Disusun Oleh :
Anisah Ratu Mutiara (2204046041)
Nasywa Aulia Nur Hanifah (2204046051)
Khansa Asy Syifa’ (2204046061)
Alwi Syekh Sarif (2204046116)
Assalamu’alaikumwarahmatullahiwakabrokatuh.
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat
tersusun hingga selesai .Shalawat serta salam kita haturkan kepada Nabi besar
Muhammad SAW atas perjuangan beliau penulis dapat menikmati pencerahan Iman dan
islamdalammengurangisamudrakehidupanini. Dalammakalahini kami akan membahas
mengenai “Pengertian Sabar dan Fadilahnya“ dalam rangka memenuhi tugas mata
kuliah Tasawuf Munjiyat.
Tak lupa juga kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baikpikiran maupun materinya. Kami
berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman untuk para
pembaca kami yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk kesempuraan makalah ini .
Wasalamalaikumwarahamatullahiwabarakatuh
Semarang, 24 Februari 2023
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
Dalam makalah ini, akan dijelaskan tentang pengertian dan konsep sabar, serta
bagaimana sabar dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Diharapkan
dengan membaca makalah ini, pembaca akan memperoleh pemahaman yang
lebih baik tentang pentingnya sifat sabar dalam kehidupan dan bagaimana
menerapkannya secara efektif untuk meraih kebahagiaan dan kesuksesan.
١٢٧ ﴿ َق ِم َّما َي ْم ُكرُون َ ص ْب ُر َك ِإاَّل ِباهَّلل ِ ۚ َواَل ت َْحزَنْ َعلَ ْي ِه ْم َواَل تَ ُك ِفي
ٍ ض ْي َ اصبِ ْر َو َما
ْ ﴾ َو
“Bersabarlah (hai Muhammad) dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan
dengan pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih hati terhadap
(kekafiran) mereka dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang
mereka tipu dayakan.”
Kata sabar bermakna mencegah, mengekang atau menahan (man’u, habs), maka
bermakna menhahan jiwa dari perasaan cemas, menahan lisan dari berkeluh
kesah dan menahan anggota badan dari (tindakan amarah seperti) menampar
pipi, merusak barang dan lain-lain.1
Sadar itu suatu maqam (kedudukakan) dari maqam-maqam agama, dan satu
tingkat dari tingkat-tingkat orang-orang yang menempuh jalan tasawuf. Semua
“maqam” agama itu terususn dari tiga perkara, yaitu : kesadaran, keadaan dan
perbuatan. Kesadaran diatas menjadi pengkal yang menghasilkan keadaan,
sedangkan keadaan menjadi sebab timbulnya perbuatan tersebut. Dengan
demikianlah sabar itu tidak sempurna kecuali setelah adanya kesadaran dahullu
yang kemudian diiringi keadaan dan tindakan.2
Sabar adalah keadaan jiwa yang kokoh, stabil dan konsekuen, dalam pendirian.
Jiwanya tidak tergoyahkan, pendiriannya tidak berubah bagaimanapun berat
tantangna yang dihadapi. Sikap sabar dilandasi oleh suatu anggapan bahwa
segala sesuatu yang terjadi merupakan iradah tuhan. Dalam tasawuf, sabar
dijadikan satu maqam sesudah maqam faqir. Karena persyaratan untuk dapat
konsentrasi dalam dzikir orang harus mencapan maqam faqir, tentu hidupnya
1
Ibnu Al-Qayyim Al-Juzy, Sabar dan Syukur, hal.9
2
Imam Al-Ghazali, kitab taubat, sabar, dan syukur, diterjemahkan oleh Nurhickmah dan Drs. R.H.A.
Suminto, hal 149
akan dilanda berbagai macam penderitaan dan kepincangan. Oleh karena itu,
harus segera melangkah ke maqam sabar. Dalam Islam, mengendalikan diri
untuk mengamalkan prilaku sabar merupakan tiang bagi akhlak mulia.
Penguasaan diri dan bersabar waktu mengalami kesempitan, susah, penderitaan,
tantangan, dan perang adalah mentalitas Islam. Sikap sabar sangat ditinggikan
sebagai mentalitas orang mu’min dan muttaqin, sesuai firman-Nya :
١٥٣ ﴿ َصاَل ِة ۚ ِإ َّن هَّللا َ َم َع الصَّابِ ِرين َّ ﴾يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ا ْستَ ِعينُوا بِال
َّ صب ِْر َوال
“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai
penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”3
Ada kutipan cerita dari buku risalah qusyairiyah : Ali bin Abdullah A-Bashri
mengatakan bahwa seorang laki-laki berhenti didepan Syibli seraya bertanya,
“Sabar yang bagaimana yang lebih kuat (hebat) diatas orang-orang yang
sabar?”
3
Drs. Totok Jumantoro, M.A, Drs. Samsul Munir Amin, M.Ag, Kamus Ilmu Tasawuf,
hal 197-198
“Sabar didalam Allah SWT.”4
“Bukan?!”
“Bukan?!”
Ada pendapat bahwa asal kata ‘sabar’ itu adalah bermakna keras dan ketakutan.
Pendukung makna ini adalah kata shabir yaitu obat yang sangat pahit dan tidak
enak (jism). Pendapat lain mengatakan kata ‘sabar’ itu dari yang bermakna
mengghimpun dan merangkum, karena orang yang bersabar adalah ia
menghmpun (mengkonsentrasikan) jiwanya untuk tidak cemas dan berkeluh
kesah.7
Dari penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa sabar adalah kemampuan untuk
mengendalikan diri dalam menghadapi kesulitan, ketidak pastian, dan
penderitaan. Sabar tidak hanya berarti menahan diri dari keluhan dan
keputusasaan, tetapi juga mengandung arti kesediaan untuk menerima apa yang
terjadi dan mengambil tindakan yang tepat untuk mengatasi situasi yang sulit.
Jadi dapat disimpulkan bahwa sabar dapat mencegah manusia untuk jatuh dalam
hawa nafsu. Manusia dapat mengetahui bahwa menuruti syahwat dapat
memasukan dirinya kedalam jebakan. Oelhkarena itu sifat sabar dapat digunakan
sebagai senjata untuk melawan.
Fadilah atau keutamaan sabar sangat penting dalam kehidupan manusia. Sabar
membantu seseorang untuk tetap tenang dan terfokus pada tujuannya ketika
menghadapi cobaan dan kesulitan dalam hidup. Ketika seseorang mampu
menjaga keseimbangan emosionalnya, maka dia dapat merencanakan tindakan
yang lebih bijaksana dan efektif untuk mengatasi masalah.
8
Imam Al-Ghazali, oleh alih bahasa Drs. R.H.A. Suminto, Taubat, Sabar, dan Syukur, hal149
membangun hubungan yang lebih baik dengan orang lain dan memperkuat
jaringan sosial yang dimilikinya.
Namun, sabar bukanlah hal yang mudah dilakukan. Kita seringkali merasa
frustasi dan putus asa ketika menghadapi kesulitan dalam hidup. Kita perlu
melatih diri kita untuk menjadi lebih sabar dengan melihat sisi positif dari setiap
situasi yang sulit dan mengambil tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah.
Kita juga dapat memperoleh keutamaan sabar dari ajaran agama. Dalam Islam,
sabar disebutkan dalam Al-Quran sebagai salah satu sifat yang paling utama bagi
orang-orang yang beriman. Allah SWT mengatakan dalam Surah Al-Baqarah
ayat 153, “Wahai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada
Allah) dengan sabar dan shalat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang
sabar.”
Selain itu, dalam Islam juga terdapat banyak hadits yang menunjukkan
pentingnya sifat sabar. Contohnya, dari Abu Hurairah ra., ia berkata bahwa
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah SWT mengatakan: Aku adalah
dengan hamba-Ku sebagaimana ia mengharapkan kepada-Ku, dan Aku bersama
hamba-Ku ketika ia mengingat Aku. Jika ia mengingat Aku di dalam hatinya,
maka Aku akan mengingatnya di dalam diri-Ku. Jika ia mengingat Aku di dalam
suatu majelis, maka Aku akan mengingatnya di dalam suatu majelis yang lebih
baik daripada majelisnya. Jika ia mendekat kepada-Ku dengan sejengkal, maka
Aku akan mendekatinya dengan setapak. Jika ia mendekat kepada-Ku dengan
setapak, maka Aku akan mendekatinya dengan satu depa. Jika ia mendatangi-Ku
dengan berjalan, maka Aku akan mendatanginya dengan berlari.” (HR. Bukhari
dan Muslim).
Hadits ini menunjukkan bahwa seseorang yang sabar dalam beribadah dan
beramal shaleh akan mendapatkan rahmat dan keberkahan dari Allah SWT.
Allah SWT akan mendekatkan diri kepada hamba-Nya yang sabar dan berusaha
untuk dekat dengan-Nya.
Keutamaan atau fadilah dari sifat sabar dalam Islam juga sangat banyak. Salah
satunya adalah mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Dalam Al-
Qur’an Surah Al-Hajj ayat 35, Allah SWT berfirman :
Diantara orang yang arif ada yang mengatakan bahwa kedudukan orang-orang
yang bersabar ada tiga macam, yaitu :
1. Meninggalkan syahwat.
Ini derajat orang at-ta’ibin (orang-orang yang taubat)
2. Ridha atau rela atas kadar Tuhan.
Ini derajat al-Zahidin (orang yang tidak terpikat keduniawian
3. Cinta kepada setiap ciptaan Tuhan.
Ini derajat ash-Shiddiqin (orang-orang yang benar)
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan
Selain itu, kesabaran juga dapat membantu seseorang dalam menghadapi tantangan dan
rintangan yang muncul dalam hidup. Dalam kehidupan sehari-hari, kesabaran dapat
diterapkan dalam berbagai situasi seperti dalam hubungan, pekerjaan, dan pendidikan.
Dalam rangka meningkatkan kesabaran, beberapa saran yang diusulkan dalam makalah
ini meliputi mengasah kemampuan diri, menjaga kesehatan fisik dan mental, dan
meningkatkan kesadaran diri. Selain itu, pengembangan kemampuan mengontrol emosi
dan belajar untuk merespon dengan tenang dan bijaksana dalam situasi yang menantang
juga merupakan cara yang efektif untuk meningkatkan kesabaran. Oleh karena itu, kita
harus memperhatikan dan memperkuat kemampuan kesabaran dalam diri kita agar dapat
mencapai tujuan hidup yang lebih baik.
DAFTAR PUSAKA
Drs. Totok Jumantoro, M.A, Drs. Samsul Munir Amin, M.Ag, Kamus Ilmu
Tasawuf
Ibnu Al-Qayyim Al-Juzy, Sabar dan Syukur
Imam Al-Ghazali, kitab taubat, sabar, dan syukur, diterjemahkan oleh
Nurhickmah dan Drs. R.H.A. Suminto