Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN ANTENATAL CARE (ANC) DI RS DKT BENGKULU


RUANGAN hESTI
Stase Keperawatan Maternitas
Minggu Ke 4
Tanggal 03 April – 08 April 2023

OLEH :

MONI YOLANDA
NPM. 1926010037

PEMBIMBING AKADEMIK PEMBIMBING KLINIK

(Ns. Pawilliyah, S.Kep., MAN) (Ns. Lexsinda, S.Kep)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGI ILMU KESESHATAN (STIKES)
TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU
2023
LAPORAN PENDAHULUAN
ANTENATAL CARE (ANC)

A. Konsep Dasar
1. Definisi
Antenatal care /ANC adalah pelayanan yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan berupa pengawasan yang diberikan kepada ibu hamil untuk
meningkatkan kesehatan ibu dan janin, baik berupa kesehatan fisik maupun
kesehatan mental (Manuaba 2008).
Antenatal care merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui
masalah atau komplikasi yang terjadi selama masa kehamilan agar dapat diatasi
dengan segera untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak (Handerson,
2006).
Antenatal care merupakan pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk
memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti dengan upaya
koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan(Depkes RI, 2010).

2. Etiologi
Kehamilan dapat terjadi karena adanya sperma yang membuahi sel telur
pada masa ovulasi. Saat terjadi ejakulasi kurang lebih 3cc sperma dikeluarkan dari
organ reproduksi pria yang berisi kurang lebih 300 juta sel sperma. Setelah masuk
ke organ genetalia interna wanita, sperma akan menghadapi beberapa rintangan
dan hanya satu sperma yang mengalami proses kapitasi dan mampu melakukan
penetrasi membran sel ovum. Setelah itu akan terjadi proses nidasi, yaitu
tertanamnya hasil konsepsi kedalam endometrium. Setelah bernidasi selama
kurang lebih 10 hari maka akan dimulai proses pertumbuhan dan perkembangan
janin (Sarwono, 2009).

3. Klasifikasi
a. Kehamilan normal
Tidak ada riwayat kelainan obsetri, ukuran uterus sesuai dengan usia kehamilan.
b. Kehamilan dengan masalah khusus
Masalah khusus yang dimaksud seperti masalah keluarga atau psikososial, kekerasan
dalam rumah tangga dan kebutuhan finansial.
c. Kehamilan dengan masalah kesehatan yang membutuhkan rujukan untuk konsultasi
atau kerjasama penanganan
Seperti hipertensi, anemia berat, preeklamsia, pertumbuhan janin terhambat, infeksi
saluran kemih, penyakit kelamin dll
d. Kehamilan dengan kondisi kegawatdaruratan yang membutuhkan rujukan
Seperti perdarahan, eklamsia, ketuban pecah dini atau kondisi kegawatdaruratan lain
pada ibu dan bayi (Mitayani, 2009).

4. Patofisiologi
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telir (ovum) dari indung
sel telur (ovulasi) yang di tangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk ke
dalam sel telur, waktu persetubuhan, cairan semen tumpah ke dalam vagina
dan berjuta-juta sel mani (sperma) bergerk memasuki rongga rahim lalu masuk
ke saluran telur.
Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi di bagian yang
mengembang oleh tuba falofi. Disekitar sel telur banyak berkumpul sperma
yang mengeluarkan ragi untuk mencarikan zat-zat yang melindungi ovum.
Kemudian pada tempat yang mudah dimasuki, masuklah salah satu sel mani
dan kemudian bersatu dengan sel telur. Peristiwa ini disebut pembuahan
(konsepsi= fertilitas).
Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak
(oleh rambut getar tuba), menuju ruang rahim, peristiwa ini disebut nidasi
(implantasi). Dari pembuahan sampai nidasi diperlukan waktu 6-7 hari. Untuk
menyuplai darah ke sel-sel makanan bai mudligah dan janin, dipersiapkan uri
(plasenta) jadi da[at dikatakan bahwa untuk setiap kehamilan harus ada ovum
(sel telur), spermatozoa (sel mani). Pembuahan (konsepsi)
(konsepsi=fertilitas), nidasi dan plasenta, (Handerson, 2006)
5. Pathway

Konsepsi

Fertilitas

Implantasi

Embryogenesis

Perubahan Psikologis Peubahan Fisiologis

Krisis situasional, perub. Psikologis,


GIT Sist.kardiovaskular Sist. Urinaria
ketidakstabilan hormon

Instabilitas hormone Peningkatan TD Penekanan vesika urinaria


karena pembesaran uterus
Ansietas Perubahan peran Asam Lambung Sakit Kepala
sebagai calon ib meningkat Frekuensi BAK meningkat
Nyeri
Rasa Sebah/Mual
Gangguan eliminasi urin
Perub-proses Konstipasi
keluarga Muntah
Kebersihan genital menurun
Intake makanan menurun
Kelembaban meningkat

Perub. Nutrisi kurang dari


kebutuhan Resiko infeksi
6. Prosedur Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Periode Antenatal

a. Pemeriksaan Leopold
1) Jelaskan tentang prosedur pemeriksaan kepada ibu, juga bahwa pemeriksaan
ini kadang-kadang menimbulkan perasaan khawatir atau tidak enak tetapi
tidak akan membahayakan bayi yang ada dalam kandungan
2) Persilahkan ibu untuk berbaring
3) Sisihkan pakaian ibu hingga seluruh perut ibu tampak jelas sampai batas
dibawah proc. Xypoideus, kemudian minta ibu untuk meletakkan kedua
telapak kaki pada ranjang sehingga terjadi sedikit fleksi pada sendi paha
(coxae) dan lutut (genu), untuk mengurangi ketegangan dinding perut
4) Tutup paha dan kaki ibu dengan kain yang telah disediakan
5) Cuci tangan pemeriksa dengan sabun, bilas dengan air hangat kemudian
keringkan kedua tangan tersebut dengan handuk
6) Pemeriksa berada disisi kanan ibu mengahadap bagian lateral kanan
7) Beritahu kepada ibu bahwa pemeriksa akan memulai proses pemeriksaan

Leopold 1 :
 Tujuan : untuk mengetahui bagian tubuh janin yang berada di bagian
fundus.
Bila kepala : bulat, keras, dan dapat digerakkan (balotemen).
Bila bokong : lunak, bentuk tidak spesifik, tidak dapat digerakkan.
Bila letak lintang maka palpasi didaerah fundus akan teraba kosong.

 Letakkan sisi lateral telunjuk kiri pada fundus uteri untuk menentukan tinggi
fundus. Perhatikan agar jari tersebut tidak mendorong uterus ke bawah (jika
diperlukan, fiksasi uterus bawah denga meletakkan ibu jari dan telunjuk
tangan kanan dibagian lateral depan kanan dan kiri, setinggi tepi atas
simfisis).
 Angkat jari telunjuk kiri (dan jari-jari yang memfiksasi uterus bawah)
kemudian atur posisi pemeriksa sehingga menghadap ke bagian kepala ibu.
 Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada fundus uteri dan rasakan
bagian bayi yang ada pada bagian tersebut dengan jalan menekan secara
lembut dan menggeser telapak tangan kiri dan kanan secara bergantian.
 Pemeriksaan usia kehamilan dan tinggi fundus :

- Sebelum bulan ketiga fundus uteri tidak dapat diraba


- (12 minggu) : tinggi fundus 1-2 jari diatas sympisis
- (16 minggu) : tinggi fundus pertengahan sympisis
- (20 minggu) : tinggi fundus 3 jari dibawah pusat
- (24 minggu) : tinggi fundus setinggi pusat
- (28 minggu) : tinggi fundus 3 jari diatas pusat
- (32 minggu) : tinggi fundus pertengahan prosesus xipoideus dan pusat
- (36 minggu) : tinggi fundus 3 jari dibawah prosesus xipoideus
- (40 minggu) : tinggi fundus pertengahan prosesus xipoideus dan pusat

Usia kehamilan (bulan) = Tinggi fundus (cm)/ 3.5 cm


Keterangan :
Tinggi Fundus Usia Kehamilan
(cm)
(bulan)
20 5
23 6
27 7
30 8
33 9

Leopold 2 :
 Tujuan : untuk menentukan letak punggung janin.
 Letakkan telapak tangan kiri pada dinding perut lateral kanan dan telapak
tangan kanan pada dinding perut lateral kiri ibu secara sejajar dan pada
ketinggian yang sama.
 Mulai dari bagian atas, tekan secara bergantian atau bersamaan (simultan)
telapak tangan kiri dan kanan, kemudian geser ke arah bawah dan rasakan
adanya bagian yang rata dan memanjang (punggung) atau bagian-bagian
kecil (eksteremitas).

Leopold 3 :
 Tujuan : untuk menentukan bagian tubuh janin yang terdapat dibagian
bawah, apakah kepala janin sudah atau belum mencapai pintu atas
panggul.
 Pemeriksa tetap menghadap ke muka klien
 Gunakan tangan kanan untuk mempalpasi bagian bawah rahim
 Dengan keempat jari dan ibu jari pegang bagian terbawah janin (kepala)
dan tentukan sudah terfiksir atau belum.

Leopold 4 :
 Tujuan : untuk menentukan usia kehamilan dan sejauh mana kepala janin
sudah memasuki pintu atas panggul.
 Pemeriksa berganti menghadap kearah kaki klien
 Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada lateral kiri dan kanan
uterus bawah, ujung-ujung jari tangan kiri dan kanan berada pada tepi atas
simfisis
 Temukan kedua ibu jari kiri dan kanan, kemudian rapatkan semua jari-jari
tangan yang meraba dinding bawah uterus
 Perhatikan sudut yang dibentuk oleh jari-jari kiri dan kanan (konvergen
atau divergen).

b. Pengukuram Denyut Jantung Janin (DJJ)


DJJ dapat dipantau dengan stetoskop Laenec atau Doppler.DJJ dihitung secara
penuh dalam 1 menit dengan memperhatikan keteraturan serta
frekuensinya(Baety, 2012).Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
 Baringkan ibu hamil dengan posisi terlentang
 Beri jelly pada doppler /lineac yang akan digunakan
 Tempelkan doppler pada perut ibu hamil didaerah punggung janin
 Funandoskop diletakkan secara tegak lurus terhadap dinding perut
 Raba nadi ibu pada pergelangan tangan
 Pastikan DJJ dengan cara membedakan bunyi yang didengar dengan nadi ibu
 Hitung jumlah DJJ permenit dengan benar (hitung DJJ selama 5 detik, istirahat
5 detik lakukan sampai 3 kali dan hasilnya dijumlah dan dikalikan 4). DJJ
yang normal kurang lebih 120-140 permenit.
 Beri penjelasan pada klien hasil pemeriksaan detak jantung janin

c. Penentuan Taksiran Berat Janin


Taksiran berat janin melalui pengukuran tinggi fundus uteri (TFU) dengan
menggunakan rumus Niswander yaitu :
Taksiran Berat Badan Janin (TBJ) = 1,12 (TFU – 7,7) x 100 gr (Bobak, 2005).

d. Penentuan Taksiran Usia Kehamilan


Untuk dapat menghitung usia kehamilan anda berdasar HPHT hanya dapat
dilakukan oleh ibu hamil yang memiliki siklus haid normal dan teratur (28-30
hari). Untuk taksiran usia kehamilan berdasar HPHT dapat menggunakan rumus
Neagele, selain dapat menghitung usia kehamilan, rumus ini juga dapat digunakan
untuk menghitung hari perkiraan lahir (HPL). Penggunaan rumus ini adalah
dengan menambahkan 7 pada tanggal pertama dari haid terakhir, kemudian
mengurangi bulan dengan 3 dan menambahkan 1 pada tahunnnya, sedangkan
untuk bulan yang tidak bisa dikurangi 3, misalnya Januari, Februari, dan Maret,
maka bulannya ditambah 9, tapi tahunnya tetap tidak ditambah atau dikurangi.

e. Pemeriksaan Antropometri pada Ibu Hamil


Menurut Shoutheast Asian Food and Agricultural Science and Technology, IPB
menjelaskan pemeriksaan antropometri meliputi:
1) Berat Badan :
- Tempatkan timbangan berskala pada permukaan lantai yang datar
- Pastikan skala timbangan berada pada jangka nol (0,0) sebelum
penimbangan dimulai
- Responden diminta untuk berdiri diatas timbangan dengan posisi badan
tegak dan pandangan mata lurus ke depan
- Baca skala
- Catat hasil pengukuran

2) Tinggi Badan :
- Gantungkan microtoise pada dinding dan lantai yang datar pada ketinggian
200 cm dari bawah lantai)
- Pastikan skala 0 (garis merah) berada pada tepat pada saat menyentuh
lantai
- Mintalah ibu hamil untuk berdiri membelakangi dinding, punggung dan
bokong menempel ke dinding, tangan tegak ke bawah, tanpa alas kaki
- Geser microtoise persis menempel diatas kepala responsden, baca skala
dan catat hasilnya.
3) Lingkar Lengan Atas (LILA) :
- Pengukuran menggunakan pita, pita pengukur dilingkarkan ke lengan
subjek dan dibaca skalanya serta dicatat.

f. Mengukur tekanan darah


Pengukuran tekanan darah harus dilakukan secara teratur untuk melakukan deteksi
dini terhadap terjadinya tiga gejala preeklamsi. Tekanan darah tinggi, protein urin
positif, pandangan kabur atau oedema pada ekstremitas. Apabila tekanan darah
mengalami kenaikan 15 mmHg dalam dua kali pengukuran dengan jarak 1 jam
atau tekanan darah > 140/90 mmHg, maka ibu hamil mengalami preeklamsi.
(Mufdillah, 2009).

g. Pemberian imunisasi tetanus toksoid (TT) lengkap

Antigen Interval Lama Perlindungan % Perlindungan


TT1 Pada Kunjungan - -
antenatal pertama
TT2 4 minggu setalah TT1 3 tahun 80
TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 95
TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 99
TT5 1 tahun setelah TT4 25 tahun/seumur hidup 99
h. Pemberian tablet penambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan
Pemberian tablet penambah darah dimulai setelah rasa mual hilang satu tablet
setiap hari, minimal 90 tablet. Tiap tablet mengandung FeSO4 30mg dan asam
folat 500. Tablet besi sebaiknya tidak diminum bersamaan dengan teh atau kopi,
karena dapat mengganggu penyerapan (Sarwono, 2006).
Standar Pelayanan Minimal Antenatal Care “7T” yaitu :
a. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan

 Ukuran berat badan dalam kg tanpa sepatu dan memakai pakaian yang
seringan-ringannya
 Peningkatan berat badan pada masa kehamilan sangat penting,. Setidak-
tidaknya antara 9-11 kg sampai menjelang bayi lahir
 Berat badang < 45 kg pada trimester II atau di bawah kurva pada KMS ibu
hamil menunjukkan ibu kurus, besar kemungkinan ibu akan melahirkan bayi
dengan BBLR.
 Bila berat badan ibu jauh diatas kurva pada KMS ibu hamil, perlu dicurigai
adanya kemungkinan melahirkan bayi besar dan menimbulkan gangguan
dalam persalinan

b. Ukur Tekanan Darah

 Tekanan darah normal adalah 110/80-140/90 mmHg. Bila > 140/90 mmHg
hati-hati adanya preeklamsia

c. Ukur Tinggi Fundus Uteri

 Tinggi fundus uteri ditentukan dalam sentimeter (cm), yaitu jarak antara
symphisis pubis dengan puncak tinggi fundus uteri
 Tujuan pemeriksaan tinggi fundus uteri adalah untuk memeriksa kehamilan,
menentukan letak janin dalam kandungan normal atau tidak, memperkirakan
berat badan janin dan dapat menentukan detak jantung janin

d. Pemberian imunisasi Tetanus Toksoid (TT) lengkap


 Bertujuan untuk mencegah tetanus neonatorum. Imunisasi pertama diberikan
mulai hamil 3 bulan dan imunisasi kedua diberikan minimal 1,5 bulan
sesudah imunisasi pertama

e. Pemberian Tablet zat besi, minimal 90 tablet selama kehamilan

 Ibu hamil harus minum tablet zat besi satu tablet sehari atau paling sedikit 90
tablet selama kehamilan

f. Tes terhadap penyakit menular sexual


g. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan. (Saifudin, 2006).

7. Pemeriksaan penunjang
a. Tes laboratorium
Pemeriksaan laboratorium rutin mencangkup pemeriksaan hemoglobin, protein
urine, gula darah, dan hepatitis B. Pemeriksaan khusus dilakukan di daerah
prevalensi tinggi atau kelompok perilaku terhadap HIV, sifilis, malaria,
tuberkolosis, cacingan dan thalasemia (Mitayani, 2009).
b. Pemeriksaan USG
Pemeriksaan USG untuk melihat jenis kelamin, tafsiran kehamilan, tafsiran berat
janin dan jumlah cairan amnion (Mitayani, 2009).

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
a) Identitas Pasien
Anamnesa identitas istri dan suami, kaji identitas pasien dan suami secara
umum meliputi nama, umur, pendidikan, pekerjaan, status, agama, suku,
alamat, nomer cm, tanggal mrs, tanggal pengkajian, dan sumber informasi.
b) Alasan kunjungan, keluhan-keluhan
Mengkaji alasan pasien melakukan kunjungan ke poli apakah untuk
pemeriksaan rutin atau keluhan patologis lain.
c) Riwayat Obstetri dan Ginekologi
 Riwayat menstruasi
Kaji kapan atau umur berapa klien menarch, jumlah serta lamanya
menstruasi, keluhan-keluhan saat menstruasi dan hpht.
 Riwayat pernikahan
Kaji berapa kali pasien menikah dan lamanya menikah
 Riwayat kehamilan, persalinan, nifas
 Riwayat kehamilan saat ini
Kaji status obstetrikus gravida partus dan abortus, taksiran persalinan, usia
kehamilan dan ANC kehamilan saat ini.
 Riwayat keluarga berencana
Kaji jenis KB yang digunakan pasien sebelumnya serta lamnya
penggunaan. Kaji pula keluhan selama penggunaan jenis KB tersebut.
 Riwayat penyakit klien dan keluarga
Kaji riwayat penyakit keturunan atau menular pasien dan keluarga
d) Pola Fungsi Kesehatan
 Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan
Pandangan klien terhadap kesehatan serta cara mengatasi masalah
kesehatannya
 Nutrisi/metabolik
Menguraikan tentang nutrisi dan proses metabolik yang dialami oleh klien
sebelum dan setelah masuk rumah sakit
 Pola eliminasi
Menjelaskan pola BAB dan BAK klien sebelum dan setelah masuk rumah
sakit serta apakah ada alat bantu yang digunakan dalam pola eliminasinya
 Pola aktivitas dan latihan
Menjelaskan pengaruh penyakit yang dialami klien terhadap aktivitas
sehari harinya dibanding dengan saat sehat
 Oksigenasi
Kaji riwayat airway dan breathing klien, kaji respiration rate apakah klien
sesak atau tidak.
 Pola tidur dan istirahat
Menjelaskan mengenai pengaruh penyakit terhadap pola tidur dan istirahat
klien dibandingkan dengan sebelum masuk rumah sakit
 Pola perseptual
Menguraikan pengetahuan klien mengenai kondisi kehamilannya dan
pandangannya terhadap kehamilannya. Serta kedaan indra dan orientasi
klien saat ini.
 Pola persepsi diri
Menguraikan perasaan klien ketika mengalami kehamilan. Tanyakan pada
klien apakah klien mampu menerima dan menyesuaikan diri dengan
kehamilannya.
 Pola seksual dan reproduksi
Menguraikan apakah kehamilan klien mempengaruhi pola seksual dan
reproduksi klien serta apakah terdapat gangguan hormon yang berkaitan
dengan reproduksi.
 Pola peran – hubungan
Menjelaskan dampak dan pengaruh kondisi klien terhdap perannya
dimasyarakat dan keluarga serta hubungannya dengan orang lain
 Pola manajemen koping stress
Menanyakan apakah klien stress ketika mengetahui penyakitnya saat
kehamilan serta perasaan emosional yang dialami klien. Menguraikan pola
pertahanan yang dilakukan oleh klien.
 Sistem nilai dan keyakinan
Menguraikan aktivitas keagamaan klien serta menanyakan apakah klien
pernah melakukan pengobatan-pengobatan non medis dan tradisional.

e) Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum
Dengan inspeksi, dapat diperoleh gambaran mengenai keadaan
panggul.Adanya kesempitan atau kelainan panggul, dapat diduga bila
jalan lahir tidak normal, misalnya karena adanya kelainan panggul
(kifosis, skoliosis), kelainan belah ketupat dari michealis (tidak simetris).
2. Tinggi Badan
Tinggi badan kurang dari rata-rata merupakan faktor risiko untuk ibu
hamil atau ibu bersalin. Jika tinggi badan kurang dari 145 cm,
dimungkinkan sang ibu memiliki panggul sempit.
3. Berat Badan
Pertambahan berat badan selama kehamilan rata-rata 0,3-0,5 kg/minggu.
Bila dikaitkan dengan usia kehamilan, kenaikan berat badan selama
hamil muda 5 kg, selanjutnya tiap trimester (II dan III) masing-masing
bertambah 5 kg. Pada akhir kehamilan, pertambahan berat badan total
adalah 9-12 kg.Bila terdapat BB yang berlebihan, perlu dipikirkan
adanya risiko bengkak, kehamilan kembar, hidroamnion, dan anak besar.

4. Lingkar Lengan Atas (LILA)


LILA kurang dari 23,5 cm merupakan indikator kuat untuk status gizi
yang kurang/buruk. Ibu beresiko untuk melahirkan anak dengan BBLR.
5. Tanda-tanda vital
a. Tekanan Darah
Tekanan darah yang tinggi (lebih dari 140/90 mmHg) merupakan
resiko dalam kehamilan. Penanganan yang kurang tepat, tekanan
darah sistolik 30 mmHg atau lebih, dan/atau diastolik 15 mmHg atau
lebih dapat berlanjut menjadi preeklamsi dan eklamsi.
b. Denyut Nadi
Denyut nadi normal adalah sekitar 80 kali/menit.
c. Suhu
Suhu tubuh ibu hamil lebih dari 37,5 0C dikatakan demam, hal ini
kemungkinan ada infeksi dalam kehamilan.
d. Respiration Rate
Frekuensi napas normal orang dewasa adalah 16-20 kali/menit. Bila
ibu mengalami peningkatan frekuensi napas, ibu akan mudah lelah
atau kemungkinan dicurigai mempunyai penyakit jantung.
6. Kepala dan Leher

a. Memeriksa apakah terdapat edema pada wajah


b. Memeriksa apakah kelopak mata bagian bawah tampak pucat,
berwarna kuning/jaundice pada sklera
c. Memeriksa apakah rahang pucat dan periksa juga keadaan gigi
d. Memeriksa dan meraba leher untuk mengetahui pembesaran kelenjar
tiroid, pembesaran pembuluh limfe dan pembesaran vena jugularis
7. Payudara

a. Amati bentuk, ukuran dan kesimetrisannya; payudara normal


melingkar, agak simetris, dan dapat dideskripsikan kecil, sedang, dan
besar
b. Puting payudara menonjol atau masuk ke dalam
c. Adanya kolostrum atau cairan lain, misalnya ulkus
d. Retraksi akibat adanya lesi
e. Masa atau pembesaran pembuluh limfe

8. Abdomen

a. Memeriksa apakah ada bekas luka operasi


b. Mengukur tinggi fundus uteri menggunakan tangan bila usia
kehamilan > 12 minggu, atau pita ukuran bila usia kehamilan > 22
minggu
c. Melakukan palpasi untuk mengetahui letak presentasi, posisi, dan
penurunan kepala janin kalau lebih dari 36 minggu
d. Pemeriksaan Leopold:
 Leopold I

 Pemeriksaan menghadap kemuka ibu hamil


 Menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin dalam
fundus
 Konsistensi uterus

 Leopold II

 Menentukan batas samping rahim kanan-kiri


 Menentukan letak punggung janin
 Pada letak lintang, tentukan dimana kepala janin

 Leopold III :

 Menentukan bagian terbawah janin


 Apakah bagian terbawah tersebut sudah masuk/ masih
goyang

 Leopold IV :

 Pemeriksa menghadap kearah kaki ibu hamil


 Bisa juga menentukan bagian terbawah janin apa dan
berapa jauh sudah masuk PAP
9. Tangan dan kaki

a. Memeriksa apakah tangan dan kaki edema atau pucat pada kuku jari
b. Memeriksa dan meraba kaki untuk mengetahui adanya varises
c. Memeriksa refleks patela untuk melihat apakah terjadi gerakan hipo
atau hiper

10. Pemeriksaan panggul

a. Panggul: genital luar


b. Memeriksa labia mayora dan minora, klitoris, lubang uretra,
introitus vagina untuk melihat adanya tukak atau luka, varises,
cairan yang ada (warna, konsistensi, jumlah, bau)
c. Melakukan palpasi pada kelenjar bartolini untuk mengetahui adanya
pembengkakan masa atau cairan kista
d. Panggul: menggunakan spekulum
e. Memeriksa serviks untuk melihat adanya cairan/darah, luka/lesi,
apakah serviks sudah membuka atau belum
f. Memeriksa dinding vagina untuk melihat adanya cairan/darah dan
luka
g. Panggul: pemeriksaan bimanual
h. Mencari letak serviks dan merasakan untuk mengetahui pembukaan
(dilatasi) dan rasa nyeri karena gerakan (nyeri tekan atau nyeri
goyang)
i. Menggunakan dua tangan, satu tangan di atas abdomen, dua jari di
dalam vagina untuk palpasi uterus. Ukuran, bentuk dan posisi,
mobilitas, rasa nyeri, serta adanya masa.
j. Auskultasi untuk mendengar denyut jantung janin (DJJ) :
1. Dari Janin

a. DJJ pada bulan ke 4-5


b. Bising tali pusat
c. Gerakan dan tendangan janin

2. Dari ibu

a. Bising rahim
b. Bising aorta
c. Peristaltik usus

2. Diagnosa yang mungkin muncul berdasarkan SDKI


a. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi(D.0080)
b. Konstipasi berhubungan dengan ketidakcukupan asupan serat (D.0049)
c. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan penurunan kapasitas kandung
kemih(D.0040)
3. Rencana Keperawatan

Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi (SIKI)


Keperawatan (SLKI)

Konstipasi Eliminasi fekal ( L.04033) Manajemen


berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan konstipasi
kelemahan otot selama … diharapkan masalah (I.04155)
abdomen (D.0049) konstipasi dapat teratasi dengan Monitor tanda dan gejala
kriteria hasil : konstipasi
Keluhan defekasi lama dan Monitor bising usus
sulit menurun Dorong pasien
Tidak mengejan saat BAB meningkatakan
Mengidentifikasi indikator asupan cairan
untuk mencegah konstipasi Anjurkan pasien untuk
Bebas dari ketidaknyamanan diet tinggi serat
dan konstipasi Kolaborasi pemberian
laksatif

Gangguan eliminasi Eliminasi Urin (L.04034) Perawatan retensi


urine berhubungan Setelah dilakukan tindakan urin (I.04165)
dengan penurunan selama … diharapkan masalah Pantau penggunaan obat
kapasitas kandung gangguan eliminasi urine dapat dengan sifat
teratasi dengan kriteria hasil : antikolinergik
kemih (D.0040)
Desakan berkemih menurun Monitor efek dari obat
Tidak ada distensi kandung Pantau asupan dan
kemih keluaran
Tidak ada spasme bladder Anjurkan pasien untuk
Balance cairan seimbang merekam output urine

Ansietas berhubungan Dukungan Sosial (L.13113) Anxiety reduction


dengan kurang Setelah dilakukan tindakan Gunakan pendekatan
terpapar informasi selama … diharapkan masalah yang menenangkan
(D.0080) kecemasan dapat teratasi dengan Temani pasien untuk
kriteria hasil : memberikan
Mampu meminta bantuan keamanan dan
orang lain mengurangi rasa takut
Dukungan emosi Dengarkan dengan penuh
perhatian
Bantu pasien mengenal
situasi yang
menimbulkan
kecemasan
Instruksikan pasien
menggunakan teknik
relaksasi
Kolaborasi pemberian
obat untuk
mengurangi
kecemasan

DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, G. M., et al. (2013). Nursing interventions classification (NIC) 6th edition.
USA: Mosby
Bobak, I.M. dkk., (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta : EGC
Handerson, C. (2006).Buku ajar konsep kebidanan.EGC : Jakarta.
Herdman, T. H. dan Kamitsuru, S. (Eds). (2015-2017). NANDA international nursing
diagnoses: Definitions & classification, 2015-2017. Oxford: Wiley Blackwell
Hidayati, R. (2009). Asuhan Keperawatan Pada Kehamilan Fisiologis dan Patologis.
Jakarta : Salemba Medika.
Lowdermilk, Deitra Leonard & Perry, Shannon. (2006). Maternity Nursing. Seventh
Edition. Missouri: Mosby Elsevier.
Manuaba, IBG (2008). Buku Ajar Patologi Obstetri Untuk Mahasiswa
Kebidanan.EGC.Jakarta
Mitayani. (2009).Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : Salemba medika.
Mufdillah. (2009).Panduan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Yogyakarta : Nuha Medika.
Moorhead, S., et al. (2013).Nursing outcomes classification (NOC) 5th edition. USA:
Mosby
Sarwono. (2006). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Pustaka Prawirohardjo.
Sarwono. (2009). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : Yayasan Pustaka
Prawirohardjo.
PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator
Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
Siregar, R,S. Atlas Berwarna Saripati Kulit. Editor Huriawati Hartanta. Edisi 2.
Jakarta:EGC,2004.

Anda mungkin juga menyukai