Anda di halaman 1dari 27

Tugas : Kelompok

Dosen : Indryani S,ST.M.Kes

MAKALAH PERSALINAN LETAK SUNGSANG

KELOMPOK GENAP
ALDIRA : BSN 18951
A. SALZABILA BATARA : BSN 18953
DIANA MARIANA : BSN 18955
FITRIANI : BSN 18957
HERLINDA : BSN 18960
JUSNANI ANTI : BSN 18963
NUR AISYAH : BSN 18966
SATRIANI : BSN 18973
SULFIANTI : BSN 18975
RIRIN NASRIANI : BSN 18977
SILFI LESTARI K : BSN 18979

AKADEMI KEBIDANAN BINA SEHAT


TAHUN AKADEMIK 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala karena


atas segala rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah mengenai “Persalinan
Sungsang“.
Dan pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu memberi bantuan secara moril dan material. Serta ucapan
terima kasih penulis sampaikan kepada dosen pengampu mata kuliah Asuhan
Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal.
Penulis sangat menyadari kesulitan dalam membuat makalah ini oleh sebab
itu, penulis sungguh berharap akan kritik dan saran yang sifatnya membangun bagi isi
makalah ini.

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Kesimpulan .................................................................................................. 1
B. Saran ............................................................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian ..................................................................................................... 3
B. Etikologi ....................................................................................................... 4
C. Klasifikasi .................................................................................................... 5
D. Indikasi ......................................................................................................... 5
E. Tanda dan Gejala.......................................................................................... 6
F. Diagnosis ...................................................................................................... 6
G. Prosedur Penatalaksanaan Persalinan .......................................................... 7
H. Dampak Persalinan Sungsang ...................................................................... 21
I. Fatofisiologi ................................................................................................. 22
BAB III PENUTUPAN
A. Kesimpulan .................................................................................................. 23
B. Saran ............................................................................................................. 23
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 24

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Letak sungsang terjadi dalam 3-4% dari persalinan yang ada. Terjadinya
letak sungsang berkurang dengan bertambahnya umur kehamilan. Letak sungsang
terjadi pada 25% dari persalinan yang terjadi sebelum umur kehamilan 28
minggu, terjadi pada 7% persalinan yang terjadi pada minggu ke 32 dan terjadi
pada 1-3% persalinan yang terjadi pada kehamilan aterm.2,3 Sebagai contoh, 3,5
persen dari 136.256 persalinan tunggal dari tahun 1990 sampai 1999 di Parkland
Hospital merupakan letak sungsang.
Kehamilan sungsang atau posisi sungsang adalah posisi dimana bayi di
dalam rahim dengan kepala berada di atas sehingga pada saat persalinan
sungsang, pantat atau kaki si bayi yang akan keluar terlebih dahulu dibandingkan
dengan kepala pada posisi normal. Kehamilan sungsang didiagnosis melalui
bantuan ultrasonografi (USG). (Manuaba, 1998)
Kehamilan sungsang dapat disebabkan oleh banyak hal antara lain
kelahiran kembar, cairan amniotik yang berlebihan, hidrosefalus, anencefaly, ari-
ari yang pendek dan kelainan rahim. Sekitar 3-4% bayi berada dalam posisi ini
ketika lahir. Dalam persalinan prematur, kemungkinan bayi berada dalam posisi
sungsang lebih tinggi. Pada umur kehamilan 28 minggu, kemungkinan bayi
berada dalam posisi sungsang adalah 25%. Angka tersebut akan turun seiring
dengan umur kehamilan mendekati 40 minggu. Karena risiko persalinan normal
pada bayi dengan posisi sungsang lebih tinggi dibandingkan bayi dengan posisi
normal, maka umumnya persalinan akan dilakukan dengan bedah caesar.
Jika kondisi ini terjadi pada kehamilan, maka jangan terburu-buru panik.
Asalkan usia kandungan masih di bawah 32 minggu maka janin dalam perut
masih bisa dikembalikan pada posisi normal. (Manuaba,1998).

1
Posisi sungsang, posisi janin memanjang dengan kepala di bagian atas
rahim dan bokongnya ada di bagian bawah, tergolong sebagai kelainan letak
janin. Kondisi ini biasanya sudah terdekteksi saat kehamilan memasuki trimester
kedua. Biasanya ibu hamil akan merasakan kandungan terasa penuh di bagian atas
dengan gerakan janin terasa lebih banyak di bagian bawah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kelainan letak sungsang?
2. Apa tikologi kelainan letak sungsang ?
3. Untuk mengetahui klasifikasi letak sungsang ?
4. Apa indikasi letak sungsang ?
5. Apa saja tanda dan gejala letak sungsang ?
6. Apa saja diagnosis letak sungsang ?
7. Bagaimana prosedur penatalaksanaan persalinan ?
8. Apa saja patofisiologi letak sungsang ?

C. Tujuan Penulisan
makalah ini bertujuanuntuk menanmbah wawasan dan pengetahuan
mahasiswa tentang apa itu pengertian, etikologi, klasifikasi, indikasi, tdan dan
gejala, diagnosis, prosedur penatalaksanaan dan patofisiologi pada kelianan
persalinan letak sungsang.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Letak sungsang adalah letak memanjang dengan bokong sebagai bagian
terendah (presentase bokong). Letak sungsang dibagi sebagai berikut :
1. Presentasi bokong murni (Frank Breech, 50-70%)
2. Presentasi bokong kaki sempurna (Complete Breech, 5-10%)
3. Presentasi bokong kaki tidak sempurna dan presentasi kaki (Incomplete
Breech, 10-30%)
Frekuensi letak sungsang murni lebih tinggi pada kehamilan muda
dibanding kehamilan tua dan multigravida lebih banyak dibandingkan dengan
primigravida.
Letak sungsang merupakan keadaan dimana bokong janin atau kaki berada
di bagian bawah kavum uteri (rongga rahim). Sebagian besar selama kehamilan,
fetus (janin) yang sedang berkembang sangat bebas untuk bergerak di dalam
uterus (rahim). Antara umur kehamilan 32-36 minggu, fetus bertambah besar
sehingga pergerakannya terbatas. Sangat sulit bagi fetus untuk turn over, jadi
apapun posisi yang dicapai pada saat ini biasanya sama dengan posisi saat
persalinan akan dimulai.
Letak sungsang terjadi dalam 3-4% dari persalinan yang ada. Terjadinya
letak sungsang berkurang dengan bertambahnya umur kehamilan. Letak sungsang
terjadi pada 25% dari persalinan yang terjadi sebelum umur kehamilan 28
minggu, terjadi pada 7% persalinan yang terjadi pada minggu ke 32 dan terjadi
pada 1-3% persalinan yang terjadi pada kehamilan aterm. (Prawirohardjo S,1992).
Hingga saat ini, penyebab posisi janin sungsang tidak diketahui secara
pasti, bisa karena faktor ibu ataupun janin. Beberapa hal yang bisa membuat
proporsi posisi bayi menjadi berubah atau sungsang, antara lain: Hydrocephalus
(bila janin mengalami kelainan seperti hydrocephalus - pembesaran pada bagian

3
kepala - maka kepala yang besar akan mencari tempat yang lebih luas di dalam
rahim sehingga posisi kepala bayi di atas sementara bokong di bawah), kehamilan
kembar (bisa saja terjadi salah satu posisi kepala bayi di atas sementara yang lain
di bawah rahim, seperti angka 69), ada miom (tumor) di jalan lahir atau jalan lahir
tertutup plasenta sehingga kepala bayi terhalang / tidak bisa masuk ke jalan lahir.
Sungsang juga bisa terjadi akibat dari rahim yang kendur misalnya pada
ibu yang sering melahirkan sehingga tidak mampu menahan posisi janin pada
postur seharusnya. Semua ibu hamil bisa mengalami hal ini dan tidak ada
hubungannya dengan aktivitas si ibu. Jadi, posisi bayi sungsang bukan disebabkan
karena si ibu kurang bergerak, kurang minum/makan, atau karena faktor
psikologis tertentu.(Prawirihardjo,S 1992).

B. Etiologi
Penyebab letak sungang :
1. Prematuritas karena bentuk rahim relatilf kurang lonjong
2. Air ketuban masih banyak dan kepala janin relatif besar
3. Plasenta Previa karena menghalangi turunnya kepala ke dalam pintu atas
panggul
4. Kelainan bentuk kepala : Hidrocephalus, Anencephalus, karena kepala kurang
sesuai dengan bentuk pinggul atas panggul
5. Fiksasi kepala pada pintu atas panggul tidak baik atau tidak ada, misalnya
pada panggul sempit, Hidrocephalus, Plasenta Previa, Tumor – tumor Pelvis
dan lain-lain
6. Janin mudah bergerak, seperti pada hidramnion, multivara
7. Gemeli (Kehamilan Ganda)
8. Kelainan uterus, seperti uterus arkuatus, bikornis, mioma uteri
9. Janin sudah lama mati
10. Sebab yang tidak di ketahui

4
C. Klasifikasi
1. Presentasi bokong murni (Frank Breech, 50-70%)
Pada presentasi bokong akibat ekstensi kedua sendi lutut, kedua kaki
terangkat ketas sehingga ujungnya terdapat setinggi bahu atau kepala janin.
Dengan demikian pada pemeriksaan dalam hanya dapat diraba bokong.
2. Presentasi bokong kaki sempurna (Complete Breech, 5-10%)
Letak bokong dimana kedua kaki ada disamping bokong (letak
bokong kaki sempurna / lipat kejang).
Posisi bokong ditentukan oleh sakrum, ada 4 posisi :
a. Left sacrum anterior (sakrum kiri depan)
b. Right sacrum anterior (sakrum kanan depan)
c. Left sacrum posterior (sakrum kiri belakang)
d. Right sacrum posterior (sakrum kanan belakang)
e. Prosedur Manual Aid
3. Presentasi bokong kaki tidak sempurna dan presentasi kaki (Incomplete
Breech, 10-30%)
Pada presentasi bokong kaki tidak sempurna hanya terdapat satu kaki
disamping bokong, sedangkan kaki yang lain terangkat keatas. Pada
presentasi kaki bagian paling rendah adaah satu atau dua kaki. Selain
bokong bagian yang terendah juga kaki dan lutut, terdiri dari :
a. Kedua kaki : Letak kaki sempurna
b. Satu kaki : Letak kaki tidak sempurna
c. Kedua lutut : Letak lutut sempurna
d. Satu lutut : Letak lutut tidak sempurna

D. Indikasi
Indikasi kerusakan pada tulang janin dapat berupa :
1. Fraktur tulang-tulang kepala.
2. Fraktur humerus ketika hendak melahirkan lengan yang menjungkit.

5
3. Paralisis brankialis.
4. Fraktur femur
5. Dislokasi bahu.
6. Dislokasi panggul, terutama pada waktu melahirkan tungkai yang sangat
ekstensi
7. Hematoma otot-otot.

E. Tanda dan Gejala


1. Pergerakan anak terasa oleh ibu dibagian perut bawah dibawah pusat dan ibu
sering merasa benda keras (kepala) mendesak tulang iga.
2. Pada palpasi teraba bagian keras, bundar dan melenting pada fundus uteri.
3. Punggung anak dapat teraba pada salat satu sisi perut dan bagian-bagian kecil
pada pihak yang berlawanan. Diatas sympisis teraba bagian yang kurang budar
dan lunak.
4. Bunyi jantung janin terdengar pada punggung janin setinggi pusat.

F. Diagnosis
1. Palpasi : pemeriksaan leopold di bagian bawah teraba bagian yang kurang
keras dan kuurang bundar (bokonng, sementara di fundus terba bagian yang
keras, bundar dan melenting (kepala), dan puunggung teraba dikiri atau kanan.
2. Auskultasi : DJJ (denyut jantung janin) paling jelas terdengar pada tempat
yang lebihh tinggi dari pusat.
3. Pemeriksaan foto rontgen, USG, dan foto sinar X : bayangan kepala di fundus.
4. Pemeriksaan dalam : dapat diraba os sacrum, tuber ischii, dan anus, kadang-
kadang kaki (pada etak kaki). Bedakan antara :
a. Lubang kecil – mengisap
b. Tulang (-) – rahang mulut
c. Isap (-) anus – lidah
d. Mekoneum (+)

6
e. Tumit – jari panjang
f. Sudut 90 derajat kaki – tidak rata tangan siku
g. Rata jari-jari – patella (-)
h. Patella lutut
i. Poplitea

G. Prosedur Penatalaksanaan Persalinan


Persalinan Sungsang
1. Kaji ulang kondisi. Yakinkan bahwa semua kondisi untuk persalinan aman
pervaginam terpenuhi.
2. Berikan dukungan emosional.
3. Persiapan sebelum tindakan : untuk pasien, penolong (operator dan asisten)
kelahiran bayi. Pasang infus.
4. Pencegahan infeksi sebelum tindakan.
5. Lakukan semua prosedur dengan halus.
Adapun beberapa teknik persalinan Sunsang sebagai berikut :
1. Tehnik pertolongan sungsang spontan pervaginam (spontan BRACHT )
a. Pertolongan dimulai setelah bokong nampak di vulva dengan
penampang sekitar 5 cm.
b. Suntikkan 5 unit oksitosin i.m dengan tujuan bahwa dengan 1–2 his
berikutnya fase cepat dalam persalinan sungsang spontan pervaginam
akan terselesaikan.
c. Dengan menggunakan tangan yang dilapisi oleh kain setengah basah,
bokong janin dipegang sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari
penolong berada pada bagian belakang pangkal paha dan empat jari-jari
lain berada pada bokong janin (gambar 1)
d. Pada saat ibu meneran, dilakukan gerakan mengarahkan punggung anak
ke perut ibu ( gerak hiperlordosis )sampai kedua kaki anak lahir .

7
e. Setelah kaki lahir, pegangan dirubah sedemikian rupa sehingga kedua
ibu jari sekarang berada pada lipatan paha bagian belakang dan ke empat
jari-jari berada pada pinggang janin (gambar 2)
f. Dengan pegangan tersebut, dilakukan gerakan hiperlordosis dilanjutkan
( gerak mendekatkan bokong anak pada perut ibu ) sedikit kearah kiri
atau kearah kanan sesuai dengan posisi punggung anak.
g. Gerakan hiperlordosis tersebut terus dilakukan sampai akhirnya lahir
mulut-hidung-dahi dan seluruh kepala anak.
h. Pada saat melahirkan kepala, asisten melakukan tekanan suprasimfisis
searah jalan lahir dengan tujuan untuk mempertahankan posisi fleksi
kepala janin
i. Setelah anak lahir, perawatan dan pertolongan selanjutnya dilakukan
seperti pada persalinan spontan pervaginam pada presentasi belakang
kepala.

Gambar 1 : Pegangan panggul anak pada persalinan spontan Bracht

8
Gambar 2 : Pegangan bokong anak pada persalinan spontan Bracht

Ekstraksi parsial pada persalinan sungsang pervaginam sama dengan manual


aid. Terdiri dari tiga tahapan yaitu :
a. Bokong sampai umbilikus lahir secara spontan (pada frank breech).
b. Persalinan bahu dan lengan dibantu oleh penolong.
Persalinan bahu dengan cara Lovest
1. Prinsip :
Memutar badan janin setengah lingkaran (1800) searah dan
berlawanan arah jarum jam sambil melakukan traksi curam kebawah sehingga
bahu yang semula dibelakang akan lahir didepan (dibawah simfsis).
2. Hal tersebut dapat terjadi oleh karena :
a. Adanya inklinasi panggul (sudut antara pintu atas panggul dengan sumbu
panggul)
b. Adanya lengkungan jalan lahir dimana dinding sebelah depan lebih
panjang dibanding lengkungan dinding sacrum disebelah belakang.
Sehingga setiap saat bahu posterior akan berada pada posisi lebih rendah
dibandingkan posisi bahu anterior

9
3. Teknik
1. Tubuh janin dipegang dengan pegangan femuropelvik. Dilakukan
pemutaran 1800 sambil melakukan traksi curam kebawah sehingga bahu
belakang menjadi bahu depan dibawah arcus pubis dan dapat dilahirkan.

2. Sambil dilakukan traksi curam bawah, tubuh janin diputar 1800 kearah
yang berlawanan sehingga bahu depan menjadi bahu depan dibawah arcus
pubis dan dapat dilahirkan.

3. Tubuh janin diputar kembali 1800 kearah yang berlawanan sehingga bahu
belakang kembali menjadi bahu depan dibawah arcus pubis dan dapat
dilahirkan.

10
Persalinan bahu dengan cara klasik
Disebut pula sebagai tehnik DEVENTER. Melahirkan lengan belakang
dahulu dan kemudian melahirkan lengan depan dibawah simfisis. Dipilih bila
bahu tersangkut di pintu atas panggul.
Prinsip, Melahirkan lengan belakang lebih dulu (oleh karena ruangan
panggul sebelah belakang/sacrum relatif lebih luas didepan ruang panggul
sebelah depan) dan kemudian melahirkan lengan depan dibawah arcus pubis.
1. Kedua pergelangan kaki dipegang dengan ujung jari tangan kanan
penolong berada diantara kedua pergelangan kaki anak , kemudian di
elevasi sejauh mungkin dengan gerakan mendekatkan perut anak pada
perut ibu.
2. Tangan kiri penolong dimasukkan kedalam jalan lahir, jari tengan dan
telunjuk tangan kiri menyelusuri bahu sampai menemukan fosa cubiti dan
kemudian dengan gerakan “mengusap muka janin ”, lengan posterior
bawah bagian anak dilahirkan.
3. Untuk melahirkan lengan depan, pegangan pada pergelangan kaki janin
diubah. Dengan tangan kanan penolong, pergelangan kaki janin dipegang
dan sambil dilakukan traksi curam bawah melakukan gerakan seolah
“mendekatkan punggung janin pada punggung ibu” dan kemudian lengan
depan dilahirkan dengan cara yang sama.
Bila dengan cara tersebut pada no 3 diatas lengan depan sulit untuk
dilahirkan, maka lengan tersebut diubah menjadi lengan belakang dengan
cara:
1. Gelang bahu dan lengan yang sudah lahir dicekap dengan kedua tangan
penolong sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari penolong terletak
dipunggung anak dan sejajar dengan sumbu badan janin ; sedangkan jari-
jari lain didepan dada.

11
2. Dilakukan pemutaran tubuh anak kearah perut dan dada anak sehingga
lengan depan menjadi terletak dibelakang dan dilahirkan dengan cara
yang sudah dijelaskan pada no 2

Melahirkan lengan belakang pada tehnik melahirkan bahu cara KLASIK

Melahirkan lengan depan pada tehnik melahirkan bahu cara KLASIK

Persalinan bahu dengan cara Mueller


1. Tehnik pertolongan persalinan bahu cara MüELLER:
a. Bokong dipegang dengan pegangan “femuropelvik”.
b. Dengan cara pegangan tersebut, dilakukan traksi curam bawah pada
tubuh janin sampai bahu depan lahir dibawah arcus pubis dan

12
selanjutnya lengan depan dilahirkan dengan mengait lengan depan
bagian bawah.
c. Setelah bahu dan lengan depan lahir, pergelangan kaki dicekap dengan
tangan kanan dan dilakukan elevasi serta traksi keatas, traksi dan
elevasi sesuai arah tanda panah) sampai bahu belakang lahir dengan
sendirinya. Bila tidak dapat lahir dengan sendirinya, dilakukan kaitan
untuk melahirkan lengan belakang bayi.

Melahirkan bahu depan dengan ekstraksi pada bokong dan bila perlu dibantu dengan telunjuk
jari tangan kanan untuk mengeluarkan lengan depan

Melahirkan lengan belakang (inset : mengait lengan atas dengan telunjuk jari tangan kiri
penolong)

13
Persalinan kepala dengan cara moriceau

1. Dengan tangan penolong yang sesuai dengan arah menghadapnya muka


janin, jari tengah dimasukkan kedalam mulut janin dan jari telunjuk serta
jari manis diletakkan pada fosa canina.
2. Tubuh anak diletakkan diatas lengan anak, seolah anak “menunggang
kuda”.
3. Belakang leher anak dicekap diantara jari telunjuk dan jari tengah tangan
yang lain.

14
4. Assisten membantu dengan melakukan tekanan pada daerah suprasimfisis
untuk mempertahankan posisi fleksi kepala janin.
5. Traksi curam bawah terutama dilakukan oleh tangan yang dileher.
Persalinan kepala dengan cara prague terbalik
Dilakukan bila occiput dibelakang (dekat dengan sacrum) dan muka
janin menghadap simfisis. Satu tangan mencekap leher dari sebelah belakang
dan punggung anak diletakkan diatas telapak tangan tersebut.
Tangan penolong lain memegang pergelangan kaki dan kemudian di elevasi
keatas sambil melakukan traksi pada bahu janin sedemikian rupa sehingga
perut anak mendekati perut ibu. Dengan larynx sebagai hypomochlion kepala
anak dilahirkan.

Persalinan kepala dengan tehnik Prague terbalik

Ekstraksi total pada persalinan sungsang pervaginam. Persalinan sungsang


pervaginam dimana keseluruhan proses persalinan anak dikerjakan sepenuhnya
oleh penolong persalinan. Adapaun jenis ekstraksi total :

15
1. Ekstraksi bokong

a. Jari telunjuk penolong yang sesuai dengan bagian kecil anak dimasukkan
jalan lahir dan diletakkan pada lipat paha depan anak. Dengan jari
tersebut, lipat paha dikait. Untuk memperkuat kaitan tersebut, tangan lain
penolong mencekap pergelangan tangan yang melakukan kaitan dan ikut
melakukan traksi kebawah.

b. Bila dengan traksi tersebut trochanter depan sudah terlihat dibawah


arcus pubis, jari telunjuk tangan lain segera mengait lipat paha belakang
dan secara serentak melakukan traksi lebih lanjut untuk melahirkan
bokong.

16
c. Setelah bokong lahir, bokong dipegang dengan pegangan “femuropelvik”
dan janin dilahirkan dengan cara yang sudah dijelaskan pada ekstraksi
bokong parsialis.
2. Ekstraksi kaki
a. Setelah persiapan selesai, tangan penolong yang sesuai dengan bagian
kecil anak dimasukkan secara obstetris kedalam jalan lahir, sedangkan
tangan lain membuka labia.
b. Tangan yang didalam mencari kaki dengan menyelusuri bokong – pangkal
paha sampai belakang lutut (fosa poplitea) dan kemudian melakukan fleksi
dan abduksi paha janin sehingga sendi lutut menjadi fleksi.

17
c. Tangan yang diluar (dekat dibagian fundus uteri) mendekatkan kaki janin
untuk mempermudah tindakan mencari kaki janin tersebut diatas.

d. Setelah lutut fleksi, pergelangan kaki anak dipegang diantara jari ke II dan
III dan dituntun keluar dari vagina.

Rangkaian langkah mencari dan menurunkan kaki pada persalinan


sungsang (maneuver Pinard). Berikut tekniknya :
a. Kedua tangan penolong memegang betis anak dengan meletakkan kedua
ibu jari dibelakang betis sejajar dengan sumbu panjangnya dan jari-jari
lain didepan tulang kering. Dengan pegangan ini dilakukan traksi curam
bawah pada kaki sampai pangkal paha lahir.
b. Pegangan kini dipindahkan keatas setinggi mungkin dengan kedua ibu jari
dibelakang paha pada sejajar sumbu panjangnya dan jari lain didepan

18
paha. Dengan pegangan ini pangkal paha ditarik curam bawah
sampai trochanter depan lahir.

c. Kemudian dilakukan traksi curam atas pada pangkal paha untuk


melahirkan trochanter belakang sehingga akhirnya seluruh bokong lahir.

d. Setelah bokong lahir, dilakukan pegangan femuropelvik dan dilakukan


traksi curam dan selanjutnya untuk menyelesaikan persalinan bahu dan
lengan serta kepala seperti yang sudah dijelaskan.

19
Terlihat bagaimana cara melakukan pegangan pada pergelangan kaki anak. Sebaiknya digunakan kain
setengah basah untuk mengatasi licinnya tubuh anak ; Traksi curam bawah untuk melahirkan lengan
sampai skapula depan terlihat .

Pegangan selanjutnya adalah dengan memegang bokong dan panggul janin (jangan diatas panggul
anak). Jangan lakukan gerakan rotasi sebelum skapula terlihat.

Skapula sudah terlihat, rotasi tubuh sudah boleh dikerjakan

20
Dilakukan traksi curam atas untuk melahirkan bahu belakang yang diikuti dengan gerakan untuk
membebaskan lengan belakang lebih lanjut.

Persalinan bahu depan melalui traksi curam bahwa setelah bahu belakang dilahirkan ;Lengan
depan dilahirkan dengan cara yang sama dengan melahirkan lengan belakang.

H. Dampak Persalinan Sungsang


1. Bagi ibu
Kemungkinan robekan pada perineum lebih besar,juga karena
dilakukan tindakan, selain itu ketuban lebih cepat pecah dan partus lebih lama,
jadi mudah terkena infeksi.

21
2. Bagi bayi
Prognosa tidak begitu baik,karena adanya ganguan peredaran darah
plasenta setelah bokong lahir dan juga setelah perut lahir, talipusat terjepit
antara kepala dan panggul, anak bisa menderita asfiksia. Oleh karena itu
setelah tali pusat lahir dan supaya janin hidup,janin harus dilakukan dalam
waktu 8 menit.

I. Patofisiologi
Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap
ruangan dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah
air ketuban relatif lebih banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak dengan
leluasa. Dengan demikian janin dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala,
letak sungsang atau letak lintang. Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh
dengan cepat dan jumlah air ketuban relatif berkurang. Karena bokong dengan
kedua tungkai terlipat lebih besar daripada kepala, maka bokong dipaksa untuk
menempati ruang yang lebih luas di fundus uteri, sedangkan kepala berada
ruangan yang lebih kecil di segmen bawah uterus. Dengan demikian dapat
dimengerti mengapa pada kehamilan belum cukup bulan, frekuensi letak
sungsang lebih tinggi, sedangkan pada kehamilan cukup bulan, janin sebagian
besar ditemukan dalam presentasi kepala,beberapa fetus tidak seperti itu.
Sebagian dari mereka berada dalam posisi sungsang. Bayi letak sungsang
disebabkan :
a. Hidramnion : anak mudah bergerak karena mobilisasi
b. Plasenta Previda : Menghalangi kepala turun ke panggul
c. Panggul Sempit : Kepala susah menyesuaikan ke jalan lahir

22
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan materi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
kelainan pada letak sungsang merupakan kondisi dimana presentasi janin dalam
uterus terutama bokong janin lebih dulu memasuki rongga panggul, terletak
memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bawah kavum
uteri. (Manuaba, 2010).
Kemudian pertolongan pada persalinan dengan letak sungsang dapat
ditolong melalui jalan lahir (per vaginam) dan sectio caesarian (per abdomen).
Baik keduanya memiliki risikonya masing-masing apabila diterapkan, baik risiko
untuk ibu maupun janin.

B. Saran
Seorang bidan memang tidak memiliki wewenang untuk menolong
persalinan sungsang kecuali, dalam kondisi-kondisi tertentu. Oleh karna itu
sebagai calon tenaga kesehatan yang bergerak dalam pelayanan kebidanan,
alangkah baiknya sebagai seorang mahasiswi bidan untuk mempelajari dan
memahami semua hal yang berkaitan dengan persalinan sungsang.

23
DAFTAR PUSTAKA

Manuaba,Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan. Jakarta,1998.EGC


Prawirohardjo,Sarwono. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatn Maternal
Neonatal,2002 Jakarta, JNPKKR_POGI
Wiknjosastro H. Distosia Pada Kelainan Letak Serta Bentuk Janin. Ilmu Kebidanan,
2005 Yayasan Binna Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta
http: //bahankuliahkesehatan.blogshop.com,diakses tanggal 23 Februari 2012 jam
23.00 WIB
Chunningham, F., Gary., Gant, F., Norman., Leveno, J., Kenneth., et all. Obstetri
Williams Edisi 21. 2005. Jakarta: EGC, 560-85.
Saifuddin. Buku Acuhan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
2006. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 523-26.
Sarwono. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2005.
Jakarta. 104-07, Jakarta. 606-09.
Varney, H., Kriebs, M., Jan., Gegor, L., Carolyn. Buku Ajar Asuhan Kebidanan ed.4.
vol 2. 2008. Jakarta: EGC, 814-20.
Mauren Boyle, Micheal, J., Kreo. Kearuratan dalam Persalinan. 2008. Jakarta: EGC,
111-28.
Sulaeman Sastrawinata. Buku Ajar Obstetri Patologi. 1984. Bandung: Elstar Offset,
169-85.
Bambang Widjanarko. 2009. Available at http://persalinan-sunsang-operatif
pervaginam wordpress.com/2005/04/28// Accessed on April 2005

24

Anda mungkin juga menyukai