Di susun Oleh
LISA FATMASARI
2019
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN ANTENATAL
A. Definisi Antenal
Antenatal Care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan
pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim (Haen Forer, 2009).
Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana berupa
observasi,edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil,untuk memperoleh
suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan ( Muchtar
Rustam, 2008).
Antenatal care adalah perawatan selama masa kehamilan sebagai suatu
manajemen kehamilan di mana ibu dan anaknya diharapkan sehat dan baik
(Wiknjosastro, 2002)
Antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk
memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti dengan upaya
koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan (Depkes RI, 2007).
b. Probabilitas ( objektif)
✔ Pembesaran uterus
✔ Melunaknya daerah isthmus uteri (hegar sign) diketahui melalui
pemeriksaan bimanual dan mulai terlihat pada minggu ke 6 dan
menjadi nyata pada minggu ke 7-8.
✔ Servik terasa lebih lunak (tanda Goodell”s) diketahui melalui
pemeriksaan bimanual.
✔ Tanda ballotemen : pantulan yang terjadi saat jari pemeriksa
mengetuk janin yang mengapung dalam uterus,bayi menjauh
kemumudian ke posisi semula.
✔ Kontraksi Braxton hicks yaitu kontraksi intermiten yang mungkin
terjadi selama hamil dan tidak terasa sakit.
✔ Perubahan warna kulit oleh
Chloasma : warna kulit yang kehitam-hitaman pada dahi,punggung
hidung dan kulit daerah tulang pipi terutama pada warna kulit
hitam hal ini disebabkan oleh stimulasi MSH ( Melanosyt
Stimulating Hormone).
✔ Striae gravidarum ;regangan kulit abdomen terlihat garis tak
teratur.
✔ Hcg(Human Chronic Gonadotropin) meningkat
3. Tes Kehamilan
✔ Tes hCG ( hormone chorionic gonadotropin). Dilakukan dengan
mendeteksi hormone hCG dalam urin.kadar terendah yang memberi
hasil positif yaitu 0,5 hCG per ml urin, kadar tertinggi 500 SI hCG.
Berikut ini adalah perubahan psikologis yang dapat dialami oleh ibu dan ayah
selama trimester III :
1) Perubahan Psikologis Ibu
a. Penerimaan terhadap janin meningkat.
b. Fantasi terhadap perubahan peran.
c. Rasa cemas akan keadaan janin meningkat.
d. Fokus perhatian pada persalinan.
e. Menaruh perhatian pada persalinan
2) Perubahan Psikologis Ayah
a. Butuh perhatian, kecemasan meningkat, merasa kehilangan, personal
freedom, covvod sindrom berat.
b. Parent hood, fantasi, bicara dengan calon ayah lain.
D. Patofisiologi
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung
telur (ovulasi), yang di tangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk ke
dalam sel telur, waktu persetubuhan, cairan semen tumpah ke dalam vagina dan
berjuta-juta sel mani (sperma) bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke
saluran telur.
Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi di bagian yang
mengembang oleh tuba falofi. Disekitar sel telur banyak berkumpul sperma yang
mengeluarkan ragi untuk mencairkan zat-zat yang melindungi ovum. Kemudian
pada tempat yang paling mudah dimasuki, masuklah salah satu sel mani dan
kemudian bersatu dengan sel telur. Peristiwa ini disebut pembuahan (konsepsi =
fertilitas).
Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak (oleh
rambut getar tuba), menuju ruang rahim, peristiwa ini disebut nidasi
(implantasi). Dari pembuahan sampai nidasi diperlukan waktu 6 – 7 hari. Untuk
menyuplai darah ke sel-sel makanan bai mudligah dan janin, dipersiapkan uri
(plasenta) jadi dapat dikatakan bahwa untuk setiap kehamilan harus ada ovum
(sel telur), spermatozoa (sel mani), pembuahan (konsepsi (konsepsi = fertilitas),
nidasi dan plasenta, (Handerson 2006)
E. PATHWAY ANC
Trimester I
Konsepsi
Fertilitas
Implantasi
Embryogenesis
Maturasi janin
Resiko infeksi
Trimester II
TRIMESTER II
Perubahan fisiologis Pe
ps
Perub.nutisi
kurang dari
kebutuhan
Deficit volume
cairan
Trimester III
TRIMESTER III
Nyeri
F. Komplikasi Kehamilan
Macam-macam komplikasi kehamilan Menurut Depkes RI (2007) yaitu, jika
tidak melaksanakan ANC sesuai aturan dikhawatirkan akan terjadi
komplikasi-komplikasi yang terbagi menjadi 3 kelompok sebagai berikut :
a. Komplikasi Obstetrik Langsung, meliputi :
1) Perdarahan
2) Pre-eklampsia/eklampsia
3) Kelainan Letak (Letak Lintang/Letak Sungsang)
4) Hidramnion
5) Ketuban Pecah Dini
G. Penatalaksanaan Medis
1. Diet dan Pengawasan Berat Badan
Wanita hamil dan menyusui harus betul-betul mendapat perhatian susunan
dietnya, terutama mengenai jumlah kalori, protein yang berguna untuk
pertumbuhan janin dan kesehatan ibu. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan
anemia, abortus, perdarahan pasca persalinan dan sebagainya. Sedangkan makanan
berlebihan karena dianggap untuk 2 orang (ibu dan janin), dapat mengakibatkan
komplikasi seperti gemuk, pre-eklamsi, janin besar dan sebagainya (Mochtar,
19998). Anjurkan wanita tersebut makan secukupnya saja. Bahan makanan tidak
perlu mahal, akan tetapi cukup mengandung protein baik hewani maupun nabati.
Seperti diketahui, kebutuhan akan gizi selama kehamilan meningkat. Adapun
kebutuhan ini dipergunakan untuk pertumbuhan plasenta, pertambahan volume
darah, mammae yang membesar, dan metabolisme basal yang meningkat. Sebagai
pengawasan akan kecukupan gizi ini dapat dipakai kenaikan berat badan wanita
hamil tersebut. Kenaikan berat badan wanita hamil rata-rata 6,5 kg sampai 16 kg
(Wiknjosastro, 2002).
2. Merokok
Merokok adalah kebiasaan yang dilarang keras, baik saat hamil maupun
tidak hamil dan baik merokok secara pasif maupun aktif. Adalah kenyataan bahwa
wanita-wanita yang terlalu banyak merokok melahirkan anak yang lebih kecil, atau
mudah mengalami abortus dan partus prematurus. Maka dari itu, sebaiknya wanita
hamil dilarang merokok (Wiknjosastro, 2002).
3. Obat-obatan
Jangan memberikan obat yang tidak perlu benar, terutama pada triwulan I
dan II kehamilan. Ada obat yang teratogenik sehingga dapat menimbulkan kelainan
teratogenik pada janin, misalnya thalidomide, yang sekarang telah ditarik dari
peredaran (Wiknjosastro, 2002).
4. Kebersihan dan Pakaian
Kebersihan harus selalu dijaga pada masa kehamilan. Mandi diperlukan
untuk kebersihan/ hygiene terutama perawatan kulit, karena fungsi ekskresi dan
keringat bertambah. Dianjurkan menggunakan sabun yang lembut/ ringan. Mandi
berendam tidak dianjurkan (Mochtar, 1998). Baju hendaknya yang longgar dan
mudah dipakai. Sepatu atau alas kaki lain dengan tumit yang tinggi sebaiknya
jangan dipakai, oleh karena tempat titik berat wanita hamil berubah, sehingga
mudah tergelincir atau jatuh (Wiknjosastro, 2002).
5. Koitus
Bila dalam anamnesis ada abortus sebelum kehamilan yang sekarang,
sebaiknya koitus ditunda sampai kehamilan 16 minggu. Pada waktu itu plasenta
telah terbentuk, serta kemungkinan abortus menjadi lebih kecil. Pada umumnya
koitus diperbolehkan pada masa kehamilan jika dilakukan dengan hati-hati. Pada
akhir kehamilan, jika kepala sudah masuk ke dalam rongga panggul, koitus
sebaiknya dihentikan karena dapat menimbulkan perasaan sakit dan perdarahan
(Wiknjosastro, 2002).
6. Perawatan Gigi
Pada triwulan pertama wanita hamil mengalami enek dan muntah (morning
sickness). Keadaan ini menyebabkan perawatan gigi tidak diperhatikan dengan
baik, sehingga timbul karies, gingivitis, dan sebagainya. Bila kerusakan gigi ini
tidak diperhatikan dengan baik, hal itu dapat mengakibatkan komplikasi, seperti
nefritis, septicemia sepsis peurperalis, oleh karena infeksi di rongga mulut,
misalnya pulpitis yang telah menahun, dapat menjadi sarang infeksi yang dapat
menyebar kemana-mana. Maka dari itu bila keadaan mengijinkan, tiap wanita
hamil harus memeriksakan giginya secara teratur sewaktu hamil (Wiknjosastro,
2002).
7. Imunisasi
Tiap wanita hamil yang akan berpergian ke luar negeri dan di dalam negeri
dibolehkan mengambil vaksinasi ulangan terhadap cacar, kolera, dan tifus. Dahulu
di Indonesia pencacaran merupakan suatu keharusan, maka untuk wanita hamil
pencacaran merupakan pencacaran ulang dan tidak membahayakan. Tapi bila ada
wabah, maka pencacaran walaupun untuk pertama kali tetap dilakukan untuk
melindungi ibu dan janin. Virus vaksin dapat melintasi plasenta dan dapat
menimbulkan kerusakan-kerusakan pada macam-macam alat dan plasenta.
Biasanya infeksi transplasenta hanya terjadi pada wanita hamil yang baru pertama
sekali dicacar. Maka dari itu, dianjurkan agar pencacaran pertama sebaiknya
dilakukan sebelum tua kehamilan melewati 20 minggu. Untuk melindungi janin
yang akan dilahirkan terhadap tetanus neonatonum dewasa ini dianjurkan untuk
diberikan toxoid tetanus pada ibu hamil (Wiknjosastro, 2002).
8. Perawatan Payudara
Payudara merupakan sumber air susu ibu yang akan menjadi makanan
utama bagi bayi, karena itu, jauh sebelumnya harus sudah dirawat. Kutang yang
dipakai harus sesuai besar payudara, yang sifatnya adalah menyokong payudara
dari bawah, bukan menekan dari depan. Dua bulan sekali dilakukan massage,
kolostrum dikeluarkan untuk mencegah penyumbatan. Untuk mencegah putting
susu kering dan mudah pecah, maka putting susu dan areola payudara dirawat
baik-baik dengan dibersihkan menggunakan air sabun dan biocream atau alcohol.
Bila puting susu masuk ke dalam, hal ini diperbaiki dengan jalan menarik-narik
keluar (Mochtar, 2008).
b. Persiapan persalinan
★ Obat-obatan yang di pakai saat ini.
★ Hasil pemeriksaan penunjang
2. TRIMESTER II
a. Gangguan citra tubuh.
b. Gangguan pola nafas.
c. Kurang pengetahuan.
d. Resiko cidera janin.
3. TRIMESTER III
a. Nyeri akut.
b. Perubahan eliminasi urin.
c. Gangguan pola tidur.
d. Intoleransi aktifitas.
e. Kelebihan volume cairan
J. Intervensi Keperawatan
Dx Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi Ttd
Keperawatan
Tri semester I Tujuan : Manajemen Nutrisi
Perubahan Setelah dilakukan intervensi
nutrisi kurang keperawatan selama 2x24 jam ● Anjurkan masukan kalori sesuai
dari kebutuhan kekurangan nutrisi klien kebutuhan
● Ajari klien tentang diet yang benar
tercukupi
sesuai kebutuhan tubuh
Kriteria hasil :
● Monitor catatan makanan yang
● Nafsu makan klien masuk atas kandungan gizi dan
meningkat jumlah kalori
● Klien tidak mual dan ● Timbang berat badan secara teratur
muntah ● Anjurkan penambahan intake
● Nilai laboratorium protein, zat besi dan vit C yang
(transferin, albumin, dan sesuai
elektrolit) dalam batas ● Pastikan bahwa diet mengandung
normal makanan yang berserat tinggi untuk
mencegah sembelit
● Beri makanan protein tinggi , kalori
tinggi dan makanan bergizi yang
sesuai
● Pastikan kemampuan klien untuk
memenuhi kebutuhan gizinya.
Ansietas NOC: kontrol kecemasan dan Penurunan kecemasan
coping, setelah dilakukan Aktifitas:
perawatan selama 2x24 jam 1. Bina Hubungan Saling
cemas ps hilang atau berkurang percaya
dg: 2. Libatkan keluarga
Indikator : 3. Jelaskan semua Prosedur
Pasien mampu : 4. Hargai pengetahuan pasien
★ Mengungkapkan cara tentang penyakitnya
mengatasi cemas. 5. Bantu pasien untuk
★ Mampu menggunakan mengefektifkan sumber
coping. support
★ Dapat tidur.
★ Mengungkapkan tidak ada Berikan reinfocement untuk
penyebab fisik yang dapat menggunakan Sumber Coping
menyebabkan cemas yang efektif
Asrinah, dkk 2010, Asuhan kebidanan : masa kehamilan, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Bagian Obstetri dan Ginekologi FK Unpad Bandung. (2000). Obstetri Fisiology. Bandung:
Elemen.
Hadi, RA 2009, Kupas tuntas kehamilan dan melahirkan, Vivo Publisher, Ungaran.
Muchtar Rustam.(2008). Sinopsis Obstetri fisiologi Obstetri Patologi Edisi: 2. Jakarta:
EGC.
Manuaba, IBG 2008, Buku ajar patologi obstetri untuk mahasiswa kebidanan, EGC,
Jakarta
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC
dan Kriteria Hasil NOC. Diterjemahkan oleh: Widyawati, dkk. Jakarta. EGC.