Anda di halaman 1dari 58

8

BAB II

TIJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Kehamilan

1. Pengertian Kehamilan

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional dalam Saifuddin

(2018: 213), kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari

spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi

Kehamilan adalah suatu proses pembentukan janin yang dimulai dari

masa konsepsi sampai lahirnya janin. Lama masa kehamilan yang aterm

adallah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) yang dihitung mulai dari hari

pertama haid terakhir ibu. Kehamilan dibagi dalam 3 trimester yang masing-

masing dalam 13 minggu atau 3 bulan kalender (Munthe dkk,2019)

Dalam Kamus besar bahasa indonesia ( KBBI), Pengertian kehamilan

mengaju pada definis hamil, yaitu kondisi dimana sel teluar dibuahi oleh sel

sperma hinga pada akhirnya menghasilkan janin dalam rahim. Penegertian lain

tentang kehamilan juga dijelaskan oleh tanda dan gejala kehamilan

2. Proses Kehamilan

Ovulasi biasanya terjadi kira-kira 14 hari sebelum menstruasi yang akan

datang, dengan kata lain, diantara dua haid yang berurutan, indung telur akan

mengeluarkan ovum, setiap kali satu dari ovarium kanan dan lain kali dari

ovarium kiri. Setiap bulan wanita melepaskan satu sampai dua sel telur dari

indung telur (ovulasi) yang ditangkap oleh umbai-umbai (fimbrai) dan masuk ke
9

dalam sel telur. Waktu parsetubuhan, cairan semen tumpah ke dalam vagina dan

berjuta-juta sel mani (sperma) bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke sel

telur. Pembuahan sel telur oleh sperma biasa terjadi dibagian yang mengembang

dari tuba fallopi. Sekitar sel telur banyak berkumpul sperma yang mengeluarkan

ragi untuk mencairkan zat yang melindungi ovum kemudian pada tempat yang

paling mudah dimasuki, masuklah satu sel mani dan kemudian bersatu dengan sel

telur. Peristiwa ini disebut pembuahan (konsepsi = fertilisasi) (Fitriahadi, 2017).

Kehamilan adalah proses yang terjadi dari pembuahan sampai kelahiran,

dimulai dari prosedur sel telur yang dibuahi oleh sperma, lalu tertanam di dalam

lapisan rahim, dan kemudian menjadi janin. Kehamilan terjadi selama 40 minggu,

yang terbagi ke dalam tiga trimester dengan ciri- ciri perkembangan janin yang

spesifik:

a. Trimester pertama (0-13 minggu), struktur tubuh dan sistem

organ bayi berkembang. Kebanyakan keguguran dan kecacatan

lahir muncul selama periode ini.

b. Trimester kedua (14-26 minggu), tubuh bayi terus berkembang

dan Anda dapat merasakan pergerakan pertama bayi.

c. Trimester ketiga (27-40 minggu), bayi berkembang seutuhnya

(Ophie& Hanifah, 2019)

3. Tanda dan gejala kehamilan

Seorang ibu dapat didiagnosa hamil adalah apabila didapatkan tanda-tanda

pasti kehamilan yaitu Denyut Jantung Janin (DJJ) dapat didengar dengan

stetoskop laenec pada minggu 17-18, dapat dipalpasi (yang harus ditemukan
10

adalah bagian-bagian janin jelas pada minggu ke-22 dan gerakan janin dapat

dirasakan dengan jelas setelah minggu 24) dan juga 7 8 dapat di Ultrasonografi

(USG) pada minggu ke-6 (Kusmiyati et all 2019.p.97).

a. Tanda pasti kehamilan

1) Gerakan janin dalam rahim

2) Terlihat/ teraba gerakan janin dan teraba bagian- bagian janin.

3) Denyut jantung janin. Didengar dengan stetoskop Laenec,

alatkardiotokografi, alat Doppler dan dapat dilihat dengan ultrasonografi

(Irma.S.P, 2021).

4) Palpasi Abdomen

Menurut Indrayani. 2018 menggunakan cara leopold dengan langkah

sebagai berikut :

a) Leopold I : Menentukan umur kehamilan dan bagian apa yang

terdapat pada fundus.

Gambar 2.1 Leopold 1


(Sumber : Indriyani,2019:247)
Cara pelaksanaannya adalah sebagai berikut.

1) Pemeriksa menghadap pasien.

2) Kedua tangan meraba bagian fundus dan mengukur berapa tinggi

fundus uteri.
11

3) Meraba bagian apa yang ada di fundus. Jika teraba benda bulat,

melenting, mudah digerakkan, maka itu adalah kepala. Namun

jika teraba benda bulat, besar, lunak, tidak melenting, dan susah

digerakkan maka itu adalah bokong janin.

b) Leopold II : Menentukan letak punggung anak dan letak bagian-

bagian kecil dan menentukan daerah letak denyut Jantung Janin

Gambar 2.2 Leopold II


(Sumber : Indriyani,2019:247)
Cara pelaksanaan adalah sebagai berikut :

1) Kedua tangan pemeriksa berada di sebelah kanan dan kiri

perut ibu.

2) Ketika memeriksa sebelah kanan, maka tangan kanan

menahan perut sebelah kiri ke arah kanan.

3) Raba perut sebelah kanan menggunakan tangan kiri, dan

rasakan bagian apa yang ada di sebelah kanan (jika teraba

benda yang rata, tidak teraba bagian kecil, terasa ada

tahanan, maka itu adalah punggung bayi, namun jika teraba


12

bagian-bagian yang kecil dan menonjol, maka itu adalah

bagian kecil janin).

c) Leopold III, Menentukan apa yang terdapat dibagian bawah

janin dan apakah bagian terbawah sudah/ belum masuk

pintuatas panggul.

Gambar.2.3 Leopold III

(Sumber Indriyani,2019:247)

Cara pelaksanaannya adalah sebagai berikut :

1) Tangan kiri menahan fundus uteri.

2) Tangan kanan meraba bagian yang ada di bagian bawah

uterus. Jika teraba bagian yang bulat, melenting, keras dan

dapat digoyangkan, maka itu adalah kepala. Namun jika

teraba bagian yang bulat, besar, lunak, dan sulit digerakkan,

maka ini adalah bokong. Jika di bagian bawah tidak

ditemukan kedua bagian seperti di atas, maka

pertimbangkanapakah janin dalam letak melintang.

3) Pada letak sungsang (melintang) dapat dirasakan ketika

tangan kanan menggoyangkan bagian bawah, tangan kiri


13

akan merasakan ballottement (pantulan dari kepala janin,

terutama ini ditemukan pada usia kehamilan 5-7 bulan).

d) Leopold IV Menentukan seberapa jauh masuknya bagian bawah ke

dalam rongga panggul (PAP).

Gambar.2.4 Leopold IV

(Sumber Indriyani,2019:247)

Cara pelaksanaannya adalah sebagai berikut :

1) Pemeriksa menghadap kaki pasien.

2) Kedua tangan meraba bagian janin yang ada di bawah.

3) Jika teraba kepala, tempatkan kedua tangan di dua belah pihak yang

berlawanan di bagian bawah.

Tabel 2.1

Metode perlimaaan

Perlimaan Keterangan
Jika bagian terbawah janin seluruhnya teraba
5/5
diatas simfisis pubis
4/5 Jika 1 jari sudah masuk PAP
3/5 Jika 2 jari masuk PAP
Jika 3 jari telah turun melewati bidang tengah
2/5
rongga panggul (tidak dapat digerakkan)
4 jari telah masuk kedalam rongga panggul
1/5
dan 1 jari berada diatas simfisis
14

Seluruhnya sudah masuk kedalam rongga


0/5 panggul dan tidak dapat diraba dari
pemeriksaan luar
Sumber : Yuliani, dkk, 2017

b. Tanda Tidak Pasti Kehamilan


Presumtive simptoms disebut juga tanda subjektif, karena tanda dan

gejala-gejala ini biasanya dirasakan oleh ibu. Tanda dan gejala yang muncul

mungkin saja mengarah kepada kehamilan sebelum pemberian pelayanan

kesehatan mendiagnosa secara pasti kehamilan tersebut. Tanda presumptive ini

juga dapat ditemukan pada kondisi-kondisi lain seperti :

1) Amenorea(tidak dapat haid). Umur kehamilan dapat dihitung dari

tanggal hari pertama haid terakhir (HPHT) dan taksiran tanggal

persalinan (TTP) yang dihitung menggunakan rumus naegele yaitu TTP

= (HPHT + 7) dan(bulan HT + 3).

2) Mual dan muntah (Emesis).

Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pengeluaran asam

lambung yang berlebihan. Mual dan muntah terutama pada pagi hari

disebut morning sickness. Dalam batas yang fisiologis, keadaan ini

dapat diatasi. Akibat mual dan muntah, nafsu makan berkurang

3) Mengidam

Ibu hamil sering meminta makanan / minuman tertentu terutama pada

bulan-bulan triwulan pertama, tidak tahan suatu bau- bauan.

4) Sinkope atau pingsan.

Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral)

menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan sinkope


15

atau pingsan. Keadaan ini menghilang setelah usia kehamilan 16

minggu

5) Payudara tegang.

Pengaruh estrogen-progesteron dan somatomamotrofin menimbulkan

deposit lemak, air dan garam pada payudara. Payudara membesar dan

tegang. Ujung saraf tertekan menyebabkan rasa sakit terutama pada

hamil pertama.

6) Konstipasi / obstipasi Konstipasi terjadi karena tonus otot usus

menurun oleh pengaruh hormon steroid.

7) Pigmentasi kulit Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormon

kortikosteroid plasenta, dijumpai di muka (Chloasma gravidarum),

areola payudara, leherdan dinding perut (linea nigra=grisea).

4. Perubahan Fisiologis Sistem Reproduksi

a. Perubahan Anatomi

1) Uterus

Uterus mencapai umbilicus dan mencapai processus xiphodeus pada usia

kehamilan 36 minggu. Setelah usia kehamilan 36 minggu, uterus mulai

turun ke dalam panggul. Bentuk uterus menjadi bulat (globular) karena

cavum uterus terisi oleh embrio yang sedang tumbuh. Cavum uterus

menjadi lebih bulat seperti telur pada saat fetus tumbuh menjadi lebih

panjang. Jika kepala fetus turun ke panggul, maka uterus menjadi lebih

bulat lagi.Sebagai penyesuaian dengan pertumbuhan janin, antara

minggu ke-12 dan ke-36, maka panjang isthmus menjadi tiga kali
16

lipat.(Astuti S, 2018: 69-73). Pada usia kehamilan 38 minggu, uterus

sejajar dengan sifisternum. Tuba uterin tampak agak terdorong ke dalam

di atas bagian tengah uterus (Rismalinda, 2018: 71) Jika penambahan

ukuran TFU per tiga jari, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.2

berikut

Gambar 2.5
Perkembangan Tingi Fundus Uteri Pada Kehamilan

(Sulistyawati, 2018: 60)

Tabel 2.2

TFU Menurut Penambahan per Tiga Jari

Usia kehamilan Tinggi Fundus Uteri


(Minggu)
12 1-3 jari di atas simfisis
16 Pertengahan pusat simfisis
20 3 jari dibawah pusat
24 Setinggi pusat
28 3 jari diatas pusat
32 Pertengahan pusat-prosesus
xiphoideus (px)
36 3 jari di bawah prosesus
xiphoideus (px)
40 Pertengahan pusat- prosesus
xiphoideus (px)
Sumber: DikiRetnoYuliani,dkk. 2017 : 24
17

2) Serviks

Akibat Bertambah aktivitas uterus selama kehamilan,serviks

mengengalami pematangan secara bertahap, dan akan mengalami dilatasi

secara teoritis, pembukaan serviks biasa terjadi pada primigravida selama

2 minggu terakihir kehamilan, tapi biasanya tidak terjadi pada

multigravida hingga persalinan dimulai, namun demiknian secara klinis

terdapat berbagai variasi tentang kondisi serviks pada persalinan Akibat

adanya vaskularisasi pelvis, serviks menjadi edema, hiperplasia dan

hipertrofi kelenjar serviks sehingga mengalami perubahan warna

menjadi kebiruan.Serviks lebih banyak mengandung jaringan ikat

(kolagen) dan jaringan otot hanya 10%. Panjang serviks sebelum hamil

± 2,5 cm, pada saat kehamilan akibat tingginya kadar estrogen serviks

menjadi semakin lebar dan lunak, dan pada persalinan serviks akan

matang. Pelebaran serviks mengakibatkan effacement (pemendekan

serviks), dimana pada primigravida terjadi pada ± 2 minggu sebelum

persalinan, sedangkan pada multigravida belum terjadi sampai menjelang

persalinan( Rismalinda,2018:71)

3) Vagina

Dinding vagina mengalami banyak perubahan yang merupakan persiapan

untuk mengalami perengaan pada waktu persalinan dengan meningatkan

ketebalan mukosa, mengendornya jaringan ikat dan hopertrofi otot polos

(Rismalinda,2018: 72)
18

4) Ovarium

Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel

baru juga ditunda hanya satu karpus luteum yang dapat ditemukan di

ovarium, folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6-7 minggu awal

kehamilan dan setelah itu akan berperan sebagai pengahasil progrsteron

dan jumlah yang relatif minimal ( Saifuddin,2018:178)

5) Payudara

Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai

persiapaan memberikan asi pada saat laktasi,perkembangan payudara

tidak dapat dilepaskan dari pengaruh hormon saat kehamilan yaitu

eksrogen,progesteron dan somatomamotrofin ( Manuba,2015 : 92)

b. Sistem Kardiovaskulaer

1) Volume Darah

Volume DarahSetelah usia kehamilan 32 – 34 minggu, ibu akan

mengalami hypervolemia. Bagaimanapun juga, derajat ekspansi volume

darah ini sangat bervariasi pada sejumlah individu hanya terjadi sedikit

peningkatan, namun ada pula yang meningkat dua kali lipat. Perlu

dipahami bahwa besarnya peningkatan volume darah bervariasi menurut

ukuran tubuh, jumlah kehamilan, jumlah bayi yang pernah dilahirkan,

dan pernah atau tidaknya melahirkan bayi kembar (Sri Astuti, 2018: 83).

2) Curah jantung

Curah jantung meningkat sebesar 30-50% terutama pada minggu ke-40

krhamilan dan akan menurun sekitar 20% pada minggu ke-40 ini karena
19

penyebab yang tidak dapat dijeleaskan, pada posisi rekumben lateral

curah jantung akan lebih tinggi walaupum pada kehamilam lanjut

sendangankan pada posisi terlentang akan lebih rendah karena uterus

yang besar dan berat akan menghambat aliran balik vena ke jantung. Pafa

kehamilan ganda,curah jantung ibu bertambah lagi sebesar 20% ( Sri

Astuti: 2018:80)

3) Perubahan sistem urinaria

Selama kehamilan,ginjal berkerja lebih berat, ginjal menyaring darah

yang volumenya meningkat ( Sampai 30-50% atau lebih ) yang

puncaknya terjadi pada usia kehamilan 16-24 minggu sampai sesaat

sebelum persalinan (pada saat ini aliran darah ke ginjal berkurang akibat

penekanan rahim yang membesar). Dalam keadaan normal, aktivitas

ginjal meningkat ketika berbaring dan menurun ketika berdiri.Keadaan

ini semakin menguat pada saat kehamilan, karena itu wanita hamil

sering merasa ingin berkemih ketika mereka mencoba untuk

berbaring/tidur Pada akhir kehamilan, peningkatan aktivitas ginjal yang

lebih besar terjadi saat wanita hamil yang tidur miring. Tidur miring

mengurangi tekanan dari rahim pada vena yang membawa darah dari

tungkai sehingga terjadi perbaikan aliran darah yang selanjutnya akan

meningkatkan aktivitas ginjal dan curah jantung

(Sulistyawati, 2017:62-63).

4) Sistem Pencernaan

Peningkatan progesteron dan estrogen pada masa kehamilan


20

menyebabkan penurunan tonus otot saluran pencernaan, sehingga

motilitas seluruh saluran pencernaan ikut menurun dan menimbulkan

berbagai komplikasi dari ringan sampai berat. Pengosongan lambung

menjadi lebih lama, sehingga ibu sering kali merasa perut penuh

cukup lama. Sfingter esofagus terbuka lemah, yang menyebabkan rasa

panas pada ulu hati sebagai akibat regurgitasi asam lambung

(Yuliani, 2017:31)

5) Perubahan Sistem Metabolisme

Sebagian besar penambahan berat badan selama kehamilan berasal dari

uterus dan isinya. Kemudian payudara, volume darah, dan cairan

ekstraselular. Diperkirakan selama kehamilan berat badan akan

bertambah 12,5 kg. Cara yang dipakai untuk menentukan berat badan

menurut tinggi badan adalah dengan menggunakan Indeks Massa Tubuh

(IMT) dengan rumus berat badan dibagi tinggi badan pangkat 2. Contoh,

wanita dengan berat badan sebelum hamil 51 kg dan tinggi badan 1,57

cm. Maka IMT-nya adalah 51/(1,57)2 = 20,7 Kg.

Tabel 2.3
Rekomendasi Penambahan Berat Badan
Selama Kehamilan Berdasarkan

Kategori IMT Rekomendasi


(Kg)
Rendah <19,8 12,5-18
Normal 19,8-26 11,5-16
Tinggi 26-29 7-11,5
Obesitas >29 ≥7
Gemeli 16-20,5
Sumber : Saifuddin, 2018:180
21

Pada trimester II dan III pada perempuan bergizi baik dianjurkan

menambah berat badan per minggu 0,4 kg, sedangkan pada perempuan dengan

gizi kurang dianjurkan menambah berat badan per minggu sebesar 0,5 kg dan gizi

berlebih 0,3 kg

Tabel 2.4
Komponen Pertambahan Berat Badan Ibu Selama Kehamilan

Kenaikan Berat badan (g) kohmulatif


Jaringan dan sampai :
Cairan 10 20 30 40
minggu Minggu minggu minggu
Janin 5 300 1500 3400
Plasenta 20 170 430 650
Cairan Amnion 30 350 750 800
Uterus 140 320 600 970
Payudara 45 180 360 405
Tambahan darah 100 600 1300 1450
Tambahan cairan
0 30 80 1480
Jaringan
Tambahan jaringan
310 2050 3480 3345
Lemak
Total 650 4000 8500 12500

Sumber : Saifuddin , 2018 : 180.

6) Kulit

Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi

kemerahan, kusam dan kadang-kadang mrngenai daerah payudara dan

paha yang dikenal dengan nama striae gravidarum.jika garis pertengahan

perut( Linea Alba) Akan berubah menjadi hitam kecoklatan ( Linea

Nigra).kadang-kadang muncul pada wajah dan leher ( Closma

Gravidarum) selain itu pada areola dan daerah genital dan juga akan

terlihat hiperngmentasi yang berlebihan karena perubahan ini di hasilkan


22

dari candangan melain pada daerah epidermal dan dermal yang penyebab

pastinya belum diketahui ( Saifuddin,2018:179)

7) Sistem Endokrin

Selama Keahamilan normal kelenjar hipofisis akan membesar 135%

akan tetapi, kelenkar ini tidak begitu mempunyai arti penting dalam

kehamilan.Pada pereumpuan yang mengalami hiposfisektomi persalinan

dapat berjalan dengan lancar. Hormon prolaktin akan meningkat 10x

lipat pada saat kehamilan aterm, sebaliknya setelah persalinan

kosentrasinya pada plasma akan menurun.hal ini juga ditemukan pada

ibu-ibu yang menyusui( Saifudin: 2018:186)

8) Sistem Pernapasan

Ruang Abdomen yang membesar oleh karena meningaktanya ruang

rahim dan pembentukan hormon progesteron menyebabkan paru-paru

berfungsi sendikit bebeda dari biasanya,wanita hamil bernafas lebih

cepat dan lebih dalam karena memerlukan lebih banyak oksigen untuk

dirinya. Lingkar dada wanita hamil agak membesar lapisan seluran

penapasan menerima lebih banyak darah dan menjadi agak tersumbat

oleh penumpukan darah (kongesti).Kadang hidung dan tenggorkan

mengalami penyumbatan persial akibat kongesti ini tekanan dan kualitas

suara wanita hamil agak berubah ( Sulistyaawati,2017:69)

9) Sistem Muskuloskletal

Lordosis yang progresif akan menjadi bentuk umum pada kehamilan

akibat kompensasi dari pembesaran uterus ke posisi anterior lordosis


23

mengeser pusat daya berat bke belakang ke arah dua tungkai sendi

sakroiliaka,sakrokoksigis dan pubis akan meningakat

mobillitasnya.mobilitas tersebut dapat mengakibatkan perubahan sikap

ibu dan pada akhirnya menyebabkan perasan tidak enak pada bagian

bawah punggung terutama pada akhir kehamilan ( Saifudin 2018:186)

10) Panggul

Menurut manuba (2017:49) panggul wanita terdiri atas : bagian keras

yang dibentuk oleh 4 buah tulang) : 2 tulang pangkal paha ( os koksae),

1tulang kelengkang ( sakrum), dan 1 tulang tungging ( os kokigis),

bagian lunak yaitu diafragma pelvis Yang terdiri dari pars muskularis

levator ani,pars membranasea, regio perineum. Fungsi utama panggul

wanita adalah sebagai berikut

1. Panggul besar ( Pelvis mayor), berfungsi untuk menjaga isi abdomen

2. Panggul kecil ( pelvis minor), berfungsi untuk membentuk jalan lahir

dan tempat alat genitalia

3. Bentuk- bentuk panggul menurut saifuddin (2018:193):

Bentuk- bentuk panggul

Gambar 2.6

Sumber : Manuaba, 2015:51

a. Panggul ginekoid : Panggul yang paling baik untuk perumpuan


24

diameter anteroposterior sama dengan diameter trasevena

bulat.jenis ini ditemukan pada 45% P

b. Panggul anthropoid: bentuk pintu atas panggul agak lonjong,

seperti telur. Panjang diameter anteroposterior lebih besar

daripada diameter transversa. Jenis ini ditemukan 35% perempuan.

c. Panggul platipelloid : platipeloid merupakan panggul pincang.

Diameter transversa lebih besar dari pada diameter anteroposterior,

menyempit arah muka belakang. Jenis ini ditemukan pada 5%

wanita.

4. Pintu Atas Panggul

Pintu atas panggul menurut Saifuddin ( 2018:193) adalah batas

atas dari panggul kecil. Bentuknya bulat – oval. Biasanya 3 ukuran

ditentukan dari pintu atas panggul yaitu :

a. Ukuran Muka Belakang (Diameter Antero Posterior &

Conjugata Vera)

b. Ukuran Melintang (Diameter Transversa)

c. Kedua Ukuran Serong (Diameter Obliqua)

5. Pintu Bawah Panggul

Pintu bawah panggul tidak merupakan suatu bidang datar, tetapi

tersusun atas 2 bidang datar yang masing-masing berbentuk segitiga,

yaitu bidang yang dibentuk oleh garis antara kedua buah Tubera Ossis

Iskii dengan ujung Os Sakrum dan segitiga lainnya yang alasnya juga

garis antara kedua Tubera Ossis Iskii dengan bagian bawah Simfisis
25

(Saifuddin, 2018:196).

5. Perubahan Psikologis pada Kehamilan

1) Trimester I

Pada kehamilan Trimester 1, adaptasi psikologis yang harus dilakukan

oleh ibu yaitu menerima kenyataan bahwa dirinya sedang hamil. Seorang ibu yang

menginginkan kehamilannya akan segera mencari kebenaran secara medis bahwa

memang benar dirinya hamil. Adaptasi pada trimester 1 yaitu :

a. Respon Emosional

Berbagai respon emosional pada Trimester 1 yang dapat muncul berupa

perasaan ambivalen, kekecewaan, penolakan, kecemasan, depresi, dan

kesedihan. Selain itu, perubahan mood akan lebih cepat terjadi bahkan ibu

biasnya menjadi lebih sensitif. Rasa sedih sehingga berurai air mata, rasa

marah, rasa sukacita datang silih berganti tanpa penyebab yang jelas (Astuti,

2017:97).

b. Penyambutan Sukacita

Reaksi menyambut kehamilan, terutama pada seorang ibu yang sedang

merencanakan kehamilannya, biasanya diawali dengan rasa percaya bahwa

dirinya hamil. Ia akan mencari bukti bahwa dirinya memang benar hamil

dari setiap tanda yang berubah dari tubuhnya. Berhentinya menstruasi dan

perubahan pada payudara biasanya merupakan kondisi yang dialami ibu

hamil, bahkan akan berulang kali memeriksa gambar yang dicetak dari hasil

USG awal (Astuti, 2017:100).


26

2) Trimester II

Secara umum, pada trimester kedua ini ibu akan merasa lebih baik dan

sehat karena terbebas dari ketidaknyamanan kehamilan, misalnya mual dan letih.

Perubahan psikologi trimester II seperti :

a. Sebelum gerakan janin dirasakan

Pada tahap ini akan terjadi proses perubahan identitas pada ibu hamil yaitu

dari penerima kasih sayang menjadi pemberi kasih sayang karena ia harus

menyiapkan dirinya berperan menjadi seorang ibu. Selama proses

berlangsung, umumnya ia akan mengevaluasi kembali hubungan

interpersonal dengan ibunya yang telah terjadi selama ini, sehingga saat

kondisi seperti itu wanita tersebut akan belajar bagaimana ia akan

mengembangkan perannya menjadi seorang ibu yang harus menyayangi,

serta bagaimana hubungannya dengan anak yang akan dilahirkannya.

b. Setelah gerakan janin dirasakan

Pada trimester kedua, fokus ibu hamil lebih besar pada kesejahteraan janin

dibandingkan dengan memikirkan jenis kelamin bayi yang sedang

dikandungnya. Namun demikian, pada sejumlah wanita yang bersal dari

suku yang menganut sistem patrilineal/matrilineal mungkin akan menjadi

perhatian. Pada trimester ini, ibu hamil akan merasa lebih sehat, tenang dan

senang dengan kehamilannya. Namun umumnya, ibu hamil lebih sering kali

merasa takut jika suaminya merasa tidak senang karena perubahan bentuk

tubuhnya yang menjadi gemuk. Ibu hamil dan suaminya harus

berkomunikasi secara terbuka, sedini, dan sesering mungkin untuk


27

menghindari timbulnya perasaan depresi (Astuti, 2017:100-101).

3) Trimester III

Pada kehamilan trimester ketiga, ibu akan lebih nyata mempersiapkan diri

untuk menyambut kelahiran anaknya. Selama menjalani kehamilan trimester ini,

ibu dan suaminya sering kali berkomunikasi dengan janin yang berada dalam

kandungannya dengan cara mengelus perut dan berbicara di depannya, walaupun

yang dapat merasakan gerakan janin di dalam perut hanyalah ibu hamil itu sendiri.

Perubahan psikologi pada trimester III seperti :

a. Kekhawatiran/kecemasan dan waspada

Kecemasan juga dapat tibul akibat kekhawatiran akan proses persalinannya,

takut terhadap rasa sakit, dan takut terjadi komplikasi persalinan pada

dirinya maupun bayinya. Mimpi tentang bayi, anak-anak, kelahiran, dan

kehilangan bayi seringkali dialami oleh ibu. Rasa ketidaknyamanan,

misalnya kesulitan bernafas, gerakan janin yang seamakin kuat, nyeri

pinggang, dan seringkali berkemih dapat mengganggu tidur ibu. Bentuk

tubuh yang semakin membesar membuat sejumlah ibu merasa dirinya buruk

dan aneh.

b. Persiapan menunggu kelahiran

Menjelang akhir trimester ketiga, umumnya ibu hamil tidak sabar untuk

menjalani persalinan dengan perasaan yang bercampur antara sukacita dan

rasa takut. Kesiapan untuk menghadapi persalinan biasanya muncul

sebagai akibat dari keinginannya yang kuat untuk melihat hasil akhir dari

kehamilannya (Astuti, 2017:101-102).


28

Tabel 2.5
Ringkasan Perubahan Psikologis Pada Trimester 1,2,3

Trimester 1 Trimester 2 Trimester 3

Reaksi emosional : Sebelum gerakan janin Kecemasan dan


a) Ambivalen dirasakan : waspada :
b) Kekecewaan a) Perubahan identitas dari a) Khawatir bayi lahir
c) Penolakan penerima menjadi sebelum waktunya dan
d) Kecemasan pemberi kasih sayang kondisinya tidak
e) Depresi b) Mengevaluasi hubungan normal
f) Kesedihan interpersonal dengan b) Waspada munculnya
g) Perubahan mood ibunya tanda persalinan
h) Khawatir jika c) Belajar dan menyiapkan c) Lebih protektif
keguguran diri berperan sebagai d) Khawatir dan takut
i) Penurunan libido ibu pada proses persalinan
e) Mimpi tentang
perhatian dan
ketakutannya
f) Merasa dirinya buruk
dan aneh
g) Khawatir kehilangan
perhatian

Penyambutan suka Setelah gerakan janin Persiapan menunggu


cita : dirasakan : kelahiran :
a) Rasa tidak percaya a) Menyadari bahwa janin a) Aktif mempersiapkan
bahwa dirinya merupakan individu diri
hamil yang terpisah dan perlu b) Mencari informasi,
b) Mencari bukti dirawat. nasihat, arahan, dan
kehamilan. b) Fokus pada kehamilan dukungan.
c) Waktu yang dan kesejahteraan janin. c) Memilih nama.
menyenangkan c) Merasa lebih sehat. d) Mempersiapkan
untuk melihat d) Dapat timbul perasaan kebutuhan bayi.
kehamilannya. sedih karena akan e) Menduga-duga
meninggalkan peran tentang jenis kelamin
lamanya dan takut dan bayi mirip siapa.
suaminya tidak senang f) Tidak sabar menunggu
dengan bentuk kelahiran
tubuhnya.
Sumber : Astuti, 2017:103
29

6. Ibu Hamil Golongan Resiko Tinggi

Sukarni dan Wahyu (2013), menulis ada beberapa golongan ibu hamil yang

dikatakan memiliki risiko tinggi walaupun dalam kesehariannya hidup dengan sehat

dan tidak menderita suatu penyakit. Golongan yang dimaksud berisiko tinggi

meliputi:

a. Ibu hamil terlalu muda dan terlalu tua (< 16 tahun dan > 35 tahun).

b. Ibu baru hamil setelah perkawinan selama 4 tahun.

c. Jarak dengan anak terkecil dengan anak > 10 tahun.

d. Jarak kehamilan terlalu dekat yaitu < 2 tahun.

e. Terlalu banyak anak yaitu > 4.

f. Tinggi badan terlalu pendek < 145 cm.

g. Terlalu gemuk atau terlalu kurus, ini akan berpengaruh pada gizi

keduanya.

h. Riwayat persalinan jelek.

i. Riwayat adanya cacat bawaan atau kehamilan masa lalu.

j. Ibu seorang perokok berat, kecanduan obat dan memiliki

hobi minum-minuman keras.

7. Tanda Bahaya Kehamilan pada Trimester III

Adapun tanda bahaya dalam kehamilan trimester III adalah sebagai beriku:

a) Perdarahan Pervaginam

1. Plasenta Previa adalah kondisi dimana plasenta berimplantasi di segmen

bawah rahim baik anterior maupun posterior sehingga menutupi ostium

uteri internal, plasenta previa digolongkan menjadi 3, yaitu plasenta previa


30

totalis, jika seluruh ostium uteri interna (OUI) di tutupi oleh plasenta,

plasenta previa marginalis, jika plasenta menutupi sebagian OUI dan

plasenta letak rendah yaitu plasenta berada 3-4 cm di atas pinggir OUI.

(Yuliani,2017 : 147)

2. Solusio Plasenta adalah lepasnya plasenta dari tempat implantasi sebelum

waktunya (sebelum janin lahir), faktor penyebab terjadinya solusio

plasenta adalah ibu hamil dengan tekanan darah tinggi ,tarikan tali pusat

yang pendek akibat pergerakan janin atau pertolongan persalinan, serta

paritas dan umur ibu cukup tinggi. (Yuliani,2017 : 148)

3. Hipertensi kehamilan adalah kondisi dimana yang memiliki tanda dan

gejala tekananan darah diastolik ≥ 90 mmH dan sistolik ≥ 140

mmHg, protein urine (-).(Yuliani,2017 : 150)

4. Preeklampsia dan Eklamsia

Preeklampsia ringan ditandai dengan kenaikan tekanan darah pada usia

kehamilan > 20 minggu, dengan diastolik 90 mmHg, sistolik ≥ 140

mmHg, protein urine (+1), edema ekstermitas dan wajah. Sedangkan

preeklamsia berat ditandai dengan diastolik ≥ 110 mmHg, sistolik ≥ 160

mmHg, protein urin (≥ +2), edema ekstermitas dan wajah, oligura (<400 ml

dalam 24 jam), nyeri ulu hati, nyeri kepala hebat dan menetap, penglihatan

kabur. (Yuliani,2017 : 150)

Eklamsia adalah preeklampsia berat yang disertai dengan kejang.

(Yuliani,2017 : 151)
31

b) Keluar Cairan Pervaginam (ketuban pecah dini-KPD)

Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum waktunya tanpa

disertai tanda inpartu bahkan sampai satu jam berikutnya. KPD disebabkan

oleh berkurangnya kekuatan membran atau meningkatnya tekanan

intrauterin, atau bisa disebabkan oleh dua-duanya. Tanda KPD meliputi

riwayat pengeluaran cairan tanpa disadari ibu dalam jumlah banyak atau

sedikit demi sedikit dan periksa dengan kertas lakmus (berubah jadi biru).

(Yuliani,2017 : 151)

c) Gerakan Janin tidak terasa

1. Fetal Distress

Fetal distress adalah kondisi gawat janin. Tanda dan gejala yang

ditemukan pada fetal distress diantaranya DJJ < 120 atau >160 kali per

menit, terdapat mekoneum dalam air ketuban.(Yuliani,2017 : 151)

2. Intra Uterin Fetal Death (IUFD)

Intra Uterin Fetal Death adalah kematian janin yang terjadi setelah

melewati masa bertahan hidup sebelum pertengahan kehamilan (masa

aborsi) yaitu >20 minggu. Tanda gejalanya adalah pertumbuhan janin

terhenti (TFU tetap dan berkurang), gerakan janin terhenti, DJJ tidak ada,

peningkatan BB ibu berhenti atau berkurang, pada palpasi kepala janin

teraba jatuh dan pada USG ditemukan tidak ada gerak janin, tengkorak

janin saling tumpang tindih (beberapa hari setelah kematian.

(Yuliani,2017 : 151)
32

3. Bengkak Pada Mata Kaki Atau Betis

Bengkak pada kaki atau betis dapat menganggu bagi sebagian ibu

hamil.Sementara itu, rahim yang besar akan menekan pembuluh darah

utama dari bagian bawah tubuh ke atas tubuh, menyebabkan darah yang

mau mengalir dari bagian bawah menjadi terhambat.

4. Nyeri Perut Bagian Bawah (Ruptura Uteri)

Ruptura uteri atau robekan uterus merupakan kondisi yang sangat

berbahaya dan mengancam jiwa baik ibu maupun janin. Ruptura uteri

dapat terjadi pada korpus uteri, segmen bawah rahim (SBR), servik uteri

dan kalpoporeksis-kalporeksis (robekan antara serviks dan vagina).

5. Stretch mark

Stretch mark adalah garis-garis putih dan perut pada daerah perut, bisa

juga terjadi di dada, pantat, paha, dan lengan atas. Walaupun strech mark

tidak dapat dihindarkan, tetapi akan hilang dengan sendirinya setelah

melahirkan, untuk mengatasinya sarankan ibu untuk menggunakan lotion

anti stretch mark setelah mandi dan perbanyak konsumsi vitamin K.

(Andina, 2019 : 246)

6. Sakit kepala yang hebat

Sakit kepala yang menunjukan suatu masalah yang serius adalah sakit

kepala hebat yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Kadang-

kadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut, penglihatan ibu menjadi

kabur atau berbayang. Sakit kepala hebat dalam kehamilan merupakan

gejala dan preeklamsia. (Andina, 2019 : 251)


33

7. Penglihatan kabur

Karena pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan ibu dapat berubah

dalam kehamilan. Masalah penglihatan yang menunjukan keadaan yang

mengancam jiwa adalah perubahan penglihatan mendadak, misalnya

pandangan kabur atau berbayang/berbintik-bintik. Perubahan penglihatan

mendadak mungkin merupakan suatu tanda preeklamsia. (Andina, 2019 :

251).

8. Ketidaknyamanan Selama Kehamilan

Beberapa ketidaknyamanan dan cara mengatasinya adalah sebagai berikut:

1. Trimester I

a. Mual Dan Muntah, Cara Mencegah/Meringankannya :

1) Hindari bau atau faktor penyebab.

2) Pagi hari, makan biskuit atau roti bakar sebelum bangun dari tempat

tidur.

3) Makan sedikit tapi sering.

4) Hindari makanan yang dapat merangsang (banyak mengandung minyak

dan berbumbu).

5) Hindari segera menggosok gigi setelah makan.

6) Duduk dengan posisi sempurna (punggung tegak lurus)

b. Ngidam Cara Mencegah/Meringankannya :

Tidak perlu khawatir, berikan konseling tentang makanan yang baik dan

kurang baik bagi kehamilan termasuk makanan yang idam-idamkan.

c. Kelelahan/ Fatique, Cara Mencegah/Meringankannya :


34

1) Yakinkan bahwa ini adalah hal yang fisiologis.

2) Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup.

3) Hindari istirahat berlebihan.

4) Hindari makan-makanan yang menghasilkan gas.

5) Mengunyah makanan secara sempurna.

6) Senam harian secara teratur.

d. Keputihan, cara mencegah/meringankannya :

1) Meningkatkan kebersihan/personaal hygiene.

2) Gunakan pakaian dalam yang terbuat dari bahan katun bukan nilon.

3) Jaga kebersihan dan kelembaban vagina (Indrayani, 2011:204-205).

2. Trimester II

a. Keputihan, cara mencegah/meringankannya :

1) Meningkatkan kebersihan/personaal hygiene.

2) Gunakan pakaian dalam yang terbuat dari bahan katun bukan nilon.

3) Jaga kebersihan dan kelembaban vagina

b. Gusi Berdarah, Dapat Dikurangi/ Dicegah dengan berkumur dengan air

hangat, memeriksakan gusi secara teratur, menjaga kesehatan gigi

c. Sulit tidur, dapat dikurangi/ dicegah dengan gunakan teknik relaksasi

progresif, mandi air hangat, minum-minuman hangat, hindari kegiatan yang

merangsang sebelum tidur

d. Cloasma, dapat dikurangi/dicegah dengan hindari sinar matahari berlebihan,

gunakan bahan pelindung non alergis.

e. Pusing, cara mencegah/ meringankannya :


35

1) Bila sedang pada posisi berbaring, perhatikan cara bangun; miringkan

badan dan bangun secara perlahan.

2) Hindari berdiri terlalu lama dalam lingkungan yang hangat atau sesak.

3) Bila pusing terus menerus, segera konsultasikan kepada bidan/dokter

f. Nyeri ligamentum, dapat dikurangi/ dicegah dengan tekuk lutut ke arah

abdomen, mandi air hangat, pakai bantalan pemanas pada daerah yang sakit,

topang uterus dengan bantal di bawahnya.

g. Edema dependen, cara mencegah/meringankannya :

1) Hindari posisi berbaring

2) Hindari posisi tegak untuk waktu yang lama.

3) Masa istirahat dalam posisi terlentang samping kiri dengan kaki agak

diangkat.

4) Angkat kaki jika bisa.

5) Jika perlu sering melatih kaki untuk ditekuk ketika duduk atau

beristirahat.

6) Hindari kaus kaki yang ketat atau tali/pita yang ketat pada kaki

h. Varicositas pada kaki/ vulva, cara mencegah/meringankannya :

1) Tinggikan kaki sewaktu tidur/berbaring/duduk.

2) Berbaring dengan posisi kaki ditinggikan kurang lebih 90° berapa kali

sehari.

3) Hindari berdiri terlalu lama dan Jaga agar kaki jangan bersilang

4) Istirahat dalam posisi berbaring miring ke kiri.

5) Senam hamil dan gunakan pakaian yang longgar dan nyaman


36

i. Konstipasi, dapat dikurangi/ dicegah dengan tingkatkan intake cairan dan

serat didalam diet, minum cairan dingin/panas ketika perut kosong,

olahraga, toilet training, segera BAB bila ada dorongan

j. Hemorrhoid, dapat dikurangi/ dicegah dengan hindari konstipasi, gunakan

kompres panas dan dingin, mandi sitz, dengan perlahan masukan kembali ke

dalam rektum seperlunya (Indrayani, 2019: 204-216).

3. Trimester III

a. Frekuensi kemih meningkat/nokturia, cara mencegah/ meringankannya

1) Penjelasan mengenai sebab terjadinya.

2) Kosongkan saat terasa dorongan untuk BAK.

3) Perbanyak minum pada siang hari.

4) Jika nocturia mengganggu tidur dan menyebabkan keletihan. Batasi

minum bahan diuretics alamiah: kopi, teh, cola dengan caffein.

b. Tidur dalam posisi berbaring miring ke kiri, kaki ditinggikan Sesak nafas

(hiperventilasi) , cara mencegah/ meringankannya :

1) Jelaskan penyebab fisiologinya.

2) Ajarkan teknik pernafasan (relaksasi).

3) Secara periodik beriri merentangkan tangan diatas kepala serta menarik

nafas panjang.

4) Posisi duduk dan berdiri yang sempurna.

5) Tidur dengan posisi setengah duduk (semi fowler).

6) Makan tidak terlalu banyak.

c. Bila mempunyai asma, konsultasikan dengan dokter


37

d. Konstipasi, cara mencegah/meringankannya :

1) Tingkatkan intake cairan, serat.

2) Minum cairan dingin/ panas ketika perut kosong.

3) Olahraga/senam hamil.

4) Toilet training

5) Segera BAB bila ada dorongan

e. Hemorrhoid (wasir), cara mencegah/ meringankannya :

1) Hindari konstipasi.

2) Makan makanan bongkahan gunakan bungkusan es.

3) Kompres panas atau mandi sitz.

4) Dengan perlahan masukkan kembali ke dalam rekttum seperlu

(Indrayani, 2019: 206-216).

9. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil

1) Nutri ibu Hamil

Bayi yang sehat terlahir dari ibu hamil yang memiliki stasus gizi yang baik.

Setaus gisi yang baik diperoleh apabila sejak sebelum hamil ibu

mendapatkan asupan gizi yang seimbang yang cukup sesuai dengan

kebutuhan dan tidak menderita penyakit infeksi atau penyakit kronis

lainnya. Ada 3 manfaat asupan nutrisi yang di makan ibu hamil yaitu untuk

asupan gizi tubuh ibu sendiri agar tidak terjadi kekurangan energi

kronis(KEK), untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, untuk

mepersiapkan pembentukan ASI


38

a. Kalori

Peningkatan kebutuhan kalori selama hamil hingga 300 kalori per hari.

Peningkatan kalori tersegut terbagi dalam distribusi yang seimbang yaitu

protein ±15%,lemak ±30% dan karbohidrat ±55%. Kebutuhan kalori pada

trimester II danIII peningkatannya cukup banyak

b. Karbohidrat

Karbohidrat sebagi sumber utama energi. Makanan sumber Karbohidrat

diantarannya: nasi, roti, sereal, gandum, dan ubi-ubian

c. Lemak

Lemak juga sebagai Penghasil energi,menghambat protein untuk

dimanfaatkan dalam fungsi pertumbuhan,digunakan untuk

pembentukan materi membrane sel dan pembentukan hormone. Namun

asupan lemak juga harus dibatasikarna kandung kalorinya yang tinggi.

d. Protein

Protein di perlukan untuk pertumbuhan jaringgan pada ibu dan janin.

Kebutuhan protein meningkat sampai 68% dibandingkan sebelum hamil

dengan anjuran penambahan konsumsi protein 12 gram/hari. Protein

yang di anjurkan berasal dari sumber hewani seperti daging, susu, telur,

keju, ayam, ikan.

e. Zat Besi

Kebutuhan zat besi selama hamil meningkat sebesar 300% (1.040 mg

selama hamil) dan peningkatan ini tidak dapat tercukupi hanya dari

asupan makanan ibu selama hamil melainkan perlu ditunjang dengan

suplemen zat besi.


39

2) Asam Folat

Asam folat tidak dapat terpenuhi hanya dari asupan makanan, maka Widia

Karya Pangan Nasional menganjurkan untuk pemberian suplemen asam

folat dengan besaran 280, 660, dan 470 mikrogram untuk trimester I, II,

dan III. Asam folat sebaiknya diberikan 28 hari setelah ovulasi atau 28

hari pertama setelah kehamilan karena sumsum tulang belakang dan otak

dibentuk pada minggu pertamakehamilan.

3) Kalsium

Kalsium dalam darah ibuhamil turun dratis sebanyak 5%. Sumber utama

kalsium adalah susu dan hasil olahannya, udang, sarang burung, sarden

dalam kaleng, dan beberapa bahan makanan nabati, seperti sayuran warna

hujau tua, dan lain-lain. Adapun makanan yang tidak sehat atau berbahaya

Bagi janin menurut (Sulistyawati,2016:108-109) diantaranya sebagai

berikut.

a. Hati dan produk hati. Emngandung vitamin A dosis tinggi yang bersifat

teratogenik(menyebabkan cacat pada janin).

b. Makanan mentah atau setengah matang karena risiko toksoplasma.

c. Ikan yang mengandung metil merkuri dalam kadar tinggi seperti hiu,

marlin, yangdapat mengganggu sistem saraf janin

d. Kafein yang terkandung dalam kopi, teh, coklat, kola dibatasi 300 mg

per hari. Efek yang dapat terjadi diantaranya adalah insomnia (sulit

tidur), refleks, dan frekuensi berkemih meningkat.


40

e. Vitamin A dalam dosis > 20.000-50.000 IU/hari dapat menyebabkan

kelainan bawaan.

4) Lingkungan yang bersih

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dr. Cuno S.P.M. Uiterwaal,

pemimpin penelitian dan professor yang bekerja sama dengan klinik

epidemiologi di Medical Center University di Utrecht menemukan bahwa

orang tua perokok dapat membahayakan kesehatan anak mereka, termasuk

sistem kardiovaskular mereka yang dapat dideteksi sejak awal

kehamilannya. Karbon monoksida yang terdapat dalam rokok akan dapat

dengan bebas menembus plasenta dan mengurangi kemampuan Hb dalam

mengikat oksigen. Nikotin merangsang hormon adrenergik yang

menyebabkan vasokonstriksi menyeluruh, terutama mengurangi perfusi

uterus dan mempersempit arteri tali pusat. Ibu hamil sebagai perokok aktif

ataupun terpaparasap rokok (perokok pasif) akan terkena dampak yang

sama. (Sulistyawati, 2016:110).

5) Senam Hamil

Kegunaan senam hamil adalah melancarkan sirkulasi darah, menambah

nafsu makan, pencernaan jadi lebih baik, dan tidur menjadi lebih nyenyak.

Waktu yang tepat melakukan senam hamil

a. Jika kandungan mencapai 6 bulan ke atas, lakukan senam hamil,

kecuali ada kelainan tertentu pada kehamilan,sebelum memutuskan

mengikuti senam hamil diskusikan kondisi kehamilan dengan dokter

atau bidan.
41

b. Perempuan hamil yang mengikuti senam hamil diharapkan dapat

menjalani persalinan dengan lancar, dapat menjalani persalinan dengan

lanacar dapat memanfaatkan tenaga dan kemampuan

c. Sebaik-baiknya sehingga proses persalinan normal berlangsung relatif

cepat.

d. Sebelumnya memulai senam hamil,lakukan dulu gerakan pemanasan

sehingga peredaran darah dalam tubuh akan meningkatk dan oksigen

yang diangkut ke otot- otot dan jaringan tubuh bertambah banyak, serta

dapat mengurangi kemungkinan terjadinya kejang/ melakukan gerakan

yang lebih aktif.

6) Pakaian

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pakaian ibu hamil menurut

(Sulistyawati,2016:117). Adalah memenuhi kriteria berikut ini.

a. Pakaian harus longgar, bersih, dan tidak ada ikatan yang ketat pada

daerah perut.

b. Bahan pakaian usahakan yang mudah menyerap keringat.

c. Pakailah bra yang menyokong payudara.

d. Memakai sepatu dengan hak yang rendah.

e. Pakaian dalam yang selalu bersih.

7) Istirahat dan rekreasi

Posisi tidur yang dianjurkan pada ibu hamil adalah miring ke kiri, kaki kiri

lurus, kaki kanan sedikit menekuk dan diganjal dengan bantal, dan untuk

mengurangi rasa nyeri pada perut, ganjal dengan bantal perut bawah
42

sebelah kiri. Hal-hal yang dianjurkan apabila ibu hamil bepergian menurut

(Sulistyawati,2016:107-118)

a. Hindari pergi ke suatu tempat yang ramai, sesak, dan panas, serta

berdiri terlalu lama di tempat itu.

b. Hindari duduk dalam jangka waktu lama karena dapat menyebabkan

peningkatan risiko bekuan darah vena dalam (deep vein thrombosis)dan

tromboflebitis selama kehamilan

c. Wanita hamil dapat mengendarai mobil maksimal 6 jam dalam sehari

dan harus berhenti selama 2 jam lalu berjalan selama 10 menit.

d. Stocking penyangga sebaiknya dipakai apabila harus duduk dalam

jangka waktu lama di mobil atau pesawat terbang.

e. Sabuk pengaman sebaiknya selalu dipakai, sabuk tersebut diletakkan di

bawah perut ketika kehamilan sudah besar.

8) Kebersihan tubuh

Kebersihan tubuh ibu hamil perlu diperhatikan karena dengan perubahan

sistem metabolisme mengakibatkan peningkatan pengeluaran keringat.

Bagian tubuh lain yang sangat membutuhkan perawatan kebersihan adalah

daerah vital, karena saat hamil terjadi pengeluaran sekret vagina yang

berlebihan. Sein mandi, mengganti celana dalam dalam secara rutin

minimal dua kali seharisangat dianjurkan. (Sulistyawati,2016:118).


43

9) Perawatan Payudara

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perawatan payudara

menurut .(Sulistyawati,2016:118)

a. Hindari pemakaian bra dengan ukuran yang terlalu

ketat dan yang menggunakan busa, karena akan

mengganggu penyerapan keringat payudara.

b. Gunakan bra dengan bentuk yang menyangga payudara

c. Hindari membersihkan puting dengan sabun mandi

karena akan menyebabkan iritasi. Bersihkan puting susu

dengan minyak kelapa lalu bilas dengan air hangat.

d. Jika ditemukan pengeluaran cairan yang berwarna

kekuningan dari payudara, berarti produksi ASI sudah

dimulai.

10. Eliminasi

Keluhan ibu hamil yang berkaitan dengan eliminasi adalah konstipasi dan

sering buang air kecil. Konstipasi terjadi karena adanya pengaruh hormon

progesteron yang mempunyai efek rileks terhadap otot polos, salah satunya

otot usus.(Sulistywati,2016:119)

11. Seksual

Hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang selama tidak ada

riwayat penyakit menurut (Sulistyawati,2016:119).

a. Sering abortus dan kelahiran prematur.

b. Perdarahan per vaginam.


44

c. Koitus harus dilakukan dengan hati-hati terutama pada minggu

terakhir kehamilan.

d. Bila ketuban sudah pecah, koitus dilarang karena dapat menyebabkan

infeksi janin intrauteri.

12. Mobilisasi dan Body Mekanik

Ibu hamil boleh melakukan mobilisasi (aktifitas visik) bisa selama tidak

terlalu melelahkan. Body Mekanik adalah sikapntubuh yang baik pada ibu

hamil. Beberapa hal yang perlu di perhatikan tentang sikap tubuh ibu

hamil yaitu :Sikap tubuh yang buruk dapat mengakibatkan rasa sakit dan

tidak nyaman pada tubuh, missal sakit pinggang. Jika kebiasaan sikap

tubuh ibu selama hamil tidak baik setelah kehamilan dapat memperberat

rasa tidak nyaman. Sikap tubuh yang baik harus dibiasakn untuk kegiatan

sehari- hari.

Gambar 2.7
Sikap Posisi Duduk yang Benar dan
Salah

Posisi duduk yang salah Posisi duduk yang benar


(Sulistyawati, 2016:120)
45

13. Bangun dari tempat tidur

Usahaka bangun dari tempat tidur posisi miring terlebih dahulu baru

berdiri.

Gambar 2.8
Posisi tidur ibu hamil

(Sulistyawati, 2016:120)

14. Imunisasi

Imunisasi selama kehamilan sangat penting dilakukan untuk mencegah

penyakit yang dapat menyebabkan kemtian ibu dan janin. Jenis

imunisasi yang diberikan adalah tetanus toxoid (TT) yang dapat

mencegah penyakit tetanus. Imunisasi TT pada ibu hamil harus terlebih

dulu ditentukan status kekebalan/ imunisasinya. Ibu hamil yang belum

pernah mendapatkan imunisasi maka stausnya T0, jika telah

mendapatkan 2 dosis dengan interval minimal 4 minggu atau pada masa

balitanya telah memperoleh imunisasi DPT sampai 3 kali maka

statusnya adalah T2, bila telah mendapatkan dosis TT yang ke-3

(interval minimal 6 bulan dari dosis ke-2) maka stausnya T3, status T4

didapatkan bila telah mendapatkan 4 dosis (interval 1 tahun dari dosis

ke-3) dan status T5 didaptkan bila 5 dosis telah didaptkan (interval

minimal 1 tahun dari dosis ke-4). Selama kehamilan bila ibu hamil
46

statusnya T0 maka hendaknya mendapatkan minimal 2 dosis (TT1 dan

TT2 dengan interval 4 minggu dan bila memungkinkan untuk

mendapatkan TT3 sesudah 6 bulan berikutnya). Ibu hamil dengan status

T1 diharapkan mendapatkan suntikan TT2 dan bila memungkinkan juga

diberikan TT3 dengan interval 6 bulan (bukan 4 minggu / 1 bulan).

Bagi ibu hamil dengan status T2 maka bisa diberikan satu kali suntikan

bila inteval suntikan sebelumnya lebih dari 6 bulan. Bila statusnya T3

maka suntikan selama hamil cukup sekali dengan jarak minimal 1 tahun

dari suntikan sebelumnya. Ibu hamil dengan status T4 pun dapat

diberikan sekali suntikan (TT5) bila suntikan terakhir telah lebih dari

setahun dan bagi ibu hamil dengan status T5 tidak perlu disuntik TT lagi

karena telah mendapatkan kekebalan seumur hidup (25 tahun). Hal ini

penting untuk mencegah terjadinya tetanus pada bayi yang akan

dilahirkan dan keuntungan bagi wanita untuk mendapatkan kekebalan

aktif terhadap tetanus Long Life Card (LLC)

Tabel 2.6
Tabel Imunisasi TT
Interval (selang waktu Lama %
Antigen
minimal ) perlindungan Perlindungan
Pada kunjungan
TT1 _ _
antenatal pertama
TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun 80

TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 95

TT4 1 tahun setelah TT3 10 Tahun 99


25 tahun/seumur
TT5 1 tahun setelah TT4 99
hidup
Sumber : Manuba,2010
47

B. Asuhan Antenatal

1. Pengertian

Asuhan antenatal adalah upaya preventif program pelayanan kesehatan

obstetrik untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalu serangkaian

kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan. Menurut Saifuddin (2018 :

278), Ada 6 alasan penting untuk mendapatkan asuhan antenatal, yaitu :

a) Membangun rasa saling percaya antara klien dan petugas kesehatan

b) Mengupayakan terwujudnya kondisi terbaik bagi ibu dan bayi

c) Memperoleh informasi dasar tentang kesehatan ibu dan kehamilannya

d) Mengidentifikasi dan menatalaksana kehamilan resiko tinggi

e) Memberikan pendidikan kesehatan yang diperlukan dalam

menjagakualitas kehamilan dan merawat bayi

f) Menghindarkan gangguan kesehatan selama kehamilan yang

akan membahayakan keselamatan ibu hamil dan bayi yang di

kandungnya.

2. Tujuan Asuhan Antenatal

Menurut Yuliani, dkk : 2017 tujuan asuhan antenatal meliputi :

a) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan

ibu dan tumbuh kembang bayi

b) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan

sosial ibu dan bayi

c) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi

yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit


48

secara umum, kebidanan dan pembedahan.

d) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan

selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal

mungkin

e) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan

pemberian ASI eksklusif.

f) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima

kelahiranbayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.

3. Standar Pelayanan Antenatal

Pelayanan antenatal (Antenatal Care/ANC) pada kehamilan normal

minimal 6x dengan rincian 2x di Trimester 1, 1x di Trimester 2, dan 3x di

Trimester 3. Minimal 2x diperiksa oleh dokter saat kunjungan 1 di Trimester 1

dan saat kunjungan ke 5 di Trimester 3.(Kemenkes RI, 2020 : 33)

Dalam penerapan praktis pelayanan ANC, Rukyah (2014). Standar

minimal 14 T antara lain:

1) Timbang dan ukur tinggi badan

Timbang BB dan pengukuran TB pertambahan BB yang normal pada ibu

hamil yaitu berdasarkan massa tubuh (BMI: Body Massa Index), dimana

metode ini menentukan pertambahan optimal selama masa kehamlan,

karena merupakan hal yang penting untuk mengetahui BMI wanita hamil.

Total pertambahan BB pada kehamilan yang normal adalah 11,5-16 Kg

Penambahan berat badan yang kurang dari 9 kg selama kehamilan atu


49

kurang dari 1 kg setiap bulannya menunjukkan adanya gangguan

pertumbuhan janin.adapun TB menentukan tinggi panggul ibu

Gambar 2.9
Mengukur tinggi badan dan berat badan
Sumber : Buku KIA, 2018

2 Ukur Tekanan Darah

Tekanan darah perlu diukur untuk mengetahui perbandingan nilai dasar

selama kehamilan. Tekanan darah yang adekuat perlu untuk

mempertahankan fungsi plasenta, tetapi tekanan darah sistolik 140 mmHg

atau diastolic 90 mmHg pada awal pemeriksaan dapat mengindikasi

potensi hipertensi.

Gambar 2.10
Mengukur Ukur Tekanan Darah
Sumber : Buku KIA, 2018
50

3. Tentukan nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas)

Untuk mendeteksi ibu hamil berisiko keurang energi kronis (KEK) yaitu

dengan ukuran lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm karena berisiko

melahirkan bayi berat badan lahir rendah.

Gambar 2.11
Mengukur LILA
Sumber : Buku KIA, 2018

4. Ukur tinggi fundus uteri

Pengukuran menggunakan pita pengukur yang dilakukan setelah

kehamilan 24 minggu. Pengukuran tinggi fundus uteri untuk mendeteksi

pertumuhan janin sesuai atau tidak dengan kehamilan.

Gambar 2.12
Mengukur Tinggi Fundus Uteri
Sumber : Buku KIA, 2018
51

Tabel 2.7
Menentukan Tumbuh Kembang Janin (Nilai Normal)

Tinggi Fundus Uteri


Usia Kehamilan Menggunakan penunjuk-penunjuk
Dalam cm
badan
12 minggu - Hanya teraba diatas simpisis pubis
- Ditengah antara simpisis pubis dan
16 minggu
umbilicus
20 minggu - Pada umbilicus
Usia kehamilan
22-27 minggu dalam minggu = -
cm (+2 cm)
28 cm (+2 cm) Ditengah antara umbilicus dan
28 minggu
procesus xifoideus
Usia kehamilan
29-35 minggu dalam minggu = -
cm (+2 cm)
36 minggu 36 (+2 cm) Pada procesus xifoideus
Sumber : Indrayani, 2011:9
5. Tentukan presentasi janin dan deyut jantung janin (DJJ)

Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester satu untuk mendeteksi

kegawatan janin bila DJJ kurang dari 160 kali/menit.

6. Skrining status imunisasi tetanus toksoid (TT) dan diberikan imunisasi

tetanus bila diperlukan. Pemberian imunisasi TT untuk mencegah

terjadinya tetanus neonatorum dan dilakukan sesuai dengan status ibu

hamil saat ini.


52

Tabel 2.8
Jadwal Pemberian Imunisasi TT pada kehamilan

Imunisasi Interval % Masa Perlindungan


Perlindungan
TT 1 ANC pertama 0% Tidak ada
TT 2 4 minggu setelah TT 1 80 % 3 tahun
TT 3 6 bulan setelah TT 2 95 % 5 tahun
TT 4 1 tahun setelah TT 3 99 % 10 tahun
TT 5 1 tahun setelah TT 4 99 % 25 tahun/seumur hidup
Sumber : Waliani 2019

7. Tablet Fe (minimal 90 tablet selama hamil

Zat besi pada ibu hamil adalah mencegah defisiensi zat besi pada ibu

hamil, bukan menaikan kadar hemoglobin. Wanita hamil perlu menyerap

zat besi rata-rata 60 mg/hari, kebutuhannya meningkat secara signifikan

pada trimester 2, karaena absorpsi usus yang ti

nggi. Fe diberikan 1 kali perhari setelah rasa mual hilang, diberikan

sebanyak 90 tablet selama masa kehamilan. Tablet zat besi sebaiknya tidak

diminum dengan the atau kopi, karena akan mengganggu penyerapan. Jika

ditemukan anemia berikan 2-3 tablet zat besi perhari. Selain itu untuk

memastikannya dilakukan pemeriksaan Hb yang dilakukan 2 kali selama

kehamilan yaitu pada saat kunjungan awal dan pada usia kehamilan 28

minggu atau jika ada tanda-tanda anemia.

8. Tes PMS

Penyakit menular seksual adalah infeksi yang ditularkan melalui hubungan

seksual. Akan beresiko tinggi apabila dilakukan dengan berganti-ganti

pasangan. Baik laki-laki maupun perempuan bisa beresiko tertular


53

penyakit kelamin. Perempuan beresiko lebih besar tertular karena bentuk

alat reproduksinya lebih rentan terhadap PMS.

Beberapa jenis penyakit menular seksual, yaitu :

a) Gonorrea (GO)

b) Sifilis (Raja Singa)

d) Trikonomiasis

e) Ulkus Mole (chancroid)

f) Klamida

g) Kutil kelamin

h) Herpes

i) HIV/AIDS

i) Trikomoniasis

j) Pelvic Inflamatory Disease (PID)

9. Temu wicara

Temu wicara pasti dilakukan dalam setiap klien melakukan kunjungan.

Bisa berupa anamnesa, konsultasi dan persiapan rujukan. Anamnesa

meliputi biodata, riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat

kehamilan, persalinan, nifas dan pengetahuan klien. Memberikan

konsultasi atau melakukan kerjasama penanganan

10. Pemeriksaan HB (Hemoglobin)

Dianjurkan pada saat kehamilan diperiksa haemoglobin untuk memeriksa

darah ibu, apakah ibu mengalami anemia atau tidak, mengetahui


54

golongan darah ibu, sehingga apabila ibu membutuhkan donor pada saat

persalinan ibu sudah mempersiapkannya sesuai dengan golongan darah

ibu.\

11. Perawatan payudara, senam payudara dan tekan payudara Sangat

penting dan sangat dianjurkan selama hamil dalam merawat payudara.

Karena untuk kelancaran proses menyusui dan tidak adanya komplikasi

pada payudara, karena segera setelah lahir bayi akan dilakukan IMD

12. Pemeriksaan protein urine atas indikasi

Sebagai pemeriksaan penunjang dilakukan pemeriksaan protein urine,

karena untuk mendeteksi secara dini apakah ibu mengalami hipertensi

atau tidak. Karena apabila hasil protein, maka ibu bahaya PEB.

13. Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi

Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk mendeteksi secara dini

ditakutkan ibu mengalami penyakit DM

14. Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria

Diberikan kepada ibu hamil pendatang dari daerah malaria juga kepada

ibu hamil dengan gejala malaria yakni panas tinggi disertai menggigil

dan hasil apusan darah yang positif. Dampak atau akibat penyakit

tersebut kepada ibu hamil yakni kehamilan muda dapat terjadi abortus,

partus prematurus juga anemia.

C. Manajemen Asuhan Kebidanan

1. Pengertian

Manajemen Kebidanan adalah sebuah metode dengan pengorganisasian,


55

pemikiran dan tindakan-tindakan dengan urutan yang logis dan

menguntungkan baik bagi klien maupun bagi tenaga kesehatan.

(Kemenkes,2017). Standar asuhan kebidanan berdasarkan Keputusan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 938/Menkes/SK/VIII/2007

tentang standar asuhan Kebidanan adalah acuan dalam proses pengambilan

keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan

wewenang dan ruang lingkup praktik berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan.

Mulai dari pengkajian, perumusan diagnose dan/atau masalah kebidanan,

perencanaan, implementasi, evaluasi dan pencatatan asuham kebidanan.

a. Standar 1: Pengkajian

1) Pernyataan standar Bidan mengumpulkan semua informasi

yang akurat, releven dan lengkap dari semua sumber yang

berkaitan dengan kondisi klien.

2) Kriteria Pengkajian :

(a) Data tepat, akurat dan lengkap

(b) Terdiri dari data subjektif (hasil Anamesa; biodata,

keluhan utama, riwayat obstetri, riwayat kesehatan dan

latar belakang sosial budaya).

(c) Data Objektif (hasil pemeriksaan fisik, psikologis dan

pemeriksaanpenunjang).

b. Standar II : Perumusan Diagnosis dan atau Masalah Kebidanan

1) Pernyataan standar

Bidan menganalisa data yang diperoleh pada pengkajian.


56

Menginterprestasikannya secara akurat dan logis untuk

menegakkan diagnosa dan masalah kebidanan yang tepat.

2) Kriteria Perumusan Diagnosa dan atau Masalah

a) Diagnosa dengan nomenklatur kebidanan

b) Masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi klien

c) Dapat diselesaikan dengan asuhan kebidanan secara

mandiri, kolaborasi, dan rujukan.

c. Standar III : Perencanaan

1. Penyataan standar

Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara

komprehensif, efektif, effisien dan aman berdasarkan evidence

based kepada klien/pasien, dalam bentu upaya promotif,

preventif,kuratif dan rehabilitatif. Dilaksanakan secara mandiri,

kolaborasi dan rujukan

2. Kriteria Perencanaan

a. Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas

masalah dan kondisi klien; tindakan segera,tindakan

antisipasi, dan asuhan secara komprehensif.

b. Melibatkan klien/ pasien dan atau keluarga.

c. Mempertimbangkan kondisi psikologi, sosial budaya

klien/keluarga.

d. Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan

kebutuhan klien berdasarkan evidence based dan


57

memastikan bahwa asuhan yang diberikan

bermanfaat untuk klien.

e. Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang

berlaku, Sumberdaya serta fasilitas yang ada.

d. Standar IV : Implementasi

1. Penyataan Standar

Bidan melaksankan rencana asuhan kebidanan secara

komprehensif, efisien, efektif dan aman berdasarkan

evidence based kepada klien/pasien, dalam bentuk

upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.

Dilaksankan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan.

2. Kriteria Perencanaan

a) Memperhatikan keunikan klien sebagai mahluk

bio-psiko-sosial-spiritual-kultural

b) Setiap tindakan asuhan harus mendapatkan

persetujuan dari kliendan atau keluarganya (inform

consent)

c) Melaksanakan tindakan asuhan berdasarkan evidance base.

d) Melibatkan klien/pasien.

e) Menjaga privasi klien/pasien.

f) Melaksanakan prinsip pencegahan infeksi.

g) Mengikuti perkembangan kondisi klienm

Secara berkesinambungan.
58

h) Menggunakan sumber daya, sarana, dan fasilitas yang

ada dansesuai.

i) Melakukan tindakan sesuai standar.

j) Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan.

e. Standar V : Evaluasi

1. Pernyataan standar

Bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan

berkesinambungan untuk melihat keefektifan dari

asuhan yang sudah diberikan, sesuai dengan perubahan

perkembangan kondisi klien.

2. Kriteria Evaluasi

Bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan

berkesinambungan untuk melihat keefektifan dari

asuhan yang sudah diberikan,sesuai dengan perubahan

perkembangan kondisi klien.

a) Penilaian dilakukan segerah setelah selesai

melaksanakan asuhansesuai kondisi klien.

b) Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan

pada klien dankeluarga.

c) Evaluasi dilakukandengan standar.

d) Hasil evaluasi ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi

klien/pasien.
59

f. Standar VI : Pencatatan Asuhan Kebidanan

1. Pernyataan standar

Bidan melakukan pencatatan secara lengkap secara

lengkap, akurat, singkat dan jelas mengenai

keadaan/kejadian yang ditemukan dan dilakukan dalam

memberikan asuhan kebidanan.

2. Kriteria pencatatan Asuhan Kebidanan

a) Pencatatan dilakukan segera setealah melaksanakan

asuhan pada formulir yang tersedia (rekam

medis/KMS/status pasien/buku KIA.

b) Ditulis dalambentuk catatan perkembangan SOAP

(1) S adalah subjektif, mencatat hasil anamnesa

(2) O adalah data objektif, mencatat hasil pemeriksaan

(3) A adalah analisa, mencatat diagnosa dan masalah

kebidanan

(4) Pada penatalaksanaan, mencatat seluruh

perencanaan dan penatalaksanaan yang sudah

dilakukan seperti tindakan antisipatif, tindakan

segera, tindakan secara komprehensif,

penyuluhan,dukungan,kolaborasi, evaluasi/follow

up dan rujukan.
60

D. Pengertian Dokumentasi pada Asuhan Kebidanan

Dokumentasi adalah suatu proses pencatatan, penyimpanan informasi, data,

fakta yang bermakna dalam pelaksanaankegiatan manajemen kebidanan.

Dokumentasi kebidanan merupakan bukti pencatatan dan

E. Pendokumentasian Manajemen Kebidanan Dalam bentuk SOAP

Menurut Kemenkes (2017) metode ini merupakan dokumentasi yang

sederhana akan tetapi mengandung unsur data dan langkah yang dibutuhkan

dalam asuhan kebidanan, jelas dan logis.

1. Data Subjektif (S)

Data Subjektif ini berhubungan dengan masalah dari sudut pandang

klien.Ekspresi klien mengenai kekhawatiran dan keluhannya yang

dicatat sebagai ringkasan yang akan berhubungan langsung dengan

diagnosis.

2. Data Objektif (O)

Data objektif merupakan pendokumentasian hasil observasi yang

jujur,hasil pemeriksaan fisik klien,pemeriksaan labora torium ,catatn

medic dan informasi dari keluarga atau orang lain dapat dimasukkan

dalam data objektif ini sebagai data penunjanyg.Data ini akan

memberikan bukti gejala klinis klien dan fakta yang berhubungan

dengan diagnosis.

3. Analisa (A)

Langkah ini merupakan pendokumentasian hasil analisis dan

interpretasi (kesimpulan) dari data subjektif dan objektif. Analisis yang


61

tepat dan akurat mengikuti perkembangan data klien akan menjamin

cepat diketahuinya perubahan pada klien dapat terus diikuti dan diambil

keputusan atau tindakan yang tepat. Analisis data adalah melakukan

interpretasi data yang telah dikumpulkan, mencapai diagnosis, masalah

kebidanan,dan kebutuhan.

4. Penatalaksanaan (P)

Penatalaksanaan adalah mencatat seluruh perencanaan dan

penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif,

tindakan segera, tindakan secara kompherensif, penyuluhan, dukungan,

kolaborasi, evaluasi atau follow up dan rujukan. Menurut Walyani

(2017:169) dokumentasi dalam bentuk SOAP, yaitu:

a. S : Subjektif

1) Menggambarkan pendokumentasian pengumpulan data

klien melalui anamnesa

2) Tanda gejala subjektif yang diperoleh dari hasil bertanya

pada klien,suami atau keluarga (identitas

umum,keluhan,riwayat menarche, riwayat perkawinan,

riwayat kehamilan, riwayat persalinan, riwayat KB,

riwayat penyakit keluarga, riwayat penyakit keturunan,

riwayat psikososial, dan pola hidup

3) Catatan ini berhubungan dengan masalah sudut

pandang klien. Ekspresi pasien mengenai kekhawatiran

dan keluhannya dicatat sebagai kutipan langsung atau


62

ringkasan yang berhubungan dengan diagnose. Pada

orang yang bisu,dibagian data belakang “S” diberi tanda

“O” atau “X” ini menandakan orang itu bisu. Data

subjektif menguatkan diagnose yang dibuat.

b. O : Objektif

1) Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan

fisik klien, hasil laboratorium dan tes diagnostik lain

yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung

assasment.

2) Tanda gejala objektif yang diperoleh dari hasil

pemeriksaan (keadaan umum,vital sign, fisik,

pemeriksaan dalam, laboratorium dan pemeriksaan

penunjang, pemeriksaan dengan inspeksi, palpasi,

auskultasi dan perkusi).

3) Data ini memberi bukti gejala klinis klien dan fakta

yang berhubungan dengan diagnosa. Data

fisiologis,hasil observasi,informasi kajian teknologi

(hasil laboratorium,sinar X, rekaman CTG dan lain-

lain) serta informasi dari keluarga atau orang lain

dapat dimasukkan dalam kategori ini. Apa yang

diobservasi oleh bidan akan menjadi komponen yang

berarti dari diagnosa yang akan ditegakkan.


63

c. A : Assessment

1) Masalah atau diagnosa yang ditegakkan berdasarkan

data atau informasi subjektif maupun objektif yang

dikumpulkan atau disimpulkan. Karena keadaan klien

terus berubah dan selalu ada informasi baru baik

subjektif maupun objektif,maka proses pengkajian

adalah suatu proses yang dinamik. Sering menganalisa

adalah sesuatu yang penting dalam mengikuti

perkembangan klien.

2) Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan

interpretasi data subjektif dan objektif dalam suatu

identifikasi:

3) Diagnosa/Masalah

Diagnosa adalah rumusan dari hasil pengkajian mengenai

kondisi klien : hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir.

Berdasarkan hasil analisa yang diperoleh. Masalah adalah

segala sesuatu yang menyimpang sehingga kebutuhan klien

terganggu.

d. P : Penatalaksanaan

Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan dan evaluasi

berdasarkan assesment. Untuk perencanaan, implemenrasi dan

evaluasi dimasukkan dalam “P”.

a) Perencanaan
64

Membuat rencana tindakan saat itu atau yang akan

datang. Rencana tindakan tersebut berisi tujuan dan

hasil yang akan dicapai dalam langkah-langkah kegiata

termasuk rencana evaluasi.

b) Implementasi

Tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan

rencana yang telah disusun. Tindakan yang dilakukan

berdasarkan prosedur yang telah lazim dikuti atau

dilakukan

c) Evaluasi

Tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui kemajuan hasil dari

tindakan yang dilakukan.Semakin dekat hasil tindakan yang

dilakukan dengan sasaran yang ditetapkan didalam kriteria

evaluasi,tindakan akan mendekati keberhasilan yang diharapkan

Anda mungkin juga menyukai