Anda di halaman 1dari 36

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena

berkat Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan laporan ini dengan judul “Laporan Pengakajian Stase Asuhan

Kebidanan Patologis Tentang Letak Sunsang Di Ruang Ponek RSUD

Pariaman”.

Laporan ini penulis buat untuk melengkapi tugas kuliah Profesi Kebidanan.

Selain itu laporan ini bertujuan juga agar pembaca dapat mengetahui dan

memahami secara jelas mengenai pengkajian Kehamilan Patologis di Ruang

Ponek RSUD Pariaman.

Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini masih banyak kekurangan, oleh

sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang menbangun. Semoga

laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin

Pariaman, 26 Juli 2023

Reni Susanti, S. Keb

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………….1
DAFTAKA PUSTAKA……………………………………………………...2
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………3
A. Latar Belakang………………………………………………………….4
B. Rumusan Masalah………………………………………………………4
C. Tujuan……………………………………………………………………5
BAB II Tinjauan Pustaka……………………………………………………6
A. Defenisi Letak Sunsang…………………………………………………6
B. Etiologi………………………………………….………………………...6
C. Klasifikasi…...……………………………………………………………7
D. Patofisiologi……….……………………………………………………...7
E. Anatomi…………………………………………………………………..8
F. Diagnosa…………………………………………………………………..8
G. Komplikasi …………………………………………………………….....9
H. Pathway…………………………………………………….…………….11
I. Penatalasanaan…………………………………………………………..12
J. Konsep Kebidanan………………………………………………………13
BAB III STUDI KASUS……………………..………………………………21
BAB IV PEMBAHASAN…………………………………………………….34
BAB V PENUTUP……………………………………………………………35
A. Kesimpulan……………………………………………………………….35
B. Saran………………………………………………………………………35
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….36

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Letak sungsang merupakan dimana keadaan janin terletak
memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian
bawah kavum uteri tipe letak sungsang yaitu: frank breech (50,70%) yaitu
kedua tungkai fleksi, complete breech (5,70%) yaitu tungkai atas lurus
keatas, tungkai bawah ekstensi, flooting (10,30%) yaitu satu atau kedua
tungkai atas ekstensi presentasi kaki. Penyebab letak sungsang yaitu
terdapat plasenta previa, keadaan janin, keadaan air ketuban, keadaan
kehamilan, keadaan uterus, keadaan dinding abdomen, keadaan tali pusat
(Manuba, 2007 dalam Prawirohardjo, 2010)
Penyebab utama kematian ibu di Indonesia, diantaranya akibat
pendarahan (25%), infeksi (14%), kelainan hipertensi dalam kehamilan
(13%), letak sungsang (13%) serta akibat persalinan yang lama (7%).
Kejadian letak sungsang pada janin aterm kira-kira 3%, jauh lebih tinggi
pada permulaan masa kehamilan kira-kira 400% daripada kehamilan
sebelum 28 minggu antara 17 sampai 31 minggu. Janin letak bokong
berada pada resiko morbilitas dan mortalitas prenatal yang lebih tinggi
tidak hanya akibat partus tetapi juga karena presentasi. Dalam persalinan
terdapat beberapa presentasi di antaranya: presentasi kepala 96,8%, letak
sungsang 2,7%, letak lintang 0,3%, letak muka 0,05% dan letak dahi
0,01%. Letak sungsang terjadi pada 25% persalinan yang 2 terjadi sebelum
umur kehamilan 28 minggu, 7% persalinan sungsang terjadi umur
kehamilan 32 minggu dan 1,3% persalinan sungsang yang terjadi pada
kehamilan aterm.
Untuk menekan angka kematian pada ibu dan janin salah satu cara
bisa dilakukan dengan tindakan operasi. Tindakan operasi yang biasa
dilakukan adalah bedah Caesar (Sectio Caesarea). Namun demikian
operasi Sectio Caesarea bukan tanpa adanya resiko. Komplikasi dari
Sectio Caesarea pada ibu antara lain: pendarahan, infeksi (sepsis), dan

3
cidera di sekeliling struktur seperti usus besar, kandung kemih, pembuluh
ligament yang lebar, dan ureter (Padila, 2015)
Menurut Padila (2015) Sectio caesarea adalah pembedahan untuk
melahirkan janin dengan janin dengan membuka dinding perut dan
dinding uterus atau vagina atau suatu histerostomi untuk melahirkan janin
dari dalam rahim.
Data dari World Health Organization (WHO) pada tahun 2010, di
23 Negara menunjukkan tingkat kelahiran sectio caesarea tanpa indikasi
medis berkisar antara 0,01 – 2,10%, Sectio caesarea sebaiknya disarankan
ketika proses kelahiran melalui vagina berpotensi menyebabkan resiko
bagi ibu hamil atau si bayi.
Di Indonesia angka kejadian sectio caesarea mengalami
peningkatan pada tahun 2000 jumlah ibu bersalin dengan sectio caesarea
47,22%, tahun 2001 sebesar 45,19%, tahun 2002 sebesar 47,13%, tahun
2003 sebesar 46,87%, tahun 3 2004 sebesar 53,2%, tahun 2005 sebesar
51,59% dan tahun 2006 sebesar 53,68% dan tahun 2007 belum terdapat
data signifikan. Survey nasional pada tahun 2009, 921.000 persalinan
dengan sectio caesarea dari 4.039.000 persalinan atau sekitar 22,8% dari
seluruh persalinan. Data Riskesdas tahun 2013 menunjukkan bahwa
kelahiran dengan metode sectio caesarea sebesar 9,8% dari total 49.603
kelahiran sepanjang tahun 2010 sampai dengan 2013, dengan proporsi
tertinggi di DKI Jakarta (19,9%) dan terendah di Sulawesi Tenggara
(3,3%). Angka kejadian kehamilan lewat waktu kira-kira 10% bervariasi
antara 10,4 – 12% apabila diambil batas waktu 42 minggu dan 3,4 – 4%
apabila diambil batas waktu 43 minggu.

B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka Rumusan Masalah dalam
Laporan asuhan kebidanan patologis pada masa kehamilan ini adalah
“Bagaimanakah Asuhan Kebidanan pada ibu hamil dengan kasus Letak
Sunsang”Di Ruang Ponek RSUD Pariaman.

4
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mendapatkan pengalaman secara nyata dalam memberikan
asuhan kebidanan secara langsung kepada klien post section caesarea
dengan indikasi letak sungsang yang komprehensif meliputi aspek bio-
psiko-sosial; dan spiritual dengan pendekatan proses kebidanan.

2. Tujuan Khusus
a. Mampu mendeskripsikan hasil pengkajian pada klien post section
caesarea dengan indikasi letak sungsang.
b. Mampu mendeskripsikan diagnosa kebidanan pada klien post
section caesarea dengan indikasi letak sungsang.
c. Mampu mendeskripsikan rencana asuhan kebidanan pada klien
post section caesarea dengan indikasi letak sungsang.
d. Mampu mendeskripsikan tindakan kebidanan pada klien post
section caesarea dengan indikasi letak sungsang.
e. Mampu mendeskripsikan evaluasi pada klien post section caesarea
dengan indikasi letak sungsang.
f. Mampu membandingkan antar konsep dan kenyataan pada klien post
section caesarea dengan indikasi letak sungsang.

5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA

A. Defenisi Letak Sunsang


Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin yang memanjang
(membujur) di dalam rahim dan kepala berada pada fundus. Kehamilan
dengan letak sungsang adalah kehamilan dimana bayi letaknya sesuai
dengan sumbu badan ibu. Kepala pada fundus uteri sedangkan bokong
merupakan bagian terbawah (di daerah PAP/sympisis). Pada persalinan
justru kepala yang merupakan bagian terbesar bayi akan lahir terakhir.
Kehamilan dengan letak sungsang merupakan keadaan dimana janin
terletak memanjang dengan kepala pada fundus uteri dan bokong berada di
bawah kauvum uteri.

Persentasi bokong atau letak sungsanf merupakan dimana keadaan


letak janin memanjang dengan kepala berada difundus uteri dan bokong
berada dibawah kavum uteri (Winkjosastro, 2005). Letak janin sungsang
adalah : posisi janin dengan kepala diatas dan bagian bokong berada
dibawah dekat jalan lahir (M.T.Indiarti, 2007). Jadi letak janin sungsang
adalah keadaan janin yang memanjang dengan kepala berada diatas dan
bokong berada dibawah kavum uteri. Persalinan dengan letak bayi
sungsang dapat dilakukan dengan persalinan normal. Namun jika
persalinan normal tidak bisa dilakukan karena terjadi berbagai komplikasi
maka untuk dapat menyelamatkan bayi dan ibu persalinan secara SC
menjadi alternative terakhir.

B. Etiologi Letak Sunsang


a. Ketuban berlebih
b. Ukuran panggul terlalu sempit
c. Rahim yang sangat elastis
d. Kehamilan kembar
e. Kehamilan dengan plasenta previa
f. Kehamilan hidrosefalus (Yazid Subakti, Deri Rizki Anggaraini,
2012)

1. Sudut Ibu
a. Keadaan Rahim

6
 Rahim arkuatus
 Septum pada Rahim
 Uterus dupleks
 Mioma bersama kehamilan
b. Keadaan Plasenta
 Plasenta letak rendah
 Plasenta previa
c. Keadaan Jalan Lahir
 Kesempitan rahim
 Deformitas tulang panggul
 Terdapat tumor menghalangi jalan lahir dan perputaran ke
posisi kepala
2. Sudut Janin
 Tali pusat pendek/lilitan tali pusat
 Hidrosefalus / anesefalus
 Kehamilan gemelli (kembar

C. Klasifikasi letak sunsang


1. Letak Bokong (Frank Breech) Letak dengan dua tungkai terangkat ke
atas.
2. Letak Sungsang Sempurna (Complete Breech) Letak bokong dimana
kedua kaki ada disamping bokong.

3. Letak Sungsang Tidak Sempurna Dimana selain bokong bagian


terendahnya juga terdapat kaki / lutut yang terdiri dari:

 Kedua kaki : Letak kaki sempurna

 Satu kaki : Letak kaki sempurna

 Kedua lutut : Letak lutut sempurna

 Satu lutut : Letak lutut tidak sempurna

D. Patofisiologi letak sunsang


1. Bagi Ibu

7
Kemungkinan robekan pada perenium terlalu besar (lebih besar), juga
karena dilakukan tindakan. Selain itu ketuban lebih cepat pecah dan
partus lebih lama. Jadi mudah terkena infeksi
2. Bagi janin
Prognosa tidak begitu baik, karena adanya peredaran darah plasenta
setelah bokong lahir dan juga setelah perut lahir, tali pusat terjepit
antara kepala dan panggul, anak dapat menderita asfiksia. Oleh karena
itu setelah pusat leher, janin harus dilahirkan dalam waktu 8 menit

E. Anatomi letak sunsang


Ada berbagai macam persentasi sungsang yaitu letak sungsang
sebagian adalah letak kaki bayi terlipat lurus keatas sejajar dengan
tubuhnya. Sehingga dapat menyentuh wajahnya atau melipat dibawah
dagunya. Bayi memasuki saluran kelahiran dalam posisi terlipat seperti
bokong duluan yang keluar. Selanjutnya letak sungsang sepenuhnya
adalah kaki bayi terlipat disamping bokong, seakan posisi bayi jongkok
dengan bokong diatas mulut Rahim, lutut terangkat keperut, dan yang
terakhir adalah letak sungsang kaki yaitu satu kaki memanjang kebawah
sehingga kaki lahir sebelum pantat (M.T. Indiarti, dkk 2008).

F. Diagnosa letak sunsang


Pada kehamilan letak sungsang, ibu merasakan pergerakan anak
diperut bawah, dibawah pusat dan ibu sering merasa benda keras (kepala)
mendesak tulang iga sehingga sering kali merasa bahwa kehamilannya
terasa lain daripada kehamilan yang terdahulu (Fadlun, 2012). Pada
pemeriksaan kehamilan dengan letak sungsang dapat didiagnose melalui
beberapapemeriksaan, baik melalui pemeriksaan perabdominal,
pemeriksaan dalam serta pemeriksaan penunjang.

Diagnosa letak sungsang dapat ditegakkan menurut Sarwono


(2010) antara lain melalui pemeriksaan:

1) Pemeriksaan abdominal

(a) Letak adalah memanjang

(b) Diatas panggul teraba masa lunak, irreguler dan tidak tarasa seperti
kepala, dicurigai adalah bokong. pada prentasi bokong murni otot-otot

8
paha terengang diatas tulang-tulangdibawahnya, memberikan
gambaran keas menyerupai kepala dan menyebabkan kesalahan
diagnosa.

(c) Punggung ada disebelah kanan dekat garis. Bagianbagian kecil ada
disebelah kiri jauh dari garis dan belakang.

(d) Kepala teraba difundus uteri, mungkin kepala sukar diraba bila ada
dibawah hepar atau iga-iga. Kepala lebih keras, bulat dan dapat
dipantulkan (ballotement). Kalau difundus uteri teraba masa dapat
dipantulkan, harus dicurigai presentasi bokong.

(e) Benjolan kepala tidak ada dan bokong tidak dapat dipantulkan.

(f) Denyut jantung janin Denyut jantung janin terdengar paling keras
pada atau diatas umbilikus dan pada sisi yang sama RSA (right
sacrum anterior) denyut jantung janin (DJJ) terdengar paling keras
dikuadran kanan atau perut ibu. Kadangkadang DJJ terdengar dibawah
umbilikus, dalam hal ini banyak didiagnosa yang dibuat dengan
palpasi jangan dirubah oleh sebab DJJ terdengar tidak ditempat biasa.

2) Ultrasonografi Pemeriksaan seksama ultrasonografi akan memastikan


letak normal. letak sungsang dikenal juga dengan istilah kelainan
bokong dengan kemungkinan yaitu: ditemukan bokong kaki atau
bokong lutut

Saat palpasi leopold ditemukan:

a. Leopold I: pada bagian fundus uteri teraba kepala janin yang


keras, bulat, dan ballottement (Fadlun, 2012).
b. Leopold II: punggung sudah berada pada satu sisi abdomen dan
bagian-bagian kecil berada pada sisi yang lain (Fadlun, 2012).
c. Leopold III: teraba bokong yang tidak begitu bundar dan keras,
tidak menunjukkan tanda ballotemen (Khumaira, 2012).
d. Leopold IV: masuk PAP 1-5/5 bagian, H1-4. Bila terjadi
engagement posisi yang mapan dibawah simpisis (Fadlun,
2012).

G. Komplikasi Letak Sunsang


Pertolongan perasalinan letak sungsang secara fisiologis dilakukan
menurut metode brach, kegagalan pertolongan secara brach diikuti oleh
persalinan dengan ekstraksi bokong parsial (dengan ekstraksi bokong totol
yang dapat menimbulkan komplikasi).
Komplikasi persalinan letak sungsang, dapat dibagi menjadi:
 Komplikasi Pada Ibu

9
Perdarahan, robekan jalan lahir, infeksi
 Komplikasi Pada Bayi
a. Asfiksia Bayi
Dapat disebabkan oleh
 Kemacetan persalinan kepala: aspirasi air ketuban – lender
 Perdarahan / oedema jaringan otak
 Kerusakan persendian tulang leher
 Kerusakan persendian jaringan otak
 Kerusakan medula oblongata
 Kematian bayi karena asfiksia berat
b. Trauma Persalinan
 Dislokasi – fraktura persendian, tulang ekstremitas
 Kerusakan alat vital, hati, paru/jantung
c. Infeksi dapat terjadi karena
 Persalinan berlangsung lama
 Ketuban pecah pada pembukaan kecil
 Manipulasi dengan pemeriksaan dalam

10
H. PATHWAY

PATHWAY LETAK SUNSANG

Hamil Letak Sunsang ( TM III )

Etiologi
Sudut ibu ( bentuk rahim, Sudut janin tali pusat
mioma,panggul sempit, pendek, lilitan,kelainan
plaseenta previa kepala

Pemeriksaan abdominal/ USG


lLetsu )

Asuhan kebidanan knee chest

Langkah – langkah
Indikasi chest (posisi
menungging / sujud
 UK 34 mg
 Tidak ada  3-4 kali perhari
riwayat  10- 15 menit
hipertensi  Usia kehamilan
efektif max 35-
36 mg

Berhasil Tidak berhasil

Persalinan Rujuk: versi luar, syarat:


normal
 Tidak lilitan tali pusat
 Tidak ada hidrosefalus
 Letak plasenta normal
 Tidak ada mioma
 Tidak CPD
Bayi sehat Persaalinan normal
Ibu selamat

11
I. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Kebidanan, meliputi :

1) Palpasi abdomen untuk menentukan letak janin, persentasi, posisi, fleksi,


dan perkiraan berat janin.

2) Pengkajian kontraksi uterus untuk frekuensi, durasi, intensitas, dan


perubahan aktivitas uterus dari yang terakhirkali dicatat.

3) Dapat diraba lebih jelas adanya bokong yang ditandai dengan adanya
sacrum, kedua tuber ossis iskii, dan anus.

4) Dilakukan pemeriksaan apakah bokong masuk kedalam rongga panggul


dengan garis pangkal paha melintang atau miring.

5) Pantau selama proses persalinan apakah terjadi kemajuan pada persalinan


atau terjadi tanda-tanda bahaya yang mengancam kehidupan janin.

Adapun penatalaksanaan sebagai berikut:

1. PERTOLONGAN PERSALINAN
Pertolongan persalinan letak sungsang pervaginaan yang tidak sempat /
tidak berhasil dilakukan versi luar adalah:
a. Persalinan Menurut Metode Brach:
Pertolongan Brach berhasil bila berlangsung dalam satu
kali, satu kali harus dapat mengejan, sedangkan penolong melalui
hyperlordosis.
Teknik melalui hyperlordosis adalah sebagai berikut:
 Saat bokong terlihat, suntikan oksitan 5 unit.
 Setelah bokong lahir, pegang bokong secara braach (kedua ibu
jari pada kedua paha bayi dan keempat jari memegang
bokong bayi).
 Dilakukan hyperlordosis dengan melengkungkan bokong ke
arah perut ibu.
 Seorang pembantu melakukan krilever pada fundus uteri saat
his dan meneran.

 Lahir berturut-turut dagu, hidung, telinga, muka dan kepala


bayi.
 Dilakukan hyperlordosis dengan melengkungkan bokong ke
arah perut ibu untuk pemotongan tali pusat dan selanjutnya
dirawat sebagai mana mestinya.

b. Ekstraksi Bokong Parsial


Persalinan dengan Ekstraksi Bokong Parsial

12
 Persalinan bokong sampai umblicus berlangsung dengan
kekuatan sendiri.
 Terjadi kemacetan persalinan badan dan kepala.
 Dilakukan persalinan bahkan dengan jalan secara klasik, muler,
lofset.

2 . PERTOLONGAN EKSTRAKSI BOKONG SECARA KLASIK


Teknik Ekstraksi Bokong Parsial secara klasik dilakukan sebagai
berikut:
 Tangan memegang bokong dengan telunjuk pada spina
ischiadika anterior superior. Tarik curam ke bawah sampai
ujung skapula tampak
.  Badan anak dipegang sehingga perut anak didekatkan pada
perut ibu, dengan demikian kedudukan bahu belakang menjadi
lebih rendah.
 Tangan lainnya (analog) menelusuri bahu belakang sampai
mencapai persendian siku.
 Selanjutnya badan anak dipegang sedemikian rupa sehingga
punggung anak mendekati pinggul ibu.
 Tangan lainnya menelusuri bahu depan menuju persendian siku
selanjutnya dengan lengan atas dilahirkan dengan dorongan
persendian siku.

J. KONSEP KEBIDANAN

Identitas ibu Identitas untuk mengetahui status klien secara lengkap


sehingga sesuai dengan sasaran (Nursalam, 2009).

1. Nama : Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehari-
hari agar tidak keliru dalam memberika penanganan.

2. Umur : Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti


kurang dari 20 tahun, alat- alat reproduksi belum matang, mental
dan psikisnya belum siap.

3. Agama : Untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut untuk


membimbing atau mengarahkan pasien dalam berdoa.

4. Suku bangsa : Berpengaruh pada adat-istiadat atau kebiasaan sehari-


hari.

13
5. Pendidikan : Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk
mengetahui sejauh mana tingkat intelektualnya, sehingga bidan
dapat memberikan konseling sesuai dengan pendidikannya.

6. Pekerjaan : Untuk mengetahui dan mengukur tingkat sosial


ekonominya, karena ini juga mempengaruhi dalam gizi pasien
tersebut

7. Alamat : Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila


diperlukan.

Pada kasus ibu hamil dengan sungsang alasan datang adalah ingin
memeriksakan kehamilan dan mengetahui keadaan janin.

1. Keluhan Kehamilan terasa penuh dibagian atas dan gerakan terasa


lebih banyak dibagian bawah.

2. Riwayat penyakit

a) Riwayat penyakit sekarang Data-data ini diperlukan untuk


mengetahui kemungkinan adanya penyakit yang diderita pada
saat ini yang ada hubungannya dengan kehamilan sungsang.

b) Riwayat penyakit sistemik Data ini diperlukan untuk


mengetahui kemungkinan adanya riwayat atau penyakit akut,
kronis seperti: jantung, ginjal, asma/ TBC, hepatitis, DM,
hipertensi dan epilepsi yang dapat mempengaruhi kehamilan.

c) Riwayat penyakit keluarga Data ini diperlukan untuk


mengetahui kemungkinan adanya pengaruh penyakit keluarga
terhadap gangguan kesehatan pasien dan bayinya, yaitu apabila
ada penyakit keluargayang menyertainya

d) Riwayat keturunan kembar Untuk mengetahui ada tidaknya


keturunan kembar dalam keluarga (Sujiyatini, 2009).

e) Riwayat operasi Untuk mengetahui riwayat operasi yang pernah


dijalani(Sujiyatini, 2009).

3. Riwayat menstruasi Untuk mengetahui tanggal haid normal terakhir,


uraian haid terakhir dan pengalaman haid sebelumnya

a) Riwayat keluarga berencana Untuk mengetahui apakah ibu


sebelum hamil pernah menggunakan KB atau tidak, jika pernah
lamanya berapa tahun, dan jenis kontrasepsi yang digunakan
(Varney, 2016).

14
b) Riwayat perkawinan Perlu dikaji adalah berapa kali menikah,
status menikah, syah atau tidak.

4. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu, yaitu:

a) Riwayat Kehamilan Berapa kali ibu hamil, apakah pernah


abortus, jumlah anak, cara persalinan, penolong persalinan
keadaan nifas dan keadaan anak.

b) Persalinan Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui apakah proses


persalinan mengalami kelainan atau tidak.

c) Nifas Pada nifas yang lalu apakah terdapat kelainan pada


payudara yang terjadi kaku payudara atau tidak puting susu lecet
atau tidak kemerahan atau tidak dan bila ada terjadi pada hari ke
berapa.

5. Riwayat kehamilan ini

a) Hari pertama haid terakhir serta kapan tafsiran persalinannya.

b) Keluhan-keluhan pada trimester I, II, dan III.

c) Pergerakan anak pertama kali dirasakan pada kehamilan berapa


minggu.

d) Dimana ibu biasa memeriksakan kehamilannya. e) Sejak hamil


berapa bulan ibu periksa.

f) Sudah berapa kali ibu periksa.

g) Kapan ibu periksa hamil yang terakhir kalih) Sudah berapa kali
ibu imunisasi TT.

6. Kebiasaan selama hamil

a) Nutrisi dan cairan Nutrisi, dikaji tentang nafsu makan, jenis


makanan yang dikonsumsi sehari-hari harus bermutu, bergizi
tinggi, cukup kalori, dan tinggi protein, porsi makan, dan ada
pantangan atau tidak, bagi ibu nifas peningkatan jumlah kalori
500 – 600 kalori, minum 3 liter/ hari, 2 liter didapat dari air
minum dan 1 liter didapat dari kuah sayur dan tambahan
minum vitamin A, Untuk mempercepat pemulihan keadaan ibu
dan meningkatkan kualitas dan kuantitas.

b) Eliminasi BAB harus ada dalam 3 hari postpartum. BAK harus


dilakukan dalam 6 jam post partum (Sarwono, 2005).

15
c) Pola istirahat Istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang
berlebihan .Bagi ibu hamil dengan sungsang diperlukan
istirahat yang cukup untuk mempercepat pemulihan kondisi
ibu

d) Personal Hygiene Digunakan untuk mengetahui tingkat


kebersihan pasien.

e) Keadaan Psikologis Untuk mengetahui respon ibu dan keluarga


terhadap bayinya.Wanita mengalami banyak perubahan emosi/
psikologis selama masa nifas sementara yang menyesuaikan diri
menjadi seorang ibu (Ambarwati dan Wulandari, 2008).

f) Sosial Budaya Terdiri dari bagaimana dukungan keluarga,


status/keadaan rumah tinggal, pantangan makanan, kebiasaan
adat istiadat yang dilakukan

g) Penggunaan Obat-obatan / Rokok Dikaji apakah ibu perokok


dan pemakai obat-obatan selama hamil atau tidak.

Data obyektif Pada waktu mengumpulkan data obyektif


bidan harus : mengamati ekspresi dan perilaku pasien, mengamati
perubahan/kelainan fisiik, memperhatikan aspek sosial budaya
pasien, menggunakan teknik pemeriksaan yang tepat dan benar,
melakukan pemeriksaan yang terarah dan berkaitan dengan
keluhan pasien (Mufdlilah dkk, 2012).

a) Pemeriksaan Fisik Keterampilan pengkajian fisik meliputi:

1. Keadaan Umum Ditujukan untuk mengetahui keadaan ibu


berkaitan dengan kondisi yang dialaminya.pada ibuhamil
dengan sungsangkeadaan umum ibu adalah cukup.

2. Kesadaran Untuk mengetahui tingkat kesadaran ibu apakah


composmentis, somnolen atau koma.Pada ibu hamil dengan
sungsangkesadaran adalah composmentis

3. Pemeriksaan Vital Sign

a) Tekanan darah (TD) Untuk mengetahui faktor hipertensi, TD


normal120/80 mmHg

b) Suhu Suhu normal pada ibu hamil adalah 36-370C, jika keadaan
suhu tinngi menunjukkan adanya infeksi

16
c) Nadi Untuk mengetahui denyut nadi pasien yang dihitung dalam
1 menit, nadi berkisar umumnya antara 60-80 denyutan per
menit .

d) Respirasi Untuk mengetahui frekuensi pernafasan klien yang


dihitung dalam 1 menit 4. Tinggi Badan Untuk mengetahui
tinggi badan klien kurang dari 145 cm atau termasuk resiko
tinggi atau tidak

e) Berat badan untuk memonitor kelainan berat badan yaitu


penambahan berat badan rata-rata selama kehamilan 10 kg dan
antara sebelum dan setelah melahirkan kelebihan atau kurang.

b) Pemeriksaan Sistematis

1. Inspeksi

a. Kepala : kepala rambut rontok apa tidak, bersih tidak

b. Muka : cloasma gravidarum ada/tidak, konjungtiva.

c. Mulut : bibir pucat /tidak, adakah caries gigi, adakah stomatitis

d. Leher : adakah pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar limfe, dan


vena jugularis.

e. Payudara : bentuk, aerola, putting susu, pengeluaran.

f. Abdomen : pembesaran abdomen, luka bekas operasi.

g. Ekstremitas : apakah ada oedema/varices.

2. Palpasi

a. Leopold I : untuk menentukan tinggi fundus uteri. Bagian janin


yang ada di fundus secara khas ditemukan bahwa kepala janin
yang keras dan bulat dengan balloteman sudah menempati
bagian fundus uteri. Kehamilan sungsang adalah dalam rahim,
kepala janin berada di fundus dan bokong di bawah
(Sulistiawati, 2011).

b. Leopold II : punggung ada di sebelah kanan dekat garis tengah.


Bagian-bagian kecil ada disebelah kiri.

c. Leopold III :untuk menentukan bagian terbawah bokong


janinmasihdapat digerakkan di pintu atas panggulmselama
engagemen belum jelas terjadi.

17
d. Leopold IV :memperlihatkan posisi bokong yang mapan di
bawah simpisis. Menurut Marmi (2010).pada presentasi bokong
murni otot-otot paha terengang di atas tulang-tulang di
bawahnya, memberikan gambaran keras menyerupai kepala.

3. Auskultasi Tempat terdengarnya DJJ ditemukan setinggi atau


lebih sedikit lebih tinggi dari umbilicus.

4. Perkusi Untuk memeriksa reflek patella apakah kekurangan


vitamin B atau tidak.

c) Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk


menegakkan diagnose dan untuk menentukan adakah factor meliputi
: USG untuk memastikan perkiraan klinispresentasi bokong dan juga
untuk mengidentifikasi setian kelainan janin, pada trimester III baian
terendah janin mulai memasuki PAP sehingga letak dan presentasi
janin tidak berubah lagi

a. Pengumpulan Data

b. Langkah II (kedua) : Interpretasi Data Pada langkah ini dilakukan


identifikasi yang benar terhadap diagnosa atau masalah dan
kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-
data yang dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan
diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa
spesifik (Mufdlilah dkk, 2012).

c. Langkah III (ketiga) : Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah


Potensial Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau
diagnosa potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan
diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan
antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil
mengamati klien bidan diharapkan dapat bersiap – siap bila
diagnosa/ masalah potensial ini benar-benar terjadi (Mufdlilah
dkk, 2012).

d. Langkah IV (keempat) : Mengidentifikasi Dan Menetapkan


Kebutuhan Yang Memerlukan Penanganan Segera Beberapa data
menunjukan situasi emergensi dimana bidan perlu bertindak
segera demi keselamatan ibu dan bayi, beberapa data menunjukan
situasi yang memerlukan tindakan segera sementara menunggu
instruksi dokter. Langkah ini mencerminkan kesinambungan dari
proses manajemen kebidanan (Mufdlilah dkk, 2012). Menetapkan
kebutuhan terhadap tindakan segera, melalui konsultasi, kolaboras
dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi klien. Tindakan

18
segera dari kehamilan dengan sungsang yaitu memberikan KIE
dan posisi knee chest tentang sungsang.

e. Langkah V (kelima) : Merencanakan Asuhan Yang


Komprehensif/ Menyeluruh Pada langkah ini direncanankan
asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh langkah sebelumnya.
Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap
diagnosa atau masalah yang telah diidentifikasi atau antisipasi,
pada langkah ini informasi/data dasar yang tidak lengkap
dilengkapi .Perencanan tindakan yang dilakukan pada ibu hamil
dengan sungsang antara lain:

1) Observasi TTV

2) Memberitahu hasil pemeriksaan

3) Memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarga


kemungkinan cara persalinan

4) Konsul/kolaborasi dengan Dr. Obgyn

5) Melakukan inform consent

6) Lakukan rujukan

f. Langkah VI (keenam) : Melaksanakan Perencanaan Dan


Penatalaksanaan Pada langkah keenam ini rencana asuhan
menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah kelima
dilaksanakan secara efisiensi dan aman. Perencanaan ini bisa
dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh
bidan dan sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim kesehatan
lainnnya

g. Langkah VII (ketujuh) : Evaluasi Pada langkah ketujuh ini


dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah
diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah
benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan
sebagaimana telah diidentifikasi didalam masalah dan diagnosa

3. Model dokumentasi asuhan kebidanan

a. Pengertian Dokumentasi Dokumentasi dalam asuhan


kebidanan adalah suatu pencatatan yang lengkap dan akurat
terhadap keadaan/kejadian yang dilihat dan dilakukan dalam
pelaksanaan asuhan kebidanan (proses asuhan kebidanan)

19
b. Fungsi dokumentasi Sebagai bukti sah atas asuhan, sebagai
sarana komunikasi, sebagai sumber data yang memberikan
gambaran tentang kronologis kejadian dan kondisi, sebagai
sumber data penting untuk pendidikan dan penelitian.

c. Prinsip teknik pencatatan

1) Mencantumkan nama jelas pasien pada setiap lembaran

2) Menulis tanggal, jam, pemeriksaan, tindakan atau


observasi yang dilakukan Tulisan nama jelas pada setiap
pesanan, hasil observasi dan pemeriksaan oleh orang yang
melakukan

4) Hasil temuan digambarkan secara jelas

5) Interprestasi data objektif harus didukung oleh observasi

6) Kolom tidak dibiarkan kosong tetepi dibuat tanda penutup

7) Bila ada kesalahan menulis, tidak dikenakan menghapus


Model dokumentasi yang digunakan dalam askeb adalah
dalam bentuk catatan perkembangan, karena bentuk
asuhan yang diberikan berkesinambungan dan
meggunakan proses yang terus menerus. Data
perkembangan yang digunakan dalam laporan kasus ini
dengan menggunakan SOAP yang meliputi:

S: Subyektif Data informasi yang subjektif (mencatat


hasil anamnesa).

O : Obyektif Data informasi objektif (hasil pemeriksaan,


observasi).

A : Assesment Mencatat hasil analisa (diagnosa dan


masalah kebidanan ).

1) Diagnosa atau masalah

2) Diagnosa/masalah potensial dan antisipasinya

3) Perlunya tindakan segera

P : Planning Mencatat seluruh pelaksanaan (tindakan


antisipasi, tindakan segera, tindakan rutin, penyuluhan,
support, kolaborasi, rujukan dan evaluasi)

20
BAB III STUDI KASUS
STUDI KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGIS PADA NY “S“


G2 P1 A0 H1 DENGAN HEG UK 16 – 17 MINGGU
DI RUANG PONEK RSUD PARIAMAN

Tanggal : 26 Juli 2023

Pukul : 10.00 WIB

A. Pengkajian Data
1. Data Subjektif
a. Identitas Pasien
Nama : Ny “S” Nama : Tn “R”
Umur : 28Tahun Umur : 30 Tahun
Suku : Minang Suku : Minang
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SLTA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Pedagang
Gol darah :O Gol darah :A
Alamat : Sicincin Alamat : Sicincin

b. Alasan Kunjungan : Ibu mengatakan Mual, mintah


Keluhan Utama : Ibu mengatakan mual muntah >10 x,pusing, pucat,
letih.
c. Riwayat Haid
Menarche : 14 Tahun UK : 16– 17 Minggu
Siklus : 28 Hari HPHT : 02– 04 – 2023
Lamanya : 5-6 Hari TP : 09 – 01 – 2024
Banyaknya : 2-3 Kali ganti
pembalut

21
d. Riwayat Kehamilan, Persalinan Nifas Yang Lalu
Kehamilan Persalinan Nifas
Anak
J PB/B
ke ANC Periksa Tempat Tahun Penolong UK ASI Lochea
K B

1 6x Bidan Pmb 2021 Bidan 38 p 48/28 baik baik

2 H A M I L I N I

e. Riwayat Kehamilan Saat Ini


1) Jumlah kunjungan dan keluhan pada
a) Trimester I : 1x, Mual muntah >10x
b) Trimester II : Belum Ada
c) Trimester III : Belum Ada
2) Obat yang sering dikosumsi selama hamil/jamu : Tablet Fe ,calsium,
asam folat
3) Kapan ibu pertama kali merasakan gerakan janin : Belum Ada
4) Berapa kali pergerakan janin dalam 24 jam terakhir : Belum Ada
5) Rasa 5L (Lemah, Letih, Lelah, Lesu, Lunglai) : Ada
6) Sakit kepala terus menerus : Tidak ada
7) Penglihatan kabur : Tidak ada
8) Oedema : Ada di bagian kaki
9) Keputihan : Tidak ada
10) Imunisasi
TT 1 : Catin
TT 2 : Hamil 1
TT 3 : Hamil ini

22
TT 4 : Belum Ada
TT 5 : Belum Ada
11) Riwayat screening/laboratorium
HB : 12,3 HIV/AIDS : Non Glukosa Urine : Non
gr/Dl Reaktif Reaktif
Golongan Darah :AB HbsAg : Non Protein Urine : Non
Reaktif Reaktif
Gula Darah : 2.176 IMS : Non
Reaktif

f. Riwayat Penyakit Yang Menyertai Saat Ini


Jantung : Tidak ada Preeklamsia : Tidak ada
Ginjal : Tidak ada Eklamsia : Tidak ada
Asma : Tidak ada Hepatitis : Tidak ada
TBC : Tidak ada PMS : Tidak ada
DM : Tidak ada Hipertensi : Tidak ada

g. Riwayat Penyakit Keluarga


Jantung : Tidak ada Hipertensi : Tidak
ada
Ginjal : Tidak ada DM : Tidak
ada
Asma : Tidak ada Hepatitis : Tidak
ada
TBC : Tidak ada PMS : Tidak
ada

h. Riwayat Perkawinan
Perkawinan ke : Satu
Status perkawinan : Sah
Umur waktu kawin : 24 Tahun
Berapa lama nikah baru punya anak : 8 bulan

23
i. Riwayat Kontrasepsi
Jenis KB yang pernah dipakai : KB 3 bulan
Jenis KB yang ingin dipakai : Suntik
Pandangan ibu terhadap kehamilannya : Menerima kehamilannya
Pandangan suami terhadap kehamilannya : Menerima kehamilan
istrinya
Pengambilan keputusan utama : Suami
Pengambilan keputusan pengganti : Istri/keluarga
Jenis kelamin anak yang diinginkan : Laki-laki/perempuan

j. Pola Nutrisi
1) Makanan
a) Jenis makanan berat : Sepiring nasi,sepotong lauk, dan
semangkuk sayur
b) Frekuensi : 2x/hari
c) Jenis makanan ringan : Biskuit dan buah
d) Masalah : Mual muntah >10x
2) Minuman
a) Jenis minuman sehari-hari : Air Putih
b) Frekuensi : 7-8 gelas/ hari
c) Jenis minuman ringan : Tidak ada yang sering dikonsumsi
d) Masalah : Tidak ada
k. Pola Eliminasi
1) BAB 2) BAK
Frekuensi : 1x/hari Frekuensi : 9x/hari
Warna : Kecoklatan Warna : Putih kekuningan
Konstipasi : Lembek Masalah : Tidak ada
Masalah : Tidak ada

l. Pola Istirahat
Siang : 2 Jam Malam : 6 Jam
Masalah : Tidak ada Masalah : Tidak ada

24
m. Aktivitas Sehari-hari
Seksualitas : Ada, sekali seminggu
Olahraga : Tidak ada
Pekerjaan : IRT

n. Personal Hygine
Mandi : 2x/hari Ganti pakaian : 3x/hari
dalam
Keramas : 3x/minggu Sikat gigi : 2x/hari

o. Penggunaan Obat-Obatan, Alcohol Dan Rokok : Tidak Ada

p. Perencanaan Persalinan
Tempat : Rumah Bidan Penolong : Bidan
Transportasi : Roda 2 Pendamping : Suami
Calon pendonor : Keluarga Biaya : Ada
darah

25
1. Data Objektif
a. Pemeriksaan Umum
KU : Baik Kesadaran : Composmentis
TD : 110/81 mmHg BB : 54 Kg
sebelum
RR : 20x/menit BB : 53 Kg
sekarang
S : 36,5oC TB : 156 Cm
N : 94x/menit LILA : 25 Cm

b. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
1) Kepala : Bersih, tidak alopecia, tidak berketombe

2) Muka
Oedema : Tidak ada Chloasmagravidarum : Ada
Simetris/tidak : Simetris Pucat/tidak : pucat

26
3) Mata
a) Dextra b) Sinistra
Conjungtiva : Tidak anemis Conjungtiva : Tidak anemis
Sclera : Tidak ikterik Sclera : Tidak ikterik

4) Hidung
Bentuk : Simetris Polip : Tidak ada

5) Telinga
a) Dextra b) Sinistra
Pengeluaran : Tidak ada Pengeluaran : Tidak ada
Masalah : Tidak ada Masalah : Tidak ada

6) Mulut
Stomatitis : Tidak ada Calculus : Tidak ada
Cheilitis : Tidak ada Caries : Tidak ada

27
7) Leher
Kelenjer tiroid : Tidak ada pembengkakan
Kelenjar limfe : Tidak ada pembengkakan

8) Dada
a) Dextra b) Sinistra
Pembesaran : Simetris Pembesaran : Simetris
mammae mammae
Areola : Areola :
mammae Hiperpigmentasi mammae Hiperpigmentasi
Papilla : Menonjol Papilla : Menonjol
mammae mammae
Kebersihan : Bersih Kebersihan : Bersih
Pengeluaran : Tidak ada Pengeluaran : Tidak ada

9) Abdomen
Pembesaran : Sesuai UK Linea : Nigra
perut
Luka bekas : Ada Strie : Ada
operasi
Palpasi
Leopold I :
Leopold II :
Leopold III :
Leopold IV :

TFU Mc Donald : Tidak Dilakukan


TBJ : Tidak Dilakukan
Auskultasi
DJJ : (+) Frekuensi : 148x/i
Irama : Teratur Puctum max : Tidak Dilakukan

28
Perkusi
Reflek patella :+ Reflek patella :+
dextra sinistra

29
12) Genetalia
Pengeluaran : Flek Hemoroid : tidak ada
Varices : Tidak ada Oedema : Tidak ada

13) Ekstremitas
a) Superior b) Inferior
Oedema : Tidak ada Oedema : Ada pada kaki
Sianosis : Tidak ada Sianosis : Tidak ada
Pergerakan : Baik Pergerakan : Baik

c. Pemeriksaan Panggul Luar


Distansia : Tidak dilakukan Kongjugata : Tidak
spinarum ekstrena dilakukan
Distosia : Tidak dilakukan Lingkar panggul : Tidak
cristarum dilakukan

30
d. Pemeriksaan Penunjang
HB : 12,3 gr/dL HIV/AIDS : Negatif Glukosa Urine :
TidakDilakukan
Golongan Darah : AB HbsAg : Negatif Protein Urine : Tidak
Dilakukan
Gula Darah : Tidak IMS : Tidak Plannon test : (+)
Dilakukan Dilakukan

2. Assessment

Diagnosa :Ny “S” G2P1A0H1, dengan HEG ,Usia kehamilan 16-17 minggu.
Keadaan ibu dan janin baik
Dasar : 1. Ibu menyatakan kehamilan ke 2
2. hpht : 02-04-2023
TP : 09 - 01-2024
3. ku ibu baik
TD : 110/81 mmHg S: 36,5C
N: 94x/menit p: 20x/ menit
Masalah :Mual muntah >10x, Letih, pusing,Pucat,
Kebutuhan : 1. Informasikan hasil pemeriksaan
2.Beritahu masalah yang di alami ibu
3. Beritahu ibu cara penanganan masalah yang di alami ibu
4. Anjurkan ibu pemenuhan nutrisi
5. Anjurkan ibu untuk istirahat
6. Anjurkan ibu membaca buku KIA
7. Beritahu ibu tanda bahaya kehamilan
8. Beritahu ibu hal yang harus di hindari selama hamil
9. Lakukan kolaborasi lintas sektor

31
Tindakan segera : Kolaborasi lintas sektor dengan dokter SPOg
Diagnosa pontensial: Dehidrasi,Anemia,

3. Planning

1. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dalam batas normal yaitu:


TD: 110/81 mmHg S: 36,5C
N: 94 x/menit P: 20x/ menit
E→ibu mengetahui dan paham dengan informasi yang di sampaikan
2. Memberitahu ibu masalah yang di alami ibu yaitu pada kehamilannya
mengalami letak sunsang, dn ibu harus tetap bersemangat dalam mengalami
hal tersebut
E→Ibu mengerti dan paham akan permasalahan yang di alaminya
3. Memberhu ibu cara pencegahan / penanganan masalah yang di alami ibu yaitu
dengan cara ibu harus rajin sujud agar kepala janin turun kebawah.
E→Ibu mengerti dan paham akan pemahaman masalah ibu.
4. Menganjurkan ibu pemenuhan nutrisi dengan makan makanan bergizi porsi “
PIRING KU”yang mengandung protein nabati dan hewani ( tahu, tempe,ikan,
daging, telur,dan hati),karbohidrat (nasi, jagung ,Ubi, kentang,gandum, sagu),
Serat dan Vitamin (sayuran dan buah-buahan), mineral dan lemak(garam dapur
dan margarin,kacang-kacang), minum susu khusus untuk ibu hamil, minum tablet
Fe agar ibu tidak anemia dan gizi ibu tercukupi.
E→Ibu mau mengikuti anjuran yang di berikan.
5. Menganjurkan ibu istirahat cukup pada siang hari tidur selama 1 jam, pada
malam hari 6-7 jam, minta bantuan anggota keluarga dalam melakukan pekerjaan
rumah, hindari stres (lakukan rekreasi atau olah raga ringan untuk menghilangkan
stres).
E→Ibu mau mengikuti anjuran yang di berikan.

32
6. Menganjurkan ibu membaca buku KIA khususnya pada halaman 16-24 untuk
menambah pengetahuan ibu mengenai dari tahapan kehamilan sampai tahap
persalinan.
E→Ibu sudah membaca buku KIA.
7. Mengedukasi ibu tanda-tanda persalinan yaitu:keluar lendir bercampur
darah,nyeri pinggang menjalar ke ari-ari,keluarnya air ketuban.
E→Ibu mengerti tanda-tanda persalinan.
8. Memberitahu ibu hal-hal yang harus dihindari selama hamil yaitu menghindari
kebiasaan buruk seperti minum minuman beralkohol, minum obat tanpa resep
dokter, merokok , hindari stres berlebihan dan tidak mengangkat beban yang
berat.
E→Ibu mau mengikuti anjuran tersebut.
9. Melakukan kolaborasi lintas sektor yaitu melakukan konsul pada dokter ( ibu
akan diberi edukasi mengenai ibu dengan kehamilan sunsang) dan tindakan apa
yang harus diberikan
E→Ibu sudah di konsulkan

33
BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil Studi Kasus asuhan kebidan yang dilakukan pada


Ny.” S “ umur 28 tahun,dengan HEG di ruangan PONEK RSUD Pariaman.
Penulis akan mengutarakan tentang kesenjangan antara teori dan kasus
nyatanya dengan menggunakan manajemen asuhan kebidanan yang dimulai
dari Pengkajian kebidanan, diagnosa kebidanan, intervensi kebidanan,
implementasi kebidanan dan evaluasi kebidanan.

HEG (Hiperemesis Gravidarum) adalah keadaan muntah-muntah berat


atau berlebihan saat kehamilan, lebih dari 8 kali dalam 24 jam atau setiap saat
yang dapat menimbulkan gejala dehidrasi,.Penyebab Hiperemesis gravidaru
belum diketahui secara pasti, tetapi kondisi ini sering kali dikaitkan dengan
tingginya kadar hormone human chorionic gonatropin (HCG) dalam darah.

34
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Telah dilakukan pengkajian dan pemeriksaan pada Ny.”S” umur 28


tahun dengan HEG ( Hiperemesis Gravidarum ) , Usia kehamilan 16-17
minggu .Beberapa gejala ibu hamil mengidap hiperemesis gravidarum:Mual
dan muntah, yang parah dan berkepanjangan,Berat badan
menurun,DehidrasiJantung berdebar, Konstipas, .Mengeluarkan air liur secara
berlebihan, Pusing dan nyeri kepala, Sangat sensitif terhadap aroma, Sulit
menelan makanan atau minuman, Hipotensi atau tekanan darah rendah, Berat
badan bayi rendah, Masalah psikologis, seperti stres, bingung, cemas, bahkan
putus asa.

B. Saran
1. Bagi klien
dapat meningkatkan pelayana asuhan kebidanan yang kompherensif pada
ibu yang mengalami Hiperemesis Gravidarum

2. Untuk institusi
Diharapkan dapat menyediakan literatur yang menunjang dalam
melakukan studi kasus khususnya berkaitan dengan Hiperemesis
Gravidarum

3. Untuk Penulis
Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dalam memberikan asuhan
kebidanan pada ibu yang mengalami Hiperemesis Gravidarum

35
DAFTAR PUSTAKA

Manuaba, Ida, Rizki Anggraini 2012. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan


dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
Prawiroharjo,

Fadlun. (2012) , Sarwono 2010. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.


Jakarta: YBS-SP Mochtar,

Sarwono 2010. Sinobsis Obstetri Jilid I. Jakarta: EGC Mansjoe, Kapita


Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius

36

Anda mungkin juga menyukai