Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehamilan, persalinan, nifas merupakan pengalaman yang sangat
mendalam, yang membawa suatu arti yang bermakna untuk perempuan, namun
pada kenyataanya masih banyak ibu hamil dengan kelainan letak janin, seperti
letak lintang, dan letak sungsang. Oleh sebab itu, proses kehamilan, persalinan
dan nifas sangat membutuhkan perhatian lebih dari tenaga kesehatan agar
mendapat kesejahteraan kesehatan ibu dan bayi (Mufdilah, dkk. 2015).
Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang
dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri.
Letak sungsang memiliki beberapa tipe yaitu: frank breech yaitu presentasi
bokong murni dimana bagian kaki dari janin mengalami fleksi total di bagian
bokong dan ekstensi total di bagian lutut, complete breech yaitu presentasi bokong
sempurna dimana kedua kaki dan tangan menyilang secara sempurna dan di
samping bokong dapat diraba kedua kaki, incomplate breech yaitu presentasi
bokong tidak sempurna dimana hanya satu kaki di samping bokong, sedangkan
kaki lain terangkat ke atas (Marmi, 2016).
Kehamilan letak sungsang sering terjadi pada pertengahan trimester kedua,
secara kasar seperempat fectus berada dalam letak sungsang pada kehamilan usia
28-30 minggu, hanya 80%. Kehamilan letak sungsang pada usia kehamilan lebih
dari 32 minggu sudah tidak dapat lagi mengubah presentasi menjadi presentasi
kepala. Faktor resiko kehamilan sungsang di antaranya janin mudah bergerak
seperti pada hidramnion, hamil kembar, hidrosefalus, panggul sempit, kelainan
pada uterus, dan plasenta previa.
Resiko persalinan secara normal dengan janin letak sungsang diantaranya
adalah mulut rahim tidak terbuka dan meregang secara maksimal, tali pusat jatuh
kevagina sebelum janin lahir, bayi mengalami nilai apgar rendah saat lahir, serta
cidera pada leher dan saraf tulang belakang leher bayi. Sedangkan proses
persalinan dengan caesar juga memiliki berbagai risiko seperti infeksi, perdarahan
maupun cedera pada organ bagian dalam dan resiko kepala bayi terjepit masih
dapat terjadi (Oxorm & Forte, 2010).
Psikososial ibu hamil dengan letak sungsang merasa sangat khawatir, oleh
karena itu ibu hamil perlu dilakukan pemeriksaan palpasi abdomen melalui Ante
Natal Care (ANC) (Wiknjosastro, 2010).
Upaya untuk mengurangi terjadinya komplikasi atau resiko kehamilan
dengan letak sungsang yaitu bidan perlu melakukan ANC yang berkualitas dengan
melakukan pemantauan secara fisik, psikologis, pertumbuhan dan perkembangan
janin serta mempersiapkan proses persalinan dan kelahiran agar ibu hamil siap
menghadapi peran baru. ANC yang berkualitas di harapkan mampu mendeteksi
secara dini adanya kelainan letak pada kehamilan (Wiknjosastro, 2010).
Antenatal Care (ANC) merupakan suatu program yang terencana berupa
observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, guna untuk
memperoleh proses kehamilan dan persalinan yang aman serta memberikan
asuhan yang berkualitas (Marmi, 2017).
Upaya lain untuk mengurangi terjadi komplikasi pada kehamilan yaitu
dengan asuhan kebidanan secara berkesinambungan (Continuity Of Care).
Continuity Of Care merupakan serangkaian kegiatan dimana pasien dan tenaga
kesehatan secara aktif terlibat dalam manajemen pelayanan secara terus menerus
untuk pelayanan dengan kualitas tinggi. Pelayanan yang dimulai dari ibu hamil,
bersalin, nifas dan bayi baru lahir serta pelayanan keluarga berencana (Adnani.
2013).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka didapatkan perumusan masalah
yaitu “Bagaimana asuhan kebidanan ibu hamil dengan letak sungsang pada NY
”N” di ruang KIA

1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menerapkan asuhan kebidanan ibu hamil dengan letak
sungsang di ruang poli KIA RSUD H.M Rabain
2. Tujuan Khusus

2
a. Mampu melakukan pengkajian asuhan kebidanan ibu hamil dengan letak
sungsang pada Ny. “N” di ruang poli KIA RSUD H.M Rabain Muara
Enim.
b. Mampu merumuskan diagnosa kebidanan pada ibu hamil dengan letak
sungsang
c. Mampu merumuskan perencanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil
dengan letak sungsang
d. Mampu melakukan evaluasi asuhan kebidanan ibu hamil dengan letak
sungsang
e. Mendokumentasikan asuhan kebidanan ibu hamil dengan letak sungsang
yang telah di lakukan.

1.4 Manfaat Penelitian


1. Bagi penulis
Mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang di peroleh selama mengikuti PKK 1
khususnya asuhan kebidanan pada ibu hamil.
2. Bagi Rumah Sakit
Rumah sakit dapat meningkatkan mutu pelayanan dalam pemberian asuhan
kebidanan pada ibu hamil.
3. Bagi Ny. “N”
Ny. ”N” dapat memperoleh informasi tentang kehamilan sungsang dan
pelayanan kebidanan secara continuity of care.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kehamilan Sungsang


a. Pengertian
Sungsang merupakan keadaan dimana bagian terendah janin berada
disegmen bawah rahim, bukan belakang kepala. Dikenal beberapa jenis sungsang,
yakni: presentasi bokong, presentasi bokong kaki sempurna, presentasi bokong
kaki tidak sempurna. Dengan insiden 3-4% dari seluruh kehamilan tunggal pada
umur kehamilan cukup bulan (lebih dari 37 minggu), presentasi bokong
merupakan malpresentasi yang sering dijumpai. Sebelum umur kehamilan 28
minggu, kejadian presentasi bokong berkisar antara 25-30%, dan sebagian besar
akan berubah menjadi presentasi kepala setelah umur kehamilan 34 minggu.
Penyebab terjadinya presentasi bokong tidak diketahui, tetapi terdapat beberapa
faktor resiko selain prematuritas, yaitu abnormalitas struktural uterus,
polihidramnion, plasenta previa, multiparitas,mioma uteri, dan riwayat presentasi
bokong sebelumnya. (Prawirohardjo, S. 2010. Hal : 588).
b. Diagnosis
Diagnosis letak sungsang pada umumnya tidak sulit. Pada pemeriksaan
luar, dibagian bawah uterus tidak dapat diraba bagian yang keras dan bulat, yakni
kepala, dan kepala teraba difundus uteri. Kadang- kadang bokong janin teraba
bulat dan dapat memberi kesan seolah- olah kepala, tetapi bokong tidak dapat
digerakkan semudah kepala. Seringkali wanita tersebut menyatakan bahwa
kehamilannya terasa lain daripada kehamilan yang terdahulu, karena terasa penuh
dibagian atas dan gerakan terasa lebih banyak di bagian bawah. Denyut jantung
janin pada umumnya ditemukan setinggi atau sedikit lebih tinggi daripada
umbilikus. Apabila diagnosis letak sungsnag dengan pemeriksaan luar tidak dapat
dibuat, karena misalnya dinding perut tebal, uterus mudah berkontraksi atau
banyaknya air ketuban, maka diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan
dalam. Apabila masih ada keragu- raguan, harus dipertimbangkan untuk
melakukan pemeriksaan ultrasonografik atau M.R.I. (Magnetic Resonance
Imaging). Setelah ketuban pecah, dapat diraba lebih jelas adanya bokong yang

4
ditandai dengan adanya sakrum, kedua tuber ossis iskii, dan anus. Bila dapat
diraba kaki, maka harus dibedakan dengan tangan. Pada kaki terdapat tumit,
sedangkan pada tangan ditemukan ibu jari yang letaknya tidak sejajar dengan jari-
jari lain dan panjang jari kurang lebih sama dengan panjang telapak tangan. Pada
persalinan lama, bokong janin mengalami edema, sehingga kadang- kadang sulit
untuk membedakan bokong dengan muka. Pemeriksaan yang teliti dapat
membedakan bokong dengan muka karena jari yang akan dimasukkan kedalam
anus mengalami rintangan otot, sedangkan jari yang dimasukkan ke dalam mulut
akan meraba tulang rahang dan alveola tanpa ada hambatan. Pada presentasi
bokong kaki sempurna, kedua kaki dapat diraba disamping bokong, sedangkan
pada presentasi bokong kaki tidak tidak sempurna, hanya teraba satu kaki
disamping bokong.
c. Klasifikasi Letak Bokong

1. Letak Bokong Murni (Frank Breech)


Letak bokong dengan kedua tungkai terangkat ke atas
2. Letak Bokong Sempurna (Complete Breech)
Letak bokong di mana kedua kaki ada di samping bokong ( letak bokong
kaki sempurna)
3. Letak Bokong Tidak Sempurna (Incomplete Breech)
Letak sungsang dimana selain bokong juga ada bagian kaki atau lutut.
(Prawirohardjo, S. 2010. Hal: 589)

5
d. Etiologi
Adapun penyebab presentasi bokong (letak sungsang) antara lain:
1. Faktor dari ibu dapat disebabkan oleh beberapa keadaan, yaitu:
a) Plasenta previa
b) Bentuk rahim yang abnormal
c) Panggul sempit
d) Multiparitas
e) Adanya tumor pada rahim dan
f) Implantasi plasenta di fundus yang memicu terjadinya letak bokong;
(Winkjosastro. 2008. Hal: 611)
2. Faktor dari janin dapat disebabkan oleh keadaan seperti:
a) Hidrosefalus atau anasefhalus
b) Kehamilan kembar
c) Hidramnion dan
d) Prematuritas.
(Winkjosastro. 2008. Hal: 611)

e. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaaan Dalam Kehamilan
Pentalaksanaan untuk kehamilan dengan sungsang menurut Sarwono
(2010), asuhan mandiri yang bersifat menyeluruh dari langkah-langkah
sebelumnya yaitu :
a) Beri informasi kehamilannya dan dukungan moril
b) Lakukan postural posisi Knee chest serta anjurkan untuk dilaksanakan
dirumah.
c) Bila diperlukan kolaborasi dengan dokter dan kapan ibu harus segera
datang ketempat pelayanan kesehatan.

Menurut Sarwono (2010), penatalaksanaa untuk kehamilan sungsang


adalah posisi knee chest.
Knee chest dilakukan dengan posisi perut seakan menggantung kebawah.
Cara ini harus dilakukan rutin setiap hari sebanyak 3-4x/hari 10 menit. Jika posisi
bersujud ini dilakukan pada saat sebelum tidur, sesudah tidur, sebelum mandi,

6
selain itu melakukan posisi knee chest secara tidak langsung pada waktu
melakukan sholat.
Penatalaksanaan kehamilan sungsang pada trimester III menganjurkan
pada ibu untuk tetap menjaga pola nutrisi, pola istirahat, dan pola aktivitas.
Memberitahu ibu untuk mempersiapkan persalinan dengan sungsang baik secara
normal maupun per abdominal. Ibu bersalin dengan persalinan per abdominal
karena ibu primigravida, ibu suspect CPD, dan his ibu tidak adekuat, dan dari
pembukaan serviks yang tidak bertambah.
Faktor kehamilan letak sungsang yang terjadi pada primigravida sampai
umur kehamilan aterm maka kehamilan harus segera diakhiri dengan jalan operasi
sectio cessarea karena panggul ibu belum pernah melahirkan, tidak bisa dicoba-
coba untuk melahirkan dengan cara normal. Pertolongan persalinan dilakukan
dirumah sakit atau fasilitas kesehatan yang dapat melakukan opersi, bila
memungkinkan lakukan versi luar, bila tidak berhasil lakukan persalinan sungsang
per vaginam atau SC. Usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi janin
sungsang :
a. Knee chest
Knee chest dilakukan dengan posisi perut seakan menggantung kebawah.
Cara ini harus dilakukan rutin setiap hari sebanyak 2 kali (pagi dan sore)
selama 10 menit. Jika posisi bersujud ini dilakukan dengan baikdan teratur
maka besar kemungkinan janin sungsang akan kembali pada posisi yang
normal.
b. External Cephalic Version (EVC)
Metode ini dilakukan oleh dokter kandungan yang bertujuan untuk
mengubah posisi janin dari luar tubuh ibu hamil ketika usia kehamilannya
sudah mencapai 34 minggu. Namun demikian, metode ini biasanya
menyakitkan dan bahkan rentan menimbulkan kematian pada janin karena
suplai oksigen ke otak janin berkurang.

1. Syarat Versi Luar


a. Kehamilan harus tunggal.
b. Janin harus dapat digerakkan dengan bebas.

7
c. Uterus harus lemas
d. Bagian terendah janin masih dapat dibebaskan dari rongga panggul.
e. Dinding perut ibu harus cukup tipis dan rileks agar penolong dapat
memegang bagian-bagian janin.
f. Janin harus dapat lahir pervaginaan.
g. Saat mengerjakan versi luar dalam kehamilan yaitu pada primigravida
pada umur kehmilan 34-36 minggu dan pada multigravida pada umur klien
kehamilan lebih dari 37 minggu
h. Pada inpartu pembukaan kurang dari 4 cm dan selaput ketuban masih utuh.

2. Komplikasi Versi Luar


a. Gawat janin
b. Bisa terjadi prolapsus finiculi
c. Solusio plasenta
d. Bradichardi janin setelah dilakukan versi luar
e. Dapat terjadi ketuban pecah dini
f. Kematian janin intra uterin
g. Kelainan kongenital berat pada janin
h. Bokong yang sudah masuk panggul

3. Kontra Indikasi
a. Panggul sempit
b. Pendarahan antepartum
c. Preeklapsia dan Hipertensi
d. Hamil kembar

2. Penanganan Letak Sungsang Dalam Persalinan


Penggunaan seksio secara untuk bayi sungsang, dalam keyakinan bahwa
ini lebih aman (chapman, 2006).
Disejumlah pusat persalinan tingkat pembedahan caesar 65 % dari semua
bayi sungsang. Dalam kasus-kasus tertentu, khususnya jika bayi sangat kecil atau
sangat besar, biasanya dilakukan bedah caesar. Alasan dalam kasus bayi lahir
kecil (kurang dari 1500 gram atau kehamilan 32 minggu) adalah dokter cemas

8
kepala bayi yang lembut akan rusak selama proses kelahiran melalui vagina.
Bayi berukuran besar (lebih dari 4000 gram) jelas menyulitkan persalinan
(Llwellyn, 2005).

a. Patofisiologi
Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap
ruangan dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air
ketuban relatif lebih banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak dengan
leluasa. Dengan demikian janin dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala,
letak sungsang atau letak lintang.
Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah
air ketuban relatif berkurang. Karena bokong dengan kedua tungkai terlipat lebih
besar daripada kepala, maka bokong dipaksa untuk menempati ruang yang lebih
luas di fundus uteri, sedangkan kepala berada ruangan yang lebih kecil di segmen
bawah uterus. Dengan demikian dapat dimengerti mengapa pada kehamilan belum
cukup bulan, frekuensi letak sungsang lebih tinggi, sedangkan pada kehamilan
cukup bulan, janin sebagian besar ditemukan dalam presentasi kepala

9
BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL DENGAN LETAK SUNGSANG


PADA NY. “N” DI RUANG POLI KIA RSUD DR.H.M.RABAIN MUARA
ENIM

Tempat Praktik : POLI KIA RSUD.H.M. RABBAIN MUARA ENIM


No. Reg :
Tanggal, Jam : 10 NOVEMBER 2021,11.45 WIB
Oleh : KELOMPOK 1

ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY. “N”


DI RSUD H.M. RABBAIN MUARA ENIM
TAHUN 2020/2021

1. DATA SUBJEKTIF
A. Identitas
Nama Ibu : Ny. N Nama Suami : Tn. N
Umur : 27 Tahun Umur : 28 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Sumatera/Indonesia Suku/Bangsa : Sumatera/Indonesia
Pendidikan : S1 Pendidikan : S1
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : PTKAI
Alamat : Jl. KH Syeh Yahya Kp. Rukun Damai Muara Enim

B. Data Kebidanan
1. Keluhan utama
Ibu datang ke Poli KIA ingin memeriksakan kehamilannya, ibu mengaku
hamil 8 bulan, anak ke-2. Gerakan janin masih dirasakan, ibu mengeluh
sering sesak dan merasa tidak nyaman saat beraktivitas.

10
2. Riwayat menstruasi
a. Menarche : 14 Tahun
b. Banyaknya : 3 kali ganti pembalut/hari
c. Lamanya : 7 hari
d. Warna : Merah kecoklatan
e. Amenorhae : Tidak
3. Status Perkawinan
a. Kawin/tidak kawin : Kawin
b. Usia kawin : 24 tahun
c. Lama perkawinan : 3 tahun
d. Perkawinan : 1 Kali
4. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu

No Kehamilan Persalinan Nifas Bbl


Hamil UK Komp Penolong Jenis Komp Laktasi Komp JK BB Lahir Sekarang
Ke-
1. 1 40Mg - Dokter SC - ASI - LK 2700 gr 10 kg

5. Riwayat Keluarga Berencana (KB)

No Jenis Mulai Berhenti Keluhan Alasan Berhenti


1. Kondom 2019 2021 Tidak Ada Ingin Punya Anak

1. Riwayat kehamilan sekarang :


a. HPHT : 28 - 02 - 2021
b. HPL : 04 – 12 - 2021
c. UK : 33 minggu
d. ANC
1) Trimester I : 1 kali di dokter
2) Trimester II : 1 kali di dokter
3) Trimester III : 2 kali di dokter

11
C. Pengetahuan/KIE yang pernah didapat:
 Pola makan, sedikit tapi sering
 Perawatan payudara
 Perawatan hygiene pada vagina

D. Data kesehatan
1. Data kesehatan sekarang :Sehat
2. Data kesehatan keluarga : Sehat
3. Data kesehatan yang lalu : Sehat
4. Riwayat penyakit keturunan : Tidak ada
5. Riwayat keturunan kembar : Tidak ada

E. Data kebiasaan sehari-hari


1. Nutrisi
a. Frekuensi
Sebelum hamil : 3x sehari
Selama hamil : 3x sehari
b. Porsi
Sebelum hamil : 2 piring Sedang
Selama hamil : 2 piring Sedang
c. Jenis
Sebelum hamil : Nasi, sayur, lauk pauk, buah
Selama hamil : Nasi, telur, sayur, buah, lauk pauk, roti dan susu
d. Keluhan makan
Sebelum hamil : Tidak ada
Selama hamil : Tidak ada
e. Pantangan makan
Sebelum hamil : Tidak ada
Selama hamil : Tidak ada
f. Suplemen
Sebelum hamil : Tidak ada
Selama hamil : Tablet Fe, asam folat,

12
g. Jamu
Sebelum hamil : Tidak pernah
Selama hamil : Tidak pernah
h. Merokok
Sebelum hamil : Tidak pernah
Selama hamil : Tidak pernah
i. Alkohol
Sebelum hamil : Tidak pernah
Selama hamil : Tidak pernah
j. Minum dalam 1 hari
Sebelum hamil : + 1200 CC
Selama hamil : + 1920 CC

2. Eliminasi
a. Frekuensi BAK
Sebelum hamil : + 1080cc/Hari
Selama hamil : + 1320cc/Hari
b. Frekuensi BAB
Sebelum hamil : 1x sehari
Selama hamil : 1x sehari
Keluhan : Tidak ada
3. Pola tidur
a. Tidur siang
Sebelum hamil : 2 jam
Selama hamil : 3 jam
Keluhan
b. Tidur malam
Sebelum hamil : 6 jam
Selama hamil : 8 jam
Keluhan : Tidak ada

F. Aktivitas
Sebelum hamil :Merawat Anak, Mengurus Rumah

13
Selama hamil : Merawat Anak, Mengurus Rumah
Keluhan : Tidak ada
G. Pola seksual
Selama hamil : 3x seminggu
Keluhan : Tidak ada
H. Personal hygiene
1. Mandi
Sebelum hamil : 2x sehari
Selama hamil : 2x sehari
2. Keramas
Sebelum hamil : 1x sehari
Selama hamil : 1x sehari
3. Sikat gigi
Sebelum hamil : 2x sehari
Selama hamil : 2x sehari
4. Ganti pakaian
Sebelum hamil : 2x sehari
Selama hamil : 2x sehari
5. Ganti pakaian dalam : 3x sehari

I. Data psikologis
1. Repson ibu terhadap kehamilan ini : Baik dan menerima kehamilan
2. Kehamilan ini direncanakan/tidak : Direncanakan
3. Jenis kehamilan yang diharapkan : Normal
4. Kekhawatiran : Ibu merasa khawatir tentang
kehamilannya

J. Data psikososial
1. Respon suami terhadap kehamilan : Baik dan menerima kehamilan
2. Rencana melahirkan : Spontan
3. Rencana menyusui : ASI Ekslusif

14
K. Data sosial budaya
1. Hubungan dengan keluarga/lingkungan : Baik
2. Budaya : Tidak dikaji

I. DATA OBJEKTIF
A. Pemeriksaan Umum
1. Keadaan Umum : Baik
a. Kesadaran : Composmentis
b. Keadaan emosional : Baik
c. Tinggi badan : 158 cm
d. Berat badan
sebelum hamil : 45 kg
kunjungan lalu : 53 kg
kunjungan sekarang : 55 kg
e. Lila : 25 cm
2. Vital sign
a. Suhu badan : 36 C
b. Tekanan darah : 124/77 mmHg
c. Nadi : 99 x/menit
d. Pernafasan : 28x/menit

B. Pemeriksaan Fisik
1. Rambut : Bersih, berwarna hitam, tidak berketombe, tidak rontok,
penyebaran rambut merata
2. Muka : Oval, tidak pucat, tidak ada clasmagravidarum
3. Mata : Simetris, konjungtiva anemis, seklera ikterik
4. Hidung : Bersih, tidak ada polip, tidak ada secret
5. Telinga : Bersih, tidak ada serumen, tidak ada lendir
6. Mulut : Bibir tidak pucat, tidak terdapat stomatitis, tidak ada caries pada
gigi
7. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan tiroid
8. Dada : Simetris

15
9. Mammae : Tidak ada benjolan, putting susu menonjol, areola mammae
berwarna kecoklatan
10. Perut
a. Inspeksi
- Pembesaran abdomen : Sesuai dengan usia kehamilan
- Bentuk : Bulat
- Bekas luka operasi : Ada
- Hiperpigmentasi : Ada
- Striae gravidarum : Ada
- Linea nigra : Ada
- Gerakan janin : Masih dirasakan
11. Palpasi
1) TFU Mc. Donald
- Leopold I : TFU dipertengahan PX dan pusat
- Leopold II : Bagian punggung sebelah kanan, bagian kecil sebelah kiri
- Leopold III : Teraba bokong bagian bawah
- Leopold IV : Belum masuk PAP
2) TBJ : (30 – 13) x 158
: 17 x 158 = 2.686 gr
12. Auskultasi
1) Punctum maximum :-
2) DJJ :145x/menit
3) Irama : Teratur
13. Genetalia/vulva : Bersih
14. Ekstremitas
a. Atas : Simetris, tidak ada odema
b. Bawah : Simetris, tidak ada odema
c. Perkusi (reflex petela) : Kanan (+) kiri (+)

II. ANALISA DATA


A. Diagnosa Kebidanan:
NY ”N” G2P1A0 Hamil 33 minggu, janin tunggal hidup, presbo.
B. Masalah

16
Ibu Merasa Cemas dengan Keadaaan diri dan janinnya kerena letak terbawah
janin adalah Bokong
C. Kebutuhan
1. KIE Tentang Kehamilan Letak sungsang ibu

IV. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan tanda – tanda vital yang telah dilakukan
TD : 124/77 mmhg RR : 28 X/m
S : 36 C N : 99 X/m
(Ibu mengerti dengan penjelasan bidan)
2. Memberikan Semangat kepada ibu dan selalu berdoa agar kedaaan janin ibu
kembali dalam keadaan normal ibu tidak perlu cemas dengan keadaan janin
karena janin masih
belum memasuki umur 37 minggu dan ibu masih bisa melakukan
gerakan yang dianjurkan bidan agar letak janin kembali normal
( Ibu mengerti dan mau melakukannya )
3. Memberitahu ibu tentang nutrisi, bahwa ibu harus makan –makanan yang
mengandung protein, karbohidrat, vitamin dan mineral seperti nasi,sayur, buah
,dan lauk-pauk. dan minum air mineral + 1680 CC per hari Agar kebutuhan
nutrisi ibu terpenuhi.
( Ibu mengerti dan mau melakukannya )
4. Beritahu ibu tentang aktifitas sehari-hari dan istirahat
Menganjurkan ibu untuk tidak bekerja sehari-hari yang terlalu berat dan tidak
membuat ibu kelelahan. Ibu harus istirahat yang cukup dengan tiduru minimal
malam ± 8 jam, siang ± 2 jam agar kesehatan ibu dan bayi tetap terjaga.
(ibu mengerti dan mau melakukannya)
5. Aktifitas/hubungan seksual
Menganjurkan ibu untuk tetap bisa berhubungan seksual dengan suami karena
saat hamil tua bukan membantu tetapi untuk memperlebar janin lahir sehingga
memudahkan proses persalinan. Saat berhubungan memungkinkan adanya
stimulasi putting yang membuat tubuh mengeluarkan hormone oksitosin.
Hormone oksitosin ini dapat merangsang kontraksi menjelang melahirkan,
maka tentu dapat mempermudah proses persalinanya.

17
(ibu mengerti dan mau melakukannya)
6. Kunjungan ulang
Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu lagi, atau bila ibu ada
keluahan untuk segera datang untuk melakukan pemeriksaan ke petugas
kesehatan.
(ibu mengerti dan mau melakukannya)

18
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Letak lintang adalah suatu keadaan di mana janin melintang di dalam uterus
dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong berada pada sisi yang lain.
Pada umumnya bokong berada sedikit lebih tinggi daripada kepala janin,
sedangkan bahu berada pada pintu atas panggul. Letak sungsang merupakan
keadaan dimana bokong janin atau kaki berada di bagian bawah kavum uteri
(rongga rahim)
Kehamilan letak sungsang yaitu janin terletak memanjang dengan kepala
difundus uteri dan bokong bagian bawah kavum uteri (Prawiroharjo, Sarwono
1999).

4.2 Saran
• Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca dan diharapkan bias
menjadi acuan atau pedoman dalam membuat ASKEB dengan kelainan
letak sungsang atau lintang
• Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini banyak
kekurangan dan penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk pembuatan makalah selanjutnya.

19
DAFTAR PUSTAKA

1. Martohoesodo, S dan Hariadi, R. 1999. Distosia karena Kelainan Letak


serta Bentuk Janin dalam Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka sarwono
Prawirohardjo. Jakarta

2. Mansjoer, A dkk. 2001. Kelaianan pada Persalinan dalam Kapita Selekta


Kedokteran 3th eds, jilid pertama. Media Aesculapius FKUI. Jakarta
3. Bowes, W. 2006. Management of The Fetus in Transverse Lie. www.
Uptodate.com
4. Dasuki, D. 2000. Distokia dalam Standar Pelayanan Medis RSUP Dr.
Sardjito 2nd eds, cetakan 1. Medika FK UGM. Yogyakarta.
5. Mochtar, D. 1998. Letak Lintang (Transverse Lie) dalam Sinopsis Obstetri :
Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi 2ndeds. EGC. Jakarta.
6. Llweilyn. Jones, D. 2001. Kelainan Presentasi Janin dalam Dasar – dasar
Obsteri & Ginekologi. Hipokrates. Jakarta
7. Manuaba, Ida Bagus, Gde, 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan
da KB. Jakarta : EGC
8. Mochtar, Rustam, 1998. Sinopsis Obstetry. Jakarta : EGC
9. Prawiroharjo, Sarwono, 2000. Pelayanan Kebidanan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
10. Sastro, Suleman. 1983. Obstetry Fisiologi. Bandung : UNPAD

20

Anda mungkin juga menyukai