Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MACAM-MACAM GANGGUAN KEPRIBADIAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Kepribadian

Dosen Pengampu : Novia Solichah,M.Psi

Oleh :

1. Radja Farros Nur Zamzamy (220401110103)


2. Siti Azizah (220401110109)
3. Juliana Nur Afifah (220401110132)

KELAS C
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kemampuan, kekuatan, serta keberkahan baik waktu, tenaga, maupun pikiran kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan makalah “Macam-Macam Gangguan Kepribadian” tepat pada
waktunya.
Adapun dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat kesulitan dan hambatan
akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak kesulitan tersebut dapat teratasi. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada ibu Novia Solichah,M.Psi
selaku dosen mata kuliah Psikologi Kepribadian serta teman-teman kami yang telah banyak
membantu dan memberi ide kepada penulis dalam mengerjakan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penulisan makalah ini. Maka
dari itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan guna menambah
pengetahuan. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya.

Malang, 29 Agustus 2023

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................3

A. Pengertian Gangguan Kepribadian...................................................................3


B. Faktor Penyebab Munculnya Gangguan Kepribadian....................................3
C. Gejala Umum Gangguan Kepribadian..............................................................4
D. Klasifikasi Gangguan Kepribadian...................................................................5
E. Macam-Macam Gangguan Kepribadian...........................................................7

BAB III PENUTUP.......................................................................................................11

A. Kesimpulan.........................................................................................................11
B. Saran...................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan berkembangnya zaman, masyarakat mengalami banyak perubahan
di kehidupan, terumasuk kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Meskipun
begitu, dengan perkembangan zaman banyak juga menghasilkan dampak negatif bagi
kehidupan manusia. Manusia yang memiliki sifat dinamis dapat mengalami gangguan
kepribadian seiring dengan berkembangnya zaman.
Gangguan kepribadian diartikan sebagai pola pengalaman dan perilaku abnormal
yang berkaitan dengan pemikiran, hubungan personal, dan kontrol keingingan. Menurut
DSM – IV gangguan kepribadian adalah pola kepribadian yang melibatkan perilaku dan
kebiasaan seseorang yang menyimpang dari apa yang diterima secara umum di
masyarkat. Gangguan kepribadian sendiri berbeda dengan gangguan psikologis lainnya
karena disebab oleh cacat pada struktur kepribadian, bukan karena gangguan fungsional.
Gangguan kepribadian dapat mempengaruhi kehidupan seseorang secara
signifikan, baik dalam hal pekerjaan, hubungan sosial, dan kebahagiaan secara umum.
Perawatan untuk gangguan kepribadian mungkin termasuk psikoterapi, pengobatan, atau
pendekatan lain yang disesuaikan dengan kebutuhan individu. Penting untuk mencari
pertolongan dari profesional jika Anda atau seseorang yang Anda kenal menunjukkan
tanda atau gejala gangguan kepribadian.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian gangguan kepribadian?
2. Apa saja faktor-faktor penyebab munculnya gangguan kepribadian?
3. Bagaimana gejala umum gangguan kepribadian?
4. Bagaimana klasifikasi gangguan kepribadian?
5. Apa macam-macam gangguan kepribadian?

1
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian gangguan kepribadian.
2. Mengetahui faktor-faktor penyebab munculnya gangguan kepribadian.
3. Mengetahui gejala umum gangguan kepribadian.
4. Mengetahui klasifikasi gangguan kepribadian.
5. Mengetahui macam-macam gangguan kepribadian.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Gangguan Kepribadian


Gangguan kepribadian adalah suatu keadaan mental yang ditandai oleh pola
perilaku, pemikiran, serta pola interaksi yang persisten dan tidak fleksibel sehingga
menyebabkan kesulitan berfungsi dalam berbagai aspek kehidupan. Gangguan
kepribadian mempengaruhi cara seseorang berpikir, merasakan, berinteraksi dengan orang
lain, dan bereaksi terhadap situasi tertentu.
Ciri utama gangguan kepribadian adalah ketidaksesuaian antara perilaku, ekspetasi
sosial, dan kemampuan beradaptasi. Penderita gangguan kepribadian cenderung memiliki
perilaku yang kaku dan sulit diubah, bahkan perilaku tersebut menimbulkan masalah
dalam kehidupan sehari-hari.
B. Faktor Penyebab Gangguan Kepribadian
Terjadinya gangguan kepribadian dapat diakibatkan oleh kombinasi beraneka
ragam faktor antara lain faktor genetik, lingkungan, dan neurobiologis. Beberapa faktor
mungkin berperan dalam perkembangan gangguan kepribadian termasuk :
1. Faktor Genetik
Kemungkinan faktor genetik pada gangguan kepribadian telah diselidiki. Beberapa
penelitian menunjukkan kecenderungan keluarga terhadap jenis gangguan kepribadian
tertentu. Namun, genetika seringkali sekedar salah satu dari sekian banyaknya faktor
yang menyebabkan berkembangnya gangguan kepribadian.
2. Faktor Lingkungan
Pengalaman masa kecil dan lingkungan keluarga dapat memberikan dampak yang
signifikan terhadap perkembangan kepribadian seseorang. Pengalaman traumatis,
pengabaian, pelecehan fisik atau emosional, dan gaya pengasuhan yang tidak sehat
semuanya dapat berkontribusi pada perkembangan gangguan kepribadian.
3. Faktor Neurobiologis
Ketidakseimbangan atau perubahan neurotransmitter di otak, seperti serotonin dan
dopamine, telah dikaitkan dengan sejumlah gangguan kepribadian. Perubahan struktur
dan fungsi otak juga mungkin berperan dalam perkembangan gangguan kepribadian.

3
4. Lingkungan Pengasuhan dan Keluarga
Cara orang tua atau wali mengasuh dan mendidik anak dapat memengaruhi
perkembangan kepribadiannya. Lingkuangan rumah yang tidak stabil, kurangnya
perhatian atau dukungan emosional, dan pengalaman negatif dengan orang tua dapat
meningkatkan risiko gangguan kepribadian.
5. Pengalaman Traumatis
Pengalaman traumatis seperti pelecehan seksual, kekerasan fisik, atau peristiwa
traumatis lainnya dapat memicu berkembangnya gangguan kepribadian. Trauma dapat
mengganggu perkembangan kognitif dan emosional seseorang.
6. Kecenderungan Psikologis
Beberapa orang mungkin memiliki faktor psikologis tertentu yang membuat
mereka lebih rentan mengalami gangguan kepribadian. Misalnya, kecenderungan
cemas, depresi, atau perilaku impulsif dapat meningkatkan risiko gangguan
kepribadian tertentu.
7. Masalah Kesehatan Mental Lainnya
Beberapa gangguan kesehatan psikologis, seperti gangguan mood, gangguan
kecemasan, atau gangguan makan, seringkali dikaitkan dengan gangguan kepribadian.
Gangguan ini dapat saling mempengaruhi atau meningkatkan risiko terjadinya
gangguan kepribadian.

Penting untuk diingat bahwa gangguan kepribadian seringkali melibatkan faktor


multifaktorial yang saling berinteraksi. Tidak ada penyebab tunggal yang dapat
menjelaskan terjadinya gangguan kepribadian. Terapi dan dukungan yang tepat dari ahli
kesehatan mental dapat membantu penderita gangguan kepribadian mengatasi tantangan
dan mengembangkan cara berinteraksi dan berfungsi yang lebih sehat dalam kehidupan
sehari-hari.

C. Gejala Umum Gangguan Kepribadian


Gangguan kepribadian merupakan terganggunya kondisi psikis seseorang yang
mengakibatkan cara berpikir dan tingkah laku yang tidak biasa dari semestinya hingga
sulit untuk diubah. Gangguan kepribadian umumnya muncul pada saat remaja atau
dewasa awal. Gangguan kepribadian juga memiliki gejala-gejala yang sering muncul dan

4
tidak disadari oleh penderitanya. Gejala-gejala gangguan kepribadian yang sering
diabaikan justru akan semakin memperburuk keadaan penderitanya. Hal tersebut dapat
menganggu kondisi psikis seseorang seperti stress atau menganggu rutinitas seseorang
dalam kehidupannya sehari-hari. Oleh karena itu, kita harus mengetahui berbagai gejala
gangguan kepribadian. Berikut adalah berbagai gejala gangguan kepribadian :
1. Perilaku dan pengalaman seseorang yang menyimpang dari social expectation.
Pada situasi ini, individu cenderung melakukan perilaku yang tidak sesuai dengan
kondisi yang semestinya dalam suatu lingkungan. Contohnya seperti dalam gaya
berbicara atau berpakaian mereka yang tidak sesuai dengan lingkungan sosial
sekitarnya.
2. Gangguan yang sering terjadi pada seseorang sehingga dapat mempengaruhi situasi
sosial.
Apabila gangguan kepribadian yang dialami individu bersifat permanen, maka hal
tersebut akan dapat berdampak pada situasi sosial. Contohnya saat seseorang
mengalami paranoid maka orang tersebut akan sulit untuk mempercayai orang dan
selalu berpandangan negatif dalam menanggapi sesuatu maka hal tersebut tentu sangat
berdampak pada lingkungan sosial.
3. Gangguan kepribadian formatif sangat terkait dengan kesusahan atau gangguan dalam
hubungan sosial, masalah di tempat bekerja, atau fungsi sosial penting lainnya.
4. Perjalanan gangguan ini tidak berubah dalam durasi waktu yang lama, sehingga
gangguan ini dapat dimulai dan mencapai puncaknya pada awal masa dewasa dan
tidak dibataskan oleh episode penyakit kejiwaan.
5. Efek psikologis dari suatu kondisi medis seperti cedera pada kepala tidak
menyebabkan gangguan kepribadian.
D. Klasifikasi Gangguan Kepribadian
Setiap individu tentunya memiliki kepribadian yang berbeda dengan individu
lainnya. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder Edisi Keempat atau biasa
disebut DSM – IV menyebutkan gangguan kepribadian tergolong menjadi 3 golongan
diantara lain, golongan A berisi pribadi yang bersifat aneh dan eksentrik. Sedangkan
dalam golongan B terdiri dari individu-individu yang dramatis dan emosional. Kemudian

5
orang-orang yang berada di golongan C merupakan orang-orang yang gampang merasa
gelisah atau takut.
1. Gangguan kepribadian yang termasuk kelompok A yaitu :
a. Paranoid : Selalu merasa curiga dan tidak percaya dengan orang lain. Mereka
cenderung berpikir bahwa orang lain akan melukainya.
b. Schizoid : Tidak tertarik untuk berinteraksi dan berhubungan secara interpersonal.
Mereka lebih suka untuk menyendiri dan mengabaikan orang sekitarnya.
c. Schizotypal : Individu akan tidak nyaman saat berhubungan interpersonal dan
memiliki pemikiran menyimpang dan perilaku yang eksentrik. Mereka mungkin
juga memiliki kecemasan sosial yang berlebihan.
2. Gangguan kepribadian yang termasuk dalam kelompok B yaitu :
a. Antisocial : DSM-IV menjelaskan bahwa terdapat beberapa ciri dari gangguan
kepribadian antisosial, seperti kenakalan yang selalu berlanjut, agresif, sering
berdusta, mengabaikan keselamatan dan keamanan orang lain dan diri sendiri,
tidak adanya penyesalan dalam berbuat, dll.
b. Borderline : Seseorang yang memiliki gangguan kepribadian ini cenderung mudah
goyah dalam suatu hubungan dan suasana hatinya. Pada DSM – IV, kepribadian
borderline mempunyai beberapa ciri seperti; hubungan tidak berjalan lancar,
gangguan identitas, perubahan suasana hati, sehingga orang dengan kepribadian
borderline rentan mengalami depresi.
c. Histrionic : Gangguan kepribadian histrionic adalah kepribadian di mana
seseorang bersikap sangat dramatis dan suka mencari-cari perhatian. DSM-IV juga
menjelaskan bahwa seseorang yang memiliki kecenderungan historis akan
memiliki ciri-ciri emosional. Gangguan kepribadian histronik mempunyai
berbagai ciri seperti rasa tidak nyaman saat jika tidak menjadi pusat perhatian
publik, menjurus kea rah seksual, emosi yang cepat berubah, menggunakan
fisiknya guna mendapatkan atensi, dan sebagainya.
d. Narsistik : Penderita gangguan kepribadian narsistik mempunyai pandangan yang
berlebih terhadap keistimewaan dan kemampuannya. Penderita akan fokus pada
pemikiran tentang kepentingan diri sendiri dan ilusi kekuasaan dan prestasi, dan
melihat diri mereka lebih kuat daripada banyak orang.

6
3. Orang-orang yang termasuk dalam kelompok C adalah orang yang merasa cemas dan
takut. Gangguan kepribadian yang termasuk dalam kelompok C yaitu :
a. Avoidant : Menurut DSM – IV, individu ini cenderung takut akan dikritik dan
ditolak oleh orang lain hingga lebih memilih untuk tidak ingin menjalin hubungan,
kecuali mereka merasa percaya dan yakin. Penderita avoidant akan menghindari
pekerjaan yang mengharuskan berhubungan secara perseorangan.
b. Obsessive-Compulsive : Individu ini cenderung perfeksionis, fokus pada setiap
detail akibatnya proses kerja dan kegiatan sehari-hari menjadi terhambat. Menurut
DSM – IV, penderita gangguan kepribadian obsessive-compulsive memiliki
karakteristik seperti fokus pada setiap detail, selalu ingin terlihat sempurna, ketika
mengerjakan suatu pekerjaan selalu berlebihan, tidak bisa mengabaikan suatu
objek yang mengganggu, dsb.
c. Dependent : Individu sulit memilih suatu alternatif dan terlalu bergantung pada
orang lain ketika dihadapkan pada suatu pilihan.
E. Macam-Macam Gangguan Kepribadian
1. Gangguan Kepribadian Paranoid
Gangguan kepribadian paranoid (Paranoid Personality Disorder) merupakan
gangguan kepribadian yang disebabkan dengan rasa tidak percaya, perasaan waswas,
keraguan, sampai kecurigaan terhadap orang lain. Gangguan ini biasanya membuat
orang yang mengalaminya merasa mudah tersulut emosi, kesulitan dalam bergaul dan
berinteraksi, serta kesulitan menampatkan diri di lingkungan sosial. Gangguan
kepribadian paranoid ini lebih dominan terjadi pada kaum laki-laki.
Penanganan yang dapat dilakukan oleh penderita gangguan kepribadian
paranoid yaitu psikoterapi dan farmakoterapi. Pada psikoterapi, ahli terapi harus
menghadapi pasien secara langsung dan menekankan bahwa kejujuran adalah hal
terpenting bagi penderita. Dalam farmakoterapi biasanya pasien diberi obat
antiansietas seperti diazepam (Valium) atau bahkan jika diperlukan diberi anti
psikotik, seperti thioridazine (Mellaril) atau haloperidol (Haldol) dengan dosis yang
tepat (Ripli, 2015).
2. Gangguan Kepribadian Skizoid

7
Gangguan kepribadian skizoid (Schizoid Personality Disoreder) adalah
gangguan kepribadian yang dicirikan dengan ketidaktertarikan dalam berhubungan
sosial. Orang yang mengalami gangguan ini biasanya memisahkan diri dari pergaulan
sosial, senang melakukan berbagai macam aktivitas seorang diri, bahkan kurang
responsive kepada orang lain. Dalam beberapa studi mengatakan bahwa gangguan
kepribadian schizoid lebih umum diderita oleh laki-laki dibandingkan dengan
perempuan (Agutini et al, 2023).
Pengobatan yang bisa diberikan pada pasien gangguan kepribadian schizoid
terdapat psikoterapi dan farmakoterapi. Dalam psikoterapi, pasien dilibatkan dalam
berbagai kegiatan bersama kelompok lain tetapi pasien juga tetap harus dilindungi
karena kecenderungan mereka akan ketenangan. Pada farmakoterapi, biasanya pasien
diberi antipsikotik dengan dosis kecil, antidepresi, dan psikostimulan (Ripli, 2015).
3. Gangguan Kepribadian Skizotipal
Gangguan kepribadian skizotipal (Schizotypal Personality Disorders)
merupakan gangguan kepribadian yang penderitanya memiliki perilaku dan kebiasaan
yang berbeda dari apa yang diterima secara umum di masyarakat. Gangguan
kepribadian ini membuat penderitanya cenderung memiliki rasa tidak nyaman saat
berhubungan dengan orang lain serta memiliki kepercayaan-kepecayaan kepada hal
yang aneh. Perawatan yang mungkin dilakukan untuk penderita gangguan kepribadian
skizotipal yaitu psikoterapi dan farmakoterapi. Dalam terapi farmakoterapi, terapis
sering meresepkan obat antipsikotik seperti haloperidol.
4. Gangguan Kepribadian Antisosial
Gangguan kepribadian antisosial (Antisocial Personality Disorders) yaitu
gangguan kepribadian yang kurang menghargai nilai-nilai norma yang berlaku di
masyarakat. Gangguan kepribadian antisosial membuat penderitanya mengabaikan
hak orang lain, aturan, dan hukum norma. Gangguan ini terkadang disebut dengan
sosiopat atau psikopat. Menurut epidemiologi, gangguan kepribadian antisosial lebih
sering terjadi pada pria dibandingkan wanita (Kusuma & Sativa, 2020).
5. Gangguan Kepribadian Borderline
Gangguan kepribadian borderline (Borderline Personality Disorders) atau
kerap dikenal sebagai gangguan kepribadian ambang merupakan gangguan

8
kepribadian yang ditandai oleh ketidakstabilan hubungan dengan orang lain,
kurangnya kesadaran akan identitas pribadi, dan perubahan perasaan yang begitu
cepat. Gangguan ini ditandai dengan sikap yang mudah meledak-ledak dan tidak stabil
pandangan terhadap diri sendiri. Gangguan kepribadian disorder ini biasa terjadi pada
masa remaja akhir atau memasuki masa dewasa. Gangguan ini lebih sering terjadi
pada perempuan daripada laki-laki. Ketidakstabilan tingkah laku pada gangguan
kepribadian borderline biasanya berupa sifat impulsif, seperti impulsif dalam makan,
seks, zat-zat adiktif, bahkan menyakiti diri sendiri.
6. Gangguan Kepribadian Histronik
Gangguan kepribadian histronik (Histrionic Personality Disorders) adalah
gangguan kepribadian yang menunjukkan emosi yang berlebihan. Penderita gangguan
ini biasanya selalu bersikap dramatis, suka mencari perhatian dan selalu bersikap
pura-pura (bersandiwara), serta ekspresi emosi selalu berubah dengan cepat. Penangan
pada gangguan ini dapat dilakukan dengan psikoterapi yang berorientasikan pada
psikoanalisis baik kelompok atau individual dan juga farmakoterapi dengan
memberikan antidepresan, antiansietas, dan antipsikotik.
7. Gangguan Kepribadian Narsistik
Gangguan kepribadian narsistik (Narcissistic Personality Disorders)
merupakan gangguan kepribadian yang ditandai oleh rasa percaya diri yang sangat
berlebihan sehingga penderita merasa dirinya lebih hebat dari yang lain, kurang
merasa empati kepada orang lain, merasa lebih unggul (superior) dari orang lain.
Penanganan pada penderita gangguan narsistik dapat dilakukan dengan psikoterapi
dan farmakoterapi. Dalam psikoterapi, ahli terapi dianjurkan menggunakan
pendekatan psikoanalitik dengan mengharuskan pasien meninggalkan sifat
narsismenya tersebut. Pada farmakoterapi, dapat diberikan Lithium (Eskalith) dan
antidepresan jika diperlukan.

9
8. Gangguan Kepribadian Avoidant
Gangguan kepribadian avoidant (Avoidant Personality Disorders) atau biasa
disebut gangguan kepribadian yang menghindar dari lingkungan sosial dengan rasa
tidak setara dengan orang lain. Penderita gangguan ini biasanya merasa takut akan
kritik dan penolakan dari orang-orang sekitar sehingga membuat penderita enggan
untuk berinteraksi dengan orang lain. Penangan pada gangguan ini biasanya ahli terapi
mendorong pasien untuk berinteraksi dengan orang lain untuk melakukan apa yang
mereka rasakan (psikoterapi) serta memberi atenolol (Tenormin).
9. Gangguan Kepribadian Dependent
Gangguan kepribadian dependent (Dependent Personality Disorders)
merupakan gangguan kepribadian yang mana penderitanya cenderung bergantung
kepada orang lain. Gangguan kepribadian ini menyebabkan penderitanya bergantung
secara berlebihan kepada orang lain, kurang percaya diri, dan kurangnya perasaan
independent (mandiri). Penderita gangguan ini selalu merasa takut ketika membuat
keputusan sendiri serta memiliki sikap loyal yang berlebihan.
Perawatan yang dapat dilakukan terhadap pasien gangguan ini yaitu
psikoterapi dan farmakoterapi. Dalam psikoterapi, ahli terapi akan menciptakan rasa
kemandirian kepada pasien dengan melatih ketegasan dan kepercayaan diri. Terapi
perilaku, terapi keluarga, dan terapi kelompok juga dapat diberikan. Dalam
farmakoterapi, penderita dapat diberikan imipramine (tofranil).1
10. Gangguan Kepribadian Obsesif- Kompulsif
Gangguan kepribadian obsesif kompulsif (Obsessive-Compulsive Personality
Disorders) merupakan gangguan kepribadian yang penderitanya selalu menginginkan
kesempurnaan yang berlebihan (perfekionis). Penderita gangguan ini merasa
semuanya harus tertib, terkontrol, dan mereka terlalu fokus kepada detail dan aturan.
Trirment yang diberikan kepada penderita gangguan ini biasanya dengan terapi
perilaku dan terapi kelompok serta pemberian clonazepam (klonopin), clomipramine
(anafranil), dan obat serotonergik tertentu sesuai dengan kebutuhan sang pasien.

1
Ripli. M, Mengenal gangguan kepribadian serta penangannya. 4(2), Al-Tazkiah : Jurnal Bimbingan dan Konseling,
2015, 58-70

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Gangguan kepribadian adalah suatu keadaan psikis yang ditandai oleh pola
perilaku, pemikiran, serta pola interaksi yang persisten dan tidak fleksibel sehingga
menyebabkan kesulitan berfungsi dalam berbagai aspek kehidupan. Gangguan
kepribadian mempengaruhi cara seseorang berpikir, merasakan, berinteraksi dengan orang
lain, dan bereaksi terhadap situasi tertentu. Ciri utama gangguan kepribadian adalah
ketidaksesuaian antara perilaku, ekspetasi sosial, dan kemampuan beradaptasi. Penderita
gangguan kepribadian cenderung memiliki perilaku yang kaku dan sulit diubah, bahkan
perilaku tersebut menimbulkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Perkembangan gangguan kepribadian diakibatkan oleh kombinasi beberapa faktor,
termasuk genetika, lingkungan, dan neurobiologi. Faktor-faktor yang berkontribusi
terhadap gangguan ini termasuk kecenderungan genetik, pengalaman masa kanak-kanak,
ketidakseimbangan neurobiologis, gaya pengasuhan, pengalaman traumatis,
kecenderungan psikologis, dan masalah kesehatan mental yang terjadi bersamaan.
Gangguan kepribadian seringkali melibatkan penyebab multifaktorial kompleks yang
saling berinteraksi. Terapi yang efektif dan dukungan dari profesional kesehatan mental
sangat penting untuk membantu individu dengan gangguan kepribadian mengatasi
tantangan mereka dan mengembangkan gaya hidup yang sehat dalam kehidupan sehari-
hari.
Gangguan kepribadian adalah kondisi mental yang menghasilkan pola berpikir dan
perilaku yang tidak konvensional dan sulit diubah. Biasanya muncul pada remaja atau
awal dewasa dengan gejala yang sering kali tidak disadari oleh penderitanya. Gejala-
gejala ini, jika diabaikan, dapat memperburuk keadaan psikis individu dan mengganggu
rutinitas sehari-hari mereka. Oleh karena itu, penting untuk mengenali gejala-gejala
gangguan kepribadian. Beberapa gejala utama meliputi perilaku yang menyimpang dari
norma sosial, gangguan permanen yang memengaruhi interaksi sosial, dampak negatif
pada hubungan dan fungsi sosial, pola yang konsisten dan berlangsung lama, dan bukan
dikarenakan oleh kondisi medis seperti cedera kepala.

11
B. Saran
Perlu diingat bahwa gangguan kepribadian dapat diakibatkan oleh beberapa faktor.
Faktor lingkungan dan pengalaman traumatis dapat menyebabkan gangguan kepribadian.
Terapi dan dukungan yang tepat dari ahli kesehatan mental dapat membantu penderita
gangguan kepribadian mengatasi tantangan dan mengembangkan cara berinteraksi dan
berfungsi yang lebih sehat dalam kehidupan sehari-hari. Perawatan untuk gangguan
kepribadian mungkin termasuk psikoterapi, pengobatan, atau pendekatan lain yang
disesuaikan dengan kebutuhan individu. Penting untuk mencari pertolongan dari
profesional jika Anda atau seseorang yang Anda kenal menunjukkan tanda atau gejala
gangguan kepribadian.

12
DAFTAR PUSTAKA

Ripli, M. (2015). Mengenal Gangguan Kepribadian Serta Penanganannya. Al-Tazkiah: Jurnal Bimbingan
dan Konseling Islam, 4(2), 58-70. https://doi.org/10.20414/altazkiah.v4i2.107

Agustini, A. A., Masitoh, I., & Syaripah, I. M. (2023). Gangguan Kepribadian Cluster A. Jurnal Global
Futuristik, 1(2), 149-153.

Kusuma, A. D., & Sativa, S. O. (2020). Karakteristik Kepribadian Antisosial. Jurnal Keperawatan
Jiwa, 8(1), 33-36.

Mahari, A. J. et al. 2005. Kiat mengatasi gangguan kepribadian. Yogyakarta : Saujana.

Solichah, Novia. 2020. MODUL PEMBELAJARAN: PSIKOLOGI KEPRIBADIAN . Malang :


UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

Davies, Teifion dan TKJ Craig. 2009. ABC Kesehatan Mental . Jakarta : EGC.

13

Anda mungkin juga menyukai