DISUSUN OLEH :
2022031034
CI LAHAN CI INSTITUSI
1. Definisi
c) Letih,sakit kepala
2) Probabilitas (Objektif)
a) Pembesaran uterus
Melunaknya daerah isthmus uteri (hegar sign) diketahui
melalui pemeriksaan bimanual dan mulai terlihat pada
minggu ke 6 dan menjadi nyata pada minggu ke 7-8.
b) Servik terasa lebih lunak (tanda Goodell”s) diketahui melalui
pemeriksaan bimanual
c) Tanda ballotemen : pantulan yang terjadi saat jari pemeriksa
mengetuk janin yang mengapung dalam uterus,bayi menjauh
kemumudian ke posisi semula.
d) Kontraksi Braxton hicks yaitu kontraksi intermiten yang
mungkin terjadi selama hamil dan tidak terasa sakit.
e) Perubahan warna kulit oleh
Chloasma : warna kulit yang kehitam-hitaman pada
dahi,punggung hidung dan kulit daerah tulang pipi terutama
pada warna kulit hitam hal ini disebabkan oleh stimulasi
MSH ( Melanosyt Stimulating Hormone). Striae gravidarum ;
regangan kulit abdomen terlihat garis tak teratur.
f) Hcg (Human Chronic Gonadotropin) meningkat
3. Patofisiologi
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari
indung telur (ovulasi), yang di tangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan
masuk ke dalam sel telur, waktu persetubuhan, cairan semen tumpah ke
dalam vagina dan berjuta-juta sel mani (sperma) bergerak memasuki
rongga rahim lalu masuk ke saluran telur.
Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi di bagian yang
mengembang oleh tuba falofi.Disekitar sel telur banyak berkumpul sperma
yang mengeluarkan ragi untuk mencairkan zat-zat yang melindungi ovum.
Kemudian pada tempat yang paling mudah dimasuki, masuklah salah satu
sel mani dan kemudian bersatu dengan sel telur. Peristiwa ini disebut
pembuahan (konsepsi = fertilitas).
Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak
(oleh rambut getar tuba), menuju ruang rahim, peristiwa ini disebut nidasi
(implantasi).Dari pembuahan sampai nidasi diperlukan waktu 6 – 7 hari.
Untuk menyuplai darah ke sel-sel makanan bai mudligah dan janin,
dipersiapkan uri (plasenta) jadi dapat dikatakan bahwa untuk setiap
kehamilan harus ada ovum (sel telur), spermatozoa (sel mani), pembuahan
Trimester III
TRIMESTER III
Persiapan melahirkan
Retensi H2O & Na
Nyeri Akut
5. Pemeriksaan leopold
a. Leopold 1
Menentukan bagian janin yang terdapat di bagian fundus serta
mengukur tinggi fundus
1) Anjurkan ibu agar berbaring dengan santai, kedua kaki ibu
ditekuk, selimut di kebawahkan sampai kira-kira berada di atas
symphisis. Pemeriksaan menghadap ke arah muka ibu, uterus
diketengahkan terlenih dahulu, lalu raba bagian tubuh janin yang
berada di daerah fundus uteri
2) Masih dalam posisi yang sama, ambillah pita pengukur lalu raba
daerah symphisis letakkan pita pengukur pada pinggir atas
symphisis kemudian bentangkan mengikuti pembesaran perut ibu
ke arah fundus uteri. Pita pengukur hendaknya dipasang terbalik
(angka dalam cm menghadap ke perut ibu) dan membaca angka
pada pita pengukur. Dengan tujuan agar hasil pemeriksaan lebih
akurat
b. Leopold 2
Menentukan batas samping kanan dan kiri terhadap uterus ibu dan DJJ
Kedua tangan pemeriksa bergeser ke batas samping kanan dan kiri
ibu, lalu rabalah bagian janin yang terdapat pada sebelah kanan ibu,
apakah terdapat tahanan yang lurus, keras, panjang serta mendatar
seperti papan (punggung janin) ataukah teraba tonjolan-tonjolan kecil
(ekstremitas janin)
c. Leopald 3
Menentukan bagian terendah janin, serta apakah bagian terendah itu
sudah memasuki pintu atas panggul atau belum
Tangan pemeriksa meraba bagian terendah janin yang terdapat di
daerah pinggir symphisis, lalu goyangkan sedikit, jika masih dapat
digoyangkan maka bagian terendah janin belum masuk pintu atas
panggul. Jika tidak dapat digoyangkan maka bagian terendah janin
sudah memasuki pintu atas panggul.
d. Leopald 4
Menentukan sejauh mana bagian terbawah janin sudah masuka Pintu
Atas Panggul .
Kedua tangan di rapatkan pada permukaan dari bagian terbawah
dari kepala yang masih teraba diluar dan kedua tangan itu Convergent
maka hanya sebagian kecil dari kepala turun kedalam rongga panggul.
Juka kedua tangan Sejajar maka separuh dari kepala sudah masuk
rongga panggul. Jika kedua tangan Divergent maka bagian terbesar
dari kepala sudah masuk PAP.
Bening/negatif
HIV - + AIDS
b. Pemeriksaan Rontgen
Dilakukan pada kehamilan yang sudah agak lanjut karena sebelum
bulan ke IV rangka janin belum tampak. Pemeriksaan rontgen
dilakukan pada kondisi – kondisi 1) Diperlukan tanda pasti hamil
2) Letak anak tidak dapat ditentukan dengan jelas dengan palpasi
3) Mencari sebab dari hidraamnion
4) Untuk menentukan kelainan anak
c. Pemeriksaan USG Kegunaannya:
1) Diagnosis dan konfirmasi awal kehamilan
2) Penentuan umur gestasi dan penafsiran ukuran fetal
3) Mengetahui posisi plasenta
4) Mengetahui adanya IUFD
5) Mengetahui pergerakan janin dan detak jantung janin.
8. Komplikasi Kehamilan
Macam-macam komplikasi kehamilanMenurut Depkes RI (2007)
yaitu, jika tidak melaksanakan ANC sesuai aturan dikhawatirkan akan
terjadi komplikasi-komplikasi yang terbagi menjadi 3 kelompok sebagai
berikut :
2) Perdarahan
3) Pre-eklampsia/eklampsia
4) Kelainan Letak (Letak Lintang/Letak Sungsang)
5) Hidramnion
6) Ketuban Pecah Dini
Komplikasi Obstetrik Tidak Langsung:
1. Penyakit Jantung
2. Tuberculosis
3. Anemia
4. Malaria
9. Penatalaksanaan Medis
a. Diet dan Pengawasan Berat Badan
Wanita hamil dan menyusui harus betul-betul mendapat
perhatian susunan dietnya, terutama mengenai jumlah kalori, protein
yang berguna untuk pertumbuhan janin dan kesehatan ibu.Kekurangan
nutrisi dapat menyebabkan anemia, abortus, perdarahan pasca
persalinan dan sebagainya.Sedangkan makanan berlebihan karena
dianggap untuk 2 orang (ibu dan janin), dapat mengakibatkan
komplikasi seperti gemuk, pre-eklamsi, janin besar dan sebagainya
(Mochtar, 2019).
Anjurkan wanita tersebut makan secukupnya saja. Bahan
makanan tidak perlu mahal, akan tetapi cukup mengandung protein
baik hewani maupun nabati. Seperti diketahui, kebutuhan akan gizi
selama kehamilan meningkat. Adapun kebutuhan ini dipergunakan
untuk pertumbuhan plasenta, pertambahan volume darah, mammae
yang membesar, dan metabolisme basal yang meningkat. Sebagai
pengawasan akan kecukupan gizi ini dapat dipakai kenaikan berat
badan wanita hamil tersebut. Kenaikan berat badan wanita hamil
ratarata 6,5 kg sampai 16 kg (Wiknjosastro, 2020).
b. Merokok
Merokok adalah kebiasaan yang dilarang keras, baik saat hamil
maupun tidak hamil dan baik merokok secara pasif maupun
aktif.Adalah kenyataan bahwa wanita-wanita yang terlalu banyak
merokok melahirkan anak yang lebih kecil, atau mudah mengalami
abortus dan partus prematurus.Maka dari itu, sebaiknya wanita hamil
dilarang merokok (Wiknjosastro, 2020).
c. Obat-obatan
Jangan memberikan obat yang tidak perlu benar, terutama pada
triwulan I dan II kehamilan.Ada obat yang teratogenik sehingga dapat
menimbulkan kelainan teratogenik pada janin, misalnya thalidomide,
yang sekarang telah ditarik dari peredaran (Wiknjosastro, 2020).
d. Kebersihandan Pakaian
Kebersihan harus selalu dijaga pada masa kehamilan.Mandi
diperlukan untuk kebersihan/ hygiene terutama perawatan kulit,
karena fungsi ekskresi dan keringat bertambah.Dianjurkan
menggunakan sabun yang lembut/ ringan.Mandi berendam tidak
dianjurkan (Mochtar, 1998).Baju hendaknya yang longgar dan mudah
dipakai. Sepatu atau alas kaki lain dengan tumit yang tinggi sebaiknya
jangan dipakai, oleh karena tempat titik berat wanita hamil berubah,
sehingga mudah tergelincir atau jatuh (Wiknjosastro, 2020).
e. Koitus
Bila dalam anamnesis ada abortus sebelum kehamilan yang
sekarang, sebaiknya koitus ditunda sampai kehamilan 16 minggu.Pada
waktu itu plasenta telah terbentuk, serta kemungkinan abortus menjadi
lebih kecil.Pada umumnya koitus diperbolehkan pada masa kehamilan
jika dilakukan dengan hati-hati.Pada akhir kehamilan, jika kepala
sudah masuk ke dalam rongga panggul, koitus sebaiknya dihentikan
karena dapat menimbulkan perasaan sakit dan perdarahan
(Wiknjosastro, 2020).
f. Perawatan Gigi
Pada triwulan pertama wanita hamil mengalami enek dan
muntah (morning sickness).Keadaan ini menyebabkan perawatan gigi
tidak diperhatikan dengan baik, sehingga timbul karies, gingivitis, dan
sebagainya.Bila kerusakan gigi ini tidak diperhatikan dengan baik, hal
itu dapat mengakibatkan komplikasi, seperti nefritis, septicemia sepsis
peurperalis, oleh karena infeksi di rongga mulut, misalnya pulpitis
yang telah menahun, dapat menjadi sarang infeksi yang dapat
menyebar kemana-mana.Maka dari itu bila keadaan mengijinkan, tiap
wanita hamil harus memeriksakan giginya secara teratur sewaktu
hamil (Wiknjosastro, 2020).
g. Imunisasi
Tiap wanita hamil yang akan berpergian ke luar negeri dan di
dalam negeri dibolehkan mengambil vaksinasi ulangan terhadap cacar,
kolera, dan tifus. Dahulu di Indonesia pencacaran merupakan suatu
keharusan, maka untuk wanita hamil pencacaran merupakan
pencacaran ulang dan tidak membahayakan.Tapi bila ada wabah,
maka pencacaran walaupun untuk pertama kali tetap dilakukan untuk
melindungi ibu dan janin.Virus vaksin dapat melintasi plasenta dan
dapat menimbulkan kerusakan-kerusakan pada macam-macam alat
dan plasenta.Biasanya infeksi transplasenta hanya terjadi pada wanita
hamil yang baru pertama sekali dicacar.Maka dari itu, dianjurkan agar
pencacaran pertama sebaiknya dilakukan sebelum tua kehamilan
melewati 20 minggu. Untuk melindungi janin yang akan dilahirkan
terhadap tetanus neonatonum dewasa ini dianjurkan untuk diberikan
toxoid tetanus pada ibu hamil (Wiknjosastro, 2012).
h. Perawatan Payudara
Payudara merupakan sumber air susu ibu yang akan menjadi
makanan utama bagi bayi, karena itu, jauh sebelumnya harus sudah
dirawat. Kutang yang dipakai harus sesuai besar payudara, yang
sifatnya adalah menyokong payudara dari bawah, bukan menekan dari
depan. Dua bulan sekali dilakukan massage, kolostrum dikeluarkan
untuk mencegah penyumbatan. Untuk mencegah putting susu kering
dan mudah pecah, maka putting susu dan areola payudara dirawat
baik-baik dengan dibersihkan menggunakan air sabun dan biocream
atau alcohol. Bila puting susu masuk ke dalam, hal ini diperbaiki
dengan jalan menarik-narik keluar (Mochtar, 2019).
(1 memburuk–5 membaik)
2. Nyeri akut Tingkat Nyeri Manajemen nyeri (I.08238)
Edukasi
vena Terapeutik
5. Efek 3. Hitung kebutuhan cairan
agen
4. Berikan asupan cairan oral Edu
farmakologis
5. Anjurkan memperbanya
asupan
Gejala dan
cairan oral
tanda mayor
6. Anjurkan menghindari perubah
Subjektif:
posisi mndadak Kolaborasi
1. Ortopnea
2. Dyspnea 7. Kolaborasi pemberian cairan IV
3. Paroxysmal istonis (mis. NaCl, RL)
noctumal 8. Kolaborasi pemberian cairan IV
dyspnea hipotonis (mis. Glokosa 2,5%, N
(PND) 0,4%
Objektif:
1. Edema
anasarka dan
edema perifer
2. Berat badan
meningkat
dalam waktu
singkat
3. Jugular venous
pressure (JVP)
dan cental
venous
4. Reflex
hepatojugular
positif
Asrinah, dkk 2020, Asuhan kebidanan : masa kehamilan, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Manuaba, IBG 2020, Buku ajar patologi obstetri untuk mahasiswa kebidanan,
EGC, Jakarta
Wiknjosostro. 2020. Ilmu Kebidanan Edisi III. Jakarta: Yayasan Bima pustaka
Sarwana
PPNI (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia, Definisi Dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1, Jakarta: DPP PPNI