id
ommit to user
(Analis
Mem
Juru
FA
KONF
sis Semiotik
d
Diaj
menuhi Sya
san Ilmu K
AKULTAS
UNIV
FLIK BAT
k tentang Ko
dalam Film
jukan untu
arat Mencap
omunikasi F
Universi
Widh
S ILMU SO
VERSITA
SUR
TIN NATH
onflik Batin
The Last
SKRIPSI
k Melengka
pai Gelar Sa
Fakultas Ilm
itas Sebelas
i Aryo Nugr
D0203139
OSIAL DA
AS SEBEL
RAKART
2011
HAN ALG
n pada Toko
Samurai)
api Tugas d
arjana Ilmu
mu Sosial d
s Maret
roho
AN ILMU
LAS MAR
TA
GREN
oh Nathan A
an
u Komunika
an Ilmu Pol
U POLITIK
RET
Algren
asi
litik
K
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
ii
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan panitia ujian skripsi
J urusan Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Pembimbing Skripsi
Drs. Subagyo, S. U.
NIP. 1952091 719800 31001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
iii
PENGESAHAN
Skripsi ini telah diuji dan disahkan oleh Panitia Ujian Skripsi
J urusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Hari : Selasa
Tanggal : 16 November 2010
Panitia Ujian Skripsi
1. Ketua : Prof. Drs. H. Pawito, Ph. D. ()
NIP. 19540805 198503 1 002
2. Sekretaris : Chatarina Heny Dwi S., S, Sos, M. Si. ()
NIP. 19761222 200212 2 002
3. Penguji : Drs Subagyo, S. U. ()
NIP. 19520917 198003 1 001
Mengetahui
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Drs. H. Supriyadi, SN, S. U.
NIP. 19530128 198103 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
iv
MOTTO
Bismillahirrahmaanirrahiim...
Laa haula wa laa kuwwata ilaa billah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
v
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya yang tercipta
dengan segenap daya ini teruntuk yang tercinta :
Dra. Hesti Widyastuti, M. Hum.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, ucap syukur penulis atas terselesaikannya tulisan skripsi
ini. Skripsi ini bukanlah sekedar suatu kewajiban, namun merupakan aktualisasi
diri untuk dapat memahami tentang simbol-simbol dalam film yang didalamnya
terkandung makna, yang mengandung pesan moral, berkaitan dengan fenomena
masyarakat di sekeliling kita. Ucapan terima kasih tak terhingga penulis haturkan
kepada semua pihak dibawah ini yang banyak membantu dalam menyelesaikan
skripsi, hanya Allah SWT sajalah yang sanggup membalas budi baiknya:
1. Drs. H. Supriyadi, S. U. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu
Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Dra. Prahastiwi Utari, M. Si, Ph. D selaku Ketua J urusan Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
3. Drs. Subagyo, S.U. selaku pembimbing atas arahan dan kesabaran beliau
membimbing penulis dalam menyelesaikan tulisan ini.
4. Bapak dan Ibu Sunaryo, atas semua perjuangan dan kepercayaan serta doa
yang tak henti-hentinya untuk ananda.
5. Teman Kom 03 seperjuangan
6. Pihak yang teramat banyak untuk disebutkan atas kesempatan yang
diberikan untuk memaknai arti kehidupan
Penulis sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka dengan
segala kerendahan hati penulis mengharapkan sumbang saran agar skripsi ini
bermanfaat bagi seluruh pihak yang berkompeten.
Surakarta, November 2010
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
vii
ABSTRAK
WIDHI ARYO NUGROHO, D0203139, KONFLIK BATIN NATHAN
ALGREN (Analisis Semiotik tentang Konflik Batin pada Tokoh Nathan
Algren dalam film The Last Samurai), halaman: 94
Film The Last Samurai produksi Warner Bros (2003) yang disutradarai
oleh Edward Zwick adalah salah satu film yang sarat dengan makna nilai-nilai
kehormatan dan pergolakan hati nurani seorang manusia dengan segala sifat-sifat
alaminya.
Berlatarbelakang di Kepulauan J epang pada masa berakhirnya
Pemerintahan Tokugawa yang feodal, film ini mengambil sudut pandang dari
seorang prajurit Amerika yang sinis dan pantang menyerah bernama Nathan
Algren. Pada awalnya Algren merupakan bagian dari paket pelatihan prajurit
Kekaisaran J epang yang dikirim oleh Pemerintah Amerika.
Film ini dengan menarik menampilkan konflik batin yang dialami oleh
tokoh utamanya, karena dia merasa semua tindakannya selama ini hanya
didasarkan pada naluri keserakahan atasannya. Yaitu, sekadar memperoleh
bayaran melimpah demi menumpas kaum samurai yang menjadi simbol karakter
dan kebudayaan Bangsa J epang. Dia ingin berbalik membantu perjuangan kaum
samurai dan melawan prajurit Kekaisaran beserta persenjataannya yang
didatangkan dari Amerika, negerinya sendiri.
Namun apabila dia menuruti kata hatinya tersebut, maka sudah pasti dia
akan dianggap desersi dan dicap sebagai pengkhianat oleh negaranya. Meskipun
pada akhirnya dia tetap mengambil keputusan berdasar kata hatinya, memerangi
prajurit Kekaisaran dengan resiko kehilangan nyawanya.
Untuk menganalisis pesan konflik batin dalam film tersebut, analisa
semiotik adalah metode yang akan digunakan. Semiotik itu sendiri mempelajari
tentang tanda, simbol atau lambang dan makna yang ada dalam suatu teks (teks
yang dimaksud disini adalah teks dalam arti luas).
Studi semiotik digunakan untuk menganalisis adegan-adegan yang
menampilkan konflik batin Nathan Algren melalui tiga unit analisis penelitian
yaitu, konflik antara komitmen profesional dan hati nurani, konflik antara rasa
bersalah dan kehormatan, dan konflik antara keinginan dan tindakan.
Adegan-adegan yang menampilkan tanda-tanda yang mewakili tiga unit
analisis di atas akan diteliti dan dianalisa untuk dicari maknanya, baik denotasi,
konotasi maupun analisis mitosnya untuk kemudian ditarik kesimpulan penelitian.
Salah satu kesimpulannya adalah bahwa budaya, nilai-nilai kepercayaan yang
dianut beserta kondisi lingkungan dan masyarakat tempat individu berinteraksi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
ix
akan sangat berpengaruh pada pemikiran, sikap dan tindakan yang akan dibuat.
Dan jika kepentingan serta situasi bertentangan dengan hati nurani maka konflik
moral yang terjadi dapat menghadirkan keraguan dan kebimbangan. Namun
keputusan akhir yang diambil ditentukan oleh individu yang bersangkutan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
x
ABSTRACT
Widhi Aryo NUGROHO, D0203139, Nathan Algren INNER CONFLICT
(Semiotic Analysis of Inner Conflict on Nathan Algren character in the movie
"The Last Samurai"), pages: 94
The film "The Last Samurai" Warner Bros. (2003) directed by Edward
Zwick is one of the film is loaded with significance values of honor and
conscience of a human struggle with all its natural properties.
Background in the J apanese Islands during the end of the feudal
Tokugawa government, this film takes the point of view of an American soldier
and a fighter who cynically named Nathan Algren. At first Algren is part of the
Imperial J apanese soldier training packages sent by U.S. Government.
This film with interesting displays the inner conflict experienced by the
main character, because he felt all his actions so far just based on greed instinct
superiors. That is, just getting paid abundantly for crushing the samurai who
became a symbol of character and culture of the J apanese nation. He wanted to
turn to help fight the samurai and fight the Empire soldiers and armaments were
imported from America, his own country.
But when he followed his conscience, then surely he would be considered
desertion and branded a traitor by his country. Although in the end he still took
the decision based on his conscience, the Imperial combat soldiers with the risk of
losing his life.
To analyze the message 'inner conflict' in the film, semiotic analysis is the
method to be used. Semiotics itself to learn about the signs, symbols, or symbols
and meanings that exist within a text (text that is meant here is the text in a broad
sense).
Semiotic studies are used to analyze scenes featuring 'Nathan Algren inner
conflict' through three units, namely the research analysis, the conflict between
professional commitment and conscience, the conflict between guilt and honor,
and the conflict between desire and action.
Scenes that show the signs that represent three units of the above analysis
will be examined and analyzed to look for meaning, both denotation, connotation
and myth analysis to later research concluded.
One conclusion is that the culture, values and beliefs adopted by environmental
conditions and the communities in which individuals interact will greatly
influence the thinking, attitudes and actions that will be created. And if the
interests and circumstances contrary to the moral conscience of the conflicts that
occur can bring doubt and indecision. But the final decision is taken is determined
by the individual concerned.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN ....................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ iii
MOTTO ....................................................................................................... iv
PERSEMBAHAN ........................................................................................ v
KATA PENGANTAR ................................................................................. vi
UCAPAN TERIMA KASIH ..................................................................... vii
ABSTRAK ................................................................................................... viii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 7
C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 7
D. Kerangka Teori ............................................................................. 8
E. Definisi Konseptual dan Konflik Batin ........................................ 25
F. Metodologi Penelitian ................................................................... 30
F. 1. J enis Penelitian ................................................................ 30
F. 2. Metode Penelitian ............................................................ 31
F. 3. Obyek Penelitian .............................................................. 31
F. 4. Teknik Pengumpulan Data ............................................... 32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
xii
DVD yang dapat kita nikmati di rumah. Selain itu kita juga lebih bebas untuk
memilih film apa yang ingin kita tonton.
Meskipun tujuan utama sebagian produksi film sekarang adalah untuk
mendapatkan keuntungan, namun masih banyak pula film-film sukses yang juga
mengemban misi untuk memberikan informasi yang mendidik dan menanamkan
nilai-nilai positif pada audiensnya, karena sebagai media massa film juga
mengemban misi pendidikan dan sosial budaya. J adi sebuah film juga dapat
menjadi sarana pendidikan dan pewarisan budaya. Seperti film hasil karya
sutradara Edward Zwick The Last Samurai yang kaya akan pesan moral dan
nilai-nilai kemanusiaan di dalamnya.
The Last Samurai bercerita tentang penemuan jati diri dan kebenaran yang
terpendam dalam diri seorang bernama Nathan Algren yang diperankan oleh Tom
Cruise, semasa Restorasi Meiji. Nathan Algren sendiri merupakan mantan Kapten
pasukan kavaleri Union semasa perang bangsa Amerika Serikat melawan kaum
Indian.
Di tengah usaha Kekaisaran J epang dalam memodernkan angkatan
perangnya, ada beberapa panglima perang J epang konservatif yang
menentangnya. Para panglima inilah yang kemudian oleh perdana menteri
diperangi untuk ditumpas. Dengan bantuan batalyon asing dari Amerika, pihak
J epang menekan dan mendesak para panglima dan pengikutnya untuk menyerah.
Dan bisa ditebak, Nathan Algren adalah termasuk di dalam batalyon asing
tersebut. Ia ditugaskan oleh atasannya untuk melatih pasukan J epang pimpinan
perdana menteri itu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
5
Untuk mengatahui konflik batin apa yang dialami tokoh Nathan Algren
dalam film The Last Samurai baik yang melalui gambar, dialog, tulisan maupun
suara.
D. Kerangka Teori
Sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri, maka tidak salah
jika komunikasi merupakan aspek terpenting dalam kehidupan manusia. Kita
butuh untuk selalu berinteraksi dengan orang lain melalui komunikasi baik secara
verbal maupun non verbal. Karena pentingnya komunikasi telah menjadi disiplin
ilmu pengetahuan tersendiri dan dipelajari oleh banyak pihak.
Kata komunikasi itu sendiri berasal dari kata communicatio dengan kata
dasar communis yang artinya sama. Dari pengertian tersebut Onong Uchjana
Effendi menyimpulkan bahwa komunikasi berlangsung, hanya jika diantara
orang-orang yang terlibat dalam proses komunikasi tersebut mempunyai
kesamaan makna mengenai hal yang dikomunikasikan.
Dan kemudian Ia mendefinisikan istilah komunikasi tersebut ke dalam
kalimat sebagai berikut:
Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang
kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap, pendapat, dan
perilaku, baik langsung secara lisan, maupun tak langsung melalui media.
(Onong Uchjana Effendi, 1981: 6)
Sebagai suatu proses komunikasi mempunyai beberapa unsur yang oleh
Lasswell dijabarkan dengan baik melalui teorinya dengan kalimat yang sangat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
9
populer di dunia komunikasi yaitu Who Says What in Which Channel to Whom
With What Effects
Dalam kalimat tersebut Lasswell mencoba menjelaskan proses komunikasi
dengan pertanyaan-pertanyaan siapa sumber pesannya (komunikator), mengatakan
apa (pesan atau message), melalui saluran apa (media komunikasi, baik secara
langsung maupun tak langsung), kepada siapa (komunikan), dengan efek apa
sebagai hasil dari penyampaian pesan tadi (umpan balik atau feed back).
Komunikasi itu sendiri dikategorikan menjadi beberapa jenis mulai dari
komunikasi intrapersonal, komunikasi interpersonal, komunikasi publik,
kelompok dan sebagainya. Semua jenis komunikasi tersebut mempunyai
karakteristik dan sifatnya sendiri-sendiri. Namun dari sekian jenis kategori dan
jenis komunikasi yang paling banyak mendapatkan perhatian dan dipelajari oleh
berbagai kalangan adalah komunikasi massa.
Komunikasi massa adalah salah satu dari banyak jenis komunikasi, yang
membuatnya istimewa adalah bahwa komunikasi tersebut ditujukan kepada
khalayak massa yang jumlahnya banyak dan anonim secara serentak melalui
media tertentu, jadi dalam proses ini tidak ada tatap muka secara langsung antara
komunikator dan komunikan.
Ada banyak sekali definisi komunikasi massa, salah satunya terdapat
dalam buku dinamika komunikasi yang mendefinisikan komunikasi massa sebagai
penyebaran pesan dengan menggunakan media yang ditujukan kepada massa
yang abstrak yakni sejumlah orang yang tidak tampak oleh si penyampai pesan.
(Onong Uchjana Effendi, 1981: 76)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
10
ini segera menjadi favorit masyarakat. Sekarang ini hampir semua rumah tidak
ada yang tidak memiliki televisi atau radio.
Meskipun di awal kemunculannya media elektronik tersebut diprediksi
akan mematikan media lain yang muncul terlebih dahulu seperti media cetak
(koran, majalah, tabloid dan sebagainya) karena kecepatannya dalam
menyampaikan informasi, namun prediksi itu tidak terbukti. Sampai saat ini
walaupun kita sudah memiliki radio dan televisi di rumah, kita masih tetap
berkangganan ataupun membaca koran dan menonton film di bioskop.
Hal itu disebabkan masing-masing media massa memang mempunyai
fungsi dan keunggulannya masing-masing. Memang media elektronik dapat
memberikan kita informasi lebih cepat akan tetapi apabila kita ingin mengetahui
sebuah peristiwa secara detail dan menyeluruh, maka kita akan cenderung memiih
media cetak.
Selain itu walaupun televisi dan surat kabar memberikan informasi yang
sama, televisi menghadirkan gambar yang lebih menarik sedangkan surat kabar
memiliki sifat portable atau dapat dibawa kemana-mana secara praktis, jadi dapat
diambil kesimpulan bahwa masing-masing wujud media massa baik cetak
maupun elektronik memiliki keunggulannya sendiri sehingga tidak akan
ditinggalkan oleh khalayaknya.
Demikian juga dengan film, hingga sekarang media tersebut tetap bertahan
dan bahkan berkembang dengan pesat. Sebagai media massa, film mampu
menyalurkan pesan secara efektif dan dibandingkan media lain film cenderung
mendapatkan fokus dan perhatian lebih dari audiens.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
12
dengarkan dan film yang kita tonton merupakan komunikasi dan itu semua
menunjukkan siapa kita serta membentuk persepsi sikap dan perilaku orang lain
kepada kita.
Komunikasi nonverbal tidak dapat diabaikan agar pesan yang diterima
sama dengan apa yang dimaksudkan untuk disampaikan dan mencegah terjadinya
kesalahpahaman atau misscomunication.
Sesunguhnya bahasa non verbal juga merupakan bagian yang penting
dalam proses penyampaian pesan sebuah film, dan tidak kalah penting dengan
bahasa verbal yang ada, terutama karena film menggunakan media visual dan
audio, jadi kita menerima pesan dari apa yang kita lihat dan apa yang kita dengar.
J adi ekspresi, tingkah laku dan gaya berpakaian karakter dalam sebuah
film juga menyampaikan pesan. Untuk menunjukkan kesedihan misalnya, akan
lebih efektif menggunakan adegan aktor atau aktris dengan mimik wajah sedih
ataupun menangis daripada sekedar kata aku sedang sedih. Bahasa verbal dan
non verbal dalam sebuah film akan saling melengkapi, keduanya menguatkan
maksud pesan yang ingin disampaikan.
Sebagai sebuah proses komunikasi, film menggunakan tanda atau sign
untuk menyampaikan maksudnya. Karena kita berkomunikasi dengan tanda.
Bahasa, ekspresi dan intonasi adalah tanda. Untuk mengkomunikasikan pemikiran
kita, kita membutuhkan tanda untuk membuat orang lain mengerti, baik itu berupa
suara, tulisan, gambar gerakan atau tanda-tanda lain. J adi bisa dikatakan bahwa
kita tidak mungkin akan dapat berkomunikasi tanpa tanda. Bahkan kita berpikir
menggunakan tanda dan simbol. Tanda dan simbol memungkinkan kita untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
15
memikirkan atau membayangkan tentang suatu objek yang tidak hadir saat kita
memikirkannya.
Karena itu semua proses komunikasi menggunakan tanda, terutama dalam
bidang media massa. Dalam bukunya Analisis Teks Media, Alex Sobur
menyimpulkan berdasarkan sifat dan fakta bahwa pekerjaan media massa adalah
menceritakan peristiwa-peristiwa, maka seluruh isi media adalah realitas yang
telah dikonstruksikan (constructed reality) (Alex Sobur, 2001: 88). J adi media
massa menghadirkan peristiwa itu kembali kepada audiensnya melalui tanda dan
simbol, seperti penjelasan Becker berikut ini:
Peristiwa tidak bisa menunjukkan... agar bisa dipahami peristiwa harus
dijadikan bentuk-bentuk simbolis... si komunikator mempunyai pilihan
kode-kode atau kumpulan simbol. Pilihan tersebut akan mempengaruhi
makna peristiwa bagi penerimanya. Karena setiap bahasa, setiap simbol,
hadir bersamaan dengan ideologi, pilihan atas seperangkat simbol, sengaja
atau tidak, merupakan pilihan atas ideologi (Alex Sobur, 2001: 93)
Karena berupa tanda dan simbol maka dimungkinkan adanya persepsi
yang berbeda-beda pada setiap orang tentang pemaknaan yang diberikan terhadap
simbol yang ditampilkan dalam media massa tersebut. Perbedaan pengalaman,
pengetahuan atau latar belakang budaya dapat membuat makna yang berbeda-
beda pada satu simbol yang sama.
Karena pentingnya peran tanda dalam dunia komunikasi maka segala hal
tentang tanda perlu dipelajari secara serius. Dan untuk memaknai tanda dan
simbol yang ada pada media massa diperlukan pengetahuan dan perhatian yang
cukup. Semiotik memandang pesan, termasuk media massa sebagai konstruksi
dari tanda-tanda, dan saat tanda-tanda tersebut sampai pada tujuannya (khalayak),
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
16
maka akan terbentuk makna (meaning). J adi semiotik merupakan alat yang tepat
untuk mempelajari dan memaknai isi media massa termasuk film.
Dalam sebuah film terhimpun berbagai macam bentuk pesan yang
berwujud dialog, mimik wajah, gerak tubuh, dan model ambilan gambar. Pesan-
pesan tersebut haruslah sampai pada penontonnya secara sempurna demi
terjalinnya komunikasi yang ideal. Neil Cohn dalam penelitiannya yang berjudul
A Visual Lexicon menyimpulkan bahwa:
In sum, like spoken language, visual language contains a variety of sizes of
lexical items that combine across several levels of grammar to create
meaningful units and constructions. This approach to visual language has strived
to avoid stating that graphic structures are likened to surface features of verbal
language, instead attempting to note the functional similarities in base structure
within each respective system.
Singkatnya, seperti bahasa lisan, bahasa visual berisi berbagai ukuran dari
"item leksikal" yang menggabungkan di beberapa tingkat tata bahasa untuk
membuat unit berarti dan konstruksi. Pendekatan untuk bahasa visual telah
diupayakan untuk menghindari pernyataan bahwa struktur grafis disamakan ke
permukaan fitur bahasa verbal, bukannya mencoba untuk mencatat kesamaan
fungsional dalam struktur dasar dalam setiap sistem yang bersangkutan. (Neil
Cohn, 2007; dalam The Public Journal of Semiotics I(1), J anuary 2007, pp. 35-
56).
Kata semiotik (semiotics) berasal dari bahasa yunani semeion yang lazim
diartikan sebagai a sign by which something is known (suatu tanda dimana sesuatu
dapat diketahui). (Pawito, 2007: 156). Tanda dapat diartikan sebagai sesuatu yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
17
dibuat atas dasar kesepakatan bersama atau konvensi sosial yang terbangun
sebelumnya, jadi tanda tersebut dapat dianggap mewakili sesuatu yang lain.
Banyak pengertian tentang semiotik yang diberikan oleh para ahli dan
filsafat komunikasi, salah satu yang paling populer diantaranya adalah definisi
Charles Saunders Pierce. Ia mendefinisikan semiotik sebagai hubungan antara
sebuah tanda (sign), objek (object) dan pengertian (meaning). Tanda mewakili
objek, atau konsep dalam pikiran seorang interpreter. Dan Pierce menyebut
kehadiran kembali suatu objek melalui suatu tanda sebagai interpretant. Definisi
di atas dapat digambarkan melalui bagan berikut ini:
Elemen Makna Pierce
Sumber: John Fiske, Introduction to Communication Studies, 1990, hlm. 42
dalam Drs. Alex Sobur, MSi, Analisis Teks Media, 2001. Hlm. 11
Drs. Alex Sobur menyebutkan semiotik sebagai suatu model dari ilmu
pengetahuan sosial memahami dunia sebagai suatu sistem hubungan yang
memiliki unit dasar yang disebut dengan tanda. (Alex Sobur, 2001: 87).
Sign
Interpretant Object
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
18
first order second
reality signs cultur
denotation
signifier
signifier
form
connotation
myth
content
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
20
orang maupun barang semata. Akan tetapi jika diartikan seara konotatif akan
terbentuk beberapa makna lain yang melibatkan perasaan dan emosi.
Misalnya lambang Mercedes-Benz, apalagi di negara berkembang seperti
Indonesia dihubungkan dengan kendaraan berstandar keamanan dan kenyamanan
tinggi sekaligus memiliki tingkat keamanan prima bagi para penumpangnya. Serta
bagi sebagian besar orang Mercedes-Benz juga dapat dianggap sebagai kendaraan
bergengsi yang menandakan gaya hidup kaum menengah ke atas serta status
sosial ekonomi yang tinggi.
Lain lagi di negara asalnya, J erman, mungkin kendaraan dengan merk
Mercedes-Benz hanya dimaknai dan dianggap sebagai alat transportasi
pengangkut barang atau jasa saja. Bukan kendaraan mewah nan mahal seperti di
Indonesia.
Fokus atau inti dari pendekatan semiologi adalah teks. Namun teks yang
dimaksudkan disini bukan hanya berupa tulisan saja. Teks yang dimaksud di sini
adalah teks dalam arti luas, jadi semua yang memiliki sistem tanda tersendiri
dapat disebut sebagai teks, termasuk juga bahasa non verbal dalam film.
Semiologi berusaha menggali hakikat sistem tanda yang beranjak keluar
kaidah tata bahasa dan sintaksis dan yang mengatur arti teks yang rumit,
tersembunyi, dan bergantung pada kebudayaan. (Alex Sobur, 2001: 126). J adi
dapat dikatakan bahwa analisa semiotik bertujuan untuk menemukan atau
mengungkapkan makna dari tanda-tanda termasuk makna yang tersembunyi di
balik sebuah teks, misalnya film.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
22
dengan media. (Pamela Nilan: 2007; dalam J urnal Komunikasi Massa Vol. 1, No.
1, J uli 2007, 60-74)
Media massa termasuk film sering mempunyai makna tambahan atau
makna konotatif dalam tanda dan simbol yang dirangkainya. Seperti contohnya
dalam film The Last Samurai ada adegan dimana ketika Kaisar Meiji J epang
sebagai pemimpin tertinggi dan dianggap sebagai keturunan dewa matahari
menanyakan perihal suku Indian Amerika kepada rombongan pejuang dari
Amerika yang menghadapnya.
Ketika itu Sang Kaisar bertanya secara khusus kepada Nathan Algren
apakah suku Indian Amerika merupakan musuh yang sangat berani dan selalu
melakukan ritual terlebih dahulu sebelum berperang termasuk memakai atribut
bulu elang dan melukis wajah. Algren hanya menjawab jika suku Indian Amerika
yang pernah dia perangi adalah suku yang sangat pemberani.
Pada adegan lainnya diperlihatkan potongan rekaman masa lalu Algren
ketika dia dan pasukan kavalerinya berperang dengan suku Indian Amerika
tersebut, yaitu dimana dia dan pasukannya memburu suku Indian dari satu tempat
ke tempat lainnya secara brutal dan berkesinambungan dan juga bahkan mereka
juga mengincar anak-anak dan wanita. Hal inilah sebenarnya yang menjadikan
Algren tidak dapat tidur dengan nyenyak. Peperangan dengan suku Indian adalah
mimpi buruknya.
Kemudian ada juga adegan dimana disaat Algren terluka, dia dirawat oleh
Taka, istri dari seorang samurai yang mati di tangan Algren pada pertempuran
sebelumnya. Hal itu diketahui Taka, namun walaupun dengan hati hancur dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
24
berduka dia tetap ikhlas merawat Algren sepenuh hati hingga sembuh karena
bagaimanapun Algren adalah tamu di rumahnya.
Apabila dimaknai secara sekilas, adegan-adegan tadi hanya merupakan
sebuah alur maju dalam film The Last Samurai yang membentuk sebuah
rangkaian utuh sebuah cerita. Namun jika dipandang dari sudut semiotik yang
mencari makna dibalik tanda, beberapa adegan itu dapat menggambarkan betapa
film ini ingin menunjukkan bahwa sisi manusia Algren mengalami pertentangan
hebat. Di dalam hatinya berkecamuk rasa bersalah pada Taka sekaligus
pertanyaan mengapa Taka mau merawatnya, juga kemarahan pada komandan
pasukannya yang tak mengenal belas kasihan semasa berperang dengan suku
Indian. Tindakannya di masa lalu itu selalu menjadi pemicu rasa bersalahnya yang
amat besar.
Algren mengalami tekanan emosional yang amat berat dari
keikutsertaannya dalam perang tersebut. Mimpi buruk yang selalu menyertainya
seakan tidak bisa disembuhkan, dan apabila seseorang memiliki tekanan
emosional berlebih maka akan cenderung menginginkan kehadiran orang lain
yang dapat menjadi teman sejatinya. Algren menemukannya dalam perilaku tulus
kaum samurai yang menawannya.
Dalam ilmu komunikasi kita berkata, pesan diberi makna berlainan oleh
orang yang berbeda. Words dont mean; people mean. Kata-kata tidak mempunyai
makna; oranglah yang memberi makna (J alaluddin Rakhmat, 2004: 49). Film ini
memberikan kesan mendalam bahwa tokoh utamanya sangat dipengaruhi oleh
pengalaman dan peristiwa masa lalu yang dialaminya dalam mengambil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
25
keputusan yang amat penting pada adegan klimaks. Dimana Algren berubah pihak
untuk mendukung penuh perjuangan kaum samurai.
Beberapa adegan yang disebutkan tadi hanyalah sebagian kecil dari
banyak tanda dan simbol yang ada dalam film The Last Samurai yang juga
menyampaikan pesan moral yang tidak kalah penting, tentang betapa berharganya
nilai kehormatan. Apalagi di tengah-tengah kehidupan yang serba materialistis
dan ambisi pribadi untuk memperoleh kekuasaan dengan cara kejam bahkan
kotor.
E. Definisi Konseptual dan Konflik Batin
E.1. Definisi Konseptual
E.1.1 Konflik Batin
Konflik dapat dimengerti sebagai pertentangan antara dua hal. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia konflik diartikan sebagai percekcokan,
perselisihan, pertentangan. Ketegangan atau pertentangan dalam sebuah cerita
rekaan atau drama (pertentangan antara dua kekuatan, pertentangan dalam diri
satu tokoh, pertentangan antara dua tokoh dan sebagainya). Sedangkan batin
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sesuatu yang tersembunyi atau
sesuatu yang mengenai jiwa.
Konflik batin yang akan dibahas di sini adalah konflik batin yang terjadi
pada Nathan Algren, tokoh utama dalam film The Last Samurai. Dalam dirinya
terjadi konflik batin ketika dia memutuskan untuk bergabung dengan kaum
samurai melawan pasukan Kekaisaran J epang yang pernah menyewanya terlebih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
26
dahulu. Algren sempat untuk ragu, karena selain dia pernah terikat kontrak pada
pasukan Kekaisaran, maka sudah pasti cap pengkhianat akan melekat padanya.
E.1.2 Film
Film dalam kamus komunikasi diartikan sebagai media komunikasi yang
bersifat visual atau-audio visualuntuk menyampaikan suatu pesan kepada
sekelompok orang yang berkumpul di suatu tempat tertentu. (Onong Uchjana
Effendi, 1981: 134)
Film merupakan salah satu jenis media massa yang digemari dan
mendapatkan tanggapan positif dari masyarakat dan akan menjadi obyek
penelitian semiotik yang sempurna karena film sangat kaya akan tanda-tanda dan
simbolisme pesan yang menarik untuk digali dan diteliti.
E.1.3 The Last Samurai
The Last Samurai adalah film drama aksi petualangan produksi Warner
Bros Pictures yang disutradarai oleh Edward Zwick. Film yang dirilis pada bulan
Desember tahun 2003 ini memperoleh beberapa penghargaan, antara lain 4
nominasi Oscar dan 3 kategori nominasi Golden Globe pada tahun 2004.
Dibintangi antara lain oleh Tom Cruise sebagai Nathan Algren, Ken Watanabe
sebagai Katsumoto, Tony Goldwyn sebagai Kolonel Bagley, dan Masato Harada
sebagai Omura.
Film ini menceritakan tentang mantan pejuang perang sipil Amerika
Serikat bernama Nathan Algren yang disewa oleh penguasa J epang untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
27
menekankan pada interpretasi, dan metode ini juga lebih mendekatkan peneliti
kepada objek yang dikaji. (H. B. Sutopo, 2002: 49)
Penelitian kualitatif mengumpulkan data berupa kata-kata, kalimat atau
gambar yang memiliki arti lebih dari sekedar angka ataupun frekuensi. J adi di
dalam penelitian kualitatif semua teknik pengumpulan data kualitas pelaksanaan
sangat tergantung pada penelitinya sebagai alat pengumpulan data utama. Oleh
karena itu sikap kritis dan terbuka sangat penting dalam penelitian ini.
Sesuatu yang diperoleh dengan susah payah akan dipandang lebih
bermakna daripada sesuatu yang sama tetapi diperoleh dengan cara yang lebih
mudah. Dan karena makna adalah perhatian utama dalam penelitian kualitatif
maka kajiannya lebih menekankan pada proses daripada produknya.
F. 2 Metode Penelitian
Metode dalam penelitian ini adalah observasi, yaitu teknik yang digunakan
untuk menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi,
dan benda serta rekaman gambar. (H. B. Sutopo, 2002: 64). Observasi dalam
penelitian ini dilakukan dengan cara menonton film The Last Samurai dan
mengumpulkan data-data tentang film tersebut dari berbagai sumber misalnya
internet dan buku yang kemudian diinterpretasikan menggunakan teori-teori
semiotik untuk menarik kesimpulan.
F.3 Obyek Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
32
Obyek yang menjadi pusat perhatian dalam penelitian ini adalah film
berjudul The Last Samurai produksi Warner Bros Pictures. yang berdurasi 154
menit, yang disutradarai oleh Edward Zwick serta J ohn Logan sebagai penulis
ceritanya.
Yang dijadikan fokus utama dalam penelitian ini dibagi menjadi dua
kategori, yaitu:
1. Verbal atau Sound Source
Yang termasuk dalam kategori ini adalah dialog, narasi, tulisan, dan suara
termasuk backsound yang akan memberi efek dan membantu memahami makna
ataupun mengandung pesan-pesan moral di dalamnya.
2. Non Verbal atau Visual Image
Yang termasuk dalam kategori ini adalah semua yang ditampilkan dalam
sebuah frame, yaitu isi dan muatan dari shot atau ambilan gambar atau juga
adegan dalam film ini. Yang dimaksud di sini antara lain komposisi visual, warna,
sudut pengambilan gambar, setting atau background, sistem pencahayaan atau
lighting, dan lain-lain.
F.4 Teknik Pengumpulan Data
Data-data yang dikumpulkan dalam penelitian semiotika ini adalah data-
data yang sifatnya kualitatif, dapat berupa kalimat, gambar dan data-data lain yang
mempunyai arti lebih dari hanya sekedar angka. J adi teknik pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi dokumenter dan pustaka.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
33
Tidak semua adegan akan dikaji dalam penelitian ini, karena hanya adegan
yang mempresentasikan pesan pertentangan batin tokoh utama saja yang akan
dianalisa. Pemilihan adegan ini akan didasarkan pada topik dan masalah
penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya baik dari tanda-tanda verbal
maupun nonverbal yang ada.
2. Menganalisa adegan kunci
Setiap adegan dibangun atas beberapa shot atau ambilan gambar dan untuk
lebih mempertajam analisis maka akan dilihat shot-shot dalam adegan yang
menunjukkan tanda-tanda atau simbol-simbol yang mempresentasikan pesan-
pesan pertentangan batin tokoh utama dalam film.
3. Menarik kesimpulan
Kesimpulan umum dalam penelitian ini akan ditarik dari hasil analisis data
yang telah disebutkan di atas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
35
BAB II
DATA-DATA FILM THE LAST SAMURAI
A. Latar Belakang Pembuatan Film The Last Samurai
The Last Samurai merupakan kisah perlawanan kaum Samurai terhadap
simbol-simbol modernisasi kebudayaan negara-negara barat yang perlahan
mempengaruhi dan masuk ke dalam Kekaisaran J epang pada akhir abad ke-19.
Film ini termasuk dalam kategori film drama atau film perang yang disutradarai
oleh Edward Zwick, ia juga sekaligus bertindak sebagai penulis skenario dan
produser untuk film ini. The Last Samurai merupakan film yang kisahnya
berdasarkan naskah cerita yang ditulis J ohn Logan, bersama dengan Zwick.
Pada mulanya, film ini merupakan proyek yang dirintis oleh seorang
penulis yang juga sutradara bernama Vincent Ward. Proyek pembuatan film ini
telah diusahakan selama hampir 4 tahun lamanya, dan setelah mencoba untuk
bekerjasama dengan beberapa sutradara antara lain Coppola dan Weir, akhirnya ia
tertarik untuk bekerjasama dengan Edward Zwick. Film mulai digarap bersama
Zwick, dan lokasi pembuatan adalah negara asal Vincent Ward yaitu Selandia
Baru.
Selandia Baru memang menjadi pilihan favorit lokasi syuting film
produksi Hollywood yang bertemakan kolosal. Hal ini kiranya dapat dimaklumi
karena secara geografis Selandia Baru memiliki bentukan alam yang hijau,
berbukit-bukit, memiliki udara bersih serta luas sehingga sangat mendukung film-
film yang berlatarbelakang zaman ksatria maupun feodalis ala abad pertengahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
36
B. Ringkasan Singkat Film The Last Samurai
Kapten Nathan Algren yang diperankan oleh Tom Cruise adalah mantan
anggota Angkatan Darat Amerika Serikat berpangkat kapten sekaligus sebagai
pecandu alkohol, dia merasa sangat kecewa juga trauma pada masa lalunya, yaitu
pembantaian terhadap penduduk asli Amerika termasuk wanita dan anak-anak
selama Perang Indian. Dalam tahun-tahun berikutnya mengikuti dinas militer,
Algren menjadi seorang duta iklan sebuah perusahaan senjata api, hal ini
merupakan pengalaman yang membuat mentalnya semakin limbung pasca trauma
yang dialaminya. Tidak sabar melihat Algren terus berkubang di dalam alkohol,
membuat koleganya semasa perang sipil, Zebulon Gant (diperankan oleh Billy
Connolly) mengajaknya untuk bekerja sebagai instruktur pelatih tentara negara
asing, tentara Kekaisaran J epang.
Sebagai negara yang baru saja membuka diri terhadap hubungan
internasional ketika itu, J epang sedang giat-giatnya membangun armada
kekaisaran yang tangguh dan modern. Usaha itu jelas terlihat dari maraknya
perdagangan senjata antara J epang dan Amerika Serikat. Tidak hanya itu pun
Kekaisaran J epang juga mendatangkan para ahli strategi perang untuk melatih
anggota militer yang notabene berasal dari warga kelas petani yang belum pernah
sekalipun memegang senjata. Dan Nathan Algren adalah salah satunya. Dia
berada di bawah pengawasan Omura (Masato Harada), seorang menteri
kepercayaan Kaisar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
37
Charles Mulvehill
Richard Solomon
Vincent Ward
Waktu Rilis : 5 Desember 2003 (Amerika Serikat)
Penghargaan yang diperoleh dalam Academy Award (4 nominasi Piala Oscar):
Best Actor in a Supporting Role : Ken Watanabe
Best Art Direction-Set Decoration : Lilly Kilvert (Art Director)
Gretchen Rau (Set Decorator)
Best Costume Design : Ngila Dickson
Best Sound Mixing : Andy Nelson
Anna Behlmer
J eff Wexler
2. Para Pemeran dalam Film The Last Samurai
Ken Watanabe ................................................. Katsumoto Moritsugu
Tom Cruise ................................................. Nathan Algren
William Atherton ................................................. Winchester Rep
Chad Lindberg ................................................. Winchester Rep Assistant
Ray Godshall Sr. ................................................. Convention Hall Attendee
Billy Connolly ................................................. Zebulon Gant
Tony Goldwyn ................................................. Colonel Bagley
Masato Harada ................................................. Omura
Masashi Odate ................................................. Omura's Companion
J ohn Koyama ................................................. Omura's Bodyguard
Timothy Spall ................................................. Simon Graham
Shichinosuke Nakamura ................................................. Emperor Meiji
Togo Igawa ................................................. General Hasegawa
Satoshi Nikaido ................................................. N.C.O.
Shintaro Wada ................................................. Young Recruit
Shin Koyamada ................................................. Nobutada
Hiroyuki Sanada ................................................. Ujio
Shun Sugata ................................................. Nakao
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
40
D. Tokoh-tokoh Penting dalam Film The Last Samurai
1. Katsumoto
Adalah seorang panglima pemimpin kaum samurai yang amat disegani
oleh bawahannya dan memiliki pendirian kuat bahwasannya dia memberontak
bukanlah untuk melawan Sang Kaisar akan tetapi justru bentuk pengabdiannya
yang paling tinggi sebagai seorang samurai sejati. Dia ingin menunjukkan kepada
Kaisar apabila J epang menjalin hubungan dengan bangsa barat tanpa
memperhatikan hak-hak rakyat dapat mengakibatkan kewibawaan Kaisar merosot
dan J epang dapat dengan mudah didikte oleh bangsa-bangsa barat.
Katsumoto berpendapat Sang Kaisar telah dipengaruhi oleh Omura, Si
Perdana Menteri kepercayaan Kaisar yang hanya memiliki tujuan memperkaya
diri dan memperoleh kekuasaan dengan cara licik. Keteguhan hatinya untuk tetap
mewujudkan jalan hidup dan kepemimpinan ala samurai mendapat pertentangan
hebat dari musuh-musuh politiknya. Sampai akhir film diceritakan, Katsumoto
rela mengorbankan nyawanya bagi Kekaisaran asalkan Sang Kaisar mengerti niat
baiknya memakmurkan J epang tanpa menindas rakyat.
Tokoh ini diperankan oleh Ken Watanabe, seorang aktor Hollywood
keturunan J epang yang juga pernah membintangi sederet film ternama lainnya.
Perannya di film ini dibawakan dengan sangat baik hingga Ken mendapatkan
penghargaan Nominasi Piala Oscar tahun 2004 sebagai Aktor Pendukung Pria
Terbaik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
42
2. Nathan Algren
Merupakan tokoh utama dalam film ini. Seorang mantan pejuang Amerika
semasa Perang Indian berpangkat Kapten dan sangat fokus ketika menjalankan
setiap tugas dalam hidupnya. Algren selalu mengalami mimpi buruk di setiap
tidurnya dikarenakan perbuatannya di masa lalu. Dia merasa bertanggung jawab
penuh ketika ikut membantai suku-suku Indian di Amerika termasuk wanita dan
anak-anak.
Diposisikan sebagai pelatih bayaran Tentara Kekaisaran J epang untuk
menumpas pemberontakan kaum samurai yang tersisa namun pada akhirnya
berbalik mendukung penuh perjuangan kaum samurai setelah sempat menjadi
tawanan perang. Semasa ditawan, Algren mendapati sesuatu yang unik dan khas
dalam setiap perilaku sehari-hari kaum samurai tersebut. Nilai-nilai kehormatan
dan prinsip yang dipegang teguh oleh Katsumoto membuka mata hatinya bahwa
kaum samurai itu berperang sebagai wujud nyata pelayanannya kepada Kaisar.
Tokoh ini diperankan oleh aktor tenar Hollywood, Tom Cruise. Dalam
film ini Cruise berperan sangat baik dan mampu membentuk karakternya terlihat
nyata. Keseriusannya membawakan tokoh Nathan Algren membuatnya
mendapatkan penghargaan Nominasi Aktor Drama Terbaik pada Golden Globe
tahun 2003.
3. Omura
Tokoh antagonis dalam film, dia adalah Perdana Menteri Kaisar yang
tamak dan gila kekuasaan. Mempunyai keinginan kuat untuk segera melenyapkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
43
seluruh klan samurai yang tersisa agar menjadi pelaksana pemerintahan tunggal di
bawah Kaisar. Kebenciannya pada Katsumoto membuatnya rela menyeberang
samudera hingga ke benua Amerika untuk mendatangkan pelatih dan komandan
perang Amerika yang terlatih dan berpengalaman demi meningkatkan
kemampuan tempur pasukan tentara kekaisaran.
Omura yang diperankan Masato Harada, dikenal sangat dekat dengan
Kaisar. Kedekatannya ini dimanfaatkannya untuk mempengaruhi Kaisar agar
segera mewujudkan ambisinya membasmi kaum samurai.
4. Kolonel Bagley
Perwakilan tertinggi komandan perang Amerika di Kekaisaran J epang dan
juga sebagai atasan langsung Nathan Algren. Sebagai komandan bayaran, Bagley
sangat menaati kontraknya dengan Kaisar yaitu mengerahkan semua kemampuan
tempur dan diplomasinya dalam memerangi perlawanan kaum samurai.
Tokoh kejam dan terkesan dingin ini diperankan Tony Goldwyn.
Walaupun berulangkali diperingatkan oleh Algren agar tidak membantai orang-
orang tak berdosa dia tidak menggubris bawahannya itu sampai pada akhirnya
kedua prajurit ini saling berhadapan di medan pertempuran.
5. Simon Graham
Merupakan penerjemah sekaligus penghubung rombongan Algren selama
berada di J epang. Pengetahuannya tentang budaya lokal amat berguna bagi Algren
dalam mengenal seluk beluk kaum samurai. Algren juga memintanya untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
44
45
BAB III
SINOPSIS FILM THE LAST SAMURAI
Kapten Nathan Algren (Tom Cruise) adalah mantan pejuang Angkatan
Darat Amerika Serikat dan seorang pecandu alkohol sejati. Tiada hari dilaluinya
tanpa menenggak beberapa botol minuman keras. Dia mengalami kekecewaan
yang amat besar terhadap pimpinannya selama melawan penduduk asli Amerika
dalam Perang Indian. Dalam tahun-tahun berikutnya mengikuti dinas militer,
Algren kemudian menjadi duta iklan sebuah perusahaan senjata, dimana hal ini
semakin memperparah kondisi mentalnya. Rasa bersalah dan trauma yang begitu
hebat selalu datang setiap kali dia mendemonstrasikan senjata-senjata yang
dipromosikannya pada kumpulan warga di San Fransisco.
Merasa geram sekaligus trenyuh melihat mantan atasannya di Angkatan
Darat Amerika selalu mabuk-mabukan, Zebulon Gant (Billy Connolly), menawari
Algren untuk menemui Kolonel Bagley (Tony Goldwyn). Si Kolonel merupakan
salah satu pimpinan Algren ketika berdinas di Angkatan Darat yang amat
dibencinya. Algren menganggap Kolonel Bagley-lah yang mempelopori
batalyonnya untuk membantai semua suku Indian yang ada termasuk wanita dan
anak-anak. Akan tetapi layaknya sebuah ironi, justru Si Kolonel memiliki sebuah
tawaran pekerjaan menarik untuk Algren dan Gant, yaitu sebagai pelatih bayaran
bagi para tentara Kekaisaran J epang.
Tanpa menunjukkan rasa sungkan sedikitpun, Algren mengajukan nominal
gajinya kepada Omura (Masato Harada) sebesar 1000 dollar Amerika. Karena
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
46
merasa sangat membutuhkan jasa Algren, Omura pun menyetujuinya dan segera
mengikatnya dengan kesepakatan kontrak.
Di bawah komando Kolonel Bagley, kemudian Algren bersama-sama
dengan Gant memulai pekerjaan barunya untuk melatih para serdadu Kekaisaran.
Simon Graham Timothy Spall), penerjemah kebangsaan Inggris yang sinis
berperan sebagai penerjemahnya selama Algren berada di J epang. Nampaknya hal
ini bukan perkara mudah, bahkan bagi pejuang yang memiliki pengalaman militer
lebih dari cukup seperti Algren. Kendala perbedaan bahasa dan latar belakang
para serdadu yang pada mulanya merupakan beberapa tantangan Algren dalam
menjalani pekerjaan barunya itu.
Belum juga para serdadu tersebut memiliki kemampuan standar tempur
yang memadai, tiba-tiba saja Kolonel Bagley memerintahkan Algren memimpin
pasukannya untuk langsung berhadapan dengan kaum samurai yang dipimpin oleh
Menteri Katsumoto (Ken Watanabe). Bagley menyebut serangan para samurai
terhadap rel-rel kereta api milik Omura sebagai alasan kuat untuk sesegera
mungkin pasukan Kekaisaran untuk maju berperang. Melihat kesiapan tentaranya,
tentu saja Algren menolak mentah-mentah perintah atasannya itu, namun Bagley
tak memedulikannya dan bersikukuh tetap dengan pendiriannya untuk
menghadapi kaum samurai.
Dengan terpaksa, Algren bersama dengan Gant dan pasukan Kekaisaran
melacak dan memburu samurai-samurai tersebut sehingga peperangan dahsyat
pun tak terhindarkan. Sesuai dengan perkiraan Algren, mental para serdadu yang
rapuh dapat dengan mudah dimanfaatkan para samurai untuk menjungkalkannya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
47
di medan peperangan. Tentara kekaisaran pun kalah, bahkan Gant gugur di dalam
pertempuran ini.
Keadaan yang tidak seimbang ini membuat pasukan Kekaisaran kocar-
kacir dan mundur secara teratur alih-alih Algren terjebak dalam situasi terkepung.
Dengan susah payah dia menangkis serangan bertubi-tubi dari para samurai yang
diarahkan kepadanya. Ternyata secara kebetulan Katsumoto melihat dengan jelas
kegigihan Kapten Amerika ini. Sesuai dengan visinya di masa lalu ketika
bermeditasi, Katsumoto menganalogikan Algren dengan harimau putih yang tak
kenal takut dan pantang menyerah pada musuh-musuhnya walaupun nyawanya
sudah di ujung tanduk. Dalam keadaan terjepit itulah justru Algren berhasil
membunuh ksatria samurai berjubah merah yang kelak diketahui bernama
Hirotaro, adik ipar Katsumoto.
Bukannya membunuh Algren untuk membalas dendam, Katsumoto justru
memerintahkan bawahannya untuk menjadikan Algren tawanannya dan
membiarkannya hidup. Dalam kondisi luka parah, dia dibawa menuju desa kaum
samurai. Di perjalanan, Algren menyaksikan dengan mata kepala sendiri, J enderal
Hasegawa, panglima tertinggi serdadu kerajaan bunuh diri lalu dipenggan
kepalanya oleh Katsumoto.
Algren dibawa ke dalam desa terpencil tempat kaum samurai pimpinan
Katsumoto dan dirawat di rumah Taka (Koyuki), janda Hirotaro. Katsumoto
memerintahkan Taka untuk merawat musuhnya itu hingga lukanya sembuh.
Tujuan dari Katsumoto membiarkan Algren hidup adalah untuk mengenal secara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
48
detail musuh asingnya tersebut dan dapat mempelajarinya secara mendalam agar
pengetahuannya dapat dimanfaatkan untuk pepeangan-peperangan selanjutnya.
Merasa mendapat kehormatan dari kakaknya, Taka merawat Algren
dengan sungguh-sungguh dan mengesampingkan rasa dukanya yang begitu
mendalam setelah ditinggal suaminya. Seiring waktu berjalan dan mendapati luka-
lukanya berangsur sembuh, Algren mulai belajar mengatasi kecanduannya pada
minuman keras. Di tempat ini dia juga belajar tentang harmoni dan keselarasan
kaum samurai yang sangat unik. Dimana kehormatan dan harga diri dijunjung
tinggi, setiap orang mendedikasikan hidupnya sejak bangun tidur demi
kesempurnaan pekerjaannya masing-masing. Semua ini dituangkan Algren dalam
setiap lembar buku hariannya. Termasuk perbincangannya dengan Katsumoto,
mereka berdua berusaha memahami perbedaan-perbedaan budaya yang mewakili
asal masing-masing.
Alih-alih diperlakukan sebagai tawanan perang, Algren justru memiliki
banyak sekali kesempatan untuk belajar ilmu pedang dari Ujio (Hiroyuki Sanada).
Pelan namun pasti, Algren menjadi semakin fasih menggunakan katana, pedang
andalan para samurai. Di tempat ini pula Algren menemukan kedamaian dan
mempertajam pikirannya walaupun sesekali mimpi buruk tentang Perang Indian
menghantuinya.
Bahkan, diam-diam Taka menaruh hati pada Algren, walaupun dia
mengetahui bahwa laki-laki asing yang tinggal di rumahnya itu adalah pembunuh
dari suami yang sangat dicintainya. Perlahan, sifat kebapakan dan kepedulian
Algren pada kedua anak Taka membuat dirinya menerima kehadiran Algren
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
49
benar-benar sebagai tamu, dan mengikis perasaan dendam yang semula membara
di hatinya.
Kemudian tanpa diduga ketika penduduk desa samurai itu mengadakan
pertunjukan seni pada suatu malam, terjadilah penyerangan oleh sekelompok
ninja-ninja tak dikenal. Pasukan pembunuh terlatih itu menjadikan Katsumoto
sebagai target untuk dilenyapkan. Algren tak tinggal diam, dia mengerahkan
segala kemampuannya untuk melindungi Katsumoto dan Taka beserta kedua
anaknya. Kesungguhan Algren dalam memerangi ninja-ninja itulah yang
membuat dirinya semakin mendapatkan rasa hormat dari Katsumoto dan para
samurai pengikutnya. Menggunakan pedang almarhum Hirotaro, tanpa ragu Sang
Kapten Amerika itu menebas musuh-musuh Katsumoto hingga para ninja dapat
dilumpuhkan seluruhnya.
Penyerangan malam itu memang dapat dikatakan nihil tanpa hasil,
walaupun beberapa pengikut Katsumoto Menjadi korban. Walaupun Katsumoto
tidak mengkonfirmasi siapa orang yang memerintahkan penyerangan itu, Algren
merasa bahwa Omuralah pelakunya karena hanya dialah satu-satunya petinggi
Kekaisaran yang ingin menyingkirkan Katsumoto agar menjadi wakil tunggal
Sang Kaisar.
Seiring datangnya musim semi, Katsumoto menawarkan Algren untuk
kembali ke kesatuannya di Tokyo setelah menjadi tawanan selama musim dingin.
Dengan berat hati Algren menerima tawaran tersebut, tentu saja dia merasa berat
untuk berpisah dengan lingkungan samurai yang baru dikenalnya, terutama
berpisah dengan Taka.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
50
Sesudah perang saudara yang memakan banyak korban itu, di Istana Kekaisaran
J epang, Duta Besar Amerika Serikat sedang melakukan lobi kepada Kaisar terkait
penandatanganan hak eksklusif AS menjadi pemasok senjata tunggal bagi
Pemerintah J epang. Sebelum Kaisar sempat menandatanganinya, Algren
menghadap Kaisar untuk menyerahkan pedang mendiang Katsumoto. Omura
yang berada dalam ruangan yang sama berusaha membujuk Kaisar untuk segera
menyelesaikan administrasi dengan Duta Besar AS itu, namun Kaisar tak
menggubrisnya.
Dengan penuh penyesalan mengetahui kematian Katsumoto, mantan
gurunya, Kaisar mendengarkan penuturan Algren tentang tujuan mulia dari
pemberontakan yang selama ini dilakukan Katsumoto. Kemudian Sang Kaisar
berubah pikiran, secara spontan dia membatalkan perjanjian dagang tersebut
hingga membuat kecewa Omura dan Duta Besar AS. Omura mencoba merubah
pikiran Kaisar dengan menghasutnya, dan Kaisar menyadari bahwa dia tidak perlu
diperintah oleh Omura - menyita perkebunan dan kekayaannya. Kaisar kemudian
menawarkan kepadanya pedang Katsumoto untuk melakukan seppuku jika Omura
merasa direndahkan. Omura hanya menundukkan kepalanya dan berjalan pergi.
Kaisar menyadari bahwa pendapat Katsumoto benar adanya, yaitu J epang
boleh berubah menjadi sebuah negara modern, akan tetapi tak boleh sedikitpun
melupakan akar sejarah bangsanya sendiri, yang tercermin dari jalan hidup nenek
moyangnya, kaum samurai. Algren merasa telah menyampaikan amanat
Katsumoto kepada Kaisar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
56
57
BAB IV
KONFLIK BATIN NATHAN ALGREN
A. Kategorisasi Bahan Studi
Dalam keseharian kehidupan setiap individu, konflik internal seringkali
terjadi di dalam benak seseorang untuk membuat keputusan dan menentukan
pilihan, terutama jika hal tersebut menyangkut masalah batin. Banyak pemikiran
dan pertimbangan dari berbagai aspek yang harus dilakukan.
Sebelum seseorang mengambil sikap atau tindakan, ketika dihadapkan
pada sebuah dilema masalah tertentu, terlebih dahulu orang itu akan melakukan
komunikasi intrapersonal. J enis komunikasi ini merupakan proses yang mungkin
tidak kita sadari terjadi dengan sendirinya.
Karakteristik personal tiap individu sangat mempengaruhi hasil
komunikasi intrapersonal tersebut. Yang mana disebutkan oleh J alaluddin
Rakhmat: Secara psikologis kita dapat mengatakan bahwa setiap orang
mempersepsi stimuli sesuai dengan karakteristik personalnya.Proses pengolahan
informasi, yang disini disebut sebagai komunikasi intrapersonal, meliputi sensasi,
persepsi, memori, dan berpikir. Sensasi adalah proses menangkap stimuli.
Persepsi ialah proses memberi makna pada sensasi sehingga manusia memperoleh
pengetahuan baru. Dengan kata lain, persepsi mengubah sensasi menjadi
informasi. Memori adalah proses menyimpan informasi dan memanggilnya
kembali. Berpikir adalah mengolah dan memanipulasikan informasi untuk
memenuhi kebutuhan atau memberikan respons. (J alaluddin Rakhmat, 2004: 49).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
58
Pesan nonverbal: Sikap arogan ditunjukkan Algren saat dia menaikkan tawaran
upahnya kepada Omura, tanpa merasa sungkan. Omura memperlihatkan mimik
wajah terkejut dan kemudian sedikit tersenyum.
Adegan 5.3
Pesan verbal: -
Pesan nonverbal: Algren mulai tertawa mendengar penjelasan Kolonel Bagley
tentang keberhasilan Korps pasukannya dalam menghadapi suku Indian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
61
Adegan 14A-15
Pesan verbal: Mereka sangat berani.
Pesan Nonverbal: Algren, Simon Graham dan Kolonel Bagley menghadap
Kaisar Meiji untuk memperkenalkan diri dan berkomitmen melatih Pasukan
Kekaisaran dengan sungguh-sungguh, ketika ditanyakan tentang kebrutalan
peperangan dengan Suku Indian, Algren hanya menjawab singkat. Algren
memegang janji yang tertuang dalam kontraknya untuk serius mengerahkan
seluruh kemampuannya demi membuat Pasukan Kekaisaran menjadi armada
terampil dan siap tempur. Sementara itu, bayang-bayang rasa bersalah sewaktu
membantai wanita dan anak-anak suku Indian sesekali melintas di pikiran Algren.
Analisa
Makna denotatif dari beberapa adegan kunci di atas menunjukkan proses
penawaran upah kontrak Nathan Algren pada Omura yang sangat ingin memakai
jasanya. Kemudian sesampainya di Kepulauan J epang, Algren dengan sungguh-
sungguh melatih kecakapan serta mental para prajurit Kekaisaran pimpinan
Omura. Dia mengajarkan secara langsung teknik-teknik perang termutakhir pada
zamannya itu. Dari cara memegang senapan hingga taktik bertahan dan
menyerang secara efektif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
62
Makna lanjutan atau konotatifnya yaitu Algren adalah tipe pejuang sejati
yang tak kenal takut dan sangat pantang mengorbankan anak buahnya demi
keselamatan dirinya. Sebagai seorang prajurit berpengalaman, dia sangat yakin
mental pasukan yang dilatihnya belum siap untuk berperang. Terlebih lagi latar
belakang sebagian besar pasukannya itu berasal dari kalangan petani yang belum
pernah sekalipun memegang senjata api.
Caranya menunjukkan kepada Bagley ketidaksiapan pasukannya dengan
menyuruh salah seorang prajurit untuk menembaknya memperlihatkan bahwa
Algren memang seorang yang tak kenal takut. Dia benar-benar tidak ingin
membuat anak buahnya mati sia-sia di tangan kaum samurai. Hal itu juga
menunjukkan kemarahan Algren yang memuncak pada Bagley yang seakan-akan
menutup mata pada keadaan dan semata ingin menuruti keinginan Omura saja.
Adegan 128
Pesan verbal: Tuan Omura, kontrakku denganmu hanya untuk melatih
pasukanmu.
Pesan nonverbal: Setelah dibebaskan Katsumoto, Algren mendapati dirinya
kembali berhadapan dengan Omura. Kali ini dia ingin memaksakan sebuah
kontrak baru kepada Algren untuk memerangi Katsumoto dan anak buahnya lagi.
Raut muka Algren terlihat enggan menerima kontrak baru itu.
Analisa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
65
masyarakat barat pada umumnya diasosiasikan dengan tindak tanduk khas para
raja dan ratu serta anggota keluarga kerajaan lainnya. (Boye de Mente, 2009:
129).
Adegan 38
Pesan verbal: -
Pesan nonverbal: Ketika dalam kekisruhan perang yang membabi buta, Gant
terkena tombak tepat di dadanya. Seorang samurai berbaju merah kemudian
menghampirinya yang terkapar tak berdaya di tanah. Tanpa ampun, samurai itu
kemudian menghabisinya dengan sekali tusukan.
Pesan verbal: -
Pesan nonverbal: Algren terjatuh dari kudanya karena dihantam oleh parajurit-
prajurit samurai yang kemudian menyerangnya silih berganti. Di tengah kepungan
para samurai dan hanya bersenjatakan tombak, Algren bertarung sekuat tenaga
untuk mempertahankan diri dari katana-katana yang mematikan. Walaupun
beberapa kali tampak terhuyung kepayahan dia tetap tidak mengendurkan setiap
serangannya. Bahkan ia berhasil membunuh beberapa samurai.
Pesan verbal: -
Pesan nonverbal: Di tengah-tengah usaha keras Algren mempertahankan diri
dari serangan bertubi-tubi para samurai, Katsumoto memperhatikan dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
69
seksama kegigihan Algren itu. Sebuah tombak beratribut bendera harimau putih
yang dijadikan senjata oleh Algren membuat Katsumoto terus memperhatikan
musuhnya itu. Dalam satu kesempatan, Algren justru berhasil membunuh seorang
ksatria samurai berbaju zirah warna merah yang akan menghabisinya.
Analisa
Makna denotatif dari adegan yang di atas adalah penggambaran suasana
kebrutalan perang antara kedua belah pihak, tentara kekaisaran dan para pejuang
samurai. Tentara kekaisaran tampak belum siap mental dalam bertempur
dibandingkan kegigihan orang-orang Katsumoto meskipun menenteng senjata api.
Prediksi Algren terbukti tepat, para petani yang tiba-tiba dipaksa menjadi tentara
itu dapat dengan mudah dikalahkan oleh pasukan samurai. Kegugupan di medan
pertempuran mengakibatkan banyak korban di pihak Algren, bahkan Gant juga
turut terbunuh. Algren sempat memerintahkan pasukannya untuk mundur
meskipun dia sendiri terjebak di tengah-tengah kepungan kaum samurai.
Tentu saja para samurai itu ingin segera membunuh Algren dengan
menyerangnya dari segala arah. Pun si Kapten itu tidak tinggal diam, ia
menangkis setiap serangan yang diarahkan kepadanya dan berhasil membunuh
Hirotaro.
Makna konotatif dari rangkaian adegan di atas memperlihatkan semangat
pantang menyerah yang dimiliki oleh seorang Nathan Algren. Meskipun dia tahu
kemungkinan terbunuh di medan pertempuran sangat besar, ia tetap saja gigih
mempertahankan diri dan enggan menyerah. Rasa bersalah karena membawa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
70
pasukan yang belum cakap ke medan pertempuran dan kehilangan sosok Gant
membuatnya semakin agresif dalam menyerang seorang diri.
Baju zirah Hirotaro yang berwarna merah darah dan berbeda dengan
seragam samurai-samurai lainnya menggambarkan bahwa si pemakainya adalah
seseorang pejuang yang kejam dan suka sekali membunuh lawan-lawannya yang
sudah tak berdaya. Warna itu juga melambangkan keberanian dalam pertempuran.
Adegan 68
Pesan verbal: -
Pesan nonverbal: Untuk pertama kalinya Nathan Algren bertarung dengan
pedang kayu melawan Ujio. Meskipun sama sekali tidak menguasai ilmu pedang,
Algren dengan gigih melawan serta tidak mau menyerah kepada Ujio yang
notabene merupakan salah satu samurai ahli pedang terbaik. Tersungkur dan
dihajar berkali-kali, Algren tetap saja tidak menunjukkan tanda-tanda akan
berhenti menantang Ujio.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
71
Adegan 89
Pesan verbal: -
Pesan nonverbal: Setelah giat berlatih dengan keras, kemampuan Nathan Algren
dalam menggunakan pedang samurai sedikit-demi sedikit mengalami
peningkatan. Hingga suatu saat dia kembali beradu mahir dengan Ujio. Melalui
pertandingan ujicoba yang dilakukan serta dipelajari Algren sebelumnya, dia
berhasil membuat kagum para samurai yang melihat pertandingan itu. Algren
berhasil mengimbangi Ujio.
Analisa
Makna denotatif dari adegan di atas memperlihatkan tahap-tahap latih
tanding Nathan Algren selama menjadi tawanan Katsumoto. Dia secara tidak
langsung dan berkelanjutan memperdalam ilmu pedang samurai, suatu hal baru
yang sangat menarik baginya. Ujio yang berpredikat master pada awalnya dapat
dengan mudah memperdaya Algren. Namun, setelah melalui berbagai latihan dan
mempelajari dengan seksama, akhirnya Algren dapat mengimbangi kepiawaian
Ujio.
Sedangkan makna konotatif dari beberapa adegan itu menunjukkan
bahwasannya Algren masih memiliki kehormatan yang tinggi dan militan
meskipun sedang berada di lingkungan musuh-musuhnya. Buta sama sekali
mengenai teknik-teknik berpedang tak lantas membuatnya rendah diri di hadapan
Ujio.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
72
Ketika dihajar habis-habisan oleh Ujio dan disaksikan Taka dan penduduk
desa lainnya, Algren seakan ingin terus memaksakan diri melawan walau dengan
fisik yang lelah dan letih. Ia sangat ingin mengalahkan Ujio. Tidak mau kalah,
Ujio pun tak sedikitpun memberi ampun dan terus menghajar Algren berkali-kali,
hal ini dilandasi dari kekesalannya tentang larangan Katsumoto untuk membunuh
Algren.
Namun, setelah beberapa kali mereka berdua berlatih tanding, pada satu
kesempatan, secara tak diduga, Algren berhasil mengimbangi Ujio dan
mendapatkan respek dari para samurai yang menyaksikan termasuk Ujio sendiri.
Keberhasilan Algren itu juga berkat andil Nobutada, yang selalu membimbing
Algren tahap demi tahap.
Adegan 179
Pesan verbal: Yang Mulia, jika anda yakin aku musuh anda,
perintahkanlah padaku dan aku rela mengakhiri hidupku.
Pesan nonverbal: Sepeninggal Katsumoto dan sesudah peperangan berakhir,
Algren menghadap Kaisar Meiji. Kunjungannya tersebut tepat disaat Kaisar akan
menandatangani kesepakatan kerjasama jual beli senjata dengan Duta Besar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
73
merupakan kode etik yang sangat disakralkan oleh leluhur kaum samurai.
Seppuku ini dilakukan untuk menjaga kehormatan diri. Akan tetapi, adapula yang
melakukan tindak seppuku ini untuk alasan lain, yaitu sebagai ungkapan protes
kepada pimpinan yang berbuat salah.
Mitos
Nathan Algren adalah seorang pejuang sejati yang belajar memaknai hidup
dalam pertempuran. Segala sesuatu yang dilihatnya di medan peperangan
membuatnya meragukan keberadaan Tuhan. Kekejaman perang seperti
menyeretnya untuk terus berkubang dalam bayang-bayang mimpi buruk yang
merapuhkan jiwanya. Namun, setelah dia mengalami masa-masa menjadi tawanan
barulah sedikit demi sedikit wujud rasa kedamaian yang dicarinya datang.
Meskipun memiliki watak pemberani dan pantang mundur jika berhadapan
dengan musuh, Algren merupakan tipikal seorang Kapten yang sangat melindungi
dan mencintai anak buahnya. Dia tak ingin anak buahnya menjadi korban sia-sia
akibat dari kecerobohannya.
Ketika mendapati Gant terbunuh beserta jatuhnya banyak korban para
pasukannya, tidak sedikitpun terlintas di pikirannya untuk mundur. Sekuat tenaga
dia terus melawan hingga benar-benar kehabisan tenaga. Sebuah tindakan nyata
perwujudan kehormatan dan harga dirinya yang sangat tinggi. Keinginannya
untuk bertahan mungkin terlihat konyol bagi Omura dan Bagley yang lebih
memilih untuk tidak terlibat langsung dalam pertempuran.
Algren juga mendapati konflik batin ketika Bagley memerintahkannya
untuk tetap menyergap pasukan samurai dengan keadaan pasukannya sendiri yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
75
belum siap sempurna. Hal ini terlihat dari penolakannya meski tak digubris
Algren, saat itu Algren teringat tentang resiko kehilangan banyak prajuritnya
sendiri.
Adegan-adegan di atas juga memperlihatkan banyaknya sikap dan ekspresi
Algren yang mencerminkan kehormatannya sebagai seorang pejuang sejati. Rasa
bersalah di waktu berperang melawan suku Indian membuat dirinya menebus
perbuatannya itu dengan mengabdi pada Kaisar Meiji sepenuhnya. Dengan begitu,
dia merasa hidupnya tak lagi sia-sia, karena bisa memberikan manfaat yang besar
bagi rakyar J epang, seperti yang dicita-citakan Katsumoto, yaitu kemakmuran
rakyat di atas segalanya.
D. Konflik antara keinginan dan tindakan
Kita semua tentu sudah mengetahui bahwa antara keinginan dan tindakan
tidak selalu dapat saling mendukung satu dan lainnya. Apa yang ingin kita
lakukan dan apa yang benar-benar kita lakukan pada kenyataannya seringkali
berbeda.
Walaupun pada dasarnya manusia ingin menuruti hati nurani dan nilai-
nilai yang diyakininya, namun jika bertentangan dengan lingkungan, situasi
ataupun egoisme kita sendiri, maka tindakan kita mungkin tidak akan sejalan. Dan
pada akhirnya dorongan yang paling kuat yang akan menang atau mungkin kita
akan berkompromi dengan diri kita sendiri dan mencari jalan tengah.
Hal tersebut juga merupakan salah satu bentuk konflik batin yang dialami
oleh Nathan Algren. Desakan yang kuat dari kondisi peperangan-peperangan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
76
Pesan verbal: -
Pesan nonverbal: Algren sedang dalam masa peyembuhan luka yang dideritanya
dan dirawat oleh Taka. Kebiasaannya untuk mengkonsumsi alkohol belum juga
hilang, ia terus meminta sake pada Taka untuk mengatasi mimpi-mimpi buruknya.
Adegan 65
Pesan verbal: Aku membunuh suaminya?
Pesan nonverbal: Nathan Algren sangat terkejut mendapati kenyataan bahwa
wanita yang selama ini merawatnya adalah janda dari ksatria samurai yang
dibunuhnya dalam peperangan. Ekspresi wajahnya menunjukkan bahwa dia mulai
berpikir dan mempelajari kejanggalan-kejanggalan dalam budaya orang J epang.
Analisa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
78
Sekaligus ia juga merasa tak dapat lagi melakukan sesuatu selain meminta maaf.
Algren yang jarang sekali menemui ketulusan, keramahan, serta kesopanan seperti
yang telah ia rasakan selama berada di rumah Taka membuat dirinya secara tidak
sadar bersimpati pada janda Hirotaro itu.
Tindakan Algren yang secara jujur mengungkapkan perasaan menyesal itu
menyebabkan Taka perlahan juga kagum dengan keterusterangan dan keberanian
Algren sehingga terdapat semacam ikatan di antara mereka berdua. Terlebih Taka
melihat sifat kebapakan pada diri Algren apabila sedang bercengkerama dengan
kedua anaknya.
Ambilan gambar close-up wajah Taka dan Algren memperlihatkan emosi
yang kuat antara keduanya. Meskipun terbata-bata, Algren berusaha merangkai
ucapan maafnya pada Taka dalam bahasa J epang. Dia menginginkan agar Taka
dapat langsung mengetahui maksud dari kata-katanya.
Adegan 132
Pesan verbal: -
Pesan nonverbal: Sambil menenggak wiski, ekspresi wajah Algren menunjukkan
rasa khawatir yang dalam. Dia mencemaskan keselamatan Katsumoto yang
sedang ditawan Omura. Kekhawatiran Algren cukup beralasan mengingat ambisi
Omura yang begitu besar ingin sesegera mungkin menyingkirkan Katsumoto.
Adegan 134-135
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
81
Pesan verbal: -
Pesan nonverbal: Algren dihadang oleh para pengawal Omura ketika akan
menyelamatkan Katsumoto. Dengan keterampilan ilmu pedang yang dimilikinya,
Algren berhasil mengalahkan para suruhan Omura tersebut.
Adegan 141 & 142
Pesan verbal: Aku memutuskan tinggal. Siapa tahu aku bisa membujukmu
untuk kabur.
Pesan nonverbal: Algren kembali beraksi, dia mengoordinasi para anak buah
Katsumoto dan Simon Graham untuk berpura-pura menjadi juru foto bagi
Katsumoto. Dengan penyamarannya itu, Algren berniat menyelamatkan dan
membujuk Katsumoto untuk melarikan diri.
Analisa
Makna denotatif adegan di atas menunjukkan firasat Nathan Algren
mengenai bahaya yang akan mendatangi Katsumoto. Dia juga menjadi target
pembunuhan oleh Omura, namun Algren berhasil mengatasi perlawanan
pengawal Omura tersebut. Hasil dari kesungguhannya berlatih ilmu pedang dan
berguru pada Ujio tampak sangat nyata. Algren dapat mengatasi perlawanan
ronin-ronin Omura itu dengan gaya khas samurai sejati.
Makna konotatif memperlihatkan bahwa Algren merasa bertanggung
jawab atas keselamatan Katsumoto selama berada di Tokyo. Dia mengikuti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
82
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
91
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Film sebagai media komunikasi memuat berbagai tanda dan simbol yang
ditujukan untuk menyampaikan suatu ide, pemikiran, informasi dan pesan-pesan
khusus kepada para penonton. Film juga dapat digunakan untuk menyampaikan
nilai-nilai kehidupan, pendidikan serta budaya. Pesan-pesan tersebut dapat
disampaikan secara lugas ataupun tidak langsung melalui simbol-simbol tertentu.
Karena itu untuk menangkap pesan yang disampaikan melalui sebuah film,
terutama yang disampaikan secara tidak langsung, diperlukan pemahaman dan
pemikiran untuk memberi makna pada simbol-simbol tersebut yang tidak akan
didapatkan dengan menontonnya secara sepintas. Karena saat beberapa kali kita
memperhatikan film tersebut secara serius, seksama bahkan berulang, niscaya kita
akan menemukan makna-makna baru yang tak kita lihat sebelumnya.
Film The Last Samurai memang jelas-jelas diproduksi oleh orang
Amerika yang juga sekaligus membawa perspektif Barat. Tokoh utama dalam
film ini memang terlihat upaya sang sutradara memaksakan kepahlawanan
seorang Amerika di tengah-tengah komunitas samurai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
92
Dalam film The Last Samurai yang dianalisa dalam tulisan ini dapat
ditemukan berbagai simbol yang memiliki makna keteguhan hati yang dalam
tentang kehidupan, moralitas, dan konflik dari sudut pandang seorang prajurit
sejati sekaligus seorang samurai yang benar-benar menerapkan boushido, yaitu
prinsip yang dipegang teguh oleh kaum samurai dalam menjalani kehidupannya.
Di bawah ini beberapa pesan yang penulis tangkap dari film tersebut:
1. Budaya, nilai-nilai kepercayaan yang dianut beserta kondisi lingkungan
dan masyarakat tempat individu berinteraksi akan sangat berpengaruh
pada pemikiran, sikap dan tindakan yang akan dibuat.
2. Saat faktor-faktor yang disebutkan di atas tidak sejalan maka konflik batin
akan terjadi. Dan jika kepentingan dan situasi bertentangan dengan hati
nurani, maka konflik moral yang terjadi dapat menghadirkan kebimbangan
dan keraguan. Namun keputusan akhir yang akan diambil ditentukan
sendiri oleh individu yang bersangkutan. Walaupun kondisi sangat sulit
dan memaksa, film ini menunjukkan bahwa selalu ada pilihan untuk
melakukan apa yang menjadi keinginan hati nurani kita.
3. Film ini juga berusaha menunjukkan betapa nilai-nilai luhur warisan nenek
moyang yang menjadi sebuah karakter suatu bangsa tidak boleh lenyap
sama sekali walaupun zaman terus berganti dan kebudayaan-kebudayaan
asing mempengaruhi.
4. Tokoh Nathan Algren yang digambarkan dalam film ini menunjukkan
dominasi superioritas Amerika itu sendiri karena walaupun The Last
Samurai bercerita tentang sejarah bangsa J epang, akan tetapi dibuat oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
93