Kelompok 4:
1. Dhean Ardhiansyah
2. Fadli Fikriansyah
3. Farrel Dio Pratama
4. Septian Nur Cahya
5. Tansyah A
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. karena atas berkat serta rahmat hidayat-Nya
makalah ini dapat disusun dengan baik. Penulisan makalah yang berjudul “Nilai Kesabaran
Yang Terdapat Di Panti sosial anak Asuhan “nurusyifa” Kabupaten Bandung dalam rangka
memenuhi tugas mata kuliah pendidikan agama Islam serta untuk mengetahui tentang makna
sabar yang sesungguhnya.
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini. Tentunya, tidak akan bisa
maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan, baik dari penyusunan
maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah
hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................................2
BAB I.............................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian..........................................................................................................5
BAB II............................................................................................................................................6
2.1 Pengertian Sabar..........................................................................................................6
2.2 Macam Macam Sabar...................................................................................................6
2.3. AYAT AL QURAN MENGENAI SABAR.............................................................................8
2.4 DOKUMENTASI PANTI SOSIAL ANAK ASUHAN NURUSYIFA..........................................9
BAB III.........................................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
Panti asuhan adalah lembaga yang berfungsi sebagai tempat pembentukan perkembangan
anak-anak yang tidak memiliki keluarga khususnya orang tua ataupun yang tidak tinggal
bersama dengan keluarga. Anak-anak di panti asuhan diasuh oleh seorang pengasuh yang
menggantikan peran orang tua dalam hal mengasuh, menjaga dan memberikan bimbingan
kepada anak agar menjadi manusia dewasa yang berguna bagi sesama dan bertanggung jawab
atas dirinya dan terhadap masyarakat di lingkungan bermasyarakat.
Panti sosial anak asuhan merupakan lembaga perlindungan anak yang memiliki fungsi
memberikan perlindungan terhadap hak-hak anak. Pada umumnya, Panti asuhan merupakan
tempat melahirkan insan-insan sempurna untuk diri sendiri, bangsa, Negara dan agama walau
mereka tidak mendapat kehidupan yang sempurna. Disini juga merupakan tempat mendidik
dan membentuk sebuah karakter.
Sehubungan hal tersebut, tentu akan menimbulkan rasa dimana hati harus mengikhlaskan
segala sesuatu yang terjadi. Karena itu semua merupakan kehendak Allah Swt.. Salah satunya
dengan rasa sabar.
Sabar merupakan akhlak Qur’ani yang paling utama dan ditekankan oleh Alquran, baik pada
surat makiyah maupun madaniyah, juga merupakan sifat akhlak yang terbanyak sebutannya
dalam Alquran Secara umum sabar itu ditujukan kepada manusia dan secara khusus
sasarannya adalah orang yang beriman. Orang beriman akan selalu menghadapi tantangan,
gangguan, ujian dan cobaan dengan sabar, yang menuntut pengorbanan jiwa dan harta benda
yang berharga bagi mereka. Berbagai pengalaman dilalui oleh manusia dalam kehidupan
beragama.
Sabar merupakan senjata terbaik bagi orang yang mendapat ujian. Sabar merupakan
sumber kelapangan hati dan tangga untuk meraih tujuan. Orang yang sabar tidak akan
mengeluh dan tidak gusar ketika mendapat ujian.
1.2 Rumusan Masalah
Sabar merupakan sebuah istilah yang berasal dari bahasa Arab, َ ر َب صyang berarti
menahan, mencegah atau tabah. Sedangkan dari segi istilahnya, sabar adalah menahan diri
dari sifat kegundahan dan rasa emosi, kemudian menahan lisan dari keluh kesah serta
menahan anggota tubuh dari perbuatan yang tidak terarah. Jadi sabar di sini adalah suatu
kekuatan, daya positif yang mendorong jiwa untuk menunaikan suatu kewajiban. Di samping
itu pula bahwa sabar adalah suatu kekuatan yang menghalangi seseorang untuk melakukan
kejahatan. Orang yang sabar akan tahan menerima hal-hal yang tidak disenangi atau tidak
mengenakkan dengan ridha dan menyerahkan diri kepada Allah Swt. Sabar merupakan salah
satu kunci untuk meraih kebahagiaan dan ketenangan hidup.
Di antara perkara yang dianjurkan dalam Islam adalah sabar. Sabar secara bahasa artinya
tertahan, sebagaimana perkataan Jabir
Dari Jabir ia berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang membunuh binatang
dengan cara ditahan.” (HR. Muslim) Dalam hadits di atas terdapat kata ص ْب ًر
َ yang menjadi akar
kata dari sabar. Adapun secara istilah, sabar adalah menahan diri dalam melaksanankan
sesuatu dan menjauhi sesuatu. Sehingga definisi sabar akan tercakup dalam 3 macam
kesabaran yang akan kita bahas pada poin berikut ini.
َوٱصْ بِرْ نَ ْفسَكَ َم َع ٱلَّ ِذينَ يَ ْد ُعونَ َربَّهُم بِ ْٱل َغد َٰو ِة َو ْٱل َع ِش ِّى ي ُِري ُدونَ َوجْ هَه
“Dan bersabarlah kamu terhadap orang-orang yang senantiasa berdoa kepada Rabbnya di
waktu pagi dan sore hari dengan mengharap wajah-Nya.” (QS. Al-Kahfi: 28).
Ayat di atas adalah perintah sabar terhadap orang-orang baik, yang senantiasa berdoa
dan menyeru di jalan Allah. Karena yang namanya pertemanan, pasti akan dijumpai suatu hal
yang tidak menyenangkan, oleh karena itu Allah perintahkan bersabar jika menjumpai suatu
hal yang tidak menyenangkan dari saudaranya.
Hal inilah yang terjadi pada Nabi Yusuf ‘alaihis salam. Beliau diajak berzina oleh istri
seorang al-‘aziz di tempat yang sudah aman lagi tertutup rapat, sehingga tidak mungkin ada
orang yang tahu. Selain itu, istri al-‘aziz juga memiliki kekuasaan dan kekuatan terhadap Yusuf,
namun Yusuf mampu menghidari ajakan berzina dari seorang wanita yang cantik, padahal dia
sendiri adalah seorang pemuda yang masih belia, sehingga sangat mudah untuk tergoda
melakukan zina.
Akan tetapi, Yusuf lebih memilik bersabar dalam menjahi kemaksiatan sehingga ia pun rela
dipenjara. Sebagiamana yang Allah ceritakan dalam firman Nya
َف َعنِّى َك ْي َده َُّن َأصْ بُ ِإلَ ْي ِه َّن َوَأ ُكن ِّمنَ ْٱل ٰ َج ِهلِين َّ َال َربِّ ٱلسِّجْ نُ َأ َحبُّ ِإل
ْ ى ِم َّما يَ ْدعُونَنِ ٓى ِإلَ ْي ِه ۖ َوِإاَّل تَصْ ِر َ َق
“Yusuf berkata: ‘Wahai Rabbku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka
kepadaku. Dan jika Engkau tidak hindarkan aku dari tipu daya mereka, tentu aku akan
cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang
bodoh’.” (QS. Yusuf: 33).
Sabar jenis yang ketiga adalah dalam menerima takdir yang Allah berikan. Allah Ta’ala
berfirman
“Maka bersabarlah kamu untuk (melaksanakan) ketetapan Rabbmu.” (QS. Al-Insan: 24)
Takdir adalah sebuah ketetapan Allah, dari takdir yang baik sampai takdir yang buruk, seorang
muslim wajib menerimanya. Dia tidak boleh protes dengan takdir yang telah Allah tetapkan
untuknya. Karena setiap takdir yang Allah tetapkan, pasti ada hikmahnya.
Namun seorang tidak boleh melakukan dosa dan maksiat dengan alasan takdir. Takdir yang
telah Allah tetapkan, wajib seorang muslim untuk ridha kepadanya. Akan tetapi, perbuatan
buruk yang dilakukan semisal dosa dan maksiat, kita dilarang ridha. Patut dibedakan dalam 2
hal ini.
Ketika seorang muslim tertimpa takdir yang buruk semisal musibah sakit atau kematian,
ingatlah bahwa para Rasul memiliki cobaan yang jauh lebih berat dibanding kita semua. Oleh
karena itu Allah perintahkan kita untuk meniru para Rasul dalam hal bersabar.
“Maka bersabarlah engkau (Muhammad) sebagaimana kesabaran para rasul yang memiliki
keteguhan hati, dan janganlah engkau meminta agar (adzab) disegerakan untuk mereka.” (QS.
Al-Ahqaf: 35)
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan
sabar dan salat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 153).
Dijelaskan dalam tafsir Ibnu Katsir tentang surat Al-Baqarah ayat 153 bahwa setelah Allah
SWT memerintahkan umat-Nya untuk bersyukur kepada Allah SWT, maka dari surat Al-
Baqarah ayat 153 ini diperintahkan untuk bersabar dan menjalankan sholat. Karena keduanya
adalah penolong sekaligus menjadi pembimbing.
Menyadari bahwa setiap manusia mengalami momen yang tidak tetap. Ada kalanya
manusia merasakan kenikmatan dari Allah SWT dan mensyukuri nikmat tersebut. Tetapi ada
kalanya juga manusia mengalami ujian dari Allah SWT dan harus bersabar dalam
menghadapinya.
Artinya: “Maka bersabarlah engkau (Muhammad), sungguh, janji Allah itu benar dan sekali-
kali jangan sampai orang-orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat-ayat Allah) itu
menggelisahkan engkau.”
3.1 Kesimpulan
Sebagai orang mu’min harus memiliki sifat atau karakter sabar. Karena pada hakikatnya
manusia memiliki potensi untuk mengembangkan sikap sabar ini dalam hidupnya. Dalam
menghadapi cobaan yang berat manusia harus sabar bukan berarti pasrah dengan keadaan
yang ada justru menjadi motivasi kedepannya untuk menjadi lebih baik. Allah akan
memberikan jalan yang terbaik untuk umatnya yang bersarbar dan mau berusaha.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.merdeka.com/sumut/7-ayat-tentang-sabar-lengkap-arab-dan-artinya-kln.html
https://an-nur.ac.id/pengertian-sabar-dalil-contoh-dan-dampak-positifnya/
http://repo.iain-tulungagung.ac.id/7986/4/BAB%20I.pdf