Anda di halaman 1dari 14

PERILAKU ANAK CERMINAN DARI PERILAKU ORANAG TUANYA

(Tugas Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian)

Dosen Pengampu : Mega Binziria, M. Si

Disusun Oleh:

Kelompok 5

Annisa Rahma Destiara (1811060234)

Mita Indah Sari (1811060475)

Mardiyah Indah (1811060342)

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

TAHUN AJARAN 2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas berkat Rahmat dan karunia-Nya
serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah dalam memenuhi
tugas mata kuliah Pengembangan Kepribadian. Dan kami ucapkan terima kasih kepada Ibu
Mega Binziria, M. Pd yang telah membimbing dan memberikan tugas ini. Makalah ini dibuat
bertujuan untuk menambah wawasan dari pada pembaca. Kami berharap dengan adanya
makalah ini dapat bermanfaat untuk memberikan adukasi yang lebih mudah dipahami.
Demikian yang dapat kami sampaikan, kami yakin dalam pembuatan makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan, saran dan kritik dari pembaca sangan kami butuhkan.

Waalaikumsalam wr.wb

Bandar Lampung, Maret 2020

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR...................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................iii
BAB I DASAR TEORI
1.1 Kepribadian....................................................................................1
1.2 Teori Hippocrates-Galenus............................................................1
BAB II RUMUSAN MASALAH .................................................................3

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Keluarga.......................................................................4


3.2 Pengaruh Gen Terhadap Kepribadan............................................ 4
3.3 Pembentukan Kepribadian.............................................................5
3.4 Lingkungan Keluarga Mempengaruhi Kepribadian...................... 7

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan....................................................................................9
4.2 Saran.............................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

DASAR TEORI

1.1 Kepribadian

Kepribadian (personality) merupakan kecenderungan psikologis seseorang

untuk melakukan tingkah laku social tertentu, baik berupa perasaan, berpikir, bersikap.
Adapun pengertian kepribadian menurut para ahli, sebagai berikut :
 Menurut Gibson kepribadian adalah himpunan karakteristik dan kencenderungan
yang satabil serta menentukan sifat umum dan perbedaan dalam perilaku
seseorang.
 Menurut wood yang mengidentifikasikan kepribadian sebagai profil keseluruhan
atau kombinasi yang memberi ciri khas sifat dasar seseorang.
 Menurut Gordon W Allpurt dalam konsep mendefinisikan kepribadian adalah
suatu organisasi yang dinamis dari sistem spesifik individu yang menentukan
tingkah laku dan pemikiran individu secara khas terjadinya interaksi psiko-fisik
menggunakan tingkah laku manusia, prilaku yang mungkin saja berubah-ubah
melalui proses pelajaran atau melalui penggunaan dan pendidikan.

1.2 Teori Hippocrates-Galenus

 Koleris

Kepribadian pertama yang disebutkan dalam teori Hippocrate-Galenus adalah


Koleris. Koleris dikenal sebagai tipe kepribadian yang memiliki semangat dan
selalu optimis. Selain itu sifat tersebut juga disertai dengan keras kepala hingga
mudah marah. Sisi negatif dari sifat koleris ini adalah sifatnya yang tidak sabaran
dan menyukai keributan hingga pertengkaran yang berujung perkelahian. Intinya
karakter koleris adalah tipe yang memiliki semangat tinggi serta emosi yang
meledak-ledak.

1
 Melankolis

Orang yang termasuk golongan Melankolis adalah mereka yang sering merasa
khawatir dan orang-orang yang mudah menyerah. Namun kelebihan Melankolis
adalah seseorang yang analitis dan sangat kreatif. Walaupun begitu Melankolis
kadang sering meremehkan diri mereka sendiri yang pada kenyataannya diri
mereka tidak seburuk itu.

 Plegmatis

Tidak suka kekerasan dan selalu cinta damai adalah karakter khas dari seorang
Plegmatis. Plegmatis juga seorang yang sering menyebarkan kebahagiaan lewat
humor-humornya yang jenaka. Plegmatis juga orang yang tidak mudah
terpengaruh dan tipe yang tidak mau terlihat populer. Plegmatis lebih suka
ketenangan dan tidak mau ambil pusing terhadap hal-hal yang menurutnya tidak
terlalu penting. Hayo, siapa nih yang Plegmatis?

 Sanguinis

Selalu mendahulukan perasaan daripada pemikiran adalah karakter khas tipe


Sanguinis. Selalu bersemangat dan hangat kepada setiap orang yang ia temui
membuat dirinya dicintai banyak orang akibat keramahannya tersebut. Sangat
tidak suka dengan kesedihan membuat Sanguinis selalu mencari cara untuk terus
bahagia. Dan sisi negatif dari Sanguinis adala mereka orang yang takut untuk
tidak populer. Mereka menyukai kepopuleran dan akan stress jika mereka tidak
populer dalam hidup.

2
BAB II

RUMUSAN MASALAH

Berbicara tentang faktor genetik, faktor yang dipengaruhi atau diturunkan dari ikatan
sebuah keturunan. Dari keturunan itu pasti bersambung ke atas, ke bapak ibu, ke atas lagi
kakek nenek, keluarga besar bapak atau ibu yang dari gen itu mempengaruhi karakteristik
sifat individu. Interaksi didalamnya itu termasuk actor lingkungan. Baik lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah, lingkungan kampus, tetangga dan masyarakat, yang juga membentuk
tingkah laku individu. Pada masa konsepsi, seluruh bawaan hereditas individu dibentuk dari
23 kromosom dari ibu, dan 23 kromosom dari ayah. Dalam 46 kromosom tersebut terdapat
beribu-ribu gen yang mengandung sifat fisik dan psikis individu atau yang menentukan
potensi-potensi hereditasnya. Dalam hal ini, tidak ada seorang pun yang mampu menambah
atau mengurangi potensi hereditas tersebut.
Dalam pengembangan kepribadian anak tak lepas dari faktor pendukung  yaitu faktor
intenal dan faktor eksternal seperti lingkungan keluarga merupakan bagian dari faktor
internal dalam pengembangan kepribadian anak  lingkungan sekolah,lingkungan
masyarakat,hanya mampu sebagai pendukungdan pelengkap karna faktor ekternal hanya
berbentuk dukungan dari luar yang menentukan sepenuhnya adalah faktor intenal itu
sendiri.pendidikan awal di bentuk dalam keluarga sebelum anak mengenal lingkungan
sekolah dan lingkungan masyarakat.
Dalam menentukan bagaimana kepribadian seorang anak sangatlah tergantung pada
faktor intenal karana faktor internal lah yang menentukan sejatinya pribadi anak,yang
mencerminkan  hasil pendidikan orang tuanya dan pola asul dalam keluarga turut menjadi
salah satu cara pembentukan kepribadian anak.

3
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Keluarga
Keluarga adalah keselarasan hubungan yang terjadi secara intensif serta
terpenuhinya fungsi kebutuhan baik secara fisik maupun psikis yang bertujuan bagi
pengembangan kesejahteraan seluruh anggota keluarga dalam hal ini orang tua adalah
contoh atau model bagi anak, orang tua mempunyai pengaruh yang sangat kuat bagi
anak ini dapat di lihat dari bagaimana orang tua mewariskan cara berpikir kepada
anak-anaknya, orang tua juga merupakan mentor pertama bagi anak yang menjalin
hubungan dan memberikan kasih sayang secara mendalam, baik positif atau negatif
yang berpengaruh pada perkembangan kepribadian anak. Perkembangan pada masa
anak merupakan periode yang cepat serta terdapat perubahan dalam banyak aspek
perkembangan. Pengalaman masa kecil mempunyai pengaruh yang kuat terhadap
perkembangan berikutnya. Pengetahuan tentang perkembangan anak dapat membantu
mereka mengembangkan diri dan menemukan pengalaman baru serta mampu
memecahkan masalah yang dihadapinya melalui pemahaman tentang factor-faktor
yang mempengaruhi perkembangan anak. Bagi kebanyakan anak, lingkungan
keluarga merupakan lingkungan pengaruh inti, setelah itu sekolah dan kemudian
masyarakat. Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi anak, oleh
karena itu kedudukan keluarga dalam pengembangan kepribadian anak sangatlah
penting. Untuk suksesnya suatu keluarga dalam menghadapi perubahan-perubahan
yang terjadi maka dibutuhkan ketahanan keluarga, yang berarti pasangan suami-isteri
beserta anak-anaknya yang memiliki sehat fisik, ekonomi, sosial, dan mental sehingga
ulet dan ampuh dalam menghadapi gejolak, godaan, dan tantangan baik dari dalam
maupun dari luar. Para ahli memberikan ciri ketahanan dengan sifat yang ulet,
tangguh, lentur, kreatif, produktif, kompak, dan mandiri.

3.2 Pengaruh Gen Terhadap Kepribadian


Pengaruh gen terhadap kepribadian, sebenarnya tidak secara langsung, karena
yang dipengaruhi gen secara tidak secara langsung adalah (1) kualitas actor syaraf, (2)
keseimbangan biokoimia tubuh, dan (3) struktur tubuh. Lebih lanjut dapat
dikemukakan, bahwa fungsi hereditas dalam kaitannya dengan perkembangan
kepribadian adalah (1) sebagai sumber bahan mentah kepribadian seperti fisik,

4
intelegensi, dan temperamen (2) membatasi perkembangan kepribadian dan
mempengaruhi keunikan kepribadian.
Dalam kaitan ini Cattel dkk., mengemukakan bahwa “kemampuan belajar dan
penyesuaian diri individu dibatasi oleh sifat-sifat yang inheren dalam actorm individu
itu sendiri”. Misalnya kapasitas fisik (perawakan, energy, kekuatan, dan
kemenarikannya), dan kapasitas intelegtual (cerdas, normal, atau terbelakang).
Meskipun begitu batas-batas perkembangan kepribadian, bagaimanapun lebih besar
dipengaruhi oleh actor lingkungan. Contohnya: seorang anak laki-laki yang tubuhnya
kurus, mungkin akan mengembangkan “self concept”  yang tidak nyaman, jika dia
berkembang dalam kehidupan actor yang sangat menghargai nilai-nilai keberhasilan
atletik, dan merendahkan keberhasilan dalam bidang lain yang diperolehnya. Sama
halnya dengan wanita yang wajahnya kurang, dia akan merasa rendah diri apabila
berada dalam lingkungan yang sangat menghargai wanita dari segi kecantikan
fisiknya.
Ilustrasi diatas menunjukkan, bahwa hereditas sangat mempengaruhi “konsep
diri” individu sebagai dasar sebagai individualitasnya, sehingga tidak ada orang yang
mempunyai pola-pola kepribadian yang sama, meskipun kembar identik.
Berdasarkan uraian diatas bahwasannya actor keturunan atau sifat bawaan dari
individu sudah ada pada gen yang ada pada kromosom yang mengandung sifat fisik
dan psikis individu. Dari keturunan itu pasti bersambung ke atas, ke bapak ibu, ke atas
lagi kakek nenek, keluarga besar bapak atau ibu yang dari gen itu mempengaruhi
karakteristik sifat individu. Interaksi didalamnya itu termasuk actor lingkungan. Baik
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan kampus, tetangga dan
masyarakat, yang juga membentuk tingkah laku individu. Pada masa konsepsi,
seluruh bawaan hereditas individu dibentuk dari 23 kromosom dari ibu, dan 23
kromosom dari ayah. Dalam 46 kromosom tersebut terdapat beribu-ribu gen yang
mengandung sifat fisik dan psikis individu atau yang menentukan potensi-potensi
hereditasnya. Dalam hal ini, tidak ada seorang pun yang mampu menambah atau
mengurangi potensi hereditas tersebut.

3. 3 Pembentukan Kepribadian

Kepribadian menurut Theodore M. New Comb merupakan organisasi sikap


yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang dari perilakunya. Menurut Roucek dan

5
Warren (1962) kepribadian adalah organisasi faktorfaktor biologis psikologis, dan
sosiologis yang mendasari perilaku seorang individu. Sedangkan menurut
Koenjaraningrat (2009) kepribadian adalah susunan dari unsur unsur akal dan jiwa
yang menentukan tingkah laku atau tindakan seorang individu. Kepribadian
merupakan hasil sosialisasi. Proses pembentukan kepribadian melalui sosialisasi dapat
dibedakan sebagai berikut; sosialisasi yang dilakukan dengan sengaja melalui proses
pendidikan dan pengajaran dan sosialisasi yang dilakukan tanpa sengaja melalui
proses interaksi sosial seharihari dalam lingkungan masyarakatnya. 8 Proses
sosialisasi tersebut berlangsung sepanjang hidup manusia (sejak lahir sampai tua)
mulai lingkungan keluarga, kelompok, sampai kehidupan masyarakat yang lebih luas.
Melalui serangkaian proses yang panjang inilah, tiap individu belajar menghayati,
meresapi, kemudian menginternalisasi berbagai nilai, norma, polapola tingkah laku
sosial ke dalam mentalnya. Dari berbagai hal yang diinternalisasi itulah seseorang
memiliki kecenderungan untuk berperilaku menurut pola-pola tertentu yang memberi
ciri watak yang khas sebagai identitas diri dan terbentuklah kepribadian. Masyarakat
tempat mereka tinggal, secara sengaja atau tidak, selalu berusaha untuk mengarahkan
dan memengaruhi anggota-anggotanya untuk selalu mematuhi nilai, norma, kebiasaan
sehingga individu-individu tersebut bertingkah laku sesuai dengan harapan
kelompoknya. Jadi, sesungguhnya sosialisasi itu merupakan aktivitas dua pihak, yaitu
pihak yang mensosialisasi dan pihak yang disosialisasi. Dari proses tersebut,
terbentuklah kepribadian yang berbeda antara masyarakat yang satu dan masyarakat
lainnya. Misalnya, kepribadian orang Sunda berbeda dengan orang Batak.
Pengalaman sosialisasi yang dilakukan masing-masing individu bisa saja berbeda.
Kepribadian yang tumbuh pada masing-masing individu tidak akan mungkin
sepenuhnya sama. Oleh karena itu, seseorang dapat melihat keragaman kepribadian
yang ditampilkannya dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, ada pribadipribadi yang
mempuyai sifat penyabar, ramah, pemarah, egois, atau rendah diri. Semuanya itu
bergantung pada penyerapan dan pemahaman serta penghayatan nilai dan norma yang
tumbuh dan berkembang dalam masyarakatnya. Adanya perbedaan kepribadian setiap
individu sangatlah bergantung pada faktor-faktor yang memengaruhinya. Kepribadian
terbentuk, berkembang, dan berubah seiring dengan proses sosialisasi yang
dipengaruhi oleh faktor-faktor biologis, faktor geografis, faktor kebudayaan.

6
3.4 Lingkungan Keluarga Mempengaruhi Kepribadian
Pendidikan yang pertama yang di kenal anak adalah lingkungan keluarga
Pendidikan dalam keluarga di berikan dari anak usia dini oleh ibu,bapak dan anggota
keluarga yang ada dalam lingkungan rumah dan sering berkomonikasi atau
berinteraksi langsung dengan anak untuk mendukung kemampuan anak dalam
pengembangan pengetahuannya pula ,yang bagaimana orang tua mengenalkan hal
yang mampu menajadi pelajaran mulai dari hal sederhana mengajarkan bagaimana
anak harus mengetaui aturan makan dengan membaca doa,mengajarkan nilai-nilai
agama.

Untuk menetapkan religius anak,ketika anak mulai berusia 3-4 tahun sudah
mampu memahami hal yang lebih seperti orang tua mengenalkan dan mengajarkan
bagaiman seorang anak harus berbahasa yang baik dan sopan tehadap yang lebih
dewasa dengannya ,dan mengahrgai yang sebaya atau seumur dengannya karna dalam
usia yang dini dari usia 2-10 tahuna adalah langkah awal orang tua menjarkan hal-hal
yang penting pada anak karna pembelajaran di usia dini lebih besar kemungkinan
anak memahami dari pada ketika dia sudah mulai beranjak dewasa,di sana dia mampu
memilih yang sesuai dengan dirinya.anak mengenal bagaimana cara bergaul dan
berkomonikasi yang baik dari pembelajaran orang tua karna dalam pembelajaran
orang tua mengajarkan dan mengenalkan sikap sopan santun,bertutur kata yang baik,
dan lebih menjaga sikap.sejatinya .

Pendidkan orang tua adalah langkah awal pembentuk  krekter  dan


kepribadian seorang anak.karna anak mendapatkan pendidikan pertama dari orang tua
yang dimana hasil dan keberhasilan pendidikan orang tua terlihat dari sikap
anak.namun orang tua bukan hanya memberikan pengajaran terhadap anak namun
haruslah limpahan kasih sayang orang tua juga penting  karna keharmonisan keluarga
yang membuat anak merasa nyaman dan mendapatkan perhatian dari kedua orang
tuanya,berbeda dengan orang tau yang mengalami broken hoom yang berakibat
kepada anak ,anak yang tak lagi mendapatkan kasih sayang,perhatian,apalagi
pembelajaran yang berharga dari orang tuanya.dalam keluarga peran seorang ayah
sebagai kepala keluarga yang memiliki jiwa kepimpinan yang menjadi contoh untuk
anggota keluarga ,memiliki jiwa teladan yang sepatutnya diberikan oleh seorang
ayah ,bekerja keras untuk sebgai contohnya untuk jiwa anak laki-laki.hal inti yang
akan membentuk karekter anak adalah ;

7
 Pengasuhan dari orang tua secara aktif
 Mendapat perhatian dan kasih sayang orag tua
 Keharmonisan dalam keluarga dan terjalinnya komonikasi antar anggota keluarga

8
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kehidupan manusia dimulai dari bayi, anak usia dini, anak-anak, remaja, dewasa,
sampai dengan orang tua. Perjalanan hidup manusia termasuk anak usia dini tidak terlepas
dari kehidupan masyarakat, baik di lingkungan keluarga, tetangga, sekolah, dan masyarakat
yang lebih luas. Dalam kehidupan bermasyarakat atau bersosialisasi penerapan etika tidak
dapat dilepaskan agar seseorang termasuk anak usia dini dapat diterima oleh lingkungannya
di mana dia berada. Bersikap, bertingkah laku dalam masyarakat ini etika perlu diterapkan,
sedangkan seseorang itu tidak dapat dipisahkan dari kepribadiannya. Berbicara etika dan
kepribadian merupakan dua hal yang akan mempengaruhi sikap tindakan, atau perilaku
seseorang. Perilaku seseorang akan dipengaruhi kepribadiannya, dan etika yang menjadi
miliknya akan mengawal perilakunya. Penerapan etika yang tepat atau tidak tepat dalam
kehidupan seseorang tidak muncul dengan sendirinya, tetapi perlu ditanamkan atau dapat
tertanam sejak usia dini oleh orang tua, guru, atau orang dewasa lainnya, bahkan teman
sebayanya. Kebiasaan baik buruk pada seseorang, perilaku, sikap, tindakan, berbahasa akan
berkaitan dengan apakah seseorang beretika atau kurang memiliki etika, dan juga berkaitan
dengan kepribadian seseorang. Anak usia dini yang sedang dalam masa keemasan (golden
age) yang hanya terjadi satu kali dalam periode kehidupan manusia perlu dididik, dibimbing,
diarahkan, dimotivasi untuk memiliki kepribadian yang sehat, kepribadian yang diharapkan
di lingkungan di mana dia berada. Salah satu yang akan mempengaruhi kepribadian
seseorang, yaitu dengan pendidikan etika sejak anak usia dini. Penting melaksanakan
pendidikan etika pada anak usia dini, karena anak merupakan investasi dalam upaya
penyiapan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas di masa depan.

4.2 Saran

Kami menyadar dalam pembuatan makalah ini jauh ari kata sempurna, maka dari itu kritik
dan saran dari embaca sangatlah kami harapkan, supaya kedepannya bisa lebih baik.

9
DAFAR ISI

Dr. Sjarkawi, M.Pd. Pembentuk Kepribadian Anak. Surabya. Bumi Aksara. 2009

Hamadani. Urgeni Kepribadian Dalam Organsasi Bisnis. Jurnal Muamalah. Jakarta. Vol 5
No. 1. 2015

Putu Suhma. Pengaruh Tipe Kepribadian A dan B Pada Kinerja Mahasiswa Akuntansi. Jurnal
Akuntansi Universitas Udaya Indonesia. Vol 298. No. 01. 2019

Suroto. Kepribadian Pengurus Organisasi Kemahasiswaan Dalam Melaksanakn Peran Dan


Tanggung Jawab Sebagai Bagian Dari Kompetensi. Jurnal Pendidikan Kewargaegaraan.
Universitas Lambung Banjarmasin. Vol 6. No. 11. 2011

Yayuk dan Ahmad. Bakat Kepribadian Dan Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Kecakapan
Dalam Belajar. Jurnal Media Pendidikan Agama Islam Universitas Sunan Giri. Surabya. Vol
1. No. 01. 2008

10
11

Anda mungkin juga menyukai