BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Kehamilan
yang terjadi pada wanita selama kehamilan normal adalah bersifat fisiologis,
dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.
Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan
internasional(Walyani, 2015)
B. Tanda-tanda kehamilan
minggu, tetapi baru dirasakan oleh pada usia kehamilan 16-20 minggu,
9
3) Bagian-bagian janin
serta bagian kecil janin (Lengan dan kaki) dapat diraba dengan jelas
pada usia kehamilan lebih tua (trimester terakhir), bagian janin ini
4) Kerangka janin
1) Primigravida
Buah dada tegang, puting susu runcing, perut tegang dan menonjol
2) Multigravida
lendir licin, porsio tumpul dan berbagi dalam bibir depan dan bibir
belakang.
10
3) Tuanya kehamilan
fundus uteri, dari besarnya anak terutama dari besarnya kepala anak,
amniocentesis.
rahim tidak membesar dan fundus uteri turun, palpasi anak menjadi
jelas, rahim membesar, palpasi anak menjadi jelas, dan ibu merasa
antaranya adalah:
a) Situs (letak)
b) Habitus (sikap)
dada, tungkai berlipat pada lipatan paha, dan lekuk lutut rapat
pada badan.
c) Position (kedudukan)
punggung kanan.
uteri kosong.
penyakit pada wanita hamil, dari keadaan umum penderita atau dari
anamnese.
uterus. Masa gestasi dihitung dari hari pertama haid terakhir yang berlangsung
40 minggu atau 280 hari (Syaiful & Fatmawati, 2019). Kehamilan normal dari
ovulasi hingga persalinan adalah 40 minggu atau tidak lebih dari 43 minggu
(300 hari). Selama kehamilan, ibu hamil perlu melakukan deteksi dini terkait
masa kehamilan yang diberikan oleh tenaga kesehatan sesuai dengan standar
dokter umum, perawat dan bidan (Made et al., 2018). Pelayanan antenatal care
dilakukan pada trimester kedua, dan lima kali pada trimester ketiga. Hal
Kunjungan ketiga dan keempat (K3 dan K4), ibu hamil dianjurkan setiap 2
yaitu timbang berat badan dan ukur tinggi badan, tekanan darah, tinggi fundus
uteri, Tetanus Toxoid (TT), tablet zat besi (minimal 90 tablet selama
hamil), terapi yodium kapsul (khusus daerah endemic gondok), dan terapi obat
(TT)
janin
15
komplikasi
mengasuh anak.
perlengkapan.
mungkin fisik dan mental selama masa kehamilan, proses persalinan dan masa
nifas sehingga memperoleh ibu dan anak yang sehat (Pratiwi & Nawangsari,
2020).
menilai kesehatan ibu dan bayi, meningkatkan dan menjaga kesehatan baik
menyiapkan masa nifas ibu berjalan dengan baik, pemberian ASI eksklusif
2017).
D. Pengertian Persalinan
uri) yang dapat hidup ke dunia luar rahim melalui jalan lahir atau jalan lain
sehingga janin dapat turun ke jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal
merupakan proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan
(37-42 minggu) dengan adanya kontraksi rahim pada ibu. Prosedur secara
ilmiah lahirnya bayi dan plasenta dari rahim melalui proses yang dimulai
bayi yangh cukup bulan atau hampirh cukup bulan yang kemudian, disusul
dengan pengeluaran placenta dan selaput janin. Dalam proses persalinan dapat
terjadi perubahan-perubahan fisik yaitu, ibu akan merasa sakit pinggang dan
perubahan psikis yaitu merasa takut kalau apabila terjadi bahaya atas dirinya
pada saat persalinan, takut yang dihubungkan dengan pengalaman yang sudah
lalu misalnya mengalami kesulitan pada persalinan yang lalu (Rinata, 2019).
17
sebagai berikut:
yang aman.
F. Jenis-jenis Persalinan
tiga, diantaranya:
bantuan atau pertolongan dari luar, seperti: ekstraksi forceps (vakum) atau
3. Persalinan anjuran adalah persalinan yang terjadi ketika bayi sudah cukup
mampu bertahan hidup diluar rahim atau siap dilahirkan. Tetapi, dapat
(Kusumawardani, 2019).
proses persalinan normal yang dikenal dengan istilah 5P, yaitu: Power,
1. Power (tenaga)
lahir. Dalam proses kelahiran bayi terdiri dari 2 jenis tenaga, yaitu primer
dan sekunder.
pembukaan lengkap.
pembukaan lengkap.
2. Passenger (janin)
19
janin, yang meliputi berat janin, letak janin, posisi sikap janin (habilitus),
punggung, dan kaki berada dalam keadaan fleksi, dan lengan bersilang di
dada. Taksiran berat janin normal adalah 2500-3500 gram dan DJJ normal
yaitu 120-160x/menit.
Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yaitu bagian tulang padat, dasar
menunjang keluarnya bayi, tetapi panggul ibu jauh lebih berperan dalam
proses persalinan. Oleh karena itu, ukuran dan bentuk panggul harus
persalinan setiap wanita tidak akan sama, bahkan pada wanita yang
dalam menjalani persalinan. Jika seorang ibu sudah siap dan memahami
sulit.
5. Penolong persalinan
2015).
2. Teori oxytocin
3. Ketegangan otot-otot
semakin teregang pula otot-otot rahim dan akan menjadi semakin rentan
4. Pengaruh janin
5. Teori prostaglandin
Hal ini juga di dukung dengan adanya kadar prostaglandin yang tinggi,
baik dalam air ketuban maupun darah perifer pada ibu hamil sebelum
I. Tanda-tanda Persalinan
Menurut (Rosyati, 2017) tanda dan gejala persalinan yaitu sebagai berikut.
terjadinya kontraksi.
vagina.
1. Timbul rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering, dan
2. Keluar lendir bercampur darah (bloody show) yang lebih banyak karena
robekan kecil pada serviks. Sumbatan mukus yang berasal dari sekresi
yang normal terjadi pada kala I persalinan. Hal ini terjadi pada 12%
wanita, dan lebih dari 80% wanita akan memulai persalinan secara spontan
dalam 24 jam.
Berikut ini adalah perbedaan penipisan dan dilatasi serviks antara nulipara
dan multipara.
a. Nulipara.
terjadi pembukaan.
b. Multipara.
mendorong janin keluar melalui jalan lahir normal. Persalinan kala satu
disebut juga sebagai proses pembukaan yang dimulai dari pembukaan nol
a. Fase Laten
Fase ini berlangsung selama kurang lebih 6 jam. Pada fase ini dapat
sedasi berat selama persalinan. Pada fase ini terjadi akan terjadi
b. Fase Aktif
dimulai dari akhir fase laten dan berakhir dengan dilatasi serviks
Kala dua disebut juga kala pengeluaran. Kala ini dimulai dari
pembukaan lengkap (10 cm) hingga bayi lahir. Proses ini berlangsung
selama kurang lebih 2 jam pada ibu primigravida dan kurang lebih 1 jam
pada ibu multigravida. Adapun tanda dan gejala yang muncul pada kala
interval 2-3 menit dengan durasi 50-100 detik; b) Menjelang akhir kala
satu, ketuban akan pecah yang ditandai dengan pengeluaran cairan secara
dan mengejan akan membuat kepala bayi lebih terdorong menuju jalan
lahir, sehingga kepala mulai muncul kepermukaan jalan lahir, sub occiput
akan lepas dalam waktu kurang lebih 6-15 menit setelah bayi lahir.
Kala empat adalah kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi dan
kondisi normal tidak terjadi perdarahan pada daerah vagina atau organ
1. Sistem Reproduksi
a. Uterus
b. Serviks
27
daya dorong ini, terjadi dua perubahan mendasar, yaitu pendataran dan
bagian terbawah janin mulai turun sedikit ketika sampai pada kala II
c. Tanda-Tanda Vital
a) Tekanan Darah
persalinan.
b) Suhu
c) Pernafasan
lama.
d) Denyut Jantung
a. Hematologi
b. Gastrointestinal
c. Metabolisme
tubuh.
30
digunakan.
tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan mengeringkan
5. Memakai satu sarung dengan DTT atau steril untuk semua pemeriksaan
dalam.
dibasahi air disinfeksi tingkat tinggi. Jika mulut vagina, perineum, atau
anus terkontaminasi oleh kotoran ibu, Membuang kapas atau kasa yang
amniotomi.
masih memakai sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5 % dan
(seperti di atas).
10. Memeriksa Denyut Jantung Janin (DJJ) setelah kontraksi berakhir untuk
13. Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik.
keinginannya.
14. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran.
(Pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia
merasa nyaman).
15. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat
untuk meneran.
16. Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5 - 6 cm, letakkan
17. Meletakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian, di bawah bokong ibu.
32
19. Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.
20. Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5 - 6 cm, lindungi
perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain tadi, letakkan tangan yang
lain di kepala bayi dan lakukan tekanan yang lembut dan tidak
kepala lahir.
21. Dengan lembut menyeka muka, mulut, dan hidung bayi dengan kain atau
22. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika hal
23. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara
spontan.
24. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua tangan di
arah luar hingga bahu anterior muncul di bawah arkus pubis dan kemudian
dengan lembut menarik ke arah atas dan ke arah luar untuk melahirkan
bahu posterior.
25. Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala bayi
dan tangan bayi saat melewati perineum, gunakan lengan bagian bawah
anterior (bagian atas) untuk mengendalikan siku dan tangan anterior bayi
26. Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada di atas
punggung kaki lahir. Memegang kedua mata kaki bayi dengan hati-hati
27. Menilai bayi dengan cepat (dalam 30 detik), kemudian meletakkan bayi di
atas perut ibu dengan posisi kepala bayi sedikit lebih rendah dari tubuhnya
28. Segera membungkus kepala dan badan bayi dengan handuk dan biarkan
29. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi.
Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem ke arah ibu dan
30. Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari gunting
31. Mengeringkan bayi, mengganti handuk yang basah dan menyelimuti bayi
dengan kain atau selimut yang bersih dan kering, menutupi bagian kepala,
32. Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu untuk memeluk
33. Meletakkan kain yang bersih dan kering. Melakukan palpasi abdomen
35. Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi, berikan suntikan oksitosin 10
unit I.M. di gluteus atau atas paha kanan ibu bagian luar, setelah
37. Meletakkan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu, tepat di atas
kontraksi dan menstabilkan uterus. Memegang tali pusat dan klem dengan
arah pada tali pusat dengan lembut. Lakukan tekanan yang berlawanan
arah pada bagian bawah uterus dengan cara menekan uterus ke arah atas
mulai.
39. Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil menarik tali
pusat ke arah bawah dan kemudian ke arah atas, mengikuti kurva jalan
41. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus,
menjadi keras).
42. Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun janin
43. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan segera
45. Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan ke dalam larutan
klorin 0,5%; membilas kedua tangan yang masih bersarung tangan tersebut
46. Menempatkan klem tali pusat disinfeksi tingkat tinggi atau steril atau
47. Mengikat satu lagi simpul mati di bagian pusat yang berseberangan
48. Melepaskan klem bedah dan meletakkannya ke dalam larutan klorin 0,5%.
53. Memeriksa tekanan darah, nadi, dan keadaan kandung kemih setiap 15
menit selama satu jam pertama pascapersalinan dan setiap 30 menit selama
dekontaminasi.
yang diinginkan.
a. Pengertian
Menurut Wahyuni (2013) bayi baru lahir (BBL) normal adalah bayi yang
lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir
dari 2500 gram sampai dengan 4000 gram. Menurut Saifuddin (2014)
neonatus adalah suatu keadaan di mana bayi baru lahir dengan umur
spontan dan teratur, berat badan antara 2500-4000 gram serta harus dapat
pengertian bayi baru lahir adalah bayi yang lahir saat umur kehamilan 37-
Menurut Dewi (2013) ciri-ciri bayi baru lahir adalah sebagai berikut:
cukup
10) Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah
sempurna
16) Refleks sucking (isap dan menelan) sudah terbentuk dengan baik
19) Genitalia
1. Refleks Mengisap
39
pada mulut bayi pada langit bagian dalam gusi atas timbul
isapan yang kuat dan cepat. Bisa dilihat saat bayi menyusu.
2. Refleks Mencari
mulutnya.
3. Refleks Genggam
5. Refleks morro
tangan.
40
Pastikan bayi tersebut tetap hangat dan kontak antara kulit bayi dengan
kulit ibu, ganti handuk atau kain yang basah dan bungkus bayi dengan
dengan memeriksa telapak bayi 15 menit dan bila suhu bayi < 36,50 C
3. Pemeriksaan fisik
pada bayi. Resiko terbesar kematian bayi baru lahir terjadi pada 24 jam
Salep atau tetes mata diberikan segera setelah IMD (1 jam setelah
adalah masa yang dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta sampai
setelah bayi dan plasenta lahir hingga 42 hari atau enam minggu yang
dimana dalam asuhan pada masa ini peranan keluarga sangat penting
maupun penunjang.
menganalisa data tersebut sehingga tujuan asuhan masa nifas ini dapat
dilaksanakan.
berencana.
Menurut Purwanti (2013), peran dan tanggung jawab bidan dalam masa
1) Teman dekat
Awal masa nifas kadang merupakan masa sulit bagi ibu. Oleh
terbentuk antara ibu dan bidan akan sangat ditentukan oleh ketrampilan
43
bidan dalam menempatkan diri sebagai teman dan pendamping bagi ibu.
Jika pada tahap ini hubungan yang terbentuk sudah baik maka tujuan dari
2) Pendidik
Masa nifas merupakan masa yang paling efektif bagi bidan untuk
menjalankan perannya sebagai pendidik tidak hanya ibu sebagai ibu, tetapi
3) Pelaksanaan asuhan
penentuan kasus rujukan dan deteksi dini pasien agar komplikasi dapat
dicegah.
Menurut Nugroho, dkk (2014), masa nifas dibagi menjadi tahapan yaitu:
1. Puerperium Dini
2. Puerperium Intermedial
3. Remote Puerperium
keadaan sempurna terutama ibu, bila ibu selama hamil atau waktu
P. Pengertian KB
iala tindakan yang membantu individu atau pasutri untuk menerima objektif
a. Tujuan KB
segi, yaitu :
45
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
a. Tujuan Demografis
b. Tujuan Normatif
dengan jumlah keluarga yang cukup kecil yaitu Catur Warga atau
Panca Warga.
b. KB suntik 3 Bulan
b) Cara kerja :
3) Menipiskan endometrium.
47
c) Keuntungan :
perimenopause
d) Kerugian :
1) Gangguan haid.
pemakaian
S : Subjektif
48
Data subjektif adalah data yang diperoleh dari sudut pandang pasien
O : Objektif
observasi bidan atau tenaga kesehatan lain. Yang termasuk dalam data objektif
A : Assesment
data objektif. Analisa yang cepat dan akurat sangat diperlukan guna
P : Planning
Rencana asuhan ini meliputi rencana saat ini dan akan datang (Subiyanti,
2018).
49
R. Kerangka Konsep
berikut :
Predisposing factors
1. Karakreristik Ibu Bersalin
(pendidikan, pekerjaan)
2. Sikap Ibu Bersalin
3. Adat kebiasaan
Reinfoncing factors
Pemeriksaan kesehatan
1. Dukungan Petugas
ibu bersalin
kesehatan
2. Dukunan Suami
Enabling factors
Ketersediaan sarana
Keterangan :
S. Kerangka Teori
2014) Kerangka kerja penelitian kasus pada ibu bersalin dengan persalinan
Mekanisme Persalinan :
Engagement, Fleksi, Rotasi
Dalam, Ekstensi, Putaran Paksi
Luar, Ekspulsi.
KALA III
(Pengeluaran Uri).
KALA IV
(Pengawasan).