Disusun Oleh:
KELOMPOK V
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kita panjatkan hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami Kelompok V dapat
menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun untuk menambah pemahaman
kami dan juga pembaca.
Kami menyadari bahwa dalam proses penyusunan makalah ini masih jauh
dari kata sempurna baik dari segi materi maupun cara penulisannya. Namun
demikian, kami telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan
yang kami miliki sehingga tugas ini dapat diselesaikan.
Oleh karena itu, kami berharap kepada para pembaca agar dapat
memberikan koreksi atau masukan yang bersifat membangun guna
menyempurnakan makalah yang kami buat ini.
Kelompok V,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah................................................................. 1
B. Tujuan............................................................................................
C. Manfaat Manfaat Penelitian .........................................................
BAB I
PENDAHULUAN
C. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis Penemuan penelitian ini bermanfaat untuk
pengembangan sosiologi kesehatan yang di dalamnya mengkaji topik:
praktisi perawatan kesehatan dan hubungan antara praktisi kesehatan
dengan pasien, serta sistem perawatan kesehatan.
2. Secara Praktis Memberikan masukan bagi seluruh stake holder yang
berperan dalam menyusun program serta mengimplementasikan
pemberian pelayanan dan rehabilitasi terhadap gelandangan psikotik di
Provinsi Lampung. Stake holder 9 yang dimaksud yaitu dinas sosial dan
dinas kesehatan dari tingkat provinsi hingga kabupaten serta lembaga
swadaya bentukan masyarakat.
BAB II
TE OR I
2. Faktor Presipitasi
Faktor Presipitasi yang menyebabkan terjadinya suatu masalah terdiri
dari:
a. Biologis
b. Sosial cultural
c. Psikologis
3. Kriteria
a. Psikotik organic
Psikotik yang penyebabnya adalah gangguan pada susunan syaraf
pusat dan psikotik yang disebabkan oleh kondisi fisik, gangguan
metabolisme dan intoksikasi obat.
b. Psikotik Fungsional
Psikotik yang disebabkan oleh gangguan pada kepribadian seseorang
yang bersifat psikogenetik yaitu skizofrenia (perpecahan kepribadian)
seperti psikotik paranoid dan curiga.
c. Tahap-Tahap Kekambuhan
1) Tahap 1: kewalahan berlebih (mengeluh kewalahan, gejala
anxietas yang intensif).
2) Tahap 2: pembatasan kesadaran (gejala anxietas sebelumnya
bergabung dengan gejala depresi).
3) Tahap 3: rasa malu (biasanya hipomania dan halusinasi dan klien
tidak bisa mengendalikan).
4) Tahap 4: disorganisasi Psikotik (tahap ini gejala gangguan jiwa
jelas terjadi, halusinasi, waham).
5) Tahap 5: resolusi Psikotik (tahap ini di rumah sakit dan terjadi
penyembuhan psikotik).
5. Mekanisme Koping
a. Regresi (b.d masalah dalam proses informasi dan pengeluaran
sejumlah besar tenaga dalam upaya mengelola anxietas).
b. Proyeksi (upaya untuk menjelaskan presepsi yang membingungkan
dengan menetapkan tanggung jawab kepada orang lain).
c. Menarik diri.
d. Pengingkaran.
7. Diagnosa Keperawatan
a. GSp: halusinasi
b. Isolasi social
c. Harga diri rendah
d. Resiko perilaku kekerasan/perilaku kekerasan
e. Gangguan proses piker: waham
f. Resiko bunuh diri
g. Defisit perawatan diri
BAB III
PEMBAHASAN
A. Asuhan Keperawatan
Laporan Pendahuluan
Gangguan Sensori Persepsi; Halusinasi
b. Jenis-Jenis Halusinasi
Table Karakteristik Halusinasi (Stuart dan Laraira, 2005).
Jenis
Karakteristik
Halusinasi
Pendengaran Mendengar Mendengar suara-suara suara-suara atau
kebisingan, kebisingan, paling sering suara orang, suara
berbentuk kebisingan yang kurang keras sampai kata-
kata yang jelas berbicara tentang klien, bahkan sampai
percakapan lengkap antara dua orang atau lebih. Pikiran
yang didengar klien dimana 9 pasien pasien disuruh
disuruh untuk melakukan melakukan sesuatu sesuatu
yang kadang- kadangkadang membahayakan.
Penglihatan Stimulus Stimulus visual dalam bentuk kilatan kilatan
cahaya, cahaya, gambaran gambaran geometris
gambaran kartun, bayangan yang rumit dan kompleks.
Bayangan bisa menyenangkan atau menakutkan seperti
melihat monster.
Penghidu Membaui Membaui bau-bauan bau-bauan tertentu
tertentu seperti seperti bau darah, urin atau feces,
umumnya bau-bauan yang tidak menyenangkan.
Halusinasi penghidu sering akibat stroke, tumor, kejang
atau dimensia.
Pengecapan Merasa mengecap mengecap rasa seperti seperti darah,
urin atau feces.
Perabaan Mengalami Mengalami nyeri atau ketidaknyamanan
ketidaknyamanan tanpa stimulus stimulus yang jelas.
Rasa tersetrum listrik yang datang dari tanah, benda
mati atau orang lain.
Cenesthetic Merasakan Merasakan fungsi tubuh seperti seperti
aliran darah di vena atau arteri, pencernaan makanan
atau pembentukan urine.
Kinesthetic Merasakan Merasakan pergerakan pergerakan saat
berdiri berdiri tanpa bergerak.
c. Mekanisme Kopping
Mekanisme koping yang sering digunakan klien dengan halusinasi
(Stuart, Laraia, 2005) meliputi:
1) Regresi: menjadi malas beraktivitas sehari-hari.
2) Proyeksi: mencoba menjelaskan gangguan persepsi dengan
mengalihkan tanggung jawab kepada orang lain atau sesuatu
benda.
3) Menarik diri: sulit mempercayai orang lain dan asyik dengan
stimulus internal.
d. Fase-Fas Halusinasi
Table Fase-Fase Halusinasi (Stuart dan Laraia, 2005)
Fase Halusinasi Karakteristik Perilaku Perilaku Klien
Fase.I Comforting Klien mengalami perasaan 1. Tersenyum atau
Ansietas sedang yang mendalam seperti tertawa yang tidak
Halusinasi ansietas, kesepian, rasa sesuai.
menyenangkan bersalah, takut sehingga 2. Menggerakan bibir
mencoba untuk berfokus tanpa suara.
pada pikiran 3. Pergerakan mata
menyenangkan untuk yang cepat.
meredakan ansietas. 4. Respon verbal yang
Individu mengenali bahwa lambat jika sedang
pikiran-pikiran dan asyik.
pengalaman sensori 5. Diam dan asyik
berada dalam kendali sendiri.
kesaadaran jika ansietas
dapat ditangani
NONPSIKOTIK
Fase. II 1. Pengalaman sensori 1. Meningkatnya
Condeming yang menjijikan dan tanda-tanda sistem
Ansietas berat menakutkan. syaraf otonom
Halusinasi 2. Klien mulai lepas akibat ansietas
menjadi kendali dan mungkin seperti peningkatan
menjijikan mencoba untuk denyut jantung,
mengambil jarak pernapasan, dan
dirinya dengan sumber tekanan darah.
yang dipresepsikan. 2. Rentang perhatian
3. Klien mungkin menyempit.
mengalami 3. Asyik dengan
dipermalukan oleh pengalaman sensori
pengalaman sensori dan kehilangan
dan menarik diri dari kemampuan
orang lain. membedakan
4. Mulai merasa halusinasi dan
kehilangan control. realita.
5. Tingkat kecemasan 4. Menyalahkan.
berat, secara umum 5. Menarik diri dari
halusinasi orang lain.
menyebabkan perasaan 6. Konsentrasi
antipasti terhadap
pengalaman sensori
kerja.
Fase.III Controling 1. Klien berhenti 1. Kemauan yang
Ansietas berat melakukan perlawanan dikendalikan
Pengalaman terhadap halusinasi dan halusinasi akan lebih
sensori jadi menyerah pada diikuti.
berkuasa halusinasi tersebut. 2. Kesukaran
2. Isi halusinasi menjadi berhubungan dengan
menarik. orang lain.
3. Klien mungkin 3. Rentang perhatian
mengalami kesepian jika hanya beberapa detik
sensori halusinasi atau menit.
berhenti. 4. Adanya tanda-tanda
fisik ansietas berat:
berkeringat, tremor,
dan tidak mampu
mematuhi perintah.
5. Isi halusinasi menjadi
atraktif.
6. Perintah halusinasi
ditaati.
7. Tidak mampu
mengikuti perintah
dari perawat, tremor
dan berkeringat.
Fase.IV 1. Pengalaman sensori 1. Perilaku error akibat
Conquering Panic menjadi panic.
Umumnya mengancam jika klien 2. Potensi kuat suicide
menjadi melebur mengikuti perintah atau homicide.
dalam halusinasinya. 3. Aktifitas fisik
halusinasinya. 2. Halusinasi berakhir dari merefleksikan isi
beberapa jam atau hari halusinasi seperti
jika tidak ada intervensi perilaku kekerasan,
therapeutic. agitasi, menarik diri
atau katatonik.
4. Tidak mampu
merespon perintah
yang kompleks.
5. Tidak mampu
merespon lebih dari
satu orang.
6. Agitasi atau kataton.
e. Rentang Respon
Respon Adaptif Respon Maldaptif
1. Pikiran logis 1. Distorsi 1. Gangguan
2. Persepsi pikiran ilusi pikir/delusi
akurat 2. Reaksi emosi 2. Halusinasi
3. Emosi berlebihan 3. Sulit
konsisten 3. Perilaku aneh merespon
dengan atau tidak emosi
pengalaman biasa 4. Perilaku
4. Perilaku 4. Menarik diri disorganisasi
sesuai 5. Isolasi social
5. Berhubungan
sosial
3. Diagnosis Keperawat
a. Pohon Masalah
Risiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
Isolasi social
4. Diagnosa Keperawat
Gangguan Sensori Persepsi: Halusinasi
SP II p SP II k
1. Mengevaluasi jadwal 1. Melatih keluarga
kegiatan harian pasien mempraktekkan cara
2. Melatih pasien merawat pasien dengan
mengendalikan halusinasi defisit perawatan diri
dengan cara bercakap- 2. Melatih keluarga melakukan
cakap dengan orang lain cara merawat langsung
3. Menganjurkan pasien pasien defisit perawatan diri
memasukan dalam jadwal
kegiatan harian
SP III p SP III k
1. Mengevaluasi jadwal 1. Membantu keluarga
kegiatan harian pasien membuat jadwal aktifitas di
2. Melatih pasien rumah termasuk minum obat
mengendalikan halusinasi (discharge planning)
dengan melakukan kegiatan 2. Menjelaskan follow up pasien
dan diawali dengan setelah pulang
menyusun jadwal
3. Menganjurkan pasien
memasukkan ke dalam
jadwal kegiatan harian
SP IV p
1. Mengevaluasi jadwal
kegiatan harian pasien
2. Memberikan pendidikan
kesehatan tentang
penggunaan obat secara
teratur
3. Menganjurkan pasien
memasukkan ke dalam
jadwal kegiatan harian
3. Diagnosa Keperawat
Gangguan Sensori Persepsi: Halusinasi
C. Terminasi
1. Evaluasi respons klien berharap tindakkan keperawatan
a. Evaluasi klien (Subjektif)
Bu gimana perasaannya setelah latihan menghardik? Coba
sebutkan lagi apa saja cara untuk mencegah suara itu
datang lagi?
b. Evaluasi perawat (objektif dan reinforcement)
Coba perhaktikan lagi cara menghardik seperti yang sudah
saya ajarkan?
2. Rencana tindak lanjut (apa yang perlu dilatih oleh klien sesuai
hasil tindakan yang telah dilakukan) Ibu mau latihan
menghardik berapa kali? Waktunya mau kapan saja bu? Yuk
kita bikin jadwal bu.
3. Kontrak Topik yang akan datang:
Topik: ibu besok kita akan melakukan cara kedua untuk
mencegah suara itu datang lagi.
Waktu: besok kita mau ngobrol jam berapa bu? Bagaimana
setelah makan siang?
Tempat: kita mau ngobrol dimana bu? Bagaimana kalau
diruang tamu?
B. ROLEPLAY
Di suatu pagi, di daerah Ambon Jl. Mardika para Satpol PP sedang bertugas
untuk mengamankan para gelandangan yang berada di lokasi tersebut.
Ditemukan 2 gelandangan yang memiliki gangguan jiwa. Satpol PP tersebut
kemudian mengirimkan 2 gelandangan tesebut ke Panti Sosial
Satpol PP: berikut 2 orang gelandangan yang saya temukan di daerah Jl.
Mardika. Menurut laporan orang sekitar, mereka memiliki gangguan jiwa.
Mohon untuk di tampung di Panti ini. Agar tidak meresahkan warga sekitar.
Petugas Panti: Baik, terimakasih untuk laporan dan bantuannya karna telah
membawa mereka kesini.
====
Petugas Panti: Saya baru saja menerima dua orang gelandangan yang
dibawa oleh Satpol PP. Berdasarkan laporan, 2 orang ini memiliki gangguan
mental. Apa boleh saya langsung melaporkan ke Rumah Sakit Jiwa untuk
segera ditanangi?
Kepala Panti: Boleh, silakan langsung hubungi pihak Rumah Sakit terkait
ruangan dan administrasi.
Petugas Panti: Baik, Bu. Segera saya konfirmasikan.
====
C. EVALUASI
Implementasi Evaluasi
DS: Klien mengatakan mendengar suara S : Klien mengatakan mampu
aneh. menghardik.
Klien mengatakan takut. Klien mengatakan masih
Klien mengatakan cemas mendengar suara.
DO: Klien tampak menyendiri. Klien mengatakan suara muncul 3
Klien tampak ketakutan. kali.
Klien tampak selalu menunduk. Klien mengatakan suara muncul
Dx: Gangguan Sensori Persepsi: saat malam hari.
Halusinasi Pendengaran. O : Klien tampak mampu menghardik
Tindakan Keperawatan: Klien masih tampak menyendiri
1. Membina hubungan saling percaya. Klien masih tampak berbicara
2. Mengidentifikasi isi halusinasi. sendiri.
3. Mengidentifikasi waktu terjadinya A : Gangguan Sensori Persepsi:
halusinasi. Halusinasi Pendengaran.
4. Mengidentifikasi frekuensi halusinasi. P : Lanjutkan untuk memasukkan ke
5. Mengidentifikasi situasi yang dalam jadwal harian
menimbulkan halusinasi.
6. Mengidentifikasi respon pasien
terhadap halusinasi.
7. Mengajarkan pasien menghardik
halusinasi.
8. Menganjurkan pasien memasukkan
cara menghardik halusinasi dalam
jadwal harian
RTL:
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
pasien.
2. Melatih pasien mengendalikan
halusinasi dengan cara bercakap-
cakap dengan orang lain.
3. Menganjurkan pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian
BAB IV
PE NUTUP
A. Kesimpulan
Kesehatan merupakan salah satu indikator kesejahteraan yang harus
dimiliki oleh seseorang. Sebagai individu, manusia memiliki dua komponen
kesehatan yang harus dipenuhi kebutuhannya, yaitu kesehatan fisik dan
psikis. Pengobatan bagi orang dengan gangguan fisik akan lebih mudah
dibanding dengan gangguan psikis, karena para penderita gangguan fisik
sadar bahwa dirinya mengalami sakit yang pastinya memerlukan
pengobatan.
Semua pengobatan. Semua keputusan terkait pengobatan pengobatan
bagi penderita gangguan psikis ada di tangan keluarga maupun orang-orang
dekat di sekitar penderita. Adapula hal yang kita bahas kali ini adalah
Gelandangan Psikotik yang me adalah Gelandangan Psikotik yang menuru
Permensos RI No. 8 tahun 2012 I No. 8 tahun 2012 Gelandangan Psikotik
adalah seseorang yang hidup dalam keadaan tidak sesuai dengan norma
kehidupan yang layak dalam masyarakat, mempunyai tingkah laku
aneh/menyimpang dari norma-norma yang ada atau seseorang bekas
penderita penyakit jiwa, yang telah mendapat pelayanan medis dan telah
mendapat Surat Keterangan Sembuh dan tidak mempunyai keluarga/kurang
mampu serta perlu mendapat bantuan untuk hidup. Proses terjadinya
masalah ini karna adanya faktor predisposisi dan faktor presipitasi.
B. Saran
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan kami telah berupaya dengan
segala kemampuan dan pengetahuan yang kami miliki sehingga makalah ini
dapat diselesaikan. Kami juga berharap kepada para pembaca agar dapat
memberikan masukan/saran guna menyempurnakan makalah yang ini.