PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menerapkan asuhan kebidanan ibu hamil dengan letak
sungsang di ruang poli KIA RSUD H.M Rabain
2. Tujuan Khusus
2
a. Mampu melakukan pengkajian asuhan kebidanan ibu hamil dengan letak
sungsang pada Ny. “N” di ruang poli KIA RSUD H.M Rabain Muara
Enim.
b. Mampu merumuskan diagnosa kebidanan pada ibu hamil dengan letak
sungsang
c. Mampu merumuskan perencanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil
dengan letak sungsang
d. Mampu melakukan evaluasi asuhan kebidanan ibu hamil dengan letak
sungsang
e. Mendokumentasikan asuhan kebidanan ibu hamil dengan letak sungsang
yang telah di lakukan.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
ditandai dengan adanya sakrum, kedua tuber ossis iskii, dan anus. Bila dapat
diraba kaki, maka harus dibedakan dengan tangan. Pada kaki terdapat tumit,
sedangkan pada tangan ditemukan ibu jari yang letaknya tidak sejajar dengan jari-
jari lain dan panjang jari kurang lebih sama dengan panjang telapak tangan. Pada
persalinan lama, bokong janin mengalami edema, sehingga kadang- kadang sulit
untuk membedakan bokong dengan muka. Pemeriksaan yang teliti dapat
membedakan bokong dengan muka karena jari yang akan dimasukkan kedalam
anus mengalami rintangan otot, sedangkan jari yang dimasukkan ke dalam mulut
akan meraba tulang rahang dan alveola tanpa ada hambatan. Pada presentasi
bokong kaki sempurna, kedua kaki dapat diraba disamping bokong, sedangkan
pada presentasi bokong kaki tidak tidak sempurna, hanya teraba satu kaki
disamping bokong.
c. Klasifikasi Letak Bokong
5
d. Etiologi
Adapun penyebab presentasi bokong (letak sungsang) antara lain:
1. Faktor dari ibu dapat disebabkan oleh beberapa keadaan, yaitu:
a) Plasenta previa
b) Bentuk rahim yang abnormal
c) Panggul sempit
d) Multiparitas
e) Adanya tumor pada rahim dan
f) Implantasi plasenta di fundus yang memicu terjadinya letak bokong;
(Winkjosastro. 2008. Hal: 611)
2. Faktor dari janin dapat disebabkan oleh keadaan seperti:
a) Hidrosefalus atau anasefhalus
b) Kehamilan kembar
c) Hidramnion dan
d) Prematuritas.
(Winkjosastro. 2008. Hal: 611)
e. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaaan Dalam Kehamilan
Pentalaksanaan untuk kehamilan dengan sungsang menurut Sarwono
(2010), asuhan mandiri yang bersifat menyeluruh dari langkah-langkah
sebelumnya yaitu :
a) Beri informasi kehamilannya dan dukungan moril
b) Lakukan postural posisi Knee chest serta anjurkan untuk dilaksanakan
dirumah.
c) Bila diperlukan kolaborasi dengan dokter dan kapan ibu harus segera
datang ketempat pelayanan kesehatan.
6
selain itu melakukan posisi knee chest secara tidak langsung pada waktu
melakukan sholat.
Penatalaksanaan kehamilan sungsang pada trimester III menganjurkan
pada ibu untuk tetap menjaga pola nutrisi, pola istirahat, dan pola aktivitas.
Memberitahu ibu untuk mempersiapkan persalinan dengan sungsang baik secara
normal maupun per abdominal. Ibu bersalin dengan persalinan per abdominal
karena ibu primigravida, ibu suspect CPD, dan his ibu tidak adekuat, dan dari
pembukaan serviks yang tidak bertambah.
Faktor kehamilan letak sungsang yang terjadi pada primigravida sampai
umur kehamilan aterm maka kehamilan harus segera diakhiri dengan jalan operasi
sectio cessarea karena panggul ibu belum pernah melahirkan, tidak bisa dicoba-
coba untuk melahirkan dengan cara normal. Pertolongan persalinan dilakukan
dirumah sakit atau fasilitas kesehatan yang dapat melakukan opersi, bila
memungkinkan lakukan versi luar, bila tidak berhasil lakukan persalinan sungsang
per vaginam atau SC. Usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi janin
sungsang :
a. Knee chest
Knee chest dilakukan dengan posisi perut seakan menggantung kebawah.
Cara ini harus dilakukan rutin setiap hari sebanyak 2 kali (pagi dan sore)
selama 10 menit. Jika posisi bersujud ini dilakukan dengan baikdan teratur
maka besar kemungkinan janin sungsang akan kembali pada posisi yang
normal.
b. External Cephalic Version (EVC)
Metode ini dilakukan oleh dokter kandungan yang bertujuan untuk
mengubah posisi janin dari luar tubuh ibu hamil ketika usia kehamilannya
sudah mencapai 34 minggu. Namun demikian, metode ini biasanya
menyakitkan dan bahkan rentan menimbulkan kematian pada janin karena
suplai oksigen ke otak janin berkurang.
7
c. Uterus harus lemas
d. Bagian terendah janin masih dapat dibebaskan dari rongga panggul.
e. Dinding perut ibu harus cukup tipis dan rileks agar penolong dapat
memegang bagian-bagian janin.
f. Janin harus dapat lahir pervaginaan.
g. Saat mengerjakan versi luar dalam kehamilan yaitu pada primigravida
pada umur kehmilan 34-36 minggu dan pada multigravida pada umur klien
kehamilan lebih dari 37 minggu
h. Pada inpartu pembukaan kurang dari 4 cm dan selaput ketuban masih utuh.
3. Kontra Indikasi
a. Panggul sempit
b. Pendarahan antepartum
c. Preeklapsia dan Hipertensi
d. Hamil kembar
8
kepala bayi yang lembut akan rusak selama proses kelahiran melalui vagina.
Bayi berukuran besar (lebih dari 4000 gram) jelas menyulitkan persalinan
(Llwellyn, 2005).
a. Patofisiologi
Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap
ruangan dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air
ketuban relatif lebih banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak dengan
leluasa. Dengan demikian janin dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala,
letak sungsang atau letak lintang.
Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah
air ketuban relatif berkurang. Karena bokong dengan kedua tungkai terlipat lebih
besar daripada kepala, maka bokong dipaksa untuk menempati ruang yang lebih
luas di fundus uteri, sedangkan kepala berada ruangan yang lebih kecil di segmen
bawah uterus. Dengan demikian dapat dimengerti mengapa pada kehamilan belum
cukup bulan, frekuensi letak sungsang lebih tinggi, sedangkan pada kehamilan
cukup bulan, janin sebagian besar ditemukan dalam presentasi kepala
9
BAB III
TINJAUAN KASUS
1. DATA SUBJEKTIF
A. Identitas
Nama Ibu : Ny. N Nama Suami : Tn. N
Umur : 27 Tahun Umur : 28 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Sumatera/Indonesia Suku/Bangsa : Sumatera/Indonesia
Pendidikan : S1 Pendidikan : S1
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : PTKAI
Alamat : Jl. KH Syeh Yahya Kp. Rukun Damai Muara Enim
B. Data Kebidanan
1. Keluhan utama
Ibu datang ke Poli KIA ingin memeriksakan kehamilannya, ibu mengaku
hamil 8 bulan, anak ke-2. Gerakan janin masih dirasakan, ibu mengeluh
sering sesak dan merasa tidak nyaman saat beraktivitas.
10
2. Riwayat menstruasi
a. Menarche : 14 Tahun
b. Banyaknya : 3 kali ganti pembalut/hari
c. Lamanya : 7 hari
d. Warna : Merah kecoklatan
e. Amenorhae : Tidak
3. Status Perkawinan
a. Kawin/tidak kawin : Kawin
b. Usia kawin : 24 tahun
c. Lama perkawinan : 3 tahun
d. Perkawinan : 1 Kali
4. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
11
C. Pengetahuan/KIE yang pernah didapat:
Pola makan, sedikit tapi sering
Perawatan payudara
Perawatan hygiene pada vagina
D. Data kesehatan
1. Data kesehatan sekarang :Sehat
2. Data kesehatan keluarga : Sehat
3. Data kesehatan yang lalu : Sehat
4. Riwayat penyakit keturunan : Tidak ada
5. Riwayat keturunan kembar : Tidak ada
12
g. Jamu
Sebelum hamil : Tidak pernah
Selama hamil : Tidak pernah
h. Merokok
Sebelum hamil : Tidak pernah
Selama hamil : Tidak pernah
i. Alkohol
Sebelum hamil : Tidak pernah
Selama hamil : Tidak pernah
j. Minum dalam 1 hari
Sebelum hamil : + 1200 CC
Selama hamil : + 1920 CC
2. Eliminasi
a. Frekuensi BAK
Sebelum hamil : + 1080cc/Hari
Selama hamil : + 1320cc/Hari
b. Frekuensi BAB
Sebelum hamil : 1x sehari
Selama hamil : 1x sehari
Keluhan : Tidak ada
3. Pola tidur
a. Tidur siang
Sebelum hamil : 2 jam
Selama hamil : 3 jam
Keluhan
b. Tidur malam
Sebelum hamil : 6 jam
Selama hamil : 8 jam
Keluhan : Tidak ada
F. Aktivitas
Sebelum hamil :Merawat Anak, Mengurus Rumah
13
Selama hamil : Merawat Anak, Mengurus Rumah
Keluhan : Tidak ada
G. Pola seksual
Selama hamil : 3x seminggu
Keluhan : Tidak ada
H. Personal hygiene
1. Mandi
Sebelum hamil : 2x sehari
Selama hamil : 2x sehari
2. Keramas
Sebelum hamil : 1x sehari
Selama hamil : 1x sehari
3. Sikat gigi
Sebelum hamil : 2x sehari
Selama hamil : 2x sehari
4. Ganti pakaian
Sebelum hamil : 2x sehari
Selama hamil : 2x sehari
5. Ganti pakaian dalam : 3x sehari
I. Data psikologis
1. Repson ibu terhadap kehamilan ini : Baik dan menerima kehamilan
2. Kehamilan ini direncanakan/tidak : Direncanakan
3. Jenis kehamilan yang diharapkan : Normal
4. Kekhawatiran : Ibu merasa khawatir tentang
kehamilannya
J. Data psikososial
1. Respon suami terhadap kehamilan : Baik dan menerima kehamilan
2. Rencana melahirkan : Spontan
3. Rencana menyusui : ASI Ekslusif
14
K. Data sosial budaya
1. Hubungan dengan keluarga/lingkungan : Baik
2. Budaya : Tidak dikaji
I. DATA OBJEKTIF
A. Pemeriksaan Umum
1. Keadaan Umum : Baik
a. Kesadaran : Composmentis
b. Keadaan emosional : Baik
c. Tinggi badan : 158 cm
d. Berat badan
sebelum hamil : 45 kg
kunjungan lalu : 53 kg
kunjungan sekarang : 55 kg
e. Lila : 25 cm
2. Vital sign
a. Suhu badan : 36 C
b. Tekanan darah : 124/77 mmHg
c. Nadi : 99 x/menit
d. Pernafasan : 28x/menit
B. Pemeriksaan Fisik
1. Rambut : Bersih, berwarna hitam, tidak berketombe, tidak rontok,
penyebaran rambut merata
2. Muka : Oval, tidak pucat, tidak ada clasmagravidarum
3. Mata : Simetris, konjungtiva anemis, seklera ikterik
4. Hidung : Bersih, tidak ada polip, tidak ada secret
5. Telinga : Bersih, tidak ada serumen, tidak ada lendir
6. Mulut : Bibir tidak pucat, tidak terdapat stomatitis, tidak ada caries pada
gigi
7. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan tiroid
8. Dada : Simetris
15
9. Mammae : Tidak ada benjolan, putting susu menonjol, areola mammae
berwarna kecoklatan
10. Perut
a. Inspeksi
- Pembesaran abdomen : Sesuai dengan usia kehamilan
- Bentuk : Bulat
- Bekas luka operasi : Ada
- Hiperpigmentasi : Ada
- Striae gravidarum : Ada
- Linea nigra : Ada
- Gerakan janin : Masih dirasakan
11. Palpasi
1) TFU Mc. Donald
- Leopold I : TFU dipertengahan PX dan pusat
- Leopold II : Bagian punggung sebelah kanan, bagian kecil sebelah kiri
- Leopold III : Teraba bokong bagian bawah
- Leopold IV : Belum masuk PAP
2) TBJ : (30 – 13) x 158
: 17 x 158 = 2.686 gr
12. Auskultasi
1) Punctum maximum :-
2) DJJ :145x/menit
3) Irama : Teratur
13. Genetalia/vulva : Bersih
14. Ekstremitas
a. Atas : Simetris, tidak ada odema
b. Bawah : Simetris, tidak ada odema
c. Perkusi (reflex petela) : Kanan (+) kiri (+)
16
Ibu Merasa Cemas dengan Keadaaan diri dan janinnya kerena letak terbawah
janin adalah Bokong
C. Kebutuhan
1. KIE Tentang Kehamilan Letak sungsang ibu
IV. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan tanda – tanda vital yang telah dilakukan
TD : 124/77 mmhg RR : 28 X/m
S : 36 C N : 99 X/m
(Ibu mengerti dengan penjelasan bidan)
2. Memberikan Semangat kepada ibu dan selalu berdoa agar kedaaan janin ibu
kembali dalam keadaan normal ibu tidak perlu cemas dengan keadaan janin
karena janin masih
belum memasuki umur 37 minggu dan ibu masih bisa melakukan
gerakan yang dianjurkan bidan agar letak janin kembali normal
( Ibu mengerti dan mau melakukannya )
3. Memberitahu ibu tentang nutrisi, bahwa ibu harus makan –makanan yang
mengandung protein, karbohidrat, vitamin dan mineral seperti nasi,sayur, buah
,dan lauk-pauk. dan minum air mineral + 1680 CC per hari Agar kebutuhan
nutrisi ibu terpenuhi.
( Ibu mengerti dan mau melakukannya )
4. Beritahu ibu tentang aktifitas sehari-hari dan istirahat
Menganjurkan ibu untuk tidak bekerja sehari-hari yang terlalu berat dan tidak
membuat ibu kelelahan. Ibu harus istirahat yang cukup dengan tiduru minimal
malam ± 8 jam, siang ± 2 jam agar kesehatan ibu dan bayi tetap terjaga.
(ibu mengerti dan mau melakukannya)
5. Aktifitas/hubungan seksual
Menganjurkan ibu untuk tetap bisa berhubungan seksual dengan suami karena
saat hamil tua bukan membantu tetapi untuk memperlebar janin lahir sehingga
memudahkan proses persalinan. Saat berhubungan memungkinkan adanya
stimulasi putting yang membuat tubuh mengeluarkan hormone oksitosin.
Hormone oksitosin ini dapat merangsang kontraksi menjelang melahirkan,
maka tentu dapat mempermudah proses persalinanya.
17
(ibu mengerti dan mau melakukannya)
6. Kunjungan ulang
Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu lagi, atau bila ibu ada
keluahan untuk segera datang untuk melakukan pemeriksaan ke petugas
kesehatan.
(ibu mengerti dan mau melakukannya)
18
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Letak lintang adalah suatu keadaan di mana janin melintang di dalam uterus
dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong berada pada sisi yang lain.
Pada umumnya bokong berada sedikit lebih tinggi daripada kepala janin,
sedangkan bahu berada pada pintu atas panggul. Letak sungsang merupakan
keadaan dimana bokong janin atau kaki berada di bagian bawah kavum uteri
(rongga rahim)
Kehamilan letak sungsang yaitu janin terletak memanjang dengan kepala
difundus uteri dan bokong bagian bawah kavum uteri (Prawiroharjo, Sarwono
1999).
4.2 Saran
• Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca dan diharapkan bias
menjadi acuan atau pedoman dalam membuat ASKEB dengan kelainan
letak sungsang atau lintang
• Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini banyak
kekurangan dan penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk pembuatan makalah selanjutnya.
19
DAFTAR PUSTAKA
20