Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN PENDAHULUAN

PRENATAL DAN HIPERTENSI TERKAIT KEHAMILAN

Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Stase Keperawatan Maternitas

Disusu Oleh :
LISNA SHOPIYAH
201FK04082

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
BANDUNG
2020
Laporan pendahuluan Prenatal

1. Definisi
1) Kehamilan
Kehamilan adalah masa-masa perkembangan fetus yang bearsal
dari ovum yang telah mengalami fertilisasi. Guyton 1995 dalam (erma,
2014)
2) Prenatal Care
Prenatal care adalah cara penting untuk memonitor dan mendukug
kesehatan ibu dengan kehamilan normal (Prawiroharjo, 2001).
2. TANDA DAN GEJALA KEHAMILAN
 Morning Sicknees (mual muntah)
 Emesis Gravidalum
 Kaki Kram
 Varises tampak
 Sesak bagain bawah
 Pinggang pegal
 Edema
 Hemoroid
1) Presumtif Sign (Tanda Subjekif)
a) Payudara membesar, tagang dan sedikit nyeri. Dirasakan pada
mingguun3-4.
b) Amenore (tidak haid), pada minggu ke 4.
c) Mual,muntah pada minggu ke 4 – ke 14.
d) Peningkatan frekuensi BAK pada Minggu ke 6 – ke 12.
e) Lelah, muncul pada minggu ke 12 Quickening (kembung), pada
minggu kee 16 – ke 20.
2) Probable Sign (Tanda Objektif )
a) Tanda Goodell adal melunaknya cerviks, muncul muali minggu ke
5
b) Tanda Chadwick adalah adanya bercak keunguanpada vagina.
Muncul pada minggu ke 6 tapi jelas terlihat pada minggu ke 8.
c) Tanda Hegar adalah melunaknya segmen bawah uterus, muncul
mulai minggu ke 6- ke 12.
d) Test kehamilan positif, jika serum pada minggu ke 4- ke 12 jika
dari urin pada minggu ke 6- ke 12.
e) Kontraksi Braxton Hicks adalah kontraksi intermiten dan irregullar
yang mungkin terjadi selama hamil dan tidak terasa sakit, pada
minggu ke 16. Setelah minggu ke 28 lebih jelas tapi bisa berkurang
dengan berjalan atau olahraga.
f) Ballottement adalah pantulan yang terjadi ketika jari pemeriksa
mengetuk janin yang mengapung dalam uterus, menyebabknan
janin nerenang, mengapung dalam posisinya. Tanda ini ada pada
minggu ke 16 dan minggu ke 18.
g) Sriae Gravidarum, akibat tegangan terdapat garis tak teratur pada
abdomen.
3) Positive Sign (Tanda Pasti)
a) Visualisasi fetus dengan USG pada minggu ke 5-6, terlihat tuang-
tulang janin dalam photo Rontgen pada minggu ke 17-9.
b) Denyut jantung janin (DJJ) Pada minggu ke 6 dengan USG, pada
minggu ke 8-17 dengan Doppler Ultra Sound Stetoscope.
c) Gerakan janin yang dapat dirasakan dan diraba dengan palpasi pada
usia 19-22 minggu, dan bisa dilihat jika kehamilan sudah lebih
lanjut.
3. ADAPTASI PISIOLOGIS (Sistem reproduksi, payudara, sitem
tubuh)
1) Uterus
Ukuran untuk modifikasi prtumbuhan janin, rahim membesar akibat
hipertropi otot polos rahim.
Berat : berat uterus naik drastis dari 30 gr menjadi 1000 gr pada akhir
kehamilan.
Bentuk dan konsistensi : pada bulan pertama kehamilan bentuk rahim
seperti buah alpukat, kehamilan usia 7 minggu sebesar telur angsa, pada
kehamialn usia 10 minggu sebesar 2x normal pada keadaan tidak hamil.
Leopold I
a) Kedua telpak tangan pada fundus uteri untuk menentukan tingi
fundus uteri, sehingga perkiraan umur kehamilan dapat
disesuaikan dengan tanggal haid terakhir.
TFU juga dapat menentukan berat badan janin :
 Bila masuk Simfisis : (TFU -13) x 155 gr
 Belum masuk Simfisis : (TFU- 11) X 155 gr
 Presentasi simfisis : (TFU- 12) X 155 gr
b) Bagian apa yang terletak difundus uteri. Pda letak membujur
sungsang, kepala bulat keras dan melenting pada gotangan; pasa
letak kepala akanteraba bokong pada fundus; tidak keras tidak
melinting dan tidak bulat; pada letak lintang, fundus diisi oleh
bagianbagian janin.
Leopold II
a) Kedua tangan diturunkan menlusuri tepi uterus untuk
menetapkan bagian apa yang terletak dibagian samping.
b) Letak me,bujur dapat ditetapkan punggung anak, yang teraba
rata dengan tulang iga seperti papan cuci.
c) Pada letak lintang dapat diterapkan dimana letak janin
d) Setelah punggung janin dapat ditetapkan, diikuti dengan
pemeriksaan denyut.
e) Denyut jantung janin (Djj) sebagai berikut :
 Kaki ibu hamil diluruskan sehingga punggung janin
lebih dekat dengan dinding perut.
 Djj : perhitungkan irama/ ireguler-irreguler, kekuatan
denyut dan frekuensinya. Untuk memastikan janin aman
hitunglah satu menit penu. Bila iramanya reguler,
kekuatan detakan bagus, setap 5” ke 1,2,3. Mormal djj
120-160x/menit.
Leopold III
a) Menetapkan bagian apa yang diatas simpisis pubis
b) Kepala akan teraba bulat dan keras sedangkan bokong teraba
tidak keras dan tidak bulat. Pada letak lintang simfisi pubis
akan kosong.
Leopold IV
a) Pada pemeriksaan ini, pemeriksaan menghadap ke arah kaki
penderita untuk menetapkan bagian terendah janin yang masuk
ke pintu atas panggul
b) Bila bagian terendah masuk PAP telah melampaui lingkaran
terbesar, maka tangan yang melakukan pemeriksaan divergen,
sedangkan bila lingkaran terbesarnya belum masuk PAP maka
tangan pemeriksa konvergen.
2) Inding telur
Ovulasi terhenti, masa terdapat kopus liteum graviditas sampai
terbentuk, yang mengambil alih pengeluaran estrogen dan progesteron.
3) Vagina dan Vulva
Karena pengaruh estrogen terjadi perubahan pada pvagina dan vulva
akibat hiperpaskularisasi, vagina dan vulva lerlihat lebih merah atau
kebiruan yang disebut tanda cahdwik. PH sektret vagina jadi lebih asam
(3,5-6) karena peningkatan produksi asam laktat oleh Lactobacillus
acidovilius dalam glikogen epitel vagina juga akibat peningkatan kadar
estrogen.
4) Dinding Perut
Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan
robeknya serabut elastis dibawah kulit.
5) Sistem Sirkulasi Darah
a) Volume darah total dan volume plasma darah naik pesat sejak akhir
trimester pertama, voume darah akan bertambah sebanyak kira-kira
25% dengan puncaknya pada kehamilan 32 minggu, diikuti curah
jantung yang meningkat sebanyak 30-5-%.
b) Protein darah, gambaran protein dalam serum berubah, jumlah
protein alnumin dan gama globulin menurun dalam triwulan
pertama dan meningkatkan secara bertahap pada akhir kehamilan.
Hitung jenis volume plasma darah, jumlah eritrosit cenderung
meningkat untuk memenuhi ebutuhan transportasi O2 yang sangat
diperlukan selam kehamilan.
c) Nadi dan tekanan darah cenderung menurun terutama selama
trimester kedua dan kemudian akan meningkat lagi seperti pra-
hamil.
d) Jantung, pompa jantung mulai naik kira-kra 30% setelah kehamilan
3 bulan menurun lagi, pada mingg-minggu akhir kehamilan.
6) Sistem pernapasan
Wanita hamil kadang-kadang mengeluh sesak nafas dan pendek. Hal ini
disebabkan oleh usus yang tertekan kearah diafragma akibat
pembesaran uterus.
7) Saluran Pencernaan
Saliva meningkat pada trimester pertama, mengeluh mual dan muntah,
tonus otot-otot saluran perncernaan melemah sehingga motilis dan
makanan lebih lama berada dalam saluran pencernaan. Absorpsi makan
baik namaun akan menimbulkan obbstipasi, gejala muntah.
8) Tulang Gigi
Persendian panggul akan terasa onggar, karena ligamen-ligamen
melunak. Juga terjadi sedikit pelebaran pada ruang sendi. Apabila
pemberian pada tulang tidak dapat memenuhi kebutuhan kalsium janin,
kalisium maternal pada tulang-tulang panjang akan berkurang untuk
memenuhi kebutuhan ini. Bila konsumsi kalisium cukup tinggi tidak
akan kekurangan kalsium. Gingivitis kehamilan dapat terjadi karena hal
ini tapi gangguan ini dapat juga disebabkan oleh faktor lain seperti
hygiener yang buruk disekitas mulut.
9) Kulit
Pada kulit terdapat hiperpigmentasi :
a) Wajah : Disebut topeng kehamilan (Cloasma Gravidarum)
b) Payudara : putting susu dan aerola mamae
c) Perut : Linea nigra, Striae Gravidarum
10) Kelenjar Endokrin
a) Kelenjar Tiroid : Dapat membesar sendiri
b) Kdelenjar Hipofisis : Membesar terutama lobus anterior
c) Kelenjar Adrenal : Tidak dapat dipengaruhi
11) Metabolisme
Umumnya kehamilan mempunyai efek pada metabolisme, karena itu
wanita hamil perlu mendapatkan makan yang bergizi :
a) Tingkat metabolisme basal (BMR) pada wanita hamil meningkat
10-20%, terutama pada trimester akhir
b) Keseimbangan asam alkali sedikit mengalami perubahan
konsentrasi alkali.
4. ADAPTASI PSIKOLOGIS
Perubahan Kongnitif reaksi emosional ibu selama kehamilan
 Trimerster I : Ambivalen, ketakutan dan fantasi
 Tromester II : ibu merasa lebih nyaman , lebih berkonsentrasi
dengan kebutuhan ibu dan janinnya, telah menyadari adanya
perilaku atau gerakan janin, muali belajar mengenal identitas
sebagai ibu dengan banyak mencari informasi pada ibu, ibu lebih
egosentris, serta emosiinya lebih labil dan mood yang srering
berubah.
 Trimester III : Mulai mengalami ketidak nyamanan seperti susah
tdur, sering miksi, mulai mengalami ketakutan terhadap kesehatan
dan kecemasan tentang proses persalinan.
1) Penerimaan Kehamilan
a) Kesiapan menyambut kehamilan
b) Respon emosi
c) Respon terhadap perubahan citra tubuh
d) Amblivalensi selama masa hamil
e) Upacara tanda kedewasaan
f) Identifikasi peran ayah
g) Hubungan dengan pasangan
h) Hubungan ayah-anak
i) Antisipasi persalinan
2) Kesiapan Dan Kehamilan
Ketersediaan keluarga berencana mengandung makna bahwa
kehamilan bagi banyak wanita merupakan suatu komitmen tanggung
jawab bersama pasangan. Naman, merencanakan kehamilan tidak selalu
berarti menerima kehamilan. Wanita lain memandang kehamilan sebaga
suatu hasil alami hubungan perkawinan, baik diinginkan maupuan tidak
diinginkan, kehamilan merupakan akiabat percobaan seksual tanpa
menggunakan kontrasepsi. Wanita yang siap menerima suatu kehamilan
akan mendeteksi suatu gejala-gejala awal dan mencari kebenaran
tentang kehamilanya.
3) Respon emosional
wanita yang bahagia dan senang dengan kehamilanya akan
memandang hal tersebut sebagai pemenuhan biologis dan bagian dari
rencana hidupnya.
Perubahan mood dan peningkatan sensitivitas terhadap orang lain
ini akan membingungkan mereka sendiri dan orang lain serta orang-
orang yang ada disekitarnya. Mudah tersinggung, menagis tiba-tiba, dan
ledaka kemarahan sert perasaan suka cita, serta kegembiraan yang luar
biasa muncul sislih berganti hanya karenasuatu masalah kecil atau
bahkan tanpa masalah sama sekali. Penyebab perubahan mood ini
kemungkinan karena perubaha hormonal dalam kehamilan, ini hampir
sama seperti premenstrualsynrom atau selama menopause.
4) Respon Terhadap perubahan Body Image
Perubahan fisikologis kehamilan menimbulkan perubahan bentuk
tubuh yang cepat dan nyata. Selama trimester pertama bentuk tubuh
sedikit berubah dan kadang-kadang belum terlihat perubaha dalam
bentuk tubuh, tetapi pada trimester kedua pembesaran abdomen yang
nyata, penebalan pinggang dan pembesaran payudara memastikan
perkembangan kehamilan. Wanita merasa seluruh tubunya bertambah
besar dan terlihat lebih gemuk. Perasaan ini semakin kuat seiring
kemajuan kehamilan.
Sikap wanita terhadap tubuhnya diduga dipengaruhi oleh nilai-nilai
yang diyakininya dan sifat peribadinya. Sikap ini sering berubah seiring
kemajuan kehamilan
5) Membina Hubungan Degan Pasangan
a) Hubungan Seksual
b) Kekhawatiran tentang janin
6) Ambivalensi Selama Kehamilan
Ambivalensi didefinisikan sebagai konflik perasaan yang
simultan atau berubah-ubah, seperti cinta dan benci terhapap seseorang,
sesuatu atau suatu keadaan. Ambi valensi adalah respon normal yang
dialami individu yang mempersiapkan diri untuk suatu peran baru.
Kebanyakan wanita memiliki sedikit perasaan ambivalen selama hamil.
Perasaan ambivalen ini bisa muncul pada semua wanita hamil bahkan
pada wanita yang menghendaki dan bahagia dengan kehamilanya.
7) Membina Hubungan Ibu Dan anak
a) Fase 1 : menerima fakta biologi
Wanita menerima fakta bologis menerima kehamilanya. Ia
harus mampu mengatakan, “saya hamil” dan menyatukan anak
tersebut kedalam tubuhdan citra dirinya. Pada awal kehamilan
pusat pikiran ibu berfokus pada dirinya sendiri. Anak dipandang
sebagaibagian dari seseorang dan kebanyakan wanita befikir bahwa
janinya tidak nyata selama awal priode masa hamil.
b) Fase 2 : menerima janin
Ibu menerima janin yang tumbuh sebagai sesuatu yang
terpisah dari dirinya dan sebagi seorang yang perlu dirawat. Ia
sekarang dapat berkata ,”saya akan memiliki bayi”. Selama
trimester kedua,biasanya pada bualan kelima, kesadaran akan
adanya anak sebagia makhluk yang terpisah semakinnyata,
kemampuan untuk membedakan anak dari diri wanita itu sendiri
ialah awal hubungan anak ibu yang melibatkan bukan saja
perawatan, tetapi juga tanggung jawab.
c) Fase 3 : secara realistis mempersiapkan diri
Ibu memulai dengan relistis mempersiapkan diri untuk
melahirkan dan mengasuh anaknya. Ia akan mengatakan,”sya akan
menjadi ibu”, dan ia mulai mendefinisi sifat-sifat anak tersebut.
Walaupun hanya ibu yang merasakan anak yang berada dalm
kandungan, kedua orang tua dan saudara-saudara percaya bahwa
anak dalam kandungan berespons dengan cara yang angat pribadi
dan individual. anggota keluarga dapat berinteraksi sebanyak-
banyaknya dengan anak dalam kandungan ini, misalnya dengan
berbicara kepada janin dan mengelus perut ibu terutama ketika
janin berubah posisi.
5. IDENTIFIKASI TERHADAP PERAN IBU
Banyak wanita selalu menginginkan seorang bayi, menyukai anak-
anak dan menanti menjadi seorang ibu. Mereka sangat dimotivasi menjadi
orang tua. Hal ini mempengaruhi penerimaan mereka terhadap kehamilan
dan akhirnya terhadap adap tasi prenatal dan adaptasi menjadi orang tua.
6. ADAPTASI PRENATAL
Adaptasi fisiologis dan Psikologis
7. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DASAR IBU DAN PADA BAYI
TRIMESTER I, II DAN III
1) Kebutuhan nutrisi pada ibu hamil
a) Karbohidrat
merupakan sumber utama dalam makanan sehari hari. Sebenarnya
tidak ada rekomendasi tetap mengenai asupan minimal karbohidrat
bagi ibu hamil dan ibu menyusui. Namun bila di US dan Kanada
rekomendasi asupan karbohidrat bagi ibu hamil sebesar 175 gram
per hari dan bagi ibu menyusui sebesar 210 gram per hari.
b) Protein
Pada trimester awal kehamilan, pada ibu hamil usia 19- 50 tahun
kebutuhan asupan protein sebesar 46 gram per hari. Pada
trimester II dan III 60 gram per hari. Protein pada kehamilan
berguna untuk membantu sintesis jaringan maternal dan
pertumbuhan janin.
c) Lemak
Rekomendasi intake lemak dalam masa kehamilan sebesar 20-35
% dari total energi keseluruhan. Lemak membantu penyerapan
vitamin larut lemak yaitu vitamin A, D, E, dan K. Selama
kehamilan, janin mengambil asam lemak sebagai sumber
makanan dari ibu. Namun pada trimester III janin dapat membuat
asam lemak sendiri yang berguna untuk menaikkan berat badan
saat lahir nanti.
2) Kebutuhan Personal Hygiene
a) Cuci tangan
 Baik mencuci tangan mencegah penyebaran kuman dan
virus. Cuci tangan dengan bersih dengan air hangat dan
sabun atau anti bakteri mencuci tangan selama 20-30 detik
ketika Anda telah ke toilet dan sebelum makan atau
menyiapkan makanan. Mencegah Penyebaran Penyakit
 Jika anda tidak sehat, hubungi bidan sebelum pergi ke
klinik atau operasi.
 Jika anda mengaku untuk operasi caesar dan anda atau
keluarg dekat anda demam atau memiliki sakit yang
tenggorokan, beritahu dokter atau bidan
 Tutup mulut saat batuk atau bersin, buang tisu bekas segera
setelah digunakan
 Jauhkan peralatan bersama bersih dengan antibakteri tisu,
misalnya keyboard, telepon dan pegangan pintu
 Pastikan luka atau lecet ditutupi dengan perban tahan air.
 Keseluruhan kebersihan tubuh
 Mandi harian akan mencegah bakteri memasuki vagina
 Jika Anda menjalani operasi caesar, jangan mencukur atau
menghilangkan rambut kemaluan anda selama seminggu
sebelum operasi. Mandi pada hari operasi dan jaga luka
tetap bersih dan kering sampai sembuh.
b) Vaginal Hygiene
 Kenakan pakaian longgar kapas yang akan memungkinkan
aliran udara yang tepat untuk daerah vagina anda
 Jangan gunakan tampon selama kehamilan atau periode
postnatal
 Jika keputihan putih normal menjadi gatal, berwarna atau
memiliki bau yang ofensif, laporkan pada bidan atau dokter.
 Kebersihan payudara
 Pada awal kehamilan payudara anda mungkin mulai
mengeluarkan kolostrum yang dapat membuat payudara
Anda lembab dan gatal. Mengganti bra lebih sering akan
membantu mengurangi rasa lembab dan gatal.
 Basuh payudara anda setiap hari dengan sabun tubuh
ringan, basuh puting dan areola dengan air yang jernih
untuk mempertahankan minyak alami di puting Anda.
c) Sikat Gigi
 Kebersihan gigi yang buruk dapat menyebabkan penyakit
periodontal. Hal ini dapat berbahaya karena bakteri dapat
mencapai ke bayi anda yang belum lahir dan diketahui
menyebabkan komplikasi seperti infeksi cairan ketuban dan
kelahiran prematur
 Kunjungi dokter gigi Anda pada awal kehamilan. Sikat gigi
dua kali sehari dan membatasi makanan dan minuman
manis.
d) Kebutuhan Eliminasi
Body mechanic, mobilisasi, Exercise /senam hamil
Sejalan dengan bertambahnya berat badan selama
kehamilan, terjadi perubahan pemusatan gravitasi tubuh yang
bergeser kedepan yang menyebabkan ibu hamil menjadi
lordosis. Hal ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan seperti
nyeri pada punggung.
a. Posisi duduk. Ibu hamil harus memilih kursi yang nyaman
yang menopang pungung dan pahanya dengan baik. Posisi
punggung harus tegak tidak miring ke kanan atau kiri atau
ke depan.
b. Berdiri. Postur harus setegak mungkin dengan abdomen
dan bokong dikontraksikan. Berat badan harus terbagi rata
untuk mencegah tegangan pada ligamen pelvis dan
menyebar diantara tumit dan kaki. Hindari pemakaian alas
kaki yang memiliki timit tinggi agar tidak mengganggu
keseimbangan saat berdiri atau berjalan.
c. Berbaring. Hindari posisi berbaring telentang yang dapat
menyebabkan hipotensi karena tertekannya vena cava
inferior oleh uterus. Posisi tidur miring seperti tanda koma
dengan bantal yang diletakkan dibawah bagian lengan atas
dan lutut biasanya merupakan posisi yang nyaman selama
kehamilan, tetapi posisi ini tidak dianjurkan jika ibu
mengalami rasa tidak nyaman pada pelvis. Sebagai
gantinya berbaring miring dengan kedua kaki saling
bertindihan tetapi dipisahkan dengan bantal dapat menjadi
posisi yang lebih nyaman bagi ibu hamil.
d. Bangun dari tidur. Pada saat bangun dari posisi berbaring,
ibu harus menekuk lutunya, berguling ke satu sisi
kemudian menggunakan tangan untuk mendorong badan
ke posisi duduk atau berdiri. Hal ini dapat mencegah
terkilirnya otot punggung dan abdomen.
e. Mangangkat benda berat. Sebisa mungkin hal ini harus
dihindari selama kehamilan. Jika tidak dapat dihindari,
objek harus diangkat dengan jarak yang dekat dengan
tubuh dengan menekuk lutut dan punggung lurus. Dengan
demikian tegangan yang terjadi diambil oleh otot paha
bukan otot punggung.
Senam hamil
a. Latihan kegel. Kontraksi dan lemaskan otot
iskiokavernosa dan perineal transversal, otot levator dan
diafragma dan otot sfingter secara terpisah dan serentak.
Lakukan 50x. Latihan ini dapat memperkuat dan
merilekskan otot dasar pelvis dan jalan lahir.
b. Latihan transversus. Posisi merangkak dengan punggung
lurus. Tarik napas dan keluarkan, perlahan tarik ke dalam
bagian bawah abdomen di bawah umbilikus sambil tetap
menahan tulang belakang agar tidak bergerak dan
bernapas secara normal. Tahan posisi tersebut selama 10
detik. Lakukan 10x. Ini bertujuan utnuk mengurangi rasa
sakit di punggung dan pelvis.
c. Menengadahkan atau mengayun pelvis. Lakukan latihan
ini pada posisi setengah berbaring, ditopang dengan baik
menggunakan bantal, lutut ditekuk dan kaki datar.
Tempatkan satu tangan di bawah punggung bagian bawah
dan tangan satunya diatas abdomen. Kencangkan abdomen
dan bokong dan tekan bagian punggung ke bawah.
Bernapas secara normal tahan selama 10 detik, kemudian
rileks.
d. Latihan kaki dan tungkai. Duduk atau setengah berbaring
dengan tungkai ditopang. Tekuk dan regangkan
pergelangan kaki sediktinya 12x. Putar kedua pergelangan
kaki sedikitnya 20x pada tiap arah. Konstaksikan kedua
lutut tahan sampai hitungan 4, kemudian rileks, ulangi
12x. Hal ini dapat mengurangi kram, varises vena, dan
edema.
e) Kebutuhan Istirahat/Tidur
Waktu tidur pada wanita dipengaruhi oleh perubahan psikologi
efek dari hormon endokrin, temperatur tubuh, mood dan status
emosi selama pubertas, siklus menstruasi, kehamilan, dan
menopause. Berdasarkan survey oleh Hedman terhadap 325
wanit hamil didapati frekuensi tidur ibu hamil, sebelum hamil
8,2 jam/ hari, pada trimester I 7,8 jam/ hari, trimester II 8 jam/
hari, trimester III 7,8 jam/ hari.
8. IDENTIFIKASI RESIKO TINGGI KEHAMILAN
Pengertian kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang disertai
ataucenderung mempunyai keadaan-keadaan yang membahayakan
kesehatan ibu dananaknya, termasuk keadaan-keadaan yang dapat
menimbulkan kelainan fisik danmental pada bayi [ CITATION Sis09 \l 1057 ].
Kehamilan risiko tinggi itu sendiri biasanya akan disertai bayi
risiko tinggi yakni bayi yang cenderung untuk menderita gangguan fisik,
intelektual, kepribadian atau sosial yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan, perkembangan dan kemampuan belajar yang normal. Untuk
ibu, status resiko tinggi berlangsung berubah-ubah selama masa nifas,
yaitu samapai 29 hari setelah kelahiran. Yang mengalami resiko tinggi
adalah sebagai berikut:
a. Ibu dengan tinggi badan kurang dari 145 cm.
b. Bentuk panggul ibu yang tidak normal.
c. Badan Ibu kurus pucat.
d. Umur Ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
e. Jumlah anak lebih dari 4 orang.
f) Jarak kelahiran anak kurang dari 2 tahun.
g) Adanya kesulitan pada kehamilan atau persalinan yang lalu.
h) Sering terjadi keguguran sebelumnya.
i) Kaki bengkak.
j) Perdarahan pada waktu hamil.
k) Keluar air ketuban pada waktu hamil.
l) Batuk-batuk lama.
9. ADAPTADASI SIBLING
Adaptasi sibling yaitu dimana wanita telah mempunyai anak
pertama atau kehamilan para gravidum, yaitu persiapan anak untuk
menghadapi kehadiran adiknya. Jika saudara kandung tidak dipersiapkan
dari awal untuk menerima kehadiran adiknya, dikhawatirkan akan terjadi
yang disebut sibling rivalry, yaitu rasa persaingan antar saudara kandung
karna takut kehilangan kasih sayang dari orangtuanya karena kehadiran
adiknya. Ini biasanya terjadi pada anak usia todller (2-3 tahun) [ CITATION
Yul171 \l 1057 ].

Pencegahan dari hal ini dapat dilakukan beberapa langkah :

1) Anak diberi tau sejak dini tentang kehamilan ibunya


2) Anak toddller diberi kesempatan merasakan bayinya bergerak dalam
rahim dan dijelaskan bahwa rahim adalah tempat adiknya tumbuh
dan berkembang
3) Anak dapat dipersiapkan untuk membantu mempersiapkan keperluan
adiknya
4) Bantu anak menyesuaikan perubahan ini
5) Kenalkan anak dengan profil bayi, sehingga anak tidak
membayangkan adiknya akan cukup besar untuk diajak bermain
6) Mengajak anak saat ibu memeriksakan kehamilannya, diberi
kesempatan mendengarkan denyut jantung janin.
10. IDENTIFIKASI PERSIAPAN PERSALINAN
1) Kelas/ Metode Persalinan
Setiap ibu merencanakan persalinan idealnya setiap ibu dan suami harus
mempunyai kesempatan untuk membuat suatu rencana persalinan.
2) Pemilihan tempat bersalin
Menentukan tempat bersalin sesuai keinginan dengan mengetahui
tempat bersalin yang aman. Para wanita yang memilih melahirkan di rs
merasa tenang karena banyak dokter dan bidan yang bekerja disana,
sebagai lainnya merasa bahwa melahirkan dengan peralatan tekhnologi
lebih aman, senagai lebih tertarik fasilitas khusus yang ditawarkan.
3) Menentukan penolongan persalinan
Ibu memilih atau menentukan siapa yang akan menolong persalianan.
Macam-macam tenaga kesehatan untu menolong persalinan yang terlati
adalah : bidan desa, bidan praktek swasta, dokter umum dan dokter ahli
kebidanan.
4) Kebutuhan perlengkapan persalinan
a) Kartu periksa hamil
b) Alat mandi seperti handuk besar 1 buah, handuk kecil 2 buah,
sabun, sikat gigi, pasta gigi
c) Pakaian ganti ibu seperti : baju atasan (blus) dengan kancing
didepan atau belah depan, kain panjang atau sarung, pakaian dalam,
dan pembalut, pakaian bayi serta alat mandi bayi.

ASPEK KETERAMPILAN

1. Pengkajian masa prenatal (TI, TII, TIII)


1) Identitas diri
Nama, umur, pendidikan agama, suku bangsa, alamat
2) Keluhan utama
Apa yang dirasakan oleh klien
3) Menentukan GPA, HPHT, HPL

1. Usia Kehamilan berdasarkan Tinggi Fundus Uteri, secara tradisional


a) Sebelum minggu ke 3 Fundus uterus belum teraba dari luar
b) Akhir bulan ke 3 ( 12 minggu ) : 1-2 jari diatas simpisis
c) Akhir bulan ke 4 ( 16 minggu ) : Pertengahan antara simpisis dan
pusat
d) Akhir bulan ke 5 ( 20 minggu ) : 3 jari dibawah pusat ( Pinggir
bawah pusat )
e) Akhir bulan ke 6 ( 24 minggu ) : Setinggi Pusat ( Pinggir pusat )
f) Akhir bulan ke 7 ( 28 minggu ) : 3 jari diatas pusat
g) Akhir bulan ke 8 ( 32 minggu ) : pertengahan pusat dan Prosesus
Xiphoideus
h) Akhir bulan ke 9 ( 36 minggu ) : 3 jari di bawah Prosesus
Xiphoideus
i) Akhir bulan ke 10 ( 40 minggu ) : pertengan antara Prosesus
Xiphoideus dan pusat

2. Mc. Donald
a) Untuk menentukan usia kehamilan dalam bulan :
Tinggi Fundus Uteri/3,5…..bulan

b) Untuk menentukan usia kehamilan dalam minggu :


Tinggi Fundus Uteri X 8/7….minggu
3. HP
HT (Hari pertam haid terakir).
Nagele’s Rule
Prinsip :
+7 -3 +1 pada siklus 28 hari
+14 -3 +1 pada siklus 35 hari
Nagele’S Rule menganggap pada siklus 28 hari fertilisasi terjadi
pada hari ke-14
4. GPA (Ummi, dkk. 2010).
 Gravida yaitu jumlah kehamilan yang dialami wanita. Di ikuti
dengan jumlah seluruh kehamilan ini
 Para yaitu jumlah kehamilan yang diakiri dengan kelahiran janin
yang memenuhi syarat untuk melangsungkan kehidupan (28
minggu atau 1000 gram)
 Abortus yaitu jumlah kelahiran yang diakiri dengan aborsi
spontan atau terinduksi pada usia kehamilan sebelum 20 minggu
atau memiliki berat kurang dari 500 gram.
5. HPL
Di hitung secara rinci hari-hari yang belum dilalu secara
mundur dimulai dari TP sampai tanggal waktu perhitungan,
kemudian mengurangi dari 40 minggu (bulan aterm) dengan hasil
perhitungan. Perhitungan ini dapat ditentukan setelah HPHT
didapatkan TP (jika bulan >4-12) = tanggal HPHT +7, bulan - 3,
tahun HPHT +1 dan TP (jika bulan >1-3) = tanggal HPHT +7,
bulan +9, tahun HPHT +0
4) Riwayat Kesehatan Sekarang
Keadaan klien saat sekarang : PQRST
5) Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Penyakit yang pernah diderita oleh klien
6) Riwayat kehamilan yang lalu
a) Riwayat Menstruasi
HPHT ( Hukum Nagele, siklus 28 hari : + 7 -3 +3 ), siklus dan
lama haid
b) Riwayat Perkawinan
Usia Pernikahan, Usia Hamil/ istri pada saat menikah, status
perkawinan
c) Riwayat ANC antenatal care
Tempat ANC kunjungan ANC, tempat persalinan, yang memeriksa
keluhan saat hamil
d) Riwayat Persalinan
Persalinan yang lalu, jenis partus, penolong, penyulit, persalinan
bayi lahir, persalinan yang lalu, keadaan saat lahir.
e) Psikologis
Perasaan kedua pasangan atas kehamilan sekarang.
7) Riwayat Kontrasepsi
Menggunakan kontrasepsi, jenis KB
8) Acrivite Daily Living
Makan, minum, pola eliminasi, (BAK.BAB), istirahat dan tidur hygiene
prenatal, aktivitas, keluhan konstipasi/ sering BAK
9) Psikososial
Perasaan kedua pasangan atas kehamilan sekarang.
10) Pemeriksaan fisik
a) Keadan Umum
Penampilan umum, kesadaran(Compos mentis, Somnolen,
Delirium, Apatis, Semi Koma, Koma), Tnada-tanda vital.
Kenaikan BB ibu saat hamil:
TM I : 1,5-2 kg
TM II : 6-7 kg
TM III : 4-5 kg
b) Rambut
Inspeksi warna kulit kepala, Distribusi rambut, ada lesi atau tidak,
palpasi tekstur, ada amsa/tidak, rontok atau tidak, kaji nyeri tekan.
c) Mata
Konjungtiva anemis/tidak, Skelera ikterik/ tidak, ada masa/tidak,
adanya nyeri tekan/tidak, refleks kornea dan pupil.
d) Hidung
e)
Bentuk, Sekret, potensi nasal, mukosa, saliva, penciuman, ada
masa atau tidak
f) Mulut dan Gigi
Bentuk bibir, mukods bibir lebab/tidak, sianosis tidak, lidah
bersih atau kotor, adanya caries atau tidak, kelengkapan gigi.
g) Dada
Bentuk pergerakan dada, respirasi rate, taktil fremitus, suara
nafas, bunyi jantung.
h) Payudara
Bengkak, hiperpigmentasi, putting susu keluar/ tidak, ada amsa/
tidak
i) Abdomen
Bentuk simetris/ tidak, ada lesi/tidak, Striae Gravidarum (+),
TFU, Leopold I,II, III dan IV.
j) Vulva dan Anus
Varises ada/tidak, leukorea ada/tidak, oedema ada/tidak,
hemorrhoid ada/tidak.
k) Ekstremitas
Jumlah jari tangan dan kaki, oedema, kesimetrisan, varises,
refleks patela, Hpman Sign.
11) Pemeriksaan penunjang
a) Pemeriksaan PP test
b) USG
c) Amniocentencis
d) Fetoscopy
e) Pemeriksaan darah lengkap : Hb, Glukosa darah, golongan darah,
VDRL
f) Maternal serum analisis untuk mendeteksi kelainan pada neural
tube pada trimester II
g) Pemeriksaan Urin
 Warna, bau dan kejernihan
 Protein, glukosa, nitrit dan uringarvindek
12) Identifikasi masalah yang mungkin muncul dalam kehamilan TI,
TII, TIII
a) Trimester I
 Perubahan payudara, sensasi baru : nyeri, kesemutan
 Ingin berkemih dan peningkatan frekuensi berkemih
 Mual muntah, morning siknes, ptyalism (saliva berlebih)
terjadi mulai 2-3 mg setelah menstruasi berhenti.
 Psychososial dynamic, tersinggung, perasaan tidak
menentu.
b) Trimester II
 Pigmentasi, jerawat, kulit berminyak
 Spider nevi muncul pada trimester ke atau ke 3 pada leher,
dada, muka dan tangan
 Kemerahan pada telapak tangan terjadi pada 50 % ibu hamil
: mungkin bersamaan dengan spider nevy.
 Pruritus (Non inflamantory)
 Herartburn, Kontipasi
 Vricers pada akaki, vilva dan anal, leukore
 Rasa baal dan kesemutan
 Nyeri sekitar ligamen
 Nyeri persendian
c) Trimester III
 Edema
 Sesak napas
 Haemond
 Heart burn
 Sakit ppinggang
 Leukorea
 Kram kaki
 Brantini hiks
 Insomia
 Meningkatkan frekuensi BAK menuju urgensi
 Gangguan rasa nyaman pada perineum
2. Intervensi keperawatan dalam mengatasi masalah-masalah yang
muncul pada TI, TII, TIII
Trimester I
a) Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d anoreksia,
nausea, vomiting
Hsil yang diharapkan :
Kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan kriteria :
 Klien makan sesuai kebutuhan
 Berat badan naik 1,5-2 kg sampai trimester I

Intervensi :

1) Bhasan insiden dan penyebab, catat riwayat diet selama 24 jam


2) Hindari makanan berlemak atau makanan yang merangsang
terutama sebelum tidur
3) Anjurkan ibu untuk makan dalam porsi sedikit tapi sering
4) Instruksikan ibu untuk diet TKTP
5) Anjurkan klien menyiapkan biskuit yang tidak asin
(karbohidrat) disamping tempat tidur, makan sedikit saat
bangun tidur sebelum turun dari tempat tidur
6) Jika muntah verat instruksikan untuk segera menghubungi
petugas kesehatan terdekat
7) Kolaborasikan pemberian anti emetis
b) Kelelahan b.d kehamilan tahap awal
Hasil yang diharapkan :
 Kelelahan berkurang disaat awal kehamilan
 Klien mampu meningkatkan aktivitasnya dan melakukan ADL
mandiri

Intervensi :

 Nutrisi adekuat
 Peningkatan waktu istirahat tidur
 Diskusikan kegiatan yang masih bisa dilakukan sendiri
 Meningkatkan keterlibatan suami dan keluarga
c) Gangguan rasa nyaman nyeri b.d hipertropi jaringan payudara
Hasil yang diharapkan :
Rasa nyaman terpenuhi dengan kreteria :
 Nyeri hilang dan terkontrol
 RR normal (16-20x/menit)
 Nadi normal (60-100x/menit)

Intervensi :

 Anjurkan klien untuk mengguanakn Bh yang meyangga


payudara dan tidak menekan
 Anjurkan klien membersihkan bahan yang menyera keringat
 Anjurkan klien membersihkan payudara dengan
mengguanakn air hangat dan keringangkan dengan handuk
 Ajarkan teknik Hoffman untuk ibu yang putingnya masih ke
dalam
 Anjurkan klien untuk memeriksa payudara, apakah ada
benjolan atau tidak
 Anjurkan klien perawatan payudara
d) Perubahan pola eliminasi BAK b.d perubahan hormonal pada awal
kehamilan
Hasil yang diharapkan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan, klien tidak merasa
terganggu dengan peningkatan frekuensi BAK, dengan kriteria :
 Klien mengerti alasan mengapa dia banyak BAK
 Intake cairan adekuat

Intervensi :

 Ajarkan klien kegel exercise


 Batasi minum pada saat malam hari
 Berikan informasi tentang perubahan kondisi tubuhnya
 Diit rendah garam
e) Resiko tinggi kekurangan volume cairan b.d muntah berlebihan
Hasil yang diharapkan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, kekurangan cairan tidak
terjadi dengan kreteria :
 Patikan frekuensi/ beratnya mual muntah
 Tinjauan ulang riwayat kemungkinan masalah medis lain
seperti ulkus peptikum, gastritis, kolesistitis
 Tingkatkan intake cairan
 Sebelum makan berikan iar hangat dahulu
f) Ketidak nyamanan b.d perubahan fisik dan hormonal
Hasil yang diharapkan :
 Menerima tanggung jawab untuk menghilangkan
ketidaknyamanan
 Melaporkan jasil pelaksanaan ketidak nyamanan

Intervensi :
 Evaluasi derajat ketidak nyamanan selama pemeriksaan
internal
 Tekankan pentingnya menghindari manipulasi putting
berlebihan
 Intruksikan memasukan penggunaan kompres es, panas atau
anestesi lokal ajari cara beri pelumas. Anjurkan diet tinggi
serat buah dan sayuran. Anjurkan mandi anjurkan secara
periodik mengingikan bokong dengan bantal

Trimester II

a) Pola napas tidak efektif b.d pendesakan diafragma karena embesaran


uterus
Hasil yang diharapkan :
 Setelah dilakukn tindakan keperawatan, pola napas efektif
dengan ktreteria :
 RR normal (16-20x/menit)

Intervensi :

 Anjurkan klien tidur semi fowler


 Berikan informasi tentang kesulitan pernapasan dan aktivitas
serta anjurkan sering istirahat jika klien kelelahan
b) Gangguan citra tubuh b.d. persepsi perubahan tubuh
Hasil yang di harapkan :
 Setelah dilakukan tindkan keperwatan, citra tubuh klien tidak
terganggu dengan kriteria :
 Klien dapat menerima adaptasi bertahap untuk mengubah
konsep diri
Intervensi :
 Diskusikan dengan klien perubahan aspek fisiologis dan respon
klien terhadap perubahan
 Tinjau ulang sikap terhadap kehamilan dan perubahan bentuk
tubuh
 Diskusikan metode perawatan kulit
c) Resiko tinggi kelebihan cairan b.d. perubahan mekanisme regulasi,
retensi Na dan air
Hasil yang diharapkan :
Setelah dilakukan keperawatan, keleboihan cairan tidak terjadi dengan
kriteria :
 Klien dapat menemukan cara meminimalkan masalah
 Klien bebas dari hipertensi, hpoalbumin, retensi air dan edema
wajah
Intervensi :
 Pantau BB secara teratur, edema selama TM II, total cairan
meningkat 1000 ml
 Berikan informasi tentang diet peningkatan protein, rendah
garam, hindari makanan dan minuman tinggi Na
 Anjurkan meningkatkan aktifitas ekstremitas secara periodik
d) Risiko tinggi terhadap infeksi saluran kemih berhubungan dengan
statis urinarius dan higienis buruk
Hasil yang diharapkan :
 Mengidentifikasi perilaku yang dapat menurunkan statis urin.
 Menyebutkan tanda dan gejala yang memerlukan evaluasi
intervensi.
 Bebas dari tanda dan gejala infeksi.
Intervensi :
 Berikan informasi tentang tanda infeksi saluran kemih.
Tekankan perlunya melaporkan tanda-tanda infeksi pada
pemberi pelayanan kesehatan serta tidak minum obat sampai
pemberitahuan selanjutnya.
 Tekankan perlunya mencuci tangan secara teratur/menyeluruh
sebelum dan saat memegang makanan serta setelah toileting.
 Anjurkan klien minum gelas 6-8gelas ciran per hari.
 Anjurkan klien mempraktikan latihan kegel sepanjang hari.
 Anjurkan penggunaan celana dalam dari katun dan hindari
mandi dengan menggunakan bath bila klien mempunyai riwayat
ISK.
 Kolaborasi : Sample urin untuk pemeriksaan mikroskopik ph.
Dan lekosit, kultur dan sensitifitas.
Trimester III
a) Gangguan rasa nyaman nyeri pinggang b.d. reaksi hormon dan
pembesaran uterus
Hasil yang di harapkan :
 Setelah dilakukan tindakan keperawatan rasa nyaman klien
terpenuhi dengan kriteria :
 Klien dapat melakukan aktifitas yang tepat untuk mengurangi
ketidaknyamanan
Intervensi :
 Perhatikan adanya keluhan pada punggung dan perubahan
cara jalan, anjurkan menggunkan sepatu/sandal berhak
rendah, gunkan kompres hangat
 Anjurkan klien meluruskan kaki bagian dalam pada posisi
dorsofleksi, menurunkan suhu, sering berganti posisi, hindari
duduk dan berdiri lama
 Kaji adanya kontraksi Broxton Hicks
 Anjurkan klien tidak menggunakan pakaian dan perhiasan
yang ketat
b) Gangguan eliminasi BAK dan BAB b.d. pembesaran uterus
Hasil yang di harapkan :
Setelah dilakukan tinadakan keperawatan, eliminasi BAK dan
BAB tidak terganggu dengan kriteria:
 Klien mengonsumsi cairan cukup
 BAK dan BAB lancar
 Klien mengerti cara dan kondisi untuk mencegah
Intervensi :
 Berikan informasi tentang perubahan berkemih dan BAB saat
TM III
 Anjurkan klien membatasi minum saat malam hari
 Anjurkan klien untuk menghindari posisi tegak/supine dalam
waktu lama
 Berikan informasi mengenai berbagai bahaya meningkatnya
diuretik dan mengurangi Na dalam diit
 Berikan informasi mengenai perlunya masukan cairan 6-8
gelas sehari dan diet rendah garam
 Berikan diet tinggi serat

c) Perubahan pola seksual berhubungan dengan  perubahan hasrat


seksual, ketidaknyamanan
Hasil yang di harapkan :
 Mendiskusikan masalah yang dengan hubungan isu-isu
seksualitas pada trimester III.
 Mengekspresikan kepuasan bersama dengan hubungan
seksual.
Intervensi :
 Kaji persepsi pasangan terhadap hubungan seksual.
 Anjurkan pasangan untuk berdiskusi secara terpisah dan
terhadap satu sama lain tentang perasaan dan masalah yang
berhubungan dengan perubahan pada hubungan seksual,
berikan informasi tentang kenormalan perubahan.
 Berikan informasi tentang metode-metode alternative untuk
mencapai kepuasan seksual dalam pemenuhan kebutuhan
keintiman.
 Anjurkan pilihan posisi untuk koitus selain dari posisi diatas.
 Anjurkan klien untuk mengungkapkan rasa takut yang dapat
menurunkan hasrat untuk koitus.
d) Kurangnya pengetahuan ( kebutuhan belajar ) mengenai persiapan
untuk persalinan / kelahiran perawatan bayi berhubungan dengan
kurangnya pengalaman, kesalahan interprestasi informasi.
Hasil yang di harapkan :
 Mendiskusikan perubahan fisik/psikologis berkenaan dengan
persalinan.
 Mengidentifikasikan sumber-sumber yang dapat untuk
mendapatkan informasi tentang perawatan bayi.
 Mengungkapkan kesiapan untuk persalinan/kelahiran bayi.
Intervensi :
 Berikan informasi tentang perubahan fisik/fisiologis normal
berkenaan persalinan
 Berikan informasi tertulis/verbal tentang tanda-tanda awitan
persalinan, bedakan antara persalinan palsu dan benar,
diskusikan tahap-tahap persalinan
 Berikan informasi verbal/tertulis tentang perawatan bayi,
perkembangan dan pemberian makanan, kaji keyakinan
budaya.
 Lakukan orientasi terhadap rumah sakit dan rumah bersalin.

HIPERTENSI PADA KEHAMILAN

1. Definisi

Penyakit Hipertensi dalam kehamilan merupakan kelainan vaskuler


yang terjadi sebelum kehamilan atau timbul dalam kehamilan atau pada
permulaan nifas.

Hipertensi adalah kelainan yang tidak diketahui etiologinya yang


terjadi dalam kehamilan, dimanifestasikan dengan hipertensi, (tekanan
sistolik 30 mmHg dan atau tekanan diastolik 15 mmHg di atas nilai dasar)
edema dan proteinura (preeklamasia) yang dapat berlanjut pada
kejang/koma (eklamsia). (Rencana Perawatan Material Bayi, 2001)
2. Klasifikasi
Klasifikasi yang dipakai di Indonesia berdasarkan Report of the
National High Blood Pressure Edukation Program Working Group on
High Blood Pressure in Pregnancy tahun 2001 ialah :
1) Hipertensi kronik
Hipertensi kronik adalah hipertensi yang timbul sebelum umur
kehamilan 20 minggu atau hipertensi yang pertama kali didiagnosis
setelah umur kehamilan 20 minggu dan hipertensi menetap sampai 12
minggu pascapersalinan
2) Preeklampsia
Preeklampsia adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu
kehamilan disertai dengan proteinuria.
3) Eklampsia
Eklampsia adalah apabila ditemukan kejang-kejang pada penderita
preeklampsia, yang juga dapat disertai koma
4) Hipertensi kronik dengan superimposed preeklampsia
Hipertensi kronik dengan superimposed preeklampsia adalah
hipertensi kronik disertai tanda-tanda preeklampsia atau hipertensi
kronik disertai proteinuria.
5) Hipertensi gestasional
Hipertensi gestasional adalah hipetensi yang timbul pada kehamilan
tanpa disertai proteinuria dan hipertensi menghilang setelah 3 bulan
pascapersalinan atau kehamilan dengan tanda-tanda preeklampsia
tetapi tanpa proteinuria.
Klasifikasi Hipertensi Menurut JNC VII (2003)
Klasifikasi Sistolik Diastolik
 Normal < 120 < 80
 Pre hipertensi 120 – 139 80 – 89
 Hipertensi stadium I 140 – 159 90 – 99
 Hipertensi stadium II >= 160 >= 100
3. Faktor Risiko
Terdapat banyak faktor risiko untuk terjadinya hipertensi dalam
kehamilan, yang dapat dikelompokkan dalam faktor risiko sebagai berikut.
1) Primigravida
2) Hiperplasentosis, misalnya : mola hidatidosa, kehamilan multiple,
diabetes mellitus, hisdrops    fetalis, bayi besar
3) Umur yang ekstrim
4) Riwayat keluarga pernah preeklampsia/eklampsi
5) Penyakitpenyakit ginjal dan hiperensi yang sudah ada sebelum hamil
6) Obesitas
4. Etiologi
Penyebab Hipertensi Gestional Meskipun sebab utama dari hipertensi
dalam kehamilan belum jelas, tampaknya terjadi reaksi penolakan
imunologik ibu terhadap kehamilan di mana janin dianggap sebagai hostile
tissue graff reaction dimana “Reaksi penolakan imunologik dapat
menimbulkan gangguan yang lebih banyak pada tubuh wanita hamil
dibanding akibat tingginya tekanan darah, yaitu perubahan kimia total
pada reaksi yang tidakdapat diadaptasi yang dapat menyebabkan kejang
dan kematian pada wanita hamil,” Akibat Hipertensi Gestasional Menurut
Prof DR H Mohamammad Anwar Mmed Sc SpOG, hipertensi yang tidak
diobati dapat memberikan efek buruk pada ibu maupun janin :
1) Efek kerusakan yang terjadi pada pembuluh darah wanita hamil
akan merusak sistem vascularasi darah,sehingga mengganggu
pertukaran oksigen dan nutrisi melalui placenta dari ibu ke janin.
Hal ini bisa menyebabkan prematuritas placental dengan akibat
pertumbuhan janin yang lambat dalam rahim.
2) Hipertensi yang terjadi pada ibu hamil dapat mengganggu
pertukaran nutrisi pada janin dan dapat membahayakan ginjal
janin.
3) Hipertensi bisa menurunkan produksi jumlah air seni janin sebelum
lahir. Padahal,air seni janin merupakan cairan penting untuk
pembentukan amnion,sehingga dapat terjadi oligohydromnion
(sedikitnya jumlah air ketuban).
5. Pemeriksaan Penunjang

1) Hitung darah perifer lengkap (DPL)


2) Golongan darah ABO, Rh, dan uji pencocokan silang
3) Fungsi hati (LDH, SGOT, SGPT)
4) Fungsi ginjal (ureum, kreatinin serum)
5) Profil koagulasi (PT, APTT, fibrinogen)
6) USG (terutama jika ada indikasi gawat janin/pertumbuhan
janin terhambat)

6. Penatalaksanaan
1) Deteksi Prenatal Dini: Waktu pemeriksaan pranatal dijadwalkan setiap 4
minggu sampai usia kehamilan 28 minggu, kemudian setiap 2 minggu
hingga usia kehamilan 36 minggu, setelah itu setiap minggu.
2) Penatalaksanaan Di Rumah Sakit: Evaluasi sistematik yang dilakukan
mencakup :
a) Pemeriksaan terinci diikuti oleh pemantauan setiap hari untuk
mencari temuan-temuan klinis seperti nyeri kepala, gangguan
penglihatan, nyeri epigastrium, dan pertambahan berat yang pesat
b) Berat badan saat masuk
c) Analisis untuk proteinuria saat masuk dan kemudian paling tidak
setiap 2 hari
d) Pengukuran tekanan darah dalam posisi duduk setiap 4 jam kecuali
antara tengah malam dan pagi hari
e) Pengukuran kreatinin plasma atau serum, gematokrit, trombosit,
dan enzim hati dalam serum, dan frekuensi yang ditentukan oleh
keparahan hipertensi
f) Evaluasi terhadap ukuran janin dan volume cairan amnion baik
secara klinis maupun USG
g) Terminasi kehamilan: Pada hipertensi sedang atau berat yang tidak
membaik setelah rawat inap biasanya dianjurkan pelahiran janin
demi kesejahteraan ibu dan janin. Persalinan sebaiknya diinduksi
dengan oksitosin intravena. Apabila tampaknya induksi persalinan
hampir pasti gagal atau upaya induksi gagal, diindikasikan seksio
sesaria untuk kasus-kasus yang lebih parah.
3) Terapi Obat Antihipertens: Pemakaian obat antihipertensi sebagai upaya
memperlama kehamilan atau memodifikasi prognosis perinatal pada
kehamilan dengan penyulit hipertensi dalam berbagai tipe dan keparahan
telah lama menjadi perhatian.
4) Penundaan Pelahiran Pada Hipertensi Berat: Wanita dengan hiperetensi
berat biasanya harus segera menjalani pelahiran. Pada tahun-tahun
terakhir, berbagai penelitian diseluruh dunia menganjurkan pendekatan
yang berbeda dalam penatalaksanaan wanita dengan hiperetensi berat yang
jauh dari aterm. Pendekatan ini menganjurkan penatalaksanaan konservatif
atau “menunggu” terhadap kelompok tertentu wanita dengan tujuan
memperbaiki prognosis janin tanpa mengurangi keselamatan ibu.

7. Askep teori
1) Pengkajian
Pengumpulan Data
Data-data yang perlu dikaji adalah berupa
1. Identitas klien
2. Keluhan Utama
Pasien dengan hipertensi pada kehamilan didapatkan keluhan
berupa seperti sakit kepala terutama area kuduk bahkan mata dapat
berkunang-kunang, pandangan mata kabur, proteinuria (protein
dalam urin), peka terhadap cahaya, nyeri ulu hati
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Pada pasien jantung hipertensi dalam kehamilan, biasanya akan
diawali dengan tanda-tanda mudah letih, nyeri kepala (tidak hilang
dengan analgesik biasa ), diplopia, nyeri abdomen atas
(epigastrium), oliguria (<400 ml/ 24 jam)serta nokturia dan
sebagainya. Perlu juga ditanyakan  apakah klien menderita
diabetes, penyakit ginjal, rheumatoid arthritis, lupus atau
skleroderma, perlu ditanyakan juga mulai kapan keluhan itu
muncul. Apa tindakan yang telah dilakukan untuk menurunkan
atau menghilangkan keluhan-keluhan tersebut
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Perlu ditanyakan apakah pasien pernah menderita penyakit seperti
kronis hipertensi (tekanan darah tinggi sebelum hamil), Obesitas,
ansietas, angina, dispnea, ortopnea, hematuria, nokturia dan
sebagainya. Ibu beresiko dua kali lebih besar bila hamil dari
pasangan yang sebelumnya menjadi bapak dari satu kehamilan
yang menderita penyakit ini. Pasangan suami baru mengembalikan
resiko ibu sama seperti primigravida. Hal ini diperlukan untuk
mengetahui kemungkinan adanya faktor predisposisi
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Perlu ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita
penyakit-penyakit yang disinyalir sebagai penyebab jantung 
hipertensi dalam kehamilannya. Ada hubungan genetik yang telah
diteliti. Riwayat keluarga ibu atau saudara perempuan
meningkatkan resiko empat sampai delapan kali
6. Riwayat Psikososial
Meliputi perasaan pasien terhadap penyakitnya, bagaimana cara
mengatasinya serta bagaimana perilaku pasien terhadap tindakan
yang dilakukan terhadap dirinya
7. Pengkajian Sistem Tubuh
B1 (Breathing)
Pernafasan meliputi sesak nafas sehabis aktifitas, batuk dengan
atau tanpa sputum, riwayat merokok, penggunaan obat bantu
pernafasan, bunyi nafas tambahan, sianosis
B2 (Blood)
Gangguan fungsi kardiovaskular pada dasarnya berkaitan dengan
meningkatnya afterload jantung akibat hipertensi. Selain itu
terdapat perubahan hemodinamik, perubahan volume darah berupa
hemokonsentrasi. Pembekuan darah terganggu waktu trombin
menjadi memanjang. Yang paling khas adalah trombositopenia dan
gangguan faktor pembekuan lain seperti menurunnya kadar
antitrombin III. Sirkulasi meliputi adanya riwayat hipertensi,
penyakit jantung coroner, episodepalpitasi, kenaikan tekanan
darah, takhicardi, kadang bunyi jantung terdengar S2 pada dasar ,
S3 dan S4, kenaikan TD, nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis,
radialis, takikardi, murmur stenosis valvular, distensi vena
jugularis, kulit pucat, sianosis, suhu dingin.
B3 (Brain)
Lesi ini sering karena pecahnya pembuluh darah otak akibat
hipertensi. Kelainan radiologis otak dapat diperlihatkan dengan
CT-Scan atau MRI. Otak dapat mengalami edema vasogenik dan
hipoperfusi. Pemeriksaan EEG juga memperlihatkan adanya
kelainan EEG terutama setelah kejang yang dapat bertahan dalam
jangka waktu seminggu.Integritas ego meliputi cemas, depresi,
euphoria, mudah marah, otot muka tegang, gelisah, pernafasan
menghela, peningkatan pola bicara. Neurosensori meliputi keluhan
kepala pusing, berdenyut , sakit kepala sub oksipital, kelemahan
pada salah satu sisi tubuh, gangguan penglihatan (diplopia,
pandangan kabur), epitaksis, kenaikan terkanan pada pembuluh
darah cerebral
B4 (Bladder)
Riwayat penyakit ginjal dan diabetes mellitus, riwayat penggunaan
obat diuretic juga perlu dikaji. Seperti pada glomerulopati lainnya
terdapat peningkatan permeabilitas terhadap sebagian besar protein
dengan berat molekul tinggi. Sebagian besar penelitian biopsy
ginjal menunjukkan pembengkakan endotel kapiler glomerulus
yang disebut endoteliosis kapiler glomerulus. Nekrosis hemoragik
periporta dibagian perifer lobulus hepar kemungkinan besar
merupakan penyebab meningkatnya kadar enzim hati dalam serum
B5 (Bowel)
Makanan/cairan meliputi makanan yang disukai terutama yang
mengandung tinggi garam, protein,  tinggi lemak, dan kolesterol,
mual, muntah, perubahan berat badan,  adanya edema.
B6 (Bone)
Nyeri/ketidaknyamanan meliputi nyeri hilang timbul pada
tungkai,sakit kepala sub oksipital berat, nyeri abdomen, nyeri dada,
nyeri ulu hati. Keamanan meliputi gangguan cara berjalan,
parestesia, hipotensi postural.

2) Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan hipovolemi, peningkatan
tahanan vaskuler.
2. Resiko cedera ibu berhubungan dengan hipoksia jaringan, kejang,
profik darah abnormal.
3. Kecemasan berhubungan dengan ancaman cedera pada bayi sebelum
lahir
3) Intervensi Keperawatan
N Dx NOC NIC
o
1 Penurunan  Cardiac pump Cardiac Care
curah effectiveness 1. Evaluasi adanya nyeri
jantung  Circulation status dada (intensitas, lokasi,
berhubunga  Vital sign status durasi)
n dengan 2. Catat adanya disritmia
hipovolemi, Kriteria Hasil : jantung
peningkatan  Tanda vital dalam 3. Catat adanya tanda dan
tahanan rentang normal gejala penurunan cardiac
vaskuler. (TD, nadi, output

respirasi) 4. Monitor status

 Dapat mentoleransi kardiovaskuler

aktivitas, tidak ada 5. Monitor status

kelelahan pernafasan yang


menandakan gagal
 Tidak ada edema
jantung
paru, perifer, dan
6. Monitor abdomen
tidak ada asites
sebagai indikator
 Tidak ada
penurunan perfusi
penurunan
7. Monitor balance cairan
kesadaran
8. Monitor adanya
perubahan tekanan darah
9. Monitor respon klien
terhadap efek
pengobatan anti aritmia
10. Atur periode latihan dan
istirahat untuk
menghindari kelelahan
11. Monitor toleransi
aktivitas pasien
12. Monitor adanya dispneu,
fatigue, takipneu, dan
ortopneu
13. Anjurkan pasien untuk
menurunkan stress

Vital Sign Monitoring


1. Monitor TD, Nadi,
Suhu, dan RR
2. Auskultasi TD pada
kedua lengan dan
bandingkan
3. Monitor TD, Nadi, RR,
sebelum, selama, dan
setelah aktivitas
4. Monitor bunyi jantung
5. Monitor frekuensi dan
irama pernafasan
6. Monitor suara paru
7. Monitor pola pernafasan
abnormal
8. Identifikasi penyebab
dan perubahan vital sign
2 Resiko  Risk Control Environmenr Management
cedera ibu 1. Sediakan lingkungan
berhubunga Kriteria Hasil : yang aman untuk pasien
n dengan  Klien terbebas dari 2. Identifikasi kebutuhan
hipoksia cidera keamanan pasien, sesuai
jaringan,  Klien mampu dengan kondisi fisik dan
kejang, menjelaskan cara / fungsi kognitif pasien
profik darah metode untuk dan riwayat penyakit
abnormal. mencegah injury / terdahulu pasien
cidera 3. Menghindari lingkungan
 Klien mampu yang berbahaya
menjelaskan faktor 4. Memasang side rail
resiko dari tempat tidur
lingkungan / 5. Menyediakan tempat
perilaku personal tidur yang nyaman dan
 Mampu bersih
memodifikasi gaya 6. Membatasipengunjung
hidup untuk 7. Mengontrol lingkungan
mencegah injury dari kebisingan
 Menggunakan 8. Memindahkan barang
fasilitas kesehatan barang yang dapat
yang ada membahayakan

 Mampu mengenali 9. Berikan penjelasan pada

perubahan status pasien dan keluarga atau

kesehatan pengunjung adanya


perubahan status
kesehatan dan penyebab
penyakit
3 Ansietas  Anxiety self- Anxiety Reduction
berhubunga control (penurunan kecemasan)
n dengan  Anxiety level 1. Gunakan pendekatan
ancaman  Coping yang menyenangkan
cedera pada 2. Nyatakan dengan jelas
bayi Kriteria Hasil : harapan terhadap
sebelum  Klien mampu perilaku pasien
lahir mengidentifikasi 3. Jelaskan semua prosedur

dan dan apa yang dirasakan

mengungkapkan selama prosedur


gejala cemas 4. Pahami perspektif
 Mengidentifikasi, pasien terhadap situasi
mengungkapkan, stress
dan menunjukkan 5. Dorong keluarga untuk
teknik untuk menemani anak
mengontrol cemas 6. Dengarkan penuh
 Vital sign dalam perhatian
batas normal 7. Dorong pasien
 Postur tubuh, mengungkapkan
ekspresi wajah, perasaan, ketakutan,
bahasa tubuh, dan persepsi
tingkat aktivitas 8. Intstruksikan pasien
menunjukkan menggunakan teknik
berkurangnya relaksassi
kecemasan.
4. Evaluasi
1) Curah jantung adekuat
2) Cidera ibu tidak terjadi
3) Kecemasan berkurang

PEMANTAUAN JANIN ANTEPARTUM


Berdasarkan penelitian Hon (1958), Continous Electronic Fetal Monitoring
diperkenalkan pada ahli obstetri pada tahun1960. Intrapartum fetal surveillance dan kecurigaan
terhadap adanya fetal dist ress berdasarkan pada auskultasi periodic dengan fetoskop sudah
ditinggalkan. Malahan saat ini Graph-paper portrayal of fetal heart rate digunakan untuk
menilai kondisi patologis janin. Jadi ada 3 hal penting:
1) Electronic fetal Heart rate monitoring memberikan informasi yang akurat.
2) Informasi ini sangat bernilai untuk kepentingan diagnostic fetal distress.
3) Informasi ini berhubungan lansung dengan intervensi untuk menurunkan morbiditas dan
mortalitas.
4) Continue Electronic Fetal heart rate Monitoring jauh lebih baik dibandingkan metode
intermitten(Cunningham FG et al 2014).
Frekuensi test antenatal tergantung pada risiko asfiksia janin dan implikasi praktis pasien.
Frekuensi test antenatal tergantung derajat risiko, biasanya satu atau dua kali seminggu.
Bagaimanapun juga test antenatal dibutuhkan setiap hari, atau bahkan lebih sering untuk
menghindari morbiditas janin(Gabbe S G, Niebyl J R, Simpson J L, Landon M B, Galan H L,
Jauniaux E R M & Driscoll D A 2012).
Metode pemantauan janin antepartum yaitu: Penilaian maternal terhadap aktifitas janin,
Penilaian kardiotokografi dengan atau tanpa rangsangan kontraksi, Penilaian sonografi terhadap
tinglah laku janin dan /atau volume cairan amnion dan Doppler velosimetri umbilikal janin
1. Mekanisme Pengaturan Denyut Jantung Janin
Seperti telah diketahui bahwa mekanisme pengaturan denyut jantung janin dipengaruhi
oleh beberapa faktor antara lain melalui(Cunningham FG et al 2014, Ibsen L M, Hodo R,
Scott R & Ptolemy R 2011):
a. Sistim syaraf simpatis, yang sebagian besar berada didalam miokardium. Rangsangan
syaraf simpatis, misalnya dengan obat beta-adrenergic akan meningkatkan frekuensi
denyut jantung janin, menambah kekuatan kontraksi jantung dan meningkatkan
volume curah jantung. Dalam keadaan stress, sistim syaraf simpatis ini berfungsi
mempertahankan aktivitas jantung. Hambatan pada syaraf simpatis, misalnya dengan
obat propanolol, akan menurunkan frekuensi dan sedikit mengurangi variabilitas
denyut jantung janin.
b. Sistim syaraf parasimpatis, yang terutama terdiri dari serabut n. vagus yang berasal
dari batang otak. Sistim syaraf ini akan mengatur nodus SA, VA dan neuron yang
terletak diantara atrium dan ventrikel jantung. Rangsangan n. vagus, misalnya dengan
asetilkolin, akan menurunkan frekuensi denyut jantung janin, sedangkan hambatan n.
vagus, misalnya dengan atropin, akan meningkatkan frekuensi denyut jantung janin.
c. Baroreseptor, yang letaknya pada arkus aorta dan sinus karotid. Bila tekanan
meningkat maka reseptor ini akan merangsang n. vagusdan n. glosofaringeus, yang
akibatnya akan terjadi penekanan aktivitas jantung yang berupa penurunan frekuensi
denyut jantung janin.
d. Kemoreseptor, yang terdiri dari 2 bagian, yakni bagian perifer yang terletak di daerah
karotid dan korpus aorta serta bagian sentral yang terletak pada batang otak. Reseptor
ini berfungsi mengatur perubahan kadar O2 dan CO2 dalam darah serta cairan otak.
Bila kadar O2 menurun dan CO2 meningkat, akan terjadi reflek dari reseptor sentral
yang berupa takhikardi dan peningkatan tekanan darah untuk memperlancar aliran
darah meningkatkan kadar O2 dan menurunkan kadar CO2. Keadaan hipoksia atau
hiperkapnea akan mempengaruhi reseptor perifer dan menimbulkan reflek bradikardi.
Hasil interaksi dari kedua macam reseptor tersebut akan menyebabkan bradikardi dan
hipertensi.
e. syaraf pusat. Variabilitas denyut jantung janin akan meningkat sesuai dengan
aktivitas otak dan gerakan janin. Pada keadaan janin tidur , aktivitas otak menurun
maka variabilitas denyut jantung janin juga akan menurun. Rangsangn hipothalamus
akan menyebabkan takhikardi.
f. Sistim hormonal juga berperan dalam pengaturan denyut jantung janin. Pada keadaan
stres, misalnya asfiksia, maka medula adrenal akan mengeluarkan epinefrin dan nor-
epinefrin dengan akibat takhikardi, peningkatan kekuatan kontraksi jantung dan
tekanan darah.
2. Kardiotokografi
Kardiotokografi (KTG) merupakan salah satu alat elektronik yang digunakan untuk
melakukan pemantauan kesejahteraan janin dalam rahim, melalui penilaian pola denyut
jantung janin dalam hubungannya dengan adanya kontraksi ataupun aktifitas janin dalam
rahim(Gibbs R, Sweet R & Duff W 2004).
Hasil rekaman kardiotokografi yang normal pada umumnya memberikan gambaran sebagai
berikut:
1) Frekuensi dasar denyut jantung janin sekitar 120-160 dpm.
2) Variabilitas denyut jantung janin antara 6-25 dpm
3) Terdapat akselerasi
4) Tidak terdapat deselerasi atau kalaupun ada hanya suatu deselerasi dini.
a. Karakteristik Gambaran Denyut Jantung Janin
Gambaran denyut jantung janin dalam pemeriksaan kardiotokografi ada dua macam :
1. Denyut jantung janin basal (Basal fetal heart rate), yakni frekuensi dasar
(baseline rate) dan variabilitas (variability) denyut jantung janin saat uterus dalam
keadaan istirahat (relaksasi).
2. Perubahan periodik (reactivity), merupakan perubahan denyut jantung janin yang
terjadi saat ada gerakan janin atau kontraksi uterus.
b. Pola Denyut Jantung Janin
Secara umum, interpretasi saat ini yang dipakai untuk menggambarkan pola denyut
jantung janin bervariasi karena sangat kurangnya kesepakatan dalam defenisi dan
nomenklatur (American College of Obstetry and Gynecology 2013). The National
Institute of Child Health and Human Development (NICHD) Research Planning
Workshop (1997) melakukan investigasi untuk menetapkan standarisasi defenisi
untuk interpretasi pola denyut jantung janin selama persalinan dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
DAFTAR PUSTAKA

Bagian Obstretri dan Ginekologi FK Unpad Bandung. 2000, Obstretri Fisiologi. Bandung :
Elemen
Bobak., Lawdermilk., & Jensen. 2005. Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC
Doenges, R, E. 2001. Rencana Perawatan Maternal & Bayi Edisi 2. Jakarta: EGC.
Haen Forer. 1999. Perawatan Maternitas Edisi 2: Jakarta: EGC
Hamilton, Persis Mary. 1995. Dasar-dasar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC
Manuaba. 2001.Kapita selekta  penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB. Jakarta:
EGC.
Muchtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri fisiologi Obstetri Patologi Edisi: 2. Jakarta: EGC.
Mansjoer, Arif, dkk. Kapita Selekta Kedokeran Edisi ketiga Jilid Pertama. 2005. Jakarta: Media
Aesculapius
Reeder, Sharon J, et al. (2011) Keperawatan Maternitas; kesehatan wanita, bayi , & keluarga.
Edisi 18. Jakarta : EGC
Rayburn, W F. (2001). Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: Widya Medika
Siswishanto Rukmono, d. (2009). Labolatorium Penelitian Kesehatan dan Gizii Masyarakat.USU
Digital Library .
Yulizawati, Iryani, D., Elsinta, L., Insani, A. A., & Andriani, F. (2017). Buku Ajar Asuhan
Kebidanan pada Kehamilan. Padang: Erka CV. Rumahkay Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai