NEUROGENIK
Disusun Oleh:
Innayaturrahman 14.20.24
S1 KEPERAWATAN 2017/2018
BANJARMASIN
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
karuniaNya kami dapat mengerjakan tugas kelompok. Tanpa pertolonganNya mungkin kami
tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik,meskipun kami juga menyadari segala
kekurangan yang ada didalam makalah ini.
Makalah ini kami susun berdasarkan beberapa sumber buku yang telah kami peroleh.
Kami berusaha menyajikan makalah ini dengan bahasa yang sederhana dan mudah
dimengerti. Selain kami memperoleh sumber dari beberapa buku pilihan, kami juga
memperoleh informasi tambahan dari internet.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan-rekan semuanya yang telah
memberikan sumbang sarannya untuk penyelesaian makalah ini. Kami menyadari bahwa
makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami menerima kritik dan saran yang positif
dan membangun dari rekan - rekan pembaca untuk penyempurnaan. Semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat kepada kita semua.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Bab I PENDAHULUAN
Bab II PEMBAHASAN
A. Definisi ........................................................................................................... 5
B. Etiologi .......................................................................................................... 5
C. Manifestasi klinis ........................................................................................... 5
D. Diagnosis Banding ......................................................................................... 6
E. Penatalaksanaan ............................................................................................ 6
Asuhan Keperawatan .................................................................................... 9
A. Kesimpulan ................................................................................................... 15
B. Saran .............................................................................................................. 15
Daftar Pustaka
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Syok adalah suatu keadaan/syndrome gangguan perfusi jaringan yang
menyeluruh sehingga tidak terpenuhinya kebutuhan metabolism jaringan
(Rupii,2005). Syok merupakan keadaan kritis akibat kegagalan system sirkulai dalam
mencukupi nutrient dan oksigen baik dari segi pasokan & pemakaian untuk
metabolism selular jaringan tubuh sehingga terjadi definisi akut oksigen akut di
tingkat sekuler (Tash Ervien S, 2005).
Syok neurogenik disebut juga syok spinal merupakan bentuk dari syok
distributive, syok neurogenic terjadi akibat kegagalan pusat vasomotor karena
hilangnya tonus pembuluh darah secara mendadak diseluruh tubuh. Sehingga terjadi
hipotensi dan penimbunan darah pada pembuluh tampung (capacitance vessels). Hasil
dari perubahan resistensi pembuluh darah sistemik ini diakibatkan oleh cidera pada
system saraf (Seperti : trauma kepala, cidera spinal atau anastesi umum yang dalam).
Syok neurogenic, merupakan tipe lain dari syk distributive, yaitu akibat
kehilangan atau supresi dari tonus simpatik. Kekurangan hantaran toinus simpatik
menyebabkan penurunan perfusi jaringan dan inisiasi dari respon syok umum (Linda,
2008).
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana definisi syok neurogenik
2. Bagaimana etiologi syok neurogenik
3. Bagaimana manifestasi klinis syok
4. Bagaimana diagnosis banding
5. Bagaimana penatalaksanaan penyakit retinopati diabetic
C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat menjelaskan definisi syok neurogenik,
2. mahasiswa dapat mengetahui etiologi syok
3. mahasiswa tahu bagaimana manifestasi klinis syok
4. mahasiswa tahu apa saja diagnosis banding
5. mahasiswa tahu bagaimana penatalaksanaan syok
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
quadriplegia atau paraplegia . Sedangkan pada keadaan lanjut, sesudah pasien menjadi
tidak sadar, barulah nadi bertambah cepat. Karena terjadinya pengumpulan darah di
dalam arteriol, kapiler dan vena, maka kulit terasa agak hangat dan cepat berwarna
kemerahan.
D. Diagnosis Banding
Diagnosis banding syok neurogenik adalah sinkop vasovagal. Keduanya sama-
sama menyebabkan hipotensi karena kegagalan pusat pengaturan vasomotor tetapi
pada sinkop vasovagal hal ini tidak sampai menyebabkan iskemia jaringan
menyeluruh dan menimbulkan gejala syok.1,9 Diagnosis banding yang lain adalah
syok distributif yang lain seperti syok septik, syok anafilaksi. Untuk syok yang lain
biasanya sulit dibedakan tetapi anamnesis yang cermat dapat membantu menegakkan
diagnosis.
E. Penatalaksanaan Syok Neurogenik
Konsep dasar untuk syok distributif adalah dengan pemberian vasoaktif seperti
fenilefrin dan efedrin, untuk mengurangi daerah vaskuler dengan penyempitan
sfingter prekapiler dan vena kapasitan untuk mendorong keluar darah yang berkumpul
ditempat tersebut.
1. Baringkan pasien dengan posisi kepala lebih rendah dari kaki (posisi
Trendelenburg).
6
3. Untuk keseimbangan hemodinamik, sebaiknya ditunjang dengan resusitasi
cairan. Cairan kristaloid seperti NaCl 0,9% atau Ringer Laktat sebaiknya
diberikan per infus secara cepat 250-500 cc bolus dengan pengawasan yang
cermat terhadap tekanan darah, akral, turgor kulit, dan urin output untuk
menilai respon terhadap terapi.
4. Bila tekanan darah dan perfusi perifer tidak segera pulih, berikan obat-obat
vasoaktif (adrenergik; agonis alfa yang indikasi kontra bila ada perdarahan
seperti ruptur lien)
Dopamin
Merupakan obat pilihan pertama. Pada dosis > 10 mcg/kg/menit,
berefek serupa dengan norepinefrin. Jarang terjadi takikardi.
Norepinefrin
Efektif jika dopamin tidak adekuat dalam menaikkan tekanan darah.
Monitor terjadinya hipovolemi atau cardiac output yang rendah jika
norepinefrin gagal dalam menaikkan tekanan darah secara adekuat.
Pada pemberian subkutan, diserap tidak sempurna jadi sebaiknya
diberikan per infus. Obat ini merupakan obat yang terbaik karena
pengaruh vasokonstriksi perifernya lebih besar dari pengaruh terhadap
jantung (palpitasi). Pemberian obat ini dihentikan bila tekanan darah
sudah normal kembali. Awasi pemberian obat ini pada wanita hamil,
karena dapat menimbulkan kontraksi otot-otot uterus.
Epinefrin
Pada pemberian subkutan atau im, diserap dengan sempurna dan
dimetabolisme cepat dalam badan. Efek vasokonstriksi perifer sama
kuat dengan pengaruhnya terhadap jantung Sebelum pemberian obat
ini harus diperhatikan dulu bahwa pasien tidak mengalami syok
hipovolemik. Perlu diingat obat yang dapat menyebabkan vasodilatasi
perifer tidak boleh diberikan pada pasien syok neurogenik
Dobutamin
7
Berguna jika tekanan darah rendah yang diakibatkan oleh menurunnya
cardiac output. Dobutamin dapat menurunkan tekanan darah melalui
vasodilatasi perifer.
8
ASUHAN KEPERAWATAN KEGAWAT DARURATAN SYOK NEUROGENIK
1. Pengkajian
A. Pengkajian Primer
Data Subyektif :
1. Riwayat Penyakit Sekarang
Mekanisme Cedera
Kemampuan Neurologi
Status Neurologi
Kestabilan Bergerak
2. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Keadaan Jantung dan pernapasan
Penyakit Kronis
Data Obyektif :
1. Airway
1. Breathing
Pernapasa dangkal, penggunaan otot-otot pernapasan, pergerakan
dinding dada
2. Circulation
Hipotensi (biasanya sistole kurang dari 90 mmHg), Bradikardi, Kulit
teraba hangat dan kering, Poikilotermi (Ketidakmampuan mengatur
suhu tubuh, yang mana suhu tubuh bergantung pada suhu lingkungan)
3. Disability
Kaji Kehilangan sebagian atau keseluruhan kemampuan bergerak,
kehilangan sensasi, kelemahan otot
B. Pengkajian Sekunder
9
1. Exposure
Adanya deformitas tulang belakang
2. Five Intervensi
Hasil AGD menunjukkan keefektifan pertukaran gas dan upaya
ventilasi
CT Scan untuk menentukan tempat luka atau jejas
MRI untuk mengidentifikasi kerusakan saraf spinal
Foto Rongen Thorak untuk mengetahui keadaan paru
Sinar – X Spinal untuk menentukan lokasi dan jenis cedera tulang
(Fraktur/Dislokasi)
3. Give Comfort
Kaji adanya nyeri ketika tulang belakang bergerak
4. Head to Toe
Leher : Terjadinya perubahan bentuk tulang servikal akibat cedera
Dada : Pernapasa dangkal, penggunaan otot-otot pernapasan,
pergerakan dinding dada, bradikardi, adanya desakan otot
diafragma dan interkosta akibat cedera spinal
Pelvis dan Perineum : Kehilangan control dalam eliminasi urin
dan feses, terjadinya gangguan pada ereksi penis (priapism)
Ekstrimitas : terjadi paralisis, paraparesis, paraplegia atau
quadriparesis/quadriplegia
10
2. Diagnosa Keperawatan
a) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hipetventilasi ditandai
dengan dispnea,terdapat otot bantu napas
b) Perfusi jaringan perifer tidak efektif berhubungan dengan penyumbatan
aliran darah ditandai dengan bradikardi, nadi teraba lemah, terdapat
sianosis, akral teraba dingin, CRT > 2 detik, turgor tidak elastis,
kelemahan, AGD abnormal
c) Nyeri akut berhubungan dengan gangguan neurologis
3. Rencana tindakan
11
Klien tidak meletakkan papan
gelisah di bawah tulang
Klien tidak belakang.
R/ : Stabilisasi
meringis tulang servikal
Klien tidak
mudah lelah Kolaborasi :
1. Berikan oksigen
Klien tidak
sesuai indikasi
lemas
R/ : Oksigen yang
Pasien tidak adekuat dapat
pucat menghindari resiko
Klien merasa kerusakan jaringan
bergairah 2. Berikan obat sesuai
indikasi
R/ : Medikasi yang
tepat dapat
mempengaruhi
ventilasi
pernapasan
12
Akral teraba lateral kepala,
meletakkan papan
hangat di bawah tulang
CRT belakang.
R/ : Stabilisasi
GCS tulang servikal
5. Sediakan oksigen
AGD
dengan nasal canul
normal untuk mengatasi
hipoksia
R/: Mencukupi
kebutuhan oksigen
tubuh dan oksigen
juga dapat
menurunkan
terjadinya sickling.
6. Ukur tanda-tanda
vital
R/: Perubahan
tanda-tanda vital
seperti bradikardi
akibat dari
kompensasi jantung
terhadap
penurunan fungsi
hemoglobin
7. Pantau adanya
ketidak adekuatan
perfusi :
Peningkatan rasa
nyeri Kapilari refill .
2 detik
Kulit : dingin dan
pucat
Penurunanan
output urine
R/: Menunjukkan
adanya
ketidakadekuatan
perfusi jaringan
8. Pantau GCS
R/: Penurunan
perfusi terutama di
otak dapat
mengakibatkan
penurunan tingkat
kesadaran
9. Awasi pemeriksaan
AGD
R/: Penurunan
perfusi jaringan
13
dapat menimbulkan
infark terhadap
organ jaringan
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Syok bukanlah merupakan suatu diagnosis, syok merupakan sindrom klinis yang
kompleks yang mencakup sekelompok keadaan dengan manifestasi hemodinamik yang
bervariasi tetapi petunjuk yyang umum adalah tidak memadai perpusi jaringan.
Syok neurogenic merupakan kegegalan pusat pasomotor sehingga terjadi hipotensi dan
penimbunan darah pada pembulih tampung.
B. Saran
Penting bagi kita mempelajari syok, agar dalam penatalaksanaan konsep asuhan
keperawatan gawat darurat dapat kita lakukan dengan cepat dan tepat sesuai dengan
metode yang dipelajari diatas.
15
DAFTAR PUSTAKA
http;//nursingbegin.com/penatalaksanaan-syok-neurogenik/.20.10.2005
http;//ml.scribd.com/doc/92985428/SYOK-NEUROGENIK.20.10.2005
16