Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN


ENSEFALOPATI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Kritis
Dosen Pengampu : Andi Sutandi, S.Kep Ners

Oleh Kelompok 4 :
Dwi Rahayu CKR0190133 Muhammad Rizki CKR0190148
Ersa Arova Dewi CKR0190135 Nurunnisa Rahayuningrat
CKR0190151
Faisal Anhar Nugraha CKR0190137
Retno Tri Ningrum CKR0190153
Khamaludin CKR0190144
Tedi Setiawan
Muhammad Fajar Triana
CKR0190161
CKR0190167

Keperawatan D

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
Jl. Lingkar Bayuning No.2, Kadugede, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat 45561
Telp. (0232)875847 Fax. 0232-875123. Email: info@stikeskuningan.ac.id
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena kami dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan
Ensefalopati”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah tugas mata kuliah
Keperawatan Kritis.
Dalam menyelesaikan makalah ini, Kami telah banyak mendapatkan bantuan dan
masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini kami ingin
menyampaikan banyak terima kasih kepada:
1. Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini.
2. Bapak Andi Sutandi, S.Kep., Ners selaku Dosen mata kuliah keperawatan
Kritis yang telah memberikan tugas mengenai makalah ini sehingga
pengetahuan kami dalam penulisan makalah ini semakin bertambah.
3. Teman-teman yang telah bekerja sama dengan baik, sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.

Kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dalam
penulisan maupun penyusunan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun guna memperbaiki kesalahan dimasa yang akan datang.

Desember, 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ensefalopati adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan

kelainan fungsi otak menyeluruh yang dapat akut atau kronik, progresif atau

statis. Endefalopati yang terjadi sejak dini dapat menyebabkan gangguan

perkembangan neurologis. Pasien dengan ensefalopati dapat mengalami

kemunduran dalam fungsi kognitif umum, prestasi akademis, fungsi

neuropsikologik dan kebiasaan. Skor intelegasi pasien yang mengalami

ensefalopati juga rendah jika dibandingkan anak seusianya dari segi prestasi

akademik, pasien akan mengalami kesulitan untuk membaca, mengeja dan

arimatik. Sedangkan fungsi neuropsikologikal dapat menjadi hiperaktif

maupun autis.

Tiga penyebab utama dari ensefalopati adalah penyakit hati, penyakit

ginjal, dan kekurangan oksigen di otak. Ensefalopati dapat bervariasi dalam

tingkat keparahannya dan dapat menyebabkan koma. Penyebab utama

kematian termasuk sepsis, kegagalan otak yang berhubungan dengan

sindrom meliputi edema, serebral, meningkatkan tekanan intrakaranial, dan

atau neurotoksin bocor ke otak dan membunuh sel-sel otak. (Kaur 2010)

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana konsep dan suhan keperawatan pada klien dengan

ensefalopati?

2. Bagaimana asuhan keperawatan ensefalopati ?


1.3 Tujuan Penulisan
1. Mampu menjelaskan tentang konsep dan asuhan keperawatan pada klien

dengan ensepalofati.

1.4 Manfaat Penulisan


1. Dengan adanya makalah ini, diharapkan mahasiswa khususnya mampu

memahami tentang konsep dan asuhan keperawatan pada klien

ensepalofati dan menambah wawasan ilmu pengetahuan khususnya di

keperawatan.
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi

Ensefalopati adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan

kelainan fungsi otak menyeluruh yang dapat akut atau kronik,

progesif/statis. Ensefalopati yang terjadi sejak dini dapat menyebabkan

gangguan perkembangan neurologis (WHO, 2006). Pasien dengan

ensefalopati dapat mengalami kemunduran dalam fungsi kognitif umum,

prestasi akademis, fungsi neuropsikologik. Skor intelegensi pasien yang

mengalami ensefalopati juga rendah di bandingkan anak seusianya. Dari

segi prestasi akademis pasien akan mengalami kesulitan untuk membaca,

mengeja, dan aritmatik. Sedangkan fungsi neuropsikologikal dapat menjadi

hiperaktif maupun autis.(Yuliana and Alpianita 2019)

Ensefalopati berasal dari kata : enchepalo (otak), pathy

(gangguan). Yang menggambarkan fungsi dan struktur otak yang

abnormal (Departemen Kesehatan RI, 2007 ). Ensefalopati adalah istilah

yang di gunakan untuk menjelaskan kelainan fungsi otak menyeluruh

yang dapat akut/kronik, progesif/statis. Ensefalopati tidak mengacu pada

penyakit tunggal, melainkan untuk sindrom disfungsi otak global.

Ensefalopati adalah disfungsi kortikal yang memiliki karakteristik

perjalanan akut hingga sub akut (jam hingga bebrapa hari), secara nyata

terdapat fluktuasi dari tingkat kesadaran, atensi minimal, halusinasi dan

delusi yang sering dan perubahan tingkat aktivitas psikomotor (secara


umum meningkat, akan tetapi dapat munurun).

2.2 Klasifikasi

Beberapa contoh jenis ensefalopati :

1. Ensefalopati Hepatikum

Menurut pernyataan konsensus the Hepatic Encephalopathy Working

Group dalam (MD 2014) diagnosa EH hanya ditegakkan setelah

dieksklusi penyebab gangguan otak yang lain. Diagnosa EH harus

dipikirkan pada pasien yang menunjukkan gangguan fungsi motorik

dengan tidak ada gangguan metabolik atau pengaruh obat, dan sistem

neurologis normal. Kecurigaan yang kuat harus dipikirkan pada pasien

dengan penyakit sirosis yang mendasarinya dan dengan adanya kejadian

presipitan (pencetus) akut.

2. Hipoglikemia ensefalopati

Menurut (Valentina 2021) hipoglikemia berat menyebabkan

terjadinya kerusakan otak. Temuan klinis pada pasien tersebut

adalah suhu tubuh, konsentrasi glukosa darah, dan kadar asam laktat

dapat menjadi faktor prediktif.

3. Hipoksia iskemik ensefalopati

Ensefalopati permanen atau sementara yang timbul dari pengiriman

oksigen yang sangat berkurang ke otak.

4. Uremik ensefalopati

Gagal ginjal akut/kronis dapat menyebabkan ensefalopati uremik.

Ketika ginjal gagal untuk secara memadai membersihkan aliran


darah, berbagai racun secara bertahap dapat membangun dan

menyebabkan fungsi otak menurun.

5. Hipertensi Ensefalopati

Timbul dari peningkatan tekanan darah meningkat darah di

intrakarnial. Pada penelitian (Prameswari et al. 2022) disebutkan

bahwa sindrom ensealopati hipertensi berbeda dibanding bentuk

hipertensi lain terutama dalam manifestasi radiologinya. Ensefalopati

hipertensi juga disebut suatu sindrom klinik akut reversibel yang

dicetuskan oleh kenaikan tekanan darah secara mendadak yang

melampaui batas autoregulasi otak. Kejadian ini merupakan kasus

gawat darurat sehingga memerlukan diagnosis secara cepat dan tepat

serta penanganan segera untuk mencegah kerusakan otak yang luas dan

permanen.

Gejala dan tanda klinis Ensefalopati Hipertensi yaitu kejang, nyeri

kepala, mual, muntah, penurunan kesadaran, pandangan kabur, dan

adanya papilledema pada funduskopi. Penanganan ensefalopati

hipertensi mencakup penurunan tekanan darah dan edema otak.

Penurunan tekanan darah tidak dianjurkan dilakukan secara agresif

karena dapat menyebabkan iskemia. Penanganan yang lambat akan

mengakibatkan komplikasi seperti status epileptikus, koma bahkan

kematian.

6. Neonatal Ensefalopati

Sering terjadi karena kurangnya oksigen dalam aliran darah ke


otak-jaringan janin selama persalinan.

7. Salmonella Ensefalopati

Suatu bentuk ensefalopati yang di sebabkan oleh keracunan

makanan (terutama dari kacang dan daging busuk) sering

mengakibatkan kerusakan otak permanen dan gangguan system

saraf.

Pada penelitian yang dilakukan oleh (Putu Putri Sanjiwani et al.

2021) karakteristik kasus ensefalopati anak kebanyakan pada jenis

kelamin laki-laki dengan nilai tengah usia yaitu 19 bulan, didominasi

oleh kasus ensefalopati metabolik dan sisanya adalah kasus ensefalopati

hipertensi, ensefalopati sepsis, ensefalopati hepatikum dan kasus

ensefalopati iskemik-hipoksik dengan sebagian besar pasien mengalami

gangguan keseimbangan natrium, klorida dan sebagian kecil mengalami

gangguan keseimbangan kalium.

2.3 Anatomi Fisiologi

Susunan saraf pusat (SPP/CNS) :

1. Otak

Terletak dalam rongga kranium (tengkorak), pelindung otak :

a. Kulit kepala dan rambut

b. Tulang tengkorak dan columna vetebral

c. Meningen (selaput otak)

2. Hemifer cerebral (otak besar) di bagi menjadi 4 lobus, yaitu :

a. Lobus frontalis, menstimuli pergerakan otot, yang bertanggung


jawab untuk proses berfikir.

b. Lobus parietalis, merupakan area sensoris dari otak yang

merupakan sensasi perabaan, tekanan, dan sedikit menerima

perubahan temperatur.

c. Lobus occipitallis, mengandung area visual yang menerima sensasi

dari mata.

d. Lobus temporalis, mengandung area auditory yang menerima

sensasi dari telinga.

3. Cerebelum (otak kecil)

Fungsi cerebrum mengembalikan tonus otot di luar kesadaran

yang merupakan suatu mekanisme syaraf yang berpengaruh dalam

pengaturan dan pengendalian.

4. Medulla spinallis / sumsum tulang belakang

Berfungsi untuk mengadakan komunikasi antara otak dan semua

bagian tubuh serta berperan dalam : gerakan reflek, berisi pusat

pengontrolan yang penting, heart rate control atau denyut jantung,

pengaturan tekanan darah, pernafasan, menelan, muntah.

Menyampaikan informasi antara jaringan dan safar pusat (CNS) dengan

cara membawa signals dari syaraf terbagi menjadi 2, yaitu :

1. Susunan syaraf somatik

Susunan syaraf yang memiliki peran yang spesifik untuk

mengatur aktivitas otot sadar atau serat lintang, jadi syaraf ini

melakukan sistem pergerakan otot yang di sengaja atau tanpa


sengaja.

2. Susunan syaraf otonom

Susunan syaraf yang mempunyai peran penting

mempengaruhi pekerjaan otot sadar atau serat lntang, dengan

membawa informasi ke otot halus atau otot jantung yang dilakukan

otomatis.

2.4 Etiologi
1. Kelainan dalam struktur anatomi listrik dan fungsi kimia dapat
menyebabkan fungsi mental dan ensefalopati
2. Keracunan jaringan otak dan sel-sel juga dapat mempengaruhi fungsi.
Racun ini dapat diproduksi dalam tubuh, misalnya dari hati/gagal
ginjal,atau mungkin sengaja (keracunan alkohol/penyalahgunaan
narkoba) atau tidak sengaja tertelan (keracunan karbon monoksida,obat-
obatan,zat beracun)
3. Enselfalopati mungkin karena cacat lahir (kelainan genetic yang
menyebabkan struktur otak yang abnormal/ aktivitas kimia dengan gejala
yang ditemukan pada saat lahir)
Beberapa contoh penyebab lain enselfalopati:
1) Menular (bakteri,virus,parasit)
2) Anoxic (kekurangan oksigen ke otak,termasuk penyebab trauma)
3) Alcohol (toksisitas alkohol)
4) Hepatic (missal: kanker hati)
5) Uremik (ginjal/gagal ginjal)
6) Perubahan dalam teknanan otak (perdarahan kepala,tumor.abses)
7) Bahan kimia beracun (timbal,merkuri)
8) Penyakit metabolic

2.5 Manifestasi Klinik


Gejala neurologis umum :

1) Hilangnya fungsi kogntifi


2) Perubahan kepribadian ringan
3) Ketidakmampuan untuk berkonsentrasi
4) Lesu,kesadaran menurun
5) Demensia
6) Kejang, otot berkedut,myalgia.

2.6 Pathway

Menular, anocin, alcohol, hepatik, uremik, Perubahan Dalah Tekanan Otak


penyakit metabolic

Penurunan massa hepatoksit fungsional

Penurunan detokdifikasi amonia


Penurunan massa hepatoksit fungsional
Peningkatan kadar amonia dalam darah
Penurunan massa hepatoksit fungsional
Loksisitas amonia terhadap astrosit otak
Penurunan massa hepatoksit fungsional
Gangguan sintesis glutamin

Pembengkakan Astrosit
Penurunan massa hepatoksit fungsional
Disfungsi Astrosit
Pembengkakan Astrosit
Ensefalipati metabolik
Pembengkakan Astrosit

Edema serebral Merangsang Kurang pengetahuan


mediator kiamia
Penurunan massa hepatoksit fungsional
Peningkatan TIK Mual, muntah Gangguan
Merangsang sel neurotransmitter
syaraf
Gangguan aliran Intake makanan
darah ke otak inadekuat Kelainan polarisasi
Nyeri
iskemia Defisit Nutrisi Gerakan tidak
terkoordinasi
Gangguan
perfusi serebral Gangguan
tidak efektif mobilitas fisik Resiko jatuh
2.7 Komplikasi
Komplikasi enchephalopathy bervariasi dari tidak ada menjadi gangguan
mental yang mendalam yang menyebabkan kematian. Komplikasi dapat mirip
dalam beberapa kasus. Selain itu, banyak peneliti menganggap ensefalopati
sendiri menjadi komplikasi yang timbul dari masalah kesehatan utama yang
diagnosis utama.
Komplikasi tergantung pada penyebab utama dari ensefalopati dan dapat
diilusikan dengan mengutif beberapa contoh dari berbagai penyebab:
1. Hepatik (hati) encephalopathy (pembengkakakan otak dengan hemiasi,
koma, kematian)
2. Ensefalopati metabolik (lekas marah, lesu, depresi, tremor, kadang-
kadang, koma, kematian)
3. Ensefalopati iremik (lesu, halusinasi, pingsan, otot berkedut, kejang,
kematian)
2.8 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pengobatan ensefalopati bervariasi dengan penyebab
utama dari gejala, akibatnya, tidak semua kasus ensefalopati diperlukan
sama. Perlakuan terbaik yang dirancang oleh dokter yang merawat setelah
diagnosis utama pasien dibuat. Perawatan yang sangat bervariasi karena
penyebab yang sangat berbeda.
Contoh dapat menunjukkan betapa berbedanya “pengobatan ensedalopati”
dapat berubah sesuai dengan penyebabnya:
1. Anoksia jangka pendek (biasanya kurang dari dua menit): terapi oksigen
2. Anoksia jangka panjang: rehibilitasi
3. Toksisitas alkohol jangka pendek: IV atau terapi
4. Penyalahgunaan alkohol jangka panjang (sirisis atau gagal harii kronis):
laktulosa oral, diet rendah protein, antibiotic
5. Ensefalopati uremik (karena gagal ginjal): memperbaiki penyebab
fisiologis yang mendasari, dialisis, transplantasi ginjal
6. Diabetic encephalopathy: mengelola glukosa untuk mengobati
hipoglekemia, penghapusan glukosa darah untuk mengobati hiperglekemia
7. Hipo-atau hipertensi ensefalopati: obat utuk meningkatan (untuk
hipotensi) atau mengurangi (untuk hipertensi) tekanan darah
2.9 Pemeriksaan Penunjang
1. Lumbal pungsi (pemeriksaan CSS)
a) Cairan warna jernih
b) Glukosa normal
c) Leukosit meningkat
d) Tekanan intra kranial meningkat
2. CT Scan / MRI
Membantu melokalisasi lesi,melihat ukuran/letak ventrikel, hematom,darah
celebral,hemoragic,atau tumor
3. EEG (Electro encephalo graphy )
4. terlihat aktivitas fisik (gelombang) yang menurun, dengan tingkat kesadaran
yang menurun
5. gambaran EEG memperlihatkan proses inflamasi difu (aktivitas lambat
bilateral)

3.1 Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

a) Identitas klien

Identitas klien meliputi : nama,umur,jenis


kelamin,agama,pekerjaan,suku bangsa,alamat,tanggal masuk
rumah sakit,nomor register, tanggal pengkajian dan diagnosis
medis
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Biasanya klien datang dengan keluhan kejang kejang dapat
disertai dengan penurunan kesadaran.

b. Riwayat kesehatan sekarang


Biasanya klien dengan enselopati terjadi
kelemahan/lesu,gangguan mental,ketidakmampuan untuk
berkosentrasi,respirasi cheynes stokes

c. Riwayat kesehatan dahulu


Biasanya klien pernah menderita penyakit yang disebabkan
oleh virus,infeksi bakteri kelainan dalam strktur anatomi
listrik dan fungsi kimia,keracunan jaringan otak dan sel sel
(ex : keracunan alkohol,keracunan karbon monoksida,obat
obatan dan zat beracun.

d. Riwayat kesehatan keluarga


Biasanya klien ada kemungkinan cacat lahir (kelainan
genetic yang menyebabkan struktur otak yang
abnormal/aktivitas kimia dengan gejala yang ditemukan
pada saat lahir.

1. Diagnosa Keperawatan
a. Risiko perfusi serebral tidak efektif b.d proses peradangan
b. Resiko jatuh b.d aktivitas kejang, penurunan kesadaran dan status
mental
c. Hambatan mobilitas fisik b.d kelemahan umum, defisit nurologic

2. Intervensi Keperawatan
Diagnosa
No Noc Nic
Keperawatan
1 Risiko perfusi  Circulation status Aktivitas :
serebral tidak  Neurologic status
efektif b.d proses Tujuan : 1. Monitor status
peradangan Ketidakefektifan neurologi setiap
perfusi jaringan serebral 2 jam: tingkat
Data Pendukung : tidak efektif dapat kesadaran, puil,
 Perubahan teratasi reflex,
kesadaran kemampuan
 Perubahan Kriteria Hasil : motoric, nyeri
tanda vital  Mempertahankan kepala, kaku
tingkat kesadaran kuduk
 Kelemahan
dan orientasi 2. Monitor tanda
motoric
 Tanda vital dalam vital dan
 Perubahan nilai batas normal temperature
AGD  Tidak terjadi deficit setiap 2 jam
neurologi. 3. Kurangi aktivitas
yang dapat
menimbulkan
peningkatan
TIK: batuk,
mengedan,
muntah,
menahan nafas
4. Berikan waktu
istirahat yang
cukup dan
kurangi stimulus
lingkungan
5. Tingkatkan
posisi kepala 30-
45 derajat,
pertahankan
kepala pada
posisi netral,
himdari fleksi
leher
6. Kolabotasi dalam
pemberian
diuretic, osmotic,
steroid, antibiotic

DAFTAR PUSTAKA

Kaur, Reshampreet. 2010. “MAKALAH.” Universitas Hasanuddin.

MD, Caropeboka. 2014. “Ensefalopati Hepatikum Pada Pasien Sirosis Hepatis.”

Medula 2(4): 8–13.

Prameswari, Neema Putri, Vioren, Anisa Ramadhanti, and Zam Zanariah Ibrahim.

2022. “Wanita Usia 39 Tahun Dengan Ensefalopati Hipertensi: Laporan

Kasus.” ARTERI : Jurnal Ilmu Kesehatan 3(3): 75–81.

Putu Putri Sanjiwani, Luh et al. 2021. “Karakteristik Penderita Ensefalopati Pada

Anak Di Ruang Gawat Darurat Dan Picu Rsup Sanglah Denpasar Pada

Tahun 2018.” Jurnal Medika Udayana 10(3): 110–17.

https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum.

Valentina, Debby Cinthya Damiri. 2021. “Faktor Prediktif Prognosis Pasien

Dengan Ensefalopati Hipoglikemia.” JIMKI: Jurnal Ilmiah Mahasiswa

Kedokteran Indonesia 9(1): 117–23.

Yuliana, Yana, and Yuspin Alpianita. 2019. “Laporan Pendahuluan Ensefalopati.”


BAB III

PENUTUP

3
3.1 Kesimpulan
Enselofalopati adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan kelainan
fungsi otak menyeluruh yang dapat akut/ krooni, progesi / statis. Enselofalopati
tidak mengacu pada penyakit tunggal, melainkan untuk sindrom disfusi otak
global. Klasifikasi enselofalopati sendiri dibagi menjadi beberapa yaitu:
Enselofalopati mitokondria, Glycine enselofalopati, Hipoksia iskemik
enselofaloaspati, Uremik enselofalopati, Hipertensi enselofalopati, Neonatal
enselofalopati dan Salmonella enselofalopati.
3.2 Saran

Anda mungkin juga menyukai