Anda di halaman 1dari 46

PROPOSAL

GAMBARAN KESIAPAN IBU DALAM MENGHADAPI


MENOPAUSE DI UPT PUSKESMASAJANGALE
KAB. BONE TAHUN 2021

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan


Di Institut Sains Dan Kesehatan Bone

RIRIN NASRIANI
NIM: BSN18977

PRODI DIII KEBIDANAN


INSTITUT SAINS DAN KESEHATAN BONE
TAHUN 2021
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menopause adalah berhentinya menstruasi akibat dari hilangnya aktivitas
folikel ovarium kerena penurunan hormon estrogen dan progesterone dan
terjadi setelah 12 bulan berturut-turut tidak menstruasi.Menopause merupakan
salah satu tahapan kehidupan yang pasti akan dialami oleh semua wanita.
Menopause merupakan periode peralihan dari masa subur menuju masa tua.
Usia terjadinya menopause pada wanita berbeda-beda. (Rosenthal, 2017).
Untuk sebahagian wanita memasuki usia 50 tahun dan menjadi tua
seringkali menjadi hal yang menakutkan. Kekhawatiran ini berawal dari
pemikiran bahwa dirinya akan menjadi tidak sehat, tidak bugar, dan tidak
cantik lagi, kondisi tersebut memang tidak menyenangkan dan menyakitkan.
Padahal, masa tua dan menopause merupakan salah satu tahap yang harus
dijalani seorang wanita dalam kehidupannya. Seperti halnya tahap-tahap
kehidupan yang lain, yaitu masa anak-anak dan masa reproduksi. Namun
munculnya rasa kekhawatiran yang berlebihan itu menyebabkan mereka
sangat sulit menjalani masa ini (Kronenberg, 2016).Banyak faktor yang
berpengaruh pada usia menopause, diantaranya faktor sosial demografi (tahun
lahir, status perkawinan, status pendidikan, status pekerjaan) (Baziad, 2015).
Menopause sebagai proses alamiah dalam penuaan, yaitu ketika wanita
tidak mendapatkan haid lagi selama 1 tahun. Meskipun menopause merupakan
salah satu fase normal dalam kehidupan perempuan tetapi akan terjadi
perubahan fisiologi yang antara lain berupa keluhan di bidang vasomotor,
urogenital dan keluhan somatiK serta psikis. Sebagian keluhan akan
menghilang dengan sendirinya, tetapi sebagian yang lain akan menurunkan
kualitas hidup dan menyebabkan rasa tidak nyaman yang dapat mengganggu
dalam pekerjaan atau kehidupan sehari-hari. Faktor reproduksi yang

1
2

berpengaruh yaitu paritas, usia menarche, usia pertama melahirkan,


riwayat penggunaan kontrasepsi oral. Faktor gaya hidup yang berpengaruh
yaitu status merokok, aktivitas fisik (Proverawati dan Sulistywati, 2017).
Perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang terjadi pada wanita
menopause dapat mengganggu kinerja dan kehidupan sosialnya. Perasaan
tertekan atau kecemasan yang dialami individu, termasuk kondisi menopause
yang dialami wanita, mendorong wanita untuk memecahkan masalah melalui
cara mencari bantuan dan dukungan dari keluarga dan teman-temannya.
Adanya bantuan tersebut akan membuat wanita merasa lebih tentram dan lega
sehingga akan menurunkan kecemasannya. Secara demografi terjadi
peningkatan kelompok lanjut usia akan menjadi masalah masyarakat yang
memerlukan penanganan khusus. Semakin cepat usia menarche maka semakin
lambat usia menopause, demikian pula sebaliknya makin lambat usia
menarche makin cepat menopause (Saifuddin, 2014).
Menurut WHO (2019), Meningkatnya Usia Harapan Hidup (UHH) pada
wanitadi dunia meningkat dari 65 tahun pada tahun 1999, menjadi 72 tahun
pada tahun 2019. Di Asia pa da tahun 2025 jumlah wanita yang berusia tua
akan melonjak dari 107 juta menjadi 373 juta.(Word Health Organization,
2019).Diakses tanggal 03 Maret 2021).
Perempuan memasuki masa menopause umumnya terjadi di umur rata-rata
adalah pada awal 51 tahun atau pertengahan usia 50-an Pada usia ini wanita
cenderung mengalami beberapa masalah seperti perubahan hormon, fisik
maupun psikologis. Perubahan ini akan terjadi seiring peningkatan usia
sampai akhirnya wanita akan mencapai titik yang dinamakan menopause. Di
perkirakan pada tahun 2020 jumlah penduduk Indonesia akan mencapai 262,2
juta jiwa dengan jumlah wanita yang hidup dalam umur menopause sekitar
30,3 juta jiwa atau 11,5% dari total penduduk, dengan umur rata-rata 49
tahun(Depkes RI, 2016).
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2015, Usia Harapan Hidup
(UHH) di Indonesia mencapai 70,1 tahun. Tiga provinsi dengan harapan hidup
tertinggi adalah Yogyakarta (74,56 tahun), Kalimantan Timur (73,5 tahun),

2
3

dan Jawa Tengah (73,3 tahun). Hal ini diartikan bahwa wanita memiliki
kesempatan untuk hidup rata-rata 20 tahun lagi sejak awal menopause.
Di Provinsi Sulawesi Selatan berdasarkan Badan Pusat Statistik Provinsi
Sulawesi Selatan tahun 2018 sampai taun 2019 , jumlah wanita yang hidup
pada masa premenopause pada tahun sebanyak 2018 308.161,0 jiwa
sedangkan pada tahun 2019 sebanyak 309.984,0 jiwa. jumlah penduduk
Indonesia mencapai tahun 2018 sebanyak 8771970,0 jiwadan pada tahun 2019
sebanyak 8851.240,0 jiwa.jumlah penduduk perempuan sebanyak 1.091.51
jiwa dengan usia harapan hidup rata-rata 66 tahun.(Badan Pusat Statistik
Sulawesi Selatan 2018-2019)
Menurut data usia lanjut dinas kesehatan Kab.Bone 2018-2020 yaitu pada
tahun 2018 sasaran sebanyak 74.384 jiwa, cakupan sebanyak 35.658 jiwa dan
capaian sebanyak 47.95 %. pada tahun 2019 sasaran sebanyak 608339 jiwa,
cakupan sebanyak 49148 jiwa dan capaian sebanyak 71.92 %. pada tahun
2020 sasaran sebanyak 608339 jiwa, cakupan sebanyak 54. 725 jiwa dan
capaian sebanyak 80,08 %.(Dinkes Kab. Bone 2018-2020)
Data dari UPT Puskesmas Ajangale di Kelurahan Pompanua tahun 2018
perempuan berusia 45-59 tahun sebanyak 424 jiwa, pada tahun 2019 sebanyak
486 jiwa. Pada tahun 2020 sebanyak 432 jiwa.(UPT Puskesmas Ajangale
2018-2020)
Kesiapan seorang wanita menghadapi menopause akan sangat membantu
seorang wanita menghadapi menjalani masa ini dengan lebih baik. yang
terpenting dalam kesiapan menghadapi menopause juga salah satunya dari
nutrisi, pada saat menopause, kadar esterogen menurun. Hal ini akan
mempermudah hilangnya kalsium tubuh. Peningkatan asupan kalsium dan
olahraga teratur dapat mencegah terjadinya osteoporosis. Fraktur akibat
osteoporosis terjadi pada 50% di atas usia 50 tahun
Wanita pasti mengalami siklus dalam hidupnya yaitu pramenopause,
menopause, dan pascamenopause, Namun ada beberapa wanita mengalami
gangguan menghadapi menopause dan masih kurang pengetahuan mengenai
persiapan emosional memasuki masa menopause. Dari permasalahan di atas

3
4

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang kesiapan wanita dalam


menghadapi menopause.
B. Rumusan masalah penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah di jelaskan maka perumusan
masalah dari penelitian ini adalah bagaimana kesiapan ibu dalam menghadapi
menopause di UPT Puskesmas Ajangale Tahun 2021?
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan umum
penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kesiapan ibu menghadapi
menopause
2. Tujuan khusus
a. Untuk menganalisis secara mendalam bagaimana kesiapan wanita
dalam menghadapi menopause berdasarkan pengetahuan
b. Untuk menganalisis secara mendalam bagaimana kesiapan wanita
dalam menghadapi menopause berdasarkan pendidikan
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat ilmiah
Dapat memperkaya konsep/teori dalam perkembangan ilmu pengetahuan
kebidanan khususnya tentang kesiapan ibu dalam menghadapi menopause
2. Manfaat praktis
a. Bagi masyarakat
Memberikan informasi kepada masyarakat bahwa dalam menghadapi
menopause para perempuan banyak mengalami perubahan, sehingga
perempuan lebih siap menghadapi menopause.
b. Bagi institusi
Diharapkan agar hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan
bacaan yang terkait kesiapan ibu dalam menghadapi menopause
c. Tenaga kesehatan
Sebagai masukan bagi tenaga kesehatan untuk memberikan informasi
tentang kesiapan ibu dalam menghadapi menopause.
E. Penelitian yang relevan

4
5

Beberapa penelitian terkait kesiapan ibu dalam menghadapi menopause


adalah sebagai berikut :
Tabel 1.1 keaslian penelitian
Judul, sas Variab
N
nama, ara el yang Metode Saran hasil
o
tahun n diteliti
1 Kesiapan 212 Peran Rancangan Pengetahuan kurang Hasil penelitian yang
wanita pra- ora suami, p’enelitian yang berpengaruh 4 kali tidak siap berhubungan signifikan
usila dalam ng umur, digunakan menghadapi menopause antara kesiapan
menghada pengetah adalah daripada pengetahuan baik menghadapi
pi uan, rancangan pada wanita pra-usila. Peran menopause dengan:
menopause pekerjaa penelitian studi suami berpengaruh 4 kali pengetahuan (OR
di wilayah n penampang tidak siap menghadapi Adjusted : 4,2 ; 95% CI
kerja analitik menopause daripada wanita : 1,618-10,985), peran
puskesmas (analytic cross- pra-usila yang peran suami suami (POR : 4,2 ; 95%
dumai kota sectional). baik. Wanita pra-usila yang CI : 1,593-11,084),
di kota Analisis data tidak bekerja berpengaruh 3 umur (POR : 13,1; 95%
dumai dlakukan secara kali tidak siap menghadapi CI : 5,256-32,767), dan
2019 univariat, menopause daripada wanita pekerjaan (POR : 2,7 ;
bivariat pra-usila yang bekerja. Tidak 1,192-6,560).
menggunakan terdapat variabel confounding.
uji chi-squer Variabel yang tidak
dan multivariat berhubungan adalah sikap
menggunakan
uji regresi
2 Faktor- 65 kesiapan, metode Penelitian ini mampu Hasil penelitian ini
faktor yang ora Pengetah deskriptif menambah wawasan tentang menunjukan responden
berhubung ng uan, analitik dengan menopause agar kedepannya yang siap menghadapi
an dengan sikap, pendekatan lebih siap dalam menghadapi menopause yaitu 33
kesiapan dan kuantitatif menopause dan diharapkan responden (50,8%).
ibu dukunga untuk tetap aktif mengikuti Hasil uji statistik
menghada n penyuluhan penyuluhan menunjukan ada
pi keluarga kesehatan khususnya tentang hubungan pengetahuan
menopause menopause.Bagi Tempat (p=0,023), sikap
di wilayah Penelitian Diharapkan agar (p=0,006), dan ada
kerja lebih preventif khususnya hubungan dukungan
puskesmas mengenai penyuluhan keluarga (p= 0,002)
guguk kesehatan tentang informasi dengan kesiapan ibu
panjang perubahan fisiologis pada menghadapi
2019 masa menopause sehingga menopause di Wilayah
informasi tersebut dapat Kerja Puskesmas
meningkatkan pengetahuan Guguk Panjang Tahun
dan dapat menghindari 2019.
kecemasan pada ibu
menopause
3 Analisis 73 Paritas, Data diperoleh Wanita usia subur diharapkan Hasil penelitian
factor- ora usia dari dapat meningkatkan menyatakan sebagian
faktor yang ng menarch wawancara.dan informasi tentang menopause besar usia menopause
berhubung e, usia purposive dan faktor yang berhubungan pada ‘wanita dalam
an dengan pertama sampling dengan usia menopause kategori normal (usia
usai melahirk sehingga dapat mengurangi 45-55 tahun). Ada

5
6

menopause an,kontra kecemasan dalam memasuki hubungan antara paritas


Di kota sepsi usia menopause. Bidan agar dengan usia menopause
Kendari oral, lebih meningkatkan sosialisasi (χ2=12,19; p=0,002);
tahun 2020 aktitas kepada masyarakat tentang ada hubungan antara
fisik faktor yang mempengaruhi usia menarche dengan
usia menopause baik melalui usia menopause
konseling maupun (χ2=13,86; p=0,001);
penyuluhan, sehingga ada hubungan antara
diharapkan dapat dilakukan usia pertama kali
penanganan atau upaya secara melahirkan dengan usia
dini terhadap wanita sebelum menopause (χ2=6,24;
memasuki masa menopause. p=0,012); ada
hubungan antara
riwayat penggunaan
kontrasepsi oral dengan
usia menopause
(χ2=7,456; p=0,024);
ada hubungan antara
aktivitas fisik dengan
usia menopause
(χ2=10,77; p=0,005);
tidak ada hubungan
antara riwayat merokok
dengan usia menopause
pada wanita di
Puskesmas mekar Kota
Kendari (χ2=0,276; )
4 A 2 Contrace A qualitative In Turkey premenopausal Premenopausal women
qualitative resp ption, exploratory women with breast cancer with breast cancer
study of on fertility methodology should receive comprehensive received insufficient
the preservat was used information and counselling counselling on
nformatian on whereby an from oncology staff on the contraception, ,early
need of premeno intervewer issues studied menopause, and
premenopa pausal fertility, fertility
usal breast preservation, and
women cancer sexuality, despite their
with breast qualitativ willingness to receive
cancer in e study information
terms of sexuality
contracepti
on,
sexuality,e
arly
menopause
, and
fertility

6
7

BAB II
TINJAUN PUSTAKA

A. Tinjauan umum tentang menopause


1. Pengertian menopause
Menopause berasal dari Bahasa Yunani yaitu meno yang beararti
bulan dan paussis yang berarti jeda atau akhir. Menopause berarti akhir
dari masa haid atau dapat di definisikan sebagai “berhentinyan menstruasi
untuk selamanya”. Masa haid berhenti ketika ovarium tidak lagi
mematangkan sel telur sebagai respons terhadap sinyal hormone yang
mencapai mereka dari kelenjar pituitary (kelenjar yang terletak di dasar
otak yang mengahsilkan beberapa hormone yang penting). Menopause ini
merupakan suatu akhir porses biologis dari siklus menstruasi yang terjadi
karena penurunan produksi hormone estrogen yang di hasilkan ovarium
(indung telur). Menopause mulai pada umur yang berbeda umumnya
adalah sekita umur 50 tahun, meskipun ada sedikit wanita memulai
menopause pada umur 30-an (sarwono p , 2008).
Produksi hormone estrogen menurun di sebabkan oleh folikel indung
telur (kantong indung telur) akan mengalami tingkat kerusakan yang lebih
cepat sehingga pasokan folikel akhirnya habis. Percepatan kerusakan
folikel ini terjadi pada usia 37 dan 38 tahun. Inhibin (suatu zat yang di
hasilkan volikel) yang berkurang sehingga meningkatkan kadar FSH
(folikel stimulating hormon) yang di hasilkan oleh hiposis kadar estrogen
perempuan akan meningkat pada masa pra menopause. Kadar tersebut
tidak berkurang selama kurang dari satu tahun sebelumnya periode
menstruasi berakhir. Estrogen utama yang dihasilkan dalam tubuh wanita
adalah estradiol. Namun selama pra menopause, estrogen yang dihasilkan
lebih banyak dari jenis berbeda yaitu estrogen yang dihasilkan di dalam
indung telur maupun dalam lemak tubuh. Kadar progesterone mulai
menurun tajam selama premenopause. Meskipun tujuan reproduksi tidak
lagi menjadi hal utama di usia ini peran hormone-hormon tersebut yang

7
8

berkaitan dengan kesehatan tatap di perlukan. Estrogen androgen tetap


penting, misalnya untuk mempertahankan tulang yang kuat dan sehat.
Selain itu juga bermanfaat untuk mempertahankan jaringan vagina dan
saluran kencing yang lentur. Baik estogen maupun progesterone sama-
sama penting untuk memperthaanknan lapisan kolagen yang sehatbpada
kulit.
Sutanto (2005) mendefinisikan menopause sebagai proses alamiah
dalam penuaan,yaitu karena wanita tidak mendapatkan haid lagi selama 1
tahun. Penyebab berhentingan haid karena ovarium tidak lagi
memproduksi hormone estrogen dan progesterone, dan rata-rata terjadi
menopause pada uisia 50 tahun.
Gabbie (2005) mendefinisikan menopause sebagai periode spontan
yang terakhir pada seorang wanita dan merupakan diagnose yang di
tegakkan secara retrospektif setelah amenorrhea selama 12 bulan.
Menopause terjadi pada usia rata-rata51 tahun.
Shimp dan smith (2000) mendifinisikan menopause sebagai akhir
periode menstruasi, tetapi seorang wanita tidak diperhitaungkan post
menopause sampai wanita tersebut telah 1 tahun mengalami amenorrhea,
menopause membuat berakhirnya fase reproduksi pada kehidupan wanita.
Menopause merupakan tahap akhir proses proses biologi yang dialami
wanita berupa penurunan produksi hormone seks wanita yaitu estrogen
dan progesterone dari indung telur. Proses berlangsungnya tiga sampai
lima tahun yang di sebut masa klimakterik atau perimenopause. Di sebut
menopause jika orang tidak lagi menstruasi selam satu tahun. Umumnya
terjadi pada usia 50-an tahun. Pada wanita muda, menopause bias terjadi
yaitu pada mereka yang menjalani operasi pengangkatan indung telur.
Sebagaimana awal haid, akhir haid juga bervariasi antara perempuan yang
satu dengan tetap hidup lainnya. Setelah menopause, indung telur masih
tetap memproduksi estrogen namun dalamjumlah sangat kecil (Lucienne
lanson;setiono 2004)

8
9

Menopause adalah keadaan pada seseorang perempuan yang


mengalami penurunan fungsi indung telur yang berakibat menurunnya
prodoksi hormone ekstrogen(DepkesRI, 2001). keadaan ini antara lain
akan mengakibatkan terhentinya haid untuk selamanya. Usia perempuan
yang memasuki masa menopause berkisar antara 45 -55 tahun factor yang
mempengaruhi perempuan memasuki masa menopause.
Ketika lahir wanita membawa sekitar 1,5 juta folikel di dalam
ovarium dan jumlah ini akan terus berkurang ketika mencapai masa
menarche sampai sekita 400.000 folikel. Sebagian besar wanita akan
mengalami lebih kurang 400 kali ovulasi dinatara masa menarche dan
menopause. Bila semua folikel ini menjadi atresi, ovarium tidak lagi dapat
bereaksi terhadap gonadotropin hipofisis, maka produksi estrogen,
progesterone dan hormone linnya akan turut berkurung, sehingga
berdampak pada perubahan fisik, psikologis dan fungsi seksual wanita
postmenopause. Waktu seputar menopause di sebut sebagai masa
klimakterik (Baziad 2003).

2. Gejala menopause
a. Beberapa keluhan fisik yang merupkan gejala menopause
1) Ketidakteraturan siklus haid
Di sini siklus perdarahan yang keluar dari vagina tidak teratur.
Perdarahan seperti ini terjadi terutama di awali menopause.
Perdaraha akan terjadi dalam rentang waktu beberapa bulan yang
kemudian akan berhenti sama seklai. Gejala ini di sebut gejala
peralihan. Ada yang frekuensi haidnya menjadi tidak normal,
keluarnya darah bias bnyak dan lebih lama atau berubah menjadi
sngat sedikit. Banhkan hanya berubah tetesan saja.
Ketidakteraturan itu bias berakhir bebrapa bulan atau malah
bebrapa sebelum haid berhenti secara permanen
2) Gejolak rasa panas (hot flush).

9
10

Ini gejala klasik yang sekaligus menjadi para wanita ketika


mengalami menopause mendapatkan perawatan. Pada sat
memasuki menupoase wanita akan mengalamia rasa panas yang
menyebar dari wajah menyebar ke seluruh tubuh. Rasa panas ini
terutama terjadi pada dada wajah dan kepala. Rasa panas ini sering
di ikuti timburnya warna kemerahan pada kulit dan berkeringat.
Rasa ini sering terkadi selama 30 detik sampai dengan beberapa
menit/. Hal ini di sebabkan karena hipotalamus dan terkait
pelepasan LH (leutening hormone) . di duga di seabbkan adanya
fluktuasi hormone estrogen. Seperti diketahui, pada masa
menopause kadar hormone estrogen dalam darah menurun drastic
sehingga mempermgaruhi fingsi tubuh. Penuruan fungsi estrogen
akan mengenai system alfa- andregenetik sentral yang selanjutnya
berakibat pada pusat thermoregulasi dan neuron pelepas LH.
Sampai sekarang fenomena ini masih cukup menjadi hysteria
belum ada hasil riset mendetail pembahsan dalam masalaah ini rasa
panas terkadang terjadi bahkana sebelum seseorang wanita
memasuki masa menopause. Gejalan ini biasanya akan mengilang
dalam 5 tahun. Berkas panas yang di derita ini biasanya
berhubungan dengan cuaca panas dan lembab. Sealin itu, juga
berhubungan dengan ruang sempit, kafein, alcohol, atau makan
pedas. Hal yang menyusahkan wanita sealin merasa panas dan
muncul kemerahan di tubuhnya, juga kluarnya keringan pada
malam hari hal ini menjadikan tidur terasa tidak nmyan keluhan
(hot flush).mereda setelah tubuh menyesuaikan diri dengan kadar
estrogen yang rendah. Meskipun demikian , sekitar 25% penderita
masih mengeluhkan hal ini samapai lebih dari 5 tahun. Pemberian
estrogen dalam bentuk terapi efektif dalam membentuk terapi
dalam meredakan keluhan (hot flush) pada 90% kasus. Hamper
80% perempuan merasakan keluhan akibat penuruan hormone
estrogen dapat menyebabkan gejala vasomotor, biasanya mereka

10
11

mengalami rasa panas di srta warna kemerahan di tubuh bagaian


atas, banyak keringat, pusing, dn lainnya. (Lucienne
lanson;setiono,2004)
3) Keluar keringat di malam hari
Di sebabkan karena hot flushes. Semua wanita akan mengalami
arus pans ini. Arus panasmmungkn sangat ringan dan sama sekali
tidk di perhatikan oleh orang lain. Mungkin hanya terasa seolah-
olah suhu meningkatkan secara tiba-tiba sehingga menyebabkan
kemerahan di sertai keringat yang meluncur di seluruh tubuh. Arus
ini tidak membahayakan dan akan cepat berlalu. Sisa buruknya
tidak nyaman tetapi tidak pernah rasa sakit. Keluahan itu tidak
jarang muncul pada malam jhari sehingga menggangu tidur.
Akibanya, di timbulah insomnia, namun selain menggau tidur di
malam hari terdapat ganguan tidur yang lain yaitu hypersomnia
dan parasomnia yang di timbul d waktu yang berbeda.
4) Insomnia
Kesukaran memulai atau mempertahankan tidur. Keluhan tidur ini
paling sering terjadi, dapat bersifat sementara atau terus menerus.
Periode singkat insomnia berkait dengan kesemasan, baik yang
berhubungan dengan pengalaman yang menegangkan atau saat
menghadapi sesuatu yang menimbulkan kecemasan, seperti kondisi
psikologis saat menopause. Mereka mungkin tidak mengalami
kecemasan itu, tapi selalu mengelukannya seolah-olah hal tersebut
memang sendang terjadi sehingga menggangu tidur mereka. Ada
pula insomnia yang melibatkan penggunaan obat-obatan tertentu
atau penyakit organic yang menggangu system tubuh. Pengobatan
insomnia biasanya di mulai dengan :
a) Penghilangan kebiasaan (pindah tempat tidur, memakai tempat
tidur hanya untuk tidur, dll)
b) Jika tidak berhasil gangguan dapat diberikan obat golongan
hipnotik (konsultasi dengan psikiater). Perlu di sadari insomnia

11
12

merupakan gangguan tidur yang sulit diatasi dan perlu


kesabaran dalam terapi.
5) Hypersomnia
Gangguan ini bermanifestasi sebagai jmlah tidur yang
berlebihan dan selalu menagtuk di siang hari. Mengatuk
berlebihan ini hars di bedakan dengan menagntuk karena
kelehana fisik akibat terlalu keras. Gangguan ini dikenal
sebagai narkolepsi yaitu pasien tidak dapat menghindari
keinginan untuk tidur.
a) Terapi yang dianjurkan adalah memaksakan diri untuk
tidur(walausebentar) disiang hari sampai gejala hilang,
b) jika tidak sembuh, dapat di bantu dengan obat (harap
konsultasi ke psikiater).
6) Parasomnia
Parasomnia merupakan fenomena gangguan tidur yang tidak
umum dantak diinginkan, yang tampak secara tiba-tiba selama
tidur atau yang terjadi pada ambang mimpi lama dan
menakutkan. Mimpi buruk juga terjadi pada fase REM. Ada
juga keadaan di sebut gangguan terror tidur, yaiut pasien
terjaga pada bagain pertama malam hari selama tidur non-
REM. Biasanya pasien terduduk di tempat tidur dengan
eskpresi ketakutan, berteriak keras, seperti sedang mengalami
terror yang hebat. Pengobatan spesifik diperlukan, namun
pemberian obat-obatan yang menekan tidur REM
seringkalidapat bermanfaat. Gangguan ini adalah berjalan
dalam tidur (somnabulisme)yaitu, pasien melakukan tindakan
motoric seperti berjalan, berpakaian, pergi kekamar mandi
berbicara bahkan menegemudi kendaraan. Gangguan ini lebih
sering terjadi pada anak laki-laki dan di mulai pada usia 4-
8tahun pengobatannya terdiri dari tindakan mencegah cedera
dan pemberian obat tidur.

12
13

7) Kekeringan vagina
Gejala pada vagina muncul akibat perubahan yang terjadi pada
lapisan dinding vagina.vagina menjadi kering dan kurang
elastis. Iini di sebabkan karena penuruan kadar estrogen. Tidak
hanya itu,juga muncul rasa gatal, pada vagina. Yang lebih
parah lagi adalah rasa sakit saat berhubungan seksual. Di
karenakan perubahan pada vagina, maka wanita menopause
biasanya rentang terhadap infeksi vagina. Intercourse yang
teratur akan menjaga kelembapan alat kelamin. Kekeringan
vagina terjadi karena leher Rahim sedikit sekali mensekresikan
lender. Penyebabnya adalah kekurangan estrogen yang
menyebabkan liang vagina menjadi lebih tipis, lebih k ering
dan kurang elastis. Alat kelamin mulai mengerut, keputihan
rasa sakit saat kencing. Ada disfungsi seksual sebagai akibat
wajar dari menopause. Sementara keinginan seksual secara
alami berkurang seiring dengan meningkatnya usia, merupakan
tantangan tersendri untuk melanjutkan seks setelah menopause.
Tanpa estrogen yang mempertahankan kesehatan vagina,
vagina menjadi kering dan rapuh. Vagina di lapisi oleh sel
epitel skuamosa (seperti seluruh kulit kita) yang tebalnya 15
samapai 20 sel atau lebih. Dia elastis, mudah meregang, dan
lembab. Epitel skuamosa di vagina kta sangat sensitive pada
stimulasi estrogen. Dengan tidk adanya hormone epitel
skuamosa yang tebal itu dapat berkurang sampai ketebalan satu
atau dua sel saja. Tidak ada kelembapan. Elastisitasnya lenyap.
Tanpa estrogen, vagina mengalami atrofi, membuat hubungan
seks menyakitkan atau dalam beberpa keadaan yang tidak
menguntungkan, tidak mungkin terjadi. Labia dan mons, yang
tergantung pada ekstrogen, juga mulai kehilnagan
karakteristiknya, (Carol livoti dan Elisabeth 2006).
8) Perubahan kulit

13
14

Estrogen berperan dalam menjaga elastisitas kulit, ketika


menstruasi berhenti maka kulit terasa lebih tipis, kurang elastis
terutama pada sekitar wajah, leher, dan lengan.
9) Perubahan pada mulut
Pada saat ini kemapuan mengecap pada wanita berubah
menjadi kurang peka, sementara yang lain mengalami
gangguan gusi dan gigi menjadi lebih mudah tanggal.
10) Kerapuhan pada tulang
Rendahnya kadar estrogen merupakan penyebab proses
osteoporosis (kerapuhan tulang). Osteoporosis merupakan
penyakit kerangka yang paling umum dan merupakan
persoalan bagi yang telah berumur. Osteoporosis paling banyak
menyerang wanita yang telah menopause. Kehilangan 1%
tulang dalam setahun dapat akibat proses penuaan, tetapi
kadang setelah menopause kita kehilanagn 2% setahunnya.
11) Badan menjadi gemuk
Banyak wanita menjadi gemuk selama menopause, rasa letih
yang biasanya di alami pada masa menopause, di perburuk
dengan perilaku makan yang sembarangan.
12) Penyakit
Ada beberapa penyakit yang sering kali di alami oleh wanita
menopause, dari sudut pandang medik ada 2 perubahan paling
penting yang terjadi pada waktu menopause yaitu
meningkatnya kenmungkinan terjadinya penyakit jantung,
pembuluh darah serta hilangnya mineral dan protein di dalam
tulang (osteoporosis).Selain gejala dan tanda di atas beberpa
gejala menjadi masalah lain bagi wanita menopause adalah
maslah kejiwaan yang juga berpengaruh terhadap berbagai
pendapat dari beberapa alhi tentang sejauh mana masa
menopause mempengaruhi kejiwaan dan sebaliknya, tetapi
mereka sepakat bahwa masa ini keluhan kejiwaan memang

14
15

akan lebih sering dialami seorang wanita yang tergantung pada


persepsinya tentang menopause(Baziad, 2003).
b. keluhan psikologis yang merupakan tanda dan gejala menopause:
1) Ingatan menurun
Sebelum menopause wanita dapat mengingat dengan mudah,
namun sesudah mengalami menopause terjadi kemunduran dalam
mengingat.
2) Kecemasan
Kecemasan yang timbul sering di hubungkan dengan adanya
kekhawatiran dalam menghadapi situasi yang sebelumnya tidak
pernah di khawatikan.
3) Mudah tersinggung
Gejala ini lebih mudah terlihat di bandingkan kecemasan, wanita
lebih mudah tersinggung dan marah terhadap sesuatu yang
sebelumnya dianggap tidak menggangu ini mungkin di sebabkan
dengan datangnya menopause maka wanita menjadi sangat
menyadari proses mana yang sedang berlangsung dalam dirinya.
4) Stress
Tidak ada yang bias lepas sama sekali dari rasa was-was dan
cemas, termasuk para lansia menopause. Ditingkat psikologi
respon orang terhadap sumber stress tidak bisadi ramalkan
sebagaimna perbedaan suasana hati dan emosi.
5) Depresi
Wanita yang mengalami depresi sering merasa sedih, karena
kehilangan kemampuan untuk bereproduksi, sedih karena
kehilanagan kesempatan untuk memiliki anak, sedih karena
kehilangan daya Tarik , wanita merasa tertekan karena kehilangan
seluruh perannya sebagai wanita dan harus menghadapi masa
tuanya.
Gejala lainnya berupa nyeri kepala, berdebar-debar, vertigo, telinga
mendenging, dan cepat Lelah. Secara emosi juga terjadi gangguan,

15
16

biasanya berupa gelisah, mudah marah, depresi sulit konsentrasi, serta


meningkatnya resiko kelainan kronik seperti osteoporosis, penyakit
kardiovaskuler dan penuruan fungsi kognitif. Karena itu menopause
lalu dikonotasikan sebagai penuaan. Mungkin ini hanya merupakan
bagian dari tumbuh menjadi tua, tatapi keadaan ini biasanya di
perbaiki oleh terapi sulih hormone (Doddy, 2005).
3. Perubahan tubuh pada masa menopause
a. Perubahan pada organ reproduksi
1) Tuba fallopi
Lipatan-lipatan tuba menjadi lebih pendek, menipis dan
mengkerut, endosalpingo menipis mendatar dan sillia menghilang.
2) Serviks (mulut rahim)
Serviks akan mengkerut sampai terselubung oleh dinding vagina,
kripta selvikal menjadi atropik, kanalis servikalis memendek,
sehingga menyerupai ukuran serviks fundus saat masa adolesen
3) Vagina (liang kemaluan)
Terjadi penipisan vagina menyebabkan hilangnya rugae
berkurangnya vaskularisasi, elastistik yang berkurang. Secret
vagina menjadi encer, indekskario piknotik menurun. pH vagina
meningkat, sehingga memudahkan terjadinya infeksi. Uretra ikut
memendek dengan pengerutuan vagina, sehingga meatus eksternus
melemah timbul urethritis dan pembentukan karankula
4) Dasar pinggul
Kekuatan dan elastisitas menghilang karena atrofi dan lemahnya
daya sokong di sebabkan prolapses utero vagina.
5) Perineum dan anus
Lemak subcutan menghilang, atrofi otot sekitarnya menghilang
yang menyebabkan tonus spinter melemah dan menghilang. Sering
terjadi kontinensia alvi vagina.
6) Vesicular unaria (kandung kencing)

16
17

Tampak aktivitas kendali spinter dan detrusor hilang, sehingga


sering kencing tanpa sadar
7) Kelenjar payudara
Di serapnya oleh subcutan , atrofi jaringan parengkim, lobulus,
menciut, stroma jaringan ikat fibrosa menebal, putting susu
mengecil kurang erektil, pigmentasi berkurang, sehingga payudara
menjadi datar dan mengendor.
b. Perubahan pada organ diluar reproduksi
a) Adipositas (penimbunan lemak)
Penyebaran lemak di temukan pada tungkai atas, pinggul, perut bawah,
dan lengan atas. Di temukan 29 % wanita klimakterium
memperlihatkan kenaikan berat badan yang sedikit dan 20 % kenaikan
yang mencolok. Di duga ada hubungan dengan turunnya estrogen dan
gangguan pertukaran zat dasar metabolisme lemak.
b) Hipertensi (tekanan darah tinggi)
Adanya gejolak panas terjadi suatu peningkatan tekanan darah baik
sistol maupun diastole. Diketahui bahwa 2/3 penderita hipertensi
essential primer adlaah wanita anatara 45-70 tahun yang diketahui
permulaan peningkatan tensi paling banyak terjadi selama masa
klimekterium terjadi secara bertahap kemudian menetap dan lebih
tinggi dari tensi sebelumnya.
c) Hiperkolestrolnemia (kolestrol tinggi)
Penurunannya atau hilangnya kadar estrogen menyebabkan
peningkatan kolestrol. Peningkatan kadar kolestrol pada wanita terjadi
10-15 tahun lebih lambat pada laki-lak. Peningkatan kadar kolestrol
yang merupakan factor utama dalam penyebab antrosklerosis.
d) Aterosklerosis (perkapuhan dinding pembuluh darah)
Adanya hipertensi dan peningkatan kadar kolestrol menyebabkan
peningkatan factor resiko terhadap terjadinya Aterosklerosis.
Khususnya mengenai sclerosis primer coroner dan infark miocard akan
terjadi 1-2 kali lebih sering setalah kadar esktogen menurun

17
18

e) Virilisasi (pertumbuhan rambut-rambut halus)


Turunnya estrogen dalam darah adanya efek androgen menyebabkan
tanda-tanda diferensiasi dari defenisasi dan makulinisasi. Halini
berhubungan dengan ovarium sendiri membentuk ostron yang bersifat
androgen.
f) Osteoporosis (keropos tulang)
Dengan turunnya kadar estrogen, maka proses osteoblast yang
berfungsi membentuk tulang baru terhambat dan fungsi osteoclast
merusak tullang meningkat. Akibat tulang tua di serap dan diriusak
osteoclast tetapi tidak di bentuk tulang baru oleh oeteoblast, sehingga
tulang menjadi osteoporosis. Oteopenia menurunnya mineral tulang
dapat menyebabkan ostoeoporosis. (Kumalasari, 2012).
4. Tahap menopause
Pada dasarnya menopause di bagi menjadi tiga tahap yaitu masa
pramenopause, menopause, pasca menopause.
a. Pramenopause
Pramenopause yaitu masa transisi antara masa ketika wanita mulai
merasakan gejala menopause (biasanya pada pertengahan atau akhir usia
40 tahun) dan pada masa siklus haid benar-benar terhenti (rata-rata 51
tahun). Pada masa pramenopause akan terjadi perubahan fisik yang berarti.
Pada masa ini terjadi beberapa tanda atau gejala fisik, antara lain:
1) Menstruasi menjadi tidak lancar dan tidak teratur
2) Kotoran haid yang keluar menjadi banyak sekali, ataupun sangat
sedikit
3) Muncul gangguan-gangguan vasomotoris berupa penyempitan atau
pelebaran pada pembuluh-pembuluh darah
4) Merasa pusing disertai sakit kepala
5) Berkeringat tiada henti
6) Neuralgia atau gangguan sakit syaraf
Semua keluhan ini disebut fenomena klimakteris akibat dari
timbulnya modifikasi atau perubahan fungsi kelenjar-kelenjar. Wanita

18
19

yang berada pada tahap pre menopause, produksi hormon estrogen,


hormon progesteron dan hormon seks lainnya mulai menurun (Atikah,
n.d.). Pramenopause adalah masa sekitar usia 40 tahun dengan dimulainya
siklus haid yang tidak teratur, memanjang, sedikit, atau banyak, yang
kadang-kadang disertai dengan rasa nyeri. Pada wanita tertentu telah
muncul keluhan vasomotorik atau keluhan sindroma prahaid. Dari hasil
analisis hormonal dapat ditemukankadar FSH dan estrogen yang tinggi
atau normal.
b. Menopause
Masa menopause menandakan haid terakhir. Penentuan masa
menopause hanya bias dilakukan setelah seorang wanita tidak haid lagi
selama 1 tahun penuh. Setelah memasuki usia menopause selalu
ditemukan kadar FSH yang tinggi (>35 mIU/ml). Pada awal menopause
kadang-kadang kadar estrogen rendah. Pada wanita gemuk kadar estrogen
biasanya tinggi. Bila seorang wanita tidak haid selama 12 bulan dan
dijumpai kadar FSH >35 mIU/ml dan kadar estradiol < 30 pg/ml, maka
wanita tersebut dapat dikatakan telah mengalami menopause.
c. Pasca menopause
Masa ini adalah masa setelah haid terakhir seorang wanita dengan
kata lain, pascamenopause terjadi setelah masa menopause. Biasanya,
keadaan fisik dan psikologisnya sudah dapat menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan hormonalnya (Baziad, 2003).
5. Jenis menopause
Menopausedibagi dalam beberapa jenis yaitu sebagai berikut :
a. Menopause premature
Masa menopause premature adalah menopause yang terjadi dibawah
usia 40 tahun. Menopause prematur ditandai dengan apabila terjadi
penghentian masa menstruasi sebelumnya tepat pada waktunya disertai
dengan tanda hot flushes serta peningkatan kadar hormone gonadotropin.
Jika tidak mengalami tanda-tanda seperti yang disebutkan, perlu ada
tindak lanjut kembali penyebab lain terganggu ovarium.Adapun faktor-

19
20

faktor yang menyebabkan menopause premature adalah herediter,


gangguan gizi yang cukup berat, penyakit menahun dan penyakit yang
merusak jaringan kedua ovarium. Namun menopause premature tidak
memerlukan terapi, kecuali pemberian keterangan atau informasi terkait
kepada seseorang wanita yang bersangkutan.
b. Menopause normal
Menopause yang alami dan umumnya terjadi pada usia diakhir 40
tahun atau diawal 50 tahun.
c. Menopause terlambat
Wanita yang mengalami menopause pada usia 55 tahun dianggap
terlambat. Namun apabila ada seorang wanita yang masih memiliki siklus
menstruasi atau masih mengalami menstruasi di usia 55 tahun, ada
beberapa faktor yang mendorong mengapa hal tersebut dapat terjadi
diantaranya faktor tersebut adalah konstitusional, fibromioma uteri dan
tumor ovarium yang menghasilkan estrogen. Menopause terlambat juga
dapat menyebabkan beberapa konsekuensi karena tubuh harus
memproduksi estrogen lebih lama daripada normalnya yang secara teoritis
dapat meningkatkan resiko kanker rahim dan payudara (Sibagariang,
2016).
6. Penyebab menopause
a. Usia haid
pertama kali (menarchea)Semakin mudah sesorang mengalami
haid pertama kalinya,semakin tua atau lama ia memasuki masa
menopause.(syarifuddin, damayantiayidiah, 2011)
b. Faktor psikis
Perubahan-perubahan psikologis maupun sifik ini Berhubungan
dengan kadar hormone ekstrogen, gejala menonjol adalah berkurangnya
tenaga dan gairah , kurang konsentrasi ,mudah tersinggung,susah tidur,
rasa kekurangan ,ketakutan dan lain-lain. Perubahan psikis ininberbeda-
beda tergantung dari kemampuan si wanita untuk menyesuaikan diri Status
pernikahan,perempuan menikah dan tidak bekerja katanya lebih lama

20
21

memasuki masa menopause di bandingkan dengan perempuan bekerja dan


tidak menikah.
c. Jumlah anak
Makin sering seorang perempuan melahirkan maka semakin lama
memasuki masa menopause. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa
wanita yang melahirkan banyak anak, cenderung lebih mudah dan lebih
cepat mengalami penuaan dini dan mereka makin dekat dengan masa
menopause.
d. Usia
melahirkanSemakin tua seseorang melahirkan maka semakin tua
pula ia memasuki masa menopause. Ketika seorang wanita melahirkan
atau memliki seorang anak dalam usia yang cukup tua misalnya memiliki
anak di usia 35 tahun, maka semakin lama wanita tersebut memasuki usia
35 tahun, maka semakin lama wanita tersebut memasuki masa menopause.
Hal ini di sebabkan oleh ketika seorang dalam masa kehamilan dan
persalinan di usia yang cukup tua akan berpengaruh pada lambatnya
proses system kerja dari organ reproduksi dan memperlambat proses
penuan dini
e. Pemakaian kontrasepsi
Khusus untuk wanita yang memakai alat kontrasepsi hormonal
yang akan lebih lama memasuki masa menopause pemilihan dalam
pemakaian alat kontrasepsi juga dapat mempengaruhi seorang wanita
mengalami keterlambatan dalam menopause
f. Merokok
Perempuan yang merokok lebih cepat memasuki masa menopause.
Karena rokok memang menjadi salah satu penyebab dari banyaknya
penyakit. Wanita yang suka merokok cenderung lebih cepat mengalami
masa menopause.
g. Budaya dan lingkungan

21
22

Pengaruh budaya dan lingkungan sudah di buktikan sangat


mempengaruhi wanita untuk dapat menyesuaikan diri dengan fase
klimakterim dini.
h. Diet ketat
Pengauruh obat-obatan seperti obat pelangisng dan jamu-jamau
yang tidak jelas zat kimianya (health.kompas.com)
i. Diabetes militus
Penyakit autoimun seperti diabetes militus menyebabkna menopause
dini. Pada penayakit autoimun , antibody yang terbentuk akan menyerang
FSH(Baziad.A,2003).
7. Upaya mengatasi masalah pada masa menopause:
a. Kolposkopi
Pemeriksaan alat kelamin wanita bagian luar, liang Rahim, dan
leher Rahim untuk melihat kelainan yang mungkin seperti lecet, keputihan
,benjolan ,atau tanda radang.Pada masa premenopause sebaiknya perlu
dilakukan pemeriksaan penunjang untuk mengetahui adanya
keabnormalan pada organ reproduksi interna pada masa premenopause
terjadi percepatan penurunan volikel sehingga perlu pemeriksaan untuk
mengetahui keadaan organ reproduksi interna yang meliputi vagina uterus,
tuba fallopi, ovarium. Salah satu cara untuk mengetahui keadaan organ-
organ tersebut dapat di lakukan pemeriksaan kolposkopi. Kolposkopi
adalah suatu prosedur pemeriksaan vagina dan leher Rahim. Dengan
memeriksa permukaan Rahim dokter akan menentukan penyebab
abnormalitas dari sel-sel leher Rahim seperti yang dinyatakan dalam
pemeriksaan ‘ pap smear’. Cara pemeriksaan kolpskopi adalah sebagai
berikut : dokter akan memasukkan suatu cairan ke dalam vagina dan
meberi warna saluran leher Rahim dengan suatu cairan yang membuat
permukana leher Rahim yang mengandung sel-sel yang abnormal yang
terwarnai. Kemudian dokter akan melihat kedalam saluran leher Rahim
melalui sebuah alat yang di sebut kolposkop. Kolposkp adalah sebuah alat
semacam mikroskop binocular yang mempergunakan sinar yang kuat

22
23

dengan pembesaran yang tinggi. Jika area yang abnormal sudah


terlokalisasi, dokter akan mengambil sampel pada jaringan tersebut
melakukan biopsy untuk kemudian di kirim kelaboratoruim guna
pemeriksaan yang lebih mendetail dan akurat. Pengobatan akan sangat
tergantung sekali pada hasil pemeriksaan kolposkopi.
1) Pap smear
Pap smear yang di lakukan setahun sekali untuk melihat adanya tanda
radang dan deteksi awal bagi kemungkinan adanya kangker pada
saluran reproduksi. Pap smear adalah suatu tes yang di gunakan untuk
mencari perubahan sel serviks yang mengarah pada kanker servik atau
penyakit yang mungkin berkembang menjadi kanker.pada wanita yang
berusia 18 tahun ke atas sebaiknya melakukan pemeriksaan pap
smear.sebaiknya pap smear di lakukan 3 tahun setelah melakukan
hubungan seksual. Skrining tahunan dianjurkan bagi perempuan
dibawah 30 dan kemudian setiap 2-3 tahun untuk perempuan lebih dari
30 tahun dengan 3 kali berturut-turut untuk perempuan yang menjalani
pap tes dan HPV negative. Pada saat pre menopause sebaiknya pap
smear juga di lakukan karena dengan pap smear dapat di ketahui
adanya kelainan pada serviks. Saat pre menopause, terjadi penurunan
hormone estrogen yang penting untuk pembentukan lapisan
endometrium. Oleh karena itu pada masa pre menopause perlu di
lakukan pap smear. Ini merupakan salah satu cara yang terbaik untuk
mendeteksi kanker. Pap smear dapat di gunakan untuk mendeteksi
penyakit pra kanker dan tumor yang mengakibatkan kanker serviks.
Dengan deteksi dini maka kanker serviks dapat di sembuhkan. Pada
saat kondisi pre menopause maupun post menopause sebaiknya pap
smear rutin di lakukan . pap smear yang rutin dapat mencegah invasi
kanker serviks. Skirining tahunan dianjurkan bagi perempuan dibawah
usia 30 tahun dan setiap 2-3 tahun dan setiap untuk perempuan yang
sudah menjalani pap smear dengan 3 kali tes berturut – turut dengan
hasil pap test negative dan HPV negative. Pemeriksaan pap smear

23
24

secara rutin adalah cara paling efektif untuk mendeteksi kanker serviks
pada stadium yang lebih dini. Panduan jadwal pap rutin adalah sebagai
berikut:
a) Pap smear pertama di lakukan pada 3 tahun pertama setelah
hubungan sex pertama atau pada umur 21 tahun.
b) Dari umur 21 hingga 29 tahun, di lakukan pemeriksaan pap rutin
setiap 1 atau 2 tahun sekali.
c) Dari umur 30 hingga 69 tahun, pemeriksaan pap setiap 2 atau 3
tahun jika pasien memiliki 3 kali berurutan pemeriksaan pap yang
normal.
d) Umur 70 ke atas,jika 3 pemeriksaan pap smear negative maka pap
smear sudah dapat di hentikan. Jika pasien mempunyai resiko yang
lebih besar terjadinya kanker serviks, maka pap smear akan sering
di lakukan.
Banyak konsultan kesehatan yang menyarankan wanita agar
mendapatkan pap smear setiap tahun tetapi sebaiknya pap smear di
lakukan setiap 1 sampai 3 tahun sekali setelah melakukan 3 kali tes
pap smear yang di lakukan terlalu sering dapat menimbulkan risiko
kanker pada beberapa wanita. Pap smear biasanya dihentikan setelah
histerektomi, kecuali jika operasi untuk cervical di lakukan sebelum
invasi kanker pada organ reproduksi wanita atau juga dapat di lakukan
dengan alasan lain,misalnya jika HIV positif (membawa virus yang
menyebabkan aids), membawa human papilloma virus (HPV, virus
yang dapat menyebabkan kanker cervical), atau telah lebih dari tiga
kali mitaseksual. Dalam situasi ini, pap smear harus rutin di lakukan
seperti yang di tetapkan oleh dokter. Pada kondisi pre kanker jarang
menimbulkan gejala. Biasanya kanker akan terdeteksi dengan
pemeriksaan panggul dan tes pap smear. Bila kanker berada di
serviks, gejala yang paling umum ad’alah pendarahan abnormal pada
serviks. Mulai berhenti pada periode haid biasa, atau mungkin terjadi
setelah melakukan hubungan seksual abnormal vaginal discharge

24
25

adalah gejala lainnya nyeri merupakan gejala awal dari penyakit


kanker serviks gejala tersebut belum pasti di sebut sebagai gejala awal
kanker tetapi jika gejala tersebut berlangsung selama 2 minggu maka
sebaiknya segera konsultasi dengan dokter.
b. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
Setiap wanita yang sudah memasuki usia 20 sendeknya melakukan
periksa payudara sendiri(SADARI). Setidaknya setiap 3 tahun sekali
hendaknya wanita melakukan pemeriksaan payudara ke dokter hingga
berusia 40 tahun. Setehan beruisa 40 tahun setidaknya melakukan
mamograme 1 tahun sekali. Pada usia 40 tahun kebanyakan wanita telah
memasuki masa premenopause, di mana pada masa ini terjadi penuruan
kadar estrogen. Estrogen memiliki fungsi yang penting dalam mencegah
terjadinya kanker salah satunya kanker payudara. Maka sebaiknya kita
memasuki fase premenopause di lakukan SADARI untuk mengethui ada
tidaknya keabnormalan pada payudara dengan melakukan test ini
apabila terdapat tanda yang abnormal dapat di lakukan pemeriksaan
lebih lanjut pada dokter. SADARI setidaknya 1 minggu setelah
menstuasu hari pertama, di mana payudara tiadak dalam keadann
membengkan dan nyeri. Pemeriksaan sadari harus memperhatikan
bentuk dan perabaan payudara dan emperhatikan setiap perubahan pada
payudara seperti :
1) Adanya benjolan baik teraba ataupun terlihat
2) Perubahan bentuk payudara
3) Penebalan jaringan payudara yang tidak berturan
4) Adanya cairan yang keluar dari putting(nanah, darah)
5) Kulit yang memerah dan hangat
6) Gambaran kulit jeruk pada payudara (dimpling)
7) Reteksi putting (putting tertarik kedalam)
SADARI harus diajarkan dan dilakukan secara rutin pada
perempuan diatas usia 20. Pemeriksaan oleh dokter yang harus
dilakukan sebagai bagian pemeriksaan tahunan ginekologikal. Setelah

25
26

mempelajari cara yang menyeluruh menegenai SADARI, di butuhkan


hanya 1 atau 2 menit setiap bulannya. Waktu terbaik pemeriksaan
payudara sendiri adalah 1 minggu setelah periode terakhir, bila dada
tender/bengkak. Jika anda tidka memliki waktu regular, lakukan
SADARI pada hari yang sama setiap bulannya. Menurut American
cancer society, metode yang terbaik untuk melakukan pemeriksaan
payudara sendiri adalah sebagai berikut:
a) Pemeriksaan visual
Tinggalkan pakaian bra dan berdiri di depan cermin dengan posisi
lengan atas samping. Perhatikan dengan seksama dari sisi depan
maupun samping apakah terdapat tanda-tanda pengerutan, dimpling,
perubahan bentuk dan ukuran, serta ketidaksimetrisan atantara
payudara kanan dan kiri. Perhatikan pula bila terdapat retraksi
putting(putting masuk kedalam inverted nipple). Lakukan
pemeriksaan ini dengan posisi tanga yang berbeda yaitu tangan
diangkat ke atas, berkecak pinggang, dan bercekak pinggan sambal
membungkuk.
b) Pemeriksaan fisik
Lakukan sambil tiduran atau bias pula saat mandi. Lepaskan baju dan
bra. Bila ingin di lakukan saat mandi, oleskan sabun pada jari dan
payudara terlebih dahulu. Bila di lakukan sambal tidur, lakukan di
atas tempat tidur atau yang permukaan nya rata.Perabaan di laukukan
dengan 2 pola:
1) Clock pattern: letakkan tangan kiri di belakang kepala dan
rabalah payudara kanan dengan tangan kanan. Letakkan arah jam
12 payudara pada puncak payudara. Dengan menggunakan 3 jari
tengah, tekan payudara selembut mugkin dengan gerakan
memutar dan memijat. Rasakan apakah terdapat benjolan saat
tangan bergerak dari arah jam 1ke jam 2 seterusnya hingga jam
12. Ulangi dengan menggeser sedikit jari menuju kearah putting,
selanjutnya mencapai putting. Periksa bagian dibawah putting

26
27

dan perhatikan adanya cairan yang keluar, periksa pula apakah


terdapat pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, jaringan
sekitar payudara dengan gerakan yang sama. Lakukan hal yang
sama pada payudara kiri dengan menggunakan tangan kiri.
2) Wedge pattern: letakkan tangan kiri dibelakang kepala dan
rabalah payudara kanan dengan tangan kanan. Anggap payudara
sebagai potongan kue pie(kuadran). Mulai dari puncak lingksrsn
sekitar 1-2 cm dari tulang selangka, gunakan 3 jari tengah, tekan
payudara selembut mungkin dengan gerakan memutar dan
memijat sambal jari bergerak kea rah putting pada kuadran yang
pertama, lakukan hal yang sma pada kuadran berikutnya searah
jarum jam periksa bagian bawah putting dan perhatikan adanya
cairan yang keluar, periksa pula apakah terdapat pembesaran
kelenjar getah bening di ketiak, jaringan sekitar payudara dengan
gerakan yang sama.
c) Penggunaan bahan makanan yang mengandung unsur vito estrogen
yang cukup seperti kedelai dan papaya
d) Penggunaan bahan makanan sumber kalsium seperti susu ,keju ,ikan
teri, dan lain-lain
e) Menghindari makanan yang mengandung bajak lemak,kopi dan
alcohol

B. Tinjauan Umum Tentang Kesiapan


1. Pengertian Kesiapan
Kesiapan adalah tingkat perkembangan dari kematangan atau
kedewasaan yang menguntungkan dalam mempraktikkan sesuatu.
Kesiapan juga diartikan sebagai suatu keadaan wanita untuk
mempersiapkan dirinya dalam menghadapi menopause, baik secara
fisik, psikis maupun spiritual.Kesiapan seorang wanita menghadapi
masa menopause akan sangat membantu dalam menjalani masa
menopause ini dengan lebih baik.(Chaplin, 2006)

27
28

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan dalam menghadapi


Menopause
a. Usia
Menurut (Natoatmojo, 2007) menyatakan bahwa usia
seseorang juga berpengaruh terhadap kesiapan seseorang dalam
menghadapi menopause. Usia seseorang berkaitan dengan
bertambahnya pengalaman, dimana pengalaman tersebut akan
meningkatkan pengetahuan dan kematangan seseorang dalam
menghadapi masalah yang terjadi dalam kehidupan. Semakin
bertambahnya usia seseorang, pengalamannya akan bertambah
sehingga akan lebih siap dalam menghadapi menopause.
b. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil "tahu" dari pengindraan manusia
terhadap suatu obyek tertentu. Proses pengindraan terjadi melalui
panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh dari mata dan telinga. Pengalaman adalah guru yang
baik, demikian bunyi pepatah. Pepatah ini mengandung maksud
bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan, atau
pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh
kebenaran pengetahuan.Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun
dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini
dilakukan dengan cara mengingat dan mengulang kembali
pengalaman yang pernah dihadapi pada masa yang lalu
(Natoatmojo Soekidjo, 2010).
Pengetahuan yang cukup akan membantu wanita
memahami dan mempersiapkan dirinya menghadapi masa
menopause dengan lebih baik. Dengan pendidikan tinggi, maka
seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari
orang lain maupun dari media massa.Tingkat pendidikan
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan,

28
29

selain itu informasi dan faktor pengalaman akan menambah


pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat nonformal. Wanita yang
berpendidikan akan mempunyai pengetahuan kesehatan yang lebih
baik.
c. Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh
seseorang terhaap perkembangan orang lain menuju kea rah suatu
cita-cita tertentu.(sarwono,1992 ). Secara umum, seseorang yang
ber Pendidikan lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan yang
lebih luas dibandingkan dengan seseorang yang tingkat Pendidikan
lebih rendah. Orang yang ber Pendidikan tinggi akan memberikan
respon yang lebih rasional terhadap informasi yang datang dan
akan berfikir sejauh mana keuntungan yang mungkin akan mereka
peroleh dari gagasan tersebut (Natoatmodjo,2003).
Natoatmodjo (2003) menyatakan bahwa jenjang Pendidikan
terbagi atas 3 yaitu :
1) Pendidikan formal terdiri dari Pendidikan dasar, menengah,
tinggi.
(a) Pendidikan dasar yaitu Pendidikan yang memberikan
pengetahuan dan keterampilan, menumbuhkan sikap dasar
yang diperlukan serta mempersiapkan untuk mengikuti
Pendidikan menengah, merupakan bakal bagi dasar
perkembangan kehidupan baik pribadi maupun masyarakat
terdiri dari SD.
(b) Pendidikan menengah yaitu Pendidikan yang
mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat
yang memiliki kemampuan mengadakan hubungan timbal
balik dengan lingkungan social budaya dengan alam sekitar
serta dapat mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam
dunia kerja atau perguruan tinggi(SMP dan SMA).

29
30

(c) Pendidikan Tinggi adalah Pendidikan yang mempersiapkan


peserta didik agar memiliki kemampuan tinggi yang
bersifat akademik atau professional sehingga dapat
menerapkan, mengembangkan, menciptakan ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam pembangunan nasional
serta meningkatkan kesejahteraasn manusia. Terdiri dari
akademi, Instansi, sekolah tinggi, dan Universitas.
2) Pendidikan non formal meliputi Pendidikan kecakapan hidup,
Pendidikan anak usia dini, Pendidikan kepemudaan,
Pendidikan pemberdayaan perempuan, Pendidikan keaksaraan,
Pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, Pendidikan
kesetaraan serta Pendidikan lain yang ditunjukkan untuk
mengembangkan kemampuan peserta didik.
3) Pendidikan informal dilakukan oleh keluarga dan lingkungan
berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Selain itu juga dapat
di peroleh dari pengalaman. Pengalaman pribadi dapat
digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Perlu
diperhatikan bahwa tidak semua pengalaman pribadi dapat
menuntun seseorang untuk menarik kesmpulan dengan benar,
maka perlu berfikir kritis dan logis.
d. Sosial Ekonomi
Keadaan sosial ekonomi mempengaruhi faktor fisik,
kesehatan, dan pendidikan. Wanita yang berasal dari golongan
ekonomi rendah cenderung pasrah dan mampu beradaptasi dengan
baik saat mengalami menopause. Keadaan ekonomi yang baik
memungkinkan wanita lebih mudah mendapat sarana dan fasilitas
penunjang, seperti majalah, koran, buku kesehatan, dan lain
sebagainya untuk memperoleh informasi kesehatan dan
pengetahuan tentang menopause.
e. Budaya dan Lingkungan

30
31

Budaya berpengaruh sangat besar terhadap cara wanita


menanggapi proses berhentinya haid. Wanita Indonesia yang
mayoritas adalah muslim, umumnya dapat menerima menopause
dengan baik. Masalah yang dihadapi oleh wanita premenopause
dalahdimana tanggapan masyarakat tentang menopause semakin
meningkat baik positif maupun negatif.
f. Pekerjaan
Pekerjaan adalah kesibukan yang harus dilakukan terutama
untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga.
Pekerjaan bukannlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak
merupakan cara mencari nafkah yang berulang dan banyak
tantangan. Sedangkan bekerja umumnya merupakan kegiatan yang
menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh
terhadap keluarga.
g. Riwayat Kesehatan
Kondisi kesehatan seseorang dapat mempengaruhi kondisi
psikologis, misalnya pada penderita penyakit kronis. Hal itu dapat
‘terjadi pada wanita menjelang menopause, karena di sana terjadi
masa peralihan atau perubahanfisik dan dapat mempengaruhi
tingkat kesiapan.
3. Kategori Kesiapan
Kesiapan Perempuan menghadapi menopause digolongkan dalam
kesiapan siap dan tidak siap. Kesiapan ini meliputi kesiapan fisik,
kesiapan psikis dan kesiapan spiritual
a. Kesiapan Fisik
Kesiapan fisik meliputi gaya hidup, olahraga teratur, pola
konsumsi alcohol pola makan dan minum serta pekerjaan sehari-
hari yang dapat berdampak besar bagi kesehatan tubuh.
b. Kesiapan Psikologi
Kesiapan psikologi ini meliputi keadaan yang membebani
pikiran yang pada akhirnya dapat berdampak pada kesehatan

31
32

tubuh seperti gelisah,kecemasan, dan ketakutan, dalam hal ini


dapat dilakukan upaya relaksasi, menjaga pola makan sehat dan
dukungan keluarga maupun orang terdekat.
c. Kesiapan Spiritual
Keadaan spiritual ini meliputi peningkatan ibadah sesuai
kepercayaaan, rutin mengikuti bimbingan agama, dan mengikuti
acara agama yang dapat meningkatkan kepercayaan diri yang
dilakukan untuk mempersiapkan diri.
C. Tinjauan umum tentang kesehatan masyarakat
1. Konsep dasar kesehatan masyarakat
Ilmu kesehatan masyarakat dikenal sebagai ilmu pengetahuan dan
juga seni yang berkaitan dengan bagaimana mencegah suatu penyakit
(Eliana dan Sumiati, 2016). Disamping itu ilmu yang mempelajari tentang
cara memperpanjang hidup dan juga meningkatkan kesehatan dengan
berbagai upaya pengorganisasian masyarakat. Secara umum ilmu
kesehatan masyarakat focus pada perlindungan kesehatan pada seluruh
poulasi atau masyarakat (CDC Foundation, 2020). Dengan melihat prinsip
dari ilmu kesehatan masyarakat tersebut diatas, maka kemapuan dan
kemandirian masyarakat perlu ditingkatkan. Dalam hal ini, masyarakat
didorong untuk memahami permasalahan kesehatannya sendiri yaitu yang
dimulai dari aspek kondisi sanitasi di sekitarnya. Dengan kata lain,
masyarakat harus mampu mengientifikasi permasalahan kesehatan yang
berkaitan dengan permasalahan yang terjadi dilingkungan sekitarnya.
Tentunya ini perlu upaya-upaya peningkatan mulai dari pengetahuannya
hingga paa penyandaran masyarakat tentang permasalahan kesehatan
dirinya termasuk factor penentunya. Salah satu upaya yang dilakukan
untuk mencapai tujuan di atas maka salah satu upayanya yaitu Pendidikan
kesehatan baik secara individu maupun secara kelompok. Aspek yang lain
yang perlu disampaikan paa Pendidikan kesehatan yaitu termasuk juga
tentang kebersihan perorangan. Masyarakat juga ditingkatkan pengetahuan
dan keterampilannya untuk mengendalikan penyakit-penyakit yang terjadi

32
33

yaitu termasuk penyakit menular ataupun penyakit tidak menular.


Mengingat status kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh berbagai factor
antara lain yaitu factor lingkungan, perilaku, genetic dan juga factor
pelayanan kesehatan(Blum,1981). Oleh karena itu ilmu kesehatan
masyarakat juga memastikan bahwa pelayanan kesehatan mampu
memberikan pelayanan kesehatan yang komprehensif yang menekankan
pada pendeteksian secara dini dan pencegahan terhadap penyakit.
Ilmu kesehatan masyarakat sangat berbeda dengan ilmu kedokteran
yang lebih fokusnya. Dimana ilmu kedokteran focus pada pengobatan
individu. Demikian juga dengan ilmu keperawatan yang focus pada asuhan
keperawatan pada pasien yaitu individu. Sementara ilmu kesehatan
masyarakat lebih menekankan pada upaya peningkatan kesehatan
(promotion) dan pencegahan (prevention). Berkaitan dengan strategi
pencegahan dan peningkatan kesehatan, ilmu kesehatan masyarakat
melakukan lima tahapan pencegahan. Dimana kelima tahapan pencegahan
tersebut lebih dikenal dengan istilah ‘Five Level of prevention’ yaitu
terdiri atas (Irhuma,2009):
a. Health promotion
b. Specific protection
c. Early diagnosis and prompt treatment
d. Disability limitation
e. Rehabilitation
Kelima tahapan tersebut tentunya untuk mencapai standar kehidupan yang
layak dalam menjaga kesehatan individu dan masyarakat. Berkaitan
dengan standart kehidupan yang layak, hal ini sangat erat hubungannya
dengan perolehan uang atau pendapatan bagi individu. Dalam hal ini yaitu
berkaitan dengan jenis pekerjaan individu tersebut. Dengan demikian
bahwa semakin tinggi tentunya akan meningkatkan kemampuannya daya
beli individu itu sendiri.
D. Kerangka konsep

33
34

Kerangka konseptual penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara


konsep yang lainnya dari masalah yang ingin di teliti. Kerangka konsep ini
gunanya untuk menghubungkan atau menjelaskan secara panjang lebar
tentang suatu topik yang akan di bahas. Adapun kerangka konseptual dalam
penelitian ini yaitu sebagai berikut:
Konsep tentang gambaran kesiapan ibu dalam menghadapi menopuase,
sebagai variabel independen (pengetahuan, pendidikan, pekerjaan). Sedangkan
variabel dependent (kesiapan ibu dalam menghadapi menopause ).

Gambar 2.1 kerangka konsep

Masyarakat kelurahan Pompanua


Kecamatan Ajangale

Untuk mengetahui gambaran kesiapan


ibu dalam menghadapi menopause

34
35

pengetahuan pendidikan

Menopause

Keterangan :
: Variabel Dependen
: Variabel Independen
Sumber : (Moris dan Patel dalam Sayono, 2010)

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan rancangan penelitian


Penelitian ini adalah jenis kualitatif. Qualitative research adalah suatu
penelitian yang di tunjukkan untuk mendeskripsikan dan menganalisis

35
36

fenomena, peristiwa, aktifitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran


orang secara individual maupun kelompok. Beberapa deskripsi digunakan
untuk menemukan prinsip-prinsip dan penjelasan yang mengarah pada
penyimpulan. Data dihimpun dengan pengamatan yang seksama, mengcakup
deskripsi dalam konteks yang mendetail disertai catatan – catatan hasil
wawancara yang mendalam, serta hasil analisis dokumen.[ CITATION Nat12 \l
14345 ].
Pendekatan merupakan proses perbuatan, cara mendekati, usaha dalam
rangka aktivitas penelitian untuk mengadakan hubungan dengan orang yang di
teliti. Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian lapangan(field
research) dengan menggunakan metode kualitatif. [ CITATION Ari13 \l 14345 ]

B. Ruang lingkup penelitian


1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di wilayah UPT Puskesmas Ajangale Kecamatan
Ajangale Kabupaten Bone
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April s/d Mei tahun 2021

C. Subyek penelitian
Pada penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, karena
penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial
dan hasil kajian tidak akan di berlakukan kepopulasi, tetapi ditransfer
ketempat lain pada situasi sosial yang memiliki kesamaan dengan social pada
kasus yang dipelajari. Menurut [ CITATION sug09 \l 14345 ]mengungkapkan
bahwa pada penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi tetapi
dinamakan social situation dari tiga elemen, yaitu tempat (place),
pelaku(actor), dan aktivitas(activity) yang berinteraksi secara sinergis. Sampel
dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden , tetapi dinamakan
narasumber, partisipan, dan informan dalam penelitian. Selain itu sampel
bukan disebut sampel statistic melainkan sampel sampel teoritis, karena

36
37

mempunyai tujuan peneliti kualitatif adalah menghasilkan teori, penentuan


dilakukan saat peneliti memasuki lapangan dan selama penelitian
berlangsung.
1. Informan utama : ibu premenopause
2. Informan pendukung : bidan desa, ibu menopuase
Dalam menentukan penelitian ini digunakan 2 kritria yaitu kriteria inklusi
adalah karakteristik subyektif penelitian dari suatu populasi target yang
terjangkau dan yang akan di teliti. Kriteria inklusi penelitian antara lain :
1. Wanita usia 40-55 tahun yang tinggal di wilayah Ajangale Kecamatan
Ajangale Kabupaten Bone
2. Ibu yang Bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian di wilayah
Ajangale Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone
3. Bidan yang bertugas di wilayah Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone
yang bersedia di wawancarai
Kriteria ekslusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang
tidak memenuhi kriteria inklusi. Kriteria inklusi penelitian antara lain :
1. Ibu yang tidak bersedia menjadi narasumber di wilayah Ajangale
Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone
2. Ibu yang Mempunyai penyakit kronis yaitu tumor, kanker, TBC, diabetes
melitus, dan gangguan kejiwaan.
3. Bidan yang bertugas di wilayah Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone
yang tidak bersedia di wawancarai.

D. Variable penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan
peneliti, sering kali dikatakan varibel penelitian itu sebagai faktor-faktor
yangberperan dalam peristiwa atau gejala yang akan di teliti. [ CITATION
Ari131 \l 14345 ].

37
38

Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu dependent dan


independent. Variabel dependent atau biasa juga disebut dengan variabel
terikat yaitu kesiapan ibu. Sedangkan variabel independent atau variabel yang
mempengaruhi atau biasa juga disebut dengan variabel bebas adalah
menopause.
E. Definisi operasional
Defisini operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional
berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan peneliti
untuk melakukan observasi secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena.
(Wahab, 2011)
Tabel 3.1 Defenisi Operasional
N
Variabel Definisi operasional Parameter Instrumen
o

Wawancara
Kesiapan ibu Suatu keadaan Kesiapan ibu
(handphone,untuk
dalam wanita dalam dalam
1 merekam dan
menghadapi mempersiapkan menghadapi
lembar
menopause diri menghadapi menopause
wawancara)
menopause

F. Jenis data
Sumber data dalam penelitian ini adalah subyek dari mana data dapat
diperoleh. Menurut Lofland dan lofland, sumber data utama dalam penelitian
kualitatif ialah kata-kata,dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan
seperti dokument lain-lain [ CITATION Mol16 \l 14345 ] . Menyangkut sumber
data dalam penelitian ini penulis membaginya dua bagian yaitu :
1. Sumber data primer
Data primer ialah data yang berasal dari sumber asli atau pertama yaitu
masyarakat Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone, dengan memberikan
seperangkat pertanyaan bentuk wawancara yang berkaitan dengan
kesiapan ibu dalam menghadapi menopause.
2. Sumber data sekunder

38
39

Data sekunder berupa data-data yang sudah tersedia dan dapat


diperoleh oleh peneliti dengan cara membaca, melihat, mndengarkan
misalnya dokumen-dokumen atau majalah yang dapat menunjang penulis
skripsi. Data yang diperoleh berupa data dari Dinas Kesehatan Kabupaten
Bone dan data mengenai profil Kecamatan Ajangale.

G. Instrumen penelitian dan mengumpulkan data


Dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan instrument utama dalam
penelitian, dimana peneliti sekaligus sebagai perencana mendapatkan fokus,
memilih informan, dan menganalisis data dilapangan yang alami tanpa di
buat-buat. [ CITATION Sud02 \l 14345 ] menyatakan bahwa peneliti sebagai
instrument dalam penelitian kualitatif mengandung arti bahwa peneliti
melakukan kerja lapangan secara langsung dan bersama beraktivitas dengan
orang yang diteliti guna untuk mengumpulkan data. Instrument dalam
penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Selain itu
peneliti juga dibantu dengan panduan observasi dan panduan wawancara hal
tersebut dilakukan untuk mempertajam serta melengkapi hasil observasi,
wawancara, dan dokumentasi.

H. Teknik Pengolahan dan Analisa Data


[ CITATION Sug06 \l 14345 ] menyatakan bahwa analisa data merupakan
proses mencari dan menyusun data secara sistematis yang diperoleh dari hasil
wawancara,observasi, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data
dalam kategori, menjabarkan dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun
kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan di pelajari, dan
membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang
lain. Analisa data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum
memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah dilapangan, langkah
dalam analisis data menurut Milles Matthew dan Michael Huberman (1992),
yaitu sebagai berikut :

39
40

1. Pengumpulan data yaitu mengemukakan semua hasil analisa data dalam


penelitian kualitatif yang sudah dilakukan.
2. Reduksi data (Data Reduction) suatu proses pemilihan, pemusatan,
perhatian, penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar
yang muncul dari cacatan lapangan, sehingga data tersebut memberikan
gambaran yang lebih jelas tentang hasil observasi, wawancara, dan
dokumentasi.
3. Penyajian data (Data Display) yaitu kumpulan informasi tersusun
memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan. Dalam penelitian ini penyajian data dilakukan dalam uaraian
singkat, bagan, tabel, grafik, dan sejenisnya. Dengan begitu data akan
terorganisasikan dan mudah dipahami.
4. Kesimpulan atau verifikasi(Conclusion Drawing) yaitu peneliti membuat
kesimpulan berdasarkan data yang sudah diproses melalui reduksi dan
display data. Penarikan kesimpulan bersifat sementara dan akan berubah
bila tidak ditemukan bukti yang mendukung untuk tahap selanjutnya. Apa
bila kesimpulan dikemukakan diawal dan didukung dengan bukti-bukti
yang valit serta konsisten saat penelitian kembali kelapangan
mengumpulkan data maka kesimpulan kredibel.
Adapun langkah yang ditempuh oleh peneliti dengan menggunakan
analisis kualitatif model interaksi adalah sebagai berikut:
1. Mengobservasi pengalaman ibu dalam menghadapi menopause
2. Melakukan wawancara dengan ibu premenopause terkait kesiapan dalam
menghadapi menopause
3. Melakukan wawancara dengan ibu menopause terkait pengalaman
kesiapan menghadapi menopause.
4. Mengkategorikan catatan-catatan yang diambil dari sumber data lalu
mengklarifikasi kedalam kategori yang sama.
5. Mengkategorikan kategori yang telah di susun dan di hubungkan dengan
kategori lainnya sehingga hasilnya akan diperoleh susunan sistematis dan
berhubungan satu sama lainnya.

40
41

6. Menelaah relevansi data dengan cara mengkaji susunan pembicara yang


sistematik dan relevansinya serta tujuan penelitian.
7. Melengkapi data dengan cara mengkaji isi data baik berupa hasil observasi
dan hasil wawancara serta hasil dokumentasi dilapangan.
8. Menyusun laporan.

I. Etika Penelitian
Penelitian yang menggunakan objek manusia tidak boleh bertentangan
dengan etika agar hak responden dapat terlindungi, penelitian dilakukan
dengan menggunakan etika sebagai berikut [ CITATION Nur08 \l 14345 ] sebagai
berikut :
1. Memberikan Informed Consent
Lembar persetujuan diedarkan kepada respondent sebelum penelitian
dilaksanakan terlebih dahulu responden mengetahui maksud dan tujuan
penelitian serta dampak yang akan terjadi selama pengumpulan data. Jika
responden bersedia diteliti maka harus menandatangani lembar persetujuan
tersebut, bila tidak bersedia maka peneliti harus tetap menghormati hak-
hak responden.
2. Anonymity (tanpa nama)
Dalam menjaga kerahasiaan identitas responden peneliti dan
mencamtumkan nama responden pada lembar pengumpulan data dan
cukup memberi kode.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dan kerahasian dari
responden dijamin peneliti.
4. Transkripsi atau terjemahkan
Terjemahan atau transkripsi digunakan pada saat data yang diinginkan
sudah terkumpul. Penerjemahan yaitu penggantian teks dalam suatu
bahasa dengan teks kedalam bahasa yang lain. Pada saat data terkumpul
data-data tersebut masih dalam bentuk bahasa bugis karena mayoritas
sumber informasi atau informan merupakan orang bugis dan menggunakan

41
42

bahasa Indonesia untuk memudahkan mereka dalam


memberikan informasi. Sehingga memudahkan dalam
penelitian menggunakan teknik terjemahan atau transkripsi.
Adapun langkah-langkah dalam menerjemahkannya yaitu :
a. Mengumpulkan data dengan wawancara
b. Mencari arti bahasa bugis dalam bahasa Indonesia, melalui buku
kamus, internet, ataupun bertanya kepada orang yang mempunyai
kompetensi dalam menerjemahkannya.
c. Menuliskan data kedalam bentuk tulisan bahasa Indonesia.

YAYASAN SIPATOKKONG
INSTITUT SAINS DAN KESEHATAN BONE
Jln. DR. Wahidin Sudiro Husodo No. 75 Wata,pone. Telp/Fax  (0481) 2911834;
Website: www.iskb.ac.id Email. akbid bsn wtp@yahoo.co.id

42
43

LEMBAR KUESIONER

Gambaran kesiapan ibu dalam menghadapi menopause di desa pompanua


kecamatan ajangale kabupaten bone tahun 2021

No. Responden :
Tanggal Pengisian :

A. Biodata
1. Nama :

2. Umur :

3. Suku :

4. Agama :

5. Jumlah anak :
6. Pendidikan :

7. Alamat :
B. Daftar Pertanyaan
1. Bagaimana kesiapan ibu dalam menghadapi menopause ?
2. Bagaimana perasaan ibu jika sudah tidak mendapatkan haid lagi?
3. Bagaimana cara ibu mengatasi gejala yang timbul akibat pengaruh dari
menopause ?
4. Dari mana ibu mendapatkan pengetahuan tentang cara mengatasi gejala
dari menopause?
5. perubahan seperti apa yang dirasakan dalam menghadapi menopause ?
6. Apakah perubahan yang dirasakan mempengaruhi aktivitas ibu?

Daftar pustaka
Atikah, P. 2009. (n.d.). menopause dan sindrome premenopause (kritiyanasari

43
44

weni (ed.); 2010th ed.).


Baziad, A. (2003). menopause dan andropause ( yayasan bina pustaka sarwono
Prawirahardjo (ed.)).
Chaplin, J. p. (2006). kamus lengkap psikologi. raja grafindo persadia.
Depkes RI. (2001). panduan pembinaan HBS di rumah tangga melalui Tim
Penggerak PKK.
Depkes RI. (2006). pusat promkes dan badan litbangkes bekerjasama dengan
pusat satistik. rumah tangga sehat.
Doddy, L. (2005). wanita dan gizi menopause (FKUI (ed.)).
dwi wahyunita, vina dan fitrah. (2010). memahami kesehatan pada lansia. buku
kesehatan.
fillingim, R.B., et al. (1996). the influence of gender and psychological factors on
pain perception. Journal of Gender, Cultur,and Health, 1, 1.
FKUI. (2003). menopause. balai penerbit FKUI.
Kementerian kesehatan RI. (2016). profil kementerian kesehatan 2016.
Kumalasari, intan dan iwan. (2012). kesehatan reproduksi untuk mahasiswa
kebidanan dan keperawatan. salemba medika.
Natoatmojo, seikidjo. (2007). promosi kesehatan dan ilmu perilaku. rineka cipta.
PROWERAWATI, A. (2010). menopause dan sindrom premenopause (W.
KRISTIYANASARI (ed.)).
Setiawan ari. (2010). metode penelitian kebidanan. rineka cipta.
Sibagariang, eva ellya. (2016). kesehatan reproduksi wanita (Revisi). TIM.
Soekidjo, Natoatmodjo. (2010). metodologi penelitian kesehatan. Rineka cipta.
Soekidjo, Natoatmojo. (2010). metodologi penelitian kesehatan. rineka cipta.
Sugiyono. (2011). metodelogi penelitian kualitatif R&D. alfabet.
syarifuddin, damayanti ayi diah, D. (2011). himpunan penyuluhan kesehatan pada
remaja, keluarga, lansia, dan masyarakat ( trans info Media (ed.); 1st ed.).
www.transinformedia.com
Wahab, S. (2011). analisis kebijakan dari formula ke implementasi kebijakan
negara.2012.Salemba Medika

44
45

45

Anda mungkin juga menyukai