Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KE PERAWATAN KOMUNITAS

UNIT KESEHATAN KERJA (UKK)

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Stase Keperawatan Komunitas

Dosen Pembimbing :
Dedep Nugraha, S.Kep.,Ners.,M.Kep

Disusun Oleh :
Lisna Shopiyah 201FK04082
Rossy Nurkhohirin 201FK04054
Suci Dara Pramestie 201FK04058
Yuliasari 201FK04074

PROGRAM PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA BANDUNG

2021
KASUS UNIT KESEHATAN KERJA
(UKK)

CV. Berkah Solusi Mandiri merupakan perusahan yang bergerak di


bidang makanan, dimana produk yang dihasilkan adalah Tahu Jeletot, Cireng
Isi dan Baso Isi. Tempat yang dilakukan pengkajian merupakan tempat untuk
memproduksi Tahu Jeletot, pemilik utama adalah bapak Yadi beliau adalah
seorang karyawan di Alfamart namun, beliau memiliki impian untuk merintis
usaha mandiri. Awal berdiri CV ini yaitu di Adipura. Awalnya hanya
membuat beberapa dan ternyata banyak yang menyukainya sehingga CV ini
berkembang dan terus berkembang. CV ini terdiri dari beberapa cabang,
cabang Cempaka hanya bangian penggorengan tahu, setelah tahu digoreng
disini tahu akan di transfer ke Adipura untuk proses penggisian, di Adipura,
tahu yang sudah digoreng diisi oleh bumbu pedas dan sayuran, selanjutnya di
transfer ke outlet yang terdiri dari 19 outlet yang tersebar di Bandung,
Cianjur, Sukabumi, Bogor. Sedangkan cabang Garut ditambah dengan
produksi pembuatan tahu , penggorengan, dan pengisian isi tahu. Asal mula
nama dagang “Tahu Jeletot” karena memang rasa dari tahu tersebut pedas.
Berdasarkan penuturan pak Usep koordinator, untuk surat izin berada di
pemilik CV namun, produk yang dihasilkan sudah disetujui oleh LPPOM
MUI dan bersetifikasi “Halal”. Jumlah tenaga kerja terdiri dari 14 orang
dibagian penggorengan dan 3 orang PJ atau pembimbing lapangan.

Proses Pembuatan Dan Produksi

1. Alat:

Terdiri dari 14 wajan, 14 kompor, tabung gas, serokan, meja , 3 kipas


angina, saringan, box, 4 APAR.
2. Bahan:

Minyak 21 karton/ hari, tahu mentah.


3. Proses pembuatan:

Tahu awalnya di bawa dari Cibuntu dalam keadaan mentah, yang


selanjutnya digoreng dan ditiriskan dengan bantuan kipas angina
sebelum di packing, packing tahu di kemas rapih kedalam box yang
selanjutnya di akan di angkut ke Adipura untuk proses penggisian tahu
jeletot.

4. Proses produksi :

Tahu akan digoreng pada pukul 07.00 – 14.00, tahu digoreng sesuai
orderan yang masuk, orderan biasanya muncul pada sore hari.

Kelengkapan Fasilitas Home Industri

Pelayanan kesehatan yang tersedia di lingkungan industri berupa


terdapatnya pelayanan kesehatan berupa Puskesmas Putih yang berjarak ±
200 meter dari lingkungan industri Alat pelindung diri yang tersedia di ruang
lingkup industri hanya berupa masker, penutup kepala dan sepatu boot.
Dalam hal penyediaan masker, pihak perusahaan sudah menyediakan
masker, tetapi pegawai ada yang memakai adapun yang tidak. Sementara itu
dalam hal penyediaan sepatu boot pihak perusahaan sudah menyediakannya.
Tersedianya perlengkapan P3K didalam lingkungan industri sudah ada
dimana terdapat kotak P3K dikantor. Isi kotak P3K berisi obat-obatan
warung, salep, betadin, dan kassa. Tidak ada asuransi kesehatan khusus bagi
pekerja tetapi bila Terdapat karyawan yang sakit lalu pergi ke Rumah sakit
disertai terdapat surat keterangan sakit dari dokter dan bukti
pembayaran/kwitansi biaya pengobatan akan di ganti oleh pihak CV.
Ketersediaan pembuangan limbah telah disediakan oleh pihak
perusahaan, dimana limbah sisa air dari pencucian tahu megalir ke sungai,
Sebelum air limbah di alirkan ke sungai, limbah di saring terlebih dahulu
untuk memisahkan antara genangan air dengan minyak kemudian air limbah
langsung di alirkan ke sungai sedangkan untuk minyak yang menggumpal
akan di angkut. Terdapat tempat pembuangan sampah berupa drum
berukuran besar.

Fasilitas yang dimiliki oleh perusahaan dalam menunjang produktifitas


pekerja yaitu tersedianya 1 toilet dimana posisi jamban ada di luar ruangan
dan selang air dengan kondisi air cukup bersih tetapi terkadang berwarna
kuning, terdapatnya alat pemadam kebakaran, terdapat penerangan yang
cukup banyak di ruangan yaitu berupa atap yang di ganti dengan atap
berbahan bening yang kemudian cahaya matahari masuk ke ruangan
sehingga didalam ruangan sangat 19 terang dan waktu kerja hanya dilakukan
pada pagisiang hari sehingga untuk malam hari tidak perl banyak
penerangan. Sementara itu didalam ruangan hanya terdapat sedikit ventilasi
sehingga didalam ruangan terasa pengap karena kurangnya ventilasi dan
ditambah dengan uap penggorengan yang panas. Halaman di sekitar industry
di manfaatkan untuk tempat parkir kendaraan. Pencemaran lingkungan : air
limbah yang dibuang langsung ke sungai menyebabkan air sungai tercemar
oleh air limbah, pencemaran makanan : di samping pabrik terdapat unggas
yang memungkinkan untuk bisa mencemari tahu yang sedang di produksi.
Data Kesehatan
Berdasarkan data menunjukan bahwa hampir seluruh pekerja yaitu 12
orang (92,31%) berusia dewasa yaitu pada rentang usia 20 – 50 tahun.
Berdasarkan data yang disebutkan diatas, menunjukan bahwa seluruh pekerja
yaitu 13 orang (100%) berjenis kelamin laki-laki. 7 orang (53,85%) memiliki
keluhan gatal gatal, 3 org mata bekabut, 2 orang pegal pegal di area punggung.
Sebagian besar pekerja yaitu 8 orang (61,54%) menangani gangguan kesehatan
kerja ke pelayanan kesehatan, 12 orang (92,31%) tidak melakukan pemeriksaan
rutin, 12 orang (92,31%) memiliki durasi bekerja >8 jam perhari, 13 orang
(100%) berdiri selama bekerja, seluruh pekerja yaitu 13 orang (100%)
melakukan pergantian posisi >3jam. Sebagian besar pekerja yaitu 7 orang
(53,85%) memiliki keluhan akibat posisi bekerja berupa pegal-pegal, sebagian
pekerja yaitu 5 orang (38,46%) kadang-kadang memakai APD, hampir setengah
pekerja yaitu 4 orang (30,77%) tidak pernah menggunakan masker, seluruh
pekerja yaitu 13 orang (100%) tidak pernah menggunakan sarung tangan selama
bekerja. Sebagian pekerja yaitu 6 orang (46,15 %) Tidak menggunakan penutup
kepala selama bekerja. Sebagian besar pekerja yaitu 9 orang (69,23%) Selalu
melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah bekerja. Sebagian besar pekerja
yaitu 7 orang (53,85%) jarang melakukan pemeriksaan kesehatan rutin.
ASUHAN KEPERAWATAN UNIT KESEHATAN KERJA

I. PENGKAJIAN
Nama Perusahaan : CV. Berkah Solusi Mandiri
Jenis Produk yang dihasilkan : Bidang makanan (Tahu Jeletot, Cireng Isi
dan Baso Isi)
Alamat : Jalan Adipura dan Jalan Cempaka
Tanggal Pengkajian : Selasa, 26 Januari 2021

A. Beban Kerja
Jumlah tenaga kerja di CV. Berkah Solusi Mandiri ini terdiri dari 14
orang di bagian penggorengan dan 3 orang PJ atau pembimbing
lapangan. Berdasarkan data menunjukan bahwa hampir seluruh pekerja
yaitu 12 orang (92,31 %) berusia dewasa pada rentang usia 20 – 50
tahun. Berdasarkan data yang disebutkan juga menunjukan bahwa
seluruh pekerja yaitu 13 orang (100 %) berjenis kelamin laki-laki.
Durasi bekerja yang dijalani oleh para pekerja di CV. Berkah Solusi
Mandiri ini yaitu 12 orang (92,31 %) memiliki durasi bekerja > 8 jam per
hari. Dimana diantaranya 13 orang (100 %) berdiri selama bekerja.
Mobilisasi pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja yaitu seluruh pekerja
13 orang (100 %) melakukan pergantian posisi >3 jam.
Sebagian besar pekerja yaitu 7 orang (53,85%) memiliki keluhan
akibat posisi bekerja berupa pegal-pegal, 7 orang (53,85 %) memiliki
keluhan gatal-gatal, 3 orang mata bekabut dan 2 orang pegal pegal di area
punggung. Sebagian besar pekerja yaitu 8 orang (61,54 %) menangani
gangguan kesehatan kerja tersebut ke pelayanan kesehatan. Akan tetapi,
untuk pemeriksaan rutin, 12 orang (92,31 %) tidak melakukan
pemeriksaan rutin.
B. Kapasitas Kerja
Jumlah tenaga kerja terdiri dari 14 orang di bagian penggorengan
dan 3 orang PJ atau pembimbing lapangan.
Kejadian selama dan setelah bekerja diantaranya yaitu 13 orang (100
%) berdiri selama bekerja dan melakukan pergantian posisi >3 jam.
Sebagian besar pekerja yaitu 7 orang (53,85%) memiliki keluhan akibat
posisi bekerja berupa pegal-pegal. Sebagian besar pekerja yaitu 7 orang
(53,85 %) jarang melakukan pemeriksaan kesehatan rutin. Sebagian
pekerja yaitu 5 orang (38,46%) kadang-kadang memakai APD. Dimana
hampir setengah pekerja yaitu 4 orang (30,77 %) tidak pernah
menggunakan masker dan seluruh pekerja yaitu 13 orang (100 %) tidak
pernah menggunakan sarung tangan selama bekerja. Sebagian pekerja
yaitu 6 orang (46,15 %) tidak menggunakan penutup kepala selama
bekerja. Sebagian besar pekerja yaitu 9 orang (69,23 %) selalu
melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah bekerja. Sebagian besar
pekerja yaitu 7 orang (53,85 %) jarang melakukan pemeriksaan
kesehatan rutin.
Penyakit yang dialami oleh para pekerja diantara 7 orang (53,85 %)
memiliki keluhan gatal gatal, 3 orang mata bekabut dan 2 orang pegal-
pegal di area punggung. Sebagian besar pekerja yaitu 8 orang (61,54 %)
menangani gangguan kesehatan kerja ke pelayanan kesehatan. Akan
tetapi, untuk pemeriksaan kesehatan rutin 12 orang (92,31 %) tidak
melakukan pemeriksaan rutin.

C. Lingkungan Kerja
Berdasarkan pengkajian, untuk lingkungan fisik dari tempat kerja
diantaranya halaman di sekitar industri dimanfaatkan untuk tempat parkir
kendaraan dan di samping pabrik tersebut terdapat unggas yang
memungkinkan bisa mencemari tahu yang sedang di produksi.
Terdapat penerangan yang cukup banyak di ruangan yaitu berupa
atap yang diganti dengan atap berbahan bening yang kemudian cahaya
matahari masuk ke ruangan sehingga didalam ruangan sangat terang dan
waktu kerja yang hanya dilakukan pada pagi dan siang hari sehingga
untuk malam hari tidak perlu banyak penerangan.
Sementara itu di dalam ruangan hanya terdapat sedikit ventilasi
sehingga di dalam ruangan terasa pengap karena kurangnya ventilasi dan
ditambah dengan uap penggorengan yang panas.
Fasilitas yang dimiliki oleh perusahaan dalam menunjang
produktifitas pekerja yaitu tersedianya 1 toilet dimana posisi jamban ada
di luar ruangan dan selang air dengan kondisi air cukup bersih tetapi
terkadang berwarna kuning.
Ketersediaan pembuangan limbah telah disediakan oleh pihak
perusahaan, dimana limbah sisa air dari pencucian tahu megalir ke s
ungai. Sebelum air limbah dialirkan ke sungai, limbah disaring terlebih
dahulu untuk memisahkan antara genangan air dengan minyak kemudian
air limbah langsung dialirkan ke sungai sedangkan untuk minyak yang
menggumpal akan di angkut. Air limbah yang dibuang langsung ke
sungai menyebabkan air sungai tercemar. Selain itu, terdapat tempat
pembuangan sampah berupa drum berukuran besar.
Jenis APD yang ada berupa masker, penutup kepala dan sepatu boot.
Dalam hal penyediaan masker, pihak perusahaan sudah menyediakan
masker, tetapi pegawai ada yang memakai adapun yang tidak. Sementara
itu dalam hal penyediaan sepatu boot pihak perusahaan sudah
menyediakannya.
Sebagian pekerja yaitu 5 orang (38,46 %) kadang-kadang memakai
APD, hampir setengah pekerja yaitu 4 orang (30,77 %) tidak pernah
menggunakan masker, seluruh pekerja yaitu 13 orang (100 %) tidak
pernah menggunakan sarung tangan selama bekerja. Sebagian pekerja
yaitu 6 orang (46,15 %) tidak menggunakan penutup kepala selama
bekerja. Sebagian besar pekerja yaitu 9 orang (69,23 %) selalu
melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah bekerja. Selain itu terdapat
alat pemadam kebakaran yang disediakan oleh home industry tersebut.
D. Pelayanan Kesehatan Kerja
Pelayanan kesehatan yang tersedia di lingkungan industri berupa
Puskesmas Putih yang berjarak ± 200 meter dari lingkungan industri.
Selain itu, tersedianya perlengkapan P3K di dalam lingkungan industri.
Kotak P3K berisi obat-obatan warung, salep, betadin, dan kassa. Tidak
ada asuransi kesehatan khusus bagi pekerja, tetapi bila terdapat karyawan
yang sakit lalu pergi ke Rumah sakit disertai surat keterangan sakit dari
dokter dan bukti pembayaran/kwitansi, biaya pengobatan akan diganti
oleh pihak CV.
Sebagian besar pekerja yaitu 7 orang (53,85 %) jarang melakukan
pemeriksaan kesehatan rutin dan 12 orang (92,31 %) tidak melakukan
pemeriksaan rutin, 7 orang (53,85 %) memiliki keluhan gatal gatal, 3
orang mata bekabut dan 2 orang pegal pegal di area punggung. Sebagian
besar pekerja yaitu 7 orang ( 53,85%) memiliki keluhan akibat posisi
bekerja berupa pegal-pegal.
II. ANALISA DATA
DO DS
1. Alat : terdiri dari 14 wajan, 14 1. CV. Berkah Solusi Mandiri
kompor, tabung gas, serokan, merupakan perusahan yang
meja, 3 kipas angin, saringan, bergerak di bidang makanan,
box, 4 apar. dimana produk yang dihasilkan
2. Tersedianya perlengkapan adalah tahu jeletot, cireng isi dan
P3K di dalam lingkungan baso isi.
kerja. Kotak p3k berisi obat- 2. Tempat yang dilakukan pengkajian
obatan warung, salep, betadin, merupakan tempat untuk
dan kassa. memproduksi tahu jeletot, pemilik
3. Terdapat tempat pembuangan utama adalah Bapak Yadi beliau
sampah berupa drum adalah seorang karyawan di
berukuran besar. Alfamart. Namun, beliau memiliki
4. Fasilitas yang dimiliki oleh impian untuk merintis usaha
perusahaan dalam menunjang mandiri.
produktifitas pekerja yaitu 3. Awal berdiri CV ini yaitu di
tersedianya 1 toilet dimana adipura. Awalnya hanya membuat
posisi jamban ada di luar beberapa dan ternyata banyak yang
ruangan dan selang air dengan menyukainya sehingga CV ini
kondisi air cukup bersih tetapi berkembang dan terus berkembang.
terkadang berwarna kuning. 4. CV ini terdiri dari beberapa
5. Terdapat alat pemadam cabang, cabang Cempaka hanya
kebakaran. bagian penggorengan tahu, setelah
6. Terdapat penerangan yang tahu digoreng, tahu akan di transfer
cukup banyak di ruangan ke Adipura untuk proses
yaitu berupa atap yang diganti penggisian. Di Adipura, tahu yang
dengan atap berbahan bening sudah digoreng, diisi oleh bumbu
yang kemudian cahaya pedas dan sayuran. Selanjutnya di
matahari masuk ke ruangan transfer ke outlet yang terdiri dari
sehingga di dalam ruangan 19 outlet yang tersebar di Bandung,
sangat terang dan waktu kerja Cianjur, Sukabumi dan Bogor.
hanya dilakukan pada pagi 5. Cabang Garut ditambah dengan
dan siang hari sehingga untuk produksi pembuatan tahu,
malam hari tidak perlu penggorengan, dan pengisian isi
banyak penerangan. tahu.
7. Sementara itu di dalam 6. Asal mula nama dagang “Tahu
ruangan hanya terdapat Jeletot” karena memang rasa dari
sedikit ventilasi sehingga tahu tersebut pedas.
ruangan terasa pengap karena 7. Berdasarkan penuturan Pak Usep
kurangnya ventilasi dan (Koordinator), untuk surat izin
ditambah uap penggorengan berada di pemilik CV. Namun,
yang panas. produk yang dihasilkan sudah
8. Halaman di sekitar industry di disetujui oleh LPPOM MUI dan
manfaatkan untuk tempat bersetifikasi “HALAL”.
parkir kendaraan. 8. Tenaga kerja terdiri dari 14 orang
9. Pencemaran lingkungan : air dibagian penggorengan dan 3
limbah yang dibuang orang PJ atau pembimbing
langsung ke sungai lapangan.
menyebabkan air sungai 9. Bahan : minyak 21 karton/hari,
tercemar oleh air limbah. tahu mentah
10. Pencemaran makanan : di 10. Proses pembuatan : tahu awalnya
samping pabrik terdapat dibawa dari Cibuntu dalam
unggas yang memungkinkan keadaan mentah. Selanjutnya
bisa mencemari tahu yang digoreng dan ditiriskan dengan
sedang di produksi. bantuan kipas angin sebelum di
11. Berdasarkan data menunjukan packing. Packing tahu dikemas
bahwa hampir seluruh pekerja rapih ke dalam box yang
yaitu 12 orang (92,31 %) selanjutnya akan diangkut ke
berusia dewasa yaitu pada Adipura untuk proses penggisian
rentang usia 20 – 50 tahun. tahu jeletot.
12. Berdasarkan data seluruh 11. Proses produksi : tahu akan
pekerja yaitu 13 orang (100 digoreng pada pukul 07.00 – 14.00,
%) berjenis kelamin laki-laki. tahu digoreng sesuai orderan yang
13. Dimana 7 orang (53,85 %) masuk, orderan biasanya muncul
memiliki keluhan gatal gatal, pada sore hari.
3 orang mata bekabut dan 2 12. Pelayanan kesehatan yang tersedia
orang pegal pegal di area di lingkungan industri berupa
punggung. terdapatnya pelayanan kesehatan
14. Sebagian besar pekerja yaitu berupa puskesmas putih yang
8 orang (61,54 %) menangani berjarak ± 200 meter dari
gangguan kesehatan kerja lingkungan industry.
tersebut ke pelayanan 13. Alat pelindung diri yang tersedia di
kesehatan. Akan tetapi, 12 ruang lingkup industri hanya
orang (92,31 %) tidak berupa masker, penutup kepala dan
melakukan pemeriksaan rutin. sepatu boot.
15. Sebanyak 12 orang (92,31 %) 14. Hal penyediaan masker, pihak
memiliki durasi bekerja > 8 perusahaan sudah menyediakan
jam per hari, 13 orang (100 masker, tetapi pegawai ada yang
%) berdiri selama bekerja, memakai adapun yang tidak.
seluruh pekerja yaitu 13 orang 15. Penyediaan sepatu boot pihak
(100 %) melakukan perusahaan sudah
pergantian posisi >3 jam. menyediakannya.
16. Sebagian besar pekerja yaitu 16. Tidak ada asuransi kesehatan
7 orang (53,85 %) memiliki khusus bagi pekerja tetapi bila
keluhan akibat posisi bekerja terdapat karyawan yang sakit lalu
berupa pegal-pegal. pergi ke rumah sakit disertai surat
17. Sebagian pekerja yaitu 5 keterangan sakit dari dokter dan
orang (38,46 %) kadang- bukti pembayaran/kwitansi, biaya
kadang memakai APD pengobatan akan di ganti oleh
18. Hampir setengah pekerja pihak CV.
yaitu 4 orang (30,77 %) tidak 17. Ketersediaan pembuangan limbah
pernah menggunakan telah disediakan oleh pihak
masker . perusahaan, dimana limbah sisa air
19. Seluruh pekerja yaitu 13 dari pencucian tahu megalir ke
orang (100 %) tidak pernah sungai. Sebelum air limbah
menggunakan sarung tangan dialirkan ke sungai, limbah di
selama bekerja. saring terlebih dahulu untuk
20. Sebagian pekerja yaitu 6 memisahkan antara genangan air
orang (46,15 %) tidak dengan minyak. Kemudian air
menggunakan penutup kepala limbah langsung dialirkan ke
selama bekerja. sungai. Sedangkan untuk minyak
21. Sebagian besar pekerja yaitu yang menggumpal akan di angkut.
9 orang (69,23 %) selalu
melakukan cuci tangan
sebelum dan sesudah bekerja.
22. Sebagian besar pekerja yaitu
7 orang (53,85 %) jarang
melakukan pemeriksaan
kesehatan rutin.
No Masalah
Data
Keperawatan
1. DO : Resiko
1. Sebagian pekerja yaitu 5 Peningkatan
orang (38,46 %) kadang- Penyakit
kadang memakai APD. Akibat Kerja
2. Hampir setengah pekerja yaitu
4 orang (30,77 %) tidak
pernah menggunakan masker.
3. Seluruh pekerja yaitu 13 orang
(100 %) tidak pernah
menggunakan sarung tangan
selama bekerja.
4. Sebagian pekerja yaitu 6
orang (46,15 %) tidak
menggunakan penutup kepala
selama bekerja.
5. Sebagian besar pekerja yaitu 9
orang (69,23 %) selalu
melakukan cuci tangan
sebelum dan sesudah bekerja.
6. Sebagian besar pekerja yaitu 7
orang (53,85 %) jarang
melakukan pemeriksaan
kesehatan rutin.

DS :
1. Pelayanan kesehatan yang
tersedia di lingkungan industri
berupa terdapatnya pelayanan
kesehatan berupa puskesmas
putih yang berjarak ± 200
meter dari lingkungan
industry.
2. Dalam hal penyediaan masker,
pihak perusahaan sudah
menyediakan masker, tetapi
pegawai ada yang memakai
adapun yang tidak.
3. Penyediaan sepatu boot pihak
perusahaan sudah
menyediakannya.
4. Tidak ada asuransi kesehatan
khusus bagi pekerja tetapi bila
terdapat karyawan yang sakit
lalu pergi ke rumah sakit
disertai surat keterangan sakit
dari dokter dan bukti
pembayaran/kwitansi, biaya
pengobatan akan di ganti oleh
pihak CV.
2. DO : Resiko
1. Di dalam ruangan hanya peningkatan
terdapat sedikit ventilasi kecelakaan
sehingga ruangan terasa kerja
pengap karena kurangnya
ventilasi dan ditambah uap
penggorengan yang panas.
2. Sebagian besar pekerja yaitu 8
orang (61,54 %) menangani
gangguan kesehatan kerja ke
pelayanan kesehatan. Akan
tetapi, 12 orang (92,31 %)
tidak melakukan pemeriksaan
rutin.
3. Sebanyak 12 orang (92,31 %)
memiliki durasi bekerja > 8
jam per hari, 13 orang (100 %)
berdiri selama bekerja, seluruh
pekerja yaitu 13 orang (100
%) melakukan pergantian
posisi >3 jam.
4. Sebagian besar pekerja yaitu 7
orang (53,85 %) memiliki
keluhan akibat posisi bekerja
berupa pegal-pegal.
5. Dimana 7 orang (53,85 %)
memiliki keluhan gatal gatal,
3 orang mata bekabut dan 2
orang pegal pegal di area
punggung.

DS :
1. Pelayanan kesehatan yang
tersedia di lingkungan industri
berupa terdapatnya pelayanan
kesehatan berupa puskesmas
putih yang berjarak ± 200
meter dari lingkungan
industry.
2. Tidak ada asuransi kesehatan
khusus bagi pekerja tetapi bila
terdapat karyawan yang sakit
lalu pergi ke rumah sakit
disertai surat keterangan sakit
dari dokter dan bukti
pembayaran/kwitansi, biaya
pengobatan akan di ganti oleh
pihak CV.
III. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Tanggal Ditemukan
No Diagnosa Keperawatan
Nama Perawat Paraf
1. Resiko Peningkatan Penyakit Akibat
Kerja
DO :
1. Sebagian pekerja yaitu 5 orang
(38,46 %) kadang-kadang memakai
APD.
2. Hampir setengah pekerja yaitu 4
orang (30,77 %) tidak pernah
menggunakan masker.
3. Seluruh pekerja yaitu 13 orang (100
%) tidak pernah menggunakan
sarung tangan selama bekerja.
4. Sebagian pekerja yaitu 6 orang
(46,15 %) tidak menggunakan
penutup kepala selama bekerja.
5. Sebagian besar pekerja yaitu 9 orang
(69,23 %) selalu melakukan cuci
tangan sebelum dan sesudah
bekerja.
6. Sebagian besar pekerja yaitu 7 orang
(53,85 %) jarang melakukan
pemeriksaan kesehatan rutin.

DS :
1. Pelayanan kesehatan yang tersedia di
lingkungan industri berupa
terdapatnya pelayanan kesehatan
berupa puskesmas putih yang
berjarak ± 200 meter dari lingkungan
industry.
2. Dalam hal penyediaan masker, pihak
perusahaan sudah menyediakan
masker, tetapi pegawai ada yang
memakai adapun yang tidak.
3. Penyediaan sepatu boot pihak
perusahaan sudah menyediakannya.
4. Tidak ada asuransi kesehatan khusus
bagi pekerja tetapi bila terdapat
karyawan yang sakit lalu pergi ke
rumah sakit disertai surat keterangan
sakit dari dokter dan bukti
pembayaran/kwitansi, biaya
pengobatan akan di ganti oleh pihak
CV.
2. Resiko peningkatan kecelakaan kerja
DO :
1. Di dalam ruangan hanya terdapat
sedikit ventilasi sehingga ruangan
terasa pengap karena kurangnya
ventilasi dan ditambah uap
penggorengan yang panas.
2. Sebagian besar pekerja yaitu 8 orang
(61,54 %) menangani gangguan
kesehatan kerja ke pelayanan
kesehatan. Akan tetapi, 12 orang
(92,31 %) tidak melakukan
pemeriksaan rutin.
3. Sebanyak 12 orang (92,31 %)
memiliki durasi bekerja > 8 jam per
hari, 13 orang (100 %) berdiri
selama bekerja, seluruh pekerja
yaitu 13 orang (100 %) melakukan
pergantian posisi >3 jam.
4. Sebagian besar pekerja yaitu 7 orang
(53,85 %) memiliki keluhan akibat
posisi bekerja berupa pegal-pegal.
5. Dimana 7 orang (53,85 %) memiliki
keluhan gatal gatal, 3 orang mata
bekabut dan 2 orang pegal pegal di
area punggung.

DS :
1. Pelayanan kesehatan yang tersedia
di lingkungan industri berupa
terdapatnya pelayanan kesehatan
berupa puskesmas putih yang
berjarak ± 200 meter dari
lingkungan industry.
2. Tidak ada asuransi kesehatan khusus
bagi pekerja tetapi bila terdapat
karyawan yang sakit lalu pergi ke
rumah sakit disertai surat keterangan
sakit dari dokter dan bukti
pembayaran/kwitansi, biaya
pengobatan akan di ganti oleh pihak
CV.
IV. Intervensi

No Diagnosa Tujuan NOC Intervensi Keperawatan


Keperawatan
1 Resiko Peningkatan Setelah dilakukan Preventif Primer Prevensi Primer :
Penyakit Akibat Kerja tindakan keperawatan 1. Pekerja mampu 1. Penkes tentang posisi ergonomis
selama 1 bulan, memahami mengenai dalam bekerja, proses kerja, tata
diharapkan terjadi penyakit yang timbul letak tempat kerja, mengangkat
peningkatan kesehatan akibat kerja beban dan istirahat yang
individu pekerja Tidak 2. Pekerja memahami dibutuhkan
terjadi peningkatan pentingnya bekerja dengan 2. Penyuluhan kesehatan pada
Penyakit Akibat Kerja posisi ergonomi yang baik pekerja mengenai penyakit apa
1. Pekerja mampu agar tidak terjadi masalah saja yang timbul akibat kerja.
mengetahui pada tubuh 3. Edukasi mengenai posisi bekerja
Penyakit Akibat yang baik sesuai pekerjaannya
Kerja. 4. Poster/ leafleat posisi ergonomis
2. Pekerja mau
menggunakan APD.
3. Pekerja mampu
merubah perilaku.

Preventif Sekunder
Prevensi Sekunder :
1. Hasil skrining didapatkan
1. Skrining penyakit akibat kerja
baik
pada pekerja
2. Pencegahan penyakit
2. Melakukan pemeriksaan
dapat dilakukan dengan
kesehatan secara berkala seperti
baik
pemeriksaan mata, pemeriksaan
3. Pegawai mau tekanan darah, dan pemeriksaan
memeriksakan diri ke kesehatan lainya
pusat pelayanan kesehatan 3. Melakukan pergantian posisi
selama <3 jam

Prevensi Tersier :
Preventif Tersier 1. Monitor status kesehatan pekerja
1. Tercatat secara sistematis yang pernah mengalami sakit.
status kesehatan pekerja 2. Identifikasi khusus kebutuhan
yang pernah mengalami pekerja yang pernah mengalami
sakit. sakit.
2. Didapatakan hasil apa
yang dibutuhkan pekerja
setelah sakit.

2 Resiko peningkatan Setelah diberikan Prevensi Primer Prevensi Primer


kecelakaan kerja tindakan keperawatan
Pendidikan Kesehatan
selama 1 bulan, 1. Pegawai dapat memahami
diharapkan tidak terjadi pentingnya penggunaan
kecelakaan kerja. 1. Penkes tentang/ edukasi : APD
APD saat bekerja
Dengan kriteria hasil: (Sarung tangan, masker dan
2. Penurunan kecelakaan
penutup kepala) menjelaskan
kerja,
1. Meningkatkan fungsi dan manfaat
3. Peningkatan kompetensi
pengetahuan dan menggunakan APD
pekerja dalam penggunaan
pemahaman pekerja 2. Mendemonstrasikan
APD
mengenai penggunaan APD yang baik dan
pentingnya benar selama bekerja
penggunaan APD 3. Edukasi penggunaan APAR
guna mencegah
resiko kecelakaan
akibat kerja
2. Pekerja mampu Prevensi Sekunder
Prevensi Sekunder
menggunakan
APAR 1. Melakukan evaluasi setiap bulan
3. Pekerja rutin 1. Tidak didapatkan pegawai
2. Pemeriksaan setiap pegawai
memakai APD yang tidak menggunakan
yang menggunakan dan tidak
APD saat bekerja
menggunakan APD
2. Pegawai patuh aturan dan
3. Pemeriksaan lingkungan kerja
SPO saat bekerja
4. Skrining kesehatan secara rutin
3. Risk Detection

Prevensi Tersier Prevensi Tersier


1. Melakukan pemeriksaan
1. Kecelakaan kerja pada peralatan yang digunakan di
pegawai tidak terjadi lagi pabrik
2. Efektivitas program 2. Memeriksakan keamanan pabrik
3. Kepatuhan perilaku 3. Pengobatan pada pegawai yang
(adherence behaviour) mengalami kecelakaan kerja
4. Mendemonstrasikan
penggunaan APD (sarung
tangan, masker, penutup kepala
dan menggunakan APAR)
V. POA

No Masalah Tujuan Rencana Kegiatan Sasaran Waktu Tempa Dana PJ


t
1 Resiko Prevensi Prevensi Primer Prevensi Primer Kamis, CV. Biaya : 1. Koordinator
Peningkata Primer 1. Seluruh Berkah 1. Leaflet Perusahaan
1. Identifikasi 14
n Penyakit 1. Peningkatan pekerja di CV. Solusi 200 x 15 = 2. Mahasiswa
faktor internal
Akibat pengetahuan Berkah Solusi Januari Mandiri Rp. 3.000 UBK
maupun
Kerja kesehatan Mandiri 2. Konsumsi
eksternal yang 2021
pekerja 5.000 x 15 =
dapat
Rp. 75.000
meningkatkan Prevensi
3. Trashbag
Prevensi atau mengurang Sekunder Jam
1500 x 1 =
Sekunder motivasi untuk 1. Pekerja yang 08.00-
Rp 1.500
1. Peningkatan memelihara mengalami 08.45
Jumlah : Rp
status kesehatan masalah WIB
79.500
kesehatan 2. Pertimbangkan kesehatan
pekerja riwayat individu
Dana :
dalam konteks
Prevensi Tersier Kas CV.
personal dan
Prevensi Berkah
riwayat sosial 1. Pekerja yang
Tersier Solusi
budaya pernah
1. Efektivitas Mandiri
karyawan yang mengalami
program
bekerja masalah
kesehatan
3. Tentukan kesehatan dan
2. Kepatuhan
pengetahuan sudah sembuh
perilaku kesehatan dan
(adherence gaya hidup
behaviour) prilaku saat ini
3. Kualitas pada karyawan
hidup yang bekerja
(aergonomic
dan
pemeriksaan
rutin)\Poster/
leafleat posisi
ergonomis.

Prevensi
Sekunder
1. Skrining
kesehatan(peme
riksaan tutin)
2. Modifikasi
posisi
ergonomis
dalam bekerja
3. Penyediaan alat
P3K sesuai SOP

Prevensi Tersier
1. Konsultasi
kesehatan
2. Rujukan
3. Follow up
reinforcement
jangka panjang
4. Reward bagi
pekerja
2 Resiko Prevensi Prevensi Primer Prevensi Primer Kamis, CV. Biaya : 1. Koordinator
peningkatan Primer Pendidikan Seluruh pekerja 14 Berkah 4. Leaflet Perusahaan
kecelakaan 1. Penurunan Kesehatan di CV. Berkah Januari Solusi 200 x 15 = 2. Mahasiswa
kerja kecelakaan 1. Identifikasi alat- Solusi Mandiri 2021 Mandiri Rp. 3.000 UBK
kerja alat 5. Konsumsi
2. Peningkatan keselamatan Prevensi Jam 5.000 x 15 =
kompetensi kerja Sekunder 08.00- Rp. 75.000
pekerja 2. Identifikasi Pekerja yang 08.45 6. Trashbag
dalam kebiasaan yang jarang WIB 1500 x 1 =
penggunaan sederhana dan menggunakan Rp 1.500
APD terukur APD Jumlah : Rp
misalnya 79.500
Prevensi kebiasaan untuk Prevensi Tersier Dana :
Sekunder memakai CV. Berkah Kas CV.
1. Risk masker, Solusi Mandiri Berkah
Detection pelindung kaki Solusi
yang sesuai dan Mandiri
lain-lain.
Prevensi
3. Edukasi dalam
Tersier
penggunaan
1. Efektivitas
APAR
program
4. Edukasi
2. Kepatuhan
pentingnya
perilaku
(adherence penggunaan
behaviour) APD saat
bekerja
5. Poster/leaflet
tata cara
penggunaan
APAR dan
penggunaan
APD yang baik
dan benar dalam
bekerja

Prevensi
Sekunder
1. Tentukan
kemauan individu
pekerja untuk
berubah
(menggunakan
APD)
2. Adakan
pelayanan
skrining
kesehatan untuk
meningkatkan
kesadaran akan
kesehatan dan
keselamatan
bekerja

Prevensi Tersier
1. Follow up
reinforcement
jangka panjang
2. Reward bagi
pekerja

Anda mungkin juga menyukai