Dosen Pembimbing :
Ilkafah S. Kep. Ners
Disususn Oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
(10.02.01.0699)
(10.02.01.0702)
(10.02.01.0711)
(10.02.01.0712)
(10.02.01.0725)
(10.02.01.0731)
(10.02.01.0732)
(10.02.01.0735)
Kelas 4C S1 Keperawatan
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT Yang Maha Esa karena atas
Rahmat dan Karunia-Nyalah, kami selaku penulis makalah yang berjudul
Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Abses Otak yang mana makalah
ini sebagai salah satu tugas dalam mata kuliah Sistem Neurobehavior,
Alhamdulillah dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Maka dengan terselesainya makalah ini, kami selaku penulis tidak lupa
mengucapkan terima kasih yang sebanyak banyaknya kepada:
1.
2.
Arifal
Aris
S.Kep,Ns
M.Kes,
selaku
ketua
prodi
S1
Ilkafah
S.Kep.Ns
selaku
dosen
Mata
Kuliah
Sistem
Neurobehavior.
4.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Abses otak dapat terjadi akibat penyebaran perkontinuitatum dari fokus
infeksi disekitar otak maupun secara hematogen dari tempat yang jauh, atau
secara langsungseperti trauma kepala dan operasi kraniotomi. Abses yang terjadi
oleh penyebaranhematogen dapat pada setiap bagian otak, tetapi paling sering
3
dinding
ya ng k ons en t ri s. Teb al ka ps ul an ta r a b eb er ap a mi l i me t e r
s a m p a i beberapa
sentimeter.
Beberapa
ahli
membagi
perubahan
BAB II
PEMBAHASAN
1.1.
Abses
otak
Sekresi zat
pirogen
Difusi jaringan
otak dg
infiltrasi
leukosit
Merangsang
hipotalamus dalam
menghasilkan
prostaglandin
Perubahan struktur
korteks sensori &
motorik
Penurunan proses
interpretasi
informasi
Odem
jaringan
Terserap
CSS
Ikut dalam
sirkulasi
CSS
hiperter
Menembus barier
dalam otak
Terjadi
penekanan
cerebral
Resiko tinggi
penyebaran
infeksi
pusing
Lepasnya
muatan listrik
dalam otak
kejang
Ketidak
seimbangan
koordinasi motorik
Resiko tinggi
1.2.
Merangsang
pusat muntah di
otak
Menghentikan
aliran darah
arteri / vena
dlm otak
TIK
meningkat
Pertukaran
gas pd
tingkat
seluler
terganggu
Gangguan
rasa
nyaman
nyeri
Hipoksia
jaringan
otak
Mual,munt
ah
Gangguan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh
Perubahan
persepsi
Perubahan
perfusi
Mempengaruhi
refleks menelan /
disfagia
1.2.1 Pengkajian
1. Biodata
Meliputi nama, jenis kelamin (laki-laki lebih sering terkena), umur (anak lebih
rentan tekena 90% pada usia 1 bln- 5 tahun), alamat, agama, bahasa yang
dipakai, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi, golongan darah,
no. register, tanggal MRS, diagnosa medis).
2. Keluhan Utama
Biasanya yang sering menjadi keluhan utama klien adalah nyeri kepala, pusing
demam.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Biasanya klien datang dengan keluhan nyeri kepala,badanya panas terkadang
hingga disertai kejang, kepalanya pusing dan tanda-tanda neurologik fokal
yang bervariasi :
leher
kaku,
gangguan
koordinasi,
nistagmus,
tremor
intensional.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Tanyakan apakah dahulu pasien pernah penderita ISPA,otitis media purulenta,
mastoiditis, sinusitis paralisis,trauma tembus kepala,pasca operasi kepala.
Hematogen. TOF. Anemia sel sabit.
5.
: Meningkat
- Nadi
: Takikardi
- Suhu : Hipertermi
- RR
: Takipnea
Body Of System
Pernafasan B1 ( breath )
7
Fungsional Gordon
Data
Ds : Pasien mengeluh
Etiologi
Proses infeksi pada otak
TD:130/100 mmHg
10
Masalah
Hipertermi
RR:28 x/menit
N: 115 x/menit
T: 40C
Leukosit meningkat : 13.000
2.
/ L (mm3)
Ds : Pasien mengeluh
Perubahan perfusi
jaringan serebral
untuk berkonsentarasi.
Do :
- Nilai AGD tidak normal
(PO2 : < 80-95 mmHg,
PCO2 : >35-45 mmHg,
HCO-3 : < 21-26mmHg,
PH darah : <7,35 - 7,45,
SO2 : < 90-100 mmHg)
- Pasien
mengalami
penurunan
diam,
tidak
kesadaran,
banyak
bergerak
Tekanan perfusi serebral <
60 mmHg
3
Ds : Pasien mengeluh
Peningkatan TIK.
Tujuan & KH
Intervensi
Rasional
Tujuan :
pengawasan
terhadap
tidakan
keperawatan
pasien
selama 1 x 24 jam
diharapkan demam
perawatan
klien menurun.
KH:
-Tanda-tanda vital
dalam batas normal
TD : 110/80
mmHg-
120/90 mmHg
RR : 16-24
x/menit
T : 36,5 0C 0
37,5 C
N : 60-100
x/menit
adanya
sehingga
secara
dan tepat
2.Kaji sejauh mana 2.Mengetahui
dapat
cepat
kebutuhan
pasien
tentang keluarga
hypertermia
3.Jelaskan
mengenai
upaya
hypertemia
3.Upaya upaya tersebut
untuk dapat
mengatasi
membantu
upaya tersebut:
Tirah
baring
12
dan
- - Leukosit dalam
batas normal
5000 / L (mm3)
-11.000/ L
(mm3)
kurangi aktifitas
Banyak minum
Pakaian tipis dan
menyerap keringat
Ganti pakaian, seprei
bila basah
Lingkungan
tenang,
sirkulasi cukup
5.Anjurkan
klien/klg 5.Penanganan
perawatan
untuk
megurangi
gejala
keluhan
penyakit
dan
pasien
kenyamanan
terpenuhi.
6.Kolaborasi
dengan 6.obat
antipiretik
dokter
dalam membantu
pemberian
obatan suhu
antipiretik
menurunkan
tubuh
klien
dan
antibiotik
6.Kolaborasi
petugas
akan
dengan 6.Penurunan
lab
dalam leukosit
kadar
menandakan
Tujuan & KH
Intervensi
Dx
2
Tujuan :
1.Monitor
13
Rasional
status 1.tanda dari iritasi
perfusi
akibat
tingkat peradangan
jaringan kesadaran,
dan
pupil, mengakibatkan
pasien adekuat.
refleks,
Dengan KH :
kemampuan
motorik.
2. Observasi tanda 2. normalnya auto
peningkatan TIK
mempertahankan
aliran
Suhu :36,5-37,5 Oc
-
kehilangan
dapat
mengikuti
7,35 -
vaskularisasi
-Kesadaran normal
100 mmHg
ke
auto
regulasi
darah
mmHg, PH darah :
regulasi
3.Pertahankan
menyeluruh
3. posisi yang
posisi netral
sisi
akan
menekan
vena
jugularis
dan
menghambat
aliran
darah
ke
otak.
4. Kolaborasi
dengan
4.Penurunan
dokter tekanan
perfusi
dalam
serebral
melakukan
menandakan
pengukuran
menurunnya aliran
14
5.
Kolaborasi 5.Terjadinya
dengan petugas hipoksia jaringan
lab
dalam akan
mengobservasi
mempengaruhi
AGD
nilai
kenormalan
AGD
6.Kolaborasi dalam 6.Mengurangi
pemberian diuretik edema
osmotik,
serebral,
steroid, memenuhi
oksigen, antibiotik
kebutuhan
oksigenasi,
menghilangkan
faktor penyebab.
Tujuan & KH
Intervensi
Dx
1
Tujuan :
1.Teliti
Setelah
Rasional
keluhan
dilakukan intensitas,
tindakan
x
karakteristik, pengalaman
24
diharapkan
jam meredakan
nyeri
dan dijelaskan
pasien.
oleh
Identifikasi
karakteristik
nyeri
berkurang/ hilang.
dan
yang
KH :
berhubungan
tenang
untuk
intervensi
cocok
normal
mengevaluasi
TD: 110/80-120/90
faktor
memilih
dan
keefektifan
mmHg
terapi
15
yang
untuk
dari
yang
Nadi:
60-100
x/menit
RR: 16-24 x/menit
Suhu :36,5-37,5 Oc
-Tekanan intrakranial
5 mmHg - 15
mmHg
diberikan
2.Observasi adanya tanda- 2.Merupakan
tanda
seperti
nyeri
non
ekspresi
verbal indikator/derajat
wajah, nyeri
yang
tidak
yang
3.Pengenalan segera
untuk meningkatkan
dapat
mengurangi
beratnya serangan
4.Berikan kompres dingin 4.Meningkatkan
pada kepala
vasodilatasi.
5.Kolaborasi dengan dokter 5.Analgesik
dalam
pemberian
akan
memperberat nyeri,
sehingga
diturunkan
16
hrus
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Abses otak dapat terjadi akibat penyebaran perkontinuitatum dari fokus
infeksi disekitar otak maupun secara hematogen dari tempat yang jauh, atau
secara langsungseperti trauma kepala dan operasi kraniotomi. Abses yang terjadi
oleh penyebaran hematogen dapat pada setiap bagian otak, tetapi paling sering
pada pertemuan substansiaalba dan grisea.
Biasanya yang sering menjadi keluhan utama klien yang terkena abses
otak adalah nyeri kepala, pusing, demam.Dan pada tanda-tanda vitalnya terjadi
peningkatan pada suhu, tekanan darah,nadi, dan pada pernafasannya. Diagnosa
keperawatan yang muncul yaitu:
-
17
3.2. Saran
Dalam pembuatan makalah ini kami sadar bahwa makalah ini masih
banyak kekurang-kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
kritik dan saran dari pembaca sangatlah kami perlukan agar dalam pembuatan
makalah selanjutnya akan lebih baik dari sekarang, dan kami juga berharap,
setelah membaca makalah ini kita menjadi lebih mengetahui bagaimana atau
tindakan apasaja yang harus kita berikan kepada klien dengan abses otak agar
kembali pada keadaan semula dan kebutuhan dasar manusianya pun bisa tepenuhi.
DAFTAR PUSTAKA
18