i
DAFTAR ISI
BAB I.........................................................................................................................1
PENDAHULUAN....................................................................................................1
Rumusan masalah................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................3
LATAR BELAKANG.................................................................................................3
Definis..................................................................................................................3
Etiologi.................................................................................................................3
Penatalaksana......................................................................................................5
BAB III.....................................................................................................................11
KASUS.................................................................................................................11
Identifikasi masalah...........................................................................................11
Penatalaksanaan................................................................................................12
Daftar pustaka........................................................................................................14
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
iv
gerak janin yang bebas, gangguan fiksasi pada pintu atas panggul serimg
terjadi kemaceta persalinan atau persalinan lama(Farihatin, 2019)
Rumusan masalah
1) Apa saja definisi persalinan sungsang dan Retensio plasenta?
2) Apa saja etiologi persalinan sungsang dan Retensio plasenta?
3) Apa saja penatalaksana persalinan sungsang dan Retensio plasenta?
v
BAB II
LATAR BELAKANG
A. Persalinan Sungsang
Definis
Definisi dari kelainan letak sungsang adalah kondisi dimana
presentasi janin dalam uterus terutama bokong janin lebih dulu
memasuki rongga panggul, terletak memanjang dengan kepala di
fundus uteri dan bokong berada di bawah kavum uteri. (Manuaba,
2010)
Etiologi
vi
2) Air ketuban masih banyak dan kepala anak relatif besar
3) Plasenta previa kerena menghalangi turunya kepala kedalam
pintu atas panggul
4) Kelainan bentuk kepala: hidrocepalus, anencephalus, karena
kepala kurang sesuai dengan bentuk pintu atas panggul
5) Fikasasi kepala pada pintu atas panggul tidak baik atau tidak
ada, misalnya pada panggul sempit, hidrosefalus, plasenta
previa, tumor-tumor pelvis dan lain lain.
6) Janin mudah bergerak, seperti pada hidramnion, multipara
7) Gemeli( kehamilan ganda)
8) Kelainan uterus, seperti mioma uteri
9) Janin sudah lama mati
vii
Pada janin terdapat berbagai keadaan yang menyebabkan
letak sungsang :
Tali pusat memanjang
Hedrosefalus dan anesefalus
Kehamilan kembar
Hidroamnion dan aligohidramnion
Prematuritas
Penatalaksana
1) Pada saat pemeriksaan antenatal
a) Beritahu hasil pemeriksaan yang sebenarnya, jelaskan pada
pasien mengenai kemungkinan-kemungkinan yang terjadi
dengan presentasi sungsang.
b) Beri kongseling mengenai gerakan knee-cheest, yaitu
meletakan kepala diantara kedua tanggan lalu menoleh ke
samping kiri atau kanan, kemudian turunkan badan sehingga
dada menyentuh kasur dengan menggeser siku sejauh
mungkin. Kegunaan gerakan ini adalah untuk
mempertahankan atau memperbaiki posisi janin agar bagian
kepala janin tetap berada di bawah. Gerakan ini disebut
jugasebagai gerakan “anti sungsang”
c) Jika diketahui janin letak sungsang pada usia kehamilan
kurang dari 34 minggu tidak perlu dilakukan intrevensi
apapun, karena janin masih cukup kecil dan cairan amnion
masih cukup banyakn sehingga kemungkinan besar janin
masih dapat memutar dengan sendirinya.
viii
a) Persalinan pervaginam
Persalinan letak sungsang dengan pervaginam
mempunyai syarat yang harus dipenuhiyaitu pembukaan
benar-benar lengkap, kulit ketuban sudah pecah, his adekuat
dan tafsiran berat badan janin < 3600 gram
2) Dilatasi serviks lengkap.
3) Kosongkan kandung kemih ibu.
ix
b) Persalinan perabdominan (Sectio Caesarean)
B. Retensio plasenta
1. Definisi
Retensio plasenta yaitu plasenta dianggap retensi bila belum
dilahirkan dalam batas waktu tertentu setelah bayi lahir ( dalam
waktu 30 menit setelah penatalaksanaan aktif). Retensio plasenta
adalah tertahan atau belum lahirnya plasenta hingga melebihi 30
menit setelah bayi lahir (sarwanto,2002)
2. Etiologi
Sebab Fungsional
a) Kontraksi uterus/ his kurang kuat untuk melepaskan plasenta
b) Plasenta sukar terlepas karena
Tempatnya : insersi di sudut tuba
Bentuknya : plasenta membranacea, plasenta amularis
Ukurannya : plasenta sangat kecil
Sebab Patolog-Anatomis
a) Plasenta accrete
b) Plasenta increta
c) Plasenta percreta
x
Plasenta melekat erat pada dinding uterus oleh sebab villi korialis menembus
desiduasampai myometrium sampai di bawah peritoneum ( plasenta akreta-
percreta) jika plasenta yang sudah lepas dari dinding uterus akan tetapi belum
keluar
disebabkanoleh tidak adanya usaha untuk melahirkan atau karena salah penangana
n kala III,akibatnya terjadi lingkaran kontriksi pada bagian bawah uterus yang men
ghalangikeluarnya plasenta ( inkarserasio plasenta )
1) Plasenta belum terlepas dari dinding rahim karena melekat dan tumbuh lebih
dalam. Menurut tingkat pelaksanaanya
Plasenta adhesiva : plasenta yang melekat pada desiden endometrium
(besalis) lebih dalam dan Nitabuch layer
Plasenta inkreta : vili khorialis tumbuh menembus desidua
endometrium sampai ke miometrium
Plasenta akreta : vili khorialis tumbuh menembus miometrium
sampai ke serosa
Plasenta prekreta : vili khorialis tumbuh menembus serosa atau
peritoneum dinding rahim atau perimetrium
2) Plasenta sudah terlepas dari dinding rahim namun belum keluar karena atoni
uteri atau adanya lingkaran kontriksi pada bagian bawah rahim (akibat
kesalahan penangganan kala III ) yang akan menghalangi plasenta keluar
(plasenta inkarserta)
3) Faktor internal
Gravida berusia lanjut
multiparitas
4) Faktor uterus
Bekas sectio ceasaria, sering plasenta tertanam pada jaringan cicatri
uterus
Bekas pembedahan uterus
xi
Anomali uterus
Tidak efektif kontraksi uterus
Pembentukan contraction rig
Bekas curatage uterus, yang terutama dilakukan setelah abortus
Bekas pengeluaran plasenta secra manual
Bekas ondometritis
5) Faktor plasenta
Plasenta previa
Implantasi cornual
Plasenta akreta
Kelainan bentuk plasenta
Bila plasenta belum lepas sama sekali tidak akan terjadi pendarahan tetapi bila
sebagian plasenta sudah lepas maka akan terjadi pendarahan. Ini merupakan
indikasi untuk segera mengeluarkanya. Plasenta mungkin pula tidak keluar karena
kandung kemih atau rektum penuh. Oleh karen itu keduanya harus di kosongkan
3. Penatalaksanaan
Penanganan retensio plasenta
Bila placenta tidak lahir dalam 30 menit sesudah lahir, atau terjadi
perdarahan sementara placenta belum lahir lakukan :
xii
2) Drips oksigen 20 IU dalam 500 ml larutan Ringer laktat atau
NaCl 0,9% sampai uterus berkontraksi.
3) Plasenta coba dilahirkan dengan Brandt Andrews, jika berhasil
lanjutkan dengan drips oksitosin untuk mempertahankan
uterus. Pastikan bahwa kandung kemih kosong dan tunggu
terjadi kontraksi, kemudia coba melahirkan plasenta dnegan
menggunakan perengangan tali pusat terkendali
4) Jika plasenta tidak lepas dicoba dengan tindakan manual
plasenta.
5) Jika tindakan manual plasenta tidak memungkinkan, jaringan
dapat dikeluarkan dengan tang (cunam) abortus dilanjutkan
kuret sisa plasenta. Pada umumnya pengeluaran sisa plasenta
dilakukan dengan kuretase. Kuretase harus dilakukan di rumah
sakit dengan hati-hati karena dinding rahim relatif tipis
dibandingkan dengan kuretase pada abortus
6) Setelah selesai tindakan pengeluaran sisa plasenta, dilanjutkan
dengan pemberian obat uterotonika melalui suntikan atau per
oral
7) Pemberian antibiotik apabila tanda-tanda infeksi dan untuk
pencegahan infeksi skunder.
xiii
BAB III
KASUS
Identifikasi masalah
Kasus Letak sungsang
Ny. Y usia 34 tahun GIII PII A0 usia kehamilan 38 minggu datang
ke ruang bersalin selasa 4 april 2017 Pukul 08.00 wib Ny Y
mengeluh mulas yang semakin sering, keluar lendir dan flek. dan
belum keluar air dari kemaluanya. Di dapatkan hasil pemeriksaan
TD 110/80, nadi 82, suhu 36, p 20. TFU 31 cm, teraba kepala di
fundus, punggung kiri, bagin terendah janin bokong DJJ 142 kali /
menit, pembukan servik 5 dan direncanakan sectio caesarea.
Analisa
GII PII A0 usia kehamilan 38 minggu, inpartu kala 1 fase aktif.
Janin tunggal, hidup, dengan letak sungsang. Keadaan ibu dan janin
baik.
xiv
lamanya 50 detik. Setelah bayi lahir pukul 14.15 pada jam 14.45 ibu
tidak merasa mulas, ibu tampak cemas, TFU sepusat, uterus teraba
kenyal, kandung kemih kosong.
Analisa
GIII PII A0 usia kehamilan 37 minggu, inpartu kala III dengan
Retensio plasenta
Penatalaksanaan
Kasus Letak sungsang
1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan suami bahwa
pembukaan 5 cm dengan keadaan ibu dan janin baik
2. Kolaborasi dengan dokter untuk tindakan
3. Meminta ibu untuk tidak menahan BAB dan BAK. Ibu mengerti
dan belum ingin buang air besar atau kecil
4. Menganjurkan ibu tidur dalam posisi miring kiri atau sesuai
kenyamanan ibu. Ibu mengerti
5. Mengajarkan ibu teknik relaksi saat ada mulas dengan cara
menghirup napas panjang dari hidung dan menghembuskanya
melalui mulut. Ibu memperhatikan dengan baik
6. Memberikan dukungan kepada ibu bersabar dalam proses
persalinan.
7. Lapor dokter tentang kondisi pasien karena mulas yang dirasa
cukup bagus. Dokter membatalkan sectio caesarea karena his yang
di rasa ibu cukup bagus lalu dilakukan persiapan untuk persalinan
pervaginam pleh bidan. Dilakukan tindakan infus RL 500 ml
8. Memantau kesejahteraan ibu dan janin, serta kemajuan persalinan,
hasil terlampir dipatograf.
xv
2. Melakukan inform concent Melakukan pemasangan infus dan
untuk dilakukan tindakan. Ibu dan keluarga setuju
3. Memindahkan bayi di baby wammer dan menjaga kehangatan
bayi
4. Memasangkan infus RL 500 ml dan oksitosin 20 IU secra drip
dengan kecepatan 60 tetes/menit
5. Memberikan analgetik kaltrofen supp 100 mg. Analgetik sudah
diberikan
6. Mengeck kandung kemih. Kandung kemih kosong
7. Mencuci tanggan dan menggunakan handscon
8. Melakukan PTT. Belum ada tanda pelepasan plasnta
9. Infrom consent untuk tindakan yang dilakukan kepada ibu. Ibu
bersedia
10. Melakukan manual plasenta. Membilas vagina ibu dan tangan
yang akan masuk kedalam uterus menggunakan cairan antiseptic
lalu memasukkan tangan dalam posisi obstetri (punggung tangan
ke bawah) dengan menelusuri bagian bawah tali pusat. Tangan
kiri menahan fundus uteri dan tangan kanan berada di dalam
menyusuri tali pusat hingga ke kavum uteri hingga mencapai
tempat implantasi plasenta. Membuka tangan obstetric menjadi
seperti memberi salam (ibu jari merapat ke pangkal jari telunjuk.
Menggerakkan tangan dalam ke kiri dan kanan sambil bergeser
dengan menggunakan sisi ulna untuk melepaskan plasenta
sehingga semua permukaan maternal plasenta dapat dilepaskan.
Melakukan eksplorasi tanpa mengeluarkan tangan terlebih dahulu
lalu memastikan tidak ada bagian plasenta yang masih melekat
pada dinding uterus. Menyimpan plasenta di segmen bawah
rahim dan melahirkan plasenta.
Plasenta lahir pukul 15.05 WIB secara manual
11. Melakukan masase uterus selama 15 detik. Kontraksi uterus baik
xvi
12. Mengecek kelengkapan plasenta. Plasnta lahir lengkap, kotiledon
lengkap, selaput plasenta utuh
13. Menilai jumlah perdarahan. Perdarahan kurang lebih 200 cc
14. Memeriksa robekan jalan lahir. Terdapat robekan pada mukosa
vagina, otot perineum dan kulit pereneum (laserasi derajat II )
Daftar pustaka
xvii
xviii