A. Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah merupakan suatu proses merantai yang berkesinambungan dan
terdiri dari ovulasi pelepasan sel telur, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan
pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan
tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, 2010). Kehamilan
merupakan proses alamiah (normal) dan bukan proses patologis, tetapi kondisi normal
dapat menjadi patologi. Menyadari hal tersebut dalam melakukan asuhan tidak perlu
melakukan intervensi-intervensi yang tidak perlu kecuali ada indikasi (Sulistyawati,
2009).
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil
normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari haid pertama
haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan pertama dimulai dari hasil konsepsi
sampai 3 bulan, triwulan kedua dimulai dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan
ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (Saifuddin, 2008; 89). Kehamilan adalah
proses alamiah yang dialami oleh setiap wanita dalam siklus reproduksi. Kehamilan
dimulai dari konsepsi dan berakhir dengan permulaan persalinan. Selama kehamilan
ini terjadi perubahan-perubahan, baik perut, fisik maupun fsikologi ibu (Varney,
2007).
B. Tanda-tanda kehamilan
Menurut Manuaba (2010), untuk dapat menegakkan kehamilan ditetapkan dengan
melakukanpenilaian terhadap beberapa tanda dan gejala kehamilan, yaitu sebagai
berikut :
1. Tanda Dugaan Kehamilan
a. Amenorea
Pada wanita hamil terjadi konsepsi dan nidasi yang menyebabkan tidak terjadi
pembentukan Folikel de graff dan ovulasi . Hal ini menyebabkan terjadinya
amenorea pada seorang wanita yang sedang hamil. Dengan mengetahui hari
pertama haid terakhir (HPHT) dengan perhitungan Neagle dapat ditentukan hari
perkiraan lahir (HPL)nyaitu dengan menambah tujuh pada hari, mengurangi tiga
pada bulan, dan menambah satu pada tahun.
b. Mual dan Muntah
Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pengeluaran asam lambung
yang berlebihan. Mual dan Muntah pada pagi hari disebut morning sickness.
Dalam batas yang fisiologis keadaan ini dapat diatasi. Akibat mual dan muntah
nafsu makan berkurang.
c. Ngidam
Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan yang demikian
disebut ngidam.
d. Sinkope atau pingsan
Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskema
susunan saraf pusat dan menimbulkan sinkope atau pingsan. Keadaan ini
menghilang setelah usia kehamilan 16 minggu.
e. Payudara Tegang
Pengaruh hormon estrogen, progesteron, dan somatomamotrofin menimbulkan
deposit lemak, air, dan garam pada payudara. Payudara membesar dan tegang.
Ujung saraf tertekan menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil pertama.
f. Sering Miksi (Sering BAK)
Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh dan
sering miksi. Pada triwulan kedua, gejala ini sudah menghilang.
g. Konstipasi atau Obstipasi
Pengaruh hormon progesteron dapat menghambat peristaltik usus, menyebabkan
kesulitan untuk buang air besar.
h. Pigmentasi Kulit
Terdapat pigmentasi kulit disekitar pipi (cloasma gravidarum). Pada dinding
perut terdapat striae albican, striae livide dan linea nigra semakin menghitam.
Pada sekitar payudara terdapat hiperpigmintasi pada bagian areola mammae,
puting susu makin menonjol.
i. Epulis
Hipertrofi gusi yang disebut epuils, dapat terjadi saat kehamilan.
j. Varices
Karena pengaruh dari hormon estrogen dan progesteron terjadi penampakan
pembuluh darah vena, terutama bagi mereka yang mempunyai bakat.
Penampakan pembuluh darah terjadi pada sekitar genetalia, kaki, betis, dan
payudara. Penampakan pembuluh darah ini menghilang setelah persalinan.
2. Tanda Tidak Pasti Kehamilan
a. Perut Membesar
b. Pada pemeriksaan dalam di temui :
1) Tanda Hegar yaitu perubahan pada rahim menjadi lebih panjang dan
lunak sehingga seolah-olah kedua jari dapat saling bersentuhan.
2) Tanda Chadwicks yaitu vagina dan vulva mengalami peningkatan
pembuluh darah sehingga makin tampak dan kebiru-biruan karena
pengaruh estrogen.
3) Tanda Piscaceks yaitu adanya pelunakan dan pembesaran pada unilateral
pada tempat implantasi (rahim).
4) Tanda Braxton Hicks yaitu adanya kontraksi pada rahim yang
disebabkan karena adanya rangsangan pada uterus.
c. Pemeriksaan test kehamilan positif.
3. Tanda Pasti Kehamilan
a. Gerakan janin dalam Rahim
b. Terlihat dan teraba gerakan janin, teraba bagian-bagian janin.
c. Denyut jantung janin
Didengar dengan stetoskop Laenec, alat Kardiotografi, dan Doppler. Dilihat
dengan ultrasonografi.
3. Tes Laboratorium.
4. Tatalaksana Kasus.
5. Tabungan Persalinan.
6. Pemberian Tetanus Toxoid.
Imunisasi TT menurut Saifuddin (2006).
Aanti-Gen Interval (Selang Waktu Minimal ) Lama Perlindungan % Perlindungan
TT1 Pada kunjungan antenatal pertama - -
TT2 4 Minggu setelah TT1 3 Tahun 80
TT3 6 Bulan setelah TT2 5 Tahun 95
TT4 1 Tahun setelah TT3 10 Tahun 99
TT5 1 Tahun setalah TT4 25 Tahun/seumur hidup 99
G. Senam Hamil
1. Definisi senam Hamil
Senam Hamil adalah bagian dari perawatan antenatal pada beberapa pusat
pelayanan kesehatan tertentu, seperti rumah sakit, puskesmas, klinik atau pun
pelayanan kesehatan yang lainnya (Muhimah. N dan A. Safe’i 2010). Senam
hamil merupakan senam yang dilakukan untuk mempersiapkan dan melatih otot-
otot sehingga dapat dimanfaatkan untuk berfungsi secara optimal dalam
persalinan normal (Manuaba, 2010).
2. Manfaat Senam Hamil
a. Mengurangi rasa sakit selama persalinan
b. Memperkuat otot-otot panggul sehingga dapat memperlancar dan
mempercepat proses kelahiran.
c. Mengurangi keluhan-keluhan saat kehamilan berlangsung.
d. Memperkuat dan mempertahankan kelenturan otot-otot dinding perut dan
dasar panggul yang penting dalam proses persalinan.
e. Melatih sikap tubuh guna menghindari atau memperingan keluhan-keluhan
seperti sakit pinggang dan punggung selama kehamilan.
f. Membuat tubuh lebih rileks (membantu mengatasi stres dan rasa sakit akibat
his ketika bersalin).
g. Melatih berbagai teknik pernafasan yang penting agar persalinan berjalan
lancar.
h. Meningkatkan energi dan kekuatan.
i. Meningkatkan suasana hati dan harga diri.
j. Meningkatkan durasi tidur.
k. Mengurangi stress, sakit, dan nyeri.
l. Menyiapkan tubuh untuk melahirkan dan pemulihan pasca melahirkan
(Widianti. A dan A. Proverawati, 2010).
3. Tujuan Senam Hamil
a. Melalui latihan senam hamil yang teratur dapat dijaga kondisi otot – otot dan
persendian yang berperan dalam proses mekanisme persalinan.
b. Memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot – otot dinding perut, otot –
otot dasar panggul, ligament, dan jaringan yang berperan dalam mekanisme
persalinan, melenturkan persendian- persendian yang berhubungan dengan
proses persalinan, membentuk sikap tubuh yang prima, sehingga dapat
membantu mengatasi keluhan-keluhan, letak janin, dan mengurangi sesak
nafas, mengenai teknik-teknik pernafasan dalam persalinan dan dapat
mengatur diri pada ketenangan.
c. Mempertinggi kesehatan fisik dan psikis serta kepercayaan pada diri sendiri
dan penolong dalam persalinan.
d. Membimbing wanita menuju suatu persalinan yang fisiologis.
e. Melonggarkan persendian, yaitu persendian yang berhubungan dengan proses
persalinan.
f. Membentuk sikap tubuh yang prima sehingga dapat membantu mengatasi
keluhan-keluhan, letak janin dan mengurangi sesak nafas.
g. Menguasai teknik-teknik pernafasan dalam persalinan
h. Dapat mengatur diri kepada ketenangan.
i. Penguatan otot-otot tungkai, mengingat tungkai akan menopang berat tubuh
ibu yang makin lama makin berat seiring dengan bertambahnya usia
kehamilan.
j. Mencegah varises, yaitu pelebaran pembuluh darah balik (vena) secara
segmental yang tak jarang terjadi pada ibu hamil.
k. Memperpanjang nafas, karena seiring bertambah besarnya janin, maka dia
akan medesak isi perut kearah dada. Hal ini akan membuat rongga dada lebih
sempit dan nafas ibu tidak bisa optimal. Dengan senam hamil ibu akan diajak
berlatih agar nafasnya lebih panjang dan tetap rileks.
l. Latihan pernafasan khusus yang disebut panting quick breathing terutama
dilakukan setiap saat perut terasa kencang.
m. Latihan mengejan. Latihan ini khusus untuk menghadapi persalinan, agar
mengejan secara benar sehingga bayi dapat lancar keluar dan tidak tertahan di
jalan lahir (Muhimah. N dan A Safe’i, 2010).
4. Syarat Mengikuti Senam Hamil
a. Konsultasi terlebih dahulu kondisi kandungan kepada dokter kandungan.
b. Latihan senam hamil hanya boleh dilakukan setelah kehamilan berusia 22
minggu.
c. Sebelum senam, sebaiknya konsultasikan kepada dokter kandungan apakah
diperbolehkan untuk senam atau tidak, ada beberapa ibu hamil yang
kandungannya bermasalah seperti plasenta previa atau sempat bed rest tidak
diperkenankan untuk mengikuti senam hamil.
d. Gerakan yang paling fleksibel dan cukup nyaman untuk gerakan-gerakan
senam.
e. Senam hamil bisa dimulai kapan saja sesuai petunjuk dokter, tapi menurut
dokter senam yang paling nyaman dilakukan adalah setelah memasuki
trimester tiga.
f. Seanam hamil minimal dilakukan sekali dalam seminggu, dirumah sakit yang
menyediakan senam hamil.
g. Latihan harus sesuai dengan kemampuan fisik ibu hamil.
h. Latihan harus dilakukan secara teratur dan displin.
i. Sebaiknya latihan dilakukan di rumah sakit, atau klinik bersalin dibawah
bimbingan seorang instruktur senam hamil (Muhimah. N dan A Safe’i, 2010).
5. Sasaran Mengikuti Senam Hamil.
Senam hamil ditunjukan bagi ibu hamil tanpa kelainan atau penyakit yang
menyertai kehamilan yaitu penyakit jantung,, penyakit ginjal, penyulit kehamilan
(hamil dengan perdarahan, hamil dengan gestosis) dan kehamilan yang disertai
dengan anemia (Manuaba, 2010).
6. Pelaksanaan senam Hamil
Senam hamil dianjurkan untuk dilakukan sekitar 30 menit. Dalam seminggu
seorang ibu hamil hanya membutuhkan 3-5 kali senam hamil. Hal ini
dimaksudkan untuk mengurangi cedera saat hamil. Durasi waktu senam hamil
juga harus memperhatikkan kondisi fisik dan kehamilan ibu (Muhimah. N dan A.
Safe’i, 2010).