Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka kematian ibu dan bayi merupakan tolok ukur dalam

menilai derajat kesehatan suatu bangsa, oleh karena itu pemerintah

sangat menekankan untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi

melalui program-program kesehatan.1 World Health Organization

(WHO) memperkirakan 80% kematian maternal merupaka akibat

meningkatnya komplikasi selama kehamilan, persalinan, dan setelah

persalinan.2 Angka kematian ibu di Indonesia tahun 2016 sebanyak

4912. Demikian pula jumlah kasus kematian bayi tahun 2016 sebanyak

5.485 kasus.3 Angka kematian ibu di jawa tengah tahun 2016 sebanyak

602 kasus. Kasus kematian bayi di Jawa Tengah tahun 2016 sebanyak

5.485 kasus.4

Kehamilan dengan kelainan letak juga merupakan salah satu

penyebab faktor resiko angka kematian ibu dan angka kematian bayi.

Tujuan penanganan kelainan letak pada masa kehamilan adalah untuk

mencegah malpresentasi pada waktu persalinan.5 Kelainan letak janin

adalah salah satu komplikasi dan penyulit kehamilan yang bisa terjadi

pada ibu hamil yaitu presentasi bokong atau letak sungsang dan letak

lintang.6

Kehamilan dengan kelainan letak bisa menyebabkan komplikasi

yaitu solusio plasenta, komplikasi pada tali pusat, perdarahan, ketuban


pecah dini dan rupture uteri yang dapat menyebabkan kematian ibu.

Sedangkan pada bayi dapat menyebabkan terjadinya perdarahan,

infeksi pasca partus seperti meningitis dan trauma persalinan seperti

kerusakan alat vital, trauma ektermitas dan trauma alat vesera seperti

lever ruptur dan lien rupture. Terjadinya kematian perinatal

kemungkinan dapat disebabkan karena persalinan dengan kelainan

letak sebesar 4-5 kali dibandingkan presentasi kepala.6 Penelitian yang

dilakukan di RSUP Dr Kariadi Semarang tahun 2013 menyebutkan

bahwa dari 283 kehamilan dengan letak sungsang memiliki resiko 5,16

kali lebih besar untuk terjadinya perdarahan postpartum, dan 3,85 kali

memiliki resiko lebih tinggi kematian neonatus dini.7

Peran bidan dalam menghindari komplikasi akibat persalinan

dengan kelainan letak yaitu dengan melakukan ANC berkualitas.

Pemeriksaan dan pengawasan terhadap ibu hamil sangat perlu

dilakukan secara teratur. Hal ini bertujuan untuk menyiapkan seoptimal

mungkin fisik dan mental ibu dan bayi selama dalam kehamilan,

persalinan dan nifas sehingga didapatkan ibu dan bayi yang sehat.

Selain itu juga untuk mendeteksi dini adanya kelainan, komplikasi dan

penyakit yang biasanya dialami oleh ibu hamil sehingga hal tersebut

dapat dicegah ataupun diobati. dengan demikian angka morbiditas dan

mortalitas ibu dan bayi dapat berkurang. Serta mengenalkan knee-chest

position untuk mengubah kelainan letak menjadi presentasi kepala. 8


Penelitian menunjukan bahwa knee chest position dapat mengubah

posisi janin menjadi posisi kepala.9

B. Tujuan

Berdasarkan uraian diatas peneliti bertujuan menyusun asuhan

kebidanan dengan mengangkat permasalahan “Bagaimanakah Asuhan

Kebidanan ibu hamil patologi trimester III pada Ny. R umur 22 tahun

G1P0A0 umur kehamilan 33+3 minggu dengan letak sungsang di

RSUD dr H Soewondo Kendal


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN TEORI

1. Kehamilan

a. Pengertian

Kehamilan adalah masa dimulainya konsepsi sampai lahirnya

janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9

bulan 7 hari) di hitung dari hari pertama haid terakhir.8 Proses

kehamilan adalah mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri

dari ovulasi, migrasi spermatozoa, dan ovum, konsepsi, dan

pertumbuhan zigot, nidasi, implantasi pada uterus, pembentukan

placenta dan tumbuh kembang konsepsi sampai aterm.10

b. Pembagian Umur Kehamilan

Pembagian umur kehamilan yaitu:

Trimester I : antara 0 – 12 minggu

Trimester II : antara 12-28 minggu

Trimester III : antara 28 – 40 minggu10

c. Tanda dan Gejala Kehamilan

Tanda pasti kehamilan

a) Teridentifikasinya bunyi denyut janin yang berbeda dengan

denyut jantung ibu.


Bunyi denyut jantung janin dapat didengar pada umur

kehamilan 18 – 20 Minggu memakai Doppler dan stetoskop

Leannec.

b) Dirasakan gerakan janin oleh pemeriksa.

Pada umur kehamilan 20 minggu gerakan janin dapat diraba

secara obyektif oleh pemeriksa.

c) Gambaran janin melalui pemeriksaan ultrasonografi atau teknik

radiografi1

d. Tanda-tanda bahaya atau komplikasi kehamilan

Tanda bahaya atau komplikasi kehamilan diantaranya yaitu :

1) Kehamilan Muda

a) Perdarahan per vagina

Perdarahan pervaginam yang terjadi pada kehamilan muda

seperti: abortus, kehamilan mola, kehamilan ektopik

b) Hiperemesis Gravidarum

Hiperemesis Gravidarum yaitu mual muntah berlebihan

sehingga menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari dan

bahkan dapat membahayan kehidupan.

2) Kehamilan Lanjut

a) Perdarahan per vagina

Perdarahan pervaginam seperti placenta previa, solution

placenta
b) Preeklamsia

Gejalanya yaitu sakit kepala yang hebat, penglihatan kabur,

bengkak diwajah dan jari tangan bahkan sampai seluruh

tubuh.9

c) Kelainan Letak

Kelainan letak ada 2 yaitu:6

1) Presentasi bokong atau letak sungsang

Kelainan letak presentasi bokong yaitu pada persalinan

sungsang tidak menyebabkan bahaya bagi ibu tetapi

menimbulkan hal serius bagi bayinya.

2) Letak Lintang

Kelainan letak lintang paling sering terjadi pada wanita

paritas tinggi (grande multipara). Penyebabnya adalah

kelemahan otot uterus dan abdomen.

2. Kehamilan Letak Sungsang

a. Pengertian

Letak sungsang merupakan suatu letak dimana bokong

bayi merupakan bagian terendah dengan atau tanpa kaki

(keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala di

fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri. 6

Letak sungsang adalah janin yang letaknya memanjang

(membujur) dalam rahim, kepala janin berada di fundus dan

bokong di bawah.1
b. Klasifikasi letak sungsang

Beberapa klasifikasi letak sungsang yaitu:6

1) Complete (flexed brech)

Posisi ini paha dan lutut bayi fleksi dan kaki menutupi bokong.

Tipe ini sering pada multigravida.

2) Extended brech (frank breech)

Pada bayi fleksi, tetapi pada kaki ekstensi, sehingga kaki

berada dekat kepala, sering terjadi pada primi yang prematur.

3) Presentasi kaki, 1 atau kedua kaki dibawah bokong

Presentasi kaki, 1 atau kedua kaki dibawah bokong yaitu

disebut letak bokong kaki sempurna atau tidak sempurna kalau

disanping bokong teraba kedua kaki atau satu kaki saja.

4) Presentasi lutut

Presentasi lutut yaitu janin berada dalam posisi 1 atau

kedua lutut berada dibawah bokong.

c. Etiologi letak sungsang

Penyebab letak sungsang yaitu:10

1) Sudut ibu

a. Keadaan Rahim

i. Rahim arkuatus

Rahim arkuatus yaitu kelainan pada bentuk rahim,

yaitu pada bagian fundus (atap) nya melengkung

seperti tertekan kebawah karena rahim menjadi lebih


sempit dari seharusnya, maka kejadian keguguran atau

kelahiran sebelum waktunya lebih sering pada wanita

dengan anomali uterus (rahim) ini. Bila wanita hamil,

kejadian kehamilan dengan letak sungsang juga sering

terjadi8

ii. Septum pada Rahim

Septum pada rahim yaitu kelainan rahim yang

sebagian atau seluruh dindingnya terbelah (seolah

olah mempunyai sekat) menjadi 2 bagian. Padahal,

bagian luarnya tampak normal saja.8

iii. Uterus dupleks

Uterus dupleks yaitu kelainan rahim yang memiliki 2

leher rahim sebagian besar kasus ini mempunyai

dinding yang memisahkan vagina menjadi 2 bagian.8

iv. Mioma pada kehamilan

Kehamilan bersama dengan mioma uteri hanya

mungkin terjadi bila miomanya dalam situasi mioma

uteri intramural, mioma uteri subserosa, mioma uteri

yang bertangkai sehingga ketika bentuk mioma uteri

ini tidak mengganggu implantai hasil konsepsi.10

b. Keadaan plasenta

i. Plasenta letak rendah

ii. Plasenta previa


c. Keadaan jalan lahir

i. Kesempitan panggul

ii. Defomitas tulang panggul

iii. Terdapat tumor menghalangi jalan lahir dan perputaran

ke posisi kepala.10

2) Sudut janin

Pada janin terdapat berbagai keadaan yang menyebabkan letak

sungsang yaitu:

a) Tali pusat pendek atau lilitan tali pusat

b) Hidrocepalus atau anensefalus

c) Kehamilan kembar

d) Hidramion atau oligohidramion

e) Prematuritas10

d. Diagnosa

Diagnosa kehamilan letak sungsang dapat ditegakkan melalui

beberapa pemeriksaan yaitu :10

1) Pemeriksaan Abdominal

a) Letaknya adalah memanjang

b) Diatas panggul teraba massa lunak, tidak dapat

digoyang, dicurigai adalah bokong. Punggung ada

disebelah kanan dekat garis tengah. Bagian-bagian kecil

ada disebelah kiri. Jauh dari garis tengah dan belakang.

c) Kepala teraba difundus uteri, mungkin kepala sukar diraba


bila kepala ada dibawah hepar atau iga-iga. Kepala lebih

keras dan lebih bulat dari pada bokong dan kadang-

kadang dapat dipantulkan (ballottement)

d) Denyut jantung janin

Denyut janin terdengar paling keras pada atau diatas

umbilicus dan pada sisi yang sama dengan punggung

pada RSA (Right Sacrum Anterior) denyut jantung janin

terdengar paling keras di kuadran kanan atau perut ibu.

Pemeriksaan dalam

e) Bagian terendah teraba tinggi

f) Tidak teraba kepala yang keras, rata dan teratur dengan

garis-garis sutura dan fontanella. Hasil pemeriksaan

negatif ini menunjukkan adanya mal presentasi.

g) Bagian terendahnya teraba lunak dan tidak dapat

digoyang. Anus dan tuberishiadicum terletak pada satu

garis. Bokong dapat dikelirukan dengan muka.

h) Kadang-kadang pada presentasi bokong murni sacrum

tertarik dibawah dan teraba oleh jari-jari pemeriksa, ia

dapat dikelirukan dengan kepala oleh karena tulang yang

keras.

i) Kadang-kadang teraba kaki dan harus dibedakan dengan

tangan.

2) Ultrasonografi
Pemeriksaan seksama dengan ultrasonografi akan

memastikan letak janin yang tidak normal.5

3) Pemeriksaan sinar –X

Sinar –X berguna baik untuk menegakkan diagnosa

maupun untuk menentukan perkiraan dan konfigurasi

panggul ibu. Sinar – X menunjukkan dengan tepat sikap dan

posisi janin, demikian pula kelainan-kelainan seperti

hydrochepalus.10

e. Komplikasi Letak Sungsang

1) Komplikasi hamil letak sungsang

Posisi janin sungsang tentunya dapat mempengaruhi

proses persalinan. Proses persalinan yang salah jelas

menimbulkan resiko, seperti pada ibu mengalami

perdarahan, trauma persalinan dan infeksi, sedangkan pada

bayi terjadi perdarahan, infeksi pasca partus seperti

meningitis dan trauma persalinan seperti kerusakan alat

vital, trauma ektermitas dan trauma alat vesera seperti lever

ruptur dan lien rupture.10

3. Kehamilan Letak Lintang


a. Pengertian

Kehamilan letak lintang adalah suatu keadaan dimana sumbu

memanjang janin menyilang sumbu memanjang ibu secara tegak

lurus atau mendekati 90 derajat. Kehamilan letak lintang merupakan


salah satu malpresentasi yang paling berat dan dapat menimbulkan

berbagai komplikasi pada ibu dan janin. Komplikasi akan

bertambah berat jika kasus letak lintang terlambat didiagnosa.8

b. Komplikasi

1. Pada Ibu

a. Ruptur uteri dan traumatik uteri

b. Infeksi

c. Terdapatnya letak lintang kasep (Neglected Transverse

Lie),yang berpotensi meningkatkan kematian pernatal,

diketahui dengan :

1) Adanya ruptur uteri mengancam

2) Tangan yang dimasukan kedalam kavum uteri terjepit

antara janin dan panggul

3) Dengan narkosa dalam sulit merubah letak janin.10

d. Meningkatnya kematian maternal karena :

1) Letak lintang selalu disertai plasenta previa

2) Kemungkinan terjadi cedera tali pusat meningkat.

3) Keharusan tindakan Operasi SC tidak bisa dihindari

4) Sepsis setelah ketuban pecah atau lengan menumbung

melalui vagina

2. Pada Janin

Kematian janin akibat :

1) Prolaps funikuli
2) Aspiksia karena gangguan sirkulasi uteroplasental

3) Tekukan leher yang kuat.5

c. Penatalaksanaan

Kondisi melahirkan sungsang atau letak lintang biasanya terjadi

ketika kepala bayi tidak berada pada jalan lahir diusia kehamilan

37 minggu. Janin akan berputar-putar dalam rahim hingga

berumur 35-36 minggu. Melahirkan bayi dengan kepala di atas

dapat mempengaruhi proses persalinan. Prosedur Knee Chest

adalah metode alternatif untuk menurunkan frekuensi presentasi

bokong atau letak lintang pada kehamilan aterm. . Pada metode

ini wanita hamil melakukan posisi lutut-dada dengan variasinya

selama 15 menit setiap hari sebanyak 3-4 kali dengan jarak

minimal 2 jam selama 5 hari.11 Dalam satu penelitian tanpa

kontrol, menyebutkan bahwa kneecest position dapat

mengembalikan janin posisi lintang ke posisi normal yaitu

kepala.12 Penelitian lain tanpa kontrol, 71 wanita hamil 37

minggu dengan presentasi bokong dianjurkan untuk melakukan

metode ini; 91 persen posisi janin berubah spontan dan semua

wanita melahirkan secara normal.13

Syarat-syarat knee chest, yaitu:

a) Pada kelamilan 7 - 7,5 bulan masih dapat dicoba

b) Melakukan posisi knee chest 3 - 4 x/hari selama 15 menit.

c) Latihan ini hanya efektif jika usia kehamilan maksimal 35


– 36 minggu.

d) Situasi yang masing longgar diharapkan dapat memberikan

peluang kepada turun menuju pintu atas panggul.

e) Dasar pertimbangan kepala lebih berat dari pada bokong

sehingga dengan hukum alam akan mengarah ke pintu atas

panggul.11

2) Posisi knee chest dan variasinya dilakukan dengan cara sebagai

berikut:

a. Melakukan posisi sujud dengan kedua tangan diletakkan di

lantai, salah satu sisi muka menempel di lantai dan kedua

kaki direntangkan selebar bahu.

b. Dada dan bahu sedapat mungkin menempel di lantai

c. Lipat kedua lutut sehingga paha tegak lurus dengan lantai

d. Pertahankan posisi selama 10-15 menit.12

a) Sikap

(1) Menyambut Klien dengan ramah dan sopan

(2) Memeprkenalkan diri kepada klien

(3) Merespon reaksi klien

(4) Percaya diri

(5) Menjaga privasi klien

b) Persiapan

(1) Menjelaskan maksud dan tujuan knee chest posisiton

(2) Melakukan aspersepsi


(3) Meminta persetujuan klien dan memberikan inform

consent pada klien untuk dilakukan knee shest postion.

(4) Mempersiapkan alat

(5) Cuci tangan

(6) Menanyakan kesiapan klien untuk memulai gerakan

knee chest

(7) Letakkan handuk/selimut yang telah terlipat diatas

matras yoga sebagai alas lutut klien

c) Posisi Knee chest

Pose 1

(1) Letakkan dada sejajar dengan lutut dan menyentuh

lantai

(2) Letakkan tangan di depan kepala

(3) Berikan afirmasi positif pada janin untuk memutar

posisi agar kepala berada di bawah

(4) Lakukan gerakan ini selama 8 hitungan


Pose 2

(1) Sama dengan pose 1 kemudian letakkan tangan ke

samping kanan dan kiri tubuh ibu menghadap ke

belakang

(2) Berikan afirmasi positif pada janin untuk memutar

posisi agar kepala berada di bawah

(3) Lakukan gerakan ini selama 8 hitungan

Pose 3

(1) Letakkan guling atau bantal dibawah lutut ibu

(2) Satukan kedua telapak tangan saling menggenggam

diatas kepala

(3) Letakkan dada sejajar dengan lutut

(4) Kencangkan otot perut sehingga punggung menjadi

datar

(5) Berikan afirmasi positif pada janin untuk memutar

posisi agar kepala berada dibawah

(6) Lakukan pose ini selama 8 hitungan


Pose 4

(1) Letakkan guling atau bantal dibawah lutut ibu

(2) Lipat kedua lengan dan letakkan dibawah kepala ibu

(3) Tegangkan otot perut sehingga punggung menjadi datar

(4) Berikan afirmasi positif pada janin untuk memutar

posisi agar kepala berada dibawah

(5) Lakukan pose ini selama 8 siklus nafas

Pose 5

(1) Letakkan guling atau bantal dibawah lutut ibu

(2) Letakkan dahi ibu diatas balok yoga

(3) Tegangkan otot perut sehingga punggung menjadi datar

(4) Berikan afirmasi positif pada janin untuk memutar

posisi agar kepala berada dibawah

(5) Lakukan pose ini selama 8 siklus nafas


Pose 6 Child Pose (Balasana)

(1) Langkah 1

Mulailah pada posisi berlutut dengan kedua lutut sedikit

melebar.

(2) Langkah 2

Merangkak ke depan dengan tangan, lengan lurus dan

di posisi depan.

(3) Langkah 3

Pertahankan posisi tubuh relaks pada paha dan kening

untuk neristirahat di lantai. Pastikan pantat untuk tetap

menempel pada tumit kaki (pantat tidak boleh menungging

ke atas).
Bernafaslah di posisi ini sekurangnya tiga tarikan nafas

panjang.

Pose 7 Downward Facing Dog Pose (Adho Mukha

Svanasana)

a. Langkah 1

Mulailah dengan table position,tangan pada posisi hasta

banda.

b. Langkah 2

Tekuk jari kaki dan angkat pinggul tinggi mencapai tulang

duduk ke arah langit – langit. Luruskan tumit ke belakang

kea rah matras tanpa menyentuhnya. Turunkan kepala

sehingga leher lurus.


c. Langkah 3

Lipatan pergelangan tangan tetap sejajar dengan tepi

depan matras. Tekan ke buku jari telunjuk dan ibu jari

Anda untuk meredakan tekanan dari pergelangan tangan.

Gerakkan kaki kanan dan kiri secara bergantian seperti

berjalan di tempat (walking). Bernafaslah di posisi ini

sekurangnya tiga tarikan nafas panjang.

Setelah itu kembali ke table position untuk bangun

kembali.

d) Rapikan klien ke posisi semula

e) Beritahu bahwa tindakan telah selesai

f) Beritahu ibu untuk melakukan gerakan knee chest sebanyak

3-4 kalis ehari selama 10-15 menit setiap 2 jam

g) Bereskan alat – alat

h) Evaluasi setelah tindakan


4. MANAJEMEN KEBIDANAN

1. Konsep Dasar Manajemen Kebidanan

a. Pengertian

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang

digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan

tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan,

ketrampilan dalam rangkaian/tahapan yang logis untuk

pengambilan suatu keputusan berfokus pada klien.10

b. Langkah-langkah Manajemen Kebidanan

1) Langkah I : Pengkajian

Melaksanakan pengkajian secara lengkap kepada pasien

meliputi Data Subyektif dan data obyektif.

2) Langkah II : Merumuskan Diagnosa / Masalah

Kebidanan

Identifikasi terhadap diagnosa atau masalah yang

timbul berdasarkan data yang telah dikumpulkan. Data dasar

yang telah dikumpulkan diidentifikasi sehingga ditemukan

masalah atau diagnosa yang spesifik.

3) Langkah III : Mengantisipasi Diagnosa atau Masalah

Potensial

Pada langkah ini mengidentifikasi masalah potensial

atau diagnosa potensial berdasarkan diagnosa/ masalah yang

sudah diidentifikasi, langkah ini membutuhkan antisipasi bila


memungkinkan dilakukan pencegahan untuk melakukan

asuhan yang aman. Masalah Potensial pada ibu, Masalah

Potensial pada janin dan Antisipasi pada ibu.

4) Langkah IV : Menetapkan Kebutuhan Tindakan Segera

Dengan adanya diagnosa potensial yang harus segera

ditangani, maka dilakukan kolaborasi dengan dokter.

5) Langkah V : Menyusun Rencana Asuhan Secara

Menyeluruh

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang

menyeluruh ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya,

langkah ini merupakan kelanjutan penatalaksanaan terhadap

masalah ini merupakan kelanjutan penatalaksanaan terhadap

masalah atau diagnosa yang diidentifikasi atau diantisipasi,

pada langkah ini informasi data yang tidak lengkap dapat

dilengkapi. Merencanakan asuhan kebidanan sesuai dengan

kasus yang ada didukung dengan pendekatan yang rasional

sebagai dasar untuk mengambil keputusan sesuai langkah

sebelumnya, perencanaan berkaitan dengan diagnosa

kebidanan, masalah dan kebutuhan.

6) Langkah VI : Pelaksanaan Langsung Asuhan dengan

Efektif dan Aman

Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti

yang telah diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan


secara efisien dan aman. Pelaksanaan perencanaan bertujuan

untuk mengatasi diagnosa kebidanan masalah pasien sesuai

rencana yang telah dibuat, pelaksanaan tersebut hendaknya

dibuat secara sistimatis agar asuhan kebidanan dapat

diberikan dengan baik,

7) Langkah VII : Mengevaluasi

Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari

asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan

sebagaimana telah diidentifikasi di dalam diagnosa dan

masalah. Rencana tersebut dapat dianggap prefektif jika

memang benar efektif dalam pelaksanaanya. Ditujukan untuk

mengevaluasi kebutuhan akan bantuan dan evaluasi hasil

tindakan untuk mengatasi masalah yang muncul.10


BAB III
TINJAUAN KASUS
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah dilakukan tindakan proses asuhan Kehamilan pada Ny.R penulis

akan membahas tentang kasus yang diambil dengan judul “ASUHAN

KEBIDANAN IBU HAMIL PATOLOGI TRIMESTER III PADA NY. R

UMUR 22 TAHUN G1P0A0 UMUR KEHAMILAN 33+3 MINGGU

DENGAN LETAK SUNGSANG DI RSUD DR H SOEWONDO

KENDAL”.

Pembahasannya yaitu bertujuan untuk membandingkan antara teori dengan

kenyataan praktek dilapangan. Apa ada kesenjangan atau tidak.

Kesenjangan antara teori dan kasus yang didapat dilahan meliputi :

1. Pengkajian

a. Teori

Sungsang merupakan keadaan dimana bagian terendah janin berada

disegmen bawah rahim, bukan belakang kepala. Dikenal beberapa jenis

sungsang, yakni: presentasi bokong, presentasi bokong kaki sempurna,

presentasi bokong kaki tidak sempurna. Dengan insiden 3-4% dari seluruh

kehamilan tunggal pada umur kehamilan cukup bulan (lebih dari 37

minggu), presentasi bokong merupakan malpresentasi yang sering

dijumpai. Sebelum umur kehamilan 28 minggu, kejadian presentasi

bokong berkisar antara 25-30%, dan sebagian besar akan berubah menjadi

presentasi kepala setelah umur kehamilan 34 minggu.8

b. Praktek

Keluhan utama padanya Ny. R G1P0A0 umur 22 tahun hamil 33 minggu


Ibu mengatakan terasa sesak di perut bagian atas dan ibu merasa

kurang nyaman karena gerakan bayi yang dikandung sangat aktif.

c. Pembahasan

Dalam pengkajian yang dilakukan, penulis menemukan persamaan antara

teori.

2. Merumuskan diagnosa

a. Teori

Diagnosis letak sungsang pada umumnya tidak sulit. Pada pemeriksaan

luar, dibagian bawah uterus tidak dapat diraba bagian yang keras dan

bulat, yakni kepala, dan kepala teraba difundus uteri. Terkadang bokong

janin teraba bulat dan dapat memberi kesan seolah- olah kepala, tetapi

bokong tidak dapat digerakkan semudah kepala. Seringkali wanita tersebut

menyatakan bahwa kehamilannya terasa lain daripada kehamilan yang

terdahulu, karena terasa penuh dibagian atas dan gerakan terasa lebih

banyak di bagian bawah. Denyut jantung janin pada umumnya ditemukan

setinggi atau sedikit lebih tinggi daripada umbilikus.10

b. Praktek

Hasil pemeriksaan terhadap Ny. R G1P0A0 umur 22 tahun, umur

kehamilan 33+3 minggu, janin tunggal, hidup, intra uteri, letak memanjang,

presentasi bokong, punggung kiri, bagian terbawah belum masuk PAP

c. Pembahasan

Dalam pengkajian yang dilakukan, penulis menemukan persamaan antara

teori dan praktek.


3. Mengantisipasi Diagnosa atau Masalah Potensial

a. Teori

Kompllikasi yang muncul dan bisa menjadi masalah yang potensial :

Posisi janin sungsang tentunya dapat mempengaruhi proses

persalinan. Proses persalinan yang salah jelas menimbulkan resiko, seperti

pada ibu mengalami perdarahan, trauma persalinan dan infeksi, sedangkan

pada bayi terjadi perdarahan, infeksi pasca partus seperti meningitis dan

trauma persalinan seperti kerusakan alat vital, trauma ektermitas dan

trauma alat vesera seperti lever ruptur dan lien rupture.10

Prosedur Knee Chest adalah metode alternatif untuk menurunkan

frekuensi presentasi bokong atau letak lintang pada kehamilan aterm. .

Pada metode ini wanita hamil melakukan posisi lutut-dada dengan

variasinya selama 15 menit setiap hari sebanyak 3-4 kali dengan jarak

minimal 2 jam selama 5 hari.11 Dalam satu penelitian tanpa kontrol,

menyebutkan bahwa kneecest position dapat mengembalikan janin posisi

lintang ke posisi normal yaitu kepala.12 Penelitian lain tanpa kontrol, 71

wanita hamil 37 minggu dengan presentasi bokong dianjurkan untuk

melakukan metode ini; 91 persen posisi janin berubah spontan dan semua

wanita melahirkan secara normal.13

b. Praktek

Pada kasus Ny. R dilakukan perawatan di RSUD dr H. Soewondo Kendal

dengan memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan, Beri motivasi ibu

agar tidak terlalu cemas dengan kehamilannya, Ajarkan ibu untuk


berposisi knee chest dan mempraktekan 3 - 4 kali sehari

selama 10 – 15 menit, dengan jarak minimal 2 jam

c. Pembahasan

Dalam pengkajian yang dilakukan, penulis menemukan persamaan antara

teori dan praktek.

4. Menyusun Rencana Asuhan Secara Menyeluruh

Setelah dilakukan pemeriksaan secara keseluruhan langkah ini merupakan

langkah penilaian terhadap asuhan kebidanan yang telah diberikan, evaluasi

yang dilakukan tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek.

Pada evaluasi dikatakan berhasil dikarenakan kesamaan antara teori dan

praktek dilapangan dalam memberikan penanganan terhadap ibu hamil dengan

letak sungsang..

6. Pelaksanaan Langsung Asuhan dengan Efektif dan Aman

a. Teori

Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan

pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Pelaksanaan

perencanaan bertujuan untuk mengatasi diagnosa kebidanan masalah

pasien sesuai rencana yang telah dibuat, pelaksanaan tersebut hendaknya

dibuat secara sistematis agar asuhan kebidanan dapat diberikan dengan

baik.

b. Praktek

Pada kasus Ny. R pelaksanaan langsung asuhan dengan efektif dan aman

dilakukan dengan baik sesuai dengan kebutuhan Ny. R.


c. Pembahasan

Pada kasus Ny. R pelaksanaan langsung asuhan dengan efektif dan aman

tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek dikarenakan semua

tindakan yang dilakukan kepada Ny.R tepat sesuai dengan teori dan

kebutuhan Ny. R.

7. Mengevaluasi

Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah

diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di

dalam dignosa dan masalah. Rencana tersebut dapat dianggap prefektif jika

memang benar efektif dalam pelaksanaannya. Ditujukan untuk mengevaluasi

kebutuhan akan bantuan dan evaluasi hasil tindakan untuk mengatasi masalah

yang muncul.

Pada kasus Ny. R hasil evaluasinya adalah sangat memuaskan dikarenakan

semua tindakan diatas telah berhasil dilakukan dengan baik dan Ny. R dalam

kondisi sehat. Pada langkah ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan

praktik yang dilakukan.


BAB V
PENUTUP

Setelah penulis melakukan “ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL

PATOLOGI TRIMESTER III PADA NY. R UMUR 22 TAHUN G1P0A0

UMUR KEHAMILAN 33+3 MINGGU DENGAN LETAK SUNGSANG

DI RSUD DR H SOEWONDO KENDAL”, maka penulis dapat mengambil

kesimpulan dan memberikan saran, kesimpulan dan saran yang dapat penulis

ambil adalah sebagai berikut :

A. Kesimpulan

Setelah penulis melakukan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Trimester III pada

Ny. R. G1P0A0 dengan Letak janin Sungsang. Sesuai dengan teori yang

dilakukan pada tanggal 4 November 2016, maka penulis dapat mengambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Penulis dapat melakukan pengkajian pada Ny. R dengan Letak Janin

Sungsang

Dari hasil pemeriksaan USG Ibu pada tanggal 1 Oktober 2019 dengan

hasil umur kehamilan 28 minggu 1 hari dengan letak sungsang

2. Penulis dapat Mengidentifikasi data dengan letak janin sungsang pada Ny.

R jika tidak mendapat penanganan cepat dapat terjadi masalah yang

potensial bagi ibu dan janin.

3. Penulis dapat mengantisipasi diagnosa atau masalah kebidanan pada ibu

hamil trimester III yaitu Ny. R terjadi letak janin sungsang segera

diberikan motivasi ibu agar tidak terlalu cemas dengan kehamilannya,


ajarkan ibu untuk berposisi knee chest dan mempraktekkan 3-4 kali

sehari selama 10-15 nebit dengan jarak minimal 2 jam.

4. Penulis dapat menerapkan kebutuhan tindakan segera pada ibu hamil

patologis trimester III dengan letak janin sungsang dengan melakukan

intervensi posisi knee chest. Dari hasil pemeriksaan kebutuhan tindakan

segera pada ibu telah diberikan tepat pada waktunya.

5. Penulis dapat merencanakan asuhan secara menyeluruh pada Ny. R

6. Penulis dapat melaksanakan atau implementasi asuhan dengan efisien dan

aman pada Ny.R sebagai berikut :

a. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan, bahwa posisi

janin yang dikandungnya dalam keadaan letak sungsang

dimana bagian terbawahnya adalah bokong.

b. Memberikan motivasi ibu agar tidak terlalu cemas dengan

kehamilannya.

c. Mengajarkan ibu untuk posisi knee chest yaitu dengan urutan

pose-pose.
7

Trimester III : antara 28 – 40 minggu

Anda mungkin juga menyukai