Anda di halaman 1dari 8

Tugas Matematika Dasar

RESUME SEJARAH BILANGAN DAN


SISTEM NUMERASI
Dosen Pengampu Dr. Riyadi, M.Si

Oleh :

Kus Danar Siwi/ K7114088/ 32

FKIP PGSD UNS


2014/2015
2.1 Konsep Bilangan

2.1.1 Sejarah
Zaman dahulu pengembangan-pengembangan matematika hanya
ada pada tempat-tempat tertentu seperi di babilonia, mesir, arab, india, cina dll.
Tulisan matematika terkuno yang telah ditemukan adalah
Plimpton 322 (matematika Babilonia sekitar 1900 SM), Lembaran Matematika
Rhind (Matematika Mesir sekitar 2000-1800 SM) dan Lembaran Matematika
Moskwa (matematika Mesir sekitar 1890 SM). Semua tulisan itu membahas
teorema yang umum dikenal sebagai teorema Pythagoras, yang tampaknya
menjadi pengembangan matematika tertua dan paling tersebar luas setelah
aritmetika dasar dan geometri.
Selain itu juga banyak bermunculan konsep-konsep matematika
kuno, seperti di Yunani muncul matematikawan kuno yang memurnikan metode-
metode (khususnya melalui pengenalan penalaran deduktif dan kekakuan
matematika di dalam pembuktian matematika) dan perluasan pokok bahasan
matematika.
Kata "MATEMATIKA" itu diturunkan dari kata Yunani kuno,
(mathema), yang berarti "mata pelajaran".
Setelah itu banyak muncul metode-metode matematika dari berbagai
wilayah seperti dari Cina yang membuat sumbangan dini, termasuk notasi
posisional. Sistem bilangan Hindu-Arab dan aturan penggunaan operasinya,
digunakan hingga kini, mungkin dikembangakan melalui kuliah pada milenium
pertama Masehi di dalam matematika India dan telah diteruskan ke Barat melalui
matematika Islam. Matematika Islam, pada gilirannya mengembangkan dan
memperluas pengetahuan matematika ke peradaban ini.
Setelah itu konsep matematika pun trus berkembang. Dari zaman
kuno melalui Zaman Pertengahan, ledakan kreativitas matematika seringkali
diikuti oleh abad-abad kemandekan. Bermula pada abad Renaisans Italia pada
abad ke-16, pengembangan matematika baru, berinteraksi dengan penemuan
ilmiah baru, dibuat pada pertumbuhan eksponensial yang berlanjut hingga kini.
Bilangan adalah suatu konsep dalam matematika yang dipergunakan untuk
melakukan pencacahan dan pengukuran. Simbol atau lambang yang dipakai untuk
mewakili sebuah bilangan dinamakan sebagai angka atau lambang bilangan.
Konsep bilangan dalam matematika selama bertahun-tahun lamanya sudah
diperluas untuk meliputi bilangan nol, bilangan negatif, bilangan rasional,
bilangan irasional, dan bilangan kompleks.

2.1.2 Jenis Bilangan pada Matematika

1. Bilangan Asli
(1,2,3,4,5,...).

2. Bilangan Bulat
Bilangan bulat yaitu terdiri dari bilangan cacah (0, 1, 2, ...) dan
negatifnya
(-1, -2, -3, ...; -0 adalah sama dengan 0 dan tidak dimasukkan lagi secara
terpisah). Bilangan bulat bisa dituliskan tanpa komponen desimal atau
pecahan.

3. Bilangan Positif
Bilangan Positif adalah bilangan yang berada pada deret ukur garis
bilangan yang dimulai dari Nol ke arah kanan tanpa batas {0,1,2,3,...} juga
meliputi angka dibelakang koma {(0,1), (0,2), (0,3), ...} dan seterusnya.

4. Bilangan Negatif
Bilangan Negatif adalah negasi atau kebalikan dari bilangan
positif, yaitu bilangan yang berada pada deret ukur garis bilangan yang
dimulai dari -1 ke arah kiri tanpa batas {-1, -2, -3, -4, ...} juga meliputi
angka di belakang koma {(-1,0), (-1,1), (-1,2), (-1,3), ...} dan seterusnya.
5. Bilangan Riil
Yang bisa dituliskan dalam bentuk desimal, seperti
2,4871773339 atau 3.25678. Bilangan real meliputi bilangan rasional,
seperti 42 dan 23/129, dan bilangan irasional, seperti dan sqrt2.
Bilangan rasional direpresentasikan dalam bentuk desimal berakhir,
sedangkan bilangan irasional memiliki representasi desimal tidak berakhir
namun berulang. Bilangan riil juga dapat direpresentasikan sebagai salah
satu titik dalam garis bilangan.

6. Bilangan Rasional
Bilangan rasional adalah suatu bilangan yang dapat dinyatakan
sebagai a/b dimana a, b bilangan bulat dan b tidak sama dengan 0 dimana
batasan dari bilangan rasional adalah mulai dari selanga (-, ). Pada
bilangan rasional berarti teradapat di dalamnya sudah mencakup bilangan-
bilangan lain seperti: bilangan bulat, bilangan asli, bilangan cacah,
bilangan prima dan bilangan-bilangan lain yang menjadi subset dari
bilangan rasional.

7. Bilangan Irasional
Bilangan irasional merupakan bilangan riil yang tidak dapat dibagi
(hasil baginya tidak pernah berhenti). Dalam hal ini, bilangan irasional
tidak bisa dinyatakan sebagai a/b, dengan a dan b sebagai bilangan bulat
dan b tidak sama dengan nol. Jadi bilangan irasional bukan merupakan
bilangan rasional atau kebalikan dari bilangan rasional.

8. Bilangan Imajiner
Definisinya, bilangan yang dinyatakan dengan "i" dan di
defenisikan sebagai i = -1 atau i = akar -1 . akar -2 adalah bilangan
irasional, tetapi akan -2 merupakan bilangan imajiner karena tidak ada
bilangan riil jika di kuadratkan menghasilkan -2.
9. Bilangan Kompleks
Bilangan kompleks adalah bilangan yang berbentuk a+bi dimana a
dan b adalah bilangn riil dan i adalah bilangan imajiner.semoga informasi
Jenis-jenis Bilangan pada Matematika bermanfaat buat anda semua rating.

2.2 Sistem Numerasi

Pada zaman purbakala, pengetahuan matematika diperlukan dalam ilmu


teknik oleh bangsa-bangsa yang bermukim di sepanjang sungai untuk keperluan
mengendalikan banjir, mengeringkan rawa-rawa, membuat irigasi, penghitungan
hasil pertanian dan peternakan. Bangsa Mesir hidup disepanjang Sungai Nil,
bangsa Babilonia hidup di sepanjang Sungai Efrat-Tigris, bangsa Hindu di
sepanjang Sungai Indus dan Gangga, bangsa Cina di sepanjang Sungai Huang Yo
dan Yang Tze. Mereka memerlukan matematika untuk perhitungan sederhana.
Untuk keperluan tersebut diperlukanlah bilangan-bilangan. Kebutuhan terhadap
bilangan mula-mula sederhana tetapi makin lama makin meningkat, sehingga
manusia perlu mengembangkan sistem numerasi. Sistem numerasi pun
berkembang selama berabad-abad dari masa ke masa hingga saat ini. Berikut ini
beberapa sistem numerasi yang pernah digunakan dan dikembangkan oleh para
pendahulu kita:

1. Sistem Numerasi Mesir Kuno Mesir (3000 SM)

Bangsa Mesir Kuno telah mengenal alat tulis sederhana menyerupai


kertas yang disebut papyrus. Mereka membuat tulisan berbentuk gambar-gambar
dengan menggunakan sejenis pena sengan tinta berwarna hitam atau merah.
Tulisan Mesir Kuno sering diesebut tulisan Hieroglif, dan tulisan ini ditemukan
dalam. Tulisan Mesir Kuno diperkirakan berkembang pada tahun 3400 S.M.
Tulisan pada zaman mesir ini ditulis dari kata papu yaitu semacam tanaman.
Sistem Numerasi Mesir Mesir Kuno bersifat aditif, dimana nilai suatu bilangan
merupakan hasil penjumlahan nilai-nilai lambang-lambangnya.

2. Sistem Numerasi Babilonia (2000 SM)

Pada masa itu orang menulis angka-angka dengan sepotong kayu pada
tablet yang terbuat dari tanah liat (clay tablets). Tulisan atau angka Babilonia
sering disebut sebagai tulisan paku karena berbentuk seperti paku. Orang
Babilonia menuliskan huruf paku menggunakan tongkat yang berbentuk segitiga
yang memanjang (prisma segitiga) dengan cara manekankannya pada lempengan
tanah yang masih basah sehingga dihasilkan cekungan segitiga yang meruncing
menyerupai gambar paku.
Pertama kali orang yang mengenal bilangan 0 (nol) adalah Babylonian.

3. Sistem Yunani Kuno (600 SM)

Zaman keemasan bangsa yunani kuno diperkirakan terjadi pada tahun


600 S.M Bangsa Yunani telah mengenal huruf dan angka yang ditandai dengan
tulisan-tulisan bangsa Yunani pada kulit kayu atau logam sehingga bentuk
tulisannya pun terlihat kaku dan kuat.
Ada 2 macam sistem yunani kuno:
S.N. Yunani kuno attic

Dilambangkan sederhana, dimana angka satu sampai empat dilambangkan


dengan lambang tongkat, misal: 2 ll
S.N. Yunani kuno alfabetik

Digunakan setelah S.N. Yunani kuno attic,

4. Sistem Numerasi Maya (300 S.M)


Tulisan atau angka yang dekembangkan bangsa Maya bentuknya
sangat aneh, berupa bulatan lingkaran kecil dan garis-garis. Alat tulis yang
diapakai yaitu tongkat yang penampangnya lindris (bulat), sehingga dengan cara
menusukkan tongkat ke tanah liat akan berbekas lingkaran atau dengan
meletakkan tongkat mereka sehingga berbekas garis.

5. Sistem Numerasi Cina (200 SM)

Sistem numerasi ini telah ada sejak tahun 200 S.M. Bangsa Cina
menuliskan angka-angkanya menggunakan alat tulis yang dinamakan pit dimana
bentuknya menyerupai kuas. Tulisannya berbentuk gambar atau piktografi yang
mempunyai nilai seni tinggi.

6. Sistem Numerasi Jepang-Cina (200 SM)

7. Sistem Romawi (100 SM)

Bangsa Romawi menggunakan angka-angka untuk perhitungan-


perhitungannya. Lambang bilangan Romawi ditulis menggunakan huruf besar
yang sejalan dengan pemikiran orang-orang Yunani. Pada zaman dahulu kala
orang Romawi Kuno menggunakan penomeran tersendiri yang sangat berbeda
dengan sistem penomeran pada jaman seperti sekarang. Angka romawi hanya
terdiri dari 7 nomor dengan simbol huruf tertentu di mana setiap huruf
melangbangkan/memiliki arti angka tertentu.

8. Sistem Numerasi Hindu-Arab (300SM- 750 M)

Bangsa Hindu pada tahun 300 S.M diperkirakan sudah mempunyai


angka- angka dengan menggunakan bilangan basis 10, tetapi mereka belum
mengenal bilangan nol. Mereka mulai menggunakan sistem nilai tempat dan
mengenal bilangan nol diperkirakan terjadi pada tahun 500 M. Sistem numerasi
Hindu-Arab menggunakan sistem nilai tempat dengan basis 10 yang dipengaruhi
oleh banyaknya jari tangan, yaitu 10. Berasal dari bahasa latin decem yang artinya
sepuluh, maka sistem numerasi ini sering disebut sebagai sistem desimal.
Sistem Hindu-Arab berasal dari india sekitar 300 S.M dan mengalami
banyak perubahan yang dipengaruhi oleh penggunaannya di Babilonia dan
Yunani. Baru sekitar tahun 750 sistem Hindu-Arab berkembang di Bagdad.
Bukti sejarah hal ini tertulis dalam buku karangan matematisi arab yang bernama
Al- Khawarizmi yang berjudul Liber Algorismi De Numero Indorum.
Sistem numerasi Hindu-Arab ini juga disebut dengan sistem numerasi
desimal (Ruseffendi, 1984). Dan menurut Troutman & Lichtenberg (1991) sistem
numerasi Hindu-Arab ini mempunyai karakteristik:
(1) Menggunakan sepuluh macam angka yaitu 0 sampai dengan 9;
(2) Menggunakan sistem bilangan dasar sepuluh.
(3) Menggunakan sistem nilai tempat.
(4) Menggunakan sistem penjumlahan dan perkalian.

Anda mungkin juga menyukai