Anda di halaman 1dari 16

KEHAMILAN

A. Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah  merupakan suatu proses merantai yang berkesinambungan dan
terdiri dari ovulasi pelepasan sel telur, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan
pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan
tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, 2010). Kehamilan
merupakan proses alamiah (normal) dan bukan proses patologis, tetapi kondisi normal
dapat menjadi patologi. Menyadari hal tersebut dalam melakukan asuhan tidak perlu
melakukan intervensi-intervensi yang tidak perlu kecuali ada indikasi (Sulistyawati,
2009).
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil
normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari haid pertama
haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan pertama dimulai dari hasil konsepsi
sampai 3 bulan, triwulan kedua dimulai dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan
ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (Saifuddin, 2008; 89). Kehamilan adalah
proses alamiah yang dialami oleh setiap wanita dalam siklus reproduksi. Kehamilan
dimulai dari konsepsi dan berakhir dengan permulaan persalinan. Selama kehamilan
ini terjadi perubahan-perubahan, baik perut, fisik maupun fsikologi ibu (Varney,
2007).

B. Tanda-tanda kehamilan
Menurut Manuaba (2010), untuk dapat menegakkan kehamilan ditetapkan dengan
melakukanpenilaian terhadap beberapa tanda dan gejala kehamilan, yaitu sebagai
berikut :
1. Tanda Dugaan Kehamilan
a. Amenorea
Pada wanita hamil terjadi konsepsi dan nidasi yang menyebabkan tidak terjadi
pembentukan Folikel de graff dan ovulasi . Hal ini menyebabkan terjadinya
amenorea pada seorang wanita yang sedang hamil. Dengan mengetahui hari
pertama haid terakhir (HPHT) dengan perhitungan Neagle dapat ditentukan hari
perkiraan lahir (HPL)nyaitu dengan menambah tujuh pada hari, mengurangi tiga
pada bulan, dan menambah satu pada tahun.
b. Mual dan Muntah
Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pengeluaran asam lambung
yang berlebihan. Mual dan Muntah pada pagi hari disebut morning sickness.
Dalam batas yang fisiologis keadaan ini dapat diatasi. Akibat mual dan muntah 
nafsu makan berkurang.
c. Ngidam
Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan yang demikian
disebut ngidam.
d. Sinkope atau pingsan
Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskema
susunan saraf pusat dan menimbulkan sinkope atau pingsan. Keadaan ini
menghilang setelah usia kehamilan 16 minggu.
e. Payudara Tegang
Pengaruh hormon estrogen, progesteron, dan somatomamotrofin menimbulkan
deposit lemak, air, dan garam pada payudara. Payudara membesar dan tegang.
Ujung saraf tertekan menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil pertama.
f. Sering Miksi (Sering BAK)
Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh dan
sering miksi. Pada triwulan kedua, gejala ini sudah menghilang.
g. Konstipasi atau Obstipasi
Pengaruh hormon progesteron dapat menghambat peristaltik usus, menyebabkan
kesulitan untuk buang air besar.
h. Pigmentasi Kulit
Terdapat pigmentasi kulit disekitar pipi (cloasma gravidarum). Pada dinding
perut terdapat striae albican,  striae livide dan linea nigra semakin menghitam.
Pada sekitar payudara terdapat hiperpigmintasi pada bagian areola mammae,
puting susu makin menonjol.
i. Epulis
Hipertrofi gusi yang disebut epuils, dapat terjadi saat kehamilan.
j. Varices
Karena pengaruh dari hormon estrogen dan progesteron terjadi penampakan
pembuluh darah vena, terutama bagi mereka yang mempunyai bakat.
Penampakan pembuluh darah terjadi pada sekitar genetalia, kaki, betis, dan
payudara. Penampakan pembuluh darah ini menghilang setelah persalinan.
2. Tanda Tidak Pasti Kehamilan
a. Perut Membesar
b. Pada pemeriksaan dalam di temui :
1) Tanda Hegar yaitu perubahan pada rahim menjadi lebih panjang dan
lunak sehingga seolah-olah kedua jari dapat saling bersentuhan.
2) Tanda Chadwicks yaitu vagina dan vulva mengalami peningkatan
pembuluh darah sehingga makin tampak dan kebiru-biruan karena
pengaruh estrogen.
3) Tanda Piscaceks yaitu adanya pelunakan dan pembesaran pada unilateral
pada tempat implantasi (rahim).
4) Tanda Braxton Hicks yaitu adanya kontraksi pada rahim yang
disebabkan karena adanya rangsangan pada uterus.
c. Pemeriksaan test kehamilan positif.
3. Tanda Pasti Kehamilan
a. Gerakan janin dalam Rahim
b. Terlihat dan teraba gerakan janin, teraba bagian-bagian janin.
c. Denyut jantung janin
Didengar dengan stetoskop Laenec, alat Kardiotografi, dan Doppler. Dilihat
dengan ultrasonografi.

C. Pemeriksaan Diagnostik Kebidanan


1. Tes urine kehamilan (Tes HCG)
a. Dilaksanakan seawal mungkin begitu diketahui ada amenore (satu minggu
setelah koitus).
b. Upayakan urine yang digunakan adalah urine pagi hari.
2. Palpasi abdomen
Menggunakan cara Leopod dengan langkah sebagai berikut :
a. Leopod I
Bertujuan untuk mengetahui TFU dan Bagian janin yang ada di fundus. Cara
pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
1) Pemeriksaan menghadap pasien
2) Kedua tangan meraba fundus dan mengukur berapa tinggi fundus uteri.
3) Meraba bagian apa yang ada di fundus, jika teraba benda bulat,
melenting, mudah digerakkan, maka itu adalah kepala. Namaun jika
teraba benda bulat, besar, lunak, tidak melenting, dan susah 
digerakkkan, maka itu adalah bokong janin.
b. Leopod II
Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada disebelah kanan dan kiri
perut ibu. Cara pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
1) Kedua tangan pemeriksa berada disebelah kanan dan kiri perut ibu.
2) Ketika memriksa sebelah kanan,  maka tangan menahan perut sebelah
kiri ke arah kanan.
3) Raba perut sebelah kanan menggunakan tangan kiri, dan rasakan bagian
apa yang ada disebelah kanan (jika teraba benda yang rata tidak teraba
bagian kecil, terasa ada tahanan, maka itu adalah punggung bayi, namun
jika teraba bagian-bagian yang terkecil dan menonjol maka itu adalah
bagian kecil janin).
c. Leopod III
Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada di bawah uterus. Cara
pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
1) Tangan kiri menahan fundus uteri.
2) Tangan kananmeraba bagian yang ada di bagian bawah uterus. Jika
teraba yang bulat, melenting, keras, dan dapat digoyangkan, maka itu
adalah kepala. Namun jika teraba bagian yang bulat, besar, lunak, dan
sulit digerakkan, maka ini adalah bokong. Jika di bagian bawah tidak
ditemukkan kedua bagian seperti diatas, maka pertimbangkan apakah
janin dalam letak melintang.
3) Pada letak sungsang (melintang) dapat dirasakan ketika tangan kanan
menggoyangkan bagian bawah,  tangan kiri akan merasakan ballottement
(pantulan dari kepala janin, terutama ini ditemukan pada usia kehamilan
5-7 bulan),
4) Tangan kanan meraba bagian bawah (jika teraba kepala, goyangkan, jika
masih mudah digoyangkan, berarti kepala belum masuk panggul, namun
jika tidak dapat digoyangkan, berarti kepala sudah masuk panggul), lalu 
lanjutkan pada pemeriksaan Leopold IV untuk mengetahui seberapa jauh
kepala sudah masuk panggul.
d. Leopold IV
Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada dibawah dan untuk
mengetahui apakah kepala sudah masuk panggul atau belum. Cara
pelaksanaannya adalah sebagai berikut.
1) Pemeriksa menghadap kaki pasien
2) Kedua tangan meraba  bagian janin yang ada di bawah
3) Jika teraba kepala, tempatkan kedua tangan di dua belah pihak yang
berlawanan di bagian bawah.
4) Jika kedua tangan konvergen (dapat saling bertemu) berarti kepala belum
masuk panggul.
5) Jika kedua tangan divergen (tidak saling bertemu) berarti kepala sudah 
masuk panggul.

D. Perubahan Anatomi dan Fisiologi


1. Uterus
Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima dan melindungi
hasil konsepsi (janin, plasenta, amnion) sampai persalinan. Pada perempuan tidak
hamil uterus mempunyai berat 70 g dan kapasitas 10 ml atau kurang. Selama
kehamilan, uterus akan berubah menjadi suatu organ yang mampu menampung
janin, plasenta dan cairan amnion yang volume totalnya mencapai 5 l bahkan
dapat mencapai 20l atau lebih dengan berat rata-rata 1100 gr.
Pembesaran uterus meliputi peregangan dan penebalan sel-sel otot sementara
produksi meosit yang baru sangat terbatas. Bersamaan dengan hal itu terjadi
akumulasi jaringan ikat dan elastik, terutama pada lapisan otot luar. Kerja sama
tersebut akan meningkatkan kekuatan dinding uterus. Daerah korpus pada bulan-
bulan pertama akan menebal, tetapi seiring dengan bertambahanya usia kehamilan
akan menipis pada akhir kehamilan ketebalanya hanya sekitar 1,5 cm bahkan
kurang.
Pada awal kehamilan penebalan uterus distimulasi terutama oleh hormon
esterogen dan sedikit oleh progesteron.akan tetapi, setelah kehamilan 12 minggu
lebih penambahan ukuran uterus didominasi oleh desakan dari hasil konsepsi.
Pada awal kehamilan tuba fallopi, ovarium, dan ligamentum rotundum berada
sedikit dibawah apeks fundus, sementara pada akhir kehamilan akan berada
sedikit di atas pertengahan uterus. Posisi plasenta juga mempengaruhi penebalan
sel-sel otot uterus,dimana bagian uterus yang mengelilingi implantasi plasenta
akan bertambah besar lebih cepat dibandingkan bagian lainnya. Sehingga akan
menyebabkan uterus tidak rata. Fenomena ini dikenal dengan tanda piscaseck.
Pada minggu-minggu pertama kehamilan uterus masih seperti buah alpukat
kehamilannya, perkembangan kehamilannya,daerah fundus dan korpus akan
membulat dan akan menjadi bentuk sferis pada usia kehamilan 12 minggu.
Isthmus uteri pada minggu pertama mengadakan hipertrofi seperti korpus uteri
yang mengakibatkan isthmus menjadi lebih panjang dan lunak yang dikenal
dengan tanda Hegar. Pada akhir kehamilan 12 minggu uterus akan menyentuh
dinding abdominal mendorong usus seiring perkembangannya, uterus akan
menyentuh dinding abdominal mendorong usus kesamping, dan keatas, terus
tumbuh hingga hampir menyentuh hati. Sejak trimester pertama kehamilan uterus
akan mengalami kontraksi yang tidak teratur dan umumnya tidak disertai nyeri.
Pada trimester kedua kontraksi ini dapat dideteksi dengan pemeriksaan bimanual.
Fenomena ini disebut Braxton Hicks. Pada bulan terakhir kehamilan biasanya
kontraksi ini sangat jarang dan meningkat pada satu atau dua minggu sebelum
persalinan (Prawirohardjo, 2010).
2. Serviks
Perubahan yang penting pada serviks dalam kehamilan adalah menjadi lunak.
Sebab pelunakan ini adalah pembuluh darah dalam serviks bertambah dank arena
timbulnya oedema dari serviks dan hyperplasia serviks. Pada akhir kehamilan
serviks menjadi sangat lunak dan portio menjadi pendek (lebih dari setengahnya
mendatar) dan dapat dimasuki dengan mudah oleh satu. jari (Prawirihardjo, 2010).
3. Ovarium
Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel baru
juga ditunda.hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan di ovarium. Folikel
ini akan berfungsi maksimal selama 6-7 minggu awal kehamilan dan setelah itu
akan berperan sebagai penghasil progeteron dlam jumlah yang relatif minimal
(Prawirohardjo, 2010).
4. Vagina dan Vulva
Dinding vagina mengalami banyak perubahan yang merupakan persiapan
untuk mengalami peregangan pada waktu persalinan dengan meningkatnya
ketebalan mukosa, mengendorornya jaringan ikat dan hipertrofi sel otot
polos.Peningkatan volume sekresi vagina juga terjadi, dimana sektresi akan
berwarna keputihan, menebal dan PH antara 3,5-6 yang merupakan hasil dari
peningkatan produksi asam laktat glikogen yang dihasilkan oleh epitel vagina
sebagai aksi dari lactobacillus acidophilus (Prawirohardjo, 2010).
5. Payudara
Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudaranya menjadi
lunak. Setelah bulan kedua payudara akan bertambah ukurannya dan vena-vena
dibawah kulit akan lebih terlihat. Putih payudara akan lebih besar, kehitaman dan
tegak. Setelah bulan pertama cairan kuning bernama kolostrum akan keluar.
Kolostrum ini berasal dari kelenjar-kelenjar asinus yang mulai bersekresi.
Meskipun dapat dikeluarkan, air susu belum dapat diprosuksi karena hormon
prolaktin ditekan oleh prolaktin inhibiting hormone. Setelah persalinan kadar
progesteron dan estrogen menurun sehingga pengaruh inhibisi progesterone
terhadap α-laktalbumin akan hilang. Peningkatan prolaktin akan merangsang
sintesis lactose dan pada akhirnya akan meningkatkan produksi air susu
(Prawirohardjo, 2010).
6. Sistem Kardiovaskuler
Sirkulasi darah ibu pada kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi ke
placenta uterus yang membesar dengan pembuluh-pembuluh darah yang
membesar darah pula, mamae dan alat lain yang memang berfungsi berlebihan
dalam kehamilan. Tekanan darah akan turun selama 24 minggu pertama
kehamilan akibat terjadi penurunan dalam perifer vaskuler resistensi yang
disebabkan oleh pengaruh pergangan otot halus oleh progesteron. Selama
kehamilan normal cardiac output meningkat sekitar 30-50 % dan mencapai level
maksimumnya selama trimester pertama atau kedua tetap tinggi selama
persalinan.
Pada usia kehamilan 16 minggu mulai jelas terjadi hemodilusi. Setelah 24
minggu tekanan darah sedikit demi sedikit naik kembali pada tekanan darah
sebelum aterm. Hemodilusi penambahan volume darah sekitar 25% dengan
puncak pada usia kehamilan 32 minggu, sedangkan hematokrit mencapai level
terendah pada minggu 30-32 minggu (Kusmiyati, 2008).
E. Asuhan Antenatal
1. Pengertian
Asuhan antenatal adalah upaya preventif program pelayanan kesehatan
obstetric untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui serangkaian
kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan. Menurut Sarwono Prawirohardjo
(2008) ada 6 alasan penting untuk mendapatkan asuhan antenatal, yaitu :
a. Membangun rasa percaya antara klien dan petugas kesehatan.
b. Mengupayakan terwujudnya kondisi terbaik bagi ibu dan bayi yang
dikandungnya.
c. Memperoleh informasi dasar tentang kesehatan ibu dan kehamilannya.
d. Mengientifikasi dan menata laksana kehamilan resiko tinggi.
e. Memberikan pendidikan kesehatan yang diperlukan dalam menjaga kualitas   
kehamilan dan menjaga bayi.
f. Menghindarkan gangguan kesehatan selama kehamilan yang akan
membahayakan   keselamatan ibu dan bayinya yang di kandungnya.
2. Tujuan asuhan antenatal
Menurut buku Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal (2006) tujuan
asuhan antenatal adalah :
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang bayi.
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, sosial ibu dan
bayi.
c. Mengenali secara dini adanya ketidak normalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,
kebidanan dan pembedahan.
d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat.
e. ibu dengan bayinya dengan trauma seminimal mungkin.Mempersiapkan ibu
agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.
f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar
dapat tumbuh kembang secara normal ( Prawirorahardjo, 2008).
3. Pelayanan/asuhan kehamilan
Jumlah standar kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan untuk mendapatkan
pelayanan kehamilan menurut  Syafrudin (2009) adalah
a. Minimal satu kali kunjungan pada Trimester I
b. Minimal satu kali kunjungan pada Trimester II
c. Minimal dua kali kunjungan pada Trimester III
Penambahan berat badan pada ibu hamil menurut Saifuddin (2006), Komponen
pertambahan berat badan ibu selama kehamilan :
1. Jaringan ekstrauterin    1  kg
2. Janin     3-3,8 kg
3. Cairan amnion    1 kg
4. Plasenta    1-1,1 kg
5. Payudara    0,5-2 kg
6. Tambahan darah    2-2,5 kg
7. Tambah cairan jaringan    1,5-2,5 kg
8. Tambahan jaringan lemak    2-2,5 kg
Total    11,5-16 kg
Sesuai dengan kebijakan Departemen Kesehatan, terdapat standar minimal
pelayanan pada ibu hamil, yaitu 10 T:
1. Pengukuran Tekanan Darah.
2. Pengukuran Tinggi Fundus Uteri
Perbandingan Tinggi Fundus dengan Usia Kehamilan menurut Sulaiman
(2006).
Usia Kehamilan    Tinggi Fundus Dalam cm    Menggunakan penunjuk-penunjuk badan
12 Minggu     -    Teraba diatas simfisis pubis
16 Minggu    -    Di tengah, antara simfisis pubis dan umbilicus
20 Minggu    20 cm (± 2 cm)     Pada umbilicus
24 Minggu    Usia kehamilan dalam minggu=23 cm (± 2 cm)    -
28 Minggu    26 cm (± 2 cm)    Di tengah, antara umbilikus dan prosesus sifoideus
32 Minggu    Usia kehamilan dalam minggu = 30 cm (±2 cm)    -
36 Minggu    33 cm (±2 cm)    Pada prosesus sifoidus

3. Tes Laboratorium.
4. Tatalaksana Kasus.
5. Tabungan Persalinan.
6. Pemberian Tetanus Toxoid.
Imunisasi TT menurut Saifuddin (2006).
Aanti-Gen    Interval (Selang Waktu Minimal )    Lama Perlindungan    % Perlindungan
TT1    Pada kunjungan antenatal pertama    -    -
TT2    4 Minggu  setelah TT1    3 Tahun    80
TT3    6 Bulan setelah TT2    5 Tahun    95
TT4    1 Tahun setelah TT3    10 Tahun    99
TT5    1 Tahun setalah TT4    25 Tahun/seumur hidup    99

7. Pemberian Tablet Zat Besi.


Pemberian tablet zat besi selama kehamilan minimum 90 tablet selama
kehamilan. Dimulai dengan memeberikan satu tablet sehari sesegera
mungkin setelah rasa mual hilang. Tiap tablet mengandung FeSO4 320 mg
( zat besi 60 mg ) dan Asam folat 500 µg, minimal masig-masing 90 tablet.
Tablet besi sebaiknya tidak diminum bersama teh dan kopi, karena akan
mengganggu penyerapan (Saifuddin, 2006).
8. Temu Wicara.
9. Tes terhadap penyakit menular seksual (Dinas Kesehatan) (Asrinah, 2010).

4. Kunjungan Antenatal care


a. Kunjungan pertama (K1)
Kunjungan pertama (K1) merupakan kunjungan  pertama yang di lakukan ibu
hamil ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal  pada
umur kehamilan 0-12 minggu.
b. Kunjungan ulang (K4)
Kunjungan ulang (K4) adalah akses/kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan
dengan syarat minimal 1 kali pada trimester pertama, 1 kali pada trimester
kedua dan dua kali kontak pada trimester ketiga (Asrinah, 2010). Kunjungan
sebaiknya dilakukan pada :
1) Trimester Pertama sebelum minggu ke 14 yang bertujuan :
 Membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan
dan ibu hamil.
 Mendeteksi masalah dan menanganinya
 Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum,
anemia kekurangan zat besi., penggunaan praktek tradisional
yang merugikan
 Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk
menghadapi komplikasi.
 Mendorong prilaku yang sehat (gizi, latihan dan kebersihan,
istirahat dan sebagainya).
2) Trimester kedua sebelum minggu ke-28. Sama seperti diatas, ditambah
kewaspadaan khusus mengenai preeklampsi, (tanya ibu tentang gejala-
gejala preeklampsia, pantau tekanan darah, evaluasi edema, periksa
untuk mengetahui protein urine).
3) Trimester ketiga antara minggu ke 28-36    Sama seperti diatas,
ditambah palpasi abdominal untuk mengetahui apakah ada kehamilan
ganda.
4) Trimester ketiga setelah 36 minggu    Sama seperti diatas, ditambah
deteksi letak bayi yang tidak normal, atau kondisi lain yang
memerlukan kelahiran di rumah sakit.

F. Kebutuhan dasar ibu hamil


1. Konseling Persiapan laktasi.
2. Persiapan persalinan dan kelahiran bayi.
a. Biaya persalinan.
b. Penentuan tempat & penolong persalinan.
c. Anggota keluarga yg dijadikan sbg pengambilan keputusan.
d. Baju ibu & bayi, serta perlengkapannya.
e. Surat-surat fasilitas kesehatan.
f. Pembagian peran jika ibu berada di RS.
g. Transport.
h. Nutrisi.
3. Memantau kesejahteraan janin
Ibu pantau dan rasakan gerakan janin minimal 10 kali dalam 12 jam, atau ibu bisa
lakukan USG dan datang kebidan untuk pemeriksaan DJJ.
4. Konseling ketidaknyamanan dan cara mengatasi masalah pada  TM III:
a. Seperti ibu mengeluh sering BAK itu wajar terjadi karena kandung kemih ibu
tertekan oleh bayi yang akan lahir. Kosongkan saat ada dorongan utk kencing,
perbanyak minum saat siang hari, batasi  minum kopi, teh dan soda karena
dapat lebih sering BAK, Berbaring miring ke kiri & kaki ditinggikan untuk
mencegah diuresis.
b. Rasa pegal dipunggung itu wajar terjadi karena berat janin yang dikandung
semakin lama semakin bertambah dan menekan pada saraf-saraf yang berada
disekitar pinggang, posisi tulang belakang juga tertarik kedepan. Hal tersebut
dapat diatasi dengan mengurangi aktifitas berat, dan mengajarkan mengenai
body mekanik.
5. Kunjungan ulang
Pemeriksaan yang ideal adalah:
a. Sedini mungkin ketika haidnya terlambat satu bulan.
b. Periksa ulang 1x sebulan sampai kehamilan 28 mg.
c. Periksa ulang 2x sebulan sampai kehamilan 36 mg.
d. Periksa ulang setiap minggu sesudah kehamilan 36 mg.
e. Periksa khusus bila ada keluhan – keluhan.
6. Tanda bahaya dalam kehamilan
a. Perdarahan pervaginam
Perdarahan pervaginam dalam kehamilan ada yang bersifat fisiologis
maupun patologis. Perdarahan yang bersifat fisiologis terjadipada awal
kehamilan yang terjadi oleh proses implantasi. Sedangkan perdarahan
pervaginum yangbersifat patologis ada dua yaitu yang terjadi pada awal
kehamilan dan pada masa kehamilan lanjut.
Pada awal kehamilan, pada usia kurang dari 22 minggu, biasanya keluar
darah merah, perdarahan banyak disertai nyeri, dapat dicurigai terjadi abortus,
kehamilan ektopik atau kehamilan mola. Perdarahan pada kehamilan usia
lanjut, terjadi setelah 22 minggu sampaisebeliumpersalinan,tanda-tandanya
yaitu keluar darah merah  segar atau kehitaman dengan bekuan, perdarahan
banyak dan terus menerus disertai nyeri, biasanya dikarnakan plasenta previa,
solusio plasenta, dan ruptur uteri, atau ada pembekuan darah.
b. Sakit kepala yang hebat
Sakit kepala yang hebat dapat terjadi selama kehamilan dan sering kali
merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan.
c. Penglihatan/ pandangan kabur
Masalah visual yang mengidentifikasikan keadaan yang mengancam jiwa
adalah perubahan visual mendadak, misalnya penglihatan kabur atau
berbayang, melihat bintik-bintik (spot) dan berkunang-kunang.
d. Bengkak pada Muka dan Tangan
Hampir separuh ibu hamil akan mengalami bengkak yang normalpada
kaki. Bengkak dapat menunjukan adanya masalah serius apabila bengkak yang
muncul pada muka dan tangan tidak hilang setelah istirahat, disertai sakit
kepala hebat, pandangan mata kabur, hal ini merupakan tanda anemia, gagal
jantung, atau preeklamsi.
e. Nyeri Perut yang Hebat
Nyeri abdomen yang mungkin menunjukan masalah yang mengancam
keselamatan jiwa adalah yang hebat, menetap dan tidak hilang setelah
beristirahat.
f. Gerakan Bayi yang Berkurang
Gerakan janin terjadi pada usia kehamilan 20-24 minggu. Bayi harus
bergerak paling sedikit 3kali dalam priode 3 jam. Gerakan janin akan lebih
mudah terasa jika ibu berbaring atau beristirahat serta jika ibu makan dan
minum dengan baik. Ibu hamil perlu melaporkan jika terjadi
penurunan/gerakan yang berhenti (Vivian Nanny,2010).
7. Konseling tentang aktifitas seksual
Hubungan seksual selama hamil tidak tetapi hubungan seksual dilarang jika ada
riwayat seperti :
a. Riwayat abortus & kelahiran prematur.
b. Perdarahan per vaginam.
c. Koitus harus dilakukan secara hati-hati  terutama pada minggu pertama
kehamilan.
d. Ketuban sudah pecah koitus dilarang karena dapat menyebabkan infeksi janin.

G. Senam Hamil
1. Definisi senam Hamil
Senam Hamil adalah bagian dari perawatan antenatal pada beberapa pusat
pelayanan kesehatan tertentu, seperti rumah sakit, puskesmas, klinik atau pun
pelayanan kesehatan yang lainnya (Muhimah. N dan A. Safe’i 2010). Senam
hamil merupakan senam yang dilakukan untuk mempersiapkan dan melatih otot-
otot sehingga dapat dimanfaatkan untuk berfungsi secara optimal dalam
persalinan normal (Manuaba, 2010).
2. Manfaat Senam Hamil
a. Mengurangi rasa sakit selama persalinan
b. Memperkuat otot-otot panggul sehingga dapat memperlancar dan
mempercepat proses kelahiran.
c. Mengurangi keluhan-keluhan saat kehamilan berlangsung.
d. Memperkuat dan mempertahankan kelenturan otot-otot dinding perut dan
dasar panggul yang penting dalam proses persalinan.
e. Melatih sikap tubuh guna menghindari atau memperingan keluhan-keluhan
seperti sakit pinggang dan punggung selama kehamilan.
f. Membuat tubuh lebih rileks (membantu mengatasi stres dan rasa sakit akibat
his ketika bersalin).
g. Melatih berbagai teknik pernafasan yang penting agar persalinan berjalan
lancar.
h. Meningkatkan energi dan kekuatan.
i. Meningkatkan suasana hati dan harga diri.
j. Meningkatkan durasi tidur.
k. Mengurangi stress, sakit, dan nyeri.
l. Menyiapkan tubuh untuk melahirkan dan pemulihan pasca melahirkan
(Widianti. A dan A. Proverawati, 2010).
3. Tujuan Senam Hamil
a. Melalui latihan senam hamil yang teratur dapat dijaga kondisi otot – otot dan
persendian yang berperan dalam proses mekanisme persalinan.
b. Memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot – otot dinding perut, otot –
otot dasar panggul, ligament, dan jaringan yang berperan dalam mekanisme
persalinan, melenturkan persendian- persendian yang berhubungan dengan
proses persalinan, membentuk sikap tubuh yang prima, sehingga dapat
membantu mengatasi keluhan-keluhan, letak janin, dan mengurangi sesak
nafas, mengenai teknik-teknik pernafasan dalam persalinan dan dapat
mengatur diri pada ketenangan.
c. Mempertinggi kesehatan fisik dan psikis serta kepercayaan pada diri sendiri
dan penolong dalam persalinan.
d. Membimbing wanita menuju suatu persalinan yang fisiologis.
e. Melonggarkan persendian, yaitu persendian yang berhubungan dengan proses
persalinan.
f. Membentuk sikap tubuh yang prima sehingga dapat membantu  mengatasi
keluhan-keluhan, letak janin dan mengurangi sesak nafas.
g. Menguasai teknik-teknik pernafasan dalam persalinan
h. Dapat mengatur diri kepada ketenangan.
i. Penguatan otot-otot tungkai, mengingat tungkai akan menopang berat tubuh
ibu yang makin lama makin berat seiring dengan bertambahnya usia
kehamilan.
j. Mencegah varises, yaitu pelebaran pembuluh darah balik (vena) secara
segmental yang  tak jarang terjadi pada ibu hamil.
k. Memperpanjang nafas, karena seiring bertambah besarnya janin, maka dia
akan medesak isi perut kearah dada. Hal ini akan membuat rongga dada lebih
sempit  dan nafas ibu tidak bisa optimal. Dengan senam hamil ibu akan diajak
berlatih agar nafasnya lebih panjang dan tetap rileks.
l. Latihan pernafasan khusus yang disebut panting quick breathing terutama
dilakukan setiap saat  perut terasa kencang.
m. Latihan mengejan. Latihan ini khusus untuk  menghadapi persalinan, agar
mengejan secara benar sehingga  bayi dapat lancar keluar dan tidak tertahan di
jalan lahir (Muhimah. N dan A Safe’i, 2010).
4. Syarat Mengikuti Senam Hamil
a. Konsultasi terlebih dahulu kondisi kandungan kepada dokter kandungan.
b. Latihan senam hamil hanya boleh dilakukan setelah kehamilan berusia 22
minggu.
c. Sebelum senam, sebaiknya konsultasikan kepada dokter kandungan apakah
diperbolehkan untuk senam atau tidak, ada beberapa ibu hamil yang
kandungannya bermasalah seperti plasenta previa atau sempat bed rest tidak
diperkenankan untuk mengikuti senam hamil.
d. Gerakan yang paling fleksibel dan cukup nyaman untuk  gerakan-gerakan
senam.
e. Senam hamil bisa dimulai kapan saja sesuai petunjuk dokter, tapi menurut
dokter senam yang paling nyaman dilakukan adalah setelah memasuki
trimester tiga.
f. Seanam hamil minimal dilakukan sekali dalam seminggu, dirumah sakit yang
menyediakan senam hamil.
g. Latihan harus sesuai dengan kemampuan fisik ibu hamil.
h. Latihan harus dilakukan secara teratur dan displin.
i. Sebaiknya latihan dilakukan di rumah sakit, atau klinik bersalin dibawah
bimbingan seorang instruktur senam hamil (Muhimah. N dan A Safe’i, 2010).
5. Sasaran Mengikuti Senam Hamil.
Senam hamil ditunjukan bagi ibu hamil tanpa kelainan atau penyakit yang
menyertai kehamilan yaitu penyakit jantung,, penyakit ginjal, penyulit kehamilan
(hamil dengan perdarahan, hamil dengan gestosis) dan kehamilan yang disertai
dengan anemia (Manuaba, 2010).
6. Pelaksanaan senam Hamil
Senam hamil dianjurkan untuk dilakukan sekitar 30 menit. Dalam seminggu
seorang ibu hamil hanya membutuhkan 3-5 kali senam hamil. Hal ini
dimaksudkan untuk mengurangi cedera saat hamil. Durasi waktu senam hamil
juga harus memperhatikkan kondisi fisik dan kehamilan ibu (Muhimah. N dan A.
Safe’i, 2010).

Anda mungkin juga menyukai