KEHAMILAN NORMAL
DISUSUN OLEH:
(2114301054)
LAPORAN PENDAHULUAN
KEHAMILAN NORMAL
A. DEFINISI
Kehamilan adalah kadaan dimana terdapat janin pada rahim ibu, ini merupakan situasi
yang dialami dan normal untuk melanjutkan keturunan. Pada umumnya, sebagian besar
wanita yang sedang hamil akan mengalami banyak perubahan, salah satunya mengalami
pembatasan gerak tubuh dalam beraktivitas (kemenkes, 2012; Kesley and Ramos 2014).
Menurut Federasi Obstetri Ginekoloigi Internasional, kehamilan didefinisikan sebagai
fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau
implantasi (Yulistina, 2015: 81).
B. ETIOLOGI
Pada kehamilan harus ada :
1. Spermatozoa
2. Ovum
3. Konsepsi
4. Nidasi (Implantasi)
5. Perkembangan plasenta
g) Teraba Ballotement
Ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin bergerak dalam cairan
ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan pemeriksa.
h) Reaksi Kehamilan Positif
Untuk mendeteksi adanya HCG yang diproduksi oleh sinsititrofoblas sel selama
kehamilan. Hormon ini disekresikan diperedaran darah ibu (pada plasma darah),
dan dieksresikan pada urin ibu.
3. Tanda Pasti
a) Gerakan Janin Dalam Rahim
Gerakan janin ini harus dapat diraba dengan jelas oleh pemeriksa. Gerakan ini
baru dapat dirasakan pada usia kehamilan sekitar 20 minggu.
D. PATOFISIOLOGI
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung telur (ovulasi),
yang ditangkap oleh umbai-umbai (fibriae) dan masuk kedalam sel telur, waktu
persetubuhan, cairan semen tumpah kedalam vagina dan berjuta-juta sel mani (sperma)
bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke saluran telur. Pembuahan sel telur oleh
sperma biasanya trjasi di bagian yang mengembang oleh tuba falofi. Disekitar sel telur
banyak berkumpul sel sperma yang mengeluarkan ragi untuk mencairkan zat-zat yang
melindungi ovum. Kemudian pada tempat yang paling mudah dimasuki, masuklah salah
satu sel mani dan kemudian bersatu dengan sel telur. Peristiwa ini disebut pembuahan
(konsepsi=fertilisasi).
Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak (oleh rambut getar
tuba), menuju rahim, peristiwa ini disebut nidasi (implantasi). Dari pembuahan sampai
nidasi diperlukan waktu 6-7 hari. Untuk menyuplai darah ke sel-sel makanan janin,
dipersiapkan plasenta jadi dapat dikatakan bahwa untuk kehamilan harus ada ovum dan sel
sperma, pembuahan (konsepsi=fertilisasi), nidasi dan plasenta.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan yang dilakukan yaitu sebagai berikut.
1. Pemeriksaan Laboratorium
Berupa pemeriksaan Hb, golongan darah dan rhesus, skrining HIV dan penyakit lainnya,
pemeriksaan urin, pemeriksaan gula darah, dan tes sputum BTA.
2. Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)
USG ini untuk melihat keberadaan bayi (posisi), jenis kelamin, keadaan bayi sehat atau
tidak, berkembang atau tidak.
3. Pemeriksaan Leopold
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui posisi letak bayi apakah sudah dalam
posisinya siap untuk dilahirkan atau belum.
Berikut adalah cara pemeriksaan Leopold pada kehamilan :
Leopold I
1) Kedua telapak tangan pada fundus uteri untuk menentukan tinggi fundus uteri,
sehingga perkiraan umur kehamilan dapat disesuaikan dengan tanggal haid
terakhir.
TFU juga dapat menentukan berat badan janin :
– Bila masuk simfisis : (TFU – 13) x 155 gr
– Belum masuk simfisis : (TFU – 11) x 155 gr
– Presentasi simfisis : (TFU – 12) x 155 gr
2) Bagian apa yang terletak di fundus uteri. Pada letak membujur sungsang, kepala
bulat keras dan melenting pada goyangan; pada letak kepala akan teraba bokong
pada fundus: tidak keras tidak melenting, dan tidak bulat; pada letak lintang,
fundus uteri tidak diisi oleh bagian-bagain janin.
Leopold II
1) Kedua tangan diturunkan menelusuri tepi uterus untuk menetapkan bagian apa
yang terletak di bagian samping.
2) Letak membujur dapat ditetapkan punggung anak, yang teraba rata dengan
tulang iga seperti papan cuci.
3) Pada letak lintang dapat ditetapkan di mana letak janin.
4) Setelah punggung janin dapat ditetapkan, diikuiti dengan pemeriksaan denyut
5) Denyut jantung janin (djj) sebagai berikut:
6) Kaki ibu hamil diluruskan sehingga punggung janin lebih dekat dengan dinding
perut
7) Djj dihitung: perhatikan irama/ reguler-irreguler, kekuatan denyutan dan
frekuensinya. Untuk memastikan janin aman hitunglah satu menit penuh. Bila
iramanya reguler, kekuatan detakan bagus,setiap 5“ ke 1,2,3. Normal djj 120 –
160 x / menit.
Leopold III
1) Menetapkan bagian apa yang terdapat di atas simpisis pubis.
2) Kepala akan teraba bulat dan keras sedangkan bokong teraba tidak keras dan
tidak bulat. Pada letak lintang simfisis pubis akan kosong.
Leopold IV
1) Pada pemeriksaan ini, pemeriksa menghadap ke arah kaki penderita untuk
menetapkan bagian terendah janin yang masuk ke pintu atas panggul.
2) Bila bagian terendah masuk PAP telah melampaui lingkaran terbesarnya, maka
tangan yang melakukan pemeriksa divergen, sedangkan bila lingkaran
terbesarnya belum masuk PAP maka tangan pemeriksa konvergen.
F. PENATALAKSANAAN
b. Data Obyektif
1) Pemeriksaan Umum
– Keadaan umum : Baik/cukup/lemah.
– Kesadaran : Composmentis/apatis/samnolen.
– Tinggi badan : Normal >145 cm, ibu hamil dengan tinggi
badan kurang dari 145 cm kemungkinan panggul sempit
– Berat badan sebelum hamil :Mengetahui perubahan berat badan sebelum
hamil dan saat hamil adakah penambahan berat badan atau penurunan berat
badan.
– Berat badan sekarang :Selama kehamilan TM II dan III
pertambahan berat badan ± 0,5kg perminggu. Hinggaakhir kehamilan
pertambahan BB yang normal sekitar 9-13,5 kg
– Lingkar lengan atas : Normal > 23,5 cm, bila kurang merupakan
indikator kuat untuk status gizi ibu yangkurang baik / buruk, sehingga
beresiko untuk melahirkan BBLR
– Tekanan darah, Pernapasan, Nadi, Temperatur
2) Pemeriksaan fisik
a. Kepala dan leher
– Kepala : bersih, tidak ada benjolan, tidak ada luka ataulesi
– Rambut : warna hitam, tidak ada ketombe, tidak rontok dan
distribusi merata
– Wajah : tidak ada cloasma gravidarum, tidak ada oedema,
dan tidak pucat
– Mata : konjungtiva tidak pucat dan sklera tidak icterus
– Mulut dan gigi : bersih, warna bibir kemerahan, tidak ada
stomatitis, gigi tidak berlubang, gusi tidak berdarah.
– Leher : tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada
pembesaran kalenjar limfe dan tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
b. Payudara
– Inspeksi :bentuk melingkar, simetris, hiperpig-mentasi pada areola,
puting susu menonjol, tidak ada retraksi atau dimpling
– Palpasi : tidak ada masa/ benjolan,tidak ada nyeri tekan, tidak ada
pembesaran kelenjar limfe, colostrum (-).
c. Abdomen
– Inspeksi : tidak ada luka bekas operasi ,terdapat linea nigradan
pembesaran uterus sesuai dengan umur kehamilan.
– Palpasi
Leopold I :
1. Kaki klien dibengkokan pada lutut dan lipatan paha
2. Pemeriksa berdiri sebelah kanan klien dan melihat ke arah muka
klien
3. Rahim dibawah ke tengah
4. Tinggi fundus uteri ditentukan
5. Tentukan bagian apa dari anak yang terdapat dalam fundus uteri.
Sifat kepala ialah keras, bundar dan melenting, sifat bokong adalah
lunak, kurang bundar dan kurang melenting, pada letak lintang fundus
uteri kosong.
Variasi menurut knebel : menentukan letak kepala atau bokong
dengan satu tangan di fundus dan tangan lain di atas simfisis
Leopold II :
1. Kedua tangan pindah ke samping
2. Tentukan batas samping rahim kiri dan kanan
3. Tentukan letak punggung anak
4. Pada letak lintang, tentukan dimana letak kepala janin
Leopold II untuk menentukan dimana letaknya punggung anak dan
dimana letaknya bagian-bagian kecil).
Variasi menurut poudin : menentukan letak punggung dengan satu
tangan menekan di fundus
Leopold III :
1. Dipergunakan satu tangan saja
2. Bagian bawah ditentukan antara ibu jari dan jari lainnya
3. Adakah bagian bawah masih dapat dipergunakan
Leopold III menentukan apa yang terdapat di bawah dan apakah
bagian bawah anak ini sudah atau belum terpegang oleh pintu atas
panggul)
Variasi menurut Ahlfeld : menentukan letak punggung dengan
pinggir tangan kiri diletakkan tegak di tengah perut.
Leopold IV :
1. Pemeriksa merubah sikapnya yaitu melihat ke arah kaki si
penderita.
2. Dengan kedua tangan ditentukan apa yang menjadi bagian bawah.
3. Ditentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam pintu
atas panggul dan berapa masuknya bagian bawah ke dalam
rongga panggul.
Jika kita rapatkan kedua tangan akan kita dapatkan
1. Kedua tangan pada pinggir kepala divergent (ukuran tebesar
kepala sudah melewati pintu atas panggul)
2. Kedua tangan pada pinggir kepala convergent (ukuran terbesar
kepala belum melewati pintu atas panggul). Leopold IV untuk
menentukan bagian yang terendah danberapa masuknya bagian
yang bawah ke dalam ronggapanggul.
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gangguan adaptasi kehamilan
2. Gangguan eliminasi urine berhubunga dengan kelemahan otot pelvis
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurangnya kontrol tidur
I. TUJUAN RENCANA KEPERAWATAN DAN KRITERIA HASIL
DX INTERVENSI RASIONAL
1 Perawatan kenyamanan
Observasi
Teraupetik
Edukasi
Observasi
Teraupetik
Edukasi
3 Dukungan tidur
– Membantu mengidentifikasi
Observasi
kebutuhan pola tidur
– Meringankan rasa lelah
– Identifikasi pola aktivitas dan
tidur
– Identifikasi faktor pengganggu
tidur
Teraupetik
– Modifikasi lingkungan
– Fasilitasi menghilangkan stres
sebelum tidur
– Tetapkan jadwal rutin tidur
– Lakukan prosedur untuk
meningkatkan kenyamanan
Edukasi
DAFTAR PUSTAKA
Riyadi, Sujono, Biologi Reproduksi, (Yogyakarta: STIKES Yogyakarta, 2012), hlm. 111-
116
http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/materi-konsep-dasar-kehamilan-lengkap.html,
[Internet].Diakses tanggal 18/09/2014
http://boulluwellwinda.blogspot.com/2013/04/konsep-kehamilan-antenatal-care_29.html,
[Internet]. Diakses tanggal 18/09/2014
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan,Edisi 1. Jakarta:DPP PPNI