Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
Pariaman”.
Laporan ini penulis buat untuk melengkapi tugas kuliah Profesi Kebidanan.
Selain itu laporan ini bertujuan juga agar pembaca dapat mengetahui dan
Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini masih banyak kekurangan, oleh
sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang menbangun. Semoga
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………….1
DAFTAKA PUSTAKA……………………………………………………...2
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………3
A. Latar Belakang………………………………………………………….4
B. Rumusan Masalah………………………………………………………4
C. Tujuan……………………………………………………………………5
BAB II Tinjauan Pustaka……………………………………………………6
A. Defenisi Letak Sunsang…………………………………………………6
B. Etiologi………………………………………….………………………...6
C. Klasifikasi…...……………………………………………………………7
D. Patofisiologi……….……………………………………………………...7
E. Anatomi…………………………………………………………………..8
F. Diagnosa…………………………………………………………………..8
G. Komplikasi …………………………………………………………….....9
H. Pathway…………………………………………………….…………….11
I. Penatalasanaan…………………………………………………………..12
J. Konsep Kebidanan………………………………………………………13
BAB III STUDI KASUS……………………..………………………………21
BAB IV PEMBAHASAN…………………………………………………….34
BAB V PENUTUP……………………………………………………………35
A. Kesimpulan……………………………………………………………….35
B. Saran………………………………………………………………………35
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….36
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Letak sungsang merupakan dimana keadaan janin terletak
memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian
bawah kavum uteri tipe letak sungsang yaitu: frank breech (50,70%) yaitu
kedua tungkai fleksi, complete breech (5,70%) yaitu tungkai atas lurus
keatas, tungkai bawah ekstensi, flooting (10,30%) yaitu satu atau kedua
tungkai atas ekstensi presentasi kaki. Penyebab letak sungsang yaitu
terdapat plasenta previa, keadaan janin, keadaan air ketuban, keadaan
kehamilan, keadaan uterus, keadaan dinding abdomen, keadaan tali pusat
(Manuba, 2007 dalam Prawirohardjo, 2010)
Penyebab utama kematian ibu di Indonesia, diantaranya akibat
pendarahan (25%), infeksi (14%), kelainan hipertensi dalam kehamilan
(13%), letak sungsang (13%) serta akibat persalinan yang lama (7%).
Kejadian letak sungsang pada janin aterm kira-kira 3%, jauh lebih tinggi
pada permulaan masa kehamilan kira-kira 400% daripada kehamilan
sebelum 28 minggu antara 17 sampai 31 minggu. Janin letak bokong
berada pada resiko morbilitas dan mortalitas prenatal yang lebih tinggi
tidak hanya akibat partus tetapi juga karena presentasi. Dalam persalinan
terdapat beberapa presentasi di antaranya: presentasi kepala 96,8%, letak
sungsang 2,7%, letak lintang 0,3%, letak muka 0,05% dan letak dahi
0,01%. Letak sungsang terjadi pada 25% persalinan yang 2 terjadi sebelum
umur kehamilan 28 minggu, 7% persalinan sungsang terjadi umur
kehamilan 32 minggu dan 1,3% persalinan sungsang yang terjadi pada
kehamilan aterm.
Untuk menekan angka kematian pada ibu dan janin salah satu cara
bisa dilakukan dengan tindakan operasi. Tindakan operasi yang biasa
dilakukan adalah bedah Caesar (Sectio Caesarea). Namun demikian
operasi Sectio Caesarea bukan tanpa adanya resiko. Komplikasi dari
Sectio Caesarea pada ibu antara lain: pendarahan, infeksi (sepsis), dan
3
cidera di sekeliling struktur seperti usus besar, kandung kemih, pembuluh
ligament yang lebar, dan ureter (Padila, 2015)
Menurut Padila (2015) Sectio caesarea adalah pembedahan untuk
melahirkan janin dengan janin dengan membuka dinding perut dan
dinding uterus atau vagina atau suatu histerostomi untuk melahirkan janin
dari dalam rahim.
Data dari World Health Organization (WHO) pada tahun 2010, di
23 Negara menunjukkan tingkat kelahiran sectio caesarea tanpa indikasi
medis berkisar antara 0,01 – 2,10%, Sectio caesarea sebaiknya disarankan
ketika proses kelahiran melalui vagina berpotensi menyebabkan resiko
bagi ibu hamil atau si bayi.
Di Indonesia angka kejadian sectio caesarea mengalami
peningkatan pada tahun 2000 jumlah ibu bersalin dengan sectio caesarea
47,22%, tahun 2001 sebesar 45,19%, tahun 2002 sebesar 47,13%, tahun
2003 sebesar 46,87%, tahun 3 2004 sebesar 53,2%, tahun 2005 sebesar
51,59% dan tahun 2006 sebesar 53,68% dan tahun 2007 belum terdapat
data signifikan. Survey nasional pada tahun 2009, 921.000 persalinan
dengan sectio caesarea dari 4.039.000 persalinan atau sekitar 22,8% dari
seluruh persalinan. Data Riskesdas tahun 2013 menunjukkan bahwa
kelahiran dengan metode sectio caesarea sebesar 9,8% dari total 49.603
kelahiran sepanjang tahun 2010 sampai dengan 2013, dengan proporsi
tertinggi di DKI Jakarta (19,9%) dan terendah di Sulawesi Tenggara
(3,3%). Angka kejadian kehamilan lewat waktu kira-kira 10% bervariasi
antara 10,4 – 12% apabila diambil batas waktu 42 minggu dan 3,4 – 4%
apabila diambil batas waktu 43 minggu.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka Rumusan Masalah dalam
Laporan asuhan kebidanan patologis pada masa kehamilan ini adalah
“Bagaimanakah Asuhan Kebidanan pada ibu hamil dengan kasus Letak
Sunsang”Di Ruang Ponek RSUD Pariaman.
4
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mendapatkan pengalaman secara nyata dalam memberikan
asuhan kebidanan secara langsung kepada klien post section caesarea
dengan indikasi letak sungsang yang komprehensif meliputi aspek bio-
psiko-sosial; dan spiritual dengan pendekatan proses kebidanan.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu mendeskripsikan hasil pengkajian pada klien post section
caesarea dengan indikasi letak sungsang.
b. Mampu mendeskripsikan diagnosa kebidanan pada klien post
section caesarea dengan indikasi letak sungsang.
c. Mampu mendeskripsikan rencana asuhan kebidanan pada klien
post section caesarea dengan indikasi letak sungsang.
d. Mampu mendeskripsikan tindakan kebidanan pada klien post
section caesarea dengan indikasi letak sungsang.
e. Mampu mendeskripsikan evaluasi pada klien post section caesarea
dengan indikasi letak sungsang.
f. Mampu membandingkan antar konsep dan kenyataan pada klien post
section caesarea dengan indikasi letak sungsang.
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
1. Sudut Ibu
a. Keadaan Rahim
6
Rahim arkuatus
Septum pada Rahim
Uterus dupleks
Mioma bersama kehamilan
b. Keadaan Plasenta
Plasenta letak rendah
Plasenta previa
c. Keadaan Jalan Lahir
Kesempitan rahim
Deformitas tulang panggul
Terdapat tumor menghalangi jalan lahir dan perputaran ke
posisi kepala
2. Sudut Janin
Tali pusat pendek/lilitan tali pusat
Hidrosefalus / anesefalus
Kehamilan gemelli (kembar
7
Kemungkinan robekan pada perenium terlalu besar (lebih besar), juga
karena dilakukan tindakan. Selain itu ketuban lebih cepat pecah dan
partus lebih lama. Jadi mudah terkena infeksi
2. Bagi janin
Prognosa tidak begitu baik, karena adanya peredaran darah plasenta
setelah bokong lahir dan juga setelah perut lahir, tali pusat terjepit
antara kepala dan panggul, anak dapat menderita asfiksia. Oleh karena
itu setelah pusat leher, janin harus dilahirkan dalam waktu 8 menit
1) Pemeriksaan abdominal
(b) Diatas panggul teraba masa lunak, irreguler dan tidak tarasa seperti
kepala, dicurigai adalah bokong. pada prentasi bokong murni otot-otot
8
paha terengang diatas tulang-tulangdibawahnya, memberikan
gambaran keas menyerupai kepala dan menyebabkan kesalahan
diagnosa.
(c) Punggung ada disebelah kanan dekat garis. Bagianbagian kecil ada
disebelah kiri jauh dari garis dan belakang.
(d) Kepala teraba difundus uteri, mungkin kepala sukar diraba bila ada
dibawah hepar atau iga-iga. Kepala lebih keras, bulat dan dapat
dipantulkan (ballotement). Kalau difundus uteri teraba masa dapat
dipantulkan, harus dicurigai presentasi bokong.
(e) Benjolan kepala tidak ada dan bokong tidak dapat dipantulkan.
(f) Denyut jantung janin Denyut jantung janin terdengar paling keras
pada atau diatas umbilikus dan pada sisi yang sama RSA (right
sacrum anterior) denyut jantung janin (DJJ) terdengar paling keras
dikuadran kanan atau perut ibu. Kadangkadang DJJ terdengar dibawah
umbilikus, dalam hal ini banyak didiagnosa yang dibuat dengan
palpasi jangan dirubah oleh sebab DJJ terdengar tidak ditempat biasa.
9
Perdarahan, robekan jalan lahir, infeksi
Komplikasi Pada Bayi
a. Asfiksia Bayi
Dapat disebabkan oleh
Kemacetan persalinan kepala: aspirasi air ketuban – lender
Perdarahan / oedema jaringan otak
Kerusakan persendian tulang leher
Kerusakan persendian jaringan otak
Kerusakan medula oblongata
Kematian bayi karena asfiksia berat
b. Trauma Persalinan
Dislokasi – fraktura persendian, tulang ekstremitas
Kerusakan alat vital, hati, paru/jantung
c. Infeksi dapat terjadi karena
Persalinan berlangsung lama
Ketuban pecah pada pembukaan kecil
Manipulasi dengan pemeriksaan dalam
10
H. PATHWAY
Etiologi
Sudut ibu ( bentuk rahim, Sudut janin tali pusat
mioma,panggul sempit, pendek, lilitan,kelainan
plaseenta previa kepala
Langkah – langkah
Indikasi chest (posisi
menungging / sujud
UK 34 mg
Tidak ada 3-4 kali perhari
riwayat 10- 15 menit
hipertensi Usia kehamilan
efektif max 35-
36 mg
11
I. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Kebidanan, meliputi :
3) Dapat diraba lebih jelas adanya bokong yang ditandai dengan adanya
sacrum, kedua tuber ossis iskii, dan anus.
1. PERTOLONGAN PERSALINAN
Pertolongan persalinan letak sungsang pervaginaan yang tidak sempat /
tidak berhasil dilakukan versi luar adalah:
a. Persalinan Menurut Metode Brach:
Pertolongan Brach berhasil bila berlangsung dalam satu
kali, satu kali harus dapat mengejan, sedangkan penolong melalui
hyperlordosis.
Teknik melalui hyperlordosis adalah sebagai berikut:
Saat bokong terlihat, suntikan oksitan 5 unit.
Setelah bokong lahir, pegang bokong secara braach (kedua ibu
jari pada kedua paha bayi dan keempat jari memegang
bokong bayi).
Dilakukan hyperlordosis dengan melengkungkan bokong ke
arah perut ibu.
Seorang pembantu melakukan krilever pada fundus uteri saat
his dan meneran.
12
Persalinan bokong sampai umblicus berlangsung dengan
kekuatan sendiri.
Terjadi kemacetan persalinan badan dan kepala.
Dilakukan persalinan bahkan dengan jalan secara klasik, muler,
lofset.
J. KONSEP KEBIDANAN
1. Nama : Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehari-
hari agar tidak keliru dalam memberika penanganan.
13
5. Pendidikan : Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk
mengetahui sejauh mana tingkat intelektualnya, sehingga bidan
dapat memberikan konseling sesuai dengan pendidikannya.
Pada kasus ibu hamil dengan sungsang alasan datang adalah ingin
memeriksakan kehamilan dan mengetahui keadaan janin.
2. Riwayat penyakit
14
b) Riwayat perkawinan Perlu dikaji adalah berapa kali menikah,
status menikah, syah atau tidak.
g) Kapan ibu periksa hamil yang terakhir kalih) Sudah berapa kali
ibu imunisasi TT.
15
c) Pola istirahat Istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang
berlebihan .Bagi ibu hamil dengan sungsang diperlukan
istirahat yang cukup untuk mempercepat pemulihan kondisi
ibu
b) Suhu Suhu normal pada ibu hamil adalah 36-370C, jika keadaan
suhu tinngi menunjukkan adanya infeksi
16
c) Nadi Untuk mengetahui denyut nadi pasien yang dihitung dalam
1 menit, nadi berkisar umumnya antara 60-80 denyutan per
menit .
b) Pemeriksaan Sistematis
1. Inspeksi
2. Palpasi
17
d. Leopold IV :memperlihatkan posisi bokong yang mapan di
bawah simpisis. Menurut Marmi (2010).pada presentasi bokong
murni otot-otot paha terengang di atas tulang-tulang di
bawahnya, memberikan gambaran keras menyerupai kepala.
a. Pengumpulan Data
18
segera dari kehamilan dengan sungsang yaitu memberikan KIE
dan posisi knee chest tentang sungsang.
1) Observasi TTV
6) Lakukan rujukan
19
b. Fungsi dokumentasi Sebagai bukti sah atas asuhan, sebagai
sarana komunikasi, sebagai sumber data yang memberikan
gambaran tentang kronologis kejadian dan kondisi, sebagai
sumber data penting untuk pendidikan dan penelitian.
20
BAB III STUDI KASUS
STUDI KASUS
A. Pengkajian Data
1. Data Subjektif
a. Identitas Pasien
Nama : Ny “S” Nama : Tn “R”
Umur : 28Tahun Umur : 30 Tahun
Suku : Minang Suku : Minang
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SLTA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Pedagang
Gol darah :O Gol darah :A
Alamat : Sicincin Alamat : Sicincin
21
d. Riwayat Kehamilan, Persalinan Nifas Yang Lalu
Kehamilan Persalinan Nifas
Anak
J PB/B
ke ANC Periksa Tempat Tahun Penolong UK ASI Lochea
K B
2 H A M I L I N I
22
TT 4 : Belum Ada
TT 5 : Belum Ada
11) Riwayat screening/laboratorium
HB : 12,3 HIV/AIDS : Non Glukosa Urine : Non
gr/Dl Reaktif Reaktif
Golongan Darah :AB HbsAg : Non Protein Urine : Non
Reaktif Reaktif
Gula Darah : 2.176 IMS : Non
Reaktif
h. Riwayat Perkawinan
Perkawinan ke : Satu
Status perkawinan : Sah
Umur waktu kawin : 24 Tahun
Berapa lama nikah baru punya anak : 8 bulan
23
i. Riwayat Kontrasepsi
Jenis KB yang pernah dipakai : KB 3 bulan
Jenis KB yang ingin dipakai : Suntik
Pandangan ibu terhadap kehamilannya : Menerima kehamilannya
Pandangan suami terhadap kehamilannya : Menerima kehamilan
istrinya
Pengambilan keputusan utama : Suami
Pengambilan keputusan pengganti : Istri/keluarga
Jenis kelamin anak yang diinginkan : Laki-laki/perempuan
j. Pola Nutrisi
1) Makanan
a) Jenis makanan berat : Sepiring nasi,sepotong lauk, dan
semangkuk sayur
b) Frekuensi : 2x/hari
c) Jenis makanan ringan : Biskuit dan buah
d) Masalah : Mual muntah >10x
2) Minuman
a) Jenis minuman sehari-hari : Air Putih
b) Frekuensi : 7-8 gelas/ hari
c) Jenis minuman ringan : Tidak ada yang sering dikonsumsi
d) Masalah : Tidak ada
k. Pola Eliminasi
1) BAB 2) BAK
Frekuensi : 1x/hari Frekuensi : 9x/hari
Warna : Kecoklatan Warna : Putih kekuningan
Konstipasi : Lembek Masalah : Tidak ada
Masalah : Tidak ada
l. Pola Istirahat
Siang : 2 Jam Malam : 6 Jam
Masalah : Tidak ada Masalah : Tidak ada
24
m. Aktivitas Sehari-hari
Seksualitas : Ada, sekali seminggu
Olahraga : Tidak ada
Pekerjaan : IRT
n. Personal Hygine
Mandi : 2x/hari Ganti pakaian : 3x/hari
dalam
Keramas : 3x/minggu Sikat gigi : 2x/hari
p. Perencanaan Persalinan
Tempat : Rumah Bidan Penolong : Bidan
Transportasi : Roda 2 Pendamping : Suami
Calon pendonor : Keluarga Biaya : Ada
darah
25
1. Data Objektif
a. Pemeriksaan Umum
KU : Baik Kesadaran : Composmentis
TD : 110/81 mmHg BB : 54 Kg
sebelum
RR : 20x/menit BB : 53 Kg
sekarang
S : 36,5oC TB : 156 Cm
N : 94x/menit LILA : 25 Cm
b. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
1) Kepala : Bersih, tidak alopecia, tidak berketombe
2) Muka
Oedema : Tidak ada Chloasmagravidarum : Ada
Simetris/tidak : Simetris Pucat/tidak : pucat
26
3) Mata
a) Dextra b) Sinistra
Conjungtiva : Tidak anemis Conjungtiva : Tidak anemis
Sclera : Tidak ikterik Sclera : Tidak ikterik
4) Hidung
Bentuk : Simetris Polip : Tidak ada
5) Telinga
a) Dextra b) Sinistra
Pengeluaran : Tidak ada Pengeluaran : Tidak ada
Masalah : Tidak ada Masalah : Tidak ada
6) Mulut
Stomatitis : Tidak ada Calculus : Tidak ada
Cheilitis : Tidak ada Caries : Tidak ada
27
7) Leher
Kelenjer tiroid : Tidak ada pembengkakan
Kelenjar limfe : Tidak ada pembengkakan
8) Dada
a) Dextra b) Sinistra
Pembesaran : Simetris Pembesaran : Simetris
mammae mammae
Areola : Areola :
mammae Hiperpigmentasi mammae Hiperpigmentasi
Papilla : Menonjol Papilla : Menonjol
mammae mammae
Kebersihan : Bersih Kebersihan : Bersih
Pengeluaran : Tidak ada Pengeluaran : Tidak ada
9) Abdomen
Pembesaran : Sesuai UK Linea : Nigra
perut
Luka bekas : Ada Strie : Ada
operasi
Palpasi
Leopold I :
Leopold II :
Leopold III :
Leopold IV :
28
Perkusi
Reflek patella :+ Reflek patella :+
dextra sinistra
29
12) Genetalia
Pengeluaran : Flek Hemoroid : tidak ada
Varices : Tidak ada Oedema : Tidak ada
13) Ekstremitas
a) Superior b) Inferior
Oedema : Tidak ada Oedema : Ada pada kaki
Sianosis : Tidak ada Sianosis : Tidak ada
Pergerakan : Baik Pergerakan : Baik
30
d. Pemeriksaan Penunjang
HB : 12,3 gr/dL HIV/AIDS : Negatif Glukosa Urine :
TidakDilakukan
Golongan Darah : AB HbsAg : Negatif Protein Urine : Tidak
Dilakukan
Gula Darah : Tidak IMS : Tidak Plannon test : (+)
Dilakukan Dilakukan
2. Assessment
Diagnosa :Ny “S” G2P1A0H1, dengan HEG ,Usia kehamilan 16-17 minggu.
Keadaan ibu dan janin baik
Dasar : 1. Ibu menyatakan kehamilan ke 2
2. hpht : 02-04-2023
TP : 09 - 01-2024
3. ku ibu baik
TD : 110/81 mmHg S: 36,5C
N: 94x/menit p: 20x/ menit
Masalah :Mual muntah >10x, Letih, pusing,Pucat,
Kebutuhan : 1. Informasikan hasil pemeriksaan
2.Beritahu masalah yang di alami ibu
3. Beritahu ibu cara penanganan masalah yang di alami ibu
4. Anjurkan ibu pemenuhan nutrisi
5. Anjurkan ibu untuk istirahat
6. Anjurkan ibu membaca buku KIA
7. Beritahu ibu tanda bahaya kehamilan
8. Beritahu ibu hal yang harus di hindari selama hamil
9. Lakukan kolaborasi lintas sektor
31
Tindakan segera : Kolaborasi lintas sektor dengan dokter SPOg
Diagnosa pontensial: Dehidrasi,Anemia,
3. Planning
32
6. Menganjurkan ibu membaca buku KIA khususnya pada halaman 16-24 untuk
menambah pengetahuan ibu mengenai dari tahapan kehamilan sampai tahap
persalinan.
E→Ibu sudah membaca buku KIA.
7. Mengedukasi ibu tanda-tanda persalinan yaitu:keluar lendir bercampur
darah,nyeri pinggang menjalar ke ari-ari,keluarnya air ketuban.
E→Ibu mengerti tanda-tanda persalinan.
8. Memberitahu ibu hal-hal yang harus dihindari selama hamil yaitu menghindari
kebiasaan buruk seperti minum minuman beralkohol, minum obat tanpa resep
dokter, merokok , hindari stres berlebihan dan tidak mengangkat beban yang
berat.
E→Ibu mau mengikuti anjuran tersebut.
9. Melakukan kolaborasi lintas sektor yaitu melakukan konsul pada dokter ( ibu
akan diberi edukasi mengenai ibu dengan kehamilan sunsang) dan tindakan apa
yang harus diberikan
E→Ibu sudah di konsulkan
33
BAB IV
PEMBAHASAN
34
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Bagi klien
dapat meningkatkan pelayana asuhan kebidanan yang kompherensif pada
ibu yang mengalami Hiperemesis Gravidarum
2. Untuk institusi
Diharapkan dapat menyediakan literatur yang menunjang dalam
melakukan studi kasus khususnya berkaitan dengan Hiperemesis
Gravidarum
3. Untuk Penulis
Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dalam memberikan asuhan
kebidanan pada ibu yang mengalami Hiperemesis Gravidarum
35
DAFTAR PUSTAKA
36