PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apakah psikologi kepribadian itu?
2. Bagaimana kepribadian dalam pendidikan?
3. Bagaimana pendapat penulis mengenai psikologi kepribadian?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian psikologi kepribadian.
2. Untuk mengetahui kepribadian dalam pendidikan.
3. Untuk memberikan pendapat mengenai psikologi kepribadian.
D. Manfaat Penulisan
1. Menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang psikologi umum, khususnya
psikologi kepribadian.
2. Sebagai calon guru SD dapat menjadikan bekal pengajaran kepada peserta didik
nantinya.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ilmu Jiwa kepribadian (Personalisme)
W.Stern adalah seorang ahli ilmu jiwa. Ia adalah seorang professor di
Hamburg. Ia terpengaruh oleh ilmujiwa asosiasi dan ilmu jiwa gestalt.
Stern menulis teori ilmu jiwanya dalam bukunya Person sache, terdiri
dari 3 jilid.
Isinya antara lain tentang pendapatnya apakah person itu, dan stern
berpendapat bahwa manusi harus dilihat sebagai suatu pribadi, suatu kebulatan
yang sebenar-benarynya.
Pikiran Stern yang bersifat ilmu pengetahuan ilmiah, bersifat filosofis
dan empiris, semuanya berpusat pada totalitas. Asas filsafatnya ialah
kepribadian.
1. Personalistik adalah ilmu pengetahuan yang menjadi dasar untuk
mempelajari manusia. Misalnya:
a) Ilmu jiwa
b) Ilmu tubuh
c) Ilmu hayat
2. Personalistik adalah ilmu pengetahuan tentang pribadi, yang netral.
Artinya, yang tidak terkena oleh perbedaan antara tubuh dan jiwa.
3. Personalistik adalah ilmu jiwa pengalaman. Sebab segala sesuatu
yang bersifat metafisis dikesampingkan.
Buku Stern antara lain berisi pendapatnya tentang person dan
sache
a. Yang dimaksud oleh Stern dengan person ialah suatu kesatuan
yang dapat menentukan diri sendiridengna merdeka dan
mempunyai 2 tujuan, yakni
1) Mengembangkan diri
2) Mempertahankan diri
Jadi, sel tumbuh-tumbuhan, binatang, dan sebagainya adalah
person, kesadaran bukannya bagian mutlak dari person, sebab
person tidak hanya terbatas pada manusia.
2
b. Sache (benda) adalah segala sesuatu yang tidak dapat
dipandang sebagai suatu kesatuan yang mempunyai maksud
untuk menentukan diri dengan merdeka.
5
Tokohnya Sigmund Freud.
4. Phenomenology Theory
Tokohnya adalah Abraham Maslow dan Carl rogers.
6
Tahapan Usia(dalam Karakteristik Sukses><gagal
tahun)
Bayi awal 0- 1 Percaya><tidak percaya
Bayi lanjut 1 - 3 Otonomi><malu dan ragu-ragu
Anak-anak awal 4 - 5 Inisiatif><merasa bersalah
Anak-anak pertengahan 6 - 11 Ketekunan><rasa rendah diri
Masa puber 12 - 20 Membuktikan
kemampuan><kekacauan
peran
Dewasa awal 12 - 40 Kekariban><pengasingan
Dewasa pertengahan 30 - 65 Menyamaratakan><tidak aktif
Dewasa lanjut Diatas 65 menggabungkan><putus asa
3. Algyris
Chris Algyris menyakini bahwa orang yang sehat mencoba
mendapatkan atau menuntut situasi yang menawarkan otonomi
(mandiri, keinginan yang bebas atau luas), perlakuan yang
sama, dan kesempatan untuk menonjolkan kemampuannya
dalam masalah rumit. Kesempatan ini cenderung bergerak dari
ketidakmatangan menuju kematangan dari:
a. Keadaan pasif ke pengembangan aktif
b. Ketergantungan ke kemandirian
c. Sejumlah rata-rata berkelakuan baik ke alternative
pilihan yang jelas
d. Minat yang dangkal atau sederhana ke minat yang
penting atau bermanfaat
e. Perspektif waktu yang singkat ke perspektif waktu
yang lebih leluasa
f. Posisi subordinatif ke cara memandang dirinya
sebagai superordinat
g. Miskinnya kesadaran terhadap dirinya ke kesadaran
tentang dirinya.
7
4. Sheely
Perkembangan orang dewasa ditempuh melalui lima tahap
krisis sebagai berikut.
a. Periode pulling up roots.
b. The trying twenties
c. The catch thirties
d. The deadlinedecade
e. Renewal or regisnation
5. Sheldon
Menurut Sheldon, manusia dilihat dari segi morphology
(bentuk badan) dapat dibedakan menjadi hal-hal berikut.
a. Endomorph
b. Mesomorph
c. Ectomorph
6. Carl Gustav Jung
Menurut Carl individu dapat dibedakan menjadi dua sisi,
yakni introvert dan introvert. Extrovert adalah kecenderungan
seseorang untuk mengarahkan perhatian keluar dari dirinya,
sehingga segala minat, sikap, keputusan yang diambil lebih
ditentukan oleh peristiwa yang terjadi di luar dirinya. Orang-
orang yang bersifat extrovert menunjukkan sikap yang lebih
terbuka dan maumenerima asukan dari pihak luar, aktif, suka
berteman, dan ramah tamah. Sedangkan, introvert adalah sikap
yang menunjukkan dirinya tertutup dan lebih berhati-hati,
pengambilan keputusan agak terlepas dari kendala dan
penelaahanmengenai situasi, kebudayaan, perorangan atau
benda di sekitar mereka, mereka tenang, rajin, bekerja sendiri,
dan agak tertutup secara social.
7. Eric Berne
Eric Berne memperkenalkan suatu metode untuk
menganilisi kepribadian seseorang dengan melihat tingkah laku
mereka yang dominan pada suatu saat, dan bila ini menjadi
kebiasaan yang terus-menerus dapat dikatakan manusia
memiliki kecenderungan tipe kepribadian tertentu.
8
d. Factor penentu perubahan kepribadian
Perubahan dalam kepribadian tidak dapat terjadi secra spontan,
tetapi merupakamn hasiil pematangan, pengalaman, tekanan dari
lingkungan social budaya, dan factor-faktor dari individu.
1. Pengalaman awal
2. Pengaruh budaya
3. Kondisi fisik
4. Daya tarik
5. Intelegensi
6. Emosi
7. Nama
8. Keberhasilan dan kegagalan
9. Penerimaan social
10. Pengaruh keluarga
11. Perubahan fisik.
9
3. Kepribadian adalah tingkatan sifat-sifat di mana biasanya sifat
yang tinggi tingkatnya mempunyai pengaruh yang menentukan.
4. Kepribadian adalah integrasi daripada sistim dan kebiasaan
yang menunjukkan cara khas pada individu untuk menyesuaikan
dirinya dengan lingkungannya.
Dari batasan-batasan definisi di atas, ditemukan dua kata kunci
mengenai kepribadian, yakni sifat dan sikap. Namun bila diinterpretasi
lebih lanjut, tentu masih ditemukan kata-kata kunci lain yang sangat terkait
dengan keperibadian, misalnya; ciri, karakter, watak, jiwa, moral, semangat,
kebiasaan, dan tingkah laku. Dari kata-kata kunci ini, maka dapat dirumuskan
bahwa kepribadian adalah organisasi psiko dan fisik yang dinamis dalam diri
setiap manusia yang menentukan penyesuaian dirinya yang unik terhadap
lingkungannya.
Dalam teori kepribadian, setiap orang memiliki ciri khusus dan unik.
Kehidupan seseorang menyangkut berbagai aspek, antara lain aspek
emosional, sosial psikologis dan sosial budaya, serta kemampuan intelektual
yang terpadu secara integratif dengan faktor lingkungan kehidupan. Pada awal
kehidupannya dalam rangka menuju pola kehidupan pribadi yang lebih
mantap, setiap pribadi berupa untuk mampu mandiri, dalam arti mampu
mengurus diri sendiri sampai dengan mengatur dan memenuhi kebutuhan serta
tugasnya sehari-hari. Untuk itu, diperlukan penguasaan situasi untuk
menghadapi berbagai rangsangan yang dapat mengganggu kestabilan
pribadinya.
Kebutuhan fisik tiap orang perlu pemenuhan, misalnya seseorang perlu
bernafas dengan lega, perlu makan enak dan cukup, perlu ke-nikmatan, dan
perlu keamanan. Berkaitan dengan aspek sosio-psikologis, setiap pribadi
membutuhkan kemampuan untuk mengusai sikap dan emosinya serta sarana
komunikasi untuk bersosialisasi. Hal itu semua akan tampak secara utuh dan
lengkap dalam bentuk perilaku dan perbuatan yang mantap. Dengan demikian,
masalah teori kepribadian merupakan bentuk integrasi antara faktor fisik,
sosial budaya, dan faktor psikologis. Di samping itu, setiap orang juga
membutuhkan pengakuan dari pihak lain tentang harga dirinya, baik dari
keluarganya sendiri maupun dari luar keluarganya.
10
Bila teori kepribadian dikaitkan dengan teori kependidikan, maka
ditemukan keterpaduan. Dalam GBHN (Ketetapan MPR No IV/MPR/1978),
berkenaan dengan pendidikan dikemukakan antara lain sebagai berikut:
Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan
rumah tangga, sekolah dan masyarakat. Karena itu pendidikan adalah
tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.
Tanggung jawab pendidikan diselenggarakan dengan kewajiban
mendidik. Secara umum mendidik ialah membantu anak didik di dalam
perkembangan dari daya-dayanya dan di dalam penetapan nilai-nilai yang
pada akhirnya nanti mampu mempengaruhi kepribadian anak didik ke arah
yang lebih baik. Bantuan atau bimbingan dilakukan dalam pergaulan antara
pendidik dan anak didik dalam situasi pendidikan yang terdapat dalam
lingkungan rumah tangga, sekolah dan masyarakat.
11
Kepribadian yang baik pula harus dimiliki pendidik. Namun tidak
kepribadian yang baik yang diperlukan namun kepribadian yang
mencerminkan seorang pendidik.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Istilah kepribadian secara etimologis, berasal dari kata pribadi yang berarti
manusia sebagai perseorangan, yang meliputi keseluruhan sifat-sifat dan watak yang
dimilikinya. Bila kata pribadi diawali dengan afiks ke akhiran an, yakni ke-
pribadi-an, maka pengertiannya adalah sifat hakiki yang tercermin pada sikap
seseorang secara individu
Banyak ahli yang telah merumuskan definisi kepribadian berdasarkan
paradigma yang merekla yakini dan focus analisis dari teori yang mereka
kembangkan.
Kepribadian sangat erat kaitannya dengan pendidikan. Kepribadian dan
pendidikan merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.
DAFTAR PUSTAKA
13