Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PKK1

ASUHAN KEBIDANAN BAYI / ANAK SAKIT

PADA BY.S USIA 10 BULAN DENGAN CHD

DI RSUD Dr.H.M RABAIN MUARA ENIM TAHUN 2021

DISUSUN OLEH KELOMPOK V

1. Leftyan Mutiara (PO7124320029)


2. Ria Sintikah (PO7124320019)
3. Aisyah Nurfadilah (PO7124320023)
4. Latifa Zakkiya (PO7124320032)
5. Ajeng Larasati (PO7124320030)
6. Intan Fitriani (PO7124320025)
7. Bella Marshanda (PO7124320031)
8. Joan Indah Thresia (PO7124320038)
9. Ulan Lestari (PO7124320054)
10. Wini Ayu Cahayani (PO7124320056)
11. Neni Sofiani (PO7124320057)
12. Tiara Widya Sari (PO7124320062)

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG

PRODI D-III KEBIDANAN MUARA ENIM

TAHUN AKADEMIK 2021/2022

1
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Laporan : Asuhan Kebidanan Bayi / Anak Sakit Pada By.F Usia 10 bulan
dengan CHD Di RSUD Dr. H. Mohammad Rabain Muara Enim Tahun 2021
Disusun Oleh : Kelompok 5
Program Studi : DIII Kebidanan Muara Enim

Muara Enim,………………..2021

Pembimbing Lapangan Pembimbing Institusi

(Deliana Rita Mutiara,S.Kep.,Ners) ( Nia Clarasari MP,SST.,M.Keb)


NIP.198210112006042009 NIP.198209242009032004

Menyetujui
Ka. Prodi Jurusan Mebidanan Muara Lawai
Nip. 198703232011012011 Nip.

(Dahliana,SKM.,M.Kes)

Nip. 1969121519900320

2
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

• Tidak ada kata malu bertanya dalam menimba ilmu


• Jangan ingat lelahnya belajar, tapi ingat buah manisnya yang bisa dipetik
kelak ketika sukses
• Bercita-cita dan berusaha mewujudkannya adalah ciri orang yang sukses

PERSEMBAHAN

1. Laporan Praktek Belajar Lapangan Ini Dipersembahkan Kepada :


2. Bunda Dahliana S.KM.,M.Kes selaku Kaprodi DIII Kebidanan Muara
Enim
3. Nia Clarasari MP,SST.,M.Keb, Bunda Jenny Kartika,SKM.,M.Kes
dan Bunda Hj.Rita Kamalia.,M.Kes selaku dosen pembimbing
akademik yang telah membimbing kami
4. Ibu Deliana Rita Mutiara, S.kep.,Ners selaku pembimbing lapangan
kami
5. Orang tua dan keluarga yang telah mendo’akan, mendukung dan
memberikan semangat sampai selesainya pelaksanaan Praktek dan
selesainya pembuatan laporan ini.
6. Kelompok 5 yang telah bekerjasama selama melaksanakan PKK 5

3
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
Jalan Jenderal Sudirman KM 3,5 Nomor 1365 Samping Masjid Ash-Shofa

Komplek RS Moh. Hoesin Palembang 30126 Telepon/Faksimil (0711) 373104

Website : www.poltekkespalembang.ac.id Email : poltekkes_palembang@yahoo.com

LEMBAR KONSULTASI
Judul :
Anggota Kelompok : Kelompok 1
Pembimbing Lapangan / Institusi : Setiawati,SST.,M.Kes

No Tanggal Materi Konsultasi Saran Pembimbing Paraf

4
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah.SWT karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nyalah penyusun dapat menyusun laporan yang berjudul
“Asuhan Kebidanan Bayi / Anak Sakit Pada By.F Usia 10 bulan dengan CHD Di
RSUD H.M Rabain Tahun 2021”

Dalam pembuatan laporan ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih


banyak kekurangan dari segi materi maupun dari segi pemahaman. Laporan ini
terwujud berkat bantuan bimbingan serta petunjuk yang di terima dari berbagai
pihak.

Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Dahliana,SKM.M.Kes selaku Ka-Prodi DIII Kebidanan Muara Enim

2. Ibu Jenny Kartika,SKM.,M.Kes selaku dosen pembimbing akademik

3. Ibu Nia Clarasari MP,SST.,M.Keb selaku dosen pembimbing akademik

4. Ibu Hj. Sofiah,Am.kep selaku pembimbing lapangan

5. Ibu Deliana Rita Mutiara,S.Kep.,Ners, selaku pembimbing lapangan

Tanpa bantuan dan bimbingan dari yang mereka berikan, laporan ini tidak
dapat terselesaikan dengan baik. Penulis memohon maaf apabila dalam pembuatan
laporan ini terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan di hati para pembaca
karena sebagai manusia biasa kita tidak dapat luput dari kesalahan. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan saran dan masukkan yang bersifat membangun. Harapan
penulis semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Muara Enim, 8 Desember 2021

Penulis

5
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................................... 6
BAB I .................................................................................................................................. 7
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 7
A. Latar Belakang ........................................................................................................... 7
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian........................................................................................................ 8
D. Waktu dan Tempat ..................................................................................................... 8
BAB II ................................................................................................................................ 9
TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................... 9
Konsep Dasar Penyakit Jantung Bawaan (PJB) Asianotik ............................................. 9
A. Definisi ................................................................................................................... 9
B. Etiologi ................................................................................................................. 10
C. Patofisiologi ......................................................................................................... 10
D. Klasifikasi ............................................................................................................ 11
E. Manifestasi Klinis ................................................................................................. 12
G. Diagnosis.............................................................................................................. 14
H. Penatalaksanaan ................................................................................................... 14
BAB III............................................................................................................................. 16
TINJAUAN KASUS........................................................................................................ 16
I. DATA SUBJEKTIF .............................................................................................. 16
II. DATA OBJEKTIF ................................................................................................ 18
III. ANALISA DATA ............................................................................................. 19
IV. PENATALAKSANAAN .................................................................................. 19
BAB V .............................................................................................................................. 21
PENUTUP ........................................................................................................................ 21
A. Kesimpulan .............................................................................................................. 21
B. Saran ......................................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 22

6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Latar Belakang Penyakit jantung bawaan atau congenital heart disease
adalah suatu kelainan formasi dari jantung atau pembuluh besar dekat jantung.
“congenital” hanya berbicara tentang waktu tapi bukan penyebabnya, yang artinya
adalah “lahir dengan” atau “hadir pada kelahiran”. Nama alternatif lainnya untuk
penyakit jantung bawaan termasuk; congenital heart defect, congenital heart
malfomation, congenital cardiovascular disease, congenital cardiovascular defect,
dan congenital cardiovascular malformation.

Penyakit jantung congenital adalah bentuk yang paling sering dijumpai pada
kerusakan utama pada kelahiran bayi-bayi, mempengaruhi hampir 1% dari bayi-
bayi baru lahir (8 dari 1000). Penyakit jantung congenital dapat mempunyai
beragam penyebab. Penyebab-penyebabnya termasuk faktor lingkungan (seperti
bahan-bahan kimia, obat obatan dan infeksi-infeksi), penyakit-penyakit tertentu
ibu, abnormalitas chromosome. Penyakit-penyakit keturunan (genetic) dan faktor-
faktor yang tidak diketahui (Idiopathic).

Penyakit-penyakit tertentu pada ibu dapat meningkatkan risiko


mengembangkan PIB pada fetus. Bayi-bayi dari wanita dengan diabetes mellitus,
terutama pada wanita-wanita yang gula darahnya kurang optimal terkontrol selama
kehamilan, berisiko tinggi mendapat PJB. Dan wanita yang mempunyai penyakit
keturunan phenylketonuria (PKU) dan tidak berada pada special dietnya selama
kehamilan, bertendensi juga mempunyai bayi dengan. PJB. Kelainan chromosome
dapat menyebabkan penyakit jantung congenital (chromosome mengandung materi
genetic, DNA). Pada kira-kira 3% dari seluruh anak anak dengan PIB dapat
ditemukan kelainan chromosome.

7
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada laporan ini
adalah “Bagaimana Asuhan Kebidanan Pada Bayi Sakit Dengan CHD Yang Di
Rawat Jalan Di Rumah Sakit ”.

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah

i. Tujuan Umum
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah
untuk memberikan gambaran pelaksanaan asuhan kebidanan pada bayi
sakit dengan CHD.
ii. Tujuan Khusus
• Mengkaji data bayi sakit dengan CHD
• Menegakkan diagnosa kebidanan pada bayi sakit dengan CHD
• Menyusun perencanaan kebidanan pada bayi sakit dengan CHD
• Melakukan tindakan sesuai rencana kebidanan pada bayi sakit
dengan CHD
• Mengevaluasi tindakan kebidanan pada bayi sakit dengan CHD

D. Waktu dan Tempat


Praktik Belajar Lapangan dilaksanakan pada 8 November 2021, RSUD M.H
Rabain, Kota Muara Enim, Sumatera Selatan.

8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Dasar Penyakit Jantung Bawaan (PJB) Asianotik


A. Definisi
Penyakit jantung bawaan (PJB) asianotik adalah kelainan struktur dan
fungsi jantung yang dibawa lahir yang tidak ditandai dengan sianosis; misalnya
lubang di sekat jantung sehingga terjadi pirau dari kiri ke kanan, kelainan salah satu
katup jantung dan penyempitan alur keluar ventrikel atau pembuluh darah besar
tanpa adanya lubang di sekat jantung. Masing-masing mempunyai spektrum
presentasi klinis yang bervariasi dari ringan sampai berat tergantung pada jenis dan
beratnya kelainan serta tahanan vaskuler paru.

Secara umum terdapat 2 kelompok besar penyakit jantung bawaan yaitu


penyakit jantung bawaan sianotik dan penyakit jantung bawaan asianotik. Penyakit
jantung bawaan sianotik biasanya memiliki kelainan struktur jantung yang lebih
kompleks dan hanya dapat ditangani dengan tindakan bedah. Sementara penyakit
jantung bawaan asianotik umumnya memiliki lesi (kelainan) yang sederhana dan
tunggal, namun tetap saja lebih dari 90% di antaranya memerlukan tindakan bedah
jantung terbuka untuk pengobatannya. Pada penyakit jantung bawaan sianotik, bayi
baru lahir terlihat biru oleh karena terjadi percampuran darah bersih dan darah kotor
melalui kelainan pada struktur jantung. Pada kondisi ini jaringan tubuh bayi tidak
mendapatkan cukup oksigen yang sangat berbahaya, sehingga harus ditangani
secara cepat. Sebaliknya pada penyakit jantung bawaan asianotik tidak ada gejala
yang nyata sehingga seringkali tidak disadari dan tidak terdiagnosa baik oleh dokter
maupun oleh orang tua. Gejala yang timbul awalnya berupa lelah menyusui atau
menyusui sebentar sebentar dan gejala selanjutnya berupa keterlambatan
pertumbuhan dan perkembangan.

9
B. Etiologi
Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui secara
pasti. Tetapi ada beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh pada
peningkatan angka kejadian penyakit jantung bawaan:

I. Faktor Prenatal:
a. Ibu menderita penyakit infeksi: Rubella.
b. Ibu alkoholisme.
c. Umur ibu lebih dari 40 tahun.
d. Ibu menderita penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang memerlukan
insulin.
e. Ibu meminum obat-obatan penenang atau jamu

II. Faktor Genetik:


a. Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan
b. Ayah Ibu menderita penyakit jantung bawaan. C. Kelainan kromosom
seperti Sindrom Down
c. Lahir dengan kelainan bawaan yang lain.

C. Patofisiologi
Kelainan jantung congenital menyebabkan dua perubahan hemodinamik
utama. Shunting atau percampuran darah arteri dari vena serta perubahan aliran
darah pulmonal dan tekana darah.Normalnya tekanan pada jantu ng kanan lebih
besara daripada sirkulasi pulmonal. Shunting terjadi apabila darah mengalir melalui
lubang pulmonal pada jantung sehat dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah
yang bertekanan rendah, menyebabkan darah yang teroksigenasi mengalir ke dalam
sirkulasi sistemik.

Aliran darah pulmonal dan tekanan darah meningkat bila ada keterlambatan
penipiosan normal serabut otot lunak pada arteriola pulmonal sewaktu
lahir.Penebalan vascular meningkatkan resistensi sirkulasi pulmonal, aliran darah
pulmonal dapat melampaui sirkulasi sistemik dan aliran darah bergerak dari kanan
ke kiri.

10
Perubahan pada aliran darah, percampuran darah vena dan arteri, serta
kenaikan tekanan pulmonal akan meningkatkan kerja jantung. Manifestasi dari
penyakit jantung congenital yaitu adanya gagal jantung, perfusi tidak adekuat dan
kongesti pulmonal.

D. Klasifikasi
Terdapat berbagai cara penggolongan penyakit jantung congenital:
penggolongan yang sangat sederhana adalah penggolongan yang didasarkan pada
adanya sianosis dan tidak adanya sianosis (asianotik atau non sianotik).

I. PJB asianotik atau non asianotik

Penyakit jantung bawaan asianotik adalah kelainan struktur dan fungsi


jantung yang dibawa sejak lahir dan sesuai dengan namanya, pasien ini tidak
ditandai dengan sianosis. Bergantung pada ada tidaknya pirau (kelainan berupa
lubang pada sekat pembatas antar jantung), kelompok ini dapat dibagi menjadi dua,
yaitu :

a. PJB asianotik dengan pirau


Adanya celah pada septum mengakibatkan terjadinya aliran pirau (shunt)
dari satu sist ruang jantung ke ruang sisi lainnya. Karena. Tekanan darah di
ruang jantung sisi kiri lebih tinggi dibanding sisi kanan, maka aliran pirau
yang terjadi adalah dari kiri ke kanan. Akibatnya, aliran darah paru
berlebihan. Aliran pirau ini juga bisa terjadi bila pembuluh darah yang
menghubungkan aorta dan pembuluh pulmonal tetap terbuka. Karena darah
yang mengalir dari sirkulasi darah yang kaya oksigen ke sirkulasi darah
yang miskin oksigen. Maka penampilan pasien tidak biru (asianotik).
Namun, beban yang berlebihan pada jantung dapat menyebabkan gagal
jantung kiri maupun kanan, misalnya ventricular septal defect (VSD), atrial
septal defect (ASD) dan patent ductus arteriosus (PDA).

b. PJB asianotik tanpa pirau

11
Penyakit jantung bawaan jenis ini tidak ditemukan adanya defekt yang
menimbulkan hubungan abnormal antara ruang jantung. Kelainan dapat
berupa penyempitan (stenosis) atau bahkan pembuntuan pada bagian
tertentu jantung, yakni katup atau salah satu bagian pembuluh darah diluar
jantung yang dapat menimbulkan gangguan aliran darah dan membebani
otot jantung. Jenis PJB tanpa pirau, misalnya aortic stenosis (AS), coarctatio
aorta (CoA) dan pulmonary stenosus ( PS).

II. PJB sianotik

Penyakit jantung bawaan sianotik merupakan kelainan struktur dan fungsi


jantung sehingga mengakibatkan seluruh darah balik vena sistemik yang
mengandung darah rendah oksigen kembali beredar ke sirkulasi sistemik dan
menimbulkan gejala sianosis. Sianosis yang dimaksud yakni sianosis sentral yang
merupakan warna kebiruan pada mukosa akibat konsentrasi hemoglobin. Tereduksi
5g/dl dalam sirkulasi. Berdasarkan dari gambaran foto dada PJB sianotik dapat
dibagi menjadi 2 golongan, yaitu:

a. Penyakit jantung bawaan sianotik dengan vaskularisasi paru berkurang


b. Penyakit jantung bawaan sianotik dengan vaskularisasi paru bertambah

E. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis pada bayi sering disamarkan oleh masalah-masalah lain
yang berhubungan dengan premature (misalnya syndrome gawat nafas). Tanda-
tanda kelebihan beban ventrikel tidak terlihat selama 4-6 jam sesudah lahir.

a. Bayi dengan PIB mungkin asimptomatik sejak lahir dapat dijumpai


gangguan pernapasan. Pada yang berat bahkan dapat berakibat kematian.
Pada penyakit jantung bawaan biru, anak tampak biru meskipun tidak sesak
napas dan aktif. Namun demikian, pada yang kompleks gejala sesak napas
dan biru dapat nampak bersamaan.
b. Bayi menetek tidak kuat, sering melepaskan puting ibu istirahat sebentar
kemudian melanjutkan minum lagi. Saat menetek/minum, bayi nampak

12
berkeringat banyak di dahi, napas terengah-engah. Minum tidak bisa banyak
dan tidak lama.
c. Berat badan tidak naik-naik atau naik kurang dari grafik/pita pertumbuhan
yang sesuai pada KMS.
d. Anak sering sakit batuk dan sesak napas yang sering disebut sebagai
pneumonia atau bronkopneumonia.
e. Daya tahan tubuh terhadap penyakit kurang, sebagai akibatnya bayi sering
sakit-sakitan
f. Serangan biru dapat terjadi pada anak dengan penyakit jantung bawaan biru
yang ditandai dengan bayi menangis terus menerus tidak berhenti-berhenti.
Bayi tampak semakin biru, napas tersengal-sengal Bila berat, dapat
mengakibatkan kejang bahkan kematian.

F. Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit jantung bawaan antara lain:

a. Sindrom Eisenmenger. Komplikasi ini terjadi pada PJB non-sianotik yang


menyebabkan aliran darah ke paru yang meningkat. Akibatnya lama
kelamaan nembahih, kanilor di naru akan hereaksi dengan meningkatkan
resistensinyasehingga tekanan di arteri pulmonal dan di ventrikel kanan
meningkat. Jika tekanan di ventrikel kanan melebihi tekanan di ventrikel
kiri maka terjadi pirau terbalik dari kanan ke kiri sehingga anak mulai
sianosis. Tindakan bedah sebaiknya dilakukan sebelum timbul komplikasi
ini.
b. Scrangan sianotik. Komplikasi ini terjadi pada PJB sianotik. Pada saat
serangan anak menjadi lebih biru dari kondisi sebelumnya, tampak sesak
bahkan dapat timbul kejang. Kalau tidak cepat ditanggulangi dapat
menimbulkan kematian.
c. Abses otak. Abses otak biasanya terjadi pada PJB sianotik. Biasanya abses
otak terjadi pada anak yang berusia di atas, 2 tahun. Kelainan ini diakibatkan
adanya hipoksia dan melambatnya aliran darah di otak. Anak biasanya
datang dengan kejang dan terdapat defisit neurologis.

13
G. Diagnosis
Diagnosis penyakit jantung bawaan ditegakkan berdasarkan pada
anamnesis, pemeriksaan fisis, pemeriksaan penunjang dasar serta lanjutan
Pemeriksaan penunjang dasar yang penting untuk penyakit jantung bawaan adalah
foto rontgen dada, elektrokardiografi, dan pemeriksaan laboratorium rutin
Pemeriksaan lanjutan (untuk penyakit jantung bawaan) mencakup ekokardiografi
dan kateterisasi jantung.

H. Penatalaksanaan
Pada pasien PJB dengan gagal jantung, tata laksana yang ideal adalah
memperbaiki kelainan struktural jantung yang mendasarinya. Pemberian obat
obatan bertujuan untuk memperbaiki perubahan hemodinamik, dan harus
dipandang sebagai terapi sementara sebelum tindakan definitif dilaksanakan.
Pengobatan gagal jantung meliputi :

a. Penatalaksanaan umum yaitu istirahat, posisi setengah duduk, pemberian


oksigen, pemberian cairan dan elektrolit serta koreksi terhadap gangguan
asam basa dan gangguan elektrolit yang ada. Bila pasien menunjukkan gagal
napas. Perlu dilakukan ventilasi mekanis
b. Pengobatan medikamentosa dengan menggunakan obat-obatan. Obat- obat
yang digunakan pada gagal jantung antara lain :
• Obat inotropik seperti digoksin atau obat inotropik lain seperti
dobutamin atau dopamin. Digoksin untuk neonatus misalnya, dipakai
dosis 30 ug kg. Dosis pertama diberikan setengah dosis digitalisasi, yang
kedua diberikan 8 jam kemudian sebesar seperempat dosis sedangkan
dosis ketiga diberikan 8 jam berikutnya sebesar seperempat dosis. Dosis
rumat diberikan setelah 8 12 jam pemberian dosis terakhir dengan dosis
seperempat dari dosis digitalisasi. Obat inotropik isoproterenol dengan
dosis 0.05-1 µg/kg/menit diberikan bila terdapat bradikardis, sedangkan
bila terdapat takikardia diberikan dobutamin 5-10 µg/ kg/menit atau
dopamin bila laju jantung tidak begitu tinggi dengan dosis 2-5

14
ug/kg/menit. Digoksin tidak boleh diberikan pada pasien dengan perfusi
sistemik yang buruk dan jika ada penurunan fungsi ginjal, karena akan
memperbesar kemungkinan intoksikasi digitalis.
• Vasodilator, yang biasa dipakai adalah kaptopril dengan dosis 0.1-0.5
mg/kg/hari terbagi 2-3 kali per oral.
• Diuretik, yang sering digunakan adalah furosemid dengan dosis 1-2
mg/kg hari peroral atau intravena.

15
BAB III
TINJAUAN KASUS

I. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
BAYI
a. Nama : By.S
b. Tanggal/jam lahir : 06-02-2021
c. Jenis kelamin : Perempuan

ORANG TUA (ayah dan ibu)


Nama Ibu : Ny. S Nama Ayah : Tn. S
Umur : 33 tahun Umur : 36 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Indonesia Suku/Bangsa : Indonesia
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Petani Pekerjaan : Petani
Alamat : Dusun 1, Kec. Benakat Kab. Muara Enim, 31352

2. Alasan datang/keluhan utama


Ibu klien mengatakan klien sering batuk, sering berhenti minum ASI
karena merasa lelah, dan berat badan klien tidak bertambah dari umur 3
bulan sampai sekarang

3. Riwayat kelahiran
a. Tanggal lahir : 06-02-2021
b. Jenis persalinan : spontan
c. Penolong : bidan
d. BBL : 1.600 gram
PB : 45 cm
LK : tidak dikaji

16
e. Komplikasi : tidak ada
f. Laktasi : ASI eksklusif dan susu formula

4. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang : sering batuk
b. Riwayat kesehatan yang lalu : sehat
c. Riwayat kesehatan keluarga : sehat

5. Riwayat imunisasi

Pemberian ke/tanggal pemberian


Jenis imunisasi Keterangan
1 2 3

Klien belum
pernah
mendapatkan
imunisasi sejak
lahir

6. Pola kebutuhan sehari-hari


a. Nutrisi
Makan : bubur 3x/hari
Minim : tidak dikaji
b. Eliminasi
BAK : 6x/hari
BAB : 2x/hari
c. Istirahat
Malam : 10 jam
Siang : 2 jam
d. Aktivitas : aktif
e. Hygiene : Bersih, mandi 2x/hari

17
7. Data social budaya
a. Pandangan keluarga terhadap kesehatan
Kesehatan klien sangat diutamakan dan sangat penting
b. Keadaan lingkungan
Rumah tidak dekat dengan pabrik, ventilasi terbuka dan sumber air
bersih
c. Pengasuhan anak oleh
Orang tua

8. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan


Pertumbuhan anak
BB : 4.300 gram
PB : 59 cm

Perkembangan anak :
Tidak normal, baru bejalar duduk

9. Riwayat psikososial
Ibu merasa khawatir dan cemas terhadap kesehatan klien

II. DATA OBJEKTIF


1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : lemah
Kesadaran : composmentis
Tanda-tanda vital
Suhu : 36,8°C
Pernafasan : 30x/menit
Nadi : 120x/menit

2. Pemeriksaan fisik (head to toe)


Kepala : warna rambut tampak kemerahan, lurus, tidak ada
benjolan, penyebaran rambut merata

18
Mata : simetris, pupil isokor, skera putih, conjungtiva merah
muda
Hidung : tida ada polip, terdapat silia, terdapat secret
Mulut : bibir tidak puacy dan tidak ada labio, palato scziz
Telinga : daun telinga simetris, bersih, tidak ada serumen
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfe
Dada : simetris, pola nafas teratur
Perut : simetris, tidak ada benjolan, tugor kulit elastis
Tangan : jumlah jari lengkap dan tidak ada oedema
Kaki : jumlah jari lengkap dan tidak ada odema
Genetalia : tidak dikaji

3. Pemeriksaan khusus
Tidak dilakukan

4. Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan

III. ANALISA DATA


Diagnosa Kebidanan
By. S Usia 10 Bulan dengan CHD

Masalah
Klien sering mengalami batuk, sering berhenti minum ASI karena merasa
lelah, berat badan tidak bertambah dari umur 3 bulan sampai sekarang

IV. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan keadaan umum serta tanda-tanda
vital klien
Keadaan umum : lemah
Kesadaran : composmentis
Nadi : 120x/menit

19
Suhu : 36,8°C
Pernafasan : 30x/menit
( Ibu mengerti dengan penjelasan dan pemeriksaan )

2. Memberikan dukungan kepada keluarga klien agar tidak merasa


khawatir terhadap kesehatan klien
( Ibu menerima dukungan dan masukan )

3. Melakukan kolaborasi dengan dokter tentang pemberian therapy


( Ibu sudah menerima therapy dari dokter )

4. Memberikan KIE terhadap ibu klien tentang pentingnya pemenuhan


nutrisi untuk menunjang tumbuh kembang klien
( Ibu mengerti atas penjelasan tersebut )

Mengetahui,

Pembimbing Institusi Pembimbing Lapangan

Nia Clarasari MP,SST.,M.Keb Deliana Rita Mutiara,S.Kep.,Ners,

NIP.198210112006042009 NIP.198209242009032004

20
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan asuhan kebidanan pada By “S” usia 10 bulan dengan
Penyakit Jantung Bawaan (PJB) Asianotik, tidak ada kesenjangan antara landasan
teori dengan kasus Asuhan kebidanan diberikan sesuai dengan kebutuhan klien
pada anak dengan penyakit bawaan. Asuhan ini bertujuan untuk menurunkan angka
mortalitas dan morbiditas maternal dan prenatal melalui sistem kesehatan untuk
menjamin akses terhadap intervensi yang aktif.

B. Saran
Penyakit Jantung Bawaan merupakan penyakit struktural pada jantung dan
pembuluh darah yang sering terjadi pada bayi dan anak-anak yang dipengaruhi oleh
faktor genetik dan prenatal. Tidak semua penyakit jantung bawaan dapat dideteksi
segera setelah lahir. Oleh karena itu sangat penting pada masa pertumbuhan tanda
gejala penyakit jantung bawaan diketahui untuk menangani secara dini dan tepat
untuk mendapat prognosis yang baik. Untuk mencegah terjadinya itu maka
diperlukan kerja sama antara klien dan petugas kesehatan sehingga akan
membuahkan hasil yang optimal.

21
DAFTAR PUSTAKA

Roebiono PS, Advani N. Penyunting. Penyakit jantung bawaan pada bayi dan anak.
Jakarta:Forum Ilmiah Kardiologi Anak Indonesia: 1998. H. 1-17.

Rilantono LI. Kardiologi anak: tuntutan dan perkembangannya. Dalam: Putra ST.
Advani N. Rahayoe AU, penyunting, Dasar-dasar diagnosis dan tata laksana
penyakit jantung bawaan pada anak. Jakarta: Forum Ilmiah Kardiologi Anak
Indonesia: 1996. H. 10-21.

22

Anda mungkin juga menyukai