Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Psikologi kepribadian sebenarnya bukan masalah baru, cabang ilmu kepribadian
yang disebut psikologi kepribadian ini sebenarnya telah diusahakan oleh para ahli hanya
saja sering diberi nama lain. Ada yang memberi nama characterelogie atau the sciene of
character. Ada yang memberi nama typologi of character, teory of personality dan lain-
lain. Di dalam bahasa Indonesia istilah-istilah yang banyak digunakan adalah ilmu
watak, ilmu perangai, karakterologi, teori kepribadian dan psikologi kepribadian.
Dan untuk memahami lebih lanjut serta untuk memenuhi tugas mata kuliah
Psikologi Umum, maka penulis menyusun sebuah makalah yang berjudul Psikologi
Kepribadian.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah psikologi kepribadian itu?
2. Bagaimana kepribadian dalam pendidikan?
3. Bagaimana pendapat penulis mengenai psikologi kepribadian?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian psikologi kepribadian.
2. Untuk mengetahui kepribadian dalam pendidikan.
3. Untuk memberikan pendapat mengenai psikologi kepribadian.

D. Manfaat Penulisan
1. Menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang psikologi umum, khususnya
psikologi kepribadian.
2. Sebagai calon guru SD dapat menjadikan bekal pengajaran kepada peserta didik
nantinya.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ilmu Jiwa kepribadian (Personalisme)
W.Stern adalah seorang ahli ilmu jiwa. Ia adalah seorang professor di
Hamburg. Ia terpengaruh oleh ilmujiwa asosiasi dan ilmu jiwa gestalt.
Stern menulis teori ilmu jiwanya dalam bukunya Person sache, terdiri
dari 3 jilid.
Isinya antara lain tentang pendapatnya apakah person itu, dan stern
berpendapat bahwa manusi harus dilihat sebagai suatu pribadi, suatu kebulatan
yang sebenar-benarynya.
Pikiran Stern yang bersifat ilmu pengetahuan ilmiah, bersifat filosofis
dan empiris, semuanya berpusat pada totalitas. Asas filsafatnya ialah
kepribadian.
1. Personalistik adalah ilmu pengetahuan yang menjadi dasar untuk
mempelajari manusia. Misalnya:
a) Ilmu jiwa
b) Ilmu tubuh
c) Ilmu hayat
2. Personalistik adalah ilmu pengetahuan tentang pribadi, yang netral.
Artinya, yang tidak terkena oleh perbedaan antara tubuh dan jiwa.
3. Personalistik adalah ilmu jiwa pengalaman. Sebab segala sesuatu
yang bersifat metafisis dikesampingkan.
Buku Stern antara lain berisi pendapatnya tentang person dan
sache
a. Yang dimaksud oleh Stern dengan person ialah suatu kesatuan
yang dapat menentukan diri sendiridengna merdeka dan
mempunyai 2 tujuan, yakni
1) Mengembangkan diri
2) Mempertahankan diri
Jadi, sel tumbuh-tumbuhan, binatang, dan sebagainya adalah
person, kesadaran bukannya bagian mutlak dari person, sebab
person tidak hanya terbatas pada manusia.

2
b. Sache (benda) adalah segala sesuatu yang tidak dapat
dipandang sebagai suatu kesatuan yang mempunyai maksud
untuk menentukan diri dengan merdeka.

Sache, tidak mempunyai kepribadian, sebab benda hanya kumpulan


dari bagian-bagian yang masing-masing berdiri sendiri-sendiri. Sache tidak
mempunyai tujuan, sifatnya pasif, dapat diukur, dan tergantung sam sekai oleh
hukum-hukum alam.
Meskipun demikian, antara person dan sache tidak terdapat
pertentangan. Sebab adanya asas hierarchie. Misalnya, dunia manusia adalah
hierarchie dari individu, keluarga, dan bangsa.
Stern mengatakn bahwa person adalah suatu unitas-unitas pleks.
Artinya ialah person adalah suatu kesatuan yang terjadi dari unsur-unsur yang
banyak, yang masing-masing berdiri sendiri.
Contoh, sel-sel pada tubuh manusia, dipandang sebagai suatu kesatuan
yang berdiri sendiri adalah person
Pengikut Stern antara lain Kohnstamm dan Scheler. Tetapi
Kohnstamm bertentangan pendapat dengan Stern.
Pertentangan itu terjadi karena Stern mendasrakan teorinya pada
pengalaman, dan Kohnstamm mendasrakan pada kitab Suci (injil).
Kohnstamm tidak setuju dengan pendapat Stern bahwa:
1. Kesadaran bukan bagian mutlak pada person.
2. Tumbuh-tumbuhan, hewan, dan sebagainya juga person, adalah
bertentangan dengan hidup sehari-hari.
3. Hubungan aku-kamu hanya dapat dilihat dari sudut hubungan aku-
Tuhan.
4. Tuhan adalah person yang memengaruhi seluruh alam.
5. Tuhan adalah suatu pribadi yang hidup.
Menurut Ster, kegiatan pribadi adalah psycho-physis netral.
Maksudnya dalam usaha pribadi untuk melaksanakan maksud-maksud
tertentu, ia melaksanakan bermacam-macam perbuatan. Dalam kegiatan ini
gejala kejiwaan tidal dapat dipisahkan dengan gerak-gerak tubuh. Sebenarnya
dua macam unsur ini hanya dipisahkan untuk memudahkan penyelidikan.
Kegiatan selalu mempunyai dua macam sifat.
3
1. Reaksi, ialah suatu factor dari dunia luar yang berlaku sebagai
perangsang.
2. Aksi spontan ialah yang bekerja, yang berupa sesuatu factor dari
dalam.
Pribadi itu terdiri dari bagian-bagian. Bagian-bagian itu masing-masing
adalah suatu kesatuan yang bulat, yang semuanya bekerja sama secra organis.
Bagian-bagian itu terdiri dari kesatuan-kesatuan yang bulat. Karena itu
person adalah struktur dari struktur.
Person, tidak seluruhnya tersusun sebagai struktur. Sebab sebagian
tampak samar-samar, kurang jelas batas-batsnya. Dengan inilah maka person
mempunyai kemampuan untuk menyusaikan diri dengan keadaan.
Teori W.Stern yang paling terkenal adalah teori Convergensi. Ini
adalah jalan tengah dari alirannativisme, yang berpendapat bahwa
perkembangan manusia ini sama sekali ditentukan oleh pembawaan yang telah
dibawa oleh anak sejak lahir. Dan teori atau aliran empiris, yang berpendapat
bahwa perkembangan manusia itu sama sekali ditentukan oleh factor-faktor
dari luar. Sebab sejak anak lahir, jiwa anak masih bersih putih.
W.Stern dalm hal ini berpendapat bahwa factor dari dalam atau dari
luar saja tidak dapat menunjukkan adanya suatu pribadi tertentu yang bulat.
Jadi, perkembangan jiwa anakditentukan oleh dunia luar dan dunia dalam.
Kedua factor itu konvergen, dan darinya tumbuhlah anak mempunyai pribadi
tertentu yang berbeda sekali dengan yang lain.
Menurut Stern, pertumbuhan adalah perkembangan yang terjadi
dengan sendirinya, tetapi bertujuan. Pertumbuhan ini harus ditinjau dari segi
jasmani dan segi rohani.
Dalam pertumbuhan ini ada perubahan berangsur-angsur dari struktur
yang belum jelas ke struktur yang makin jelas, akhirnya sampai pada struktur
yang pasti dan teratur, dan menunjukkan bagian-bagian yang jelas. Dalam
pertumbuhan ini oaring mempunyai sifat kebulatan yang baru.
Menurut Stern, kesadaran terjadi Karen adanya konflik. Yaiitu adanya
pertentangan antara lahir dan batin. Antara disposisi dan alam sekitar. Kalau
disposisi dan alam sekitar seimbang, takkan terjadi konflik itu.
Jadi, kesadaran tidak menunjukkan adanya keseluruhan hidup, tetapi
hanya terjadi pada saat-saat terjadinya konflik.
4
B. Kepribadian dalam Pendidikan
Pada dasarnya jiwa manusi dibedakan menjadi du aspek, yakni aspek
kemampuan (abilty) dan aspek kepribadian (personality). Aspek kemampuan
meliputi prestasi belajr, intelegensi, dan bakat; sedangakn kemampuan aspek
kepribadian meliputi watak, sifat, penyesuaian diri, minat, emosi, sikap, dan
motivasi.
a. Pengertian umum
Personality atau kepribadian berasal dari kata pesona yang
berarti topeng, yakni alat untuk menyembunyikan identitas diri.
Bagi bangsa Romawi pesona berarti bagaimana seseorang tampak
pada orang lain. Jadi bukan diri yang sebenarnya. Adapun pribadi
yang merupakan terjemahan dari bahasa Inggris persona, atau
persona dalam bahasa Latin yang berarti manusia sebagai
perseorangan, diri manusia atau diri orang sendiri.
Sumber lain melihat, pribadi (persona, personeidad) adalh kar
structural dari kepribadian, sedang kepribadian (personality,
personalidad) adalah pola perilaku seseorang di dalm dunia.
Jadi, dapat disimpulkan kepribadian adalah gabungan dari
berbagai sifat dan konsep diri. Jika dikaji lebih dalam sebenrnya
proses ini sudah berjalan dengan memberi pengalaman dan
mewarnai perkembangan kepribadian seseorang. Dan secara
umum, dapat dikatakan bahwa kepribadian merupak suatu proses
dinamis di dalam diri, yang terus-menerus dilakukan terhadap
system psikofisik (fisik dan mental), sehingga terbentuk pola
penyesuaian diri yang unik atau khas pada setiap orang terhadap
lingkungan.

b. Kelompok teori kepribadian


1. Type Theory
Tokohnya adalah Galen, Ernest K, William Sheldon.
2. Trait Theory
Tokohnya Gordon allport dan R.B Cattell.
3. Psychoanalysis Theory

5
Tokohnya Sigmund Freud.
4. Phenomenology Theory
Tokohnya adalah Abraham Maslow dan Carl rogers.

c. Tokoh teori kepribadian


1. Larry A.Hjelle dan Daniel J. Ziegler
a. Psikoanalisis adalah menggambarkan bahwa manusia
merupakan mahluk yang mempunyai naluri dan konflik
batiniah, konsep tersebut hasil riset Sigmund freud tentang
gangguan mental terhadap orang yang menekankan pada
kekuatan ketidaksadaran dan mengambil factor irasional
sebagai factor pengontrol dari perilaku manusia.
b. Prospektif dari kepribadian psikologi dari behaviurisme :
memandang manusia lebih lunak dan mudah dibentuk, dan
korban yang pasif dari kekuatan-kekuatan di dalam
lingkungan seperti yang di terangkan oleh pakar perilaku
B.F Skinner. Dia menekankan belajar dari pengalaman
sebagai kualitas dasar dalam pembentukan blok-blok
pemikiran kita yang disebut kepribadian.
c. Humanic Psychology: yang merupakan perspektif terbaru
dalam kepribadian manusia yang mempersembahkan suatu
gambaran yang sangat berbeda tentang manusia yang satu
dengan yang lain, pakar-pakar kepribadian yang
berorientasi pada prinsip kekuatan ketiga atau potensi
bahwa gerakan manusia menyatakan manusia pada
hakikatnya adalah baik dan dapat menyempurnakan diri.
Berdasarkan pandangan ini wajar bagi manusia secara
alamiah berubah secara konstan yang kearah
pengembangan diri kreatif dan mencukupi diri sendiri,
kecuali adanya kondisi lingkungan yang sangat kuat yang
menjadikan sebaliknya.
2. Ericson
Tahapan perkenangan kepribadian menurut Ericson

6
Tahapan Usia(dalam Karakteristik Sukses><gagal
tahun)
Bayi awal 0- 1 Percaya><tidak percaya
Bayi lanjut 1 - 3 Otonomi><malu dan ragu-ragu
Anak-anak awal 4 - 5 Inisiatif><merasa bersalah
Anak-anak pertengahan 6 - 11 Ketekunan><rasa rendah diri
Masa puber 12 - 20 Membuktikan
kemampuan><kekacauan
peran
Dewasa awal 12 - 40 Kekariban><pengasingan
Dewasa pertengahan 30 - 65 Menyamaratakan><tidak aktif
Dewasa lanjut Diatas 65 menggabungkan><putus asa

3. Algyris
Chris Algyris menyakini bahwa orang yang sehat mencoba
mendapatkan atau menuntut situasi yang menawarkan otonomi
(mandiri, keinginan yang bebas atau luas), perlakuan yang
sama, dan kesempatan untuk menonjolkan kemampuannya
dalam masalah rumit. Kesempatan ini cenderung bergerak dari
ketidakmatangan menuju kematangan dari:
a. Keadaan pasif ke pengembangan aktif
b. Ketergantungan ke kemandirian
c. Sejumlah rata-rata berkelakuan baik ke alternative
pilihan yang jelas
d. Minat yang dangkal atau sederhana ke minat yang
penting atau bermanfaat
e. Perspektif waktu yang singkat ke perspektif waktu
yang lebih leluasa
f. Posisi subordinatif ke cara memandang dirinya
sebagai superordinat
g. Miskinnya kesadaran terhadap dirinya ke kesadaran
tentang dirinya.

7
4. Sheely
Perkembangan orang dewasa ditempuh melalui lima tahap
krisis sebagai berikut.
a. Periode pulling up roots.
b. The trying twenties
c. The catch thirties
d. The deadlinedecade
e. Renewal or regisnation
5. Sheldon
Menurut Sheldon, manusia dilihat dari segi morphology
(bentuk badan) dapat dibedakan menjadi hal-hal berikut.
a. Endomorph
b. Mesomorph
c. Ectomorph
6. Carl Gustav Jung
Menurut Carl individu dapat dibedakan menjadi dua sisi,
yakni introvert dan introvert. Extrovert adalah kecenderungan
seseorang untuk mengarahkan perhatian keluar dari dirinya,
sehingga segala minat, sikap, keputusan yang diambil lebih
ditentukan oleh peristiwa yang terjadi di luar dirinya. Orang-
orang yang bersifat extrovert menunjukkan sikap yang lebih
terbuka dan maumenerima asukan dari pihak luar, aktif, suka
berteman, dan ramah tamah. Sedangkan, introvert adalah sikap
yang menunjukkan dirinya tertutup dan lebih berhati-hati,
pengambilan keputusan agak terlepas dari kendala dan
penelaahanmengenai situasi, kebudayaan, perorangan atau
benda di sekitar mereka, mereka tenang, rajin, bekerja sendiri,
dan agak tertutup secara social.
7. Eric Berne
Eric Berne memperkenalkan suatu metode untuk
menganilisi kepribadian seseorang dengan melihat tingkah laku
mereka yang dominan pada suatu saat, dan bila ini menjadi
kebiasaan yang terus-menerus dapat dikatakan manusia
memiliki kecenderungan tipe kepribadian tertentu.
8
d. Factor penentu perubahan kepribadian
Perubahan dalam kepribadian tidak dapat terjadi secra spontan,
tetapi merupakamn hasiil pematangan, pengalaman, tekanan dari
lingkungan social budaya, dan factor-faktor dari individu.
1. Pengalaman awal
2. Pengaruh budaya
3. Kondisi fisik
4. Daya tarik
5. Intelegensi
6. Emosi
7. Nama
8. Keberhasilan dan kegagalan
9. Penerimaan social
10. Pengaruh keluarga
11. Perubahan fisik.

C. Pengertian Kepribadian dalam Pendidikan


Istilah kepribadian secara etimologis, berasal dari kata pribadi yang
berarti manusia sebagai perseorangan, yang meliputi keseluruhan sifat-sifat
dan watak yang dimilikinya. Bila kata pribadi diawali dengan afiks ke
akhiran an, yakni ke-pribadi-an, maka pengertiannya adalah sifat hakiki
yang tercermin pada sikap seseorang secara individu.
Mengenai pengertian kepribadian secara terminologis, ditemukan
berbagai referensi batasan definisi yang beragam sebagaimana yang dikutip
oleh Sarlito Wirawan, yakni;

1. Kepribadian adalah kumpulan pembawaan biologis berupa


dorongan, kecenderungan, selera, dan instink yang dicampuri
dengan sifat dan ke-cenderungan yang didapat melalui pengalaman
yang terdapat pada diri seseorang.
2. Kepribadian adalah keseluruhan organisasi yang terdapat pada
diri manusia, pada setiap tingkat perkembangannya.

9
3. Kepribadian adalah tingkatan sifat-sifat di mana biasanya sifat
yang tinggi tingkatnya mempunyai pengaruh yang menentukan.
4. Kepribadian adalah integrasi daripada sistim dan kebiasaan
yang menunjukkan cara khas pada individu untuk menyesuaikan
dirinya dengan lingkungannya.
Dari batasan-batasan definisi di atas, ditemukan dua kata kunci
mengenai kepribadian, yakni sifat dan sikap. Namun bila diinterpretasi
lebih lanjut, tentu masih ditemukan kata-kata kunci lain yang sangat terkait
dengan keperibadian, misalnya; ciri, karakter, watak, jiwa, moral, semangat,
kebiasaan, dan tingkah laku. Dari kata-kata kunci ini, maka dapat dirumuskan
bahwa kepribadian adalah organisasi psiko dan fisik yang dinamis dalam diri
setiap manusia yang menentukan penyesuaian dirinya yang unik terhadap
lingkungannya.
Dalam teori kepribadian, setiap orang memiliki ciri khusus dan unik.
Kehidupan seseorang menyangkut berbagai aspek, antara lain aspek
emosional, sosial psikologis dan sosial budaya, serta kemampuan intelektual
yang terpadu secara integratif dengan faktor lingkungan kehidupan. Pada awal
kehidupannya dalam rangka menuju pola kehidupan pribadi yang lebih
mantap, setiap pribadi berupa untuk mampu mandiri, dalam arti mampu
mengurus diri sendiri sampai dengan mengatur dan memenuhi kebutuhan serta
tugasnya sehari-hari. Untuk itu, diperlukan penguasaan situasi untuk
menghadapi berbagai rangsangan yang dapat mengganggu kestabilan
pribadinya.
Kebutuhan fisik tiap orang perlu pemenuhan, misalnya seseorang perlu
bernafas dengan lega, perlu makan enak dan cukup, perlu ke-nikmatan, dan
perlu keamanan. Berkaitan dengan aspek sosio-psikologis, setiap pribadi
membutuhkan kemampuan untuk mengusai sikap dan emosinya serta sarana
komunikasi untuk bersosialisasi. Hal itu semua akan tampak secara utuh dan
lengkap dalam bentuk perilaku dan perbuatan yang mantap. Dengan demikian,
masalah teori kepribadian merupakan bentuk integrasi antara faktor fisik,
sosial budaya, dan faktor psikologis. Di samping itu, setiap orang juga
membutuhkan pengakuan dari pihak lain tentang harga dirinya, baik dari
keluarganya sendiri maupun dari luar keluarganya.

10
Bila teori kepribadian dikaitkan dengan teori kependidikan, maka
ditemukan keterpaduan. Dalam GBHN (Ketetapan MPR No IV/MPR/1978),
berkenaan dengan pendidikan dikemukakan antara lain sebagai berikut:
Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan
rumah tangga, sekolah dan masyarakat. Karena itu pendidikan adalah
tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.
Tanggung jawab pendidikan diselenggarakan dengan kewajiban
mendidik. Secara umum mendidik ialah membantu anak didik di dalam
perkembangan dari daya-dayanya dan di dalam penetapan nilai-nilai yang
pada akhirnya nanti mampu mempengaruhi kepribadian anak didik ke arah
yang lebih baik. Bantuan atau bimbingan dilakukan dalam pergaulan antara
pendidik dan anak didik dalam situasi pendidikan yang terdapat dalam
lingkungan rumah tangga, sekolah dan masyarakat.

D. Pendapat Mengenai Psikologi Kepribadian dengan Pendidikan


Dalam dunia pendidikan sangat erat hubungannya dengan kepribadian
peserta didik. Sesuai dengan pengertian pendidikan dalam UU no 20 tahun
2003 yakni pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Salah satu factor pembentuk kepribadian seseorang bisa dipengaruhi oleh
pendidikan yang diterimanya. Pendidikan yang baik akan menciptakan
kepribadian seseorang yang baik pula. Namun, seseorang yang hidup di
lingkungan yang buruk tanpa diimbangi dengan pendidikan baik dari jalur
formal, nonformal serta informal maka kepribadian yang dimilikinya pun juga
buruk.
Sebagai calon pendidik seyogyanya bisa mengetahui dan memahami
bagaimana kepribadian yang calon peserta didik kita. Dengan begitu kita bisa
lebih mudah membimbing, mengajar, melatih, mendidik peserta didik dengan
cara yang tepat.

11
Kepribadian yang baik pula harus dimiliki pendidik. Namun tidak
kepribadian yang baik yang diperlukan namun kepribadian yang
mencerminkan seorang pendidik.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Istilah kepribadian secara etimologis, berasal dari kata pribadi yang berarti
manusia sebagai perseorangan, yang meliputi keseluruhan sifat-sifat dan watak yang
dimilikinya. Bila kata pribadi diawali dengan afiks ke akhiran an, yakni ke-
pribadi-an, maka pengertiannya adalah sifat hakiki yang tercermin pada sikap
seseorang secara individu
Banyak ahli yang telah merumuskan definisi kepribadian berdasarkan
paradigma yang merekla yakini dan focus analisis dari teori yang mereka
kembangkan.
Kepribadian sangat erat kaitannya dengan pendidikan. Kepribadian dan
pendidikan merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.

B. Kritik dan Saran


Demi kesumpurnaan makalah ini, penulis sangat mengharapkan kritikan
dan saran yang bersifat menbangun kearah kebaikan demi kelancaran dan kesumpurnaan
penulisan ini.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu.2009.Psikologi Umum.Jakarta:Rineka Cipta.


Djaali.2008.Psikologi Pendidikan .Jakarta:Bumi Aksara.
https://www.academia.edu/3614947/PSIKOLOGI_PENDIDIKAN diakses pada
tanggal 26 Desember 2014
http://radhacandrabb.wordpress.com/2013/03/26/makalah-psikologi-kepribadian-dan-
teori-kepribadian/ diakses pada tanggal 26 Desember 2014

13

Anda mungkin juga menyukai