PSIKOLOGI
Oleh Kelompok 5 :
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah tentang “Konsep Prilaku
Abnormal” ini dengan baik meskipun banyak sekali kekurangan didalamnya.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai “Konsep Prilaku Abnormal”. Saya juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah saya buat di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah yang sederhana ini dapat di pahami bagi siapa pun yang
membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan, saya mohon kritik dan saran yang membangun dari anda demi
perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
Halaman
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR .................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Fungsi otak yang kuat bergantung pada efisiensi sel saraf atau neuron untuk
mentransmisikan suatu pesan melalui synaps ke neuron berikutnya dengan
menggunakan zat kimia yang disebut neurotransmiter. Dengan ketidakseimbangan
bio kimia otak inilah yang mendasari perspektif biologis munculnya tingkah laku
abnormal. Akan tetapi selain dari patologi otak sudut pandang biologis juga
memandang bahwa beberapa tingkah laku abnormal ditentukan oleh gen yang
diturunkan.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN ABNORMALITAS
3. Persepsi Mengenai Tingkah Laku Yang Salah Kepada Realitas, biasanya sistem
sensori serta proses kognitif bisa memungkinkan seseorang untuk membentuk
representasi mental yang cukup akurat mengenai lingkungan yang ada di
sekitarnya.
4. Berada Dalam Stress Personal, kondisi stress yang dirasakan personal yang mana
diakibatkan karena gangguan emosi seperti depresi, ketakutan dan kecemasan.
Namun kondisi kecemasan serta depresi bisa jadi respon yang memang sudah
sesuai dengan kondisi yang dialami.
1. Secara Biologis.
a. Kerusakan Gen.
Adanya penurunan gen / komponen yang tidak lazim / anomaly kromosom
yang menyebabkan perkembangan janin menjadi terganggu karena adanya
malformasi / bentuk yang salah, misalnya pada kasus Down Syndrome
terjad Trisomy (munculnya 3 set kromosom), pada Klinelfelter Syndrome
terjadi kromosom yang tak seimbang (kromosom XXY), pada kasus
Turner Syndrome terjadi hilangnya pasangan kromosom (kromosom XO),
pada kasus Retardasi Mental terjadi Huntingtons Chorea dan Tay-Sachs
Disease (2 gen resesif yang membawa kromosom yang salah).
b. Adanya Leabilitas Konstutional.
Adanya karakteristik tertentu yang dibawa seseorang sejak dini (terutama
pada masa prenatal) yang akan berpengaruhdalam menentukan tingkah
laku selanjutnya, selain itu pula yang turut menentukan tingkah laku
abnormal seseorang kondisi tubuh yang rentat terhadap penyakit, cacat
fisik serta kecenderungan reaksi primer individu (cara individu bereaksi
terhadap stimulus yang diberikan, biasanya berawal dari masa bayi sebagai
akibat dari relasi pertama dengan lingkungan seperti sensitivitas tertentu
terhadap stimulus yang ada atau diberikan)
c. Kerusakan Otak.
25% penyebab kasus Retardasi Mental pada seseorang disebabkan oleh
kerusakan mental. Kerusakan terjadi karena seseorang yang rentan
terhadap perubahan biokimia diotaknnya pada saat kondisi stress yang
menyebabkan tingkah lakunya abnormal seperti gangguan mood, penderita
Alzheimer dan lain-lain.
d. Deprivasi / Gangguan Fisik.
Gangguan pada fungsi tubuh seperti pencernaan, peredaran darah, adanya
luka atau penyakit tertentu yang menimbulkan rasa sakit / nyeri
mempengaruhi dan menurunkan keseimbangan fisik biasanya mengganggu
pula tingkah lakunya, seperti menjad terganggu secara
emosional/sensitive, takut, regresi, dan lain-lain.
2. Secara Psikososial.
a. Deprivasi Dini / Trauma.
Adanya pengalaman-pengalaman tertentu yang menyebabkan luka dan
sulit disembuhkan / trauma psikis yang menjadikan kehilangan rasa aman,
rasa berharga atau wrong perception pada diri atau lingkungan. Hal ini
terjadi pada seseorang yang tidak mendapatkan perhatian yang ade kuat,
perasaan ditolak / rejection, adanya hukuman yang keras, inkonsistensi
dalam perlakuan pola asuh serta kurangnya komunikasi / interaksi dengan
orang signifikan / orang tua yang menyebabkan seseorang tersebut
menjadi terfiksasi dalam fase perkembangan psikologis tertentu.
b. Orang Tua Yang Bertingkah Laku Adekuat.
Adanya pola asuh yang berpengaruh :
a) Sikap over protective dan pembatasan yang berlebihan terhadap anak
yang menghambat aktualisasi dirinya baik secara sosial, intelektual dan
mental.
b) Tuntutan yang tidak realistis yang menjadikan si anak merasa tertekan.
c) Sikap permissif, dimana orang tua melakukan pengabaian yang
mengakibatkan si anak bebas tanpa ada pembatasan dan tak adanya
pemberian bimbingan untuk mengetahui sikap salah ataupun sikap
benar sehingga sianak cenderung berada dalam posisi “confuse”
d) Disiplin yang salah, memberlakukan punishmen / sangsi secara fisik.
e) Komunikasi yang irasional dan inadekuat, tidak terciptanya
komunikasi dua arah yang mengakibatkan kedekatan secara emosional
kurang tercipta.
f) Pemberian model yang kurang tepat / identifikasi / copying yang salah
seperti perlakuan dan bicara kasar, pemberian contoh dan sikap yang
ekstrim.
1. Psikopat
Kelainan perilaku berupa sikap anti sosial atau yang tidak mengindahkan
norma sosial merupakan bagian dari macam – macam abnormalitas dalam
psikologi dan dikaji dalam bidang psikologi abnormal.
4. Psikoneurosis
Psikoneurosis adalah kumpulan suatu reaksi psikis dengan ciri spesifik berupa
kecemasan dan diekspresikan dengan tidak sadar menggunakan mekanisme
pertahanan diri. Contohnya:
5. Psikosis
6. Borderline
7. Avoidant
8. Obsesif
9. Paranoid
Macam – macam abnormalitas dalam psikologi berupa gangguan kepribadian
paranoid atau paranoid personality disorder dengan ciri – ciri skizofrenia paranoid
membuat seseorang merasa selalu ketakutan, curiga dan berpikiran buruk terhadap
orang lain karena menyangka orang lain ingin mencelakakan dirinya sehingga
hubungannya dengan orang lain tidak berjalan baik.
10. Histrionik
11. Narsistik
Psikopat
Secara harfiah, psikopat artinya sakit jiwa. Asal katanya dari bahasa Yunani
Psyche yaitu jiwa dan Pathos, yang artinya penyakit. Seseorang yang menderita
kelainan ini sangat pandai berpura – pura dan membuat kamuflase yang rumit
demi keuntungan dirinya sendiri.
Seperti :
Ryan Pembunuh Berantai yang membunuh 11 Orang
Di luar motif ekonomi dan cemburu, aksi brutal 'Si Jagal dari Jombang'
tersebut juga didorong rasa trauma masa kecilnya yang tidak bahagia. Sewaktu
masih anak-anak, Ryan sering jadi korban kekerasan ibunya. Pengalaman itu
membuatnya memendam kebencian terhadap sang ibu yang bertahan hingga ia
dewasa dan akhirnya disalurkan lewat hasrat membunuh.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi dapat disimpulkan bahwa perilaku abnormal itu adalah perilaku yang
jarang ditemukan, melanggar norma sosial, menciptakan tekanan bagi yang
mengalaminya, yang menyebabkan ketidakmampuan individu untuk hidup
normal, dan menjadi respons yang tidak diharapkan oleh lingkungan. Oleh
karena itu, suatu perilaku yang dianggap abnormal adalah perilaku yang sesuai
dengan criteria diatas. Dimana harus terdapat semua criteria yang sesuai agar
dapat digolongkan sebagai perilaku abnormal. Sebab tidak semua perilaku
abnormal yang sesuai dengan satu criteria, juga akan sesuai untuk kriteria yang
lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Suyati, Sri. dkk. 1995. Psikologi Industri dan Sosial, Semarang : Pustaka Jaya.
Nevid, Jeffrey S., dkk. 2005. Psikologi Abnormal, Edisi ke 5. Jakarta: PT. Gramedia
Nevid, Jeffrey S., dkk. 2005. Psikologi Abnormal, Jakarta : PT Gelora Aksara
Pratama
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ..................................................................................
DAFTAR ISI .................................................................................................