Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PERILAKU SOSIAL MENYIMPANG

“GANGGUAN MENTAL”

Dosen: Gloridei Lingkanbene Kapahang, S.Psi, MA

Oleh Kelompok 4 :

1. Milinia J. Pongai
2. Mutiara P.F Rawung
3. Graciela Mamahit
4. Ferendita Manatar
5. Ferni Manopo

UNIVERSITAS NEGERI MANADO


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

1
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga
makalah ini bisa selesai pada waktunya,walaupun pada saat ini kami semua
berkomunikasi lewat mediasosial untuk pembuatan makalah ini karena
Pandemic Corona-19 saat ini tapi kami bersyukur Tuhan masih memberikan
kesehatan & kesempatan untuk kami semua
Terima Kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman kelompok yang telah
berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa
disusun dengan baik dan rapi.
Kami berharap makalah ini bisa menambah pengetahuan bagi para
pembaca. Namun terlepas dari itu semua, kami memahami bahwa makalah
ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan
kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah
selanjutnya yang lebih baik lagi.

Tomohon, 6 April 2020

2
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar.................................................................... 2
Daftar Isi............................................................................... 3
Bab I “Pendahuluan”
A. Latar Belakang.......................................................................... 4
B. Rumusan Masalah..................................................................... 5
C. Tujuan Pembelajaran................................................................ 5

Bab II “Pembahasan”

A. Perilaku menyimpang dalam ilmu sosiologi............................... 6


B. Ciri-ciri perilaku sosial menyimpang.......................................... 7
C. Gangguan Mental penyebab terjadinya perilaku menyimpang........... 9
D. Faktor penyebab perilaku menyimpang.............................................. 10
E. Sikap terhadap pelaku penyimpangan sosial....................................... 11

Bab III “Penutup”

A. Kesimpulan..................................................................................... 12
B. Saran............................................................................................... 12
C. Sumber Artikel................................................................................ 12

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyimpangan sosial merupakan suatu perilaku yang tidak sesuai dengan tata
kelakuan di dalam masyarakat, sehingga seseorang yang melanggarnya akan
dianggap sebagai pelanggar dan harus dihukum sesuai dengan ketentuan yang
sudah berlaku. Dalam kamus besar bahasa Indonesia perilaku menyimpang
diartikan sebagai tingkah laku,perubahan,atau tanggapan seseorang terhadap
lingkungan yang bertentangan dengan norma-norma dan hukum yang berlaku
di dalam masyarakat. Dalam kehidupan masyarakat,semua tindakan manusia
dibatasi oleh aturan untuk berbuat dan berperilaku sesuai dengan sesuatu yang
dianggap baik oleh masyarakat. Namun di tengah kehidupan masyarakat
dewasa ini seringkali kita temukan tindakan-tindakan atau perilaku remaja
(siswa) bertentangan dengan norma hukum bahkan untuk tidak segan-segan
untuk melanggar aturan hukum. Penyimpangan terhadap norma-norma atau
nilai-nilai masyarakat semakin memprihatinkan. Secara sosiologis,remaja
(siswa) pada umumnya memang sangat rentan terhadap pengaruh-pengaruh
eksternal. Karena proses pencarian jati diri,mereka mudah sekali terombang-
ambing,masih merasa sulit menentukan tokoh panutannya. Mereka juga
mudah terpengaruh oleh gaya hidup masyarakat di sekitarnya. Sebab kondisi
kejiwaannya masih labil.

4
B. Rumusan Masalah
1) Apa itu perilaku menyimpang ?
2) Apa itu Gangguan Mental dalam perilaku menyimpang ?
3) Apa dampak dalam perilaku menyimpang ?

C. Tujuan Pembelajaran
1) Mengetahui apa itu perilaku menyimpang
2) Mengetahui apa itu Gangguan Mental dalam perilaku menyimpang
3) Mengetahui dampak dalam perilaku menyimpang

5
BAB II
PEMBAHASAN

A.Perilaku Menyimpang dalam ilmu sosiologi

Dalam ilmu sosiologi, terdapat 2 teori umum yang membahas tentang perilaku
menyimpang, yaitu teori hubungan diferensiasi dan teori labeling.

Dalam teori hubungan diferensiasi, seorang sosiolog asal Amerika Serikat, Edwin
H. Sutherland, menyatakan bahwa penyimpangan dapat terjadi setelah seseorang
berinteraksi dengan lingkungan sosial dan mempelajari hal apa saja yang
dianggap normal dan menyimpang, kemudian melakukan perilaku menyimpang
tersebut.

Sementara itu, teori labeling yang dikemukakan oleh Edwin M. Lemert juga
menjelaskan bahwa seseorang dapat melakukan perilaku menyimpang akibat
adanya proses labeling atau stigma dari orang-orang di sekitarnya, kemudian
orang yang terstigma tersebut akan berperilaku sesuai label atau stereotip negatif
yang melekat.

Ada banyak contoh perilaku menyimpang dari sisi sosiologi, misalnya seorang
anak menjadi berperilaku menyimpang setelah bergaul dengan teman-teman yang
memiliki perilaku serupa atau ketika seseorang masuk penjara dan menjadi napi,
kemudian setelah keluar dari penjara ia menjadi berperilaku menyimpang.

6
B. Ciri-Ciri Perilaku Sosial Menyimpang

Suatu perilaku dapat dikatakan menyimpang apabila perilaku atau tindakan


tersebut memiliki beberapa aspek berikut ini :

 Deviance atau Penyimpangan


Perilaku yang dianggap tidak sesuai dengan norma atau budaya yang
berlaku dalam masyarakat di suatu wilayah dapat dikatakan perilaku
abnormal atau menyimpang, misalnya berbicara sendiri.
Dalam budaya modern, berbicara sendiri dianggap perilaku yang tidak
normal. Sementara pada beberapa masyarakat yang masih memiliki pola
pikir magis atau tradisional, perilaku ini mungkin dianggap memiliki nilai
spiritual tinggi dan bukan perilaku menyimpang.
Dalam ilmu kedokteran jiwa, berbicara sendiri dapat menjadi salah satu
gejala gangguan persepsi, misalnya psikosis atau halusinasi pada penyakit
skizofrenia atau gangguan kepribadian disosiatif.
 Distress atau Gangguan
Suatu tindakan yang tidak biasa atau tidak umum dilakukan, misalnya
teriak di perpustakaan. Meski demikian, bukan berarti semua tindakan yang
tidak umum termasuk dalam perilaku menyimpang.
Sebagai contoh, bersepeda keliling dunia. Perilaku tersebut tidak bisa
dikatakan sebagai perilaku yang menyimpang karena tidak menimbulkan
gangguan, baik pada orang lain maupun diri si pelaku.
Selama suatu perilaku yang tidak lazim tidak menimbulkan gangguan,
maka perilaku tersebut lebih tepat dianggap sebagai suatu perilaku yang
eksentrik.

7
 Dysfunction atau ketidakmampuan untuk beraktivitas normal
Saat seseorang berkabung, kecenderungan untuk menarik diri dari
lingkungan selama beberapa waktu adalah sesuatu yang wajar. Namun,
tidak demikian halnya pada penderita depresi.
Penderita depresi dapat menarik diri dari rutinitas dan orang-orang di
sekitarnya secara berkelanjutan. Perilaku tersebut dapat dikatakan
menyebabkan disfungsi dalam kehidupan sehari-hari penderitanya.
 Danger atau perilaku yang membahayakan
Perilaku yang membuat seseorang membahayakan orang lain atau dirinya
sendiri juga termasuk perilaku menyimpang. Contohnya, memiliki
keinginan atau percobaan bunuh diri. Ini merupakan gejala berat dari
gangguan kejiwaan yang memerlukan penanganan dokter secara
menyeluruh.

8
C. Gangguan Mental penyebab terjadinya perilaku menyimpang

Banyak orang yang tampil perlente, kaya, dan pintar bahkan menduduki jabatan
penting dalam pemerintahan. Namun kondisi ini bukanlah jaminan bahwa
orangnya sungguh-sungguh sehat lahir batin. Karena kalau memang sudah sehat
lahir batin, maka mustahil orang akan berprilaku menyimpang. Misalnya
mengambil sesuatu yang bukan miliknya, baik untuk memperkaya diri maupun
keluarganya. Mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang bersifat tebar kebencian
dan memecah belah atau apapun yang bersifat negatif. Orang yang sehat lahir batin
akan tercermin dari tutur kata dan prilaku dalam kesehariannya.

Kalau mengacu pada kriteria tentang arti dan makna manusia sehat menurut World
Health Organization, maka salah satu point yang perlu digaris bawahi dari seluruh
paparan tentang kriteria sehat menurut Badan Kesehatan Dunia ini adalah
seseorang atau manusia itu baru dapat dikatakan sehat, bila kondisinya sehat lahir
dan batin serta mampu hidup berinteraksi dan bertetangga dengan baik.

Namun dalam mengaplikasikannya, ternyata tidaklah semudah membaca teori


tentang bagaimana hidup sehat lahir dan batin. Begitu banyaknya masalah hidup
yang harus dihadapi, baik yang berasal dari faktor internal atau diri sendiri,
maupun yang datang dari luar. Akibatnya, tidak sedikit orang yang mengalami
"mental ilness". Gangguan kejiwaan bukan serta merta berarti gila, melainkan
karena kondisi jiwa yang tidak stabil. Yang bila dibiarkan berlanjut menyebabkan
terjadinya penyimpangan prilaku seperti menjadi pemurung, pemberang,
pembenci, dan perusak.

9
D.Faktor Penyebab Perilaku Menyimpang

Perilaku menyimpang mungkin saja merupakan dampak dari pergaulan atau


lingkungan yang kurang baik, misalnya pola asuh yang salah dan rendahnya
tingkat pendidikan.

Namun, terkadang seseorang bisa saja berperilaku menyimpang karena memiliki


tekanan batin, misalnya ketika stres berat, memiliki masalah keluarga, atau
ditinggal orang terkasih. Bahkan pada kasus tertentu, seseorang mungkin dapat
berperilaku menyimpang karena ia menggunakan NAPZA. Meski demikian, tak
jarang juga penyimpangan perilaku dilakukan atas dasar kesengajaan.

Di luar itu, perilaku menyimpang jusa bisa disebabkan oleh masalah psikologis
yang diderita. Berikut ini adalah beberapa jenis gangguan mental yang dapat
membuat penderitanya melakukan perilaku menyimpang :

 Demensia
 Skizofrenia
 Obsesive compulsive disorder (OCD)
 Autisme
 ADHD
 Gangguan mood,seperti gangguan bipolar dan depresi

Pada intinya, perilaku menyimpang perlu diwaspadai dan ditangani jika sudah
menimbulkan kerugian bagi pelakunya atau orang lain. Jika Anda atau orang yang
Anda kenal menunjukkan tanda-tanda penyimpangan perilaku, sebaiknya
periksakan ke psikiater agar penanganan dapat dilakukan secara tepat.

10
Untuk menentukan penyebab mengapa seseorang melakukan perilaku
menyimpang, dokter dapat melakukan pemeriksaan kejiwaan untuk menentukan
apakah perilaku tersebut muncul akibat adanya gangguan mental.

Jika terdapat masalah kejiwaan, dokter dapat memberikan penanganan berupa


konseling dan psikoterapi, terapi perilaku, dan meresepkan obat-obatan, jika
memang dibutuhkan.

E.Sikap Terhadap Pelaku Penyimpangan Sosial

Dalam menyikapi orang yang terkena penyimpangan sosial ini ada 2 macam yaitu:
Sikap positif dan negatif.

1) Sikap Positif
Sikap positif bukan berarti membenarkan begitu saja penyimpangan sosial.
Sikap positif merupakan sikap yang dianggap wajar atau sesuai dengan
peristiwa yang terjadi, sikap seperti ini bisa dibangun dengan kesanggupan
menahan emosi dan memakai akal sehat dalam menghadapi penyimpangan
sosial.Sikap positif dapat dilihat melalui simpati seseorang terhadap pelaku
penyimpangan sosial, simpati merupakan sikap menaruh perhatian terhadap
si penderita. Sikap simpati membuat seseorang sanggup memahami
pandangan atau situasi pelaku penyimpangan sosial.
2) Sikap Negatif
Sikap negatif merupakan sikap yang tidak peduli sama sekali terhadap
adanya penyimpangan sosial. Contoh, Akmal adalah teman sebangku Teguh,
ketika ulangan tiba Teguh menyontek dan Akmal mengetahuinya, akan
tetapi si Akmal pura-pura tidak tahu dan tak peduli.

11
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Anggapan tentang perilaku menyimpang bisa bersifat subjektif dan kontekstual.


Artinya, suatu perilaku yang dianggap menyimpang di suatu tempat mungkin bisa
dianggap normal di tempat lain, tergantung budaya, norma, dan aturan masyarakat
yang berlaku. Namun, secara medis, orang yang berperilaku menyimpang
dianggap perlu mendapat penanganan apabila ia juga memiliki gangguan
psikologis yang sudah mengganggu kehidupan sehari-hari dan membahayakan
dirinya sendiri atau orang lain.

B.Saran

Pada dasarnya setiap individu mempunyai latar belakang yang berbeda, hal itulah
yang kemudian menimbulkan tindakan-tindakan yang berlawanan dan tidak semua
individu mampu mengidentifikasi nilai dan norma yang sudah berlaku di
masyarakat. Demikian akhir dari penulisan ini. Semoga karya ini bermanfaat bagi
penulis dan intelektual Mahasiswa Psikologi UNIMA. Semoga apa yang telah kita
buat dapat terealisasikan, dan bisa dijadikan contoh untuk kedepannya.

Sumber Teori
https://www.alodokter.com/tanda-khas-perilaku-menyimpang-yang-perlu-mendapat-perhatian-khusus

https://www.kompasiana.com/tjiptadinataeffendi21may43/5964279b2bbb134b986394f2/gangguan-
mental-penyebab-terbesar-terjadinya-penyimpangan-prilaku?page=1

https://alihamdan.id/penyimpangan-sosial/

12

Anda mungkin juga menyukai