Anda di halaman 1dari 4

Pentingnya Sabar Didalam Berdakwah

No CommentsViews: 1.183 views


 Cetak Email

Sabar di dalam berdakwah memiliki peran amat penting dan sebagai kewajiban bagi
seorang da’i. Sabar, secara umum merupakan kewajiban bagi setiap muslim, namun bagi
seo-rang da’i, ia lebih dan sangat ditekan-kan. Oleh karena itu, Allah memerin-tahkan
kepada pemimpin para da’i dan teladan mereka, Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam
untuk bersikap sabar, Dia berfirman, “Bersabarlah (hai Muhammad) dan tiadalah
kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih hati
terhadap (kekafiran) mereka dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang
mereka tipu dayakan”. (QS. 16:127-128)

Di dalam ayat yang lain disebut-kan,“Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang
mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul telah bersabar dan janganlah kamu meminta
disegerakan (azab) bagi mereka.(Qs. Al-Ahqaaf: 35)

Juga firman-Nya yang lain, artinya, “Dan sesungguhnya telah didustakan (pula) rasul-rasul
sebelum kamu, akan tetapi mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan (yang
dilakukan) terhadap mereka, sampai datang pertolongan Kami terhadap mereka.” (QS. 6:
34)

Jika Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam saja, yang beliau adalah manusia paling mulia,
penghulu Bani Adam masih diperintahkan untuk bersabar, maka bagaimana lagi dengan
kita?

Pentingnya Sabar di dalam Ber-dakwahtc “Pentingnya Sabar di dalam Ber-dakwah”

Allah Subhannahu wa Ta’ala telah menjelaskan kepada kita semua, bahwa kehidupan ini
penuh dengan ujian dan cobaan. Salah satu hikmah diturunkannya cobaan dan ujian adalah
agar diketahuai mana orang yang jujur dan yang dusta, mana yang benar-benar mukmin
dan yang munafik, mana yang bersabar dan mana yang tidak.

Seorang da’i membutuhkan kesabaran yang ekstra kuat, hal ini karena keberadaan seorang
da’i lain dengan masyarakat pada umumnya. Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam telah
memberitahukan, bahwa semakin tinggi tingkat keimanan seseorang, maka semakin berat
ujian yang dihadapi, beliau bersabda, “Orang yang paling berat ujiannya adalah para nabi,
kemudian yang semisal mereka, lalu yang semisal mereka. Seseorang diberi ujian
berdasarkan tingkatnya dalam beragama.” (HR. At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad dan al-
Hakim. Dihasankan oleh al-Albani)

Maka kesabaran bagi seorang da’i amatlah penting, di antara pentingnya kesabaran di
dalam berdakwah adalah sebagai berikut:

1. Sabar di dalam Berdakwah Ibarat Kepala bagi Badan


Dapat dikatakan, bahwa tidak ada dakwah yang tanpa kesabaran, sebagai-mana tidak ada
badan yang tanpa kepala. Jika kepala lepas dari badan, maka itu artinya kematian. Oleh
karena itu, Iman Ibnu Qayim mengatakan,” Kedudukan sabar ter-hadap iman, ibarat
kedudukan kepala terhadap badan. Maka tidak ada iman bagi orang yang tidak punya
kesabaran, sebagaimana jasad juga tak berarti tanpa adanya kepala.” Jika dalam keimanan
yang sifatnya masih individual dibutuhkan kesabar-an, maka dalam dakwah yang skupnya
lebih luas dan kompleks sudah barang tentu sangat lebih dibutuhkan lagi.

2. Sabar Merupakan Salah Satu Empat Rukun Kebahagiaan.


Sebagaimana firman Allah Subhannahu wa Ta’ala , “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu
benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan
amal shaleh dan nasehat menasehati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati
supaya menetapi kesabaran.” (QS. 103:1-3)

3. Sabar Termasuk Akhlak Paling Agung.


Kesabaran merupakan akhlak yang dibutuhkan oleh setiap muslim secara umum dan lebih
khusus para da’i. Para ulama telah banyak menying-gung masalah pentingnya sabar dalam
banyak risalah dan karya mereka.

4. Sabar Termasuk Perkara Paling Penting.


5. Sabar Merupakan Pendekatan Diri kepada Allah yang Utama
Di dalam al-Qur’an disebutkan, bahwa hanya kesabaranlah yang akan dibalas oleh Allah
dengan pahala yang tidak terhitung. Hal ini menunjukkan, bahwa ia merupakan amal yang
sangat utama dan tinggi kedudukannya. Allah Subhannahu wa Ta’ala berfirman,
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala tanpa batas.”
(QS. 39:10

6. Kesabaran Meringankan Penderitaan


Setiap muslim dan terutama para da’i pasti menghadapi tantangan dalam hidupnya, karena
seorang da’i menga-jak manusia untuk meninggalkan hawa nafsu dan syahwat yang dibenci
oleh Allah, tunduk terhadap perintah-Nya, berhati-hati terhadap batasan-batasan-Nya serta
menjalankan apa yang disyariatkan oleh-Nya. Maka orang-orang yang berseberangan
dengan dakwahnya, pasti akan memusuhi dengan segenap tenaga bahkan bila perlu
dengan angkat senjata. Menghadapi rintangan semacam ini seorang da’i mau tidak mau
harus me-megang kayakinan dengan teguh dan bersabar, karena sabar merupakan pedang
yang tak pernah tumpul dan sinar yang tak kenal redup.

7. Sabar Adalah Sifat Para Nabi


Para nabi dan rasul alaihimussalam mendapatkan keselamatan, kesukses-an dan kekuatan
dikarenakan sikap sabar mereka. Allah Subhannahu wa Ta’ala berfirman, “Maka bersabarlah
Kamu, sesungguhnya janji Allah adalah benar dan sekali-kali janganlah orang-orang yang
tidak meyakini (kebenaran ayat-ayat Allah) itu menggelisahkan kamu.” (QS. 30: 60) Lukman
al-Hakim, seorang yang telah diberikan hikmah oleh Allah, telah mewasiatkan kesabaran
kepada anaknya, sebagaimana yang telah difirmankan Allah Subhannahu wa Ta’ala , “Hai
anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah
(mereka) dari per-buatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa
kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).” (QS.
31:17)
8. Dengan Kesabaran Seorang Da’i Menjadi Teladan
Seorang dai hendaknya menjadi teladan bagi masyarakatnya, sebagai-mana ini merupakan
salah satu sifat hamba yang ideal (Ibadur Rahman). Keteladanan dalam beragama tidak
akan didapat, kecuali dengan bersabar, karena Allah telah menetapkan, bahwa imamah
(keteladanan) hanya didapati oleh mereka yang sabar dan yakin ter-hadap ayat-ayat Allah.
Firman Allah Subhannahu wa Ta’ala , “Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-
pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah
mereka meyakini ayat-ayat Kami.” (QS. 32:24)

9. Sabar Menghantarkan Kepada Pertolongan Allah.


Hal ini tentunya bukan berarti dengan meninggalkan usaha, karena pertolongan dari Allah
tidak mungkin tercapai dengan sendirinya tanpa melakukan sebab- sebab yang mengan-
tarkan kepadanya. “Jika kamu bersabar dan bertaqwa, niscaya tipu daya mereka sedikit pun
tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah menge-tahui segala
apa yang mereka kerjakan.” (QS. 3:120) “Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap
hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang
yang diberi kitab sebelum kamu dan dari orang- orang yang mempersekutukan Allah,
gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertaqwa, maka
sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan. (QS. 3:186) Allah
Subhannahu wa Ta’ala menceritakan perihal Nabi Yusuf, bahwasanya dia mendapatkan
pertolongan dikarenakan kesabaran-nya. Yusuf berkata kepada saudara-saudaranya,
“Sesungguhnya Allah telah melimpahkan karunia-Nya kepada kami”. Sesungguh-nya barang
siapa yang bertaqwa dan bersabar, maka sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala
orang-orang yang berbuat baik”. (QS. 12:90)

10. Sabar Merupakan Kumpulan Berbagai Akhlak Luhur


Di dalam sabar termuat berbagai macam akhlak yang mulia, di antaranya adalah santun,
lembut, ramah, pemaaf, toleran, lapang dada, adil, menyembunyikan aib orang dan lain
sebagainya. Seorang da’i akan menghadapai orang yang memiliki berbagai macam karak-
ter. Ada yang banyak bertanya, sering membuat jengkel, malas, pembuat onar, menghadapi
pertengkaran dan lain-lain, maka menghadapi masyara-kat yang bermacam-macam
dibutuhkan kesabaran yang tinggi.

11. Sabar adalah Separuh Iman


Sabar dan Syukur adalah inti keimanan, Allah Subhannahu wa Ta’ala berfirman,
“Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi setiap
orang penyabar dan banyak bersyukur.” (QS. 14:5) Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam telah
menyifati seorang mukmin dengan sifat yang menakjub-kan, sifat itu tidak akan didapati,
kecuali pada seorang mukmin, yaitu, “Kalau mendapatkan kelapangan, maka ia bersyukur,
yang demikian adalah baik baginya. Dan apabila ditimpa kesempitan, maka ia bersabar dan
itu pun baik baginya juga.” (HR. Muslim)

12. Sabar Merupakan Sebab Untuk Meraih Kesempurnaan


Kesempurnaan iman hanya akan dapat diraih dengan kemauan keras dan keteguhan. Oleh
karena itu, dalam sebuah riwayat disebutkan doa berikut, “Ya Allah sesungguhnya aku
memohon kepada-Mu keteguhan dari setiap urusan dan kemauan keras dalam meraih
petunjuk.” Keteguhan dan kemauan yang keras tidak akan dapat berdiri dengan tegak,
tanpa adanya pondasi kesabaran.
13. Kesabaran Merupakan Sarana Melatih Diri
Seorang da’i harus melatih diri untuk menjauhi perkara-perkara yang tidak selayaknya
dilakukan olehnya seperti berkeluh kesah, bosan, patah semangat, terburu-buru, marah,
takut, rakus, mendahulukan hawa nafsu dan lain-lain. Hanya dengan membiasakan
bersikap sabar, ia akan mampu menjauhi semua itu, sehingga ia dapat bersikap
proporsional dan adil dalam berbagai permasalahan, mempertimbangkan sesuatu dengan
matang dan dengan pemikiran yang jernih. Akhirnya dakwah yang disampaikan menjadi
lebih mengena, karena ia dapat mencari waktu yang tepat, metode yang sesuai dan penuh
dengan hikmah.

14. Sabar Mempunyai Kedudukan yang Tinggi.


Di dalam beberapa firman Allah, sabar selalu bergandengan dengan sifat-sifat mulia yang
lain, seperti yakin, syukur, tawakkal, shalat, tasbih dan istighfar, jihad, taqwa, al-haq, belas
kasih dan sebagainya.

15. Kebaikan Dunia Akhirat Bagi Orang yang Sabar


Kebaikan bagi orang sabar: Allah beserta orang yang sabar; Allah mencintai orang
yang sabar; Mendapatkan kesejahteraan dan rahmat dari Allah; Mendapatkan
pertolongan; Dijaga dari tipu daya musuh dan yang paling penting adalah ia berhak
mendapatkan surga, sebagaimana firman Allah Subhannahu wa Ta’ala

Artinya, “Mereka itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam surga)
karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan
selamat di dalamnya, (QS. 25:75)

Referensi: “Anwa’u ash-Shabr wa Majalatihi fi Dlau’ al-Kitab wa as-Sunnah,” hal 7-27 Dr. Sa’id bin
Ali bin Wahf al-Qahthani (buletin an-Nur, file)

Anda mungkin juga menyukai