Oleh
Dr. Zahrotun Nihayah., M.Si
Dr. Layyinah., M.Si
A. Latar Belakang
Konsep sabar dalam Islam adalah salah satu cara dalam mengatasi masalah.
Al-Qur’an menjelaskan dalam (Q.S. Al-Baqarah : 155), yang artinya : Dan sungguh
akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan,
kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada
orang- orang yang sabar. Menurut (Subandi, 2011) dalam penelitiannya tentang
konsep sabar dari perspektif berbagai agama bahwa sabar mempunyai berbagai
macam makna, yaitu pengendalian diri, menerima usaha untuk mengatasi masalah,
tahan menderita, merasakan kepahitan hidup tanpa berkeluh kesah, kegigihan,
bekerja keras, gigih dan ulet untuk mencapai suatu tujuan. Selain itu dalam
penelitian empiris konsep sabar meliputi Pengendalian diri (emosi dan keinginan),
Bertahan dalam situasi sulit, Menerima kenyataan, Berpikir panjang, tidak reaktif,
tidak impulsive, Tidak putus asa meraih tujuan, Sikap tenang, tidak tergesa-gesa dan
bersedia menunggu, Memaafkan dan tetap menjalin hubungan sosial yang baik.
Mengingat masih sangat sedikit konsep sabar dibahas dalam literatur Islam
dan Psikologi, maka penelitian ini penting untuk dilakukan dengan tujuan untuk
menggali konsep sabar dari perspektif Islam dan titik temu dengan konsep psikologi
serta mengembangkan konsep sabar dalam bentuk alat ukur psikologi sabar
1
BAB II
KAJIAN TEORITIS
I. SABAR
Orang sabar dalam ketaatan beribadah kepada Allah senantiasa akan dapat
menunjukkan sikap ketabahan dan keikhlasan pada dirinya, keluarganya,
kekerabatannya dan lingkungan tetangga atau lingkungan hidup lainnya, dimana ia
mengembangkan kebaikan terhadap lingkungan tersebut. Kebaikan tersebut terjadi
akibat kesabarannya menetapkan kebaikan, ketaatannya kepada Allah, sabar dalam
ketaatan akan membawa efek positif pada semua lingkungan hidupnya serta hidup
rukun dan damai dengan dirinya dengan Tuhannya, dan dengan sesama manusia
bahkan lingkungan alam apa pun karena didasari oleh ketaatan dirinya kepada Allah
SWT. Artinya bahwa Allah menghendaki hambanya untuk terus-menerus melakukan
aktivitas kebaikan dalam hidupnya terhadap lingkungan apa pun karena semata-mata
mengharapkan ridha dari Allah SWT.
2
agamanya dengan kesadaran dan kesabaran, skill dengan kemampuan ilmu
pengetahuan dan keterampilannya sehingga mampu menguasai segala keadaan
lingkungan dengan baik guna memanfaatkan atau berkesempatan hidup bekerja dan
beribadah sebaik mungkin terutama terkait kebutuhan rohaninya, materi dan
finansialnya agar sukses dengan baik terhadap keberuntungan lahir dan batinnya.
Hadist tentang ujian dan cobaan didasarkan pada hadist dari Ali bin Abi
Thalib r.a Rosulullah SAW yang artinya :
Siapa yang sabar dalam menghadapi musibah Allah akan catat untuknya 300
derajat yang antara satu derajat dengan derajat lainnya seperti jarak antara langit dan
bumi. Siapa yang sabar dalam menjalankan ketaatan, maka Allah akan catat 600
derajat yang jarak diantara derajat tersebut adalah seperti jarak antara jarak batas dari
bumi hingga puncak ‘arasy. Siapa yang sabar dalam menghindari kemaksiatan, Allah
akan catat untuknya 900 derajat yang jarak antara satu derajat dengan derajat yang
lain seperti jarak antara 2 kali antara batas dasar bumi hingga puncak ‘arasy. (H.R
Ibnu Hibban Ibnu Abid dan Dailami).
Islam mengajarkan kepad ummatnya supaya ssabar seperti 5 nabi yaitu Nabi
Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan Muhammad SAW. Allah SWT berfirman dalam surat
Al-Ahqof ayat 35 yang artinya :
“Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari
Rasul-rasul telah bersabar dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi
mereka. pada hari mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka (merasa)
3
seolah-olah tidak tinggal (di dunia) melainkan sesaat pada siang hari. (inilah) suatu
pelajaran yang cukup, Maka tidak dibinasakan melainkan kaum yang fasik.”
Allah juga berfirman dalam surat An-Nahl ayat 96 yang artinya
“apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. dan
Sesungguhnya Kami akan memberi Balasan kepada orang-orang yang sabar dengan
pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”
Jabir meriwayatkan, Rasulukkah ditanya tentang iman, beliau menjawab sabar dan
kelapang dada, kemudian beliau bersabda lagi, “sabar adalah satu simpanan dari
simpanan surga.
200. Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu
dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah,
supaya kamu beruntung.
4
airnya; bukanlah ia pengikutku. Dan barangsiapa tiada meminumnya, kecuali
menceduk seceduk tangan, maka dia adalah pengikutku". Kemudian mereka
meminumnya kecuali beberapa orang di antara mereka. Maka tatkala Thalut dan
orang-orang yang beriman bersama dia telah menyeberangi sungai itu, orang-orang
yang telah minum berkata: "Tak ada kesanggupan kami pada hari ini untuk melawan
Jalut dan tentaranya". Orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui
Allah, berkata: "Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan
golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar".
4. Diberi petunjuk oleh Allah, seperti dalam surat Al-Baqarah ayhat 155-157.
اْل َن ْ ف ُ ِس َو ال ث َّ مَ َر ا تِ ۗ َو ب َ ش ِ ِر
ْ اْل َ ْم َو ا ِل َو ٍ ْ ف َو ال ْ جُ وع ِ َو ن َ ق
ْ ص ِم َن ِ ي ٍء ِم َن ال ْ خَ ْو
ْ َ َو ل َ ن َ ب ْ ل ُ َو ن َّ ك ُ مْ ب ِ ش
ال صَّ ا ب ِ ِر ي َن
155. Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira
kepada orang-orang yang sabar.
َّ ِ ص ي ب َ ة ٌ ق َ ا ل ُ وا إ ِ ن َّ ا
ّلِل ِ َو إ ِ ن َّ ا إ ِ ل َ ي ْ هِ َر ا ِج ع ُ و َن ِ ُا ل َّ ذِ ي َن إ ِ ذ َ ا أ َ صَ ا ب َ ت ْ ه ُ مْ م
156. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna
lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun".
َ ِ ح َم ة ٌ ۖ َو أ ُ و ل ََٰ ئ
ك ه ُ م ُ ال ْ ُم هْ ت َ د ُو َن َ ِ أ ُ و ل ََٰ ئ
ٌ ك ع َ ل َ ي ْ ِه ْم صَ ل َ َو ا
ْ ت ِم ْن َر ب ِ ِه ْم َو َر
157. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari
Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.
5. Allah memberikan martabat yang tinggi, dalam surat Al-Furqan ayat 75.
ج َز ْو َن ال ْ غ ُ ْر ف َ ة َ ب ِ مَ ا صَ ب َ ُر وا َو ي ُ ل َ ق َّ ْو َن ف ِي هَ ا ت َ ِح ي َّ ة ً َو س َ ََل مً ا َ ِ أ ُ و ل ََٰ ئ
ْ ُك ي
75. Mereka itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam surga)
karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan
selamat di dalamnya.
Pengertian Sabar
Sabar adalah bagian dari iman (asshobru nishful imaan). iman memiliki dua
rukun, pemikiran pertama, iman itu dikatakan secara mutlak kepada tashdiq dan amal
shalih semuanya. Maka iman mempunyai dua rukun, yang pertama adalah keyakinan,
dan yang kedua adalah sabar. Yang dimaksudkan dengan keyakinan adalah ma’rifat-
ma’rifat yang pasti yang dihasilkan dengan petunjuk Allah Subhanallah wa Ta’ala
5
terhadap hamba-Nya kepada pokok-pokok agama. Dan yang dimaksudkan dengan
sabar adalah amal perbuatan disebabkan tuntutan keyakinan karena keyakinan
memberi pengertian kepadanya bahwa perbuatan maksiat adalah membawa bahaya
dan taat membawa manfaat.
Keutamaan Sabar
6
Sabar adalah ibarat dari tetapnya penggerak agama dalam menghadapi
penggerak nafsu syahwat. Kalau sabar itu tetap sehingga mengalahkan nafsu syahwat
dan terus-menerus menentangnya, maka ia telah menolong tentara Allah dan ia
dimaksudkan dalam kelompok orang-orang sabar. Kalau penggerak agama itu
membiarkan dan lemah sehingga ia dikalahkan oleh nafsu syahwat dan ia tidak sabar
untuk menolaknya, maka ia dimasukkan dalam golongan pengikut syaitan.
Kemudian sabar ini, kalau sabar tersebut dari nafsu syahwat perut dan
kemaluan, maka dinamakan ‘iffah (penjagaan diri) dan kalau sabar dalam
menanggung yang tidak disukai, maka nama-namanya berbeda-beda menurut
manusia disebabkan perbedaan apa yang tidak disukai yang dikuasai oleh sabar.
Kalau sabar dalam menghadapi musibah, maka terbatas dengan nama sabar. Dan
yang berlawanan dengannya adalah keadaan yang dinamakan keluh-kesah dan
gelisah, yaitu yang mendorong kepada hawa nafsu secara mutlak supaya terlepas
dalam mengeraskan suara, memukul pipi, mengoyakkan saku baju dan lainnya.
Kalau sabar itu dalam menghadapi zaman yang celaka lagi membosankan,
maka dinamakan lapang dada. Dan kalau sabar itu dalam menyembunyikan
perkataan, maka dinamakan menyimpan rahasia, dan pelakunya dinamakan
penyimpan rahasia. Dan kalau sabar itu dari berlebihan dalam penghidupan, maka
dinamakan zuhud. Dan yang berlawanan dengannya aalah rakus. Dan kalau sabar itu
atas kadar yang sedikit dari keuntungan, maka dinakan qana’ah (suka menerima
seadanya) dan yang berlawanan dengannya adalah lahap.
Macam-macam Sabar
7
(keadaan). Kedua, sabar berdasarkan kuat dan lemahnya. Ketiga, sabar yang
berdasarkan hukumnya. Keempat, sabar berdasarkan kondisi yang menimpa
seseorang.
Sedangkan sabar jiwa adalah kesabaran dari perkara yang didorong oleh
nafsu, yang meliputi: pertama, al-‘iffah (kesabaran terhadap dorongan nafsu seksual
dan perut). Kedua, kesabaran dalam rangka menahan diri terhadap kepedihan,
kesedihan, kesulitan dan musibah yang menimpa diri. Ketiga, kesabaran menahan
diri ketika diberi kekayaan (manajemen jiwa). Keempat, kesabaran dalam peperangan
yang disebut dengan keberanian. Kelima, lemah lembut (al-hilm) yaitu kesabaran
untuk menahan diri dari amarah. Keenam, sabar atas pergantian masa yang
membosankan yang dinamakan lapang dada (sa’at al-shadr). Ketujuh, kitman (sabar
menahan sesuatu perkataan. Kedelapan, kesabaran dari kekayaan dunia (zuhud).
Kesembilan, qana’ah yaitu kesabaran menerima pemberian tuhan dan menahan diri
dari berlebihan.
8
sesuai kesenangan antara lain: sehat, harta, pangkat, banyak keluarga, kemegahan
duniawi. Sabar ini cukup sulit untuk dilakukan, dan jika tidak mampu melakukannya
orang akan terjerumus dalam kezaliman (thagha).
Dengan ayat ini tampak jelas bahwa menghindarai perbuatan yang sama atau
lebih untuk membalasnya tidak dianjurkan bahkan akan lebih mulia untuk
menghindarinya.
3). Yang tidak dalam pilihanya baik dari awal maupun akhir. Contoh di dalam
persoalan ini seperti halnya musibah, baik yang menimpa badan maupun hartanya,
sabar dari kematian, sabar dari hilangnya harta, sabar dari sakit dan lainya. Tingkatan
sabar ini lebih tinggi dari sebelumnya karena manusia lebih mampu bersabar terhadap
perkara haram daripada menerima dengan ikhlas ujian dan cobaan dari Allah SWT.
1. Sabar Wajib yaitu sabar dalam ketaatan kepada Allah yaitu seseorang
bersabar dalam melakukan ketaatan kepada Allah. Sabar dalam Menjauhi
Maksiat dan Sabar Menghadapi Ujian Allah.
9
2. Sabar Sunnah yaitu sabar dalam melakukan hal-hal yang disunnahkan, sabar
dalam menahan diri dari menghadapi perlakuan buruk dengan membalas
keburukan pula
3. Sabar Mubah yaitu Menahan diri dari semua perbuatanyang kedua-duanya
sama-sama baik antara melakukan dan meninggalkannya dan bersabar
atasnya. Bersabar dari makanan dan minuman dan pakian sehingga hal itu
membahayakannya
3. Yusuf Qardhawi
اْل َن ْ هَ ا ُر
ْ ح ت ِ هَ ا ْ َ َو ا ل َّ ذِ ي َن آ مَ ن ُوا َو ع َ ِم ل ُ وا ال صَّ ا ل ِ حَ ا تِ ل َ ن ُ ب َ و ِ ئ َ ن َّ ه ُ مْ ِم َن ال ْ جَ ن َّ ةِ غ ُ َر ف ً ا ت
ْ َ ج ِر ي ِم ْن ت
ج ُر ال ْ ع َ ا ِم ل ِي َن
ْ َ خَ ا ل ِ ِد ي َن ف ِي هَ ا ۚ ن ِ ع ْ م َ أ
ا ل َّ ذِ ي َن صَ ب َ ُر وا َو ع َ ل َ َٰى َر ب ِ ِه ْم ي َ ت َ َو ك َّ ل ُ و َن
10
Artinya: dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh,
Sesungguhnya akan Kami tempatkan mereka pada tempat-tempat yang Tinggi di
dalam syurga, yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya.
Itulah Sebaik-baik pembalasan bagi orang-orang yang beramal, (yaitu) yang bersabar
dan bertawakkal kepada Tuhannya.
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalat sebagai
penolongmu[99], Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.
4. Quraisy Shihab
Pendapat Quraish Shihab, sama dengan apa yang telah disampaikan oleh
Ibnu al-Qayyim bahwa sabar, berdasarkan bentuknya terdiri dari dua macam,
kesabaran jasmani dan kesabaran jiwa. Kesabaran jasmani dibagi menjadi dua: 1)
kesabaran jasmani secara sukarela, misalnya sabar dalam melakukan pekerjaan berat
atas pilihan dan kehendaknya sendiri dan 2) kesabaran jasmani oleh faktor
keterpaksaan, misalnya sabar dalam menahan rasa sakit akibat pukulan, sabar
menahan penyakit, menahan dingin, panas dan sebagainya. Sebagaimana kesabaran
jasmani, kesabaran jiwa juga dibagi menjadi dua macam, yakni: 1) Kesabaran jiwa
secara sukarela, misalnya kesabaran menahan diri untuk melakukan perbuatan yang
tidak baik berdasarkan pertimbangan syariat agama dan akal; dan 2) Kesabaran jiwa
oleh faktor keterpaksaan, seperti kesabaran berpisah dengan orang yang dikasihi jika
cinta terhalang.
1. Dalam menanti ketetapan Allah, seperti dalam QS Yunus (10): 109, Dan
bersabarlah sehingga Allah memberi putusan.
2. Menanti datangnya hari kemenangan, seperti dalam QS. Al-Rum (30): 60,
Dan bersabarlah, sesungguhnya janji Allah adalah hak (pasti).
11
3. Menghadapi ejekan (gangguan) orang-orang yang tidak percaya, seperti
dalam QS Thaha (20): 130, Dan bersabarlah menghadapi apa yang mereka
ucapkan (berupa ejekan dan kritik').
4. Menghadapi kehendak nafsu untuk melakukan pembalasan yang tidak
setimpal, seperti dalam QS Al-Nahl (16): 127, Dan bersabarlah, dan tiada
kesabaranmu melainkan dengan pertolongan Allah dan janganlah kamu
bersedih hati terhadap mereka.
5. Dalam melaksanakan ibadah, seperti dalam QS Maryam (19): 65, Maka
mengabdilah kepada-Nya dan bersabarlah dengan penuh kesungguhan dalam
pengabdian kepada-Nya. Demikian juga pada QS Thaha (20): 132,
Perintahkanlah keluargamu (melaksanakan) shalat dan bersabarlah dalam
pelaksanaannya.
6. Dalam menghadapi malapetaka, seperti dalam QS Luqman (31): 17, Dan
bersabarlah menghadapi apa yang menimpamu.
7. Dalam usaha memperoleh apa-apa yang dibutuhkan, misalnya dalam QS Al-
Baqarah (2): 153, Dan mintalah bantuan (makanan dalam menghadapi segala
kebutuhanmu) dengan sabar (ketabahan) dan shalat (doa).
Bentuk-bentuk Sabar
12
semakin diminum semakin haus. Untuk ini diperlukan kesabaran
menghadapinya.
4. Sabar terhadap maksiat. Sabar terhadap maksiat ini ialah mengendalikan diri
supaya jangan melakukan perbuatan maksiat. Tarikan untuk mengerjakan
maksiat itu sangat kuat sekali mempengaruhi manusia, sebab senantiasa
digoda dan didorong oleh iblis.
Menurut Mujib (2017) Sabar dapat dipadankan dengan self control, yang
terdiri atas (1) emotion regulation(pengaturan emosi), aspek ini mengatur bagaimana
seseorang mengontrol perasaan dan kondisi emosinya dalam jangka yang pendek,
sedang dan jangka panjang; (2) stress management (manajemen stress), aspek ini
dapat menangani tekanan dengan santai dan efektif, karena mereka sukses
mengembangkan coping mechanisms; dan (3) low impulsiveness (daya impulsive
yang rendah), aspek ini mengukur sebagian besar ketidakberfungsian daripada
keberfungsian daya dorong yang rendah membutuhkan pemikiran sebelum bertindak
dan membayangkan dengan cermat sebelum pengambilan keputusan (Petrides,
2001). Aspek-aspek control diri terkait pada kemampuan mengontrol perilaku,
kemampuan mengontrol stimulus, kemampuan mengantisipasi suatu peristiwa,
kemampuan menafsirkan suatu peristiwa dan kemampuan mengambil keputusan.
13
2. Ketabahan, bertahan dalam situasi sulit dengan tidak mengeluh.
3. Kegigihan: ulet, bekerja keras untuk mencapai tujuan dan mencari
pemecahan masalah.
4. Menerima kenyataan pahit dengan ihlas dan bersyukur.
5. Sikap tenang, tidak terburu-buru.
14
ALAT UKUR PSIKOLOGI SABAR
A, JENIS PENELITIAN
B. SUMBER DATA
Adapun Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data yang diperoleh
dari sumber primer dan sumber sekunder, terdiri dari :
Teknik Analisa data dalam pengolahan data primer yang diperoleh dari pada
responden penelitian dilakukan dengan menggunakan SEM (Structural Equation
Models) (Wijayanto, 2008). Pada masing-masing instrumen dilakukan uji validitas
menggunakan metode CFA (Confirmatory Factor Analysis) dengan bantuan software
LISREL 8.8. CFA merupakan salah satu metode analisis dalam pengujian validitas
suatu alat ukur dengan menguji sejauh mana masing-masing item dapat mengukur
hal yang hendak diukur. Analisis data digunakan untuk menganalisis data karena
sesuai dengan tujuan penelitian yaitu menguji model teoritik dan hubungan kausal
15
antar variabel dibandingkan dengan teknik regresi dan multivariat lainnya. Penelitian
ini menggunakan analisis regresi berganda (multiple regression analysis) dengan
software SPSS Statistics 26 dalam upaya melihat pengaruh sabar terhadap stres.
1. Konstruk Sabar
16
Sabar Mubah yaitu Menahan
diri dari semua
perbuatanyang kedua-duanya
sama-sama baik antara
melakukan dan
meninggalkannya dan
bersabar atasnya.
Kesabaran dalam
menghadapi bencana yang
mencekam disebut lapang
dada,
kebalikannya disebut sempit
dadanya.
17
Kesabaran terhadap
kemewahan disebut
zuhud,kebalikannya disebut
serakah, loba (al hirsh)
18
malapetaka itu tidak dihadapi
dengan kesabaran, maka akan
terasa tekanannya terhadap
jasmaniah maupun rohaniah.
Badan semakin lemah dan
lemas, hati semakin kecil.
Timbullah kegelisahan,
kecemasan, panik dan
akhirnya putus-asa
19
semakin diminum semakin
haus. Untuk ini diperlukan
kesabaran menghadapinya.
20
Berdasarkan kajian pustaka dari tokoh-tokoh Islam, peneliti mengkonsepkan
instrument sabar dengan 29 item. Item-item dari konstruk sabar dijelaskan pada tabel
berikut ini:
21
Apabila ada rezeki berlebih saya
berikan kepada yang membutuhkan
(i20)
22
Berdoa Saya bekerja keras untuk mencapai
tujuan (i24)
23
3. 2. Dalam setiap hal saya menggunakan sesuatu 2 Amanah
sesuai dengan kebutuhan
4. 2. Dalam pekerjaan saya tidak mengambil 2
keuntungan untuk kepentingan pribadi
5. Dalam kondisi apapun saya tetap melaksanakan 2
apa yang diperintahkan Allah
10. Saya berani mengatakan yang benar 2
14. Saya mempergunakan sesuatu sesuai dengan 2
kebutuhan
251. Saya berusaha mencari pemecahan masalah dari 2
setiap permasalahan
29 Saya mampu menjaga diri dari godaan dalam 2
pergaulan di pekerjaan
Dengan demikian, konsep Islam tentang sabar dalam perspektif Islam dan
psikologi terdiri dari 4 faktor yaitu mampu mengendalikan diri, melakukan
kebajikan, amanah dan berusaha untuk bangkit dengan kegigihan
24
0.08, NFI ≥ 0.95 dan CFI ≥ 0.95. Hasil CFA pada konstruk sabar menunjukkan nilai
Chi-Square = 708.49, df = 280, RMSEA = 0.079, NFI = 0.95, dan CFI = 0.97.
25
Pada uji validitas konstruk sabar, peneliti menggunakan model second order
terhadap 27 item. Kriteria model fit yang dilihat dianataranya ialah nilai RMSEA
(0.05 < RMSEA < 0.08), NFI ≥ 0.95, dan CFI ≥ 0.95. Hasil awal pengujian
menunjukkan hasil tidak fit sehingga dilakukan modifikasi sebanyak 107 kali hingga
diperoleh model fit dengan nilai Chi-Square=708.49, df=280, P-value=0.000,
RMSEA=0.079. Path diagram dari hasil uji validitas konstruk sabar dapat dilihat
secara lebih jelas pada gambar di bawah ini:
26
HASIL CFA PSIKOLOGI SABAR
SYNTAX
27
PATH DIAGRAM
28
UJI VALIDITAS ITEM
LAMBDA-Y
29
(0.12)
9.03
B4 -- 1.06 -- --
(0.13)
8.21
B5 -- 1.19 -- --
(0.11)
11.19
B6 -- 1.50 -- --
(0.17)
8.83
B7 -- 1.22 -- --
(0.17)
7.09
C1 -- -- 1.00 --
C2 -- -- 1.15 --
(0.09)
12.37
C3 -- -- 1.18 --
(0.09)
12.43
C4 -- -- 0.96 --
(0.11)
8.91
C5 -- -- 1.07 --
(0.09)
11.52
D1 -- -- -- 1.00
D2 -- -- -- 1.68
(0.27)
6.17
D3 -- -- -- 1.57
(0.25)
6.34
D4 -- -- -- 1.51
(0.21)
7.16
D5 -- -- -- 1.58
(0.26)
5.99
30
Normal Theory Weighted Least Squares Chi-Square = 708.49 (P = 0.0)
Estimated Non-centrality Parameter (NCP) = 428.49
90 Percent Confidence Interval for NCP = (353.86 ; 510.80)
31
DAFTAR PUSTAKA
Al-Ghazali, Abu Hamid, Ihya’ Ulum al-Din, (Beirut: Dār Ma’rifah. t.th)
Al-Makki, Abu Thalib, Quth al-Qulub, (Cairo: Dar al-halabi, t.th), Vol. 1.
Bray, James H. & Stanton, Mark. (2009). The Wiley-Blackwell handbook of family
psychology.Blackwell Publishing Ltd.
Chan, S. F., & La Greca, A. M. (2020). Perceived Stress Scale (PSS). Encyclopedia
of Behavioral Medicine, 1646–1648. https://doi.org/10.1007/978-3-030-39903-
0_773
Cohen, S., Kamarck, T., & Mermelstein, R. (1983). A global measure of perceived
stress. Journal of Health and Social Behavior, 24(4), 385–396.
https://doi.org/10.2307/2136404
Cooper, C. L., & Quick, J. C. (2017). The Handbook Of Stress and Mental Health: A
Guide to Reseach and Parctice. 720.
32
Harrington, R. (2013). Stress, Health & Well-being: Thriving in the 21st Century.
Wadsworth Cengage Learning.
Hankir, A., Carrick, F. R., & Zaman, R. (2015). ISslam, Mental Health and Being A
Muslim in THe West. Psychiatria Danubina, 27, 7.
Lee, E. H. (2012). Review of the psychometric evidence of the perceived stress scale.
Asian Nursing Research, 6(4), 121–127.
https://doi.org/10.1016/j.anr.2012.08.004
Levenstein, S., Prantera, C., Varvo, V., Scribano, M. L., Berto, E., Luzi, C., &
Andreoli, A. (1993). Development of the perceived stress questionnaire: A new
tool for psychosomatic research. Journal of Psychosomatic Research, 37(1),
19–32. https://doi.org/10.1016/0022-3999(93)90120-5
Meng, R., Li, J., Wang, Z., Zhang, D., Liu, B., Luo, Y., Hu, Y., & Yu, C. (2020). The
Chinese version of the Perceived Stress Questionnaire: Development and
validation amongst medical students and workers. Health and Quality of Life
Outcomes, 18(1), 1–17. https://doi.org/10.1186/s12955-020-01307-1
Mujib, Abdul. Teori Kepribadian Prespektif Psikologi Islam. 2nd ed. Jakarta: Rajawali Press,
2017.
Munjid, Muhammad Shalih, al-Sabru, (Saudi, Majmu’at Zad li al-Nasyr, 2009)
Muthén, L.K, & Muthén, B.O. (1988). Mplus user’s guide. Eighth edition. Muthén
& Muthén.
Oei, T. P. S., Sawang, S., Goh, Y. W., & Mukhtar, F. (2013). Using the Depression
Anxiety Stress Scale 21 (DASS-21) across cultures. International Journal of
Psychology, 48(6), 1018–1029.
https://doi.org/10.1080/00207594.2012.755535
Shihab, Quraish, Tafsir al-Amanah, (Jakarta: Pustaka Kartini, 1992 M/1413 H), Cet.
I
33
Staal, M. A. (2004). Stress, Cognition, and Human Performance: A Literature
Review and Conceptual Framework. Ames Research Center, 1–2.
http://humanfactors.arc.nasa.gov/web/library/publications/publications.php
Tiliouine, H., Cummins, R. A., & Davern, M. (2009). Islamic religiosity, subjective
well-being, and health. Mental Health, Religion & Culture, 12(1), 55–74.
https://doi.org/10.1080/13674670802118099
34