BD53A4026
PRESENTASI BOKONG
Dosen Pengampu:
Firda Fibrila, S.SiT., M.Pd
Oleh :
Atiqah Asma Raihanah
2115471002
1
DAFTAR ISI
Halaman Judul................................................................................................1
A. Definisi.................................................................................................3
B. Tanda dan Gejala..................................................................................3
C. Etiologi.................................................................................................4
D. Faktor Penyebab ..................................................................................4
E. Patofisiologi..........................................................................................5
F. Klasifikasi Presentasi Bokong ............................................................5
G. Tata Laksana.........................................................................................5-9
Referensi.......................................................................................................... 10
2
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Presentasi bokong adalah janin letak memanjang dengan bagian
terendahnya bokong, kaki, atau kombinasi keduanya. Dengan insidensi 3-4
% dari seluruh kehamilan tunggal pada umur kehamilan cukup bulan ( >37
minggu), presentasi bokong merupakan mal presentasi yang paling sering
dijumpai. Sebelum umur kehamilan 28 minggu, kejadian presentasi
bokong berkisar antara 25-30%, dan sebagian besar akan berubah menjadi
presentasi kepala setelah umur kehamilan 34 minggu. (Prawirohardjo
2010)
2. Auskultasi
Denyut jantung janin pada umumnya ditemukan sedikit lebih tinggi
dari umbilikus (Sarwono Prawirohardjo, 2010). Auskultasi denyut
jantung janin dapat terdengar diatas umbilikus jika bokong janin belum
masuk pintu atas panggul. Apabila bokong sudah masuk pintu atas
panggul, denyut jantung janin biasanya terdengar di lokasi yang lebih
rendah.
3. Pemeriksaan dalam
a. Teraba 3 tonjolan tulang yaitu tuber ossis ischii dan ujung os
sakrum
b. Pada bagian di antara 3 tonjolan tulang tersebut dapat diraba anus.
3
c. Kadang-kadang pada presentasi bokong murni sacrum tertarik ke
bawah dan teraba oleh jari-jari pemeriksa, sehingga dapat
dikelirukan dengan kepala oleh karena tulang yang keras.
C. Etiologi
Faktor – faktor etiologi Letak sungsang meliputi prematuritas,
hydraminon, kehamilan ganda, placenta previa, panggul sempit,
hydrosefalus, dan janin besar (Hakimi, 2010).
Menurut Mochtar (2005) etiologi letak bokong adalah panggul sempit,
hidrosepalus, anensepalus, placenta previa. hidramnion, multiparitas,
premature, gemeli, kelainan uterus.
D. Faktor Penyebab
Penyebab terjadinya presentasi bokong tidak diketahui, tetapi terdapat
beberapa faktor risiko selain prematuritas, yaitu abnormalitas struktural
urerus, polihidramnion, plasenta previa, multiparitas, mioma uteri,
kehamilan multipel, anomali janin (anensefali, hidrosefalus), dan riwayat
presentasi bokong sebelumnya.
4
f. implantasi plasenta di fundus yang memicu terjadinya letak
bokong;
E. Patofisiologi
Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap
ruangan dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu,
jumlah air ketuban relatif lebih banyak, sehingga memungkinkan janin
bergerak dengan leluasa, ditambah berbagai faktor risiko yang mendukung
terjadinya presentasi bokong salah satunya kondisi ibu yang multiparitas
terjadi relaksasi uterus yang mengakibatkan janin lebih mudah berputar
posisi. Dengan demikian janin dapat menempatkan diri dalam berbagai
presentasi yang tidak biasa, salah satunya dengan posisi presentasi bokong
(Mochtar. 1998).
G. Tata Laksana
Pada persalinan letak sungsang dengan cara pervaginam, kelahiran kepala
yang lebih lama dari 8 menit setelah umbilicus dilahirkan, akan
membahayakan kehidupan janin. Selain itu, bila janin bernafas sebelum
hidung dan mulut lahir dapat membahayakan, karena mucus yang terhisap
dapat menyumbat jalan nafas. Bahaya asfiksia janin juga terjadi akibat tali
pusat yang menumbung (Prawirohardjo, 2010).
5
dipakai untuk mengubah presentasi bokong menjadi presentasi kepala
yaitu versi luar, moksibusi dan/atau akupunktur, dan posisi dada-lutut
pada ibu.
Perubahan spontan menjadi presentasi kepala sebagian besar akan
terjadi pada umur kehamilan 34 minggu, sehingga penemuan adanya
presentasi bokong mulai umur kehamilan 34 minggu akan bermanfaat
untuk pertimbangan melakukan tindakan versi luar. Versi luar adalah
prosedur yang dilakukan dengan menggunakan tekanan dan manuver
tertentu pada perut ibu untuk mengubah presentasi janin menjadi
presentasi kepala.
Prosedur versi luar cukup aman dan efektif. Komplikasi yang mungkin
dapat terjadi adalah bradikardia janin yang bersifat sementara, solusio
plasenta, komplikasi pada tali pusat, perdarahan feto-maternal dengan
kemungkinan sensitisasi, dan ketuban pecah dini. Kejadian bedah sesar
atas indikasi gangguan denyut jantung janin (non-reassuring) atau
solusio plasenta setelah versi luar <1%. Tingkat keberhasilannya 50-
70% (semakin meningkat pada multiparitas, presentasi selain bokong
murni, volume air ketuban normal, letak lintang, atau oblik). Dari
jumlah yang berhasil dilakukan versi luar, 40%nya akan berhasil
melahirkan secara vaginal.
6
janin, presentasi kaki (dan variannya), hiperekstensi kepala janin,
berat bayi > 3.600 gram, tidak adanya informed consent, dan tidak
adanya perugas yang berpengalaman melakukan pertolongan.
7
tampak di vulva. Awas: Jangan melakukan tarikan atau tindakan
apa pun pada tahap ini.
6) Dengan lembut peganglah bokong dengan cara kedua ibu jari
penolong sejajar sumbu panggul, sedang jari-jari yang lain
memegang belakang pinggul janin.
7) Tanpa melakukan tarikan, angkatlah kaki, bokong, dan badan janin
dengan kedua tangan penolong disesuaikan dengan sumbu panggul
ibu (melengkung ventrokranial ke arah perut ibu) sehingga
berturut-turut lahir perut, dada, bahu dan lengan, dagu, mulut, dan
seluruh kepala.
8) Bila pada langkah no. 7 tidak ada kemajuan dan/atau tungkai tidak
lahir secara spontan, maka lahirkan kaki satu per satu dengan cara
berikut: dengan jari telunjuk dan jari tengah di belakang paha
sebagai bidai lakukan eksorotasi paha sampai tungkai lahir.
9) Tentukan posisi lengan janin dengan cara merabanya di depan
dada, di atas kepala,atau di belakang leher.
10) Selanjutnya lakukan langkah melahirkan lengan dan kepala
spontan.
8
3) Sambil melakukan gerakan memutar, lakukan traksi ke bawah
sehingga lengan posterior berubah menjadi anrerior, dan
melahirkannya dengan menggunakan dua jari penolong di lengan
atas bayi.
4) Putar kembali badan janin ke arah berlawanan (punggung tetap
berada di atas) sambal melakukan traksi ke arah bawah. Dengan
demikian, lengan yang awalnya adalah anterior kembali lagi ke
posisi anterior untuk dilahirkan dengan cara yang sama.
9
REFERENSI
Hakimi, 2010, Ilmu kebidanan fatologi dan fisiologi, Yayasan esentia medika,
Yogyakarta
10