Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH MATA KULIAH

PSIKOLOGI

“KONSEP PRILAKU ABNORMAL ”


Dosen Pengampu : Ns. Emira Apriyeni, M.Kep

Oleh Kelompok 5 :

1. Roselina Ade Sinthia


2. Tirta Devira
3. Vera Wati
4. Rezi Satria
5. Endah Rukmana Putri
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SYEDZA SAINTIKA
PADANG
TAHUN AJARAN 2019

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah tentang “Konsep Prilaku
Abnormal” ini dengan baik meskipun banyak sekali kekurangan didalamnya.

Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai “Konsep Prilaku Abnormal”. Saya juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah saya buat di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah yang sederhana ini dapat di pahami bagi siapa pun yang
membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan, saya mohon kritik dan saran yang membangun dari anda demi
perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Padang, November 2019


Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR .................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................


1.1. Latar Belakang Perilaku Abnormal ........................................................… 4
1.2. Rumusan Masalah ...................................................................................… 4
1.3.Tujuan Makalah ........................................................................................ .. 5

BAB II PEMBAHASAN GANGGUAN PERILAKU ...........................


2.1. Pengertian Perilaku Abnormal .................................................................. 8
2.2. Kriteria Perilaku normal dan Abnormal ................................................... 9
2.3. Penyebab Prilaku Abnormal ...................................................................… 11
2.4. Contoh kasus Abnormal .............................................................. 14

BAB III PENUTUP .....................................................................................


3.1. Kesimpulan ............................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perilaku abnormal (abnormal behavior) bagi para ahli seringkali disebut


dengan gangguan perilaku (behavior disorder), atau ada juga yang menyebutnya
lagi dengan mental ilness. (Morgan dkk, 1984).

Untuk mendefinisikan abnormalitas tersebut, Atkinson dkk. (1992)


mencoba membandingkannya antara perilaku abnormal dengan perilaku normal.
Oleh karena itu cara mendefinisikannya dapat dilakukan dengan beberapa cara.

Abnormalitas dilihat dari sudut pandang biologis berawal dari pendapat


bahwa patologi otak merupakan faktor penyebab tingkah laku abnormal.
Pandangan ini ditunjang lebih kuat dengan perkembangan di abad ke-19 khususnya
pada bidang anatomi faal, neurologi, kimia dan kedokteran umum.

Berbagai penyakit neurologis saat ini telah dipahami sebagai terganggunya


fungsi otak akibat pengaruh fisik atau kimiawi dan seringkali melibatkan segi
psikologis atau tingkah laku.Akan tetapi kita harus perhatikan bahwa kerusakan
neurologis tidak selalu memunculkan tingkah laku abnormal, dengan kata lain tidak
selalu jelas bagaimana kerusakan ini dapat mempengaruhi tingkah laku seseorang.

Fungsi otak yang kuat bergantung pada efisiensi sel saraf atau neuron untuk
mentransmisikan suatu pesan melalui synaps ke neuron berikutnya dengan
menggunakan zat kimia yang disebut neurotransmiter. Dengan ketidakseimbangan
bio kimia otak inilah yang mendasari perspektif biologis munculnya tingkah laku
abnormal. Akan tetapi selain dari patologi otak sudut pandang biologis juga
memandang bahwa beberapa tingkah laku abnormal ditentukan oleh gen yang
diturunkan.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa Pengertian Abnormalitas ?


2. Bagaiamana Kriteria Prilaku normal dan tidak normal ?
3.Apa Penyebab Prilaku Abnormal ?

4. Contoh Kasus Prilaku Abnormal ?

C. TUJUAN

1. untuk mengetahui prilaku abnormalitas

2. untuk mengetahyu kriteria prilaku abnormal dengan prilaku normal

3. untuk mengetahui penyebab prilaku abnormal


BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ABNORMALITAS

Perilaku abnormal adalah kekalutan mental & melampaui titik kepatahan


mental = dikenal sebagai nervous breakdown. (get mental breakdown). Sepanjang
sejarah budaya barat, konsep perilaku abnormal telah dibentuk, dalam beberapa hal,
oleh pandangan dunia waktu itu. Contohnya, masyarakat purba menghubungkan
perilaku abnormal dengan kekuatan supranatural atau yang bersifat ketuhanan. Para
arkeolog telah menemukan kerangka manusia dari Zaman Batu dengan lubang
sebesar telur pada tengkoraknya. Satu interpretasi yang muncul adalah bahwa
nenek moyang kita percaya bahwa perilaku abnormal merefleksikan serbuan/invasi
dari roh-roh jahat. Mungkin mereka menggunakan cara kasar yang disebut
trephination--menciptakan sebuah jalur bagi jalan keluarnya roh tertentu.Abnormal
adalah suatu kondisi dimana kondisi tersebut dipandang aneh atau berbeda dari
biasanya. Perilaku Abnormal atau abnormal behavior merpakan perilaku
maladaptive yang berupa gangguan mental atau mental disorder (Wiramihardja,
2007). Menurut Wikipedia, perilaku abnormal adalah kondisi emosional seseorang
seperti mengalami kecemasan dan depresi yang tidak sesuai dengan situasi yang
dihadapinya. Perilaku menurut pengertian dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
adalah tingkah laku seseorang atau sikap seorang manusia, sedangkan definisi
abnormal diartikan sebagai suatu hal yang jarang terjadi atau adanya penyimpangan
dari kondisi seseorang secara rata – rata.

Menentukan abnormalitas biasanya akan dilakukan berdasarkan munculnya


beberapa karakteristik atau ciri secara sekaligus dengan patokan kepada
pelanggaran norma, kejarangan statistik, pelanggaran norma, distress yang dialami
secara pribadi, disfungsi, dan timbulnya respon yang tidak diharapkan.

Perilaku abnormal merupakan tampilan dari kepribadian seseorang baik


penampilan dari dalam maupun penampilan dari luar. Perilaku abnormal juga
merupakan perilaku spesifik, phobia, atau pola-pola peilaku yang lebih mendalam,
misalnya skizofren. Perilaku abnormal juga merupakan sebutan untuk masalah-
masalah yang berkepanjangan atau bersifat kronis dan gangguan-gangguan yang
gejala-gejalanya bersifat akut dan temporer, seperti intoksinasi (peracunan obat-
obatan), terutama narkoba yang kesemuanya itu diakibatkan dari gaya hidup
seseorang.

B. Kriteria Prilaku normal dan Abnormal

1. Kriteria Prilaku Normal

Maslow dan Mittelmann dalam Kartono (1985) membuat kriteria bagi


seseorang yang pribadinya berfungsi normal-sehat, ditambahkan oleh saanin
sebagai berikut :
1. Memiliki perasaan aman yang wajar. Mempu berkontak dengan orang lain
dalam bidang kerja, di tengah pergaulan dan dalam lingkungan keluarga.
2. Mempunyai derajat penilaian sendiri yang wajar, memilliki wawasan yang
rasional dengan rasa harga diri yang tidak berlebihan. Memiliki rasa sehat
secara moril dan tidak dihinggapi rasa-rasa berdosa atau bersalah. Dapat
menilai perilaku orang lain yang asosial dan non manusiawi sebagai gejala
masyarakat yang menyimpang.
3. Memiliki tujuan hidup yang realistis. Tujuan yang dimaksud adalah tujuan
yang bisa dicapai dengan kemampuan sendiri, sebab sifatnya wajar dan
realistis. Ditambah ddengan keuletan dalam mencapai tujuan hidup tersebut,
demi manfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain.
4. Memiliki hubungan yang efektif dengan kenyataan. Tanpa adanya fantasi
dengan angan-angan yang berlebihan. Dapat menerima segala cobaan hidup
ddengan lapang dada, memiliki kontak yang riil dan efisien dengan dirinya
sendiri dan mudah melakukan adaptasi atau mengasimilasikan diri jika
lingkungan sosial tidak bisa diubah. Bersikap kooperatif terhadap kenyataan
yang tidak bisa ditolak.
5. Memiliki kepribadian yang terintegrasi dan konsisten. Mempunyai
kebulatan unsur jasmaniah dan rohaniah, dan mudah mengadakan asimilasi
dan adaptasi dengan perubahan yang serba cepat, dan mempunyai minat
pada macam-macam aktivitas. Mempunyai moralitasyang tidak kaku dan
memiliki daya konsentrasi terhadap satu usaha yang diminati.
6. Mampu mengolah dan menerima pengalamannya dengan sikap yang luwes.
Bisa menilai batas kekuatan sendiri dan situasi yang dihadapi. Menghindari
teknik pembenaran diri dan pelarian diri yang tidak sehat.
7. Memiliki spontanitas dan emosionalitas yang wajar. Mampu menjalin relasi
yang kuat dan lama seperti persahabatan, komunikasi sosial dan relasi cinta.
Jarang kehilangan control terhadap diri sendiri. Penuh tenggang rasa
terhadap pengalaman orang lain. Dapat tertawa dan bergembira secara
bebas, dan mampu menghayati penderitaan dan kedudukan tanpa lupa diri.
8. Memiliki kesanggupan untuk dapat memuaskan kehendak-kehendak
jasmaniah secara wajar dan tidak berlebih-lebihan, dengan kesanggupan
untuk memuaskan melalui cara-cara yang disetujui.
9. Memiliki dorongan dan nafsu-nafsu jasmaniah yang sehat. Mampu
memuaskan nafsu-nafsu tersebut dengan cara yang sehat, namun tidak
diperbudak oleh nafsu itu sendiri. Mampu menikmati kesenangan hidup,
dan bisa cepat pulih dari kelelahan,
10. Adanya sikap emansipasi yang sehat terhadap kelompoknya dan terhadap
kebudayaan namun dia masih memiiki originalitas serta individualitas yang
khas dan dapet membedakan perbatan buruk dan yang baik.
11. Memiliki pengetahuan diri yang cukup antara lain bisa menghayati motif-
motif hidupnya dalam status kesadaran. Ia menyadari nafsu dan hasratnya,
cita-cita dan tujuan hidupnya yang reaistis dan bisa mengatasi ambisi-
ambisi dalam batas kenormalan.

2. Kriteria Prilaku Abnormal

Dalam pandangan psikologi, untuk menjelaskan apakah seorang individu


menunjukkan perilaku abnormal dapat dilihat dari tiga kriteria berikut:

1. Kriteria Statistik, Seorang individu dikatakan berperilaku abnormal apabila


menunjukkan karakteristik perilaku yang yang tidak lazim alias menyimpang
secara signifikan dari rata-rata, Dilihat dalam kurve distribusi normal (kurve
Bell), jika seorang individu yang menunjukkan karakteristik perilaku berada
pada wilayah ekstrem kiri (-) maupun kanan (+), melampaui nilai dua simpangan
baku, bisa digolongkan ke dalam perilaku abnormal.

2. Kriteria Norma. Banyak ditentukan oleh norma-norma yng berlaku di


masyarakat,ekspektasi kultural tentang benar-salah suatu tindakan, yang
bersumber dari ajaran agama maupun kebiasaan-kebiasaan dalam masyarakat,
misalkan dalam berpakaian, berbicara, bergaul, dan berbagai kehidupan lainnya.
Apabila seorang individu kerapkali menunjukkan perilaku yang melanggar
terhadap aturan tak tertulis ini bisa dianggap sebagai bentuk perilaku abnormal.

3. Persepsi Mengenai Tingkah Laku Yang Salah Kepada Realitas, biasanya sistem
sensori serta proses kognitif bisa memungkinkan seseorang untuk membentuk
representasi mental yang cukup akurat mengenai lingkungan yang ada di
sekitarnya.
4. Berada Dalam Stress Personal, kondisi stress yang dirasakan personal yang mana
diakibatkan karena gangguan emosi seperti depresi, ketakutan dan kecemasan.
Namun kondisi kecemasan serta depresi bisa jadi respon yang memang sudah
sesuai dengan kondisi yang dialami.

5. Perilaku Maladaptive, perilaku yang menyebabkan ketidakbahagian serta


membatasi kemampuan seseorang untuk bisa berfungsi sesuai dengan peran yang
diharapkan.

6. Perilaku Berbahaya, perilaku yang bisa menyebabkan bahaya untuk orang


tersebut dan orang lain yang ada di sekelilingnya.

3. Penyebab Prilaku Abnormal

1. Secara Biologis.
a. Kerusakan Gen.
Adanya penurunan gen / komponen yang tidak lazim / anomaly kromosom
yang menyebabkan perkembangan janin menjadi terganggu karena adanya
malformasi / bentuk yang salah, misalnya pada kasus Down Syndrome
terjad Trisomy (munculnya 3 set kromosom), pada Klinelfelter Syndrome
terjadi kromosom yang tak seimbang (kromosom XXY), pada kasus
Turner Syndrome terjadi hilangnya pasangan kromosom (kromosom XO),
pada kasus Retardasi Mental terjadi Huntingtons Chorea dan Tay-Sachs
Disease (2 gen resesif yang membawa kromosom yang salah).
b. Adanya Leabilitas Konstutional.
Adanya karakteristik tertentu yang dibawa seseorang sejak dini (terutama
pada masa prenatal) yang akan berpengaruhdalam menentukan tingkah
laku selanjutnya, selain itu pula yang turut menentukan tingkah laku
abnormal seseorang kondisi tubuh yang rentat terhadap penyakit, cacat
fisik serta kecenderungan reaksi primer individu (cara individu bereaksi
terhadap stimulus yang diberikan, biasanya berawal dari masa bayi sebagai
akibat dari relasi pertama dengan lingkungan seperti sensitivitas tertentu
terhadap stimulus yang ada atau diberikan)
c. Kerusakan Otak.
25% penyebab kasus Retardasi Mental pada seseorang disebabkan oleh
kerusakan mental. Kerusakan terjadi karena seseorang yang rentan
terhadap perubahan biokimia diotaknnya pada saat kondisi stress yang
menyebabkan tingkah lakunya abnormal seperti gangguan mood, penderita
Alzheimer dan lain-lain.
d. Deprivasi / Gangguan Fisik.
Gangguan pada fungsi tubuh seperti pencernaan, peredaran darah, adanya
luka atau penyakit tertentu yang menimbulkan rasa sakit / nyeri
mempengaruhi dan menurunkan keseimbangan fisik biasanya mengganggu
pula tingkah lakunya, seperti menjad terganggu secara
emosional/sensitive, takut, regresi, dan lain-lain.
2. Secara Psikososial.
a. Deprivasi Dini / Trauma.
Adanya pengalaman-pengalaman tertentu yang menyebabkan luka dan
sulit disembuhkan / trauma psikis yang menjadikan kehilangan rasa aman,
rasa berharga atau wrong perception pada diri atau lingkungan. Hal ini
terjadi pada seseorang yang tidak mendapatkan perhatian yang ade kuat,
perasaan ditolak / rejection, adanya hukuman yang keras, inkonsistensi
dalam perlakuan pola asuh serta kurangnya komunikasi / interaksi dengan
orang signifikan / orang tua yang menyebabkan seseorang tersebut
menjadi terfiksasi dalam fase perkembangan psikologis tertentu.
b. Orang Tua Yang Bertingkah Laku Adekuat.
Adanya pola asuh yang berpengaruh :
a) Sikap over protective dan pembatasan yang berlebihan terhadap anak
yang menghambat aktualisasi dirinya baik secara sosial, intelektual dan
mental.
b) Tuntutan yang tidak realistis yang menjadikan si anak merasa tertekan.
c) Sikap permissif, dimana orang tua melakukan pengabaian yang
mengakibatkan si anak bebas tanpa ada pembatasan dan tak adanya
pemberian bimbingan untuk mengetahui sikap salah ataupun sikap
benar sehingga sianak cenderung berada dalam posisi “confuse”
d) Disiplin yang salah, memberlakukan punishmen / sangsi secara fisik.
e) Komunikasi yang irasional dan inadekuat, tidak terciptanya
komunikasi dua arah yang mengakibatkan kedekatan secara emosional
kurang tercipta.
f) Pemberian model yang kurang tepat / identifikasi / copying yang salah
seperti perlakuan dan bicara kasar, pemberian contoh dan sikap yang
ekstrim.

4. Kasus dari Prilaku Abnormal

1. Psikopat

Kelainan perilaku berupa sikap anti sosial atau yang tidak mengindahkan
norma sosial merupakan bagian dari macam – macam abnormalitas dalam
psikologi dan dikaji dalam bidang psikologi abnormal.

2. Kelainan obyek seksual

Gangguan seksual dalam psikologi abnormal ini berupa seseorang yang


mempunyai cara normal untuk memuaskan dorongan seksualnya namun obyek
pemuasannya berbeda dari biasanya. Jenis – jenis kelainan obyek seksual
yaitu:

a) Homoseks yaitu tertarik untuk melakukan hubungan seksual dengan


sesama jenis pria
b) Lesbian yaitu adanya rasa tertarik untuk berhubungan seksual dengan
sesama wanita.
c) Pedofilia, yaitu berupa obyek anak yang belum akil baligh sebagai
sasaran pemuasan kebutuhan seksualnya.
d) Fetisisme yaitu obyek yang dijadikan sasaran untuk pemuasan seksual
adalah benda mati.
e) Nekrofilia yaitu pemuasan seksual yang dilakukan dengan mayat
f) Bestiality, memenuhi kepuasan seksual dengan binatang.
g) Gorontoseksualitas yaitu obyeknya adalah seseorang yang berusia lanjut.
h) Incest, yaitu menggunakan sesama anggota keluarga yang tidak
diperbolehkan menikah untuk memuaskan hasrat seksual.

3. Penyimpangan Pemuasan Seksual


Kelainan ini mempunyai objek lawan jenis namun dengan cara pemuasan
yang tidak biasa, antara lain:

a) Ekshibisionis – Pemuasan seksual dengan memperlihatkan alat kelamin


kepada umum.
b) Voyeurisme – Pemuasan seksual dengan cara melihat atau mengintip orang
yang telanjang
c) Sadisme – Cara pemuasan seksual dengan menyakiti objeknya secara fisik dan
psikologis.
d) Masokisme – Pemuasan seksual dengan cara menyiksa diri sendiri.
e) Frottage – Memuaskan nafsu seksual dengan meraba korbannya tanpa
diketahui

4. Psikoneurosis

Psikoneurosis adalah kumpulan suatu reaksi psikis dengan ciri spesifik berupa
kecemasan dan diekspresikan dengan tidak sadar menggunakan mekanisme
pertahanan diri. Contohnya:

a) Fugue – Gangguan mental berupa keinginan kuat untuk meninggalkan rumah


karena mengalami amnesia.
b) Somnabulisme – Kondisi tidur sambil berjalan dan juga melakukan suatu
perbuatan tertentu.
c) Multiple personality – Kepribadian ganda yang ada pada seseorang.
d) Fobia – Timbulnya ketakutan yang tanpa sebab dan irasional pada sesuatu hal.
e) Obsesi – Adanya suatu ide yang melekat kuat mengenai suatu hal yang harus
dilakukan dan bersifat tidak logis.
f) Histeria – Berupa gangguan mental yang ditandai dengan perilaku cenderung
dramatis, emosional dan berlebihan reaksinya.
g) Hipokondria – Merasakan kecemasan yang kronis mengenai kesehatan diri
sendiri.

5. Psikosis

Kelainan kepribadian ini disebut psikosis mayor karena mengenai seluruh


kepribadian orang yang bersangkutan dan membuatnya tidak lagi dapat hidup dan
bergaul dengan normal dengan orang – orang di sekitarnya. Terbagi menjadi
beberapa jenis yaitu:

a) Psikosis Fungsional yaitu skizophrenia yang mengalami perpecahan


kepribadian antara pikiran, perasaan dan perbuatan yang dilakukan, juga
paranoid yang membuat seseorang selalu merasa iri, cemburu dan curiga
kepada orang lain secara tidak logis.
b) Psikosis manik depresif yaitu gangguan serius pada mental yang ditandai
dengan perubahan emosi dari sangat gembira hingga sangat sedih dalam
hitungan yang tidak lama kemudian.
c) Psikosis organik yang disebabkan oleh kelainan pada fungsi anggota tubuh.

6. Borderline

Gangguan kepribadian ambang atau gangguan kepribadian borderline berupa


keinginan tertentu yang sulit didapatkan sehingga menimbulkan kondisi yang
kurang stabil pada diri seseorang. Mereka cenderung bertindak ekstrim jika tidak
mendapatkan keinginannya.

7. Avoidant

Orang yang mengalami gangguan kepribadian menghindar ini cenderung


menolak adanya interaksi dengan orang lain dan kurang suka berkomunikasi,
lebih suka menyendiri. Ketahuilah juga macam gangguan perkembangan dalam
psikologi abnormal.

8. Obsesif

Orang yang mengalami gangguan ini tidak menginginkan adanya ketidak


sempurnaan dalam dunianya sehingga selalu ingin agar semuanya berjalan dengan
sempurna. Akibatnya ia akan melakukan segala sesuatu sendirian dan tidak
mempercayai kemampuan orang lain.

9. Paranoid
Macam – macam abnormalitas dalam psikologi berupa gangguan kepribadian
paranoid atau paranoid personality disorder dengan ciri – ciri skizofrenia paranoid
membuat seseorang merasa selalu ketakutan, curiga dan berpikiran buruk terhadap
orang lain karena menyangka orang lain ingin mencelakakan dirinya sehingga
hubungannya dengan orang lain tidak berjalan baik.

10. Histrionik

Macam – macam abnormalitas dalam psikologi salah satunya adalah gangguan


kepribadian histrionik berupa seseorang yang selalu mencari perhatian dan selalu
ingin mendominasi dalam percakapan. Orang ini selalu ingin menjadi pusat
perhatian dan dapat melakukan segala cara untuk memperoleh perhatian dari
banyak orang.

11. Narsistik

Gangguan kepribadian narsistik atau narsistic personality disorder merupakan


seseorang dengan sifat egois dan memuja dirinya sendiri sehingga tidak senang
apabila orang lain menjadi pusat perhatian selain dirinya. Ia menganggap dirinya
sendiri sangat tinggi dan tidak terkalahkan oleh orang lain.

Salah satu contoh kasus :

Psikopat

Secara harfiah, psikopat artinya sakit jiwa. Asal katanya dari bahasa Yunani
Psyche yaitu jiwa dan Pathos, yang artinya penyakit. Seseorang yang menderita
kelainan ini sangat pandai berpura – pura dan membuat kamuflase yang rumit
demi keuntungan dirinya sendiri.

Contohnya, menyebar fitnah, mengadu domba, memutar balik fakta, dan


berbohong demi mendapatkan tujuannya. Disebut juga sebagai sosiopat, psikopat
sulit disembuhkan dan dideteksi karena banyak dari penderitanya yang berada di
tengah masyarakat daripada yang mendapatkan pengobatan.

Seperti :
Ryan Pembunuh Berantai yang membunuh 11 Orang

Pola pembunuhan yang dilakukan Ryan di Jombang adalah sebagai berikut.


Ryan bertemu korban di suatu tempat dan mengajaknya ke rumah. Beberapa
lama kemudian, entah siang atau dini hari, barulah Ryan membantainya. Aksi
ditutup dengan merampas barang-barang berharga milik korban serta mengubur
mereka di halaman belakang. Mayoritas korban berhasil dibawa ke rumah Ryan
karena terpikat dengan rayuannya.

Di luar motif ekonomi dan cemburu, aksi brutal 'Si Jagal dari Jombang'
tersebut juga didorong rasa trauma masa kecilnya yang tidak bahagia. Sewaktu
masih anak-anak, Ryan sering jadi korban kekerasan ibunya. Pengalaman itu
membuatnya memendam kebencian terhadap sang ibu yang bertahan hingga ia
dewasa dan akhirnya disalurkan lewat hasrat membunuh.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Jadi dapat disimpulkan bahwa perilaku abnormal itu adalah perilaku yang
jarang ditemukan, melanggar norma sosial, menciptakan tekanan bagi yang
mengalaminya, yang menyebabkan ketidakmampuan individu untuk hidup
normal, dan menjadi respons yang tidak diharapkan oleh lingkungan. Oleh
karena itu, suatu perilaku yang dianggap abnormal adalah perilaku yang sesuai
dengan criteria diatas. Dimana harus terdapat semua criteria yang sesuai agar
dapat digolongkan sebagai perilaku abnormal. Sebab tidak semua perilaku
abnormal yang sesuai dengan satu criteria, juga akan sesuai untuk kriteria yang
lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat,A.Aziz Alimul.2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Surabaya:


Salemba Medika.

Sarwono, Sarlito Wirawan.1983.Teori-Teori Psikologi Sosial, Jakarta: Raja Grafindo


Persada.

Suyati, Sri. dkk. 1995. Psikologi Industri dan Sosial, Semarang : Pustaka Jaya.

King, Laura A., 2010. Psikologi Dasar, Jakarta : Salemba Humanika

Nevid, Jeffrey S., dkk. 2005. Psikologi Abnormal, Edisi ke 5. Jakarta: PT. Gramedia

Nevid, Jeffrey S., dkk. 2005. Psikologi Abnormal, Jakarta : PT Gelora Aksara
Pratama
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ..................................................................................
DAFTAR ISI .................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................


1.1. Latar Belakang Perilaku Abnormal ...........................................................
1.2. Rumusan Masalah ......................................................................................
1.3. Tujuan
Makalah ........................................................................................ .........

BAB II PEMBAHASAN GANGGUAN PERILAKU ...........................


2.1. Pengertian Perilaku Abnormal ..................................................................
2.2. Kriteria Perilaku normal dan Abnormal
2.3. Penyebab Prilaku Abnormal ......................................................................
2.4. Contoh kasus Abnormal ..............................................................

BAB III PENUTUP .....................................................................................


3.1. Kesimpulan ...............................................................................................
3.2. Saran .........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................

Anda mungkin juga menyukai