Anda di halaman 1dari 13

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL........................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................. iii
KATA PENGANTAR..................................................................................... iv
DAFTAR ISI................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang..................................................................................... 1
B. Tujuan.................................................................................................. 1
1. Tujuan Umum.............................................................................. 1
2. Tujuan Khusus............................................................................. 2
BAB II TINJAUAN TEORI............................................................................ 3
BAB III ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL PATOLOGI........... 8
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................... 17
BAB V PENUTUP.......................................................................................... 19
A. Kesimpulan.......................................................................................... 19
B. Saran.................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial
yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomis. Setiap manusia menginginkan hidup sehat tak terkecuali ibu
hamil. Ibu hamil menginginkan dirinya dan bayinya tidak mengalami
komplikasi selama hamil maupun ketika bersalin.
Kehamilan merupakan suatu masa dimulai terjadinya pembuahan
( konsepsi ) sampai lahirnya anak. Kehamilan yang fisiologis berlangsung
selama 40 minggu. Sedangkan kehamilan yang terjadi dalam jangka waktu
lebih dari 40 minggu sampai 42 minggu disebut kehamilan lewat tanggal
atau postdate pregnancy. Postdate pregnancy merupakan istilah yang lazim
digunakan untuk kehamilan yang waktunya melebihi batas waktu normal
(40 minggu). Menurut standar Internasional dari American college of
obstetricians dan gynocologist (1997) kehamilan jangka panjang ialah
kehamilan yang terjadi dalam jangka waktu lengkap 42 minggu yang
dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan melibatkan perubahan
fisik maupun psikologis, sebenarnya kehamilan itu merupakan hal yang
fisiologis, namun terkadang menjadi suatu patologis jika seorang wanita
hamil tidak pernah melakukan pemeriksaan antenatal. Oleh sebab itu,
penting bagi wanita hamil untuk melakukan pemeriksaan antenatal jika
terjadi kelainan atau komplikasi agar dapat segera ditangani terutama oleh
tenaga kesehatan.
Misalnya jika terjadi kelainan pada posisi janin yang nantinya akan
mempengaruhi proses persalinan yang dapat menyebabkan kematian pada
ibu dan bayi. Hal yang demikian menjadi resiko tinggi untuk persalinan
secara normal pervaginam. Oleh karena itu perlu diambil tindakan segera
untuk mengantisipasi hal-hal yang akan terjadi.

1
Banyak kehamilan yang menyebabkan resiko kematian ibu dan
bayi salah satunya adalah kehamilan dengan presentasi bokong.
Kehamilan dengan presentasi bokong merupakan kehamilan yang
memiliki risiko. Hal ini dikaitkan dengan abnormalitas janin dan ibu.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan kelainan letak presentasi bokong,
diantaranya paritas ibu dan bentuk panggul ibu. Angka kejadian presentasi
bokong jika dihubungkan dengan paritas ibu maka kejadian terbanyak
adalah pada ibu dengan multigravida dibanding pada primigravida,
sedangkan jika dihubungkan dengan panggul ibu maka angka kejadian
presentasi bokong terbanyak adalah pada panggul sempit, dikarenakan
fiksasi kepala janin yang tidak baik pada Pintu Atas Panggul .

B. Rumusan Masalah
“Bagaimana Asuhan Kebidanan Persalinan Patologis Pada Ny. E Usia 28
Tahun G3P1A1 Hamil 41 Minggu dengan Sirotinus di Puskesmas
Tunjungan?”

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui asuhan kebidanan pada ibu hamil patologi dengan
presentasi bokong.
2. Tujuan Khusus
a. Agar mahasiswa mampu melakukan pengkajian
b. Agar mahasiswa mampu menentukan diagnosa kebidanan
c. Agar mahasiswa mampu menentukan diagnosa potensial
d. Agar mahasiswa mampu menentukan antisipasi tindakan segera
e. Agar mahasiswa mampu membuat perencanaan asuhan kebidanan
f. Agar mahasiswa mampu melaksanakan perencanaan asuhan
kebidanan
g. Agar mahasiswa mampu mengevaluasi hasil pelaksanaan

2
D. Metode Pengumpulan Data
Cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data yang di butuhkan
dalam penyusunan studi kasus pada Pada Ny. D Usia 23 Tahun G1P0A0
Hamil 41 Minggu dengan Sirotinus di Puskesmas Tunjungan meliputi :
anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, studi kasus, dan
telaah dokumen.

E. Sistematika
Laporan Ilmiah ini disusun dengan sistematika penulisan, sebagai berikut:
COVER
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Sistematika
BAB II TINJAUAN TEORI
BAB III TINJAUAN KASUS
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Letak sungsang


Kehamilan pada bayi dengan presentasi bokong (sungsang) dimana
bayi letaknya sesuai dengan sumbu badan ibu, kepala berada pada fundus
uteri, sedangkan bokong merupakan bagian terbawah di daerah pintu atas
panggul atau simfisis (Manuaba, 2009).
Presentasi bokong merupakan letak memanjang dengan bokong
sebagai bagian terendah sehingga kepala berada di fundus uteri dan bokong
berada di bagian bawah kavum uteri (Sarwono Prawirohardjo, 2010).
Letak sungsang (bokong) dapat diketahui juga dengan pemeriksaan
DJJ. DJJ pada umumnya ditemukan setinggi atau sedikit lebih tinggi
daripada umbilicus. Apabila diagnosis letak sungsang dengan pemeriksaan
luar tidak dapat dibuat, karena misalnya dinding perut tebal, uterus mudah
berkontraksi atau banyak air ketuban maka diagnosis ditegakkan
berdasarkan pemeriksaan dalam (Prawirohardjo, 2010). Apabila masih ada
keraguan harus dipertimbangkan untuk melakukan pemeriksaan USG
(Hartono, 2008)
Kehamilan dengan presentasi bokong merupakan kehamilan yang
memiliki risiko. Hal ini dikaitkan dengan abnormalitas janin dan ibu.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan kelainan letak presentasi bokong,
diantaranya paritas ibu dan bentuk panggul ibu. Angka kejadian presentasi
bokong jika dihubungkan dengan paritas ibu maka kejadian terbanyak
adalah pada ibu dengan multigravida dibanding pada primigravida,
sedangkan jika dihubungkan dengan panggul ibu maka angka kejadian
presentasi bokong terbanyak adalah pada panggul sempit, dikarenakan
fiksasi kepala janin yang tidak baik pada Pintu Atas Panggul.

4
B. Etiologi Kehamilan Sungsang
Faktor predisposisi dari letak sungsang adalah prematuritas,
abnormalitas uterus (malformasi, fibroid), abnormalitas janin (malformasi
CNS, massa pada leher, aneploid), overdistensi uterus (kehamilan ganda,
polihidramnion), multipara dengan berkurangnya kekuatan otot uterus, dan
obstruksi pelvis (plasenta previa, myoma, tumor pelvis lain). Fianu dan
Vacclanova (1978) mendapatkan dengan pemeriksaan USG bahwa
prevalensi letak sungsang tinggi pada implantasi plasenta pada cornu-
fundal. Lebih dari 50 % kasus tidak ditemukan faktor yang menyebabkan
terjadinya letak sungsang.

C. Bentuk – Bentuk Letak sungsang


Berdasarkan komposisi dari bokong dan kaki dapat ditentukan bentuk
letak sungsang sebagai berikut :
1. Letak bokong murni
Teraba bokong, pada kedua kaki menjungkit keatas sampai kepala bayi,
kedua kaki bertindak sebagai spalk
2. Letak bokong kaki sempurna
Teraba bokong kedua kaki teraba di samping bokong
3. Letak bokong tak sempurna
Teraba bokong, disamping bokongteraba satu kaki.
4. Letak Kaki
Bila bagian terendah teraba salah satu dan atau kedua kaki atau lutut.
Untuk menentukan berbagai letak sungsang dapat dilakukan
dengan melakukan pemeriksaan dalam, pemeriksaan foto abdomen, dan
pemeriksaan ultrasonografi.

D. Diagnosa kedudukan
1. Pemeriksaan abdominal
a. Letaknya adalah memanjang

5
Di atas panggul terasa massa lunak mengalir dan tidak terasa
seperti kepala. Dicurigai bokong. Pada presentasi bokong murni
otot-otot paha teregama di atas tulang-tulang dibawahnya,
memberikan gambaran keras menyerupai kepala dan menyebabkan
kesalahan diagnostic.
b. Punggung ada di sebelah kanan dekat dengan garis tengah bagian-
bagian kecil ada di sebelah kiri, jauh dari garis tengah dan di
belakang.
c. Kepala berada di fundus uteri. Mungkin kepala cukup diraba bila
kepala ada di bawah tupar/iga-iga. Kepala lebih keras dan lebih
bulat dari paha bokong dan kadang-kadang dapat dipantulkan
(Balloffablle) dari pada bokong uteri teraba terasa massa yang
dapat dipantulkan harus dicurigai presentasi bokong.
d. Tonjolan kepala tidak ada bokong tidak dapat dipantulkan
2. Denyut jantung janin
Denyut jantung janin terdengar paling keras pada atau di atas
umbilicus dan pada sisi yang sama pada punggung. Pada RSA (Right
Sacrum Antorior) denyut jantung janin terdengar paling keras di
kuadrat kanan atas perut ibu kadang-kadang denyut jantung janin
terdengar di bawah umbilicus
3. Pemeriksaan vaginal
a. Bagian terendah teraba tinggi
b. Tidak teraba kepala yang keras, rata dan teratur dengan garis-garis
sutura dan fantenella. Hasil pemeriksaan negatif ini menunjukkan
adanya mal presentasi.
c. Bagian terendahnya teraba lunak dan ireguler. Anus dan tuber
ichiadicum terletak pada satu garis. Bokong dapat dikelirukan
dengan muka.
d. Kadang-kadang pada presentasi bokong murni sacrum tertarik ke
bawah dan teraba oleh jari-jari pemeriksa. Ia dapat dikelirukan
dngan kepala oleh karena tulang yang keras.

6
e. Sakrum ada di kuadran kanan depan panggul dan diameter
gitochanterika ada pada diameter obligua kanan.
4. Pemeriksaan Sinar X
Sinar X menunjukkan dengan tepat sikap dan posisi janin,
demikian pula kelainan-kelainan seperti hydrocephalus.

E. Penyebab dan Bahaya Kehamilan Sungsang


Faktor penyebab Letak Sungsang
1. Gerakan Janin yang bebas
Hal ini terjadi karena adanya hidramion, premature, gravida / multi
gravida. Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin
terhadap ruangan dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32
minggu, jumlah air ketuban relatif lebih banyak, sehingga
memungkinkan janin bergerak dengan leluasa. Dengan demikian janin
dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak sungsang atau
letak lintang. Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan
cepat dan jumlah air ketuban relatif berkurang. Karena bokong dengan
kedua tungkai terlipat lebih besar daripada kepala, maka bokong dipaksa
untuk menempati ruang yang lebih luas di fundus uteri, sedangkan kepala
berada ruangan yang lebih kecil di segmen bawah uterus. Dengan
demikian dapat dimengerti mengapa pada kehamilan belum cukup bulan,
frekuensi letak sungsang lebih tinggi, sedangkan pada kehamilan cukup
bulan, janin sebagian besar ditemukan dalam presentasi kepala.
Sedangkan pada hidramion dan drande multi ruangan yang ditempati
janin menjadi lebih luas sehingga mekanisme di atas juga terjadi dan
timbulah letak sungsang.
2. Gangguan akomodasi
Gangguan akomodasi dapat terjadi pada kelainan bentuk uterus. Adanya
tumor rahim, gemuk, placenta pada corno dan adanya ekstensi tungkai
janin.

7
3. Gangguan Fiksasi
Gangguan fiksasi kepala pintu atas panggul dapat terjadi karena adanya
placenta privea, tumor panggul, kesempitan panggul, anencephalus dan
hydrocephalus (Hanifa-Wiknyo-Sastro,1994;611).
4. Faktor Penyebab Tali Pusat menumbung
5. Prematuritas karena bentuk rahim relatif kurang lonjong, air ketuban
masih banyak dan kepala anak relatif besar.
6. Hidramnion karena anak mudah bergerak.
7. Plasenta previa karena menghalangi turunnya kepala ke dalam pintu atas
panggul.
8. Kelainan bentuk kepala: hidrocephalus, anencephalus, karena kepala
kurang sesuai dengan bentuk pintu atas panggul.
9. Faktor lain yang menjadi predisposisi terjadinya letak sungsang selain
umur kehamilan termasuk diantaranya relaksasi uterus berkaitan dengan
multiparitas, multi fetus, persalinan sungsang sebelumnya, kelainan uterus
dan tumor pelvis. Plasenta yang terletak di daerah kornu fundus uteri dapat
pula menyebabkan letak sungsang, karena plasenta mengurangi luas
ruangan di daerah fundus.
Persalinan sungsang tidak menyebabkan bahaya bagi ibu tetapi
menimbulkan hal yang serius bagi bayinya. Pelepasan plasenta dapat terjadi
pada kala II akibat tarikan dari tali pusat. Setelah kepala masuk ke dalam
rongga panggul dapat terjadi tekanan pada kepala pada tali pusat dan ini
akan menyebabkan hipoksia janin. Bahaya lain adalah fraktur, ruptur organ
abdomen dan banyak bahaya untuk otot syaraf.
Bahaya persalinan sungsang dapat di simpulkan sebagai berikut:
1. Anoksia intra dan ekstra uterin
2. Perdarahan intrakranial
3. Fraktur dan dislokasi
4. Kerusakan otot dan syaraf terutama pada otot sterno mastoid dan
fleksus brachialis
5. Ruptur organ abdomen

8
6. Oedem genital dan memar atau lecet akibat capformation
Kejadian anomali kongenital tinggi pada bayi dengan presentasi atau
letak sungsang dan terutama pada BBLR.

9
BAB IV
PEMBAHASAAN

Dari hasil pengkajian yang kami lakukan diperoleh data bahwa Ny. E
datang untuk memeriksakan kehamilannya dan ibu mengeluh ada tekanan pada
jalan lahir. Ketika dilakukan pemeriksaan leopold pada abdomen ibu didapatkan
hasil Leopold I pada bagian fundus teraba bulat, keras, melenting. Pada hasil
Leopold II bagian kiri perut ibu teraba keras, memanjang seperti papan dan di
bagian kanan perut ibu teraba bagian kaecil-kecil. Pada hasil Leopold III, bagian
terendah janin teraba bulat, lunak. Pada hasil Leopold IV posisi tangan pemeriksa
Divergen. Dari hasil pemeriksaan Leopold yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa posisi janin adalah presentasi bokong. Hasil diatas sesuai
dengan teori (sarwono prawirogardjo, 2010) yaitu presentasi bokong merupakan
letak memanjang dengan bokong sebagai bagian yang terendah sehingga kepala
berada di fundus uteri dan bokong berada dibagian bawah kavum uteri. Dalam
pemeriksaan auskultasi yang dilakukan didapatkan hasil DJJ 140 x permenit
terdengar di atas pusat sebelah kanan. Ini sesuai dengan teori Prawiroharjo, 2010
yaitu DJJ pada presentasi bokong umumnya ditemukan setinggi atau lebih tinggi
daripada umbilikus. Hal ini di dukung dengan hasil pemeriksaan penunjang ( USG
) yang dilakukan oleh dokter SpOG dengan hasil janin tunggal, presentasi bokong
( presbo ), DJJ positif, gerakan aktif, plasenta difundus, air ketuban cukup.
Dari semua hasil pemeriksaan yang sudah dilakukan dapat di diagnosa
bahwa kehamilan ibu adalah persalinan dengan presentasi bokong. Tindakan yang
harus dilakukan yaitu dengan melahirkan secara SC, namun Ny. E lahir secara
spontan karena saat datang sudah pembukaan lengkap dan bokong bayi sudah
terlihat di bawah. Sehingga untuk melakukan rujukan ke RSU tidak
memungkinkan. Disini terdapat kesenjangan antara teori dan praktik karena jika
presentasi bokong seharusnya sudah kewenangan RSU dan di SC.

10
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pengkajian di dapatkan ibu memeriksakan kehamilannya dan
ibu mengeluh ada tekanan pada jalan lahir, dari pemeriksaan obstetri
(leopold), pemeriksaan auskultasi maupun pemeriksaan penunjang (USG)
di dapatkan hasil ibu hamil dengan presentasi bokong. Pasien melahirkan
secara normal di Puskesmas karena belum sempat dirujuk pembukaan
sudah lengkap dan bokong bayi sudah terlihat.
B. Saran
Bagi mahasiswa
- Diharapkan mahasiswa lebih menjaga privasi pasien.
- Diharapkan mahasiswa memberikan pelayanan yang mengarah pada 5 S
(salam, senyum, sapa, sopan, santun)

11
DAFTAR PUSTAKA

Manuaba, dr Ida bagus Gde. 2009. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan

Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. EGC : Jakarta

Mochtar, Rustam. 2008 Sinopsis Obstetri. EGC : Jakarta

Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan

Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka : Jakarta

http://www.menegpp.go.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=145:angka-kematian-ibu-di-
indones

12

Anda mungkin juga menyukai