MARTENITAS ANTENATAL
Disusun Oleh :
Heriza Febriyana Zakiya
SN202014
A. Definisi Antenatal
b. Probalitas (objektif)
1) Pembesaran uterus
3. Tes Kehamilan
c. Kulit
Walaupun tidak diketahui secara pasti tetapi pigmentasi kulit
terjadi akibat efek stimulasi melanosit yang dipicu oleh peningkatan
hormon estrogen dan progesteron. Bagian kulit yang paling sering
mengalami hiper pigmentasi adalah puting susu dan areola
disekitarnya serta umumnya pada linea mediana abdomen, payudara,
bokong dan paha. Chloasma gravidarum adalah hiperpigmentasi
pada area wajah (dahi, hidung, pipi dan leher). Area atau daerah kulit
yang mengalami hiperpigmentasi akan kembali menjadi normal
setelah kehamilan berakhir. Pengecualian terjadi pada striae dimana
area hiperpigmentasi akan memudar tetapi guratan pada kulit akan
menetap dan berwarna putih keperakan
d. Sistem Gastrointestinal
Hal lain yang terkait dengan perubahan hormonal dan dikaitkan
dengan tanda kehamilan adalah rasa mual dan muntah yang
berlebihan atau hiperemesis. Walaupun demikian, kondisi ini juga
tidak dapat dikategorikan sebagai tanda pasti kehamilan karena
berbagai penyebab metabolik lain dapat pula menimbulkan gejala
yang serupa. Hiperemesis pada kehamilan digolongkan normal
apabila terjadinya tidak lebih dari trimester pertama
1. Perubahan Fisik Pada Trismester I
Hampir 50% wanita hamil mengalami mual dan biasanya mual
dimulai sejak awal kehamilan. Mual muntah di usia kehamilan muda
disebut morning sickness tetapi mual muntah ini dapat terjadi setiap saat.
Mual ini biasanya akan berakhir pada 14 mingggu kehamilan. Pada
beberapa kasus dapat berlanjut sampai kehamilan trimester kedua dan
ketiga.
a. Pembesaran Payudarah
Payudara akan membesar dan mengencang, karena terjadi
peningkatan hormon kehamilan yang menimbulkan pelebaran
pembuluh darah dan untuk mempersiapkan pemberian nutrisi pada
jaringan payudara sebagai persiapan menyusui.
b. Sering buang air kecil
Keinginan sering buang air kecil pada awal kehamilan ini
dikarenakan rahim yang membesar dan menekan kandung kencing.
Keadaan ini akan menghilang pada trimester II dan akan muncul
kembali pada akhir kehamilan, karena kandung kemih ditekan oleh
kepala janin.
c. Konstipasi atau Sembelit
Keluhan ini juga sering dialami selama awal kehamilan, karena
peningkatan hormon progesteron yang menyebabkan relaksasi otot
sehingga usus bekerja kurang efisien. Adapun keuntungan dari
keadaan ini adalah memungkinkan penyerapan nutrisi yang lebih
baik saat hamil.
d. Sakit Kepala/Pusing
Sakit kepala atau pusing sering dialami oleh pada ibu hamil
pada awal kehamilan karena adanya peningkatan tuntutan darah ke
tubuh sehingga ketika akan mengubah posisi dari duduk / tidur ke
posisi yang lain (berdiri) tiba-tiba, sistem sirkulasi darah merasa sulit
beradaptasi. Sakit kepala / pusing yang lebih sering daripada
biasanya dapat disebabkan oleh faktor fisik maupun emosional. Pola
makan yang berubah, perasaan tegang dan depresi juga dapat
menyebabkan sakit kepala
e. Keram Perut
Kram perut saat trimester awal kehamilan seperti kram saat
menstruasi di bagian perut bawah atau rasa sakit seperti ditusuk yang
timbul hanya beberapa menit dan tidak menetap adalah normal. Hal
ini sering terjadi karena adanya perubahan hormonal dan juga karena
adanya pertumbuhan dan pembesaran dari rahim dimana otot dan
ligamen merenggang untuk menyokong rahim.
f. Meludah
Keinginan meludah yang terjadi pada ibu hamil yang terus
menerus dianggap normal sebab hal ini termasuk gejala morning
sickness.
g. Peningkatan Berat Badan
Pada akhir trimester pertama wanita hamil akan merasa
kesulitan memasang kancing / rok celana panjangnya, hal ini bukan
berarti ada peningkatan berat badan yang banyak tapi karena rahim
telah berkembang dan memerlukan ruang juga, dan ini semua karena
pengaruh hormon estrogen yang menyebabkan pembesaran rahim
dan hormon progresteron yang menyebabkan tubuh menahan air.
2. Perubahan Fisik Pada Trismester II
a. Perut semakin membesar
Setelah usia kehamilan 12 minggu, rahim akan membesar dan
melewati rongga panggul. Pembesaran rahim akan tumbuh sekitar 1
cm setiap minggu. Pada kehamilan 20 minggu, bagian teratas rahim
sejajar dengan pusar (umbilicus). Setiap individu akan berbeda-beda
tapi pada kebanyakan wanita, perutnya akan mulai membesar pada
kehamilan 16 minggu.
b. Sendawa dan buang angin
Sendawa dan buang angin akan sering terjadi pada ibu hamil
hal ini sudah biasa dan normal karena akibat adanya perenggangan
usus selama kehamilan. Akibat dari hal tersebut perut ibu hamil akan
terasa kembung dan tidak nyaman.
h. Perubahan kulit
Perubahan kulit timbul pada trimester ke-2 dan 3, karena
melanosit yang menyebabkan warna kulit lebih gelap. Timbul
garis kecoklatan mulai dari pusar ke arah bawah yang disebut
linea nigra. Kecoklatan pada wajah disebut chloasma atau topeng
kehamilan. Tanda ini dapat menjadi petunjuk kurangnya vitamin
folat. Strecth mark terjadi karena peregangan kulit yang
berlebihan, biasanya pada paha atas, dan payudara. Akibat
peregangan kulit ini dapat menimbulkan rasa gatal, sedapat
mungkin jangan menggaruknya. Strecth mark tidak dapat dicegah,
tetapi dapat diobati setelah persalinan. Kulit muka juga akan
menjadi lebih berminyak sehingga dapat menimbulkan jerawat
i. Payudarah
Payudara akan semakin membesar dan mengeluarkan cairan
yang kekuningan yang disebut kolostrum. Putting dan sekitarnya
akan semakin berwarna gelap dan besar. Bintik-bintik kecil akan
timbul disekitar putting, dan itu adalah kelenjar kulit.
j. Sedikit Pembengkakan
Pembengkakan adalah kondisi normal pada kehamilan, dan
hampir 40% wanita hamil mengalaminya. Hal ini karena
perubahan hormon yang menyebabkan tubuh menahan cairan.
Pada trimester kedua akan tampak sedikit pembengkakan pada
wajah dan terutama terlihat pada kaki bagian bawah dan
pergelangan kaki. Pembengkakan akan terlihat lebih jelas pada
posisi duduk atau berdiri yang terlalu lama.
3. Perubahan Fisik Pada Trismester III
a. Sakit bagian tubuh belakang
Sakit pada bagian tubuh belakang (punggung-pinggang),
karena meningkatnya beban berat dari bayi dalam kandungan yang
dapat memengaruhi postur tubuh sehingga menyebabkan tekanan
ke arah tulang belakang.
b. Konstipasi
Pada trimester ini sering terjadi konstipasi karena tekanan
rahim yang membesar kearah usus selain perubahan hormon
progesteron.
c. Pernafasan
Karena adanya perubahan hormonal yang memengaruhi aliran
darah ke paru-paru, pada kehamilan 33-36 minggu, banyak ibu
hamil akan merasa susah bernapas. Ini juga didukung oleh adanya
tekanan rahim yang membesar yang berada di bawah diafragma.
Setelah kepala bayi turun kerongga panggul ini biasanya 2-3
minggu sebelum persalinan pada ibu yang baru pertama kali hamil
akan merasakan lega dan bernapas lebih mudah, dan rasa panas
diperut biasanya juga ikut hilang, karena berkurangnya tekanan
bagian tubuh bayi dibawah diafragma/tulang iga ibu.
d. Sering buang air kecil
Pembesaran rahim ketika kepala bayi turun ke rongga panggul
akan makin menekan kandungan kencing ibu hamil.
e. Varises
Peningkatan volume darah dan alirannya selama kehamilan
akan menekan daerah panggul dan vena di kaki, yang
mengakibatkan vena menonjol, dan dapat juga terjadi di daerah
vulva vagina. Pada akhir kehamilan, kepala bayi juga akan
menekan vena daerah panggul yang akan memperburuk varises.
Varises juga dipengaruhi faktor keturunan.
f. Kontraksi perut
Berupa rasa sakit di bagian perut yang ringan, tidak teratur, dan
akan hilang bila ibu hamil duduk atau istirahat.
g. Bengkak
Perut dan bayi yang kian membesar selama kehamilan akan
meningkatkan tekanan pada daerah kaki dan pergelangan kaki ibu
hamil, dan kadang membuat tangan membengkak. Ini disebut
edema, yang disebabkan oleh perubahan hormonal yang
menyebabkan retensi cairan.
D. Patofofisiologi (proses kehamilan) dan pathway
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung
telur (ovulasi), yang di tangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk ke
dalam sel telur, waktu persetubuhan, cairan semen tumpah ke dalam vagina
dan berjuta-juta sel mani (sperma) bergerak memasuki rongga rahim lalu
masuk ke saluran telur. Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi di
bagian yang mengembang oleh tuba falofi. Disekitar sel telur banyak
berkumpul sperma yang mengeluarkan ragi untuk mencairkan zat-zat yang
melindungi ovum. Kemudian pada tempat yang paling mudah dimasuki,
masuklah salah satu sel mani dan kemudian bersatu dengan sel telur. Peristiwa
ini disebut pembuahan (konsepsi = fertilitas). Ovum yang telah dibuahi ini
segera membelah diri sambil bergerak (oleh rambut getar tuba), menuju ruang
rahim, peristiwa ini disebut nidasi (implantasi). Dari pembuahan sampai
nidasi diperlukan waktu 6 – 7 hari. Untuk menyuplai darah ke sel-sel makanan
bai mudligah dan janin, dipersiapkan uri (plasenta) jadi dapat dikatakan
bahwa untuk setiap kehamilan harus ada ovum (sel telur), spermatozoa (sel
mani), pembuahan (konsepsi = fertilitas), nidasi dan plasenta.
1. Sel telur (ovum) Pertumbuhan embrional oogonium yang kelak
menjadi ovum terjadi di genetabridge.
2. Sel mani (spermatozoa) Sperma bentuknya seperti kecebong, terdiri
atas kepala, berbentuk lonjong agak gepeng berisi inti (nucleus), leher
yang menghubungkan kepala dengan bagian tengah, dan ekor yang
dapat bergetar sehingga sperma dapat bergerak dengan cepat.
3. Pembuahan (konsepsi = fertilitas) Pembuahan adalah suatu peristiwa
penyatu antara sel mani dengan sel telur di tuba pallofi.
4. Nidasi (implantasi ) Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil
konsepsi ke dalam endometrium.
E. Komplikasi Kehamilan
Berikut ini ada beberapa komplikasi pada kehamilan, menurut Masriroh, 2013
diantaranya yaitu :
1. Hiperemisis gravidarum.
2. Hipertensi dalam kehamilan.
3. Perdarahan trimester I (abortus).
4. Perdarahan antepartum.
5. Kehamilan ektopik.
6. Kehamilan kembar.
7. Molahydatidosa.
8. Inkompatibilitas darah.
9. Kelainan dalam lamanya kehamilan.
10. Penyakit serta kelainan plasenta dan selaput janin.
F. Medis dan Keperawatan
1. Diet dan Pengawasan Berat Badan
Bahan makanan tidak perlu mahal, akan tetapi cukup mengandung
protein baik hewani maupun nabati. Seperti diketahui, kebutuhan akan
gizi selama kehamilan meningkat. Adapun kebutuhan ini dipergunakan
untuk pertumbuhan plasenta, pertambahan volume darah, mammae yang
membesar, dan metabolisme basal yang meningkat. Sebagai pengawasan
akan kecukupan gizi ini dapat dipakai kenaikan berat badan wanita hamil
tersebut. (Wiknjosastro, 2002).
2. Obat-obatan
Jangan memberikan obat yang tidak perlu benar, terutama pada
triwulan I dan II kehamilan. Ada obat yang teratogenik sehingga dapat
menimbulkan kelainan teratogenik pada janin, misalnya thalidomide,
yang sekarang telah ditarik dari peredaran (Wiknjosastro, 2002).
3. Imunisasi
Untuk melindungi janin yang akan dilahirkan terhadap tetanus
neonatonum dewasa ini dianjurkan untuk diberikan toxoid tetanus pada
ibu hamil (Wiknjosastro, 2002).
4. Perawatan Payudara
Dua bulan sekali dilakukan massage, kolostrum dikeluarkan untuk
mencegah penyumbatan. Untuk mencegah putting susu kering dan mudah
pecah, maka putting susu dan areola payudara dirawat baik-baik dengan
dibersihkan menggunakan air sabun dan biocream atau alcohol. Bila
puting susu masuk ke dalam, hal ini diperbaiki dengan jalan menarik-
narik keluar (Mochtar, 2008).
5. Pelayanan Ante Natal Care (ANC) adalah
Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama kehamilannya
sesuai dengan standar pelayanan Ante Natal Care (ANC), selengkapnya
mencakup banyak hal meliputi anamanesis, pemeriksaan, pemeriksaan
fisik baik umum dan kebidanan, pemeriksaan laboratorium atas indikasi
serta intervensi dasar dan khusus sesuai dengan resiko yang ada. Namun
dalam penerapan operasionalnya dikenal standar minimal ”7T” untuk
pelayanan Ante Natal Care (ANC) yang terdiri atas:
1. (Timbang) berat badan
Ukuran berat badan dalam kg tanpa sepatu dan memakai pakaian
yang seringan-ringannya. Berat badan kurang dari 45 kg pada
trimester III dinyatakan ibu kurus kemungkinan melahirkan bayi
dengan berat badan lahir rendah.
2. Ukur (tekanan) darah
Untuk mengetahui setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan
dan mengenali tanda-tanda serta gejala preeklamsia lainnya, serta
mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.
3. Ukur (tinggi) fundus uter
Pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi
untuk memperkirakan usia kehamilan; serta bila umur kehamilan
bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah janin dan
masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari
kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.
4. Pemberian imunisasai (Tetanus Toksoid ) TT lengkap. Untuk
mencegah tetanus neonatorum
Tabel 1 Jadwal Pemberian Imunisasi TT
Interval Lama
Antigen (selang waktu perlindungan %
minimal)
Pada kunjungan
TT1 antenata - -
pertama
TT2 4 minggu
3 tahun 80
setelah TT1
I. Diagnosa Keperawatan
1. TRIMESTER I
a. Ansietas (D.0080, hlm 180) berhubungan dengan krisis situasional dan
dengan merasa khawatir dengan akibat, tampak gelisah, tampak
tegang, sulit tidur, merasa tidak berdaya, sering berkemih.
b. Pola seksual tidak efektif (D.0071, hlm 160) berhubungan dengan
hambatan hubungan dengan pasangan dan dengan mengungkapkan
aktivitas seksual beubah, konflik nilai.
c. Penurunan koping keluarga (D.0097, hlm 212) berhubungan dengan
perubahan peran keluarga dan dengan khawatir tentang respon orang
terdekat pada masalah kesehatan, terbatasnya komunikasi orang
terdekat dengan klien.
2. TRIMESTER II
a. Gangguan citra tubuh (D.0083, hlm 186) berhubungan dengan
perubahan fungsi tubuh dengan mengungkapkan kecacatan/kehilangan
bagian tubuh, kehilangan tubuh, fungsi/struktur tubuh berubah
menghilang, mengungkapkan perasaan negatif tentang perubahan
tubuh, menyembuyikan/menunjukkan bagian tubuh secara berlebihan
b. Defisit pengetahuan (D.0111, hlm 246) berhubungan dengan kekurang
terpapar informasi dan dengan ,menayakan masalah yang dihadapi,
menunjukan perilaku tidak sesuai anjuran, menjalani pemeriksaan
yang tidak tepat.
c. Resiko cidera janin (D.0138, hlm 298) berhubungan dengan faktor
resiko persalinan lama kala I,II, dan III
3. TRIMESTER III
a. Nyeri akut (D.0077, hlm 172) berhubungan dengan agen pencedera
biologis dan dengan megeluh nyeri, tampak meringis, bersikap
protektif, gelisah, frekuensi nadi meningkat, sulit tidur, tekanan darah
meningkat, pola nafas berubah, nafsu makan berbah, proses berpikir
terganggu, menarik diri
b. Gangguan eliminasi urin (D.0040, hlm 96) berhubungan dengan
ketidakmampuan mengkomunikasi kebutuhan eliminasi dan dengan
sering buang air kecil,volume residu urin meningkat
c. Gangguan pola tidur (D.0055, hlm 126) berhubungan dengan
hambatan lingkungan dan dengan mengeluh sulit tidur, mengeluh
sering terjaga, mengeluh tidak puas tidur, mengeluh pola tidur
berubah, mengeluh istirahat tidak cukup, mengeluh kemampuan
beraktivitas menurun
d. Intoleransi aktifitas (D.0056, hlm 128) berhubungan dengan imobilitas
dan dengan mengeluh lelah, frekuensi hantung meningkat >20% dari
kondisi istirahat, dispea saat/setelah beraktivitas, merasa tidak nyaman
setelah beraktivitas, merasa lelah.
J. Tujuan dan Kriteria Hasil (SLKI)
1. TRIMESTER I
a. Ansietas (D.0080, hlm 180) berhubungan dengan krisis situasional.
Tujuan yang diharapkan:
1) Verbalisasi kebingungan menurun
2) Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang dihadapi menurun
3) Perilaku gelisah menurun
4) Perilaku tegang menurun
5) Konsentrasi pola tidur menurun
(Tim Pokis SDKI DPP PPNI, 2017. Standar Luaran Keperawatan
Indonesia, Edisi 1 : Jakarta : PPNI)
b. Pola seksual tidak efektif (D.0071, hlm 160) berhubungan
dengan hambatan hubungan dengan pasangan
Tujuan yang diharapan :
1) Menunjukkan pendirian seksual yang jelas membaik
2) Integrasi orientasi seksual ke dalam kehidupan sehari-hari
membaik
3) Menyusun batasan-batasan sesuai jenis kelamin membaik
(Tim Pokis SDKI DPP PPNI, 2017. Standar Luaran
Keperawatan Indonesia, Edisi 1 : Jakarta : PPNI)
L. Evaluasi
Evaluasi keperawatan adalah tahapan terakhir dari proses keperawatan
untuk mengukur respons klien terhadap tindakan keperawatan dan kemajuan
klien kearah pencapaian tujuan menurut Potter & Perry (2005). Adapun hal-
hal yang harus dievaluasi antara lain :
1. Nafsu makan pasien meningkat
2. Mual dan muntah pasien dapat terkontrol dengan baik c.Status nutrisi
pasien meningkat
3. Tidak terjadi keparahan mual dan muntah
DAFTAR PUSTAKA
George Adriaansz. 2008. Asuhan Antenatal. Dalam Sarwono Prawirohardjo Ilmu
Kebidanan.edisi 4. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. hal.
278-287
Haen Forer. (2009). Perawatan Maternitas Edisi 2: Jakarta : EGC
Manuaba. (2010). Ilmu kebidanan Penyakit Kandungan dan KB . Jakarta : EGC.
Masriroh, Siti. (2013). Keperawatan obstetri. Jakarta : EGC
Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan