Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN ANTENATAL CARE

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN MATERNITAS

DOSEN PEMBIMBING:

Purwati, S.Pd.,MAP

DISUSUN OLEH:

M.EGY REFKIAWAN

2014401024

TINGKAT 2 REGULER 1

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TANJUNGKARANG


JURUSAN KEPERWATAN
PRODI DIII KEPERAWATAN TANJUNGKARANG
TAHUN AJARAN 2021/2022
A. Definisi
Antenatal care atau pemeriksaan kehamilan merupakan pemeriksaan ibu
hamil baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan,
persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka post partum sehat dan
normal (Padila, 2014). Kunjungan antenatal care adalah kunjungan ibu hamil ke
bidan atau dokter sedini mungkin semenjak wanita merasa dirinya hamil untuk
mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal (Padila, 2014).

B. ETIOLOGI
Suatu kehamilan akan terjadi bila terdapat 5 aspek :
1. Ovum
Ovum adalah suatu sel dengan diameter + 0,1 mm yang terdiri dari suatu
nucleus yang terapung-apung dalam vitelus dilingkari oleh zona pellusida dan
kromoson radiata.
2. Spermatozoa
Spermatozoa adalah berbentuk seperti terdiri dari kepala berbentuk lonjong
agak gepeng berisi inti leher yang menghubungkan kepala dengan bagian
tengah dan ekor yang dapat bergerak.
3. Konsepsi
Konsepsi adalah peristiwa penyatuan antara sperma dan ovum di tuba fallopi.
4. Nidasi
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam
endometrium.
5. Plasenta
Plasenta adalah alat yang sangat penting bagi janin yang berguna untuk
pertukaran zat antara ibu, anaknya dan sebaliknya.

C. Patofisiologi / Pathways
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung telur
(ovulasi), yang di tangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk ke dalam sel
telur, waktu persetubuhan, cairan semen tumpah ke dalam vagina dan berjuta-juta
sel mani (sperma) bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke saluran telur.
Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi di bagian yang
mengembang oleh tuba falofi. Disekitar sel telur banyak berkumpul sperma yang
mengeluarkan ragi untuk mencairkan zat-zat yang melindungi ovum. Kemudian
pada tempat yang paling mudah dimasuki, masuklah salah satu sel mani dan
kemudian bersatu dengan sel telur. Peristiwa ini disebut pembuahan (konsepsi =
fertilitas).
Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak (oleh
rambut getar tuba), menuju ruang rahim, peristiwa ini disebut nidasi (implantasi).
Dari pembuahan sampai nidasi diperlukan waktu 6 – 7 hari. Untuk menyuplai
darah ke sel-sel makanan bai mudligah dan janin, dipersiapkan uri (plasenta) jadi
dapat dikatakan bahwa untuk setiap kehamilan harus ada ovum (sel telur),
spermatozoa (sel mani), pembuahan (konsepsi = fertilitas), nidasi dan plasenta.
(Handerson 2006).

Pathways
Trimester I
Konsepsi

Fertilitas

Implantasi

Embryogenesis

Maturasi Janin

Perubahan pada ibu

Perubahan Psikolog Perubahan Fisiologis

Krisis situasional, GIT St. Kardiovaskuler St. Urinari


perubahan psikologis,

Ketidakstabilan hormon Instabilitas hormon TD Penekanan VU

Perubahan peran Asam lambung Sakit kepala BAK


Ansietas
Sebagai ibu
Rasa mual Nyeri Gg. Eliminasi
Perub. Proses Koping Urin
keluarga individu
tdk efektif Muntah
Kebersihan genital
Intake makanan
Kebutuhan
Perubahan
nutrisi
kurang dari Resiko
kebutuhan Infeksi

Trimester II
TRIMESTER II

Perubahan fisiologis Perubahan


Psikologis
Endokrin Kardio Reproduksi Integumen GIT Muskulo Respirasi
vaskuler skeletal Krisis
situasional
Intropik Sekresi Vaskularisasi Estrogen BBJ Desakan
Aldosteron vagina Progesteron diafragma Adaptasi

Hiper H2O Sensitivitas Kulit AL Tubuh Ekspansi Agta baru


Pigmentasi meregang berubah tidak maksimal

Ansietas
Perubahan TD Rangsang Gravidarum Lordosis perub. peran
Gg.
body image
Seksual Peristaltik pola
nafas
nyeri
Perubahan Lambung
seksual
Lambat
Kardiak sakit Perubahan
body image
output kepala
Kembung, mual
Resiko cidera nyeri
janin & Perub nutrisi
maternal kurang dari
keb tubuh;
defisit volume
cairan
Trimester III
TRIMESTER III

Perubahan fisiologis Perubahan


Psikologis
Pembesaran uterus Sistem endokrin
Persiapan
Perubahan sekret Menekan paru Retensi H2O & Na Melahirkan
& persendian
Primigravida:
Berat usus Ekspansi paru Urine output Vasokontriksi PD Kurang
Pengetahuan
Perubahan Edema TD
Gg. pola
pusat gravitasi nafas Ekstremitas Ansietas
tubuh

Menekan saraf Kelebihan Hiperterofi


volume
sekitar cairan
ventrikel

Pelepasan mediator Penurunan kardiak output

nyeri Resiko cidera


janin &
maternal

D. Tanda dan Gejala


Menurut Forrer (2009) beberapa tanda dan gejala antenatal yaitu :
1. Tanda Tidak Pasti/Tanda Mungkin Kehamilan
a. Persumtif Sign (subyektif)
1)Amenorhoe (tidak mendapat haid)
2)Mual muntah (morning sickness) merupakan respon awal terhadap
tingginya kadar progesterone dan menghilang setelah tiga bulan.
3)Letih, sakit kepala
4)Merasakan gerakan janin terjadi sekitar 22 minggu gestasi atau 20
minggu pada wanita hamil pertama.
5)Perubahan pada mammae
6) Frekuensi berkemih meningkat karena adanya kongesti darah pada
organ-organ pelvic sehingga meningkatkan sensitivitas jaringan, tekanan
uterus pada kandung kencing menstimulasi saraf sehingga BAK.
7) Lekore/keputihan peningkatan sekresi vaginal oleh efek stimulasi
hormone estrogen dan progesterone pada kelenjar dan peningkatan
suplay darah ke pelvic .
b. Probabilitas (Objektif)
1) Pembesaran uterus
a) melunaknya daerah isthmus uteri (hegar sign) diketahui melalui pemeriksaan
bimanual dan mulai terlihat pada minggu ke 6 dan menjadi nyata pada
minggu ke 7-8.
b) Servik terasa lebih lunak (tanda Goodell”s) diketahui melalui pemeriksaan
bimanual
c) tanda ballotemen : pantulan yang terjadi saat jari pemeriksa mengetuk janin
yang mengapung dalam uterus,bayi menjauh kemumudian ke posisi semula.
d) Kontraksi Braxton hicks yaitu kontraksi intermiten yang mungkin terjadi
selama hamil dan tidak terasa sakit.
2) Perubahan warna kulit oleh Chloasma: warna kulit yang kehitam-hitaman
pada dahi,punggung hidung dan kulit daerah tulang pipi terutama pada warna
kulit hitam hal ini disebabkan oleh stimulasi MSH (Melanosyt Stimulating
Hormone), dan Striae gravidarum;regangan kulit abdomen terlihat garis tak
teratur.
3) HCG (Human Chronic Gonadotropin) meningkat.
2. Tanda positif kehamilan
a. Terdengar DJJ. DJJ dapat didengar dengan stetoskop laenec pada
minggu 17-18. Dengan stetoskop ultrasonik (doppler), DJJ dapat
didengarkan lebih awal lagi, sekitar minggu ke-12. Normal DJJ 120-160
kali permenit.
b. adanya gerakan janin pada palpasi
c. Teraba bagian janin pada palpasi
d. Adanya kantong kehamilan (gestasional sac) dalam rongga uterus pada
pemeriksaan USG, adanya skelet janin pd gmbr X Ray.
3. Tes Kehamilan
Tes HCG (hormone chorionic gonadotropin). Dilakukan dengan mendeteksi
hormone hCG dalam urin.kadar terendah yang memberi hasil positif yaitu
0,5 hCG per ml urin, kadar tertinggi 500 SI HCG.

E. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
Wanita hamil diperiksa urinnya untuk mengetahui kadar protein glukosanya,
diperiksa darah untuk mengetahui faktor rhesus, golongan darah, Hb dan
penyakit rubella
2. Pemeriksaan Rontgen
Dilakukan pada kehamilan yang sudah agak lanjut karena sebelum bulan ke
IV rangka janin belum tampak.Pemeriksaan rontgen dilakukan pada kondisi-
kondisi:
a. Diperlukan tanda pasti hamiL
b. Letak anak tidak dapat ditentukan dengan jelas dengan palpasi
c. Mencari sebab dari hidraamnion
d. Untuk menentukan kelainan anak
3. Pemeriksaan USG
Kegunaannya:
a. Diagnosis dan konfirmasi awal kehamilan
b. Penentuan umur gestasi dan penafsiran ukuran fetal
c. Mengetahui posisi plasenta
d. Mengetahui adanya IUFD
e. Mengetahui pergerakan janin dan detak jantung janin.
(Marjati dkk, 2010)

F. Pengkajian
1. Anamnese
a. Anamnese identitas istri dan suami
b. Anamnese umum :
1) Tentang keluhan-keluhan, nafsu makan, tidur, miksi, defekasi,perkawinan dan
sebagainya.
2) Tentang haid, kapan mendapat haid terakhir (HT). bila hari pertama haid
terakhir diketahui, maka dapat dijabarkan taksiran tunggal persalinan.
c. Pemeriksaan fisik
1) Teknik inspeksi
a) Rambut: bersih/kotor, warna hitam/merah jagung, mudah rontok/tidak
b) Muka:  Muka bengkak/oedem tanda eklampsi, terdapat cloasma
gravidarum sebagai tanda kehamilan. Muka pucat tanda anemia, perhatikan
ekspresi ibu, kesakitan atau meringis.
c) Mata:  Konjungtiva pucat menandakan anemia pada ibu yang akan
mempengaruhi kehamilan dan persalinan yaitu perdarahan, Sclera icterus
perlu dicurugai ibu mengidap hepatitis
d) Hidung:  Simetris, adakah sekret, ada kelainan lain.
e) Mulut & gigi :  Bibir pucat tanda ibu anemia, bibir kering tanda
dehidrasi, sariawan tanda ibu kekurangan vitamin C. Caries gigi menandakan
ibu kekurangan kalsium.
f) Leher: Adanya pembesaran kelenjar tyroid menandakan ibu kekurangan
iodium, sehingga dapat menyebabkan terjadinya kretinisme pada bayi dan
bendungan vena jugularis/tidak
g) Dada:  bagaimana kebersihannya, Terlihat hiperpigmentasi pada areola
mammae tanda kehamilan, puting susu datar atau tenggelam membutuhkan
perawatan payudara untuk persiapan menyusui. Adakah striae gravidarum
h) Genetalia:  bersih/tidak, varises/tidak, ada condiloma/tidak
keputihan/tidak.
i) Ekstremitas : Adanya oedem pada ekstremitas atas atau bawah dapat
dicurigai adanya hipertensi hingga Preeklampsi dan Diabetes melitus,
varises.tidak, kaki sama panjang/tidak memepengaruhi jalannya persalinan
2) Palpasi
a) Kepala: adakah benjolan abnormal
b) Leher:  Tidak tampak pembesaran vena jugularis. Jika ada hal ini
berpengaruh pada saat persalinan terutama saat meneran. Hal ini dapat
menambah tekanan pada jantung. Potensial terjadi gagal jantung.Tidak
tampak pembesaran kelanjar tiroid, jika ada potensial terjadi kelahiran
prematur, lahir mati, kretinisme dan keguguran.Tidak tampak
pembesaran limfe, jika ada kemungkinan terjadi infeksi oleh berbagai
penyakit misal TBC, radang akut dikepala
c) Dada:  Adanya benjolan pada payudara waspadai adanya Kanker
payudara dan menghambat laktasi. Kolostrum mulai diproduksi pada usia
kehamilan 12 minggu tapi mulai keluar pada usia 20 minggu.
d) Abdomen:
(1) Leopold I: Untuk menentukan usia kehamilan berdasarkan TFU dan
bagian yang teraba di fundus uteri.
(2) Leopold II: Menentukan letak punngung anak padaletak memanjang dan
menentukan letak kepala pada ketak lintang.
(3) Leopold III: Menentukan bagian terbawah janin, dan apakah bagian
terbawah sudah masuk PAP atau belum.
(4) Leopold IV: Seberapa jauh bagian rerbawah masuk PAP.
3) Auskultasi
a) Dada: Adanya ronkhi atau wheezing perlu dicurigai adanya asma atau
TBC yang dapat memperberat kehamilan.
b) Abdomen: DJJ (+) normal 120-160 x/menit, teratur dan reguler.
4) Perkusi.
Reflek patella: Reflek patella negatif menandakan ibu vit B1 (Marjati dkk,
2010)

G. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul


1. Trimester 1
a. Defisit nutrisi
b. Ansietas
c. Gangguan eliminasi urine
e. Risiko disfungsi seksual
f. Hipovolemia
g. Gangguan proses keluarga
h. Koping individu tidak efektif
2. Trimester II
a. Gangguan citra tubuh
b. Pola napas tidak efektif
c. Defisit pengetahuan
3. Trimester III
a. Nyeri akut
b. Gangguan eliminasi urine
c. Gangguan pola tidur
d. Ansietas
e. Risiko cidera
f. Hipervolemia

H. Intervensi Keperawatan
1. Defisit nutrisi b/d penurunan keinginan untuk makan akibat mual dan
muntah.
Kriteria hasil:
a. Meningkatkan masukan oral
b. Menjelaskan factor-faktor penyebab bila diketahui

Intervensi Rasional
1. Tentukan kebutuhan kalori 1. Agar kebutuhan kalori harian
harian yang realistis dan seimbang
adekuat 2. Untuk memantau perkembangan ibu
2. Timbang BB setiap hari dan bayi setiap hari
3. Jelaskan pentingnya nutrisi 3. Nutrisi yang adekuat dapat memberi
yang adekuat perkembangan yang baik bagi ibu dan
4. Beri dorongan individu makan bayi
sedikit-sedikit tapi sering 4. Dengan makan sedikit-sedikit tapi
sering dapat meningkatkan masukan
oral

2. Ansietas b/d konsep diri sekunder akibat kehamilan.


Kriteria hasil
a. Menggambarkan ansietas dan pola kopingnya
b. Menghubungkan peningkatan kenyamanan psikologis
c. Menggambarkan mekanisme kopinh yang efektif

Intervensi Rasional
1. Gali ketakutan dan kekhawatiran 1. Dengan mengetahui ketakutan dan
selama hamil kecemasan ibu dan meminta ibu untuk
2. Bantu pasangannya mengenali negutarakan hal tersebut dapat
harapan yang tidak realistis membantu ibu lebih rileks
3. Terima ansietasnya dan kenormalan 2. Dengan dukungan suami atau orang
dari proses tersebut terkedat dapat memberi semangat dan
4. Diskusikan kekhawatiran dengan mengurangi kekhawatiran ibu
klien dan pasangannya 3. Dengan diskusi dan mencari jalan
keluar bersama mengenai kecemasan
ibu dapat membuat ibu lebih tenang.

3. Hipovolemia b/d output berlebihan (muntah), peningkatan kebutuhan cairan.


Kriteria hasil :
a. Tidak ada mual muntah
b. Tidak ada tanda dehidrasi
c. TTV dalam batas normal

Intervensi Rasional
1. Tentukan frekuensi/beratnya 4. peningkatan kadar hormone
mual/muntah. gonadotropin khorionik (HCG)
2. Kaji suhu dan turgor kulit, perubahan metabolisme KH dan
membrane mukosa, TD, suhu, penurunan motilistas gastric
masukan/haluran memperberat mual dan muntah pada
3. Anjurkan peningkatan masukan trimester pertama
minuman berkarbonat, makan enam 5. indikasi dalam membantu untuk
kali sehari dengan jumlah yang mengevaluasi tingkat/kebutuhan
sedikit dan makanan tinggi hidrasi.
karbohidrat (popcorn, roti kering 6. membantu dalam meminimalkan
sebelum bangun tidur. mual/muntah dengan menurunkan
keasaman lambung

4. Gangguan eliminasi urine b/d penekanan pada vesika urinaria


Kriteria hasil:
a. Pasien mengerti perlunya masukan cairan sesuai kebutuhan
b. Klien mengerti tentang perubahan perkemihan dengan trimester III

Intervensi Rasional
1. Berikan informasi tentang perubahan 1. membantu klien memahami alas an
perkemihan sehubungan dengan fisiologi dan frekuensi berkemih
trimester ketiga dan/nokturia pembesaran uterus
2. Berikan informasi mengenaia perlunya trimester ketiga menurunkan kapasitas
masukan cairan 6 - 8 gelas sehari kandung kemih mengakibatkan sering
3. Anjurkan klien untuk melakukan posisi berkemih
miring kiri saat tidur, perhatikan 2. mempertahankan tingkat cairan dan
keluhan-keluhan nokturia. perfusi ginjal adekuat yang
mengurangi natrium diet untuk
mempertahankan status isotonic
3. meningkatkan perfusi ginjal
memobilisasi bagian yang mengalami
edema dependent, edema berkurang
pada pagi hari pada kasus edema
fisiologi

5. Gangguan pola tidur b/d stress psikologik, perubahan pola tingkat aktivitas,
sesak.
Kriteria hasil :
a. Jumlah jam tidur dalam batas normal
b. Perasaan fresh setelah tidur

Intervensi Rasional
1. Tinjau ulang kebutuhan perubahan 1. Membantu mengidentifikasi
tidur normal berkenaan dengan kebutuhan menetapkan pola tidur
kehamilan, teruskan pola tidur saat ini. yang berbeda waktu tidur malam
2. Kaji tingkat insomnia dan respons klien dan tidur siang lebih dini.
terhadap penurunan tidur, anjurkan alat 2. Ansietas yang berlebihan,
Bantu untuk tidur seperti teknik kegembiraan, ketidaknyamanan
relaksasi, membaca, mandi air hangat, fisik, nokturia, dan aktivitas
dan penurunan aktivitas tepat sebelum janin dapat mempersulit tidur.
beristirahat. 3. Pada posisi rekumben,
3. Perhatikan keluhan kesulitan bernapas pembesaran uterus serta organ
karena posisi. Anjurkan tidur pada abdomen menekan diafragma
posisi semi fowler. hingga membatasi ekspansi paru,
4. Evaluasi tingkat kelelahan, anjurkan penggunaan posisi semi fowler
klien untuk istirahat memungkinkan diafragma
menueun, membantu
mengembangkan ekspansi paru
dengan optimal
4. Peningkatan retensi cairan,
penambahan berat badan dan
pertumbuhan janin semua
memperberat perasaan lelah,
khususnya pada multipara dengan
anak lain dan atau kebutuhan lain.
6. Hipervolemia b/d perubahan, mekanisme regulator, retensi natrium/air.
Kriteria hasil :
a. Terbebas dari edema, efusi, anasarka
b. Terbebsas dari distensi vena jugularis

Intervensi Rasional
1. Pantau berat badan secara teratur 1. Mendeteksi perubahan berat
2. Anjurkan meninggikan ekstremitas secara badan kelebihan
periodic selama sehari. 2. Mendeteksi retensi cairan
yang tidak kelihatan yang
potensial patologis
DAFTAR PUSTAKA

Padila. 2014. Buku Ajar keperawatan Maternitas. Yogyakarta: Nuha Medika.


Haen, Forrer. 2009. Perawatan Maternitas Edisi 2. Jakarta: ECG.
Henderson,C,. Jones,K. 2006. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta : EGC.

Marjati dkk.2010.Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Fisiologis.Jakarta : Salemba


Medika.

PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator


Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan


Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai