T DENGAN
GANGGUAN SISTEM PERSYARAFAN: DEMENSIA ALZHEIMER
DI PANTI JOMPO BUNGA BANDUNG
Pembuatan laporan pendahuluan ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas
Profesi ners dalam stase Gerontik
Dosen Pembimbing:
Tjutju Rumijati, M.Kep,Sp.kom
Disusun:
Lisnasari
201FK04033
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................ii
1.1 Narasi Kasus..............................................................................................1
1.2 Asuhan Keperawatan.................................................................................7
1.2.1 Pengkajian........................................................................................7
1.2.2 Diagnosa Keperawatan.....................................................................32
1.2.3 Intervensi Keperawatan....................................................................33
1.2.4 Implementasi Keperawatan..............................................................40
1.2.5 Analisis Jurnal..................................................................................54
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................60
1.1 Kasus
Klien bernama Ny. T berasal dari Bandung, Ny. T tidak mengingat
tanggal lahirnya, Ny T beragama Islam, Ny T tidak bersekolah, status
perkawinan janda, orang yang dapat dihubungi adalah anak laki-lakinya
yang pertama dan anak perempuannya, suku bangsa berasal dari jawa,
bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa Indonesia. Nt T tidak
mengingat alamat rumahnya. Ny T tinggal di Panti Jompo Bunga sudah ± 1
tahun namun klien tidak mengingat sejak kapan. Saat dilakukan
pemeriksaan fisik TD : 110/70 mmHg, Nadi : 80x/menit , RR : 20x/menit
Suhu : 36ºC.
1. Riwayat Keluarga
Klien pernah menikah namun suaminya menikah lagi dan klien tidak
ingin mengingat suaminya lagi karena telah menyakiti perasaanya. Dari
hasil pernikahan dengan suaminya klien mempunyai 5 orang anak
kandung (3 laki-laki, 2 perempuan), Orangtua sudah meninggal.
2. Riwayat Pekerjaan
Klien saat ini tidak bekerja, sebelumnya klien bekerja sebagai wirausaha
bikin keset dan handuk, dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari klien
memperoleh pendapatan dari hasil kerjanya itupun ditambah dari
suaminya sebelum suaminya menikah lagi. Semenjak klien tinggal di
Panti Jompo Bunga anak-anaknya tidak pernah datang untuk menjenguk
Ny. T.
3. Riwayat lingkungan tinggal
Dahulu klien tinggal di Sukajadi dan memiliki rumah sendiri, klien
tinggal dirumah dengan suami dan 5 anaknya. Klien merupakan orang
yang terbuka dengan masalah-masalah yang dihadapi baik dikeluarga
maupun dengan lingkungan. Sekarang klien tinggal di Panti Bunga di
Wisma anggrek kamar melati yang terdiri dari 30 orang, barang-barang
disimpan oleh pengurus Panti Bunga.
4. Riwayat rekreasi
Klien tidak memiliki hobi yang khusus namun senang melakukan
olahraga atau jalan sehat, tidak mengikuti kegiatan-kegiatan organisasi
1
apapun karena tidak pernah sekolah. Jika libur klien hanya diam di
rumah atau
2
dikamar saja.
5. Status kesehatan
a. Status kesehatan saat ini
Keluhan saat ini, klien tidak merasa dirinya sedang sakit. Klien hanya
merasa sudah tua dan sering kesulitan untuk mengingat. Klien tidak
mengetahui tentang penyakitnya saat ini, klien juga tidak pernah
mengkonsumsi obat – obatan.
b. Riwayat kesehatan yang lalu
Klien tidak memiliki riwayat penyakit apapun klien juga mengatakan
tidak pernah dirawar dirumah sakit
c. Riwayat penyakit keluarga
Klien tidak mengetahui keluarga memiliki riwayat penyakit atau tidak
6. Pemenuhan kebutuhan sehari-hari
a. Nutrisi
Klien makan sehari 3x dengan 1 porsi, namun apabila klien tidak
nafsu makan hanya menghabiskan ½ porsi. Klien tidak mengkonsumsi
atau membeli makanan dari luar, klien hanya makan yang disediakan
di panti. Masalah yang mempengaruhi asupan makanan klien tidak
ada tetapi kadang klien tidak nafsu makan. Selama berada di panti
klien tidak tahu berat badannya naik atau turun karena tidak pernah
menimbang berat badan namun diperkirakan 50kg.
b. Personal hygiene
Klien mandi 2x sehari namun terkadang tidak menggunakan sabun,
mencuci rambut 2x sehari namun tidak pernah menggunakan shampo
karena sering lupa, kuku klien tidak panjang, mulut bersih sedikit bau
tidak ada sariawan, turgor kulit kering dan ada bintik-bintik hitam.
Klien terlihat rapih dan bersih namun badan sedikit bau karena
terkadang mandi tidak menggunakan sabun dan tidak pernah mencuci
tangan sebelum makan maupun sesudah makan. Tetapi klien sering
merapihkan tempat tidurnya.
c. Aktivitas atau istirahat
Klien masih mampu melakukan aktivitas sehari-hari seperti makan,
mandi, mencuci pakaian. Klien mampu mengikuti kegiatan beribadah.
Klin tidak menggunakan alat bantu/protesa selama berada di panti.
Klien sulit tidur pada siang hari karena tidak nyaman dengan kamar
yang berisik. Tidur siang hanya dapat ± 1-2 jam, jika tidak dapat tidur
klien lebih banyak jalan-jalan dan melamun.
d. Eliminasi
Klien Buang Air Kecil ± 4x sehari dan Buang Air Besar biasanya 2x
sehari. Tidak ada kseulitan atau masalah pada eliminasi.
e. Oksigenasi
Pola nafas klien normal, frekuensi nafas 20x/menit, klien tidak
memiliki keluhan batuk, pilek, sesak dll. Klien tidak memiliki riwayat
alergi obat dan makanan.
f. Spritual
Hubungan klien dengan Tuhan Penciptanya, klien rutin melakukan
ibadah selama di panti setiap Rabu dan Kamis, klien mengikuti ibadah
di Mesjid
7. Tinjauan system
a. Kondisi dari system tubuh yang ada
Terjadi gangguan pada orientasi waktu, orang dan tempat.
b. Masalah gangguan pada system tubuh Terjadi kerusakan memori
c. Penggunaan protesa
Klien tidak menggunakan alat bantu untuk beraktivitas
2. Pengkajian psikologis
a. Proses pikir (lupa,bingung,pikun,curiga) sukar tidur, gelisah, kuatir
Saat ditanya pada kejadian dahulu klien tidak mampu mengingatnya
dengan baik. Kejadian yang ± 1 jam klien juga tidak mampu menginat
dengan baik.
b. Gangguan perasaan (depresi,wajah tanpa ekspresi, kelelahan, acuh tak
acuh, mudah tersinggung)
Saat diwawancara klien menunjukan wajah senang, klien terlihat sering
melamun, terkadang klien aktif mengajak teman sebelahnya
berkomunikasi.
c. Orientasi (tempat, waktu dll)
Klien mengalami disorientasi waktu, orang dan tempat. Klien tidak
mampu mengingat sekarang berada dimana, jamberapa, hariapa dan
dengan siapa saja.
d. Sikap klien terhadap lansia
Klien berhubungan baik dengan lansia lainnya, hanya saja klien sedikit
mengabaikan lansia lainnya apabila ada keributan. Klien dapat
menerima kondisinya yang sudah menua.
e. Mekanisme koping terhadap masalah yang ada
Jika ada masalah klien selalu menceritakan kepada orang lain. Dan klien
tidak ingin ngambil pusing kalau ada masalah
3. Pengkajian sosial ekonomi
a. Latar belakang klien
Klien dahulu seorang ibu rumah tangga memiliki suami dan anak-anak.
Suami klien dulu bekerja sebagai karyawan swasta. Namun suaminya
kini menikah lagi dan kini klien tidak mampu/tidak ingin mengingat
suaminya lagi. Klien mempunyai rumah sendiri diKarangAnyar Jawa
Tengah. Klien saat ini tinggal di Panti Sosial Tresna Werdha Budhi
Dharma 2 Cengkareng Jakarta Barat sekitar ± 1 tahun diantar oleh
anaknya
b. Frekuensi hubungan sehari-hari
1) Dengan keluarga
Hubungan klien dengan keluarganya saat ini kurang baik karena sejak
klien diantar kepanti tidak ada pernah dijenguk oleh anak
kandungnya keluarga klien sudah meninggal (orangtua)
4. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-tanda Vital
1. Kedaan umum : Keadaan umum klien baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tekanan darah : 110/70 mmHg
4. Penafasan : 20x/menit
5. Suhu : 36,5ºC
6. Tinggi badan : ± 149 cm
7. Berat badan : ± 50 kg
b. Pemeriksaan dan kebersihan perorangan
1) Kepala
1. Rambut: Bersih, pendek berwarna sebagian putih, tidak rontok,
tidak ada benjolan.
2. Mata: Simetris, pupil anisokor, konjungtiva anemis, sklera
Anikterik, terlihat cekung dan adanya kantung mata.
3. Hidung: Bersih, tidak ada polip, penciuman baik, tidak ada
Pembesaran sinus
4. Telinga: Sedikit kotor, tidak ada gangguan pendengaran, tidakada
cairan
2) Leher: Normal, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening,Tidak ada
pembesaran vena jugularis
3) Dada/Thorax
1. Dada: Simetris antara dada kanan dan dada kiri tidak ada kelainan
2. Paru-paru: Suara nafas vaskuler, irama reguler
3. Jantung: Normal, tidak ada bunyi mur-mur, tidak ada bunyi
Gallop suara jantung 1 dan 2 normal
4. Abdomen: Lunak, terdengar suara timpani, tidak ada distensi,
Hepar tidak teraba, bising usus 8x/menit
4) Muskuloskletal: Tidak ada tanda-tanda gangguan otot atau kelemahan
otot. Ekstermitas atas dan bawah tidak ada edema.
5555 5555
Kekuatan otot
5555 5555
5) Keadaan lingkungan
Kamar klien sedikit kurang rapih dan wangi, tercium bau, terlihat
kurang nyaman
6) Status Mini Mental/MMSE : Total skor : (18)
1.2 Asuhan Keperawatan
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN GANGGUAN
SISTEM PERSYARAFAN: DEMENSIA ALZHEIMER
DI PANTI JOMPO BUNGA BANDUNG
1. Identitas Klien
Nama : Ny.T
Umur : Ny. T tidak mengingat tanggal lahirnya
Alamat : Bandung
Pendidikan : Tidak sekolah
Tanggal masuk ke panti
: Ny T tinggal di Panti Jompo Bunga sudah
werdha
± 1 tahun namun klien tidak mengingat
sejak kapan
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku : Jawa
Agama : Islam
Status Perkawinan : Janda
Tanggal Pengkajian : 27, Januari 2021
2. Status Kesehatan
1) Keluhan-keluhan kesehatan utama (sekarang)
Keluhan saat ini, klien tidak merasa dirinya sedang sakit. Klien hanya
merasa sudah tua dan sering kesulitan untuk mengingat. Klien tidak
mengetahui tentang penyakitnya saat ini, klien juga tidak pernah
mengkonsumsi obat- obatan.
2) Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien tidak memiliki riwayat penyakit apapun klien juga mengatakan tidak
pernah dirawar dirumah sakit.
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien tidak mengetahui keluarga memiliki riwayat penyakit atau tidak.
Tinjauan Sistem (Jelaskan tentang kondisi sistem-sistem dibawah ini yang
terdapat pada klien)
1. Keadaan umum
Keadaan umum klien baik, kesadaran composmentis. Tinggi badan ± 149
cm, berat badan ± 50 kg.
2. Integumen
Pada saat diinspeksi turgor kulit klien turgor kulit kering dan ada bintik-
bintik hitam, temperatur kulit hangat suhu 36,5oC, warna kulit klien
tampak kemerahan, tidak terdapat luka. Tidak ada lesi atau ulkus, tidak ada
tanda- tanda peradangan disekitar kulit. Pada saat diinspeksi rambut
tampak bersih, pendek sebagian berwarna putih, tidak rontok, tidak ada
benjolan. Klien terlihat rapih dan bersih namun badan sedikit bau karena
terkadang mandi tidak menggunakan sabun, keramas tidak menggunakan
sampo dan tidak pernah mencuci tangan sebelum makan maupun sesudah
makan.
3. Sistem Hemopoietik
Tidak ada dalam kasus
4. Kepala
Pada saat diinspeksi bentuk kepala tampak proposional dengan badan,
rambut tampak bersih, pendek berwarna putih sebagian, tidak rontok, tidak
ada benjolan. Kulit kepala tampak bersih tidak ada ketombe tidak ada
mikroorganisme. Pada saat dipalpasi tidak ada nyeri tekan pada kepala.
5. Mata
Pada saat dinspeksi mata terlihat simetris antara kiri dan kanan, kelopak
mata normal tidak ada pembengkakan atau lesi, bulu mata tebal dan alis
tebal dengan pendistribusian merata, refleks mengedip klien baik, klien
mengedip dalam waktu 1/3 detik (sekitar 300-400 milidetik), konjungtiva
tampak anemis, Sklera berwarna putih jernih/ anikterik tampak cekung.
Pupil anisokor. Iris berwarana coklat gelap, tidak ada peradangan. Lapang
pandang klien normal dapat melihat ke 6 sudut pandang sesuai arahan
perawat, klien mampu membedakan warna. Tampak adanya kantung mata.
Pada saat di palpasi tidak terdapat nyeri tekan.
6. Telinga
Pada saat diinspeksi posisi telinga sejajar dengan pinna, telinga simetris
antara kanan dan kiri, keadaan telinga sedikit kotor, pada saat dipalpasi
daun telinga teraba lunak, dan dibelakang telinga teraba tulang prosesus
mastoideus, tidak ada nyeri tekan. Pemeriksaan ketajaman pendengaran
dengan perawat berdiri 0,6-0.9 meter didepan klien dan beri perintah untuk
klien mengangkat tangan dan klien mengikuti perintah tersebut tidak ada
gangguan pendengaran. Pada saat dilakukan pemeriksaan dengan otoskop
pada lubang telinga terdapat serumen sedikit tidak ada cairan, membrane
tympani tampak seperti mutiara dan utuh. Tes fungsi pendengaran dengan
tes rinne normal setelah beberapa saat klien tidak merasakan getaran
garputala pada tulang mastoid tetapi masih merasakan getaran ketika
garputala diletakan di antara alis kanan dan kiri, hal itu terjadi karena
hantaran tulang lebih pendek dibandingkan hantaran udara.
7. Mulut dan tenggorok
Pada saat diobservasi mulut bersih sedikit bau mulut, tidak ada sariawan,
kemampuan berbicara klien normal. Kemampuan menggigit, menelan,
mengunyah, dan mengecap baik. Pada saat diinspeksi bibir tampak
lembab, bibir simetris antara atas dan bawah, tidak ada pembengkakan
tidak ada lesi. Gusi tampak berwarna merah muda, tidak ada pendarahan,
teraba palatum keras dan palatum lunak. Lidak bersih, pergerakan lidah
normal klien mampu menggerakan lidak ke atas, kesamping kanan kiri,
dan menjulurkan lidah kedepan, terdapat beberapa gigi klien yang tanggal.
Ketika dikaji uvula berada di tengah dan bergetar ketika klien ngatakan
“aaaaa”, kualitas suara jelas. Ketika dilakukan pemeriksaan tes perasa
klien mampu membedakan rasa seperti manis, asam, asin, pahit.
8. Leher
Pada saat dikaji klien dapat menegakkan kepala , ROM (range of motion)
pada kepala dan leher baik klien dapat menggerakannya ke kanan ke kiri
ke depan ke belakang dan gerakan rotasi, pada saat diinspeksi tidak
terdapat pembengkakan kelenjar getah bening, tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid.
Pemeriksaan JVP, tidak ada pembesaran vena jugularis.
9. Payudara
Pada saat diinspeksi payudara simetris antara kiri dan kanan, aerola
tampak hitam, puting tampak menonjol, pada saat dipalpasi payudara
teraba kenyal, tidak ada benjolan, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan,
tidak ada pengeluaran cairan pada payudara.
10. Sistem Pernapasan
Pada saat diinspeksi gerakan dada simetris, tidak tampak retraksi dinding
dada, tidak ada lesi, frekuensi nafas 20 x/menit, irama nafas reguler, klien
bernafas spontan. Pada saat dipalpasi tidak ada krepitasi, vokal fremitus
sama kiri dan kanan. Pada saat diperkusi terdengar sonor pada seluruh
lapang paru ICS 1-6. Dan pada saat diauskultasi terdengar vasikuler, tidak
terdengar wheezing, ronkhi, dan krekels.
11. Sistem Kardiovaskuler
Pada saat dikaji tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 80x/menit dengan
irama teratur, pemeriksaan CRT < 3 detik. Pada saat dipalpasi tidak ada
nyeri tekan. Pada saat diauskultasi: S1>S2, reguler, tidak terdengar
murmur dan S3 atau bunyi gallop, suara jantung 1 dan 2 normal.
12. Sistem Gastrointestinal
Pada saat diinspeksi keadaan mulut klien tidak ada karies dan stomatitis,
tidak menggunakan gigi palsu, dan beberapa gigi tampak sudah tanggal,
lidah klien tampak bersih, saliva normal, umbilikus tampak simetris, dan
tidak terdapat luka, abdomen teraba lunak. Pada saat diauskultasi terdengar
bising usus 8x/menit. Pada saat diperkusi abdomen terdengar timpani. Dan
pada saat dipalpasi perut supel, tidak distensi, tidak terdapat nyeri tekan,
hepar tidak teraba.
13. Sistem Perkemihan
Sistem urogenital balance cairan klien, saat pengkajian intake 2525 cc
(minum: 2000 cc, , air metabolisme: 5 x 105 = 525 cc), output 2150 cc
(urine: 2.000 cc, IWL: 150 cc) balance cairan +425 cc tidak terjadi
perubahan pola kemih, urine berwarna kuning jernih, tidak terjadi distensi
kandung kemih, tidak ada keluhan sakit pinggang.
14. Sistem Genitoreproduksi (Wanita)
Klien berjenis kelamin perempuan. Dan sudah mengalami menopouse.
15. Sistem Muskuloskeletal
Tidak ada tanda-tanda gangguan otot atau kelemahan otot. Ekstermitas
atas dan bawah tidak ada edema.
Kekuatan otot klien 5 5
5 5
3.3 Spiritual
Klien beragama Islam, hubungan klien dengan Tuhan Penciptanya baik,
klien rutin melakukan ibadah selama di panti setiap Rabu dan Kamis, klien
mengikuti ibadah di Mesjid.
Interpretasi hasil :
1. Salah 0 – 3 : Fungsi intelektual utuh
2. Salah 4 – 5 : Kerusakan intelektual ringan
3. Salah 6 – 8 : Kerusakan intelektual sedang
4. Salah 9 – 10 : Kerusakan intelektual berat
Interpretasi hasil :
>23 : Aspek kognitif dari fungsi mental baik
18 - 22 : Kerusakan aspek fungsi mental ringan
≤ 17 : Terdapat kerusakan aspek fungsi mental berat.
6. Pengkajian keseimbangan
Pengkajian keseimbangan dinilai dari dua komponen utama dalam bergerak,
dari kedua komponen tersebut dibagi dalam beberapa gerakan yang perlu
diobservasi oleh perawat. Kedua komponen tersebut adalah:
1. Perubahan posisi atau gerakan keseimbangan
Aktivitas Nilai
a. Bangun dari kursi
Tidak bangun dari duduk dengan satu kali gerakan, tetapi
mendorong tubuhnya ke atas dengan tangan atau bergerak 0
ke bagian depan kursi terlebuh dahulu. Tidak stabil pada
saat berdiri pertama kali.
b. Duduk di kursi
0
Menjatuhkan diri ke kursi, tidak duduk di tengah kursi.
c. Menahan dorongan pada sternum (pemeriksa mendorong
sternum perlahan-lahan sebanyak 3 kali dengan hati-hati.
0
Klien menggerakan kaki, memegang objek untuk
dukungan, kaki menyentuh sisi-sisinya.
d. Mata Tertutup
Lakukan pemeriksaan seperti di atas tetapi klien disuruh 0
menutup mata.
e. Perputaran Leher
Menggerakan kaki, menggenggam objek untuk didukung,
0
kaki menyentuh sisi-sisinya, kelihatan vertigo, pusing atau
keadaan tidak stabil.
f. Gerakan Menggapai Sesuatu
Tidak mampu untuk menggapai sesuatu dengan bahu fleksi
sepenuhnya sementara berdiri pada ujung-ujung kaki, tidak
0
stabil, memegang sesuatu untuk dukungan.
g. Membungkuk
Tidak mampu membungkuk untuk mengambil objek-objek
kecil (misal pulpen) dari lantai, memegang objek untuk 0
bisa berdiri lagi, memerlukan usaha-usaha yang keras
untuk
bangun.
Total Score: 0
Kesimpulan: Resiko jatuh rendah
Karena klien dapat melakukan, Bangun dari kursi, Duduk di kursi, Menahan
dorongan pada sternum, keadaan Mata Tertutup, Perputaran Leher, Gerakan,
Menggapai Sesuatu, Membungkuk tanpa hambatan.
Interpretasi Hasil:
Jumlahkan semua nilai yang diperoleh klien, kemudian
interpretasikan sebagai berikut:
1. 0 – 5 Resiko jatuh rendah
2. 5 – 10 Resiko jatuh sedang
3. 11-15 Resiko jatuh tinggi
Atropi otak
aspek fungsi mental ringan)
4. Score Short Portable Mental Degenenrasi
Status Questioner (SPSMQ) neuron
irreversibl
6 (Kerusakan intelektual e
sedang).
Demensia
Alzheimer
Hilangnya
ingatan jangka
pendek
Perubahan proses
fikir
Gangguan
Memori
2. Data Subjektif: Pada lansia terjadi Defisit
1. Klien mengatakan mandi 2x pembentukan β- Perawatan Diri
amyloid di otak
sehari namun terkadang tidak
menggunakan sabun,
Oksidasi,
2. Mencuci rambut 2x sehari
excitotoxicity,
namun tidak pernah hiperfospolirasi
menggunakan shampo karena protein
sering lupa
Hilangnya serat-
Data Objektif: serat koligernik
dikorteks
1. Klien terlihat rapih dan bersih
namun badan sedikit bau
karena terkadang mandi tidak Penurunan sel
neuron
menggunakan sabun dan tidak
kolinergik yang
berproyeksi
pernah mencuci tangan di hipokampus
dan amigdala
sebelum makan maupun
sesudah makan
2. Pada saat diinspeksi turgor Kelainan
neurotransmiter
kulit klien turgor kulit kering
dan ada bintik-bintik hitam.
3. Pada saat diobservasi mulut Asetilkolin
menurun
bersih tapi sedikit bau mulut
4. Telinga : Sedikit kotor
Kakusutan neuron
fibrilar
Atropi otak
Degenenrasi
neuron
irreversibl
e
Demensia
Alzheimer
Ketidakmampuan
menggunakan
benda, mudah
lupa
Penurunan
kemampuan
melakukan
aktivitas
Defisit
perawatan diri
Kelainan
neurotransmiter
Asetilkolin
menurun
Kakusutan neuron
fibrilar
Atropi otak
Degenenrasi
neuron
irreversible
Demensia
Alzheimer
Muncul gejala
neuro psikiatrik
Gangguan Pola
Tidur
4. Data Subjektif: Pada lansia terjadi Resiko Defisit
1. Klien mengatakan makan pembentukan β- Nutrisi
amyloid di otak
sehari 3x dengan 1 porsi,
namun apabila klien tidak
nafsu makan hanya Oksidasi,
excitotoxicity,
menghabiskan ½ porsi. hiperfospolirasi
protein
Data Objektif:
1. Tinggi badan ± 149 cm, berat Hilangnya serat-
badan ± 50 kg serat koligernik
dikorteks
2. Mukosa mulut lembab, turgor
kulit tidak elastis
3. Abdomen : Lunak, tidak ada Penurunan sel
neuron
distensi abdomen, bising usus
kolinergik yang
8x/menit. berproyeksi di
hipokampus dan
amigdala
Kelainan
neurotransmite
r
Asetilkolin
menurun
Kakusutan neuron
fibrilar
Atropi otak
Degenenrasi
neuron
irreversible
Demensia
Alzheimer
Muncul gejala
neuro psikiatrik
Perubahan nafsu
makan
Intake tidak
adequat
Resiko Defisit
Nutrisi
2. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan memori berhubungan dengan perubahan proses fikir, ditandai dengan
klien tidak mampu mengingat kejadian ± 1 jam lalu, disorientasi waktu, tempat
dan orang. (SDKI, 2017)
2. Defisit perawatan diri berhubungan dengan penurunan kognitif, ditandai dengan
klien mandi tidak menggunakan sabun karena lupa, klien keramas tidak
menggunakan sampo karena tidak ingat. (SDKI, 2017)
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan perubahan lingkungan, ditandai
dengan klien tidak tidur karena merasa tidak nyaman dengan kamar yang berisik,
mata cekung, tampak adanya kantung mata. (SDKI, 2017)
4. Resiko defisit nutrisi berhubungan dengan intake yang tidak adekuat, ditandai
dengan kadang klien tidak nafsu makan, dan hanya menghabiskan ½ porsi
makanan. (SDKI, 2017).
3. Intervensi Keperawatan
No Data Tujuan Intervensi Rasional
1. Gangguan memori berhubungan Tupan: 1. Kaji derajat gangguan kognitif, 1. Memberikan dasar perbandingan
dengan perubahan proses fikir. Gangguan memori seperti perubahan orientasi, yang akan datang dan
teratasi. rentang perhatian kemampuan memengaruhi rencana intervensi.
Data Subjektif: Tupen: berpikir. Bicarakan dengan Catatan : evaluasi orientasi
1. Ny. T mengatakan tidak Setelah dilakukan keluarga mengenai perubahan secara berulang dapat
mengingat tanggal lahirnya tindakan keperawatan perilaku. meningkatkan respons yang
2. Ny T mengatakan tinggal di selama 3x24 jam negative/tingkat frustasi.
Panti Jompo Bunga sudah ± 1 diharapkan gangguan 2. Pertahankan lingkungan yang 2. Kebisinganmerupakan sensori
tahun namun klien tidak memori berkurang. menyenangkan dan tenang. berlebihan yang meningkatan
mengingat sejak kapan Dengan kriteria hasil: gangguan neuron.
3. Keluhan saat ini, klien tidak 1. Klien mampu 3. Lakukan pendekatan dengan 3. Pendekatan terburu-buru
merasa dirinya sedang sakit. mempertahankan cara perlahan dan tenang. menyebabkan klien bingung,
Klien hanya merasa sudah tua fungsi ingatan. kesalahan persepsi/perasaan
dan sering kesulitan untuk 2. Menunjukan terancam.
mengingat. orientasi optimal 4. Tatap wajah ketika berbicara 4. Menimbulkan perhatian,
terhadap waktu, dengan klien. terutama pada klien dengan
tempat, dan orang. gangguan
perseptual.
33
Data Objektif: 5. Panggil klien dengan namanya 5. Nama adalah bentuk identitas
1. Klien mengalami disorientasi diri dan menimbulkan
waktu, orang dan tempat. pengenalan terhadap realita.
Klien tidak mampu mengingat 6. Gunakan suara yang agak 6. Meningkatkan pemahaman.
sekarang berada dimana, rendah dan berbicara dengan Ucapan tinggi dan keras
jamberapa, hariapa dan dengan perlahan pada klien. menimbulkan stress/marah yang
siapa saja. mencetuskan konfrontasi dan
2. Saat ditanya pada kejadian respons marah.
dahulu klien tidak mampu 7. Gunakan kata-kata pendek, 7. Sering perkembangan
mengingatnya dengan baik. kalimat, dan instruksi penyakit, pusat komunikasi
Kejadian yang ± 1 jam klien sederhana (tahap demi tahap). dalam otak terganggu sehingga
juga tidak mampu mengingat Ulangi instruksi tersebut sesuai menghilangkan kemampuan
dengan baik kebutuhan. klien dalam respons penerimaan
3. Score MMSE 18 (Kerusakan pesan dan percakapan secara
aspek fungsi mental ringan) keseluruhan.
4. Score Short Portable Mental 8. Gunakan distraksi, bicarakan 8. Lamunan membantu dalam
Status Questioner (SPSMQ) 6 tentang kejadian yang meningkatkan disorientasi.
(Kerusakan intelektual sebenarnya saat klien Orientasi pada realita
sedang). mengungkapkan ide yang salah, meningkatkan perasaan realita
jika tidak meningkatkan klien, penghargaan diri dan
kecemasan. kemuliaan (kebahagiaan)
personal
9. Kaji keadaan proses pola pikir 9. Untuk mengetahui keadaan
klien dengan menanyakan hari proses pikir klien menurun atau
dan jam. meningkat.
10. Lakukan pendekatan pada klien 10. Membina hubungan terapeutik.
secara verbal.
11. Lakukan review angka/ huruf. 11. Untuk membantu kemampuan
kognitif klien.
12. Perkenalkan nama perawat 12. Mengasah daya ingat klien.
yang ada dan mengevaluasi
setiap harinya.
13. Berikan isyarat lingkungan, 13. Meningkatkan orientasi terhadap
waktu, dan tempat. waktu, tempat dan lingkungan.
14. Lakukan terapi musik klasik. 14. Ketika lansia mendengarkan
musik yang di sukai, lansia
tersebut secara otomatis akan
mengingat kejadian di masa lalu.
Sehingga dapat memabantu
lansia dalam mengingat dan
kepikunan pada lansia dapat
teratasi.
2. Defisit perawatan diri Tupan: 1. Identifikasi kebutuhan 1. Seiring perkembangan penyakit,
berhubungan dengan penurunan Klien dapat kebersihan diri dan berikan kebutuhan kebersihan dasar
kognitif. melakukan perawatan bantuan sesuai kebutuhan mungkin dilupakan. Panas
diri secara mandiri. dengan perawatan rambut/ kuku/ (misal, infeksi, penyakit gusi,
Data Subjektif: Tupen: kulit, bersihkan kacamata, dan penampilan kusut) terjadi saat
1. Klien mengatakan mandi 2x Setelah dilakukan gosok gigi. klien/ perawat terintimidasi
sehari namun terkadang tidak tindakan keperawatan dengan memelihara masalah
menggunakan sabun, selama 3x24 jam yang ada.
2. Mencuci rambut 2x sehari diharapkan defisit 2. Monitor kemampuan klien untuk 2. Untuk mengetahui kemampuan
namun tidak pernah perawatan diri dapat perawatan diri yang mandiri. klien melakukan perawatan diri
menggunakan shampo karena teratasi. Dengan secara mandiri.
sering lupa kriteria hasil: 3. Berikan informasi kepada klien 3. Agar klien mengetahui
1. Mampu melakukan pentingnya perawatan diri. pentingnya perawatan diri
aktivitas perawatan 4. Bantu klien membuat lingkungan 4. Agar klien nyaman dengan
Data Objektif: diri sesuai dengan yang nyaman. lingkungan yang bersih.
1. Klien terlihat rapih dan bersih tingkat kemampuan. 5. Gabungkan kegiatan harian ke 5. Mempertahankan kebutuhan
namun badan sedikit bau dalam jadwal aktivitas. Ubah rutin, mencegah kebingungan
karena terkadang mandi tidak waktu untuk berpakaian atau yang semakin memburuk dan
menggunakan sabun dan tidak kebersihan klien jika masalah meningkatkan partisipasi klien.
pernah mencuci tangan meningkat.
sebelum makan maupun 6. Beri banyak waktu untuk 6. Pekerjaan yang tadinya mudah
sesudah makan melakukan tugas. sekarang menjadi terhambat
2. Pada saat diinspeksi turgor karena penurunan motoric dan
kulit klien turgor kulit kering perubahan kognitif.
dan ada bintik-bintik hitam.
3. Pada saat diobservasi mulut
bersih tapi sedikit bau mulut.
4. Telinga : Sedikit kotor
3. Gangguan pola tidur berhubungan Tupan: 1. Kaji pola tidur 1. Untuk mengetahui adanya
dengan perubahan lingkungan. Pola tidur klien perubahan pola tidur pada klien.
terpenuhi dengan 2. Observasi tanda-tanda vital/hari 2. Untuk memonitor tanda-tanda
kualitas nyenyak. vital klien/harinya.
Tupen: 3. Jelaskan pentingnya tidur yang 3. Agar klien mengetahui
Data Subjektif: Setelah dilakukan adekuat. pentingnya tidur yang adekuat.
1. Klien mengatakan sulit tidur tindakan keperawatan 4. Ciptakan lingkungan yang 4. Untuk meningkatkan
pada siang hari karena tidak selama 2x24 jam nyaman kenyamanan.
nyaman dengan kamar yang diharapkan gangguan 5. Buat jadwal tidur secara teratur. 5. Untuk meningkatkan pola tidur
berisik. Tidur siang hanya pola tidur dapat klien.
dapat ± 1-2 jam, jika tidak teratasi. Dengan 6. Memberikan lingkungan yang 6. Hambatan kortikal pada formasi
dapat tidur klien lebih banyak kriteria hasil: nyaman untuk meningkatkan retikuler akan berkurang selama
jalan-jalan dan melamun. 1. Jumlah jam tidur tidur (mematikan lampu, tidur, meningkatkan respons
dalam batas ventilasi ruang adekuat, suhu otomatik, karenanya respons
Data Objektif: normal. Malam 7- yang sesuai, menghindari kardiovaskuler terhadap suara
1. Mata terlihat cekung dan 8 jam, siang 1-2 kebisingan). meningkat selama tidur.
adanya kantung mata jam. 7. Berikan kesempatan untuk tidur 7. Aktivitas fisik dan mental yang
2. Pola tidur dan sejenak, anjurkan latihan saat lama mengakibatkan kelelahan
kualitas tidur siang hari, turunkan yang dapat meningkatkan
dalam batas aktivitas mental/fisik pada sore kebingungan, aktivitas yang
normal (nyenyak). hari. terprogram tanpa stimulasi
berlebihan meningkatkan waktu
tidur.
4. Resiko defisit nutrisi berhubungan Tupan: 1. Kaji adanya alergi makanan. 1. Untuk megetahui adanya alergi
dengan intake yang tidak adekuat. Kebutuhan nutrisi atau tidak.
klien terpenuhi. 2. Monitor adanya penurunan BB. 2. Untuk mengetahui adanya
Data Subjektif: Tupen: penurunan BB atau tidak.
1. Klien mengatakan makan Setelah dilakukan 3. Monitor adanya tanda-tanda 3. Untuk melihat keadaan klien.
sehari 3x dengan 1 porsi, tindakan keperawatan kekurangan nutrisi.
namun apabila klien tidak selama 2x24 jam 4. Monitor intake nutrisi klien. 4. Untuk mengetahui
nafsu makan hanya diharapkan resiko perkembangan napsu makan
menghabiskan ½ porsi. defisit nutrisi dapat 5. Beri informasi pada klien klien.
teratasi. Dengan pentingnya nutrisi. 5. Agar klien mengetahui
Data Objektif: kriteria hasil: 6. Anjurkan pada klien untuk pentingnya nutrisi untuk tubuh.
1. Tinggi badan ± 149 cm, berat 1. BB klien tetap memenuhi kebutuhan nutrisi 6. Agar asupan nutrisi klien
badan ± 50 kg dalam batas dengan menghabiskan terpenuhi.
2. Mukosa mulut lembab, turgor normal. makan porsinya.
kulit tidak elastis 2. Napsu makan
3. Abdomen : Lunak, tidak ada klien bertambah.
distensi abdomen, bising usus
8x/menit.
4. Implementasi Keperawatan
No Hari/ Tanggal Dx Implementasi Evaluasi Paraf
1. Sabtu, 30 Januari Pukul 08:00 WIB 1. Hasil: Klien mengatakan tidak tau hari Lisnasari
2021 1 1. Mengkaji keadaan proses pola apa dan jam berapa sekarang. Klien
pikir klien dengan menanyakan tampak tidak mengetahui hari ini dan
hari dan jam. jam berapa, saat ditanya hari setelah
hari rabu klien tidak mampu
menjawab, begitupun saat ditanya
setelah jam 8 klien tidak mampu
menjawab.
Pukul 08:05 WIB
3 2. Mengobservasi tanda-tanda vital 2. Hasil: TD : 110/70 mmHg, Nadi :
80x/menit, Suhu : 36ºC, RR: 20
x/menit.
Pukul 08:10 WIB
1 3. Melakukan pendekatan pada klien 3. Hasil: Klien mengatakan senang
secara verbal. bertemu dengan perawat, klien terlihat
senang dan mudah dekat dengan
Perawat
Pukul 08:20 WIB Lisnasari
1 4. Memanggil klien dengan namanya 4. Hasil: Klien mengatakan senang
dipanggil namanya. Klien terlihat
senang dan menjadi percaya kepada
perawat.
Pukul 08:30 WIB
4 5. Mengkaji adanya alergi makanan 5. Hasil: Klien mengatakan tidak ada
pantangan makanan.
Pukul 08:40 WIB
4 6. Memonitor adanya penurunan BB 6. Hasil: Klien tidak mengetahui Bbnya
karena tidak pernah menimbang BB
selama di panti, namun diperkirakan ±
50kg. DO: IMT 22,5.
Pukul 08:50 WIB
4 7. Memonitor adanya tanda-tanda 7. Hasil: Klien mengatakan tidak pernah
kekurangan nutrisi. mual atau muntah. Antropometri : TB :
±149 cm, BB : ± 50 kg, IMT : 22,5
(18,5-24,9), BBI : 41,65-56,35 kg.
Bising usus 8x/menit. Konjungtiva
tampak anemis.
Pukul 09:00 WIB Lisnasari
4 8. Memonitor intake nutrisi klien 8. Hasil: Klien mengatakan makan hanya
makan ½ porsi karena malas makan.
Klien terlihat malas makan
Pukul 09:10 WIB
4 9. Menganjurkan pada klien untuk 9. Hasil: Klien mengatakan makan akan
memenuhi kebutuhan nutrisi di habiskan. Klien tampak memahami
dengan menghabiskan makan penjelasan perawat.
porsinya.
Pukul 09:20 WIB
3 10. Mengkaji pola tidur 10. Hasil: Klien mengatakan sulit tidur
pada malam hari dan siang hari. Klien
terlihat duduk sambil melamun diatas
tempat tidur dan klien tampak lesu.
Pukul 09:25 WIB
3 11. Memonitor kebutuhan tidur 11. Hasil: klien mengatakan dapat tidur
klien/hari. hanya ± 1 - 2 jam/hari karena
kamarnya kurang nyaman bising
keributan. Klien terlihat lesu, terdapat
kantung mata dan mata cekung.
Pukul 09:30 WIB Lisnasari
3 12. Menjelaskan pentingnya tidur 12. Hasil: Klien mengatakan mengerti dan
yang adekuat. akan mencoba menutup matanya. Saat
malam hari walau tidak mengantuk.
Pukul 09:40 WIB
3 13. Menciptakan lingkungan yang 13. Hasil: Klien mengatakan kamar
nyaman. berisik. Kamar klien terlihat lansia
sedang adu mulut dan berisik.
Pukul 09:45 WIB
3 14. Membuat jadwal tidur secara 14. Hasil: Klien mengatakan mau
teratur. dibuatkan jadwal tidur. Perawat
membuatkan jadwal tidur malam hari ±
8 jam/hari.
Pukul 9:50 WIB
1 15. Melakukan review tentang angka 15. Hasil: Klien mengatakan senang
atau huruf. karena dapat menyebutkan angka 1-10,
namun huruf masih lupa. Klien terlihat
mampu mengingat angka 1-10. Namun
huruf masih tidak bisa ingat.
Pukul 10:00 WIB
1 16. Memperkenalkan nama 16. Hasil: Klien mengatakan senang
mahasiswa yang ada dan karena mampu menyebutkan 5 nama
mengevaluasi. perawat. Klien terlihat mampu Lisnasari
menyebutkan 5 nama perawat secara
berulang.
Pukul 10:05 WIB
1 17. Memberikan isyarat lingkungan, 17. Hasil: Klien mengatakan tidak tau
waktu, dan tempat. tanggal dan hari apa sekarang serta
tidak tau sedang berada dimana,
namun dapat menyebutkan setelah
dijelaskan oleh perawat. klien terlihat
bingung dan tidak tau, namun dapat
menyebutkan ulang hari, tanggal dan
dimana klien berada saat perawat
menjelaskan.
Pukul 10:10 WIB
2 18. Memonitor kemampuan klien 18. Hasil: Klien mengatakan dapat
untuk perawatan diri yang melakukan mandi dengan mandiri,
mandiri. walau sering lupa menggunakan sabun
dan keramas tanpa shampo. Klien
terlihat bersih dan rapih namun
tercium agak bau pada badannya Lisnasari
karena klien
mandi tidak menggunakan sabun
Pukul 10:20 WIB
2 19. Memberikan informasi kepada 19. Hasil: Klien mengatakan mengeri
klien pentingnya perawatan diri. namun masih sering lupa.
Pukul 11:20 WIB
2 20. Membantu klien membuat 20. Hasil: Klien mengatakan kamarnya
lingkungan yang nyaman berantakan dan bau. Kamar klien
tercium bau dan terlihat berantakan
2. Minggu, 31 Pukul 08:00 WIB 1. Hasil: Klien mengatakan tidak tau hari Lisnasari
Januari 2021 1 1. Mengkaji keadaan proses pola apa dan jam berapa sekarang. Klien
pikir klien dengan menanyakan tampak tidak mengetahui hari ini dan
hari dan jam. jam berapa, saat ditanya hari setelah
hari rabu klien tidak mampu
menjawab, begitupun saat ditanya
setelah jam 8 klien tidak mampu
menjawab.
Pukul 08:05 WIB
3 2. Mengobservasi tanda-tanda vital 2. Hasil: TD : 120/80 mmHg, Nadi :
80x/menit, Suhu : 36ºC, RR: 20
x/menit. Lisnasari
Pukul 08:10 WIB
1 3. Melakukan pendekatan pada klien 3. Hasil: Klien mengatakan senang
secara verbal. bertemu lagi dengan perawat, klien
terlihat senang dan mudah dekat
dengan perawat.
Pukul 08:20 WIB
1 4. Memanggil klien dengan namanya 4. Hasil: Klien mengatakan senang
dipanggil namanya. Klien terlihat
senang dan menjadi percaya kepada
perawat.
Pukul 08:50 WIB
4 5. Memonitor adanya tanda-tanda 5. Hasil: Klien mengatakan tidak pernah
kekurangan nutrisi. mual atau muntah. Antropometri : TB :
±149 cm, BB : ± 50 kg, IMT : 22,5
(18,5-24,9), BBI : 41,65-56,35 kg.
Bising usus 8x/menit. Konjungtiva
tampak anemis.
Pukul 09:00 WIB Lisnasari
4 6. Memonitor intake nutrisi klien 6. Hasil: Klien mengatakan makan habis
1 porsi.
Pukul 09:20 WIB
3 7. Mengkaji pola tidur 7. Hasil: Klien mengatakan dapat tidur
pada malam hari dan siang hari.
Pukul 09:25 WIB
3 8. Memonitor kebutuhan tidur 8. Hasil: klien mengatakan dapat tidur
klien/hari. hanya 8 jam/hari di malam hari.
Pukul 09:40 WIB
3 9. Menciptakan lingkungan yang 9. Hasil: Klien mengatakan kamarnya
nyaman. nyaman karena ketika hendak tidur
lampu selalu dimatikan.
Pukul 9:50 WIB
1 10. Melakukan review tentang angka 10. Hasil: Klien mengatakan senang
atau huruf. karena dapat menyebutkan angka 1-10,
huruf a-h. Klien terlihat mampu
mengingat angka 1-10. Mengingat
huruf a-h.
Pukul 10:00 WIB Lisnasari
1 11. Mengevaluasi ingatan klien 11. Hasil: Klien mengatakan senang
tentang nama mahasiswa yang karena mampu menyebutkan dan
ada. mengingat 5 nama perawat. Klien
terlihat mampu menyebutkan dan
mengingat 5 nama perawat secara
berulang.
Pukul 10:05 WIB
1 12. Memberikan isyarat lingkungan, 12. Hasil: Klien mengatakan tidak tau
waktu, dan tempat. tanggal dan hari apa sekarang serta
tidak tau sedang berada dimana,
namun dapat menyebutkan setelah
dijelaskan oleh perawat. klien terlihat
bingung dan tidak tau, namun dapat
menyebutkan ulang hari, tanggal dan Lisnasari
dimana klien berada saat perawat
menjelaskan.
Pukul 10:10 WIB
2 13. Memonitor kemampuan klien 13. Hasil: Klien mengatakan dapat
untuk perawatan diri yang melakukan mandi dengan mandiri,
mandiri. walau sering lupa menggunakan sabun
dan keramas tanpa shampo. Klien
terlihat bersih dan rapih namun
tercium agak bau pada badannya
karena klien
mandi tidak menggunakan sabun
Pukul 10:20 WIB
2 14. Memberikan informasi kepada 14. Hasil: Klien mengatakan mengerti
klien pentingnya perawatan diri. namun masih sering lupa.
Pukul 11:20 WIB
2 15. Membantu klien membuat 15. Hasil: Klien mengatakan kamarnya
lingkungan yang nyaman berantakan dan bau. Kamar klien Lisnasari
tercium bau dan terlihat berantakan.
3. Selasa, 02 Pukul 08:00 WIB 1. Hasil: Klien mengatakan tidak tau hari Lisnasari
Februari 2021 1 1. Mengkaji keadaan proses pola apa dan jam berapa sekarang. Klien
pikir klien dengan menanyakan tampak tidak mengetahui hari ini dan
hari dan jam. jam berapa, saat ditanya hari setelah
hari rabu klien tidak mampu
menjawab, begitupun saat ditanya
setelah jam 8 klien tidak mampu
menjawab.
Pukul 08:10 WIB
1 2. Melakukan pendekatan pada klien 2. Hasil: Klien mengatakan senang
secara verbal. bertemu lagi dengan perawat, klien
terlihat senang dan mudah dekat Lisnasari
dengan perawat.
Pukul 08:20 WIB
1 3. Memanggil klien dengan namanya 3. Hasil: Klien mengatakan senang
dipanggil namanya. Klien terlihat
senang dan menjadi percaya kepada
perawat.
Pukul 9:50 WIB
1 4. Melakukan review tentang angka 4. Hasil: Klien mengatakan senang
atau huruf. karena dapat menyebutkan angka 1-
10, huruf a-h. Klien terlihat mampu
mengingat angka 1-10. Mengingat
huruf a-h.
Pukul 10:00 WIB
1 5. Mengevaluasi ingatan klien 5. Hasil: Klien mengatakan senang
tentang nama mahasiswa yang karena mampu menyebutkan dan
ada. mengingat 5 nama perawat. Klien
terlihat mampu menyebutkan dan
mengingat 5 nama perawat secara
berulang.
Pukul 10:05 WIB Lisnasari
1 6. Memberikan isyarat lingkungan, 6. Hasil: Klien mengatakan tidak tau
waktu, dan tempat. tanggal dan hari apa sekarang serta
tidak tau sedang berada dimana,
namun dapat menyebutkan setelah
dijelaskan oleh perawat. klien terlihat
bingung dan tidak tau, namun dapat
menyebutkan ulang hari, tanggal dan
dimana klien berada saat perawat
menjelaskan.
Pukul 10:20
1 7. Memberikan terapi musik 7. Hasil: Klien antusias mengikuti terapi
musik.
Pukul 10:10 WIB
2 8. Memonitor kemampuan klien 8. Hasil: Klien mengatakan dapat
untuk perawatan diri yang melakukan mandi dengan mandiri,
mandiri. walau sering lupa menggunakan sabun
dan keramas tanpa shampo. Klien
terlihat bersih dan rapih namun
tercium agak bau pada badannya
karena klien mandi tidak Lisnasari
Pukul 10:20 WIB menggunakan sabun
9. Memberikan informasi kepada
2 9. Hasil: Klien mengatakan mengerti
klien pentingnya perawatan diri.
namun masih sering lupa.
Pukul 11:20 WIB
10. Membantu klien membuat
2 10. Hasil: Klien mengatakan kamarnya
lingkungan yang nyaman
berantakan dan bau. Kamar klien
tercium bau dan terlihat berantakan.
ANALISIS JURNAL
No Author & Title Publisher Aim Methods Sample Main Results
1. Pengaruh Terapi Musik Ensiklopedia Mengetahui Quasy Jumlah Terapi musik ini sangat efektif digunakan
terhadap Fungsi Kognitif pengaruh terapi Eksperiment sampel sebagai terapi pada lansia demensia yaitu
pada Lansia yang musik terhadap dengan sebanyak 10 karena selain mudah dilakukan juga
Mengalami Demensia. fungsi kognitif pendekatan One orang. menimbulkan efek positif kepada lansia, seperti
pada lansia yang Group Pretest- menimbulkan motivasi/ semangat baru,
Penulis: mengalami Posttest Design menenangkan pikiran, menyeimbangkan fungsi
1) Aida Yulia demensia di antara otak kiri dan otak kanan dan
2) Riana Syafitria PSTW Sabai mengembalikan kesehatan mental dan fisik
Nan Aluih serta spiritual. Hal ini bisa diterapkan kepada
Tahun: Sicincin Padang lansia yang mengalami penurunan fungsi
2019 Pariaman Tahun kognitif, ketika lansia mendengarkan musik
2017 yang di sukai, lansia tersebut secara otomatis
akan mengingat kejadian di masa lalu.
Sehingga dapat memabantu lansia dalam
mengingat dan kepikunan pada lansia dapat
teratasi.
2. Dampak Terapi Musik Universitas Mengetahui Literature 5 jurnal Secara psikologis, musik memiliki peran
pada Fungsi Kognitif Lampung dampak terapi Review penting dalam pengaturan emosi, komunikasi,
Pasien dengan Demensia. musik terhadap dan interaksi sosial. Secara umum, musik
fungsi kognitif melibatkan area otak yang sangat luas dari
Penulis: pada lansia yang temporal, frontal, parietal, cerebellar, dan area
1) Dewi Nur Fiana, mengalami otak limbik/paralimbik yang terkait dengan
2) Annisa Cahyani demensia. banyak proses perseptual, kognitif, motorik,
dan emosional di otak. Intervensi dapat
Tahun: diberikan dengan kegiatan musik seperti
2019 bernyanyi dan mendengarkan lagu-lagu yang
akrab (dikenal). Adanya hubungan saraf antara
musik, emosi, dan memori dapat menjelaskan
mengapa musik yang sangat akrab (dikenal)
dapat membangkitkan ingatan dan emosi pasien
dengan demensia. musik klasik menghasilkan
gelombang Alfa yg menenangkan yang dapat
merangsang sistem limbik jaringan neuron otak.
Musik klasik dapat membuat pikiran selalu siap
dan mampu berkonsentrasi, karena musik klasik
mampu menyeimbangkan aktivitas dari belahan
otak kanan dan kiri serta mengatur gelombang
otak dalam kondisi yang diperlukan dalam
belajar. Musik klasik mampu membawa
gelombang otak ke kondisi beta maupun alfa.
Gelombang otak yang berada pada frekuensi
gelombang beta yaitu 12-25 Hz, merupakan
kondisi yang sangat baik untuk melakukan
aktivitas yang menuntut konsentrasi tinggi.
Sedangkan frekuensi gelombang alfa berkisar
antara 8-12 Hz, sangat baik untuk melakukan
aktivitas belajar.
3. Efektifitas Pemberian LP3M Menentukan Quasi 60 responden Kebanyakan Lansia mengalami susah tidur,
Terapi Musik Klasik Sekolah efektifitas Eksperimen dibagi ke tidur yang hanya sebentar-sebentar, sering
Terhadap Penurunan Tinggi Ilmu pemberian terapi t dalam 2 terbangun pada malam hari, serta bangun yang
Gejala Insomnia Pada Kesehatan musik klasik kelompok, terlalu cepat pada pagi hari. Menurunnya
Lansia. (STIKes) terhadap yaitu 30 kualitas tidur Lansia akan berdampak buruk
Cirebon penurunan responden terhadap kesehatan, karena dapat menyebabkan
gejala insomnia kelompok kerentanan terhadap penyakit, stres, konfusi,
Penulis: pada Lansia di kontrol dan disorientasi, gangguan mood, kurang segar,
1) Medina Reggyanti Posbindu Dahlia 30 responden menurunnya kemampuan berkonsentrasi dan
2) Tantri Wenny dan Karang kelompok kemampuan membuat keputusan. Terapi musik
Sitanggang Mekar intervensi. klasik dapat membantu Lansia mudah untuk
Puskesmas tertidur di malam hari dan terjadi peningkatan
Tahun: Pisangan tahun kualitas tidur setelah diberikan terapi musik
2018 2017. klasik. Mekanisme terapi musik klasik adalah
untuk relaksasi dengan mengurangi kecemasan
yang dapat berkontribusi terhadap penurunan
gejala insomnia.
4. Pengaruh Terapi Musik STIKES Aufa Mengetahui Desain Jumlah yang Terapi musik membuat otak melepaskan zat
Klasik Terhadap Lansia Royhan pengaruh terapi penelitian quasy dapat dopamine (hormone terkait dengan sistem otak,
Penderita Insomnia. Padang musik klasik experiment. dijadikan memberikan perasaan kenikmatan dan
sidimpuan. terhadap lansia Rancangan sampel penguatan untuk memotivasi seseorag secara
Penulis: penderita penelitian the sebanyak 30 proaktif melakukan kegiatan tertentu. Kondisi
1) Mastiur Napitupulu, insomnia. one group orang nyaman, tenang dan rileks tersebut akan
2) Sutriningsih pretest - post test membuat lansia memiliki keinginan untuk tidur.
design. Seseorang akan tertidur ketika seseorang
tersebut merasa nyaman dan rileks. Kondisi
Tahun: seperti inilah yang menjadi kebutuhan tidur
2019 bagi lansia, sehingga lansia
tidak mengalami
kesulitan untuk tidur.
5. Pengaruh Terapi Musik STIKES Mengetahui Desain Semua lansia Terapi musik instrumental adalah suatu cara
Instrumental Terhadap PEMKAB pengaruh terapi penelitian yang penanganan penyakit (pengobatan) dengan
Insomnia Pada Lansia Di JOMBANG musik menggunakan mengalami menggunakan nada atau suara yang semua
Upt Pelayanan Sosial instrumental Pra eksperiment insomnia di intrument musik dihasilkan melalui alat musik
Tresna Werdha Jombang terhadap dengan jenis one UPT disusun demikian rupa sehingga mengandung
insomnia pada group pre test Pelayanan irama, lagu dan keharmonisan. Mekanisme
Penulis: lansia di dan post test Sosial Tresna kerja musik untuk rileksasi rangsangan atau
1) Sri Nuryati , Pelayanan design, Werdha unsure irama dan nada masuk ke canalis
2) Rodiyah, Sosial Tresna Jombang auditorius di hantar sampai ke thalamus
3) Mas Imam Ali Werdha sebanyak 38 sehingga memori di sistem limbic aktif secara
Affandi Jombang orang, Besar otomatis mempengaruhi saraf otonom yang
sampel 16 disampaikan ke thalamus dan kelenjar hipofisis
Tahun: orang yang dan muncul respon terhadap emosional melalui
2017 diambil feedback ke kelenjar adrenal untuk menekan
menggunakan pengeluaran hormon stress sehingga
quota seseorang menjadi
rileks. Respons relaksasi ini terjadi melalui
sampling penurunan bermakna dari kebutuhan zat
oksigen oleh tubuh, yang selanjutnya aliran
darah akan lancar, neurotransmitter penenang
akan dilepaskan, sistem saraf akan bekerja
secara baik otot-otot tubuh yang relaks
menimbulkan perasaan tenang dan nyaman.
Perasaan tenang dan nyaman akan
memudahkan lansia untuk
tidur terlelap.
DAFTAR PUTAKA
Cahyani, dkk. 2019. Dampak Terapi Musik pada Fungsi Kognitif Pasien dengan
Demensia. JK Unila Volume 3 Nomor 1.
Napitupulu, dkk. 2019. Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Lansia
Penderita Insomnia. Jurnal kesehatan ilmiah indonesia vol. 4 no.2.
Nuryati, dkk. 2017. Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Lansia Penderita
Insomnia. Jurnal Ilmiah Keperawatan, Vol 3 No 2.
Reggyanti, dkk. 2018. Efektifitas Pemberian Terapi Musik Klasik Terhadap
Penurunan Gejala Insomnia Pada Lansia. Jurnal Kesehatan Vol. 9 No. 1
Tahun 2018.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:
Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2017. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia:
Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.
Yulia. 2019. Pengaruh Terapi Musik terhadap Fungsi Kognitif pada Lansia yang
Mengalami Demensia. Ensiklopedia of Journal Vol. 2 No.1 Edisi 2.
60