Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN An. A DENGAN KASUS


KEHAMILAN LETAK JANIN SUNGSANG (PRENTASI BOKONG )
DI RUANG Verlos Kamar (VK)
RUMAH SAKIT PERMATA KUNINGAN

Disusun Oleh :
TEDI SETIAWAN
(CKR0190161)

KEPERAWATAN REGULER D TINGKAT 3

PROGRAM STUDI S1 KPEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
Jl. Lingkar Bayuning No.2, Kadugede, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat 45561 Tlp.(0232)875847
Fax. 0232-875123. Email: info@stikeskuningan.ac.id
2021/2022
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN An. A DENGAN KASUS
KEHAMILAN LETAK JANIN SUNGSANG (PRENTASI BOKONG )
DI RUANG Verlos Kamar (VK)
RUMAH SAKIT PERMATA KUNINGAN

A. KONSEP KEHAMILAN LETAK JANIN SUNGSANG (PRENTASI BOKONG)


1. Definisi Letak Janin Sungsang
Presentasi bokong merupakan keadaan dimana janain terletak
memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong di bawah kavum
uteri (Prawiroharjo, 2010).
Presentasi bokong merupakan janin dalam posisi longitudinal
dengan bokong berada di kutub bawah uterus (Fraser, 2012).
Presentasi bokong merupakan letak memanjang dengan kelainan
dalam polaritas dengan panggul janin merupakan kutub bawah (Oxorn,
2010).
Jadi letak janin sungsang adalah keadaan janin yang memanjang
dengan kepala berbeda diatas dan bokong berada dibawah kavum uteri.
Persalinan dengan letak bayi sungsang dapat dilakukan dengan persalinan
normal, namun jika persalinan normal tidak bisa dilakukan karena terjadi
berbagai komplikasi maka untuk dapat menyelamatkan bayi dan ibu
persalinan secra Section Caesaria menjadi alternative terakhir.
2. Etiologi Letak Janin Sungsang
1. Sudut Ibu
a. Keadaan Rahim
 Rahim arkuatus
 Septum pada rahim
 Uterus dupleks
 Mioma bersama kehamilan
b. Keadaan Plasenta
 Plasnta letak rendah
 Plasenta previa
c. Keadaan Jalan Lahir
 Kesempitan rahim
 Deformitas tulang panggul
 Terdapat tumor menghalangi jalan lahir danperputaran ke
posisi kepala
2. Sudut Janin
 Tali pusat pendek/lilitan tali pusat
 Hidrosefalus/anesefalus
 Kehamilan gemelli (kembar)
 Hidramnion atau oligohidramnion

Etiologi :
1) Prematuritas karena bentuk Rahim relatif kurang lonjong, air tuban masih
banyak dan kepala anak relative besar.
2) Hydramnion karena anak mudah bergerak.
3) Plasenta praevia karena menghalangi turunnya kepala ke dalam pintu atas
panggul.
4) Bentuk Rahim yang abnormal seperti uterus bicornis.
5) Panggul sempit: walaupun pinggul sempit sebagai sebab terletak sungsang
masih disangsikan oleh berbagai penulis.
6) Kelainan bentuk kepala: hydrocephalus, anencephalus, karena kepala kurang
sesuai dengan bentuk pintu atas pinggul.
3. Patofisiologi
Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap
ruangan didalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah
air ketuban relative lebih banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak dengan
leluasa. Dengan demikian janin dapat menempatkan diri dalam prestasi kepala,
letak sungsang, ataupun letak lintang. Pada kehamilan triwulan terakhir janin
tumbuh dengan cepat dan jumlah air ketuban relative berkurang. Karena bokong
dengan kudua tungkai yang terlipat lebih besar daripada kepala maka bokong
dengan kedua tungkai yang terlipat lebih besar daripada kepala, maka bokong
dipaksa menempati ruang yang lebih luas di fundus uteri, sedangkan kepala berada
dalam ruangan yang lebih kecil di segmen bawah uterus. Dengan demikian dapat
dimengerti mengapa pada kehamilan belum cukup bulan janin sebagian besar
ditemukan dalam presentasi kepala.
Faktor-faktor lain yang memegang peran dalam terjadinya letak sungsang
diantaranya adalah multiparitas, hamil kembar, hidramnion, hidrosefalus, plasenta
previa, dan panggul sempit. Kadang-kadang letak sungsang disebabkan karena
kelahiran uterus dan kelainan bentuk uterus. Plasenta yang terletak di daerah kornu
fundus uteri dapat pula menyebabkan letak sungsang karena plasenta mengurangi
luas ruangan di daerah fundus (Sarwono Prawirohardjo, 2005).
4. Pathway

Kehamilan pertamanya

Posisi janin Presentasi


bokong

Tindakan operasi SC

Faktor fisikologis Pembedahan mayor :


operasi SC

Terjadi gangguan
psikologi Pendarahan

Distress emosional Output cairan dalam tubuh


berlebih

Perubahan status
kesehatan (cemas dan Nutrisi kurang dari
takut) kebutuhan tubuh

Ansietas Kurang informasi Risiko


ketidakseimbangan
nutrisi
Kurang pengetahuan

Defisit pengetahuan
5. Tanda dan Gejala
Menurut Liu (2008), menifestasi klinis yang biasanya mencirikan kehamilan
dengan bayi letak sungsang adalah:
1) Pergerakan anak tersisa oleh ibu dibagian perut bawah tepatnya dibawah pusat
dan ibu sering merasa benda keras (kepala) mendesak tulang iga.
2) Pada pelapis terba bagian keras, bundar dan melinting pada fundus uteri.
3) Punggung anak dapat terba pada salah satu sisi perut dan bagian-bagian kecil
pada pihak yang berlawanan. Diatas sympisis terba bagian yang kurang bundar
dan lunak.
4) Bunyi jantung janin terdengar pada punggug, setinggi pusat.
6. Penatalaksanaan
Pertolongan persalinan letak sungsang memerlukan perhatian karena dapat
menimbulkan komplikasi kesakitan, cacat permanen sampai kematian bayi.
Menghadapi kehamilan letak sungsang dapat diambil tindakan :
1) Saat kehamilan
 Mengubah Posisi Sungsang Dengan Bersujud
Cara termudah dan teraman untuk mengubah posisi janin sungsang adalah
dengan bersujud (knee chest position) secara rutin setiap hari sebanyak 2
kali sehari, misalnya pagi dan sore, masing-masing selama 10 menit.
Biasanya bayi akan berputar dan posisinya kembali normal, yaitu kepala
berada di bagian bawah rahim. Pada saat kontrol ulang/ periksa ulang ,
maka bidan atau dokter akan kembali melakukan pemeriksaan palpasi untuk
memeriksa posisi janin. Jika belum berhasil, maka latihan diulangi dan
dilanjutkan setiap hari. Latihan ini hanya efektif bila dilakukan pada usia
kehamilan kurang dari 37 minggu.
 Cara lain yakni dengan versi luar
Merupakan upaya yang dilakukan dari luar untuk dapat mengubah
kedudukan janin menjadi kedudukan lebih menguntungkan dalam
persalinan pervaginam (memutar posisi janin dari luar). Untuk melakukan
versi luar ini diperlukan syarat, sehingga versi luar dapat berhasil dengan
baik, yaitu :
- Dilakukan pada primigravida dengan umur kehamilan 34 minggu,
multigravida dengan umur kehamilan 36
- Pada inpartu dilakukan sebelum pembukaan 4 cm
- Bagian terendah belum masuk atau masih dapat dikeluarkan dari pintu
atas panggul
- Bayi dapat dilahirkan pervaginam
- Ketuban masih positif utuh.
- Tidak ada komplikasi atau kontraindikasi ( IUGR, perdarahan, bekas
seksio, kelainan janin, kehamilan kembar, hipertensi) Tindakan ini
hanya boleh dilakukan oleh dokter ahli (spesialis obsgyn). Oleh karena
itu, tindakan versi luar saat ini jarang dipraktikkan.
2) Persalinan diselesaikan dengan :
a.) Pertolongan persalinan pervaginam
Pertolongan persalinan letak sungsang pervaginam yang tidak sempat atau
tidak berhasil dilakukan versi luar adalah :
 Pertolongan fisiologis secara Brach
Persalinan Brach berhasil bila berlangsung dalam satu kali his dan
mengejan, Sedangkan penolong membantu melakukan hiperlordose.
Bila persalinan dengan satu kali his dan mengejan tidak berhasil, maka
pertolongan Brach dianggap gagal, dan dilanjutkan dengan ekstraksi
(manual aid)
 Ekstraksi bokong partial
Persalinan dengan ekstraksi bokong partial dimaksudkan bahwa:
 Persalinan bokong sampai umbilikus berlangsung dengan kekuatan
sendiri
 Terjadi kemacetan persalinan badan dan kepala
 Dilakukan persalinan bantuan dengan jalan : secara klasik, secara
Muller dan Loevset.
 Pertolongan persalinan kepala
 Pertolongan persalinan kepala menurut Mauriceau- veit Smellie,
dilakukan bila terjadi kegagalan persalinan kepala.
 Persalinan kepala dengan ekstraksi forsep, dilakukan bila terjadi
kegagalan persalinan kepala dengan teknik Mauriceau viet Smellie.
 Ekstraksi bokong totalis
Ekstraksi bokong total bila proses persalinan sungsang seluruhnya
dilakukan dengan kekuatan penolong sendiri.
b) Pertolongan persalinan dengan sektio sesarea
Memperhatikan pertolongan persalinan letak sungsang melalui jalan
vaginal, maka sebagian besar pertolongan persalinan sungsang dilakukan
dengan seksio sesarea.
7. Komplikasi
1) Komplikasi pada ibu
Trias komplikasi ibu : perdarahan, robekan jalan lahir ( pada vagina atau
serviks), infeksi ( endometritis )
2) Komplikasi pada bayi
Trias komplikasi pada bayi : asfiksia, trauma persalinan, infeksi
a. Asfiksia bayi Dapat disebabkan oleh :
- Kemacetan persalinan kepala : aspirasi air ketuban-lendir
- Perdarahan atau oedema jaringan otak
- Kerusakan medula oblongata
- Kerusakan persendian tulang leher
- Kematian bayi karena asfiksia berat
b. Trauma persalinan
- Dislokasi-fraktura persendian, tulang ekstrimitas
- Kerusakan alat vital : lien, hati, paru-paru, jantung
- Dislokasi fraktura persendian tulang leher.
c. Infeksi dapat terjadi karena :
 Persalinan lama
 Ketuban pecah dini
 Manipulasi pada pemeriksaan dalam

8. Diagnosa Banding
Kehamilan dengan letak sungsang dapat didiagnosis dengan kehamilan
letak muka. Pemeriksaan fisik dengan pelapis Leopod masih ditemukan kemiripan.
Ini dibedakan dari pemeriksaan dalam yakni pada letak sungsang akan didapatkan
jari yang dimasukkan kedalam anus mengalami rintangan otot dan anus dengan
tuberosis ischia sesuai garis lurus.
Pada letak muka, jari yang masuk kedalam mulut akan meraba tulang
rahang dan alveola tanpa hambatan serta mulut dan tulang pipi membentuk
segitiga. Sedangkan dengan USG atau rontgen sangatlah dapat dibedakan.
B. PENGKAJIAN
Proses keperawatan adalah tindakan yang berurutan dilakukan secara sistematis untuk
menentukan masalah klien membuat perencanaan untuk mengatasinya, pelaksanaan
rencana itu atau menugaskan orang lain untuk melaksanakan dan mengevaluasi
keberhasilan secara efektif terhadap masalah yang diatasinya (Doengoes, 2011). Proses
keperawatan terdiri dari 5 tahap yaitu pengkajian, diagnose keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan dan dan evaluasi.

1. Wawancara
Wawancara (bahasa Inggris: interview) merupakan percakapan antara dua
orang atau lebih dan berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Tujuan
dari wawancara adalah untuk mendapatkan informasi yang tepat dari narasumber
yang terpercaya. Wawancara dilakukan dengan cara penyampaian sejumlah
pertanyaan dari pewawancara kepada narasumber.
Dalam wawancara perawat mengkaji :
1) Identitas Pasien
Berisikan nama lengkap pasien, usia pasien, jenis kelamin pasien,
suku/bangsa pasien, agama pasien, pekerjaan pasien, pendidikan pasien,
alamat pasien, dan diagnosa medis.
2) Identitas Penanggung Jawab
Berisikan nama lengkap penanggung jawab, usia penanggung jawab, jenis
kelamin penanggung jawab, suku/bangsa penanggung jawab, agama
penanggung jawab, pekerjaan penanggung jawab, pendidikan penanggung
jawab, alamat penanggung jawab, dan status hubungan penanggung jawab
dengan pasien.
3) Keluhan Utama
Keluhan utama merupakan keluhan yang paling dirasakan dan yang paling
sering mengganggu pasien pada saat itu. Keluhan utama pasien dijadikan
sebagai acuan dalam mengenali informasi lebih dalam, melakukan
pemeriksaan dan pemberian tindakan.
4) Riwayat Kesehatan Saat Ini
Riwayat kesehatan saat ini merupakan rincian dari keluhan utama yang berisi
tentang riwayat perjalanan pasien selama mengalami keluhan secara lengkap.
5) Riwayat Kesehatan Masa Lalu
a) Riwayat Penyakit Dahulu :
Pada umumnya pasien mengatakan keluhannya yang diderita sebelumnya
dan gejalanya hampir sama dengan yangdirasakan sekarang.
b) Riwayat Hospitalisasi :
Berisikan kebiasaan pasien untuk berobat baik di klinik, puskesmas atau
rumahsakit.
c) Riwayat Pembedahan dan Cedera :
Pada umumnya pasien mengatakan bahwa dirinya pernah dilakukan
pembedahan dan memiliki cedera.
d) Riwayat Alergi :
Berisikan alergi yangdimiliki pasien baik obat-obatan ataupun makanan
yang memungkinkan nantinya dapat memperburuk keadaan pasien
e) Riwayat Pengobatan :
Pada umumnya jika pasien pernah dirawat dengan gejala serupa akan
diberikan obat-obatan untuk sesak, batuk atau lainnya. Atau dapat
berisikan obat-obatan yang dikonsumsi beberapa hari terakhir.
6) Riwayat Kesehatan Keluarga
Sejarah keluarga memegang peranan penting dalam kondisi kesehatan
seseorang. Penyakit yang muncul pada lebih dari satu orang keluarga terdekat
dapat meningkatkan resiko untuk menderita penyakit tersebut.
 Riwayat Penyakit Keturunan
Berisikan riwayat penyakit keturunan yang diderita oleh
keluarganya seperti DM, jantung, talesemia, kanker dan penyakit
lainnya.
7) Riwayat Obsterti dan Ginekologi
1. Riwayat ginekologi
a. Riwayat menstruasi, meliputi tentang menarche, berapa lama haid,
siklus menstruasi, masalah haid yang biasanya dialami selama siklus
menstruasi dan HPHT.
b. Riwayat perkawinan, meliputi tentang usia ibu dan ayah sewaktu
menikah, lama perkawinan, perkawinan keberapa dan jumlah anak
yang sudah dimiliki.
c. Riwayat kontrasepsi, meliputi apakah melaksanakan keluarga
berencana, jenis kontrasepsi yang dipakai, lama penggunaanya,
masalah yang terjadi, rencana kontrasespsi yang akan digunakan
serta alasan mengapa memilih kontrasespsi.
2. Riwayat obstetric
a. Riwayat kehamilan, mencakup riwayat kehamilan yang dahulu dan
riwayat kehamilan sekarang yang menguraikan tentang pemeriksaan
kehamilan, riwayat imunisasi, riwayat pemakaian obat selama
kehamilan serta keluhan selama kehamilan.
b. Riwayat persalinan, meliputi tentang riwayat persalinan dahulu yang
berisi tanggal lahir anak, usia, jenis kelamin, BB lahir, umur
kehamilan, jenis persalinan tempat terjadinya persalinan dan
komplikasi yang terjadi selama persalinan. Riwayat persalinan
sekarang meliputi tanggal persalinan, tipe persalinan, lama
persalinan, jumlah perdarahan, jenis kelamin serta APGAR score.
c. Riwayat nifas, menjelaskan tentang riwayat nifas dahulu, riwayat
nifas sekarang.
8) Aktivitas sehari-hari
Dalam aktifitas sehari-hari dikaji pola aktivitas, selama dirumah dan selama
dirumah sakit, antara lain yaitu:
1) Pola nutrisi
a) Makan : meliputi frekuensi dan jenis makanan, porsi makan yang
dihabiskan, cara dan keluhan saat makan. Pada klien postpartum terdapat
peningkatan nafsu makan dan sering merasa lapar karena banyak
mengeluarkan energi pada prosespersalinan.
b) Minum : meliputi jenis dan jumlah minuman yang dihabiskan, cara dan
keluhan saat minum. Padaklien postpartum terdapat peningkatan
pemasukancairan.
2) Pola eliminasi
a) Buang Air Besar (BAB) : Frekuensi BAB, waktu, konsistensi feses, warna
feses, cara dan keluhan saatBAB. Pada klien postpartum BAB terjadi 2-3
hari kemudian..
b) Buang Air Kecil (BAK) : Frekuensi BAK, warna kuning jernih, jumlah
pada klien post partum pertama BAK sering sakit atau sering terjadi
kesulitan kencing
3) Pola istirahat dan tidur
Kaji kuantitas,kualitas dan keluhan mengenai tidur siang dan malam. Pada
klien postpartum terkadang pola istirahat terganggu karena rasa nyeri
padaperineum.
4) Personal Hygiene
Kaji frekuensi mandi, gosok gigi, keramas dan menggunting kuku, ganti
pakaian dan cara melakukannya. Pada klien postpartum personal hygiene tidak
terawat dikarenakan rasa kelelahan sehabis proses melahirkan
5) Pola aktivitas
Kaji kegiatan mobilisasi. Pada klien postpartum jarang terjadi gangguan
aktivitas dan jika terjadi gangguan aktivitas lebih biasanya terjadi pada klien
dengan episiotomi.
6) Pemeriksaan fisik
9) Pemeriksaan fisik ibu
Keadaan umum, meliputi tentang kesadaran, nilai glasgow coma scale (GCS) yang
berisi penilaian eye, movement, verbal. Mencakup juga penampilan ibu seperti
baik, kotor, lusuh.
1. Tanda-tanda vital, meliputi pemeriksaan tekanan darah, nadi, suhu dan
respirasi.
2. Antropometri, meliputi tinggi badan, berat badan sebelum hamil, berat badan
saat hamil dan berat badan setelah melahirkan.

10) Pemeriksaan Fisik Head to Toe


1) Kepala, observasi bentuk kepala, apakah terdapat lesi atau tidak, persebaran
pertumbuhan rambut, apakah terdapat pembengkakan abnormal, warna rambut
dan nyeri tekan.
2) Wajah, pada wajah ibu postpartum biasanya terdapat cloasma gravidarum
sebagai ciri khas perempuan yang pernah mengandung, apakah terdapat lesi
atau tidak, nyeri pada sinus, terdapat edema atau tidak.
3) Mata, observasi apakah pada konjungtiva merah mudah atau pucat, ibu yang
baru mengalami persalinan biasanya banyak kehilangan cairan, bentuk mata
kiri dan kanan apakah simetris, warna sklera, warna pupil dan fungsi
penglihatan. 4. Telinga, dilihat apakah ada serumen, lesi, nyeri tekan pada
tulang mastoid dan tes pendengaran.
4) Hidung, observasi apakah ada pernafasan cuping hidung, terdapat secret atau
tidak, nyeri tekat pada tulang hidung, tes penciuman.
5) Mulut, dilihat apakah ada perdarahan pada gusi, jumlah gigi ada berapa,
terdapat lesi atau tidak, warna bibir dan tes pengecapan.
6) Leher, pada leher dilihat apakah bentuknya proporsional, apakah terdapat
pembengkakan kelenjar getah bening atau pembengkakan kelenjar tiroid.
7) Dada, observasi apakah bentuk dada simetris atau tidak, auskultasi suara nafas
pada paru-paru dan frekuensi pernafasan, auskultasi suara jantung apakah ada
suara jantung tambahan dan observasipada payudara, biasanya pada ibu post
partum payudara akan mengalami pembesaran dan aerola menghitam serta
normalnya ASI akan keluar.
8) Abdomen, pada abdomen observasi bentuk abdomen apakah cembung, cekung
atau datar. Observasi celah pada diastasis recti, tinggi fundus uteri pasca
persalinan, pada ibu yang mengalami kehamilantanda khas pada abdomen
terdapat linia nigra, observasi juga pada blas apakah teraba penuh atau tidak.
9) Punggung dan bokong, dilihat apakah ada kelainan pada tulang belakang,
apakah terdapat nyeri tekan.
10) Genetalia, observasi perdarahan pervaginam, apakah terpasang dower cateter,
observasi apakah terdapat luka ruptur, episiotomi bagaimana keadaan luka,
bersih atau tidak.
11) Anus, observasi apakah ada pembengkakan, terdapat lesi atau tidak, apakah
terdapat hemoroid.
12) Ekstremitas
Atas : pada ekstremitas atas dilihat tangan kiri dan kanan simetris atau tidak,
terdapat lesi atau tidak, edema, observasi juga apakah ada nyeri tekan serta
ROM.
Bawah : pada ekstremitas bawah diobservasi apakah terdapat varises, edema,
pergerakan kaki serta ROM.
11) Pemeriksaan fisik bayi
1) Keadaan umum, meliputi tampilan, kesadaran bayi yang dinilai menggunakan
APGAR score.
2) Atropometri, meliputi pemeriksaan berat badan bayi, tinggi badan, lingkar
kepala, lingkar dada, lingkar lengan atas serta lingkar abdomen.
12) Pemeriksaan Fisik Head to Toe, pada pemeriksaan fisik
Pada bayi diobservasi apakah ada kelainan pada kepala, seperti bentuknya,
warna rambut apakah terdapat lesi,kemudian dilihat pada wajah apakah bentuk
mata hidung mulut proporsional atau tidak, observasi bentuk telinga kanan dan kiri,
bentuk leher apakah ada pertumbuhan abnormal, observasi bentuk dada dan
abdomen auskultasi pada suara jantung dan suara nafas apakah ada penambahan
suara atau tidak, bentuk punggung dan bokong, genetalia apakah terdapat kelainan,
observasi anus serta ekstremitas atas dan bawah.
13) Data psikologis
Adaptasi psikologis post partum Klien telah berada pada tahap taking in,
fase dimana yang berlangsung pada hari pertama dan kedua setelah melahirkan,
periode ketergantungan dimana klien masih membutuhkan bantuan keluarga atau
perawat untuk mendekatkan bayinya saat klien ingin menyusui.
14) Konsep diri
Gambaran diri kaji klien bagaimana dengan perubahanbadanya selama
kehamilan dan setelah persalinan. Peran diri : kaji kesadaran diri klie nmengenai
jenis kelaminnya, dan kaji apakah klien mempunyai tujuan yang bernilai yang
dapat direalisasikan. Identitas diri : tanyakan kepada klien tentang fungsinya
sebagai wanita. Ideal diri: kaji persepsi klien tentang bagaimana ia harus
berperilaku sesuai dengan standar pribadi. Harga diri : kaji penilaian pribadi klien
dalam memenuhi ideal diri klien.
15) Data sosial
Hubungan dan pola interaksi klien dengan keluarga, masyarakat dan
lingkungan saat sakit.
1) Kebutuhan Bounding Attachment
Mengidentifikasi kebutuhan klien terhadap interaksi dengan bayi secara
nyata, baik fisik, emosi, maupun sensori.
2) Kebutuhan pemenuhan seksual Mengidentifikasi kebutuhan klien terhadap
pemenuhan seksual pada masa postpartum/nifas.

16) Data spiritual


Menghidentifikasi tentang keyakinan hidup, optimism kesembuhan
penyakit, gangguan dalam melaksanakan ibadah.
17) Pengetahuan tentang perawatan diri
Mengidentifikasi pengetahuan tentang perawatan diri; breastcare,
perawatan luka perineum, perawatan luka dirumah, senam nifas, KB dan lain lain.
18) Pemeriksaan penunjang (Nurarif & Kusuma, 2015).
1) Pemantauan janin terhadap kesehatan janin
2) Pemantauan EKG
3) JDL dengan diferensial
4) Pemeriksaan hemoglobin, hematokrit, elektrolit
5) Golongan darah
6) Urinalisis
7) Ultrasonogafi
19) Analisa data
Melakukan interprestasi data data senjang yang dapat membantu
mengidentidikasi masalah keperawatan.
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
1. Ansietas berhubungan dengan khawatiran proses persalinan terhadap kondisi ibu
dan janin dalam kandungan (D.0080)
2. Risiko ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan pembedahan proses operasi
sesar (D.0036)
3. Defisit pengetahuan berhubngan dengan kurangnya informasi (D.0111)

D. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


Intervensi Keperawatan dilakukan berdasarakan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018) dengan kriteria hasil berdasarkan Standar Luaran
Keperawatan Indonesia (Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2019) :
No Diagnosa Tujuan (SLKI) Intervensi (SIKI)
Keperawatan
1 Ansietas Setelah dilakukan Reduksi ansietas (1.09314)
tindakan keperawatan
berhubungan Obeservasi
diharapkan tingkat
dengan khawatiran ansietas menurun - Monitor tanda-tanda
dengan kriteria hasil : ansietas (verbal dan
proses persalinan
Tingkat Ansietas
terhadap kondisi (L.09093) nonverbal)
- Verbalisasi - Identifikasi kemampuan
ibu dan janin
kebingungan
dalam kandungan menurun mengenal keputusan
- Verbalisasi Terapetik
(D.0080)
khawatir akibat - Ciptakan suasana
kondisi yang
dihadapi menurun terapetik untuk
- Prilaku gelisah menumbuhkan percaya
menurun
- Prilaku tegang - Temani pasien untuk
menurun mengurangi kecemasan
- Anoreksia menurun
- Tremor menurun - Pahami situasi yang
- Pucat menurun
membuat ansietas
- Pola tidur membaik
- Motivasi mengidntifikasi
situasi yang memicu
kecemsan
Edukasi
- Anjurkan keluarga untuk
tetap bersama pasien, jika
perlu
- Anjurkan
mengungkapkan perasaan
dan prepsi
- Latih kegiatan pengalihan
untuk mengurangi
ketegangan
- Latih teknik relaksasi
2 Risiko Setelah dilakukan Manajemen Cairan
tindakan keperawatan (I.03098)
ketidakseimbangan
diharapkan
cairan keseimbangan cairan Observasi
meningkat dengan - Monitor status hidrasi
berhubungan - Monitor hasil
kriteria hasil :
dengan Keseimbangan Cairan pemeriksaan labortorium
(L.03020) Terapeutik
pembedahan - Catat inteke-output
- Asupan cairan
proses operasi meningkat - Berikan asupan cairan
- Haluan urine - Berikan cairan intravena,
sesar (D.0036) jika perlu
meningkat
- Asupan makanan
meningkat Pencegahan Pendarahan
- Dehidrasi menurun (I.02067)

Observasi
- Monitor tanda dan gejala
pendarahan
Terapeutik
- Pertahankan bed rest
selama pendarahan
- Batasi tindakan intensif,
jika perlu
Edukasi
- Anjurkan meningatkan
asupan cairan untuk
menghindari konstipasi
- Anjurkan menngkatkan
asupan makanan dan
vitamin K
- Anjurkan segera melapo
jika mengalami
pendarahan
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
obat pengontrol
pendarahan
- Kolaborasi pemberian
obat darah, jika perlu

3 Defisit Setelah dilakukan Edukasi Kesehatan


tindakan keperawatan (I.12383)
pengetahuan
diharapkan tingat
berhubngan pengetahuan meningkat Observasi
dengan krteria hasil : - Identivikasi kesiapan dan
dengan kurangnya
Tingkat Pengetahuan kemampuan menerima
informasi (L.12111)
- Prilaku sesuai informasi
(D.0111)
ajuran meningkat - Sediakan materi dan
- Kemampuan media pendidikan
menjelaskan tentang kesehatan
suatu topik - Jadwalkan pendidikan
meningkat kesehatan sesuai
kesepakatan
- Berikan kesepatan untuk
bertannya

E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN TEORI


Pelaksanaan adalah realisasi rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan, kegiatan dalam pelaksanaan juga meliput pengumpulan data lanjutan,
mengobservası respon kilen. selama dan sesudah pelaksanaan tindakan dan menilai data
yang baru. Ada beberapa ketrampilan yang dibutuhkan dalam hal Int. Pertama ,
ketrampilan kognitif. Ketramplian Kognitif mencangkup pengetahuan keperawatan yang
menyeluruh perawat harus mengetahui alasan untuk setiap Intervensi terapeutik,
memahami respon fisiologıs dan psikologis normal dan abnormal, mampu
mengidentifikasi kebutuhan pembelajaran dan pemulangan klien, dan mengenali askep-
askep promotif kesehatan klien dan kebutuhan penyakit. Kedua, ketrampilan
Interpersonal, Ketrampilan ini penting untuk tindakan keperawatan yang efektif.
Perawat harus berkomunikasi dengan jelas kepada klien, tim kesehatan lainnya.
Ketiga anggota ketrampilan psikomotor, ketrampilan ini mencangkup kebutuhan langsung
terhadap perawatan kepada klien, seperti keluarganya dan memberikan suntikan,
melakukan penghisapan lendır, mengatur posisi, membantu kilen memenuhi aktvitas
sehari-han dan lain. tain. (Fitn Nur 2018).
F. EVALUASI
Merupakan tahap akhir dari suatu proses keperawatan yang merupakan perbandingan
sistematis dan rencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan untuk menilai apakah
tujuan dalam rencana keperawatan tercapai atau tidak dan untuk melakukan pengkajian
ulang (Fitn Nur 2018).

Evaluasi disusun menggunakan SOAPIER dimana:


 S : Ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara subjektif oleh
keluarga setelah diberikan implementasi keperawatan.
 O : Keadaan objektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat menggunakan
pengamatan yang objektif.
 A : Diagnosa yang ditegakkan berdasarkan data subjektif dan objektif, kesimpulan
berdasarkan data objektik dan subjektif
 P : rencana tindakan untuk mengatas masalah, meliputi rencana konsultasi, rencana
pemeriksaan lanjutan, rencana rujukan, rencana penkes dan rencana tindak lanjut
 I : pelaksanaan rencana tindakan yang disetujui bersama oleh pasien
 E : tafsiran atau penilaian dari tindakan yang telah dilakukan
 R : perubahan rencanatindakan untuk mengatasi masalah

DAFTAR PUSTAKA
SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Edisi 1,
Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
PPNI, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI): Definisi dan
Tindakan Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.
PPNI, T. P. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI): Definisi dan Kreteria
Manuaba, Ida, Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan danKeluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC

Manuaba, Ida, Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan danKeluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC

Prawiroharjo, Sarwono. 2001. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta:


YBS-SP
Mochtar, Rustam. 1998. Sinobsis Obstetri Jilid I. Jakarta: EGCMansjoe, Arif. 2001.
Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius

Anda mungkin juga menyukai