PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menstruasi atau haid merupakan pengeluaran darah secara periodik
yang berasal dari dinding rahim wanita. Siklus menstruasi tiap wanita
berbeda-beda. Hampir 90% wanita memiliki siklus menstruasi 25-35 hari
dan 10-15% yang memiliki siklus panjang 28 hari, namun beberapa wanita
memiliki siklus menstruasi yang tidak teratur (Saryono dan Sejati, 2009
dalam Susanti et al., 2017)). Saat Menstruasi banyak wanita yang
mengalami ketidaknyamanan fisik selama beberapa hari sebelum datangnya
menstruasi, seperti rasa tidak nyaman pada daerah perut atau kram perut
sampai masalah ketidakstabilan emosi atau mudah tersinggung. Kondisi ini
biasanya dikenal sebagai premenstrual syndrome. (Susanti et al., 2017)
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Pelayanan Kesehatan
Ramah Remaja (PKRR) dibawah naungan World Health Organization
(WHO) pada tahun 2018, disebutkan bahwa permasalahan wanita di
Indonesia adalah seputar permasalahan mengenai gangguan
menstruasi(38,45%), masalah gizi yang berhubungan dengan anemia
(20,3%), gangguan belajar (19,7%), gangguan psikologis (0,7%), serta
masalah berat badan (0,5%). Gangguan menstruasi mejadi permasalahan
utama pada wanita di Indonesia. Angka kejadian premesntrual Syndrome di
Indonesia menurut Lestari 2013. Premesntrual syndrome dialami
70/100000-90/100000 (70%-90%) oleh wanita usia reproduktif dan
2/100000-10/100000 (2%-10%) mengalami gejala premesntrual berat.
(Mama, 2017)
Berdasarkan data yang diperoleh dari Departemen Kesehatan tahun
2014 tentang prevalensi sindrom premenstruasi di Indonesia, diperoleh
hasilsebanyak 40% wanita Indonesia mengalami sindrom premenstruasi dan
sebanyak 2-10% mengalami gejala berat. Menurut Ratikasari (2015),
seorang wanita akan lebih mudah menderita PMS apabila lebih peka
1
2
kadar estrogen dan progesteron, yang dapat memicu munculnya gejala fisik
PMS, seperti nyeri pada payudara dan kembung. Tingginya tingkat stres
dapat memperparah gejala PMS. (Susanti et al., 2017)
Masa remaja sebagai masa peralihan antara masa kanak-kanak dengan
masa dewasa. Masa ini disebut juga dengan masa awal pubertas, sampai
tercapainya kematangan yang dimulai pada pria usia 14 tahun dan usia 12
tahun pada wanita. Pada masa remaja atau masa puber pertumbuhan dan
perkembangan menjadi sangat pesat, baik dari fisik maupun psikologis,
yang berlangsung pada usia 11-16 tahun pada pria dan 10-15 tahun pada
wanita. Memasuki usia remaja, beberapa jenis hormon, terutama hormon
estrogen dan progesteron. Kedua hormon tersebut mulai berperan aktif
sehingga pada wanita mengalami perubahan seperti mulai tumbuh payudara,
pinggul melebar dan membesar, di samping itu akan mulai tumbuh rambut-
rambut halus sekitar ketiak, dan kemaluan. Remaja wanita pubertas juga
akan ditandai dengan datangnya menstruasi pertama yang disebut dengan
menarche. (Proverawati, 2017)
Dampak Premenstrual syndrom terhadap penurunan produktivitas
kerja, sekolah dan hubungan interpersonal penderita cukup besar, dikaitkan
dengan keluhan sukar berkonsentrasi, menurunnya entusiasme, menjadi
pelupa, mudah tersinggung dan labilitas emosi, serta menurunnya
kemampuan koordinasi. Data yang diperoleh menunjukkan lebih tingginya
angka tidak masuk kerja selama lebih dari 5 hari kerja per bulan,
berkurangnya produktivitas kerja sebesar 50% serta lebih tingginya kejadian
terganggunya hubungan interpersonal dan aktivitas sosial, pekerjaan atau
sekolah pada kelompok penderita premenstrual syndrom dan terdapat
sebanyak 30-50% dari wanita mengalami gejala PMS dan sekitar 5%
merasakan gejala cukup parah yang berdampak pada kesehatan fisik dan
fungsi sosial mereka sebanyak 10% lainnya mengalami PMS yang parah
sehingga menyebabkan ketidakhadiran di sekolah selama1-3 hari. (Susanti
et al., 2017)
Faktor penyebab PMS diantaranya adalah rasa cemas dimana terjadi
4
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas dapat diambil rumusan masalah
dimana terdapat angka PMS 10% yang dipicu oleh kecemasan yang terjadi
5
pada remaja. dan dari PMS tersebut 3% diantaranya tidak masuk sekolah,
4% mengalami emosi yang labil dan tidak berkonsentrasi yang
menyebabkan ijin pada saat jam pelajaran.
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka dirumuskan pertanyaan
penelitian sebagai berikut: “Apakah ada hubungan tingkat kecemasan
dengan kejadian premenstrual syndrome (PMS) pada siswi kelas XII di
SMAN 1 CILELES Kabupaten Lebak Tahun 2023”
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Diketahuinya Hubungan tingkat kecemasan dengan kejadian Premenstual
Syndrome (PMS) pada Siswi kelas XII di SMAN 1 CILELES kabupaten
Lebak Tahun 2023
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya tingkat kecemasan pada siswi kelas XII SMAN 1
CILELES kabupaten Lebak Tahun 2023.
b. Diketahuinya kejadian PMS pada siswi kelas XII di SMAN 1
CILELES Lebak Tahun 2023
c. Diketahuinya hubungan tingkat kecemasan remaja putri
dengan kejadian PMS pada siswi di SMAN 1 CILELES
kabupaten Lebak Tahun 2023
3. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Bagi Responden
Dari penelitian diharapkan dapat dijadikan informasi dan ilmu
pengetahuan tambahan tentang kecemasan dan PMS yang mana agar
dapat membantu menurunkan tingkat kecemasan dengan kejadian
premenstrual syndrome pada siswi kelas XII di SMAN 1 CILELES
Kabupaten Lebak
2. Manfaat Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan serta wawasan tentang tingkat
kecemasan dengan kejadian premenstrual syndrome (PMS), dan
meningkatkan pengalaman pada peneliti dalam melakukan penelitian
secara nyata dan meningkatkan pengalamanya dalam menulis.
6
1. Pengertian
Premenstrual syndrom (PMS) merupakan kumpulan gejala fisik,
psikologis, dan emosi yang terkait dengan siklus mestruasi wanita
dan secara konsisten terjadi selama tahap luteal dari siklus menstruasi
akibat perubahan hormonal yang berhubungan dengan siklus saat
ovulasi (pelepasan sel telur dari ovarium) dan menstruasi .
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa
premenstrual syndrom adalah suatu gejala fisik dan emosional yang
terjadi menjelang menstruasi, gejala-gejala terrsebut dapat berupa
perubahan perasaan maupun fisik yang menyebabkan
ketidaknyamanan pada seseorang. Gejala tersebut akan hilang seiring
dengan berjalannya menstruasi. (Saskiaputri, 2020)
2. Gejala-Gejala Premenstrual Syndrom (PMS)
Gejala-gejala yang terjadi dapat tetap sama atau bervariasi dari
bulan ke bulan, pada umumnya gejala yang datang adalah menifestasi
dari produksi hormon progesteron pada bagian akhir dari siklus
menstruasi, lebih dekat dengan datangnya masa menstruasi. Pada
dasarnya gejala premenstrual syndrom berhubungan dengan berbagai
perubahan. Diantaranya ialah perubahan fisik, perubahan suasana hati,
dan perubahan mental. (Saskiaputri, 2020)
a) Perubahan fisik, diantaranya sakit punggung, perut kembung,
payudara terasa penh dan nyeri, perubahan nafsu makan,
sembelit, pusing, pingsan, sakit kepala, daaerah panggul terasa
berat atau tertekan , hot flashes (kulit wajah, leher, dan dada
tampak merah serta terasa hangat saat diraba), susah tidur, tidak
bertenaga, mual dan muntah, kelelahan yang sangat luar
biasa, kelainan dikulit(misalnya jerawat dan neurodermatitis),
pembengkakan jaringan atau nyer i persendian dan penambahan berat
7
8
badan.
b) Perubahan suasana hati, diantaranya mudah marah, cemas,
depresi, mudah tersinggung, gelisah, merasa sedih dan gembira
secara bergantian
c) Perubahan mental, diantaranya merasa kalut, sulit
berkonsentrasi, dan pelupa.
Sedangkan menurut (Proverawati, 2017)ada dua gejala pada saat
premenstrual syndrom tiba yaitu:
a. Gejala fisik diantaranya: kram, nyeri perut, nyeri pada
payudara, perut kembung, berat badan meningkat,
kelelahan, pembengkakan pada tangan dan kaki, nyeri
sendi, sakit kepala, dan susah tidur (insomnia)
b. Gejala emosional, diantaranya mudah tersinggung, mudah
marah, nafsu makan meningkat, mood tidak stabil, cemas,
merasa sedih dan depresi, merasa tertekan, merasa tidak
berguna dan bersalah, sensitif, putus asa, merasa memiliki
konflik, keinginan untuk beraktifitas menurun, sulit
berkonsentrasi dan muncul perasaan berlebihan atau
lepasa kendali.
Gejala psikologis menjadi lima, diantaranya:
a. Ketegangan
Tertimbunnya cairan dalam tubuh dapat
menimbulkan ketegangan, baik pada fisik maupun
mental. Ketegangan mental dapat meningkatkan
ketegangan pada otot-otot sehhingga menimbulkan
kekakuan, kecanggungan, dan pegal pada anggota gerak
serta persendian, ketegangan otot yang meningkat
merupakan salah satu aspek mekanisme reflek “lawan
atau lari” dan ada hubungannya dengan makin banyaknya
pengeluaran zat adrenalin oleh kelenjar adrenalin, kadar
adrenalin yang meningkat dalam darah juga
bertanggung jawab atas peningkatan denyut jantung,
9
b. Kecemasan Sedang
Memungkinkan individu untuk berfokus pada hal yang
penting dan mengesampingkan yang lain. Kecemasan ini
mempersempit lapang persepsi individu dengan demikian
individu tidak mengalami perhatian yang selektif namun dapat
berfokus pada lebih banyak area jika diarahkan untuk
melakukannya
Kecemasan Berat
Sangat mempengaruhi lapang persepsi individu. Individu
cenderung berfokus pada suatu yang rinci dan spesifik serta tidak
berfikir pada hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk
mengurangi ketegangan. Individu tersebut memerlukan banyak
arahan untuk berfokus pada area lain.
c. Kecemasan Panik
Ketakutan yang berhubungan dengan terperangah, takut,
dan teror. Hal yang rinci terhadap proporsinya karena mengalami
hilang kendali, individu yang mengalami panik tidak mampu
melakukan sesuatu walaupun dengan arahan. Panik merupakan
disorganisasi dan menimbulkan peningkatan aktifitas motorik,
menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain,
persepsi yang menyimpan dan kehilangan pemikiran yang
rasional, tingkat kecemasan ini tidak sejalan dengan kehidupan,
jika berlangsung terus dalam waktu yang lama, dapat terjadi
kelelahan dan kematian. (Susanti et al., 2017)
c. Gejala-Gejala Kecemasan
i. Gejala fisik, yaitu memiliki ciri-ciri berikut: kegelisahan,
anggota tubuh bergetar, banyak berkeringat, sulit bernapas,
jantung berdetak kencang, merasa lemas, panas dingin, mudah
marah atau tersinggung.
ii. Gejala behavioral, yaitu memiliki ciri-ciri berikut: berperilaku
menghindar, terguncang, melekat dan dependen.
iii. Gejala kognitif, yaitu memiliki ciri-ciri berikut: khawatir
tentang sesuatu, perasaan terganggu akan ketakutan terhadap
15
F) Kerangka Teori
KECEMASAN
Reseptor mengatur
kecemasan
Mempengaruhi kerja
hipotalamus
Menimbulkan keluhan
PMS
A. Kerangka Konsep
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah tingkat
kecemasan remaja putri dan variabel dependen dalam penelitian ini kejadian
premenstrual syndrome. Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Gambar 2.2
Kerangka konsep
B. Hipotesis
22
BAB IV
METODE PENELITIAN
23
24
oleh populasi yang secara nyata diteliti dan ditarik kesimpulan. Penelitian
dengan menggunakan sampel lebih menguntungkan dibandingkan dengan
penelitian menggunakan populasi karena penelitian dengan sampel lebih
menghemat biaya, waktu dan tenaga. Dalam menentukan sampel langkah
awal yang harus ditempuh adalah membatasi jenis populasi atau
menentukan populasi target. (Masturoh & T, 2018)
Untuk menemukan besarnya sampel pada penelitian ini
menggunakan rumus Slovin dengan batas kesalahan (e) 5% (0,1) sehingga
memiliki tingkat akurasi 95%
Rumus : n = 𝑁
1+𝑁 (𝑑)2
57
n=
1+57(0,05)2
57
n=
1+57(0,0025)
57
n=
1+0.1425
57
n=
1.1425
sama untuk terpilih menjadi sampel. Dari 57 populasi kita ambil sebanyak
50 sampel dengan cara di kocok seperti kocok arisan yang di dalamnya
tersebut berisikan nama-nama dari responden di kocok sampai 50 sampel
yang diinginkan tercapai.
3. Kriteria sampel
Kriteria inklusi, kriteria inklusi adalah kriteria yang akan
menyaring anggota populasi menjadi sampel yang memenuhu kriteria
secara teori yang sesuai dan terkait dengan topik dan kondisi penelitian.
Atau dengan kata lain kriteria inklusi merupakan ciri-ciri yang perlu
dipenuhi oleh setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel.
(Masturoh & T, 2018)
Kriteria ekslusi, adalah kriteria yang dapat digunakan untuk
mengeluarkan anggota sampel dari kriteria inklusi atau dengankata lain
ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat diambil sebagai sampel
(Masturoh & T, 2018)
Kriteria inklusi dan eksklusi dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
Tabel 3.1 : kriteria inklusi & eksklusi
Kriteria Ciri-ciri
Kriteria inklusi Bersedia menjadi responden
Kriteria ekslusi Siswi tidak hadir saat penelitian
Revisian
Proposal
Penelitian
penelitian
Persiapan
sidang hasil
penelitian
Sidang hasil
penelitian
C. Variabel penelitian
Variabel yang diteliti dalam penelitian ini terdiri dari beberapa
variabel independen dan satu variabel dependen.
1. Dalam penelitian ini variabel independennya adalah tingkat
kecemasan pada remaja putri.
2. Dalam penelitian ini variabel dependennya adalah kejadian
premenstrual syndrom
27
D. Definisi Operasional
Definisi oprasional adalah proses perumusan atau pemberian
arti dan makna pada variable untuk kepentingan akurat,
komunikasi, dan replikasi agar pemahaman yang sama kepada
setiap orang mengenai variable yang diangkat dalam suatu
penelitian. (Masturoh & T, 2018)
Tabel 3.3 : Definisi Operasional
No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Operasional Ukur
1. PMS Nyeri pra haid Disebar ke kuesioner 1.Tidak ( jika ordinal
seperti nyeri responden dan skor jawaban
payudara, kram mengajarkan cara tidak 1-7)
perut perubahan mengisinya 2. Ya (jika skor
mood yang jawabam ya 1-
dialami 5-10 hari 5)
sebelum haid
terjadi
E. Jenis Data
Menggunakan data primer dan sekunder dimana data sekunder
diperoleh dari file yang diambil atau diminta langsung kepada pihak
sekolah sedangkan data primer merupakan sumber data yang langsung
dari pihak pertama kepada pengumpul data, biasanya dapat melalui
wawancara, jejak dan lain-lain. (Febriansyah, 2017).
F. Teknik pengumpulan data
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode pengumpulan data
kuesioner, di mana peneliti mendapatkan keterangan atau informasi
secara tidak langsung dari seorang sasaran penelitian (responden)
dengan menggunakan Kuesioner dan instrumen HARS (Hamilton
Anxienty Rating Scale) yang digunakan untuk mengukur tingkat
kecemasan sampel. Setelah kuesioner terisi peneliti mengecek
kembali kelengkapan kuesioner dan setelah didapatkan sempel
sebanyak yang dibutuhkan maka proses pengumpulan data telah
selesai.
Prosedur Penelitian :
1. Melakukan konsultasi judul dengan pembimbing skripsi.
2. Persiapan peneliti menyusun rencana penelitian yang dituangkan
dalam bentuk proposalatau usulan penelitian
3. Pengumpulan data, artikel, jurnal, dan literatur-literatur
pendukung yang berkaitan dengan topik yang akan dibahas
sebagai keaslian penelitian dan referensi untuk penyusunan
proposal penelitian.
4. Peneliti mohon surat izin penelitian ke pihak kampus STIKes
Medistra Indonesia sebagai pengantar untuk ijin studi pendahuluan
penelitian sekaligus meminta data untuk populasi kepada pihak
sekolah SMAN 1 CILELES
5. Membuat proposal skripsi dengan bimbingan pembimbing skripsi.
29
P = f/n x 100%
Gambar 3.1
Rumus univariat sumber : (Masturoh & T, 2018)
Keterangan:
P : presentasi
f: frekuensi
n : jumlah sampel
2. Analisis bivariat
Analisis ini yang digunakan terhadap dua variabel yang
diduga berhubungan atau berkolaborasi menggunakan
tabulasi silang atau uji statistic menggunakan uji Chi Square
(x2) dengan tingkat kecemaknaan (p-value) p<0,05. Maka
dikatakan kedaua variabel ini memiliki hubungan yang
bermakna dengan tingkat kepercayaan 95% (Masturoh & T,
2018)
Rumus Chi Square: Gambar 3.2
Ʃ(0-E)²
X²=
E
Rumus Chi Square (Sumber (Masturoh & T, 2018)
31
Keterangan :
X2 =nilai Chi square
∑ = jumlah
O = nilai observasi E = nilai harapan
Tujuan dari uji Chi Square atau kali kuadrat adalah untuk
menguji perbedaan proporsi beberapa kelompok data.
Prinsipnya adalah membandingkan frekuensi yang terjadi
(observasi) dengan frekuensi harapan. Bila nilai frekuensi
observasi dengan nilai harapan sama dikatakan tidak ada
hubungan yang bermakna (signifikan) Keputusan Uji :
• Bila p Value < a (0,05). H0 ditolak. Berarti data sampel
mendukung adanya perbedaan atau hubungan yang
bermakna
• Bila p Value > a (0,05). H0 gagal ditolak. Berarti data
sampel tidak mendukung adanya perbedaan atau tidak
ada hubungan yang bermakna.(Masturoh & T, 2018)
J. Etika Penelitian
Etika penelitian yang digunakan untuk melaksanakan penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Persetujuan (Informed Consent)
Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan
responden dengan memberikan lembar persetujuan menjadi
responden, yang diberikan sebelum penelitian.
2. Tanpa Nama (Anonymity)
Memberikan jaminan dalam penggunaan subjek
penelitian dengan cara tidak memberikan atau
mencantumkan nama responden, dan menuliskannya dengan
kode.
3. Kerahasiaan (Confidentiatily)
Semua informasi yang dikumpulkan dijamin
32
A. Analisis Univariat
Yaitu digunakan untuk analisa masing-masing variabel. Dengan cara
menggunakan presentasi untuk menganalisis data dari seluruh responden
yang diambil pada saat penelitian.
Tabel 5.1
Tingkat Kecemasan Pada Siswi Kelas XII Di SMAN 1 Cileles
Kabupaten Lebak Tahun 2023
Jumlah 50 100.0
Tabel 5.1
menunjukan bahwa siswi di SMAN 1 Cileles sebagian besar (52%)
mengalami cemas berat, (28 %) mengalami cemas ringan, (20%)
mengalami cemas sedang.
32
33
Ya 23 46.0
Jumlah 50 100.0
Tabel 5.2 menunjukan siswi di SMAN 1 Cileles yang tidak mengalami PMS
sebagiaan besar (54%) dan (46%) siswi di SMAN 1 Cileles mengalami PMS
B. Analisis Bivariat
Dilakukukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau
berkolaborasi. Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Kejadian Premenstrual
Syndrome (PMS) Pada Siswi Kelas XII di SMAN 1 CILELES Tahun 2023
Tabel 5.3
Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Kejadian Premenstrual Syndrome
(PMS) Pada Siswi Kelas XII di SMAN 1 CILELES Tahun 2023
PEMBAHASAN
A. Tingkat Kecemasan
1) Pengertian Kecemasan
Kecemasan atau anxiety adalah suatu kondisi psikologis atau
bentuk emosi individu berupa ketegangan, kegelisahan, kekhawatiran
yang berkenaan dengan perasaan terancam serta ketakutan oleh
ketidakpastian di masa mendatang bahwa sesuatu yang buruk akan
terjadi. Kecemasan adalah reaksi yang dapat dialami siapapun.
Kecemasan dengan intensitas wajar dapat dianggap memiliki nilai
positif sebagai motivasi, tetapi apabila intensitasnya tinggi dan
bersifat negatif dapat menimbulkan kerugian dan dapat mengganggu
keadaan fisik dan psikis individu yang bersangkutan. (Susanti et al.,
2017)
Kecemasan sebagai salah satu gejala utama dan gangguan tidur
seperti insomnia atau hipersomnia merupakan yang merupakan gejala
penyerta dari PMS, kecemasan adalah salah satu keadaan yang
ditandai dengan perasaan ketakutan yang disertai dengan tanda
somatik yaitu terjadinya hiperaktivitas sistem saraf otonom,
kecemasan merupakan gejala yang tidak spesifik yang sering
ditemukan dan seringkali merupakan suatu emosi yang normal.
Remaja yang mengalami pubertas akan lebih cepat murung, khawatir,
cemas, marah dan menangis hanya karena hasutan yang sangat kecil.
(H. D. Susanti et al., 2017)
34
35
jaringan pada buah dada selama masa pre-menstruasi, sehingga buah dada
akan membesar, bengkak dan terasa sakit.
d. Kekurangan asam lemak esensial (ALE) di dalam tubuh
Kekurangan zat asam lemak esensial (ALE) ini dapat menimbulkan
efek yang sama seperti pada kenaikan hormon prolaktin, gangguan
metabolisme dapat terjadi karena ketidaskseimbangan estrogen dan
progesteron, kadar peolaktin itu sendiri normal, estrogen maupun
progesteron menurut hasil pengukuran normal.
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil yang diperoleh penelitian mengenai hubungan
antara tingkat kecemasan dengan kejadian PMS pada siswi kelas XII di
SMAN 1 Cileles Kabupaten Lebak Banten Tahun 2023:
1. Menunjukan bahwa siswi kelas XII di SMAN 1 Cileles sebagian besar
(52%) mengalami cemas berat, (28 %) cemas ringan, dan (20%)
mengalami cemas sedang
2. Menunjukan siswi kelas XII di SMAN 1 Cileles yang tidak
mengalami PMS sebagian besar yaitu (54%) dan (46%) siswi yang
mengalami PMS.
3. Terdapat ada hubungan antara tingkat kecemasan remaja putri dengan
kejadian PMS pada siswi di SMAN 1 CILELES Kabupaten Lebak
Banten Tahun 2023.
B. SARAN
1. Bagi Responden
Bagi responden dalam penelitian ini disarankan untuk banyak
membaca dan memahami seputar materi tentang kecemasan dengan
PMS yang bisa didapatkan dari media online seperti jurnal, ebook
tentang kespro, makalah dan literatur lainnya agar para siswi lebih
memahami tentang materi tersebut yang mana nantinya diharapkan
dapat mencegah permasalahan tersebut dan menurunkan angka
kejadian kecemasan dengan PMS.
2. Bagi Peneliti
Dari penelitian ini dapat menjadi pengalaman dalam menulis
dan menambah wawasan bagi peneliti dalam meningkatkan ilmu
pengetahuan dan pendidikan tentang kecemasan dengan kejadian
PMS. Sehingga dapat memberikan edukasi kepada siapa saja yang
membutuhkan atau mengalami permasalahan tersebut sehingga
43
44
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN 1
LEMBAR PERSETUJUAN
Persetujuan Responden
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama :
Umur :
Dengan ini saya menyatakan bahwa sudah diberikan penjelasan terkait subjek
penelitian dan bersedia menjadi responden dalam penelitian Skripsi yang disusun
oleh Dewi Indriani Mahasiswi S1 Kebidanan STIKES Medistra Indonesia dengan
judul yang terkait “Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Kejadian Pramenstrual
Syndrome (PMS) Pada Siswi Kelas XII di SMAN 1 CILELES Tahun 2023”.
Demikian pernyataan persetujuan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak
dalam paksaan siapapun dan dapat digunakan sebagaimana mestinya. Peneliti
menjamin kerahasiaan pendapat dan identitas untuk menjadi responden pada
penelitian ini.
Bekasi,.............2023
Reponden
(……………………………..)
48
LAMPIRAN 2
KUESIONER PENELITIAN
Petunjuk Pengisian
No Pertanyaan Ya Tidak
Petunjuk pengisian :
Beri tanda ceklis (√) pada kolom yang dipilih
nilai angka score 0 = jika tidak ada gejala
nilai angka score 1 = gejala yang dialami ringan nilai angka score 2 = gejala yang
dialami sedang nilai angka score 3 = gejala yang dialami berat
nilai angka score 4 = gejala yang dialami sangat berat
Gelisah
Tidak merasa
tenang
3. Gangguan Tidur
Sukar tidur
Terbangun malam
hari
Tidur tidak
nyenyak
Bangun dengan
lesu
Banyak mimpi-
mimpi
Mimpi buruk
Mimpi
menakutkan
4. Gangguan
Kecerdasan
Tidak
berkonsentrasi
Daya ingat
menurun
Daya ingat sangat
buruk
5. Gangguan
Depresi
Berkurangnya
kesenangan pada
hobi
Murung
52
Sedih
Bangun dini hari
Perubahan mood
6. Gejala Autonom
Mulut kering
Muka merah
Mudah berkeringat
Kepala pusing
Kepala terasa berat
Kepala terasa sakit
dan bulu-bulu
berdiri
7. Tingkah Laku
Gelisah
Tidak tenang
Gemetar
Kulit kering
Muka tegang
Otot tegang
8. Gejala Urogenital
Sering BAK
Tidak dapat
menahan BAK
Tidak ada haid
Darah haid
berlebihan
Darah haid sedikit
Masa haid
berkepanjangan
53
LAMPIRAN 3
LEMBAR KONSULTASI PEMBIMBING
No
1.
18 November 2022 Pengajuan judul proposal
2.
melengkapi lembar
konsultasi
8. 24 Februari 2023 Konsultasi tentang surat
izin melakukan penelitian
LAMPIRAN 4
LEMBAR KONSULTASI PENGUJI
1.
24-Januari-2023 Di judul tambahkan lokasi
penelitian
2.
Revisi bagian kata
pengantar untuk nama
nama pengurus STIKES
3. BAB 1 pendahuluan ganti
referensi ke tahun yang
terbaru
4. BAB 2 cantumkan
referensi di setiap akhir
paragraf
5. Lembar kuesioner
penelitian lebih di perjelas
lagi setiap point pertanyaan
nya
6. Lembar kuesioner HRS
tambahkan lagi point nya
sampai 52 point
57
Lampiran 5
Hasil Pengolahan Data
Kecemasan PMS
Nama /
No Kelas Alamat Keterang Hasil Hasil
Inisial 1 2 3 4 5 6 7 8 1 Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 Jumlah
an Ukur Ukur
Sulpa
Cemas
Nabila XII IPS Umbul
1 2 4 3 2 3 3 2 2 3 24 Sedang 2 1 1 1 0 1 0 1 5 2
Siti
Cemas
Mariam XII IPS Pasirbinglu
2 2 3 2 2 3 1 3 4 3 23 Sedang 2 1 0 1 1 1 0 0 4 1
Cemas
Ika XII IPS cimerak
3 2 4 4 1 3 3 2 4 3 26 Sedang 2 1 1 1 0 0 1 0 4 1
yulia
Cemas
fitriani XII IPS cinangka
4 1 5 4 2 4 4 3 4 3 30 Berat 3 1 1 0 1 1 0 0 4 1
reva
Cemas
helima XII IPS cimerak
5 2 2 4 1 2 3 2 4 2 22 Sedang 2 1 1 1 0 1 0 1 5 2
Cemas
rosita sari XII IPS cimerak
6 2 4 4 2 2 3 4 4 4 29 Berat 3 1 0 0 1 1 0 0 3 1
dede
Cemas
yuliami XII IPS Kopi
7 1 4 4 1 3 3 1 4 3 24 Sedang 2 1 1 1 0 1 1 0 5 2
58
alya
Cemas
maulani XII IPA Rancabaok
8 1 2 3 1 2 2 1 4 2 18 Ringan 1 1 1 1 0 0 1 1 5 2
Cemas
sunari XII IPA kopi
9 2 2 4 2 3 4 4 5 4 30 Berat 3 1 0 1 1 1 0 1 5 2
Cemas
fila aulia XII IPA babakan
10 1 3 2 1 2 3 1 2 2 17 Ringan 1 1 1 1 0 1 0 0 4 1
nia
Cemas
sutiawati XII IPA Pasirbinglu
11 1 3 3 1 2 1 1 4 3 19 Ringan 1 1 0 0 0 0 1 1 3 1
indrianing
Cemas
sig XII IPS Cipeteuy
12 1 3 3 2 2 1 1 2 2 17 Ringan 1 1 1 0 0 1 0 1 4 1
fitri
rahmawa
Cemas
ti XII IPA kebon cau
13 4 4 4 1 3 4 4 4 4 32 Berat 3 1 1 0 0 1 1 1 5 2
euis
Cemas
rahma XII IPA curug ranjeng
14 1 2 3 2 2 3 2 2 2 19 Ringan 1 1 0 0 1 0 0 1 3 1
rizka
Cemas
frikash XII IPS babakan
15 1 3 4 1 2 1 2 1 1 16 Ringan 1 1 0 1 0 0 1 1 4 1
Cemas
stefani XII IPS pasirbinglu
16 2 4 5 3 3 3 4 4 3 31 Berat 3 0 1 0 1 1 1 1 5 2
17 yulianings XII IPS kadu berem 2 4 4 2 2 2 3 5 5 29 Cemas 3 1 1 1 1 0 1 1 6 2
59
ih
Berat
milatusa'
Cemas
diah XII IPS pasirbinglu
18 3 4 4 1 5 5 5 4 4 35 Berat 3 1 1 1 1 1 0 0 5 2
Cemas
siti rubiah XII IPS crb
19 2 3 3 1 2 2 2 2 1 18 Ringan 1 0 1 1 0 1 0 1 4 1
Cemas
cika putri XII IPA Crb
20 1 2 4 2 2 2 1 2 1 17 Ringan 1 1 0 0 1 0 1 0 3 1
Cemas
setia asih XII IPA Pasirbinglu
21 2 4 5 3 3 3 4 4 4 32 Berat 3 1 1 1 1 1 1 0 6 2
Cemas
anisa nur XII IPA keboncau
22 2 5 5 3 3 5 5 4 4 36 Berat 3 0 0 1 1 1 1 1 5 2
neneng
Cemas
sri XII IPA babakan
23 2 2 3 2 2 1 1 4 1 18 Ringan 1 0 1 1 1 0 0 1 4 1
Cemas
nuraida XII IPA kalanganyar
24 3 4 4 2 3 3 4 4 4 31 Berat 3 1 1 1 0 0 1 0 4 1
mita
Cemas
mutia XII IPA pasirbinglu
25 2 2 4 1 1 1 2 2 2 17 Ringan 1 1 1 0 1 0 0 1 4 1
pamatangwar
Cemas
neng lina XII IPA u
26 2 3 4 2 4 4 2 4 4 29 Berat 3 1 1 1 0 1 1 1 6 2
27 risa sri XII IPA pasir galatik 2 2 4 2 3 1 3 2 2 21 Cemas 2 1 1 1 1 1 1 1 7 2
60
Sedang
eka
Cemas
oktaviani XII IPS Bangkanang
28 2 2 4 1 1 3 2 2 2 19 Ringan 1 1 0 1 0 0 0 1 3 1
cindy
Cemas
lestari XII IPS kebon cau
29 1 4 4 1 1 1 1 4 3 20 Ringan 1 1 0 0 0 1 0 1 3 1
ririn
Cemas
devina XII IPA kebon cau
30 4 4 5 2 4 4 4 5 4 36 Berat 3 1 0 1 1 1 0 0 4 1
sulis
Cemas
setiawati XII IPA konyal
31 3 3 4 3 2 3 4 4 3 29 Berat 3 1 1 1 1 0 1 1 6 2
Cemas
fitri XII IPA keboncau
32 3 5 4 3 2 5 4 4 4 34 Berat 3 0 1 1 1 1 1 0 5 2
dinda pamatangwar
Cemas
mulyani XII IPS u
33 2 2 4 3 3 4 4 4 3 29 Berat 3 1 1 1 1 0 0 1 5 2
putri
Cemas
diana XII IPA babakan
34 1 3 3 2 2 3 3 2 1 20 Ringan 1 1 0 1 1 0 0 0 3 1
fasya
Cemas
putri XII IPA limus gantung
35 3 4 4 3 2 3 3 4 3 29 Berat 3 1 1 0 0 1 0 1 4 1
laila dwi pamatangwar
Cemas
putri XII IPA u
36 2 3 4 3 4 2 4 4 4 30 Berat 3 1 0 1 0 0 0 1 3 1
61
Cemas
sarnawati XII IPS babakan
37 1 3 5 1 3 1 2 4 3 23 Sedang 2 1 1 1 0 1 1 1 6 2
Cemas
rina kha XII IPA sinar terang
38 2 2 5 3 4 4 5 4 4 33 Berat 3 1 0 0 1 0 1 1 4 1
ainun
Cemas
khoiriya XII IPA babakan
39 3 3 3 3 3 4 2 4 4 29 Berat 3 1 0 0 1 1 0 0 3 1
Cemas
diana nur XII IPA sinar terang
40 2 4 4 3 5 4 4 4 4 34 Berat 3 1 0 0 1 0 0 1 3 1
siti
mutmaina
Cemas
h XII IPS pahet
41 2 4 4 2 3 4 4 3 3 29 Berat 3 1 0 0 0 1 0 1 3 1
Cemas
indriyani XII IPS kadomas
42 1 3 3 1 2 3 3 4 1 21 Sedang 2 1 1 1 1 0 1 1 6 2
Cemas
meliyani XII IPA Cipendeuy
43 4 4 5 2 3 4 3 2 4 31 Berat 3 1 1 0 1 0 1 1 5 2
Cemas
aliya XII IPA baros
44 3 5 3 3 4 1 4 4 4 31 Berat 3 1 1 0 0 1 1 1 5 2
Cemas
sila XII IPA crb
45 3 3 5 2 2 3 4 4 3 29 Berat 3 0 1 1 1 1 0 1 5 2
zakiyah
Cemas
suly XII IPA kd ranggon
46 2 3 3 2 2 2 1 2 3 20 Ringan 1 1 1 1 0 1 0 0 4 1
47 asiah XII IPS crb 4 3 3 3 3 4 4 4 4 32 Cemas 3 1 1 1 0 0 0 1 4 1
62
Berat
siti
Cemas
nuraeni XII IPA crb
48 1 4 3 2 2 2 3 2 3 22 Sedang 2 1 1 0 1 0 0 1 4 1
XII
Cemas
saanah IPS babakan
49 3 4 5 2 3 4 5 4 4 34 Berat 3 1 1 1 1 0 0 1 5 2
XII
Cemas
linda IPA Konyal
50 2 4 3 2 3 3 3 4 3 27 Sedang 2 1 1 1 0 1 1 1 6 2
Rata-
rata 4.42
63
Hasil SPSS
Frequencies
Statistics
Kecemasan PMS
N Valid 50 50
Missing 0 0
Table
Kecemasan
PMS
Crosstabs
PMS
Tidak Ya Total
Kecemasan Cemas ringan Count 13 1 14
Expected Count 7.6 6.4 14.0
% within Kecemasan 26% 2% 28%
Cemas sedang Count 3 7 10
Expected Count 5.4 5.6 10.0
% within Kecemasan 6% 14% 20%
Cemas berat Count 11 15 26
Expected Count 14.0 12.0 26.0
% within Kecemasan 22% 30% 52%
Total Count 27 23 50
Expected Count 27.0 23.0 50.0
% within Kecemasan 54.0% 46.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 12.260a 2 .002
Likelihood Ratio 14.146 2 .001
Linear-by-Linear Association 7.643 1 .006
N of Valid Cases 50
a. 0 cells (00.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is 5.40.
Interpretasi :
P value = 0,02 < 0,05, yang artinya ada hubungan / pengaruh
65
38 2 2 5 3 4 4 5 4 4 33 Cemas Berat 3
39 3 3 3 3 3 4 2 4 4 29 Cemas Berat 3
40 2 4 4 3 5 4 4 4 4 34 Cemas Berat 3
41 2 4 4 2 3 4 4 3 3 29 Cemas Berat 3
42 1 3 3 1 2 3 3 4 1 21 Cemas Sedang 2
43 4 4 5 2 3 4 3 2 4 31 Cemas Berat 3
44 3 5 3 3 4 1 4 4 4 31 Cemas Berat 3
45 3 3 5 2 2 3 4 4 3 29 Cemas Berat 3
46 2 3 3 2 2 2 1 2 3 20 Cemas Ringan 1
47 4 3 3 3 3 4 4 4 4 32 Cemas Berat 3
48 1 4 3 2 2 2 3 2 3 22 Cemas Sedang 2
49 3 4 5 2 3 4 5 4 4 34 Cemas Berat 3
50 2 4 3 2 3 3 3 4 3 27 Cemas Sedang 2
1 1 1 1 1 1 0 1 6 2
2 0 0 1 0 1 0 0 2 2
3 1 1 1 1 1 1 1 7 2
4 1 1 0 1 1 0 1 5 2
5 1 1 1 1 1 0 1 6 2
6 0 0 0 0 0 0 0 0 2
7 1 1 1 1 1 1 1 7 2
8 1 1 1 1 1 1 1 7 2
9 0 1 1 0 1 0 0 3 2
10 1 1 1 1 1 0 1 6 2
11 0 1 0 0 1 1 0 3 2
12 1 1 0 1 0 0 1 4 2
13 1 1 0 1 1 1 1 6 2
14 1 1 0 0 1 0 1 4 2
15 0 1 1 0 1 1 0 4 2
16 1 1 0 1 0 1 1 5 2
17 1 1 1 1 1 1 1 7 2
18 1 1 1 1 1 0 1 6 2
19 1 1 1 1 1 0 1 6 2
20 1 1 0 0 0 1 0 3 2
21 1 1 1 1 1 1 1 7 2
22 0 0 1 0 1 1 0 3 2
23 1 1 1 1 1 0 1 6 2
24 1 1 1 1 1 1 1 7 2
67
25 1 1 0 1 0 0 1 4 2
26 1 1 1 1 1 1 1 7 2
27 1 1 1 1 1 1 1 7 2
28 0 0 1 0 1 0 1 3 2
29 0 0 0 0 0 0 0 0 2
30 0 0 1 0 1 0 0 2 2
31 1 1 1 1 1 1 1 7 2
32 1 1 1 1 1 1 1 7 2
33 1 1 1 1 1 0 1 6 2
34 0 0 1 0 1 0 0 2 2
35 1 1 0 1 0 0 1 4 2
36 0 0 1 0 1 0 0 2 2
37 1 1 1 1 1 1 1 7 2
38 0 0 0 0 0 1 0 1 2
39 0 0 0 0 0 0 0 0 2
40 0 0 0 0 0 0 0 0 2
41 0 0 0 0 0 0 0 0 2
42 1 1 1 1 1 1 1 7 2
43 1 1 0 1 0 1 1 5 2
44 1 1 0 1 0 1 1 5 2
45 1 1 1 1 1 0 1 6 2
46 1 1 1 1 1 0 1 6 2
47 1 1 1 1 1 0 1 6 2
48 1 1 0 1 0 0 1 4 2
49 1 1 1 1 1 0 1 6 2
50 1 1 1 1 1 1 1 7 2
68
Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 KECEMASAN
P1 Pearson Correlation 1 .223 .146 .212 .285 *
.400 **
.498 **
.097 .576 **
.602**
Sig. (2-tailed) .119 .312 .139 .044 .004 .000 .504 .000 .000
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
P2 Pearson Correlation .223 1 .314
*
.280 *
.279 *
.334 *
.299
*
-.117 .378 **
.457**
Sig. (2-tailed) .119 .026 .049 .050 .018 .035 .417 .007 .001
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
P3 Pearson Correlation .146 .314* 1 .171 .167 .259 .386** .108 .315* .491**
Sig. (2-tailed) .312 .026 .234 .246 .069 .006 .455 .026 .000
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
P4 Pearson Correlation .212 .280* .171 1 .289* .266 .411** .062 .354* .508**
Sig. (2-tailed) .139 .049 .234 .042 .062 .003 .671 .012 .000
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
P5 Pearson Correlation .285
*
.279*
.167 .289 *
1 .388 **
.465 **
-.154 .566 **
.498**
Sig. (2-tailed) .044 .050 .246 .042 .005 .001 .285 .000 .000
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
P6 Pearson Correlation .400 **
.334*
.259 .266 .388 **
1 .514 **
.018 .455 **
.635**
Sig. (2-tailed) .004 .018 .069 .062 .005 .000 .904 .001 .000
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
P7 Pearson Correlation .498** .299* .386** .411** .465** .514** 1 .024 .537** .709**
Sig. (2-tailed) .000 .035 .006 .003 .001 .000 .871 .000 .000
69
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
P8 Pearson Correlation .097 -.117 .108 .062 -.154 .018 .024 1 .076 .486**
Sig. (2-tailed) .504 .417 .455 .671 .285 .904 .871 .598 .000
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
P9 Pearson Correlation .576** .378** .315* .354* .566** .455** .537** .076 1 .733**
Sig. (2-tailed) .000 .007 .026 .012 .000 .001 .000 .598 .000
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
KECEMASAN Pearson Correlation .602 **
.457**
.491
**
.508 **
.498 **
.635 **
.709**
.486
**
.733 **
1
Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa semua kuesioner dikatakan valid pada variabel kecemasan karena memperoleh nilai
<0,05
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.631 9
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa semua kuesioner dikatakan reliabel pada variabel kecemasan karena memperoleh nilai
>0,6
70
Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 PMS
P1 Pearson Correlation 1 .858 **
.145 .912 **
.175 .229 .905 **
.848**
Sig. (2-tailed) .000 .313 .000 .224 .110 .000 .000
N 50 50 50 50 50 50 50 50
P2 Pearson Correlation .858 **
1 .164 .783 **
.275 .309 *
.756 **
.831**
Sig. (2-tailed) .000 .255 .000 .053 .029 .000 .000
N 50 50 50 50 50 50 50 50
P3 Pearson Correlation .145 .164 1 .253 .831** .077 .236 .551**
Sig. (2-tailed) .313 .255 .076 .000 .594 .098 .000
N 50 50 50 50 50 50 50 50
P4 Pearson Correlation .912 **
.783 **
.253 1 .211 .211 .912 **
.862**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .076 .142 .141 .000 .000
N 50 50 50 50 50 50 50 50
P5 Pearson Correlation .175 .275 .831 **
.211 1 .104 .272 .580**
Sig. (2-tailed) .224 .053 .000 .142 .472 .056 .000
N 50 50 50 50 50 50 50 50
P6 Pearson Correlation .229 .309 *
.077 .211 .104 1 .141 .431**
Sig. (2-tailed) .110 .029 .594 .141 .472 .330 .002
N 50 50 50 50 50 50 50 50
P7 Pearson Correlation .905** .756** .236 .912** .272 .141 1 .848**
71
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.829 7
Berdsarkan tabel diatas menunjukkan bahwa semua kuesioner dikatakan reliabel pada variabel PMS
karena memperoleh nilai >0,6
72
LAMPIRAN 6
SURAT IZIN
73
LAMPIRAN 7
PERMOHONAN PENELITIAN
74
PERMOHONAN STUDI
LAMPIRAN 8
75
LAMPIRAN 7
DOKUMENTASI PENELITIAN