Anda di halaman 1dari 5

MERANGKUM TREN DAN ISU

KEPERAWATAN JIWA SECARA GLOBAL SERTA


TERJADINYA GANGGUAN JIWA

Dibuat oleh :
Wa Ode Reni Ariyanti ( A1C219015)

UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
PRODI: S1 ILMU KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
A. Tren dan Isu Keperawatan Jiwa
Trend atau current issue dalam keperawtan jiwa adalah masalah-masalah yang
sedang hangat dibicarakan dan dianggap penting dalam perkembangan keperawatan jiwa.
Masalah-masalah tersebut dapat dianggap sebagai ancaman atau tantangan yang akan
memberikan dampak yang besar pada perkembangan keperawatan jiwa, baik yang berada di
tatanan regional maupun globa. Berikut ini adalah beberapa tren dan isu dalam keperawatan
jiwa saat ini :

Tren dan Isu Keperawatan Jiwa dalam Perkembangan Pelayanan Jiwa Secara Global

1. Masih Banyaknya Tenaga Perawat Vokasional

Tenaga keperawatan vokasional terbukti masih banyak yerdapat di seluruh dunia


dan juga di Indonesia. Tenaga vokasional tentu akan berbeda dalam intervensinya
dengan tenaga perawat professional atau S1. Banyaknya tenaga vokasional ini membuat
pelayanan kesehatan secara global masih kurang maksimal. Penumpukan tenaga
vokasional ini terjadi karena semakin menjamurnya sekolah-sekolah keperawatan yang
hanya memfasilitasi sampai jenjang diploma atau yang setara dengan itu. Institusi
pendidikan tersebut didirikan bukan dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan tenaga
keperawatan yang professional namun sering kali digunakan sebagai bentuk perbisnisan

2. Program Pendidikan Kesehatan Jiwa Belum Adekuat


Program pendidikan kesehatan jiwa baik di ranah global maupum di Indonesia
masih kurang adekuat. Institusi-institusi yang menyelenggarakan program spesialis
keperawatan jiwa masih sangat sedikit. Selain itu, tenaga pendidik professional di bidang
keperawatan jiwa juga masih sedikit. Hal itu alhirnya juga memberikan dampak pada
kualitas pelayanan kesehatan jiwa secara global.
B. Proses Terjadinya Gangguan Jiwa

1. Pengertian Gangguan Jiwa

Gangguan jiwa merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena adanya kekacauan
pikiran, persepsi dan tingkah laku di mana individu tidak mampu menyesuaikan diri
dengan diri sendiri, orang lain, masyarakat, dan lingkungan. Pengertian seseorang tentang
penyakit gangguan jiwa berasal dari apa yang diyakini sebagai faktor penyebabnya yang
berhubungan dengan biopsikososial.

2. Sifat Gangguan Jiwa

 Akut
 Kronis

3. Sumber Penyebab gangguan Jiwa

Manusia bereaksi secara keseluruhan—somato-psiko-sosial. Dalam mencari penyebab


gangguan jiwa, unsur ini harus diperhatikan.  Gejala gangguan jiwa yang menonjol
adalah unsur psikisnya, tetapi yang sakit dan menderita tetap sebagai manusia seutuhnya
(Maramis, 2010).
Faktor penyebab gangguan jiwa :
a. Faktor somatik (somatogenik)
b. Faktor psikologik (psikogenik)
c. Faktor sosial budaya.

4. Proses Perjalanan Penyakit


Gejala mulai timbul biasanya pada masa remaja atau dewasa awal sampai dengan umur
pertengahan dengan melalui beberapa fase antara lain :
a. Fase Prodomal
 Berlangsung antara 6 bula sampai 1 tahun.
 Gangguan dapat berupa Self care, gangguan dalam akademik, gangguan dalam
pekerjaan,gangguan fungsi sosial, gangguan pikiran dan persepsi
b. Fase Aktif
 Berlangsung kurang lebih 1 bulan.
 Dapat berupa gejala psikotik, halusinasi, delusi, disorganisasi proses berfikir,
gangguan bicara, gangguan perilaku, disertai kelainan neurokimiawi.
c. Fase Residual
Kien mengalami minimal 2 gejala;
 gangguan afek
 gangguan peran
 serangan biasanya berulang
5. Tahapan Halusinasi Dan Delusi Yang Biasa Menyertai Gangguan Jiwa
a. Tahap Comforting
Timbul kecemasan ringan disertai gejala kesepian, perasaan berdosa, klien
biasanyamengkompensasikan stressornya dengan coping imajinasi sehingga merasa
senang dan terhindar dari ancaman
b. Tahap Condeming
Timbul kecemasan moderate, cemas biasanya makin meninggi selanjutnya klien
merasa mendengarkan sesuatu, klien merasa takut apabila orang lain ikut
mendengarkan apa-apa yang dia rasakan sehingga timbul perilaku menarik diri
c. Tahap Controling
Timbul kecemasan berat, klien berusaha memerangi suara yang timbul tetapi suara
tersebut terusmenerus mengikuti, sehingga menyebabkan klien susah berhubungan
dengan orang lain. Apabilasuara tersebut hilang klien merasa sangat kesepian/sedih.
d. Tahap Conquering
Klien merasa panik , suara atau ide yang datang mengancam apabila tidak diikuti
perilaku kliendapat bersipat merusak atau dapat timbul perilaku suicide

6. Psikopatologi Dan Patofisiologi


Penelitian mutakhir menyebutkan bahwa perubahan-perubahan pada neurotransmiter dan
resptor di sel-sel saraf otak (neuron) dan interaksi zat neurokimia dopamin dan serotonin,
ternyata mempengaruhi alam pikir, perasaan, dan perilaku yang menjelma dalam bentuk
gejala-gejala positif dan negatif skizofrenia.

7. Hasil Lab CT Scan


dalam penelitian dengan menggunakan CT Scan otak, ternyata ditemukan pula perubahan
pada anatomi otak pasien, terutama pada penderita kronis. Perubahannya ada pada
pelebaran lateral ventrikel, atrofi korteks bagian depan, dan atrofi otak kecil (cerebellum).

8. Tanda gejala gangguan jiwa


a. Gangguan kognisi
b. Gangguan perhatian
c. Gangguan ingatan
d. Gangguan asosiasi
e. Gangguan pertimbangan
f. Gangguan kesadaran
g. Gangguan kemauan
h. Gangguan emosi dan afek
i. Gangguan psikomotor

9. Klasifikasi gangguan Jiwa


Sistem klasifikasi pada ICD dan DSM menggunakan sistem kategori. ICD menggunakan
sistem aksis tunggal (uniaksis), yang mencoba menstandarkan diagnosis menggunakan
definisi deskriptif dari berbagai sindroma, serta memberikan pertimbangan untuk
diagnosis banding. Kriteria diagnosis pada DSM menggunakan sistem multiaksis, yang
menggambarkan berbagai gejala yang harus ada agar diagnosis dapat ditegakkan
(Katona, 2012).
Multiaksis tersebut meliputi hal sebagai berikut.
a. Aksis 1 : sindroma klinis dan kondisi lain yang mungkin menjadi fokus perhatian
klinis.
b. Aksis 2 : gangguan kepribadian dan retardasi mental.
c. Aksis 3 : kondisi medis secara umum.
d. Aksis 4 : masalah lingkungan dan psikososial.
e. Aksis 5 : penilaian fungsi secara global.

10. Klasifikasi Menurut Riskesdas gangguan jiwa dibagi menjadi dua bagian
a. gangguan jiwa berat/kelompok psikosa dan
b. gangguan jiwa ringan meliputi semua gangguan mental emosional yang berupa
kecemasan, panik, gangguan alam perasaan, dan sebagainya. Untuk skizofrenia
masuk dalam kelompok gangguan jiwa berat. (Riskesdas, 2013)

11. Penanganan gangguan jiwa


Dilakukan secara komprehensif melalui multi-pendekatan, khususnya pendekatan
keluarga dan pendekatan petugas kesehatan secara langsung dengan penderita, seperti
bina suasana, pemberdayaan penderita gangguan jiwa dan pendampingan penderita
gangguan jiwa agar mendapatkan pelayanan kesehatan yang terus-menerus.

Anda mungkin juga menyukai