Dosen Pengampu :
Titin Kholisna, S.Psi., M.Pd
Oleh :
Hikmatul Azizah (21732011010)
Kholifatus Sa’adah (21732011004)
i
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...............................................................................................
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................
1.3 Tujuan ............................................................................................................
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
c. Bagaimana perkembangan hubungan dengan orang tua dan teman sebaya ?
d. Bagaimana problematika pribadi moral remaja masa kini ?
1.3 Tujuan
a. Mengetahui perkembangan kepribadian masa remaja.
b. Mengetahui perubahan minat dan moralitas remaja
c. Mengetahui perkembangan hubungan dengan orang tua dan teman sebaya
d. Mengetahui problematika pribadi moral remaja masa kini
2
BAB 2
PEMBAHASAN
3
Tipe -Tipe Kepribadian
Kepribadian adalah ciri atau karateristik atau gaya atau sifat khas
dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang di terima
dari lingkungan, misalnya, keluarga pada masa kecil, dan juga bawaan
seseorang sejak lahir. Menurut Hippocrates dan Gelanus tipe kepribadian
di bagi menjadi 4 macam, antara lain :
1) Tipe Sanguinis
Tipe kepribadian yang satu ini ditandai dengan adanya sifat yang
hangat, bersemangat, lincah, meluap-lupa, dan individu yang
menyenangkan. Seseorang yang memiliki kepribadian ini lebih mudah
terpengaruh dan mudah dimasuki oleh pikiran serta perasaan yang
meledak-ledak. Tipe kepribadian sanguinis adalah orang yang sangat
ramah terhadap orang lain.
2) Tipe Koleris
Koleris ini adalah Orang yang memiliki kepribadian ini biasanya akan
tampil lebih hangat, aktif, serba cepat, berkeinginan keras, dan cukup
independen. Mereka akan cenderung lebih tegas dan memiliki
pendirian yang keras. Selain itu, mereka juga mudah dalam membuat
sebuah keputusan bagi dirinya sendiri dan orang lain. Mereka tidak
memerlukan gerakan dari luar. Malahan, orang yang memiliki
kepribadian koleris akan mempengaruhi lingkungannya dengan
pendapat dan gagasannya, tujuan, rencana, dan juga ambisinya yang
tidak pernah habis.
3) Tipe Melankolis
Orang yang memiliki kepribadian melankolis akan cenderung lebih
suka berkorban, tipe perfeksionis, analisis, dan memiliki sifat emosi
yang cukup sensitif. Seorang melankolis akan sangat menikmati
keindahan karya seni dan tak ada seorang pun yang bisa menandingi
mereka. Akan tetapi, jika mereka sedang murung, maka akan menjadi
seseorang yang sangat antagonis.
4
4) Tipe Phlegmatis
Tipe kepribadian berikutnya adalah phlegmatis, yaitu seseorang yang
hidupnya terlihat cukup tenang, gampangan, dan tidak pernah merasa
terganggu dengan orang lain. Oleh karena itu, mereka hampir tidak
pernah marah. Mereka adalah orang-orang yang memiliki sifat mudah
bergaul dan paling menyenangkan. Bagi mereka yang memiliki
kepribadian ini, hidup adalah sebuah kegembiraan dan mereka akan
cenderung menjauh dari hal-hal yang tidak menyenangkan. Mereka
tampak begitu tenang dan cukup pendiam. Jadi, mereka jarang terhasut
dengan apapun yang ada di sekitarnya.
5
Minat remaja laki-laki berbeda dengan minat remaja perempuan, karena
anak perempuan diharapkan berperilaku feminin dan laki-laki diharapkan
maskulin. Pada masa remaja terjadi perubahan minat dari minat anak-anak
menjadi minat yang lebih matang. Hal ini disebabkan karena:
Memiliki rasa tanggung jawab yang lebih besar yang harus dipikul
oleh remaja dan berkurangnya waktu yang biasanya dia gunakan
sesuka hati
Minat yang selama ini mereka anggap penting seperti minat
terhadap pakaian dan penampilan akan berkurang dan beralih ke
minat karier
Pengalaman membuat remaja lebih bisa menilai minatnya secara
lebih kritis dan melihat mana yang lebih penting.
Minat pendidikan
Minat remaja terhadap pendidikan sangat dipengaruhi oleh minat
mereka terhadap pekerjaan. Kalau remaja mengharapkan pekerjaan
yang memerlukan pendididkan tinggi, maka mereka akan mengangap
pendidikan sebagai batu loncatan. Faktor-faktor yang mempengaruhi
sikap remaja pada pendidikan antara lain: sikap teman sebaya, sikap
orangtua, nilainilai, sikap terhadap guru, keberhasilan remaja dalam
mengikuti berbagai kegiatan ekstrakurikuler, dan derajat dukungan
sosial.
Minat pada pekerjaan
Anak sekolah menengah mulai memikirkan masa depan mereka secara
sungguh-sungguh. Pada akhir masa remaja, minat pada karir seringkali
menjadi pikiran. Hal ini disebabkan karena pada masa remaja, individu
6
belajar membedakan anatara pilihan pekerjaan yang disukai dan
pekerjaan yang dicita-citakan. Remaja yang lebih tua akan lebih
memikirkan apa yang akan dilakukan dan apa yang mampu dilakukan.
Semakin mereka mendengar dan membicarakan berbagai jenis
pekerjaan, semakin ia kurang yakin mengenai apa yang akan
dilakukan.
Selain itu remaja juga memikirkan cara untuk memperoleh pekerjaan
yang diinginkan. Karena sikap terhadap perkejaan lambat kaun
menjadi realistik, sebagian besar remaja mengubah pandangannya
tentang penjajakan dan mungkin bekerja sambilan sesudah pulang
sekolah. Pengalaman kerja akan memberikan informasi lebih banyak
sehingga dapat dijadikan dasar dalam membuat keputusan akhir
mengenai karir.
7
Karakteristik yang menonjol dalam perkembangan moral remaja adalah
bahwa sesuai dengan tingkat perkembangan kognisi yang mulai mencapai
tahapan berfikir operasional formal, yakni:
Mulai mampu memecahkan masalah-masalah yang bersifat hipotetis,
maka pemikiran remaja terhadap suatu permasalahan tidak lagi hanya
terikat pada waktu, tempat, dan situasi, tetapi juga pada sumber moral
yang menjadi dasar hidup mereka.
Perkembangan pemikiran moral remaja dicirikan dengan mulai tumbuh
kesadaran akan kewajiban mempertahankan kekuasaan dan pranata yang
ada karena dianggapnya sebagai suatu yang bernilai walau belum mampu
mempertanggungjawabkannya secara pribadi
Keyakinan moral lebih berpusat pada apa yang benar dan kurang pada apa
yang salah
Keadilan muncul sebagai kekuatan moral yang dominan
8
A. Hubungan Remaja dengan Orang Tua
Remaja biasanya mengubah relasi antara orangtua dan anaknya.
Aspek-aspek terpenting dari relasi keluarga di masa remaja adalah aspek
yang melibatkan pengawasan orangtua, otonomi, kelekatan (attachment),
dan konflik prang tua-remaja.
Perubahan-perubahan fisik, kognitif dan social yang terjadi dalam
perkembamgan remaja mempunyai pengaruh yang besar terhadap relasi
orang tua dan remaja. Salah satunya yang menonjol dari remaja yang
mempengaruhi relasinya dengan orang tua adalah perjuangan memperoleh
otonomi, baik secara fisik maupun psikologis. Karena remaja meluangkan
lebih sedikit waktunya untuk bersama orang tua dan lebih banyak
menghabiskan waktu untuk saling berinteraksi dengan dunia yang lebih
luas, maka mereka berhadapan dengan bermacam-macam nilai dan ide-
ide.
Seiring dengan terjadinya perubahan kognitif selama masa remaja,
perbedaan ide-ide yang dihadapi sering mendorongnya untuk melakukan
pemeriksaan terhadap nilai-nilai dan pelajaran pelajaran yang berasal dari
orang tua.
Pengawasan Orang Tua
Pengawasan mencakup mengawasi pilihan remaja terhadap setting
sosial, aktivitas, dan rekan-rekannya, serta akademis mereka.
9
Menyeimbangkan kebebasan dengan kendali kita telah melihat
bahwa orang tua memainkan peran yang penting dalam perkembangan
remaja.
10
Persahabatan
Bagi Sebagian besar anak-anak menjadi popular bersama
kawan sebayanya merupakan motivator yang kuat. Di awal masa
remaja, remaja biasanya memilih untuk memiliki beberapa sahabat
yang lebih intens dan akrab di bandingkan anak-anak kecil.
Menurut Harry Stack Sulivan (1953) adalah ahli teori yang
paling berpengaruh yang mendiskusikan pentingnya persahabatan
remaja.Tekanan dari kawan sebaya dibandingkan anak-anak remaja
awal lebih banyak menyesuwaikan diri terhadap standar
kawansebayanya.
Penelitian telah menemukan bahwa standar kawan sebaya serta
pengaruh klik dan crowds menjadi semakin penting selama masa
remaja. Klik dan crowds memainkan peran penting di dalam
kehidupan remaja dibandingkan anak-anak. Beberapa klik terbentuk
karena persahabatan. Di masa-masa sekolah menenga atas, Klik dapat
terbentuk karena remaja terlibat dalam aktivitasyang sama seperti
dalam sebuah klub atau tim olahraga yang sama.
11
Relasi romantic dan pacarana yang di lakukan di usia yang sangat
dini dapat menimbulkan hal yang problematc (Connolly & Mclsaac,
2009) peneliti telah menemukan bahwa pacaran dan “berkencan”
dengan seseorang di usia dini terkait dengan kehamilan pada remaja
serta permasalahan di rumah dan sekolah (Florsheim, moore, &
Edgingto, 2003).
12
keluarganya. Keperawanan merupakan suatu hal yang harus dijaga sampai
wanita itu menikah.
Dengan melihat teori dan fenomena yang ada, dapat dipahami bahwa
keluarga merupakan tempat pertama dimana anak mendapatkan pendidikan
termasuk pendidikan moral, namun melihat fenomena yang ada banyak
remaja yang berperilaku tidak sesuai dengan moral yang ditanamkan orang
tua dan norma yang ada, maka perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk
mengetahui apakah ada hubungan antara penanaman nilai moral orang tua
kepada anak dengan sikap terhadap keperawanan pada remaja.
13
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Masa remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari masa anak
menuju masa dewasa. Pada masa ini individu mengalami berbagai perubahan,
baik fisik maupun psikis. Perubahan yang tampak jelas adalah perubahan fisik,
dimana tubuh berkembang pesat sehinggaa mencapai bentuk tubuh orang dewasa
yang disertai pula dengan berkembangnya kapasitas reproduktif.
Kepribadian adalah ciri atau karateristik atau gaya atau sifat khas dari diri
seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang di terima dari
lingkungan, misalnya, keluarga pada masa kecil, dan juga bawaan seseorang sejak
lahir. Menurut Hippocrates dan Gelanus tipe kepribadian di bagi menjadi 4
macam, antara lain : sanguinis, koleris, melankolis dan phlegmatis. Adapun faktor
yang mempengaruhi kepribadian pada diri remaja yaitu faktor genetis dan
lingkungan.
14
yang ia sukai. Namun pada masa remaja, sikap mereka sudah mulai berkurang,
mereka mulai bisa membedakan mana yang lebih penting untuk mereka kerjakan
dan mana yang lebih merekan butuhkan.
15
DAFTAR PUSTAKA
16
Isusilaningtyas, Erna. (2012). Psikologi Remaja. Beranda Psikologi. Di
akses pada 30 September 2022, dari Beranda Psikologi: Minat Pada Remaja
17