Anda di halaman 1dari 6

JURNAL ILMU KEBIDANAN Volume 6 Nomor 2, Juni 2020 96

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PREMENOPOUSE DAN


MENOPOUSE PADA MASA KLIMAKTERIUM

Rima Widiastuti1, Tuti Rohani2


12
Akademi Kebidanan Ummi Khasanah Bantul Yogyakarta
rimawidi@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang : Perubahan yang terjadi pada wanita menopause dapat menimbulkan gangguan baik
fisik maupun psikis. Ada baiknya jika seorang wanita telah mempersiapkan diri menghadapi menopause
dengan pengetahuan yang memadai. Hasil studi pendahuluan melalui kuisioner pada 10 ibu
premenopause dan menopause menunjukkan bahwa 4 orang memiliki pengetahuan cukup dan 6 orang
memiliki pengetahuan kurang tentang masa klimakterik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
tingkat pengetahuan ibu tentang premenopause dan menopause pada periode klimakterik dalam kadar
baik, cukup, dan kurang. Metode: Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kuantitatif dan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah pengambilan sampel radom
sederhana, dengan jumlah sampel 54 orang. Hasil: Dari penelitian ini didapatkan bahwa sebagian besar
responden memiliki tingkat pengetahuan cukup sebanyak 22 responden (40,7%), 15 responden (27,8%)
memiliki tingkat pengetahuan baik, 17 responden (31,5) memiliki tingkat pengetahuan yang baik.
kurangnya pengetahuan. Kesimpulan: dari penelitian ini ditemukan bahwa tingkat pengetahuan ibu
tentang premenopause dan menopause pada periode klimakterik berada pada tingkat yang cukup yaitu
sebanyak 22 responden (40,7%) dikarenakan situasi sosial ekonomi dimana kondisi sosial ekonomi.
akan mempengaruhi pendidikan dan pengalaman terutama dalam memperoleh informasi.

Kata Kunci: Pengetahuan, perimenopouse, menopause, klimakterium

ABSTRACT

Background : The changes that occur in menopausal women can cause both physical and psychological
disorders. It is better if a woman has prepared herself for menopause with adequate knowledge. The
results of a preliminary study through questionnaires on 10 premenopausal and menopausal mothers
showed that 4 people had sufficient knowledge and 6 people had less knowledge about the climacteric
period. This study aims to determine the level of maternal knowledge about premenopause and
menopause at the climacteric period in good, sufficient, and less levels. Methods: The method used in
this research is descriptive quantitative and the sampling technique used is simple radom sampling,
with a total sample of 54 people. Results: From this study, it was found that most of the respondents
had a sufficient level of knowledge as many as 22 respondents (40.7%), 15 respondents (27.8%) had a
good level of knowledge, 17 respondents (31.5) had a lack of knowledge. Conclusion: from the study,
it was found that the level of maternal knowledge about premenopause and menopause at the
climacteric period was at a sufficient level as many as 22 respondents (40.7%) due to the socio-
economic situation in which the socio-economy will affect education and experience, especially in
obtaining information.

Keywords : Knowledge, Perimenopouse, Menopouse, Climacterium

(JIK) JURNAL ILMU KEBIDANAN p-ISSN 2407-6872 e-ISSN 2579-4027


AKADEMI KEBIDANAN UMMI KHASANAH
JURNAL ILMU KEBIDANAN Volume 6 Nomor 2, Juni 2020 97

PENDAHULUAN hari. Gejala fisik yang timbul pada masa


Klimakterium adalah masa yang menopouse adalah keriput, sakit kepala,
bermula dari akhir tahap reproduksi, insomnia, rasa panas (hot flushes), vagina
berakhir pada awal senium dan terjadi pada terasa kering, ketidaknyamanan dalam
wanita umur 40-65 tahun. Masa ini ditandai buang air kecil dan ketidakmampuan untuk
dengan berbagai macam keluhan. mengendalikan buang air kecil
Klimakterium bukan suatu keadaan yang (Proverawati, 2010 ; Sibagaring, 2010)
patologis, melainkan suatu masa peralihan Akibat tidak haid lagi, otomatis
yang normal yang berlangsung beberapa terjadi perubahan pada organ reproduksi
tahun sebelum dan sesudah menopouse wanita dan muncul berbagai keluhan fisik
(Sarwono, 2008). maupun psikologi, ada baiknya jika seorang
Menopouse merupakan akhir proses wanita sudah mempersiapkan diri
biologis dari siklus menstruasi,yang menghadapi menopouse dengan
dikarenakan karena perubahan hormon yaitu pengetahuan yang memadai. Menopouse
penurunanproduksi hormon estrogen yang tidak bisa dihindari, namun terjadinya resiko
dihasilkan oleh ovarium. Penurunan hormon keluhan bisa menurun jika mempersiapkan
estrogen menyebabkan siklus menstruasi diri secara fisik maupun psikis sejak jauh-
menjadi tidak teratur. Menopouse juga dapat jauh hari. Dengan demikian masa
diartikan sebagai haid terakhir. Terjadinya menopouse dapat dijalani dengan lebih baik,
menopouse ada hubungannya dengan secara fisik maupun psikis (Proverawati,
menarche (pertama haid), makin dini 2010).
menarche terjadi maka makin lambat atau Pada tahun 2030, jumlah perempuan
lama menopouse timbul (Mulyani, 2013). diseluruh dunia yang memasuki masa
Seiring dengan peningkatan usia, menopouse diperkirakan mencapai 1,2
banyak terjadi perkembangan dan miliar orang.Di indonisia , pada tahun 2025
pertumbuhan manusia. Namun pada suatu diperkirakan akan ada 60 juta perempuan
saat perkembangan dan pertumbuhan itu menopouse. Pada tahun 2016 saat ini di
akan terhenti pada suatu tahapan, sehingga Indonesia baru mencapai 14 juta perempuan
berikutnya akan terjadi banyak perubahan menopouse atau 7,4% dari total populasi
seperti fungsi tubuh pada manusia. yang ada (Dinas kesehatan RI, 2014 ; WHO,
Perubahan tersebut biasanya terjadi pada 2014).
proses menua, karena pada proses ini Jumlah penduduk di provinsi DIY
banyak terjadi perubahan fisik maupun tahun 2014 mencapai 3637,1 juta penduduk
psikologis. Perubahan tersebut paling yaitu laki-laki sebanyak 1797,4 juta
banyak terjadi pada wanita karena pada penduduk sedangkan perempuan sebanyak
proses menua terjadi fase menopouse yaitu 1839,7 juta penduduk. Jumlah penduduk
berakhirnya haid pada wanita (Proverawati, perempuan berusia 40-44 tahun (134,3 juta
2010). penduduk) usia 45-49 tahun (132,3 juta
Sesuatu yang berlebihan atau penduduk) dan usia 50-54 tahun (119,8 juta
kurang, akan mengakibatkan timbulnya penduduk) (BPS DIY, 2014).
suatu reaksi. Pada masa menopouse reaksi Bantul merupakan kabupaten
nyata adalah berkurangnya hormon dengan jumlah penduduk tertinggi di DIY
estrogen. Meskipun perubahan terjadi pada pada tahun 2014 sebanyak 955.015 ribu
hormon progesteron, tetapi yang penduduk yaitu laki-laki 475.872 ribu
berpengaruh langsung adalah hormon penduduk dan perempuan mencapai
estrogen. Gejala psikologis yang dialami 479.143 ribu penduduk. Untuk usia 40-44
wanita menjelang menopouse meliputi tahun (laki-laki 36.227 ribu penduduk dan
mudah tersinggung, depresi, cemas, suasana perempuan 35.837 ribu penduduk ), usia 50-
hati (mood) tidak menentu, sering lupa, 54 tahun (laki-laki 29.560 ribu penduduk
susah berkonsentrasi, keringat pada malam dan perempuan 29.845 ribu penduduk).

(JIK) JURNAL ILMU KEBIDANAN p-ISSN 2407-6872 e-ISSN 2579-4027


AKADEMI KEBIDANAN UMMI KHASANAH
JURNAL ILMU KEBIDANAN Volume 6 Nomor 2, Juni 2020 98

Sehingga dari data tersebut jumlah yaitu pertanyaan yang sudah disediakan
penduduk bantul lebih banyak jawabannya sehingga responden tinggal
perempuan_dari_pada_laki-laki (Badan memilih jawaban sesuai dengan keyakinan.
Pusat Statistika DIY, 2014). Jawaban yang tersedia dalam kuesioner ini
Sebagian wanita dihantui dengan ada 2 pilihan jawaban yaitu benar atau salah.
istilah menopouse, berfikir jika suatu saat Jawaban benar dengan pernyataan positif
nanti menopouse menghampirinya. Seorang (favorable) mendapat nilai 1 dan jawaban
wanita ditengah-tengah tahun kehidupan salah jika pertanyaan negatif (unfavorable)
dikelilingi oleh mitos-mitos yang mendapat nilai 0. Pengisian kuesioner
berkembang dikalangan wanita tentang tersebut dengan memberi tanda (√ ) pada
menopouse. Mitos-mitos ini dapat jawaban yang dianggap benar.
menimbulkan banyak ketakutan dan
kecemasan dalam kehidupan wanita. HASIL DAN PEMBAHASAN
Terutama wanita paruh baya ketika mereka 1. Karakteristik Responden
mendekati masa menopouse padahal belum Tabel 1 Karakteristik Responden
tentu mitos itu benar (Mulyani, 2013).
Hasil studi pendahuluan melalui Kategori Frekuensi %
kuesioner pada 10 orang ibu yang Usia
46-48 30 55,6
pramenopouse di desa srandakan didapatkan 49-51 24 44,4
hasil 6 orang berpengetahuan kurang Total 54 100
tentang menopouse dan 4 orang
Pendidikan
berpengetahuan cukup tentang menopouse. 12 22,2
SD
METODE PENELITIAN SMP 13 24,1
Penelitian ini merupakan penelitian SMA 28 51,9
PT 1 1,9
deskriptif. Populasi dalam penelitian ini
Total 54 100
adalah seluruh ibu menopouse di Dusun
IRT 40 74.1
Nengahan, Srandakan sebanyak 107. Besar Swasta 14 25,9
sampel dihitung menggunakan rumus slovin Total 54 100
didapatkan sampel dengan jumlah 84.
Teknik sampling menggunakan metode Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui
simple random sampling. Pengambilan bahwa umur ibu pramenopouse dan
sampel dilakukan berdasarkan kriteria yang menopouse umur <50 tahun sebanyak 30
ditentukan oleh peneliti dengan kriteria Orang (55,6%), ibu menopouse dengan
inklusi dan kriteria eksklusi. umur >50 tahun sebanyak 24 Orang
Kriteria Insklusi (44,4%). Berdasarkan table 4.2 dapat
1. Ibu-ibu yang bertempat tinggal di diketahui bahwa ibu pramenopouse dan
Desa Trimurti, Nengahan, menopouse dengan tingkat pendidikan SD
Srandakan sebanyak 12 (22,2%), SMP sebanyak 13
2. Sehat jasmani dan rohani orang (24,1%), SMA sebanyak 28 orang
3. Dapat membaca dan menulis (51,9%), PT sebanyak 1 orang (1,9%),
Kriteria Ekslusi sehingga mayoritas tingkat pendidikan
1. Tidak bersedia menjadi responden responden adalah SMA. Berdasarkan table
2. Tidak bisa membaca dan menulis 4.2 dapat diketahui bahwa ibu
Instrumen yang digunakan dalam pramenopouse dan menopouse pekerjaan
penelitian adalah kuesioner. Pertanyaan IRT sebanyak 40 orang (74,1%), dan Swasta
yang diberikan kepada responden adalah sebanyak 14 orang (25,9%).
mengenai pengetahuan tentang menopouse. Berdasarkan table 1 karakteristik
Peneliti membagikan kuesioner kepada responden berdasarkan umur 46-48
responden berjumlah 30 pertanyaan tertutup

(JIK) JURNAL ILMU KEBIDANAN p-ISSN 2407-6872 e-ISSN 2579-4027


AKADEMI KEBIDANAN UMMI KHASANAH
JURNAL ILMU KEBIDANAN Volume 6 Nomor 2, Juni 2020 99

sebanyak 30 responden (55,6%). penelitian menunjukan sehagian besar


Penelitian ini sejalan dengan Ratna Setyo responden IRT. Penelitian ini sejalan
Ningsih (2015) umur mempengaruhi dengan penelitian yang dilakukan oleh
terhadap daya tangkap dan pola pikir Sasitorn Rakkuea (2016) pekerjaan
seseorang, semakin bertambah usia akan seseorang berhubungan dengan usia
semakin berkembang pula daya tangkap dan menopouse. Ada beberapa faktor yang
pola pikirnya sehingga pengetahuan yang mempengaruhi menopouse yaitu umur
diperoleh semakin membaik. Berdasarkan waktu mendapatkan haid pertama kali
hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa (menarche), kondisi kejiwaan dan
umur akan mempengaruhi kematangan pekerjaan, jumlah anak, penggunaan obat-
berfikir seseorang. obatan keluarga berencana (KB), merokok,
Berdasarkan tabel 1 karakteristik sosial ekonomi, menopouse yang terlalu dini
responden berdasarkan pendidikan dan menopouse yang terlambat salah satu
mayoritas pendidikan SMA sebanyak 28 faktor yang mempengaruhi menopouse
responden (51,9%). Penelitian ini sejalan yaitu pekerjaan, wanita yang bekerja akan
dengan penelitian yang dilakukan oleh mengalami menopouse lebih cepat
Meilina Estiani (2015) dan Citra Dhohana dibandingkan wanita tidak bekerja. Hal ini
menyatakan bahwa terdapat hubungan berpengaruh ke perkembangan psikis
antara tingkat pendidikan dengan tingkat seseoang wanita.
kesehatan. Ibu yang tingkat pendidikan 2. Tingkat Pengetahuan Ibu
formalnya lebih tinggi cenderung akan Pramenopouse dan Menopouse Pada
mempunyai pengetahuan yang lebih Masa Klimakterium
dibandingkan orang dengan tingkat Tabel 2. Tingkat Pengetahuan
pendidikan formal yang lebih rendah,
Kategori Frekuensi %
karena akan lebih mampu dan mudah Baik 15 27,8
memahami arti kesehatan serta pentingnya Cukup 22 40,7
kesehatan, Kurang 17 31,5
Pendidikan adalah usaha sadar dan Total 54 100
terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta Berdasarkan data tabel 2 dapat
didik secara aktif mengembangkan potensi diketahui bahwa responden dengan
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual pengetahuan baik sebanyak 15 orang
keagamaan, pengalaman diri, kepribadian, (27,8%), tingkat pengetahuan dalam
kecerdasan, akhlak mulia, serta kategori cukup sebanyak 22 orang (40,7%),
keterampilan yang diperoleh masyarakat, dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak
bangsa, dan negara. Pendidikan dapat 17 orang 31,5%), sehingga mayoritas
mempengaruhi perilaku seseorang dalam responden mempunyai tingkat pengetahuan
pola hidup terutama motivasi untuk cukup. Berdasarkan Tabel 4.4 dapat
berperan serta dalam pembangunan diketahui bahwa responden dengan
kesehatan. Tingkat pendidikan diperlukan pengetahuan cukup sebanyak 22 responden
untuk mendapatkan informasi misalnya hal- (40,7%). Hasil penelitian ini menunjukan
hal yang menunjang kesehatan. Tingkat sebagian beras responden berpengetahuan
pendidikan yang rendah mempengaruhi cukup. Penelitian ini sejalan dengan
pengetahuan seseorang sehingga respon penelitian Nur Fitriana Sari (2012)
yang berpendidikan rendah akan berkorelasi dikarenakan sosial ekonomi dimana sosial
dengan rendahnya pengetahuan responden ekonomi akan mempengaruhi pendidikan
tentang menopouse. dan pengalaman terutama dalam
Berdasarkan tabel 1 karakteristik memperoleh informasi. Informasi yang
responden berdasarkan pekerjaan IRT diperoleh dari berbagai sumber akan
sebanyak 40 responden (74,1%). Hasil mempengaruhi tingkat pengetahuan

(JIK) JURNAL ILMU KEBIDANAN p-ISSN 2407-6872 e-ISSN 2579-4027


AKADEMI KEBIDANAN UMMI KHASANAH
JURNAL ILMU KEBIDANAN Volume 6 Nomor 2, Juni 2020 100

seseorang. Bila seseorang banyak susah berkonsentrasi, keringat pada malam


memperoleh informasi maka ia cenderung hari. Gejala fisik yang timbul pada masa
mempunyai wawasan yang lebih luas. menopouse adalah keriput, sakit kepala,
Dengan mengetahui tentang menopouse, insomnia, rasa panas (hot flushes), vagina
masa tersebut apat dijalani dengan lebih terasa kering, ketidaknyamanan dalam
baik, secara fisik maupun psikis sehingga buang air kecil dan ketidakmampuan untuk
setiap wanita dapat menjalani hari-harinya mengendalikan buang air kecil
dengan kualitas hidup yang lebih baik. (Proverawati, 2010).
Menurut Notoadmodjo (2010),
pengetahuan adalah berbagai gejala yang KESIMPULAN
ditemui dan diperoleh manusia melalui Pengetahuan ibu-ibu tentang
pengamatan akal. Pengetahuan muncul pramenopouse dan menopouse pada masa
ketika seorang menggunakan akal budinya klimakterium pada tingkat baik sebanyak 15
untuk mengenali benda atau kejadian responden (27,8%). Pengetahuan ibu-ibu
tertentu yang belum pernah dilihat atau tentang pramenopouse dan menopouse pada
dirasakan sebelumnya. Faktor-faktor yang masa klimakterium pada tingkat cukup
mempengaruhi pengetahuan yaitu sosial sebanyak 22 responden (40,7%).
ekonomi, budaya, pendidikan, dan Pengetahuan ibu-ibu tentang pramenopouse
pengalaman. Apabila status ekonomi baik, dan menopouse pada masa klimakterium
tingkat pendidikan akan tinggi, diiringi oleh pada tingkat kurang sebanyak 17 responden
peningkatan pengetahuan. Budaya (31,5%)
berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan
karena informasi yang baru akan disaring DAFTAR PUSTAKA
dan disesuaikan dengan budaya yang ada
serta agama yang dianut. Pendidikan yang Badan Pusat Statistik. 2014. Statistik
tinggi akan berpengaruh pada penerimaan Daerah Istimewa Yogyakarta 2014.
hal-hal baru dan dapat menyesuaikan diri Yogyakarta: BPS.
dengan hal baru tersebut. Pengalaman Dinas Kesehatan Republik Indonisia. 2014.
berkaitan dengan umur dan pendidikan Populasi Penduduk Indonisia. Jakarta.
individu. Pendidikan yang tinggi maka Kasdu, D. 2008. Kiat Sehat dan Bahagia di
pengalaman akan luas dan semakin tua umur Usia Menopouse. Yogyakarta :
seseorang maka pengalaman akan Maha Medika Jakarta : Salemba
bertambah. Medika.
Klimakterium adalah masa yang Manuaba, I.B.G. (2009). Memahami
bermula dari akhir tahap reproduksi, Kesehatan Reproduksi Wanita.
berakhir pada awal senium dan terjadi pada Jakarta : EGC.
wanitaumur 40-65 tahun sedangkan Mulyani, N. S. 2013. Menopouse.
Menopouse merupakan akhir proses Yogyakarta : Muha Medika.
biologis dari siklus menstruasi, yang Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian
dikarenakan karena perubahan hormon yaitu Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
penurunan produksi hormon estrogen yang Proverawati . Atikah. 2010. Menopouse Dan
dihasilkan oleh ovarium. Penurunan hormon Sindrom Menopouse. Yogyakarta :
estrogen menyebabkan siklus menstruasi MuhaMedika Jakarta : Salemba
menjadi tidak teratur. Menopouse juga dapat Medika.
diartikan sebagai haid terakhir (Mulyani, Putri, A. 2009. Tetap Sehat di Usia Lanjut.
2013). Yogyakarta. Genius Publisher.
Gejala psikologis yang dialami Sibagaring. 2010. Reproduksi Wanita.
wanita menjelang menopouse meliputi Jakarta : Trans Info Medika
mudah tersinggung, depresi, cemas, suasana Spencer, RF and Brown, P. 2007.
hati (mood) tidak menentu, sering lupa, Menopouse. Jakarta Erlangga.

(JIK) JURNAL ILMU KEBIDANAN p-ISSN 2407-6872 e-ISSN 2579-4027


AKADEMI KEBIDANAN UMMI KHASANAH
JURNAL ILMU KEBIDANAN Volume 6 Nomor 2, Juni 2020 101

Suratini, KT. 2009. Pola Hidup Menjelang


Menopouse. Jurna Kebidanan dan
Keperawatan. STIKES Aisyiyah
Yogyakarta.
Waryana. 2010. Gizi Reproduksi. Pustaka
Rihama : Yogyakarta.
Wiknjosastro. 2009. Ilmu Kebidanan.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
World Health Organization. 2014.
Kesehatan reproduksi wanita.
www.who.int/features/factfiles/phys
ical_activity/facts/en/index2.html.Di
akses tanggal 25 Februari 2016
pukul 19.45.

(JIK) JURNAL ILMU KEBIDANAN p-ISSN 2407-6872 e-ISSN 2579-4027


AKADEMI KEBIDANAN UMMI KHASANAH

Anda mungkin juga menyukai