Anda di halaman 1dari 19

TUGAS MAKALAH

MASA PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN DAN MORAL REMAJA


Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Perkembangan II

Dosen Pengampu :
Titin Kholisna, S.Psi., M.Pd

Oleh :
Hikmatul Azizah (21732011010)
Kholifatus Sa’adah (21732011004)

PROGAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RADEN RAHMAT MALANG
OKTOBER 2022

i
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...............................................................................................
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................
1.3 Tujuan ............................................................................................................

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Perkembangan kepribadian masa remaja........................................................


2.2 Perubahan minat dan moralitas remaja...........................................................
2.3 Perkembangan hubungan dengan orang tua dan teman sebaya .....................
2.4 Problematika pribadi moral remaja masa kini..............................................

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masa remaja merupakan masa peralihan diri anak menuju dewasa, pada
masa ini banyak mengalami perubahan baik dalam segi biologis, fisik,
emosianal dan psikososial. Dengan adanya perubahan tersebut tentunya dapat
mempengaruhi kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat maupun
lingkungannya. Dalam masa remaja ini juga akan terjadi sebuah proses
perkembangan kepribadian dan moral. Ketidaksiapan remaja dalam
menghadapi perubahan tersebut dapat menimbulkan berbagai perilaku yang
menyimpang, seperti : kenakalan remaja, penyalahgunaan obat terlarang,
kekerasan seksual, kenakalan remaja dan lain-lain.
Kepribadian (Abin Syamsuddin Makmun, 1996) merupakan kualitas
perilaku individu yang tampak dalam melakukan penyesuaian dirinya terhadap
lingkungan secara unik. Keunikan penyesuaian tersebut sangat berkaitan
dengan aspek-aspek kepribadian, yang meliputi karakter, tempramen, sikap,
responsibilitas, dan kawan sebaya.
Moral berasal dari kata latin mores yang berarti tata cara, kebiasaan,
dan adat (Hastuti, 2008:7). Moral pada dasarnya merupakan rangkaian nilai
tentang berbagai macam perilaku yang harus dipatuhi (Ali, 2008:136). Secara
umum moral dapat dikatakan sebagai kapasitas untuk membedakan yang benar
dan yang salah, bertindak atas perbedaan tersebut, dan mendapatkan
penghargaan diri ketika melakukan yang benar dan merasa bersalah atau malu
ketika melanggar standar tertentu.
Dalam makalah ini akan menjelaskan bagaimana proses perkembangan
kepribadian dan moral remaja. Dan dengan harapan agar mahasiswa
mengetahui pada fase inilah banyak sekali perubahan dan pembentukan dalam
segi biologis, fisik, kepribadian maupun moral remaja.

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimana perkembangan kepribadian masa remaja ?
b. Bagaimana perubahan minat dan moralitas remaja ?

1
c. Bagaimana perkembangan hubungan dengan orang tua dan teman sebaya ?
d. Bagaimana problematika pribadi moral remaja masa kini ?

1.3 Tujuan
a. Mengetahui perkembangan kepribadian masa remaja.
b. Mengetahui perubahan minat dan moralitas remaja
c. Mengetahui perkembangan hubungan dengan orang tua dan teman sebaya
d. Mengetahui problematika pribadi moral remaja masa kini

2
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Perkembangan Kepribadian Masa Remaja


Masa remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari masa anak
menuju masa dewasa. Pada masa ini individu mengalami berbagai perubahan,
baik fisik maupun psikis. Perubahan yang tampak jelas adalah perubahan
fisik, dimana tubuh berkembang pesat sehinggaa mencapai bentuk tubuh
orang dewasa yang disertai pula dengan berkembangnya kapasitas
reproduktif. Selain itu remaja juga berubah secara kognitif dan mulai mampu
berpikir abstrak seperti orang dewasa. Selain perubahan yang terjadi dalam
diri remaja, terdapat pula perubahan dalam lingkungan seperti sikap orang tua
atau anggota keluarga lain, guru, teman sebaya, maupun masyarakat pada
umumnya
Perkembangan kepribadian adalah perubahan cara individu
berhubungan dengan dunia dan menyatakan emosi secara unik; sedangkan
perkembangan sosial berarti perubahan dalam berhubungan dengan orang lain
(Papalia dan Olds, 2001). Perkembangan kepribadian yang penting pada masa
remaja ialah pencarian identitas diri. Pencarian identitas diri adalah proses
menjadi seseorang yang unik dengan peran yang penting dalam hidup
(Erikcson dalam Papalia dan Olds, 2001).
Pada diri remaja, pengaruh lingkungan dalam menentukan perilaku
diakui cukup kuat. Walaupun remaja telah mencapai tahap perkembangan
kognitif yang memadai untuk menentukan tindakannya sendiri, namun
penentuan diri remaja dalam berperilaku banyak dipengaruhi oleh tekanan
dari kelompok teman sebaya (Conger, 1991). Conger (1991) dan Papalia dan
Olds (2001), mengemukakan bahwa kelompok teman sebaya merupakan
sumber referensi utama bagi remaja dalam hal persepsi dan sikap yang
berkaitan dengan gaya hidup. Bagi remaja, teman-teman menjadi sumber
informasi misalnya mengenai bagaimana cara berpakaian yang menarik,
musik, atau ilm apa yang bagus. (Conger, 1991).

3
 Tipe -Tipe Kepribadian
Kepribadian adalah ciri atau karateristik atau gaya atau sifat khas
dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang di terima
dari lingkungan, misalnya, keluarga pada masa kecil, dan juga bawaan
seseorang sejak lahir. Menurut Hippocrates dan Gelanus tipe kepribadian
di bagi menjadi 4 macam, antara lain :
1) Tipe Sanguinis
Tipe kepribadian yang satu ini ditandai dengan adanya sifat yang
hangat, bersemangat, lincah, meluap-lupa, dan individu yang
menyenangkan. Seseorang yang memiliki kepribadian ini lebih mudah
terpengaruh dan mudah dimasuki oleh pikiran serta perasaan yang
meledak-ledak. Tipe kepribadian sanguinis adalah orang yang sangat
ramah terhadap orang lain.
2) Tipe Koleris
Koleris ini adalah Orang yang memiliki kepribadian ini biasanya akan
tampil lebih hangat, aktif, serba cepat, berkeinginan keras, dan cukup
independen. Mereka akan cenderung lebih tegas dan memiliki
pendirian yang keras. Selain itu, mereka juga mudah dalam membuat
sebuah keputusan bagi dirinya sendiri dan orang lain. Mereka tidak
memerlukan gerakan dari luar. Malahan, orang yang memiliki
kepribadian koleris akan mempengaruhi lingkungannya dengan
pendapat dan gagasannya, tujuan, rencana, dan juga ambisinya yang
tidak pernah habis.

3) Tipe Melankolis
Orang yang memiliki kepribadian melankolis akan cenderung lebih
suka berkorban, tipe perfeksionis, analisis, dan memiliki sifat emosi
yang cukup sensitif. Seorang melankolis akan sangat menikmati
keindahan karya seni dan tak ada seorang pun yang bisa menandingi
mereka. Akan tetapi, jika mereka sedang murung, maka akan menjadi
seseorang yang sangat antagonis.

4
4) Tipe Phlegmatis
Tipe kepribadian berikutnya adalah phlegmatis, yaitu seseorang yang
hidupnya terlihat cukup tenang, gampangan, dan tidak pernah merasa
terganggu dengan orang lain. Oleh karena itu, mereka hampir tidak
pernah marah. Mereka adalah orang-orang yang memiliki sifat mudah
bergaul dan paling menyenangkan. Bagi mereka yang memiliki
kepribadian ini, hidup adalah sebuah kegembiraan dan mereka akan
cenderung menjauh dari hal-hal yang tidak menyenangkan. Mereka
tampak begitu tenang dan cukup pendiam. Jadi, mereka jarang terhasut
dengan apapun yang ada di sekitarnya.

 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kepribadian Remaja


1. Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari diri sendiri.
Biasanya faktor ini adalah faktor bawaan dari orang tua maupun dari
faktor bawaan genetis dari silsilah keluarga. Sifat pembawaan yang
menurun itu antara lain sifat pemarah yang dimiliki oleh ayah bukan
tidak mungkin akan menurun kepada anak-anaknya.
2. Faktor Eksternal
Selain faktor dari dalam diri manusia itu sendiri, kepribadian juga
dipengaruhi oleh faktor luar atau faktor eksternal yang berasal dari dari
luar diri. Faktor ini biasanya muncul dari lingkungan yang
mempengaruhi individu tersebut. Faktor eksternal ini biasanya berasal
dari lingkungan terkecil di mana orang tersebut tinggal, misalkan
keluarga, teman, tetangga, dan juga pengaruh dari apa yang dilihat dan
didengar baik dari audio maupun visual, Seperti televisi, film, koran,
buku dan apapun yang dia lihat dan dia baca.

2.2 Perubahan Minat dan Moralitas Remaja


a) Perubahan Minat Remaja

5
Minat remaja laki-laki berbeda dengan minat remaja perempuan, karena
anak perempuan diharapkan berperilaku feminin dan laki-laki diharapkan
maskulin. Pada masa remaja terjadi perubahan minat dari minat anak-anak
menjadi minat yang lebih matang. Hal ini disebabkan karena:
 Memiliki rasa tanggung jawab yang lebih besar yang harus dipikul
oleh remaja dan berkurangnya waktu yang biasanya dia gunakan
sesuka hati
 Minat yang selama ini mereka anggap penting seperti minat
terhadap pakaian dan penampilan akan berkurang dan beralih ke
minat karier
 Pengalaman membuat remaja lebih bisa menilai minatnya secara
lebih kritis dan melihat mana yang lebih penting.

Minat Remaja Menurut Hurlock (2004), pada masa remaja terjadi


perubahan minat seiring dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Ada
tujuh minat utama pada masa remaja, yaitu (1) minat rekreasi; (2) minat
sosial; (3) minat-minat pribadi; (4) minat pendidikan; (5) minat pekerjaan; (6)
minat pada agama; dan (7) minat pada simbol dan status. Dalam kaitanya
dengan perencanaan karir remaja, ada dua minat remaja yang penting, yaitu:

Minat pendidikan
Minat remaja terhadap pendidikan sangat dipengaruhi oleh minat
mereka terhadap pekerjaan. Kalau remaja mengharapkan pekerjaan
yang memerlukan pendididkan tinggi, maka mereka akan mengangap
pendidikan sebagai batu loncatan. Faktor-faktor yang mempengaruhi
sikap remaja pada pendidikan antara lain: sikap teman sebaya, sikap
orangtua, nilainilai, sikap terhadap guru, keberhasilan remaja dalam
mengikuti berbagai kegiatan ekstrakurikuler, dan derajat dukungan
sosial.
Minat pada pekerjaan
Anak sekolah menengah mulai memikirkan masa depan mereka secara
sungguh-sungguh. Pada akhir masa remaja, minat pada karir seringkali
menjadi pikiran. Hal ini disebabkan karena pada masa remaja, individu

6
belajar membedakan anatara pilihan pekerjaan yang disukai dan
pekerjaan yang dicita-citakan. Remaja yang lebih tua akan lebih
memikirkan apa yang akan dilakukan dan apa yang mampu dilakukan.
Semakin mereka mendengar dan membicarakan berbagai jenis
pekerjaan, semakin ia kurang yakin mengenai apa yang akan
dilakukan.
Selain itu remaja juga memikirkan cara untuk memperoleh pekerjaan
yang diinginkan. Karena sikap terhadap perkejaan lambat kaun
menjadi realistik, sebagian besar remaja mengubah pandangannya
tentang penjajakan dan mungkin bekerja sambilan sesudah pulang
sekolah. Pengalaman kerja akan memberikan informasi lebih banyak
sehingga dapat dijadikan dasar dalam membuat keputusan akhir
mengenai karir.

b) Perubahan Moralitas Remaja


Istilah moral berasal dari kata Latin “mos” (Moris), yang berarti adat
istiadat, kebiasaan, peraturan/nilai-nilai atau tata cara kehidupan. Moral dapat
juga diartikan sebagai ajaran tentang baik buruk perbuatan dan kelakuan,
akhlak, kewajiban, dan sebagainya. Dalam moral diatur segala perbuatan yang
dinilai baik, perlu dilakukan,dan suatu perbuatan yang dinilai tidak baik dan
perlu dihindari.
Moral berkaitan dengan kemampuan untuk membedakan antara perbuatan
yang benar dan yang salah. Dengan demikian, moral merupakan kendali
dalam  bertingkah laku. Seseorang dapat dikatakan bermoral, apabila tingkah
laku orang tersebut sesuai dengan nilai-nilai moral yang dijunjung tinggi oleh
masyarakat. Sehingga tugas penting yang harus dikuasai remaja adalah
mempelajari apa yang diharapkan oleh masyarakat dan kemudian mau
membentuk perilakunya agar sesuai dengan harapan sosial tanpa terus
dibimbing, diawasi, didorong, dan diancam hukuman seperti yang dialami
waktu anak-anak.

7
Karakteristik yang menonjol dalam perkembangan moral remaja adalah
bahwa sesuai dengan tingkat perkembangan kognisi yang mulai mencapai
tahapan berfikir operasional formal, yakni:
 Mulai mampu memecahkan masalah-masalah yang bersifat hipotetis,
maka pemikiran remaja terhadap suatu permasalahan tidak lagi hanya
terikat pada waktu, tempat, dan situasi, tetapi juga pada sumber moral
yang menjadi dasar hidup mereka.
 Perkembangan pemikiran moral remaja dicirikan dengan mulai tumbuh
kesadaran akan kewajiban mempertahankan kekuasaan dan pranata yang
ada karena dianggapnya sebagai suatu yang bernilai walau belum mampu
mempertanggungjawabkannya secara pribadi
 Keyakinan moral lebih berpusat pada apa yang benar dan kurang pada apa
yang salah
 Keadilan muncul sebagai kekuatan moral yang dominan

Adapun Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan moral:

 Hubungan harmonis dalam keluarga, yang merupakan tempat penerapan 


pertama sebagai individu.
 Pendidikan agama di lingkungan keluarga sangat berperaan penting dalam
perkembangan ini
 Lingkungan sosial, lingkungan sosial terutama lingkungan sosial terdekat
yang bisa sebagai pendidik dan pembina untuk memberi pengaruh dan
membentuk tingkah laku yang sesuai.
 Peranan media massa dan perkembangan teknologi modern.  Hal ini
berpengaruh pada moral remaja. Karena seorang remaja sangat cepat
untuk terpengaruh terhadap hal-hal yang baru yang belum diketahuinya
 Perkembangan nalar, makin tinggi penalaran seseorang, maka makin
tinggi pula moral seseorang.

2.3 Perkembangan Hubungan dengan Orang Tua dan Teman Sebaya

8
A. Hubungan Remaja dengan Orang Tua
Remaja biasanya mengubah relasi antara orangtua dan anaknya.
Aspek-aspek terpenting dari relasi keluarga di masa remaja adalah aspek
yang melibatkan pengawasan orangtua, otonomi, kelekatan (attachment),
dan konflik prang tua-remaja.
Perubahan-perubahan fisik, kognitif dan social yang terjadi dalam
perkembamgan remaja mempunyai pengaruh yang besar terhadap relasi
orang tua dan remaja. Salah satunya yang menonjol dari remaja yang
mempengaruhi relasinya dengan orang tua adalah perjuangan memperoleh
otonomi, baik secara fisik maupun psikologis. Karena remaja meluangkan
lebih sedikit waktunya untuk bersama orang tua dan lebih banyak
menghabiskan waktu untuk saling berinteraksi dengan dunia yang lebih
luas, maka mereka berhadapan dengan bermacam-macam nilai dan ide-
ide.
Seiring dengan terjadinya perubahan kognitif selama masa remaja,
perbedaan ide-ide yang dihadapi sering mendorongnya untuk melakukan
pemeriksaan terhadap nilai-nilai dan pelajaran pelajaran yang berasal dari
orang tua.
 Pengawasan Orang Tua
Pengawasan mencakup mengawasi pilihan remaja terhadap setting
sosial, aktivitas, dan rekan-rekannya, serta akademis mereka.

 Otonomi Dan Kelekatan (ATTACHMENT)


Pada Sebagian besar remaja, orang tua perlu menyeimbangkan
tindakanya dalam hal otonomi dan kendali, maupun idependensi.

Dorongan untuk otonomi dan tanggung jawab yang biasanya


terdapat pada remaja, seringkali membingungkan dan membuat mara
orangtua.

Peran kelekatan (attachment) adalah secure (kelekatan yang aman)


terhadap pengasuh .

9
Menyeimbangkan kebebasan dengan kendali kita telah melihat
bahwa orang tua memainkan peran yang penting dalam perkembangan
remaja.

 Konflik orang tua-remaja


Meskipun konflik orang tua-remaja meningkat di masa remaja
awal, konflik ini tidak sehebat yang di perkirakan oleh G.

Bahkan kebanyaan konflik yang terjadi adalah bagian dari kehidupan


keluarga sehari-hari, seperti dalam hal menjaga kebersihan kamar tidur,
berpakaian rapi, tiba di rumah pada waktunya, dan tidak terus menerus
menggunakan telfon\ hp. Konflik-konflik yang terjadi jarang menyangkut
dilema utama seperti penyalagunaan obat dan kenakalan remaja.

Konflik dengan orang tua sering kali mengikat di remaja awal,


sering kali mengikat di remaja awal, masi tetap berlangsung selama masa
SMA, kemudian menurun Ketika remaja mencapai usia 17 sampai 20 tahun.
Relasi orang tua-remaja menjadi lebih positif Ketika remaja meninggalkan
rumah untuk berkuliah di bandingkan jika mereka masi tinggal di rumah
Bersama orangtua

Konflik sehari-hari yang merupakan ciri dari relasi orang tua-


remaja biasanya memberikan fungsi perkembangan yang positif. Perselisian
dan negoisasi kecil dapat mendukung transisi remaja dari sosok yang
tergantung pada orang tua menjadi individu yang otonom. Memahami
bahwa konflik dan negoisasi dapat memberikan fungsi perkembangan yang
positif akan menurunkan kemarahan orang tua.

B. Hubungan Remaja dengan Teman Sebaya


Kawan sebaya memainkan peran penting dalam kehidupan remaja
(Brown & Dietz 2009; Vitaro, Boivin & Bokowski, 2009). Relasi dengan
kawan sebaya mengalami perubahan penting selama masa remaja.
Termasuk perubahan dalam persahabatan, kelompok kawan sebaya, serta
awal masa relasi romantis.

10
 Persahabatan
Bagi Sebagian besar anak-anak menjadi popular bersama
kawan sebayanya merupakan motivator yang kuat. Di awal masa
remaja, remaja biasanya memilih untuk memiliki beberapa sahabat
yang lebih intens dan akrab di bandingkan anak-anak kecil.
Menurut Harry Stack Sulivan (1953) adalah ahli teori yang
paling berpengaruh yang mendiskusikan pentingnya persahabatan
remaja.Tekanan dari kawan sebaya dibandingkan anak-anak remaja
awal lebih banyak menyesuwaikan diri terhadap standar
kawansebayanya.
Penelitian telah menemukan bahwa standar kawan sebaya serta
pengaruh klik dan crowds menjadi semakin penting selama masa
remaja. Klik dan crowds memainkan peran penting di dalam
kehidupan remaja dibandingkan anak-anak. Beberapa klik terbentuk
karena persahabatan. Di masa-masa sekolah menenga atas, Klik dapat
terbentuk karena remaja terlibat dalam aktivitasyang sama seperti
dalam sebuah klub atau tim olahraga yang sama.

 Pacaran dan Relasi Romantis


Remaja menghabiskan cukup banyak waktunya untuk berpacaran
atau berfikir mengenai pacaran (collins, welsh, & furman, 2009;
conolly &mclsaac, 2009). pacaran dapat merupakan suatu bentuk
rekreasi, sumber status, sebuah setting untuk mempelajarirelasi yang
akrab, dam juga suatu cara untuk menemukan pasangan.
Perubahan perkembangan dalam pacarana dan relasi romantis
dibagi menjadi 3 bagian
1. Mulai memasuki afiliasi dan atraksi pada usia sekitar 11 hingga
13 tahun.
2. Mengeksplorasi relasi romantis pada usia 14 hingga 16 tahun.
3. Mengonsolidasi ketertarikan romantic dyadic usia sekitar 17
hingga 19 tahun.

11
Relasi romantic dan pacarana yang di lakukan di usia yang sangat
dini dapat menimbulkan hal yang problematc (Connolly & Mclsaac,
2009) peneliti telah menemukan bahwa pacaran dan “berkencan”
dengan seseorang di usia dini terkait dengan kehamilan pada remaja
serta permasalahan di rumah dan sekolah (Florsheim, moore, &
Edgingto, 2003).

2.4 Problematika Pribadi Moral Remaja Masa Kini


Perkembangan zaman yang pesat membuat remaja masa kini
mengalami perubahan pada perilaku menjadi lebih terbuka mengikuti
perkembangan yang ada. Banyak informasi yang masuk dan dengan
mudahnya ditiru tanpa disaring terlebih dahulu, informasi tersebut meliputi
gaya berpakaian, masalah ekonomi, politik dan budaya, termasuk budaya
kehidupan seksual yang tentunya ada perbedaan antara budaya di barat yang
bebas dengan budaya timur yang penuh dengan moral dan nilai. Tanpa
disadari, gaya hidup remaja masa kini tidak mengindahkan moral dan nilai
yang ada (Yanti, Pitoewas, & Yanzi, 2014).
Kasus remaja yang melanggar moral pernah terjadi di tengah
keramaian, tepatnya terjadi di Taman Indonesia Kaya Kota Semarang.
Petugas keamanan taman menangkap dua remaja berseragam sekolah yang
sedang berbuat mesum di taman. Kejadian tersebut terjadi pada siang hari
dengan keadaan taman yang ramai pengunjung.

Perilaku para remaja saat ini dapat menggambarkan bagaimana


mereka bersikap mengenai keperawanan. Menurut Carpenter (2005),
keperawanan adalah suatu stigma, proses, dan juga dianggap sebagai hadiah
yang diberikan seorang perempuan kepada suaminya. Menurut Boyke
(dikutip Slamet, 2016), keperawanan seorang individu diukur dari utuh atau
tidaknya selaput dara yang ada pada 2-3 cm dari depan vagina yang hanya
bisa sobek saat ada suatu benda yang masuk kedalamnya. Menurut
Baswardono (dalam Slamet, 2016), seorang wanita yang melakukan
hubungan seks di luar nikah dianggap menjatuhkan harga dirinya dan

12
keluarganya. Keperawanan merupakan suatu hal yang harus dijaga sampai
wanita itu menikah.

Perbedaan dalam menyikapi suatu hal terjadi karena beberapa faktor


yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor internal merupakan sikap
yang ada dalam diri individu masing masing, misalnya adalah rasa malas
untuk mendalami tentang sikap kemoralan dan nilai-nilai. Faktor eksternal
merupakan segala sesuatu yang ada di luar individu itu yaitu keluarga,
lingkungan, media sosial, dan lainnya (Rochaniningsih, 2019). Dalam
penelitian ini akan melihat sejauh mana moralitas orang tua yang merupakan
keluarga para remaja berperan dalam sikap remaja terhadap keperawanan,
karena keluarga adalah faktor eksternal yang memengaruhi individu dalam
menyikapi suatu hal

Masa remaja merupakan masa peralihan dari tahap perkembangan


sebelumnya yang terjadi pada usia 13-18 tahun. Pada masa ini, remaja bukan
lagi seorang anak anak. Para remaja harus bisa mengendalikan perilakunya
termasuk perilaku seks. Masa remaja adalah ambang masa dewasa. Mereka
memberikan kesan dewasa dengan gaya pakaian dan juga perilaku mereka.
Namun, mereka merasa hal itu kurang cukup, maka pada masa ini remaja
berusaha fokus pada perilaku yang berhubungan dengan masa dewasa
misalnya merokok, minum minuman keras dan juga muncul minat pada seks
dan perilaku seks. Mereka berusaha menggali informasi dari teman sebaya,
buku, internet, dan juga melakukan percobaan seks, yang mereka harapkan
dengan perilaku ini mereka dapat memenuhi citra diri yang mereka impikan
(Hurlock, 2013).

Dengan melihat teori dan fenomena yang ada, dapat dipahami bahwa
keluarga merupakan tempat pertama dimana anak mendapatkan pendidikan
termasuk pendidikan moral, namun melihat fenomena yang ada banyak
remaja yang berperilaku tidak sesuai dengan moral yang ditanamkan orang
tua dan norma yang ada, maka perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk
mengetahui apakah ada hubungan antara penanaman nilai moral orang tua
kepada anak dengan sikap terhadap keperawanan pada remaja.

13
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Masa remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari masa anak
menuju masa dewasa. Pada masa ini individu mengalami berbagai perubahan,
baik fisik maupun psikis. Perubahan yang tampak jelas adalah perubahan fisik,
dimana tubuh berkembang pesat sehinggaa mencapai bentuk tubuh orang dewasa
yang disertai pula dengan berkembangnya kapasitas reproduktif.

Kepribadian adalah ciri atau karateristik atau gaya atau sifat khas dari diri
seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang di terima dari
lingkungan, misalnya, keluarga pada masa kecil, dan juga bawaan seseorang sejak
lahir. Menurut Hippocrates dan Gelanus tipe kepribadian di bagi menjadi 4
macam, antara lain : sanguinis, koleris, melankolis dan phlegmatis. Adapun faktor
yang mempengaruhi kepribadian pada diri remaja yaitu faktor genetis dan
lingkungan.

Selain kepribadian, pada diri remaja mengalami perubahan minat dan


moralitas remaja. Pada fase ini remaja terjadi perubahan minat dari minat anak-
anak menjadi minat yang lebih matang. Di mana ketika masa kanak kanak,
mereka masih senang menghabiskan waktuya untuk bermain dan melakukan hal

14
yang ia sukai. Namun pada masa remaja, sikap mereka sudah mulai berkurang,
mereka mulai bisa membedakan mana yang lebih penting untuk mereka kerjakan
dan mana yang lebih merekan butuhkan.

Perubahan moralitas pada diri seorang remaja di tandai dengan adanya


sikap mampu membedakan mana yang baik dan buruk. Dengan demikian, moral
merupakan kendali dalam  bertingkah laku. Sehingga tugas penting yang harus
dikuasai remaja adalah mempelajari apa yang diharapkan oleh masyarakat dan
kemudian mau membentuk perilakunya agar sesuai dengan harapan sosial tanpa
terus dibimbing, diawasi, didorong, dan diancam hukuman seperti yang dialami
waktu anak-anak.
Remaja saat ini memiliki banyak problematika dalam pribadi moralnya.
Perkembangan zaman yang pesat membuat remaja masa kini mengalami
perubahan pada perilaku menjadi lebih terbuka mengikuti perkembangan yang
ada. Banyak informasi yang masuk dan dengan mudahnya ditiru tanpa disaring
terlebih dahulu, informasi tersebut meliputi gaya berpakaian, masalah ekonomi,
politik dan budaya, termasuk budaya kehidupan seksual yang tentunya ada
perbedaan antara budaya di barat yang bebas dengan budaya timur yang penuh
dengan moral dan nilai.
Dengan fenomena yang ada, keluargalah tempat pertama di mana anak
mendapatkan pendidikan termasuk pendidikan moral, namun melihat fenomena
yang ada banyak remaja yang berperilaku tidak sesuai dengan moral yang
ditanamkan orang tua dan norma yang ada, maka perlu adanya penelitian lebih
lanjut untuk mengetahui apakah ada hubungan antara penanaman nilai moral
orang tua kepada anak dengan sikap terhadap keperawanan pada remaja.

15
DAFTAR PUSTAKA

Marlina, Hastuti. (Eds). (2021). Teori dan Aplikasi Psikologi


Perkembangan. Aceh: Yayasan Penerbit Muhammad Zaini.

Jahja, Yudrik. (2011). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana.

Ajhuri, Fithri. (2019). Psikologi Perkembangan: Pendekatan Sepanjang


Rentang Kehidupan. Yogyakarta: Media Pustaka.

Santrock, John W. (2003). Adolescene Perkembangan Remaja. Eirlangga:


Jakarta.

Yusuf, Syamsu. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung:


PT. Remaja Rosdakarya.

Azizah. Lely. (2021). Tipe Kepribadian Manusia: Pengertian, Ciri, Tipe,


Konsep, Dan Fungsinya. GramediaBlog. Di akses pada 30 September 2022, dari
Tipe Kepribadian: Pengertian, Ciri, Tipe, Konsep, Dan Fungsinya (gramedia.com)

16
Isusilaningtyas, Erna. (2012). Psikologi Remaja. Beranda Psikologi. Di
akses pada 30 September 2022, dari Beranda Psikologi: Minat Pada Remaja

Desi. (2015). MINAT PADA REMAJA. BK Karier SMA. Di akses pada 30


September 2022, dari https://bimbingankariersma.blogspot.com/2015/10/minat-
pada-remaja.html

17

Anda mungkin juga menyukai