Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

DIRUANG ICU DENGAN KASUS


STROKE NON HEMORAGIK (SNH)

Disusun Oleh :
Nama : Nur Fitriyanti Cipto P.
NIM : 20901800070

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
2019
A. Pengertian
Stroke adalah gangguan fungsi saraf akut yang disebabkan oleh gangguan
peredaran darah otak. Gangguan fungsi saraf tersebut timbul secara mendadak (dalam
beberapa detik) atau secara cepat (dalam beberapa jam) dengan gejala dan tanda yang
sesuai daerah fokal otak yang terganggu. Oleh karena itu manifestasi klinis stroke dapat
berupa hemiparesis, hemiplegi, kebutaan mendadak pada satu mata, afasia atau gejala
lain sesuai daerah otak yang terganggu.
Stroke non hemoragik atau stroke iskemik merupakan 88% dari seluruh kasus
stroke. Pada stroke iskemik terjadi iskemia akibat sumbatan atau penurunan aliran darah
otak. Stroke non hemoragik terjadi akibat penutupan aliran darah ke sebagian otak
tertentu, maka terjadi serangkaian proses patologik pada daerah iskemik. Perubahan ini
dimulai dari tingkat seluler berupa perubahan fungsi dan bentuk sel yang diikuti dengan
kerusakan fungsi dan integritas susunan sel yang selanjutnya terjadi kematian neuron.

B. Etiologi/ Faktor Resiko


Stroke non hemoragik merupakan proses yang multi kompleks dan didasari oleh
berbagai macam faktor risiko. Ada faktor yang tidak dapat dimodifikasi, dapat
dimodifikasi dan masih dalam penelitian yaitu:
1. Tidak dapat dirubah :
- Usia
- Jenis kelamin
- Ras
- Genetik
2. Dapat dirubah :
- Hipertensi
- Merokok
- Diabetes
- Fibrilasi atrium
- Kelainan jantung
- Hiperlipidemia
- Terapi pengganti hormon
- Anemia sel sabit
- Nutrisi
- Obesitas
- Aktifitas fisik
3. Dalam penelitian lebih lanjut:
- Sindroma metabolik
- Penyalahgunaan zat
- Kontrasepsi oral
- Obstructive Sleep Apnea
- Migrain
- Hiper-homosisteinemia
- Hiperkoagulabilitas
- Inflamasi
- Infeksi
Pada tingkatan makroskopik, stroke non hemoragik paling
seringdisebabkan oleh emboli ektrakranial atau trombosis intrakranial. Selain itu,
strokenon hemoragik juga dapat diakibatkan oleh penurunan aliran serebral.
Padatingkatan seluler, setiap proses yang mengganggu aliran darah menuju
otakmenyebabkan timbulnya kaskade iskemik yang berujung pada
terjadinyakematian neuron dan infark serebri.
1. Emboli
a. Embolus yang dilepaskan oleh arteria karotis atau vertebralis,
dapatberasal dari“plaque athersclerotique”yang berulserasi atau dari thrombus
yang melekat pada intima arteri akibat trauma tumpul pada daerah leher.
b. Embolisasi kardiogenik dapat terjadi pada:
1. Penyakit jantung dengan “shunt” yang menghubungkan bagian kanandan
bagian kiri atrium atau ventrikel.
2. Penyakit jantung rheumatoid akut atau menahun yang
meninggalkangangguan pada katup mitralis.
3. Fibrilasi atrium
4. Infarksio kordis akut
5. Embolus yang berasal dari vena pulmonalis
6. Kadang-kadang pada kardiomiopati, fibrosis endrokardial,
jantungmiksomatosus sistemik.
c. Embolisasi akibat gangguan sistemik dapat terjadi sebagai:
1. Embolia septik, misalnya dari abses paru atau bronkiektasis
2. Metastasis neoplasma yang sudah tiba di paru.
3. Embolisasi lemak dan udara atau gas N (seperti penyakit“caisson”)
2. Thrombosis
Stroke trombotik dapat dibagi menjadi stroke pada pembuluh darah
besar(termasuk sistem arteri karotis) dan pembuluh darah kecil (termasuk
sirkulusWillisi dan sirkulus posterior). Tempat terjadinya trombosis yang
paling seringadalah titik percabangan arteri serebral utamanya pada daerah distribusi
dari arterikarotis interna. Adanya stenosis arteri dapat menyebabkan terjadinya
turbulensialiran darah (sehingga meningkatkan resiko pembentukan trombus
aterosklerosis(ulserasi plak), dan perlengketan platelet.Penyebab lain terjadinya
trombosis adalah polisetemia, anemia sickle sel,defisiensi protein C, displasia
fibromuskular dari arteri serebral, danvasokonstriksi yang berkepanjangan akibat
gangguan migren. Setiap proses yangmenyebabkan diseksi arteri serebral juga
dapat menyebabkan terjadinya stroketrombotik (contohnya trauma, diseksi aorta
thorasik, arteritis).

C. Klasifikasi
Berdasarkan perjalanan klinis, dikelompokkan menjadi :
1. TIA (Transient Ischemic Attack)
Pada TIA gejala neurologis timbul dan menghilang kurang dari 24 jam. Disebabkan
oleh gangguan akut fungsi fokal serebral, emboli maupun trombosis.
2. RIND (Reversible Ischemic Neurologic Deficit)
Gejala neurologis pada RIND menghilang lebih dari 24 jam namun kurang dari 21
hari.
3. Stroke in Evolution
Stroke yang sedang berjalan dan semakin parah dari waktu ke waktu.
4. Completed Stroke
Kelainan neurologisnya bersifat menetap dan tidak berkembang lagi.

Stroke non hemoragik dibagi lagi berdasarkan lokasi penggumpalan, yaitu:


1) Stroke Non Hemoragik Embolik
Pada tipe ini embolik tidak terjadi pada pembuluh darah otak, melainkan di
tempat lain seperti di jantung dan sistem vaskuler sistemik. Embolisasi kardiogenik
dapat terjadi pada penyakit jantung dengan shunt yang menghubungkan bagian kanan
dengan bagian kiri atrium atau ventrikel. Penyakit jantung rheumatoid akut atau
menahun yang meninggalkan gangguan pada katup mitralis, fibrilasi atrium, infark
kordis akut dan embolus yang berasal dari vena pulmonalis. Kelainan pada jantung
ini menyebabkan curah jantung berkurang dan serangan biasanya muncul disaat
penderita tengah beraktivitas fisik seperti berolahraga.
2) Stroke Non Hemoragik Trombus
Terjadi karena adanya penggumpalan pembuluh darah ke otak. Dapat dibagi
menjadi stroke pembuluh darah besar (termasuk sistem arteri karotis) merupakan 70%
kasus stroke non hemoragik trombus dan stroke pembuluh darah kecil (termasuk
sirkulus Willisi dan sirkulus posterior). Trombosis pembuluh darah kecil terjadi
ketika aliran darah terhalang, biasanya ini terkait dengan hipertensi dan merupakan
indikator penyakit atherosklerosis.

D. Manifestasi Klinik
1. Gangguan Motorik
- Tonus abnormal (hipotonus/ hipertonus)
- Penurunan kekuatan otot
- Gangguan gerak volunter
- Gangguan keseimbangan
- Gangguan koordinasi
- Gangguan ketahanan
2. Gangguan Sensorik
- Gangguan propioseptik
- Gangguan kinestetik
- Gangguan diskriminatif
3. Gangguan Kognitif, Memori dan Atensi
- Gangguan atensi
- Gangguan memori
- Gangguan inisiatif
- Gangguan daya perencanaan
- Gangguan cara menyelesaikan suatu masalah
4. Gangguan Kemampuan Fungsional
Gangguan dalam beraktifitas sehari-hari seperti mandi, makan, ke toilet dan
berpakaian.

E. Komplikasi
Setelah mengalami stroke pasien mungkin akan mengalami
komplikasi,komplikasi ini dapat dikelompokan berdasarkan:
1. Berhubungan dengan immobilisasi
Infeksi pernafasan, nyeri padadaerah tertekan, konstipasi dan thromboflebitis.
2. Berhubungan dengan paralisis
Nyeri pada daerah punggung, dislokasisendi, deformitas dan terjatuh.
3. Berhubungan dengan kerusakan otak
Epilepsi dan sakit kepala.
4. Hidrocephalus.
5. Individu yang menderita stroke berat pada bagian otak yang mengontrolrespon
pernapasan atau kardiovaskuler dapat meninggal.

F. Patofisiologi
Stroke iskemik adalah tanda klinis gangguan fungsi atau kerusakan jaringan otak
sebagai akibat dari berkurangnya aliran darah ke otak, sehingga mengganggu pemenuhan
kebutuhan darah dan oksigen di jaringan otak.
Aliran darah dalam kondisi normal otak orang dewasa adalah 50-60 ml/100 gram
otak/menit. Berat otak normal rata-rata orang dewasa adalah 1300-1400 gram (+ 2% dari
berat badan orang dewasa). Sehingga dapat disimpulkan jumlah aliran darah otak orang
dewasa adalah + 800 ml/menit atau 20% dari seluruh curah jantung harus beredar ke otak
setiap menitnya. Pada keadaan demikian, kecepatan otak untuk memetabolisme oksigen +
3,5 ml/100 gram otak/menit. Bila aliran darah otak turun menjadi 20-25 ml/100 gram
otak/menit akan terjadi kompensasi berupa peningkatan ekstraksi oksigen ke jaringan
otak sehingga fungsi-fungsi sel saraf dapat dipertahankan.
Proses patofisiologi stroke iskemik selain kompleks dan melibatkan patofisiologi
permeabilitas sawar darah otak (terutama di daerah yang mengalami trauma, kegagalan
energi, hilangnya homeostatis ion sel, asidosis, peningkatan, kalsium intraseluler,
eksitotositas dan toksisitas radikal bebas), juga menyebabkan kerusakan neumoral yang
mengakibatkan akumulasi glutamat di ruang ekstraseluler, sehingga kadar kalsium
intraseluler akan meningkat melalui transpor glutamat, dan akan menyebabkan
ketidakseimbangan ion natrium yang menembus membran.Secara umum patofisiologi
stroke iskemik meliputi dua proses yang terkait, yaitu :
1. Perubahan fisiologi pada aliran darah otak
2. Perubahan kimiawi yang terjadi pada sel otak akibat iskemik.

G. Penatalaksanaan
Tujuan intervensi adalah berusaha menstabilkan tanda-tanda vital
denganmelakukan tindakan sebagai berikut:
- Mempertahankan saluran nafas yang paten yaitu lakukan pengisapan lender
yang sering, oksigenasi, kalau perlu lakukan trakeostomi, membantupernafasan.
- Mengendalikan tekanan darah berdasarkan kondisi pasien, termasuk untukusaha
memperbaiki hipotensi dan hipertensi.
- Berusaha menentukan dan memperbaiki aritmia jantung.
- Menempatkan pasien dalam posisi yang tepat, harus dilakukan
secepatmungkin pasien harus dirubah posisi tiap 2 jam dan dilakukan
latihan-latihan gerak pasif.
- Mengendalikan hipertensi dan menurunkan TIK
Dengan meninggikan kepala 15-30 menghindari flexi dan rotasi kepalayang
berlebihan.
Pengobatan Konservatif
1. Vasodilator meningkatkan aliran darah serebral (ADS) secara
percobaan,tetapi maknanya: pada tubuh manusia belum dapat dibuktikan.
2. Dapat diberikan histamin, aminophilin, asetazolamid, papaverin intra arterial.
3. Anti agregasi thrombosis seperti aspirin digunakan untuk menghambat
reaksipelepasan agregasi thrombosis yang terjadi sesudah ulserasi alteroma.
4. Anti koagulan dapat diresepkan untuk mencegah terjadinya/
memberatnyatrombosis atau emboli di tempat lain di sistem kardiovaskuler.
PengobatanPembedahan
Tujuan utama adalah memperbaiki aliran darah serebral:
1. Endosterektomi karotis membentuk kembali arteri karotis, yaitu
denganmembuka arteri karotis di leher.
2. Revaskularisasi terutama merupakan tindakan pembedahan dan
manfaatnyapaling dirasakan oleh pasien TIA.
3. Evaluasi bekuan darah dilakukan pada stroke akut
4. Ugasi arteri karotis komunis di leher khususnya pada aneurisma

H. Masalah Keperawatan
1. Gangguan perfusi jaringan otak yang berhubungan dengan
perdarahanintracerebral.
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan hemiparese/hemiplagia.
3. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan penurunan sirkulasidarah
otak.
4. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kelemahan otot
mengunyahdan menelan.
I. Pathway SNH

Penyakit yang mendasari stroke


(DM, Hipertensi, penyakit jantung)

Aterosklerosis Kepekatan darah Pembentukan


(elastisitas pembuluh meningkat trombus
darah menurun)
Obstruksi thrombus di otak

Penurunan darah dan O2 ke otak

Hipoksia serebri Gangguan Perfusi Jaringan Cerebral

Infark jaringan otak

Kerusakan pergerakan motorik Kelemahan nervus V,VII, IX, X


di lobus frontalis hemisphare/ hemiplagia

Penurunan kemampuan otot mengunyah/


Gangguan Mobilitas Fisik
menelan

Gangguan reflek Ketidakseimbangan nutrisi


menelan dari kebutuhan tubuh
J. Daftar Pustaka
Johnson, M.,et all.2002.Nursing Outcomes Classification
(NOC)SecondEdition.New Jersey:Upper Saddle River
Mansjoer, A dkk. 2007.Kapita Selekta Kedokteran, JilidKedua. Jakarta:
MediaAesculapiusFKUI
Mc Closkey, C.J.,et all.2002.Nursing Interventions Classification (NIC)
SecondEdition.New Jersey:Upper Saddle River
Muttaqin, Arif. 2008.Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
SistemPersarafan.Jakarta: Salemba Medik

Anda mungkin juga menyukai