Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN

MARTENITAS ANTENATAL

Untuk memenuhi tugas praktik klinik Stase Martenitas

Disusun Oleh :
Heriza Febriyana Zakiya
SN202014

PROGRAM STUDI PROFESI NERS PROGRAM PROFESI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2021/2022
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Antenatal

Kehamilan antenatal merupakan suatu proses reproduksi yang berawal


dari terjadinya pertemuan dan persenyawaan antara sperma dan ovum
sehingga akan terbentuk zigot yang pada akhirnya membentuk janin.
Kehamilan terjadi pada saat pertemuan ovum dan sperma hingga masa di
mana janin siap lahir, dalam perhitungan medis ± 40 minggu (Masriroh,
2013).
Pelayanan antenatal adalah pelayanan terhadap individu yang bersifat
preventif care untuk mencegah masalah yang kurang baik bagi ibu maupun
janin agar melalui persalinan dengan sehat dan aman, diperlukan kesiapan
fisik dan mental ibu sehingga ibu dalam keadaan status kesehatan optimal,
karena kesehatan ibu berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan
janinnya (Winjosastro, 2002). Antenatal Care adalah pengawasan sebelum
persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin
dalam rahim (Manuaba, 2010).
B. Tanda dan Gejala Antenatal
Menurut Haen Forer, (2009) beberapa tanda dan gejala antenatal yaitu :
1. Tanda Tidak Pasti/Tanda Mungkin Kehamilan
a. Persumtif Sign (subyektif)

1) Amenorhoe ( tidak mendapat haid)

2) mual muntah (morning sicknes) merupakan respon awal


terhadap tingginya kadar progesterone dan menghilang setelah
tiga bulan.
3) letih, sakit kepala

4) merasakan gerakan janin terjadi sekitar 22 minggu gestasi atau


20 minggu pada wanita hamil pertama.
5) perubahan pada mamae.

6) frekuensi berkemih meningkat karena adanya kongesti darah


pada organ- organ pelvic sehingga meningkatkan sensitivitas
jaringan, tekanan uterus pada kandung kencing menstimulasi
saraf sehingga BAK.
7) lekore/keputihan peningkatan sekresi vaginal oleh efek
stimulasi

8) hormone estrogen dan progesterone pada kelenjar dan


peningkatan suplay darah ke pelvic.

b. Probalitas (objektif)

1) Pembesaran uterus

• melunaknya daerah isthmus uteri (hegar sign) diketahui


melalui pemeriksaan bimanual dan mulai terlihat pada
minggu ke 6 dan menjadi nyata pada minggu ke 7-8.
• Servik terasa lebih lunak (tanda Goodell”s) diketahui
melalui pemeriksaan bimanual
• tanda ballotemen : pantulan yang terjadi saat jari
pemeriksa mengetuk janin yang mengapung dalam
uterus,bayi menjauh kemumudian ke posisi semula.
• Kontraksi Braxton hicks yaitu kontraksi intermiten yang
mungkin terjadi selama hamil dan tidak terasa sakit.
2) Perubahan warna kulit oleh :

● Chloasma : warna kulit yang kehitam-hitaman pada dahi,


punggung hidung dan kulit daerah tulang pipi terutama
pada warna kulit hitam hal ini disebabkan oleh stimulasi
MSH ( Melanosyt Stimulating Hormone).
● Striae gravidarum : regangan kulit abdomen terlihat garis
tak teratur.

3) Hcg (Human Chronic Gonadotropin) meningkat

2. Tanda positif kehamilan

a. Terdengar DJJ. DJJ dapat didengar dengan stetoskop laenec pada


minggu 17-18. Dengan stetoskop ultrasonik (doppler), DJJ dapat
didengarkan lebih awal lagi, sekitar minggu ke-12. Normal DJJ 120-
160 kali permenit.

b. adanya gerakan janin pada palpasi

c. Teraba bagian janin pada palpasi

d. Adanya kantong kehamilan (gestasional sac) dalam rongga uterus


pada pemeriksaan USG ,adanya skelet janin pd gmbr X Ray

3. Tes Kehamilan

Tes hCG (hormone chorionic gonadotropin). Dilakukan dengan


mendeteksi hormone hCG dalam urin.kadar terendah yang memberi hasil
positif yaitu 0,5 hCG per ml urin, kadar tertinggi 500 SI hCG.

C. Perubahan dan Adaptasi Fisiologi pada Masa Kehamilan


1. Perubahan Fisik Ibu Hamil
a. Uterus
Pembesaran uterus merupakan perubahan anatomi yang paling
nyata pada ibu hamil. Peningkatan konsentrasi hormon estrogen dan
progesteron pada awal kehamilan akan menyebabkan hipertrofi
miometrium. Hipertrofi tersebut dibarengi dengan peningkatan yang
nyata dari jaringan elastin dan akumulasi dari jaringan fibrosa
sehingga struktur dinding uterus menjadi lebih kuat terhadap
regangan dan distensi. Hipertrofi myometrium juga disertai dengan
peningkatan vaskularisasi dan pembuluh limfatik. Peningkatan
vaskularisasi, kongesti dan edema jaringan dinding uterus dan
hipertrofi kelenjar serviks menyebabkan berbagai perubahan yang
dikenali sebagai tanda Chadwick, Goodell dan Hegar.
b. Payudara

Konsentrasi tinggi estrogen dan progesteron yang dihasilkan


oleh plasenta menimbulkan perubahan pada payudara (tegang dan
membesar), pigmentasi kulit dan pembesaran uterus. Adanya
chorionic gonadotropin (hCG) digunakan sebagai dasar uji
imunologik kehamilan. Chorionic somatotropin (Human Placental
Lactogen/HPL) dengan muatan laktogenik akan merangsang
pertumbuhan kelenjar susu di dalam payudara dan berbagai
perubahan metabolik yang mengiringinya. Secara spesifik, estrogen
akan merangsang pertumbuhan sistem penyaluran air susu dan
jaringan payudara. Selain itu progesteron berperan dalam
perkembangan sistem alveoli kelenjar susu. Hipertrofi alveoli yang
terjadi sejak 2 bulan pertama kehamilan menyebabkan sensasi
noduler pada payudara. Chorionic somatotropin dan kedua hormon
ini menyebabkan pembesaran payudara yang disertai dengan rasa
penuh atau tegang dan sensitif terhadap sentuhan (dalam dua bulan
pertama kehamilan), pembesaran puting susu dan pengeluaran
kolostrum (mulai terlihat atau dapat diekspresikan sejak kehamilan
memasuki usia 12 minggu). Hipertrofi kelenjar sebasea berupa
tuberkel Montgomery atau folikel disekitar areola mulai terlihat jelas
sejak dua bulan pertama kehamilan. Pembesaran berlebihan dari
payudara dapat menyebabkan striasi (garis-garis hipo atau
hiperpigmentasi pada kulit). Selain membesar, dapat pula terlihat
gambaran vena bawah kulit payudara

c. Kulit
Walaupun tidak diketahui secara pasti tetapi pigmentasi kulit
terjadi akibat efek stimulasi melanosit yang dipicu oleh peningkatan
hormon estrogen dan progesteron. Bagian kulit yang paling sering
mengalami hiper pigmentasi adalah puting susu dan areola
disekitarnya serta umumnya pada linea mediana abdomen, payudara,
bokong dan paha. Chloasma gravidarum adalah hiperpigmentasi
pada area wajah (dahi, hidung, pipi dan leher). Area atau daerah kulit
yang mengalami hiperpigmentasi akan kembali menjadi normal
setelah kehamilan berakhir. Pengecualian terjadi pada striae dimana
area hiperpigmentasi akan memudar tetapi guratan pada kulit akan
menetap dan berwarna putih keperakan
d. Sistem Gastrointestinal
Hal lain yang terkait dengan perubahan hormonal dan dikaitkan
dengan tanda kehamilan adalah rasa mual dan muntah yang
berlebihan atau hiperemesis. Walaupun demikian, kondisi ini juga
tidak dapat dikategorikan sebagai tanda pasti kehamilan karena
berbagai penyebab metabolik lain dapat pula menimbulkan gejala
yang serupa. Hiperemesis pada kehamilan digolongkan normal
apabila terjadinya tidak lebih dari trimester pertama
1. Perubahan Fisik Pada Trismester I
Hampir 50% wanita hamil mengalami mual dan biasanya mual
dimulai sejak awal kehamilan. Mual muntah di usia kehamilan muda
disebut morning sickness tetapi mual muntah ini dapat terjadi setiap saat.
Mual ini biasanya akan berakhir pada 14 mingggu kehamilan. Pada
beberapa kasus dapat berlanjut sampai kehamilan trimester kedua dan
ketiga.
a. Pembesaran Payudarah
Payudara akan membesar dan mengencang, karena terjadi
peningkatan hormon kehamilan yang menimbulkan pelebaran
pembuluh darah dan untuk mempersiapkan pemberian nutrisi pada
jaringan payudara sebagai persiapan menyusui.
b. Sering buang air kecil
Keinginan sering buang air kecil pada awal kehamilan ini
dikarenakan rahim yang membesar dan menekan kandung kencing.
Keadaan ini akan menghilang pada trimester II dan akan muncul
kembali pada akhir kehamilan, karena kandung kemih ditekan oleh
kepala janin.
c. Konstipasi atau Sembelit
Keluhan ini juga sering dialami selama awal kehamilan, karena
peningkatan hormon progesteron yang menyebabkan relaksasi otot
sehingga usus bekerja kurang efisien. Adapun keuntungan dari
keadaan ini adalah memungkinkan penyerapan nutrisi yang lebih
baik saat hamil.
d. Sakit Kepala/Pusing
Sakit kepala atau pusing sering dialami oleh pada ibu hamil
pada awal kehamilan karena adanya peningkatan tuntutan darah ke
tubuh sehingga ketika akan mengubah posisi dari duduk / tidur ke
posisi yang lain (berdiri) tiba-tiba, sistem sirkulasi darah merasa sulit
beradaptasi. Sakit kepala / pusing yang lebih sering daripada
biasanya dapat disebabkan oleh faktor fisik maupun emosional. Pola
makan yang berubah, perasaan tegang dan depresi juga dapat
menyebabkan sakit kepala
e. Keram Perut
Kram perut saat trimester awal kehamilan seperti kram saat
menstruasi di bagian perut bawah atau rasa sakit seperti ditusuk yang
timbul hanya beberapa menit dan tidak menetap adalah normal. Hal
ini sering terjadi karena adanya perubahan hormonal dan juga karena
adanya pertumbuhan dan pembesaran dari rahim dimana otot dan
ligamen merenggang untuk menyokong rahim.
f. Meludah
Keinginan meludah yang terjadi pada ibu hamil yang terus
menerus dianggap normal sebab hal ini termasuk gejala morning
sickness.
g. Peningkatan Berat Badan
Pada akhir trimester pertama wanita hamil akan merasa
kesulitan memasang kancing / rok celana panjangnya, hal ini bukan
berarti ada peningkatan berat badan yang banyak tapi karena rahim
telah berkembang dan memerlukan ruang juga, dan ini semua karena
pengaruh hormon estrogen yang menyebabkan pembesaran rahim
dan hormon progresteron yang menyebabkan tubuh menahan air.
2. Perubahan Fisik Pada Trismester II
a. Perut semakin membesar
Setelah usia kehamilan 12 minggu, rahim akan membesar dan
melewati rongga panggul. Pembesaran rahim akan tumbuh sekitar 1
cm setiap minggu. Pada kehamilan 20 minggu, bagian teratas rahim
sejajar dengan pusar (umbilicus). Setiap individu akan berbeda-beda
tapi pada kebanyakan wanita, perutnya akan mulai membesar pada
kehamilan 16 minggu.
b. Sendawa dan buang angin
Sendawa dan buang angin akan sering terjadi pada ibu hamil
hal ini sudah biasa dan normal karena akibat adanya perenggangan
usus selama kehamilan. Akibat dari hal tersebut perut ibu hamil akan
terasa kembung dan tidak nyaman.

c. Rasa panas di perut


Rasa panas diperut adalah keluhan yang paling sering terjadi
selama kehamilan, karena meningkatnya tekanan akibat rahim yang
membesar dan juga pengaruh hormonal yang menyebabkan
rileksasi otot saluran cerna sehingga mendorong asam lambung ke
arah atas
d. Pertumbuhan rambut dan kuku
Perubahan hormonal juga menyebabkan kuku bertumbuh lebih
cepat dan rambut tumbuh lebih banyak dan kadang di tempat yang
tidak diinginkan, seperti di wajah atau di perut. Tapi, tidak perlu
khawatir dengan rambut yang tumbuh tak semestinya ini, karena
akan hilang setelah bayi lahir.
e. Sakit perut bagian bawah
Pada kehamilan 18-24 minggu, ibu hamil akan merasa nyeri di
perut bagian bawah seperti ditusuk atau tertarik ke satu atau dua
sisi. Hal ini karena perenggangan ligamentum dan otot untuk
menahan rahim yang semakin membesar. Nyeri ini hanya akan
terjadi beberapa menit dan bersifat tidak menetap.
f. Pusing
Pusing menjadi keluhan yang sering terjadi selama kehamilan
trimester kedua, karena ketika rahim membesar akan menekan
pembuluh darah besar sehingga menyebabkan tekanan darah
menurun.
g. Hidung dan Gusi berdarah
Perubahan hormonal dan peningkatan aliran darah ke seluruh
tubuh termasuk ke daerah hidung dan gusi selama masa kehamilan
akan menyebabkan jaringan disekitarnya menjadi lebih lembut
dan lunak. Akibatnya, hidung dan gusi akan bisa berdarah ketika
menyikat gigi. Keluhan ini akan hilang setelah melahirkan.

h. Perubahan kulit
Perubahan kulit timbul pada trimester ke-2 dan 3, karena
melanosit yang menyebabkan warna kulit lebih gelap. Timbul
garis kecoklatan mulai dari pusar ke arah bawah yang disebut
linea nigra. Kecoklatan pada wajah disebut chloasma atau topeng
kehamilan. Tanda ini dapat menjadi petunjuk kurangnya vitamin
folat. Strecth mark terjadi karena peregangan kulit yang
berlebihan, biasanya pada paha atas, dan payudara. Akibat
peregangan kulit ini dapat menimbulkan rasa gatal, sedapat
mungkin jangan menggaruknya. Strecth mark tidak dapat dicegah,
tetapi dapat diobati setelah persalinan. Kulit muka juga akan
menjadi lebih berminyak sehingga dapat menimbulkan jerawat
i. Payudarah
Payudara akan semakin membesar dan mengeluarkan cairan
yang kekuningan yang disebut kolostrum. Putting dan sekitarnya
akan semakin berwarna gelap dan besar. Bintik-bintik kecil akan
timbul disekitar putting, dan itu adalah kelenjar kulit.
j. Sedikit Pembengkakan
Pembengkakan adalah kondisi normal pada kehamilan, dan
hampir 40% wanita hamil mengalaminya. Hal ini karena
perubahan hormon yang menyebabkan tubuh menahan cairan.
Pada trimester kedua akan tampak sedikit pembengkakan pada
wajah dan terutama terlihat pada kaki bagian bawah dan
pergelangan kaki. Pembengkakan akan terlihat lebih jelas pada
posisi duduk atau berdiri yang terlalu lama.
3. Perubahan Fisik Pada Trismester III
a. Sakit bagian tubuh belakang
Sakit pada bagian tubuh belakang (punggung-pinggang),
karena meningkatnya beban berat dari bayi dalam kandungan yang
dapat memengaruhi postur tubuh sehingga menyebabkan tekanan
ke arah tulang belakang.
b. Konstipasi
Pada trimester ini sering terjadi konstipasi karena tekanan
rahim yang membesar kearah usus selain perubahan hormon
progesteron.
c. Pernafasan
Karena adanya perubahan hormonal yang memengaruhi aliran
darah ke paru-paru, pada kehamilan 33-36 minggu, banyak ibu
hamil akan merasa susah bernapas. Ini juga didukung oleh adanya
tekanan rahim yang membesar yang berada di bawah diafragma.
Setelah kepala bayi turun kerongga panggul ini biasanya 2-3
minggu sebelum persalinan pada ibu yang baru pertama kali hamil
akan merasakan lega dan bernapas lebih mudah, dan rasa panas
diperut biasanya juga ikut hilang, karena berkurangnya tekanan
bagian tubuh bayi dibawah diafragma/tulang iga ibu.
d. Sering buang air kecil
Pembesaran rahim ketika kepala bayi turun ke rongga panggul
akan makin menekan kandungan kencing ibu hamil.
e. Varises
Peningkatan volume darah dan alirannya selama kehamilan
akan menekan daerah panggul dan vena di kaki, yang
mengakibatkan vena menonjol, dan dapat juga terjadi di daerah
vulva vagina. Pada akhir kehamilan, kepala bayi juga akan
menekan vena daerah panggul yang akan memperburuk varises.
Varises juga dipengaruhi faktor keturunan.
f. Kontraksi perut
Berupa rasa sakit di bagian perut yang ringan, tidak teratur, dan
akan hilang bila ibu hamil duduk atau istirahat.
g. Bengkak
Perut dan bayi yang kian membesar selama kehamilan akan
meningkatkan tekanan pada daerah kaki dan pergelangan kaki ibu
hamil, dan kadang membuat tangan membengkak. Ini disebut
edema, yang disebabkan oleh perubahan hormonal yang
menyebabkan retensi cairan.
D. Patofofisiologi (proses kehamilan) dan pathway
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung
telur (ovulasi), yang di tangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk ke
dalam sel telur, waktu persetubuhan, cairan semen tumpah ke dalam vagina
dan berjuta-juta sel mani (sperma) bergerak memasuki rongga rahim lalu
masuk ke saluran telur. Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi di
bagian yang mengembang oleh tuba falofi. Disekitar sel telur banyak
berkumpul sperma yang mengeluarkan ragi untuk mencairkan zat-zat yang
melindungi ovum. Kemudian pada tempat yang paling mudah dimasuki,
masuklah salah satu sel mani dan kemudian bersatu dengan sel telur. Peristiwa
ini disebut pembuahan (konsepsi = fertilitas). Ovum yang telah dibuahi ini
segera membelah diri sambil bergerak (oleh rambut getar tuba), menuju ruang
rahim, peristiwa ini disebut nidasi (implantasi). Dari pembuahan sampai
nidasi diperlukan waktu 6 – 7 hari. Untuk menyuplai darah ke sel-sel makanan
bai mudligah dan janin, dipersiapkan uri (plasenta) jadi dapat dikatakan
bahwa untuk setiap kehamilan harus ada ovum (sel telur), spermatozoa (sel
mani), pembuahan (konsepsi = fertilitas), nidasi dan plasenta.
1. Sel telur (ovum) Pertumbuhan embrional oogonium yang kelak
menjadi ovum terjadi di genetabridge.
2. Sel mani (spermatozoa) Sperma bentuknya seperti kecebong, terdiri
atas kepala, berbentuk lonjong agak gepeng berisi inti (nucleus), leher
yang menghubungkan kepala dengan bagian tengah, dan ekor yang
dapat bergetar sehingga sperma dapat bergerak dengan cepat.
3. Pembuahan (konsepsi = fertilitas) Pembuahan adalah suatu peristiwa
penyatu antara sel mani dengan sel telur di tuba pallofi.
4. Nidasi (implantasi ) Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil
konsepsi ke dalam endometrium.
E. Komplikasi Kehamilan
Berikut ini ada beberapa komplikasi pada kehamilan, menurut Masriroh, 2013
diantaranya yaitu :
1. Hiperemisis gravidarum.
2. Hipertensi dalam kehamilan.
3. Perdarahan trimester I (abortus).
4. Perdarahan antepartum.
5. Kehamilan ektopik.
6. Kehamilan kembar.
7. Molahydatidosa.
8. Inkompatibilitas darah.
9. Kelainan dalam lamanya kehamilan.
10. Penyakit serta kelainan plasenta dan selaput janin.
F. Medis dan Keperawatan
1. Diet dan Pengawasan Berat Badan
Bahan makanan tidak perlu mahal, akan tetapi cukup mengandung
protein baik hewani maupun nabati. Seperti diketahui, kebutuhan akan
gizi selama kehamilan meningkat. Adapun kebutuhan ini dipergunakan
untuk pertumbuhan plasenta, pertambahan volume darah, mammae yang
membesar, dan metabolisme basal yang meningkat. Sebagai pengawasan
akan kecukupan gizi ini dapat dipakai kenaikan berat badan wanita hamil
tersebut. (Wiknjosastro, 2002).
2. Obat-obatan
Jangan memberikan obat yang tidak perlu benar, terutama pada
triwulan I dan II kehamilan. Ada obat yang teratogenik sehingga dapat
menimbulkan kelainan teratogenik pada janin, misalnya thalidomide,
yang sekarang telah ditarik dari peredaran (Wiknjosastro, 2002).
3. Imunisasi
Untuk melindungi janin yang akan dilahirkan terhadap tetanus
neonatonum dewasa ini dianjurkan untuk diberikan toxoid tetanus pada
ibu hamil (Wiknjosastro, 2002).
4. Perawatan Payudara
Dua bulan sekali dilakukan massage, kolostrum dikeluarkan untuk
mencegah penyumbatan. Untuk mencegah putting susu kering dan mudah
pecah, maka putting susu dan areola payudara dirawat baik-baik dengan
dibersihkan menggunakan air sabun dan biocream atau alcohol. Bila
puting susu masuk ke dalam, hal ini diperbaiki dengan jalan menarik-
narik keluar (Mochtar, 2008).
5. Pelayanan Ante Natal Care (ANC) adalah
Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama kehamilannya
sesuai dengan standar pelayanan Ante Natal Care (ANC), selengkapnya
mencakup banyak hal meliputi anamanesis, pemeriksaan, pemeriksaan
fisik baik umum dan kebidanan, pemeriksaan laboratorium atas indikasi
serta intervensi dasar dan khusus sesuai dengan resiko yang ada. Namun
dalam penerapan operasionalnya dikenal standar minimal ”7T” untuk
pelayanan Ante Natal Care (ANC) yang terdiri atas:
1. (Timbang) berat badan
Ukuran berat badan dalam kg tanpa sepatu dan memakai pakaian
yang seringan-ringannya. Berat badan kurang dari 45 kg pada
trimester III dinyatakan ibu kurus kemungkinan melahirkan bayi
dengan berat badan lahir rendah.
2. Ukur (tekanan) darah
Untuk mengetahui setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan
dan mengenali tanda-tanda serta gejala preeklamsia lainnya, serta
mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.
3. Ukur (tinggi) fundus uter
Pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi
untuk memperkirakan usia kehamilan; serta bila umur kehamilan
bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah janin dan
masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari
kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.
4. Pemberian imunisasai (Tetanus Toksoid ) TT lengkap. Untuk
mencegah tetanus neonatorum
Tabel 1 Jadwal Pemberian Imunisasi TT
Interval Lama
Antigen (selang waktu perlindungan %
minimal)
Pada kunjungan
TT1 antenata - -
pertama

TT2 4 minggu
3 tahun 80
setelah TT1

TT3 6 bulan setelah


5 tahun 95
TT2

TT4 1 tahun setelah


10 tahun 99
TT3
15 tahun/seumur
1 tahun setalah
TT5 hidup 99
TT4
Keterangan : apabila dalam waktu tiga (3) tahun WUS tersebut
melahirkan maka bayi yang dilahirkan akan terlindungi dari
tetanus neonatorum Pemberian (tablet besi) minimnal 90 tablet
selama kehamilan
5. (Tes) terhadap penyakit menular seksual
Melakukan pemantauan terhadap adanya PMS agar
perkembangan janin berlangsung normal.
6. (Temu) wicara dalam rangka persiapan rujukan.
Memberikan saran yang tepatkepada ibu hamil, suami serta
keluarganya tentang tanda-tanda resiko kehamilan. (Depkes RI,
2001:23)
G. Jadwal pemeriksaan antenatal care
Kunjungan Waktu Informasi Penting
Trimester Sebelum minggu ● Membangun hubungan saling percaya
Pertama ke 14 antara petugas kesehatan dengan ibu
hamil
● Mendeteksi masalah dan menanganinya

● Melakukan tindakan pencegahan seperti


tetanus neonatorum, anemis kekurangan
zat besi, penggunaan praktik tradisional
yang merugikan
● Memulai persiapan kelahiran bayi dan
kesiapan untuk menghadapi komplikasi
● Mendorong perilaku yang sehat (giat,
latihan dan kebersihan, dsb)
Trimester kedua Sebelum minggu Sama seperti diatas ditambah
ke 28 kewaspadaan khusus mengenai
preeklampsia ( tanya ibu tentang gejala –
gejala preeklapmsia, pantau TD, evaluasi
edema, periksa untuk mengetahui
proteinuria)
Trimester ketiga Antara minggu Sama seperti diatas, ditambah palpasi
28-36 abdominal untuk mengetahui apakah ada
kehamilan ganda
Trimester ketiga Sama seperti diatas, ditambah deteksi
letak bayi yang tidak normal, atau kondisi
lain yang memerlukan kelahiran dirumah
sakit.
H. Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil
1. Pengkajian Ibu Hamil
a. Anamnesa identitas istri dan suami
b. Anamnesa umum : keluhan kehamilan (mual,muntah, sakit kepala,
nyeri ulu hati), nafsu makan, tidur, miksi, defekasi, perkawinan
c. Tentang kehamilan, persalinan, keguguran dan kehamilan ektopik atau
kehamilan mola sebelumnya.
2. Pemeriksaan Fisik Diagnostik
a. Keadaan umum
Dengan inspeksi, dapat diperoleh gambaran mengenai keadaan
panggul. Adanya kesempitan atau kelainan panggul, dapat diduga bila
terlihat jalannya ibu tidak normal, misalnya pincang, ibu sangat
pendek, adanya kelainan panggul (kifosis, skoliosis), kelainan belah
ketupat dari michealis (tidak simetris).
b. Tinggi badan
Tinggi badan kurang dari rata-rata merupakan faktor risiko untuk
ibu hamil atau ibu bersalin. Jika tinggi badan kurang dari 145 cm
dimungkinkan sang ibu memiliki panggul sempit.
c. Berat badan
Pertambahan berat badan selama kehamilan rata-rata 0,3-0,5
kg/minggu. Bila dikaitkan dengan usia kehamilan, kenaikan berat
badan selama hamil muda 5 kg, selanjutnya tiap trimester (II dan III)
masing- masing bertambah 5 kg. Pada akhir kehamilan, pertambahan
berat badan total adalah 9-12 kg. Bila terdapat BB yang berlebihan,
perlu dipikirkan adanya risiko bengkak, kehamilan kembar,
hidroamnion, dan anak besar.
d. Lingkar lengan atas (LILA)
LILA kurang dari 23,5 cm merupakan indikator kuat untuk status
gizi yang kurang/buruk. Ibu beresiko untuk melahirkan anak dengan
BBLR
e. Tanda-tanda vital
1) Tekanan darah
TD yang tinggi (lebih dari 140/90 mmHg) merupakan resiko
dalam kehamilan. Penanganan yang kurang tepat, TD sistolik 30
mmHg atau lebih, dan/atau diastolik 15 mmHg atau lebih dapat
berlanjut menjadi preeklamsi dan eklamsi.
2) Denyut nadi
Jumlah denyut nadi normal adalah sekitar 80 kali/menit.
3) Suhu
Suhu tubuh ibu hamil lebih dari 37,5oC dikatakan demam, hal
ini kemungkinan ada infeksi dalam kehamilan.
4) Pernapasan
Frekuensi napas normal orang dewasa adalah 16-20 kali/menit.
Bila ibu mengalami peningkatan frekuensi napas, ibu akan
mudah lelah atau kemungkinan dicurigai mempunyai penyakit
jantung.
f. Kepala dan Leher
1) Memeriksa apakah terdapat edema pada wajah
2) Memeriksa apakah kelopak mata bagian bawah tampak pucat,
berwarna kuning/jaundice pada sclera
3) Memeriksa apakah rahang pucat dan periksa juga keadaan gigi
4) Memeriksa dan meraba leher untuk mengetahui pembesaran
kelenjar tiroid, pembesaran pembuluh limfe dan pembesaran
vena jugularis
g. Payudarah
1) Amati bentuk, ukuran dan kesimetrisannya; payudara normal
melingkar, agak simetris, dan dapat dideskripsikan kecil, sedang,
dan besar
2) Puting payudara menonjol atau masuk ke dalam
3) Adanya kolostrum atau cairan lain, misalnya ulkus
4) Retraksi akibat adanya lesi
5) Masa atau pembesaran pembuluh limfe
h. Abdomen
1) Memeriksa apakah ada bekas luka operasi
2) Mengukur tinggi fundus uteri menggunakan tangan bila usia
kehamilan > 12 minggu, atau pita ukuran bila usia kehamilan >
22 minggu
3) Melakukan palpasi untuk mengetahui letak presentasi, posisi,
dan penurunan kepala janin kalau lebih dari 36 minggu
i. Pemeriksaan Leopold :
1) Leopold I :
a) Pemeriksaan menghadap kemuka ibu hamil
b) Menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin dalam
fundus
c) Konsistensi uterus
2) Leopold II :
a) Menentukan batas samping rahim kanan-kiri
b) Menentukan letak punggung janin
c) Pada letak lintang, tentukan dimana kepala janin
3) Leopold III :
a) Menentukan bagian terbawah janin
b) Apakah bagian terbawah tersebut sudah masuk/ masih
goyang
4) Leopold IV :
a) Pemeriksa menghadap kea rah kaki ibu hamil
b) Bisa juga menentukan bagian terbawah janin apa dan
berapa jauh sudah masuk PAP I.
c) Tangan dan kaki
d) Memeriksa apakah tangan dan kaki edema atau pucat
pada kuku jari
e) Memeriksa dan meraba kaki untuk mengetahui adanya
varises
f) Memeriksa refleks patela untuk melihat apakah terjadi
gerakan hipo atau hiper
j. Pemeriksaan panggul
1) Panggul : genital luar
a) Memeriksa labia mayora dan minora, klitoris, lubang
uretra introitus vagina untuk melihat adanya tukak atau
luka, varises, cairan yang ada (warna, konsistensi, jumlah,
bau)
b) Melakukan palpasi pada kelenjar bartolini untuk
mengetahui adanya pembengkakan masa atau cairan kista
2) Panggul : menggunakan speculum
a) Memeriksa serviks untuk melihat adanya cairan/darah,
luka/lesi, apakah serviks sudah membuka atau belum
b) Memeriksa dinding vagina untuk melihat adanya
cairan/darah dan luka
3) Panggul : pemeriksaan bimanual
a) Mencari letak serviks dan merasakan untuk mengetahui
pembukaan (dilatasi) dan rasa nyeri karena gerakan (nyeri
tekan atau nyeri goyang)
b) Menggunakan dua tangan, satu tangan di atas abdomen, dua
jari di dalam vagina untuk palpasi uterus. Ukuran, bentuk
dan posisi, mobilitas, rasa nyeri, serta adanya masa.
k. Auskultasi untuk mendengar denyut jantung janin (DJJ) :
1) Dari Janin :
a) Djj pada bulan ke 4-5
b) Bising tali pusat
c) Gerakan dan tendangan janin
2) Dari ibu :
a) Bising rahim
b) Bising aorta
c) Peristaltik usus
l. Pemeriksaan Dalam
1) Vaginal Toucher (VT)
2) Rectal Toucher (RT) Dapat dinilai :
a) Pembukaan serviks : berapa cm/ jari
b) Bagian anak paling bawah : kepala, bokong serta
posisinya
c) Turunnya bagian terbawah menurut bidang Hodge

I. Diagnosa Keperawatan
1. TRIMESTER I
a. Ansietas (D.0080, hlm 180) berhubungan dengan krisis situasional dan
dengan merasa khawatir dengan akibat, tampak gelisah, tampak
tegang, sulit tidur, merasa tidak berdaya, sering berkemih.
b. Pola seksual tidak efektif (D.0071, hlm 160) berhubungan dengan
hambatan hubungan dengan pasangan dan dengan mengungkapkan
aktivitas seksual beubah, konflik nilai.
c. Penurunan koping keluarga (D.0097, hlm 212) berhubungan dengan
perubahan peran keluarga dan dengan khawatir tentang respon orang
terdekat pada masalah kesehatan, terbatasnya komunikasi orang
terdekat dengan klien.
2. TRIMESTER II
a. Gangguan citra tubuh (D.0083, hlm 186) berhubungan dengan
perubahan fungsi tubuh dengan mengungkapkan kecacatan/kehilangan
bagian tubuh, kehilangan tubuh, fungsi/struktur tubuh berubah
menghilang, mengungkapkan perasaan negatif tentang perubahan
tubuh, menyembuyikan/menunjukkan bagian tubuh secara berlebihan
b. Defisit pengetahuan (D.0111, hlm 246) berhubungan dengan kekurang
terpapar informasi dan dengan ,menayakan masalah yang dihadapi,
menunjukan perilaku tidak sesuai anjuran, menjalani pemeriksaan
yang tidak tepat.
c. Resiko cidera janin (D.0138, hlm 298) berhubungan dengan faktor
resiko persalinan lama kala I,II, dan III
3. TRIMESTER III
a. Nyeri akut (D.0077, hlm 172) berhubungan dengan agen pencedera
biologis dan dengan megeluh nyeri, tampak meringis, bersikap
protektif, gelisah, frekuensi nadi meningkat, sulit tidur, tekanan darah
meningkat, pola nafas berubah, nafsu makan berbah, proses berpikir
terganggu, menarik diri
b. Gangguan eliminasi urin (D.0040, hlm 96) berhubungan dengan
ketidakmampuan mengkomunikasi kebutuhan eliminasi dan dengan
sering buang air kecil,volume residu urin meningkat
c. Gangguan pola tidur (D.0055, hlm 126) berhubungan dengan
hambatan lingkungan dan dengan mengeluh sulit tidur, mengeluh
sering terjaga, mengeluh tidak puas tidur, mengeluh pola tidur
berubah, mengeluh istirahat tidak cukup, mengeluh kemampuan
beraktivitas menurun
d. Intoleransi aktifitas (D.0056, hlm 128) berhubungan dengan imobilitas
dan dengan mengeluh lelah, frekuensi hantung meningkat >20% dari
kondisi istirahat, dispea saat/setelah beraktivitas, merasa tidak nyaman
setelah beraktivitas, merasa lelah.
J. Tujuan dan Kriteria Hasil (SLKI)
1. TRIMESTER I
a. Ansietas (D.0080, hlm 180) berhubungan dengan krisis situasional.
Tujuan yang diharapkan:
1) Verbalisasi kebingungan menurun
2) Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang dihadapi menurun
3) Perilaku gelisah menurun
4) Perilaku tegang menurun
5) Konsentrasi pola tidur menurun
(Tim Pokis SDKI DPP PPNI, 2017. Standar Luaran Keperawatan
Indonesia, Edisi 1 : Jakarta : PPNI)
b. Pola seksual tidak efektif (D.0071, hlm 160) berhubungan
dengan hambatan hubungan dengan pasangan
Tujuan yang diharapan :
1) Menunjukkan pendirian seksual yang jelas membaik
2) Integrasi orientasi seksual ke dalam kehidupan sehari-hari
membaik
3) Menyusun batasan-batasan sesuai jenis kelamin membaik
(Tim Pokis SDKI DPP PPNI, 2017. Standar Luaran
Keperawatan Indonesia, Edisi 1 : Jakarta : PPNI)

c. Penurunan koping keluarga (D.0097, hlm 212) berhubungan


dengan perubahan peran keluarga
Tujuan yang diharapkan:
1) Perasakan diabaikan membaik
2) Kekhawatiran tentang anggota keluarga membaik
3) Perilaku mengabaikan anggota keluarga membaik
4) Kemampuan memenuhi kebutuhan anggota keluarga
membaik
5) Komitmen pada perawatan/pengobatan membaik
6) Komunikasi antara anggota keluarga membaik

(Tim Pokis SDKI DPP PPNI, 2017. Standar Luaran


Keperawatan Indonesia, Edisi 1 : Jakarta : PPNI)
2. TRIMESTER II
a. Gangguan citra tubuh (D.0083, hlm 186) berhubungan dengan
perubahan fungsi tubuh
Tujuan yang diharapan:
1) Melihat bagian tubuh meningkat
2) Menyentuh bagian tubuh bagaian tubuh meningkat
3) Verbalisasi perasaan negatif tentang perubahan tubuh
4) Verbalisasi kekhawatiran pada reaksi orang lain
(Tim Pokis SDKI DPP PPNI, 2017. Standar Luaran
Keperawatan Indonesia, Edisi 1 : Jakarta : PPNI)
b. Defisit pengetahuan (D.0111, hlm 246) berhubungan dengan kkurang
terpapar informasi
Tujuan yang diharapkan:
1) Perilaku sesuai anjuran meningkat
2) Verbalisasi minat dalam belajar meningkat
3) Kemampuan menjelaskan pengetahuan tentangsuatu topik
meningkat
4) Pertanyaan tentang masalah yang dihadapi meningkat
5) Persepsi yang keliru terhadap masalah meningkat
(Tim Pokis SDKI DPP PPNI, 2017. Standar Luaran Keperawatan
Indonesia, Edisi 1 : Jakarta : PPNI)
c. Resiko cidera janin (D.0138, hlm 298) berhubungan dengan
faktor resiko persalinan lama kala I,II, dan III
Tujuan yang diharapkan:
1) Toleransi aktivitas menurun
2) Kejadian cedera menurun
3) Luka/lecet menurun
(Tim Pokis SDKI DPP PPNI, 2017. Standar Luaran
Keperawatan Indonesia, Edisi 1 : Jakarta : PPNI)
3. TRIMESTER III
a. Nyeri akut (D.0077, hlm 172) berhubungan dengan agen
pencedera biologis
Tujuan yang diharapkan:
1) Keluahan nyeri menurun
2) Meringis menurun
3) Sikap protektif menurun
4) Gelisah menurun
5) Kesulitan tidur menurun
(Tim Pokis SDKI DPP PPNI, 2017. Standar Luaran
Keperawatan Indonesia, Edisi 1 : Jakarta : PPNI)
b. Gangguan eliminasi urin (D.0040, hlm 96) berhubungan dengan
ketidakmampuan mengkomunikasi kebutuhan eliminasi
Tujuan yang diharapkan:
1) Desakan berkemih membaik
2) Distensi kandung kemih membaik
3) Berekemih tidak tuntas membaik
4) Volume residu urin membaik
5) Urin menetes membaik
6) Nokturia membaik
7) Mengompol membaik
8) Enuresis membaik
(Tim Pokis SDKI DPP PPNI, 2017. Standar Luaran
Keperawatan Indonesia, Edisi 1 : Jakarta : PPNI)
c. Gangguan pola tidur (D.0055, hlm 126) berhubungan dengan
hambatan lingkungan. Tujuan yang diharapkan:
1) Keluahan sulit tidur membaik
2) Keluahan sering terjaga membaik
3) Keluahan tidak puas tidur membaik
4) Keluahan pola tidur membaik
5) Keluahan istriahat tidak cukup membaik
(Tim Pokis SDKI DPP PPNI, 2017. Standar Luaran
Keperawatan Indonesia, Edisi 1 : Jakarta : PPNI)
d. Intoleransi aktifitas (D.0056, hlm 128) berhubungan dengan
imobilitas. Tujuan yang diharapan:
1) Keluahan lelah menurun
2) Dispnea saat aktivitas meningkat
3) Dispnea setelah aktivitas menurun
4) Frekuensi nadi
(Tim Pokis SDKI DPP PPNI, 2017. Standar Luaran
Keperawatan Indonesia, Edisi 1 : Jakarta : PPNI)
K. Intervensi Keperawatan
1. TRIMESTER I
a. Ansietas (D.0080, hlm 180) berhubungan dengan krisis situ
Rencana Tidakan: Reduksi ansietas (I.09314, hlm 387)
b. Pola seksual tidak efektif (D.0071, hlm 160) berhubungan dengan
hambatan hubungan dengan pasangan. Rencana Tindakan:
Edukasi seksualitas (I.12447, hlm 108)
c. Penurunan koping keluarga (D.0097, hlm 212) berhubungan
dengan perubahan peran keluarga. Rencana tindakan: Dukungan
kopig keluarga (I.09260, hlm 28)
(Tim Pokis SDKI DPP PPNI, 2017. Standar Intervensi
Keperawatan Indonesia, Edisi 1 : Jakarta : PPNI)
2. TRIMESTER II
a. Gangguan citra tubuh (D.0083, hlm 186) berhubungan dengaN
perubahan fungsi tubuh. Rencana Tindakan: Promosi citra
tubuh (I.09305, hlm 359)
b. Defisit pengetahuan (D.0111, hlm 246) berhubungan dengan
kkurang terpapar informasi. Rencana Tindakan: Edukasi
kesehatan (I.12383, hlm 65)
c. Resiko cidera janin (D.0138, hlm 298) berhubungan dengan
faktor resiko persalinan lama kala I,II, dan III. Recana
tindakan: Manajemen keselamatan lingkungan (I.14513, hlm
192)
(Tim Pokis SDKI DPP PPNI, 2017. Standar Intervensi
Keperawatan Indonesia, Edisi 1 : Jakarta : PPNI)
3. TRIMESTER III

a. Nyeri akut (D.0077, hlm 172) berhubungan dengan agen


pencedera biologis Rencana tindakan: Manjemen nyeri
(I.08238, hlm 201)

b. Gangguan eliminasi urin (D.0040, hlm 96) berhubungan


dengan ketidakmampuan mengkomunikasi kebutuhan
eliminasi. Rencana tindakan: Dukungan perawatan diri:
BAB/BAK (I.11349, hlm 37)
c. Gangguan pola tidur (D.0055, hlm 126) berhubungan dengan
hambatan lingkungan. Rencana tindakan: Dukungan tidur
(I.05174, hlm 48)
d. Intoleransi aktifitas (D.0056, hlm 128) berhubungan dengan
imobilitas Rencana tindakan: Manajemen energi (I.05176, hlm
176)
(Tim Pokis SDKI DPP PPNI, 2017. Standar Intervensi
Keperawatan Indonesia, Edisi 1 : Jakarta : PPNI)

L. Evaluasi
Evaluasi keperawatan adalah tahapan terakhir dari proses keperawatan
untuk mengukur respons klien terhadap tindakan keperawatan dan kemajuan
klien kearah pencapaian tujuan menurut Potter & Perry (2005). Adapun hal-
hal yang harus dievaluasi antara lain :
1. Nafsu makan pasien meningkat
2. Mual dan muntah pasien dapat terkontrol dengan baik c.Status nutrisi
pasien meningkat
3. Tidak terjadi keparahan mual dan muntah
DAFTAR PUSTAKA
George Adriaansz. 2008. Asuhan Antenatal. Dalam Sarwono Prawirohardjo Ilmu
Kebidanan.edisi 4. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. hal.
278-287
Haen Forer. (2009). Perawatan Maternitas Edisi 2: Jakarta : EGC
Manuaba. (2010). Ilmu kebidanan Penyakit Kandungan dan KB . Jakarta : EGC.
Masriroh, Siti. (2013). Keperawatan obstetri. Jakarta : EGC
Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan

Praktik. Edisi 4 volume 1.EGC. Jakarta


Sulistyawati. A. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta:Salemba
Medika.
TimPokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Definisi dan Tindakan Keperawatan. Jakarta : PPN

Anda mungkin juga menyukai