapiler padat di sekitar dinding alveoli. Dinding alveoli dan kapiler
terdiri atas hanya satu lapisan sel epitelium gepeng. Pertukaran gas antara
udara di paru dan darah di kapiler berlangsung pada dua selaput yang sangat
halus (keduanya disebut membran pernapasan). Kapiler pulmonal
bergabung membentuk dua vena pulmonalis di tiap paru. Vena ini keluar dari
paru melalui hilum dan membawa darah yang kaya oksigen ke atrium kiri
jantung. Kapiler darah dan pembuluh darah yang sangat banyak di paru
ditunjang oleh jaringan ikat.

Inspirasi dan expirasi

Ada dua hal saat terjadi pernapasan yaitu (1) inspirasi dan (2) ekspirasi.
Inspirasi atau menarik napas adalah proses aktif yang diselengarakan kerja
otot. Kontraksi diafragma meluaskan rongga dada dari atas sampai ke
bawah, yaitu vertikel. Penaikan iga-iga dan sternum, yang ditimbulkan
kontraksi otot interkostalis, meluaskan rongga dada kedua sisi dan dari
belakang ke depan. Paru-paru yang bersifat elastis mengembang untuk
mengisi ruang yang membesar itu dan udara ditarik masuk ke dalam saluran
udara. Otot interkostal eksterna diberi peran sebagai otot tambahan, hanya

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 130


Modul Teori Fisiologi

bila inspirasi menjadi gerak sadar. Ekspirasi, yaitu udara dipaksa keluar oleh
pengenduran otot dan karena paru- paru kempis kembali yang disebabkan
sifat elastis paru-paru itu. Gerakan ini adalah proses pasif, dimana ketika
pernapasan sangat kuat, gerakan dada bertambah. Otot leher dan bahu
membantu menarik iga-iga dan sternum ke atas. Otot sebelah belakang dan
abdomen juga dibawa bergerak, dan alae nasi (cuping atau sayap hidung)
dapat kembang kempis.

Udara masuk ke paru-paru melalui sistem berupa pipa yang menyempit


(bronchi dan bronkiolus) yang bercabang di kedua belah paru-paru utama
(trachea). Pipa tersebut berakhir di gelembung- gelembung paru-paru
(alveoli) yang merupakan kantong udara terakhir dimana oksigen dan
karbondioksida dipindahkan dari tempat dimana darah mengalir. Ada lebih
dari 300 juta alveoli di dalam paru-paru manusia bersifat elastis.Ruang udara
tersebut dipelihara dalam keadaan terbuka oleh bahan kimia surfaktan yang
dapat menetralkan kecenderungan alveoli untuk mengempis.

Alveoli paru-paru kantong udara merupakan kantong kecil dan tipis yang
melekat erat dengan lapisan pembuluh darah halus (kapiler) yang mebawa
darah yang bebas oksigen (deoxgenated) dari jantung. Molekul oksigen dapat
disaring melalui dinding pembuluh darah tersebut untuk masuk ke aliran darah.
Sama halnya dengan karbondioksida yang dilepaskan dari darah ke dalam
kantong udara untuk dikeluarkan melalui

Oksigen dalam tubuh dapat diatur menurut keperluan. Manusia sangat


membutuhkan oksigen dalam hidupnya, kalau tidak mendapatkan oksigen
selama 4 menit akan mengakibatkan kerusakan pada otak yang tak dapat
diperbaiki dan bisa menimbulkan kematian. Kalau penyediaan oksigen
berkurang akan menimbulkan kacau pikiran dan anoksia serebralis, misalnya
orang bekerja pada ruangan yang sempit, tertutup dan lain-lain. Bila oksigen
tidak mencukupi maka warna darah merahnya hilang berganti kebiru-biruan
misalnya yang terjadi pada bibir, telinga, lengan, dan kaki yang disebut
sianosis.

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 131


Modul Teori Fisiologi

B. Rongga Dada

Rongga dada diperkuat oleh tulang-tulang yang membentuk rangka


dada. Rangka dada ini terdiri dari costae (iga-iga), sternum (tulang dada)
tempat sebagian iga-iga menempel di depan, dan vertebra torakal (tulang
belakang) tempat menempelnya iga-iga di bagian belakang. Terdapat otot-
otot yang menempel pada rangka dada yang berfungsi penting sebagai otot
pernafasan. Otot- otot yang berfungsi dalam bernafas.

Rongga dada diperkuat oleh tulang-tulang yang membentuk rangka


dada. Rangka dada ini terdiri dari costae (iga-iga), sternum (tulang dada)
tempat sebagian iga-iga menempel di depan, dan vertebra torakal (tulang
belakang) tempat menempelnya iga-iga di bagian belakang. Terdapat otot-
otot yang menempel pada rangka dada yang berfungsi penting sebagai otot
pernafasan.

Otot-otot yang berfungsi dalam bernafas adalah sebagai berikut :

- interkostalis eksterrnus (antar iga luar) yang mengangkat masing-masing


iga.

- sternokleidomastoid yang mengangkat sternum (tulang dada).

- skalenus yang mengangkat 2 iga teratas.

- interkostalis internus (antar iga dalam) yang menurunkan iga-iga.

- otot perut yang menarik iga ke bawah sekaligus membuat isi perut
mendorong diafragma ke atas.

- otot dalam diafragma yang dapat menurunkan diafragma.


C. Proses terjadinya Pernafasan

Pernafasan adalah proses inspirasi udara kedalam paru-paru dan


ekspirasi udara dari paru- paru kelingkungan luar tubuh. Inspirasi terjadi bila
muskulus diafragma telah dapat rangsangan dari nervus pernikus lalu
mengkerut datar. Saat ekspirasi otot akan kendor lagi dan dengan demikian
rongga dada menjadi kecil kembali maka udara didorong keluar. Jadi proses
respirasi terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara rongga pleura dan

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 132


Modul Teori Fisiologi

paru-paru. Fungsi paru – paru adalah sebagai tempat pertukaran gas oksigen
dan karbon dioksida.

Pada pernapasan melalui paru-paru atau pernapasan eksterna,


oksigen dipungut melalui hidung dan mulut pada waktu bernapas; oksigen
masuk melalui trakea dan pipa bronkial ke alveoli, dan dapat berhubungan
erat dengan darah di dalam kapiler pulmonaris. Oksigen menembus
membran ini dan dipungut oleh hemoglobin sel darah merah dan dibawa ke
jantung. Dari sini dipompa di dalam arteri ke semua bagian tubuh. Darah
meninggalkan paru – paru pada tekanan oksigen 100 mm Hg dan pada
tingkat ini hemoglobinnya 95 persen jenuh oksigen.

Di dalam paru-paru, karbon dioksida, salah satu hasil buangan metabolisme,


menembus membran alveoler-kapiler dari kapiler darah ke alveoli dan setelah
melalui pipa bronkial dan trakea, dinapaskan keluar melalui hidung dan mulut.

Empat proses yang berhubungan dengan pernapasan pulmoner atau


pernapasan eksterna :

a. Ventilasi pulmoner, atau gerak pernapasan yang menukar udara dalam


alveoli dengan udara luar. Arus darah melalui paru – paru. Distribusi arus
udara dan arus darah sedemikian sehingga dalam jumlah tepat dapat
mencapai semua bagian tubuh
b. Difusi gas yang menembusi membran pemisah alveoli dan kapiler. CO2
lebih mudah berdifusi daripada oksigen
c. Pefusi, yaitu pernapasan jaringan atau pernapasan interna. Darah yang
telah menjenuhkan hemoglobinnya dengan oksigen (oksihemoglobin)
megintari seluruh tubuh dan akhirnya mencapai kapiler, di mana darah
bergerak sangat lambat. Sel jaringan memungut oksigen dari hemoglobin
untuk memungkinkan oksigen berlangsung, dan darah menerima, sebagai
gantinya, yaitu karbon dioksida.
Semua proses ini diatur sedemikian sehingga darah yang meninggalkan
paru-paru menerima jumlah tepat CO2 dan O2. Pada waktu gerak badan,
lebih banyak darah datang di paru – paru membawa terlalu banyak CO2
dan terlampau sedikit O2; jumlah CO2 itu tidak dapat dikeluarkan,

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 133


Modul Teori Fisiologi

maka konsentrasinya dalam darah arteri bertambah. Hal ini merangsang


pusat pernapasan dalam otak unutk memperbesar kecepatan dan
dalamnya pernapasan. Penambahan ventilasi ini mngeluarkan CO2 dan
memungut lebih banyak O2.

Perubahan – perubahan berikut terjadi pada komposisi udara dalam alveoli,


yang disebabkan pernapasan eksterna dan pernapasan interna atau
pernapasan jarigan.

Udara (atmosfer) yang di hirup:

- Nitrogen 79 %
- Oksigen 20%
%
- Karbon dioksida 0-
0,4%
Udara yang masuk alveoli mempunyai suhu dan kelembapan atmosfer Udara
yang diembuskan:

- Nitrogen 79%
- Oksigen 16%
- Karbon dioksida 4-
0,4%

D. Mekanika Pernafasan

Pernapasan memiliki ritme yang teratur dan ritme pernapasan


dihasilkan dari pusat pernapasan yang terletak di pons dan medula oblongata
(pneumotaxic center). Kontraksi otot inspirasi akan menimbulkan tekanan
negatif, menyebabkan terjadinya aliran udara dari luar masuk ke dalam paru.
Kedalaman dan frekuensi pernapasan sangat penting karena komponen

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 134


Modul Teori Fisiologi

pernapasan ini akan membantu mempertahankan homeostasis kadar


oksigen, karbon dioksida dan ion H+ dalam darah arteri.

Struktur saluran napas atas sangat berperan agar udara dapat masuk
ke dan keluar dari paru. Saluran napas atas yang paten sangat tergantung
struktur anatomis daerah tersebut. Ukuran konka nasalis yang besar, lidah
atau uvula yang besar, dan palatum molle yang lemah dapat mengobstruksi
saluran napas atas. Otot genioglosus (untuk menjulurkan lidah), serta
styloglosus dan hyoglosus (untuk menarik lidah) mempunyai interaksi
kompleks agar jalan napas tetap terbuka.

E. Pengaturan dan Pengendalian Pernafasan

Mekanisme pernafasan diatur dan dikendalikan oleh 2 faktor


utama yaitu kimiawi dan pengendalian oleh saraf.

1. Kendali Kimiawi

Faktor kimiawi adalah faktor utama dalam pengendalian dan


pengaturan frekwensi, kecepatan dan dalamnya gerakan pernafasan.
Pusat pernafasan di sumsum sangat peka terhadap reaksi kimia.
Karbondioksida adalah produk asam dari metabolisme, yang merangsang
pusat pernafasan untuk mengirim keluar impuls saraf yang bekerja atas
otot pernafasan.

Latihan menyebabkan peningkatan pada jumlah karbondioksida dan


yang dihasilkan oleh kerja otot-otot. Peningkatan kadar karbon dioksida
dalam darah, atau peningkatan konsentrasi ion hidrogen (H) darah,
mempunyai efek kuat yang langsung pada neuron-neuron susunan
retikular yang menyebabkan peningkatan kecepatan dan kedalaman
pernafasan dengan peningkatan ekskresi karbon dioksida.

Pusat pengendalian ada di kemoreseptor yang mendeteksi perubahan


kadar oksigen, karbondioksida dan ion hydrogen dalam darah arteri dan
cairan serebrospinalis dan menyebabkan penyesuaian yang tepat antara
frekuensi dan kedalaman respirasi.

a. Kemorrseptor sentral

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 135


Modul Teori Fisiologi

Yaitu neuron yang tereletak dipermukaan ventral lateral medulla.


Peningkatan kadar karbondioksida dalam darah arteri dan cairan
serebrospinalis merangsang peningkatan

frekuensi dan kedalaman respirasi. Penurunan kadar oksigen hanya


sedikit berpengaruh pada kemoreseptor sentral.

b. Kemorseptor perifer

Terletak dibadan aorta dan karotid pada system arteri. Kemoreseptor


ini merespon terhadap perubahan konsentrasi ion oksigen,
karbondioksida dan ion hidrogen.

Contoh :

Kalau kita melakukan olahraga maka akan terjadi proses pembakaran


didalam tubuh, hal ini memerlukan oksigen yang sangat besar, maka
efek dari kompensasi tubuh adalah dengan jalan repirasi yang cepat
dan dalam untuk menyediakan bahan bakar tersebut, sewaktu kita
mulai istirahat maka tubuh akan kembali normal karena oksigen yang
dibutuhkan standart karena pembakaran yang terjadi tidak terlalu
banyak (standart).

frekuensi dan kedalaman respirasi. Penurunan kadar oksigen hanya


sedikit berpengaruh pada kemoreseptor sentral.

c. Kemorseptor perifer

Terletak dibadan aorta dan karotid pada system arteri. Kemoreseptor


ini merespon terhadap perubahan konsentrasi ion oksigen,
karbondioksida dan ion hidrogen.

Contoh :

Kalau kita melakukan olahraga maka akan terjadi proses pembakaran


didalam tubuh, hal ini memerlukan oksigen yang sangat besar, maka
efek dari kompensasi tubuh adalah dengan jalan repirasi yang cepat
dan dalam untuk menyediakan bahan bakar tersebut, sewaktu kita
mulai istirahat maka tubuh akan kembali normal karena oksigen yang

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 136


Modul Teori Fisiologi

dibutuhkan standart karena pembakaran yang terjadi tidak terlalu


banyak (standart).

frekuensi dan kedalaman respirasi. Penurunan kadar oksigen hanya


sedikit berpengaruh pada kemoreseptor sentral.

d. Kemorseptor perifer

Terletak dibadan aorta dan karotid pada system arteri. Kemoreseptor


ini merespon terhadap perubahan konsentrasi ion oksigen,
karbondioksida dan ion hidrogen.

Contoh :

Kalau kita melakukan olahraga maka akan terjadi proses pembakaran


didalam tubuh, hal ini memerlukan oksigen yang sangat besar, maka
efek dari kompensasi tubuh adalah dengan jalan repirasi yang cepat
dan dalam untuk menyediakan bahan bakar tersebut, sewaktu kita
mulai istirahat maka tubuh akan kembali normal karena oksigen yang
dibutuhkan standart karena pembakaran yang terjadi tidak terlalu
banyak (standart).

2. Kendali syaraf

Pernafasan dikendalikan oleh sel-sel saraf dalam susunan retikularis


dibatang, terutama pada medulla. Sel-sel ini mengirim impuls menuruni
medulla spinals, kemudian melalui saraf frenkus ke diafragma, dan
melalui saraf-saraf interkostalis ke otot-otot interkostalis. Jadi pusat
pernafasan ialah suatu pusat otomatik di dalam medula oblongata yang
mengeluarkan impuls eferen ke otot pernafasan impuls aferen yang
dirangsang oleh pemekaran gelembung udara, yang diantarkan oleh saraf
vagus kepusat pernafasan didalam medula. Susunan retikularis
mempunyai pola aktivitas saraf dengan irama teratur yang
mempertahankan aktivitas berirama dari otot-otot ini. Irama ini dilengkapi
dengan Hering-Breuer yaitu reseptor-reseptor yang regang yang terdapat
pada perenkhim paru-paru yang memancarkan rangsangan ke medula

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 137


Modul Teori Fisiologi

oblongata melalui vagus, pengembangan paru-paru yang cepat


menghambat rangsang respirasi.

Reseptor regangan di jaringan paru mengirim impuls-impuls melalui


nervus vagus ke batang otak impuls ini menghambat inspirasi saat paru-
paru dikembangkan, dan merangsang inspirasi bila paru di kempeskan.
Selain nyeri, dan impuls saraf dari gerakan anggota badan, menyebabkan
peningkatan pada kecepatan dan kedalaman pernafasan, karena kerjanya
pada susunan retikular.

frekuensi dan kedalaman respirasi. Penurunan kadar oksigen hanya


sedikit berpengaruh pada kemoreseptor sentral.

a. Kemorseptor perifer

Terletak dibadan aorta dan karotid pada system arteri. Kemoreseptor


ini merespon terhadap perubahan konsentrasi ion oksigen,
karbondioksida dan ion hidrogen.

Contoh :

Kalau kita melakukan olahraga maka akan terjadi proses pembakaran


didalam tubuh, hal ini memerlukan oksigen yang sangat besar, maka
efek dari kompensasi tubuh adalah dengan jalan repirasi yang cepat
dan dalam untuk menyediakan bahan bakar tersebut, sewaktu kita
mulai istirahat maka tubuh akan kembali normal karena oksigen yang
dibutuhkan standart karena pembakaran yang terjadi tidak terlalu
banyak (standart).

3. Kendali syaraf

Pernafasan dikendalikan oleh sel-sel saraf dalam susunan retikularis


dibatang, terutama pada medulla. Sel-sel ini mengirim impuls menuruni
medulla spinals, kemudian melalui saraf frenkus ke diafragma, dan
melalui saraf-saraf interkostalis ke otot-otot interkostalis. Jadi pusat
pernafasan ialah suatu pusat otomatik di dalam medula oblongata yang
mengeluarkan impuls eferen ke otot pernafasan impuls aferen yang
dirangsang oleh pemekaran gelembung udara,

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 138


Modul Teori Fisiologi

yang diantarkan oleh saraf vagus kepusat pernafasan didalam medula.


Susunan retikularis mempunyai pola aktivitas saraf dengan irama teratur
yang mempertahankan aktivitas berirama dari otot-otot ini. Irama ini
dilengkapi dengan Hering-Breuer yaitu reseptor-reseptor yang regang
yang terdapat pada perenkhim paru-paru yang memancarkan rangsangan
ke medula oblongata melalui vagus, pengembangan paru-paru yang cepat
menghambat rangsang respirasi. Reseptor regangan di jaringan paru
mengirim impuls-impuls melalui nervus vagus ke batang otak impuls ini
menghambat inspirasi saat paru-paru

dikembangkan, dan merangsang inspirasi bila paru di kempeskan. Selain


nyeri, dan impuls saraf dari gerakan anggota badan, menyebabkan
peningkatan pada kecepatan dan kedalaman pernafasan, karena kerjanya
pada susunan retikular.

Beberapa faktor tertentu merangsang pusat pernafasan yang terletak


didalam medula oblongata, dan kalau dirangsang maka pusat itu
mengeluarkan impuls yang disalurkan oleh saraf spinalis ke otot
pernafasan yaitu diafragma dan otot interkostalis. Rangsang ritmis
(berirama) pada medula oblongata menimbulkan pernafasan otomatis.
Darah medula oblongata yang berhubungan dengan pernafasan secara
klasik dinamakan pusat pernafasan. Ada 2 kelompok neuron pernafasan,
kelompok sosial yang dekat dengan nukleus traktus solitarius adalah
sumber irama yang yang mengendalikan neuron motoris phrenieus
kontralateral. Neuron-neuron ini juga memproyeksikan diri dan
mengendalikan golongan ventral. Golongan ini mempunyai 2 bagian,
Bagian kranial dibentuk oleh neuron-neuron nucleus ambigus yang
mempersarafi otot-otot pembantu pernafasan ipsilateral, pada hakekatnya
melalui nervus vagus. Bagian caudal dibentuk oleh neuron-neuron dalam
nucleus retroambigualis yang menyelenggarakan pengendalian inspirasi
dan ekspirasi ke neuron-neuron motoris yang mempersarafi intercostalis.

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 139


Modul Teori Fisiologi

Pernafasan spontan ditimbulkan oleh rangsang yang ritmis neuron motoris


yang mempersafari otot-otot pernafasan. Rangsang ini secara keseluruhan
tergantung pada impuls-impuls saraf otak.

F. Bentuk Dari Pernafasan

Bentuk dari pernafasan secara garis besar dibagi 2 bagian yaitu :

1. Proses pernafasan pulmonal atau paru-paru ( external )

- Ventilasi pulmonar atau gerak pernafasan yang menukar udara dalam


alveoli dengan udara luar, apabila ventilasi kurang baik maka
pernafasan tidak baik atau terganggu.
- Jumlah udara yang mencapai alveoli pada volume pernafasan
semenit 6 liter adalah 500 minus 150 ml kali 12 pernafasan/menit atau
4,2 liter/menit.
- Pernafasan yang cepat dan dangkal mengakibatkan ventilasi yang
lebih sedikit dari pada pernafasan lambat dan dalam pada volume
pernafasan semenit yang sama. Semua proses
ini diatur sehingga darah dari paru-paru menerima jumlah tepat Co2
dan O2. Jika gerak badan lebih banyak darah dari paru-paru
membawa banyak Co2 dan sentrasinya dalam darah arteri
bertambah. Hal ini merangsang pusat pernafasan dalam otak untuk
memperbesar kecepatan dan dalamnya pernafasan. Penambahan
vertilasi yang baik akan mengeluarkan Co2 dan memungut lebih
banyak O2.

2. Pernafasan jaringan ( interna )

- Ikatan O2 + Hb dari jantung dipompa keseluruh tubuh. Tiap sel


mengambil O2 untuk proses metabolisme dan darah menerima
hasil buangan Co2 dari jantung dan paru keluar.
- Darah merah (Hemoglobin) yang banyak mengandung oksigen dari
seluruh tubuh masuk kedalam jaringan akhirnya mencapai kapiler,
darah mengeluarkan O2 ke dalam jaringan, mengambil Co2 untuk
dibawa ke paru-paru dan di paru-paru terjadi pernafasan eksterna.

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 140


Modul Teori Fisiologi

3. Pernafasan Tingkat sel


d. adalah Penggunaan O2 oleh sel-sel tubuh untuk produksi energi dan
pelepasan produksi CO2 oleh sel-sel tubuh. Pefusi, yaitu pernapasan
jaringan atau pernapasan interna. Darah yang telah menjenuhkan
hemoglobinnya dengan oksigen (oksihemoglobin) megintari seluruh tubuh
dan akhirnya mencapai kapiler, di mana darah bergerak sangat lambat.
Sel jaringan memungut oksigen dari hemoglobin untuk memungkinkan
oksigen berlangsung, dan darah menerima, sebagai gantinya, yaitu karbon
dioksida.
Semua proses ini diatur sedemikian sehingga darah yang meninggalkan
paru-paru menerima jumlah tepat CO2 dan O2. Pada waktu gerak badan,
lebih banyak darah datang di paru – paru membawa terlalu banyak CO2
dan terlampau sedikit O2; jumlah CO2 itu tidak dapat dikeluarkan,
maka konsentrasinya dalam darah arteri bertambah. Hal ini merangsang
pusat pernapasan dalam otak unutk memperbesar kecepatan dan
dalamnya pernapasan. Penambahan ventilasi ini mngeluarkan CO2 dan
memungut lebih banyak O2.

Perubahan – perubahan berikut terjadi pada komposisi udara dalam alveoli,


yang disebabkan pernapasan eksterna dan pernapasan interna atau
pernapasan jarigan.

Udara (atmosfer) yang di hirup:

- Nitrogen 79 %
- Oksigen 20%
%
- Karbon dioksida 0-
0,4%
Udara yang masuk alveoli mempunyai suhu dan kelembapan atmosfer Udara
yang diembuskan:

- Nitrogen 79%

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 141


Modul Teori Fisiologi

- Oksigen 16%
- Karbon dioksida 4-
0,4%

G. Mekanika Pernafasan

Pernapasan memiliki ritme yang teratur dan ritme pernapasan


dihasilkan dari pusat pernapasan yang terletak di pons dan medula oblongata
(pneumotaxic center). Kontraksi otot inspirasi akan menimbulkan tekanan
negatif, menyebabkan terjadinya aliran udara dari luar masuk ke dalam paru.
Kedalaman dan frekuensi pernapasan sangat penting karena komponen
pernapasan ini akan membantu mempertahankan homeostasis kadar
oksigen, karbon dioksida dan ion H+ dalam darah arteri.

Struktur saluran napas atas sangat berperan agar udara dapat masuk
ke dan keluar dari paru. Saluran napas atas yang paten sangat tergantung
struktur anatomis daerah tersebut. Ukuran konka nasalis yang besar, lidah
atau uvula yang besar, dan palatum molle yang lemah dapat mengobstruksi
saluran napas atas. Otot genioglosus (untuk menjulurkan lidah), serta
styloglosus dan hyoglosus (untuk menarik lidah) mempunyai interaksi
kompleks agar jalan napas tetap terbuka.

e. Pefusi, yaitu pernapasan jaringan atau pernapasan interna. Darah yang


telah menjenuhkan hemoglobinnya dengan oksigen (oksihemoglobin)
megintari seluruh tubuh dan akhirnya mencapai kapiler, di mana darah
bergerak sangat lambat. Sel jaringan memungut oksigen dari hemoglobin
untuk memungkinkan oksigen berlangsung, dan darah menerima, sebagai
gantinya, yaitu karbon dioksida.
Semua proses ini diatur sedemikian sehingga darah yang meninggalkan
paru-paru menerima jumlah tepat CO2 dan O2. Pada waktu gerak badan,
lebih banyak darah datang di paru – paru membawa terlalu banyak CO2
dan terlampau sedikit O2; jumlah CO2 itu tidak dapat dikeluarkan,
maka konsentrasinya dalam darah arteri bertambah. Hal ini merangsang
pusat pernapasan dalam otak unutk memperbesar kecepatan dan

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 142


Modul Teori Fisiologi

dalamnya pernapasan. Penambahan ventilasi ini mngeluarkan CO2 dan


memungut lebih banyak O2.

Perubahan – perubahan berikut terjadi pada komposisi udara dalam alveoli,


yang disebabkan pernapasan eksterna dan pernapasan interna atau
pernapasan jarigan.

Udara (atmosfer) yang di hirup:

- Nitrogen 79 %
- Oksigen 20%
%
- Karbon dioksida 0-
0,4%
Udara yang masuk alveoli mempunyai suhu dan kelembapan atmosfer Udara
yang diembuskan:

- Nitrogen 79%
- Oksigen 16%
- Karbon dioksida 4-
0,4%
G. Pengaturan dan Pengendalian Pernafasan

Mekanisme pernafasan diatur dan dikendalikan oleh 2 faktor


utama yaitu kimiawi dan pengendalian oleh saraf.

1. Kendali Kimiawi

Faktor kimiawi adalah faktor utama dalam pengendalian dan


pengaturan frekwensi, kecepatan dan dalamnya gerakan pernafasan.
Pusat pernafasan di sumsum sangat peka terhadap reaksi kimia.
Karbondioksida adalah produk asam dari metabolisme, yang merangsang
pusat pernafasan untuk mengirim keluar impuls saraf yang bekerja atas
otot pernafasan.

Latihan menyebabkan peningkatan pada jumlah karbondioksida dan


yang dihasilkan oleh kerja otot-otot. Peningkatan kadar karbon dioksida

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 143


Modul Teori Fisiologi

dalam darah, atau peningkatan konsentrasi ion hidrogen (H) darah,


mempunyai efek kuat yang langsung pada neuron-neuron susunan
retikular yang menyebabkan peningkatan kecepatan dan kedalaman
pernafasan dengan peningkatan ekskresi karbon dioksida.

Pusat pengendalian ada di kemoreseptor yang mendeteksi perubahan


kadar oksigen, karbondioksida dan ion hydrogen dalam darah arteri dan
cairan serebrospinalis dan menyebabkan penyesuaian yang tepat antara
frekuensi dan kedalaman respirasi.

a. Kemorrseptor sentral

Yaitu neuron yang tereletak dipermukaan ventral lateral medulla.


Peningkatan kadar karbondioksida dalam darah arteri dan cairan
serebrospinalis merangsang peningkatan

frekuensi dan kedalaman respirasi. Penurunan kadar oksigen hanya


sedikit berpengaruh pada kemoreseptor sentral.

b. Kemorseptor perifer

Terletak dibadan aorta dan karotid pada system arteri. Kemoreseptor


ini merespon terhadap perubahan konsentrasi ion oksigen,
karbondioksida dan ion hidrogen.

Contoh :

Kalau kita melakukan olahraga maka akan terjadi proses pembakaran


didalam tubuh, hal ini memerlukan oksigen yang sangat besar, maka
efek dari kompensasi tubuh adalah dengan jalan repirasi yang cepat
dan dalam untuk menyediakan bahan bakar tersebut, sewaktu kita
mulai istirahat maka tubuh akan kembali normal karena oksigen yang
dibutuhkan standart karena pembakaran yang terjadi tidak terlalu
banyak (standart). frekuensi dan kedalaman respirasi. Penurunan
kadar oksigen hanya sedikit berpengaruh pada kemoreseptor sentral.

1. Kendali syaraf

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 144


Modul Teori Fisiologi

Pernafasan dikendalikan oleh sel-sel saraf dalam susunan retikularis


dibatang, terutama pada medulla. Sel-sel ini mengirim impuls menuruni
medulla spinals, kemudian melalui saraf frenkus ke diafragma, dan
melalui saraf-saraf interkostalis ke otot-otot interkostalis. Jadi pusat
pernafasan ialah suatu pusat otomatik di dalam medula oblongata yang
mengeluarkan impuls eferen ke otot pernafasan impuls aferen yang
dirangsang oleh pemekaran gelembung udara,

yang diantarkan oleh saraf vagus kepusat pernafasan didalam medula.


Susunan retikularis mempunyai pola aktivitas saraf dengan irama teratur
yang mempertahankan aktivitas berirama dari otot-otot ini. Irama ini
dilengkapi dengan Hering-Breuer yaitu reseptor-reseptor yang regang
yang terdapat pada perenkhim paru-paru yang memancarkan rangsangan
ke medula oblongata melalui vagus, pengembangan paru-paru yang cepat
menghambat rangsang respirasi. Reseptor regangan di jaringan paru
mengirim impuls-impuls melalui nervus vagus ke batang otak impuls ini
menghambat inspirasi saat paru-paru dikembangkan, dan merangsang
inspirasi bila paru di kempeskan. Selain nyeri, dan impuls saraf dari
gerakan anggota badan, menyebabkan peningkatan pada kecepatan dan
kedalaman pernafasan, karena kerjanya pada susunan retikular.

Beberapa faktor tertentu merangsang pusat pernafasan yang terletak


didalam medula oblongata, dan kalau dirangsang maka pusat itu
mengeluarkan impuls yang disalurkan oleh saraf spinalis ke otot
pernafasan yaitu diafragma dan otot interkostalis. Rangsang ritmis
(berirama) pada medula oblongata menimbulkan pernafasan otomatis.
Darah medula oblongata yang berhubungan dengan pernafasan secara
klasik dinamakan pusat pernafasan. Ada 2 kelompok neuron pernafasan,
kelompok sosial yang dekat dengan nukleus traktus solitarius adalah
sumber irama yang yang mengendalikan neuron motoris phrenieus
kontralateral. Neuron-neuron ini juga memproyeksikan diri dan
mengendalikan golongan ventral. Golongan ini mempunyai 2 bagian,
Bagian kranial dibentuk oleh neuron-neuron nucleus ambigus yang

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 145


Modul Teori Fisiologi

mempersarafi otot-otot pembantu pernafasan ipsilateral, pada hakekatnya


melalui nervus vagus. Bagian caudal dibentuk oleh neuron-neuron dalam
nucleus retroambigualis yang menyelenggarakan pengendalian inspirasi
dan ekspirasi ke neuron-neuron motoris yang mempersarafi intercostalis.
Pernafasan spontan ditimbulkan oleh rangsang yang ritmis neuron motoris
yang mempersafari otot-otot pernafasan. Rangsang ini secara keseluruhan
tergantung pada impuls-impuls saraf otak.

B. Bentuk Dari Pernafasan

Bentuk dari pernafasan secara garis besar dibagi 2 bagian yaitu :

1. Proses pernafasan pulmonal atau paru-paru ( external )

- Ventilasi pulmonar atau gerak pernafasan yang menukar udara dalam


alveoli dengan udara luar, apabila ventilasi kurang baik maka
pernafasan tidak baik atau terganggu.
- Jumlah udara yang mencapai alveoli pada volume pernafasan
semenit 6 liter adalah 500 minus 150 ml kali 12 pernafasan/menit atau
4,2 liter/menit.
- Pernafasan yang cepat dan dangkal mengakibatkan ventilasi yang
lebih sedikit dari pada pernafasan lambat dan dalam pada volume
pernafasan semenit yang sama. Semua prosesini diatur sehingga
darah dari paru-paru menerima jumlah tepat Co2 dan O2. Jika gerak
badan lebih banyak darah dari paru-paru membawa banyak Co2 dan
sentrasinya dalam darah arteri bertambah. Hal ini merangsang pusat
pernafasan dalam otak untuk memperbesar kecepatan dan dalamnya
pernafasan. Penambahan vertilasi yang baik akan mengeluarkan Co2
dan memungut lebih banyak O2.
2. Pernafasan jaringan ( interna )

- Ikatan O2 + Hb dari jantung dipompa keseluruh tubuh. Tiap sel


mengambil O2 untuk proses metabolisme dan darah menerima
hasil buangan Co2 dari jantung dan paru keluar.
- Darah merah (Hemoglobin) yang banyak mengandung oksigen dari

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 146


Modul Teori Fisiologi

seluruh tubuh masuk kedalam jaringan akhirnya mencapai kapiler,


darah mengeluarkan O2 ke dalam jaringan, mengambil Co2 untuk
dibawa ke paru-paru dan di paru-paru terjadi pernafasan eksterna.
3. Pernafasan Tingkat sel

adalah Penggunaan O2 oleh sel-sel tubuh untuk produksi energi dan


pelepasan produksi CO2 oleh sel-sel tubuh.

Transportasi (pertukaran gas)

Transpor Oksigen

Oksigen tidak terlalu mudah larut dalam air dan tidak cukup mudah
dibawa dalam larutan air sederhana untuk mempertahankan kehidupan
jaringan. Sehingga sekitar 97 % oksigen dalam darah dibawah eritorit yang
telah berikatan dengan hemoglobin (Hb), 3 % sisanya larut dalam plasma.
Hemoglobin merupakan kombinasi antara haeme ( suatu ikatan besi-purfirin)
dan globin ( suatu protein ), Hemoglobin berikatan dengan oksigen
membentuk oksihemoglobin ( HbO2) .

Setiap molekul dalam keempat molekul besi dalam hemoglobin


berikatan dengan satu molekul oksigen untuk membentuk oksihemoglobin
(HbO2) yang berwarna merah tua. Setiap sel darah merah mengandung 280
juta molekul hemoglobin dan setiap gram hemoglobin dapat mengikat 1,34 ml
oksigen. Dan 100 ml darah rata-rata mengandung 15 gram hemoglobin untuk
maksimum 20 ml O2 per 100 ml darah (15 X 1,34).

Darah arteri secara normal membawa 97 % oksigen, pernafasan dalam


atau7 menghirup oksigen murni tidak dapat memberi peningkatan yang
berarti pada kejenuhan hemoglobin dengan oksigen tetapiu menghirup
oksigen murni dapat meningkatkan penghantaran oksigen kedalam jaringan
karena volume oksigen terlarur dalam plasma meningkat.

4. Dalam darah vena, PO2 mencapai 40 mmhg dan hemoglobin masih 75 %


jenuh. Hal ini menunjukkan darah hanya melepas sekitar seperempat
muatan oksigennya saat melewati jaringan. Hal ini memberikan rentang
keamanan yang tinggi jika sewaktu-waktu pernafasan terganggu atau

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 147


Modul Teori Fisiologi

kebutuhan oksigen jaringan meningkat. Transpor Karbon dioksida

Didalam jaringan tubuh konsentrasinya relatif tinggi, karbondioksida


berkombinasi dengan air dalam korpus sel darah merah untuk membentuk
ion-ion bikarbonat. Bila ion-ion bikarbonat mencapai paru-paru konsentrasi
karbon dioksida relatif rendah, terbentuk kembali karbon dioksida dan air,
dan karbon dioksida dilepaskan sebagai gas. Karbon dioksida yang berdifusi
kedalam darah dari jaringan dibawah keparu-paru melalui cara sebagai
berikut sebagian kecil karbon dioksida (7 %

- 8%) tetap terlarut dalam plasma, karbon dioksida yang tersisa bergerak
kedalam sel darah merah, dimana 25 % nya bergabung dalam bentuk
reversible yang tidak kuat dengan gugus amino dibagian globin pada
hemoglobin untuk membentuk karbaminohemoglobin.

I. Volume dan kapasitas Paru

Volume udara dalam paru-paru dan kecepatan pertykaran saat


inspirasi dan expirasi dapat diukur melalui spirometer.

1. Volume

- Volume tidal (VT), yaitu volume udara yang masuk dan keluar paru-
paru selama ventilasi normal biasa. Nilai VT pada dewasa normal
sekitar 500 ml untuk laki-laki dan 380 ml untuk perempuan.
- Volume cadangan inspirasi (VCI), yaitu volume udara extra yang
masuk ke paru-paru dengan inspirasi maximum diatas inspirasi tidal,
berkisar 3100 ml pada laki-laki dan 1900 ml pada perempuan.
- Volume cadangan expirasi (VCE), yaitu volume extra udara yang
dapat dengan kuat dikeluarkan pada akhir ekspirasi tidal normal.
berkisar 1200 ml pada laki-laki dan 800 ml pada perempuan.
- Volume residual (VR), yaitu volume udara sisa dalam paru-paru
setelah melakukan expirasi kuat. Rata-rata pada laki-laki sekitar 1200
ml dan pada perempuan 1000 ml. Volume residual penting untuk
kelangsungan aerasi dalam darah saat jeda pernafasan.

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 148


Modul Teori Fisiologi

2. Kapasitas

- Kapasitas residual fungsional (KRF) adalah penambahan volume


residual dan volume cadangan expirasi. Kapasitas ini merupakan
jumlah udara sisa dalam system respiratorik setelah ekspirasi normal.
Nilai rata-ratanya adalah 2200ml. Jadi nilai (KRF = VR + VCE).
- Kapasitas inspirasi (KI), adalah penambahan volume tidal dan volume
cadangan inspirasi. Nilai rata-ratanya adalah 3500 ml. Jadi nilai (KI =
VT + VCI)
- Kapasitas Vital (KV), yaitu penambahan volume tidal, volume
cadangan inspirasi dan volume cadangan expirasi (KT=VT + VCI +
VCE) Nilai rata-ratanya sekitar 4.500 ml.
- Kapasitas total paru (KTP) adalah jumlah total udara yang dapat
ditampung dalam paru- paru dan sama dengan kapasitas vital
ditambah volume residual (KTP = KV + VR). Nilai rata- ratanya adalah
5.700 ml.
J. Masalah Pernafasan

1. Hipoksia (anoksia)

Adalah defisiensi oksigen karena berkurangnya kadar oksigen


dibandingkan kadar normalnya secara fisiologis dalam jaringan dan
organ. Hipoksia dapat terjadi akibat kekurangan oksigen dalam atmosfer,
anemia, gangguan sirkulasi darah, penyakit paru, adanya zat toksik
(karbon monoksida atau sianida)

2. Hiperkapnia

Peningkatan kadar CO2 dalam cairan tubuh dan sering disertai dengan
hipoksia. Jika CO2 berlebih akan meningkatkan respirasi dan konsentrasi
ion hydrogen, yang akan menyebabkan asidosis (kadar asam berlebih)

3. Hipokapnia

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 149


Modul Teori Fisiologi

Penurunan kadar CO2 dalam darah, biasanya terjadi akibat hiperventilasi


(pernafasan cepat) dan penghembusan CO2 menyebabkan terjadinya
alkalosis (jumlah bikarbonat berlebih)

4. Asfisia (sufokasi)

Suatu kondisi hipoksia dan hiperkapnia akibat ketidakcukupan ventilasi


pulmonar

5. Dispnea

Kesukaran bernafas, dan berhentinya nafas selama 3 menit (dicekik)


sudah bisa menimbulkan kematian.

6. Batuk

Batuk dalam bahasa latin disebut tussis adalah refleks yang dapat terjadi
secara tiba-tiba dan sering berulang-ulang yang bertujuan untuk
membantu membersihkan saluran pernapasan dari lendir besar, iritasi,
partikel asing dan mikroba. Batuk merupakan suatu tindakan refleks pada
saluran pernafasan yang digunakan untuk membersihkan saluran udara
atas. Batuk merupakan mekanisme reflex yang sangat penting untuk
menjaga jalan nafas tetap terbuka (paten). Dengan cara menyingkirkan
hasil sekresi lendir yang menumpuk pada jalan nafas. Tidak hanya lendir
yang akan disingkirkan oleh reflex batuk tetapi juga gumpalan darah dan
benda asing. Namun, sering terdapat batuk yang tidak bertujuan untuk
mengeluarkan lendir maupun benda asing, seperti batuk yang disebabkan
oleh iritasi jalan nafas.Jalan nafas dapat menjadi hiperreaktif sehingga
hanya dengan iritasi sedikit saja sudah dapat menyebabkan reflex batuk.

Mekanisme batuk memerlukan adanya penutupan glotis dan peningkatan


tekanan intrathoraks (sebagai elemen eksplosif). Jika terdapat
kelumpuhan pita suara, elemen eksplosif batuk tidak terjadidan keadaan
seperti ini disebut yang berasal dari saluran nafas bawah akan didapati
makrofag alveolar. Jika banyak dijumpai sel skuamosa, dahak
diperkirakan berasal dari bagian atas laring.Jika banyak dijumpai sel
polimorfonuklear, mungkin disebabkan oleh infeksi bakteri.

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 150


Modul Teori Fisiologi

G. Mekanika Pernafasan

Pernapasan memiliki ritme yang teratur dan ritme pernapasan


dihasilkan dari pusat pernapasan yang terletak di pons dan medula oblongata
(pneumotaxic center). Kontraksi otot inspirasi akan menimbulkan tekanan
negatif, menyebabkan terjadinya aliran udara dari luar masuk ke dalam paru.
Kedalaman dan frekuensi pernapasan sangat penting karena komponen
pernapasan ini akan membantu mempertahankan homeostasis kadar
oksigen, karbon dioksida dan ion H+ dalam darah arteri.

Struktur saluran napas atas sangat berperan agar udara dapat masuk
ke dan keluar dari paru. Saluran napas atas yang paten sangat tergantung
struktur anatomis daerah tersebut. Ukuran konka nasalis yang besar, lidah
atau uvula yang besar, dan palatum molle yang lemah dapat mengobstruksi
saluran napas atas. Otot genioglosus (untuk menjulurkan lidah), serta
styloglosus dan hyoglosus (untuk menarik lidah) mempunyai interaksi
kompleks agar jalan napas tetap terbuka.

7. Proses Menelan dan Tersedak


Proses menelan merupakan proses yang kompleks. Setiap unsur
yang berperan dalam proses menelan harus bekerja secara integrasi
dan berkesinambungan. Tersedak adalah merupakan mekanisme
pertahanan tubuh untuk mencegah makanan masuk ke paru. Di leher kita
ada 2 saluran, bagian depan itu namanya trachea (tenggorokan) yang
merupakan tempat lewatnya udara menuju paru-paru, dimana saluran ini
itu dibentuk oleh tulang rawan. Di bagian belakang dari trachea
(tenggorokkan) terdapat saluran untuk tempat lewatnya makanan disebut
esophagus (kerongkongan) yang menuju lambung. Pada trachea terdapat
epiglotis , fungsi epiglotis ini adalah untuk menutup trakhea pada saat kita
menelan makanan.

Kerongkongan sebagai jalan masuknya makanan dan minuman secara


anatomis terletak di belakang tenggorokan (jalan nafas).Kedua saluran ini
sama-sama berhubungan dengan lubang hidung maupun mulut.Agar
tidak terjadi salah masuk maka diantara kerongkongan dan tenggorokan

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 151


Modul Teori Fisiologi

terdapat sebuah katup (epiglottis) yang bergerak secara bergantian


menutup tenggorokan dan kerongkongan seperti layaknya daun
pintu.Saat bernafas, katup menutup kerongkongan agar udara menuju
tenggorokan, sedangkan saat menelan makanan, katup menutup
tenggorokan agar makanan lewat kerongkongan.Tersedak dapat terjadi
bilamakanan yang seharusnya menuju kerongkongan, malah menuju ke
tenggorokan karena berbagai sebab.

8. Hiccup (Cegukan)
Hiccups adalah suatu kontraksi involunter, intermiten, spasmodik
dari diafragma dan otot interkostal yang menyebabkan inspirasi
mendadak yang berakhir dengan penutupan mendadak glotis,
membuat suara cegukan klasik. Frekuensinya adalah 4-60 cegukan
/ menit dengan interval teratur.Kebanyakan episodenya singkat dan
swasirna, tetapi kadangkala cegukan berlangsung beberapa jam,
hari atau bahkan lebih. Cegukan didefinisikan sebagai persisten jika
mereka bertahan lebih dari 48 jam dan dinyatakan parah jika
mereka bertahan lebih dari 2 bulan. Pria di atas usia 50 lebih
cenderung memiliki cegukan yang parah dibandingkan dengan
perempuan.

Tidak diketahui apakah ada fungsi cegukan. Cegukan ini


melibatkan lengung refleks 1) saraf frenikus, saraf vagus, rantai
simpatis 2) mediator pusat dan 3) nervus frenikus saraf, glotis, dan
otot interkostal. Mediator sentral melibatkan pusat-pusat
pernapasan, nucleus nervi frenici, bagian reticular batang otak, dan
hipotalamus. Biasanya, cegukan melibatkan satu sisi diafragma,
meninggalkan lebih dari otot interkostal menyebabkan inspirasi
mendadak yang berakhir dengan penutupan mendadak glotis,
membuat suara cegukan klasik.Normal tingkat adalah 4-60
cegukan / menit dengan interval teratur. Tidak diketahui apakah
ada fungsi cegukan. Cegukan ini melibatkan lengung refleks 1)

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 152


Modul Teori Fisiologi

saraf frenikus, saraf vagus, rantai simpatis 2) mediator pusat dan 3)


nervus frenikus saraf, glotis, dan otot interkostal. Mediator sentral
melibatkan pusat-pusat pernapasan, nucleus nervi frenici, bagian
reticular batang otak, dan hipotalamus. Biasanya, cegukan
melibatkan satu sisi diafragma, meninggalkan lebih dari otot
interkostal menyebabkan inspirasi mendadak yang berakhir dengan
penutupan mendadak glotis, membuat suara cegukan
klasik.Normal tingkat adalah 4-60 cegukan / menit dengan interval
teratur.

Mekanisme Bersin

Berbeda dengan reflex batuk, rangsang yang ada ditangkap oleh reseptor

taktil dihidung.Rangsang kemudian diteruskan ke nervus trigeminus dan


dilanjutkan ke pusat pernafasan di medulla oblongata. Urutan mekanisme
reflex sama dengan mekanisme reflex batuk, namun pada reflex

bersin uvula dikondisikan kebawah, sehingga memungkinkan aliran


udara ekspirasi menjadi kuat dan dapat melalui rongga mulut dan rongga
hidung. Reflex bersin bermanfaat untuk mengeluarkan benda asing yang
masuk ke rongga hidung atau saluran pernafasan bagian bawah. Bersin
adalah respon tubuh yang dilakukan oleh membran hidung ketika
mendeteksi adanya bakteri dan kelebihan cairan yang masuk ke dalam
hidung, sehingga secara otomatis tubuh akan menolak bakteri itu. Syaraf-
syaraf yang terdapat di hidung dan mata itu sebenarnya saling bertautan,
sehingga pada saat kita bersin, maka secara otomatis mata kita akan
terpejam. Hal ini untuk melindungi saluran air mata dan kapiler darah agar
tidak terkontaminasi oleh bakteri yang keluar dari membran hidung. Pada
saat kita bersin, secara refleks maka otot-otot yang ada di muka kita
menegang, dan jantung kita akan berhenti berdenyut. Setelah selesai
bersin maka jantung akan kembali lagi berdenyut alias berdetak kembali.
Sebenarnya bersin adalah sebuah pertanda bahwa kita ini sehat.Sehat
dalam arti mekanisme tubuh kita berjalan dengan lancar sempurna.Bersin

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 153


Modul Teori Fisiologi

sebagai sebuah reaksi adanya ketidakberesan dalam saluran


pernapasan.Mungkin ada debu atau kotoran dari udara yang kita hirup
yang tidak tersaring dan ikut masuk sehingga tubuh secara spontan
bereaksi mengeluarkan kotoran melalui bersin.

RANGKUMAN

1. Pernafasan juga merupakan peristiwa menghirupudara dari luar yang


mengandung O2 dan mengeluarkan Co2 sebagai sisa dari oksidasi dari
tubuh. Penghisapan udara ke dalam tubuh disebut proses inspirasi dan
menghembuskan udara keluar tubuh disebut proses ekspirasi. Manusia
membutuhkan suplay oksigen secara terus-menerus untuk proses respirasi
sel, dan membuang kelebihan karbondioksida sebagai limbah beracun
produk dari proses tersebut. Pertukaran gas antara oksigen dengan
karbondioksida dilakukan agar proses respirasi sel terus berlangsung.
Oksigen yang dibutuhkan untuk proses respirasi sel ini berasal dari
atmosfer, yang menyediakan kandungan gas oksigen sebanyak 21% dari
seluruh gas yang ada. Oksigen masuk kedalam tubuh melalui perantaraan
alat pernapasan dan pada manusia disebut alveolus yang terdapat di paru-
paru berfungsi sebagai permukaan untuk tempat pertukaran gas.

Ada dua bagian yang mungkin dapat digambarkan dalam pernafasan yaitu :

O2 – hidung – trachea – alveoli – pembuluh kapiler alveolus – ikatan O2


dengan Hb – jantung –

a. seluruh tubuh sampai ke setiap sel.

Co2 – membran alveoli – kapiler – alveoli – bronchroli – bronchus –


trakea – hidung.Jadi, dalam paru-paru terjadi pertukaran zat antara oksigen
yang ditarik dari udara masuk ke dalam darah dan CO2 akan dikeluarkan
dari darah secara osmosis. Selanjutnya O2 masuk ke dalam tubuh melalui
kapiler-kapiler vena pulmonalis kemudian masuk ke serambi kiri jantung →
ke aorta →seluruh tubuh, disini terjadi oksidasi (pembakaran). Sebagai sisa

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 154


Modul Teori Fisiologi

dari pembakaran adalah CO2 dan zat ini dikeluarkan melalui peredaran
darah vena masuk ke jantung (serambi kanan) → ke bilik kanan dan dari sini
keluar melalui arteri pulmonalis ke jaringan paru-paru. Akhirnya dikeluarkan
menembus lapisan epitel dari alveoli. Proses pengeluaran CO2 ini adalah
sebagian dari sisa metabolisme, sedangkan sisa dari metabolisme lainnya
akan dikeluarkan melalui traktus urogenitalis dan kulit.

LATIHAN

1) jelaskan mekanisme dari pernapasan!

2) Jelaskan maksud dari pernapasan internal dan eksternal

3) Apa yang dimaksud dengan pernapsan insirasi dengan pernapasan


ekspirasi

4) Jelaskan cara pengangkutan oksigen dalam darah dan cairan tubuh

REFERENSI

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 155


Modul Teori Fisiologi

KEGIATAN BELAJAR VII

KEGIATAN BELAJAR VII

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 156


Modul Teori Fisiologi

PETA KONSEP
Modul
ANATOMI SISTEM PERSARAFAN

StandarKompetensi:
PesertaMampu Memahami Sistem
dan Fungsi Persarafan

KompetensiDasar:
a. Cerebrum
b. cerebelum
c. pons dan medula oblongata
d. sistem saraf tepi
e. sistem saraf simpati dan para simpati
f. aktifitas otak tidur
g. aktifitas otak rutin

KegiatanBelajar7:
Menjelaskan sistem dan fungsi sistem persarafan

KegiatanBelajar7:
o TujuanPembelajaran
o UraianMateri:
o Cerebrum
o cerebelum
o pons dan medula oblongata
o sistem saraf tepi
o sistem saraf simpati dan para simpati
o aktifitas otak tidur
o aktifitas otak rutin

Rangkuman

Latihan

Daftar pustaka

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 157


Modul Teori Fisiologi

DAFTAR ISI

KEGIATAN BELAJAR 7

SISTEM PERSARAFAN
Tujuan Pembelajaran

Setelahmengikutipelajaraninimahasiswamampu menjelaskan :
1. Respirasi internal dan eksternal
2. Mekanisme Pernafasan
3. Inspirasi dan ekspirasi
4. Peran otot pernafasanTransport gas pernafasan
5. Ventilasi, difusi, transportasi, dan perfusi
6. Pengukuran volume paru
7. Pengangkutan oksigen dalam darah dan cairan tubuh

Uraian Materi

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 158


Modul Teori Fisiologi

SISTEM SARAF PUSAT dan FUNGSINYA


A. CEREBRUM
Otak besar, atau otak depan, adalah organ yang digunakan untuk
pikiran sadar menerima dan merasakan informasi sensorik, dan untuk
memulai respons motorik. Pada permukaannya ada banyak lipatan (gyri)
dan alur (sulci) yang memungkinkan korteks luar, lapisan jaringan saraf,
untuk dikemas ke ruang yang lebih kecil. Setiap belahan otak secara
fungsional dibagi menjadi beberapa daerah yang disebut lobus,
bertanggung jawab untuk fungsi spesifik:
1. Lobus frontal terlibat dalam pengambilan keputusan,
mengungguli instingmendesak yang mungkin tidak sesuai
secara sosial, dan merencanakan acara mendatang.Ingatan
jangka panjang juga terbentuk di wilayah otak ini. Lobus
inimembentuk setengah bagian depan otak.
2. Lobus parietal terhubung ke lobus frontal di titik tengah otak.
Yang merupakan lokasi pusat somatosensori otak berfungsi
memprosesinformasi sensorik seperti sentuhan dan merupakan
pusat integrasi utama untuk informasi yang masuk.
3. lobus temporal, wilayah ini bertanggung jawabuntuk
pemrosesan sejumlah besar informasi terkait dengan suara
yang masukdan visi. Kenangan baru serta pemahaman bahasa
lisan terjadisini.
4. Lobus oksipital, adalah bagian paling belakang dari otak
danberfungsi sebagai pusat visual utama otak untuk
menafsirkan, mengintegrasikan, danmempersepsikan informasi
visual.(Langford,2015)

B. CEREBELLUM
Berada di bawah lobus oksipital serebrum, otak kecil berfungsi
terutama untuk koordinasi aktivitas motorik. Terdiri dari dua lobus utama,
yang disebut belahan otak, dengan daerah interkoneksi yang lebih kecil,
vermis. Penelitian baru menyoroti kegiatan lain yang otak kecil mungkin
terlibat, seperti belajar, suasana hati, dan perilaku.(Langford,2015)
C. PONS ( BATANG OTAK )
Bagian posterior otak, yang terhubung ke sumsum tulang belakang,
terdiri dari pons dan medula oblongata. Pons adalah awal batang otak

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 159


Modul Teori Fisiologi

yang membesar. pons memiliki pusat pengaturan untuk pernapasan dan


detak jantung. Memanjang ke bawah dan terdiri dari saluran saraf ke dan
dari sumsum tulang belakang adalah medula oblongata, berfungsi
sebagai pengatur penting fungsi dasar tubuh seperti pernapasan dan
detak jantung. (Langford,2015)
D. MEDULA OBLONGATA dan MEDULA SPINALIS
Medula oblongata sebagai Jaluruntuktraktussarafasendingdandesending;
pusatuntukbeberapareflekspenting (misalnya,
denyutjantungdankekuatankontraksi, diameter pembuluhdarah, pernapasan,
menelan, muntah, batuk, bersin, dancegukan).medula spinalis adalah sum sum
tulang belakang, merupakan saraf perpanjangan dari saraf pusat atau otak.

Gambar 4.1 anatomi Otak ( saraf pusat ) (Langford,2015)

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 160


Modul Teori Fisiologi

Gambar 4.2 Medula spinalis

3.3. SISTEM SARAF TEPI


Sistem saraf tepi (SST) dibagi menjadi beberapa unit yang lebih kecil.
Kategori kedua ini terdiri dari semua saraf yang menghubungkan otak dan
sumsum tulang belakang dengan reseptor sensorik, otot, dan kelenjar.
Terdiri dari 12 pasang saraf tengkorak (krania)l yang berasal dari batang
otak dan 31 pasang saraf tulang belakang (spinal) yang berasal dari
susm-sum tulang belakang. SST membawa impuls saraf yang dibentuk
oleh reseptor sensorik, seperti reseptor nyeri dan suara, ke SSP. Ia juga
membawa impuls saraf dari SSP ke efektor, yaitu: otot, kelenjar, dan
jaringan adiposa. SST dapat dibagi lagi menjadi dua subkategori: sistem
tepi aferen, yang terdiri dari neuron aferen atau sensorik yang
menyampaikan informasi dari reseptor di bagian perifer atau tepi tubuh ke
otak dan sumsum tulang belakang, dan sistem tepi eferen, yang terdiri
dari neuron eferen atau motorik yang menyampaikan informasi dari otak
dan sumsum tulang belakang ke otot dan kelenjar. Sistem tepi eferen
dapat dibagi lagi menjadi dua subkategori. Yang pertama adalah sistem
saraf somatik, yang menkonduksikan impuls dari otak dan sumsum tulang
belakang ke otot rangka, sehingga menyebabkan kita untuk merespon
atau bereaksi terhadap perubahan lingkungan eksternal kita. Yang kedua
adalah sistem saraf otonom (SSO), yang melakukan impuls dari otak dan
sumsum tulang belakang ke jaringan otot polos (seperti otot polos dari
usus yang mendorong makanan melalui saluran pencernaan), ke jaringan
otot jantung dari jantung, dan ke kelenjar (seperti kelenjar endokrin). SSO
dianggap saraf tak sadar (involunter). Organ yang dipengaruhi oleh sistem
ini menerima serabut saraf dari dua divisi SSO yaitu: divisi simpatis, yang
merangsang atau mempercepat aktivitas dan karenanya melibatkan
pengeluaran energi dan menggunakan norepinefrin sebagai
neurotransmitter, dan divisi parasimpatis, yang merangsang atau
mempercepat kegiatan vegetatif tubuh seperti pencernaan, urinasi, dan
defekasi dan mengembalikan atau memperlambat aktivitas lainnya.
Menggunakan asetilkolin sebagai neurotransmitter di ujung saraf.
Sistem Saraf Otonom Sistem saraf otonom mempertahankan
homeostasis tubuh dengan mengatur berbagai aktivitas, meliputi laju

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 161


Modul Teori Fisiologi

jantung, laju pernapasan, suhu tubuh, proses pencernaan, dan fungsi


urinari. Bayangkanlah berbagai perubahan yang dialami oleh tubuhmu
sepanjang hari, mulai dari bangun, Seperti dijelaskan sebelumnya, SSO
dibagi menjadi divisi simpatis, parasimpatis, dan sistem saraf enterik.
Divisi simpatis dan parasimpatis berbeda secara struktural di (1) lokasi
badan sel neuron praganglion mereka dalam SSP dan (2) lokasi ganglia
otonom mereka. Sistem saraf enterik (SSE) adalah jaringan yang
kompleks dari badan sel neuron dan akson dalam dinding saluran
pencernaan. SSE dianggap sebagai bagian dari SSO karena neuron
simpatis dan parasimpatis merupakan bagian penting dari SSE.

A. SISTEM SARAF SIMPATIS


Badan sel neuron praganglion simpatis berada di tanduk lateral dari
subtansi abu-abu sumsum tulang belakang antara segmen toraks
pertama (T1) dan segmen lumbar kedua (L2). Karena lokasi badan sel
praganglion ini, divisi simpatis kadang-kadang disebut divisi
torakolumbar. Akson dari neuron praganglion keluar melalui akar
ventral dari saraf tulang belakang (spinal) T1-L2, tentu saja melalui
saraf tulang belakang untuk jarak pendek, meninggalkan saraf ini
menuju ke ganglia simpatis. Ada dua jenis ganglia simpatis: rantai
ganglia simpatis dan ganglia kolateral. Rantai ganglia simpatis saling
terhubung satu sama lain sehingga dinamakan demikian karena
mereka membentuk rantai sepanjang sisi kiri dan kanan dari kolom
tulang belakang (verterbral). Mereka juga disebut ganglia
paravertebral (samping kolom vertebral) karena lokasi mereka.
Meskipun divisi simpatis berasal di daerah toraks dan lumbar
vertebral, rantai ganglia simpatis meluas ke daerah seviks dan sakral.
Sebagai hasil dari penggabungan ganglia selama perkembangan
fetus, biasanya ada 3 pasang ganglia serviks, 11 pasang ganglia
toraks, 4 pasang ganglia lumbar, dan 4 pasang ganglia sakral. Ganglia
kolateral (yang berarti "aksesori") adalah ganglia yang tidak
berpasangan terletak di rongga abdominopelvis. Mereka juga disebut
ganglia prevertebral karena posisinya anterior ke kolom vertebral.
Akson dari neuron praganglion memiliki diameter kecil dan
termielinasi.
B. SISTEM SARAF PARASIMPATIS
Badan sel neuron praganglion parasimpatis terletak baik di dalam inti
saraf kranial di batang otak atau di dalam bagian lateral dari substansi
abu-abu di daerah sakral sumsum tulang belakang dari S2 ke S4.

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 162


Modul Teori Fisiologi

Untuk itu, divisi parasimpatis kadang-kadang disebut divisi


kraniosakral. Akson dari neuron praganglion parasimpatis dari otak
ada di saraf kranial III, VII, IX, dan X dan dari sumsum tulang belakang
di saraf splanknik pelvis. Akson praganglion tentu melalui saraf ini ke
ganglia terminal, dimana mereka bersinaps dengan neuron
pascaganglion. Akson dari neuron pascaganglion memperpanjang
jarak yang relatif pendek dari ganglia terminal ke efektor. Ganglia
terminal baik dekat atau melekat dalam dinding organ dipersarafi oleh
neuron parasimpatis. Kebanyakan dari ganglia parasimpatis kecil,
tetapi beberapa, seperti di dinding saluran pencernaan adalah besar.
C. REFLEK-REFLEK SEDERHANA DAN KOMPLEKS
3.4. AKTIFITAS OTAK TIDUR
3.5. AKTIFITAS OTAK RUTIN

KEGIATAN BELAJAR VIII

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 163


Modul Teori Fisiologi

PETA KONSEP

Modul
FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN

Standar Kompetensi
Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami materi
yang di pelajari

Kompetensi Dasar:
Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan:
o Memahami sistem integumen
o Memahami fungsi sistem integumen
o Menjelaskan macam macam sistem integumen

Kegiatan Belajar 1:
Sistem integumen

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 164


Modul Teori Fisiologi

Kegiatan Belajar 1:
o Tujuan Pembelajaran
o Uraian Materi:
o Memahami sistem integumen
o Memahami fungsi sistem integumen
o Menjelaskan macam macam sistem integumen

Rangkuman

Latihan

Daftar pustaka
DAFTAR ISI

kelenjar susu.......................................................................................180

Kegiatan belajar 8

Sistem integumen

TUJUAN PEMBELAJARAN
Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 165
Modul Teori Fisiologi

Setelah mengetahui dan mempelajari materi yang disampaikan dalam


pembelajaran, Mahasiswa diharapkan dapat:
1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan sistem integumen
2. Mahasiswa mengetahui macam-macam sistem integumen
3. Mahasiswa mampu menjelaskan fungsi sistem integumen

URAIAN MATERI

1. pengertian sistem integumen

sistem integumen

 Sistem integumen merupakan sistem yang membentuk lapisan terluar pada


tubuh. Integumen terdiri dari kulit beserta derivat-derivatnya yang
terspesialisasi seperti rambut, kuku, dan beberapa jenis kelenjar.
 Kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar menutupi dan
melindungi permukaan tubuh.
 Kulit merupakan alat pertahanan eksternal yang dirancang untuk mencegah
penetrasi mikroba apabila jaringan tubuh terpajan ke lingkungan eksternal.
 Tubuh mengadakan kontak langsung dengan lingkungannya melalui
integumennya yakni kulit. Oleh karena itu kulit memiliki peran untuk
melindungi tubuh dari kerusakan mekanis atau fisik yang diakibatkan
lingkungan sekitar.

Komponen Integumen

Integumen terdiri dari beberapa komponen, komponen tersebut adalah:

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 166


Modul Teori Fisiologi

1. Kulit, merupakan organ terbesar tubuh. Pada laki-laki dengan berat badan 75
kg, kulit dapat memiliki berat lebih kurang 4,5 kg yang menutupi area seluas
1,67 m2.

2. Kuku jari, yakni salah satu bentuk derivatif kulit yang ditemukan hanya pada
ordo primata.

3. Rambut, adalah spesialisasi kulit yang hanya terdapat pada kelas mamalia.

4. Kelenjar kulit, meliputi kelenjar minyak, kelenjar keringat, dan kelenjar susu.

Fungsi Integumen

Adapun fungsi dari sistem integumen adalah sebagai berikut:

1. Melindungi, kulit melindungi tubuh dari ancaman mikroorganisme, kehilangan


cairan, dan dari zat-zat kimia penyebab iritasi maupun mekanik. Kulit juga
mengandung pigmen melanin yang mampu melindungi dari radiasi sinar
ultraviolet.

2. Mengatur suhu tubuh, pembuluh darah serta kelenjar keringat pada kulit
berfungsi untuk mempertahankan serta mengatur suhu tubuh.

3. Pengekskresi zat berlemak, air, serta ion-ion Na+.

4. Metabolisme, proses sintesis vitamin D yang penting untuk tulang dilakukan


di kulit dengan bantuan sinar matahari.

5. Komunikasi, kulit menerima stimulus dari lingkungan dengan reseptor khusus


yang dapat mendeteksi suhu, sentuhan, tekanan, dan nyeri. Kulit juga
merupakan media ekspresi wajah dan refleks vaskuler yang penting dalam
komunikasi.

Struktur Kulit

Kulit dapat dibedakan menjadi dua lapisan yaitu lapisan Epidermis dan
Dermis. Tepat dibawah dermis terdapat lapisan hipodermis yang banyak disusun
oleh jaringan adiposa (jaringan lemak).

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 167


Modul Teori Fisiologi

1. Epidermis

Epidermis merupakan lapisan yang mengandung sel pigmen


berfungsi memberi warna pada kulit. Epidermis berfungsi melindungi kulit
dari kerusakan oleh sinar matahari. Epidermis tersusun atas 5 lapisan utama
yaitu:

2. Stratum Germinativum
Lapisan ini merupakan lapisan epidermis yang paling bawah,
berbatasan langsung dengan dermis. Melekat pada jaringan ikat. Pada
lapisan ini terjadi pembelahan sel yang sangat cepat dimana sel yang baru
dibentuk akan didorong masuk ke lapisan berikutnya. Sel-sel yang dihasilkan
dari pembelahan tersebut dapat mencapai berjuta-juta sel setiap harinya.
3. Stratum Spinosum
Lapisan ini disatukan oleh tonjolan yang menyerupai spina. Spina ini
merupakan bagian penghubung intraseluler yang disebut desmosom.
4. Stratum Granulosum
Lapisan ini merupakan daerah sel-sel mulai mati karena akumulasi
molekul bakal keratin yang memisahkan sel-sel ini dari daerah dermal.
Stratum ini merupakan prekursor pembentukan keratin. Keratin adalah
protein keras dan resilien, bersifat anti air dan melindungi permukaan kulit
yang terbuka. Namun keratin yang terdapat pada epidermis merupakan
keratin yang lunak yang berkadar sulfur rendah. Berbeda dengan keratin
yang ada pada kuku dan rambut.
5. Stratum Lusidum
Lapisan ini terdiri dari sel-sel berbentuk perisai yang jernih dan
tembus cahaya.

6. Stratum Korneum
Lapisan ini merupakan lapisan terluar dari epidermis yang melindungi
tubuh terhadap lingkungan. Lapisan ini disebut lapisan bertanduk karena
tersusun dari sel-sel berkeratin yang merupakan sel mati. Keratin yang
bersifat tahan air akan melindungi jaringan lebih dalam terhadap kekurangan

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 168


Modul Teori Fisiologi

air. Lapisan ini terus-menerus mengalami gesekan dan mengelupas, namun


akan terus diganti oleh sel-sel yang lebih dalam yaitu stratum germinativum.
7. Dermis

Dermis merupakan lapisan kulit yang lebih sensitif.


Mengandung pembuluh darah, limfa, saraf, kelenjar, dan folikel rambut
yang muncul ke permukaan dalam bentuk papillae. Lapisan ini
dipisahkan dari epidermis dengan adanya membran dasar atau
lamina. Membran ini terdiri dari dua jaringan ikat.

8. Lapisan papilar
Lapisan dermal ini terletak paling atas yang terlihat
bergelombang. Merupakan jaringan ikat areolar renggang dengan
fibroblas, sel mast, dan makrofag. Papila dermal adalah proyeksi
seperti kerucut yang menjorok ke arah epidermis.
9. Lapisan retikular
Adalah lapisan kulit paling dalam yang mengandung banyak
arteri, vena, kelenjar keringat, kelenjar minyak, serta reseptor tekanan.
Lapisan papilar dan retikular mengandung banyak serat kolagen dan
elastisyang menyebabkan kulit lebih elastis. Pada orang usia lanjut
serat ini menjadi sangat berkurang sehingga kulitnya mudah keriput.
10. Lapisan subkutaneus (hipodermis)
Lapisan ini mengandung banyak sel lemak, juga beisi banyak
pembuluh darah dan ujung saraf.

2.4. Derivat-derivat Kulit

Kulit memiliki beberapa derivatif, yaitu:

2.4.1. Rambut

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 169


Modul Teori Fisiologi

Rambut berada hampir di seluruh tubuh. Sebagian berupa rambut


vellus, yang kecil dan tak berwarna. Rambut terminal biasanya kasar dan
dapat dilihat, tertanam di kulit kepala, alis dan bulu mata.

Rambut berasal dari folikel rambut yang sudah terbentuk sebelum


lahir. Rambut terdiri akar yakni bagian yang tertanam dalam folikel, batang
rambut yang berada di atas permukaan kulit. Akar dan batang rambut
disusun atas:

6. Kutikula, lapisan terluar yang tersusun sel mati yang bersisik.

Hal ini untuk mempermudah dalam kita mengakses bila sewaktu-waktu terjadi
kesakitan, maka orang lain akan mudah mencarinya. Kadang anak-anak suka
sesuatu yang bentuk sediaanya syrup atau permen, ditakutkan obat yang bentuknya
syrup atau tablet bersalut gula akan menarik anak untuk mengkonsumsinya terus
menerus. Khususnya obat-obat tersebut, sebaiknya tempat penyimpanannya
dijauhkan dari jangkauan anak-anak. Akan lebih baik semua obat disimpan pada
tempat yang dipersiapkan dengan terkunci dan terawasi.

7. Korteks, merupakan lapisan yang terkeratinisasi, membentuk bagian


utama batang rambut. Pada bagian ini terdapat pigmen yang
menetukan warna rambut.

8. Sebuah medula, terdiri dari dua sampai tiga lapis sel.

Rambut di kulit kepala tumbuh dalam masa 2 sampai 6 tahun dan memasuki
fase selama 3 bulan sebelum rontok. Rambut tubuh tumbuh sepanjang 0,05
inci/minggu. Sedangkan rambut kepala butuh waktu 7 minggu untuk tumbuh
1 inci.

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 170


Modul Teori Fisiologi

Celah papila dermal

Gambar 2.4. Struktur rambut

2.4.2. Kuku

Kuku adalah lempeng pelindung yang berasal dari perpanjangan


epidermis ke dermis. Kuku mengandung keratin keras yang berlekuk yang
terletak di atas kuku. Kuku mendapat nutrisi dari pembuluh darah. Kuku
dapat tumbuh 0,5 mm perminggu dan lebih cepat di musim panas.

Bagian-bagian kuku antara lain: akar kuku, badan kuku, kutikel,


hiponikium, dan lunula.

Badan kuku tumbuh dari akar kuku yang tertanam di dalam kulit.
Kutikel adalah lipatan epidermis berlekuk yang menutup akar kuku.
Hiponikium adalah stratum korneum tebal di bawah ujung lepas kuku.
Sedangkan lunula adalah area berwarna putih berbentuk melengkung dekat
kutikel.

. Kelenjar pada Kulit

1. Kelenjar Keringat (Sudorifera)

Terbagi atas dua jenis berdasarkan strukturnya:

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 171


Modul Teori Fisiologi

9. Kelenjar keringat ekrin, kelenjar ini tersebar luas di seluruh tubuh.


Tidak berhubungan dengan folikel rambut. Sekresi kelenjar ini berguna
mempertahankan suhu tubuh.

10. Kelenjar keringat apokrin, kelenjar ini penyebarannya terbatas.


Ditemukan di aksila, areola payudara, dan regia anogenital. Kelenjar
apokrin di ketiak dan anogenital pada masa pubertas menghasilkan
sekresi sebagai respon stres atau gembira. Biasanya tidak berbau,
namun akan berbau saat bereaksi dengan bakteri. Kelenjar apokrin
seruminosa, tertelatak di telinga sebagai getah telinga dan kelenjar
siliaris Moll yang terletak pada mata. Sementara kelenjar mamae
adalah kelenjar apokrin yang termodifikasi menghasilkan susu.

2. Kelenjar Minyak (Sebasea)

Kelenjar ini mengeluarkan sebum yang dialirkan ke folikel rambut.

11. Kelenjar sebasea adalah kelenjar holokrin

12. Sebum adalah campuran lemak, zat lilin, minyak dan pecahan-
pecahan sel.

13. Jerawat adalah gangguan pada kelenjar sebasea dimana kulit menjadi
terinfeksi karena reaksi kelenjar minyak dengan bakteri menyebabkan
kulit menjadi meradang dan bernanah.

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 172


Modul Teori Fisiologi

Gambar 2.7. Penampang kelenjar minyak

2.5. Kulit sebagai Pengatur Suhu Tubuh

Mekanisme pengaturan suhu tubuh oleh pusat pengatur suhu dalam


hipotalamus bila suhu tubuh meningkat dapat dilihat pada skema berikut:

Suhu pusat tubuh


meningkat

Termoreseptor pusat (dalam hipotalamus, korda spinalis


organ abdominal)

Pusat Pengintegrasi Termuregulatori


Hipotalamik

Sistem Saraf Sistem Saraf


Simpatetik Simpatetik

Pembuluh darah Kelenjar keringat


kulit

Vasodilatasi Berkeringat

Kulit menguapkan keringat


dengan mengambil panas
dari darah

Suhu pusat tubuh


kembali normal
Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 173
Modul Teori Fisiologi

Gambar 2.8. Skema pengturan suhu oleh kulit

Bila suhu pusat tubuh meningkat, maka perubahan suhu ini akan
diterima oleh termoreseptor pusat. Sinyal ini di teruskan ke pusat integrasi
termoregulatori hipotalamik yang kemudian mengurangi pengiriman sinyalnya
lewat saraf simpatetik ke pembuluh darah bawah kulit. Akibatnya, darah
panas mengalir ke bawah kulit. Disamping itu, sinyal juga di sampaikan ke
kelenjar keringat untuk mengekskresikan keringat ke permukaan kulit.
Berikutnya adalah menguapkan keringat dengan mengambil panas dari
darah yang mengakibatkan suhu pusat tubuh kembali normal.

Proses yang sama terjadi apabila tubuh menghadapi suhu lingkungan


yang panas, hanya perubahan suhu inimula-mula diterima oleh termoreseptor
periferal pada kulit. Selanjutnya termoreseptor periferal akan menyampaikan
sinyalnya ke pusat pengintegrasi termoregulatori hipotalamik yang
meneruskannya ke pembuluh darah bawah kulit dan kelenjar keringat.
Proses selanjutnya sama seperti bila suhu pusat tubuh meningkat.

Sebaliknya apabila tubuh menghadapi suhu lingkungan yang dingin,


maka hipotalamus akan mengatur penurunan kehilangan panas dan
meningkatkan produksi panas. Penurunan kehilangan panas dilakukan
melalui perintah ke pembuluh darah dibawah kulit, dan kelenjar keringat akan
menghentikan ekskresi keringat.

2.6. Pigmentasi Kulit

Lapisan stratum germinativum epidermis mengandung pigmen


melanosit. Melanin adalah suatu pigmen yang memiliki kisaran warna dari
kuning sampai hitam. Melanin dibentuk di dalam melanosit, dengan batuan
enzim tirosinase, terhadap asam amino tirosin. Jika enzim ini tidak ada, maka
kulit tidak akan mempunyai pigmen (albinisme).

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 174


Modul Teori Fisiologi

Langkah dasar pembentukan melanin adalah sebagai berikut:

Tirosinase

Tirosin intermediet Dihidroksi fenilalanin


Substansi

(Indol quinon)

Polimerasi + protein granula melanin

Melanin

Pigmentasi melanin secara umum diatur oleh Melanosit Stimulating


Hormon (MSH) yang diproduksi oleh kelenjar pituitari anterior.

Dermis juga kaya akan pembuluh limfe dan serabut saraf. Banyak
ujung saraf berakhir pada dermis berubah menjadi reseptor khusus, sehingga
mampu mendeteksi perubahan yang terjadi pada lingkungan kemudian
disambungkan ke otak.

Adapun ujung-ujung saraf tersebut yaitu:

1. Ruffini, peka terhadap panas

2. Paccini, peka terhadap tekanan

3. Crausse, peka terhadap dingin

4. Meisner, peka terhadap sentuhan berat

5. Merkle, peka terhadap sentuhan ringan

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 175


Modul Teori Fisiologi

Produksi melanin meningkat apabila kulit terpapar sinar matahari


langsung. Jumlah melanosit 1.000/mm2 sampai 2.000/mm2, perbedaan
genetik dalam besarnya jumlah produksi melanin dan pemecahan pigmen
yang lebih melebar mengakibatkan perbedaan ras. Pigmentasi terbesar
terjadi pada puting susu, areola, area sirkumanal, skrotum, penis, dan labia
mayora dan tempat pigmen terendah yaitu telapak tangan dan kaki.

Pada orang berkulit putih (Caucasian), darah dalam pembuluh dermal


dibawah lapisan epidermis dapat terlihat menghasilkan pewarnaan lebih
merah muda. Sementara karoten, pigmen kuning, hanya ditemukan pada
stratum korneum dalam sel lemak dermis dan hipodermis.

Tumor pada Kulit

1. Benign:

a. Papilloma : tumor epitelial, pada kulit mulut, kantong urin


b. Adenoma : tumor epitelial, menyerang kelenjar, ditemukan
dekat payudara, dan kelenjar tiroid
c. Fibrosa : tumor jaringan fibrosa, dimana saja, kebanyakan
langsung dibawah kulit
d. Lipoma : tumor lemak, pada leher, bahu hingga bokong,
dimana terdapat deposit lemak
e. Chondroma : tumor perusak kartilago, terutama pada ujung
tulang dimana ada kartilago

2. Malignant

a. Karsinoma

b. Sarkoma

Penyakit pada Kulit

1. Ecezema

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 176


Modul Teori Fisiologi

Merupakan inflamasi superficial, tidak menular, kronis, ditandai


erytema, melepuh, kerak, rasa gatal. Merupakan jenis eksem berupa
peradangan kulit di sekitar lekukan kulit, menyebabkan rasa gatal yang
disebabkan alergi.
2. Urticaria
Merupakan inflamasi akibat reaksi kulit terhadap suatu allergen,
yang disebabkan makanan, obat, logam dan vaksin. Reaksi yang
ditimbulkan meningkatkan permeabilitas sel, menimbuklkan edema,
gatal, dan iritasi.
3. Jerawat
Merupakan inflamatoris pada kelenjar minyak yang aktif.
Kelenjar sebasea meningkatkan produksi sebum, yang bereaksi
dengan mikroorganisme mengahsilkan jerawat.
4. Dermatitis
Peradangan kulit kepala, wajah, atau bagian lain yang
disebabkan level hormon, nutrisi, infeksi, dan stres.
5. Psoriasis
Inflamatori kronik yang memiliki ciri-ciri penebalan dan
kemerahan.
6. Onikomikosis
Peradangan kuku yang disebabkan infeksi jamur.
7. Impertigo
Infeksi permukaan kulit oleh streptococci atau
staphylococcihemolytic.
8. Folliculitis
Infeksi folikel rambut oleh staphylococci
9. Penyakit kulit yang disebabkan virus, antara lain:
10. Herpes simplex ; melepuh, memerah.
11. Herpes zoster ; ruam saraf, sinaganaga.
12. Veruca vulgaris ; kutil

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 177


Modul Teori Fisiologi

RANGKUMAN

 Sistem integumen merupakan sistem yang membentuk lapisan terluar pada


tubuh. Integumen terdiri dari kulit beserta derivat-derivatnya yang
terspesialisasi seperti rambut, kuku, dan beberapa jenis kelenjar.
 Kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar menutupi dan
melindungi permukaan tubuh.
 Kulit merupakan alat pertahanan eksternal yang dirancang untuk mencegah
penetrasi mikroba apabila jaringan tubuh terpajan ke lingkungan eksternal.
 Tubuh mengadakan kontak langsung dengan lingkungannya melalui
integumennya yakni kulit. Oleh karena itu kulit memiliki peran untuk
melindungi tubuh dari kerusakan mekanis atau fisik yang diakibatkan
lingkungan sekitar.

Fungsi Integumen

Adapun fungsi dari sistem integumen adalah sebagai berikut:

1. Melindungi, kulit melindungi tubuh dari ancaman mikroorganisme, kehilangan


cairan, dan dari zat-zat kimia penyebab iritasi maupun mekanik. Kulit juga
mengandung pigmen melanin yang mampu melindungi dari radiasi sinar
ultraviolet.

2. Mengatur suhu tubuh, pembuluh darah serta kelenjar keringat pada kulit
berfungsi untuk mempertahankan serta mengatur suhu tubuh.

3. Pengekskresi zat berlemak, air, serta ion-ion Na+.

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 178


Modul Teori Fisiologi

4. Metabolisme, proses sintesis vitamin D yang penting untuk tulang dilakukan


di kulit dengan bantuan sinar matahari.

5. Komunikasi, kulit menerima stimulus dari lingkungan dengan reseptor khusus


yang dapat mendeteksi suhu, sentuhan, tekanan, dan nyeri. Kulit juga
merupakan media ekspresi wajah dan refleks vaskuler yang penting dalam
komunikasi.

LATIHAN

1. Sebutkan apa yang dimaksud dengan sistem integumen?


2. Sebutkan contoh sistem integumen
3. Jelaskan komponen komponen integumen!

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 179


RE
FE
Modul Teori Fisiologi RE
NS
I

Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia (Dari Sel ke Sistem). Jakarta:


EGC

Sinaga, Erlintan, M. Silitonga. 2011. Anatomi Fisiologi Manusia. Medan:


UNIMED

Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC

Sobotta, Frithjof Hammersen. 1993. Histologi Atlas Bewarna Anatomi


Mikroskopik Edisi III. Jakarta: EGC

Tim Dosen. 2015. Penuntun Praktikum Anatomi dan Fisiologi Tubuh


Manusia. Medan: FMIPA UNIMED

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 180


Modul Teori Fisiologi

KEGIATAN BELAJAR IX

PETA KONSEP

Modul
Fisilogis siste pencernaan

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 181


Modul Teori Fisiologi

Standar Kompetensi:
Peserta menjelaskan sistem pencernaan

Kompetensi Dasar:
1. Menjelaskan tentang transport dan pencampuran makanan
dalam sistem
2. Menjelaskan fungsi sistem pencernaan
3. Menjelaskan saraf dalam sistem pencernaan
4. Menjelaskan enzim pencernaan
5. Menjelaskan reflek defekasi

Kegiatan Belajar 1:
Fisilogis sistem pencernaan

Kegiatan Belajar 1:
o Tujuan Pembelajaran Kegiatan Belajar 1:
o Uraian Materi: Konsep Dasar Pembelajaran Klinik
1. transport dan pencampuran makanan dalam sistem
2. fungsi sistem pencernaan
3. saraf dalam sistem pencernaan
4. enzim pencernaan
5. reflek defekasi

Rangkuman

Latihan

DAFTAR PUSTAKA

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 182


Modul Teori Fisiologi

DAFTAR ISI

95

KEGIATAN BELAJAR 9
SISTEM PENCERNAAN

TUJUAN BELAJAR

Setelah mempelajari materi yang diuraikan dalam pembelajaran modul


Pemberian sistem pencernaan, Mahasiswa diharapkan dapat:
1. Menjelaskan transport dalam sistem makanan dalam sistem
2. menjelaskan fungsi sistem pencernaan
3. Menjelaskan enzim pencernaan Menjelaskan mekanisme kerja

Untuk mencapai tujuan pembelajaran ini, Anda diharapkan dapat mempelajari


sistem pencernaan

URAIAN MATERI

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 183


Modul Teori Fisiologi

1. sistem pencernaan

apa yang dimaksud sistem pencernaan ?

Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus)
adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan,
mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran
darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan
sisa proses tersebut dari tubuh.
Saluran pencernaan terdiri atas:
a. Mulut
b. Tenggorokan (faring)
c. Kerongkongan
d. Lambung
e. Usus halus
f. Usus besar
g. Rektum dan Anus.

 Struktur Sistem Pencernaan


a. Mulut

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 184


Modul Teori Fisiologi

Mulut merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air
pada manusia. Mulut biasanya terletak di kepala dan umumnya merupakan bagian
awal dari sistem pencernaan lengkap yang berakhir di anus.

Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian dalam dari
mulut dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang
terdapat di permukaan lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam,
asin dan pahit.

Mulut atau oris terdiri atas dua bagian yaitu 1. Bagian luar yang sempit atau
vestibula dimana terdapat didalamnya gusi, gigi, bibir dan pipi ; 2. Bagian rongga
mulut dalam yaitu rongga mulut yang dibatasi sisinya oleh tulang maksilaris,platum
dan mandubularis di sebelah belakang bersambung dengan faring. Diluar mulut
ditutupi oleh kulit dan didalamnya ditutupi oleh selaput lendir (mukosa).

Didalam rongga mulut terdapat gigi, kelenjar ludah, dan lidah

Gigi

Gigi terdapat 2 macam yaitu

- Gigi sementara atau gigi susu mulai tumbuh pada umur 6-7 bulan dan
lengkap pada umur 2 ½ tahun jumlahnya 20 buah terdiri atas: 8 buah
gigi seri (dens insisivus),4 buah gigi taring (dens kaninus), 8 buah gigi
geraham (molare)
- Gigi tetap (permanen) tumbuh pada umur 6-18 tahun jumlahnya 32 buah
terdiri atas: 8 buah gigi susu (dens insisivus),

Fungsi gigi: gigi seri untuk memotong makanan, gigi taring untuk
memutuskan makanan yang keras dan liat dan gigi geraham untuk mengunyah
makanan yang sudah dipotong-potong.
• Kelenjar Ludah

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 185


Modul Teori Fisiologi

Kelenjar Ludah merupakan kelenjar yang mempunyai duktus yang bernama


duktus (saluran) wartoni dan stensoni . Kelenjar ludah ada 2 yaitu kelenjar
submaksilaris(kelenjar ludah bawah rahang) yang terdapat di bawah tulang rahang
atas pada bagian tengah dan kelenjar sublingualis (Kelenjar ludah bawah lidah)
yang terdapat di bagian depan dibawah lidah.
Kelenjar ludah dihasilkan didalam rongga mulut. Disekitar rongga mulut
terdapat 3 buah kelenjar ludah yaitu:
- Kelenjar parotis terdapat di bawah depan telinga diantara prosesus
mastoid kiri dan kanan os mandibular,duktus stensoni. Duktus ini keluar
dari glandula parotis menuju ke rongga mulut melalui pipi (muskulus
buksinator)
- Kelenjar submaksilaris terletak di bawah rongga mulut bagian
belakang,duktus wartoni, bermuara di rongga mulut dekat dengan
frenulum lingua.
- Kelenjar sublingualis terletak di bawah selaput lendir dasar rongga
mulut.
• Lidah
Lidah terdiri atas otot serat lintang dan dilapisi oleh selaput lendir, kerja otot
lidah dapat digerakkan ke segala arah.
Lidah dibagi menjadi 3 bagian yaitu radiks lingua (pangkal lidah), dorsum
lingua (punggung lidah), apeks lingua (ujung lidah). Pada pangkal lidah belakang
terdapat epiglottis yang berfungsi untuk menutup jalannya napas pada waktu
menelan makanan. Di punggung lidah terdapat puting-puting pengecap atau ujung
saraf pengecap. Frenulum lingua merupakan selaput lendir yang terdapat pada
bagian kira-kira di tengah,jika lidah digerakkan ke atas makan akan terlihat selaput
lendir.Pada pertengahan flika sublingual terdapat saluran dari glandula parotis,
submaksilaris dan glandula sublingualis.
Fungsi Lidah:
a. Untuk membersihkan gigi serta rongga mulut antara pipi dan gigi
b. Mencampur makanan dengan ludah
c. Untuk menolak makanan dan minuman kebelakang
d. Untuk berbicara

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 186


Modul Teori Fisiologi

e. Untuk mengecap manis, asin dan pahit


f. Untuk merasakan dingin dan panas.

 Mekanisme sistem pencernaan di mulut


Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh gigi
belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna.
Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut
dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya. Ludah juga mengandung
antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah protein dan menyerang
bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara
otomatis.

 Patologi yang terdapat di Mulut


1. Sakit gigi

Sakit Gigi yang paling sering disebabkan oleh adanya lubang pada gigi. Gigi
berlubang juga disebut karies. Penyebab gigi berlubang pada anak-anak adalah
makanan yang banyak mengandung gula. Sisa makanan menempel pada gigi dan
menjadi sarang bakteri. Bakteri akan mudah menerobos masuk ke dalam gigi
sehingga gigi keropos. Lalu masuk ke dalam rongga gigi sehingga menyerang
pembuluh darah dan saraf gigi. Karang gigi dapat menyebabkan gigi rapuh dan
mudah copot.

2. Sariawan

Alat pencernaan yang terganggu atau terserang oleh sariawan adalah mulut
(bibir dan gusi) dan lidah. Ketika terkena sariawan, bibir dan lidah Anda seperti
terluka dan terasa perih khususnya saat makan.

3. Infeksi Gusi

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 187


Modul Teori Fisiologi

Peningkatan peradangan menyebabkan gusi menyusut, membentuk kantong


diantara gigi dan gusi. Ini perangkap kantong karang gigi, plak, dan sisa-sisa
makanan yang pada akhirnya menyebabkan infeksi dan abses.

4. Radang Mulut

Radang mulut disebabkan infeksi jamur . Penyakit radang mulut memiliki ciri
yaitu lidah berwarna pucat dan terdapat bercak kuning keputihan yang bisa dikeruk
dengan mudah. Rasa perih terasa pada bercak tersebut jika terkena makanan atau
saat menyikat gigi.

5. Xerostomia

Xerostomia adalah istilah bagi penyakit pada rongga mulut yang ditandai
dengan rendahnya produksi air ludah. Kondisi mulut yang kering membuat makanan
kurangtercernadenganbaik.
 

b. Tenggorokan ( Faring)

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 188


Modul Teori Fisiologi

Faring merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan.


Berasal dari bahasa yunani yaitu Pharynk.
Didalam lengkung faring terdapat tonsil ( amandel ) yaitu kelenjar limfe yang
banyak mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi,
disini terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya
dibelakang rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang belakang

Keatas bagian depan berhubungan dengan rongga hidung, dengan


perantaraan lubang bernama koana, keadaan tekak berhubungan dengan rongga
mulut dengan perantaraan lubang yang disebut ismus fausium

Tekak terdiri dari; Bagian superior =bagian yang sangat tinggi dengan
hidung, bagian media = bagian yang sama tinggi dengan mulut dan bagian inferior =
bagian yang sama tinggi dengan laring.

Bagian superior disebut nasofaring, pada nasofaring bermuara tuba yang


menghubungkan tekak dengan ruang gendang telinga,Bagian media disebut
orofaring,bagian ini berbatas kedepan sampai diakar lidah bagian inferior disebut
laring gofaring yang menghubungkan orofaring dengan laring

 Patologi yang terdapat di Faring

1. Faringitis merupakan respon inflamasi terhadap pathogen yang


mengeluarkan toksin.

c. Kerongkongan (Esofagus)
Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu
makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan melalui
kerongkongan dengan menggunakan proses peristaltik. Sering juga disebut
esofagus(dari bahasa Yunani: oeso – “membawa”, dan phagus – “memakan”)

Esofagus bertemu dengan faring pada ruas ke-6 tulang belakang. Menurut histologi.

Esofagus dibagi menjadi tiga bagian:

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 189


Modul Teori Fisiologi

 bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka)


 bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus)
 serta bagian inferior (terutama terdiri dari otot halus).
 Patologi yang terdapat di esofagus

1. Akalasia merupakan suatu gangguan motilitas primer esofagus yang


ditandai oleh kegagalan sfingter esofagus bagian distal yang hipertonik
untuk berelaksasi pada waktu menelan makanan dan hilangnya
peristalsis esophagus

2. Karsinoma esofagus secara umum merupakan tumor yang sangat agresif


dengan prognosis yang buruk
3. Amandel atau tonsil merupakan kumpulan jaringan limfoid yang terletak
pada kerongkongan di belakang kedua ujung lipatan belakang mulut.

d. Lambung

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 190


Modul Teori Fisiologi

Lambung berawal dari esophagus dan berakhir pada duodenum usus


halus.
Terdiri dari 3 bagian yaitu:

o Kardia di sekitar sfingter esophageal bawah


o Fundus pada bagian puncak
o Antrum di bagian bawah
Bagian lambung terdiri dari:
o Fundus Ventrikuli adalah bagian yang menonjol keatas terletak
sebelah kiri osteum kardium dan biasaya berisi gas.
o Korpus Ventrikuli, adalah suatu lekukan pada bagian bawah
kurbatura minor.
o Antrum pylorus adalah bagian lambung berbentuk tabung
mempunyai otot yang tebal membentuk sfingter pylorus.
o Kurvatura minor terdapat di sebelah kanan lambung,terbentang
dari osteum kardiakm sampai ke pylorus.
o Kurvatura mayor terbentang dari sisi kiri osteum kardiak melalui
fundus ventrikuli menuju ke kanan sampai ke pilorus inferior.
Ligamentum gastrolienalis terbentang dari bagian atas
kurvatura mayor sampai ke limpa.
o Osteum Kardiak merupakan tempat esofagus bagian abdomen
masuk ke lambung. Pada bagian ini terdapat orifisium pilorik.
 Cara Kerja Lambung
Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk
cincin (sfinter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfinter
menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan.
Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik
untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung
menghasilkan 3 zat penting :

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 191


Modul Teori Fisiologi

o Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung.


Setiap kelainan pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang
mengarah kepada terbentuknya tukak lambung.
o Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh
pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga
berperan sebagai penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh
berbagai bakteri.
o Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein)

Di dalam lambung terjadi pencernaan kimiawi dengan bantuan enzim yaitu:


1)      Amylase saliva melanjutkan pencernaan amilum di bagian fundus
2)      Pepsin membantu pemecahan protein
3)      Lipase membantu pemecahan lipid susu (terutama pada bayi dan anak)
4)      Rennin membantu pencernaan susu pada bayi. Rennin dan kalsium
menyebabkan koagulasi susu, sehingga lebih lama berada di lambung untuk
dicerna.
 Patologi yang terdapat di Lambung
1. Gastritis Merupakan suatu peradangan akut atau kronis pada lapisan
mukosa (lender) dinding lambung. Penyebabnya ialah penderita
memakan yang mengandung kuman penyakit. Kemungkinan juga karena
kadar asam klorida (HCL) pada lambung terlalu tinggi.

2. Radang dinding lambung menyerang membran mukus yang melapisi


lambung. Penyebabnya mungkin alergi makanan, alkohol, atau obat-
obatan, racun atau bakteri.
3. Maag adalah peradangan yang terjadi pada dinding lambung. Hal
tersebut disebabkan asam (HCl) yang dihasilkan lambung terlalu banyak
sehingga mengikis dinding lambung

 Pankreas

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 192


Modul Teori Fisiologi

Dari lambung kimus dilanjutkan ke usus halus untuk dicerna lebih


lanjut. Sekret yang membantu pencernaan tidak hanya berasal dari usus
halus sendiri, tetapi juga dari pancreas, hati, dan kandung empedu.
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua
fungsi utama yaitu menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon
penting seperti insulin. Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan
berhubungan erat dengan duodenum (usus dua belas jari).

Pankraes terdiri dari 2 jaringan dasar yaitu :

o Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan


o Pulau pankreas, menghasilkan hormone
 Cara Kerja Pankreas
Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan
melepaskan hormon ke dalam darah. Enzim yang dilepaskan oleh pankreas
akan mencerna protein, karbohidrat dan lemak. Enzim proteolitik memecah
protein ke dalam bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh dan dilepaskan
dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah mencapai saluran
pencernaan. Pankreas juga melepaskan sejumlah besar sodium bikarbonat,
yang berfungsi melindungi duodenum dengan cara menetralkan asam
lambung.

 Patologi yang terdapat di Pankreas


 Hati

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 193


Modul Teori Fisiologi

Hati merupakan sebuah organ yang terbesar di dalam badan manusia


dan memiliki berbagai fungsi, beberapa diantaranya berhubungan dengan
pencernaan.

Hati terletak di bawah diafragma. Hati dibagi menjadi 2 lobus utama


yaitu lobus kanan dan lobus kiri. Hati dihubungkan oleh rangkaian duktus.
Bermula dari duktus hepatikus kanan dan kiri, lalu bergabung menjadi satu
pada duktus hepatikus utama. Duktus hepatikus utama bergabung dengan
duktus kistikus dari kandung empedu, keduanya membentuk duktus empedu.
Duktus empedu menuju duodenum dan bermuara di ampula
hepatopankreatikus bersama-sama dengan duktus pankreatikus.
Hati menampilkan 7 fungsi pokok yaitu:
1)      Menghasilkan garam empedu, yang digunakan oleh usus halus untuk
mengemulsikan dan menyerap lipid
2)      Menghasilkan antikoagulan heparin dan protein plasma seperti
protrombin, fibrinogen, dan albumin
3)      Sel-sel retikuloendotelial hati, memfagosit (memangsa) sel-sel darah
yang telah rusak, juga bakteri
4)      Menghasilkan enzim yang memecah racun atau mengubahnya menjadi
struktur yang tak berbahaya. Sebagai contoh, ketika asam amino hasil
pemecahan protein dipecah lagi menjadi energy, dihasilkan sampah-sampah

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 194


Modul Teori Fisiologi

nitrogen beracun (misalnya ammonia) yang akan diubah menjadi urea.


Selanjutnya urea dibuang melalui ginjal dan kelenjar keringat.
5)      Nutrient yang baru diserap akan dikumpulkan di hati. Tergantung
kebutuhan tubuh, kelebihan glukosa akan diubah menjadi glikogen atau lipid
untuk disimpan. Sebaliknya hati juga dapat mengubah glikogen dan lipid
menjadi glukosa kembali jika dibutuhkan.
6)      Hati menyimpan glikogen, tembaga, besi, vitamin A, B12, D, E, dan K.
Juga menyimpan racun yang tak dapat dipecah dan dibuang (misalnya DDT)
7)      Hati dan ginjal berperan dalam aktivasi vitamin D.

 Patologi yang terdapat di Hati

 Kandung Empedu

Kandung empedu (Bahasa Inggris: gallbladder) adalah organ


berbentuk buah pir yang dapat menyimpan sekitar 50 ml empedu yang
dibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan. Pada manusia, panjang kandung
empedu adalah sekitar 7-10 cm dan berwarna hijau gelap – bukan karena
warna jaringannya, melainkan karena warna cairan empedu yang

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 195


Modul Teori Fisiologi

dikandungnya. Organ ini terhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari
melalui saluran empedu.

 Bagian-bagian dari kandung empedu adalah:


o Fundus vesika felea merupakan bagian kandung empedu yang
paling akhir setelah korpus vesika felea
o Korpus Vesika Felea merupakan bagian dari kandung yang di
dalamnya berisi getah empedu.
o Leher Kandung Kemih merupakan leher dari kandung empedu
yaitu saluran pertama masuknya getah empedu ke kandung
empedu.
o Duktus sistikus memiliki panjang sekitar 3 3/4 cm berjalan dari
leher kandung empedu dan bersambung dengan duktus
hepatikus ,membentuk saluran empedu ke duodenum.
o Duktus Hepatikus merupakan saluran yang keluar dari leher
o Duktus koledokus merupakan saluran yang membawa empedu
ke duodenum.

Empedu memiliki 2 fungsi penting yaitu:

o Membantu pencernaan dan penyerapan lemak


o Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh,
terutama haemoglobin (Hb) yang berasal dari penghancuran
sel darah merah dan kelebihan kolesterol.

 Patologi yang terdapat di kandung empedu

e. Usus halus (Usus kecil)

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 196


Modul Teori Fisiologi

Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan
yang terletak di antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan
pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena
porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang
membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding
usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan
lemak.
Lapisan usus halus terdiri atas : lapisan mukosa ( sebelah dalam ),
lapisan otot melingkar ( M sirkuler ), lapisan otot memanjang ( M Longitidinal )
dan lapisan serosa ( Sebelah Luar )

Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari
(duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum).

1. Usus dua belas jari (Duodenum)


Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus
yang terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong
(jejunum). Bagian usus dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus
halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di ligamentum Treitz. Usus
ini memiliki panjang sekitar 25 cm,berbentuk sepatu kuda melengkung ke kiri
pada lengkungan ini terdapat pancreas. Pada bagian kanan duodenum

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 197


Modul Teori Fisiologi

terdapat selpaut lendir yang membukit di sebut papila vateri.. pada papila
vateri bermuara saluran empedu (duktus koledokus) dan saluran pakreas
(duktus wirsungi/ duktus pankreatikus).

Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak


terbungkus seluruhnya oleh selaput peritoneum. pH usus dua belas jari yang
normal berkisar pada derajat sembilan. Pada usus dua belas jari terdapat dua
muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu. Nama duodenum
berasal dari bahasa Latin duodenum digitorum, yang berarti dua belas jari.

 Cara Kerja usus duodenum

Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari


(duodenum), yang merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan
masuk ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di
cerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan megirimkan sinyal
kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan.

2. Usus Kosong (jejenum)


Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah
bagian kedua dari usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan
usus penyerapan (ileum). Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus
antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus kosong dan
usus penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium.

Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat


jonjot usus (vili), yang memperluas permukaan dari usus. Secara histologis
dapat dibedakan dengan usus dua belas jari, yakni berkurangnya kelenjar
Brunner. Secara hitologis pula dapat dibedakan dengan usus penyerapan,
yakni sedikitnya sel goblet dan plak Peyeri. Sedikit sulit untuk membedakan
usus kosong dan usus penyerapan secara makroskopis.

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 198


Modul Teori Fisiologi

Jejunum diturunkan dari kata sifat jejune yang berarti “lapar” dalam
bahasa Inggris modern. Arti aslinya berasal dari bahasa Latin, jejunus, yang
berarti “kosong”.

3. Usus Penyerapan (illeum)


Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus.
Pada sistem pencernaan manusia, ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan
terletak setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu.
Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi
menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu.

 Patologi yang terdapat di Usus Halus

1.  Malabsorpsi. yaitu gangguan penyerapan zat gizi dari usus halus.


Gejala umum berupa tinja besar padat, pucat, berbau tidak enak,
dan mengambang

2. Limfoma adalah kanker yang tumbuh pada bagian tengah usus halus (jejunum)
atau bagian bawah usus halus (ileum).

f. Usus Besar (Kolon)

Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus
buntu dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses.

Usus besar terdiri dari :

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 199


Modul Teori Fisiologi

o Usus Buntu (sekum)

Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: caecus, “buta”) dalam istilah
anatomi adalah suatu kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta
bagian kolon menanjak dari usus besar. Organ ini ditemukan pada mamalia,
burung, dan beberapa jenis reptil. Sebagian besar herbivora memiliki sekum
yang besar, sedangkan karnivora eksklusif memiliki sekum yang kecil, yang
sebagian atau seluruhnya digantikan oleh umbai cacing.

 Umbai Cacing (Appendix)

Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus buntu.

Dalam anatomi manusia, umbai cacing atau dalam bahasa Inggris,


vermiform appendix (atau hanya appendix) adalah ujung buntu tabung yang
menyambung dengan caecum.

Umbai cacing terbentuk dari caecum pada tahap embrio. Dalam orang


dewasa, Umbai cacing berukuran sekitar 10 cm tetapi bisa bervariasi dari 2

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 200


Modul Teori Fisiologi

sampai 20 cm. Walaupun lokasi apendiks selalu tetap, lokasi ujung umbai
cacing bisa berbeda – bisa di retrocaecal atau di pinggang (pelvis) yang jelas
tetap terletak di peritoneum.

Apendiks berfungsi dalam sistem limfatik.

o Kolon asendens (kanan)


Panjangnya sekitar 13 cm terletak di bawah abdomen sebelah kanan,
membujur keatas dari dari ileum ke bawah hati.
o Kolon transversum
Panjangnya sekitar 38 cm,membujur dari kolon desendens berada
dibawah abdomen, sebelah kanan terdapat fleksura hepatica dan sebelah kiri
terdapat fleksura lienalis.
o Kolon desendens (kiri)
Panjangnya sekitar 25 cm ,terletak di bawah abdomen bagian kiri
membujur dari atas ke bawah dan fleksura lienalis sampai ke depan ileum kiri
bersambung dengan kolon sigmoid
o Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum)
Kolon sigmoid merupakan lanjutan kolon desendens, terletak miring
dalam rongga pelvis sebelah kiri,bentuknya menyerupai huruf S, ujung
bawahnya berhubungan dengan rectum
 Patologi yang terdapat di Usus Besar

1. Kolitis Ulseratif merupakan penyakit radang kolon nonspesifik yang


umumnya berlangsung lama disertai remisi dan eksaserbasi yang
berganti-ganti.

2.

g. Rektum dan anus

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 201


Modul Teori Fisiologi

 Rektum

Rektum (Bahasa Latin: regere, “meluruskan, mengatur”) adalah sebuah


ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan
berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan
sementara feses.

Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih
tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja
masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB).
Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di dalam
rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk
melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material akan
dikembalikan ke usus besar, di mana penyerapan air akan kembali
dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan
pengerasan feses akan terjadi.

Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini,
tetapi bayi dan anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam
pengendalian otot yang penting untuk menunda buang air besar.

 Anus

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 202


Modul Teori Fisiologi

Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan


limbah keluar dari tubuh. Anus terletak di dasar pelvis, dindingnya diperkuat
oleh 3 sfingter.

a) Sfingter ani internus (sebelah atas), bekerja tidak menuruti


kehendak.
b) Sfingter levator ani , bekerja juga tidak menuruti kehendak
c) Sfingter ani eksternus ( sebelah bawah), bekerja menuruti
kehendak.

Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan


sebagiannya lagi dari usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot
sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang air
besar) , yang merupakan fungsi utama anus.

RANGKUMAN

Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai


anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima
makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat
gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak
dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh.
Saluran pencernaan terdiri atas:
a. Mulut

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 203


Modul Teori Fisiologi

b. Tenggorokan (faring)
c. Kerongkongan
d. Lambung
e. Usus halus
f. Usus besar
g. Rektum dan Anus.

PERTANYAAN

1. Sebutkan kelenjar apa saja yang ada di dalam mulu?


2. Jelskan mekanisme sistem pencernaan didalam mulut
3. Jelaskan bagian dari esofagus

REFERENSI

Devi, Anakardian Kris Buana. 2017. Anatomi Fisiologi & Biokimia Keperawatan.
Jakarta : Pustaka Baru Press.

Irianto, koes. 2014. Anatomi Dan fisiologi. Bandung : Alfabeta.

Manaba, Faizin. 2014. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Gizi. Jakarta : EGC. .
Syaifudin. 2006. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta : EGC.
Syaifudin. 2011. Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika.

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 204


Modul Teori Fisiologi

KEGIATAN BELAJAR X

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 205


Modul Teori Fisiologi

PETA KONSEP

Modul
Sistem perkemihan

Standar Kompetensi:
Mampu memaahami fisiologi sistem perkemihan

Kompetensi Dasar:
11. Menjelaskan kompartemen cairan ekstra seluler
12. Menjelaskan kompartemen cairan intraseluler
13. Menjelaskan perisiwa,difusi,osmosis,filtrasi
14. Menjelaskan terbentuknya edema

Kegiatan Belajar 10:


Sistem perkemihan
Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 206
Modul Teori Fisiologi

Kegiatan Belajar 10:


o Tujuan Pembelajaran
o Uraian Materi:
o Menjelaskan kompartemen cairan ekstra seluler
o Menjelaskan kompartemen cairan intraseluler
o Menjelaskan perisiwa,difusi,osmosis,filtrasi
o Menjelaskan terbentuknya edema

Rangkuman

Latihan

Daftar pustaka

DAFTAR ISI

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 207


Modul Teori Fisiologi

KEGIATAN BELAJAR 10

sistem perkemihan

TUJUAN PEMBELAJARAN

Materi yang akan dipelajari mengenai cara pemberian obat, setelah mempelajari
materi ini mahasiswa diharapkan dapat:

o Menjelaskan kompartemen cairan ekstra seluler


o Menjelaskan kompartemen cairan intraseluler
o Menjelaskan perisiwa,difusi,osmosis,filtrasi
o Menjelaskan terbentuknya edema

Untuk mencapai tujuan ini diharapkan setiap mahasiswa harus mempelajari dan
mengerti mengenai materi ini.

URAIAN MATERI

pengertian cairan elektrolit

Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi


tubuh tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 208


Modul Teori Fisiologi

merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan
elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh.

Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut) dan zat tertentu (zat
terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan
listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke
dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi
ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya
distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian
tubuh.

Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang


lainnya jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya.
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu : cairan intraseluler dan cairan
ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berda di dalam sel di seluruh
tubuh, sedangkan cairan akstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan
terdiri dari tiga kelompok yaitu : cairan intravaskuler (plasma), cairan interstitial dan
cairan transeluler. Cairan intravaskuler (plasma) adalah cairan di dalam sistem
vaskuler, cairan intersitial adalah cairan yang terletak diantara sel, sedangkan cairan
traseluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairan serebrospinal, cairan
intraokuler, dan sekresi saluran cerna.

Keseimbangan cairan dan elektrolit

Kompartemen cairan tubuh

Semua cairan tubuh didistribusikan terutama antara dua


kompartemen,cairain ekstrasel dan cairan intrasel.cairan ekstrasel dibagi menjadi
cairan interstisial dan plasma darah.ada juga kompartemen cairan lainnya yang kecil
yang disebut cairan transelular.kompartemen ini meliputi cairan dalam rongga
sinovia,peritoneum,perikardium,dan intraokular,serta cairan serebrospinal,cairan
cairan tersebut biasa dianggap sebagai jenis cairan ekstrasel khusus,walaupun ada
beberapa kasus komposisinya dapat sangat berbeda dengan komosisi plasma atau
cairan interstisial.caira transeluler seluruhnya berjumlah sekitar 1 sampai 2 liter.

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 209


Modul Teori Fisiologi

Rata rata orang dengan berat 70 kilogram,memiliki total cairan tubuh sekitar 60
persen berat badan,atau sekitar 42 liter. Persentase ini dapat berubah,bergantung
pada umur,jenis kelamin,dan derajat obesitas,seiring dengan pertumbuhan
seseorang ,presentase total cairan tuubuh terhadap berat badan berangsur angsur
turun. Hal tersebut adalah sebagian akibat dari penuaan yang biasanya
berhubungan dengan peningkatan persentase lemak tubuh,sehingga mengurangi
presentase cairan dalam tubuh,karena wanita pada normal nya mempunyai lemak
tubuh lebih banyak dari pria,wanita mempunyai lebih sedikit cairan daripada pria
dengan berat badan yang sebanding. Jadi bila kita membahas kompartemen cairan
tubuh “rata- rata”,kita harus menyadari adanya variasi,bergantung pada mur,jenis
kelamin,dan presentase lemak tubuh

 Kompartemen cairan ekstra seluler


Semua cairan di luar sel ssecara keseluruhan disebut cairan
ekstrasel. Cairan ini merupakan 20 persen dari berat badan,atau sekitar 14
liter pada orang dewasa naormal dengan berat dari cairan ekstrasel adalah
cairan intersitisial,yang berjumlah lebih dari tiga perempat bagian cairan
ekstrasel dan plasma, yang berjumlah hampir seperempat cairan
ekstrasel,atau sekitar 3 liter. Pkasma adalah bagian darah yang tak
mengandung sl,plasma terus menerus menukar zat dengan cairan
intratisialmelalui pori- pori membran kapiler,pori pori ini bersifat sangat
permeabel untuk hampir semua zat terlarut dalam cairan ekstrasel,kecuali
protein
 Kompartemen cairan intra seluler
Sekitar 28 dari 42 liter cairan tubuh ada di dalam 75 triliun sel dan
secara keseluruhan disebut cairan intrasel jadi cairan intrasel merupakan 40
persen dari berat badan total “rata-rata”
Cairan masing- masing sel mengandung campurannya tersendiri dengan
berbagai zat,namun kontraksi zat-zat ini mirip antara satu sel dengan sel
lainnya,sebenarnya,komposisi cairan ini sangat mirip,bahkan pada hewan
yang berbeda,mulai dari mikroorganisme paling primitif sampai manusia oleh
sebab itu cairan intrasel dari seluruh sel yang berbeda-beda dianggap
sebagai satu kompartemen cairan yang besar
 Edema ekstra seluler dan intra seluler
Edema menunjukn adanya cairan berlebihan di jaringan tubuh.pada
sebagian besar keadaan,edema terutama terjadi pada kompartemen cairan
ekstrasel,tapi juga melibatkan kompartemen cairan intrasel.

Edema intrasel
Dua kondisi yang memudahkan terjadiny pembengkakan
intrasel(1)depseri sistem metabolisme jaringan dan (2) tidak adanya nutrisi
sel yanga dekuat.contohnya,bila aliran darah ke jaringan
menurun,pengiriman oksigen dan nutrien yang berkurang. Jika aliran darah

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 210


Modul Teori Fisiologi

menjadi sangat rendah untuk mempertahankan metabolisme jaringan


normal,maka pompa ion membran sel akan tertekan. Bila hal ini terjadi ion
natrium yang biasanya masuk di dalam sel tidak dapat lagi dipompa keluar
dari sel dan kelebihan ion natrium dalam sel menimbulkan osmosis air ke
dalam sel.kadang kadang ini dapat ,meningkatkan volumen intrasel suatu
jaringan bahkan pada seluruh tungkai yang iskemik contohnya sampai dua
atau tiga kali volume normal.bila hal ini terjadi,biasanya merupakan awal
terjadidnya kematian jaringan.
Edema intrasel juga dapat terjadi pada jaringan yang meradang.peradagan
biasanya mempunyai efek langsung pada membran sel yaitu meningkatnya
permeabilitas membran,damn memungkinkan natrium dan ion ion lain
berdifusi masuk ke dalam sel,yang diikuti dengan osmosis air kedalamm sel.

Edema ekstrasel
Edema ekstrasel terjadi bila ada akumulasi cairan yang berlebihan
ruang ekstrasel. Ada dua penyebab edema ekstrasel yang umum dijumpai:
(1)kebocoran abnormal cairan dari plasma ke ruang interstisium ke dalam
darah. Penyebab klinis akumulasi cairan intersitisial yang paling sering
adalah filtrasi cairan kapiler yang berlebihan
 Peristiwa difusi,osmosis,filtrasi,

Perpindahan Cairan dan Elektrolit Tubuh

Perpindahan cairan dan elektrolit tubuh terjadi dalam tiga fase yaitu

a. Fase I
Plasma darah pindah dari seluruh tubuh ke dalam sistem sirkulasi, dan nutrisi
dan oksigen diambil dari paru-paru dan tractus gastrointestinal.
b. Fase II
Cairan interstitial dengan komponennya pindah dari darah kapiler dan sel

c. Fase III
Cairan dan substansi yang ada di dalamnya berpindah dari cairan
interstitial masuk ke dalam sel. Pembuluh darah kapiler dan membran sel
yang merupakan membransemipermiabel mampu memfilter tidak semua
substansi dan komponen dalam cairan tubuh ikut berpindah. Metode
perpindahan dari cairan dan elektrolit tubuh dengan cara :

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 211


Modul Teori Fisiologi

• Diffusi
• Filtrasi
• Osmosis
• Aktiv Transport

Diffusi dan osmosis adalah mekanisme transportasi pasif. Hampir semua zat
berpindah dengan mekanisme transportasi pasif. Diffusi sederhana adalah
perpindahan partikel-partikel dalam segala arah melalui larutan atau gas. Beberapa
faktor yang mempengaruhi mudah tidaknya difusi zat terlarut menembus membran
kapiler dan sel yaitu :

• Permebelitas membran kapiler dan sel


• Konsenterasi
• Potensial listrik
• Perbedaan tekanan.
Osmosis adalah proses difusi dari air yang disebabkan oleh perbedaan
konsentrasi. Difusi air terjadi pada daerah dengan konsenterasi zat terlarut yang
rendah ke daerah dengan konsenterasi zat terlarut yang tinggi. Perpindahan zat
terlarut melalui sebuah membrane sel yang melawan perbedaan konsentrasi dan
atau muatan listrik disebut transportasi aktif. Transportasi aktif berbeda dengan
transportasi pasif karena memerlukan energi dalam bentuk adenosin trifosfat (ATP).
Salah satu contonya adalah transportasi pompa kalium dan natrium. Natrium tidak
berperan penting dalam perpindahan air di dalam bagian plasma dan bagian cairan
interstisial karena konsentrasi natrium hampir sama pada kedua bagian itu.
Distribusi air dalam kedua bagian itu diatur oleh tekanan hidrostatik yang dihasilkan
oleh darah kapiler, terutama akibat oleh pemompaan oleh jantung dan tekanan
osmotik koloid yang terutama disebabkan oleh
albumin serum. Proses perpindahan cairan dari kapiler ke ruang interstisial disebut
ultrafilterisasi. Contoh lain proses filterisasi adalah pada glomerolus ginjal.

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 212


Modul Teori Fisiologi

Meskipun keadaan di atas merupakan proses pertukaran dan pergantian yang


terus menerus namun komposisi dan volume cairan relatif stabil, suatu keadaan
yang disebut keseimbangan dinamis atau homeostatis.

 Keseimbangan asam basa

RANGKUMAN
Kompartemen cairan tubuh

Rata rata orang dengan berat 70 kilogram,memiliki total cairan tubuh


sekitar 60 persen berat badan,atau sekitar 42 liter. Persentase ini dapat
berubah,bergantung pada umur,jenis kelamin,dan derajat obesitas,seiring
dengan pertumbuhan seseorang ,presentase total cairan tuubuh terhadap
berat badan berangsur angsur turun.

 Kompartemen cairan ekstra seluler


Semua cairan di luar sel ssecara keseluruhan disebut cairan ekstrasel.
 Kompartemen cairan intra seluler
Sekitar 28 dari 42 liter cairan tubuh ada di dalam 75 triliun sel dan secara
keseluruhan disebut cairan intrasel jadi cairan intrasel merupakan 40 persen
dari berat badan total “rata-rata”
 Edema ekstra seluler dan intra seluler
Edema menunjukn adanya cairan berlebihan di jaringan tubuh.pada
sebagian besar keadaan,edema terutama terjadi pada kompartemen cairan
ekstrasel,tapi juga melibatkan kompartemen cairan intrasel.

LATIHAN

1. Jelaskan penyebab terjadinnya edema ekstrasel!


2. Jelaskan faktor pengaman yang secara normal mencegah edema!

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 213


Modul Teori Fisiologi

3. Jelaskan yang dimaksud dengan kompartemen cairan tubuh


4. Apa yang dimaksud dengan plasma sel?
5. Jelaskan secara singkat perbedaan cairan ekstrasel dan
interstisial!

REFERENSI

Bryant, N,J. 1992. Laboratory Immunology and Serology. Philadelphia, W.B.


Saunders Co
Anderson, Paul D. 2008. Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia. Jakarta :
EGC.
Kupper TS, Fuhlbrigge RC. 2004. Immune Surveillance in the Skin :
Mechanisms and Clinical Consequences. Nat Rev Immunol 4 : 211
Manaba Faizn. 2016. Anatomi fisiologi. Jakarta. Buku kedokteren EGC
Ahmad A. K. Muda. 1996. Kamus Lengkap Kedokteran. Penerbit Citas Media
Pers Surabaya.
Bruce D. Wingerd. 1994. The Human body Concept Of Anatomy dan
Physiology. Harcount Bruce Collange Publisher, Orlando Florida.
. Coad, Jane. 2006. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Bidan. Penerjemah: Brahm
U Pendit. Jakarta: EGC

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 214


Modul Teori Fisiologi

KEGIATAN BELAJAR XI
KEGIATAN BELAJAR XI

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 215


Modul Teori Fisiologi

PETA KONSEP

Modul
SISTEM PANCA INDERA

Standar Kompetensi:
Peserta Mampu Memahami Sistem
dan Fungsi Panaca Indera

Kompetensi Dasar:
a. Mahasiswa mampu menjelaskan sistem panca indra
penglihatan
b. Mahasiswa mampu menjelaskan sistem panca indra
pembau
c. Mahasiswa mampu menjelaskan sistem panca indra
pendengar
d. Mahasiswa mampu menjelaskan sistem panca indra
pengecap
e. Mahasiswa mampu menjelaskan sistem panca indra
peraba

Kegiatan Belajar 11:


Sistem panca
Kegiatan indra11:
Belajar
o Tujuan Pembelajaran
o sistem panca indra penglihatan
o sistem panca indra pembau
Prodi D III Kebidanan sistem panca
o Poltekkes indra pendengar
Kemenkes RiauPage 216
o sistem panca indra pengecap
o sistem panca indra peraba
Modul Teori Fisiologi

Rangkuman

Latihan

Daftar Pustaka

DAFTAR ISI

KEGIATAN BELAJAR 11

SISTEM PANCA INDERA

A. Tujuan Pembelajaran

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 217


Modul Teori Fisiologi

Setelah mengikuti pelajaran ini mahasiswa mampu menjelaskan :


1. Indera pengelihatan
2. Indera pembau
3. Indera pendengar
4. Indera pengecap
5. Indera Peraba

B. Uraian Materi

1. INDERA PENGELIHATAN
Mata adalah sualu organ fotosensitif yangsangat berkembang dan
rumit, yang menganalisis bentuk,intensitas, dan warna cahaya yang
dipantulkan objek danmenimbulkan sensasi penglihatan' Mata terletak
dalamstrukturbertulang yang protektif di tengkorak, yaitu rongga
orbita,yang jugi mengandung bantalan jaringan adiposa' Setiap
bolamata'teidiri atis sebuah bola mata fibrosa yang kuat
untukmempertahankanbentuknya, suatu sistem jaringan transparanyang
membiaskan cahaya untuk memfokuskan bayangan, seiapii sel
fotosensitif,dan suatu sistem neuron yang berfungsimengumpulkan,
memProses, dan meneruskan informasivisual ke otak.
Setiap mata terdiri atas tiga lapisan atau tunikakonsentris, sebuah
lapisan luar kuat yang terdiriatas sklera dan kornea; sebuah lapisan
tengah vaskular yangterdiri atas koroid, badan siliar, dan iris; dan sebuah
lapisansensorik internal, retina, yang terdiri atas epitel pigmen di luardan
lapisan retina sebenarnya di dalam.Lapisan internal retinayang fotosensitif
ini berhubungan dengan serebrum melalui nervus opticus di sisi posterior
mata; tepi anteriornya disebutora serrate.

Anatomi mata sebagai berikut:


1. Lensa mata adalah suatu struktur transParan bikonveksyang
ditahan ditempatnya oleh suatu sistem sirkular serabutzonula, yang
terbentang dari lensa ke dalam penebalan lapisantengatr" yaitu
badan siliar, dan berdekatan dengan corpusvitreum di sisi
posterior.

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 218


Modul Teori Fisiologi

2. Struktur yang menutupi sebagian permukaan anterior lensa adalah


perluasan
lapisin tengah berpigmen yang opak dan disebut iris.
3. Lubangbundar di tengah iris adalah pupil.
4. Korneatidak berwarna dan transparanserta sepenuhnya avascular.
5. Retina, lapisan internal mata, berasal dari mangkuk opticembrionik
seperti mangkuk optic.Retina terdiriatas dua lapisan utama, lapisan
dalam, retinaneural, mengandung neuron dan fotoreseptor. Regio
visualpada lapisan ini terbentang pada sisi anterior hanya sejauh
oraserrata tetapi berlanjut sebagai epitel kuboidyang melapisi
permukaan badan siliar dan iris posterior.Lapisan pigmen luar
adalah epitel yang berada pada membraneBruch tepat di dalam
choroid

Gambar 4.1 anatomi mata (Junqueira, 2012)

2. INDERA PEMBAU
Hidung adalah organ yang berfungsi sebagai pembau, fidung memiliki
rongga. Rongga hidung kiri dan kanan terdiri atas dua struktur:vestibulum
di luar dan rongga hidung (atau fossa nasalis) didalam. Vestibulum adalah

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 219


Modul Teori Fisiologi

bagian paling anterior dan palinglebar di setiap rongga hidung.Kulit hidung


memasuki nares(cuping hidung) yang berlanjut ke dalam vestibulum
danmemiliki kelenjar keringat, kelenjar sebasea, dan vibrisa (buluhidung)
yang menyaring partikel-partikel besar dari udarainspirasi.Di dalam
vestibulum, epitelnya tidak berlapis tanduklagi dan beralih menjadi epitel
respiratorik sebelum memasukifossa nasalis.

Rongga hidung berada di dalam tengkorak berupa duabilik kavernosa


yang dipisahkan oleh septum nasi oseosa.Darisetiap dinding lateraf
terdapat tiga tonjolan bertulang mirip rak yang dikenal sebagai
conchae.Concha mediadan inferior dilapisi oleh epitel respiratorik; concha
superiorditutupi epitel penghidu khusus.Celah-celah sempit di
antaraconcha memudahkan pengondisian udara inspirasi
denganmenambah luas area epitel respiratorik yang hangat danlembap
dan dengan melambatkan serta menambah furbulensialiran
udara.Hasilnya adalah bertambahnya kontak antaraaliran udara dan
lapisan mukosa.Di dalam lamina propriaconcha terdapat pleksus vena
besar yang dikenal sebagaibadan pengembang (szuell bodies).
Sinus paranasalis adalah rongga bilateral di fulang frontafmaksila,
ethmoid dan sfenoid tengkorak (Gambar 17-1).Sinussinus ini dilapisi oleh
epitel respiratorik yang lebih tipis dengansedikit sel goblet.Lamina
proprianya mengandung sedikit
kelenjar kecil dan menyatu dengan periosteum di bawahnya.Sinus
paranasalis berhubungan langsung dengan ronggahidung melalui lubang-
lubang kecil dan mucusyang dihasilkan dalam sinus ini terdorong ke
dalam hidung sebagai akibatdari aktivitas sel-sel epitel bersilia.
Di bagian posterior rongga hidung, nasofaring adalahbagian pertama
faring, yang berlanjut sebagai orofaring kearah kaudal, yaitu bagian
posterior rongga mulut.Nasofaring dilapisi oleh epitel respiratorik dan
memilikitonsila pharyngealis di media dan muara bilateral tubaauditorius
untuk setiap telinga tengah.

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 220


Modul Teori Fisiologi

Gambar 4.2 Anatomi hidung ( junqueria, 2012)

3. INDERA PENDENGAR
Fungsi telinga berhubungan dengan pemeliharaan keseimbangan dan
pendengaran.Telinga terdiri atas tiga bagianutama: telinga luar, yang
menerimagelombangsuara; telinga tengah, tempat gelombang suara
diteruskandari udara ke cairan telinga dalam melalui serangkaian
tulangkecil; dan telinga dalam, di mana pergerakan cairan ini
diubahmenjadi impuls saraf spesifik yang berjalan melalui
nervusacusticus ke SSP. Selain organ auditorik, telinga dalam
iugamengandung organ vestibular yang memungkinkan tubuhmemelihara
keseimbangan.

Anatomi telinga sebagaiberikut:


1. Telinga luar / Auricula, atau pinna (L. pinna, sayap) terdiri atas
suatulempeng kartilago elastis iregular berbentuk corong, yangditutupi
secara erat oleh kulit dan menghantarkan getombang suara ke dalam
telinga.
2. Telinga tengah mengandung rongga timpani yang terisi-udara,suatu
ruang iregular yang berada di dalam os temporale diantara membran
timpani danpermukaan tulang telinga dalam. Pada dinding
medialbertulang, telinga tengah terdapat dua area berlapis
membrandan tidak bertulang: yaitu, tingkap lonjong (fenestra
ovalis)dan tingkap bundar (fenestra rotunda). dan tingkap bundar
(fenestra rotunda). Membran timpani berhubungan dengan tingkap
lonjongmelalui sederetan tiga fulang keciI, ossicula auditus,

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 221


Modul Teori Fisiologi

yangmenghantarkan getaranmekanis membran timpani ke


telingadalam.
3. Telinga dalam berada sepenuhnya di dalam os temporale, dimana
sederetan ruang yang saling berhubungan, labirin
bertulangmenampung serangkaian saluran kontinu berlapisepitel yang
terisi cairan dan bilik yang membentuk labirinmembranosa yang tebih
kecil

Gambar 4.2 anatomi telinga (junqueira,2012)

4. INDERA PENGECAP
Lidah adalah massa otot rangka yang ditutupi oleh suatumembran
mukosa dengan struktur yang bervariasi sesuaidaerahnya. Serabut
ototnya saling menyilang dalam tigabidang dan berkelompok membentuk
berkas yang dipisahkanoleh jaringan ikat.Karena jaringan ikat lamina
propria menyusup ke dalam celah-celah di antara berkas-berkas
otot,membran mukosa melekat erat pada ototnya.Membranmukosa
bertekstur licin di permukaanbawah lidah.Permukaandorsal lidah
bertekstur iregular, yang ditutupi di sebelahanterior oleh sejumlah besar
tonjolan kecil yang disebutpapilla.Sepertiga posterior lidah dipisahkan dari
duapertigabagian anterior oleh batas berbentuk huruf V, yaitu
sulcusterminalis.Di belakang batas ini terdapat pangkal lidahdengan

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 222


Modul Teori Fisiologi

permukaan yang memPerlihatkan tonjolan-tonjolankecil berupa tonsila


lingualis dan kumpulan nodul limfoid.
Terdapat 4 papila yaitu:
1. Papilla filiformis berjumlah cukup banyak,berbentuk kerucut
memaniang dan memiliki banyak lapisan tanduk, yang
membuat permukaannya terlihat keabuanatau keputihan.
Epitelnya ticlak memiliki kuncup kecap
(dibahas kemudian) dan perannya bersifat mekanis
dalammenyediakan permukaan kasar yang mempermudah
pergerakan makanan selamamengunyah.
2. Papilla fungiformisberjumlah lebih sedikit,sedikit bertanduk,
dan berbentuk jamur dengan intijaringan ikat dan sebaran
kuncup kecap pada permukaanatasnya. Papila tersebut
tersebar secara acak di antarapapila filiformis.
3. Papilla foliata kurang berkembang pada orang dewasa,tetapi
terdiri atas rigi (ridge) dan alur paralel pada permukaan lidah
dengan kuncup kecap.
4. Papilla vallata (atau papilla circumvallata) berjumlahpaling
sedikit dan merupakan papilla terbesar di lidahserta memiliki
lebih dari separuh kuncup kecap pada lidahmanusia. Dengan
diameter sebesar safu sampai tiga mm,tujuh sampai dua belas
papilla vallata sirkular normalnya
berbentuk garis huruf V tepat di belakang sulcus
terminalis.Duktus dari sejumlah kelenjar liur (Ebner) serosa
bermuarake dalam alur dalam yang mengelilingi setiap
papillavallata. Susunan seperti parit menimbulkan aliran
cairansecara kontinu di atas kuncup kecap yang berlimpah
pada
sisi papilla tersebut, yang menyapu partikel makanan
didekatnya sehingga kuncup kecap dapat menerima
danmemproses stimulus pengecapan yang baru.

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 223


Modul Teori Fisiologi

Gambar 4.4 Anatomi lidah ( papila Lidah ) (junqueria,2012)

5. INDERA PERABA
Kulit adalah organ tunggal yang terberat di tubuh, yangbiasanya
membentuk 15-20% berat badan total dan pada orangdewasa, memiliki
luas permukaan sebesar 1',5-2 m2 yang terpapar dengan dunia luar.
Selain dikenal sebagai lapisankutaneus atau integumen (L.
integumentum, lapisan), kulitterdiri atas epidermis, yaitu lapisan epitel
yang berasal dariektoderm, dan dermis, suatu lapisan jaringan ikat yang
berasal
dari mesoderm.Taut dermis dan epidermistidak teratur, dan tonjolan
dermis yang disebut papila salingmengunci dengan evaginasi epidermis
yang disebut eltidermalridges (rigi epidermis). Turunan epidermis meliputi
rambut,kuku, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat.Di bawah
dermisterdapat hipodermis ataujaringan subkutan, yaitu jaringan ikat
longgar yang dapatmengandung bantalan adiposit.Jaringan subkutan
mengikatkulit secara longgar pada jaringan di bawahnya dan
sesuaidengan fasia superfisial pada anatomi makro.
Fungsi kulit yaitu:
1. Proteksi
2. Metabolik
3. Termoregulatorik
4. Sensor

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 224


Modul Teori Fisiologi

Gambar 4.5 Anatomi kulit (Junqueria, 2012)

RANGKUMAN

 . INDERA PENGELIHATAN
Mata adalah sualu organ fotosensitif yangsangat berkembang dan
rumit, yang menganalisis bentuk,intensitas, dan warna cahaya yang
dipantulkan objek danmenimbulkan sensasi penglihatan'
Anatomi mata sebagai berikut:
1. Lensa mata
2. Struktur yang menutupi sebagian permukaan anterior lensa adalah
perluasan
lapisin tengah berpigmen yang opak dan disebut iris.
3. Lubangbundar di tengah iris adalah pupil.
4. Korneatidak berwarna dan transparanserta sepenuhnya avascular.
5. Retina
 INDERA PEMBAU
Hidung adalah organ yang berfungsi sebagai pembau, fidung
memiliki rongga. Rongga hidung kiri dan kanan terdiri atas dua

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 225


Modul Teori Fisiologi

struktur:vestibulum di luar dan rongga hidung (atau fossa nasalis)


didalam. Vestibulum adalah bagian paling anterior dan palinglebar di
setiap rongga hidung.Kulit hidung memasuki nares(cuping hidung)
yang berlanjut ke dalam vestibulum danmemiliki kelenjar keringat,
kelenjar sebasea, dan vibrisa (buluhidung) yang menyaring partikel-
partikel besar dari udarainspirasi.Di dalam vestibulum, epitelnya tidak
berlapis tanduklagi dan beralih menjadi epitel respiratorik sebelum
memasukifossa nasalis.
 INDERA PENDENGAR
Fungsi telinga berhubungan dengan pemeliharaan keseimbangan dan
pendengaran.
 INDERA PENGECAP
Lidah adalah massa otot rangka yang ditutupi oleh suatumembran
mukosa dengan struktur yang bervariasi sesuaidaerahnya
 INDERA PERABA
Kulit adalah organ tunggal yang terberat di tubuh, yangbiasanya
membentuk 15-20% berat badan total dan pada orangdewasa,
memiliki luas permukaan sebesar 1',5-2 m2 yang terpapar dengan
dunia luar

LATIHAN

1. Sebutkan nama nama organ sistem panca indra?


2. Jelaskan fungsi dari macam macam sistem panca inra!
3. Dibagian indra pengecap terdapat 4 papila coba jelaskan!

REFERENSI

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 226


Modul Teori Fisiologi

Coad, Jane. 2006. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Bidan. Penerjemah: Brahm
U Pendit. Jakarta: EGC

Martini F. (1989). Anatomy and Fundamentals of Physiology. Prentice hall,


New Jersey.

Bruce D. Wingerd (1994). The Human body Concept Of Anatomy dan


Physiology. Harcount Bruce Collange Publisher, Orlando Florida.

Tortora Gerard J and Bryan H. Derrickson. 2009. Principles Of Anatomy And


Physiology. John Wiley & Sons, Inc. Hoboken

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 227


Modul Teori Fisiologi

KEGIATAN BELAJAR XII

PETA KONSEP

Modul
Sistem Endktrin dan Hipotalamus

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 228


Modul Teori Fisiologi

Standar Kompetensi:
Mahasiswa mampu memahami sistem endoktrin

Kompetensi Dasar:
i. Mahasiswa dapat menjelaskan sifat alami hormon
j. Mahasiswa dapat menjelaskan penyimpanan dan sekresi hormon
k. Mahasiswa dapat menjelaskan hormon yang berhubungan dengan
reproduksi
l. Mahasiswa mampu menjelaskan mekanisme kerja ootot
m. Mahasiswa mampu menjelaskan macam-macamhormon dan fungsinya
n. Pengaturan fungsi hormon dalam darah

Kegiatan Belajar 13:


Fisilogi sistem endoktrin

Kegiatan Belajar 13:


o Tujuan Pembelajaran
o Uraian Materi:
o sifat alami hormon
o penyimpanan dan sekresi hormon
o hormon yang berhubungan dengan reproduksi
o macam-macam hormon dan fungsinya
o Pengaturan fungsi hormon dalam darah
o Mekanisme kerja hormon

Rangkuman

Latihan

Daftar Pustaka

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 229


Modul Teori Fisiologi

DAFTAR ISI

KEGIATAN BELAJAR 13

SISTEM ENDOKTRIN

Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti pelajaran ini mahasiswa mampu menjelaskan :


1. sifat alami hormon
2. penyimpanan dan sekresi hormon
3. hormon yang berhubungan dengan reproduksi
4. macam-macam hormon dan fungsinya
5. Pengaturan fungsi hormon dalam darah
6. Mekanisme kerja hormon

Uraian Materi

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 230


Modul Teori Fisiologi

1.1 Definisi Sistem Endokrin

Sistem endokrin adalah sistem kelenjar dan struktur lain yang mengeluarkan
sekret internal (hormon) yang dilepaskan secara langsung ke dalam sistem sirkulasi,
mempengaruhi metabolisme dan proses tubuh lainnya.

Kelenjar endokrin biasa di sebut kelenjar buntu. Kelenjar tanpa melewati


duktus atau saluran dan hasil sekresinya di sebut hormon. Beberapa dari organ
endokrin ada yang menghasilkan satu macam hormon (hormon tunggal). Di samping
itu juga ada yang menghasilkan lebih dari satu macam hormon atau hormon ganda,
misalnya kelenjar hipofise sebagai pengatur kelenjar yang lain.

Kelenjar utama dari sistem endokrin adalah hipotalamus, hipofisis, tiroid ,


paratiroid, adrenal, pineal body, dan organ reproduksi (ovarium dan testis).
Pankreas juga merupakan bagian dari sistem ini; memiliki peran dalam produksi
hormon serta dalam pencernaan.

            Berasal dari sel-sel epitel yang melakukan proliferasi ke arah pengikat  sel
epitel yang telah berploriferasi dan membentuk sebuah kelenjar endokrin, tumbuh
dan berkembang dalam pembuluh kapiler. Zat yang dihasilkannya di sebut hormon,
dialirkan langsung ke dalam darah. Dalam keadaan fisiologis hormon mempunyai
pengaturan sendiri sehingga kadarnya selalu dalam keadaan optimum untuk
menjaga keseimbangan dalam organ yang berada di bawah pengaruhnnya,
mekanisme pengaturan ini di sebut sistem umpan balik negatif.

Sistem endokrin diatur oleh umpan balik dalam banyak cara yang sama
bahwa termostat mengatur suhu di kamar. Untuk hormon yang diatur oleh kelenjar
hipofisis, sinyal yang dikirimkan dari hipotalamus ke kelenjar pituitari dalam bentuk
"releasing hormone," yang merangsang hipofisis untuk mengeluarkan sebuah
"stimulating hormone" ke dalam sirkulasi. Hormon merangsang kemudian sinyal
kelenjar target untuk mengeluarkan hormon tersebut. Sebagai tingkat hormon ini

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 231


Modul Teori Fisiologi

meningkat dalam sirkulasi, hipotalamus dan kelenjar hipofisis menutup sekresi


hormon melepaskan dan hormon merangsang, yang pada gilirannya memperlambat
sekresi oleh kelenjar sasaran. Sistem ini menghasilkan konsentrasi darah yang stabil
dari hormon yang diatur oleh kelenjar hipofisis.

1.1 Gambar Organ Sistem Endokrin

1.2 Kelenjar Endokrin dan Hormon yang Dihasilkan

1) Hipotalamus.
Hipotalamus terletak di bagian tengah bawah otak. Ini bagian dari otak yang
penting dalam regulasi kenyang, metabolisme, dan suhu tubuh. Selain itu, ia
mengeluarkan hormon yang merangsang atau menekan pelepasan hormon di
kelenjar pituitari. Banyak dari hormon ini melepaskan hormon yang disekresikan ke
dalam arteri (sistem portal hypophyseal) yang membawa mereka langsung ke
kelenjar pituitari. Dalam kelenjar hipofisis, hormon-hormon melepaskan sinyal
sekresi hormon-hormon. Hipotalamus juga mengeluarkan hormon yang disebut
somatostatin, yang menyebabkan kelenjar pituitari untuk menghentikan pelepasan
hormon pertumbuhan.

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 232


Modul Teori Fisiologi

Fungsi utama hipotalamus adalah homeostasis,  yaitu bermanfaat untuk


menjaga tubuh agar tetap stabil dan dalam kondisi konstan. Karena berapa
hipotalamus juga terhubung ke beberapa daerah dari sistem saraf pusat dan otak
depan limbik, maka harus menyesuaikan sesuai dengan sinyal yang berbeda baik
internal maupun yang eksternal. Rangsangan yang berasal dari penciuman sering
mempengaruhi hormon endokrin. Sementara glucorticoids dan steroid
mempengaruhi tanggapan seperti nafsu makan atau rasa haus. Paparan sinar
matahari merupakan sebuah sinyal yang jelas dan hal ini akan membantu mengatur
siklus tidur dan bangun tidur.

Daerah anterior hipotalamus berada di depan dan memiliki tanggung jawab


untuk beberapa fungsi. Hal ini merupakan bagian penting dari termoregulasi yang
bertugas mengatur suhu tubuh. Termoregulasi dikendalikan melalui proses
berkeringat dan saat Anda terengah-engah, selain itu tidur serta siklus sirkadian juga
diatur oleh daerah anterior.

Di tengah hipotalamus bertanggung jawab pada rasa haus dan lapar. Wilayah
tuberal juga memiliki tugas mengontrol tekanan darah dan denyut jantung. Pada
bagian belakang hipotalamus merupakan daerah posterior. Bagian ini juga akan
mengontrol peningkatan tekanan darah, rasa menggigil, serta pelebaran pupil.
Fungsi memori juga akan dipengaruhi juga oleh daerah ini.

1.2.1 Hormon Hipotalamus


1) Crticotropibn Releasing Hormon (CRH)
2) Gonadotropin Releasing Hormon (GnRH)
3) Thyrotrpin Releasing Hormon (TRH)
4) Grrowth Hormon Inhibiliting Hormon (GHIH)
5) Plolachtin  Releasing Fachtor (PRF)
6) Prolactin Inhibitory Factor (PIF)
7) Vasopresin (ADH)
8) Oxitosin

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 233


Modul Teori Fisiologi

Gambar : Hipotalamus

Hipotalamus dan kelenjer hipofise/ pituitary membentuk satu kesatuan unit yang
mengatur fungsi dari bebeerapa kelenjar endokrin : kelenjar tiroid , adrenal, gonad
dan berbagai aktivitas fisiologis lainnya.

2) Kelenjar Hipofise
Kelenjar Hipofisis (pituitary) disebut juga master of gland atau kelenjar
pengendali karena menghasilkan bermacam-macam hormon yang mengatur
kegiatan kelenjar lainnya. Kelenjar hipofisis merupakan kelenjar yanga seukuran
kacang polong dan berat 0,5 gram (0.018 oz) pada manusia. Ini adalah penonjolan
dari bagian bawah hipotalamus di dasar otak, terletak di dasar tengkorak yang
memegang peranan penting dalam sekresi hormon dari semua semua organ-organ
endokrin. Dapat di katakan sebagai kelenjar pemimpin, sebab hormon-hormon yang
dihasilkannya dapat mempengaruhi pekerjaan kelenjar lainnya.

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 234


Modul Teori Fisiologi

Gambar : Hipopisis

a) Hipofisis Anterior
Hormon yang  dihasilkan kelenjar hipofisis lobus anterior dapat dilihat pada gambar:

Gambar : Hormon Yang Dihasilkan Hipofisis Lobus Anterior Beserta Organ


Targetnya

Macam-macam fungsi hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis lobus anterior dan
gangguannya.

Hormon yang dihasilkan Fungsi dan gangguannya

Hormon Somatotropin (STH), Merangsang sintesis protein

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 235


Modul Teori Fisiologi

dan metabolisme lemak, serta


merangsang pertumbuhan
tulang (terutama tulang pipa)
dan otot. kekurangan hormon
ini pada anak-anak-anak
menyebabkan
Hormon pertumbuhan (Growth pertumbuhannya terhambat
Hormone / GH) /kerdil (kretinisme), jika
kelebihan akan menyebabkan
pertumbuhan raksasa
(gigantisme). Jika kelebihan
terjadi pada saat dewasa,
akan menyebabkan
pertumbuhan tidak seimbang
pada tulang jari tangan, kaki,
rahang, ataupun tulang hidung
yang disebut akromegali.

Hormon tirotropin atau Thyroid Mengontrol pertumbuhan dan

Stimulating Hormone (TSH) perkembangan kelenjar gondok


atau tiroid serta merangsang
sekresi tiroksin

Mengontrol pertumbuhan dan


Adrenocorticotropic hormone perkembangan aktivitas kulit
(ACTH)    ginjal dan merangsang kelenjar
adrenal untuk mensekresikan
                    
glukokortikoid (hormon yang
dihasilkan untuk metabolisme
karbohidrat)

Prolaktin (PRL) atau Lactogenic Membantu kelahiran dan


hormone (LTH)  memelihara sekresi susu oleh
kelenjar susu

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 236


Modul Teori Fisiologi

Hormon gonadotropin pada Merangsang pematangan folikel


wanita: dalam ovarium dan
menghasilkan estrogen
1. Follicle Stimulating Hormone
(FSH)
2.  Luteinizing Hormone (LH)  
Mempengaruhi pematangan
folikel dalam ovarium dan
menghasilkan progestron

Hormone gonadotropin pada pria :

1. FSH Merangsang terjadinya


2.  Interstitial Cell Stimulating spermatogenesis (proses
Hormone (ICSH) pematangan sperma)

Merangsang sel-sel interstitial


testis untuk memproduksi
testosteron dan androgen

b)  Hipofisis Pars Media

Jenis Hormon serta fungsi Hipofisis pars media

Hormon Fungsi

MSH (Melanosit Stimulating Mempengaruhi warna kulit individu,


Hormon dengan cara menyebarkan butir
melanin, apabila hormon ini banyak
dihasilkan maka menyebabkan kulit

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 237


Modul Teori Fisiologi

menjadi hitam.

c)  Hipofisis Posterior

Hormon yang dihasilkan hipofisis lobus posterior beserta organ targetnya dapat
dilihat pada gambar :

Gambar :  Hormon Yang Dihasilkan Hipofisis Lobus Posterior Beserta Organ


Targetnya

Jenis hormon serta fungsi dari hipofisis posterior      

Hormon Fungsi

Menstimulasi kontraksi otot polos


Oksitosin pada rahim wanita selama proses
melahirkan

Menurunkan volume urine dan


meningkatkan tekanan darah
Hormon ADH
dengan cara menyempitkan
pembuluh darah

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 238


Modul Teori Fisiologi

Banyak sedikitnya cairan yang masuk dalam sel akan di deteksi oleh
hipotalamus. Jika cairan (plasma) dalam darah sedikit, maka hipofisis akan
mensekresikan ADH  untuk melakukan reabsorpsi (penyerapan kembali) sehingga
darah mendapatkan asupan cairan dari hasil reabsorpsi tersebut. Dengan demikian
kadar cairan (plasma) dalam darah dapat kembali seimbang. Selain itu, karena
cairan pada ginjal sudah diserap, maka urinenya kini bersifat pekat.

3) Kelenjar Tiroid
Kelenjar Tiroid terdiri atas  dua lobus yang terletak di sebelah kanan trakea,
diikat bersama oleh jaringan tiroid dan yang melintasi trakea di sebelah depan.
Kelenjar ini merupakan kelenjar yang terdapat di dalam leher bagian depan bawah,
melekat pada dinding laring. Atas pengaruh hormon yang dihasilkan oleh kelenjar
hipofise lobus anterior, kelenjar toroid ini dapat memproduksi hormon tiroksin.
Adapun fungsi dari hormon tiroksin adalah mengatur pertukaran zat/ metabolisme
dalam tubuh dan mengatur pertumbuhan jasmani dan rohani.

Struktur kelenjar tiroid terdiri atas sejumlah besar vesikel-vesikel yang dibatasi
oleh epitelium silinder, disatukan oleh jaaringan ikat. Sel-selnya mengeluarkan sera,
cairan yang bersifat lekat yaitu koloid tiroid yang mengandung zat senyawa yodium
dan dinamakan hormon tiroksin. Sekret ini mengisi vesikel dan dari sini berjalan ke
aliran darah baik langsung maupun melalui saluran limfe.

Hipofungsi kelenjar ini menyebabkan penyakit kretinismus dan penyakit


miksedema. Hiperfungsi menyebabkan penyakit eksoftamalik goiter. Sekresi tiroid
diatur oleh sebuah hormon dari lobus anterior kelenjar hipofise yaitu oleh hormon
tirotropik.

Fungsi kelenjar tiroid sangat erat dengan kegiatan metabolik, adapun fungsi kelenjar
tiroid yaitu sebagai berikut :

1. Bekerja sebagai perangsang proses oksidasi


2. Mengatur penggunan oksidasi

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 239


Modul Teori Fisiologi

3. Mengatur pengeluaran karbon dioksida


4. Metabolik dalam hati pengaturan susunan kimia dalam jaringan
5. Pada anak memengaruhi perkembangan fisik dan mental
Kelenjer tiroid  mempunyai keunikan dibandingkan kelenjer endokrin lain karena :

1. Kelenjer tiroid mempunyai kemampuan untuk menyimpan hormon tiroid dalam


jumlah besar sekitar 23 minggu.
2. Untuk sintesa horon tiroid dibutuhkan iodium. Hormon tiroid T3 dan T4
memegang peranan penting dalam proses  pertumbuhan serta proses 
meetabolisme hampir semua jaringan dan organ didalam tubuh
                                                         

Hormon yang dihasilkan dari kelenjar Tiroid beserta fungsinya :

Hormon Fungsi

Tiroksin (T4) Mengatur metabolisme, pertumbuhan,


perkembangan, dan kegiatan

system saraf

Triiodontironin (T3) Mengatur metabolisme, pertumbuhan,


perkembangan dan kegiatan

sistem saraf

Kalsitonin Menurunkan kadar kalsium dalam darah


dengan cara mempercepat

absorpsi kalsium oleh tulang

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 240


Modul Teori Fisiologi

Efek Fisiologis  Hormon Tiroid

1. Metabolisme
2. Pertumbuhan dan perkembangan
3. Efek kordiofaskuler mematikan
4. Hemopoetik
5. Pernapasan 
6. Aktivitas saluran cerna
7. SSP
8. Suhu tubuh
Jenis penyakit tiroid yang utama:

1. Hipertiroidisme / Tirotoksikosis
2. Hipotiroidisme

Gambar : kelenjar tiroid

4) Kelenjar Paratiroid
 Berjumlah empat buah terletak di belakang kelenjar tiroid

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 241


Modul Teori Fisiologi

 Kelenjar ini menghasilkan parathormon (PTH) yang berfungsi untuk


mengatur konsentrasi ion kalsium dalam cairan ekstraseluler dengan cara
mengatur : absorpsi kalsium dari usus, ekskresi kalsium  oleh ginjal, dan
pelepasan kalsium dari tulang.
 Hormon paratiroid meningkatkan kalsium darah dengan cara merangsang
reabsorpsi kalsium di ginjal dan dengan cara penginduksian sel–sel tulang
osteoklas untuk merombak matriks bermineral pada osteoklas untuk
merombak matriks bermineral pada tulang sejati dan melepaskan kalsium ke
dalam darah
 Jika kelebihan hormon ini akan berakibat berakibat kadar kalsium dalam
darah meningkat, hal ini akan mengakibatkan terjadinya endapan kapur pada
ginjal.
 Jika kekurangan hormon menyebabkan kekejangan disebut tetanus.
 Kalsitonin mempunyai fungsi yang berlawanan dengan PTH, sehingga
fungsinya menurunkan kalsium darah.
Fungsi kelenjar Pratiroid :

a. Memelihara  konsentrasi ion kalsium yang teteap dalam plasma.


b. Mengontrol ekskresi kalsium dan fosfat melalui ginjal.
c. Mempercepat absorbsi kalsium di intestin.
d. Kalsium berkurang, hormon paratiroid menstimulasi resorpsi tulang sehingga
menambah kalsium dalam darah.
e. Menstimulasi dan mentraspor kalsium dan fosfat melalui membran sel.

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 242


Modul Teori Fisiologi

5) Kelenjar Timus
Terletak di dalam mediastinum di belakang os sternum, kelenjar timus hanya
dijumpai pada anak-anak di bawah 18 tahun. Kelenjar timus terletak di dalam thorax
kira-kira setinggi bifurkasi trakea, warnanya kemerah-merahan dan terdiri atas 2
lobus. Pada bayi baru lahir sangat kecil dan beratnya kira-kira 10 gram atau lebih
sedikit. Ukurannya bertambah besar pada masa remaja dari 30-40 gram kemudian
berkerut lagi.

Suatu sumber dari sel yang mempunyai kemampuan imunologis. Sumber


hormon timus mempersiapkan poliferasi dan maturasi sel-sel yang memepunyai
kemampuan potensial imunologisdalam jaringan lain sehingga pertumbuhan
meningkat masa bayi  sampai remaja. Setelah dewasa pertumbuhan akan kurang
sehingga mengurangi aktivitas kelamin.

Fungsi hormon kelenjar timus :

a. Mengaktifkan pertumbuhan badan.


b. Mengurangi aktifitas kelenjar kelamin.

6) Kelenjar Adrenal
Pada manusia, kelenjar anak ginjal, kelenjar adrenal (atau kelenjar
suprarenalis) adalah kelenjar endokrin berbentuk segitiga yang terletak di
atas ginjal (ad, "dekat" atau "di" + renes, "ginjal").

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 243


Modul Teori Fisiologi

Secara anatomi, kelenjar adrenal terletak di dalam tubuh, di sisi


anteriosuperior (depan-atas) ginjal. Padamanusia, kelenjar adrenal terletak sejajar
dengan tulang punggung thorax ke-12 dan mendapatkan suplai darah dariarteri
adrenalis. Tiap kelenjar berbobot sekitar 4 gram.
Kelenjar ini berpasangan, masing-masing menempel di atas ginjal sebagai
topi. Secara histologis, terbagi atas dua bagian yaitu medula dan korteks. Bagian
korteks berbobot sekitar 90% massa kelenjar.
Kelenjar adrenal yang sehat merupakan alat kecantikan yang paling baik di
dunia. Warna dan mutu kulit merupakan suatu tanda dari cara bekerja adrenal itu.
Fungsi adrenal yang normal memberikan warna kemerah-merahan dan terang
kepada kulit biarpun kulit itu berwarna gelap; kulit kelihatan segar. Bila kulit nampak
pucat, kisut, maka itu menandakan kurangnya aktivitas adrenal.
Kelenjar adrenal merupakan bagian dari suatu sistem yang rumit yang
menghasilkan hormon yang saling berkaitan.
Hipotalamus menghasilkan CRH (Corticotrophin Releasing Hormone), yang
merangsang kelenjar hipofisa untuk melepaskan kortikotropin, yang mengatur
pembentukan kortikosteroid oleh kelenjar adrenal.
Fungsi kelenjar adrenal bisa berhenti jika hipofisa maupun hipotalamus gagal
membentuk hormon yang dibutuhkan dalam jumlah yang sesuai. Kekurangan atau
kelebihan setiap hormon kelenjar adrenal bisa menyebabkan penyakit yang serius
yaitu Penyakit Addison.

Hormon dari kelenjar anak ginjal dan prinsip kerjanya :

Hormon Fungsi

Bagian korteks adrenal Mengontol metabolisme ion


anorganik
a.   Mineralokortikoid
Mengontrol metabolisme glukosa

b.  Glukokortikoid

Bagian Medula Adrenal Kedua hormon tersebut bekerja


sama dalam hal

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 244


Modul Teori Fisiologi

berikut :

a. dilatasi bronkiolus

Adrenalin (epinefrin) dan b. vasokonstriksi pada arteri


noradrenalin
c. vasodilatasi pembuluh darah
otak dan otot

d. mengubah glikogen menjadi


glukosa dalam hati

e. gerak peristaltik

f. bersama insulin mengatur kadar


gula darah

Gambar :  kelenjar Adrenal

7) Kelenjar Pankreas

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 245


Modul Teori Fisiologi

Kelenjar pankreas merupakan sekelompok sel yang terletak pada pankreas,


sehingga dikenal dengan pulau – pulau langerhans.
Kelenjar pankreas menghasilkan hormon insulin dan glukagon. Insulin
mempermudah gerakan glukosa dari darah menuju ke sel – sel tubuh menembus
membrane sel.
Di dalam otot glukosa dimetabolisasi dan disimpan dalam bentuk cadangan. Di
sel hati, insulin mempercepat proses pembentukan glikogen (glikogenesis) dan
pembentukan lemak (lipogenesis).
Kadar glukosa yang tinggi dalam darah merupakan rangsangan untuk
mensekresikan insulin. Sebagai contoh, insulin akan meningkat setelah kita makan.
Setelah makan, maka kadar glukosa dalam darah akan naik karena tubuh
mendapatkan glukosa dari pemecahan makanan tersebut. Tubuh mengambil
kelebihan glukosa dengan cara mensekresikan insulin untuk menyeimbangkannya
pada kadar normal. Sebaliknya glukagon bekerja secara berlawanan terhadap
insulin.  Glukagon berfungsi mengubah glikogen menjadi glukosa sehingga kadar
glukosa naik. Contohnya pada saat kita berpuasa. Karena tubuh tidak mendapatkan
asupan glukosa ketika berpuasa, maka tubuh mensekresikan glukagon untuk
menyeimbangkan kekurangan glukosa tersebut.
Kekurangan hormon insulin akan menyebabkan penyakit diabetes mellitus
(kencing manis). Kenapa hal tersebut bisa terjadi?
Insulin berperan mengubah glukosa menjadi glikogen agar dapat menurunkan
kadar gula darah. Jika  seseorang tidak dapat memproduksi insulin, maka glukosa
dalam darah terus bertambah karena glukosanya tidak bisa dirubah menjadi
glikogen. Akibatnya urine yang dikeluarkannya pun mengandung glukosa.

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 246


Modul Teori Fisiologi

Gambar : Kelenjar Pankreas

Peningkatan glukosa darah diatas titik pasang (sekitar 90mg/100ml pada


manusia) merangsang pankreas untuk mensekresi insulin, yang memicu sel –sel
targetnya untuk mengambil kelebihan glukosa dari darah. Ketika kelebihan itu telah
dikeluarkan atau ketika konsentrasi glukosa turun dibawah titik pasang, maka
pancreas akan merespons dengan cara mensekresikan glukagon, yang
mempengaruhi hati untuk menaikkan kadar glukosa darah.

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 247


Modul Teori Fisiologi

Gambar : Pengaturan Kadar Gula

8) Kelenjar Pienalis
Kelenjar pineal  (juga disebut badan pineal, epiphysis cerebri,
epiphysis, conarium atau "Mata ketiga") adalah sebuah kelenjar
endokrin pada otak vertebrata. Ia memproduksi serotonin turunan dari melatonin,
sebuah hormon yang mempengaruhi modulasi pola bangun/tidur dan fungsi
musiman. Bentuknya mirip dengan sebuah buah pohon cemara mungil (namanya
karenanya), dan dia terletak dekat dengan pusat otak, di antara dua belahan,
terselip di sebuah alur di mana dua badan thalamus bulat bergabung.

Kelenjar pineal berwarna abu-abu kemerahan dan sekitar ukuran sebutir


beras (5–8 mm) pada manusia, berlokasi hanya di rostro-dorsal dengansuperior
colliculus dan dibelakang dan dibawah stria medullaris, di antara berposisi lateral
badan thalamus. Dia adalah bagian dari epithalamus.

Kelenjar pineal adalah struktur berbentuk garis tengah seperti buah pohon
cemara  , dan sering terlihat di tengkorak X-ray, seperti yang sering klasifikasi. 
Kelenjar ini menghasilkan sekresi interna dalm membantu pankreas dan kelenjar
kelamin.

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 248


Modul Teori Fisiologi

Gambar : Kelenjar Pienalis

9) Kelenjar  Kelamin

OVARIUM

Merupakan kelenjar kelamin wanita yang berfungsi menghasilkan sel telur,


hormone estrogen dan hormone progesterone. Sekresi estrogen dihasilkan oleh
folikel de Graaf dan dirangsang oleh FSH.

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 249


Modul Teori Fisiologi

Estrogen berfungsi menimbulkan dan mempertahankan tanda –tanda kelamin


sekunder pada wanita, misalnya perkembangan pinggul, payudara, serta kulit
menjadi halus. Progesteron dihasilkan oleh korpus luteum dan dirangsang oleh LH

Progesteron berfungsi mempersiapkan dinding uterus agar dapat menerima sel


telur yang sudah dibuahi.

Gambar : Regulasi hormon di ovarium

Sistem hormonal yang mempengaruhi siklus menstruasi adalah:

a. FSH-RH (follicle stimulating hormone releasing hormone) yang dikeluarkan


hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan FSH.
b. LH-RH (luteinizing hormone releasing hormone) yang dikeluarkan
hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan LH.
c. PIH (prolactine inhibiting hormone) yang menghambat hipofisis untuk
mengeluarkan prolaktin.
Pada setiap siklus menstruasi, FSH yang dikeluarkan oleh hipofisis merangsang
perkembangan folikel-folikel di dalam ovarium (indung telur).Pada umumnya hanya
1 folikel yang terangsang namun dapat perkembangan dapat menjadi lebih dari 1,
dan folikel tersebut berkembang menjadi folikel de graaf yang membuat
estrogen.Estrogen ini menekan produksi FSH, sehingga hipofisis mengeluarkan
hormon yang kedua yaitu LH. Produksi hormon LH maupun FSH berada di bawah

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 250


Modul Teori Fisiologi

pengaruh releasing hormonesyang disalurkan hipotalamus ke hipofisis. Penyaluran


RH dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik estrogen terhadap hipotalamus.
Produksi hormon gonadotropin (FSH dan LH) yang baik akan menyebabkan
pematangan dari folikel de graaf yang mengandung estrogen. Estrogen
mempengaruhi pertumbuhan dari endometrium.Di bawah pengaruh LH, folikel de
graaf menjadi matang sampai terjadi ovulasi. Setelah ovulasi terjadi, dibentuklah
korpus rubrum yang akan menjadi korpus luteum, di bawah pengaruh hormon LH
dan LTH (luteotrophic hormones, suatu hormon gonadotropik).Korpus luteum
menghasilkan progesteron yang dapat mempengaruhi pertumbuhan kelenjar
endometrium. Bila tidak ada pembuahan maka korpus luteum berdegenerasi dan
mengakibatkan penurunan kadar estrogen dan progesteron. Penurunan kadar
hormon ini menyebabkan degenerasi, perdarahan, dan pelepasan dari
endometrium. Proses ini disebut haid atau menstruasi. Apabila terdapat pembuahan
dalam masa ovulasi, maka korpus luteum  tersebut dipertahankan.

Pada tiap siklus dikenal 3 masa utama yaitu:

a. Masa menstruasi yang berlangsung selama 2-8 hari. Pada saat itu
endometrium (selaput rahim) dilepaskan sehingga timbul perdarahan dan
hormon-hormon ovarium berada dalam kadar paling rendah.
b. Masa proliferasi dari berhenti darah menstruasi sampai hari ke-14. Setelah
menstruasi berakhir, dimulailah fase proliferasi dimana terjadi pertumbuhan
dari desidua fungsionalis untuk mempersiapkan rahim untuk perlekatan janin.
c. Masa sekresi. Masa sekresi adalah masa sesudah terjadinya ovulasi.
Hormon progesteron dikeluarkan dan mempengaruhi pertumbuhan
endometrium untuk membuat kondisi rahim siap untuk implantasi (perlekatan
janin ke rahim).

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 251


Modul Teori Fisiologi

Gambar : Regulasi Hormon Wanita

Testis Essentials

Testis mensekresi testosteron, yang diperlukan untuk pembangunan fisik yang


tepat dalam anak laki-laki. Pada usia dewasa, testosteron mempertahankan libido,
kekuatan otot, dan kepadatan tulang.

Gangguan testis disebabkan oleh terlalu sedikit produksi testosteron.

Testis (buah zakar atau) adalah sepasang organ yang memproduksi sperma yang
menjaga kesehatan sistem reproduksi laki-laki. Testis dikenal sebagai gonad. Rekan
perempuan mereka adalah ovarium .

Selain peran mereka dalam sistem reproduksi laki-laki, testis juga memiliki
perbedaan menjadi kelenjar endokrin karena mereka mengeluarkan testosteron-
hormon yang sangat penting untuk perkembangan normal karakteristik fisik laki-laki.

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 252


Modul Teori Fisiologi

Anatomi Testis

Testis yang kembar organ berbentuk oval seukuran anggur besar. Mereka berada
di dalam skrotum, yang merupakan kantong longgar kulit yang menggantung di luar
tubuh belakang penis. Sementara lokasi ini membuat testis rentan terhadap cedera
(mereka tidak memiliki otot atau tulang untuk melindungi mereka), ia menyediakan
suhu pendingin untuk organ.Lingkungan pendingin diperlukan untuk produksi
sperma yang sehat.

Gambar : Kelenjar testis

Testosteron: Hormone dari Testis

Testosteron diperlukan untuk pembangunan fisik yang tepat dalam anak laki-laki. Ini
adalah androgen utama, yang merupakan istilah untuk zat yang merangsang dan /
atau mempertahankan pengembangan maskulin. Selama pubertas, testosteron
terlibat dalam banyak proses transisi seorang anak ke kedewasaan, termasuk:

·         Perkembangan yang sehat dari organ seks pria

 Pertumbuhan rambut wajah dan tubuh


 Menurunkan suara
 Peningkatan tinggi

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 253


Modul Teori Fisiologi

 Peningkatan massa otot


 Pertumbuhan jakun
Pentingnya testosteron tidak terbatas pada pubertas. Sepanjang masa dewasa,
hormon merupakan bagian integral dalam berbagai fungsi, seperti:

 Menjaga libido
 Produksi sperma
 Mempertahankan kekuatan otot dan massa
 Mempromosikan kepadatan tulang yang sehat
Produksi testosteron

The hipotalamus dan kelenjar hipofisis bagaimana banyak kontrol testosteron testis


memproduksi dan mengeluarkan.

Hipotalamus mengirim sinyal ke kelenjar pituitari untuk melepaskan zat


gonadotrophic (folikel merangsang hormon dan luteinizing hormone). Luteinizing
hormone (LH) merangsang produksi testosteron. Jika terlalu banyak testosteron
diproduksi, hipotalamus memberitahu kelenjar pituitari untuk membuat sedikit LH,
yang memberitahu testis untuk mengurangi kadar testosteron.

Gangguan dari Testis: Hipogonadisme

Hipogonadisme adalah gangguan testis terkait dengan testosteron rendah . Memiliki


kadar testosteron yang terlalu rendah menyebabkan berbagai masalah, termasuk:

 Penurunan gairah seks


 Massa otot berkurang
 Jumlah sperma rendah (mengurangi kesuburan)
 Hilangnya rambut tubuh
Ada dua jenis hipogonadisme primer dan sekunder. Primer mengacu cacat dengan
testis, dan sekunder melibatkan masalah pada kelenjar pituitari yang secara tidak
langsung mempengaruhi produksi testosteron.

Kondisi ini bisa disebabkan oleh banyak hal dan ini paling sering hasil dari:

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 254


Modul Teori Fisiologi

 Penuaan
 Cacat pada hipofisis dan / atau hipotalamus, seperti tumor hipofisis (yang
negatif mempengaruhi kemampuan hipofisis untuk berfungsi normal) dan
kadar prolaktin yang tinggi (terlalu banyak hormon menyebabkan penurunan
kadar testosteron)
 Pengobatan
 Kondisi testis berbasis, seperti cedera parah, dan radiasi atau kemoterapi,
semua bisa menguras kadar testosteron
Testis memainkan peran penting tidak hanya dalam sistem reproduksi laki-laki,
tetapi dalam sistem endokrin juga. Pelepasan hormon testosteron merupakan
bagian integral dari perkembangan yang sehat dari karakteristik fisik laki-laki.

2.2 Fungsi Sistem Endokrin


Sistem endokrin mempunyai lima fungsi umum :

1. Membedakan sistem saraf dan sistem reproduktif pada janin yang sedang
berkembang
2. Menstimulasi urutan perkembangan
3. Mengkoordinasi sistem reproduktif
4. Memelihara lingkungan internal optimal
5. Melakukan respons korektif dan adaptif ketika terjadi situasi darurat

2.3 Karakteristik Sistem Endokrin

Meskipun setiap hormon adalah unik dan mempunyai fungsi dan struktur
tersendiri, namun semua hormon mempunyai karakteristik berikut.Hormon disekresi
dalam  salah satu dari tiga pola berikut:

a. Sekresi diurnal adalah pola yang naik dan turun dalam periode 24 jam. Kortisol
adalah contoh hormon diurnal. Kadar kortisol meningkat pada pagi hari dan
menurun pada malam hari.

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 255


Modul Teori Fisiologi

b. Pola sekresi hormonal pulsatif dan siklik naik turun sepanjang waktu tertentu,
seperti bulanan. Estrogen adalah non siklik dengan puncak dan lembahnya
menyebabkan siklus menstruasi.
c. Tipe sekresi hormonal yang ketiga adalah variabel dan tergantung pada kadar
subtrat lainnya. Hormon paratiroid disekresi dalam berespons terhadap kadar
kalsium serum.Hormon bekerja dalam sistem umpan balik, yang memungkinkan
tubuh untuk dipertahankan dalam situasi lingkungan optimal. Hormon mengontrol
laju aktivitas selular.
d. Hormon tidak mengawali perubahan biokimia, hormon hanya mempengaruhi sel-
sel yang mengandung reseptor yang sesuai, yang melakukan fungsi spesifik.
Hormon mempunyai fungsi dependen dan interdependen. Pelepasan hormon dari
satu kelenjar sering merangsang pelepasan hormon dari kelenjar lainnya. Hormon
secara konstan di reactivated oleh hepar atau mekanisme lain dan diekskresi oleh
ginjal.

2.4 Patofisiologi Sistem Endokrin

Ada berbagai jenis gangguan sistem endokrin. Diabetes adalah gangguan endokrin
yang paling umum didiagnosis di Amerika Serikat. Gangguan endokrin lainnya
meliputi:

1.    Dwarfisme

Gejala  hiporsekresi (kekurangan) hormon pertumbuhan pada masa anak-anak yang


menyebabkan cebol.

2.    Gigantisme (acromegaly) 

Gangguan endokrin yang terjadi karena kelebihan growth hormonesebelum


pubertas. Pertumbuhan berlebihan akibat pelepasan hormon pertumbuhan
berlebihan pada masa anak-anak dan remaja (sebelum pubertas).

Jika kelenjar pituitary memproduksi hormon pertumbuhan terlalu banyak, tulang


anak dan bagian tubuh dapat tumbuh tidak normal cepat. Jika kadar hormon
pertumbuhan terlalu rendah, seorang anak bisa berhenti tumbuh di ketinggian.

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 256


Modul Teori Fisiologi

3.    Penyakit Cushing (Sindrom Cushing)

Sindrom yang disebabkan oleh berbagai penyakit seperti obesitas,impaired


glucose tolerance, hipertensi, diabetes mellitus dan disfungsi gonadal yang
berakibat pada berlebihnya rasio serum hormon kortisol.

Kelebihan produksi hormon korteks adrenal (khususnya kortisol) dan hormon


androgen serta aldosteron. Kondisi serupa disebut sindrom cushing bisa terjadi pada
orang, terutama anak-anak, yang mengambil dosis tinggi obat kortikosteroid.
Penyakit Chusing yang ditandai dg kelebihan kortikotropin yg diproduksi oleh kelejar
hipofisis (80% kasus).

4.    Goiter (gondok)

Kelenjar tiroid yang membesar disertai hipofungsi maupun hiperfungsi tiroid.

5.    Hiperparatiroidisme

Terjadi karena produksi (sekresi) berlebih hormon paratiroid (PTH), hormon asam
amino polipeptida. Perubahan patologis yang terjadi akibat hiperparatiroidisme
adalah: tulang mudah patah.

 6.    Hypothyroidisme

Suatu efek hormon tiroid berkurang dimana kelenjar tiroid tidak memproduksi
hormon tiroid yang cukup, menyebabkan kelelahan, sembelit, kulit kering, dan
depresi. Kelenjar kurang aktif dapat menyebabkan perkembangan melambat pada
anak-anak. Beberapa jenis hipotiroidisme yang hadir pada saat lahir. Kelainan akibat
hipotiroidisme adalah Kretinisme

7.    Hipertiroidisme (tirotoksikosis)

Adalah suatu kelebihan sekresi hormonal yang tidak seimbang pada metabolisme.

Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid terlalu banyak, menyebabkan penurunan


berat badan, denyut jantung yang cepat, berkeringat, dan gugup. Penyebab paling
umum untuk tiroid yang terlalu aktif adalah suatu gangguan autoimun yang disebut
penyakit Grave.

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 257


Modul Teori Fisiologi

8.      Hiperpituitarisme

Merupakan suatu sekresi yang berlebihan hormon hipifisis anterior yang terjadi
akibat adanya tumor.

9.      Hypopituitarisme

Adalah hilangnya fungsi lobus anterior kelenjar hiposfisa terutama pada bagian
anterior. Kelenjar pituitari melepaskan hormon sedikit atau tidak ada. Ini mungkin
disebabkan oleh sejumlah penyakit yang berbeda. Wanita dengan kondisi ini
mungkin berhenti mendapatkan menstruasi.

Beberapa neoplasia endokrin I dan II (MEN I dan II MEN). Ini, kondisi genetik
langka yang diturunkan melalui keluarga. Mereka menyebabkan tumor paratiroid,
adrenal, dan kelenjar tiroid, menyebabkan kelebihan produksi hormon.

10.   Adrenal insufisiensi

Kelenjar adrenal melepaskan terlalu sedikit hormon kortisol dan kadang-kadang,


aldosteron.

Gejala termasuk kelelahan, sakit perut, dehidrasi, dan perubahan kulit. Penyakit
Addison adalah jenis insufisiensi adrenal.

11.   Tiroiditis

Adalah sutu peradangan pada kelenjar tiroid yang disebabkan infeksi viral seperti
HFV dan virus beguk pada tiroiditis subakut.

12.   Tumor tiroid

Adalah neoplasma unik pada kelenjar tiroid yang sangat kerap disertai dengan


metastasispada organ yang jauh dari lokasi primer.

12.   Tiroidektomi

Adalah sebuah operasi yang melibatkan operasi pemindahan semua atau sebagian


dari kelenjar tiroid.

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 258


Modul Teori Fisiologi

13.    Hipoparatiroid

Adalah penurunan produksi hormon oleh kelenjar paratiroid menyebabkan kadar


kalsium dalam darah rendah.

14.   Addison

Adalah kerusakan kelenjar adrenal yang tidak mampu memenuhi kebutuhan hormon
korteks adrenal.

15.  Aldosteronisme primer

Adalah merupakan keadaan klinis yang sebabkan oleh produksi aldosteron “suatu
hormon steroid mineralokortikoid korteks adrenal “ secara berlebih.

16.   Tumor hipofisis

Adalah sesorang yang menderita tumor pada selaput kecil pada otak.

17.   Hipofisektomi

Merupakan suatu  tindakan pengangkatan adenoma hipofise melalui pembedahan.

18.   Pangkreatitis

Adalah peradangan pada pangkreas yang dapat mengeluarkan enzim pencernaan


dalam saluran pencernaan sekaligus mensintesis dan mensekresi insulin dan
glukagon.

19.   Polycystic Ovary Syndrome (PCOS). 

Kelebihan produksi androgen mengganggu perkembangan telur dan pembebasan


mereka dari indung telur perempuan. PCOS adalah penyebab utama infertilitas.
Dewasa sebelum waktunya pubertas.

Abnormal pubertas dini yang terjadi ketika kelenjar memerintahkan tubuh untuk
mengeluarkan hormon seks terlalu cepat dalam hidup.

20.   Diabetes Insipidus

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 259


Modul Teori Fisiologi

Adalah suatu keadaan yang di tandai rasa haus di akibatkan karena kurangnya
hormon antidiuretik (hormon vasopresin).

21.   Diabetes Militus (DM)

Gangguan metabolik yang ditandai oleh hiperglikemia (meningkatnya kadar gula


dalam darah) akibat kurangnya hormon insulin, menurunnya efek insulin atau
keduanya.

Ada 3 (tiga) jenis DM yang dikenal, yaitu :

1. DM Tipe I        :  Bergantung insulin.


Biasanya terjadi sebelum usia 30 tahun, meskipun bisa pada umur berapun.

2.  DM Tipe II       :  Tidak bergantung insulin. Terjadi pada usia 40 tahun.

Resistensi insulin yang disertai defek sekresi insulin dengan derajat bervariasi.
Terjadi penurunan sensitivitas terhadap insulin.

3.   DM Gestasional (DM Kehamilan)      : Muncul saat kehamilan

2.5Klasifikasi Hormon
a. Hormon perkembangan: hormon yang memegang peranan di dalam 
perkembangan dan pertumbuhan. Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar gonad.
b. Hormon metabolisme : proses homeostasis glukosa dalam tubuh diatur oleh
bermacam-macam hormon, contoh glukokortikoid, glukagon, dan katekolamin.
c. Hormon tropik : dihasilkan oleh struktur khusus dalam pengaturan fungsi endokrin
yakni kelenjar hipofise sebagai hormon perangsang pertumbuhan folikel (FSH)
pada ovarium dan proses spermatogenesis (LH).
d. Hormonpengatur metabolisme air dan mineral : kalsitonin dihasilkan oleh kelenjar
tiroid untuk mengatur metabolisme kalsium dan fosfor.

2.6 Hormon Utama

Yang
Hormon Fungsi
menghasilkan

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 260


Modul Teori Fisiologi

Aldosteron Kelenjar adrenal Membantu keseimbangan


garam & air dengan cara

menahan garam & air


serta membuang kalium

Antidiuretik(vasopr Kelenjar Hipofisa Menyebabkan ginjal


esin) menahan air Bersama
dengan aldosteron,
membantu mengendalikan
tekanan

Darah

Kartikosteroid Kelenjar adrenal Anti peradangan

memiliki efek Mempertahankan kadar


yang gula

luas darah,tekanan darah &


kekuatan otot
diseluruh tubuh
3.

Membantu mengendalikan
tekanan

darah

Kartikotropin Kelenjar Hipofisa Mengendalikan


pembentukan &

pelepasan hormon oleh


korteks

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 261


Modul Teori Fisiologi

adrenal

Eritropoietin Ginjal Merangsang pembentukan


sel darah merah

Estrogen Indung telur Mengendalikan


perkembangan ciri seksual
& sistem reproduksi
wanita

Glukagon Pankreas Meningkatkan adar gula


darah

Hormon Kelnjar hipofisa Mengendalikan


pertumbuhan pertumbuhan &
perkembangan

Meningkatkan
pembentukan protein

Insulin Pankreas Menurunkan kadar gula


darah

Mempengaruhi
metabolisme

glukosa,protein & lemak di


seluruh tubuh

LH (Luteinizing Kelenjar hipofisa Mengendalikan fungsi


Hormone) reproduksi (pembentukan

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 262


Modul Teori Fisiologi

sperma &
smentum,pematangan sel
FSH (Follicle
telur,siklus menstruasi)
Stimulating
Hormone) Mengendalikan ciri
seksual pria & wanita
(penyebaran rambut,
pembentukan otot, tekstur
& ketebalan kulit, suara &
bahkan mungkin sifat
kepribadian

Oksitosin Kelenjar hipofisa Menyebabkan kontraksi


otot rahim

& saluran susu di


payudara

Hormon Paratiroid Kelenjar Mengendalikan


paratiroid pembentukan

tulang

Mengendalikan pelepasan
kalsium & fosfat
progesteron indung telur

Mempersiapkan lapisan
rahim untuk penanaman
sel telur yang telah dibuahi

Mempersiapkan kelenjar
susu

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 263


Modul Teori Fisiologi

untuk menghasilkan susu

Polaktin Kelenjar Hiposa Memulai &


mempertahankan

pembentukan susu di
kelenjar susu

Renin & Ginjal Mengenalikan tekanan


angiotensin darah

Hormon Tiroid Kelenjar Tiroid Mengatur pertumbuhan,


pematangan & kecepatan
metabolisme

TSH (Tyroid- Kelenjar Hipofisa Merangsang pembentukan


Stimulating &
Hormone)
pelepasan kelenjar tiroid

2.6 Patofisiologi Hormon

Hormon berperan mengatur dan mengontrol fungsi organ. Pelepasannya


bergantung pada perangsangan atau penghambatan melalui faktor yang spesifik.
Hormon dapat bekerja di dalam sel yang menghasilkan hormone itu sendiri
(autokrin), mempengaruhi sel sekirtar (parakrin), atau mencapai sel target di organ
lain melalui darah (endokrin). Di sel target, hormon berikatan dengan reseptor dan
memperlihatkan pengaruhnya melalui berbagai mekanisme transduksi sinyal
selular.Hal ini biasanya melalui penurunan faktor perangsangan dan pengaruhnya
menyebabkan berkurangnya pelepasan hormon tertentu, berarti terdapat siklus
pengaturan dengan umpan balik negatif. Pada beberapa kasus, terdapat umpan

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 264


Modul Teori Fisiologi

balik positif (jangka yang terbatas), berarti hormon menyebabkan peningkatan


aktifitas perangsangan sehingga meningkatkan pelepasannya. Istilah pengontrolan
digunakan bila pelepasan hormon dipengaruhi secara bebas dari efek hormonalnya.
Beberapa rangsangan pengontrolan dan pengaturan yang bebas dapat bekerja
pada kelenjar penghasil hormon. Berkurangnya pengaruh hormon dapat disebabkan
oleh gangguan sintesis dan penyimpanan hormon. Penyebab lain adalah gangguan
transport di dalam sel yang mensintesis atau gangguan pelepasan. Defisiensi
hormon dapat juga terjadi jika kelenjar hormon tidak cukup dirangsang untuk
memenuhi kebutuhan tubuh, atau jika sel penghasil hormon tidak cukup sensitive
dalam bereaksi terhadap rangsangan, atau jika sel panghasil hormon jumlahnya
tidak cukup (hipoplasia, aplasia).

Berbagai penyebab yang mungkin adalah penginaktifan hormon yang terlalu


cepat atau kecepatan pemecahannya meningkat. Pada hormon yang berikatan
dengan protein plasma, lama kerja hormon bergantung pada perbandingan hormon
yang berikatan. Dalam bentuk terikat, hormon tidak dapat menunjukkan efeknya,
pada sisi lain, hormon akan keluar dengan dipecah atau dieksresi melalui ginjal.

Beberapa hormon mula-mula harus diubah menjadi bentuk efektif di tempat


kerjanya. Namun, jika pengubahan ini tidak mungkin dilakukan, misalnya defek
enzim, hormon tidak akan berpengaruh. Kerja hormon dapat juga tidak terjadi
karena target organ tidak berespons (misal, akibat kerusakan pada reseptor
hormone atau kegagalan transmisi intra sel) atau ketidakmampuan fungsional dari
sel atau organ target .

Penyebab meningkatnya pengaruh hormon meliputi, yang pertama


peningkatan pelepasan hormon. Hal ini dapat disebabkan oleh pengaruh
rangsangan tunggal yang berlebihan. Peningkatan sensitivitas, atau terlau banyak
jumlah sel penghasil hormon (hyperplasia, adenoma). Kelebihan hormon dapat juga
disebabkan oleh pembentukan hormon pada sel tumor yang tidak berdiferensiasi
diluar kelenjar hormonnya (pembentukan hormon ektopoik).

Peningkatan kerja hormon juga diduga terjadi jika hormone dipecah atau diinaktifkan
terlalu lambat, missal pada gangguan inaktivasi organ (ginjal atau hati). Pemecahan

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 265


Modul Teori Fisiologi

dapat diperlambat dengan meningkatnya hormon ke protein plasma, tetapi bagian


yang terikat dengan protein.

C. RANGKUMAN

1. Kelenjar endokrin biasa di sebut kelenjar buntu. Kelenjar tanpa melewati


duktus atau saluran dan hasil sekresinya di sebut hormon. Beberapa dari
organ endokrin ada yang menghasilkan satu macam hormon (hormon
tunggal). Di samping itu juga ada yang menghasilkan lebih dari satu macam
hormon atau hormon ganda, misalnya kelenjar hipofise sebagai pengatur
kelenjar yang lain.
a. Kelenjar utama dari sistem endokrin adalah hipotalamus,
hipofisis, tiroid , paratiroid, adrenal, pineal body, dan organ reproduksi
(ovarium dan testis). Pankreas juga merupakan bagian dari sistem
ini; memiliki peran dalam produksi hormon serta dalam pencernaan.
b. Berasal dari sel-sel epitel yang melakukan proliferasi ke arah
pengikat  sel epitel yang telah berploriferasi dan membentuk sebuah
kelenjar endokrin, tumbuh dan berkembang dalam pembuluh kapiler.
Zat yang dihasilkannya di sebut hormon, dialirkan langsung ke dalam
darah. Dalam keadaan fisiologis hormon mempunyai pengaturan
sendiri sehingga kadarnya selalu dalam keadaan optimum untuk
menjaga keseimbangan dalam organ yang berada di bawah
pengaruhnnya, mekanisme pengaturan ini di sebut sistem umpan
balik negatif.
2. Hipotalamus terletak di bagian tengah bawah otak. Ini bagian dari otak yang
penting dalam regulasi kenyang, metabolisme, dan suhu tubuh. Selain itu, ia
mengeluarkan hormon yang merangsang atau menekan pelepasan hormon
di kelenjar pituitari. Banyak dari hormon ini melepaskan hormon yang
disekresikan ke dalam arteri (sistem portal hypophyseal) yang membawa
mereka langsung ke kelenjar pituitari. Dalam kelenjar hipofisis, hormon-

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 266


Modul Teori Fisiologi

hormon melepaskan sinyal sekresi hormon-hormon. Hipotalamus juga


mengeluarkan hormon yang disebut somatostatin, yang menyebabkan
kelenjar pituitari untuk menghentikan pelepasan hormon pertumbuhan.
3. Fungsi utama hipotalamus adalah homeostasis,  yaitu bermanfaat untuk
menjaga tubuh agar tetap stabil dan dalam kondisi konstan. Karena berapa
hipotalamus juga terhubung ke beberapa daerah dari sistem saraf pusat dan
otak depan limbik, maka harus menyesuaikan sesuai dengan sinyal yang
berbeda baik internal maupun yang eksternal. Rangsangan yang berasal dari
penciuman sering mempengaruhi hormon endokrin. Sementara glucorticoids
dan steroid mempengaruhi tanggapan seperti nafsu makan atau rasa haus.
Paparan sinar matahari merupakan sebuah sinyal yang jelas dan hal ini akan
membantu mengatur siklus tidur dan bangun tidur.

D. LATIHAN SOAL

8. Sebutkan macam macam hormon dan fungsinya?


9. Jelaskan fungsi utama hipotalamus!
10. Sebutkan fisiologis hormon tyroid!
11. Sebutkan fungsi kelenjar timus?
12. Jelaskan sistem hormon yang mempengaruhi siklus menstruasi!

D. DAFTAR PUSTAKA

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 267


Modul Teori Fisiologi

Pack, Philip E. 2007. Anatomi dan Fisiologi. Bandung: Pakar Raya.


Sherwood, Lauralee. 2014. Fisiologi Manusia: Dari Sel Ke Sistem, Ed. 8.
Jakarta:

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 268


Modul Teori Fisiologi

KEGIATAN BELAJAR XIII

PETA KONSEP

Modul
Sistem Reproduksi Perempuan

Standar Kompetensi:
Mahasiswa mampu memahami sistem reproduksi
perempuandan endokrin yang berkaitan denan reproduksi

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 269


Modul Teori Fisiologi

Kompetensi Dasar:
o. Mahasiswa dapat menjelaskan fisilogi genetalia eksterna
p. Mahasiswa dapat menjelaskan fisilogi geetalia interna
q. Mahasiswa dapat menjelaskan hormon yang berhubungan
dengan reproduksi.

Kegiatan Belajar 14:


Fisilogi sistem reproduksi perempuan

Kegiatan Belajar 4:
o Tujuan Pembelajaran
o Uraian Materi:
8. Fisilogi genetalia eksterna
9. Fisilogi genetalia interna
10. Hormon yang berhubungan dengan reproduksi

Rangkuman

Latihan

Daftar Pustaka

DAFTAR ISI

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 270


Modul Teori Fisiologi

KEGIATAN BELAJAR 14

SISTEM REPRODUKSI PEREMPUAN

Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti pelajaran ini mahasiswa mampu menjelaskan :


7. Fisilogi genetalia eksterna
8. Fisilogi genetalia interna
9. Hormon yang berhubungan dengan reproduksi
.

B. Uraian Materi

A. Anatomi dan Fisilogi Sistem Reproduksi Wanita

1. Genetalia Eksterna (vulva)

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 271


Modul Teori Fisiologi

Yang terdiri dari:

a. Tundun (Mons veneris)

Bagian yang menonjol meliputi simfisis yang terdiri dari jaringan dan lemak,
area ini mulai ditumbuhi bulu (pubis hair) pada masa pubertas. Bagian yang dilapisi
lemak, terletak di atas simfisis pubis

b. Labia Mayora

Merupakan kelanjutan dari mons veneris, berbentuk lonjong. Kedua bibir ini
bertemu di bagian bawah dan membentuk perineum. Labia mayora bagian luar
tertutp rambut, yang merupakan kelanjutan dari rambut pada mons veneris. Labia
mayora bagian dalam tanpa rambut, merupakan selaput yang mengandung kelenjar
sebasea (lemak). Ukuran labia mayora pada wanita dewasa à panjang 7- 8 cm,
lebar 2 – 3 cm, tebal 1 – 1,5 cm. Pada anak-anak dan nullipara à kedua labia
mayora sangat berdekatan.

c. Labia Minora

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 272


Modul Teori Fisiologi

Bibir kecil yang merupakan lipatan bagian dalam bibir besar (labia mayora),
tanpa rambut. Setiap labia minora terdiri dari suatu jaringan tipis yang lembab dan
berwarna kemerahan;Bagian atas labia minora akan bersatu membentuk preputium
dan frenulum clitoridis, sementara bagian. Di Bibir kecil ini mengeliligi orifisium
vagina bawahnya akan bersatu membentuk fourchette

d. Klitoris

Merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang bersifat erektil. Glans
clitoridis mengandung banyak pembuluh darah dan serat saraf sensoris sehingga
sangat sensitif. Analog dengan penis pada laki-laki. Terdiri dari glans, corpus dan 2
buah crura, dengan panjang rata-rata tidak melebihi 2 cm.

e. Vestibulum (serambi)

Merupakan rongga yang berada di antara bibir kecil (labia minora). Pada
vestibula terdapat 6 buah lubang, yaitu orifisium urethra eksterna, introitus vagina, 2
buah muara kelenjar Bartholini, dan 2 buah muara kelenjar paraurethral. Kelenjar
bartholini berfungsi untuk mensekresikan cairan mukoid ketika terjadi rangsangan
seksual. Kelenjar bartholini juga menghalangi masuknya bakteri Neisseria
gonorhoeae maupun bakteri-bakteri patogen

f. Himen (selaput dara)

Terdiri dari jaringan ikat kolagen dan elastic. Lapisan tipis ini yang menutupi
sabagian besar dari liang senggama, di tengahnya berlubang supaya kotoran
menstruasi dapat mengalir keluar. Bentuk dari himen dari masing-masing wanita
berbeda-beda, ada yang berbentuk seperti bulan sabit, konsistensi ada yang kaku
dan ada lunak, lubangnya ada yang seujung jari, ada yang dapat dilalui satu jari.
Saat melakukan koitus pertama sekali dapat terjadi robekan, biasanya pada bagian
posterior

g. Perineum (kerampang)

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 273


Modul Teori Fisiologi

Terletak di antara vulva dan anus, panjangnya kurang lebih 4 cm. Dibatasi
oleh otot-otot muskulus levator ani dan muskulus coccygeus. Otot-otot berfungsi
untuk menjaga kerja dari sphincter ani

2. Genetalia Interna

a. Vagina

Merupakan saluran muskulo-membraneus yang menghubungkan rahim


dengan vulva. Jaringan muskulusnya merupakan kelanjutan dari muskulus sfingter
ani dan muskulus levator ani, oleh karena itu dapat dikendalikan.
Vagina terletak antara kandung kemih dan rektum. Panjang bagian depannya sekitar
9 cm dan dinding belakangnya sekitar 11 cm.

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 274


Modul Teori Fisiologi

Bagian serviks yang menonjol ke dalam vagina disebut portio. Portio uteri
membagi puncak (ujung) vagina menjadi:
-Forniks anterior -Forniks dekstra
-Forniks posterior -Forniks sisistra
Sel dinding vagina mengandung banyak glikogen yang menghasilkan asam
susu dengan pH 4,5. keasaman vagina memberikan proteksi terhadap infeksi.
Fungsi utama vagina:
1. Saluran untuk mengeluarkan lendir uterus dan darah menstruasi.
2. Alat hubungan seks.
3. Jalan lahir pada waktu persalinan.

b. Uterus

Merupakan Jaringan otot yang kuat, terletak di pelvis minor diantara kandung
kemih dan rektum. Dinding belakang dan depan dan bagian atas tertutup peritonium,
sedangkan bagian bawah berhubungan dengan kandung kemih.Vaskularisasi uterus
berasal dari arteri uterina yang merupakan cabang utama dari arteri illiaka interna
(arterihipogastrika interna).

Bentuk uterus seperti bola lampu dan gepeng.


1. Korpus uteri : berbentuk segitiga
2. Serviks uteri : berbentuk silinder
3. Fundus uteri : bagian korpus uteri yang terletak diatas kedua pangkal tuba.

Untuk mempertahankan posisinya, uterus disangga beberapa ligamentum,


jaringan ikat dan parametrium. Ukuran uterus tergantung dari usia wanita dan
paritas. Ukuran anak-anak 2-3 cm, nullipara 6-8 cm, multipara 8-9 cm dan > 80 gram
pada wanita hamil. Uterus dapat menahan beban hingga 5 liter

Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan :

a) Peritonium

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 275


Modul Teori Fisiologi

Meliputi dinding rahim bagian luar. Menutupi bagian luar uterus. Merupakan
penebalan yang diisi jaringan ikat dan pembuluh darah limfe dan urat syaraf.
Peritoneum meliputi tuba dan mencapai dinding abdomen.

b) Lapisan otot

Susunan otot rahim terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan luar, lapisan tengah,
dan lapisan dalam. Pada lapisan tengah membentuk lapisan tebal anyaman serabut
otot rahim. Lapisan tengah ditembus oleh pembuluh darah arteri dan vena.
Lengkungan serabut otot ini membentuk angka delapan sehingga saat terjadi
kontraksi pembuluh darah terjepit rapat, dengan demikian pendarahan dapat
terhenti. Makin kearah serviks, otot rahim makin berkurang, dan jaringan ikatnya
bertambah. Bagian rahim yang terletak antara osteum uteri internum anatomikum,
yang merupakan batas dari kavum uteri dan kanalis servikalis dengan osteum uteri
histologikum (dimana terjadi perubahan selaput lendir kavum uteri menjadi selaput
lendir serviks) disebut isthmus. Isthmus uteri ini akan menjadi segmen bawah rahim
dan meregang saat persalinan.

c) Endometrium

Pada endometrium terdapat lubang kecil yang merupakan muara dari


kelenjar endometrium. Variasi tebal, tipisnya, dan fase pengeluaran lendir
endometrium ditentukan oleh perubahan hormonal dalam siklus menstruasi. Pada
saat konsepsi endometrium mengalami perubahan menjadi desidua, sehingga
memungkinkan terjadi implantasi (nidasi).Lapisan epitel serviks berbentuk silindris,
dan bersifat mengeluarakan cairan secara terus-menerus, sehingga dapat
membasahi vagina. Kedudukan uterus dalam tulang panggul ditentukan oleh tonus
otot rahim sendiri, tonus ligamentum yang menyangga, tonus otot-otot panggul.
Ligamentum yang menyangga uterus adalah:

1. Ligamentum latum
Ligamentum latum seolah-olah tergantung pada tuba fallopii.

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 276


Modul Teori Fisiologi

2. Ligamentum rotundum (teres uteri)


Terdiri dari otot polos dan jaringan ikat.
Fungsinya menahan uterus dalam posisi antefleksi.
3. Ligamentum infundibulopelvikum
Menggantung dinding uterus ke dinding panggul.
4. Ligamentum kardinale Machenrod
Menghalangi pergerakan uteruske kanan dan ke kiri.
Tempat masuknya pembuluh darah menuju uterus.
5. Ligamentum sacro-uterinum
Merupakan penebalan dari ligamentum kardinale Machenrod menuju
os.sacrum.
6. Ligamentum vesiko-uterinum
Merupakan jaringan ikat agak longgar sehingga dapat mengikuti
perkembangan uterus saat hamil dan persalinan.

d. Tuba Fallopii

Tuba fallopii merupakan tubulo-muskuler, dengan panjang 12 cm dan


diameternya antara 3 sampai 8 mm. fungsi tubae sangat penting, yaiu untuk
menangkap ovum yang di lepaskan saat ovulasi, sebagai saluran dari spermatozoa
ovum dan hasil konsepsi, tempat terjadinya konsepsi, dan tempat pertumbuhan dan
perkembangan hasil konsepsi sampai mencapai bentuk blastula yang siap
melakukan implantasi.

e. Ovarium

Merupakan kelenjar berbentuk buah kenari terletak kiri dan kanan uterus di
bawah tuba uterina dan terikat di sebelah belakang oleh ligamentum latum uterus.
Setiap bulan sebuah folikel berkembang dan sebuah ovum dilepaskan pada saat
kira-kira pertengahan (hari ke-14) siklus menstruasi. Ovulasi adalah pematangan
folikel de graaf dan mengeluarkan ovum. Ketika dilahirkan, wanita memiliki

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 277


Modul Teori Fisiologi

cadangan ovum sebanyak 100.000 buah di dalam ovariumnya, bila habis


menopause.
Ovarium yang disebut juga indung telur, mempunyai 3 fungsi:
a. Memproduksi ovum
b. Memproduksi hormone estrogen
c. Memproduksi progesteron
Memasuki pubertas yaitu sekitar usia 13-16 tahun dimulai pertumbuhan
folikel primordial ovarium yang mengeluarkan hormon estrogen. Estrogen
merupakan hormone terpenting pada wanita. Pengeluaran hormone ini
menumbuhkan tanda seks sekunder pada wanita seperti pembesaran payudara,
pertumbuhan rambut pubis, pertumbuhan rambut ketiak, dan akhirnya terjadi
pengeluaran darah menstruasi pertama yang disebut menarche.
Awal-awal menstruasi sering tidak teratur karena folikel graaf belum
melepaskan ovum yang disebut ovulasi. Hal ini terjadi karena memberikan
kesempatan pada estrogen untuk menumbuhkan tanda-tanda seks sekunder. Pada
usia 17-18 tahun menstruasi sudah teratur dengan interval 28-30 hari yang
berlangsung kurang lebih 2-3 hari disertai dengan ovulasi, sebagai kematangan
organ reproduksi wanita.

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 278


Modul Teori Fisiologi

B. Fisiologi Sistem Reproduksi Wanita

1. Hormon Reproduksi pada wanita

a. Hormon FSH yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan sel-sel folikel


sekitar sel ovum.
b. Hormon Estrogen yang berfungsi merangsang sekresi hormone LH.
c. Hormon LH yang berfungsi merangsang terjadinya ovulasi (yaitu proses
pematangan sel ovum).
d. Hormon progesteron yang berfungsi untuk menghambat sekresi FSH dan LH
C. Siklus Menstruasi

Siklus mnstruasi terbagi menjad 4. wanita yang sehat dan tidak hamil, setiap
bulan akan mengeluarkan darah dari alat kandungannya.
1. Stadium menstruasi (Desquamasi), dimana endometrium terlepas dari rahim
dan adanya pendarahanselama 4hari.
2. Staduim prosmenstruum (regenerasi), dimana terjadi proses terbentuknya
endometrium secara bertahap selama 4hr
3. Stadium intermenstruum (proliferasi), penebalan endometrium dan kelenjar
tumbuhnya lebih cepat.
4. Stadium praemenstruum (sekresi), perubahan kelenjar dan adanya
penimbunan glikogen guna mempersiapkan endometrium.

 D. Hormon-Hormon Reproduksi

1. Estrogen
Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis dari estrogen tapi yang
paling penting untuk reproduksi adalah estradiol. Estrogen berguna untuk

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 279


Modul Teori Fisiologi

pembentukan ciri-ciri perkembangan seksual pada wanita yaitu pembentukan


payudara, lekuk tubuh, rambut kemaluan,dll. Estrogen juga berguna pada siklus
menstruasi dengan membentuk ketebalan endometrium, menjaga kualitas dan
kuantitas cairan cerviks dan vagina sehingga sesuai untuk penetrasi sperma.

2. Progesteron
Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum. Progesterone mempertahankan
ketebalan endometrium sehingga dapat menerima implantasi zygot. Kadar
progesterone terus dipertahankan selama trimester awal kehamilan sampai plasenta
dapat membentuk hormon HCG.

3. Gonadotropin Releasing Hormone


GNRH merupakan hormon yang diproduksi oleh hipotalamus diotak. GNRH
akan merangsang pelepasan FSH (folikl stimulating hormone) di hipofisis. Bila kadar
estrogen tinggi, maka estrogen akan memberikan umpanbalik ke hipotalamus
sehingga kadar GNRH akan menjadi rendah, begitupun sebaliknya.

4. FSH (folikel stimulating hormone) dan LH (luteinizing Hormone)


Kedua hormon ini dinamakan gonadotropoin hormon yang diproduksi oleh
hipofisis akibat rangsangan dari GNRH. FSH akan menyebabkan pematangan dari
folikel. Dari folikel yang matang akan dikeluarkan ovum. Kemudian folikel ini akan
menjadi korpus luteum dan dipertahankan untuk waktu tertentu oleh LH.

5. LH (Luteinizing Hormone) / ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone)


Diproduksi di sel-sel kromofob hipofisis anterior. Bersama FSH, LH berfungsi
memicu perkembangan folikel (sel-sel teka dan sel-sel granulosa) dan juga
mencetuskan terjadinya ovulasi di pertengahan siklus (LH-surge). Selama fase luteal
siklus, LH meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum pascaovulasi
dalam menghasilkan progesteron. Pelepasannya juga periodik / pulsatif, kadarnya
dalam darah bervariasi setiap fase siklus, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar
1 jam). Kerja sangat cepat dan singkat.

6. HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 280


Modul Teori Fisiologi

Mulai diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh jaringan trofoblas
(plasenta). Kadarnya makin meningkat sampai dengan kehamilan 10-12 minggu
(sampai sekitar 100.000 mU/ml), kemudian turun pada trimester kedua (sekitar 1000
mU/ml), kemudian naik kembali sampai akhir trimester ketiga (sekitar 10.000
mU/ml). Berfungsi meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum dan
produksi hormon-hormon steroid terutama pada masa-masa kehamilan awal.
Mungkin juga memiliki fungsi imunologik. Deteksi HCG pada darah atau urine dapat
dijadikan sebagai tanda kemungkinan adanya kehamilan (tes Galli Mainini, tes Pack,
dsb).

7. LTH (Lactotrophic Hormone) / Prolactin


Diproduksi di hipofisis anterior, memiliki aktifitas memicu / meningkatkan
produksi dan sekresi air susu oleh kelenjar payudara. Di ovarium, prolaktin ikut
mempengaruhi pematangan sel telur dan mempengaruhi fungsi korpus luteum.
Pada kehamilan, prolaktin juga

RANGKUMAN

Fisilogi Sistem Reproduksi Wanita dan Endoktrin yang berkaitan dengan


sistem reproduksi
Genetalia Eksterna (vulva)
Yang terdiri dari:
a. Tundun (Mons veneris)
b. Labia Mayora
c. Labia Minora
d. Klitoris
e. Vestibulum (serambi)
f. Himen (selaput dara)
g. Perineum (kerampang)
Genetalia Interna

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 281


Modul Teori Fisiologi

a. Vagina
Merupakan saluran muskulo-membraneus yang menghubungkan rahim
dengan vulva.
b. Uterus
Merupakan Jaringan otot yang kuat, terletak di pelvis minor diantara kandung
kemih dan rektum.
d. Tuba Fallopii
Tuba fallopii merupakan tubulo-muskuler, dengan panjang 12 cm dan
diameternya antara 3 sampai 8 mm. fungsi tubae sangat penting, yaiu untuk
menangkap ovum yang di lepaskan saat ovulasi, sebagai saluran dari
spermatozoa ovum dan hasil konsepsi, tempat terjadinya konsepsi, dan
tempat pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi sampai mencapai
bentuk blastula yang siap melakukan implantasi.
e. Ovarium
Merupakan kelenjar berbentuk buah kenari terletak kiri dan kanan uterus di
bawah tuba uterina dan terikat di sebelah belakang oleh ligamentum latum uterus.

LATIHAN SOAL

1. Sebutkan fungsi sistem reproduksi perempuan bagian interna?


2. Jelaskan fungsi dari ovarium dan uterus!
3. Sebutkan nama nama alat genetalia perempuan bagian eksterna!

D. DAFTAR PUSTAKA

Martini F. (1989). Anatomy and Fundamentals of Physiology. Prentice hall, New


Jersey.

Bruce D. Wingerd (1994). The Human body Concept Of Anatomy dan Physiology.
Harcount Bruce Collange Publisher, Orlando Florida.

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 282


Modul Teori Fisiologi

sTortora Gerard J and Bryan H. Derrickson. 2009. Principles Of Anatomy And


Physiology. John Wiley & Sons, Inc. Hoboken

Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RiauPage 283

Anda mungkin juga menyukai