Anda di halaman 1dari 10

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seperti yang kita tahu, bahwa dalam hidup ini kita sebagai manusia akan
selalu menghadapi berbagai macam ujian, rintangan, dan cobaan. Bagaimana
kita selaku hamba Allah swt akan menghadapi cobaan tersebut? Apakah tabah
dan menerimanya dengan penuh keikhlasan atau malah sebaliknya?
Dalam al-qur’an terdapat banyak disebut kata sabar itu. Karena
keutamaannya yang besar.
Probelamatika-problematika dalam hidup tentulah akan datang, lantas kita
harus selalu bersiap diri untuk menghadapinya. Ketika kita tidak dapat
menghadapinya kita akan merasa tertekan seakan-akan kita adalah orang
paling menyedihkan di muka bumi ini.
Padahal dengan sabar pun dapat membantu dan meringankan beban
psikologis yang kita hadapi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sabar?
2. Apa saja macam-macam sabar?
3. Bagaimana fungsi dan keutamaan sabar?
4. Bagaimana cara mengaplikasikan sikap sabar?
5. Bagaimana sabar sebagai terapi kejiwaan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian sabar
2. Untuk mengetahui macam-macam sabar
3. Untuk mengetahui fungsi dan keutamaan sabar
4. Untuk mengetahui cara mengaplikasikan sikap sabar
5. Untuk mengetahui sabar sebagai terapi kejiwaan

1
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sabar
Sabar berasal dari kata (‫ )صبر‬bersabar, (‫ )يصبر‬tabah hati, (‫ )اصبر‬berani

(atas sesuatu). Secara etimologi, (‫ )الصبور‬berarti menahan dan mengekang

(‫)الجس‬.1
Secara terminologi sabar berarti menahan diri dari segala sesuatu yang
tidak disukai karena mengharap ridha Allah swt.
Mengenai definisi sabar, para ulama banyak memberikan definisinya.
Menurut Dzunnum al-Mishri mengatakan sabar adalah menghindarkan diri
dari hal-hal menyimpang, tetap tenang ketika tertimpa suatu ujian dan
menampakkan kekayaan di saat ditimpa kefakiran dalam kehidupan.
Raghib al-Ashafani mendefinisikan sabar ialah menahan diri dari apa yang
diharuskan oleh akal dan syariat, atau menahan diri dari apa yang diharuskan
oleh keduanya untuk ditahan.
Adapun al-Jurjani berpendapat bahwa sabar ialah meninggalkan keluh
kesah kepada selain Allah tentang pedihnya suatu cobaan.
Jika dihubungkan dengan pandangan islam sabar dapat didefinisikan yaitu
tabah ketika menerima ujian-ujian dari Allah swt dalam bukti dan perjuangan
dengan tujuan memperoleh ridho-Nya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa sabar adalah bertabah hati dan tenang ketika
menerima ujian atau cobaan yang diberikan Allah swt bertujuan untuk
memperoleh ridho-Nya.

B. Macam-macam Sabar
Jika dilihat dari perwujudannya sabar terbagi lima bagian yaitu :
a. Sabar dalam beribadah

1
Nurul Hidayati, “Sabar dalam al-Qur’an Menurut Yusuf al-Qordhowi,” Skripsi (
Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2007), 1

2
Sabar mengerjakan ibadah berarti tekun mengendalikan diri mengikuti
semua syarat dan rukun ibadah itu. Menurut imam al Gazali dalam
melaksanakan ibadah itu perlu diperhatikan tiga hal yakni :
1. Sebelum melakukan ibadah harus menggunakan niat yang suci dan ikhlas,
semata-mata karena taat kepada allah .
2. Sedang melakukan ibadah jangan lah lalai memenuhi syarat-syaratnya,
janan lupa melakukan sesuai dengan tata tertibnya.
3. Sesudah, janganlah bersikap ria menceritakan kepada semua orang tentang
ibadah atau amalan yang diakukan dengan maksud supaya mendapat
sanjungan atau pujian dari orang lain.
b. Sabar di timpa malapetaka
Sabar ditimpa malapetaka atau musibah ialah teguh hati ketika
mendapatkan banyak cobaan, baik yang berbentuk kemiskinan maupun berupa
kematian. Kejatuhan, kecelakaan dan lain sebainya. Kalau mala petaka itu
tidak dihadapi dengan kesabaran, maka akan terasa tekanannya dalam jiwa
dan raga. Timbulah kegelisahan, kecemasan, panik dan akhirnya keputus
asaan. Terkadaang sebagian orang nekat dan gelap mata mengambil keputusan
konyol dan tindakan tragis seperti bunuh diri.
c. Sabar terhadap kehidupan dunia
Adalah sabar oleh tipu daya dunia, janganlah kita terikat terhadap
kenikmatan hidup duniawi. Kehidupan di dunia ini janganlah menjadi tujuan
akhir, namun gunakan dunia ini sebagai alat untuk mempersiapkan diri
menghadapi kehidupan yang abadi. Banyak orang yang terpesona terhadap
kemewahaan hidup duniawi. Dilampiaskan hawa nafsunya, hidup berfoya-
foya, rakus, tamak dan sebagainya sehingga tidak memperdulikan mana yang
hallal dan mana yang haram, malah trkadang merusak dan merugikan orang
lain. Untuk itu diperlukan kesabaran dalam menghadapinya.
d. Sabar terhadap maksiat
Ialah mengendalikan diri supaya jangan melakukan perbuatan maksiat.
Tarikan untuk mengerjakan maksiat itu sangat kuat. Sabar terhadap maksiat
ini bukan hanya semata untuk keselaman diri sendi, tetapi juga keselamatan

3
untuk orang lain. Yakni dengan berusaha orang lain juga jangan sampai
terpelosok kejurang kemaksiatan, dengan melakukan amar ma’ruf nahi
munkar (menyuruh manusia untuk melakukan amal baik dan mencegahnya
dari perbuatan yang salah dan buruk)
e. Sabar dalam perjuangan
Sabar dalam perjuangan adalah dimana manusia mengalami up and dwon
masa naik atau turun, masa menang atau masa kalah. Apabila perjuangan
belum berhasil, atau sudah nyata mengalami kekalahan, hendak lah berlaku
sabar menerima kenyataan itu dengan hati yang lapang. Sabar dalam arti tidak
putus asa. Tidak putus harapan, tidak patah semangat. Tetapi harus menyusun
kekuatan kembali. Apabila suatu perjuangan di kendalikan oleh rasa sabar,
maka dengan sendirinya akan timbul ketelitian, kewaspadaan keadilan dan
kebijakan-kebijakan serta tindakan-tindakan yang manusiawi. Orang yang
tidak sabar dalam perjuangan sering kali mundur ditengah jalan atau setelah
sampai dimedan juang akan kalah sebelum berjuang.
‘’Sesungguhnya shabar itu hanyalah pada rintangan (pukulan) pertama”
(riwayat mukhari dan muslim)
Jika rintangan pertama telah dilalui dengan shabar maka rintangan-
rintangan berikutnya,akan dapat diewati lebih mudah daripada hambatan
pertama itu. Sehubungan dengan hai itu maka allah memerintahkan untuk
berlaku shabar :

“hai orang-orang yang beriman. Berlaku shabarlah, sabarkanlh dan


perteguhlah kekuatanmu dan bertaqwalah kepada allah, supaya kamu
memperolehkebahagianan” (Surah ali imran :200)

Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai


penolongmusesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (Surah al-
Baqarah :153)

4
Bala ujian-ujian sewaktu-waktu didatangkan allah untuk membuktikan
siapa-siapa yang sabar :
“Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami
mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu, dan
agar Kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu.” (Surah Muhammad:
31)
Berhubung tilah semua orang memiliki shabar maka sikap ini dianggap
“mahal” tinggi nilainya dan dipandang termasuk akhlaqul-mahmudah, sikap
yang terpuji :
“dan orang yang shabar dan mengampuni, sesunggunya perbuatan yang
demikian itu termasuk perkara-perkara yang digemari.”(Surah Asy-Syura’43)

C. Fungsi dan Keutamaan Sabar


Sabar merupakan separuh dari iman, rahasia kebahagiaan manusia, sumber
kekuatan dikala ditimpa musibah, bekal seorang mukmin saat datang beragam
bencana, dan senjata seorang sufi untuk melawan hawa nafsunya,
menjadikannya konsisten dalam menjalankan perintah Allah dan
mencegahnya terjerumus pada kesesatan.2
Karena sungguh besar fungsi sabar dan tinggi derajatnya, dalam al qur’an
Allah swt menyebut sabar kurang lebih disembilan puluh tempat.3
Sabar juga sangat bermanfaat bagi kita, yaitu: memberi ketenangan pada
tubuh dan pikiran, sehingga ketika tidak mendapatkan sesuatu sesuai dengan
ekspektasi, kita tetap tenang, ketidaksabaran akan mengakibatkan kegelisahan,
kebencian, dan permusuhan. Dan apabila sabar maka akan merasakan hidup
lebih damai karena setiap hal yang dilakukan akan mengalir dengan
sendirinya.

2
Abdul Qadir Isa, Hakekat Tasawuf, terj. Khairul Amru Harahap dan Afrizal Lubis
(Jakarta: Qisthi Press, 2005), 228
3
Al-Imam Ibnu Qudamahal-Maqdisi. Mukhtashar Minhajul Qashidin: Meraih
Kebahagiaan Hakiki Sesuai Tuntutan Ilahi, terj. Izuddin Karimi (Jakarta: Darul Haq, 2017), 495.

5
D. Cara Mengaplikasikan Sabar
Seperti yang telah dikatakan diatas bahwa sangat besar fungsi sabar dan
keutamaan seseorang yang senatiasa bersabar. Pengaplikasian sabar ini dalam
kehidupan sehari-hari sangatlah penting. Sebagaimana firman Allah swt dalam
al-qur’an. Dalam al baqarah 155 yang artinya “Dan sungguh akan Kami
berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan
harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-
orang yang sabar.
Ayat tersebut terdapat ungkapan “ketakutan” dan “kehilangan jiwa”
sebagai salah satu bentuk ujian Allah terhadap kesabaran seseorang. Musibah
berdasarkan ketentuannya, dibagi menjadi dua, yaitu jenis musibah yang tidak
dipengaruhi oleh campur tangan manusia, sperti adanya bencana alam. Seperti
longsor, gempa bumi, erupsi gunung berapi, tsunami, dan seterusnya.
Orang yang tidak sabar terhadapnya, ia akan mengalami goncangan atau
perasaan tidak berdaya, karena dalam fikirannya, bencana alam akan datang
sewaktu-waktu tanpa dapat dikendalikan oleh campur tangannya. Dalam
keadaan seperti ini, hendaknya seseorang tersebut berfikir, bahwa bencana
alam (seperti gempa bumi) datang karena kehendak Allah semata. Terjadinya
pergeseran lempeng hanya dipahami sebagai waṣilah semata akan datangnya
musibah.
Sikap sabar yang tepat adalah mengembalikan segala sesuatu kepada Allah
terlebih dahulu, kemudian berikhtiyar, membangun kembali (melakukan
langkah recovery), dan berikhtiyar. Kerugian yang diakibarkan oleh gempa
bumi, yang meluluhlantakkan usahanya, akan menyebabkan perasaan putus
asa. Hal ini yang perlu dihindari oleh kaum muslimin. Oleh karena itu, dalam
sistem penanggulangan terhadap bencana sebagaimana strategi BNPB (Badan
Nasional Penanggulangan Bencana), langkah yang perlu dilakukan tidak
hanya mengurangi resiko bencana semata, melainkan juga usaha recovery,
termasuk di dalamnya bagaimana menyembuhkan trauma psikis, sehingga
orang dapat menerima bencana, kemudian bersikap aktif dalam memulihkan
kondisi. Sikap seperti ini dapat pula ditujukan kepada seorang yang terkena

6
penyakit demam berdarah. Orang sabar bukan berarti pasif menerima keadaan,
melainkan aktif berperan serta dalam mengubah lingkungannya.
Adapun jenis musibah yang harus dihadapi dengan sikap sabar lainnya
adalah musibah berupa tindakan manusia yang menganggu harta, kehormatan
dan jiwa seorang. Dalam kehidupan sehari-hari hal ini mudah ditemukan,
seseorang yang karena lemah dalam pergaulannya, sering diolok-olok, dihina,
dicaci maki dan seterusnya. bersabar atas musibah jenis ini lebih sulit
dilakukan daripada bersabar dari jenis yang pertama, karena musibah jenis ini
adalah musibah yang menimpa perasaan seseorang. Maka ia harus
dikondisikan agar dapat mengontrol emosinya. Jika tidak, maka ia akan selalu
mengingat pihak-pihak yang telah menyakiti hatinya, dan suatu saat akan
membalas perbuatan yang menyakitkan pula.
Serangan terhadap psikis sebenarnya dialami oleh hampir semua Nabi.
Misalnya Nabi Yusuf yang difitnah telah melakukan zina, begitu pula Nabi
Muhammad sendiri, maupun Nabi-nabi sebelumnya, seperti Nabi Musa as.
Meski tidak pernah disebutkan dalam nash secara terperinci bagaimana teror
psikis yang dilakukannya. Nabi Ayyub tidak hanya diberikan ujian
kemiskinan dan kehinaan, tetapi pasti didalamnya termuat bagaimana perilaku
nyegir dari orang-orang sekitarnya. Penyakit yang merubah penampilan
fisiknya menjadi jorok dan bau, akan lebih memudahkan Nabi Ayyub dihina
atau diteror mentalnya.
Salah satu solusi yang biasa dilakukan adalah tidak mengingat kejadian-
kejadian yang menyakitinya, dengan cara memperbanyak Żikir, memperbaiki
hubungan sosial, dan melakukan perombakan, dimulai dari dirinya sendiri.
Upaya yang lain yang biasa dilakukan adalah dengan memperbanyak aktivitas,
karena dengan aktivitas ini akan menyibukkan jiwa dan raga, sehingga
membantu seseorang untuk mencegah dari perasaan dendam atau sakit hati.
Banyak sekali bentuk kesabaran yang dialami oleh seseorang dalam
kehidupan kesehariannya. Baik itu dihadapkan pada masalah hubungan kerja,
hubungan kekerabatan (keluarga), hubungan sosial masyarakat, interaksi
sosial, komunitas sosial, dan sebagainya. Bentuk kesabaran lainnya berupa

7
kekurangan pangan juga sangat penting. Karena kekurangan harta benda
(kemiskinan) akan menambah ketidakwibawaan seseorang dalam interaksinya
di tengah masyarakat. Sehingga jika dihadapkan pada masalah seperti ini, ia
akan menyiapkan kesabaran atas dua hal sekaligus, kesabaran dalam bentuk
fisik (tahan terhadap kelaparan dan menahan keinginan untuk mencukupi
kebutuhannya) dan kesabaran dalam bentuk psikis seperti menerima sindiran
dari orang lain dengan tabah.

E. Sabar Sebagai Terapi Kejiwaan


Dalam kehidupan sehari-hari konsep sabar ini sangat diperlukan. Sabar
banyak digunakan ketika orang dihadapi dengan berbagai persoalan
psikologis. Misalnya mengahadapi situasi yang penuh dengan tekanan (stress),
menghadapi musibah, atau ketika mengalami kondisi emosi sedang marah.
Dalam suatu penelitian dikatakan bahwa sabar menjadi salah satu yang
berperan penting dalam terbentuknya post traumaticgrowth pada survivor
gempa bumi di Bantul.
Mental yang sehat yaitu dengan tercapainya keserasian fungsi-fungsi
kejiwaan sehingga terbentuknya kesesuaian diri dengan sesama manusia
maupun lingkungan dengan berdasarkan iman dan takwa. Tujuan kesehatan
mental adalah untuk mencapai hidup yang bermakna dan bahagia dunia
hingga akhirat. Seseorang yang mentalnya sehat, akan mampu memecahkan
masalah hidup yang dihadapinya secara baik.4

4
Ernawati, Pemikiran Tallal Alie Turfe Tentang Sabar sebagai Terapi Meredam Gelisah
Hati Implikasinya Terhadap Kesehatan Mental," Skripsi (Semarang: Fakultas Dakwah Instutut
Agama Islam Negeri Walisongo Semarang,2009), hal 36-39.

8
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kita sebagai manusia hendaklah selalu menanamkan konsep sabar ini
dalam diri. Selain itu juga mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari
karena selama kita hidup, kita tidak pernah luput dari yang namanya cobaan
dan ujian. Tetapi kita harus selalu ingat bahwa Allah swt. tidak akan pernah
memberikan cobaan atau ujian yang hamba-Nya itu tidak mampu melaluinya.
Sabar dapat pula menjadi psikoterapi, dengan sabar kita dapat menghadapi
segala persoalan hidup yang ada, menjadi salah satu problem solving kita,
untuk menghadapi situasi penuh tekanan dan ketika sedang marah.

9
DAFTAR PUSTAKA

Al Qalami, Abu Fajar. Ringkasan IHYA’ULUMUDDIN Imam L Ghazali.


Surabaya : Gitamedia Press, 2003.

Asmaran. Pengantar Ilmu Tasauf. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996.


Heri Stiono. “Konsep Sabar Dan Aktualisasinya dalam Pendidikan Agama Islam
Di Lingkungan Keluarga (Kajian Buku Sabar Dan Syukur Karya Ibnul
Qayyim Al-Jauziyah).” Skripsi. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2015.

Isa, Abdul Qadir. Hakekat Tasawuf. terj. Khairul Amru Harahap dan Afrizal
Lubis. Jakarta: Qisthi Press, 2005.

Nurul Hidayati, “Sabar dalam al-Qur’an Menurut Yusuf al-Qordhowi.” Skripsi.


Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2007.

Ya’qub, Hamzah. Tingkat Ketenangan dan Kebahagiaan Mukmin (Tasauf Dan


Taqarrub) Jakarta: Pustaka Atista, 1992

10

Anda mungkin juga menyukai